6. OKLUSI
Subjek yang paling penting dalam disiplin ilmu kedokteran gigi
Gigi sebagai suatu kesatuan yang berfungsi bersama-sama sangat
penting bagi manusia sejak dahulu kala
Juga merupakan subjek paling membingungkan (karena rumit) dalam
ilmu kedokteran gigi
Upaya untuk memahami oklusi dilakukan dari analisis
mekanika, matematika, dan geometri pertemuan gigi dan pergerakan
rahang → hingga analisis biologis dan fungsional gigi geligi yang
dipengaruhi faktor lingkungan dan makanan
6
7. Oklusi Asli dan Oklusi Artifisial
• Perkembangan Oklusi
Evolusi serta perkembangan gigi dan TMJ
digunakan sebagai pembelajaran → memberikan
petunjuk untuk mengetahui bagaimana fungsi
dari gigi kita yang sekarang
Gigi desidui juga memberikan penyelesaian
masalah pada anak-anak sebagai alat mastikasi
yang tepat & sesuai dengan kebutuhan mereka
pada saat itu dan konsisten dengan ruang yang
tersedia pada rahang
7
8. Kelemahan fungsional yang mungkin terjadi
selama masa transisi dapat dimininalisir
dengan:
Ketika I sentralis tanggal, gigi desidui dari I lateral
dan kanius dapat digunakan sebagai pemotong
makanan
Walaupun kehilangan desidui molar tidak akan
menggangu proses menhancurkan dan menggiling
makanan karena molar satu permanen telah
erupsi
8
9. Perkembangan gomphosis (ligamen
periodontal tipe perlekatan) memungkinkan
penyesuaian posisi dari masing-masing gigi
setelah erupsi → sebagai respon terhadap
tekanan pengunyahan → didapatkan posisi
gigi yang paling efisien
9
10. Ciri-ciri dari Oklusi Asli
(Natural Occlusion)
• Dalam pengunyahan, gigi rahang bawah
bergerak melewati rahang atas, melewati
posisi intercuspal, biasanya tanpa berhenti.
• Posisi intercuspal biasanya digunakan selama
pengunyahan, penelanan, dan selama gigi
clenching
10
11. • Selama berfungsi, hadirnya cusp unworn
selalu dihasilkan dari gigi yang terpisah pada
satu sisi, walaupun gigi berkontak dengan sisi
yang lain pada lengkung rahang.
• Ini terlihat secara jelas selama pergerakan
lateral tetapi juga terjadi padaa pergerakan
protusif ketika gigi anterior berkontak dan gigi
posterior tidak.
• Hubungan oklusi dan artikulasi ini sering
disebut oklusi yang ideal oleh dokter gigi yang
menggunakan philosofi mekanis dan
penjelasan-penjelasan
11
12. • Dibawah pengaruh dari diet abrasif, gigi asli yang
utama tidak memperlihatkan maloklusi, lebih luas
lagi karena penggunaan itu mengambil tempat.
• Syarat gigi yang telah tanggal dapat digantikan
dengan gigi tiruan palsu buatan yang mengetahui
kesulitan dalam penyusunan morphology
compleks pada gigi unworn.
• Syarat yang dibuat oleh dokter gigi seperti pada
masing-masing gigi dan lebih khusus pada
pembentukan permukaan oklusal untuk
penggantian gigi yang pas dan berfungsi dengan
baik. Ini bersal dari konsep perspektif oklusi yang
ideal
12
13. • Walaupun kesalahan dalam pemakaian gigi ini
dapat menyebabkan salah paham sebagai
fugsi aslinya, pada kenyataannya tergantung
dari perbaikan dan penyusunan gigi dengan
lingkungan yang tidak natural.
13
14. Oklusi Artifisial
• Ketika pergantian gigi natural dengan gigi
artifisial, yang penting adalah pergantan fungsi
harus harmonis dengan sistem rahang, otot, dan
sendi. Ketika gigi tanggal, terjadi resorbsi tulang,
dan tulang alveolar menjadi berubah bentuk dan
ukuran, ditutupi oleh mukosa yang bervariasi dan
tipis.
• Ketika GTP dibuat untuk mencocokkan dasar
mukosa dan tulang, mereka dalam keadaan diam
hanya ketika rahang dalam keadaan statis.
14
15. • Ketika gigi artifisial melakukan kontak, mereka
melakukannya dengan cara yang sama pada
gigi asli unworn, kemudian ini seharusnya
dekat sehingga seperti masuk pergerakan yang
tidak diinginkan dari dasar gigi tiruan.
• Jika hanya satu sisi yang berkontak, atau
hanya satu pasang gigi kontak (kasus
terbanyak kaninus) lalu ini akan menghasilkan
pergerakan dari dasar gigi tiruan yang akan
sangat susah jika pasien tidaak bisa
mengkontrolnya.
15
16. • Tetapi jika gigi berkontak karena basis gigi
tiruan sampai tip up sampai gigi pada sisi lain
bertemu, mereka akan memberikan arah pada
basis samapi posisi yang lebih stabil dengan
banyak gigi yang berkontak.
• Menariknya, oklusi seimbang ini terjadi tepat
pada situasi natural worn dari gigi asli. Tetapi,
pada gigi unworn natural , selama
pengunyahan, dimana ada penurunan bolus
diantara gigi, yang memungkinkan untuk
mengidentifikasi kontak gigi antar kedua
rahang.
16
17. • Fungsi mastikasi yang normal, meskipun
representatif hanya satu aspek dari penggunaan
GTP dan gigi artifisial.
• Oklusi sentrik merupakan kebanyakan posisi yang
sering digunakan selama mastikasi tetapi juga
selama penelanandan banyak pererakan menuju
sentrik oklusi, posisi yang diadaptasi selama
penelanan, seharusnya seimbang untuk
meminimalisasikan pergerakan gigi palsu dan
tekanan yang mendesak basis. Aksi lain juga
mengambil tempat, sehingga dapat “jeopardise”
walaupun penyusunan basis gigi tiruan dan gigi
artifisial ideal
17
18. Terminologi
• Definisi ini muncul sebagai hasil dari beragam
penelitian selama bertahun-tahun untuk
menumbuhkan pemahaman yang lebih pada
pergerakan rahang dan cara bagaimana gigi
mencapai keadaan secara bersama (oklusi)
• Definisi lain juga merupakan refleki dari
beberapa penelitian untuk
memahami, dimulai dari mekanistik sampai
biologikal dan biofungsional.
18
19. Oklusi
Relasi statis diantara insisivus dan permukaan
mastikasi dai maksila atau mandibula gigi atau
analog gigi.
Oklusi sentrik
Oklusi dari gigi antagonis ketika mandibula pada
relasi sentrik. Ini mungkin atau tidak sama
dengan intercuspal maksimal.
19
20. • Intercuspal maksimum
Intercuspal lengkap pada
gigi anterior, posisi dari
condilar independent
Relasi sentrik
Relasi physiological yang paling
sering yaitu pada mandibula
retruded ke maksila ke dan dari
dimana individu dapat membuat
pergerakan kolateral. Ini kondisi
dimana dapat eksis di tingkatan
yang berbeda dari pemisahan
rahang. Ini dapat terjadi sekitar
terminal aksis hinge.
Terminal aksis hinge
Tahap ini sekarang lebih dikena
sebagai aksis transverse
horizontal.
Garis imaginer disekitar
dimana mandibula mungkin
berotasi dengan sagital plane
20
21. Artikulasi
Relasi kontak diantara permukaan oklusal dari gigi selama berfungsi
Mutually protected articulation
Skema oklusal dimana gigi posterior
mencegah kontak berlebihan dari
giigi anterior pada interuspal
maksimum, dan gigi anterior
melepaskan gigi posterior pada
seluruh pergerakan excursive
mandibula
Balanced articulation
bilateral, simultan, anterior dan
posterior kontak oklusi dari gigi
pada posisi sentrik dan eksentrik
Artikulasi lingual
Tidak ada muncul di glossary :
oklusi lingual di deginisikan sebagai
bentuk dari oklusi gigi tiruan
dimana artikulasi dari cusp lingual
dengan permukaan oklusal
mandibula pada centric working
dan non-working
Anterior protected articulation
Bentuk artikulasi mutually
protected dimana vertikal dan
horizontal overlap pada nterior gigi
sampai melepaskan gigi posterior
pada pergerakan excursive
mandibula
21
22. Sentrik oklusi
• Ketika pembuatan GTP, hanya ada guide langsung yang
mungkin untuk menentukan dimana gigi diletakkan;
dua yang paling penting yaitu hubungan vertikal dan
horizontal dari mandibula terhadap maksila.
