SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
Downloaden Sie, um offline zu lesen
http://www.ummusalma.wordpress.com
Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah


        Antara Ahlus Sunnah dan Salafiyah
             Syeikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid
                           al Halabi Al Atsari


Antara Aqidah dan Manhaj
Tidaklah ragu bahwa sebagian da'i manhaj dakwah yang baru (yaitu
dakwah yang mengikuti salaf dalam pokok-pokok aqidah saja, tidak dalam
seluruh sisi agama) bersepakat dengan kita dalam "pokok-pokok aqidah",
artinya mereka mengakui aqidah sesuai dengan metode ulama salaf, baik
yang berkaitan dengan tauhid uluhiyah, tauhid asma 'wa shifat dan
berbagai pembahasan iman yang lain.
Saya katakan "pokok-pokok aqidah" karena di sana ditemukan perbedaan
dalam menerapkan beberapa rincian aqidah. Misalnya tauhid uluhiyah
dengan tauhid hakimiyah/mulkiyah. (pendapat) yang membedakan dua
tauhd diatas, di zaman ini, mula-mula dinukil dari tulisan-tulisan Abul A'la
al Maududi, Sayid Qutb, kemudian saudaranya, yaitu Muhammad Qutb,
dan orang-orang yang mengikuti mereka.
Para da'i itu mengambil pendapat mereka, yang hal ini sesuai dengan
hasrat para pemuda yang sedang tumbuh semangat dan emosi mereka.
Mereka senang mendapatkannya, menjadikannya sebagai tema dakwah
serta simbol manhaj mereka.
Andaikan mereka mau sejenak merenungkan, niscaya akan mengetahui
kesalahan istilah tauhid hakimiyah dari dua segi: (1) Istilah tersebut
adalah istilah baru yang tidak ada faedahnya, kecuali hanya membesar-
besarkan beberapa masalah daripada masalah-masalah lainnya. (2)
Tauhid hakimiyah,yang menurut mereka adalah makna dari firman Allah:
      "Tidaklah menetapkan hukum      itu melainkan hak   Allah"   (Al-
      An'aam:57)
adalah bagian dari keumuman makna tauhid uluhiyah. Ini adalah suatu
yang sangat jelas. Kalau demikian, membedakannya adalah perbuatan
sia-sia.
Tauhid uluhiyah adalah aspek paling penting dalam dakwah para Rasul
sebagaimana yang dipaparkan al-Quran. Tauhid ini merupakan tema
konflik yang terjadi antara para Rasul dengan para penentang dan musuh
mereka di setiap umat. Tauhid ini hingga sekarang menjadi tema konflik
antara pembela kebenaran dan pendukung kesesatan. Bahkan mungkin
hal ini akan terus berlangsung sampai hari kiamat. Sebagai ujian bagi ahli
waris para Rasul dan sebagai sarana untuk meninggikan kedudukan
mereka di hadapan Allah.
Pemisahan tauhid uluhiyah dengan hakimiyah ini menyebabkan prioritas
dakwah Islam menjadi berantakan. Dalam kitab "Al-Usus Al-Akhlaqiyyah"

Ummu Salma                          1 dari 7                       23/03/2007
http://www.ummusalma.wordpress.com
Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah
Al-Maududi menyatakan: "Tujuan hakiki agama (Islam) adalah
menegakkan sistem imamah/kepemimpinan yang shalih lagi terbimbing".
Ini adalah ucapan yang tidak berdasar, karena tujuan hakiki agama ini,
tujuan penciptaan jin dan manusia, tujuan para Rasul diutus dan tujuan
berbagai kitab samawi diturunkan adalah beribadah kepada Allah dan
memurnikan ketundukan kepadaNya.
Meski demikian, bentuk perpecahan nampak jelas dalam manhaj dan
metode yang ditempuh para da'i tersebut untuk mewujudkan aqidah dan
tujuannya.
Inilah titik perbedaan antara dakwah salafiyah dengan dakwah-dakwah
lainnya, yang hanya mengadopsi aqidah salafiyah namun menyelisihi
manhajnya.
Untuk mengetahui perbedaan aqidah dengan manhaj, saya katakan:
Allah Ta'ala berfirman:
      'Untuk setiap kalian, kami jadikan manhaj dan syariat yang
      berlainan' (Al Maidah:48).
Ibnu Abbas berkata, 'Jalan dan sunnah'(Lalikai:66, Thabari 6/271).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya 2/105 menyatakan, 'Ayat ini berisi informasi
tentang berbagai umat yang berbeda-beda agamanya, dari sisi perbedaan
syariat dalam hukum amaliah, tetapi sama dalam masalah tauhid'.
Jadi ayat ini mengisyaratkan kesatuan dakwah para Nabi dalam aspek
tauhid dan perbedaan mereka dalam manhaj, jalan dan metode.
      'Kemudian Kam i jadikan kam u berada di atas suatu syariat
      (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu'. (Al
      Jatsiyah:18).
Sufyan bin Husain menyatakan (berada di atas suatu syariat), yaitu: 'di
atas Sunnah' (Thabari 6/27 1).
Walhasil syariat Islam ini memilih manhaj yang jelas,           kita diperintahkan
untuk menikutinya, yaitu jalan orang-orang beriman.             Manhaj ini secara
dangat gamblang telah dinyatakan oleh Allah dalam               Al Quran. Bahkan
Allah mendorong untuk mengikutinya dan mencela                  keras orang yang
menyelisihinya, sebagaimna dalam firmanNya:
      'Barangsiapa menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk /ilmu dan
      menempuh buk an jalan orang-orang beriman, mak a Kami ak an palingk an ia
      k e mana ia mau, dan Kami ak an memasuk k annya k e dalam jahanam. Itulah
      sejelek -jelek tempat k embali'. (an-Nisaa':15).

Ini merupakan penjelasan yang sangat gambalang dan hujjah yang
sangat kuat bagi para hambaNya untuk menyatakan kewajiban
menempuh jalan orang-orang yang beriman. Allah juga mengancam
kepada orang yang keluar dari jalan orang-orangyang beriman dan
menempuh selain jalan mereka. Allah akan meninggalkan mereka di
dunia, dan akan menyiksanya di akhirat nanti dengan azab yang
menyakitkan.


