ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
EFEK LATIHAN FISIK RESISTANCE TERHADAP GLUKOSA PASIEN DM TIPE II
1. EFEKTIVITAS LATIHAN FISIK RESISTANCE EXERCISE TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA
DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RS. UMUM DAERAH
KOTA SEMARANG
Oleh :
NURUL KHOMARIYAH EKA PUTRI
092101030
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG 2014
2. Diabetes melitus:
Penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah akibat gangguan sekresi insulin,
penurunan kerja insulin atau keduanya (ADA, 2011).
Penatalaksanan pada Diabetes melitus Klasifikasi diabetes melitus
1. DM tergantung insulin
2. DM tidak tergantung insulin
3. DM yang berhubungan dengan
keadaan
4. DM Gestasional
4 pilar penatalaksanaan pada
Diabetes melitus, yaitu :
A. Konsumsi obat
B. Pemberian insulin
C. Terapi gizi
D. Latihan fisik atau olah raga
3. Latihan fisik :
Aktivitas fisik yang dilakukan secara terencana dengan tujuan untuk
memelihara kebugaran fisik
Latihan fisik yang digunakan adalah
resistance exercise ( latihan angkat
beban ) yang melibatkan banyak otot
yang aktif bergerak dan terjadi
peningkatan aliran darah sehingga
jala – jala kapiler terbuka lebih
banyak.
Tujuan umum:
Mengetahui efektivitas latihan fisik resistance
exercise terhadap penurunan GDS pada pasien
DM tipe II
Tujuan khusus:
1. Mendeskripsikan karakteristik responden
2. Mengetahui kadar GDS pada kelompok
perlakuan sebelum dan sesudah dilakukan
latihan fisik resistance exercise
3. Menganalisis perbedaan kadar GDS pada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
setelah dilakukan latihan fisik resistance
exercise
4. Kerangka Teori
BAB 2.docx
Hipotesis :
1. Ho : Latihan fisik tidak efektif dalam menurunkan
glukosa darah sewaktu (GDS) pada DM tipe II
2. Ha : Latihan fisik efektif dalam menurunkan
glukosadarah sewaktu (GDS) pada DM tipe II
5. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy experiment design
dengan rancangan pretest post test with control group
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability
sampling dengan teknik purposive sampling
Analisa univariat
Analisis yang dilakukan untuk
menggambarkan karakteristik
responden yang meliputi umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan GDS
pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol
Analisa bivariat :
Dari penelitian didapatkan pada
kelompok perlakuan data terdistribusi
normal dengan nilai p = 0,175 sedangkan
pada kelompok kontrol juga didapatkan
data terdistribusi normal dengan nilai p =
0,278. Maka selanjutnya dilakukan uji t
paired dan uji t non paired.
6. Etika penelitian:
a. informed consent: persetujuan antara peneliti dan responden, dalam penelitian
ini ada 2 responden yang menolak menjadi responden dikarenakan banyak pikiran.
b. Anonimity: pemberian nama responden hanya berupa kode pada lembar
pengumpulan data
c. Confidentiality
Peneliti menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian dan informasi yang didapatkan
dari responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti
d. Justify
Hak responden untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan untuk privasi . Untuk menjaga prinsip ini
peneliti mengajarkan dan melatih latihan fisik resistance exercise pada kelompok kontrol setelah
penelitian selesai dilaksanakan
7. Hasil penelitian
a. analisis univariat
1. rata- rata umur ( tahun ) pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
2. rata – rata jenis kelamin pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
variabel mean SD Min - Max
Umur
Kel.
