SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 4
Bahaya Meneriaki Anak dan Cara Menjadi
Ibu yang Lebih Tenang
Jika Anda meneriaki anak Anda, lalu menyesal setelahnya, ini saran buat Anda.
Saya, suami dan dua anak kami sedang menikmati liburan santai di Hawaii. Kami sedang berkendara
di mobil melalui jalan berliku (dan berbahaya) dan menuju Hana. Saat kami sedang melihat betapa
indahnya tebing dan pantai, peristiwa itu tiba-tiba terjadi; tanpa alasan jelas, anak laki-laki kami yang
berusia 5 tahun melempar botol air ke arah suami.
Botol itu mengenai kaca dan membuat suara keras. Hanya keajaiban yang membuat kami tidak
menabrak sesuatu — meski kami sempat kehilangan kendali. Saya dan suami sontak memarahi,
berteriak dan mengancam.
"Kenapa kamu melakukan itu? Apa kamu tidak tahu kalau itu amat berbahaya? Kita sedang
menikmati liburan, dan kamu melempar botol air tanpa alasan?" Lagi dan lagi kami memarahinya —
melebihi apa yang sepantasnya diterima anak TK.
Air mata mulai mengalir di pipi anak saya. Bibirnya gemetar, dan ia mulai menangis. Kami pun
menenangkan diri dan melanjutkan perjalanan, dan saya mencoba melupakan semua kejadian
tersebut.
Beberapa minggu kemudian, saya memutar ulang video liburan kami di Hawaii. Ternyata insiden
pelemparan botol air itu tidak sengaja terekam kamera (yang saya lupa matikan). Tanpa gambar,
saya bisa mendengarkan diri saya sendiri sedang meneriaki anak kami dan mempermalukannya.
Saya mencoba menahan air mata. Bagaimana saya bisa berlaku seperti itu di depan anak saya
sendiri, anak saya? Saya mungkin rekaman suara di kamera video, tapi tidak akan pernah bisa
menghapus kejadian tersebut dari ingatan.
Suka atau tidak, sebagian orang tua mengamuk di depan anak kesayangan mereka. Kadang
kemarahan itu ditujukan pada anak, kadang juga tidak. Tapi itu bukanlah pengalaman yang
menyenangkan. Untungnya, ada cara sederhana yang bisa diambil untuk memperbaiki keadaan:
Harga dari sebuah kemarahan
Pertama, ingatlah mengamuk di depan anak bukan cara tepat menjadi orang tua. Hal itu bisa
menyebabkan gangguan pada kejiwaan mereka, ujar ahli psikologi Matthew McKay, Ph.D, profesor
dari Wright University di Berkeley, California, dan penulis “When Anger Hurt Your Kids”.
"Studi yang ada menunjukkan bahwa orangtua yang menunjukkan kemarahan di depan anaknya
akan membuat anak tersebut menjadi kurang empatik, kata McKay.
Anak tersebut akan menjadi agresif dan mudah depresi dibandingkan anak yang berasal dari
keluarga yang tenang, dan memiliki performa yang kurang baik di sekolah. Kemarahan dapat
mengurangi kemampuan anak untuk beradaptasi dengan dunia, ujar McKay.
Semakin muda usia anak tersebut, maka semakin besar dampaknya. "Ketika anak masih kecil, Anda
adalah dunianya," ujar psikolog Robert Puff, Ph.D, penulis “Anger Work: How to Express Your Anger
and Still Be Kind”. "Ketika Anda marah, dunia mereka terguncang. Saat mereka tumbuh dewasa.
mereka punya teman, dan orang lain dalam hidup mereka, dan hal itu akan mengurangi efeknya."
Satu lagi yang harus diperhatikan: Kemarahan tanpa kata-kata pada umumnya tidak akan membuat
efek sebesar kemarahan biasa, ujar McKay.
Anak itu sebenarnya bisa belajar pelajaran penting dari melihat Anda marah sampai menenangkan
diri. "Hal itu akan menunjukan pada anak bahwa kita semua bisa marah, tapi yang terpenting adalah
memperbaiki keadaan sesudahnya," ujar McKay. Ini adalah langkah untuk melakukannya.
Ketika Anda meneriaki anak
Ketika Jennifer dari Huntington Beach, California, pergi ke Disneyland dengan tiga anaknya, dia tidak
sadar "tempat paling bahagia di Bumi" akan menjadi salah satu lokasi momen paling buruknya
sebagai orangtua. "Waktu itu hari sangat panas dan ramai" ujar Jennifer. "Dua anak saya menderita
penyakit paru-paru dan bisa menggunakan kartu khusus untuk menghindari antrean. Tapi anak saya
yang berusia 13 tahun menghilangkan kartunya. Tiba-tiba saya meneriakinya, setelah itu anak saya
mulai menangis. Semua orang yang ada di sekitar melihat saya dengan jijik. Saya terus meminta
maaf. Air mata saya juga mulai mengalir karena telah melukainya."
Studi University of New Hampshire menemukan, 90 persen orangtua mengakui pernah memarahi
anaknya pada usia 2-12 tahun, dalam periode satu tahun (10 persen lagi pasti malaikat atau punya
ingatan yang buruk).
Untuk menghindari meneriaki anak, kami berikan beberapa tips: Saat Anda marah bayangkan anak
Anda sebagai bayi, ujar Dr. Sandra P Thomas, profesor dari University of Tennessee, Knoxville, dan
penulis dari “Use Your Anger: A Woman's Guide to Empowerment”.
"Anak yang lebih tua dan remaja memang tidak selucu bayi, dan kadang mereka menyebalkan,"
ujarnya. "Ketika Anda marah, ingatlah mereka sebagai bayi, hal itu akan membantu Anda."
"Jika Anda bisa, istirahatlah sebentar, dan pergilah ke ruang sebelah meski hanya satu atau dua
menit" ujar Laura J. Petracek, Ph.D., penulis “The Anger Workbook for Women”.
