Korupsi di pemerintahan daerah masih menjadi persoalan besar. Investigasi SKOR di Kabupaten Konawe Utara menemukan dugaan korupsi dan manipulasi proyek pemerintah di beberapa dinas. KPK terus berupaya memberantas korupsi meski tantangan masih besar.
3. SUSUNAN
REDAKSI
03 www.skornews.com
Pelindung/Penasehat:
Mayjen (Purn) Salim S. Mengga
Pembina:
Mayjen (Purn) Salim S. Mengga
Drs. H. Syahrir Hamdani
Serma. Abd Kadir
Dewan redaksi :
Arman B.
RD. Darwis
Nuhroji
Penanggungjawab:
RD. Darwis, S.Par, SHI
Pemimpin Umum/Redaksi
RD. Darwis, S.Par, SHI
Wakil Pemimpin Umum/
Pemimpin Perusahaan:
Arman B, SS
Pemimpin Produksi:
Nuhroji
Wakil Pemimpin Redaksi
Iskandar Sulthoni
Redaktur Pelaksana:
Noe Nemen
Redaktur:
Zulkifli Sunusi, S.Ip
Guntoro
Sekretaris:
Yudi Kerta
Tim Investigasi:
RD.055, Ri.04, Ar.05
Design Grafis:
Romi Prasetia
Staf Redaksi:
Reni Anggraeni, M. Alfi Yasin
Haryadi, Abdullah G, Hari Setiawan
Yusuf Dj, Andika, Arief
Bendahara:
Sri Winingsih
Marketing:
Yuli
Photografer/Sirkulasi:
Joko Kartono
Penasehat Hukum:
DR. H. Eggi Sudjana, SH. M.Si
Abdi Segara, SH. MH
Andi Azis Maskur, SH
Maskur Husain, SH
Alamat Redaksi/Tata Usaha:
Jl. SMA 14 No. 16B Cawang
Jakarta Timur
Komp. Afi Bekasi, Jawa Barat
Telp: (021) 2409 5520
Bank BRI: 6169.01006897.536
An. Sri Winingsih (Bendahara)
Mandiri: 1240004590361 An. Arman
BCA: 0844372503 An. Arman
(Pimpinan Perusahaan)
Mobile: 0853 1116 6156
email: redaksi@skornews.com
website: www.skornews.com
Penerbit:
PT SOLUSI KOMUNIKASI REGIONAL
SK Menkumham;
NOMOR AHU-27892.40.10.2014
Percetakan :
CV Surya Djaya
Jl Bungur Besar 139-A, Jakarta Pusat
DKI Jakarta: M. Alfi Yasin¦Yanri Untoro¦Nurhasanah¦Nur Ashari¦Rizki¦Torman¦Herman Adiardhana, SE¦
Irwan¦Sitor Siringoringo¦Ratis¦Arman¦Taswin
Jawa Barat: Saidani(Korwil)¦Ujang Hendra (Korlip). Bekasi: Saskia¦Erwin¦Alfi Aje Bogor Raya: Suryadi.
Sukabumi: Romi¦E. Wijaya¦Prabowo M.
Banten: Mevi Amirullah (Kabiro)¦Cecep Apendi¦M. Rohili¦Fidly Fadhillah¦Chandra.
Jawa Tengah: Kartika Dwi C. Dioko (Korwil)¦Sofyan Handoko (Pembina)¦Ridhol Maulana (Tegal)¦Budi S (Brebes).
Jawa Timur: Agus Budianto¦Adien¦Sunaryo¦Mantep Yudi.
Sumatera Utara: Hotman Toruan (Korwil)¦Asman Simaremare (Medan)¦Dedi Gayo (Batubara).
Sumsel: Muba: Yudi Febriansyah (Kabiro). OKU : Asni Anwar (Kabiro).
Riau: Rahman. Lampung: Alex Kosasi¦ Jambi: Agusman Batam: Dian.
Sulteng/Sulsel: Sudirman Umar, Ashal Amin¦ Maros: Suwadi (Kabiro), Ahmad Fauzi, Abdul Aziz, S.Ip.
Sulawesi Barat: H. Muh Hasan, SH (Korwil)¦Dewan Lembah (Majene)¦Arifuddin Haroen, SH (Polman).
Sulawesi Tenggara: Abdul Rahim (Korwil). Kab Kolaka/Koltim/Kolut: Azhar (Kabiro)¦Andi Baso, SH¦Yulin Antonie.
Kab Konawe: Nasrul Anas (Kabiro). Kab Bombana/Bau-bau/Buton Utara: JM Irwandar (Kabiro).
Sulawesi Utara/Gorontalo: Arham Licin.
Kalimantan Timur: Herman¦Widya. Kalimantan Barat: Pontianak: Ade C Anwarudin (Kabiro)¦Harsono
Maluku/Maluku Utara: Zakarias Waatwahan. Papua Barat: Soleman Mate. Papua: Hasanuddin
Edisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
ejak era reformasi, korupsi bukan hanya menjadi
langganan pemegang kekuasaan di pusat tapi
fakta menunjukkan jika pemerintahan di daerah
telah menjadi lumbung korupsi. Saat ini negara
telah terjebak pada pelembagaan dan budaya ko-
rupsi, negara terlalu lemah dalam upaya pencegahan, se-
mentara tindakan represif belum menunjukkan tanda-
tanda keberhasilan.
Menurut data yang dirilis KPK per 31 Oktober 2014,
dikutip dari laman resmi lembaga itu, Kpk.go.id, KPK me-
nangkap sedikitnya 45 tersangka korupsi, rinciannya ada-
lah Tiga Anggota DPR/DPRD, Delapan Kepala Lembaga/
Kementerian, Dua Gubernur, Sembilan Wali Kota/Bupati/
Wakil Bupati, Satu Pejabat Eselon I/II/II, Dua Hakim, Dua
Belas wiraswasta dan Delapan profesi lain.
Data itu tentunya belum termasuk penangkapan Ket-
ua DPRD Bangkalan, Fuad Amin Imron, belum lama ini,
tepatnya 2 Desember 2014, begitu juga dengan peninda-
kan lain seperti penahanan mantan Wakil Kepala Korps
Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Brigadir Jenderal Polisi Didik
Purnomo pada, 11 November 2014 lalu.
Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW),
kasus korupsi yang terjadi selama semester I Tahun 2014
yakni 308 kasus, sebagian besar tersangka adalah pejabat
atau pegawai pemerintah daerah dan kementerian, yakni
42,6 persen. Dibandingkan dengan semester I Tahun 2013,
peningkatan jumlah tersangka yang terbesar terjadi pada
jabatan kepala daerah.
Kepala Divisi Investigasi ICW, Tama S. Langkun menye-
butkan, pada semester I Tahun 2013 jumlah kepala daerah
yang menjadi tersangka korupsi sebanyak 11 orang na-
mun pada periode yang sama tahun ini, jumlahnya naik
lebih dari dua kali lipat menjadi 25 orang.
Menteri Dalam Negeri periode Tahun 2009-2014,
Gamawan Fauzi pun pernah menyebutkan, sebanyak
86,22% kepala daerah di Indonesia tersangkut kasus ko-
rupsi. Fakta bahwa korupsi paling banyak dilakukan pe-
gawai pemerintah daerah tentu memprihatinkan karena
pemerintah pusat menganggarkan sangat besar untuk
transfer ke daerah setiap tahun.
Korupsi terbanyak di sektor infrastruktur karena
kualitas infrastuktur masih rendah, hal itu mendorong
ekonomi biaya tinggi yang menyebabkan produk Indone-
sia sulit kompetitif di pasar internasional, ekonomi biaya
tinggi juga menyebabkan konsumen di pasar domestik har-
us membayar lebih mahal.
Indeks Persepsi Korupsi Tahun 2014 yang dirilis Trans-
parency International Indonesia menunjukkan, Indonesia
berada pada peringkat 107 dari 175 negara dengan Indeks
34. Pada Tahun 2013, posisi Indonesia pada peringkat 114
dengan Indeks 32. Rata-rata indeks persepsi korupsi dunia
dari 175 negara adalah 43, sedangkan ASEAN 39.
KPK adalah lembaga penegak hukum yang paling diper-
cayapublikuntukmemberantaskorupsisaatini,masyarakat
belum menaruh kepercayaan terhadap lembaga Kepolisian,
Kejaksaan dan Kehakiman, alih-alih memberantas korupsi,
sejumlah oknum aparat tiga lembaga itu terbukti melaku-
kan korupsi.
Menurut catatan KPK, pada periode 2004-2014 lembaga
itu telah membawa 115 pejabat eselon I-III dan 19 kepala
lembaga/kementerian yang terlibat korupsi ke meja hijau.
Meski begitu, KPK dinilai belum optimal mencegah koru-
psi.
Kalaupun KPK selaku institusi antikorupsi begitu hebat
memberantas korupsi, tidak berarti upaya pencegahan dia-
baikan. Gerakan sosial membudayakan rasa malu melaku-
kan korupsi harus dilembagakan.
Kita mengapresiasi Operasi Tangkap Tangan KPK terh-
adap Ketua DPRD Bangkalan, Jawa Timur, Fuad Amin Im-
ron yang diduga menerima suap dari dua orang pengusaha
terkait pasokan gas alam untuk pembangkit listrik di Gresik
dan Bangkalan. Penangkapan itu, seperti menayangkan
kisah dinasti kekuasaan
yang korup. Apalagi, Fuad
dikenal sebagai “orang
kuat” dan berkuasa selama
10 tahun lebih di Bangka-
lan yang konon dijuluki
“Dinasti sang Kanjeng”
lantaran kuatnya cengk-
eraman kekuasaannya.■
4. 04
knum Pejabat Konut bukan hanya
“mengeruk” anggaran pembangunan in-
frastruktur yang dibiayai dari uang
rakyat tapi pelayanan masyarakat di in-
stansi pemerintahpun tidak berjalan
sama sekali, sejumlah kantor dinas seperti Dinas
Kehutanan dan Pekerjaan Umum malah kosong
pada jam kerja sebagaimana bukti liputan visual
yang dihimpun tim SKOR.
Ketua Komisi A DPRD Konawe Utara, Rasmin
Kamil, S.Sos saat ditemui di ruang kerjanya men-
gatakan akan sering melakukan Investigasi Men-
dadak (Sidak) dan mengintensifkan pengawasan
“terimakasih atas informasi dan bukti gambar yang
diberikan, kami akan segera melakukan sidak”, ka-
tanya.
Salah seorang warga, Irwan mengaku kecewa
dengan pelayanan di Dinas Kehutanan “saya
sudah dua hari hendak mengurus surat ijin,
namun kantor selalu kosong”, keluhnya.
Demikian pula saat SKOR menda-
tangi kantor Dinas PU, tidak satu-
pun pegawai yang tampak berkan-
tor memberikan pelayanan kepada
warga.
Dari hasil penelusuran SKOR
menemukan dugaan korupsi pada
pengadaan dan pemasangan lampu
jalan serta manipulasi diameter besi
tulangan pada pembangunan jem-
batan beton jalan poros RSUD-
Perumahan Dokter, tahun ang-
garan 2013 di Dinas PU.
Sementara beberapa item
pekerjaan yang ditentukan
dalam kontrak pada kegiatan
pembuatan tanaman hutan
rakyat di Dinas Kehutanan
tahun angaran 2013 diduga
tidak dilaksanakan, seperti
penanaman bibit merbau
dan sukun, ajir papan nama,
gubuk kerja, arah larikan yang tidak sesuai
spesifikasi, pupuk dan penanaman bibit.
Dugaan manipulasi juga terjadi pada
pekerjaan pembangunan Rumah Dinas
Paramedis di Dinas Kesehatan Konut tahun
2013, untuk menghindari pelelangan diduga
oknum pejabat memecah kontrak menjadi 21
paket pekerjaan. Kepala Dinas Kesehatan Kab.
Konut, dr. H. Martaya, SH, MPH saat dikonfirmasi
membantah hal tersebut, “itu tidak benar, kami
telah melaksanakan pekerjaan itu sesuai aturan,
malah kita memberdayakan kontraktor lokal den-
gan pemerataan pekerjaan ”, terangnya.
Informasi yang diperoleh dari sumber yang da-
pat dipercaya mengatakan, “ kepala Dinas Keseha-
tan selaku PA sengaja memecah paket pekerjaan
dengan maksud menghindari pelelangan”, kata
sumber tersebut yang meminta namanya tidak
disebutkan.
