SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Modul 2.3.                               Ilmu Alamiah Dasar                     Kesesatan Penalaran


Kesesatan Penalaran
Tujuan pembelajaran:

Mahasiswa diperkenalkan dengan konsep kesesatan penalaran. Untuk sepenuhnya memahami logika,
mahasiswa harus dapat membedakan kesesatan penalaran. Dalam kuliah ini akan dibahas tiga jenis
utama kesesatan penalaran: kesesatan relevansi, kesesatan praduga, dan kesesatan ambiguitas.

Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa seharusnya dapat untuk:

   1. Memahami tiga kategori utama kesesatan penalaran
   2. Mengenali berbagai dari kesesatan penalaran yang paling umum
   3. mendeteksi kesesatan dalam argumen dan menjelaskan apa yang salah.



A. Apakah kesesatan penalaran itu?

Tanpa sadar kita sering melakukan kekeliruan dalam proses berpikir. Kesesatan penalaran adalah
argumen yang sepertinya tampak benar, tapi setelah dibuktikan dengan pemeriksaan, ternyata tidak
benar.

Argumen yang premisnya tidak mendukung kesimpulan adalah salah satu kesimpulan yang bisa salah
bahkan jika semua premisnya benar. Dalam kasus semacam ini, penalaran yang dilakukan buruk, dan
argumen yang dipakai bisa dikatakan keliru. Sebuah kesalahan adalah suatu kesesatan dalam berpikir.
Setiap kesalahan adalah jenis argumen yang salah.

Empat jenis utama kesesatan penalaran, yaitu: kesesatan relevansi, Kesesatan karena induksi yang
lemah, kesesatan praduga, dan kesesatan ambiguitas.



B. Kesalahan relevansi

Kesalahan relevansi terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika dengan kesimpulan.
Misalnya, bukti, peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah
kesimpulan. Jadi perlu hati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan
dengan kesimpulan, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya.

Dalam kesalahan relevansi, argumen bergantung pada tempat yang mungkin tampak relevan, namun,
pada kenyataannya tidak. Argumen seperti ini kesalahan karena mereka mengalihkan perhatian dari
fakta yang relevan dan berusaha untuk membuktikan kebenaran kesimpulan berdasarkan informasi
yang tidak relevan. Kesesatan ini timbul apabila seseorang menarik kesimpulan yang tidak relevan
dengan premis yang ada. Dari sisi logika dapat dikatakan, kesimpulan yang ditarik tidak merupakan
implikasi dari premisnya. Jadi, tidak ada sama sekali hubungan logis antara premis dan kesimpulannya.



                                                                                                   1
Modul 2.3.                                Ilmu Alamiah Dasar                     Kesesatan Penalaran


Beberapa macam kesalahan penalaran yang termasuk dalam kesalahan relevansi adalah:

1. Menampilan emosi: Argumentum Ad Populum

Argumentum populum ditujukan untuk massa. Pembuktian sesuatu secara logis tidak perlu. Yang
diutamakan ialah menggugah perasaaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan
menerima sesuatu konklusi tertentu. Yang seperti ini biasanya terdapat pada pidato politik,
demonstrasi, kampanye, propaganda dan sebagainya.

Contoh: Kalau cinta tanah air, beli produk tanah air.

2. Menampilkan rasa kasihan: Argumentum Ad Misericordiam

Penalaran ini disebabkan oleh adanya belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditujukan untuk
menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima. Argumen ini biasanya berhubungan
dengan usaha agar sesuatu perbuatan dimaafkan.

Contoh: Seorang pencuri yang tertangkap basah mengatakan bahwa ia mencuri karena lapar dan tidak
mempunyai biaya untuk menembus bayinya di rumah sakit, oleh karena itu ia meminta hakim
membebaskannya.

3. Menampilkan kekuasaan/power: Argumentum Ad Baculum

Penunjukkan kekuasaan, untuk penerimaan kesimpulan, menujukkan adalah kesesatan pikir yang sejak
awal tidak memerlukan untuk didiskusikan sama sekali. Tujuannya adalah menekan dan memenakut-
nakuti.

Argumentum ad baculum banyak digunakan oleh orang tua agar anaknya menurut pada apa yang
diperintahkan, contoh menakut-nakuti anak kecil: Bila tidak mau mandi nanti didatangi oleh wewe
gombel (sejenis hantu yang mengerikan).

Contoh:

         Bila anda tidak percaya kepada Tuhan, maka akan masuk neraka dan disiksa secara mengerikan
          sekali selama-lamanya.
         Apabila anda tidak mengakui bahwa pendapat saya adalah benar, maka anda adalah seorang
          pengkhianat.

4. Argumentum Ad Hominem

Kesesatan ini terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak sesuatu usulan, tidak
berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan si
pembuat usul. Jadi sebuah kesesatan penalaran yang berupa menyerang pribadi dari orang yang
menyampaikan pendapat, bukan pada pendapat itu sendiri.

Contoh:


                                                                                                       2
Modul 2.3.                                 Ilmu Alamiah Dasar                       Kesesatan Penalaran


         Hati-hati bergaul dengan Anton. Ayahnya seorang mantan tapol.
         Jangan banyak bertanya, kamu masih anak ingusan.