Jika Anda terlanjur marah, hal yang paling penting adalah memperbaikinya. Jangan tergoda untuk
menyalahkan anak Anda karena memicu amarah. "Katakan, aku sangat kecewa pada
kecerobohanmu, tapi aku seharusnya tidak berteriak seperti itu, aku minta maaf." ujar Thomas.
Berjanjilah Anda tidak akan melakukannya lagi, hibur anak Anda seperlunya.
Ketika Anda bertengkar dengan pasangan
Angie dari Seattle mengatakan hidupnya penuh tekanan sejak suaminya kehilangan pekerjaan dan
mereka sering bertengkar di depan anak mereka yang berumur tiga tahun, Lexi.
"Semalam saya memarahi suami karena tidak membersihkan rumah," ujarnya. "Lexi datang dan
menarik baju saya sambil berkata, 'Ayah jangan dimarahi', mata Lexi terlihat sangat ketakutan. Kami
akhirnya berhenti bertengkar dan mencoba meyakinkannya, bahwa ayah dan ibunya masih saling
mencintai, tapi saya tidak tahu apakah Lexi percaya."
Anak bisa sangat terpukul jika melihat orang tuanya bertengkar, ujar Charles Spielberger, Ph.D.,
psikolog yang mempunyai spesialisasi dalam studi kemarahan di University of South Florida. Sangat
penting untuk segera memperbaiki keadaan.
Tidak usah menjelaskan keadaan dengan membacakan daftar cucian yang tidak dikerjakan pasangan
Anda, hal itu hanya akan membuat anak stres. "Lebih baik katakan seperti ini: 'Saya sangat marah
dengan ayahmu tadi, kami telah membicarakannya dan sedang memperbaikinya, orang tinggal
bersama kadang bisa marah, maaf telah berteriak, kami masih saling menyayangi.'"
Jika bisa, katakan apa yang akan Anda lakukan lain kali, ujar Jerry Deffenbacher, Ph.D., profesor
psikologi di Colorado State University, yang mempelajari masalah kemarahan. Hal itu akan membuat
anak belajar dari pengalaman, contohnya: "Saya marah pada ayahmu karena menghanguskan roti,
tapi saya minta maaf, harusnya saya tidak berteriak seperti itu. Lain kali kami akan menggunakan
timer di dapur saat menyalakan oven."
Jangan berkomentar terlalu banyak. Menjelaskan terlalu banyak akan membuat anak Anda seperti
terapis atau mediator. Jangan melibatkan anak terlalu jauh.
Ketika bertengkar dengan orang asing
Saat Fiona dari Detroit memasang sabuk pengaman untuk anaknya setelah kembali dari toko roti,
seorang pengemudi yang lebih tua darinya berhenti di dekatnya dan membunyikan klakson. "Dia
berteriak, tutup pintumu!" tanpa memberi peringatan kalau saya menutupi jalannya. Saya langsung
berteriak "Apa tidak bisa lihat kalau saya sedang meletakkan bayi di kursi? Dasar $%*#@?!'”
“Anak kembar saya yang duduk di kursi belakang sangat terkejut, dan aku merasa sangat bersalah
pada anak saya."
Insting Anda pasti ingin meminta maaf, tapi jangan. Semua orang bisa marah, Anda tidak boleh
minta maaf karena kemarahan. (Hal ini penting jika Anda punya anak perempuan — anak
perempuan pada usia muda memendam perasaannya).
Lebih baik terangkan apa yang membuat Anda marah. Ujar McKay: "Katakan, 'orang itu melukai
perasaan saya dan saya sangat marah.'" Kemudian, mintalah maaf karena cara Anda meluapkan
kemarahan. "Pastikan anak tahu makian — atau apa pun yang Anda lakukan itu salah" ujar Thomas.
Mengatasi amarah Anda
Untuk tetap bersabar, ikutilah beberapa aturan dasar berikut:
-Tanyakan pertanyaan yang tepat ketika anak membuat susah dan memicu kemarahan Anda, ikuti
saran McKay: Daripada berpikir, mengapa dia melakukan ini pada saya? Fokus pada anak; mungkin
ada alasannya. Apa dia lapar, bosan, lelah, atau ingin diperhatikan? Coba penuhi keinginannya dan
jangan terbawa emosi.
-Catat kemarahan Anda saat Anda terbawa emosi. "Lihat polanya — jam saat Anda paling marah?
Situasinya? ujar Deffenbacher. "Setelah Anda menemukan inti penyebab kemarahan Anda, minta
pendapat mengatasinya." Anda bahkan bisa melibatkan anak Anda, katakan: "Saya sangat kesal jika
kamu tidak mengerjakan tugasmu, bagaimana supaya membuat situasi ini lebih baik? Dengan
membiarkan anak memberi pendapat, Anda mendorong mereka menjadi bagian dari solusi.
-Kurangi pertengkaran rumah tangga, "Pada saat yang tenang, Anda dan pasangan harus setuju
untuk mengatasi argumen secara berbeda, ujar Deffenbacher. "Jangan bertengkar di depan anak.
Buat kode ketika Anda sangat marah, dan biarkan sinyal itu menjadi tanda kalau Anda ingin
membahasnya nanti secara pribadi ketika suasana sudah tenang."
-Katakan emosi Anda dengan jelas, ketika anak atau orang asing membuat Anda marah, katakan
"Wow, orang itu memotong jalanku — tidak sopan! Mungkin dia ada keadaan darurat atau tidak
melihatku. Apa pun itu dia tidak akan merusak hariku.” ujar Deffenbacher. Dengan melakukan itu,
Anda memberi contoh bagaimana mengatasi rasa frustasi sehari-hari. Dan bagaimana mengontrol
emosi, sebelum Anda dikontrol emosi.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Aku ingin pelihara hewan
Aku ingin pelihara hewanAku ingin pelihara hewan
Aku ingin pelihara hewan24hourparenting
 