• Mandibula walaupun menghambat pergerakan vertikal
secara konsisten hanya ketika terjadi rotasi disekitar
axis horizontal dan ini dapat digunakan untuk
mendapatkan posisi mandibular yang reproduktif
dalam menentukan vertikal dimensi
• Pada ketinggian oklusal ini, ketika gigi diletakkan
sehingga kestabilan kontak gigi terjadi pada intercuspal
maksimum
22
23. • Definisi : relasi paling retruded dari mandibula
terhadap maksila untuk dan dari dimana
individual dapat membuat pergerakan lateral;
posisi klinikal menentukan ketika condyle-disc
assemblies artikulasi pada posisi AP melawan
eminances artikulator; dari yang terbatas
sampai pergerakan rotasi reproductible
tentang aksis tranverse horizontal; posisi
dimana intercuspal maksimum dari gigi dapat
terjadi pada saat menentukan vertikal dimensi
oklusal
23
24. Aksis tranverse horizontal (terminal
hinge axis)
• Definisi : garis imaginer mengelilingi dimana
mandibula dapat menghasilkan hinge vertikal
ata pergerakan riotasi secara langsung 25 mm
24
25. Intercuspal Maksimum
• Pada tahap ini lebih baik menjelaskannya karena
pada gigi asli adalah oklusi sentrik, tetapi pada
GTP, ini harus termasuk relasi horizontal dan
vertikal dari mandibula terhadap maksila.
• Definisi : hubungan static dan kontak diantar
mandibula dan maksila gigi artifisial dapat
memperoleh relasi yang stabil diantar insisal dan
permukaan mastikasi, ketika mandibula pada
keadaana posisi relasi sentrik pada penentuan
dimensi vertikal pada oklusi
25
26. Artikulasi
semua hubungan gigi dalam posisi apapun diluar interkuspasi maksimal.
Tujuannya : menyediakan kontak yang simultan sebanyak mungkin, dan
berbagai jenis skema oklusal telah dirancang untuk mencapai hal ini.
Artikulasi seimbang
Definisi :
Kontak antara mandibula dan maksila secara terus menerus sebanyak
mungkin dalam semua pergerakan excursive baik menjauhi, menuju
ataupun pada posisi interkuspasi maksimum.
Istilah ini dapat diterapkan untuk semua jenis skema oklusal, menggunakan
gigi ber-cusp atapun cuspless ataupun kombinasi dari keduanya
26
27. Biomekanik kontak oklusi fungsional
Hal ini diasumsikan dengan memiliki hubungan cusp-fossa seperti
pada gigi asli, bahkan dalam kondisi interkuspasi maksimum, akan
mempertahankan hubungan rahang tersebut.
Terlihat sederhana dikarenakan gigi dirancang untuk memiliki
hubungan cusp-fosa guna mempertahankan hubungan rahang
tersebut. Namun, ketika mandibula bergerak dari posisi relasi
sentrik, faktor lainnya akan berperan.
A. Protrusif Movement
B. Lateral Movement
27
28. A. Pergerakan Protrusif
Ada dua faktor penentu pergerakan
mandibula dalam protrusi yaitu the incisal
guidance angle(IGA) dan sagital condylar
guidance angle (SCGA).
(IGA) dibentuk oleh overbite antara gigi
(Gambar 5). Hal ini bergantung pada
jumlah overjet selama tidak ada
bimbingan sampai gigi benar-benar
berkontak. Pada gigi alami, dimensi
overbite dan overjet ditentukan oleh posisi
gigi. Pada GTP justru ditentukan oleh
faktor-faktor lain, terutama estetika,
fonetik, dan fungsi. Hal ini dapat dikontrol
oleh seorang dokter gigi.
28
29. Berbeda hal nya dengan SCGA (Gambar 6) tidak berada di bawah kendali dokter gigi
sama sekali, dan benar-benar ditentukani oleh biomekanik itu sendiri. Ini adalah hasil
dari pertemuan kondilus & disc yang bergerak ke arah depan dan ke
bawah, disamping pengaruh lereng anterior dari fosa glenoid. Kenyataannya kondilus
tidak hanya melintas sepanjang garis lurus seperti pada diagram dibawah ini.
Pergerakannya justru membuat garis zig zag. Lintasan pergerakan TMJ yang
sebenarnya memiliki bentuk non-linear dikarenakan sifat dari sendi itu sendiri –sendi
tersebut sangat licin (sekitar 5x lebih licin dibanding es diatas lapisan es)- dan karena
itu kondilus harus menahan setiap gaya yang bekerja pada gigi, di semua posisi
memungkinkan dalam fossa glenoid.
29
30. Bentuk kondilus dan fossa menandakan
setiap gerakan maju dari mandibula
disertai gerakan ke bawah pula, jika
catatan oklusal ditempatkan ditengah
insisivus dan kondilus pada permukaan
datar, akan terpisah saat mandibula
bergerak maju. (lihat Gambar 7).
Bila IGA 100 dan SCGA 300 makan gigi
ditempatkan pada dataran dengan sudut
200 dibentuk oleh distal cusp dari molar
satu maksila
30
31. Bila mandibula bergerak kedepan, maka lengkung menjadi lebih curam pada
bagian posterior, dikarenakan pengaruh 30 ° dari SCGA, dibandingkan anterior
yang hanya dipengaruhi 10° IGA (Gambar 10).
Maka pada saat mandibula bergerak ke depan, pada suatu titik pertengahan di
antara posterior dan anterior, gigi-geligi lainnya akan tetap berkontak sebagai
hasil sudut cusp 20° . Namun, diantara anterior menuju pertengahan, begitu
juga saat menuju posterior, gigi akan kembali kehilangan kontak karena sudut
cusp perlu dibuat mendekati 10° untuk anterior, dan mendekati 30° ke daerah
posterior.
31
32. Jika semua ujung cusp terhubung, maka posisinya membentuk kurva yang harmonis
dengan pergerakan mandibula. Compensating curve akan ditentukan oleh incisal dan
condylar guidance angle. Kurva ini bervariasi bergantung pada lintasan mandibula
selama pergerakannya. (Figure 13)
32
33. Pergerakan Lateral
• Ketika mandibula bergerak ke samping, sisi yang bergerak disebut sisi kerja
(working side) sementara pada sisi berlawanan yang bergerak menuju midline
disebut nonworking ataupun balancing site.
• Pertimbangkan gerakan mandibula ke kiri. Seperti pada pergerakan
protrusi, gerakan ini juga tidak semulus lintasan lurus melainkan dipengaruhi
penuntun anterior dan posterior.
• Penuntun anterior berupa overbite pada sudut lengkung yakni kaninus. Seperti
pada IGA, sudut pembimbing kaninus dapat ditentukan oleh operator
sehubungan estetika, bentuk lengkung, dll . Penuntun posterior tergantung
kepada anatomi sendi itu sendiri berupa pertemuan kondilus dan disc.
• Prinsip yang sama seperti pergerakan protrusif dapat menjelaskan perubahan
yang diperlukan dalam morfologi gigi untuk memastikan berkontak selama
pergerakan lateral. (Figure 14) Penuntun kondilus bagian medial ketika dilihat
dari arah depan (Bennett angle) diperkirakan 400 dan penuntun kaninus dengan
sudut 100. pada sisi nonworking sisi molar dibuatkan sudut cusp 200. Figure 15
menunjukkan cusp curam bagian mana yang akan mempertahankan kontak
oklusi secara simultan ketika mandibula bergerak ke kiri.
33
35. Dengan mempertimbangan persyaratan cusp pada sisi nonworking yang harus
tetap berkontak ketika mandibula bergerak ke kiri. Sudut cusp dibuat 200 tetapi
jika gigi ditempatkan pada pertengahan condylar guidance dan canine guidance
maka sudut pertengah dibuat 250. sama seperti pada pergerakan protrusi, hal ini
dapat diperoleh dengan melakukan tilting guna menyediakan sudut cusp
inklinasi sisi nonworking yang efektif sebesar 250. Gambar 16. Jika hal ini
dilakukan di kedua sisi dari lengkung tersebut, dan garis yang ditarik melalui
ujung cusp, kurva lain dibuat, didapatkan pula compensating curve pada posisi
lateral.
35
37. • Lima konsep oklusal dasar saat ini yang
digunakan adalah:
a) Oklusi anatomis
b) Oklusi non anatomis (nol derajat, non titik
puncak, monoplane)
c) Oklusi semi anatomis
d) Oklusi lingualized (linear, organik)
e) Oklusi neutrocentric
37
38. A. Oklusi Anatomis
• Gigi anatomis
didefinisikan sebagai
gigi dengan inklinasi
cuspal 30 derajat atau
lebih yang ditujukan
untuk menduplikasi
permukaan
pengunyahan dari gigi
alami.
INDIKASI :
1. Untuk mencapai
penampilan yang lebih
estetis dan alami
2. Untuk mencapai
stabilitas , kenyamanan
dan fungsi dengan
memiliki kontak gigi
selama semua daerah
gerakan fungsional dan
non fungsional.
38
39. Keunggulan Oklusi Anatomis
Menurut Payne , Bascom , Brewer
1 . Memasuki makanan dengan mudah membutuhkan
sedikit kekuatan pengunyahan sehingga mengurangi
gaya vertikal pada ridge
2 . The interdigitation gigi tiruan gigi yang menolak rotasi
gigi tiruan dengan mendorong lebih pola mengunyah
vertikal ada dengan memberikan stabilitas gigi tiruan
yang lebih besar selama gerakan parafunctional.
