Warid dan khawatir merupakan konsep penting dalam kesufian. Warid adalah kurniaan Allah yang memberi pencerahan kepada hati, sementara khawatir adalah perasaan takut akan azab Allah atau kemaksiatan. Kedua-duanya memainkan peranan dalam mendekatkan hamba kepada Allah dan menjauhkan dari nafsu.
2. WARID
DEFINISI WARID
Warid adalah inspirasi qalbu yang datangnya daripada Allah
SWT. Merupakan kurniaan daripada Allah SWT kepada
sesiapa yang dikehendaki dan apa yang berhadapan atau
yang bertentangan atau menghalangnya pasti akan
dimusnahkan.
DALIL:
Firman Allah swt:
Sebenarnya kami melontarkan haq kepada batil lalu yang
haq itu menghancurkannya, maka dengan serta-merta yang
batil itu lenyap.
(al-Anbiya:18)
3. KATA-KATA IBNU ATHA’ILLAH MENGENAI WARID
1) Allah memberimu warid untuk menyelamatkanmu dari
cengkaman dunia dan membebaskanmu dari
diperhambakan dari apa pun.
2) Sesesungguhnya Allah memberikan kamu warid agar
kepadanya engkau mendekat.
3) Allah memberikan kamu warid untuk melepaskanmu
dari penjara wujudmu ke alam syuhud (penyaksian).
4. TINGKATAN WARID
Tiga tingkatan warid yang diberikan oleh Allah kepada
hambanya:
1. Supaya hamba merasa ringan dalam menjalankan perintah
taat dan beribadah serta mendekatkan diri ke hadratnya.
2. Untuk menutup kemungkinan hamba yang dirasuki oleh
perasaan kurang ikhlas, maka warid Allah ini bertujuan untuk
melepaskan hamba dari tujuan kepada sesuatu selain Allah.
3. Untuk melepaskan diri dari sifat wujud yang terbatas(sempit)
untuk kemudian menyaksikan kebesaran Allah taala.
5. PERJALANAN WARID
Permulaan (bidâyah): Nur Ilahi yang masuk pada kelas
pertama ialah wârid al-intibâh, yaitu cahaya yang mengeluarkan
dari kelalaian yang gelap-gelita menuju kesedaran dan ingat
kepada Allah.
Kelas pertengahan (wasth): Kelas pertengahan akan
dimasuki wârid al-iqbâl, yakni cahaya yang dihunjamkan ke dalam
hati yang menyebabkan hati akan selalu berzikir kepada Allah dan
melupakan segala selain Allah.
Kelas puncak (nihâyah): Kelas terakhir akan dimasuki wârid
al-wishâl, yakni cahaya yang menguasai hati seorang hamba lalu
menguasai lahir dan batinnya, sehingga ia menjadi sirna dari
dirinya.
6. WIRID DAN WARID DALAM PERJALANAN SUFI
DEFINISI WIRID
Bahasa:
Sesuatu yang diulang-ulang secara berkekalan.
Istillah:
Susunan ayat-ayat al-quran, selawat-selawat,
istighfar, doa-doa tasbih memuji yang Maha Esa yang
lain-lain lagi disusun sebagai amalan yang dibaca
dengan tertib-tertib tertentu.
7. PERKAITAN WIRID DAN WARID
“Hanya orang bodoh yang akan menganggap rendah
wirid. Warid (kurniaan Allah) akan berpanjangan sampai
ke akhirat. Sementara wirid akan habis seiring dengan
lenyapnya dunia ini. Dan yang paling baik untuk ditekuni
adalah sesuatu yang tidak dapat diganti wujudnya.
Wirid adalah apa yang Allah minta darimu, sedangkan
warid adalah apa yang engkau minta dariNya. Lalu di
manakah letak apa yang Allah minta darimu dengan apa
yang engkau minta dariNya?”
8. Abu Qasim An-Nasarabadi RA berkata:
“Penjara itu adalah nafsumu, tetapi apabila kamu dapat keluar dan
melepaskan dirimu daripada kurungan nafsu, maka beradalah kamu dalam
kesenangan buat selama-lamanya”
1) Melepaskan ikatan nafsu yang mengikat seseorang untuk
melakukan perkara yang dilarang Allah swt.
2) Untuk melihat kebesaran Allah SWT sehingga lupa kepada
diri sendiri dan hanya mengingati Allah SWT semata-mata.
))
KESIMPULAN:
9. KHAWATIR
BAHASA:
Perasaan takut yang muncul terhadap sesuatu yang mencelakakan,
berbahaya atau mengganggu.
