SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
Tugas Makalah
METODE NUMERIK
Tentang
METODE NEWTON - RAPHSON
Dosen Pembimbing :
Siti Dinarti M.Pd
Di susun oleh :
Shindy Pramudya Ayu Nofra Dilova (1251064)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2012-A
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2014/2015
METODE NEWTON RAPHSON
Metode Newton ditemukan oleh Sir Isaac Newton 1642 – 1727, merupakan salah
satu metode yang sering dipergunakan untuk menyelesaikan persamaan tidak linier,
metode ini dikenal juga sebagai Metode Newton – Raphson.
Metode Newton-Raphson adalah metode pencarian akar suatu fungsi f(x) dengan
pendekatan satu titik sebagai titik awal, dimana fungsi f(x) mempunyai turunan.
Dimulai dengan titik awal xi , sebuah garis singgung (tangen) dapat ditarik dari
titik [xi , f (xi) ] pada kurva y = f(x) dan memotong sumbu x yang biasanya memberikan
perkiraan yang lebih dekat dari nilai akar.
Dengan demikian kita akan mendapatkan suatu barisan titik-titik (nilai pendekatan
untuk akar persamaan) x1,x2,x3,...dengan xi+1 menyatakan titik potong garis tangen kurva
y = f(x) di titik (xi , f(xi) ) dengan sumbu x.
Gambar pelukisan pada metode Newton-Raphson, garis singgung pada fungsi di
xi [yakni f’(xi)] diekstrapolasikan ke bawah ke sumbu x untuk memberikan suatu
taksiran akar di xi+1
xixi+1 x
f(xi)
0
f(x)
y
xi - xi+1
f(xi)-0
Kemiringan/m =
𝑦
𝑥
= f’(xi)
Dari gambar di atas, persamaan garis tangen (garis singgung) yang melalui titik (xi , f(xi) )
adalah :
Persamaan garis singgung ( l ) :
y – y0 = m (x – x0) atau
y – yi = m (x – xi)
Dengan yi = 𝑓( 𝑥 𝑖)dan m = 𝑓′( 𝑥 𝑖), maka
𝑦 − 𝑓( 𝑥 𝑖) = 𝑓′( 𝑥𝑖)( 𝑥 − 𝑥 𝑖)
𝑦 = 𝑓( 𝑥 𝑖)+ 𝑓′( 𝑥𝑖)(𝑥 − 𝑥 𝑖)
xi+1 adalah perpotongan garis l dengan sumbu – x dan y = 0
Jadi 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 dan memenuhi persamaan
0 = 𝑓( 𝑥 𝑖)+ 𝑓′( 𝑥 𝑖)(𝑥 𝑖+1 − 𝑥 𝑖)
Sehingga diperoleh
0 = 𝑓( 𝑥 𝑖)+ 𝑓′( 𝑥 𝑖)(𝑥 𝑖+1 − 𝑥 𝑖)
↔ 𝑓′( 𝑥𝑖)(𝑥𝑖+1 − 𝑥 𝑖) = −𝑓( 𝑥 𝑖)
↔ { 𝑓′( 𝑥 𝑖) . 𝑥 𝑖+1 } − { 𝑓′( 𝑥𝑖) . 𝑥 𝑖} = −𝑓( 𝑥 𝑖)
↔ 𝑓′( 𝑥𝑖) . 𝑥 𝑖+1 = − 𝑓( 𝑥𝑖) + { 𝑓′( 𝑥 𝑖) . 𝑥 𝑖}
↔ 𝒙𝒊+𝟏 =
− 𝑓( 𝑥 𝑖)+ { 𝑓′( 𝑥𝑖) . 𝑥 𝑖}
𝑓′( 𝑥𝑖)
=
− 𝑓( 𝑥 𝑖)
𝑓′( 𝑥𝑖)
+
𝑓′( 𝑥𝑖) .𝑥 𝑖
𝑓′( 𝑥 𝑖)
= 𝒙𝒊 −
𝒇( 𝒙𝒊)
𝒇′( 𝒙𝒊)
↔ 𝒇′( 𝒙𝒊) =
𝒇( 𝒙𝒊)
𝒙𝒊 − 𝒙𝒊+𝟏
Dengan syarat :
 i = 0, 1, 2, 3, 4, ... ( i ϵ bilangan cacah)
 𝑓′( 𝑥 𝑖)≠ 0
Catatan :
1. Setiap iterasi pada penerapan Metode Newton memerlukan dua kali
perhitungan fungsi yaitu f (x) dan f‘ (x)
2. Apabila titik awal x0 cukup jauh dari α , metode Newton dapat memberikan