Ada dua jenis argumentum ad hominem, yaitu:

         Abusif, yaitu serangan terhadap pribadi atau personal abuse. Argumentum ad Hominem tipe
          pertama ini adalah argumen yang diarahkan untuk menyerang manusianya secara langsung.
          Penerapan argumen ini dapat menggambarkan tindak pelecehan terhadap pribadi individu yang
          menyatakan sebuah argumen. Hal ini keliru karena ukuran logika dihubungkan dengan kondisi
          pribadi dan karakteristik personal seseorang yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran
          atau kekeliruan isi argumennya. Argumen ini juga dapat menggambarkan aspek penilaian
          psikologis terhadap pribadi seseorang atau karakteristik personal yang melibatkan gender, fisik
          atau sifat.
         Circumstantial, yaitu serangan yang menitikberatkan pada keyakinan seseorang dan lingkungan
          hidupnya. Pada umumnya ad hominem tipe ini menunjukkan pola pikir yang diarahkan pada
          pengutamaan kepentingan pribadi, suka-tidak suka, kepentingan kelompok-bukan kelompok,
          dan hal-hal yang berkaitan dengan SARA. Sebagai contoh: Saya tidak setuju dengan apa yang
          Pembicara S katakan karena ia bukan orang Islam. Demikian juga ketika ada dua orang yang
          terlibat dalam sebuah konflik atau perdebatan, ada kemungkinan masing-masing pihak tidak
          dapat menemukan titik temu dikarenakan mereka tidak mengetahui apakah argumen masing-
          masing itu benar atau keliru. Hal ini terjadi ketika masing-masing pihak beragumen atas dasar
          titik tolak dari ruang lingkup yang berbeda satu sama lain.

Kedua tipe Argumentum ad hominem adalah argumentasi-argumentasi yang mengarah kepada hal-hal
negatif dan biasanya melibatkan emosi.

5. Kesimpulan tidak sesuai: Ignoratio Elenchi

Ignoratio elenchi adalah kesesatan yang terjadi saat seseorang menarik kesimpulan yang tidak relevan
dengan premisnya. Loncatan dari premis ke kesimpulan semacam ini umum dilatarbelakangi prasangka,
emosi, dan perasaan subyektif. Ignoratio elenchi juga dikenal sebagai kesesatan "red herring".

Contoh:

         Kasus pembunuhan umat minoritas difokuskan pada agamanya, bukan pada tindak
          kekerasannya.
         Seorang pejabat berbuat dermawan; sudah pasti dia tidak tulus/mencari muka.
         Saya tidak percaya aktivis mahasiswa yang naik mobil pribadi ke kampus.
         Sia-sia bicara politik kalau mengurus keluarga saja tidak becus.

C. Kesesatan karena induksi yang lemah/cacad

1. Argumentum ad Ignorantiam (argumen dari ketidaktahuan)

Kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum
terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar.


                                                                                                       3
Modul 2.3.                                Ilmu Alamiah Dasar                      Kesesatan Penalaran


Contoh:

         Karena tidak ada yang berdemonstrasi, saya anggap semua masyarakat setuju kenaikan BBM.
         Saya belum pernah lihat Tuhan, setan, dan hantu; sudah pasti mereka tidak ada.

Sanggahan atas Galileo adalah contoh nyata kesesatan pikir Gereja yang merasa dirinya ahli dan tidak
mungkin salah sampai akhirnya memutuskan untuk menghukum mati Galileo. Galileo adalah orang
pertama yang melaporkan adanya gunung dan lembah di bulan, kesimpulan yang diambil melihat dari
pola bayangan yang ada di permukaan. Ia kemudian memberi kesimpulan bahwa bulan itu "kasar dan
tidak rata, seperti permukaan bumi sendiri", tidak seperti anggapan Aristoteles yang menyatakan bulan
adalah bola sempurna yang diikuti oleh para teolog jaman itu.

2. Argumentum Ad Verecundiam

Kesalahan penalaran jenis argument ad verecundiam terjadi ketika meminta penjelasan dari orang yang
terkemuka namun tidak memiliki legitimasi atau yang kompeten di bidangnya. Jadi, kesesatan ini
disebabkan oleh penolakan terhadap sesuatu tidak berdasarkan nilai penalarannya, akan tetapi karena
disebabkan oleh orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa, dapat dipercaya,
seorang pakar. Secara logis tentu dalam menerima atau menolak sesuatu tidak bergantung kepada
orang yang dianggap pakar. Kepakaran, kepandaian, atau kebenaran justru harus dibuktikan dengan
penalaran yang tepat. Pepatah latin berbunyi, “Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentation”;
yang maknanya, ‘Nilai wibawa itu hanya setinggi nilai argumentasinya’.

Contoh: Meminta Picasso untuk menjelaskan mengapa perekonomian kita merosot.

3. Kesesatan non causa pro causa (False Cause)

Kesesatan yang dilakukan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadi sebelumnya
adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian berdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara
berurutan. Orang lalu cenderung berkesimpulan bahwa peristiwa pertama merupakan penyeab bagi
peristiwa kedua, atau peristiwa kedua adalah akiat dari peristiwa pertama - padahal urutan waktu saja
tidak dengan sendirinya menunjukkan hubungan sebab-akibat.

Kesesatan ini dikenal pula dengan nama kesesatan post-hoc ergo propter hoc (sesudahnya maka
karenanya)

Contoh:
Seorang pemuda setelah diketahui baru putus cinta dengan pacarnya, esoknya sakit. Tetangganya
menyimpulkan bahwa sang pemuda sakit karena baru putus cinta.
Kesesatan: Padahal diagnosa dokter adalah si pemuda terkena radang paru-paru karena kebiasaannya
merokok tanpa henti sejak sepuluh tahun yang lalu.

4. Hasty Generalization (Generalisasi yang tergesa-gesa)

Kesalahan pikir karena generalisasi yang terlalu cepat. Misalnya, sudah langsung menggeneralisir bahwa
semua DPR adalah pejabat yang suka korupsi. Dengan mengatakan anggota DPR adalah koruptor,



                                                                                                        4
Modul 2.3.                                   Ilmu Alamiah Dasar                     Kesesatan Penalaran


merupakan sebuah kesesatan pikir, sebab pasti ada juga anggota DPR yang bersih. Namun kesan yang
ada adalah seluruh DPR itu koruptor.



D. Fallacies of Presumption

Kesalahan kategori kedua ini mengandung kekeliruan praduga yang meragukan atau tidak benar yang
dianggap benar. Kita harus dapat melihat mengapa asumsi-asumsi dibuat, dan bagaimana menghindari
membuat kesalahan atau terpengaruh oleh kesalahan jenis ini.