Ummu Salma                              2 dari 7                          23/03/2007
http://www.ummusalma.wordpress.com
Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah
Akan kami tegaskan lagi manhaj dan urgensinya. Manhaj itu adalah
manhaj para shahabat dan orang-orang yang menempuh jalan mereka,
baik tabiin maupun tabiut tabiin. Merekalah Salafush Shaleh yang
mendapat rekomendasi dari Nabi. Karena mereka adalah generasi yang
memiliki pemahaman pada masa wahyu diturunkan. Mereka sendiri
menyaksikan Al Quran diturunkan. Tentu, mereka adalah orang yang
memiliki pemahaman yang paling dekat dengan kehendak Allah dan
RasulNya serta mengetahui sisi-sisi pemahaman hukum.
Maka kita menempuh manhaj mereka, mengikuti petunjuk mereka,
menisbatkan diri dan mengajak kepada manhaj itu. Manhaj mereka
adalah menekuni dakwah, saling mewasiatkan kebenaran dan komitmen
dengan jalan yang lurus.
      'Katakanlah, inilah jalanku mengajak kepada agama Allah
      berdasarkan ilm u, aku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha
      Suci allah dan aku bukan termasuk orang-orang m usyrik'.
      (Yusuf:108)
      'Dan Inilah jalanku yang lurus, ikutilah ia dan jangan kalian
      menikuti berbagai jalan yang lain niscaya kalian akan terpisah dari
      jalanNya'. (Al An'am:153)

Pemahaman salaf merupakan rujukan pokok, karena mereka adalah orang
yang berfitrah lurus, beriman yang benar, memiliki kefasihan dan Al
Quran turun dengan menggunakan bahasa mereka.
Demikian pula Rasulullah di tengah-tengah mereka. Beliau jelaskan hal-
hal yang musykil, beliau singkap hal-hal yang samar/tidak jelas dalam
pikiran mereka dan selalu meluruskan jalan mereka.
Nash Al Quran dan Sunnah yang menunjukkan keutamaan dan ketinggian
kedudukan mereka, sudah sampai derajat mutawatir. Kedudukan ini
mereka dapatkan, karena mereka pendahulu dalam menempuh jalan-
jalan kebaikan.
Allah menjadikan mereka sebagai panutan beragama bagi orang-orang
sesudah mereka. Allah juga menyanjung orang-orang yang mau
mengikuti dan menempuh jalan mereka. Sedangkan pengikut itu
mendapatkan keutamaan karena disebabkan keutamaan orang yang
diikuti sebagaimana firman Allah:
      'Orang-orang terdahulu lagi pertama kali masuk Islam di antara
      muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
      dengan baik. Allah r idha kepada mereka dan mereka pun r idha
      kepada Allah. Allah sediakan bagi mereka surga-surga yang sungai-
      sungai mengalir di bawahnya. Mereka kekal di dalam nya selama-
      lamanya. Itulah kemenangan yang besar '. (At Taubah:100).
Inilah cuplikan dan keutamaan manhaj salaf dan keistimewaannya
dibandingkan manhaj-manhaj yang baru atau menyimpang. Manhaj yang
dibangun di atas kepasrahan mutlak kepada perintah Allah dan RasulNya
tanpa mempertimbangkan kemaslahatan, menoleh kepada istihsan
(anggapan baik berdasarkan akal/perasaan) atau mengkonsentrasikan
kepada emosi, semangat atau pendapat manusia.

Ummu Salma                           3 dari 7                        23/03/2007
http://www.ummusalma.wordpress.com
Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah
Dalil tentang hal ini, berlimpah ruah dalam Al Quran dan Sunnah. Di sini
akan disebutkan dua diantaranya. Kedua dalil ini merupakan penjelasan
yang gamblang berkaitan dengan kerangka umum manhaj yang lurus ini.
Pertama:
      'Maka tidak, demi Rabbm u, tidaklah mereka beriman sehingga
      mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam hal-hal yang
      diperselisihkan di antara mereka. Kem udian mereka tidak
      mendapatkan kesempitan dalam dir i mereka terhadap keputusan
      yang engkau ber ikan dan mereka benar-benar memasrahkan diri'.
      (An Nisaa':65)
Kedua: Perkataan Rafi bin Khadij dalam sebuah hadits:
      'Rasulullah melarang dari hal yang bermanfaat bagi kam i. Nam un
      ketaatan kepada Allah dan RasulNya lebih bermanfaat bagi kam i'.
      (HR Muslim no 1548)
Berdasarkan penjelasan di atas, nampak jelas perbedaan global antara
aqidah dan manhaj. Intinya, manhaj itu dibangun berdasarkan
kepasrahan yang mutlak. Namun di sini harus dijelaskan bahwa terus-
menerus menyimpang dari manhaj akan menyebabkan penyimpangan
dalam aqidah dan tauhid itu sendiri. Orang yang mengamati jama'ah-
jama'ah dakwah kontemporer akan melihat bukti jelas tentang hal itu.
Bukanlah sudah maklum dalam pembinaan keimanan yang dilakukan
Allah, bahwa Allah akan menghukum tindakan dosa dengan mengerjakan
dosa yang lain, inilah hukuman dosa yang paling keras.
Seperti itulah karena penyimpangan umat Islam dalam amal dan perilaku,
umat ini dihukum dengan terjadinya penyimpangan dalam aqidah dan
persepsi.


Antara Ahlus Sunnah dan Salafiyah
Di sini juga perlu dijelaskan antara istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah
dengan Salafiyah. Suatu hal yang perlu dicermati dari tingkah laku
sebagian da'i adalah mereka tidak mau menyebut dakwah mereka dengan
dakwah salafiyah, walapun secara tegas mereka menyatakan bahwa
aqidah mereka adalah salafi. Mereka hanya mau mempopulerkan dakwah
mereka dengan nama Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Mereka mengulang-
ulang nama tersebut di berbagai kesempatan, ketika menyampaikan
pidato atau ketika menulis buletin.
Ini merupakan ketetapan Allah yang agung. Supaya dakwahyang haq
nampak beda dengan dakwah-dakwah yang menyerupainya. Agar dakwah
yang haq tidak tercampur dari segala hal yang mengaburkannya.
Penjelasan tentang hal itu sebagai berikut: Sesungguhnya istilah Ahlus
Sunnah wal Jama'ah muncul ketika timbul bid'ah-bid'ah yang meyesatkan
sebagian manusia. Maka perlu nama untuk membedakan umat islam yang
komitmen dengan sunnah. Nama itu adalah Ahlus Sunnah sebagai lawan
Ahlu Bid'ah. Ahlus Sunnah juga disebut Al-Jama'ah, karena mereka adalah

