2. PENGERTIAN
Dalam biologi, populasi adalah
sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama
(spesies) yang hidup di tempat yang sama dan
memiliki kemampuan bereproduksi di antara
sesamanya.Konsep populasi banyak dipakai
dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang
populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas.
Populasi suatu spesies adalah bagian dari suatu
komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui
populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang
populasi sebagai sarana atau wadah bagi
pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh individu-individu
anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam suatu
populasi menjadi perhatian utama dalam
kajian genetika populasi.
3.
4. Hukum Hardy-Weinberg Godfrey Harold
Hardy dan Wilhelm Weinberg tahun 1908
secara terpisah menemukan dasar-dasar
frekuensi alel dan genetik dalam suatu
populasi. Prinsip yang berupa pernyataan
teoritis tersebut dikenal sebagai hukum
(prinsip kesetimbangan) Hardy-Weinberg.
Pernyataan itu menegaskan bahwa
frekuensi alel dan genotip suatu populasi
(gene pool) selalu konstan dari generasi
ke generasi dengan kondisi tertentu.
5. Dalam tahun 1908 G. Hardy (seorang ahli
matematika bangsa inggris) dan W. Weinberg
(seorang dokter bangsa jerman) secara terpisah
menemukan dasar-dasar yang ada hubungan
dengan frekuensi gen di dalam populasi. Prinsip
yang berbentuk pernyataan teoritis itu dikenal
sebagai prinsif ekuilibrium Hardy
Weinberg.pernyataan itu menegaskan bahwa
didalam populasi yang equilibrium (dalam
kesimbangan), maka baik frekuensi gen mapun
frekuensi genotip akan tetap dari satu generasi ke
genarasi seterusnya. Ini dijumpai dalam populasi
yang besar, dimana perkawinan berlangsung
secara acak (random) dan tidak ada pilihan/
pegetahuan atau faktor lain yang dapat merubah
frekuensi gen.
6. Kondisi-kondisi yang menunjang Hukum
Hardy-Weinberg sebagai berikut:
- Ukuran populasi harus besar
- Ada isolasi dari polulasi lain
- Tidak terjadi mutasi
- Perkawinan acak
- Tidak terjadi seleksi alam
Formulasi hukum Hardy-Weinberg dapat
dijelaskan berikut ini:
p+q=1
maka p = 1 – q dan q = 1 - p
7. Jadi, pada dasarnya hukum ini menyatakan
bahwa frekuensi gen dominan dan resesif
pada suatu populasi yang cukup besar tidak
akan berubah dari satu generasi ke generasi
lainnya jika tidak ada
seleksi, migrasi, mutasi, dan genetic drift.
Keadaan populasi yang demikian disebut
dalam keadaan equilibrium (dalam keadaan
seimbang).
Hukum Hardy-Weinberg antara lain
memungkinkan perkiraan frekuensi gen
dalam populasi dengan dominasi sempurna
dimana hanya genotipe-genotipe dari
homozigot resesif yang dapat ditentukan dari
fenotipe.
8.
9. Populasi adalah sekelompok individu dalam satu
spesies yang menempati suatu habitat yang
menggunakan sumberdaya dengan cara yang
sama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor alam.
Kepadatan(densitas) populasi: jumlah individu
suatu spesies per satuan luas atauvolume.
Cara mengukur kepadatan populasi:
• Menghitung langsung
• Tekniksampling (petak contoh)
• Indikator tidak langsung
(feses, sarang, jejak, dll)
11. Faktor Dalam
A. Kemampuan berkembang biak
Tinggi rendahnya kemampuan berkembang biak dipengaruhi oleh
kecepatan berkembang biak dan perbandingan kelamin. Semakin
tinggi kemampuan berkembang biaknya maka hama tersebut
semakin cepat berkembang biak. Kecepatan berkembang biak
dipengaruhi oleh keperidian dan jangka waktu perkembangan.
Keperidian adalah besarnya kemampuan jenis hama untuk
melahirkan keturunan baru. Sedangkan jangka waktu
perkembangan adalah waktu yang dibutuhkan untuk berkembang
sejak telur dikeluarkan sampai masak kelamin. Perbandingan
kelamin yang dimiliki hama umumnya 1:1 namun pada keadaan
tertentu perbandingan tersebut dapat berubah. Misalnya pada
keadaan jumlah makanan banyak tersedia perbandingan antara
jantan dan betina menjadi 1:3 sedangkan pada keadaan jumlah
makanan sedikit jumlah jantan dapat mencapai 90% sehingga
populasi berikutnya menurun.