1. Kesesatan Aksidensi

Adalah kesesatan penalaran yang dilakukan oleh seseorang bila ia memaksakan aturan-aturan/ cara-
cara yang bersifat umum pada suatu keadaan atau situasi yang bersifat aksidental; yaitu situasi yang
bersifat kebetulan, tidak seharusnya ada atau tidak mutlak.

Contoh:

         Gula baik karena gula adalah sumber energi, maka gula juga baik untuk penderita diabetes.
         Orang yang makan banyak daging akan menjadi kuat dan sehat, karena itu vegetarian juga
          seharusnya makan banyak daging supaya sehat.

2. Kesesatan karena pertanyaan yang kompleks

Kesesatan ini bersumber pada pertanyaan yang sering kali disusun sedemikian rupa sehingga sepintas
tampak sebagai pertanyaan yang sederhana, namun sebetulnya bersifat kompleks.

Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maksud dari kesesatan ini adalah karena pertanyaan yang
diajukan sangat kompleks, bukan hanya pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak.

Contoh:

         Apakah kamu yang mengambil majalahku? Jawab ya atau tidak.
         Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan oleh penyidik kepada calon tersangka atau saksi.

3. Begging the Question: Petitio Principii

Mengajukan pertanyaan dengan mengasumsikan kebenaran dari apa yang berusaha untuk dibuktikan,
dalam upaya untuk membuktikannya. Kesesatan petitio principii juga dikenal karena pernyataan berupa
pengulangan prinsip dengan prinsip.

Kesesatan terjadi dalam kesimpulan atau pernyataan pembenaran di mana premis digunakan sebagai
kesimpulan dan sebaliknya, kesimpulan dijadikan premis. Sehingga meskipun rumusan (teks/kalimat)
yang digunakan berbeda, sebetulnya sama maknanya.

Contoh:

                                                                                                        5
Modul 2.3.                                 Ilmu Alamiah Dasar                        Kesesatan Penalaran


       Belajar logika berarti mempelajari cara berpikir tepat, karena di dalam berpikir tepat ada logika.
       "Anda tahu kan kantor masuknya jam 8, kenapa baru masuk jam 9?" "Ya karena saya telat, pak."



E. Fallacies of Ambiguity

Dalam kesalahan ambiguitas, penalaran menjadi salah karena kata atau frase dalam argumen
menyesatkan. Faktor bahasa dapat menjadi satu sumber kekeliruan. Makna kata yang jamak dan
kesalahan penempatan kata dalam sebuah kalimat, menyebabkan makna kalimat bersangkutan menjadi
bercabang atau membingungkan (ambiguitas).

1. Kesesatan Ekuivokasi

Kesesatan ekuivokasi adalah kesesatan yang disebabkan karena satu kata mempunyai lebih dari satu
arti. Bila dalam suatu penalaran terjadi pergantian arti dari sebuah kata yang sama, maka terjadilah
kesesatan penalaran. Ada dua jenis kesesatan ekuivokasi, verbal dan non verbal.

   a.   Kesesatan Ekuivokasi verbal

   Adalah kesesatan ekuivokasi yang terjadi pada pembicaraan dimana bunyi yang sama disalah artikan
   menjadi dua maksud yang berbeda.

   Contoh:

            Bisa (dapat) dan bisa (racun ular)
            Menjilat (es krim) dan menjilat (ungkapan yang dikenakan pada seseorang yang memuji
             berlebihan dengan tujuan tertentu)

   b.   Kesesatan Ekuivokasi non-verbal

   Contoh:

            Menggunakan kain/ pakaian putih-putih berarti orang suci. Di India wanita yang
             menggunakan kain sari putih-putih umumnya adalah janda
            Bergandengan sesama jenis pasti homo

2. Kesesatan Amfiboli

Kesesatan Amfiboli (gramatikal) adalah kesesatan yang dikarenakan konstruksi kalimat sedemikian rupa
sehingga artinya menjadi bercabang. Ini dikarenakan letak sebuah kata atau term tertentu dalam
konteks kalimatnya. Akibatnya timbul lebih dari satu penafsiran mengenai maknanya, padalahal hanya
satu saja makna yang benar sementara makna yang lain pasti salah.

Contoh: Dijual kursi bayi tanpa lengan.

       Arti 1: Dijual sebuah kursi untuk seorang bayi tanpa lengan.

                                                                                                         6
Modul 2.3.                                 Ilmu Alamiah Dasar                      Kesesatan Penalaran


       Arti 2: Dijual sebuah kursi tanpa dudukan lengan khusus untuk bayi.

Penulisan yang benar adalah: Dijual kursi bayi, tanpa lengan kursi.

Contoh lain: Kucing makan tikus mati.

       Arti 1: Kucing makan, lalu tikus mati
       Arti 2: Kucing makan tikus lalu kucing tersebut mati
       Arti 3: Kucing sedang memakan seekor tikus yang sudah mati.

3. Kesesatan Aksentuasi

Pengucapan terhadap kata-kata tertentu perlu diwaspadai karena ada suku kata yang harus diberi
tekanan. Perubahan dalam tekanan terhadap suku kata dapat menyebabkan perubahan arti. Karena itu
kurangnya perhatian terhadap tekanan ucapan dapat menimbulkan perbedaan arti sehingga penalaran
mengalami kesesatan.

    a. Kesesatan aksentuasi verbal

    Contoh:

             Serang (kota) dan serang (tindakan menyerang dalam pertempuran)
             Apel (buah) dan apel bendera (menghadiri upacara bendera)
             Mental (kejiwaan) dan mental (terpelanting)
             Tahu (masakan, makanan) dan tahu (mengetahui sesuatu)

    b. Kesesatan aksentuasi non-verbal

    Contoh sebuah iklan:

        "Dengan 2,5 juta bisa membawa motor"

    Mengapa bahasa dalam iklan ini termasuk kesesatan aksentuasi non-verbal (contoh kasus):

        Karena motor ternyata baru bisa dibawa (pulang) tidak hanya dengan uang 2,5 juta tetapi juga
        dengan menyertakan syarat-syarat lainnya seperti slip gaji, KTP, rekening listrik terakhir dan
        keterangan surat kepemilikan rumah, termasuk masih ada angsuran yang harus dibayar.