Ahli pengadaan barang/Jasa di Bpp Jakarta, Hs
Sihombing mengatakan pemecahan paket dapat
mengakibatkan Pemerintah Daerah tidak dapat
memperoleh harga yang paling menguntungkan
dan berpotensi tidak mendapatkan kualitas yang
baik serta tidak tepat waktu. Hal itu juga melang-
gar Perpres No 54 Tahun 2010 sebagaimana telah
diubah dengan Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 24
ayat 3 (c) dan Pasal 39 ayat (4) menyatakan bahwa
SKOR, Konawe Utara-Sultra
Ibarat “Sudah Jatuh tert-
impa Tangga”. Pepatah itu
seakan dialami masyarakat
di Kabupaten Konawe Utara
(Konut), Provinsi Sulawesi
Tenggara saat ini. Pasalnya,
hasil investigasi tim SKOR di
Konut baru-baru ini men-
emukan dugaan manipulasi
realisasi sejumlah pekerjaan
pembangunan fisik.
Suasana Kantor Dinas
Kehutanan Kab. Konut
pada pukul 10:40 WITA
Kantor Dinas PU Konut
masih tergembok
saat jam kerja.
dalam melakukan pemaket-
an barang/jasa, PA/KPA di-
larang untuk memecah
pengadaan barang/
jasa menjadi be-
berapa paket
dengan mak-
sud menghin-
dari pelelan-
gan. ■Rahim/
Nas
5. 05 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
ree Hand Over (PHO) pekerjaan terse-
but telah dilaksanakan pada hari
senin, Tanggal 8 Desember 2014
antara Pemerintah dan pelaksana
pekerjaan, artinya penyerahan per-
tama setelah proyek 100% selesai.
Ahli pengadaaan barang/jasa di Jakarta,
DR. Hs Sihombing saat dimintai tanggapannya
mengatakan, “PHO itu berarti penyerahan per-
tama setelah pekerjaan selesai 100%”, terang-
nya.
Dari pantauan SKOR di lokasi pada rabu
(10/12) pekerjaan tersebut masih berlangsung
dan diduga masih jauh dari prestasi 100% se-
lesai. “PHO tanggal 08/12 itu diduga sebagai
strategiantaraoknumpejabatPemkab.Band-
ung dan Kontraktor untuk menghin-
dari denda keterlambatan
penyelesaian peker-
jaan”, kata
ai tanggapannya hingga berita ini diturunkan.
Penelusuran SKOR lebih lanjut, beberapa ok-
num Direktur PT Delima Agung Utama (DAU)
pernah terbelit kasus korupsi pada proyek
pembangunan sarana dan prasarana Sodetan
Cibinuangeun, Lebak, Banten yang juga meny-
eret saudara Gubernur Banten nonaktif, Ratu
Atut Chosiyah yakni Lilis Karyawati Hasan.
Terdapat tujuh orang tersangka dalam kasus
itu yakni Dedi Mashudi (PPK), Yayan Suryana
(Direktur III PT DAU), Lilies Karyawati Hasan
(Direktur CV TMJ), H Memet (pelaksana lapan-
gan), Tetty Y (Direktur I PT DAU), Hj. Nila Su-
prapto (Komisaris PT DAU) dan konsultan, Eko
Darwanto. ■Danz/Rd.01
SKOR, Bandung-Jabar
Pekerjaan pembangunan Plaza
Kesenian yang menghabiskan
anggaran Puluhan Miliar APBD
Kab. Bandung tahun anggaran
2014 dan bantuan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dengan wak-
tu pelaksanaan 120 hari kalender
(15 Agustus - 15 Desember 2014).
Pelaksana pekerjaan adalah PT
Delima Agung Utama (DAU).
“A” seorang aktivis pemerhati korupsi yang
ditemui SKOR di lokasi pembangunan.
Ketua Umum Lembaga Informant Korupsi
(LIK), Maskur Husain, SH. saat ditemui dikan-
tornya mengatakan, “jika PHO telah dilaku-
kan dan kenyataanya pekerjaan belum selesai
100% berarti telah ada konspirasi yang patut
diduga untuk menghindari denda atas keter-
lambatan penyelesaian pekerjaan, kami akan
segera melakukan investigasi adanya dugaan
manipulasi pemenang lelang, mark up dan ko-
rupsi”, kata Maskur dengan tegas.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Pihak di-
nas Pendidikan Kab. Bandung sebagai leading
sektor pekerjaan tersebut belum dapat dimint-
6. 06
Edisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
iduga PT KMP telah se-
jak lama bekerjasama
dengan pemilik SPBU
Simboro No.74-915-07
untuk melakukan aksi
penimbunan BBM yang mengakibat-
kan sering terjadinya kelangkaan BBM
jenis Solar dan Premium di Sulawesi
Barat khususnya di Mamuju.
Lebih parah lagi karena dinas
terkait yang mestinya melakukan
pengawasan terkesan melakukan
pembiaran atas aksi penimbunan
BBM itu, sementara pihak Kepolisian
Resort Mamuju juga terkesan tutup
mata ketika ada SPBU yang melang-
gar UU RI No.22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi.
Indikasi adanya pembiaran ada-
lah SPBU Simboro No.74-915-07 se-
cara terang-terangan pada siang hari
mengisi puluhan jerigen dan drum
milik PT KMP yang diangkut dengan
kendaraan Pikc-up, padahal seharus-
nya pihak SPBU hanya mengisi BBM
langsung ke tangki kendaraan motor
maupun mobil.
Kegiatan ilegal PT KMP bekerjasa-
ma dengan SPBU Simboro No.74-915-
07 itu membuat banyak masyarakat
bingung dan heran, karena PT KMP
bisa dengan leluasa melakukan keg-
iatan ilegalnya selama ini tanpa ada
tindakan dari aparat Polres Kota ma-
muju.
Tidak heran apabila sebagian
masyarakat menganggap PT KMP
kebal hukum. Anggapan masyarakat
tersebut memang sesuai dengan
kenyataan. Kegiatan ilegal PT KMP
sampai sekarang terkesan tidak bisa
ditindak tegas oleh pihak Polres Kota
Mamuju. Padahal, seharusnya bisa
ditindak dengan dasar penimbunan
Solar Bersubsidi dan telah menyalah-
gunakan program pemerintah ten-
tang BBM bersubsidi.
Beberapawaktulalutepatnyatang-
gal 29 Oktober 2014 siang, wartawan
SKOR menyaksikan langsung pihak
SPBU No.74-915-07 sedang mengisi
BBM jenis Solar pada puluhan jirigen
milik PT KMP. Ketika Skor bertanya
kepada salah satu karyawan SPBU
tentang boleh tidaknya pihak SPBU
mengisi BBM jenis Solar ke puluhan
jirigen milik PT KMP di SPBU. Spontan
sang petugas menjawab bisa.
Setelah menyaksikan langsung
perbuatan ilegal itu, Skor melaporkan
secara lisan ke pihak Polres Mamuju,
namun hasilnya tidak ada tindakan
lanjutan dari pihak Polres Mamuju.
Padahal Skor melaporkan sesuai bukti
foto dokumentasi pada waktu itu, dan
mobil Pikc-up warna Putih No.Pol. DC
9416 XY milik PT KMP yang mengang-
SKOR, Sulbar
PT Karya Mandala Putra (KMP) ditengarai melakukan pen-
imbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar
secara ilegal. Hal itu dibuktikan adanya kendaraan pick up
milik PT KMP yang berisi puluhan jerigen dan drum melaku-
kan pengisian BBM Jenis Solar pada Stasiun Pengisian Ba-
han Bakar Umum (SPBU) Simboro No.74-915-07 beberapa
waktu yang lalu.
kut BBM bersubsidi jenis Solar. Na-
mun sangat disayangkan, dari pihak
Polres Mamuju tidak ada usaha untuk
menindak para pelaku penimbunan
BBM jenis Solar tersebut.
Untuk diketahui SPBU itu hanya
bisa melanyani kendaraan roda 2,
roda 4 dan roda 6, bukan melayani
Jirigen dan Drum, untuk itu sudah
sepantasnya SPBU Simboro No.74-
915-97 mendapat teguran keras, bah-
kan jika perlu izinnya dicabut.
Bagi pihak Perusahaan di Mamu-
ju Sulawesi Barat yang membutuh-
kan suplai BBM jenis solar mestinya
memesan langsung pada Depot Per-
tamina di Pare-pare,
Terkait dengan usaha ilegal PT
KMP tersebut, diharapkan instansi
terkait khususnya Kapolres Kota Ma-
muju harus bisa bertindak tegas dan
transparan dalam menangani pen-
imbunan Solar di wilayahnya. Begi-
tupun dengan BPH Migas dan SKK
Migas, Pertamina Pusat dan Daerah,
serta Mapolda Sulselbar harus turut
serta dalam menangani hal terse-
but, karena sudah sangat merugikan
masyarakat umum dan Negara. ■Kor-
wil Skor Sulbar/S-10/Skor-02.
Selain itu, pembangunan in-
frastruktur jalan harus dilaksanakan
atas kerja sama dan sinergi dengan
masyarakat yang bertempat tinggal
pada lokasi proyek perbaikan jalan.
Sesuai pantauan Skor beberapa
waktu yang lalu di Desa Durian, Kam-
pung Siak Kabupaten Kubu Raya, ter-
dapat pembangunan jalan yang dini-
lai tidak sesuai dengan kebutuhan
dan aspirasi masyarakat.
Beberapa warga yang enggan dis-
ebutkan namanya, Kepada Skor men-
gungkapkan adanya perbaikan jalan
setapak atau gang-gang di pemuki-
man warga, padahal yang lebih diu-
tamakan adalah pembangunan jalan
yang merupakan akses satu-satunya
menuju Gedung Sekolah Dasar (SD) 06
yang berdampingan dengan Gedung
SMP 12 itu.
Perbaikan jalan ke gedung sekolah
itu dianggap penting karena sebel-
umnya lewat swadaya masyarakat
setempat telah dilakukan perbaikan
jalan sepanjang 150 meter dengan
SKOR, Pontianak-Kalbar
Pemerintah Kabupaten
Kubu Raya Provinsi Kaliman-
tan Barat diminta agar da-
lam merealisasikan Program
pembangunan infrastruk-
tur jalan dilaksanakan se-
suai dengan kebutuhan
masyarakat dan peningka-
tan pengawasan atas proyek
infrastruktur yang sedang
berjalan sehingga pencapa-
ian pembangunan dapat
dirasakan dengan baik oleh
masyarakat.
lebar 1 meter sehingga seharusnya
pemerintah menindaklanjuti upaya
swadaya warga itu.
“Seharusnya jalan ini yang menda-
pat prioritas untuk dibangun kar-
ena kita sudah melakukan swadaya,
tetapi ternyata jalan masuk gang
yang dibuat sehingga kesannya ada
apa dengan pembangunan itu” ujar
seorang warga kepada Skor.
Ia menyayangkan swadaya warga
itu menjadi sia-sia karena tidak ditin-
dak lanjuti oleh bantuan pemerintah.
Selain itu warga menduga adanya ok-
num-oknum yang sengaja menyele-
wengkan bantuan perbaikan jalan
ke dalam gang sehingga jalan yang
menuju sekolah rusak berat.
Akibatnya rusaknya jalan akses
menuju sekolah itu, membuat ban-
yaknya murid yang malas bersekolah
karena harus berjalan kaki sejauh 1
kilometer menuju ke sekolah. Untuk
itu, masyarakat dan para guru di SD
06 maupun guru dari SMP 12 meng-
harapkan kepedulian Pemerintah Ka-
bupaten Kubu Raya agar turun lang-
sung ke lapangan melihat langsung
kondisi jalan yang menjadi akses
satu-satunya ke sekolah itu.
■Ade/Skor-02
7. 07 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
SKOR, Jakarta
iberitakan sebelumnya bahwa PSO
pengadaan pupuk urea bersubsidi
pada Dierektorat Jenderal Prasara-
na dan Sarana Pertanian, Kemen-
teriaan Pertanian tahun 2009-2011
membeoroskan keuangan Negara hingga ratusan
Miliar akibat Harga Pokok Produksi (HPP) yang me-
lebihi ketentuan yang ditetapkan Kementerian Per-
tanian.
Tingginya HPP tersebut diakui pihak Kemen-
tan karena adanya Force Majour, “pada saat itu
petani uda berteriak kekurangan pupuk, sementara
produksi pupuk bersubsidi PT PSP sebagai pelak-
sana PSO terbatas jadi kami harus menerima harga
tinggi dari pemasok meski diketahui volume kita
akan tergerus” kata Ir. Suprapti saat ditemui SKOR.