Ummu Salma                          4 dari 7                      23/03/2007
http://www.ummusalma.wordpress.com
Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah
kelompok asal (asli). Sedangkan orang-orang yang terpecah dari ahlus
sunnah dikarenakan bid'ah dan hawa nafsu adalah orang-orang yang
menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Sedangkan saat ini, istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah telah menjadi
rebutan berbagai kaum dan jama'ah yang beraneka ragam. Bisa kita
saksikan sendiri, banyak kaum hizbi yang menyebut jama'ah dan
organisasi mereka dengan istilah ini. Bahkan beberapa tharekat Sufi
melakukan tindakan yang sama. Sampai-sampai Asy'ariyah, Maturidiyah,
Barilawiyah dan lain-lainnya mengatakan 'Kami adalah Ahlus Sunnah wal
Jama'ah'.
Namun mereka semua menolak untuk menamakan diri mereka dengan
Salafiyah. Mereka menjauhkan diri utuk menisbatkan kepada manhaj
salaf, terlebih lagi kenyataan dan hakikat mereka (yakni mereka jauh dari
mengikuti Salafush Shalih).
Ini adalah suatu yang biasa bagi kita, karena termasuk perkara yang
sudah maklum di kalangan para dai yang mengajak kepada Al Quran dan
as Sunnah dengan pemahaman ulama salaf, bahwa slogan/prinsip para
ahli bid'ah adalah tidak menganut prinsip mengikuti salaf. Karena ittiba'
(mengikuti) sesungguhnya mengikuti pemahaman salaf merupakan kata
pemutus terhadap perselisihan pemahaman-pemahaman orang-orang di
masa kini. Karena sebagian orang menghukumi dengan akalnya, yang lain
menghukumi dengan dasar pengalamannya, yang lain lagi menghukumi
dengan emosi.
Demikianlah pemahaman mereka, tanpa memperhatikan jalan orang-
orang yang beriman (yaitu jalanpara sahabat) yang wajib diikuti dan
didakwahkan. Jalan orang-orang yang beriman itu pada hakikatnya adalah
jalan Salafush Shalih, yang kita menisbatkan diri kepadanya dan kita
mengambil petnjuk cahayanya. Karena itu slogan Ahlus sunnah adalah
mengikuti salafush shalih dan meninggalkan segala sesuatu yang bid'ah
dan baru dalam agama.
Barangsiapa mengingkari penisbatan kepada salaf dan mencelanya, maka
perkataannya terbantah dan tertolak 'karena tidak ada aib untuk orang-
orang yang menampakkan madzab salaf dan bernisbat kepadanya bahkan
hal itu wajib diterima menurut kesepakatan ulama, karena mazhab salaf
itu pasti benar'(Majmu Fatawa 4/149)
Pada zaman ini banyak pengakuan-pengakuan sebagai Ahlus Sunnah wal
Jama'ah (memang pada hakekatnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah
merupakan sifat di antara sifat-sifat salafiyah), Maka ada keharusan untuk
membedakan diri dari orang-orang yang mengaku-aku Ahlus Sunnah wal
Jama'ah (namun mereka menyelisihi sunnah, baik dalam aspek aqidah
maupun manhaj) dengan menisbatkan diri dengan manhaj yang mereka
ketakutan untuk terang-terangan menyatakannya dan tidak merasa
terhormat dengan bernisbat kepadanya. Karena hal itu akan mengadili
mereka apakah mereka mencocoki atau menyelisihi manhaj itu yaitu
manhaj salaf dalam metode dan tujuan dakwah, atau dalam aqidah, fiqih,
persepsi tentang Islam dan perilaku.

Ummu Salma                         5 dari 7                    23/03/2007
http://www.ummusalma.wordpress.com
Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah
Juga perlu dikatakan kepada orang yang mengikngkari penisbatan kepada
Salafiyah. Sesungguhnya menisbatkan diri kepada salaf dan terus terang
berbangga terhadap setiap orang yang menyelisihi kebenaran, baik
menyelisihi dalam perilaku maupun pembuatan teori-teori, dan terang-
terangan menyatakan bahwa satu-satunya dakwah yang benar adalah
dakwah salafiyah, itu semua bukanlah aib. Tidak ada bahaya bagi
pelakunya. Karena slafiyah adalah nisbat kepada salaf. Penisbatan ini
tidak pernah terpisah meski dalam sekejap mata dari umat Islam sejak
terbentuknya minhaj kenabian. Slafiyah itu mencakup semua umat
Islamyang menempuh metode generasi pertama dan orang-orang yang
mengikuti mereka, dalam metode mendapatkan ilmu, memahami ilmu
dan mendakwahkannya. Jadi Salafiyah tidak lagi terbatas pada fase
sejarah tertentu, bahkan harus dipahami bahwa makna salaf terus
berjalan sepanjang kehidupan dunia.
Hal ini makin dikuatkan bahwa Salafiyah mencakup setiap bagian dari
Islam yaitu Al Quran dan As Sunnah. Jadi Salafiyah bukanlah suatu corak
beragama yang menyelisihi al Kitab dan As Sunnah, baik dengan
menambah ataupun dengan menguranginya.
Termasuk perkara yang perlu diperhatikan, seandainya umat ini telah
berada di dalam bentuk Islam yang benar, tanpa tercampur dengan bid'ah
dan hawa nafsu, sebagaimana yang terjadi di masa awal Islam terutama
masa salafus shalih, niscaya lenyaplah berbagai sebutan yang berfungsi
sebagai pembeda karena tidak adanya penentang.
Karena hal itu maka ikatan wala' (kecintaan) dan bara'(berlepas
diri),pembelaan dan permusuhan menurut orang-orang yang menisbatkan
diri kepada salaf adalah berdasarkan Islam. Bukan yang lain. Tidak
dengan corak tertentu selain Islam. Wala' dan bara' itu hanyalah
berdasarkan Al Quran dan Sunnah saja.
Dengan ini semua,benar-benar jelas bahwa makna Salafiyah dan hakikat
penisbatan kepada salaf adalah nisbat kepada salaf shaleh, yaitu semua
sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Bukan
orang-orang setelah sahabat yang dibelokkan oleh hawa nafsu, yang
mereka adalah generasi yang buruk. Generasi yang menyimpang dari
salaf shaleh dengan nama atau corak tertentu. Dari sinilah mereka
dinamai khalaf (orang yang datang kemudian) dan penisbatannya adalah
khalafi.
Jadi Salafiyah tidak memiliki corak yang keluar dari Kitab dan Sunnah.
Salafiyah adalah nisbat yang tidak pernah terpisah sekejappun dari
generasi pertama. Bahkan Salafiyah adalah bagian dari mereka dan
merujk kepada mereka.
Sedangkan orang-orang yang menyelisihi salaf shaleh dengan nama atau
corak tertentu, bukanlah bagian dari mereka, meski hidup di tengah-
tengah mereka atau senantiasa dengan mereka. Karena itulah para
sahabat berlepas diri dari Qadariyah, Murjiah dan lain-lain.




