SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 29
BIOLOGI POPULASI

Kelompok 3
Anggota:
1. Anggitio (A1L113001)
2. Nurlana Rahayu (A1L113009)
3. Agung Saputra (A1L113017)
4. Wisnu Bima (A1L113029)
5. Jakaria (A1L113033)
6. Razan Faishal (A1L113065)
7. Octavianiauditia (A1L113071)
8. Dwi Rahmayanti (A1L113081)
9. Dimas Ade (A1L113083)
10. Rindira (A1L113053)
11. Ratih Sukma W (A1L113091)
PENGERTIAN
Dalam biologi, populasi adalah
sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama
(spesies) yang hidup di tempat yang sama dan
memiliki kemampuan bereproduksi di antara
sesamanya.Konsep populasi banyak dipakai
dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang
populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas.
Populasi suatu spesies adalah bagian dari suatu
komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui
populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang
populasi sebagai sarana atau wadah bagi
pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh individu-individu
anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam suatu
populasi menjadi perhatian utama dalam
kajian genetika populasi.
Hukum Hardy-Weinberg Godfrey Harold
Hardy dan Wilhelm Weinberg tahun 1908
secara terpisah menemukan dasar-dasar
frekuensi alel dan genetik dalam suatu
populasi. Prinsip yang berupa pernyataan
teoritis tersebut dikenal sebagai hukum
(prinsip kesetimbangan) Hardy-Weinberg.
Pernyataan itu menegaskan bahwa
frekuensi alel dan genotip suatu populasi
(gene pool) selalu konstan dari generasi
ke generasi dengan kondisi tertentu.
Dalam tahun 1908 G. Hardy (seorang ahli
matematika bangsa inggris) dan W. Weinberg
(seorang dokter bangsa jerman) secara terpisah
menemukan dasar-dasar yang ada hubungan
dengan frekuensi gen di dalam populasi. Prinsip
yang berbentuk pernyataan teoritis itu dikenal
sebagai prinsif ekuilibrium Hardy
Weinberg.pernyataan itu menegaskan bahwa
didalam populasi yang equilibrium (dalam
kesimbangan), maka baik frekuensi gen mapun
frekuensi genotip akan tetap dari satu generasi ke
genarasi seterusnya. Ini dijumpai dalam populasi
yang besar, dimana perkawinan berlangsung
secara acak (random) dan tidak ada pilihan/
pegetahuan atau faktor lain yang dapat merubah
frekuensi gen.
Kondisi-kondisi yang menunjang Hukum
Hardy-Weinberg sebagai berikut:
- Ukuran populasi harus besar
- Ada isolasi dari polulasi lain
- Tidak terjadi mutasi
- Perkawinan acak
- Tidak terjadi seleksi alam
Formulasi hukum Hardy-Weinberg dapat
dijelaskan berikut ini:
p+q=1
maka p = 1 – q dan q = 1 - p
Jadi, pada dasarnya hukum ini menyatakan
bahwa frekuensi gen dominan dan resesif
pada suatu populasi yang cukup besar tidak
akan berubah dari satu generasi ke generasi
lainnya jika tidak ada
seleksi, migrasi, mutasi, dan genetic drift.
Keadaan populasi yang demikian disebut
dalam keadaan equilibrium (dalam keadaan
seimbang).
Hukum Hardy-Weinberg antara lain
memungkinkan perkiraan frekuensi gen
dalam populasi dengan dominasi sempurna
dimana hanya genotipe-genotipe dari
homozigot resesif yang dapat ditentukan dari
fenotipe.
Populasi adalah sekelompok individu dalam satu
spesies yang menempati suatu habitat yang
menggunakan sumberdaya dengan cara yang
sama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor alam.
Kepadatan(densitas) populasi: jumlah individu
suatu spesies per satuan luas atauvolume.
Cara mengukur kepadatan populasi:
• Menghitung langsung
• Tekniksampling (petak contoh)
• Indikator tidak langsung
(feses, sarang, jejak, dll)
Kemampuan
berkembang biak