Sekretaris Ditjen PSP, Kementan, Abdul Madjid
dan Direktur Pupuk, Muhrizal Sarwani menambah-
kan bahwa, ”pengadaan pupuk bukanlah proyek
sehingga tidak mengacu pada Perpres No.54 Tahun
2010 sebagaimana telah diubah menjadi Perpres
No. 70 tahun 2012 tentang pengadaan barang dan
jasa melainkan ditunjuk langsung oleh pemerintah
melalui Publik Service Obligation (PSO)”. Jelasnya.
Ahli pengadaan barang dan jasa, DR. Hs. Si-
hombing saat dihubungi SKOR mengatakan
bahwa alasan force Majour itu adalah suatu
keadaan atau situasi yang tidak bisa dihin-
dari, misalnya karena terjadinya bencana
alam, jika alasannya karena desakan petani
sehingga terpaksa menerima harga tinggi
itu tidak termasuk force majour. “meskipun
sifatnya penugasan, pengadaan pupuk ber-
subsidi pun harus mempertimbangkan
harga yang paling menguntungkan
Negara, tidak boros, efisien dsb,”
terangnya.
Ditambahkan, “meski sifatnya
penunjukan langsung, pasti ada
tim tekhnis yang melakukan
verifikasi, misalnya tentang ke-
mampuan produksi pelaksana
PSO jika diketahui target
produksinya tidak mencukupi kenapa diberi tugas,”
tutur Hs. Sihombing.
Diakui pihak Dit. PSP Kementan bahwa “rang-
kap jabatan sebagai pejabat struktural di pemerin-
tahan dan komisaris pada BUMN adalah hal biasa
dan bukan hanya terjadi pada Dirjen PSP, DR. Ir.
Sumarjo Gatot Irianto tapi banyak pejabat lain di
Kementan yang juga merangkap jabatan, jadi tidak
ada konflik kepentingan dalam jabatan sebagai KPA
pada Kementan (pihak pemberi tugas) dan Komis-
aris Utama (sebagai pelaksana penugasan PSO)”
jelasnya.
Sementara itu, PT PSP sebagai salah satu pro-
dusen pupuk yang mendapatkan penugasan pen-
operasional dengan suatu Instruksi Kerja (IK), dari
informasi dan data yang diterima SKOR bahwa saat
aktivitas bongkar muat, banyak pupuk urea bersub-
sidi yang tercecer saat disalurkan karena kantong
pupuk yang robek.
Jumlah (50 kg/kantong, red) dan mutu pupuk
yang diterima petani jadi berkurang karena susut
akibat sobekan bekas gancu atau kantong pecah
dan basah karena lembab mengingat sifat pupuk
urea yang higroskopis.
Terkait hal tersebut, guna menindaklanjuti su-
rat dari Redaksi Tabloid SKOR, Aktivis Lembaga
Informant Korupsi (LIK), Nurkhalis men-
gatakan bahwa pihak Kementan tidak be-
rani menunjukkan Perjanjian Kerjasama
(PK) PSO pengadaan Pupuk bersubsidi
Tahun 2009-2011 itu, Mereka (Kementan,
red) hanya menunjukkan PK tahun 2014,
gadaan dan penyaluran pupuk ber-
subsidi harus menjamin tersedianya
pupuk bersubsidi mulai dari pen-
gadaan dan penyaluran yakni pen-
gangkutan dari pabrik hingga ke
pengecer.
Kegiatan bongkar muat dilak-
sanakan dengan kerjasama pihak
ketiga yang diatur dalam standar
"pada tahun 2009, Dit. PSP be-
lum terbentuk", kata Nurkha-
lis menirukan keterangan PPID
Kementan. ■Red.01
8. 08 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
ofian yang didampingi isterinya
digiring pihak Kejaksaan Negeri
Kolaka ke mobil tahan setelah
menjalani tahanan titipan Kejari usai
ditetapkan tersangka beberapa waktu
lalu dalam kasus penyelewengan
dana KONI lebih dari Rp 457 Juta.
“terhitung sejak hari ini, SR akan
dititip di Rutan selama 20 hari, set-
elah itu akan kita limpahkan ke Pen-
gadilan Tipikor Kendari atas kasus
Sofian Rindi (baju putih),
saat berada di Kejaksaan
Negeri Kolaka.
penyelewengan anggaran tahun 2011
- 2013 lalu,” kata Kajari Kolaka, Jef-
ferdian.
Tidak menutup kemungkinan ter-
sangka akan bertambah, “Berdasar-
kan fakta, baru SR yang ditetapkan
sebagai tersangka namun bisa jadi
ada tersangka lain, kita tunggu fakta
di persidangan nanti,” Tambah Kajari.
SR diduga kuat menyelewengkan
dana Koni Kolaka selama beberapa
tahun, dalam aksinya, Ia memalsu-
kan sejumlah tanda tangan pengurus
cabang olahraga untuk tujuan pen-
cairan dana, tersangka juga diduga
membuat perjalanan dinas fiktif, di-
SKOR, Kolaka-Sultra
Mantan Sekretaris
Komite Olahraga
Nasional Indonesia
(KONI) Kolaka, Sulawesi
Tenggara, Sofian
Rindi resmi menjadi
tahanan di Lembaga
Pemasyarakatan (LP)
Kelas II B Kolaka, Senin
(8/12/2014).
antaranya bantuan ke kecamatan dan
perawatan lapangan.
Jefferdian menerangkan, “SR teran-
cam hukuman maksimal 20 tahun
penjara. “Kini, kerugian negara akibat
korupsi itu telah diaudit oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwaki-
lan Sulawesi Tenggara”, terangnya.
■Korwil Sultra/S-10
enelusuran SKOR di salah
satu kompleks industri di
bilangan Kota tangerang
yang memasang papan
nama PT “APM”, berawal
dari informasi dari sumber terper-
caya mengatakan bahwa perusa-
haan tersebut selain memproduksi
industri utamanya, juga sering terli-
hat mengirim kendaraan berat dan
mobil mewah ke pelabuhan yang di-
duga dikirim ke daerah Timur Ten-
gah.
Pengawasan dan pengamanan
super ketat saat SKOR berusaha
mencari informasi lebih detail ten-
tang hal itu, pintu gerbang utama
yang selalu terbuka lebar diduga
hanyakedokuntukmengelabuipetu-
gas dan menghindari kecurigaan
masyarakat. Di gerbang masuk uta-
ma perusahaan itu, terdapat jalan di
samping dalam kompleks yang se-
lalu tertutup rapat dan diduga mer-
upakan akses menuju pergudangan
lain di bagian belakang kompleks
dimana karyawan PT APM pun tidak
mengetahui adanya aktivitas lain
dibelakang perusahaan tempat mer-
eka bekerja.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut,
SKOR mengirimkan surat konfirma-
si kepada Direksi PT APM namun
hingga berita ini ditulis, pihak APM
belum memberikan tanggapan.
■Red.01
SKOR, Tangerang
Bukan rahasia umum lagi jika oknum pengusaha “memanipulasi” usahanya dengan
maksud menghindari pajak, mahal dan sulitnya memperoleh perijinan. Satu kompleks in-
dustri/pergudangan yang memasang papan nama salah satu perusahaan namun bisa jadi
didalamnya terdapat beberapa perusahaan dengan beragam produksi.
9. 09 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
etua Umum Lembaga In-
formant Korupsi, Maskur
Husain, SH. mengemuka-
kan hal ini saat berkun-
jung di Kantor Redaksi
SKOR (17/12), LIK mendesak penegak
hukum segera menyelidiki jajaran
Direksi DP Pertamina terkait dugaan
penyalahgunaan dana investasi pada
saham PT BLTA.
Kasus ini akan kita dorong ke ra-
nah hokum agar segera dilakukan
penyelidikan lebih lanjut, “Yang pas-
ti kasus ini akan kita kawal sampai
tuntas,” kata Maskur tegas.
Kasus salah investasi harus ditan-
gani secara cepat oleh aparat pene-
gak hukum karena dugaan kerugian
sudah sangat jelas. “DP Pertamina
itu kan pasti punya semacam Komite
Investasi dan pedoman terkait in-
vestasi dalam bentuk saham pada
perusahaan perseroan yang terdaf-
tar di Bursa Efek Indonesia (BEI),”
tambahnya.
Lebih lanjut Maskur Husein me-
negaskan, “memang siapapun yang
bermain di pasar modal bisa menga-
lami kerugian karena berinvestasi di
pasar modal itu high risk high return
namun apa yang dialami DP Pertam-
ina ini tidak perlu terjadi jika pihak
Direksi menerapkan kajian memadai
dalam melakukan analisa kinerja
keuangan BLTA apalagi DP Pertamina
sudah berpengalaman puluhan ta-
hun bermain dalam pasar modal,”
tegasnya.
Pada pemberitaan dua edisi Skor
sebelumnya, telah diberitakan du-
gaan manipulasi dan kongkalikong
dalam penempatan dan pelepasan
investasi pembelian saham PT Ber-
lian Laju Tanker Tbk (BLTA) pada ta-
hun 2009-2010, hingga DP Pertamina
rugi Rp 21,6 miliar. Akibat saham
emiten pelayaran ini telah disus-
pensi (dihentikan untuk sementara)
di seluruh pasar sejak 25 Januari
2012 hingga kini.
Sebagaimana diketahui, Kepemili-
kan saham PT BLTAoleh DP Pertamina
sampai akhir tahun 2009 sebanyak
14.711.166 lembar dengan nilai per-
olehan Rp 16.572.305.274 dan nilai
wajar saham tersebut akhir tahun
senilai Rp 9.562.257.900. Kemudian
periode Januari s/d April 2010, DP
Pertamina beberapa kali membeli sa-
ham BLTA sebanyak 1.982.500 lembar
dengan nilai perolehan Rp1.360.640.
850.
Harga perolehan rata-rata sa-
ham BLTA pada Inhouse I sebesar Rp
1.247,40 dan Inhouse II Rp 723,05,
sementara harga pasar saham BLTA
pada closing price sebelum dilaku-
kan right issue (Hak Membeli Efek
Terlebih Dahulu/HMETD) akhir Juni
2010 adalah Rp 330,00. Harga pasar
adalah 26,46% dan 45,64% dari har-
ga perolehan rata-rata saham BLTA
yang dimiliki masing-masing In-
house I dan II.
Hal itu menunjukkan, harga pasar
saham BLTA tidak pernah mencapai
rata-rata harga perolehan saham
BLTA yang dimiliki DP Pertamina
dan cenderung
SKOR, Jakarta
Dugaan “Kongkalikong”
Oknum Pejabat Pertamina
atas pembelian saham PT
Berlian Laju Tanker (BLTA)
Tbk. pada tahun 2009-
2010 oleh Dana Pensiun
(DP) Pertamina, mengaki-
batkan anak perusahaan
Pertamina ini rugi hingga
Rp 21,6 Miliar, kasus salah
investasi ini mendapat
perhatian Lembaga Infor-
mant Korupsi (LIK).
terus melemah.
Pada bulan Juli 2010, DPPertamina
memutuskan membeli saham BLTA
melalui Hak Membeli Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) yang diterbitkan
oleh BLTA sebanyak 16.693.666 lem-
bar saham senilai Rp 3.672.606.520
hingga DP Pertamina memiliki sa-
ham BLTA per Juli 2010 sebanyak
33.387.332 lembar dengan nilai per-
olehan Rp 21.605.552.644.
Setelah proses right issue, keru-
gian potensial BLTA telah mencapai
40,51% - 72,03% dari harga perole-
han rata-rata keseluruhan kepemili-
kan saham BLTA di DP Pertamina, na-
mun manajemen DP Pertamina saat
itu tidak melakukan kebijakan cut
loss (melepas saham untuk menghin-
dari kerugian lebih besar). Hal
tersebut mengakibatkan
kerugian investasi.
■Skor-10
10. 10 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
Pria 47 tahun yang tinggal di Jl. Dr.
Moh. Hatta, Lr. Lematang, Kelurahan
Kemalaraja, Kecamatan Baturaja Timur,
ditangkap jajaran Satres Narkoba Polres
OKU akhir Oktober yang lalu. la tertang-
kap basah saat sedang mengkonsumsi
sabu-sabu.