3 . Mencapai tampilan estetika yang lebih baik dan alami
4 . Bertindak sebagai patokan untuk penutupan rahang
yang tepat
39
40. Kekurangan Oklusi Anatomis
1 . Catatan direproduksi tepat yang diperlukan untuk menghasilkan oklusi ini
pada artikulator yang yang memakan waktu.
2 . Dengan sedikit resorpsi ridge posisi oklusal gigi tiruan berubah dimana
lebih sulit untuk disesuaikan.
3 . Oklusi anatomi menghasilkan daya lateral yang lebih besar melawan linggir
sisa mengakibatkan resorpsi linggir.
4 . Oklusi anatomi menyebabkan gigi tiruan yang lebih besar yang didasarkan
deformasi yang berarti gaya lateral yang lebih besar dihasilkan terhadap
linggir sisa.
5 . Penggunaan oklusi anatomi dengan interdigitation yang ketat dari puncak
membuat sulit untuk digunakan pada kelas II dan kelas III hubungan
rahang.
6 . Keseimbangan oklusal dicapai benar-benar secara mekanis dan hanya ada
di artikulator sebagai sebagian besar dari artikulator yang tidak digunakan
untuk menghasilkan gerakan yang tepat dari mandibula dan itu hanya
perkiraan.
40
41. B. Oklusi Non Anatomis
• INDIKASI :
• 1 . Baik untuk kelas II dan
kelas III maloklusi yang
memegang rahang pada
posisi depan
• 2 . untuk pasien dengan
cross bite
• 3 . untuk pasien dengan
gerakan parafunctional
• Prosedur gigi tiruan kompleks menggunakan oklusi
anatomi yang dihubungkan dengan penggunaan
artikulator yang sangat adjustable dimana dulu
dipakai oleh banyak orang tetapi semua artikulator
tersebut tidak lagi digunakan.
• Beberapa dokter gigi mengamati bahwa
kenyamanan dan efisiensi gigi palsu tidak
mengalami peningkatan pada puncak cuspal pada
gigi posterior yang terlihat lebih alami tetapi dalam
banyak kasus sebaliknya terjadi.
• Gigi Non anatomi diatur dengan kompensating
curve untuk menyediakan beberapa tingkat
keseimbangan protrusive dan lateral dan inklinasi
gigi dieliminasi dan balancing dicapai dengan
menyeimbangkan jalan yang mengarah ke tiga titik
keseimbangan.
41
42. Keunggulan Oklusi Non Anatomis
1 . Hal ini sederhana dan memakan waktu
kurang dari konsep oklusal lainnya
2 . Penyesuaian lebih baik menghindari
perubahan negative pada ketinggian linggir
yang terjadi dengan proses penuaan
3 . Hal ini lebih estetik dari oklusi neutrocentric
karena beberapa derajat vertical yang
tumpang tindih diperbolehkan pada posterior
kurva kompensasi
42
43. Kekurangan Oklusi Non Anatomis
1 . Penggunaan nol derajat gigi tidak selalu menghasilkan oklusi
monoplane karena mereka mungkin diatur ke kurva atau mungkin
diatur dengan unit balancing yang menghasilkan satu atau lebih
banyak pesawat tambahan
2 . Kurva kompensasi bertindak sebagai salah satu titik cusp panjang
oleh karena itu akan menghasilkan efek kerusakan yang sama pada
inklinasi cuspal
3 . Karena tidak memiliki inklinasi cuspal penyeimbangan kontak dapat
diperoleh dengan cara lain
4 . Penyesuaian tempat landai dari balancing harus ditempatkan di
posterior mandibula paling distal molar untuk memberikan kontak
dengan gigi tiruan rahang atas pada semua kunjungan
5 . Karena kehadiran kurva kompensasi sulit untuk penyesuaian
43
44. C. Oklusi Semi Anatomis
• Gigi semi anatomi memiliki inklinasi
cuspal kurang dari 30 derajat
• Hal ini diindikasikan untuk pasien
yang menginginkan kuspal untuk
estetika , efisiensi
pengunyahan, keseimbangan dan
mengurangi komponen daya lateral
yang diperkenalkan oleh inklinasi
cuspal
• Oklusi Ini memiliki kelebihan dan
kerugian sama dengan oklusi
anatomi
44
45. D. Oklusi Lingualized
• Oklusi lingualized merupakan upaya untuk menjaga estetika
dengan keuntungan dari bentuk anatomi tetap menjaga
kebebasan mekanik pada bentuk non anatomi . Oklusi
lingualized menggunakan gigi anatomis untuk gigi tiruan
rahang atas dan dimodifikasi non gigi anatomi anatomi atau
semi untuk gigi tiruan rahang bawah .
• Batas payung oklusi lingualized dapat digunakan dalam
berbagai cara yang meliputi linear , organik , seimbang
, nonbalanced , oklusi rasional dan fungsional fungsional
• Konsep dasar dari oklusi lingualized pertama kali diusulkan
oleh Payne . Pound membahas sebuah konsep oklusal yang
sama dan menggunakan istilah oklusi lingualized.
45
46. Prinsip Oklusi Lingualized
• Menurut Becker Prinsip lingualized oklusi adalah :
1 . Anatomi gigi posterior ( 30-33 derajat ) digunakan untuk gigi
tiruan rahang atas
2 . Gigi Non anatomi atau semi anatomi digunakan untuk gigi
tiruan rahang bawah
3 . Modifikasi mandibula gigi posterior dilakukan dengan
grinding selektif
4 . Maksila lingual cusp kontak mandibular gigi dalam posisi
oklusi sentrik
5 . Kontak penyeimbang dan kontak kerja harus terjadi hanya
pada cusp lingual rahang atas .
6 . Kontak balancing protrusive harus terjadi hanya antara
maksila lingual cusp dan gigi bawah
46
47. Indikasi Oklusi Lingualized
1 . Pada pasien dengan memprioritaskan estetika tapi
konsep non anatomi occlusal ditunjukkan pada kondisi
oral seperti resorpsi alveolar berat dengan lingualized
oklusi hasil estetik harus meningkat tetap
mempertahankan keuntungan dari sistem non anatomi
2 . Pada kelas II dan kelas III dan kasus gigitan silang
3 . Pada pasien dengan pergantian dukungan jaringan
4 . Dapat digunakan secara efektif ketika gigitiruan
lengkap menentang gigi tiruan sebagian lepasan
seperti dalam kasus Sindrom Kombinasi(linear oklusi)
47
48. Keunggulan Oklusi Lingualized
1. Sebagian besar keuntungan
disebabkan oleh berbagai bentuk
anatomi dan bentuk non anatomi
yang dipertahankan.
2. Hal ini meningkatkan stabilitas basis
protesa pada rahang atas dan rahang
bawah yang diresorbsi pada linggir
mandibula dengan menyediakan
pusat daerah bantalan selama proses
pencatatan.
3. Cusps memiliki kekuatan penetrasi
lebih baik dan oleh karenanya
mengurangi daya vertikal yang
ditempatkan di linggir sisa.
4. Pengunyahan dalam bentuk oklusal ini
adalah seperti memegang dan
grinding motar dan jenis alu itu
adalah tipe geser yang diberikan
dengan anatomi oklusi seimbang.
5. Penggunaan bentuk cusp yang lebih
alami dalam penampilan
memberikan estetika yang lebih baik
terutama jika oklusi seimbang
digunakan yang memungkinkan
beberapa insisal tumpang tindih.
6. Teknik sederhana membutuhkan
pencatatan yang tepat
7. Tidak ada penyesuaian pasca
penyisipan untuk jaringan iritasi yang
diperlukan
48
49. Oklusi Neutrosentrik
• Oklusi ini memiliki
perbedaan yang jelas
dengan oklusi anatomi.
Pada oklusi ini
ditambahkan 2 istilah
yang objektif yaitu
neutralisasi dan
sentralisasi dari
tekanan. Pada oklusi ini
ada 5 konsep:
1. Posisi
2. Proporsi (ukuran)
3. Penyusunan
(kemiringan dan
inklinasi)
4. Bentuk
5. Number
(jumlah/urutan)
49
50. 1. Posisi → Posisis pada oklusi ini didapatkan pada gigi posterior diletakkan di atas
residual ridge bagian posterior kearah lingual bersamaan dengan posisi lidah
yang memungkinkan, sehingga akan terjadi tekanan yang tegak lurus pada
daerah pendukung.
2. Proporsi (ukuran) → Lebar gigi yang dikurangi dengan demikian akan mengurangi
tekanan secara vertikal kearah tepi linggir dengan memperkecil bagian oklusal
(pemilihan gigi yang kecil)
3. Penyusunan (kemiringan dan inklinasi) → Penyusunan gigi harus sesusai dengan
dataran oklusal dan harus menyentuh bagian linggir dan berada nditengah-
tengah bagian linggir tersebut sehingga tekanan langsung dengan posisi tegak
lurus ke dasar tulang dan tidak ada kompensasi pada kurva dan penunjuk insisal
4. Bentuk → Bentuk gigi dikoreksi dengan menggunakan posisi gigi yang datar
tanpa adanya sudut inklinasi
5. Number (jumlah/urutan) → Gigi posterior ukurannya diturunkan dari no 8-6 ini
bertujuan untuk mengurangi tekanan yang besar dan posisi sentralisasi daerah
premolar 2 dan molar 1.