Ummu Salma                       6 dari 7                    23/03/2007
http://www.ummusalma.wordpress.com
Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah
Jika demikian maka asas-asas dan kaedah-kaedah untuk mengikuti salaf
harus nampak jelas dan tegar. Sehingga tidak merancukan orang-orang
yang ingin mengikuti salafus shaleh.
Karena itulah harus ada pembeda antara Ahlus Sunnah dengan para
pengaku Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Yaitu dengan sebuah nisbat yang
mereka tidak berani menggunakannya. Karena penisbatan itu akan
membongkar penyimpangan dan cacat jika dicek/dibandingkan dengan
jalan orang-orang yang beriman (yaitu sahabat) dan metode salafus
shalih. Pembeda itu adalah Salafiyah. Jalan salaf shalih itulah jalan yang
jelas tanpa perlu diragukan. Yakni jalan para sahabat dan tabi'in. Inilah
jalan petunjuk dan jalan untuk mendapatkan petunjuk.
       'Maka janganlah orang-orang yang tidak mau beriman dan
       mengikuti hawanya menghalangim u darinya sehingga engkau akan
       binasa'. (Thaha:16).




Sumber : Mukadim ah Kitab Ru'y ah Waqi'iy ah karya Syaikh Ali bin Hasan al Halabi oleh
   Ibnu Ahmad al Lambunji dari majalah As Sunnah Edisi 02/Tahun VI/1423H/2002M




Ummu Salma                               7 dari 7                         23/03/2007

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Berlemah lembut
Berlemah lembutBerlemah lembut
Berlemah lembutArdian DP
 
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6Ra Hardianto
 
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2Ra Hardianto
 
Pengantar Kepribadian Islam
Pengantar Kepribadian IslamPengantar Kepribadian Islam
Pengantar Kepribadian IslamKiki Zakiah
 
Ulama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarang
Ulama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarangUlama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarang
Ulama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarangTURAHYO82
 
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosYanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosYanuarRizki4
 
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar   jilid 1 revisiFolio 10 dosa besar   jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisiRaisa Sajidah
 
Tugas pendidikan agama islam uas
Tugas pendidikan agama islam   uasTugas pendidikan agama islam   uas
Tugas pendidikan agama islam uasSiKholis1
 
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur 10 Dosa Besar
 
Tafsir qs al qalam - 68, ayat 44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridraj
Tafsir qs al qalam - 68, ayat  44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridrajTafsir qs al qalam - 68, ayat  44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridraj
Tafsir qs al qalam - 68, ayat 44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridrajMuhsin Hariyanto
 
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)BahRum Subagia
 
Tafsir qs al qalam - 68, ayat 44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridraj
Tafsir qs al qalam - 68, ayat  44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridrajTafsir qs al qalam - 68, ayat  44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridraj
Tafsir qs al qalam - 68, ayat 44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridrajMuhsin Hariyanto
 
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendraAnandaPutra
 
Aqidah islamiyah
Aqidah islamiyahAqidah islamiyah
Aqidah islamiyahnyongkoh
 

Was ist angesagt? (19)

Berlemah lembut
Berlemah lembutBerlemah lembut
Berlemah lembut
 
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
 
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
 
Pengantar Kepribadian Islam
Pengantar Kepribadian IslamPengantar Kepribadian Islam
Pengantar Kepribadian Islam
 
Ulama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarang
Ulama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarangUlama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarang
Ulama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarang
 
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosYanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
 
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar   jilid 1 revisiFolio 10 dosa besar   jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
 
Tugas pendidikan agama islam uas
Tugas pendidikan agama islam   uasTugas pendidikan agama islam   uas
Tugas pendidikan agama islam uas
 
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
 
Tafsir qs al qalam - 68, ayat 44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridraj
Tafsir qs al qalam - 68, ayat  44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridrajTafsir qs al qalam - 68, ayat  44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridraj
Tafsir qs al qalam - 68, ayat 44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridraj
 
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
 
Membongkar syubhat neo murji'ah
Membongkar syubhat neo murji'ahMembongkar syubhat neo murji'ah
Membongkar syubhat neo murji'ah
 
Tafsir qs al qalam - 68, ayat 44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridraj
Tafsir qs al qalam - 68, ayat  44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridrajTafsir qs al qalam - 68, ayat  44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridraj
Tafsir qs al qalam - 68, ayat 44-45 - memahami dan menyikapi fenomena istridraj
 
Menjadi muslim sejati
Menjadi muslim sejatiMenjadi muslim sejati
Menjadi muslim sejati
 
Rukun al fahmu pt 3
Rukun al fahmu pt 3Rukun al fahmu pt 3
Rukun al fahmu pt 3
 
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
 
Aqidah islamiyah
Aqidah islamiyahAqidah islamiyah
Aqidah islamiyah
 
Fiqih dakwah
Fiqih dakwahFiqih dakwah
Fiqih dakwah
 
Al qur'an
Al qur'anAl qur'an
Al qur'an
 

Ähnlich wie Antara ahlus sunnah dan salafiyah

Antara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyahAntara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyahArdian DP
 
Pelajaran tentang-manhaj-salaf-2-2
Pelajaran tentang-manhaj-salaf-2-2Pelajaran tentang-manhaj-salaf-2-2
Pelajaran tentang-manhaj-salaf-2-2Ra Hardianto
 
Syarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin Amq
 
Risalah ahlussunnah
Risalah ahlussunnahRisalah ahlussunnah
Risalah ahlussunnahEko Sufian
 
Risalah khas maal hijrah 1434h
Risalah khas maal hijrah 1434hRisalah khas maal hijrah 1434h
Risalah khas maal hijrah 1434hAynora Nur
 
Syarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin Amq
 
Syarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin Amq
 
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyahTarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyahihsan laidi
 
Jauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasanJauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasanMuhsin Hariyanto
 
2. kandungan surah fatihah
2. kandungan surah fatihah2. kandungan surah fatihah
2. kandungan surah fatihahRusli Harby
 