Parahnya Helmi nyabu di rumah dinas
Bupati OKU atau rumah kabupaten di Jl.
HOS Cokro Aminoto, Kelurahan Baturaja
Lama, Kecamatan Baturaja Timur. Helmi
tak sendiri. la ditangkap bersama rekan-
nya, Komarudin alias Ujang, yang ber-
status sebagai oknum tenaga honorer di
Setda OKU.
“Penangkapan ini menindaklanjuti
laporan masyarakat. Tersangka yang beri-
nisial HP (Helmi Purnomo) sudah menjadi
target polisi sejak lama. Penangkapan ini
merupakan bukti polisi dalam memberan-
tas narkoba, bukan hanya di internal Pol-
res OKU, tetapi juga di instansi lain,” ujar
Kapolres OKU, AKBP Mulyadi, beberapa
waktu yang lalu.
Mulyadi mengatakan, Helmi dan
Ujang ditangkap saat keduanya diduga
tengah menikmati sabu-sabu di kamar
tamu nomor 5 rumah dinas Bupati OKU.
Dari penangkapan tersebut, polisi ber-
hasil mengamankan tersangka bersama
barang bukti berupa 1 paket hemat sabu-
sabu yang dibungkus plastik klip bening.
Sabu tersebut ditemukan terletak di
dekat pintu, kemudian polisi juga menga-
mankan alat hisap sabu-sabu atau bong
yang terbuat dari botol air mineral kecil.
Di bagian tutup botol air mineral tersebut,
terdapat dua buah pipet, disalah satu pi-
pet terdapat karet dot yang diujung karet
dot tersebut terdapat pirek yang berisi
serbuk sabu. Bong dengan sisa sabu itu
ditemukan terletak di bawah kursi Helmi
duduk.
Selanjutnya, polisi menemukan korek
api gas, sebuah jarum terletak di meja
depan Helmi duduk, serta kotak rokok
yang berisi pirek kaca dan karet dot. Ko-
tak rokok dan karet dot itu ditemukan di
dalam sampah.
“Tersangka HP mengakui barang
tersebut miliknya. Kasusnya dalam ta-
hap pengembangan. Tersangka terancam
pasal 112 UU No 35/2009 dengan anca-
man 12 tahun penjara,” lanjut Mulyadi.
Di hadapan polisi, Helmi mengakui ba-
rang haram tersebut milikinya. Menurut
pengakuannya, ia sudah mengkonsumsi
narkoba jenis sabu sejak satu tahun si-
lam. “Tadi kebetulan ada dia (Ujang, red).
Kemudian saya suruh membeli barang itu
(sabu-sabu) untuk menghilangkan sun-
tuk. Baru inilah konsumsi sabu-sabu di
rumkab (rumah kabupaten),”ujar Helmi.
Sedangkan Komarudin alias Ujang
mengaku ia membeli sabu-sabu dari se-
orang bandar yang berinisial B dengan
harga Rp 300 ribu. “Barangnya (sabu-sabu
Red) sudah kami pakai separuh dari yang
dibeli,” terang Ujang.
Sementara itu, Kasubag Dokumentasi
dan Informasi Humas Setda OKU Dede
Fernandez mengatakan, Pemerintah Ka-
bupaten OKU menyerahkan kepada pros-
es hukum dengan mengedepankan pra-
duga tidak bersalah.
“Kalau memang bersalah nanti apakah
ada sanksi atau tidak, akan dipertimbang-
kan. Kami tetap menghormati proses hu-
kum dan mengedepankan praduga tidak
bersalah,” ujar Dede saat dikonfirmasi.
Dede sangat menyayangkan jika ked-
ua tersangka diduga melakukan perbua-
tan tersebut di Rumah Kabupaten. “Tapi,
mau bagaimana lagi,” lanjutnya.
Disinggung keperluan tersangka be-
rada di rumah kabupaten, menurut Dede
hal tersebut wajar. Sebab, kata Dede, uru-
san rumah tangga Rumkab dan Rumah
Dinas Wakil Bupati menjadi tanggung
jawab Kabag Umum. “Kalau memang be-
liau (tersangka Red) di situ (rumah kabu-
paten) wajar,” pungkasnya. ■ASNI/S.02
SKOR, OKU-Sumsel
Satu lagi oknum pe-
jabat Pemerintah Kabu-
paten OKU bermasalah
dengan hukum, Helmi
Purnomo yang men-
jabat sebagai Kepala
Bagian (Kabag) Umum
Setda OKU tersandung
kasus narkoba.
Sepertidisampaikanseorangwarga
yang minta namanya disamarkan, Jhon
Trovolta kepada Skor mengeluhkan
adanya penerima bantuan masyarakat
miskin yang taraf kehidupannya diang-
gap sebagai kalangan yang mampu se-
cara ekonomi sehingga tidak tepat apa-
bila ikut menerima bantuan.
“Ada warga satu kampung satu
dusun dengan saya sudah haji hidup-
nya istimewa tapi tetap saja dapat ban-
tuan yang lebih memalukan lagi ibu
haji itu datang kekantor pos terimah
bantuan disengaja kudung hajinya
dibuka karna malu dilihat orang atau
tetangganya ternyata ketahuan juga”
ujarnya kepada Skor yang ditemui di
kantor pos unit campalagian.
Hal senada disampaikan Camat Cam-
palagian, Hamid Nurdin kepada Skor
yang ditemui saat memantau proses
penyaluran bantuan di kantor pos unit
campalagian mengaku menyaksikan
sendiri warga penerima bantuan yang
mestinya tidak layak menerima karena
termasuk golongan ekonomi menengah
ke atas.
“Iya saya melihat dengan mata
kepala saya sendiri ada warga yang
saya kenal persis datang menerima
bantuan padahal mereka punya em-
pang atau tambak ikan 3 Hektar tetapi
masih saja terdaftar dan menerima
bantuan” ujarnya.
Hamid menambahkan perlu dilaku-
kan pendataan ulang agar bantuan
yang diberikan pemerintah pada masa
yang akan datang tidak salah sasaran
lagi.
“Perlu pendataan ulang dan jan-
gan lagi kejadian seperti ini yang tidak
layak dapat bantuan dan yang layak
justru tidak terima bantuan ini sangat
memalukan, sadarlah engkau warga
jangan mengambil hak orang, kalian itu
akan memakan uang haram” kesalnya
Meski mengaku kecewa dengan
data penerima bantuan itu, Hamid
mengharap kepada warga miskin yang
belum terdata dan tidak mendapatkan
bantuan agar bersabar. Hamid juga
berjanji akan berusaha melakukan per-
baikan data penerima bantuan untuk
tahun berikutnya.
“Insya Allah tahun-tahun yang akan
datang apakah itu tahun 2015 apabila
ada bantuan lagi akan diperbaiki datan-
ya, saya berjanji kedepan nanti katakan-
lah tahun 2015 jikalau ada lagi bantuan
sebelum disalurkan kami akan undang
semua kades-kades agar memperbaiki
data warganya sehingga bantuan dari
pemerintah tepat sasaran” ujarnya.
Hamid juga menyebutkan kesalahan
data penerima bantuan itu terjadi seba-
gai imbas dari Pemilihan Kepala Desa
(Pilkades) dimana Kepala Desa yang
terpilih akan lebih mengutamakan pen-
dukungnya untuk masuk dalam daftar
penerima bantuan.
“Ini terjadi karena rata-rata pendu-
kungnya Kades, di waktu Pilkades jadi
saya bisa simpulkan bahwa para Kades
kades disini sangat dilematis sama war-
ganya karna waktu mencalonkan Kades
terlalu menjanjikan sama warga aki-
batnya seperti inilah yang terjadi dan
ini fakta yang membuktikan bukan re-
kayasa” kata Hamid dengan nada yang
tegas.
Dari pantauan Skor di kantor pos
unit campalagian saat penyaluaran
bantuan beberapa waktu yang lalu ter-
lihat masyarakat berbondong-bondong
mendatangi kantor pos dengan mem-
bawa Kartu Perlindungan Sosial (KPS)
untuk menerima bantuan sebesar Rp.
400.000 per keluarga itu.
Menurut Kepala Kantor Pos Unit
Campalagian, Dominggus bantuan itu
adalah bantuan Rumah Tangga Sasaran
(RTS) program Presiden RI, Joko Widodo,
namun demikian pencairannya masih
menggunakan kartu yang lama yakni
Kartu Perlindungan Sosial.
Bantuan dari pemerintah itu ada-
lah program lanjutan dari pemerin-
tahan sebelumnya yakni era Presiden
Susilo Bambang Yudoyono, dan setelah
Jokowi dilantik sebagai Presiden RI,
nama program bantuan itu berubah
menjadi Program Simpanan Keluarga
Sejahtera (PSKS) atau Rumah Tangga
Sasaran (RTS), sehingga pencairannya
masih menggunakan kartu yang lama
yakni KPS.
Kantor Pos Unit Campalagian telah
menyalurkan bantuan PSKS sebesar Rp.
3.284.400.000 (Tiga Milyar Dua Ratus
Delapan Pulu Empat Juta Empat Ratus
Ribu Rupiah). Jumlah itu disalurkan
kepada 8.211 keluarga dengan jum-
lah bantuan Rp. 400.000 per keluarga.
Keluarga yang menerima bantuan itu
berasal dari dua kecamatan yakni Ke-
camatan Campalagian 4.996 keluarga
dari 18 desa dan Kecamatan Luyo 3.215
keluarga dari 11 desa.
■Ariefuddin H/Skor-02
SKOR, Polman-Sulbar
Bantuan untuk masyarakat miskin melalui Program
Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) yang disalur-
kan Kantor Pos Unit Campalagian Kabupaten Polewali
Mandar beberapa waktu yang lalu dituding tidak tepat
sasaran, pasalnya banyak masyarakat terdaftar dan ikut
menerima bantuan dianggap tidak layak karena tidak
masuk kategori miskin, disisi lain masyarakat yang
masuk kategori miskin justru tidak terdaftar dan tidak
mendapatkan bantuan tersebut.
11. 11 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
etua FSMKD Kota Bekasi,
Romadon mengatakan,
pihaknya mengundang
Pemerintah Kota (Pem-
kot) Bekasi, DPRD Kota
Bekasi, dan Kejaksaan Negeri (Kejari)
Kota Bekasi. Namun dari tiga nara-
sumber yang diharapkan hadir, hanya
ada perwakilan dari DPRD Kota Beka-
si, Irman Firmansyah (Politisi Partai
Gerindra) dan wakil dari Kejari Kota
Bekasi, Sunarto (Seksi Intelejen Kejari
Kota Bekasi).
“Kami tantang pihak eksekutif,
legislatif dan yudikatif untuk menan-
datangani pakta antikorupsi. Sayang
pihak eksekutif tidak hadir di sini,”
ujar Romadon.
Namun, meski tidak ada perwaki-
lan eksekutif yang hadir, rencananya
FSMKD akan membawa pakta anti-
korupsi ke Pemkot Bekasi agar bisa
ditandatangani oleh pimpinan di lem-
baga tersebut.
“Meski dari pihak Eksekutif (Pem-
kot Bekasi) tidak hadir, kami tetap
akan membawa Pakta itu nanti untuk
ditandatangani,” terang Romadon.
Sementara Sekretaris FSMKD,
Hasan menuturkan, kegiatan ini bu-
kan hanya mendapat apresiasi dari
berbagai kalangan, namun dengan
penandatangan Pakta Anti Korupsi
tersebut, juga mendapat dukungan
dan usul dari Irman Firmansyah agar
membentuk tim Satuan Tugas (Satgas)
Anti Pungutan Liar (Pungli).
“Tadi Bang Irman bilang ke kami,
kalau kegiatan ini jangan menjadi
seremonial tahunan saja, namun juga
harus dibentuk satuan-satuan untuk
mengaplikasikan kegiatan ini. Akh-
irnya bang Irman usul untuk bentuk
Satgas Anti Pungli,” jelas Hasan.
Pembentukan Satgas ini, lan-
jut Hasan, demi brgeraknya sistem
SKOR, Majene
Pelaksanaan UU No.19 Tahun
2002 tentang Hak Cipta itu perlu kita
sosialisasikan, karena Sulbar adalah
Daerah yang memiliki keanekara-
gaman etnik/suku dan budaya serta
kekayaan di bidang produk UMKM
yang mempunyai keunikan tersend-
iri, hingga sangat diharapkan para
pelaku UMKM Majene agar mengurus
untuk mendapat hak cipta atau hak
paten atas produk-produk unggulan
yang emreka produksi.