50
51. Indikasi Oklusi Neutrosentrik
1. Untuk relasi hubungan rahang klas II dan klas III dan untuk kasus
crossbite.
2. Untuk kasus yang dimana keadaan linggirnya buruk dengan tujuan
stabilisasi tekanan dengan cara melakukan sentralisasi dan
neutralisasi.
3. Pada pasien geriatric dengan keadaan linggir yang buruk dengan
ada kemungkinan ketidaksesuaian hubungan rahang adalah
dengan peningkatan oklusi neutrosentik dengan saling timpang
tindih secara horizontal yang lebih besar dan kurangnya
interdiginitas secara spesifik sehingga membuatnya ideal untuk
pasien seperti ini.
4. Pada pasien dengan jarak/ ruang yang berlebihan maka tekanan
lateral akan berkurang.
5. Ideal dengan pasien yang mengalami kesulitan untuk membuat
catatan yang lengkap (catatan oklusal).
51
52. Keuntungan Oklusi Neutrosentrik
• Teknik ini sangat sederhana dan membutuhkan sedikit
pencatatan yang tepat maka sangat membantu untuk
pasien yang mengalami kesulitan atau tidak mungkin untuk
membuat catatan yang tepat.
• Teknik ini menyediakan tempat untuk menutup dan tidak
memberi kuncian pada satu sisi mandibula jadi ini sangat
berfungsi untuk pasien yang geriatrik dengan keterbatasan
pada mulut.
• Mudah untuk menyesuaikan keseluruhan gigi
• Penurunan tekanan lateral dengan mengurangi sudut
inklinasi dengan demikian mencegah resorpsi linggir
alveolaris lebih lanjut dan membantu pada pasien dengan
kelebihan antar linggir dengan mengurangi tekanan lateral.
52
53. Kerugian Oklusi Neutrosentrik
• Tipe oklusi yang datar tidak memiliki keseimbangan dan berkurangnya cusp secara
berlebihan sehingga mendorong sistem pengunyahan kearah lateral dan
menyebabkan kebiasaan bruxism, sakit pada linggir alveolaris, dan gangguan TMJ.
• Pada kasus klas II pasien umumnya cenderung memilih posisi rahang kedepan dari
relasi sentrik menyebabkan disoklusi pada gigi posterior yang disebabkan oleh
christensen’s phenomenon mengakibatkan sakit didaerah anterior mulut karena
tekanan yang tidak tegak lurus lagi.
• Sedikit estetik yang didapatkan dari 5 konsep tersebut, karena tidak ada hubungan
yang baik pada daerah mesial dan tidak ada cusp pada posterior. Namun beberapa
menyebutkan kurangnya cusp atau incisal guidence sebagai masalah kecuali dari
drg itu sendiri menunjukkan bahwa itu masalah.
• Datarnya dataran oklusal secara alami dapat merusak sistem pengunyahan karena
buruknya tekanan pengunyahan pada makanan sebagai hasilnya tekanan vertical
pada linggir menjadi berkurang. Pasien umumnya mengeluhkan giginya seperti
“feel bull”.
• Tidak ada stabilisasi pada gigi tiruan selama pergerakan parafungsional.
53
55. Occlusal Scheme For Edentulous
Patient
• Oklusi salah satu prinsip esensial untuk
keberhasilan gigi tiruan penuh
• Biomekanika GTP berbeda dengan gigi asli,
karena GTP bekerja sebagai satu unit, dimana
gaya pada satu anasir/bagian gigi tiruan akan
langsung ditransfer pada seluruh bagian gigi
tiruan
• Gigi posterior -> diatur sesuai dengan konsep
oklusi yang dipilih, memenuhi filosofi oklusi, dan
estetisnya baik.
55
56. Syarat Ideal Konsep Oklusi
• Setiap konsep oklusi memiliki 3
karakteristik :
• - incisal units termasuk keempat insisivus
• - working units termasuk kaninus dan gigi
posterior pada sisi mandibula digerakkan
• - balancing units termasuk kaninus dan gigi
posterior sisi yang berlawanan dengan
working unit
56
57. Incisal Units
• Bagian yang tajam untuk meningkatkan
efisiensi memotong
• Bagian ini tidak berkontak selama mastikasi
berkontak hanya saat protusi
• Meningkatkan horizontal overlap untuk
menghindari gangguan selama settling (the
mandibular denture may slide anteriorly as it
settles )
57
58. Working Units
• Cusps untuk efisiensi pemotongan dan
penggilingan
• Lebar bukolingual yang lebih kecil
menurunkan beban oklusal yang ditransfer ke
jaringan
• Beban pengunyahan harus diarahkan ke
tengah anteroposterior gigi tiruan
• Dataran oklusal harus paralel dengan
pertengahan dataran penyangga linggir
58
59. Balancing Units
• Molar kedua harus kontak selama gerakan
protrusif
• Harus kontak bersamaan dengan working side
di akhir siklus pengunyahan
59
60. • Ada 3 konsep oklusi yang paling sering
digunakan untuk bentuk oklusal gigi posterior
yaitu :
Bilateral Balance
Monoplane or Nonanatomical
Lingualized Articulations
60
62. Bilateral Balanced Occlusion
• Bilateral balanced occlusion (oklusi seimbang)
merupakan kontak oklusal gigi anterior dan
posterior secara simultan dan bilateral pada
posisi sentrik dan eksentrik. Selama gerakan
lateral gigi geligi posterior saling berkontak
pada working side dan non-working side
(balancing side).
62
63. Pentingnya balanced occlusion
Oklusi seimbang adalah salah satu faktor penting yang
mempengaruhi stabilitas gigi tiruan
Tidak ada keseimbangan oklusal mempengaruhi
gigi tiruan selama pergerakan rahang bawah
63
64. (Brewer)
Rata-rata seorang individu melakukan kontak gigi
hanya selama 10 menit dalam satu hari penuh saat
pengunyahan dan 4 jam untuk fungsi lainnya.
Dalam 4 jam ini oklusi seimbang penting untuk
menjaga stabilitas gigi tiruan dan lebih penting selama
gerakan parafungsional
64
65. Pertimbangan umum untuk balanced occlusion
• Oklusi seimbang yang ideal dapat dicapai pada kasus ridge
yang luas dan besar pada gigi tiruan penuh, dengan cara gigi
diatur didekat linggir
• Gigi tiruan penuh yang giginya diatur jauh dari linggir dan
those that rest in lingggir yang sempit dan pendek akan
memiliki oklusi buruk
• Gigi yang memiliki lebar bukolingual sempit dan those that
rest on linggir yang lebar memberikan oklusi seimbang yang
ideal
• Keseimbangan yang ideal dicapai dengan mengatur gigi
sedikit ke lingual dari puncak linggir
• Gigi tiruan penuh harus dirancang sedemikian rupa sehingga
tekanan oklusi berpusat di anteroposterior gigi tiruan
65
66. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan
oklusi
5 faktor dasar yang menentukan keseimbangan oklusi :
• Inklinasi kondilar atau kondilar guidance
• Insisal guidance
• Orientasi bidang oklusi atau oklusal
• Angulasi cuspal
• Keseimbangan curves
66
67. Dari kelima faktor ini harus ada keseimbangan.
Pada insisal dan kondilar guidance menghasilkan
dampak yang sama pada oklusi seimbang (mereka
meningkatkan separasi gigi posterior)
Tiga faktor lainnya memiliki efek umum dari oklusi
seimbang (mereka mengurangi separasi gigi
posterior)
67
68. Efek dari insisal dan condylar guidance harus
dinetralkan oleh ketiga faktor lain untuk mendapatkan
oklusi seimbang
Tidak ada mekanisme penetralan keseimbangan
oklusi hilang
68
69. Penyusunan Gigi Anatomis sebagai Balanced articulation
Penyusunan gigi anterior :
• overlap vertikal minimal 0.5 mm – 1 mm
• overlap horizontal minimal 1 mm -2 mm
Ada kemungkinan gigi akan rotasi, tipping, overlap atau
berjarak, sehingga dalam menyusun gigi anterior sebaiknya dimulai
dari rahang bawah terlebih dahulu
69
70. Jumlah gigi posterior
Jumlah gigi yang ditentukan bergantung ruang yang tersedia pada
gigi posterior dari distal kaninus sampai ke retromolar pad.
