Beberapa model pengembangan kurikulum yang dibahas dalam dokumen tersebut adalah:
1. Model sentralisasi dimana kurikulum disusun oleh tim pusat dan bersifat seragam untuk seluruh wilayah, 2. Model desentralisasi dimana kurikulum dikembangkan oleh masing-masing sekolah sesuai kondisi wilayahnya, dan 3. Model sentradesentralisasi yang merupakan gabungan dari kedua model sebelumnya. Model mana pun memil
1. BAB V
PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik (guru) dengan
anak didik (siswa) untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidik,
anak didik dan tujua pendidikan merupakan komponenkompenen dasar atu utam dari pendidikan. Ketioganya
membentuk suatu “triangle”, kehilangan salah asatu komponen
menjadi hilang pulallah akiki pendidikan.
Dalam situasi tertentu tugas guru dappat diwakili atau dibantu
oleh unsur lain seperti oleh media teknologi, tetapi tidak dapat
digantikannnya. Sehubungan dengan peranannya sebagi
pengembang dan pelaksana kurikulum beberapa hal berkenaan
dengan profesinya perlu mendapat soroita.
2. The points are proposed, not as a rating
scale, but as abroad frame work for
teachers to discover more about
themselves in relation on the functions of
teaching
1.
2.
3.
4.
5.
explaining,informing,showing now
Initiating,directing,administering
Unifiying the group
Giving security
Clarifiying
attitudes,beliefs,problems
6. Diagnosing learningproblems
7. Making curriculum materials
8. Evaluating, recording, reporting
9. Enriching community activies
10. Organizing and arranging
classroom
11. Perticipating in school activies
12. Particivating in profesional and
civic life
Dilihat dari segi
pengelolaan, pengembangan
kurikulum dapat dibedakan
antara yang bersifat
sentralisasi, desentralisais
dan sentradesentral. Dalam
pengembangan kurikulum
yang bersifat sentralisasi,
kerikulum disusun oleh
sesuatu tim khusus di
tingkat pusat. Kurikulum
bersifat uniform untuk
seluruh negara, daerah, atau
jenjang/jenis sekolah.
3. Tujuan utama dari
pengembangan kurikulum yang
uniform ini adalah untuk
menciptkan persatuan dan
kesatuan bangasa, serta
memberikan standar
penguasaan yang sama bagi
seluruh wilayah. Hal itu dilatar
belakangi oleh beberapa kondisi.
Pertama, wilayah negara
indonesia luas sekali, terbentuk
atas pulau-pulau yamg sama lain
letaknya berjauhan dan
terpisahkan oleh laut. Kedua,
kondisi dan karakteristik tiap
daerah berbeda-beda , ada yang
sudah maju sekali dan ada yang
sangat terbelakang, ada daerah
tertutup ada yang terbuka, ada
daerah kaya dan daerah miskin
dan sebagainya.ketiga ,
perkembangan dan kemampuan
sekolah juga berbeda-beda.
Model pengembangan
kurikulum kurikulum yang
bersifat sentralisasi
memppunyai beberapa
kelebihan di samping juga
kelemahan. Kelebihannya
selain terciptanya
persatuan dan kesatuan
bangsa dan terciptanya
standar minimal
penguasaan
/perkembangan anak,
juga model ini mudah
dikelola,dimonitor dan
dievaluais,serta lebih
hemat dilihat darisegi
biaya waktu dan fasilitas.
4. Kelemahan dari model pengembangan
ini :
Pertama , menyeragamkan
kondisi yang berbeda-beda
keadaan intelek, alam ,sosial
budayanya, sukar sekali.
Kedua, ketidak adilan di dalam
menilai hasil
Ketiga, penggunaan stndar yang
sama untuk semua sekolah
diseluruh wilayah akan
memberikan gambaran hasil
yang bergam dan menunjukkan
adanya perbedaan yang sangat
ekstrim.
Bentuk kurikulum seperti ini mempunyai
beberapa kelebihan dan juga
kekurangan.kelebihannya di antaranya :
1. kurikulum sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan masyarakat
setempat, 2. kurikulum sesuai dengan
tingkat dan kemampuan sekolah,baik
kemampuan profesional,finansial maupun
managerial, 3. disun oleh guru-guru
sendiri dengan demikian sangat
memudahkan dalam pelaksanaanya,4.
ada motivasi kepada sekolah untuk
mencari ,mengembngkan diri dan
menciptakkan kurikulum dengan sebaikbaiknay, denagn demikaian akanterjadi
semacam kompetisi dalam
pengembangan kurikulum.