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?24hourparenting
 
Belajar Menulis itu Perlu
Belajar Menulis itu PerluBelajar Menulis itu Perlu
Belajar Menulis itu Perlu24hourparenting
 
Anakku Kok Belum Juga Bisa Baca?
Anakku Kok Belum Juga Bisa Baca?Anakku Kok Belum Juga Bisa Baca?
Anakku Kok Belum Juga Bisa Baca?24hourparenting
 
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja! Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja! 24hourparenting
 
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis? Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis? 24hourparenting
 
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak 20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak 24hourparenting
 
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? 24hourparenting
 
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan BaruBantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru24hourparenting
 
Membangun Kebiasaan Belajar
Membangun Kebiasaan BelajarMembangun Kebiasaan Belajar
Membangun Kebiasaan Belajar24hourparenting
 
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah? Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah? 24hourparenting
 
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar24hourparenting
 
Komunikasi dengan Sekolah Anak
Komunikasi dengan Sekolah AnakKomunikasi dengan Sekolah Anak
Komunikasi dengan Sekolah Anak24hourparenting
 
Pesan Moral dalam buku Anak, Mempan Nggak?
Pesan Moral dalam buku Anak, Mempan Nggak?Pesan Moral dalam buku Anak, Mempan Nggak?
Pesan Moral dalam buku Anak, Mempan Nggak?24 Hour Parenting
 

Was ist angesagt? (20)

Aku ingin pelihara hewan
Aku ingin pelihara hewanAku ingin pelihara hewan
Aku ingin pelihara hewan
 
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
 
Belajar Menulis itu Perlu
Belajar Menulis itu PerluBelajar Menulis itu Perlu
Belajar Menulis itu Perlu
 
Anakku Kok Belum Juga Bisa Baca?
Anakku Kok Belum Juga Bisa Baca?Anakku Kok Belum Juga Bisa Baca?
Anakku Kok Belum Juga Bisa Baca?
 