hasil yang tidak kita harapkan atau bahkan mungkin hasilnya tidak
konvergen.
3. Apabila f’ (xi) tidak tersedia atau f’ (xi) = 0 untuk suatu nilai i, metode
Newton tidak dapat dipergunakan
Contoh :
1. Selesaikan persamaan 𝑓( 𝑥) = 𝑥3
+ 𝑥2
− 3𝑥 − 3 = 0 dengan menggunakan Metode
Newton-Raphson !
Jawab :
Persamaan yang diselesaikan :
𝑓( 𝑥) = 𝑥3
+ 𝑥2
− 3𝑥 − 3 = 0
𝑓( 𝑥) = 𝑥3
+ 𝑥2
− 3𝑥 − 3 − 0
𝑓( 𝑥) = 𝑥3
+ 𝑥2
− 3𝑥 − 3
Turunan pertama dari persamaan tersebut :
𝑓′( 𝑥) = 3𝑥2
+ 2𝑥 − 3
Dengan menggunakan persamaan :
𝒙𝒊+𝟏 = 𝒙𝒊 −
𝒇( 𝒙𝒊)
𝒇′( 𝒙𝒊)
Pada awal hitungan ditentukan nilai xi sembarang, misalnya ambi x0 = 1
Cari :
 𝑓( 𝑥) = 𝑥3
+ 𝑥2
− 3𝑥 − 3
𝑓( 𝑥0 = 1) = 13
+ 12
− 3. 1 − 3 = − 4
 𝑓′( 𝑥) = 3𝑥2
+ 2𝑥 − 3
𝑓′( 𝑥0 = 1) = 3. 12
+ 2.1 − 3 = 2
 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 −
𝑓( 𝑥 𝑖)
𝑓′( 𝑥 𝑖)
𝑥0+1 = 𝑥1 −
−4
2
𝑥1 = 1 + 2 = 3
Langkah berikutnya ditetapkan x1 = 3 maka :
 𝑓( 𝑥) = 𝑥3
+ 𝑥2
− 3𝑥 − 3
𝑓( 𝑥1 = 3) = 33
+ 32
− 3. 3 − 3 = 24
 𝑓′( 𝑥) = 3𝑥2
+ 2𝑥 − 3
𝑓′( 𝑥1 = 3) = 3. 32
+ 2.3 − 3 = 30
 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 −
𝑓( 𝑥 𝑖)
𝑓′( 𝑥 𝑖)
𝑥1+1 = 𝑥2 −
24
30
𝑥2 = 3 −
24
30
= 2,2
Langkah berikutnya ditetapkan x2 = 2,2 maka :
o 𝑓( 𝑥) = 𝑥3
+ 𝑥2
− 3𝑥 − 3
𝑓( 𝑥2 = 2,2) = 2,23
+ 2,22
− 3. 2,2 − 3 = 5,888
o 𝑓′( 𝑥) = 3𝑥2
+ 2𝑥 − 3
𝑓′( 𝑥2 = 2,2) = 3. 2,22
+ 2 .2,2 − 3 = 15,92
o 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 −
𝑓( 𝑥 𝑖)
𝑓′( 𝑥 𝑖)
𝑥2+1 = 𝑥3 −
5,588
15,92
𝑥3 = 2,2 − 0,37 = 1,83
Langkah berikutnya ditetapkan x3 = 1,83 maka :
𝑓( 𝑥3 = 1,83) = 1,833
+ 1,832
− 3. 1,83 − 3 = 0,987387
𝑓′( 𝑥3 = 1,83) = 3. 1,832
+ 2 . 1,83 − 3 = 10,7067
𝑥4 = 1,83 −
0,987387
10,7067
= 1,73778
Langkah berikutnya ditetapkan x4= 1,73778 maka :
𝑓( 𝑥4 = 1,73778) = 1,737783
+ 1,737782
− 3. 1,73778 − 3 = 0,05442
𝑓′( 𝑥4 = 1,73778) = 3. 1,737782
+ 2 . 1,73778 − 3 = 9,535197985
𝑥5 = 1,73778 −
0,05442
9,535197985
= 1,73207
Langkah berikutnya ditetapkan x5= 1,73207 maka :
𝑓( 𝑥5 = 1,73207) = 1,732073
+ 1,732072
− 3. 1,73207 − 3 = 0,000181641
𝑓′( 𝑥5 = 1,73207) = 3. 1,732072
+ 2 . 1,73207 − 3 = 9,464339455
𝑥6 = 1,73207 −
0,000181641
9,464339455
= 1,732050808
Langkah berikutnya ditetapkan x6= 1,732050808 maka :
𝑓( 𝑥6 = 1,732050808) = 1,7320508083
+ 1,7320508082
− 3. 1,732050808− 3
= 0,000000004
𝑓′( 𝑥6 = 1,732050808) = 3. 1,7320508082
+ 2 . 1,732050808− 3
= 9,464101621
𝑥7 = 1,732050808−
0,000000004
9,464101621
= 1,732050807577
Langkah berikutnya ditetapkan x7= 1,732050807577 maka :
𝑓( 𝑥7 = 1,732050807577)