Demikian disampaikan Ketua
Panitia Sosialisasi Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI), Kabid Pengemban-
gan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Dinas Perindustrian Perdan-
gan Koperasi dan UKM Prov. Sulbar,
Drs. Petrus Iminggus MM, pada pelak-
sanaan sosialisasi HAKI yang dilak-
sanakan, 11-12 November 2014 lalu,
di Wisma Yumari di Kab. Majene.
Sementara Kabid Pelayanan Hu-
kum Kanwil KemenHukam Prov.
Sulbar, Abdullah SH MH selaku nara
sumber mengatakan, perkemban-
gan di bidang perdagangan industri,
khususnya di Sulbar telah sedemikian
pesat, hingga memerlukan perlindun-
gan hukum bagi pencipta dan pemilik
yang punya hak terkait dengan tetap
memperhatikan terhadap masyarakat
bagi pelaku UMKM dalam 6 Kabupat-
en Sesulbar.
KarenaSulbarmemilikietnik,suku,
dan agama yang secara keseluruhan
merupakan potensi nasional yang
perlu dilindungi, yaitu Hak Atas Ke-
kayaan Intelektual (HAKI). Berhubung
hal tersebut merupakan salah satu
sumber dari hasil karya masyarakat
Sulbar yang secara intelektual dapat
dan perlu dilindungi UU.
Seperti dikatakan tadi oleh Ketua
Panitia, UU No.9 Tahun 2002 tentang
Hak Cipta, pelaksanaan sosialisasi
HAKI hanya semata-mata untuk me-
nakar kemampuan masyarakat Sulbar
di bidang UMKM, karena itu UMKM
perlu mendapat perlindungan UU
HAKI, tambahnya.
Tujuannya, ungkap Abdulllah,
agar orang lain tidak dapat menjiplak
hasil karya masyarakat Sulbar, karena
sudah terdaftar di Kemenkumham
Sulbar, hingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan bukan
hanya pemilik atau penciptanya yang
sejahtera, namun yang ikut mera-
sakan adalah pemerintah daerah itu
sendiri.
“Karena itu, secara tidak langsung
mencakup pula Agremen On Trade
Related Aspeets Of Intelektual Proper-
ty Rights (Persetujuan Tentang Aspek-
Aspek Dagang Hak Kekayaan Intelek-
tual),” jelasnya. ■Dewan Lembah/S-10
SKOR, Bekasi
Forum Studi Mahasiswa untuk Kemanusian dan
Demokrasi (FSMKD) Kota Bekasi menggelar Malam
Peringatan Hari Antikorupsi Internasional, sebagai
wujud peduli terhadap gerakan anti Kolusi Korupsi dan
Nepotisme (KKN). Acara yang mengambil tema, “Beka-
si Say No To Anti Korupsi” diselenggarakan, Jum’at
(12/12/2014) pukul 20.00-23.00 WIB di Taman Alun-
alun Kota Bekasi.
yang transparan pada pengeluaran
APBD dan satgas tersebut juga un-
tuk melakukan penindakan terh-
adap Pungli yang semakin merebak,
khususnya di Kota Bekasi.
Sebelumnya Satgas sendiri juga
pernah dibentuk di Wilayah Pem-
kot Bekasi, tapi untuk pengawasan
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
“Dulu pernah dibentuk satgas untuk
mengawasi kinerja PNS, tapi seka-
rang satgas yang akan kita bentuk ini
nantinya akan mengawasi seluruh as-
pek dari tingkat bawah hingga atas,”
pungkas Hasan.
Satgas Anti Pungli ini nantinya
akan dibentuk dari beberapa elemen
mahasiswa, dan satgas sendiri terben-
tuk secara terorganisir. “Kami mendi-
rikan satgas ini secara independent,
namun tadi diusulkan sama bang Ir-
man untuk dana operasional satgas
nanti, bisa dari APBD. Rencananya
satgas ini akan berjalan tahun 2015
mendatang,” pungkas Hasan.
■Alfi/S-10
SKOR, Kolaka-Sultra
Aksi pencurian air bersih di Kab.
Kolaka masih terus berlangsung, pe-
langgan merusak dan membalikkan
arah meteran serta mengambil air
dari pipa induk.
Menyikapi hal tersebut, Perusa-
han Daerah Air Minum (PDAM) telah
melakukan operasi penertiban, “Kami
akan memutus sambungan air kepa-
da pelanggan yang terbukti mencuri
dan menunggak pembayaran,” tegas
Sunaryadi (Staf bag. hubungan pe-
langgan)
Maraknya pencurian air mengaki-
batkan kebutuhan air bersih untuk
warga tidak dapat terpenuhi secara
merata padahal suplai air bersih
dari PDAM kepada pelanggan telah
mencukupi, terang Staf PDAM bag.
Produksi.
■Biro Kolaka/S-10
12. 12 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
SKOR, Bitung-Sulut
urah hujan yang tinggi
selama beberapa hari be-
lakangan ini membuat
sistem drainase tersum-
bat, air selokan meluap
dan menggenangi jalan di perbatasan
Kelurahan Girian Bawah dan Girian
Weru Satu, tepatnya di RT. III lingkun-
gan I, Kelurahan Girian Bawah.
Penyebabnya adalah penutup sa-
luran/drainase dengan ayaman besi
untuk menahan sampah oleh salah
seorang warga, Lukman Saman yang
juga Ketua RT.III/Lingkungan I terse-
but. Saat ditemui SKOR, Saman men-
jelaskan, dirinya sengaja menutup
saluran tersebut karena banyaknya
protes dari warga Girian Bawah yang
merasa dirugikan dengan kiriman
sampah dari pasar Girian maupun
dari Kelurahan yang posisinya berada
di atas. "Saya menutup saluran ini,
karena sampah dari pasar Girian san-
gat banyak dan sangat mengganggu
warga di sini," jelas Tutu (panggilan
akrab Lukman Saman).
Karena itu, saya sebagai Ketua RT
berusaha menjaga agar warga di ling-
kungan saya tetap aman dari kiriman
sampah yang mengganggu keseha-
tan juga sangat merusak pemandan-
gan, "Kami mengharapkan kerjasama
dari Kelurahan tetangga, bagaimana
agar sampah dari pasar Girian tidak
dibuang sembarangan ke saluran air,"
tambah Tutu.
Lurah Girian Weru Satu, Loly Su-
migar yang turun ke lokasi karena
adanya informasi jika air telah melu-
ap dan membanjiri jalan pasar Girian
menuju Girian Bawah, "Saya beserta
dengan para perangkat Kelurahan se-
tiap saat turun untuk membersihkan
lingkungani dan saya sudah melapor-
kan persoalan penutupan saluran air
ini kepada Camat Girian," lanjut Su-
migar.
Sumigar dan Saman sempat ber-
sitegang karena bersikeras untuk
membuka besi penahan sampah yang
dipasang di saluran air oleh Lukman
Saman. "Kalian tidak berhak membu-
ka penyaring sampah tersebut, kar-
ena itu ada di wilayah Girian Bawah,"
ungkap Saman.
Persolan sampah sering dikeluh-
kan warga sekitar yang mendapat
imbas kiriman sampah dari pasar
tersebut, "Harusnya Pemerintah kem-
bali mengambil alih pengelolaan
pasar Girian, selain bisa menambah
PAD juga bisa menjauhkan berbagai
persoalan yang dikuatirkan menim-
bulkan konflik," kata salah seorang
mahasiswa.
■Arham Licin/S-10
Hal itu diungkapkannya Muham-
mad Ridhlo pada kegiatan sosialisasi
kebijakan publik, terkait kerjasama
media partner Pemkab Muba yang ber-
badan Hukum dan penanganan delik
hukum Pers. yang di gelar oleh Bagian
Hubungan masyarakat (HUMAS) Setda
Kabupaten Muba di Auditorium Pem-
kab Muba, Kamis (4/12) lalu.
Sementara Sekda Muba, Drs H So-
han Majid MM dalam sambutannya
menyebutkan membutuhkan saran dari
rekan-rekan wartawan sebagai me-
dia kontrol demi berjalannya program
pembangunan di Kabupaten Muba Su-
matera Selatan.
“Kami (Pemkab Muba) juga bangga
dan menerima atas mengkoreksi setiap
saran, masukan dan kritikan yang dis-
ampaikan dari rekan-rekan wartawan.
Karena itu melalui kegiatan sosialiasasi
ini dapat memberikan manfaat guna
mencari solusi terhadap permasalahan-
permasalahan yang dihadapi,” katanya.
Sohan menambahkan, sosialisasi ini
juga diharapkan dapat terwujud Pers
yang beretika, berkualitas dan mampu
memberikan manfaat yang seluas-luas-
nya bagi pemerintah, masyarakat, dan
dunia Pers sendiri.
“Sejalan dengan hal tersebut, di-
imbau Agar semua media yang ada di
Muba untuk segera melengkapi peru-
sahaan Pers sesuai dengan Undang-un-
dang Pers yang berlaku,” Imbuh Sohan.
Kepala Bagian Humas Setda Muba,
Solekhan AS SAg, mengatakan, kegiatan
ini dilaksanakan untuk memberikan
pemahaman, wawasan akan penting-
nya media partner yang berbadan hu-
kum kepada seluruh stakeholder yang
terkait, dan memberikan pemahaman
pencegahan media partner dan penan-
ganan delik hukum Pers oleh kepolisian
dan kejaksaan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang
Pers.
“Tujuannnya guna membahas ka-
jiam hukum pencegahan delik hukum
Pers terhadap Undang-Undang Pers ke-
pada seluruh stakeholder terkait. Selain
itu juga memberikan sosialisasi kerjasa-
ma media partner Pemkab Muba yang
berbadan hukum,” ujarnya.
Dalam Sosialisasi ini diikuti seban-
yak 75 peserta yang terdiri dari SKPD
Jajaran Pemkab Muba, Pemimpin Me-
dia, wartawan yang bertugas di Kabu-
paten Muba, mahasiswa, Akademisi,
Tokoh Masyarakat dan Pemuda.
Selain narasumber dari Dewan Pers
juga dari pihak Kepolisian Polres Muba
dan Kejaksaan Negeri Sekayu Muba.
■Yudi Febriansyah/S-02
Skor, Muba-Sumatera Selatan
Ketua Komisi Pengad-
uan dan Penegakkan Etika
Pers, Dewan Pers, Muham-
mad Ridlo Eisy, mengata-
kan undang-undang dan
kode etik jurnalistik ada-
lah island of safety (pulau
penyelamat) yang artinya
setiap pelaku jurnalis yang
masuk ke dalam pulau
tersebut akan aman dan
dilindungi, dengan cata-
tan mematuhi kode etik.
Wartawan Indonesia juga
wajib bersikap Independen
tidak terpengaruh inter-
vensi dari pihak manapun,
menghasilkan berita yang
akurat, berimbang dan
tidak beritikad buruk.
13. 13 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
Dalam laporan Ketua Panitia Ka-
bid UMKM, Drs. Petrus Iminggus MM,
peserta yang hadir 30 orang, karena
begitu pentingnya sosialisasi HAKI
terhadap masyarakat Polman ini,
tidak lain bertujuan untuk mendapat
perlindungan hukum.
Artinya, ungkapnya, dimana bagi
pelaku produk UMKM yang mempu-
nyai keunikan dan kelebihan tersend-
iri agar mendapat hak cipta atau hak
paten. Demikian pula sebaliknya,
bagi pelaku produk UMKM agar tidak
ada yang dicaplok oleh Daerah lain,
bila ada produk atau hasil karya
masyarakat Sulbar.
Sementara dari Kanwil Kemen-
kumham Sulbar, dalam hal ini Kabid
faatkan masyarakat Sulbar.
Selain itu, ujarnya, perlu ditegas-
kan dan memilah kedudukan hak cip-
ta di satu pihak dan hak terkait di lain
pihak, hingga dalam rangka memberi-
kan perlindungan hukum bagi pelaku
intelektual yang bersangkutan. Hal itu
juga perlu kita sadari, bahwa produk
UMKM untuk pengembangan dan
kemampuan intelektual masyarakat
Sulbar, tentunya memerlukan per-
lindungan hukum hasil karya bagi
pelaku UMKM, hingga dengan sendi-
rinya daerah lain tahu, produk ini su-
dah ada yang punya. Pada gilirannya
nanti, terjadi persaingan usaha yang
sehat untuk melaksanakan pemban-
LSM yang belum terdaftar diharapkan
dapat mendaftar dengan segera sesuai
dengan prosedur yang berlaku. Kes-
bangpol siap memfasilitasi untuk per-
baikan Muba kedepannya dengan mer-
ekomendasikan dana hibah ke DPPKAD
kabupaten Muba.