• Kebanyakan terbatas 3 gigi
• Lebih mudah menyusun : P2, M1, M2 pada ruang yang
tersedia
• Eliminasi P1 merupakan pilihan karena gigi ini memiliki
sedikit permukaan oklusal yang berguna untuk mengunyah
makanan
70
71. Penyusunan Gigi mandibula
• Peletakan premolar pertama mengikuti bentuk linggir yang
tersisa
• Groove sentral P1 dan P2 diposisikan segaris dari canine tip 1
mm – 2 mm dibawah puncak retromolar pad (figure 17-17)
• Ketika gigi bawah telah diatur, oklusal rim di rahang atas
dibuang sebagai tempat premolar rahang atas
• Kedua premolar mandibula disusun mencapai interkuspal
maksimum dengan premolar maksila
• Penyusunan M1 mandibula : groove sentral ditempatkan pada
kaninus sampai ke retromolar pad
• M1 maksila diartikulasikan dengan M1 mandibula
71
73. Penyusunan gigi maksila
• Dimulai dari P1 maksila dilanjutkan hingga gigi M2
• Lingual cusp maksila disesuaikan dari kaninus tip mandibula
sampai ke tengah dari retromolar pad
• Posisikan gigi maksila dengan pembukaan sedikit titik kontak
antar gigi posisi mesiodistal mandibula akan terinterdigitasi
dengan posterior rahang atas
• Penyusunan P1 mandibular dilakukan di akhir untuk
mendapatkan variasi overlap vertical dan horizontal pada gigi
anterior
• M2 disusun setelah M1 memastikan ketepatan
anteroposterior
73
74. Evaluasi Artikulasi Bilateral Balanced
• Diperiksa setelah semua gigi rahang atas dan rahang bawah
disusun
• Walaupun gigi yang diposisikan dengan lokasi yang sama
seperti bentuk awal di artikulator, mereka tidak akan bisa sama
• Pergerakan artikulator dalam arah lateral saat dilakukan
evaluasi harus minimal hubungan end to end antara caninus
maksila dan mandibula cukup
74
75. Penyusunan Gigi Posterior Nonanatomis
Mandibula untuk Balanced Articulation
• Penyusunan gigi mandibula, lalu maksila
• Kontur dibuat di wax oklusal rim
• penggunaan beberapa garis dan petunjuk
referensi yang dikembangkan untuk
penyusunan anatomis juga digunakan pada
penyusunan gigi nonanatomis.
• Perbedaan besar posisi gigi posterior
mandibula
75
76. Jumlah Gigi Posterior
(non anatomical teeth)
• Kebanyakan terbatas 3 gigi
• Lebih mudah menyusun : gigi P2, M1 dan M2
pada ruang yang tersedia
• Mengeliminasi P1 merupakan pilihan karena
gigi ini memiliki lebih sedikit permukaan
oklusal untuk pengunyahan makanan.
76
77. Anteroposterior Compensating Curve
• kurva dimulai dari distal marginal ridge dari
gigi posterior pertama yang digantikan
(biasanya gigi P2) dan berlanjut melewati
molar kedua (figure 17-18).
• Besar kurva tergantung kecuraman
condylar guidance
• kurva anteroposterior menyediakan
struktur gigi yang dibutuhkan untuk balancing
contacts pada pergerakan protrusif
77
79. Mediolateral Compensating Curve
• Mencapai balanced articulation pergerakan
lateral
• Dimulai dengan gigi pengganti pertama ke gigi
molar kedua.
• Derajat dari cusp facial ke cusp lingual untuk
membentuk kurva ini akan bervariasi sesuai
dengan condylar dan incisal guidances.
• kurva biasanya tidak melebihi 5-10 derajat dari
orientasi horizontal plane ketika dilihat dari
frontal plane (figure 17-19)
79
81. • Premolar Pertama
Posisi gigi pertama pengganti mandibula (gigi P2) akan ditentukan
oleh posisi gigi anterior RB.
• Gigi P2 di sebelah kaninus, tanpa celah untuk kepentingan estetis.
• Molar Pertama
• Posisi disebelah premolar, dengan mesial marginal ridge molar
pada tinggi yang sama dengan distal marginal ridge premolar dan
distal marginal ridge molar sedikit tinggi
• Molar Kedua
• Posisi di sebelah molar pertama dengan mesial marginal ridge
molar kedua sama tinggi dengan distal marginal ridge molar
pertama
• Cusp fasial kedua gigi molar pertama dan kedua harus segaris lurus
ketika dilihat dari permukaan oklusal.
81
82. Penyusunan Gigi Posterior Nonanatomis
Maksila untuk Balanced Articulation
• Premolar Pertama
• Kebanyakan pasien 3 gigi posterior RA digunakan (1 premolar dan 2
molar)
• Premolar premolar 1 RA, karena lebih tinggi pada oklusal-servikal
lebih estetik
• Sebaiknya sekitar 1-2 mm horizontal overlap dari cusp fasial maksila
dengan cusp fasial mandibula cegah tergigitnya pipi dan menambah
tercapainya balanced articulation
• Molar pertama
• Posisi sebelah premolar, sejajar marginal ridge dan permukaan fasial.
• Molar kedua
• Posisi sebelah molar pertama
82
83. • Evaluasi kontak yang dibutuhkan antara
permukaan okusal maksila dan fossa sentral
dan marginal ridges mandibular antagonis.
83
84. Monoplane or Anatomical Occlusion
• Monoplane occlusion adalah pengaturan oklusal
dimana gigi posterior memiliki permukaan
pengunyahan yang tidak memiliki tinggi cuspal.
84
85. Pertimbangan umum pada konsep
Monoplane occlusion
• Gigi tiruan yang berlawanan tidak berkontak
ketika rahang dalam relasi eksentrik karena
adanya kemungkinan memberikan tekanan
yang tidak stabil ke basal seat area.
• Kontak gigi terjadi hanya ketika mandibula
pada relasi sentrik dengan rahanga tas
• Pasien mengulang gerakan mandibula
sampai tidak ada lagi ketidaknyamanan pada
relasi sentrik
85
86. Penyusunan Gigi Nonanatomis Pada Artikulasi Monoplane
• Untuk hasil estetik yang optimal dibutuhkan overlap vertikal
pada gigi anterior overlap horizontal harus cukup pada
anterior dan pergerakan lateral tanpa kontak gigi anterior
• Ketika gigi nonanatomis disusun untuk mencukupi konsep
monoplane oklusal, inklinasi kondilus pada artikulator di set 0o
• Gigi posterior maksila diposisikan sekaligus dengan oklusal
rim mandibula sebagai petunjuk penempatan gigi
• Gigi maksila diposisikan agar menutupi permukaan datar wax
oklusal rim mandibula dan mendekati posisi dari kontur
oklusal rim yang telah ditentukan
86
87. • Harus mendekati 1 – 2 mm dari horizontal overlap pada
permukaan cusp maksila yang berhubungan dengan wax
oklusal rim mandibula
• Permukaan oklusal gigi posterior maksila harus kembali datar
dengan wax oklusal rim mandibula
• Gigi disusun hingga terjadi kontak maksimum antara cusp
lingual yang datar pada gigi maksila dengan area groove
sentral pada gigi posterior mandibular yang datar
• Hubungan anteroposterior pada gigi atas dan bawah tidak
kritis karena tidak memiliki cusp
87
88. Lingualized Articulations
• Lingualized occlusion adalah bentuk oklusi gigi
tiruan yang mengartikulasikan cusp lingual
maxilla dengan permukaan oklusal mandibula
dalam posisi working dan nonworking
mandibula.
• Tipe oklusi ini menggunakan cusp palatal
gigi RA yang lebih besar terhadap central fossa
gigi RB yang lebih lebar
• Pada konsep ini cusp bukal gigi RA dan RB
tidak berkontak satu sama lain
88
89. Penyusunan Gigi Posterior Mandibula
untuk Lingualized Articulation
• Lingualized articulation diusulkan banyak
praktisi lebih dari 70 tahun lalu
• Kekurangan cetakan gigi di desain spesifik
• Cetakan Myerson Lingualized Integration (MLI)
menggambarkan susunan oklusi yang didesain
pada konsep ini
• Cetakan MLI maksimum interkuspasi, tidak
adanya kontak oklusal yang bisa berubah, tinggi
cusp adekuat untuk selective occlusal reshaping,
tampilan natural
89
90. • MLI tersedia 2 cetakan gigi posterior:
• 1. Controlled Contact (CC)
• 2. Maximum Contact (MC)
• Perbedaan utama gigi posterior maksila
• Gigi mandibula didesain dengan tinggi cusp
lebih rendah dan multiple occlusal spill-ways
untuk membantu pengunyahan.
• Pemilihan CC atau MC tergantung
kemampuan pasien memposisikan sentrik
relasi rahang secara konsisten
90
91. • Pasien dengan posisi sentrik relasi rahang
tidak pasti cetakan CC menyediakan
kebebasan lebih besar dalam pergerakan saat
maksimum interkuspasi
• Pasien dengan kontrol otot bukan masalah,
dan rekaman relasi rahang mudah diulang
cetakan MC
91
92. • Cetakan MC
• Gigi maksila lebih anatomis, cusp lebih
tinggi
• Lingualized intergrasi berdasarkan dari cusp
lingual maksila yang berfungsi sebagai cusp
pendukung utama
• Cetakan CC
• Cusp maksila lebih rendah dan lebih
fleksibel saat interkuspasi maksimum.