= 1,7320508075773
+ 1,7320508075772
− 3. 1,732050807577
− 3 = 0,0000000000769
𝑓′( 𝑥7 = 1,732050807577) = 3. 1,7320508075772
+ 2 . 1,732050807577 − 3
= 9,46410162
𝑥8 = 1,732050807577 −
0,0000000000769
9,46410162
= 1,732050807577
Untuk menentukan nilai x5 , x6 , x7 ....xi+1, hitungan dilanjutkan dengan prosedur yang
sama dan hasilnya diberikan pada tabel berikut :
Tabel hasil hitungan dengan Metode Newton-Raphson
Jumlah
Iterasi
i xi f (xi) f ’(x)
1 0 1,0 -4,0 2
2 1 3,0 24,0 30
3 2 2,2 5,888 15,92
4 3 1,83 0,987387 10,7067
5 4 1,73778 0,05442 9,535197985
6 5 1,73207 0,00018164 9,464339455
7 6 1,732050808 0,00000000 9,46410162
8 7 1,732050807577 0,0000000000 9,46410162
Kesimpulan :
Karena pada iterasi ketujuh f(x6) = 0 maka akar dari persamaan tersebut adalah x =
1,732050808.
Other Method
Apabila f (x) merupakan suatu suku banyak (polinom) maka pemakaian metode
Newton untuk mendapatkan akar-akar persamaan sukubanyak tersebut akan lebih
efisien bila f (x) dan f ’(x) diperoleh dengan pembagian sintesis (metode horner).
Contoh :
2. Masih dalam persamaan pada no.1 untuk membandingkan hasilnya dengan
menggunakan metode Horner !
Dengan menggunakan metode Newton hitung penyelesaian dari :
𝑓( 𝑥) = 𝑥3
+ 𝑥2
− 3𝑥 − 3 = 0
Jawab :
 Andaikan kita tentukan x0 = 1
Jadi 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 −
𝑓( 𝑥 𝑖)
𝑓′( 𝑥 𝑖)
𝑥0+1 = 𝑥0 −
−4
2
𝑥1 = 1 + 2 = 3
 Langkah kedua, ditentukan x1 = 3
+1 2 -1
1 1 -3 -3
1 2 -1 -4
1
f (x0) = -4
1
1
3
1 3 2
f ‘ (x) = 2
+3 12 27
1 1 -3 -3
1 4 9 24
3
f (x1) = 24
3
3
21
1 7 30
f ‘ (x) = 30
Jadi 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 −
𝑓( 𝑥 𝑖)
𝑓′( 𝑥 𝑖)
𝑥1+1 = 𝑥1 −
24
30
𝑥2 = 3 −
24
30
= 2,2
 Langkah kedua, ditentukan x2 = 2,2
Jadi 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 −
𝑓( 𝑥 𝑖)
𝑓′( 𝑥 𝑖)
𝑥2+1 = 𝑥2 −
24
30
𝑥3 = 2,2 −
5,888
15 ,92
= 1,830
Langkah berikutnya juga sama seperti cara horner diatas, sehingga nantinya akan
memperoleh nilai x4,x5,...xn sampai menemukan nilai akarnnya dengan f(x)=0
Dari permasalahan di atas, terlihat bahwa kedua penyelesaian yang berbeda metode
menghasilkan nilai xi yang sama.
+2,2 7,04 8,888
1 1 -3 -3
1 3,2 4,04 5,888
2,2
f (x2) = 5,888
2,2
2,2
11,88
1 5,4 15,92
f ‘ (x) = 15,92
Daftar Pustaka
Fuad Yusuf.1994.METODE NUMERIK 1.University Press IKIP Surabaya : Surabaya
Chapra Steven C,Raimond P.Canale.1989.METODE NUMERIK Jilid 1 EDISI
KEDUA.Erlangga : Jakarta
Triatmodjo,Bambang.1992.METODE NUMERIK.Beta Offet : Jogjakarta