"2015, diharapkan Ormas/LSM dap-
at bersatu, guna menjadi mitra pemer-
intah dan mewujudkan PERMATA Muba
2017 nanti," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketah-
anan Ekonomi, Seni, Budaya,Agama dan
Kemasyarkatan (Kesbak), Drs Yuliarto
MSi mengatakan, bahwa tujuan rakor
ini untuk meningkatkan pemahaman
tentang Ormas dan penguatan kelem-
bagaan yang dibantu oleh dana hibah
atau bantuan sosial.
"Dana hibah harus digunakan sesuai
dengan peraturan pemerintah dan da-
pat melaporkan dana yang digunakan
untuk dipertanggungjawabkan guna
untuk mengevaluasi kegiatan yang di-
laksanakan," ujarnya.
"Untuk itu, diharapkan seluruh Or-
mas/LSM diharapkan dapat bersinergi
dengan Pemerintah guna meningkat-
kan pembangunan pemerintah Muba ,"
ujarnya lagi.
Selanjutnya, Kasubag keuangan DP-
PKAD dan PPKD, Hendri Anto SSip MSi
mengatakan bahwa hibah sebagai ob-
jek pemeriksaan oleh audit internal,
audit external dan aparat penegak hu-
kum, karena hibah tidak tepat sasaran
dan penggunaannya serta sebagai alat
pencitraan diseluruh indonesia oleh
kepala daerah. yang bertujuan untuk
menunjang penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah.
"Hibah bertujuan untuk partisipasi
penyelenggaraan pembangunan daerah
yang diberikan, hibah tidak diperkenan-
kan untuk membiayai operasional LSM
atau Ormas seperti gaji, listrik, telepon,
air atau biaya rutin lainnya," jelasnya.
Sementara ketua Aliansi LSM Kab
Muba, Drs M Nuh Soleh yang dikon-
firmasi terkait penerimaan dana hibah
oleh LSM dan Ormas itu mendukung
upaya transparansi dan akuntabilitas
atas penggunaan dana hibah yang mer-
upakan uang rakyat tersebut
“Bagi yang menerimah dana hibah
semestinya harus diaudit dan diperiksa
kebenaraanya, jangan seenaknya saja
menggunakan uang tersebut, karena
bagaimanapun itu adalah uang rakyat
yang harus di pertanggung jawabkan”
ujarnya.
Soleh juga bertekad akan mengawa-
si dan melaporkan kepada aparat pen-
egak hukum apabila terdapat penyim-
pangan dalam penggunaan dana hibah
di Kab Muba.
“saya berkomitmen jika ada temuan
dilapangan mengenai penyimpangan
dana hibah, akan saya laporkan ke pen-
egak hukum guna diperoses” tegasnya
■Yudi Febriansyah
gunan secara nasional,
Karena itu, perlindungan hak
cipta tidak diberikan kepada ide
atau gagasan, namun HAKI memiliki
bentuk yang khas bersifat peribadi
dan menunjukkan keaslian sebagai
ciptaannya yang lahir berdasarkan
kemampuan, kreatifitas bagi pelaku
produk UMKM. “Hingga sangat di-
harapkan kepada masyarakat Pole-
wali bagi pelaku UMKM agar didaftar-
kan di Kanwil Kemenkumham Sulbar
hingga daerah lain tidak menciplak
lagi, karena sudah mempunyai kekua-
tan hukum usahanya,” pungkasnya.
■ Korwil Skor Sulbar/S-10
SKOR, Polewali
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawe-
si Barat membuka dan memberikan peluang bagi pelaku
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dengan adanya per-
lindungan hokum terhadap produk yang dihasilkan. Karena
itu, melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UKM Provinsi Sulawesi Barat mensosialisasikan Hak Atas Ke-
kayaan Intelektual (HAKI) di Kab. Polman, pada 7-8 Novem-
ber 2014 lalu, di Hotel Pasifik.
Pelayanan Hukum Abdullah SH MH
selaku nara sumber memaparkan se-
luk beluk perihal Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI).
Menurut Abdullah, produk Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
perlu mendapatkan perlindungan
hukum, melalui HAKI atas karya
masyarakat Sulbar, untuk memberi
perlindungan hukum bagi karya-
karya intelektual di bidang hak cipta.
Termasuk upaya Pemerintah Sulawesi
Barat untuk memajukan karya in-
telektual yang berasal dari produk
UMKM, termasuk beberapa konvensi
di bidang hak kekayaan intelektual
dan masih terdapat beberapa keten-
tuan yang sudah sepatutnya diman-
Skor, Muba-Sumatera Selatan
Ormas dan LSM yang
menerima bantuan
dana hibah harus ber-
tanggung jawab secara
formal dan material ter-
hadap dana yang digu-
nakan serta melaporkan
dana yang digunakan,
hal ini diungkapkan
Kepala Bidang Ketah-
anan Ekonomi, Seni,
Budaya, Agama dan Ke-
masyarkatan (Kesbak),
Drs Yuliarto MSi pada
saat acara rapat koor-
dinasi (rakor) dan pem-
binaan Organisasi Ke-
masyarakatan (Ormas)
atau Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan
tata cara pengajuan
dana hibah yang diikuti
oleh seluruh anggota
Ormas/LSM Kabupaten
Muba berlangsung
diruang rapat Badan
Kesbangpol Kab Muba,
beberapa waktu lalu.
Rapat dipimpinan langsung oleh
Kepala Badan Kesbangpol Muba, HM
Soleh Naim SE MM, didalam rapat dia
mengatakan, ini bertujuan untuk menj-
alin silaturahmi dan berkoordinasi den-
gan baik untuk mensinergikan antara
tujuan Ormas dengan pemerintah.
“Diharapkan seluruh Ormas/LSM
Muba dapat bersama-sama untuk ber-
mitra dan bekerja sama dengan baik
terhadap Pemerintah untuk pemban-
gunan dan kemakmuran masyarakat
Muba,” imbaunya.
Pihaknya mengajak para ormas/LSM
dapat bersama-sama menaati aturan
pemerintah yang ada, jika ada Ormas/
14. 14Edisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
ejumlah kredit macet
disebabkan karena
adanya manipulasi per-
syaratan yang memu-
dahkan para debitur
“nakal” memperoleh fasilitas
kredit hasil kerjasama dengan ok-
num pejabat “nakal” Bank BNI
yang menyebabkan kerugian
Negara dan Perusahaan.
Sebagaimana pemberitaan
SKOR edisi sebelumnya, pada pe-
riode tahun 2008-2011 terdapat
Tujuh proyek PT NPP yang mem-
peroleh fasilitas Kredit Modal Ker-
ja (KMK-transaksional) dari Sen-
tra Kredit Menengah (SKM) Bank
BNI Cabang Bandung sebesar Rp
ana BPHTB yang mengendap dan tidak mem-
punyai jasa bunga di Bank DKI itu ditengarai
sebagai “akal-akalan” untuk memperoleh ke-
untungan secara pribadi yang diduga dilaku-
kan oleh oknum pejabat Bank DKI.
Sistem pengelolaan dana BPHTB 2011 dengan men-
gendapkan dana itu dibenarkan Badan Pengelola
Keuangan Daerah (BPKD), bahkan diakui merupakan
temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang
menyarankan agar dilakukan perbaikan sistem.
Meski diakui oleh BPKD sebagaimana informasi
yang dihimpun Skor awal Nopember lalu, namun
pihak Bank DKI memberikan keterangan yang
berbeda bahkan membantah adanya pen-
gendapan dana BPHTB 2011 pada rek-
ening escrow sebelum masuk ke rek-
ening milik Pemprov DKI Jakarta.
Corporate Secretary Bank DKI,
Zulfarshah yang ditemui Skor di
kantornya, senin (8/12) lalu mem-
bantah adanya pengendapan
dana BPHTB 2011 pada rekening
escrow sampai setiap akhir min-
ggu berjalan sebelum dilimpah-
kan ke rekening milik Pemprov
DKI Jakarta.
“Tidak mungkin, sekarang
saya tanya buat apa kita begitu,
karena1575 adalah rekening kita
juga, rekeningnya Pemprov di rek-
ening kita, nah ngapain kita melaku-
kan pengendapan. Mungkin bukan di
bank kita kali” kilahnya.
Zulfarshah mengakui di semua
bank yang menerima pembayaran BPHTB
termasuk bank DKI menggunakan rekening penampungan
untuk menerima pembayaran BPHTB karena dana transfer
masyarakat tersebut tidak bisa langsung masuk ke rekening
milik Pemprov DKI, selain itu diakui pihak BPKD membuka
akses seluas-luasnya kepada bank penerima BPHTB un-
tuk membuka rekening penampungan.
Lebih lanjut Zulfarshah menyebutkan sejak
masih ditangani pemerintah pusat transfer dana
BPHTB itu tidak langsung masuk ke rekening
Pemprov tetapi harus melalui rekening penam-
pungan, namun demikian pengendapanannya
tidak sampai akhir minggu melainkan sudah riil
time atau langsung dialihkan pada akhir hari.
“Yang namanya transfer itu, itu kan su-
dah riil time, karena BPHTB ini dari mulai
di pemerintah pusat sama pendaerahan,
kalau orang bayar, gak bisa masuk ke
1575. Semuanya sama kalau bank lain
yang menerima pembayaran BPHTB, ya
diterima dulu di rekening penampun-
gannya, pada saat akhir hari baru dil-
impahkan ke 1575” ujarnya.
Penjelasan Zulfarshah itu, berbeda
dengan hasil penelusuran Skor sebel-
umnya pada BPKD Provinsi DKI Jakarta
yangmenyebutkanbahwapengelolaan
BPHTB 2011 itu adalah masa peralihan
dari Pemerintah Pusat dan sistem yang
digunakan masih mengadopsi sistem
yang ada di pusat yakni dana BPHTB
yang ditransfer masyarakat tersimpan
dulu di rekening Escrow sampai akhir
minggu berjalan kemudian dialihkan
ke rekening Pemprov pada setiap hari
jum’at.
“Untuk tahun 2011 karena baru mengelola masih
penyesuaian sistem, dengan mengacu pada sistem yang
sebelumnya dilakukan oleh pemerintah pusat”ujar Kas-
bdit Pajak, Triastuti kepada Skor yang ditemui di ruang
kerjanya awal Nopember lalu.
Hal senada disampaikan salah seorang staf BPKD,
Farhan yang mendampingi Triastuti saat menerima Skor
mengatakan pada tahun 2011 baru menerima pelimpa-
han BPHTB dari pusat ke daerah sehingga belum mem-
punyai pengalaman dalam pengelolaan BPHTB dan masih
mengadopsi peraturan (PKS) yang digunakan pemerintah
pusat.
“Di PKS dipusat disebutkan bisa membuka rekening
penampungan dan dilimpahkannya setiap hari jum’at,
jadi kita membuka rekening escrow bukan rekening milik
Pemprov, nah didalam dunia perbankan kalau yang na-
manya escrow tidak mendapatkan jasa giro karena bukan
milik kita melainkan rekening milik bank” ujar Farhan.
Lebih lanjut, Farhan mengatakan setelah berjalan
setahun ada saran dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
agar melakukan perbaikan sistem karena sistem pen-
gendapan dana dan tidak mendapatkan bunga sebagai
jasa giro yang dilakukan pada tahun 2011 itu dinilai tidak
menguntungkan Pemprov DKI Jakarta.
“berjalan setahun akhirnya ada hasil pemeriksaan
BPK yang menyarankan agar coba mengikuti peraturan
yang ada dalam arti boleh mengadopsi pemerintah pusat
tetapi harus ada perbaikan dan pembenahan sistem, ma-
kanya pada tahun 2012 kita tidak ada lagi pengendapan,
jadi pada H plus 0 itu sudah dilimpahkan, pada hari yang
sama diakhir hari kerja sudah harus dilimpahkan masuk
ke RKUD” tuturnya. ■Team/02
telah mengajukan IJP kepada PT
Jamkrindo (Persero) dengan total
pembayaran sebesar Rp 1.9 Mil-
iar.