Pendapat yang-wasath-tepat-benar-perihal-fiqhul-waqi-serta-kewajiban-saling-c...
Pendapat yang-wasath-tepat-benar-perihal-fiqhul-waqi-serta-kewajiban-saling-c...Pendapat yang-wasath-tepat-benar-perihal-fiqhul-waqi-serta-kewajiban-saling-c...
Pendapat yang-wasath-tepat-benar-perihal-fiqhul-waqi-serta-kewajiban-saling-c...Ra Hardianto
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 
Pokok pokok-manhaj-salaf-6-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-6-6Pokok pokok-manhaj-salaf-6-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-6-6Ra Hardianto
 
fanatik dan taksub kepada guru
 fanatik dan taksub kepada guru fanatik dan taksub kepada guru
fanatik dan taksub kepada guruR&R Darulkautsar
 

Ähnlich wie Antara ahlus sunnah dan salafiyah (20)

Antara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyahAntara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyah
 
Pelajaran tentang-manhaj-salaf-2-2
Pelajaran tentang-manhaj-salaf-2-2Pelajaran tentang-manhaj-salaf-2-2
Pelajaran tentang-manhaj-salaf-2-2
 
Syarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quran
 
Pengantar mata kuliah masa
Pengantar mata kuliah masaPengantar mata kuliah masa
Pengantar mata kuliah masa
 
Risalah ahlussunnah
Risalah ahlussunnahRisalah ahlussunnah
Risalah ahlussunnah
 
Risalah khas maal hijrah 1434h
Risalah khas maal hijrah 1434hRisalah khas maal hijrah 1434h
Risalah khas maal hijrah 1434h
 
Syarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quran
 
Syarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quran
 
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyahTarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
 
Aswaja
AswajaAswaja
Aswaja
 
Jauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasanJauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasan
 
2. kandungan surah fatihah
2. kandungan surah fatihah2. kandungan surah fatihah
2. kandungan surah fatihah
 
Pendapat yang-wasath-tepat-benar-perihal-fiqhul-waqi-serta-kewajiban-saling-c...
Pendapat yang-wasath-tepat-benar-perihal-fiqhul-waqi-serta-kewajiban-saling-c...Pendapat yang-wasath-tepat-benar-perihal-fiqhul-waqi-serta-kewajiban-saling-c...
Pendapat yang-wasath-tepat-benar-perihal-fiqhul-waqi-serta-kewajiban-saling-c...
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ahPrinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
 
hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)
 
Pokok pokok-manhaj-salaf-6-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-6-6Pokok pokok-manhaj-salaf-6-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-6-6
 
fanatik dan taksub kepada guru
 fanatik dan taksub kepada guru fanatik dan taksub kepada guru
fanatik dan taksub kepada guru
 
Pengertian aswaja
Pengertian aswajaPengertian aswaja
Pengertian aswaja
 
Sumber ajaran islam
Sumber ajaran islamSumber ajaran islam
Sumber ajaran islam
 

Mehr von pebriyanti

B Ing 9 Asking A Question
B Ing 9 Asking A QuestionB Ing 9 Asking A Question
B Ing 9 Asking A Questionpebriyanti
 
B ing 3-gerund & infinitive-
B ing 3-gerund & infinitive-B ing 3-gerund & infinitive-
B ing 3-gerund & infinitive-pebriyanti
 
B ing 3-gerund & infinitive-
B ing 3-gerund & infinitive-B ing 3-gerund & infinitive-
B ing 3-gerund & infinitive-pebriyanti
 
Multikultural 1
Multikultural 1Multikultural 1
Multikultural 1pebriyanti
 
Kumpulan doa dalam al quran dan sunnah
Kumpulan doa dalam al quran dan sunnahKumpulan doa dalam al quran dan sunnah
Kumpulan doa dalam al quran dan sunnahpebriyanti
 
Baiat sunnah vs bid'ah
Baiat sunnah vs bid'ahBaiat sunnah vs bid'ah
Baiat sunnah vs bid'ahpebriyanti
 
Materi pancasila
Materi pancasilaMateri pancasila
Materi pancasilapebriyanti
 
B ing 1-dasar-dasar tenses-
B ing 1-dasar-dasar tenses-B ing 1-dasar-dasar tenses-
B ing 1-dasar-dasar tenses-pebriyanti
 

Mehr von pebriyanti (11)

B Ing 9 Asking A Question
B Ing 9 Asking A QuestionB Ing 9 Asking A Question
B Ing 9 Asking A Question
 
B ing 3-gerund & infinitive-
B ing 3-gerund & infinitive-B ing 3-gerund & infinitive-
B ing 3-gerund & infinitive-
 
B ing 3-gerund & infinitive-
B ing 3-gerund & infinitive-B ing 3-gerund & infinitive-
B ing 3-gerund & infinitive-
 
Multikultural 1
Multikultural 1Multikultural 1
Multikultural 1
 
Gobak sodor
Gobak sodorGobak sodor
Gobak sodor
 
Il
IlIl
Il
 
Kumpulan doa dalam al quran dan sunnah
Kumpulan doa dalam al quran dan sunnahKumpulan doa dalam al quran dan sunnah
Kumpulan doa dalam al quran dan sunnah
 
Baiat sunnah vs bid'ah
Baiat sunnah vs bid'ahBaiat sunnah vs bid'ah
Baiat sunnah vs bid'ah
 
Materi pancasila
Materi pancasilaMateri pancasila
Materi pancasila
 
B ing 1-dasar-dasar tenses-
B ing 1-dasar-dasar tenses-B ing 1-dasar-dasar tenses-
B ing 1-dasar-dasar tenses-
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Antara ahlus sunnah dan salafiyah