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja! Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
 
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis? Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
 
Kita VS Eyang
Kita VS EyangKita VS Eyang
Kita VS Eyang
 
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak 20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
 
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
 
Peer Pressure
Peer PressurePeer Pressure
Peer Pressure
 
Makalah permasalahan anak yatni
Makalah permasalahan anak yatniMakalah permasalahan anak yatni
Makalah permasalahan anak yatni
 
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan BaruBantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
 
Makalah permasalahan anak nuzul
Makalah permasalahan anak nuzulMakalah permasalahan anak nuzul
Makalah permasalahan anak nuzul
 
Membangun Kebiasaan Belajar
Membangun Kebiasaan BelajarMembangun Kebiasaan Belajar
Membangun Kebiasaan Belajar
 
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah? Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
 
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
 
Komunikasi dengan Sekolah Anak
Komunikasi dengan Sekolah AnakKomunikasi dengan Sekolah Anak
Komunikasi dengan Sekolah Anak
 
PR, tujuannya apa?
PR, tujuannya apa?PR, tujuannya apa?
PR, tujuannya apa?
 
Kebutuhan VS Memanjakan
Kebutuhan VS MemanjakanKebutuhan VS Memanjakan
Kebutuhan VS Memanjakan
 
Pesan Moral dalam buku Anak, Mempan Nggak?
Pesan Moral dalam buku Anak, Mempan Nggak?Pesan Moral dalam buku Anak, Mempan Nggak?
Pesan Moral dalam buku Anak, Mempan Nggak?
 

Andere mochten auch

30 Cara Mengatasi Anak Berbohong
30 Cara Mengatasi Anak Berbohong30 Cara Mengatasi Anak Berbohong
30 Cara Mengatasi Anak Berbohong24hourparenting
 
20 Cara Mengatasi Anak Berbohong
20 Cara Mengatasi Anak Berbohong20 Cara Mengatasi Anak Berbohong
20 Cara Mengatasi Anak Berbohong24hourparenting
 
10 Sikap Ortu yang Mendukung Disiplin Anak
10 Sikap Ortu yang Mendukung Disiplin Anak10 Sikap Ortu yang Mendukung Disiplin Anak
10 Sikap Ortu yang Mendukung Disiplin Anak24hourparenting
 
membentuk perilaku - shaping behavior
membentuk perilaku - shaping behaviormembentuk perilaku - shaping behavior
membentuk perilaku - shaping behaviorshinta barasa
 
Contoh kotak makan
Contoh kotak makanContoh kotak makan
Contoh kotak makannajmudin57
 
Anak Curang Saat Bermain
Anak Curang Saat BermainAnak Curang Saat Bermain
Anak Curang Saat Bermain24hourparenting
 
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...Jumadi Subur
 
Rasulullah sebagai uswatun hasanah (autosaved) (autosaved)
Rasulullah sebagai uswatun hasanah (autosaved) (autosaved)Rasulullah sebagai uswatun hasanah (autosaved) (autosaved)
Rasulullah sebagai uswatun hasanah (autosaved) (autosaved)salehfateha
 
PR Anak atau PR Orangtua?
PR Anak atau PR Orangtua? PR Anak atau PR Orangtua?
PR Anak atau PR Orangtua? 24hourparenting
 
Belajar Berhitung Sesuai Usia Anak
Belajar Berhitung Sesuai Usia AnakBelajar Berhitung Sesuai Usia Anak
Belajar Berhitung Sesuai Usia Anak24hourparenting
 
QR Parenting Sebagai Fondasi Pendidikan Anak
QR Parenting Sebagai Fondasi Pendidikan AnakQR Parenting Sebagai Fondasi Pendidikan Anak
QR Parenting Sebagai Fondasi Pendidikan AnakAkhmad Junaidi
 
Orangtua fasilitator masa depan anak
Orangtua fasilitator masa depan anakOrangtua fasilitator masa depan anak
Orangtua fasilitator masa depan anakNefrijanti Sutikno
 
Jurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakJurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakIlham Ismail
 
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)Ruang Terang
 
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)Imron Mahmudi
 

Andere mochten auch (19)

30 Cara Mengatasi Anak Berbohong
30 Cara Mengatasi Anak Berbohong30 Cara Mengatasi Anak Berbohong
30 Cara Mengatasi Anak Berbohong
 