perlakuan
48 2,49 45,00 – 53,00
kel. kontrol 48 2,30 45,00 – 53,00
variabel Kel.perlakuan Kel.kontrol
Jenis kelamin
Laki - laki 10 (58,8 %) 8 (47,1 %)
Perempuan 7 (41,2 %) 9 (52,9 %)
8. 3. Rata – rata tingkat pendidikan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
4. Rata – rata nilai GDS pre test (mg/dl) pada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol
variabel Kel. perlakuan Kel. kontrol
Pendidikan
SD 3 (17,6%) 6 (35,3%)
SMP 6 (35,3%) 5 (29,4%)
SMA 4 (23,5%) 3 (17,6%)
PT 4 (23,5% 3 (17,6%)
variabel mean SD Min - Max
GDS (pre test)
Kel. perlakuan 178 11,2 160 - 200
Kel. kontrol 182 8,97 165 – 200
9. 5. Rata – rata nilai GDS post test (mg/dl) pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
6. Rata – rata nilai GDS (mg/dl) saat pre test dan post test pada kelompok perlakuan
7. Rata – rata nilai GDS (mg/dl) saat pre test dan post test pada kelompok kontrol
variabel mean SD Min - Mak
GDS (post test)
Kel. Perlakuan 152 10,7 140 - 162
Kel. Kontrol 176 10,2 155 – 190
variabel mean SD n p value
Pre test 178 11,2 17
Post test 152 9,0 17 0,000
variabel mean SD n P value
Pre test 183 9,8 17
Post test 170 8,9 17 0,344
10. 8. Perbedaan rata – rata GDS (mg/dl) pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan
latihan fisik resistance exercise
Pembahasan :
1. Umur
Hasil penelitian menunjukkan rentang umur responden pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol adalah 45 – 53 tahun dengan rata – rata usia 48 tahun. Penyakit DM tipe II
terjadi stelah usia 30 tahun dan meningkat setelah usia 40 tahun (Ignavicius, 2006).
2. Jenis Kelamin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan 58,8% adalah laki – laki, dan
pada kelompok kontrol 52,9% adalah perempuan. Hal ini berarti bahwa jenis kelamin tidak
berpengaruh terhadap terjadinya DM tipe II.
variabel mean SD n P value
Kel. perlakuan 152 9,0 17
Kel. kontrol 176 10,1 17 0,000
11. 3. Pendidikan
Dalam penelitian ini sebagian besar responden pada kelompok perlakuan adalah
SMP sedangkan pada kelompok kontrol adalah SD.
4. Perbedaan nilai GDS sebelum dan sesudah latihan fisik resistance exercise
pada kelompok perlakuan
Rata – rata terjadi penurunan GDS secara signifikan dari 178 – 152 ( p= 0,000) hal
ini mendukung study sebelumnya bahwa latihan fisik resistance exercise mampu
mengontrol glukosa darah pada pasien DM tipe II (Irvine & Taylor, 2009).
5. Perbedaan nilai GDS pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
Pada kelompok perlakuan rata – rata menunjukkan penurunan GDS sebanyak 30
mg/dl (p = 0,000), sedangkan pada kelompok kontrol rata – rata penurunan GDS
adalah 10 mg/dl dan cenderung naik turun ( tidak stabil) (0,344)
12. Keterbatasan penelitian:
sampel
dalam penelitian ini membutuhkan 34 sampel yang dibagi menjadi 2
kelompok. 17 orang sebagai kelompok perlakuan dan 17 orang sebagai
kelompok kontrol.
Implikasi Keperawatan
Latihan fisik resistance exercise dapat menjadi wacana baru dalam pemberian
asuhan keperawatan pada pasien DM tipe II.
Manfaat bagi pengembang ilmu keperawatan
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan ilmu keperawatan dan dapat
dijadikan sebagai bahan untuk riset yang lainnya.
13. Simpulan:
1. Rata – rata umur responden pada kelompok perlakuan adalah 48 tahun demikian juga pada
kelompok kontrol
2. Rata – rata jenis kelamin responden pada kelompok perlakuan adalah laki – laki (58,8%) dan
sebagian besar berjenis kelamin perempuan pada kelompok kontrol (52,9%)
3. Rata – rata tingkay pendidikan pada kelompok perlakuan adalah SMP (35,3%) dan rata – rata
tingkat pendidikan pada kelompok kontrol adalah SD (35,3%)
4. Terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata nilai GDS sebelum dan setelah dilakukan latihan
fisik resistance exercise pada kelompok perlakuan ( p = 0,000)
5. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata nilai GDS pada kelompok kontrol yang
dilakukan latihan ROM (P = 0,344)
6. Latihan fisik resistance exercise mampu menurunkan GDS pada pasien DM tipe II.
14. SARAN:
1. Bagi pelayanan keperawatan
Institusi pelayanan kesehatan menyediakan sarana dan prasarana yang
diperlukan termasuk edukasi tentang latihan fisik resistance exercise dan
manfaatnya.
2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Institusi pendidikan mengadakan diskusi terkait latihan fisik resistance
exercise, untuk pasien DM tipe II karena masih merupakan hal baru.
3. Bagi masyarakat
Adanya sosialisai pada pelayanan keperawatan kepada para pasien
diabetes melitus tipe II tentang latihan fisik resistance exercise sehingga
glukosa darah dapat terkontrol.