Pembangkitan listrik dapat dilakukan melalui pembakaran dan non-pembakaran. Proyek 35000 MW dilakukan untuk merubah Indonesia dari konsumen menjadi produsen listrik. Namun, proyek ini tidak feasible untuk diselesaikan sampai target produksi listrik pada 2019 karena menghadapi berbagai kendala seperti akuisisi lahan dan teknologi. Proyek ini tetap perlu dikejar agar diselesaikan secepat mungkin.
7. Combined Cycle / Combined
Cycle Gas Turbine (CCGT)
http://www.marchwoodpower.com/wp-content/uploads/2010/11/CCGT-cycle-diagram.png
8. Analisa Pembangkit Listrik
Capital Cost /
Expanditure
(CAPEX)
Operational Cost
/ Expanditure
(OPEX)
Technology
Cost
Capacity
Risk
Proven?
Base Load
Lead Following Efficiency
Profitable?
Interest
Overnight
Construction
Cost
Demand
13. Gambaran Proyek 35.000 MW
PLN
78%
Swasta
22%
2014
51 MW
PLN
59%
Swasta
41%
Proyeksi 2019
86 MWKenaikan 68%
Pasokan Listrik Indonesia
http://manajemenproyekindonesia.com/wp-content/uploads/2015/06/Peta-proyek-35000-MW.png
14. Latar Belakang Proyek 35.000
MW
Kenapa
35.000
MW?
Asumsi
Pertumbuhan
Ekonomi 6-7%
7.000
MW/tahun
Konsumsi Produksi
15. Strategi Implementasi Proyek
35000 MW
Mempercepat ketersediaan lahan dengan menerapkan Undang-undang 2/2012 tentang pembebasan lahan
Menyediakan proses negosiasi harga dengan menetapkan harga patokan tertinggi untuk swasta dan excess power
Mempercepat proses pengadaan dengan mengacu pada Permen ESDM 3/2012 dengan alternatif penunjukan langsung
atau pemilihan langsung untuk energi baru terbarukan (EBT), mulut tambang, gas marjinal, ekspansi, dan excess power
Memastikan kinerja pengembang dan kontraktor andal dan terpercaya melalui penerpan uji tuntas (due diligence)
Mengendalikan proyek melalui project management office (PMO)
Memperkuat koordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait
17. Proyeksi Jokowi terhadap Proyek
35000 MW
11,000 MW power
plants could be built
in 2015 and
another 10,000 MW
plants in 2016
Remaining 14,000
MW plants between
2017 and 2019
(April 2015)
http://www.thejakartapost.com/news/2016/08/10/pln-upbeat-over-35000-mw-project.html
18. Progress Pembangunan Proyek
35000 MW
– Per-Agustus 2016, kontrak pengembangan dari pembangkit listrik sudah selesai
dengan kapasitas total 16.515 MW (gabungan IPP dan PLN) dan PLN berharap
dapat menandatangani kontrak pembangkit listrik sisanya (18.485 MW) pada
akhir tahun 2016.
– Pembangunan PLTU (60% 35000 MW) ditargetkan menjadi 48 bulan setelah
tanda tangan kontrak Power Puchase Agreement (PPA)
– Awalnya, 54 bulan setelah financial close (1 tahun setelah TTD PPA)
– Pembangunan PLTG/PLTD/PLTMG butuh waktu 24 bulan
19. Kendala Proyek 35000 MW
Akuisisi Lahan
•Membutuhkan waktu lama (3-4 Tahun) namun dengan adanya PP No. 71/2012 proses akuisisi hanya
membutuhkan waktu 319 hari dengan maksimal 583 hari
•Solusi: PLN membeli tanah terlebih dahulu, lalu saat IPP akan membeli lahan tersebut seharga yang dibeli
PLN
Teknologi
•Melihat dari program sebelumnya (Fast Track Program I dan Fast Track Program II) teknologi memegang
peranan penting dalam kesuksesan pembangunan powerplant
•Kerusakan perlengkapan dan fasilitas dan human error pada kegiatan operasional adalah salah satu
masalah utama
•Solusi: Indonesia harus mengejar negara tetangga dalam pengadopsian teknologi baru, capacity building
untuk setiap personil pada sektor energi perlu untuk kehalusan dalam pengadopsian teknologi baru
Uncertainty
•Sisi pemerintah masih tidak tegas dalam pemberian kepastian pada investor, masih ada konflik sendiri di
dalam pemerintahan terhadap bagaimana untuk mengejar dan mengimplementasi megaproyek ini
•Hal tersebut menimbulkan permasalahan seperti dilemma antara harga dan kualitas yang akan
memperlambat untuk menuju tahapan ttd kontrak
20. Pembangkitan listrik dapat dilakukan melalui pembakaran dan non-
pembakaran
Proyek 35000 MW dilakukan untuk merubah Indonesia dari konsumen
menjadi Produsen
Proyek 35000 MW tidak feasible untuk diselesaikan sampai produksi listrik
pada 2019, namun tetap harus dikejar untuk diselesaikan segera mungkin
Kesimpulan