12. B. Sifat mempertahankan diri
Hama tanaman mempunyai alat dan kemampuan untuk
mempertahankan diri terhadap gangguan organisme lain di
sekitarnya. Misalnya ulat kantong (Metisa plana Wlk.)
membuat kantong sebagai tempat tinggal. Bila diganngu, ia
akan segera menutup pintu kantong dan sembunyi di
dalamnya. Walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb.)
mengeluarkan bau kurang sedap. Ulat api (darna trima
Mr.,) memiliki bulu beracun sehingga bila terkena kulit akan
terasa panas. Wereng hijau (Nephotettix spp.) berwarna
hijau mirip daun padi.
C. Umur imago
Umur imago mempengaruhi peningkatan populasi hama.
Semakin lama umur betina, semakin banyak pula
kesempatan untuk bertelur.
13. Faktor luar
A. Suhu
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi suhu tubuh
serangga dimana setiap serangga memiliki kisaran suhu
tertentu. Apabila serangga berada di luar suhu ideal
serangga akan mati dan apabila mendekati titik
maksimum atau minimum serangga tersebut akan
tidur. Sedangkan apabila serangga berada pada suhu
efektif maka serangga akan mampu beraktivitas secara
maksimal. Umunya suhu optimal serangga adalah
26˚C, suhu minimumnya adalah 15˚C dan suhu
maksimumnya antara 38˚C-45˚C.
14. B.Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi perkembangan
biakan dan aktivitas hidupnya. Misalnya hama gudang
baru bisa menyerang apabila kadar air beras atau
jagung di atas 14%.
C. Curah hujan yang tinggi dapat rnempengaruhi
perkembangan populasi serangga secara langsung yaitu
dengan pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan
terutama untuk serangga-serangga berukuran kecil dan
mempengaruhi secara tidak langsung yaitu dengan
mernbuat kondisi yang baik bagi perkernbangan
penyakit yang dapat menjadikan serangga sakit hingga
mengalarni kernatian,
15. D. Cahaya
Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh responnya
terhadap cahaya, sehingga terdapat serangga yang aktif
pagi, siang, sore atau malam hari. Cahaya matahari dapat
mempengarui aktifitas dan penyebarannya. Habitat
serangga dewasa (imago) dan serangga pradewasa (larva
dan pupa) ada yang sama dan ada yang berbeda. Pada
Ordo Lepidoptera, larva aktif makan dan biasanya menjadi
hama, sedangkan serangga dewasanya hanya menghisap
nektar atau madu bunga. Pada Ordo Coleoptera, umumnya
larva dan imago aktif makan dengan habitat yang sama,
sehingga keduanya menjadi hama (Jumar, 2000). Cahaya
mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan,
perkembangannya dan daya tahan kehidupan serangga baik
secara langsung maupun tidak langsung. Cahaya
mempengaruhi aktifitas serangga, cahaya membantu untuk
mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap
jenis serangga membutuhkan intensitas cahaya yang
berbeda untuk aktifitasnya
16. E. Angin
Angin akan berpengaruh terhadap proses penyebaran
hama. Pergerakan udara merupakan salah satu faktor
yang penting dalam penyebaran serangga. Arah dari
penyebaran serangga terkadang mengikuti arah angin.
Angin berpengaruh terhadap perkembangan
hama, terutama dalam proses penyebaran hama
tanaman. Misalnya kutu daun dapat terbang terbawa
angin sejauh 1.300 km, seperti penyebaran kutu loncat
(Heteropsylla cubana). Seperti pada tahun 1986, kutu
loncat lamtoro mengalami ledakan (Outbreak atau
Explosive) pada daerah yang luas dalam waktu relatif
singkat. Belalang kayu (Valanga nigricornis Zehntneri
Krauss), bila terdapat angin dapat terbang sejauh 3-4
km. Selain mendukung penyebaran hama, angin
kencang dapat menghambat kupu-kupu untuk
bertelur, bahkan dapat mematikannya
(Tarumingkeng, 1994).
17. DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Menurut UU no 23/ 1997, daya dukung
lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan
hidup
untuk
mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lain.
Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung
lingkungan pada hakekatnya adalah daya
dukung
lingkungan
alamiah,
yaitu
berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan
yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per
satuan luas dan waktu di daerah itu.
18. Daya tampung
Pelestarian
Daya Tampung Lingkungan Hidup
adalah rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan/atau komponen
lain yang dibuang ke dalamnya.
Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan atau komponen
lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
19. Pelestarian
PDDLH
adalah rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan
perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan
oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
PDTLH
adalah rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke
dalamnya.
20. Pemeliharaan dan pengembangan LH
1.
2.
3.
4.
Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dengan hati-hati dan
efisien, misalnya: air, tanah dan udara.
Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil
metalurgi (campuran).
Mengembangkan metoda menambang dan
memproses yang efisien, serta pendaurulangan
(recycling)
Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan
falsafah hidup secara damai dengan alam
21. Analisis daya dukung LH
• Konsep yang digunakan untuk memahami
ambang batas kritis daya-dukung ini
adalah adanya asumsi bahwa ada suatu
jumlah populasi yang terbatas yang dapat
didukung tanpa menurunkan derajat
lingkungan
yang
alami
sehingga
ekosistem dapat terpelihara
22. Perlu direnungkan….
• Fungsi beban manusia tidak hanya pada
jumlah populasi akan tetapi juga konsumsi
perkapita serta lebih jauh lagi adalah
faktor berkembangnya perdagangan dan
industri secara cepat.
• Satu hal yang perlu dicatat, bahwa adanya
inovasi teknologi tidak meningkatkan daya
dukung wilayah akan tetapi berperan
dalam meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya alam.
23. • Analisis daya dukung (carrying capacity
analysis) merupakan suatu alat
perencanaan pembangunan yang
memberikan gambaran hubungan antara
penduduk, penggunaan lahan dan
lingkungan.
24. • Informasi yang diperoleh dari hasil analisis
daya dukung secara umum akan
menyangkut masalah kemampuan (daya
dukung) yang dimiliki oleh suatu daerah
dalam mendukung proses pembangunan
dan pengembangan daerah itu, dengan
melihat perbandingan antara jumlah lahan
yang dimiliki dan jumlah penduduk yang
ada.
25. Contoh daya dukung pada
pertanian
• Analisis daya dukung lahan dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut (mengacu pada
persamaan 1):
• 1.Mengumpulkan data luas panen (ha) tanamantanaman penghasil kalori utama (jagung, padi,
umbi-umbian, dan kacang-kacangan.
• 2.Mengumpulkan data-data produksi (ton/ha)
tanaman-tanaman penghasil kalori utama (jagung,
padi, umbi-umbian, dan kacang-kacangan.
• 3.Menghitung produksi bruto/produksi kotor (ton)
tanaman-tanaman penghasil kalori utama (jagung,
padi, umbi-umbian, dan kacang-kacangan).
26. • 4. Menghitung produksi netto/produksi bersih
(kkal/tahun) tanaman-tanaman penghasil
kalori utama (jagung, padi, umbi-umbian, dan
kacang-kacangan).
• 5. Menghitung nilai konversi jumlah kalori
masing-masing tanaman penghasil kalori
utama sesuai ketetapanDaftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM), Depkes, 2008.
• 6. Menghitung daya dukung lahan (K) setiap
desa/kelurahan
27. Permasalahan mengenai lingkungan
• Alih fungsi lahan pertanian produktif
menjadi lahan non pertanian seperti
industri, permukiman, prasarana
umum, dan lain sebagainya.
• Penurunan secara signifikan luas hutan
tropis sebagai kawasan resapan air
• Meningkatnya satuan wilayah sungai
(SWS) yang kritis.
28. Usaha Perbaikan Daya Dukung
• Kajian Lingkungan Hidup Strategis [KLHS]
atau menjadi salah satu pilihan alat bantu
melalui perbaikan kerangka pikir
perencanaan tata ruang wilayah untuk
mengatasi persoalan lingkungan hidup.
• “Suatu proses sistematis dan komprehensif
untuk mengevaluasi dampak lingkungan,
pertimbangan sosial dan ekonomi, serta
prospek keberlanjutan dari usulan kebijakan,
rencana, atau program pembangunan.”