5. Beberapa kelemahan dari bentuk kurikulum ini adalah :
1. Tidak adanya keragaman ,untuk situasi
yang membutuhkan keseragaman demi
persatuan dan kesatuan nasiona,bentuk
ini kurang tepat
2. Tidak adanya standar penilaian yang sama,
sehingga sukar untuk diperbandingkan
keadaan dan kemajuan suatu
sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah
lainnya
3. Adanya kesulitan bila terjadi perpindhan
siswa ke sekolah/wilayah lain
4. sukar untuk mengadakan pengelolaan
dan penilaian secar rasional
5. Belum semua sekolah/daerah mempunyai
kesiapan untuk menyusun dan
mengembangkan kurikulum sendiri.
Menurut weber dan cooper, ada
tiga kriteria dalam competency,
yaitu :
1. Pengetahuan, berkenaan
dengan pemahaman kognitif
dari pada siswa calon guru
2. Perbuatan(performance)
berkenaan dengan tingkah
laku mengajar dari pada
siswa calon guru
3. Hasil, berkenaan dengan
kemampuan siswa calon guru
dalam mengajar
6. Unsur esensial PGBK
yaitu :
1. Kompetensi mengajar (pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku) yang dapat
diperhatikan
• Kompetensi tersebut berpangkal dari peranan guru
• Kompetensi tersebut harus dirumuskan dalam tingkah laku yang dapat di ukur
• Kompetensi tersebut harus dipublikasikan
2. Kriteria yang digunakan dalam menilai kompetensi yaitu :
• Didasarkan dan disesuaikan dengan kompetensi-kompetensi yang spesifik
• Menunjuk pada tingkat pengiuasaan tertentu
• Kriteria tersebut harus dipublikasikan
3. Penilaian kompetensi siswa :
• Menggunakn perbuatan sebagi sumber pertama
• Menilai pengetahuan siswa
• Harus obyektif
4. Perkembangan siswa dalam merupakan program ditentukan oleh kompetensi yang
dapat diperlihatkan dan bukan ditentukan oleh waktu atau mata pelajaran
5. Program pengajaran ditunjukan untuk mendorong perkembangan siswa serta menilai
penguasaan siswa tentang kompetensi-kompetensi tertentu.
7. Pelaksanan dan pengajaran
pendidikan guru mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Pengjajaran bersifat individual dan personal
2. Umpan balik digunakan untuk memperbaiki
pengalaman belajar
3. Program pengajaran tersusun dalam suatu sistem
4. Penekanan program pada keluaran (hasil) dan bukan
pada masukan
5. Pelaksanaan pengajaran menggunakan modul
6. Yang menjadi titik sentral dalam program dan
perkembangan siswa adalah kompetensinya.
8. Pendidikan guru yang didasarkan atas
kompetensi mengajar dan PGBK
mempunyai beberapa proporsi:
1. Guru adalah orang yang berpendidikan luas dengan
latar belakan bidang pengajaran yang mendalam
2.Perbuatan guru memenifikasikan penguasaan
behavioral science yang luas
3. Dalam keputusan ia ambil secra rasional
4. Guru menguasai teknik-teknik komunikasi serta
strategi mengajar dengan baik
Dalam perbuatannya guru mereflesikan profesionalisme
9. Menurut Robert Houston dan Howard
L.jones ada lima belas kompetensi
yang harus dimiliki oleh seseorang
guru yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Mendiagnosis kebutuhan sosial, jasmaniah,intelektual dari pada siswa
Merumuskan tujuan-tujuan instruksional yang didasarkan atas kebutuhan siswa
Membuat rencan pelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut
Melaksanakan pengajaran sesuai dengan rencana tersebut
Merencanakan dan melaksanakan penilaian untuk menilai hasil belajar siswa efektivitas
pengajaran
Menyesuaikan pengjaran dengan latar belakan budaya siswa
Memperlihatkan keterampilan mengajar dan model-model pengajaran untuk mencapai
tujuan tertentu bagi siswa tertentu
Memperlihatkan pola-pola komunikasi yang efektif dalam kelas
Menggunakan sumber-sumber yang sesuai untuk mencapai tujuan pengjaran
Memonitor proses hasil belajar dan mengdakan perbaikan pengajaran
Menguasai bahan ajar
Menggunakan keterampilan managerial dan organisasi dalam mendorong perkembangan
sosial,emosi, jasmani dan intelek siswa
Sensitif terhadap kebutuhan dan perasaan sendiri dan juga terhadap kebutuhan dan
perasaan orang lain
Bekerja efektif kelompok profesional
Menganalisis efektivitas keprofesionannya dan terus berusaha memperluas efektivitas
tersebut.
10. SEKIAN DAN TERIMA KASIH
NOVI YANTHY
8126141013
Pendidikan kimia
Reguler A
Universitras Negeri Medan
2013