Hal tersebut jelas bertentan-
gan dengan Peraturan Menteri
Keuangan No. 189/PMK.05/2010
tanggal 2 November 2010 ten-
tang fasilitas penjaminan KUR
Pasal 5 yang menyatakan bahwa
UMKM-K yang dapat menerima
fasilitas penjaminan KUR adalah
usaha barang dan jasa produk-
tif yang feasible namun belum
bankable sebagaimana dimak-
sud dalam pasal 3 ayat (1) den-
gan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut (a) Merupakan calon deb-
itur yang tidak sedang menerima
KMK dan/atau investasi dari per-
bankan dan/atau yang tidak se-
dang menerima kredit program
dari pemerintah yang dibuktikan
dengan hasil Sistem Informasi
Debitur pada saat permohonan
KUR diajukan.
■Dani/Rd.01
SKOR, Bandung-Jabar
Pemberian fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) mau-
pun Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Bank BNI (Per-
sero) Tbk. diduga banyak terjadi manipulasi dan kon-
spirasi antara pihak Debitur dengan oknum pejabat
BNI SKC/SKM Bandung.
82,7 Miliar namun ternyata proyek-
proyek tersebut adalah pekerjaan
Perusahaan lain, berarti Surat Per-
intah Kerja (SPK) sebagai salah satu
syarat yang harus dilampirkan
calon debitur untuk memperoleh
fasilitas kredit tidak dilampirkan.
Demikian pula pemberian fasili-
tas KUR pada 50 kelompok peter-
nak sapi oleh BNI SKC Bandung
Sebesar Rp 25 Miliar yang dilaku-
kan secara langsung. Diduga ang-
gota kelompok penerima kredit itu
“fiktif” dan sengaja dimanipulasi
untuk mendapatkan fasilitas kredit
dan oknum pejabat BNI pengelola
kredit sengaja tidak menganalisa
persyaratan pemberian kredit dan
penggunaannya.
Bahwa atas fasilitas KUR untuk
50 debitur “Fiktif” itu mendapatkan
penjaminan yang dibayarkan Pe-
merintah karena BNI SKC Bandung
SKOR, Jakarta
Dugaan Penyalahgunaan dana Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) 2011 di Bank DKI dengan modus pegendapan dana sampai pada setiap
akhir minggu berjalan pada rekening escrow Bank DKI sebelum dilimpahkan ke
rekening 1575 (rekening milik Pemprov DKI Jakarta) nampaknya ada benarnya.
15. 15Edisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
enelusuran SKOR atas penyaluran hibah
pada Badan Kesatuan Bangsa politik dan
perlindungan masyarakat (Bakesbang-
pol) Provinsi Jawa Barat dan penggu-
naannya pada penerima hibah, diduga
sebagian besar anggaran tersebut “Digarong” oleh
oknum pejabat Bakesbangpol dan SKPD terkait bek-
erjasama dengan pihak-pihak tertentu untuk me-
muluskan pencairan tanpa memperhatikan keten-
tuan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) dan Nota
Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) tentang pengelo-
laan dan pengawasan penggunaan dana tersebut.
Kelompok-kelompok penerima hibah diduga
“Fiktif”, sejumlah kelompok penerima diorganisir
oleh seorang oknum dengan memanipulasi pro-
posal, kelompok dan nama-nama anggotanya.
Ketua-ketua Kelompok fiktif tersebut diberikan fee
atas kerjasamanya meminjamkan nama, KTP dan
ntuk menjamin pengendalian masuknya
beras impor ke Indonesia, Pemerintah
melalui Menteri Perdagangan pada tahun
2008 telah mengeluarkan Surat Keputu-
san No. 336/M-DAG/KEP/4/2008 yang me-
netapkan PT Sucofindo dan PT Surveyor Indonesia
sebagai pelaksana verifikasi atau penelusuran
teknis impor dan ekspor beras.
Namun berdasarkan data dan informasi yang
Skor miliki, pada tahun 2013 banyak beras impor
yang masuk ke Indonesia tidak sesuai dengan jenis
beras yang telah ditetapkan oleh Tim Pokja Per-
berasan dan Rekomendasi yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pertanian, misalnya dari 25 ribu ton
lebih realisasi impor beras Thai Hom Mali pada
tahun 2013, hanya 5% yang benar-benar berjenis
Thai Hom Mali dan 95% adalah beras wangi yang
jenis dan kualitasnya berbeda.
Lolosnya beras impor yang tidak sesuai den-
gan rekomendasi itu masuk ke Indonesia karena
telah mendapatkan laporan hasil survey dari PT
Sucofindo dan PT Surveyor Indonesia.
Kuat dugaan hal itu terjadi karena PT Sucofin-
do dan PT Surveyor Indonesia tidak menjalankan
tugasnya dengan baik sebagai verifikator dan
ditengarai ada oknum pejabat PT Sucofindo dan
PT Surveyor Indonesia melakukan “kongkalikong”
dengan pihak pengusaha (Importir) dengan men-
geluarkan laporan hasil survey meskipun beras
yang akan diimpor tidak sesuai dengan Rekomen-
dasi Kementerian Pertanian.
Dugaan “kongkalikong” itu diperkuat biaya
survey yang dilakukan PT Sucofindo dan PT Sur-
veyor Indonesia ternyata dibayarkan dari pihak
pengusaha (importir) yang dapat menimbulkan
konflik kepentingan untuk meloloskan beras mi-
lik importir.
Terkait dugaan “kongkalikong” antara oknum
pejabat PT Sucofindo bersama PT Surveyor dengan
pihak pengusaha (Importir) beras itu, Skor telah
meminta kofirmasi kepada PT Sucofindo bersama
PT Surveyor namun hingga berita ini ditulis Skor
belum mendapat jawaban atau klarifikasi dari PT
Sucofindo maupun PT Surveyor Indonesia.
■Team/Skor-02.
SKOR, Jakarta
Carut marut dunia im-
por beras di Indonesia yang
ditandai banyaknya jenis
beras yang masuk ke Indone-
sia tidak sesuai dengan jenis
beras yang telah ditetapkan
oleh Tim Pokja Perberasan
dan Rekomendasi yang dike-
luarkan oleh Kementerian
Pertanian khususnya pada
periode tahun 2013. Hal itu
diduga disebabkan ketidak-
becusan PT Sucofindo dan
PT Surveyor Indonesia dalam
menjalankan fungsinya seba-
gai verifikator barang impor
sebelum masuk ke Indonesia.
tandatangan dalam memuluskan pencairan dana
hibah.
Salah seorang pejabat lingkup Bakesbangpol
Jabar, Yaya Sunarya, SH. MM. saat dikonfirmasi
mengatakan bahwa penyaluran Hibah dibawah
tahun 2014 memang hanya memeriksa kelengka-
pan administrasi dan tidak dilakukan pengawasan
dan pengecekan kebenarannya di lapangan kar-
ena tidak ada anggaran untuk itu, “siapa yang
akan mengecek kalau anggaran untuk ke lapan-
gan tidak ada” katanya seakan mengakui adanya
potensi penyalahgunaan dana hibah waktu itu.
Ditambahkan Yaya Sunarya, “Saya juga baru
menjabat tahun ini (2014, red), jadi untuk lebih
jelasnya silahkan menyurat secara resmi lang-
sung ke Kepala Badan, jika ada kelompok yang
ditemukan fiktif disebutkan nama dan alamatnya
biar bisa langsung dicek datanya”, katanya men-
yarankan.
Dikonfirmasi melalui surat Korwil SKOR Jabar
nomor 07/K/KJ-SKOR/XII/2014 tertanggal, 05
Desember 2014, Kepala Badan Kesbangpol
belum memberikan tanggapan hingga
berita ini ditulis.
■Danz/Rd.01
SKOR, Jawa Barat
Ratusan Miliar Rupiah kucuran
dana hibah Prov. Jawa Barat Tahun
anggaran 2012/2013 kepada kelom-
pok masyarakat dan organisasi yang
pengelolaannya diatur dalam Pergub
Jabar no. 55 Tahun 2011 kemudian
diubah menjadi Pergub no. 31 Tahun
2012 tentang tata cara pengangga-
ran, pelaksanaan dan penatausahaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan
serta monitoring dan evaluasi belanja
hibah dan belanja bantuan sosial yang
bersumber dari anggaran pendapatan
dan belanja daerah.
16. tarnya,’’ tegas Al Misbach Ramli kepa-
da wartawan SKOR, belum lama ini di
rumah salah satu warga di Kampung
Bajo.
Konflik warga di Pomalaa itu juga
menjadi sorotan Lembaga Swadaya
Masyakat (LSM) Wahana Lingkungan
Hidup Indonesia (WALHI) melalui
Direktur Eksekutif Daerah Sulawesi
Tenggara, Kisran Makati yang menga-
takan seharusnya pihak Pemerintah
Kecamatan dan Pemerintah Kelurah-
an Dawi-dawi proaktif untuk menye-
lesaikan konflik dengan tuntas dan
memikirkan langkah-langkah lanju-
tan pasca memediasi pasca bentrok
beberapa bulan lalu.
“Saya berharap pihak Pemerintah
Kabupaten Kolaka melalui Kesbangpol
KabupatenKolakamelakukanevaluasi
peran Camat-Lurah di Pomalaa dalam
menyelesaikan konflik antar wargan-
ya yang sudah berlangsung beberapa
bulan lamanya. Jika tidak bisa menye-
lesaikan dan bertanggungjawab lebih
baik dia meletakkan jabatannya,”
tukas Kisran Makati yang dihubungi
melalui saluran seluler, di Kendari pe-
kan lalu.
Pihak Walhi Sulawesi Tenggara
mengaku banyak mendapat infor-
masi terkait konflik warga itu, dan
berjanji akan membentuk tim inves-
tigasi sekaligus melakukan advokasi
terhadap persoalan tersebut. “Dalam
waktu dekat ini, kami akan turun ke
lokasi kejadian untuk mencari fakta
yang lebih lengkap untuk kami jadi-
kan bahan laporan ke Jakarta. Dan
kami juga berharapa kepada pihak
aparat keamanan untuk memberikan
jaminan keamanan kepada warga
dan mencari solusinya bukan me-
nyudutkan satu pihak yang bertikai.
Apalagi saya mendapat bocoran ske-
nario bahwa diduga ada salah satu
oknum aparat yang ikut bermain di
konflik ini. Untuk itu perlu ada klari-
fikasi dari aparat yang diduga terlibat
bermain.’’ pungkasnya.
■Korwilsultra/S-10/Skor 02.
16 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
eski tidak ada korban
jiwa, bentrokan itu
sangat meresahkan
warga yang bermu-
kim di sekitar lokasi
kejadian, lantaran saat bentrokan ter-
jadi bersamaan dengan jatah pemad-
aman lampu secara bergilir dan adan-
ya suara letusan bom molotov sejenis
bom ikan yang digunakan warga
yang bertikai. Bahkan salah seorang
aparat kepolisian dari Polsek Pomalaa
nyaris terkena bom ikan yang me-
ledak di pemukiman padat penduduk
itu.
Langkah cepat dari pihak aparat
Polsek Pomalaa pun dilakukan dengan
meminta bantuan pengamanan dari
Kodim 1412 Kolaka. Untuk mengh-
entikan bentrokan antar warga itu
aparat kepolisian terpaksa mengelu-
arkan tembakan peringatan.
Lalu apa dan dari mana pemicu
bentrok antar warga yang disinyalir
sarat dengan muatan kepentingan
untuk menguasai lahan pemukiman
masyarakat yang bernilai jual meng-
giurkan itu?
Dari penelusuran tim wartawan
SKOR di lokasi kejadian, terungkap
kejadian itu dipicu dendam lama dari
keluarga Iksan (18), korban yang di-
tikam beberapa bulan lalu oleh salah
satu warga yang diduga masih kera-
bat salah seorang warga di Kampung
Bajo, Kelurahan Dawi-dawi.
Meski korban tidak kehilangan
nyawa, namun hingga kini masih
menyimpan dendam terhadap pelaku
yang melarikan diri usai menikam
korban dan belum tertangkap hingga
kini. “Sebenarnya pelakunya bukan
orang sini, dia tinggal di Kolaka. Han-
ya memang ada keluarganya yang
tinggal di sini,’’ ungkap warga yang
enggan disebutkan identitasnya.
Kapolsek Pomalaa, Iptu Ardy Yusuf
SE di lokasi kejadian mengungkap-
kan, penyisiran rumah warga sebagai
upaya meminimalisir bentrok yang
ditakutkan akan berulang kembali.