4. Kesesatan karena komposisi

Kesesatan karena komposisi terjadi bila seseorang berpijak pada anggapan bahwa apa yang benar
(berlaku) bagi individu atau beberapa individu dari suatu kelompok tertentu pasti juga benar (berlaku)
bagi seluruh kelompok secara kolektif.




                                                                                                         7
Modul 2.3.                                 Ilmu Alamiah Dasar                        Kesesatan Penalaran


Contoh: Badu ditilang oleh polisi lalu lintas di sekitar jalan Sudirman dan Thamrin dan polisi itu meminta
uang sebesar Rp. 100.000 bila Badu tidak ingin ditilang, maka semua polisi lalu lintas di sekitar jalan
sudirman dan thamrin adalah pasti pelaku pemalakan.

5. Kesesatan karena divisi

Kesesatan karena divisi terjadi bila seseorang beranggapan bahwa apa yang benar (berlaku) bagi seluru
kelompok secara kolektif pasti juga benar (berlaku) bagi individu-individu dalam kelompok tersebut.

Contoh:

         Umumnya pasangan artis-artis yang baru menikah pasti lalu bercerai. Dona Agnesia dan Darius
          adalah pasangan artis yang baru menikah, pasti sebentar lagi mereka bercerai.
         Banyak pejabat pemerintahan korupsi. Budi adalah anggota DPR, maka Budi juga korupsi.




                                                                                                         8

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
Meda Aji Saputro
 
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMADINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
Faisal Husaini
 
Groupthink theory
Groupthink theoryGroupthink theory
Groupthink theory
mankoma2013
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Riska Yuliatiningsih
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
mankoma2013
 

Was ist angesagt? (20)

Salah nalar
Salah nalarSalah nalar
Salah nalar
 
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara   Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
 
Ppt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasilaPpt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasila
 
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
 
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMADINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA DARI KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
 
Groupthink theory
Groupthink theoryGroupthink theory
Groupthink theory
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
 
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
 
220728 FKKD.pdf
220728 FKKD.pdf220728 FKKD.pdf
220728 FKKD.pdf
 
Pemikiran pancasila menurut tokoh notonagoro pend.pancasila naufal habib ikor...
Pemikiran pancasila menurut tokoh notonagoro pend.pancasila naufal habib ikor...Pemikiran pancasila menurut tokoh notonagoro pend.pancasila naufal habib ikor...
Pemikiran pancasila menurut tokoh notonagoro pend.pancasila naufal habib ikor...
 
Presentasi penalaran ilmiah
Presentasi penalaran ilmiahPresentasi penalaran ilmiah
Presentasi penalaran ilmiah
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uud
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
 
Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
Filsafat ilmu - Definisi dan PenalaranFilsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
 
Use skenario
Use skenarioUse skenario
Use skenario
 
Makalah Filsafat Pancasila
Makalah Filsafat PancasilaMakalah Filsafat Pancasila
Makalah Filsafat Pancasila
 
Landsan ilmiah dan landasan hukum pendidikan kwn
Landsan ilmiah dan landasan hukum pendidikan kwnLandsan ilmiah dan landasan hukum pendidikan kwn
Landsan ilmiah dan landasan hukum pendidikan kwn
 
soal pilihan ganda.docx
soal pilihan ganda.docxsoal pilihan ganda.docx
soal pilihan ganda.docx
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (20)

(13) kesalahan berpikir
(13) kesalahan berpikir(13) kesalahan berpikir
(13) kesalahan berpikir
 
Penalaran induktif
Penalaran induktifPenalaran induktif
Penalaran induktif
 
What is science
What is scienceWhat is science
What is science
 
PMB 201 Leadership Mindset
PMB 201 Leadership MindsetPMB 201 Leadership Mindset
PMB 201 Leadership Mindset
 
Perjalanan menggapai sukses
Perjalanan menggapai suksesPerjalanan menggapai sukses
Perjalanan menggapai sukses
 
Inferensi langsung
Inferensi langsungInferensi langsung
Inferensi langsung
 
Modul 2.2. definisi
Modul 2.2. definisiModul 2.2. definisi
Modul 2.2. definisi
 
Presentasi 2.1. penggunaan bahasa
Presentasi 2.1. penggunaan bahasaPresentasi 2.1. penggunaan bahasa
Presentasi 2.1. penggunaan bahasa
 
Seksualitas dan hegemoni
Seksualitas dan hegemoniSeksualitas dan hegemoni
Seksualitas dan hegemoni
 
Worldview Generation
Worldview GenerationWorldview Generation
Worldview Generation
 
Mind Mapping
Mind MappingMind Mapping
Mind Mapping
 
Teori atribusi
Teori atribusiTeori atribusi
Teori atribusi
 
6 Topi Berpikir (2014)
6 Topi Berpikir (2014)6 Topi Berpikir (2014)
6 Topi Berpikir (2014)
 
Menemukan minat dan passion
Menemukan minat dan passionMenemukan minat dan passion
Menemukan minat dan passion
 
Argumentasi hukum
Argumentasi hukumArgumentasi hukum
Argumentasi hukum
 
Kaidah Hukum
Kaidah Hukum Kaidah Hukum
Kaidah Hukum
 
Logika 6
Logika 6Logika 6
Logika 6
 
Gbpp logika 2013
Gbpp logika 2013Gbpp logika 2013
Gbpp logika 2013
 
Logika 5
Logika 5Logika 5
Logika 5
 
Hakikat manusia (2)
Hakikat manusia (2)Hakikat manusia (2)
Hakikat manusia (2)
 