Faktor
dalam

Sifat
mempertahankan
diri
Umur imago

Faktor yang
mempengaruhi
dinamika populasi

Suhu

Kelembaban

Faktor luar

Curah hujan

Cahaya

Angin
Faktor Dalam
A. Kemampuan berkembang biak
Tinggi rendahnya kemampuan berkembang biak dipengaruhi oleh
kecepatan berkembang biak dan perbandingan kelamin. Semakin
tinggi kemampuan berkembang biaknya maka hama tersebut
semakin cepat berkembang biak. Kecepatan berkembang biak
dipengaruhi oleh keperidian dan jangka waktu perkembangan.
Keperidian adalah besarnya kemampuan jenis hama untuk
melahirkan keturunan baru. Sedangkan jangka waktu
perkembangan adalah waktu yang dibutuhkan untuk berkembang
sejak telur dikeluarkan sampai masak kelamin. Perbandingan
kelamin yang dimiliki hama umumnya 1:1 namun pada keadaan
tertentu perbandingan tersebut dapat berubah. Misalnya pada
keadaan jumlah makanan banyak tersedia perbandingan antara
jantan dan betina menjadi 1:3 sedangkan pada keadaan jumlah
makanan sedikit jumlah jantan dapat mencapai 90% sehingga
populasi berikutnya menurun.
B. Sifat mempertahankan diri
Hama tanaman mempunyai alat dan kemampuan untuk
mempertahankan diri terhadap gangguan organisme lain di
sekitarnya. Misalnya ulat kantong (Metisa plana Wlk.)
membuat kantong sebagai tempat tinggal. Bila diganngu, ia
akan segera menutup pintu kantong dan sembunyi di
dalamnya. Walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb.)
mengeluarkan bau kurang sedap. Ulat api (darna trima
Mr.,) memiliki bulu beracun sehingga bila terkena kulit akan
terasa panas. Wereng hijau (Nephotettix spp.) berwarna
hijau mirip daun padi.
C. Umur imago
Umur imago mempengaruhi peningkatan populasi hama.
Semakin lama umur betina, semakin banyak pula
kesempatan untuk bertelur.
Faktor luar
A. Suhu
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi suhu tubuh
serangga dimana setiap serangga memiliki kisaran suhu
tertentu. Apabila serangga berada di luar suhu ideal
serangga akan mati dan apabila mendekati titik
maksimum atau minimum serangga tersebut akan
tidur. Sedangkan apabila serangga berada pada suhu
efektif maka serangga akan mampu beraktivitas secara
maksimal. Umunya suhu optimal serangga adalah
26˚C, suhu minimumnya adalah 15˚C dan suhu
maksimumnya antara 38˚C-45˚C.
B.Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi perkembangan
biakan dan aktivitas hidupnya. Misalnya hama gudang
baru bisa menyerang apabila kadar air beras atau
jagung di atas 14%.
C. Curah hujan yang tinggi dapat rnempengaruhi
perkembangan populasi serangga secara langsung yaitu
dengan pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan
terutama untuk serangga-serangga berukuran kecil dan
mempengaruhi secara tidak langsung yaitu dengan
mernbuat kondisi yang baik bagi perkernbangan
penyakit yang dapat menjadikan serangga sakit hingga
mengalarni kernatian,
D. Cahaya
Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh responnya
terhadap cahaya, sehingga terdapat serangga yang aktif
pagi, siang, sore atau malam hari. Cahaya matahari dapat
mempengarui aktifitas dan penyebarannya. Habitat
serangga dewasa (imago) dan serangga pradewasa (larva
dan pupa) ada yang sama dan ada yang berbeda. Pada
Ordo Lepidoptera, larva aktif makan dan biasanya menjadi
hama, sedangkan serangga dewasanya hanya menghisap
nektar atau madu bunga. Pada Ordo Coleoptera, umumnya
larva dan imago aktif makan dengan habitat yang sama,
sehingga keduanya menjadi hama (Jumar, 2000). Cahaya
mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan,
perkembangannya dan daya tahan kehidupan serangga baik
secara langsung maupun tidak langsung. Cahaya
mempengaruhi aktifitas serangga, cahaya membantu untuk
mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap
jenis serangga membutuhkan intensitas cahaya yang
berbeda untuk aktifitasnya
E. Angin
Angin akan berpengaruh terhadap proses penyebaran
hama. Pergerakan udara merupakan salah satu faktor
yang penting dalam penyebaran serangga. Arah dari
penyebaran serangga terkadang mengikuti arah angin.
Angin berpengaruh terhadap perkembangan
hama, terutama dalam proses penyebaran hama
tanaman. Misalnya kutu daun dapat terbang terbawa
angin sejauh 1.300 km, seperti penyebaran kutu loncat
(Heteropsylla cubana). Seperti pada tahun 1986, kutu
loncat lamtoro mengalami ledakan (Outbreak atau
Explosive) pada daerah yang luas dalam waktu relatif
singkat. Belalang kayu (Valanga nigricornis Zehntneri
Krauss), bila terdapat angin dapat terbang sejauh 3-4
km. Selain mendukung penyebaran hama, angin
kencang dapat menghambat kupu-kupu untuk
bertelur, bahkan dapat mematikannya
(Tarumingkeng, 1994).
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN




Menurut UU no 23/ 1997, daya dukung
lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan
hidup
untuk
mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lain.
Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung
lingkungan pada hakekatnya adalah daya
dukung
lingkungan
alamiah,
yaitu
berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan
yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per
satuan luas dan waktu di daerah itu.
Daya tampung
 Pelestarian

Daya Tampung Lingkungan Hidup
adalah rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan/atau komponen
lain yang dibuang ke dalamnya.
 Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan atau komponen
lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
Pelestarian
 PDDLH

adalah rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan
perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan
oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.

 PDTLH

adalah rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke
dalamnya.
Pemeliharaan dan pengembangan LH
1.

2.
3.

4.

Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dengan hati-hati dan
efisien, misalnya: air, tanah dan udara.
Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil
metalurgi (campuran).
Mengembangkan metoda menambang dan
memproses yang efisien, serta pendaurulangan
(recycling)
Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan
falsafah hidup secara damai dengan alam
Analisis daya dukung LH
• Konsep yang digunakan untuk memahami
ambang batas kritis daya-dukung ini
adalah adanya asumsi bahwa ada suatu
jumlah populasi yang terbatas yang dapat
didukung tanpa menurunkan derajat
lingkungan
yang
alami
sehingga
ekosistem dapat terpelihara
Perlu direnungkan….
• Fungsi beban manusia tidak hanya pada
jumlah populasi akan tetapi juga konsumsi
perkapita serta lebih jauh lagi adalah
faktor berkembangnya perdagangan dan
industri secara cepat.
• Satu hal yang perlu dicatat, bahwa adanya
inovasi teknologi tidak meningkatkan daya
dukung wilayah akan tetapi berperan
dalam meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya alam.
• Analisis daya dukung (carrying capacity
analysis) merupakan suatu alat
perencanaan pembangunan yang
memberikan gambaran hubungan antara
penduduk, penggunaan lahan dan
lingkungan.
• Informasi yang diperoleh dari hasil analisis
daya dukung secara umum akan
menyangkut masalah kemampuan (daya
dukung) yang dimiliki oleh suatu daerah
dalam mendukung proses pembangunan
dan pengembangan daerah itu, dengan
melihat perbandingan antara jumlah lahan
yang dimiliki dan jumlah penduduk yang
ada.
Contoh daya dukung pada
pertanian
• Analisis daya dukung lahan dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut (mengacu pada
persamaan 1):
• 1.Mengumpulkan data luas panen (ha) tanamantanaman penghasil kalori utama (jagung, padi,
umbi-umbian, dan kacang-kacangan.
• 2.Mengumpulkan data-data produksi (ton/ha)
tanaman-tanaman penghasil kalori utama (jagung,
padi, umbi-umbian, dan kacang-kacangan.
• 3.Menghitung produksi bruto/produksi kotor (ton)
tanaman-tanaman penghasil kalori utama (jagung,
padi, umbi-umbian, dan kacang-kacangan).
• 4. Menghitung produksi netto/produksi bersih
(kkal/tahun) tanaman-tanaman penghasil
kalori utama (jagung, padi, umbi-umbian, dan
kacang-kacangan).
• 5. Menghitung nilai konversi jumlah kalori
masing-masing tanaman penghasil kalori
utama sesuai ketetapanDaftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM), Depkes, 2008.
• 6. Menghitung daya dukung lahan (K) setiap
desa/kelurahan
Permasalahan mengenai lingkungan