20 Cara Mengatasi Anak Berbohong
20 Cara Mengatasi Anak Berbohong20 Cara Mengatasi Anak Berbohong
20 Cara Mengatasi Anak Berbohong
 
10 Sikap Ortu yang Mendukung Disiplin Anak
10 Sikap Ortu yang Mendukung Disiplin Anak10 Sikap Ortu yang Mendukung Disiplin Anak
10 Sikap Ortu yang Mendukung Disiplin Anak
 
membentuk perilaku - shaping behavior
membentuk perilaku - shaping behaviormembentuk perilaku - shaping behavior
membentuk perilaku - shaping behavior
 
Contoh kotak makan
Contoh kotak makanContoh kotak makan
Contoh kotak makan
 
Anak Curang Saat Bermain
Anak Curang Saat BermainAnak Curang Saat Bermain
Anak Curang Saat Bermain
 
Kenapa Anak Berbohong?
Kenapa Anak Berbohong?Kenapa Anak Berbohong?
Kenapa Anak Berbohong?
 
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
 
Rasulullah sebagai uswatun hasanah (autosaved) (autosaved)
Rasulullah sebagai uswatun hasanah (autosaved) (autosaved)Rasulullah sebagai uswatun hasanah (autosaved) (autosaved)
Rasulullah sebagai uswatun hasanah (autosaved) (autosaved)
 
Pilar Belajar
Pilar BelajarPilar Belajar
Pilar Belajar
 
Empat pilar pendidikan
Empat pilar pendidikanEmpat pilar pendidikan
Empat pilar pendidikan
 
PR Anak atau PR Orangtua?
PR Anak atau PR Orangtua? PR Anak atau PR Orangtua?
PR Anak atau PR Orangtua?
 
Belajar Berhitung Sesuai Usia Anak
Belajar Berhitung Sesuai Usia AnakBelajar Berhitung Sesuai Usia Anak
Belajar Berhitung Sesuai Usia Anak
 
QR Parenting Sebagai Fondasi Pendidikan Anak
QR Parenting Sebagai Fondasi Pendidikan AnakQR Parenting Sebagai Fondasi Pendidikan Anak
QR Parenting Sebagai Fondasi Pendidikan Anak
 
Orangtua fasilitator masa depan anak
Orangtua fasilitator masa depan anakOrangtua fasilitator masa depan anak
Orangtua fasilitator masa depan anak
 
Jurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakJurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anak
 
Seminar parenting
Seminar parentingSeminar parenting
Seminar parenting
 
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
 
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
 

Ähnlich wie Bahaya meneriaki anak dan cara menjadi ibu yang lebih tenang

kELOMPOK 2 pp
kELOMPOK 2 ppkELOMPOK 2 pp
kELOMPOK 2 ppmemuth
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3memuth
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3memuth
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3memuth
 
Hdps 1203 Pengurusan Tingkah Laku Kanak-kanak
Hdps 1203 Pengurusan Tingkah Laku Kanak-kanakHdps 1203 Pengurusan Tingkah Laku Kanak-kanak
Hdps 1203 Pengurusan Tingkah Laku Kanak-kanakOpen University Malaysia
 
Artkel 3 Mengelola Persepsi
Artkel 3 Mengelola PersepsiArtkel 3 Mengelola Persepsi
Artkel 3 Mengelola Persepsirobby chandra
 
7. Mengelola Persepsi
7. Mengelola Persepsi7. Mengelola Persepsi
7. Mengelola Persepsirobby chandra
 
Renungkan, masih pantaskah kamu marah jika sudah memahami 3 alasan penting in...
Renungkan, masih pantaskah kamu marah jika sudah memahami 3 alasan penting in...Renungkan, masih pantaskah kamu marah jika sudah memahami 3 alasan penting in...
Renungkan, masih pantaskah kamu marah jika sudah memahami 3 alasan penting in...Firman Pratama
 
Artkel 3 Mengelola Persepsi
Artkel 3 Mengelola PersepsiArtkel 3 Mengelola Persepsi
Artkel 3 Mengelola Persepsirobby chandra
 
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada TuhanPernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada TuhanTogar Sianturi
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Makalah permasalahan anak sitti suriani
Makalah permasalahan anak  sitti surianiMakalah permasalahan anak  sitti suriani
Makalah permasalahan anak sitti surianiWarnet Raha
 
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin Robert Bellarmine
 

Ähnlich wie Bahaya meneriaki anak dan cara menjadi ibu yang lebih tenang (20)