Ähnlich wie Modul 2.3. kesesatan penalaran

Interpersonal deception
Interpersonal deceptionInterpersonal deception
Interpersonal deception
mankoma2013
 

Ähnlich wie Modul 2.3. kesesatan penalaran (20)

PENALARAN-SALAH NALAR.docx
PENALARAN-SALAH NALAR.docxPENALARAN-SALAH NALAR.docx
PENALARAN-SALAH NALAR.docx
 
DASAR-DASAR LOGIKA KOM BAB I LANJUTAN.pptx
DASAR-DASAR LOGIKA KOM BAB I LANJUTAN.pptxDASAR-DASAR LOGIKA KOM BAB I LANJUTAN.pptx
DASAR-DASAR LOGIKA KOM BAB I LANJUTAN.pptx
 
Latih logika-diktat-3
Latih logika-diktat-3Latih logika-diktat-3
Latih logika-diktat-3
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
8 logika 2
8 logika 28 logika 2
8 logika 2
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: LogikaFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
 
Filsafat ilmu dinda
Filsafat ilmu dindaFilsafat ilmu dinda
Filsafat ilmu dinda
 
INFOGRAFIK FALASI KUMPULAN 7
INFOGRAFIK FALASI KUMPULAN 7INFOGRAFIK FALASI KUMPULAN 7
INFOGRAFIK FALASI KUMPULAN 7
 
Bab 2 pd
Bab 2 pdBab 2 pd
Bab 2 pd
 
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipaRingkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
 
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL pemikiran kritikal dan komunikasi interpersonal
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL pemikiran kritikal dan komunikasi interpersonalKOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL pemikiran kritikal dan komunikasi interpersonal
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL pemikiran kritikal dan komunikasi interpersonal
 
Kesesatan Dalam Penalaran (Fallacy).pdf
Kesesatan Dalam Penalaran (Fallacy).pdfKesesatan Dalam Penalaran (Fallacy).pdf
Kesesatan Dalam Penalaran (Fallacy).pdf
 
Kesesatan Dalam Penalaran (Fallacy).docx
Kesesatan Dalam Penalaran (Fallacy).docxKesesatan Dalam Penalaran (Fallacy).docx
Kesesatan Dalam Penalaran (Fallacy).docx
 
Anna freud
Anna freud Anna freud
Anna freud
 
Interpersonal deception
Interpersonal deceptionInterpersonal deception
Interpersonal deception
 
Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan egoMekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego
 
2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan
 
Menulis karya ilmiah
Menulis karya ilmiahMenulis karya ilmiah
Menulis karya ilmiah
 
TEORI KEBENARAN.pptx
TEORI KEBENARAN.pptxTEORI KEBENARAN.pptx
TEORI KEBENARAN.pptx
 

Mehr von Nur Agustinus

Mehr von Nur Agustinus (20)

Presentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdf
Presentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdfPresentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdf
Presentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdf
 
UFO di Bulan
UFO di BulanUFO di Bulan
UFO di Bulan
 
Fenomena UFO
Fenomena UFOFenomena UFO
Fenomena UFO
 
Masalah Kaum Peranakan Tionghoa-Indonesia
Masalah Kaum Peranakan Tionghoa-IndonesiaMasalah Kaum Peranakan Tionghoa-Indonesia
Masalah Kaum Peranakan Tionghoa-Indonesia
 
Fenomena Crop Circle Di Indonesia
Fenomena Crop Circle Di IndonesiaFenomena Crop Circle Di Indonesia
Fenomena Crop Circle Di Indonesia
 
Presentasi ultah BETA-UFO ke 23
Presentasi ultah BETA-UFO ke 23Presentasi ultah BETA-UFO ke 23
Presentasi ultah BETA-UFO ke 23
 
Faster Than Light: Apakah itu mungkin?
Faster Than Light: Apakah itu mungkin?Faster Than Light: Apakah itu mungkin?
Faster Than Light: Apakah itu mungkin?
 
Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?
Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?
Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?
 
Aneka Betebedi - Edisi Remaja
Aneka Betebedi - Edisi RemajaAneka Betebedi - Edisi Remaja
Aneka Betebedi - Edisi Remaja
 
Piring terbang sungguh sungguh adakah?
Piring terbang sungguh sungguh adakah?Piring terbang sungguh sungguh adakah?
Piring terbang sungguh sungguh adakah?
 
UFO mendarat di Soccoro, New Mexico
UFO mendarat di Soccoro, New MexicoUFO mendarat di Soccoro, New Mexico
UFO mendarat di Soccoro, New Mexico
 
Misteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alien
Misteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alienMisteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alien
Misteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alien
 
Lelaki Bermantel Hitam (MIB)
Lelaki Bermantel Hitam (MIB)   Lelaki Bermantel Hitam (MIB)
Lelaki Bermantel Hitam (MIB)
 
Manusia kepompong (Mothman)
Manusia kepompong (Mothman)Manusia kepompong (Mothman)
Manusia kepompong (Mothman)
 
UFO and Pentagon
UFO and PentagonUFO and Pentagon
UFO and Pentagon
 
Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010
Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010
Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010
 
Betazine 02
Betazine 02Betazine 02
Betazine 02
 
Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)
Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)
Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)
 
Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)
Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)
Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)
 