• Alih fungsi lahan pertanian produktif
menjadi lahan non pertanian seperti
industri, permukiman, prasarana
umum, dan lain sebagainya.
• Penurunan secara signifikan luas hutan
tropis sebagai kawasan resapan air
• Meningkatnya satuan wilayah sungai
(SWS) yang kritis.
Usaha Perbaikan Daya Dukung
• Kajian Lingkungan Hidup Strategis [KLHS]
atau menjadi salah satu pilihan alat bantu
melalui perbaikan kerangka pikir
perencanaan tata ruang wilayah untuk
mengatasi persoalan lingkungan hidup.
• “Suatu proses sistematis dan komprehensif
untuk mengevaluasi dampak lingkungan,
pertimbangan sosial dan ekonomi, serta
prospek keberlanjutan dari usulan kebijakan,
rencana, atau program pembangunan.”
Thank You

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanAgustin Dian Kartikasari
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirFransiska Puteri
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Monalisa Pirade
 
Genetika crossing over
Genetika crossing overGenetika crossing over
Genetika crossing overf' yagami
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Biology Education
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4Juliah Bioedu
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaWayan Permadi
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisParid Nurahman
 
Transect Analysis
Transect AnalysisTransect Analysis
Transect AnalysisAM Arafandi
 

Was ist angesagt? (20)

Ppt petai cina
Ppt petai cinaPpt petai cina
Ppt petai cina
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
morfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batangmorfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batang
 
Genetika crossing over
Genetika crossing overGenetika crossing over
Genetika crossing over
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
 
Komunitas
KomunitasKomunitas
Komunitas
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
 
Ekosistem kebun
Ekosistem kebunEkosistem kebun
Ekosistem kebun
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
Transect Analysis
Transect AnalysisTransect Analysis
Transect Analysis
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 

Ähnlich wie biologi populasi

Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Nurul Afdal Haris
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanAde Maiditasari
 
EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan QORYANI
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupAzizatul Zainia
 
ppt kelompok 2 ekologi tumbuhan.pptx
ppt kelompok 2 ekologi tumbuhan.pptxppt kelompok 2 ekologi tumbuhan.pptx
ppt kelompok 2 ekologi tumbuhan.pptxshofiazzahrabadres
 
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSA
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSAPPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSA
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSASatria Efendi
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.pptAhmadRasito
 
Modul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghamaModul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghamamuditateach
 
PPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.pptPPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.pptPeniKusumastuti1
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 

Ähnlich wie biologi populasi (20)

Ekologi lingkungan
Ekologi lingkunganEkologi lingkungan
Ekologi lingkungan
 
Ekologi lingkungan
Ekologi lingkunganEkologi lingkungan
Ekologi lingkungan
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewan
 
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup EkologiRuang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup Ekologi
 
EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidup
 
Laporan populasi
Laporan populasiLaporan populasi
Laporan populasi
 
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docxLKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
 
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docxLKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
 
Keanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewanKeanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewan
 
ppt kelompok 2 ekologi tumbuhan.pptx
ppt kelompok 2 ekologi tumbuhan.pptxppt kelompok 2 ekologi tumbuhan.pptx
ppt kelompok 2 ekologi tumbuhan.pptx
 
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSA
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSAPPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSA
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSA
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
 
Ppt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannyaPpt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannya
 
Modul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghamaModul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghama
 
PPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.pptPPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 