  • 1. http://www.ummusalma.wordpress.com Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah Antara Ahlus Sunnah dan Salafiyah Syeikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid al Halabi Al Atsari Antara Aqidah dan Manhaj Tidaklah ragu bahwa sebagian da'i manhaj dakwah yang baru (yaitu dakwah yang mengikuti salaf dalam pokok-pokok aqidah saja, tidak dalam seluruh sisi agama) bersepakat dengan kita dalam "pokok-pokok aqidah", artinya mereka mengakui aqidah sesuai dengan metode ulama salaf, baik yang berkaitan dengan tauhid uluhiyah, tauhid asma 'wa shifat dan berbagai pembahasan iman yang lain. Saya katakan "pokok-pokok aqidah" karena di sana ditemukan perbedaan dalam menerapkan beberapa rincian aqidah. Misalnya tauhid uluhiyah dengan tauhid hakimiyah/mulkiyah. (pendapat) yang membedakan dua tauhd diatas, di zaman ini, mula-mula dinukil dari tulisan-tulisan Abul A'la al Maududi, Sayid Qutb, kemudian saudaranya, yaitu Muhammad Qutb, dan orang-orang yang mengikuti mereka. Para da'i itu mengambil pendapat mereka, yang hal ini sesuai dengan hasrat para pemuda yang sedang tumbuh semangat dan emosi mereka. Mereka senang mendapatkannya, menjadikannya sebagai tema dakwah serta simbol manhaj mereka. Andaikan mereka mau sejenak merenungkan, niscaya akan mengetahui kesalahan istilah tauhid hakimiyah dari dua segi: (1) Istilah tersebut adalah istilah baru yang tidak ada faedahnya, kecuali hanya membesar- besarkan beberapa masalah daripada masalah-masalah lainnya. (2) Tauhid hakimiyah,yang menurut mereka adalah makna dari firman Allah: "Tidaklah menetapkan hukum itu melainkan hak Allah" (Al- An'aam:57) adalah bagian dari keumuman makna tauhid uluhiyah. Ini adalah suatu yang sangat jelas. Kalau demikian, membedakannya adalah perbuatan sia-sia. Tauhid uluhiyah adalah aspek paling penting dalam dakwah para Rasul sebagaimana yang dipaparkan al-Quran. Tauhid ini merupakan tema konflik yang terjadi antara para Rasul dengan para penentang dan musuh mereka di setiap umat. Tauhid ini hingga sekarang menjadi tema konflik antara pembela kebenaran dan pendukung kesesatan. Bahkan mungkin hal ini akan terus berlangsung sampai hari kiamat. Sebagai ujian bagi ahli waris para Rasul dan sebagai sarana untuk meninggikan kedudukan mereka di hadapan Allah. Pemisahan tauhid uluhiyah dengan hakimiyah ini menyebabkan prioritas dakwah Islam menjadi berantakan. Dalam kitab "Al-Usus Al-Akhlaqiyyah" Ummu Salma 1 dari 7 23/03/2007
  • 2. http://www.ummusalma.wordpress.com Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah Al-Maududi menyatakan: "Tujuan hakiki agama (Islam) adalah menegakkan sistem imamah/kepemimpinan yang shalih lagi terbimbing". Ini adalah ucapan yang tidak berdasar, karena tujuan hakiki agama ini, tujuan penciptaan jin dan manusia, tujuan para Rasul diutus dan tujuan berbagai kitab samawi diturunkan adalah beribadah kepada Allah dan memurnikan ketundukan kepadaNya. Meski demikian, bentuk perpecahan nampak jelas dalam manhaj dan metode yang ditempuh para da'i tersebut untuk mewujudkan aqidah dan tujuannya. Inilah titik perbedaan antara dakwah salafiyah dengan dakwah-dakwah lainnya, yang hanya mengadopsi aqidah salafiyah namun menyelisihi manhajnya. Untuk mengetahui perbedaan aqidah dengan manhaj, saya katakan: Allah Ta'ala berfirman: 'Untuk setiap kalian, kami jadikan manhaj dan syariat yang berlainan' (Al Maidah:48). Ibnu Abbas berkata, 'Jalan dan sunnah'(Lalikai:66, Thabari 6/271). Ibnu Katsir dalam tafsirnya 2/105 menyatakan, 'Ayat ini berisi informasi tentang berbagai umat yang berbeda-beda agamanya, dari sisi perbedaan syariat dalam hukum amaliah, tetapi sama dalam masalah tauhid'. Jadi ayat ini mengisyaratkan kesatuan dakwah para Nabi dalam aspek tauhid dan perbedaan mereka dalam manhaj, jalan dan metode. 'Kemudian Kam i jadikan kam u berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu'. (Al Jatsiyah:18). Sufyan bin Husain menyatakan (berada di atas suatu syariat), yaitu: 'di atas Sunnah' (Thabari 6/27 1). Walhasil syariat Islam ini memilih manhaj yang jelas, kita diperintahkan untuk menikutinya, yaitu jalan orang-orang beriman. Manhaj ini secara dangat gamblang telah dinyatakan oleh Allah dalam Al Quran. Bahkan Allah mendorong untuk mengikutinya dan mencela keras orang yang menyelisihinya, sebagaimna dalam firmanNya: 'Barangsiapa menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk /ilmu dan menempuh buk an jalan orang-orang beriman, mak a Kami ak an palingk an ia k e mana ia mau, dan Kami ak an memasuk k annya k e dalam jahanam. Itulah sejelek -jelek tempat k embali'. (an-Nisaa':15). Ini merupakan penjelasan yang sangat gambalang dan hujjah yang sangat kuat bagi para hambaNya untuk menyatakan kewajiban menempuh jalan orang-orang yang beriman. Allah juga mengancam kepada orang yang keluar dari jalan orang-orangyang beriman dan menempuh selain jalan mereka. Allah akan meninggalkan mereka di dunia, dan akan menyiksanya di akhirat nanti dengan azab yang menyakitkan. Ummu Salma 2 dari 7 23/03/2007