ISTILAH:
Awam: Khawatir adalah hal-hal yang bernada negatif, mencemaskan
kejadian di masa mendatang yang akan berakhir dengan hal-hal buruk.
ILMU KESUFIAN:
-Bisikan-bisikan jiwa, yang menjunam ke dalam rasa diri seseorang
atau bekas-bekas yang timbul di dalam hati seseorang, yang
mendorongnya dan mengajaknya untuk melakukan atau meninggalkan
suatu perbuatan kerana berubah-ubahnya hati.
10. PANDANGAN ULAMA:
Imam Qusyairy:
Khawatir adalah masalah yang berkaitan dengan kejadian
yang akan datang, sebab seseorang hanya merasa takut jika
apa yang dibenci tiba dan yang dicintai hilang.
Sayyid Ahmad bin Zain al-Habsyi:
Suatu keadaan yang menggambarkan resahnya hati karena
menunggu sesuatu yang tidak disukai yang diyakini akan
terjadi di kemudian hari.
11. DALIL MENGENAI KHAWATIR
Firman Allah SWT:
“Katakanlah: Sesungguhnya aku takut akan azab pada
hari besar jika aku derhaka pada Tuhanku”
(surah az-Zumar :13 )
“Sesungguhnya kami takut (azab) akan Tuhan pada hari-
hari berwajah masam penuh kesulitan”
( surah al-Insan :10)
12. JENIS-JENIS KHAWATIR DALAM KESUFIAN
1. Bisikan yang datangnya dari Allah yang disebut bisikan
rabbani, al-haq, bisikan kebenaran.
2. Bisikan malaikat disebut dengan ilham.
3. Bisikan nafsu disebut dengan hawajis.
4. Bisikan syaitan yang disebut dengan was-was.
13. TINGKATAN KHAWATIR MENURUT AL GHAZALI:
1. Tingkatan Qashir (pendek): Kelembutan perasaan
yang dimiliki wanita, perasaan ini seringkali dirasakan
apabila mendengarkan ayat-ayat Al-quran.
2. Tingkatan Mufrith (yang berlebihan): Khawatir yang sangat
kuat dan melampaui batas kewajaran dan menyebabkan
kelemahan, putus asa, hilang akal, dan menyebabkan
bahkan kematian. Khawatir ini dicela.
3.Tingkatan Mu’tadil (sedang): Tingkatan yang sangat terpuji,
ia berada di antara khauf qashir dan mufrith
14. AHLU KHAWATIR SUFIAH:
A- Khawatir al-awam (takutnya orang awam):
Takut akan hukuman dan lambatnya pahala.
B- Khauf al-khashshah (takutnya orang khusus): Takut
akan lambatnya datang teguran.
C- Khauf al-khashshah al-khashshah (takutnya orang
yang paling khusus): Takut akan nampaknya keburukan
budi pekerti.
15. HAKIKAT KHAWATIR:
Rasa khawatir akan muncul dengan sebab beberapa hal,
antaranya :
1. Bila seorang hamba mengetahui dan sedar akan dosa-
dosa yang dilakukan disebabkan melakukan larangan
Allah SWT.
2. Melihat kebenaran akan adanya ancaman Allah SWT
bahawa Allah SWT akan mengazab di atas perbuatan
maksiatnya
3. Dia mengetahui akan adanya penghalang antara dirinya
dan taubatnya.
16. KESIMPULAN:
-Khawatir perlu agar terhindar dari kemaksiatan, sebab
nafsu yang senantiasa mengajak berbuat jahat itu
cenderung melakukan hal yang tidak baik. Nafsu tidak akan
berhenti berbuat jahat kecuali jika diancam.
-Khawatir dapat membantu seseorang agar tidak
membangga-banggakan amal solehnya (ujub). Sebab jika
sampai berbuat ujub maka dapat menimbulkan celaka dan
nafsu itu tetap harus dipaksa dengan dicela dan dihinakan
mengenai apa yang ada padanya, berupa kejahatan, dosa-
dosa dan sebagainya.
17. KESIMPULAN DARI WARID DAN KHAWATIR:
Warid adalah sesuatu yang memberi jawapan kepada
hati dari bisikan-bisikan yang baik, yang tidak di
sengajakan oleh si hamba, atau sesuatu yang datang
sebelum bisikan itu.
Maka warid lebih penting daripada khawatir sebab
khawatir dikaitkan dengan semacam bisikan atau
getaran kebimbangan.