Kürzlich hochgeladen

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 

biologi populasi

  • 1. BIOLOGI POPULASI Kelompok 3 Anggota: 1. Anggitio (A1L113001) 2. Nurlana Rahayu (A1L113009) 3. Agung Saputra (A1L113017) 4. Wisnu Bima (A1L113029) 5. Jakaria (A1L113033) 6. Razan Faishal (A1L113065) 7. Octavianiauditia (A1L113071) 8. Dwi Rahmayanti (A1L113081) 9. Dimas Ade (A1L113083) 10. Rindira (A1L113053) 11. Ratih Sukma W (A1L113091)
  • 2. PENGERTIAN Dalam biologi, populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya.Konsep populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi suatu spesies adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang populasi sebagai sarana atau wadah bagi pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh individu-individu anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi menjadi perhatian utama dalam kajian genetika populasi.
  • 3.
  • 4. Hukum Hardy-Weinberg Godfrey Harold Hardy dan Wilhelm Weinberg tahun 1908 secara terpisah menemukan dasar-dasar frekuensi alel dan genetik dalam suatu populasi. Prinsip yang berupa pernyataan teoritis tersebut dikenal sebagai hukum (prinsip kesetimbangan) Hardy-Weinberg. Pernyataan itu menegaskan bahwa frekuensi alel dan genotip suatu populasi (gene pool) selalu konstan dari generasi ke generasi dengan kondisi tertentu.
  • 5. Dalam tahun 1908 G. Hardy (seorang ahli matematika bangsa inggris) dan W. Weinberg (seorang dokter bangsa jerman) secara terpisah menemukan dasar-dasar yang ada hubungan dengan frekuensi gen di dalam populasi. Prinsip yang berbentuk pernyataan teoritis itu dikenal sebagai prinsif ekuilibrium Hardy Weinberg.pernyataan itu menegaskan bahwa didalam populasi yang equilibrium (dalam kesimbangan), maka baik frekuensi gen mapun frekuensi genotip akan tetap dari satu generasi ke genarasi seterusnya. Ini dijumpai dalam populasi yang besar, dimana perkawinan berlangsung secara acak (random) dan tidak ada pilihan/ pegetahuan atau faktor lain yang dapat merubah frekuensi gen.
  • 6. Kondisi-kondisi yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut: - Ukuran populasi harus besar - Ada isolasi dari polulasi lain - Tidak terjadi mutasi - Perkawinan acak - Tidak terjadi seleksi alam Formulasi hukum Hardy-Weinberg dapat dijelaskan berikut ini: p+q=1 maka p = 1 – q dan q = 1 - p
  • 7. Jadi, pada dasarnya hukum ini menyatakan bahwa frekuensi gen dominan dan resesif pada suatu populasi yang cukup besar tidak akan berubah dari satu generasi ke generasi lainnya jika tidak ada seleksi, migrasi, mutasi, dan genetic drift. Keadaan populasi yang demikian disebut dalam keadaan equilibrium (dalam keadaan seimbang). Hukum Hardy-Weinberg antara lain memungkinkan perkiraan frekuensi gen dalam populasi dengan dominasi sempurna dimana hanya genotipe-genotipe dari homozigot resesif yang dapat ditentukan dari fenotipe.
  • 8.
  • 9. Populasi adalah sekelompok individu dalam satu spesies yang menempati suatu habitat yang menggunakan sumberdaya dengan cara yang sama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor alam. Kepadatan(densitas) populasi: jumlah individu suatu spesies per satuan luas atauvolume. Cara mengukur kepadatan populasi: • Menghitung langsung • Tekniksampling (petak contoh) • Indikator tidak langsung (feses, sarang, jejak, dll)
  • 10. Kemampuan berkembang biak Faktor dalam Sifat mempertahankan diri Umur imago Faktor yang mempengaruhi dinamika populasi Suhu Kelembaban Faktor luar Curah hujan Cahaya Angin