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode eulerRuth Dian
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Kelinci Coklat
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelPenyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelBAIDILAH Baidilah
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Phe Phe
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Jamil Sirman
 
Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumWahyu Priyanti
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Jamil Sirman
 

Was ist angesagt? (20)

Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelPenyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
 
Metode newton
Metode newtonMetode newton
Metode newton
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
 
Kalkulus 2 integral
Kalkulus 2 integralKalkulus 2 integral
Kalkulus 2 integral
 
6. interpolasi polynomial newton
6. interpolasi polynomial newton6. interpolasi polynomial newton
6. interpolasi polynomial newton
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
 
Fungsi bessel
Fungsi besselFungsi bessel
Fungsi bessel
 
Variabel random
Variabel randomVariabel random
Variabel random
 
Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik Trapesium
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 

Ähnlich wie NEWTON-RAPHSON METHOD

Kalkulus modul 3b turunan fungsi transendent
Kalkulus modul 3b turunan fungsi transendentKalkulus modul 3b turunan fungsi transendent
Kalkulus modul 3b turunan fungsi transendentPrayudi MT
 
Sttm tm 10 modul 3 b turunan fungsi transendent
Sttm tm 10 modul 3 b turunan fungsi transendentSttm tm 10 modul 3 b turunan fungsi transendent
Sttm tm 10 modul 3 b turunan fungsi transendentPrayudi MT
 
Integral trigonometri
Integral trigonometriIntegral trigonometri
Integral trigonometriAndry Lalang
 
Newton gregory mundur
Newton gregory mundurNewton gregory mundur
Newton gregory mundurAdi Moel
 
Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2Gusthyn Ningrum
 
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4radar radius
 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriRahmahFitri4
 
Deret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinDeret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinMoch Hasanudin
 
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptxSTD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptxChristian227136
 