Toxic Relationship
Toxic RelationshipToxic Relationship
Toxic Relationship
 
Kuiz KIBC Siri 1
Kuiz KIBC Siri 1Kuiz KIBC Siri 1
Kuiz KIBC Siri 1
 
Permata Hati
Permata HatiPermata Hati
Permata Hati
 
Anger sign
Anger signAnger sign
Anger sign
 
kELOMPOK 2 pp
kELOMPOK 2 ppkELOMPOK 2 pp
kELOMPOK 2 pp
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3
 
Hdps 1203 Pengurusan Tingkah Laku Kanak-kanak
Hdps 1203 Pengurusan Tingkah Laku Kanak-kanakHdps 1203 Pengurusan Tingkah Laku Kanak-kanak
Hdps 1203 Pengurusan Tingkah Laku Kanak-kanak
 
Artkel 3 Mengelola Persepsi
Artkel 3 Mengelola PersepsiArtkel 3 Mengelola Persepsi
Artkel 3 Mengelola Persepsi
 
7. Mengelola Persepsi
7. Mengelola Persepsi7. Mengelola Persepsi
7. Mengelola Persepsi
 
Renungkan, masih pantaskah kamu marah jika sudah memahami 3 alasan penting in...
Renungkan, masih pantaskah kamu marah jika sudah memahami 3 alasan penting in...Renungkan, masih pantaskah kamu marah jika sudah memahami 3 alasan penting in...
Renungkan, masih pantaskah kamu marah jika sudah memahami 3 alasan penting in...
 
Elsa uas
Elsa uasElsa uas
Elsa uas
 
Artkel 3 Mengelola Persepsi
Artkel 3 Mengelola PersepsiArtkel 3 Mengelola Persepsi
Artkel 3 Mengelola Persepsi
 
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada TuhanPernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Makalah permasalahan anak sitti suriani
Makalah permasalahan anak  sitti surianiMakalah permasalahan anak  sitti suriani
Makalah permasalahan anak sitti suriani
 