  • 11. Faktor Dalam A. Kemampuan berkembang biak Tinggi rendahnya kemampuan berkembang biak dipengaruhi oleh kecepatan berkembang biak dan perbandingan kelamin. Semakin tinggi kemampuan berkembang biaknya maka hama tersebut semakin cepat berkembang biak. Kecepatan berkembang biak dipengaruhi oleh keperidian dan jangka waktu perkembangan. Keperidian adalah besarnya kemampuan jenis hama untuk melahirkan keturunan baru. Sedangkan jangka waktu perkembangan adalah waktu yang dibutuhkan untuk berkembang sejak telur dikeluarkan sampai masak kelamin. Perbandingan kelamin yang dimiliki hama umumnya 1:1 namun pada keadaan tertentu perbandingan tersebut dapat berubah. Misalnya pada keadaan jumlah makanan banyak tersedia perbandingan antara jantan dan betina menjadi 1:3 sedangkan pada keadaan jumlah makanan sedikit jumlah jantan dapat mencapai 90% sehingga populasi berikutnya menurun.
  • 12. B. Sifat mempertahankan diri Hama tanaman mempunyai alat dan kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap gangguan organisme lain di sekitarnya. Misalnya ulat kantong (Metisa plana Wlk.) membuat kantong sebagai tempat tinggal. Bila diganngu, ia akan segera menutup pintu kantong dan sembunyi di dalamnya. Walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb.) mengeluarkan bau kurang sedap. Ulat api (darna trima Mr.,) memiliki bulu beracun sehingga bila terkena kulit akan terasa panas. Wereng hijau (Nephotettix spp.) berwarna hijau mirip daun padi. C. Umur imago Umur imago mempengaruhi peningkatan populasi hama. Semakin lama umur betina, semakin banyak pula kesempatan untuk bertelur.
  • 13. Faktor luar A. Suhu Suhu lingkungan sangat mempengaruhi suhu tubuh serangga dimana setiap serangga memiliki kisaran suhu tertentu. Apabila serangga berada di luar suhu ideal serangga akan mati dan apabila mendekati titik maksimum atau minimum serangga tersebut akan tidur. Sedangkan apabila serangga berada pada suhu efektif maka serangga akan mampu beraktivitas secara maksimal. Umunya suhu optimal serangga adalah 26˚C, suhu minimumnya adalah 15˚C dan suhu maksimumnya antara 38˚C-45˚C.
  • 14. B.Kelembaban Kelembaban akan mempengaruhi perkembangan biakan dan aktivitas hidupnya. Misalnya hama gudang baru bisa menyerang apabila kadar air beras atau jagung di atas 14%. C. Curah hujan yang tinggi dapat rnempengaruhi perkembangan populasi serangga secara langsung yaitu dengan pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan terutama untuk serangga-serangga berukuran kecil dan mempengaruhi secara tidak langsung yaitu dengan mernbuat kondisi yang baik bagi perkernbangan penyakit yang dapat menjadikan serangga sakit hingga mengalarni kernatian,
  • 15. D. Cahaya Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh responnya terhadap cahaya, sehingga terdapat serangga yang aktif pagi, siang, sore atau malam hari. Cahaya matahari dapat mempengarui aktifitas dan penyebarannya. Habitat serangga dewasa (imago) dan serangga pradewasa (larva dan pupa) ada yang sama dan ada yang berbeda. Pada Ordo Lepidoptera, larva aktif makan dan biasanya menjadi hama, sedangkan serangga dewasanya hanya menghisap nektar atau madu bunga. Pada Ordo Coleoptera, umumnya larva dan imago aktif makan dengan habitat yang sama, sehingga keduanya menjadi hama (Jumar, 2000). Cahaya mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan, perkembangannya dan daya tahan kehidupan serangga baik secara langsung maupun tidak langsung. Cahaya mempengaruhi aktifitas serangga, cahaya membantu untuk mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap jenis serangga membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda untuk aktifitasnya
  • 16. E. Angin Angin akan berpengaruh terhadap proses penyebaran hama. Pergerakan udara merupakan salah satu faktor yang penting dalam penyebaran serangga. Arah dari penyebaran serangga terkadang mengikuti arah angin. Angin berpengaruh terhadap perkembangan hama, terutama dalam proses penyebaran hama tanaman. Misalnya kutu daun dapat terbang terbawa angin sejauh 1.300 km, seperti penyebaran kutu loncat (Heteropsylla cubana). Seperti pada tahun 1986, kutu loncat lamtoro mengalami ledakan (Outbreak atau Explosive) pada daerah yang luas dalam waktu relatif singkat. Belalang kayu (Valanga nigricornis Zehntneri Krauss), bila terdapat angin dapat terbang sejauh 3-4 km. Selain mendukung penyebaran hama, angin kencang dapat menghambat kupu-kupu untuk bertelur, bahkan dapat mematikannya (Tarumingkeng, 1994).