Persamaan non linier
Persamaan non linierPersamaan non linier
Persamaan non liniersoniyora1
 
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)dwinsalsabila
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxNaufalDhiyaulhaq2
 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxSaddamHusain440750
 
PPT Persamaan garis singgung lingkaran
PPT Persamaan garis singgung lingkaranPPT Persamaan garis singgung lingkaran
PPT Persamaan garis singgung lingkarantrisno direction
 

Ähnlich wie NEWTON-RAPHSON METHOD (20)

Kalkulus modul 3b turunan fungsi transendent
Kalkulus modul 3b turunan fungsi transendentKalkulus modul 3b turunan fungsi transendent
Kalkulus modul 3b turunan fungsi transendent
 
Sttm tm 10 modul 3 b turunan fungsi transendent
Sttm tm 10 modul 3 b turunan fungsi transendentSttm tm 10 modul 3 b turunan fungsi transendent
Sttm tm 10 modul 3 b turunan fungsi transendent
 
Integral trigonometri
Integral trigonometriIntegral trigonometri
Integral trigonometri
 
Newton gregory mundur
Newton gregory mundurNewton gregory mundur
Newton gregory mundur
 
Materi Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan LinearMateri Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan Linear
 
Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2
 
Materi aljabar polinomial
Materi aljabar polinomialMateri aljabar polinomial
Materi aljabar polinomial
 
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
 
Materi integral tak tentu
Materi integral tak tentuMateri integral tak tentu
Materi integral tak tentu
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
 
Deret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinDeret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurin
 
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptxSTD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
 
Persamaan non linier
Persamaan non linierPersamaan non linier
Persamaan non linier
 
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
 
Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan LinearSistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan Linear
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptx
 
PPT Persamaan garis singgung lingkaran
PPT Persamaan garis singgung lingkaranPPT Persamaan garis singgung lingkaran
PPT Persamaan garis singgung lingkaran
 