Alor incident
Alor incidentAlor incident
Alor incident
 

Kürzlich hochgeladen

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 

Modul 2.3. kesesatan penalaran

  • 1. Modul 2.3. Ilmu Alamiah Dasar Kesesatan Penalaran Kesesatan Penalaran Tujuan pembelajaran: Mahasiswa diperkenalkan dengan konsep kesesatan penalaran. Untuk sepenuhnya memahami logika, mahasiswa harus dapat membedakan kesesatan penalaran. Dalam kuliah ini akan dibahas tiga jenis utama kesesatan penalaran: kesesatan relevansi, kesesatan praduga, dan kesesatan ambiguitas. Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa seharusnya dapat untuk: 1. Memahami tiga kategori utama kesesatan penalaran 2. Mengenali berbagai dari kesesatan penalaran yang paling umum 3. mendeteksi kesesatan dalam argumen dan menjelaskan apa yang salah. A. Apakah kesesatan penalaran itu? Tanpa sadar kita sering melakukan kekeliruan dalam proses berpikir. Kesesatan penalaran adalah argumen yang sepertinya tampak benar, tapi setelah dibuktikan dengan pemeriksaan, ternyata tidak benar. Argumen yang premisnya tidak mendukung kesimpulan adalah salah satu kesimpulan yang bisa salah bahkan jika semua premisnya benar. Dalam kasus semacam ini, penalaran yang dilakukan buruk, dan argumen yang dipakai bisa dikatakan keliru. Sebuah kesalahan adalah suatu kesesatan dalam berpikir. Setiap kesalahan adalah jenis argumen yang salah. Empat jenis utama kesesatan penalaran, yaitu: kesesatan relevansi, Kesesatan karena induksi yang lemah, kesesatan praduga, dan kesesatan ambiguitas. B. Kesalahan relevansi Kesalahan relevansi terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti, peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan. Jadi perlu hati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan dengan kesimpulan, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya. Dalam kesalahan relevansi, argumen bergantung pada tempat yang mungkin tampak relevan, namun, pada kenyataannya tidak. Argumen seperti ini kesalahan karena mereka mengalihkan perhatian dari fakta yang relevan dan berusaha untuk membuktikan kebenaran kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak relevan. Kesesatan ini timbul apabila seseorang menarik kesimpulan yang tidak relevan dengan premis yang ada. Dari sisi logika dapat dikatakan, kesimpulan yang ditarik tidak merupakan implikasi dari premisnya. Jadi, tidak ada sama sekali hubungan logis antara premis dan kesimpulannya. 1
  • 2. Modul 2.3. Ilmu Alamiah Dasar Kesesatan Penalaran Beberapa macam kesalahan penalaran yang termasuk dalam kesalahan relevansi adalah: 1. Menampilan emosi: Argumentum Ad Populum Argumentum populum ditujukan untuk massa. Pembuktian sesuatu secara logis tidak perlu. Yang diutamakan ialah menggugah perasaaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu konklusi tertentu. Yang seperti ini biasanya terdapat pada pidato politik, demonstrasi, kampanye, propaganda dan sebagainya. Contoh: Kalau cinta tanah air, beli produk tanah air. 2. Menampilkan rasa kasihan: Argumentum Ad Misericordiam Penalaran ini disebabkan oleh adanya belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditujukan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima. Argumen ini biasanya berhubungan dengan usaha agar sesuatu perbuatan dimaafkan. Contoh: Seorang pencuri yang tertangkap basah mengatakan bahwa ia mencuri karena lapar dan tidak mempunyai biaya untuk menembus bayinya di rumah sakit, oleh karena itu ia meminta hakim membebaskannya. 3. Menampilkan kekuasaan/power: Argumentum Ad Baculum Penunjukkan kekuasaan, untuk penerimaan kesimpulan, menujukkan adalah kesesatan pikir yang sejak awal tidak memerlukan untuk didiskusikan sama sekali. Tujuannya adalah menekan dan memenakut- nakuti. Argumentum ad baculum banyak digunakan oleh orang tua agar anaknya menurut pada apa yang diperintahkan, contoh menakut-nakuti anak kecil: Bila tidak mau mandi nanti didatangi oleh wewe gombel (sejenis hantu yang mengerikan). Contoh:  Bila anda tidak percaya kepada Tuhan, maka akan masuk neraka dan disiksa secara mengerikan sekali selama-lamanya.  Apabila anda tidak mengakui bahwa pendapat saya adalah benar, maka anda adalah seorang pengkhianat. 4. Argumentum Ad Hominem Kesesatan ini terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak sesuatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul. Jadi sebuah kesesatan penalaran yang berupa menyerang pribadi dari orang yang menyampaikan pendapat, bukan pada pendapat itu sendiri. Contoh: 2
  • 3. Modul 2.3. Ilmu Alamiah Dasar Kesesatan Penalaran  Hati-hati bergaul dengan Anton. Ayahnya seorang mantan tapol.  Jangan banyak bertanya, kamu masih anak ingusan. Ada dua jenis argumentum ad hominem, yaitu:  Abusif, yaitu serangan terhadap pribadi atau personal abuse. Argumentum ad Hominem tipe pertama ini adalah argumen yang diarahkan untuk menyerang manusianya secara langsung. Penerapan argumen ini dapat menggambarkan tindak pelecehan terhadap pribadi individu yang menyatakan sebuah argumen. Hal ini keliru karena ukuran logika dihubungkan dengan kondisi pribadi dan karakteristik personal seseorang yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi argumennya. Argumen ini juga dapat menggambarkan aspek penilaian psikologis terhadap pribadi seseorang atau karakteristik personal yang melibatkan gender, fisik atau sifat.  