  • 17. DAYA DUKUNG LINGKUNGAN   Menurut UU no 23/ 1997, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu.
  • 18. Daya tampung  Pelestarian Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya.  Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
  • 19. Pelestarian  PDDLH adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.  PDTLH adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya.
  • 20. Pemeliharaan dan pengembangan LH 1. 2. 3. 4. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah dan udara. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran). Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta pendaurulangan (recycling) Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam
  • 21. Analisis daya dukung LH • Konsep yang digunakan untuk memahami ambang batas kritis daya-dukung ini adalah adanya asumsi bahwa ada suatu jumlah populasi yang terbatas yang dapat didukung tanpa menurunkan derajat lingkungan yang alami sehingga ekosistem dapat terpelihara
  • 22. Perlu direnungkan…. • Fungsi beban manusia tidak hanya pada jumlah populasi akan tetapi juga konsumsi perkapita serta lebih jauh lagi adalah faktor berkembangnya perdagangan dan industri secara cepat. • Satu hal yang perlu dicatat, bahwa adanya inovasi teknologi tidak meningkatkan daya dukung wilayah akan tetapi berperan dalam meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam.
  • 23. • Analisis daya dukung (carrying capacity analysis) merupakan suatu alat perencanaan pembangunan yang memberikan gambaran hubungan antara penduduk, penggunaan lahan dan lingkungan.
  • 24. • Informasi yang diperoleh dari hasil analisis daya dukung secara umum akan menyangkut masalah kemampuan (daya dukung) yang dimiliki oleh suatu daerah dalam mendukung proses pembangunan dan pengembangan daerah itu, dengan melihat perbandingan antara jumlah lahan yang dimiliki dan jumlah penduduk yang ada.
  • 25. Contoh daya dukung pada pertanian • Analisis daya dukung lahan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (mengacu pada persamaan 1): • 1.Mengumpulkan data luas panen (ha) tanamantanaman penghasil kalori utama (jagung, padi, umbi-umbian, dan kacang-kacangan. • 2.Mengumpulkan data-data produksi (ton/ha) tanaman-tanaman penghasil kalori utama (jagung, padi, umbi-umbian, dan kacang-kacangan. • 3.Menghitung produksi bruto/produksi kotor (ton) tanaman-tanaman penghasil kalori utama (jagung, padi, umbi-umbian, dan kacang-kacangan).
  • 26. • 4. Menghitung produksi netto/produksi bersih (kkal/tahun) tanaman-tanaman penghasil kalori utama (jagung, padi, umbi-umbian, dan kacang-kacangan). • 5. Menghitung nilai konversi jumlah kalori masing-masing tanaman penghasil kalori utama sesuai ketetapanDaftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), Depkes, 2008. • 6. Menghitung daya dukung lahan (K) setiap desa/kelurahan
  • 27. Permasalahan mengenai lingkungan • Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan non pertanian seperti industri, permukiman, prasarana umum, dan lain sebagainya. • Penurunan secara signifikan luas hutan tropis sebagai kawasan resapan air • Meningkatnya satuan wilayah sungai (SWS) yang kritis.
  • 28. Usaha Perbaikan Daya Dukung • Kajian Lingkungan Hidup Strategis [KLHS] atau menjadi salah satu pilihan alat bantu melalui perbaikan kerangka pikir perencanaan tata ruang wilayah untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup. • “Suatu proses sistematis dan komprehensif untuk mengevaluasi dampak lingkungan, pertimbangan sosial dan ekonomi, serta prospek keberlanjutan dari usulan kebijakan, rencana, atau program pembangunan.”