Kürzlich hochgeladen

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

NEWTON-RAPHSON METHOD

  • 1. Tugas Makalah METODE NUMERIK Tentang METODE NEWTON - RAPHSON Dosen Pembimbing : Siti Dinarti M.Pd Di susun oleh : Shindy Pramudya Ayu Nofra Dilova (1251064) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2012-A SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG 2014/2015
  • 2. METODE NEWTON RAPHSON Metode Newton ditemukan oleh Sir Isaac Newton 1642 – 1727, merupakan salah satu metode yang sering dipergunakan untuk menyelesaikan persamaan tidak linier, metode ini dikenal juga sebagai Metode Newton – Raphson. Metode Newton-Raphson adalah metode pencarian akar suatu fungsi f(x) dengan pendekatan satu titik sebagai titik awal, dimana fungsi f(x) mempunyai turunan. Dimulai dengan titik awal xi , sebuah garis singgung (tangen) dapat ditarik dari titik [xi , f (xi) ] pada kurva y = f(x) dan memotong sumbu x yang biasanya memberikan perkiraan yang lebih dekat dari nilai akar. Dengan demikian kita akan mendapatkan suatu barisan titik-titik (nilai pendekatan untuk akar persamaan) x1,x2,x3,...dengan xi+1 menyatakan titik potong garis tangen kurva y = f(x) di titik (xi , f(xi) ) dengan sumbu x. Gambar pelukisan pada metode Newton-Raphson, garis singgung pada fungsi di xi [yakni f’(xi)] diekstrapolasikan ke bawah ke sumbu x untuk memberikan suatu taksiran akar di xi+1 xixi+1 x f(xi) 0 f(x) y xi - xi+1 f(xi)-0 Kemiringan/m = 𝑦 𝑥 = f’(xi)
  • 3. Dari gambar di atas, persamaan garis tangen (garis singgung) yang melalui titik (xi , f(xi) ) adalah : Persamaan garis singgung ( l ) : y – y0 = m (x – x0) atau y – yi = m (x – xi) Dengan yi = 𝑓( 𝑥 𝑖)dan m = 𝑓′( 𝑥 𝑖), maka 𝑦 − 𝑓( 𝑥 𝑖) = 𝑓′( 𝑥𝑖)( 𝑥 − 𝑥 𝑖) 𝑦 = 𝑓( 𝑥 𝑖)+ 𝑓′( 𝑥𝑖)(𝑥 − 𝑥 𝑖) xi+1 adalah perpotongan garis l dengan sumbu – x dan y = 0 Jadi 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 dan memenuhi persamaan 0 = 𝑓( 𝑥 𝑖)+ 𝑓′( 𝑥 𝑖)(𝑥 𝑖+1 − 𝑥 𝑖) Sehingga diperoleh 0 = 𝑓( 𝑥 𝑖)+ 𝑓′( 𝑥 𝑖)(𝑥 𝑖+1 − 𝑥 𝑖) ↔ 𝑓′( 𝑥𝑖)(𝑥𝑖+1 − 𝑥 𝑖) = −𝑓( 𝑥 𝑖) ↔ { 𝑓′( 𝑥 𝑖) . 𝑥 𝑖+1 } − { 𝑓′( 𝑥𝑖) . 𝑥 𝑖} = −𝑓( 𝑥 𝑖) ↔ 𝑓′( 𝑥𝑖) . 𝑥 𝑖+1 = − 𝑓( 𝑥𝑖) + { 𝑓′( 𝑥 𝑖) . 𝑥 𝑖} ↔ 𝒙𝒊+𝟏 = − 𝑓( 𝑥 𝑖)+ { 𝑓′( 𝑥𝑖) . 𝑥 𝑖} 𝑓′( 𝑥𝑖) = − 𝑓( 𝑥 𝑖) 𝑓′( 𝑥𝑖) + 𝑓′( 𝑥𝑖) .𝑥 𝑖 𝑓′( 𝑥 𝑖) = 𝒙𝒊 − 𝒇( 𝒙𝒊) 𝒇′( 𝒙𝒊) ↔ 𝒇′( 𝒙𝒊) = 𝒇( 𝒙𝒊) 𝒙𝒊 − 𝒙𝒊+𝟏