  • 3. http://www.ummusalma.wordpress.com Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah Akan kami tegaskan lagi manhaj dan urgensinya. Manhaj itu adalah manhaj para shahabat dan orang-orang yang menempuh jalan mereka, baik tabiin maupun tabiut tabiin. Merekalah Salafush Shaleh yang mendapat rekomendasi dari Nabi. Karena mereka adalah generasi yang memiliki pemahaman pada masa wahyu diturunkan. Mereka sendiri menyaksikan Al Quran diturunkan. Tentu, mereka adalah orang yang memiliki pemahaman yang paling dekat dengan kehendak Allah dan RasulNya serta mengetahui sisi-sisi pemahaman hukum. Maka kita menempuh manhaj mereka, mengikuti petunjuk mereka, menisbatkan diri dan mengajak kepada manhaj itu. Manhaj mereka adalah menekuni dakwah, saling mewasiatkan kebenaran dan komitmen dengan jalan yang lurus. 'Katakanlah, inilah jalanku mengajak kepada agama Allah berdasarkan ilm u, aku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha Suci allah dan aku bukan termasuk orang-orang m usyrik'. (Yusuf:108) 'Dan Inilah jalanku yang lurus, ikutilah ia dan jangan kalian menikuti berbagai jalan yang lain niscaya kalian akan terpisah dari jalanNya'. (Al An'am:153) Pemahaman salaf merupakan rujukan pokok, karena mereka adalah orang yang berfitrah lurus, beriman yang benar, memiliki kefasihan dan Al Quran turun dengan menggunakan bahasa mereka. Demikian pula Rasulullah di tengah-tengah mereka. Beliau jelaskan hal- hal yang musykil, beliau singkap hal-hal yang samar/tidak jelas dalam pikiran mereka dan selalu meluruskan jalan mereka. Nash Al Quran dan Sunnah yang menunjukkan keutamaan dan ketinggian kedudukan mereka, sudah sampai derajat mutawatir. Kedudukan ini mereka dapatkan, karena mereka pendahulu dalam menempuh jalan- jalan kebaikan. Allah menjadikan mereka sebagai panutan beragama bagi orang-orang sesudah mereka. Allah juga menyanjung orang-orang yang mau mengikuti dan menempuh jalan mereka. Sedangkan pengikut itu mendapatkan keutamaan karena disebabkan keutamaan orang yang diikuti sebagaimana firman Allah: 'Orang-orang terdahulu lagi pertama kali masuk Islam di antara muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah r idha kepada mereka dan mereka pun r idha kepada Allah. Allah sediakan bagi mereka surga-surga yang sungai- sungai mengalir di bawahnya. Mereka kekal di dalam nya selama- lamanya. Itulah kemenangan yang besar '. (At Taubah:100). Inilah cuplikan dan keutamaan manhaj salaf dan keistimewaannya dibandingkan manhaj-manhaj yang baru atau menyimpang. Manhaj yang dibangun di atas kepasrahan mutlak kepada perintah Allah dan RasulNya tanpa mempertimbangkan kemaslahatan, menoleh kepada istihsan (anggapan baik berdasarkan akal/perasaan) atau mengkonsentrasikan kepada emosi, semangat atau pendapat manusia. Ummu Salma 3 dari 7 23/03/2007
  • 4. http://www.ummusalma.wordpress.com Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah Dalil tentang hal ini, berlimpah ruah dalam Al Quran dan Sunnah. Di sini akan disebutkan dua diantaranya. Kedua dalil ini merupakan penjelasan yang gamblang berkaitan dengan kerangka umum manhaj yang lurus ini. Pertama: 'Maka tidak, demi Rabbm u, tidaklah mereka beriman sehingga mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam hal-hal yang diperselisihkan di antara mereka. Kem udian mereka tidak mendapatkan kesempitan dalam dir i mereka terhadap keputusan yang engkau ber ikan dan mereka benar-benar memasrahkan diri'. (An Nisaa':65) Kedua: Perkataan Rafi bin Khadij dalam sebuah hadits: 'Rasulullah melarang dari hal yang bermanfaat bagi kam i. Nam un ketaatan kepada Allah dan RasulNya lebih bermanfaat bagi kam i'. (HR Muslim no 1548) Berdasarkan penjelasan di atas, nampak jelas perbedaan global antara aqidah dan manhaj. Intinya, manhaj itu dibangun berdasarkan kepasrahan yang mutlak. Namun di sini harus dijelaskan bahwa terus- menerus menyimpang dari manhaj akan menyebabkan penyimpangan dalam aqidah dan tauhid itu sendiri. Orang yang mengamati jama'ah- jama'ah dakwah kontemporer akan melihat bukti jelas tentang hal itu. Bukanlah sudah maklum dalam pembinaan keimanan yang dilakukan Allah, bahwa Allah akan menghukum tindakan dosa dengan mengerjakan dosa yang lain, inilah hukuman dosa yang paling keras. Seperti itulah karena penyimpangan umat Islam dalam amal dan perilaku, umat ini dihukum dengan terjadinya penyimpangan dalam aqidah dan persepsi. Antara Ahlus Sunnah dan Salafiyah Di sini juga perlu dijelaskan antara istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah dengan Salafiyah. Suatu hal yang perlu dicermati dari tingkah laku sebagian da'i adalah mereka tidak mau menyebut dakwah mereka dengan dakwah salafiyah, walapun secara tegas mereka menyatakan bahwa aqidah mereka adalah salafi. Mereka hanya mau mempopulerkan dakwah mereka dengan nama Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Mereka mengulang- ulang nama tersebut di berbagai kesempatan, ketika menyampaikan pidato atau ketika menulis buletin. Ini merupakan ketetapan Allah yang agung. Supaya dakwahyang haq nampak beda dengan dakwah-dakwah yang menyerupainya. Agar dakwah yang haq tidak tercampur dari segala hal yang mengaburkannya. Penjelasan tentang hal itu sebagai berikut: Sesungguhnya istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah muncul ketika timbul bid'ah-bid'ah yang meyesatkan sebagian manusia. Maka perlu nama untuk membedakan umat islam yang komitmen dengan sunnah. Nama itu adalah Ahlus Sunnah sebagai lawan Ahlu Bid'ah. Ahlus Sunnah juga disebut Al-Jama'ah, karena mereka adalah Ummu Salma 4 dari 7 23/03/2007
  • 5. http://www.ummusalma.wordpress.com Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah kelompok asal (asli). Sedangkan orang-orang yang terpecah dari ahlus sunnah dikarenakan bid'ah dan hawa nafsu adalah orang-orang yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Sedangkan saat ini, istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah telah menjadi rebutan berbagai kaum dan jama'ah yang beraneka ragam. Bisa kita saksikan sendiri, banyak kaum hizbi yang menyebut jama'ah dan organisasi mereka dengan istilah ini. Bahkan beberapa tharekat Sufi melakukan tindakan yang sama. Sampai-sampai Asy'ariyah, Maturidiyah, Barilawiyah dan lain-lainnya mengatakan 'Kami adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah'. Namun mereka semua menolak untuk menamakan diri mereka dengan Salafiyah. Mereka menjauhkan diri utuk menisbatkan kepada manhaj salaf, terlebih lagi kenyataan dan hakikat mereka (yakni mereka jauh dari mengikuti Salafush Shalih). Ini adalah suatu yang biasa bagi kita, karena termasuk perkara yang sudah maklum di kalangan para dai yang mengajak kepada Al Quran dan as Sunnah dengan pemahaman ulama salaf, bahwa slogan/prinsip para ahli