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin
 
Kaq 1043 tantrum
Kaq 1043   tantrumKaq 1043   tantrum
Kaq 1043 tantrum
 
dpa di aud.pptx
dpa di aud.pptxdpa di aud.pptx
dpa di aud.pptx
 

Bahaya meneriaki anak dan cara menjadi ibu yang lebih tenang

  • 1. Bahaya Meneriaki Anak dan Cara Menjadi Ibu yang Lebih Tenang Jika Anda meneriaki anak Anda, lalu menyesal setelahnya, ini saran buat Anda. Saya, suami dan dua anak kami sedang menikmati liburan santai di Hawaii. Kami sedang berkendara di mobil melalui jalan berliku (dan berbahaya) dan menuju Hana. Saat kami sedang melihat betapa indahnya tebing dan pantai, peristiwa itu tiba-tiba terjadi; tanpa alasan jelas, anak laki-laki kami yang berusia 5 tahun melempar botol air ke arah suami. Botol itu mengenai kaca dan membuat suara keras. Hanya keajaiban yang membuat kami tidak menabrak sesuatu — meski kami sempat kehilangan kendali. Saya dan suami sontak memarahi, berteriak dan mengancam. "Kenapa kamu melakukan itu? Apa kamu tidak tahu kalau itu amat berbahaya? Kita sedang menikmati liburan, dan kamu melempar botol air tanpa alasan?" Lagi dan lagi kami memarahinya — melebihi apa yang sepantasnya diterima anak TK. Air mata mulai mengalir di pipi anak saya. Bibirnya gemetar, dan ia mulai menangis. Kami pun menenangkan diri dan melanjutkan perjalanan, dan saya mencoba melupakan semua kejadian tersebut. Beberapa minggu kemudian, saya memutar ulang video liburan kami di Hawaii. Ternyata insiden pelemparan botol air itu tidak sengaja terekam kamera (yang saya lupa matikan). Tanpa gambar, saya bisa mendengarkan diri saya sendiri sedang meneriaki anak kami dan mempermalukannya. Saya mencoba menahan air mata. Bagaimana saya bisa berlaku seperti itu di depan anak saya sendiri, anak saya? Saya mungkin rekaman suara di kamera video, tapi tidak akan pernah bisa menghapus kejadian tersebut dari ingatan. Suka atau tidak, sebagian orang tua mengamuk di depan anak kesayangan mereka. Kadang kemarahan itu ditujukan pada anak, kadang juga tidak. Tapi itu bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Untungnya, ada cara sederhana yang bisa diambil untuk memperbaiki keadaan: Harga dari sebuah kemarahan Pertama, ingatlah mengamuk di depan anak bukan cara tepat menjadi orang tua. Hal itu bisa menyebabkan gangguan pada kejiwaan mereka, ujar ahli psikologi Matthew McKay, Ph.D, profesor dari Wright University di Berkeley, California, dan penulis “When Anger Hurt Your Kids”. "Studi yang ada menunjukkan bahwa orangtua yang menunjukkan kemarahan di depan anaknya akan membuat anak tersebut menjadi kurang empatik, kata McKay. Anak tersebut akan menjadi agresif dan mudah depresi dibandingkan anak yang berasal dari keluarga yang tenang, dan memiliki performa yang kurang baik di sekolah. Kemarahan dapat
  • 2. mengurangi kemampuan anak untuk beradaptasi dengan dunia, ujar McKay. Semakin muda usia anak tersebut, maka semakin besar dampaknya. "Ketika anak masih kecil, Anda adalah dunianya," ujar psikolog Robert Puff, Ph.D, penulis “Anger Work: How to Express Your Anger and Still Be Kind”. "Ketika Anda marah, dunia mereka terguncang. Saat mereka tumbuh dewasa. mereka punya teman, dan orang lain dalam hidup mereka, dan hal itu akan mengurangi efeknya." Satu lagi yang harus diperhatikan: Kemarahan tanpa kata-kata pada umumnya tidak akan membuat efek sebesar kemarahan biasa, ujar McKay. Anak itu sebenarnya bisa belajar pelajaran penting dari melihat Anda marah sampai menenangkan diri. "Hal itu akan menunjukan pada anak bahwa kita semua bisa marah, tapi yang terpenting adalah memperbaiki keadaan sesudahnya," ujar McKay. Ini adalah langkah untuk melakukannya. Ketika Anda meneriaki anak Ketika Jennifer dari Huntington Beach, California, pergi ke Disneyland dengan tiga anaknya, dia tidak sadar "tempat paling bahagia di Bumi" akan menjadi salah satu lokasi momen paling buruknya sebagai orangtua. "Waktu itu hari sangat panas dan ramai" ujar Jennifer. "Dua anak saya menderita penyakit paru-paru dan bisa menggunakan kartu khusus untuk menghindari antrean. Tapi anak saya yang berusia 13 tahun menghilangkan kartunya. Tiba-tiba saya meneriakinya, setelah itu anak saya mulai menangis. Semua orang yang ada di sekitar melihat saya dengan jijik. Saya terus meminta maaf. Air mata saya juga mulai mengalir karena telah melukainya." Studi University of New Hampshire menemukan, 90 persen orangtua mengakui pernah memarahi anaknya pada usia 2-12 tahun, dalam periode satu tahun (10 persen lagi pasti malaikat atau punya ingatan yang buruk). Untuk menghindari meneriaki anak, kami berikan beberapa tips: Saat Anda marah bayangkan anak Anda sebagai bayi, ujar Dr. Sandra P Thomas, profesor dari University of Tennessee, Knoxville, dan penulis dari “Use Your Anger: A Woman's Guide to Empowerment”. "Anak yang lebih tua dan remaja memang tidak selucu bayi, dan kadang mereka menyebalkan," ujarnya. "Ketika Anda marah, ingatlah mereka sebagai bayi, hal itu akan membantu Anda." "Jika Anda bisa, istirahatlah sebentar, dan pergilah ke ruang sebelah meski hanya satu atau dua menit" ujar Laura J. Petracek, Ph.D., penulis “The Anger Workbook for Women”. Jika Anda terlanjur marah, hal yang paling penting adalah memperbaikinya. Jangan tergoda untuk menyalahkan anak Anda karena memicu amarah. "Katakan, aku sangat kecewa pada kecerobohanmu, tapi aku seharusnya tidak berteriak seperti itu, aku minta maaf." ujar Thomas. Berjanjilah Anda tidak akan melakukannya lagi, hibur anak Anda seperlunya.