Circumstantial, yaitu serangan yang menitikberatkan pada keyakinan seseorang dan lingkungan hidupnya. Pada umumnya ad hominem tipe ini menunjukkan pola pikir yang diarahkan pada pengutamaan kepentingan pribadi, suka-tidak suka, kepentingan kelompok-bukan kelompok, dan hal-hal yang berkaitan dengan SARA. Sebagai contoh: Saya tidak setuju dengan apa yang Pembicara S katakan karena ia bukan orang Islam. Demikian juga ketika ada dua orang yang terlibat dalam sebuah konflik atau perdebatan, ada kemungkinan masing-masing pihak tidak dapat menemukan titik temu dikarenakan mereka tidak mengetahui apakah argumen masing- masing itu benar atau keliru. Hal ini terjadi ketika masing-masing pihak beragumen atas dasar titik tolak dari ruang lingkup yang berbeda satu sama lain. Kedua tipe Argumentum ad hominem adalah argumentasi-argumentasi yang mengarah kepada hal-hal negatif dan biasanya melibatkan emosi. 5. Kesimpulan tidak sesuai: Ignoratio Elenchi Ignoratio elenchi adalah kesesatan yang terjadi saat seseorang menarik kesimpulan yang tidak relevan dengan premisnya. Loncatan dari premis ke kesimpulan semacam ini umum dilatarbelakangi prasangka, emosi, dan perasaan subyektif. Ignoratio elenchi juga dikenal sebagai kesesatan "red herring". Contoh:  Kasus pembunuhan umat minoritas difokuskan pada agamanya, bukan pada tindak kekerasannya.  Seorang pejabat berbuat dermawan; sudah pasti dia tidak tulus/mencari muka.  Saya tidak percaya aktivis mahasiswa yang naik mobil pribadi ke kampus.  Sia-sia bicara politik kalau mengurus keluarga saja tidak becus. C. Kesesatan karena induksi yang lemah/cacad 1. Argumentum ad Ignorantiam (argumen dari ketidaktahuan) Kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar. 3
  • 4. Modul 2.3. Ilmu Alamiah Dasar Kesesatan Penalaran Contoh:  Karena tidak ada yang berdemonstrasi, saya anggap semua masyarakat setuju kenaikan BBM.  Saya belum pernah lihat Tuhan, setan, dan hantu; sudah pasti mereka tidak ada. Sanggahan atas Galileo adalah contoh nyata kesesatan pikir Gereja yang merasa dirinya ahli dan tidak mungkin salah sampai akhirnya memutuskan untuk menghukum mati Galileo. Galileo adalah orang pertama yang melaporkan adanya gunung dan lembah di bulan, kesimpulan yang diambil melihat dari pola bayangan yang ada di permukaan. Ia kemudian memberi kesimpulan bahwa bulan itu "kasar dan tidak rata, seperti permukaan bumi sendiri", tidak seperti anggapan Aristoteles yang menyatakan bulan adalah bola sempurna yang diikuti oleh para teolog jaman itu. 2. Argumentum Ad Verecundiam Kesalahan penalaran jenis argument ad verecundiam terjadi ketika meminta penjelasan dari orang yang terkemuka namun tidak memiliki legitimasi atau yang kompeten di bidangnya. Jadi, kesesatan ini disebabkan oleh penolakan terhadap sesuatu tidak berdasarkan nilai penalarannya, akan tetapi karena disebabkan oleh orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa, dapat dipercaya, seorang pakar. Secara logis tentu dalam menerima atau menolak sesuatu tidak bergantung kepada orang yang dianggap pakar. Kepakaran, kepandaian, atau kebenaran justru harus dibuktikan dengan penalaran yang tepat. Pepatah latin berbunyi, “Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentation”; yang maknanya, ‘Nilai wibawa itu hanya setinggi nilai argumentasinya’. Contoh: Meminta Picasso untuk menjelaskan mengapa perekonomian kita merosot. 3. Kesesatan non causa pro causa (False Cause) Kesesatan yang dilakukan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian berdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara berurutan. Orang lalu cenderung berkesimpulan bahwa peristiwa pertama merupakan penyeab bagi peristiwa kedua, atau peristiwa kedua adalah akiat dari peristiwa pertama - padahal urutan waktu saja tidak dengan sendirinya menunjukkan hubungan sebab-akibat. Kesesatan ini dikenal pula dengan nama kesesatan post-hoc ergo propter hoc (sesudahnya maka karenanya) Contoh: Seorang pemuda setelah diketahui baru putus cinta dengan pacarnya, esoknya sakit. Tetangganya menyimpulkan bahwa sang pemuda sakit karena baru putus cinta. Kesesatan: Padahal diagnosa dokter adalah si pemuda terkena radang paru-paru karena kebiasaannya merokok tanpa henti sejak sepuluh tahun yang lalu. 4. Hasty Generalization (Generalisasi yang tergesa-gesa) Kesalahan pikir karena generalisasi yang terlalu cepat. Misalnya, sudah langsung menggeneralisir bahwa semua DPR adalah pejabat yang suka korupsi. Dengan mengatakan anggota DPR adalah koruptor, 4
  • 5. Modul 2.3. Ilmu Alamiah Dasar Kesesatan Penalaran merupakan sebuah kesesatan pikir, sebab pasti ada juga anggota DPR yang bersih. Namun kesan yang ada adalah seluruh DPR itu koruptor. D. Fallacies of Presumption Kesalahan kategori kedua ini mengandung kekeliruan praduga yang meragukan atau tidak benar yang dianggap benar. Kita harus dapat melihat mengapa asumsi-asumsi dibuat, dan bagaimana menghindari membuat kesalahan atau terpengaruh oleh kesalahan jenis ini. 1. Kesesatan Aksidensi Adalah kesesatan penalaran yang dilakukan oleh seseorang bila ia memaksakan aturan-aturan/ cara- cara yang bersifat umum pada suatu keadaan atau situasi yang bersifat aksidental; yaitu situasi yang bersifat kebetulan, tidak seharusnya ada atau tidak mutlak. Contoh:  Gula baik karena gula adalah sumber energi, maka gula juga baik untuk penderita diabetes.  Orang yang makan banyak daging akan menjadi kuat dan sehat, karena itu vegetarian juga seharusnya makan banyak daging supaya sehat. 2. Kesesatan karena pertanyaan yang kompleks Kesesatan ini bersumber pada pertanyaan yang sering kali disusun sedemikian rupa sehingga sepintas tampak sebagai pertanyaan yang sederhana, namun sebetulnya bersifat kompleks. Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maksud dari kesesatan ini adalah karena pertanyaan yang diajukan sangat kompleks, bukan hanya pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak. Contoh:  Apakah kamu yang mengambil majalahku? Jawab ya atau tidak.  Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan oleh penyidik kepada calon tersangka atau saksi. 3. Begging the Question: Petitio Principii Mengajukan pertanyaan dengan mengasumsikan kebenaran dari apa yang berusaha untuk dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Kesesatan petitio principii juga dikenal karena pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip. Kesesatan terjadi dalam kesimpulan atau pernyataan pembenaran di mana premis digunakan sebagai kesimpulan dan sebaliknya, kesimpulan dijadikan premis. Sehingga meskipun rumusan (teks/kalimat) yang digunakan berbeda, sebetulnya sama maknanya. Contoh: 5
  • 6. Modul 2.3. Ilmu Alamiah Dasar Kesesatan Penalaran  Belajar logika berarti mempelajari cara berpikir tepat, karena di dalam berpikir tepat ada logika.  "Anda tahu kan kantor masuknya jam 8, kenapa baru masuk jam 9?" "Ya karena saya telat, pak." E. Fallacies of Ambiguity Dalam kesalahan ambiguitas, penalaran menjadi salah karena kata atau frase dalam argumen menyesatkan. Faktor bahasa dapat menjadi satu sumber kekeliruan. Makna kata yang jamak dan kesalahan penempatan kata dalam sebuah kalimat, menyebabkan makna kalimat bersangkutan menjadi bercabang atau membingungkan (ambiguitas). 1. Kesesatan Ekuivokasi Kesesatan ekuivokasi adalah kesesatan yang disebabkan karena satu kata mempunyai lebih dari satu arti. Bila dalam suatu penalaran terjadi pergantian arti dari sebuah kata yang sama, maka terjadilah kesesatan penalaran. Ada dua jenis kesesatan ekuivokasi, verbal dan non verbal. a. Kesesatan Ekuivokasi verbal Adalah kesesatan ekuivokasi yang terjadi pada pembicaraan dimana bunyi yang sama disalah artikan menjadi dua maksud yang berbeda. Contoh:  Bisa (dapat) dan bisa (racun ular)  Menjilat (es krim) dan menjilat (ungkapan yang dikenakan pada seseorang yang memuji berlebihan dengan tujuan tertentu) b. Kesesatan Ekuivokasi non-verbal Contoh:  Menggunakan kain/ pakaian putih-putih berarti orang suci. Di India wanita yang menggunakan kain sari putih-putih umumnya adalah janda  Bergandengan sesama jenis pasti homo 2. Kesesatan Amfiboli Kesesatan Amfiboli (gramatikal) adalah kesesatan yang dikarenakan konstruksi kalimat sedemikian rupa sehingga artinya menjadi bercabang. Ini dikarenakan letak sebuah kata atau term tertentu dalam konteks kalimatnya. Akibatnya timbul lebih dari satu penafsiran mengenai maknanya, padalahal hanya satu saja makna yang benar sementara makna yang lain pasti salah. Contoh: Dijual kursi bayi tanpa lengan.  Arti 1: Dijual sebuah kursi untuk seorang bayi tanpa lengan. 6
  • 7. Modul 2.3. Ilmu Alamiah Dasar Kesesatan Penalaran  Arti 2: Dijual sebuah kursi tanpa dudukan lengan khusus untuk bayi. Penulisan yang benar adalah: Dijual kursi bayi, tanpa lengan kursi. Contoh lain: Kucing makan tikus mati.  Arti 1: Kucing makan, lalu tikus mati  Arti 2: Kucing makan tikus lalu kucing tersebut mati  Arti 3: Kucing sedang memakan seekor tikus yang sudah mati. 3. Kesesatan Aksentuasi Pengucapan terhadap kata-kata tertentu perlu diwaspadai karena ada suku kata yang harus diberi tekanan. Perubahan dalam tekanan terhadap suku kata dapat menyebabkan perubahan arti. Karena itu kurangnya perhatian terhadap tekanan ucapan dapat menimbulkan perbedaan arti sehingga penalaran mengalami kesesatan. a. Kesesatan aksentuasi verbal Contoh:  Serang (kota) dan serang (tindakan menyerang dalam pertempuran)  Apel (buah) dan apel bendera (menghadiri upacara bendera)  Mental (kejiwaan) dan mental (terpelanting)  Tahu (masakan, makanan) dan tahu (mengetahui sesuatu) b. Kesesatan aksentuasi non-verbal Contoh sebuah iklan: "Dengan 2,5 juta bisa membawa motor" Mengapa bahasa dalam iklan ini termasuk kesesatan aksentuasi non-verbal (contoh kasus): Karena motor ternyata baru bisa dibawa (pulang) tidak hanya dengan uang 2,5 juta tetapi juga dengan menyertakan syarat-syarat lainnya seperti slip gaji, KTP, rekening listrik terakhir dan keterangan surat kepemilikan rumah, termasuk masih ada angsuran yang harus dibayar. 4. Kesesatan karena komposisi Kesesatan karena komposisi terjadi bila seseorang berpijak pada anggapan bahwa apa yang benar (berlaku) bagi individu atau beberapa individu dari suatu kelompok tertentu pasti juga benar (berlaku) bagi seluruh kelompok secara kolektif. 7
  • 8. Modul 2.3. Ilmu Alamiah Dasar Kesesatan Penalaran Contoh: Badu ditilang oleh polisi lalu lintas di sekitar jalan Sudirman dan Thamrin dan polisi itu meminta uang sebesar Rp. 100.000 bila Badu tidak ingin ditilang, maka semua polisi lalu lintas di sekitar jalan sudirman dan thamrin adalah pasti pelaku pemalakan. 5. Kesesatan karena divisi Kesesatan karena divisi terjadi bila seseorang beranggapan bahwa apa yang benar (berlaku) bagi seluru kelompok secara kolektif pasti juga benar (berlaku) bagi individu-individu dalam kelompok tersebut. Contoh:  Umumnya pasangan artis-artis yang baru menikah pasti lalu bercerai. Dona Agnesia dan Darius adalah pasangan artis yang baru menikah, pasti sebentar lagi mereka bercerai.  Banyak pejabat pemerintahan korupsi. Budi adalah anggota DPR, maka Budi juga korupsi. 8