92
93. Jumlah Gigi Posterior
• Tergantung ruang gigi posterior yang tersedia.
• Kebanyakan terbatas 3 gigi
• Gigi P2 permukaan oklusal lebih lebar
• Gigi M1 dan M2
93
94. Buccolingual positioning of the teeth
• Sebuah garis tip canine ke tengah retromolar
pad bantu menentukan posisi buccolingual
gigi.
• Eliminasi sebuah premolar posisi gigi molar
lebih ke anterior
• Molar pertama lebih lebar dapat berjejal
dengan lidah
• Molar pertama dan kedua posisi lebih ke fasial
dari garis referensi untuk memberi ruangan pada
lidah
94
95. Anteroposterior Compensating Curve
• Dimulai distal marginal ridge gigi premolar
pertama melalui gigi molar kedua.
• Lengkung anteroposterior balanced
articulation ketika pergerakan protrusif
95
96. Mediolateral Compensating Curve
• Lengkung mediolateral balanced
articuation selama pergerakan lateral
• Dimulai gigi pengganti pertama (gigi P2) di
lengkung mandibula dan berlanjut sampai M2.
• Dengan memposisikan cusp fasial sedikit lebih
ke arah cusp lingual
• Tidak lebih 5-10 derajat dari horizontal plane
ketika dilihat dari frontal plane
96
97. • Premolar
• Gigi premolar pertama kontak dengan
kaninus, panjang aksis perpendikular dengan
occlusal plane.
• Permukaan oklusal diposisikan pada
occlusal plane
• Cusp fasial sedikit diatas lingual cusp
• Premolar kedua tidak digunakan
97
98. • Molar pertama
• Mesial marginal ridge molar pertama kontak
dengan distal margin premolar
• Distal marginal ridge sedikit lebih tinggi
dari mesial marginal ridge anteroposterior
compensating curve
• Mediolateral compensating curve
meninggikan cusp fasial dibandingkan lingual
cusp
98
99. • Molar kedua
• Mesial marginal ridge molar kedua sama tinggi
dengan distal molar pertama
• Anteroposterior compensating curve
berlanjut dengan meninggikan distal marginal
ridge
• Mediolateral compensating curve
meninggikan cusp fasial diatas lingual cusp
99
100. Penyusungan gigi posterior Maksila
pada Lingualized Articulation
• Premolar
• Dipilih gigi premolar pertama cusp tip ke
margin servikal tinggi, lebih estetis
• Posisi kontak dengan kaninus, panjang aksis
perpendikular dengan occlusal plane
• Cusp lingual kontak dengan marginal ridge
atau occlusal fossa mandibula antagonis
100
101. • Molar pertama
• Mesial marginal ridge kontak dengan distal
margin premolar.
• Lingual cusp di central fossa gigi mandibula
dan menjamin maksimum interdigitasi
• Klas I hubungan molar tidak akan terjadi
• Intergritas cusp lingual dengan marginal ridge
atau fossa mandibular antagonis adalah
pertimbangan utama
101
102. • Molar kedua
• Mesial marginal ridge sama tinggi dengan
distal molar pertama.
• Anteroposterior compensating curve
dilanjutkan ketika gigi dikontakkan dengan gigi
mandibula.
• Maksimum interkuspasi menjaga
mediolateral compensating curve
102
105. GERAKAN PROTRUSIF
2 hal yang menentukan pergerakan
mandibula ke arah depan:
INCISAL GUIDANCE
ANGLE (IGA)
SAGITTAL CONDYLAR
GUIDANCE ANGLE
(SCGA)
105
106. INCISAL GUIDANCE ANGLE (IGA)
• Dibentuk oleh overlap vertikal (overbite) gigi
geligi
• Pada gigi asli overbite dan overjet
ditentukan oleh posisi gigi geligi
• Pada GTP hal tersebut juga ditentukan oleh
faktor lain seperti estetik, fonetik, dan fungsi
• Artinya drg yang dapat mengontrol dimensi
tersebut dengan memperhatikan posisi gigi
secara keseluruhan
106
108. SAGITTAL CONDYLAR GUIDANCE
ANGLE (SCGA)
• SCGA dikendalikan oleh biomekanik dari sendi
temporomandibular
• Hal ini disebabkan kontak diskus dan
prosesus kondiloid yang bergerak ke depan
dan ke bawah adanya kemiringan fossa
glenoid
• Faktanya kondilus tidak bergerak lurus
seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini namun “shaky zigzag pathway”
108
110. SAGITTAL CONDYLAR GUIDANCE
ANGLE (SCGA)
• Anatomi dari kondilus dan fossa glenoid
menyebabkan RB juga akan bergerak ke bawah
saat bergerak ke depan
• Sehingga jika oklusal rim ditempatkan di
tengah antara gigi-gigi insisivus dan kondilus
oklusal rim akan terpisah saat RB digerakkan
ke depan
110
113. SAGITTAL CONDYLAR GUIDANCE
ANGLE (SCGA)
Misalnya, besar IGA 10° dan SCGA 30°. Gigi
telah diposisikan pada tempatnya, dimana
tonjol gigi membentuk sudut 20°
113
114. SAGITTAL CONDYLAR GUIDANCE
ANGLE (SCGA)
• Jika RB digerakkan ke depan lengkung akan
lebih curam di posterior daripada di anterior
• Hal ini disebabkan sudut SCGA lebih besar
dari ICG
• Gigi geligi akan tetap berkontak jika sudut
yang dibentuk oleh kemiringan cusp berada
pada pertengahan dari jumlah ICG dan SCGA
(di pertengahan lengkung)
114
115. Bagaimana Bila Sudut Tonjol
Berubah?
• Misalnya: gigi tilting 5⁰ sudut tonjol yang
efektif akan berubah menjadi 25⁰ pada satu
sisi dan 15⁰ pada sisi lainnya
115
116. Bagaimana Bila Sudut Tonjol
Berubah? (Cont…)
• Andaikata: ICG dan SCGA yang dibutuhkan
untuk sudut tonjol efektif sebesar 10⁰ pada P1
dan 30⁰ pada M2, dan actual cusp angle
sebesar 20⁰
• Sehingga: sudut P1 dikurangi menjadi 10⁰ dan
sudut M2 menjadi 30⁰
116
118. Bagaimana Bila Sudut Tonjol
Berubah? (Cont…)
Keterangan:
• Jika semua tonjol dihubungkan terbentuk
kurvatura, bukan lagi garis lurus
• Kurva tersebut akan harmonis saat
pergerakan lengkung RB kurva kompensasi
• Kurva kompensasi ini akan bervariasi
tergantung sudut incisal guidance dan condylar
guidance
118
120. Adjusting the Protrusive Contacts
• Merupakan hasil dari tonjol palatal gigi RA
meluncur di atas tonjol lingual gigi RB
• Kontak protrusif yang prematur harus
diperhatikan ada bagian yang tebal pada kertas
artikulasi perbaiki!
• Kontak protrusif yang prematur dapat terjadi
antara inklinasi palatal tonjol fasial gigi RA
dengan inklinasi fasial tonjol fasial gigi RB
• Solusi: eliminasi dengan pengasahan tonjol fasial
gigi RB menggunakan Brasseler bur
120
121. • Kontak prematur pada tonjol fasial gigi RA
pengasahan pada gigi RB jangan mengganggu
kontak pada pergerakan lainnya
• Setelah reshaping pada interkuspasi
maksimum, sisi kerja, sisi non-kerja, gerakan
protrusif periksa relasi sentrik
• Periksa pula relasi eksentriknya
Adjusting the Protrusive Contacts
(Cont…)
121
122. • Saat RB bergerak ke lateral sisi dimana RB
bergerak working side, sisi sebelahnya balancing
side
• Penentu anterior vertical overlap pada sudut
lengkung, contoh: gigi kaninus
• Sudut canine guidance ditentukan oleh operator
dengan mempertimbangkan estetis, bentuk
lengkung, dsb
• Penentu posterior anatomi sendi, dimana
pertemuan kondilus-diskus tergantung angulasi
medial wall fossa glenoid
GERAKAN LATERAL
122
123. GERAKAN LATERAL (Cont…)
• Prinsipnya sama dengan gerakan protrusif
• Contoh:
-Sudut medial condylar guidance (Bennet
angle) sebesar 40⁰ dilihat dari frontal
-Sudut canine guidance sebesar 10⁰
-Pada sisi non-kerja, sudut gigi molar 20⁰
123
126. GERAKAN LATERAL (Cont…)
• Jika kita ingin gigi tetap berkontak pada sisi non
kerja sudut tonjol seharusnya menjadi 25⁰
• Prinsip: sudut yang dibentuk oleh kemiringan cusp
berada pada pertengahan dari sudut condylar
guidance dan canine guidance
• Jika hal ini diterapkan pada kedua sisi
terbentuk kurva
• Kurva tersebut akan menjadi kurva kompensasi
gerakan RB ke arah lateral
126
129. Adjusting the Working and
Balancing Contact
• Working side kontak antara inklinasi palatal
tonjol fasial gigi RA dengan inklinasi fasial
tonjol fasial gigi RB saat gerakan lateral
• Balancing side terjadi antara tonjol palatal
gigi RA dengan tonjol fasial gigi RB saat
gerakan lateral
• Untuk mendapat oklusi yang harmonis butuh
grinding pada working side
129
130. Adjusting the Working and
Balancing Contact(Cont…)
• Setelah sisi kerja dan sisi non-kerja ditandai
lakukan selective grinding dengan hati-hati
• Mengatur sisi kerja dan non kerja dilakukan
setelah GTP ditempatkan di atas linggir
Cara:
• Letakkan kertas artikulasi di gigi posterior secara
bilateral
• Bantu pasien untuk menggerakan RB ke lateral
• Perluasan pergerakan 2-3 mm pada regio molar
130
131. Adjusting the Working and
Balancing Contact(Cont…)
• Ada hambatan di sisi kerja reshaping oklusal
dengan Brasseler carbide trimming dan finishing
bur no. 7010
• Grinding dengan hati-hati pada inklinasi lingual
tonjol fasial yang menunjukan adanya hambatan
• Ada hambatan di sisi non-kerja hati-hati dalam
mengasahnya hanya di bagian fasial gigi yang
ditandai saja
• Pengasahan selektif pada seluruh area kontak
hilangnya interkuspasi maksimum
131
132. Pergerakan Lateral
• Saat mandibula bergerak ke arah samping, sisi arah
pergerakan disebut working side, dan sisi berlawanan
pada rahang yang sama, yang bergerak ke arah midline
disebut nonworking atau balancing side
• Seperti pergerakan ke depan / protusi, pergerakan
lateral juga dipengaruhi oleh diterminan posterior dan
anterior.