  • 4. Dengan syarat :  i = 0, 1, 2, 3, 4, ... ( i ϵ bilangan cacah)  𝑓′( 𝑥 𝑖)≠ 0 Catatan : 1. Setiap iterasi pada penerapan Metode Newton memerlukan dua kali perhitungan fungsi yaitu f (x) dan f‘ (x) 2. Apabila titik awal x0 cukup jauh dari α , metode Newton dapat memberikan hasil yang tidak kita harapkan atau bahkan mungkin hasilnya tidak konvergen. 3. Apabila f’ (xi) tidak tersedia atau f’ (xi) = 0 untuk suatu nilai i, metode Newton tidak dapat dipergunakan Contoh : 1. Selesaikan persamaan 𝑓( 𝑥) = 𝑥3 + 𝑥2 − 3𝑥 − 3 = 0 dengan menggunakan Metode Newton-Raphson ! Jawab : Persamaan yang diselesaikan : 𝑓( 𝑥) = 𝑥3 + 𝑥2 − 3𝑥 − 3 = 0 𝑓( 𝑥) = 𝑥3 + 𝑥2 − 3𝑥 − 3 − 0 𝑓( 𝑥) = 𝑥3 + 𝑥2 − 3𝑥 − 3 Turunan pertama dari persamaan tersebut : 𝑓′( 𝑥) = 3𝑥2 + 2𝑥 − 3 Dengan menggunakan persamaan : 𝒙𝒊+𝟏 = 𝒙𝒊 − 𝒇( 𝒙𝒊) 𝒇′( 𝒙𝒊)
  • 5. Pada awal hitungan ditentukan nilai xi sembarang, misalnya ambi x0 = 1 Cari :  𝑓( 𝑥) = 𝑥3 + 𝑥2 − 3𝑥 − 3 𝑓( 𝑥0 = 1) = 13 + 12 − 3. 1 − 3 = − 4  𝑓′( 𝑥) = 3𝑥2 + 2𝑥 − 3 𝑓′( 𝑥0 = 1) = 3. 12 + 2.1 − 3 = 2  𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 − 𝑓( 𝑥 𝑖) 𝑓′( 𝑥 𝑖) 𝑥0+1 = 𝑥1 − −4 2 𝑥1 = 1 + 2 = 3 Langkah berikutnya ditetapkan x1 = 3 maka :  𝑓( 𝑥) = 𝑥3 + 𝑥2 − 3𝑥 − 3 𝑓( 𝑥1 = 3) = 33 + 32 − 3. 3 − 3 = 24  𝑓′( 𝑥) = 3𝑥2 + 2𝑥 − 3 𝑓′( 𝑥1 = 3) = 3. 32 + 2.3 − 3 = 30  𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 − 𝑓( 𝑥 𝑖) 𝑓′( 𝑥 𝑖) 𝑥1+1 = 𝑥2 − 24 30 𝑥2 = 3 − 24 30 = 2,2 Langkah berikutnya ditetapkan x2 = 2,2 maka : o 𝑓( 𝑥) = 𝑥3 + 𝑥2 − 3𝑥 − 3 𝑓( 𝑥2 = 2,2) = 2,23 + 2,22 − 3. 2,2 − 3 = 5,888 o 𝑓′( 𝑥) = 3𝑥2 + 2𝑥 − 3 𝑓′( 𝑥2 = 2,2) = 3. 2,22 + 2 .2,2 − 3 = 15,92
  • 6. o 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 − 𝑓( 𝑥 𝑖) 𝑓′( 𝑥 𝑖) 𝑥2+1 = 𝑥3 − 5,588 15,92 𝑥3 = 2,2 − 0,37 = 1,83 Langkah berikutnya ditetapkan x3 = 1,83 maka : 𝑓( 𝑥3 = 1,83) = 1,833 + 1,832 − 3. 1,83 − 3 = 0,987387 𝑓′( 𝑥3 = 1,83) = 3. 1,832 + 2 . 1,83 − 3 = 10,7067 𝑥4 = 1,83 − 0,987387 10,7067 = 1,73778 Langkah berikutnya ditetapkan x4= 1,73778 maka : 𝑓( 𝑥4 = 1,73778) = 1,737783 + 1,737782 − 3. 1,73778 − 3 = 0,05442 𝑓′( 𝑥4 = 1,73778) = 3. 1,737782 + 2 . 1,73778 − 3 = 9,535197985 𝑥5 = 1,73778 − 0,05442 9,535197985 = 1,73207 Langkah berikutnya ditetapkan x5= 1,73207 maka : 𝑓( 𝑥5 = 1,73207) = 1,732073 + 1,732072 − 3. 1,73207 − 3 = 0,000181641 𝑓′( 𝑥5 = 1,73207) = 3. 1,732072 + 2 . 1,73207 − 3 = 9,464339455 𝑥6 = 1,73207 − 0,000181641 9,464339455 = 1,732050808 Langkah berikutnya ditetapkan x6= 1,732050808 maka : 𝑓( 𝑥6 = 1,732050808) = 1,7320508083 + 1,7320508082 − 3. 1,732050808− 3 = 0,000000004 𝑓′( 𝑥6 = 1,732050808) = 3. 1,7320508082 + 2 . 1,732050808− 3 = 9,464101621