  • 3. Ketika Anda bertengkar dengan pasangan Angie dari Seattle mengatakan hidupnya penuh tekanan sejak suaminya kehilangan pekerjaan dan mereka sering bertengkar di depan anak mereka yang berumur tiga tahun, Lexi. "Semalam saya memarahi suami karena tidak membersihkan rumah," ujarnya. "Lexi datang dan menarik baju saya sambil berkata, 'Ayah jangan dimarahi', mata Lexi terlihat sangat ketakutan. Kami akhirnya berhenti bertengkar dan mencoba meyakinkannya, bahwa ayah dan ibunya masih saling mencintai, tapi saya tidak tahu apakah Lexi percaya." Anak bisa sangat terpukul jika melihat orang tuanya bertengkar, ujar Charles Spielberger, Ph.D., psikolog yang mempunyai spesialisasi dalam studi kemarahan di University of South Florida. Sangat penting untuk segera memperbaiki keadaan. Tidak usah menjelaskan keadaan dengan membacakan daftar cucian yang tidak dikerjakan pasangan Anda, hal itu hanya akan membuat anak stres. "Lebih baik katakan seperti ini: 'Saya sangat marah dengan ayahmu tadi, kami telah membicarakannya dan sedang memperbaikinya, orang tinggal bersama kadang bisa marah, maaf telah berteriak, kami masih saling menyayangi.'" Jika bisa, katakan apa yang akan Anda lakukan lain kali, ujar Jerry Deffenbacher, Ph.D., profesor psikologi di Colorado State University, yang mempelajari masalah kemarahan. Hal itu akan membuat anak belajar dari pengalaman, contohnya: "Saya marah pada ayahmu karena menghanguskan roti, tapi saya minta maaf, harusnya saya tidak berteriak seperti itu. Lain kali kami akan menggunakan timer di dapur saat menyalakan oven." Jangan berkomentar terlalu banyak. Menjelaskan terlalu banyak akan membuat anak Anda seperti terapis atau mediator. Jangan melibatkan anak terlalu jauh. Ketika bertengkar dengan orang asing Saat Fiona dari Detroit memasang sabuk pengaman untuk anaknya setelah kembali dari toko roti, seorang pengemudi yang lebih tua darinya berhenti di dekatnya dan membunyikan klakson. "Dia berteriak, tutup pintumu!" tanpa memberi peringatan kalau saya menutupi jalannya. Saya langsung berteriak "Apa tidak bisa lihat kalau saya sedang meletakkan bayi di kursi? Dasar $%*#@?!'” “Anak kembar saya yang duduk di kursi belakang sangat terkejut, dan aku merasa sangat bersalah pada anak saya." Insting Anda pasti ingin meminta maaf, tapi jangan. Semua orang bisa marah, Anda tidak boleh minta maaf karena kemarahan. (Hal ini penting jika Anda punya anak perempuan — anak perempuan pada usia muda memendam perasaannya). Lebih baik terangkan apa yang membuat Anda marah. Ujar McKay: "Katakan, 'orang itu melukai perasaan saya dan saya sangat marah.'" Kemudian, mintalah maaf karena cara Anda meluapkan kemarahan. "Pastikan anak tahu makian — atau apa pun yang Anda lakukan itu salah" ujar Thomas.
  • 4. Mengatasi amarah Anda Untuk tetap bersabar, ikutilah beberapa aturan dasar berikut: -Tanyakan pertanyaan yang tepat ketika anak membuat susah dan memicu kemarahan Anda, ikuti saran McKay: Daripada berpikir, mengapa dia melakukan ini pada saya? Fokus pada anak; mungkin ada alasannya. Apa dia lapar, bosan, lelah, atau ingin diperhatikan? Coba penuhi keinginannya dan jangan terbawa emosi. -Catat kemarahan Anda saat Anda terbawa emosi. "Lihat polanya — jam saat Anda paling marah? Situasinya? ujar Deffenbacher. "Setelah Anda menemukan inti penyebab kemarahan Anda, minta pendapat mengatasinya." Anda bahkan bisa melibatkan anak Anda, katakan: "Saya sangat kesal jika kamu tidak mengerjakan tugasmu, bagaimana supaya membuat situasi ini lebih baik? Dengan membiarkan anak memberi pendapat, Anda mendorong mereka menjadi bagian dari solusi. -Kurangi pertengkaran rumah tangga, "Pada saat yang tenang, Anda dan pasangan harus setuju untuk mengatasi argumen secara berbeda, ujar Deffenbacher. "Jangan bertengkar di depan anak. Buat kode ketika Anda sangat marah, dan biarkan sinyal itu menjadi tanda kalau Anda ingin membahasnya nanti secara pribadi ketika suasana sudah tenang." -Katakan emosi Anda dengan jelas, ketika anak atau orang asing membuat Anda marah, katakan "Wow, orang itu memotong jalanku — tidak sopan! Mungkin dia ada keadaan darurat atau tidak melihatku. Apa pun itu dia tidak akan merusak hariku.” ujar Deffenbacher. Dengan melakukan itu, Anda memberi contoh bagaimana mengatasi rasa frustasi sehari-hari. Dan bagaimana mengontrol emosi, sebelum Anda dikontrol emosi.