Filariasis adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui nyamuk. Penyakit ini menyebar luas di Indonesia dan dapat menimbulkan berbagai kecacatan serta kerugian ekonomi. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengeliminasi filariasis sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2020 melalui program pemberian obat pencegahan secara masal.
2. Penyakit menular menahun, disebabkan oleh
cacing filaria & ditularkan melalui nyamuk
Tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di
Indonesia
Menimbulkan kecacatan menetap, stigma sosial,
hambatan psikologis & kerugian ekonomi
Menurunkan kwalitas SDM
(PENYAKIT KAKI GAJAH)
FILARIASIS
4. 3 SPESIES CACING filaria
Microfilaria dari spesies
Wuchereria bancrofti
Microfilaria dari spesies
Brugia malayi
Microfilaria dari spesies Brugia timori
PENYEBAB FILARIASIS
5. In Kalimantan & Sumatera Island with brugian infection, prior to
sub periodic type (animal reservoir host is available)
6. Semua nyamuk dpt jadi vektor penular filariasis !!
NYAMUK PENULAR FILARIASIS
8. a) Tahap awal (Akut)
Demam berulang > 1 – 2 x setiap bulan bila bekerja berat,
tapi dpt sembuh tanpa diobati
Timbul benjolan & terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak
tanpa ada luka
GEJALA KLINIS
9. b) Tahap lanjut (Kronis) Limfedema
Pembesaran yang hilang timbul pada kaki,
GEJALA KLINIS
10. TIDAK HANYA DI KAKI, TETAPI JUGA BISA DI LENGAN
PENDERITA LIMFEDEMA
12. b) Tahap lanjut (Kronis)
Pembesaran yang hilang timbul pada,
payudara & alat kelamin
wanita
Lama kelamaan pembesaran tsb menjadi cacat
menetap
GEJALA KLINIS
16. KOMITMEN INTERNASIONAL
WHA Resolution, 1997
” Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public
Health Problem”
WHO Global Commitment, 2000
“ The Global Goal of Elimination of Lymphatic
Filariasis as a Public Health Problem by the year
2020”
ELIMINASI FILARIASIS
17. KOMITMEN NASIONAL
► Pencanangan oleh Menteri Kesehatan RI :
8 April 2002 di Sumatera Selatan .
Filariasis sbg program prioritas P2M & PL
► Peraturan Presiden RI. No. 7 Tahun 2005, tentang
RPJMN Tahun 2004-2009. Bab 28. B. 5.” Filariasis
sebagai salah satu program prioritas P2M“
► Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI.
No.443.43/875/SJ. Tgl: 24 April 2007. Tentang
Pelaksanaan Pengobatan Massal Filariasis Dalam
Rangka Eliminasi Filariasis di Indonesia.
PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS
DI INDONESIA
18. Tujuan Khusus :
1. Menurunnya Mikrofilaria Rate < 1% di
Kabupaten / Kota.
2. Mencegah dan membatasi kecacatan karena
filariasis.
Tujuan Umum :
Filariasis tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat Indonesia tahun 2020.
TUJUAN PROGRAM
19. 1. Eliminasi Filariasis sebagai program prioritas
nasional pemberantasan penyakit menular
2. Menerapkan strategi WHO dalam program
eliminasi filariasis global
3. Satuan lokasi pelaksanaan (IU)
Kabupaten/Kota
4. Mencegah penyebaran filariasis antar
kabupaten, propinsi dan antar negara.
KEBIJAKAN NASIONAL
20. 1. Memutuskan mata rantai penularan
filariasis
Pemberian Obat Massal Pencegahan
(POMP) filariasis di daerah endemis.
STRATEGI PROGRAM
21. 2. Mencegah dan membatasi kecacatan
penatalaksanaan kasus filariasis
STRATEGI
26. Situasi Filariasis
Di Indonesia
Proporsi Slide Positif Mikrofilaria 1-43 %
Kasus kronis yg dilaporkan s.d tahun 2012
secara kumulatif sebanyak 12.066.
Sampai tahun 2012 sebanyak 302 Kab/Kota
endemis filariasis (60,8%)
Jumlah penduduk di daerah endemis yang
beresiko tertular filariasis (at risk) 125,5 juta
Sampai tahun 2012 sebanyak 117 kab/kota
endemis yang melaksanakan POMP filariasis
dan 32 kab/kota diantaranya sudah selesai
melaksanakan POMP filariasis 5 tahun.
28. APA NYAMUK PENULAR
(VEKTOR)
PENYAKIT FILARIASIS ?
Semua nyamuk yang ada di
Lingkungan Kita dapat
menularkan penyakit Filariasis.
Ada 23 jenis nyamuk penular
penyakit Filariasis.
29. DISTRIBUSI PENDERITA FILARIASIS KRONIS
DI KABUPATEN KARAWANG
NO KECAMATAN JUMLAH PENDERITA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pedes
Rengasdengklok
Tirtamulya
Jatisari
Karawang Barat
Karawang Timur
Banyusari
Cibuaya
Cilebar
Cilamaya Kulon
Tempuran
Majalaya
Cikampek
Cilamaya Wetan
Klari
8 Orang
4 Orang
2 Orang
2 Orang
4 Orang
1 Orang
3 Orang
2 Orang
2 Orang
3 Orang
3 Orang
1 Orang
2 Orang
2 Orang
1Orang
31. Kerugian ekonomi pada kasus kronis filariasis
Jenis kerugian Rp %
1 Biaya utk berobat Rp. 157,496 21,4
2 Hilangnya waktu produktif penderita Rp. 306,000 41,6
3 Hilangnya waktu produktif orang
lain
Rp. 236,792 32,2
4 Biaya tindakan Rp. 35,640 4,8
TOTAL KERUGIAN PER KASUS PER
TAHUN
Rp. 735,380 100,0
(Hasil survey kerugian ekonomi tahun 2000 oleh FKM-UI).
ASUMSI TOTAL KERUGIAN EKONOMI
PER KASUS TAHUN 2013,
BERDASARKAN UMR
Rp. 1.815.600
(Kab. Karawang)
KERUGIAN EKONOMI AKIBAT FILARIASIS
DI INDONESIA
32. Prevalensi mikrofilaria : 1,7% (th 2004)
Jumlah penduduk berisiko (pddk di kab/kota
endemis) : 2.247.347 orang
Jml penduduk terinfeksi filariasis (berisiko
menjadi penderita kronis) : 38.205 orang
Asumsi kerugian ekonomi akibat filariasis di
Kota Karawang
= 38.205 orang X Rp. 1.815.600
= Rp. 69.364.814.625.-
ASUMSI KERUGIAN EKONOMI AKIBAT
FILARIASIS
DI KABUPATEN KARAWANG 2013
33. • Unit cost biaya pengobatan massal : Rp. 1.700
• Total biaya pengobatan per tahun (obat+opr)
= Rp 1.700 x 2.247.347 = Rp. 3.820.489.900
• Biaya Obat: Rp. 1.566.400.900 (Kemenkes)
• Biaya Operasional: Rp. 2.254.089.000 (Pemda)
KEBUTUHAN DANA POMP FILARIASIS
DI KABUPATEN KARAWANG
Asumsi kerugian ekonomi akibat filariasis : Biaya operasional POMP filariasis
Rp. 69.364.814.600 : Rp. 2.254.089.000