• Penentu anterior dalam hal ini yaitu vertical overlap
pada sudut lengkung rahang, contohnya pada gigi
kaninus. Sudut yang dibentuk incisal guidance dapat
diubah operator, namun juga perlu memperhatikan
estetik, dan bentuk lengkung
133. …Pergerakan Lateral
• Penentu posterior, seperti pergerakan
protusif, juga bergantung pada anatomi
sendi, karena pergerakan kondilus dipengaruhi
oleh angulasi medial wall daripada glenoid
fossa
• Prinsip yang sama seperti pergerakan protusif
digunakan untuk pengubahan morfologi gigi
untuk memastikan adanya kontak gigi saat
pergerakan mandibula secara lateral
135. • Perlu diperhatikan bahwa kondilus pada working side
selain berotasi (disebut “orbiting” condyle), juga
bergerak ke samping saat mandibula bergerak
lateral, yang dipengaruhi lereng dinding lateral fossa
glenoid
• Sudut lateral condyle guidance ini akan mempengaruhi
inklinasi lereng working side dari cusp yang harus tetap
kontak
NWS : Non working
side
WS : Working side
136. • Perlu diperhatikan bahwa kondilus pada working side
selain berotasi (disebut “orbiting” condyle), juga
bergerak ke samping saat mandibula bergerak
lateral, yang dipengaruhi lereng dinding lateral fossa
glenoid
• Sudut lateral condyle guidance ini akan mempengaruhi
inklinasi lereng working side dari cusp yang harus tetap
kontak
NWS : Non working
side
WS : Working side
139. Skeletal kelas II bisa dibagi atas 2 kategori berdasarkan sudut
frankfort-mandibular / FMA (Frankfort-Mandibular Angle):
• High FMA
• Low FMA (A) FMA normal 26°
(B) FMA tinggi
(C) FMA kecil
Besar FMA bervariasi tergantung hubungan pertumbuhan
rahang dari vertikal ke posterior
139
140. Karakterisik skeletal kelas II
High FMA
• Tinggi wajah anterior lebih
besar daripada tinggi wajah
posterior profil konveks
• Dataran oklusal terjal
• Smile line yang tinggi dengan
bibir atas yang pendek
• Maksila yang sempit dengan
palatum sempit
• Susah memperoleh lip seal
tanpa adanya aktivitas
mentalis
Low FMA
• Perbedaan tinggi wajah
anterior dan posterior
sedikit profil kurang
konveks
• Dataran oklusal rata
• Bibir atas panjang dan smile
line rendah
• Maksila lebar dan palatum
yang luas dan datar
140
141. Permasalahan pada Kelas II
Anterior:
Penyusunan gigi ke posisi semula, dengan pengurangan overbite
Overjet tetap dipertahankan
Posterior:
Perbedaan ukuran lengkung rahang
Lengkung rahang bawah jauh lebih kecil
daripada lenkung rahang atas
Penyempitan di daerah premolar
karena lengkung ranhang bawah
harus artikulasi dengan lengkung
rahang atas yang lebih lebar
141
142. Permasalahan pada Kelas II..
Condylar guidance lebih terjal pada high FMA dengan dataran
oklusal yang terjal (steep)
Hubungan linggir alveolar
High FMA divergen satu sama lain, dan tidak akan pernah paralel
Low FMA hampir selalu paralel antara rahang atas dengan bawah
142
143. Permasalahan pada Kelas II..
Secara fungsional
High FMA Saat pengunyahan, dekat ke relasi sentrik
Saat istirahat dan berbicara, lebih ke anterior dari posisi
relasi sentrik
Variasi posisi akan menyulitkan dalam memperoleh prosedur
registrasi rahang yang akurat dan konsisten
Low FMA deep overbite dan minimal overjet mandibula rotasi
dengan ekstensif untuk dapat mengatasi overbite sebelum
bisa translasi ke depan
Dataran oklusal yang lebih datar pergerakan lateral lebih
besar (akan memungkinkan jika overbite pada kaninus tidak
terlalu besar)
143
144. Solusi Penyusunan Gigi pada Kelas II
Anterior
Pengurangan overbite menyusun gigi anterior sedikit lebih tinggi
Tidak boleh menyusun kembali ke Kelas I menimbulkan masalah estetis (kolaps
bibir atas) dan masalah fungsional (terbatasnya pergerakan mandibula ke depan)
26
ses where the overjet is quite large. If the overjet is not too great, then it can be
at at centric relation position there will be no contact on the lower incisors, but
ontact the uppers on forward movements of the mandible. However, in cases
verjet is so great that functional forward movements still do not bring the
ether, then contact can be created on the palate of the denture. This can be
hat the lower incisors maintain contact in protrusion (Figure 31).
31: When the overjet is so great that incisor contact is impossible, then contact can
be made with the palate, which is adjusted to harmonise with the cuspal
guidance in protrusive (after Watt and McGregor 1976).
A cases, anterior tooth positioning becomes slightly more of a compromise
ared to the original tooth positions, the classic appearance of which is that of
Untuk mendapatkan fully balanced articulation
(kontak pada semua tempat di rahang dalam segala
posisi) Sulit bila overjet besar
Jika overjet sangat besar, dan bahkan saat pergerakan
fungsional ke depan juga tidak bisa mendapatkan
kontak antar insisal edge kontak dapat dibuat pada
palatum, dengan mengharmonisasikan dengan cuspal
guidance
High FMA
Angle’s Class II division 1, dengan overbite dan overjet yang besar
144
145. Solusi penyusunan gigi pada Kelas II..
High FMA..