  • 7. 𝑥7 = 1,732050808− 0,000000004 9,464101621 = 1,732050807577 Langkah berikutnya ditetapkan x7= 1,732050807577 maka : 𝑓( 𝑥7 = 1,732050807577) = 1,7320508075773 + 1,7320508075772 − 3. 1,732050807577 − 3 = 0,0000000000769 𝑓′( 𝑥7 = 1,732050807577) = 3. 1,7320508075772 + 2 . 1,732050807577 − 3 = 9,46410162 𝑥8 = 1,732050807577 − 0,0000000000769 9,46410162 = 1,732050807577 Untuk menentukan nilai x5 , x6 , x7 ....xi+1, hitungan dilanjutkan dengan prosedur yang sama dan hasilnya diberikan pada tabel berikut : Tabel hasil hitungan dengan Metode Newton-Raphson Jumlah Iterasi i xi f (xi) f ’(x) 1 0 1,0 -4,0 2 2 1 3,0 24,0 30 3 2 2,2 5,888 15,92 4 3 1,83 0,987387 10,7067 5 4 1,73778 0,05442 9,535197985 6 5 1,73207 0,00018164 9,464339455 7 6 1,732050808 0,00000000 9,46410162 8 7 1,732050807577 0,0000000000 9,46410162 Kesimpulan : Karena pada iterasi ketujuh f(x6) = 0 maka akar dari persamaan tersebut adalah x = 1,732050808.
  • 8. Other Method Apabila f (x) merupakan suatu suku banyak (polinom) maka pemakaian metode Newton untuk mendapatkan akar-akar persamaan sukubanyak tersebut akan lebih efisien bila f (x) dan f ’(x) diperoleh dengan pembagian sintesis (metode horner). Contoh : 2. Masih dalam persamaan pada no.1 untuk membandingkan hasilnya dengan menggunakan metode Horner ! Dengan menggunakan metode Newton hitung penyelesaian dari : 𝑓( 𝑥) = 𝑥3 + 𝑥2 − 3𝑥 − 3 = 0 Jawab :  Andaikan kita tentukan x0 = 1 Jadi 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 − 𝑓( 𝑥 𝑖) 𝑓′( 𝑥 𝑖) 𝑥0+1 = 𝑥0 − −4 2 𝑥1 = 1 + 2 = 3  Langkah kedua, ditentukan x1 = 3 +1 2 -1 1 1 -3 -3 1 2 -1 -4 1 f (x0) = -4 1 1 3 1 3 2 f ‘ (x) = 2 +3 12 27 1 1 -3 -3 1 4 9 24 3 f (x1) = 24 3 3 21 1 7 30 f ‘ (x) = 30
  • 9. Jadi 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 − 𝑓( 𝑥 𝑖) 𝑓′( 𝑥 𝑖) 𝑥1+1 = 𝑥1 − 24 30 𝑥2 = 3 − 24 30 = 2,2  Langkah kedua, ditentukan x2 = 2,2 Jadi 𝑥 𝑖+1 = 𝑥 𝑖 − 𝑓( 𝑥 𝑖) 𝑓′( 𝑥 𝑖) 𝑥2+1 = 𝑥2 − 24 30 𝑥3 = 2,2 − 5,888 15 ,92 = 1,830 Langkah berikutnya juga sama seperti cara horner diatas, sehingga nantinya akan memperoleh nilai x4,x5,...xn sampai menemukan nilai akarnnya dengan f(x)=0 Dari permasalahan di atas, terlihat bahwa kedua penyelesaian yang berbeda metode menghasilkan nilai xi yang sama. +2,2 7,04 8,888 1 1 -3 -3 1 3,2 4,04 5,888 2,2 f (x2) = 5,888 2,2 2,2 11,88 1 5,4 15,92 f ‘ (x) = 15,92
  • 10. Daftar Pustaka Fuad Yusuf.1994.METODE NUMERIK 1.University Press IKIP Surabaya : Surabaya Chapra Steven C,Raimond P.Canale.1989.METODE NUMERIK Jilid 1 EDISI KEDUA.Erlangga : Jakarta Triatmodjo,Bambang.1992.METODE NUMERIK.Beta Offet : Jogjakarta