bid'ah adalah tidak menganut prinsip mengikuti salaf. Karena ittiba' (mengikuti) sesungguhnya mengikuti pemahaman salaf merupakan kata pemutus terhadap perselisihan pemahaman-pemahaman orang-orang di masa kini. Karena sebagian orang menghukumi dengan akalnya, yang lain menghukumi dengan dasar pengalamannya, yang lain lagi menghukumi dengan emosi. Demikianlah pemahaman mereka, tanpa memperhatikan jalan orang- orang yang beriman (yaitu jalanpara sahabat) yang wajib diikuti dan didakwahkan. Jalan orang-orang yang beriman itu pada hakikatnya adalah jalan Salafush Shalih, yang kita menisbatkan diri kepadanya dan kita mengambil petnjuk cahayanya. Karena itu slogan Ahlus sunnah adalah mengikuti salafush shalih dan meninggalkan segala sesuatu yang bid'ah dan baru dalam agama. Barangsiapa mengingkari penisbatan kepada salaf dan mencelanya, maka perkataannya terbantah dan tertolak 'karena tidak ada aib untuk orang- orang yang menampakkan madzab salaf dan bernisbat kepadanya bahkan hal itu wajib diterima menurut kesepakatan ulama, karena mazhab salaf itu pasti benar'(Majmu Fatawa 4/149) Pada zaman ini banyak pengakuan-pengakuan sebagai Ahlus Sunnah wal Jama'ah (memang pada hakekatnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah merupakan sifat di antara sifat-sifat salafiyah), Maka ada keharusan untuk membedakan diri dari orang-orang yang mengaku-aku Ahlus Sunnah wal Jama'ah (namun mereka menyelisihi sunnah, baik dalam aspek aqidah maupun manhaj) dengan menisbatkan diri dengan manhaj yang mereka ketakutan untuk terang-terangan menyatakannya dan tidak merasa terhormat dengan bernisbat kepadanya. Karena hal itu akan mengadili mereka apakah mereka mencocoki atau menyelisihi manhaj itu yaitu manhaj salaf dalam metode dan tujuan dakwah, atau dalam aqidah, fiqih, persepsi tentang Islam dan perilaku. Ummu Salma 5 dari 7 23/03/2007
  • 6. http://www.ummusalma.wordpress.com Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah Juga perlu dikatakan kepada orang yang mengikngkari penisbatan kepada Salafiyah. Sesungguhnya menisbatkan diri kepada salaf dan terus terang berbangga terhadap setiap orang yang menyelisihi kebenaran, baik menyelisihi dalam perilaku maupun pembuatan teori-teori, dan terang- terangan menyatakan bahwa satu-satunya dakwah yang benar adalah dakwah salafiyah, itu semua bukanlah aib. Tidak ada bahaya bagi pelakunya. Karena slafiyah adalah nisbat kepada salaf. Penisbatan ini tidak pernah terpisah meski dalam sekejap mata dari umat Islam sejak terbentuknya minhaj kenabian. Slafiyah itu mencakup semua umat Islamyang menempuh metode generasi pertama dan orang-orang yang mengikuti mereka, dalam metode mendapatkan ilmu, memahami ilmu dan mendakwahkannya. Jadi Salafiyah tidak lagi terbatas pada fase sejarah tertentu, bahkan harus dipahami bahwa makna salaf terus berjalan sepanjang kehidupan dunia. Hal ini makin dikuatkan bahwa Salafiyah mencakup setiap bagian dari Islam yaitu Al Quran dan As Sunnah. Jadi Salafiyah bukanlah suatu corak beragama yang menyelisihi al Kitab dan As Sunnah, baik dengan menambah ataupun dengan menguranginya. Termasuk perkara yang perlu diperhatikan, seandainya umat ini telah berada di dalam bentuk Islam yang benar, tanpa tercampur dengan bid'ah dan hawa nafsu, sebagaimana yang terjadi di masa awal Islam terutama masa salafus shalih, niscaya lenyaplah berbagai sebutan yang berfungsi sebagai pembeda karena tidak adanya penentang. Karena hal itu maka ikatan wala' (kecintaan) dan bara'(berlepas diri),pembelaan dan permusuhan menurut orang-orang yang menisbatkan diri kepada salaf adalah berdasarkan Islam. Bukan yang lain. Tidak dengan corak tertentu selain Islam. Wala' dan bara' itu hanyalah berdasarkan Al Quran dan Sunnah saja. Dengan ini semua,benar-benar jelas bahwa makna Salafiyah dan hakikat penisbatan kepada salaf adalah nisbat kepada salaf shaleh, yaitu semua sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Bukan orang-orang setelah sahabat yang dibelokkan oleh hawa nafsu, yang mereka adalah generasi yang buruk. Generasi yang menyimpang dari salaf shaleh dengan nama atau corak tertentu. Dari sinilah mereka dinamai khalaf (orang yang datang kemudian) dan penisbatannya adalah khalafi. Jadi Salafiyah tidak memiliki corak yang keluar dari Kitab dan Sunnah. Salafiyah adalah nisbat yang tidak pernah terpisah sekejappun dari generasi pertama. Bahkan Salafiyah adalah bagian dari mereka dan merujk kepada mereka. Sedangkan orang-orang yang menyelisihi salaf shaleh dengan nama atau corak tertentu, bukanlah bagian dari mereka, meski hidup di tengah- tengah mereka atau senantiasa dengan mereka. Karena itulah para sahabat berlepas diri dari Qadariyah, Murjiah dan lain-lain. Ummu Salma 6 dari 7 23/03/2007
  • 7. http://www.ummusalma.wordpress.com Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah Jika demikian maka asas-asas dan kaedah-kaedah untuk mengikuti salaf harus nampak jelas dan tegar. Sehingga tidak merancukan orang-orang yang ingin mengikuti salafus shaleh. Karena itulah harus ada pembeda antara Ahlus Sunnah dengan para pengaku Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Yaitu dengan sebuah nisbat yang mereka tidak berani menggunakannya. Karena penisbatan itu akan membongkar penyimpangan dan cacat jika dicek/dibandingkan dengan jalan orang-orang yang beriman (yaitu sahabat) dan metode salafus shalih. Pembeda itu adalah Salafiyah. Jalan salaf shalih itulah jalan yang jelas tanpa perlu diragukan. Yakni jalan para sahabat dan tabi'in. Inilah jalan petunjuk dan jalan untuk mendapatkan petunjuk. 'Maka janganlah orang-orang yang tidak mau beriman dan mengikuti hawanya menghalangim u darinya sehingga engkau akan binasa'. (Thaha:16). Sumber : Mukadim ah Kitab Ru'y ah Waqi'iy ah karya Syaikh Ali bin Hasan al Halabi oleh Ibnu Ahmad al Lambunji dari majalah As Sunnah Edisi 02/Tahun VI/1423H/2002M Ummu Salma 7 dari 7 23/03/2007