Posterior
• Penting untuk memperoleh keadaan seimbang dalam berbagai
posisi
• Sulit diperoleh jika overjet lebih besar dari lebar cusp gigi posterior
karena adanya dataran oklusal yang curam sudut condylar
guidance yang besar
Menggunakan anasir dengan sudut cusp yang besar
Diusahakan didapatkan kontak pada setiap posisi yang
memungkinkan
Menggunakan artikulator yang dapat menghasilkan sudut conylar
guidance dan sudut cusp yang curam
145
146. Solusi penyusunan gigi pada Kelas II..
Low FMA
Angle’s Class II division 2, dengan overbite besar dan
overjet minimal
Anterior
Reposisi gigi dengan mengurangi overbite sebanyak mungkin sejauh tidak
mengganggu estetis
Jika untuk menjaga estetis, overbite mesti dipertahankan, maka sulit untuk
mencapai keseimbangan protrusif Pasien adaptasi dengan menggunakan
pergerakan lateral yang lebih ekstensif
Untuk memungkinkan keseimbangan lateral Kaninus disusun sedikit lebih
tinggi
Posterior
Menggunakan anasir gigi dengan sudut yang lebih kecil mengurangi
kurva kompensasi tercapainya artikulasi lateral yang seimbang
146
147. Solusi penyusunan gigi pada Kelas II..
Pada kasus skeletal kelas II, adanya diskrepansi rahang dalam arah
antero-posterior dan medio-lateral
Diskrepansi antero-posterior
Tidak menggunakan premolar atau molar dua pada rahang bawah
Menambahkan premolar pada distal dari molar dua rahang atas
Diskrepansi medio-lateral
Lebih sulit diatasi perlu penyempitan pada lengkung, yaitu pada daerah
premolar
Jika diperlukan, untuk menyusun tetap dapat menyusun gigi pada neutral zone
perlu penyusunan kondisi cross-bite, yaitu anasir gigi mandibula disusun
lebih ke buccal (bukan lingual) daripada maksila
147
148. Solusi penyusunan gigi pada Kelas II..
Komplikasi lain rahang atas jauh lebih lebar dari rahang bawah
Penyusunan anasir pada masing-masing rahang, sesuai dengan
lengkung rahang
Rahang atas yang mengalami penyempitan pada daerah premolar,
akan mengurangi estetis
(A) Penyusunan yang
kurang estetis karena
penyempitan di daerah
premolar
(B) Penambahan veneer
pada daerah buccal
untuk meningkatkan
estetis
148
150. Permasalahan pada Kelas III
Anterior
Requirement: menyusun anasir sesuai dengan letak gigi asli
Keadaan reverse overjet sulit diterima pasien
Posterior
Diskrepansi ukuran lengkung rahang
Ridge alveolar rahang bawah lebih lebar daripada rahang atas
Fungsional
Kontak di anterior sebelum kontak posterior anterior slide ke
interkuspasi maksimum
Jika keadaan dipertahankan dalam keadaan edentulus, sulit untuk
menentukan hubungan rahang dan OVD
150
151. Solusi penyusunan gigi pada Kelas III
Anterior
Reverse overjet sulit diterima pasien
Menyusun anasir gigi rahang atas pada posisi edge-to-edge
dengan anasir gigi rahang bawah
Jika pada keadaan gigi asli pasien edge-to-edge, maka bisa
mempertimbangkan penyusunan dengan Kelas I
*Perlu diperhatikan bahwa dalam penyusunan, sudut dari tepi
insisal harmonis dengan kurva kompensasi antero-posterior
151
152. Solusi penyusunan gigi pada Kelas III..
Posterior
Jika rahang atas berada dalam rahang bawah, penyusunan gigi ke
hubungan normal
Anasir posterior rahang atas disusun jauh ke buccal dan anasir
rahang bawah jauh ke lingual menimbulkan masalah
Sehingga, perlu tetap menyusun anasir gigi pada neutral zone
(cross-bite)
152
153. Solusi penyusunan gigi pada Kelas III..
Alternatif penyusunan:
• Penggunaan anasir dengan cusp normal penyusunan dengan reverse overjet
dan inklinasi cusp disusun dengan memungkinkan pergerakan yang ekstensif
Sulit dicapai dan perlu modifikasi pada anasir
• Untuk membantu memperbaiki intedigitasi Penyusunan terbalik rahang atas
dengan rahang bawah (kuadrat 1 3, Kuadran 2 4)
Anasir premolar rahang bawah yang disusun pada rahang atas tampak
kurang sesuai bisa diatasi dengan menggunakan anasir dengan ukuran
lebih besar
• Penggunaan gigi non-anatomis dan menyesuaikan dengan kurva kompensasi
untuk mencapai keseimbangan bilateral dan antero-posterior
Solusi yang paling mudah, terutama dalam mencapai hubungan statis. Tetapi
kurang memuaskan jika pasien mengharapkan pergerakan mandibular yang
memerlukan fully balanced articulation
153
154. Hubungan rahang abnormal..
Fully balanced articulation konsep oklusi ideal pada complete
denture
• Sulit dicapai (time-consuming)
• Keadaan tertentu sehingga tidak mungkin mencapai keseimbangan
sempurna dengan menggunakan cusped teeth
Lingualised articulation
Bisa digunakan sebagai alternatif sehingga mendapatkan hasil
lebih baik
154
155. Lingualised occlusion for skeletal Class II
Pada Kelas II dengan high FMA, dalam keadaan fungsional, rahang berada
dalam posisi anterior dari sentrik relasi yang bervariasi sulit untuk
mendapatkan keseimbangan protrusif jika menggunakan cusped teeth
Konsep lingual
Menyusun anasir gigi rahang bawah sesuai dengan kurva kompensasi
kemudian menyesuaikan dataran oklusal untuk semua gerakan
protrusi
155
156. Lingualised occlusion for Class III
Pada kasus kelas III, terjadi diskrepansi medio-lateral
perlu penyusunan dengan cross-bite
Pada kasus ini, konsep lingualised menjadi “buccalised”
Cusp bukal rahang atas kontak dengan permukaan oklusal
rahang bawah dan cusp palatal rahang atas tidak berkontak
156
159. Digunakan saat berfungsi seperti
mengunyah dan bicara
• Stabilitas Gigi Tiruan adalah kemampuan gigi
tiruan untuk tetap stabil atau konstan
melawan pergerakan horizontal pada saat
digunakan.
DEFENISI STABILISASI
159
160. STABILISASI
• Stabilisasi atau tekanan terhadap gerakan
horizontal dapat berkurang kurangnya tinggi
prossesus alveolaris atau bertambahnya jaringan
mukosa yang mudah bergerak atau flabby.
• Kehilangan stabilisasi menyebabkan gigitiruan
bergerak bila menerima tekanan horizontal
secara bertahap akan menyababkan kerusakn
jaringan lunak dan perubahan tulang
dibawahnya.
160
161. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STABILISASI:
• Ukuran dan bentuk basal ridge
• Kualitas jaringan lunak yang menutupi linggir
• Kualitas hasil pencetakan
• Kontur permukaan yang halus
• Susunan elemen gigi tiruan yang baik dan
tepat.
161
162. Ukuran dan bentuk basal ridge
• Kehilangan linggir vertikal yang banyak dan
meningkatnya jaringan yang kendor (flabby)
menurunkan stabilitas gigi tiruan penuh.
• Bentuk linggir yang persegi (square) -> lebih
retentif, stabil dan juga mendukung untuk
meningkatkan cakupan luas permukaan.
• Bentuk linggir yang oval dan tapered ->
mengurangi retensi dan stabilisasi.
162
163. Kualitas Jaringan Lunak yang Menutupi
Linggir
• Syarat stabilisasi gigi tiruan yang optimal
adalah jaringan tersebut memberikan tahanan
terhadap tekanan horizontal dengan baik.
• Jaringan lunak yang tegas dengan sub-mucosa
yang adekuat memberikan stabilitas yang baik,
sedangkan sub-musoca yang lunak
memberikan stabilitas yang buruk.
163
164. Kualitas Hasil Pencetakan
• Cetakan negatif dari seluruh jaringan
pendukung dan daerah tepi rahang atas dan
rahang bawah pada pasien yang telah
kehilangan semua gigi geligi , yang nantinya
akan menjadi pendukung bagi gigi tiruan
lengkap.
• Hasil pencetakan yang baik dan akurat
memberikan stabilisasi yang baik pada
gigitiruan.
164
165. Kontur Permukaan yang Halus
• Pemolishan gigi tiruan berkontribusi terhadap
retensi dan stabilisasi gigi tiruan.
• Permukaan oklusal, permukaan palatal, bukal
dan lingual gigi geligi tiruan (yang berkontak
dengan bibir, pipi dan lidah) merupakan
bagian yang biasanya di poles.
165
166. Struktur Elemen Gigi Tiruan yang Baik
dan Tepat
• Ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna
dan bahan elemen harus diperhatikan dengan
baik agar stabilisasi tiruan pun baik.
166
167. Pertimbangan Umum dalam
Memperoleh Stabilisasi GTP
• Perubahan Fisiologis
Secara umum, proses penuaan akan mengakibatkan
kemunduran pertumbuhan tulang dan tulang
rahang, resorbsi terjadi merata pada rahang atas dan
bawah yang akan mempengaruhi stabilisasi dari GTP.
• Resorpsi Linggir Alveolar yang Cepat
-> mempengaruhi pemilihan anarsir gigi tiruan yang
berhubungan dengan stabilisasi GTP. gigi tiruan harus
didesain tidak memperparah beban linggir alveolus
dan dipilih yang relatif lebih kecil dari gigi asli agar
tepat diatas linggir dan tercapai keseimbangan oklusi
yang menambah stabilisasi GTP.
167
169. 1. Zarb GA, Bolender CL. Prosthodontic treatment for edentulous patients.
12th Ed. St. Louis: The C.V. Mosby Company, 2003: 314-328.
2. The Academy of Prosthodontics. Glossary of Prosthodontics Terms. J
Prosthodontics dentistry 2005; 94(1): 17,49,53.
3. Nallaswamy D. Textbook of Prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers, 2003: 183-198.
4. CP Owen. Occlusion on complete dentures. <
http://www.4everlearning.com/pdfs/occlusionandcompletedentures.pdf>
(02 April 2014).
5. Lontar UI. <http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127517-R17-PRO-175-
Kedalaman%20ruang-Literatur.pdf> (08 April 2014).
6. Faten. Success of complete denture.
<http://www.slideshare.net/Hisham99/success-of-complete-denture#> (08
April 2014).
7. Indian Dental Academy. Stability in Complete Dentures Prothesis.
<http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/stability-31880718#>
(08 April 2014).
8. Tarigan S. Pertimbangan Prostodonsia Lanjut Usia: Beberapa Pertimbangan
dalam Perawatan <http://library.usu.ac.id/download/e-
book/prof.%20S.Tarigan.pdf> (08 April 2014). 169