“Kita menemukan barang bukti dan
sementara ini kita amankan dulu un-
tuk menghentikan bentrok susulan,”
ujarnya kepada SKOR.
Kejadian ini mendapat perhatian
seriusdarisejumlahtokohmasyarakat
di Kabupaten Kolaka. Salah satunya,
Sudirman, Anggota DPRD Kolaka dari
Partai Gerindra mengungkapkan ke-
jadian ini harus diselesaikan secara
tuntas dan melibatkan semua pihak
yang ada di jajaran Pemerintahan Ke-
camatan Pomalaa.
“Sebagai wakil rakyat dari daerah
pemilihan Pomalaa-Watubangga,
peristiwa ini jangan terulang kem-
bali. Untuk itu, saya berharap semua
pihak untuk menahan diri agar tidak
melakukan tindakan yang bisa mem-
perkeruh situasi. Kemudian perlu ada
proses mediasi sekaligus mencari
akar masalah ini,” ungkap Sudirman
saat di lokasi kejadian.
Menurutnya, konflik ini harus
ditangani secara serius oleh semua
pihak yang terkait. “Karena saya me-
lihat di balik bentrok antar warga
Kampung Bajo-Majauleng terindikasi
adanya konflik kepentingan kelom-
pok tertentu yang ingin menguasai
lahan pemukiman warga yang kini
dimiliki oleh warga dari Kampung
Bajo,” tambahnya.
Pernyataan Sudirman ini, nam-
paknya ada benarnya, karena di loka-
si bentrok itu memang sementara
dibangun pelabuhan kontainer, jalan
fly over yang menghubungkan jalan
by pass Kolaka-Pomalaa dan Lokasi
Pasar yang sementara dalam tahap
penyelesaian.
“Nilai jual dan konvensasi tanah
yang ada di Kampung Bajo nantinya
akan berlipat-lipat kali nilainya. Dan
itu sudah menjadi rahasia umum
dalam konflik agraria di Indonesia,
selalu saja ada yang memanfaatkan
konflik antar warga untuk menguasai
lahan tersebut,” jelas Sudirman yang
dikenal sebagai tokoh masyarakat di
daerah tersebut.
Sementara itu, Ketua Kerukunan
Masyarakat Bajo Kabupaten Kolaka,
Al Misbach Ramli mengungkapkan,
pihaknya sudah melakukan per-
temuan dengan pihak Kepolisian
di Pomalaa, dan meminta jaminan
keamanan kepada warga di Kampung
Bajo agar tidak dijadikan ‘kambing hi-
tam’ dalam bentrokan tersebut.
Misbach juga menyayangkan
adanya pihak-pihak yang ingin mem-
perkeruh suasana dengan menyebut-
kan bentrokan yang terjadi adalah
bentrokan antar suku.
“Saya sangat menyesalkan adanya
pihak-pihak tertentu yang menjadi
provokator dalam bentrokan antar
warga tersebut dengan mengatakan,
ini konflik antar Suku Bajo dengan
Suku Bugis. Ini tidak benar, karena
saya mengenal karakter masyarakat
yang ada di Kampung Bajo,” pa-
parnya.
Lebih lanjut Misbach meminta
agar konflik itu tidak dimuati dengan
kepentingan-kepentingan lain, se-
lain untuk menyelesaikan persoalan
ini. “Yang kita inginkan adalah agar
masyarakat di Kampung Bajo dapat
hidup tentram dan damai berdamp-
ingan dengan masyarakat di seki-
SKOR, Kolaka-Sultra
Bentrok antar warga
terjadi di wilayah pesisir
pantai Dawi-dawi Kelu-
rahan Dawi-dawi, Keca-
matan Pomalaa, Kolaka,
Sulawesi Tenggara pada
sabtu (6/12) malam lalu.
Kedua kelompok warga
yang bertikai berasal dari
Kampung Bajo dan Jalan
Majaluleng Kelurahan
Dawi-dawi.
17. 17 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
ugaan penipuan STKIP
Arastamar itu dengan
melaksanakan kegiatan
akademik tanpa legalitas
yang jelas bahkan diduga
tidak mempunyai legalitas hukum
yang sah sebagai sebuah institusi
penyelenggara pendidikan. Lebih
memprihatinkan lagi lemahnya
pengawasan pada sektor Pendidikan
Tinggi di Direktorat Jendral (Ditjen)
Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
RI, bahkan kuat dugaan adanya
oknum Kemendiknas yang “memback
up” STKIP Arastamar.
Hal itu diketahui setelah M.
Jamsik, SH, selaku kuasa hukum YBSI,
yang menyampaikan permohonan
pembatalan izin pendirian STKIP
Arastamar di Kota Tangerang kepada
Ditjen Dikti dengan nomor surat,
S/026/TL-YBSI/VII/2014, dengan
melampirkan akta pernyataan
keputusan rapat pembina YBSI, pada,
Jum’at, 18/07/2014, setelah seluruh
pengurus dan pengawas serta
pembina menyetuji atas pembubaran
payung hukum YBSI, pada 18/03/2014
lalu.
Menurut informasi yang
dihimpun Skor dari warga sekitar
kampus arastamar diketahui bahwa
penyelenggaraan kampus tersebut
banyak menuai permasalahan,
sehingga terjadinya aksi demo warga
terhadap kampus STKIP Arastamar.
Selain itu, pada tembok depan
gerbang kampus juga terlihat papan
penyegelan bangunan yang berwarna
merah dari Dinas Tata Kota (Distako)
Kota Tangerang.
Namun anehnya ketika
dikonfirmasikan kepada Dinas
Tata Kota, Kota Tangerang, melalui
Sekertaris Dinas, Rudi mengatakan,
keberadaan kampus STKIP Arastamar
di wilayah tersebut tidak diketahui
sama sekali, “kalau memang betul
nanti kami akan tinjau lokasinya dulu
pak, kalau memang betul.”ujarnya.
Bukan hanya Dinas Tata Kota
yang tidak mengetahui keberadaan
Kampus tersebut, Humas Pemerintah
Kota Tangerang sebagai penyambung
lidah Pemkot Tangerang sendiripun
juga tidak mengetahui, “nanti kita
crosschekduluyakedinaspendidikan,
karena kita juga baru tahu, nanti saya
sampaikan ke Assisten satu.”ungkap
Rudi yang mengaku dari Humas Kota
Tangerang.
Dalam perizinannya, STKIP
Arastamar mengaku hanya memiliki
95 peserta didik, namun keterangan
yang di dapat tim SKOR dari beberapa
mahasiswa di sekitaran kampus
menyatakan, saat ini kegiatan
kampus terus berlangsung dan masih
melakukan perekrutan mahasiswa
dan mahasiswi dari berbagai daerah,
khususnya di wilayah Indonesia
bagian Timur.
“iya bang, saya disini baru tiga
bulan, saya sendiri mengambil
jurusan keguruan. Jumlah yang
belajar disini lebih kurang seribu
orang, kalau saya sendiri mahasiswa
baru disini.”pungkas salah seorang
mahasiswa STKIP Arastamar kepada
Skor.
Sedangkan sebelumnya saat
dikonfirmasi, Kopertis Wilayah
IV, Bandung, sebagai pengawas,
pengendalian dan pembina STKIP
Arastamar, melalui Kepala Bidang
Kelembagaan dan Sistem Informasi
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, mengakui keberadaan
Skor, Polman-Sulbar
Salah satu siswa Madrasah Aliah Negri Lampa
beberapa waktu yang lalu berangkat ke Jawa un-
tuk mendapatkan pembinaan khusus. Siswa yang
mengikuti pembinaan khusus itu adalah
siswa yang masuk kategori berprestasi
setelah menjuarai lomba Sains di ju-
rusannya.
Hal itu disampaikan Kepala Seko-
lah Madrasah Aliah Negeri Lampa,
Marzuki, S. Ag M. Pd kepada Skor
beberapa waktu yang lalu.
“Siswa yang berangkat ke jawa
ini meraih prestasi yang sangat
luar biasa,mendapatkan undangan
khusus ke jawa dalam rangka pem-
binaan siswa yang dianggap cakep
dan pintar maka selayaknya pula
siswa tersebut berangkat un-
tuk memenuhi undangan”
Ujarnya
Marzuki mengaku sering
memberikan motivasi kepada
siswanya agar terus belajar
dan bertanggung jawab sehing-
ga bisa berprestasi demi kesuksesan pada masa yang akan
datang.
“Saya selalu menyarangkan dan berpesan pada muridnya
bahwa sebagai siswa tentu ada rasa tanggung jawabnya un-
tuk giat dan rajin belajar dengan ilmu yang engkau dapatkan
tentu kalian juga akan mendapatkan kesuksesan dimasa-masa
yang akan datang sampai kejenjang pendidikan S1 maupun
S2 itu harapan kami semua sebagai guru pendidik”sebutnya
Selain kepada siswa, Marzuki juga berpesan kepada para
guru yang mengajar di Madrasah Aliah Negri Lampa agar se-
mua harus mengajar secara professional dengan mematuhi
standar aturan yang diterapkan disekolah.
“saya juga himbau dan mengingatkan sama teman-teman
guru disekolah bahwa mari kita bekerjasama yang baik ja-
lin kekompakan dengan harapan yang positif, buang pikiran-
pikiran negatif agar akses mutuh pendidikan kita disekolah
berjalan dengan baik, karna siapa lagi kalau bukan kita”
harapnya.
Lebih jauh Marzuki memaparkan standarisasi pelajaran di
Man Lampa yang sangat luar biasa dan sudah tidak terhitung
lagi lulusan siswa/siswi Man lampa yang telah meraih kesuk-
sesan ada yang sudah jadi Dokter, Dosen, Polisi, dan Anggota
TNI bahkan pengusaha yang sukses.
■Ariefuddin H/Skor-02.
SKOR, Kota Tangerang
Lagi-lagi dunia pendidikan Indonesia tercoreng akibat
tindakan penipuan yang diduga dilakukan lembaga pen-
didikan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Arastamar yang melaksanakan kegiatan akade-
miknya di jalan Daan Mogot KM 18, Kel. Kebon Besar, Kec.
Batu Ceper, Kota Tangerang, Banten.
tempat kegiatan belajar dan
mengajar STKIP Arastamar yang
berada di tengah-tengah kawasan
Industri, bukanlah tempat yang
memenuhi Standart Nasional
Pendidikan Perguruan Tinggi karena
dikhawatirkan akan mengganggu
kesehatan para Mahasiswa.
Namun anehnya, Kopertis Wilayah
IV sendiri belum mengetahui, jika
Legalitas STKIP Arastamar telah di
hapus dari pangkalan data perguruan
tinggi. Bukan hanya itu, Kopertis
Wilayah IV juga tidak mengetahui
YBSIsebagaipayunghukumdariSTKIP
Arastamar sendiri telah dibubarkan.
“kalau memang benar YBSI telah
di bubarkan, berarti legalitas STKIP
Arastamar harus di pertanyakan, dan
segera di laporkan ke Dirjen Dikti,
agar kegiatan kampus segera di
hentikan.”ungkap Kabid Kelembagaan
danSistemInformasiKopertisWilayah
IV Bandung kepada Skor.
■ Alfi
18. 18 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
ang menarik dalam up-
acara peringatan ulang
tahun kali ini pihak man-
agement Damri me-
nampilkan Video confer-
ence Sebagai sarana komunikasi jarak
jauh digital dengan 3 (tiga) Kantor Ca-
bang yakni Surabaya, Pontianak dan
Jakarta.
Selain itu juga ditampilkan Lima
unit bus baru berbahan bakar gas
(BBG) yang akan melayani angku-
tan Khusus Bandara Soekarno-Hatta.
Satu unit truk pengisi Crude Natural
Gas (CNG), bahan bakar gas yang di-
gunakan, juga dipamerkan. Dalam
kesempatan tersebut terdapat dua
unit bus kinglong (bus dengan jum-
lah 10 roda), dua unit Golden Dragon
dan satu unit Yutong. Sementara PT.
Indo Dongfeng Motor selaku importer
bus ini membawa satu unit bus kota
dengan panjang 10 meter dan tractor
head berbahan bakar gas.
Acara peringatan juga dimeriah-
kan dengan berbagai hiburan musik,
pemberian hadiah untuk pemenang
kategori olah raga, pemberian hadiah
pada karyawan teladan juga dimeri-
ahkan dengan undian Door Price.
Ada pula beberapa kegiatan yang
telah digelar sebelumnya, diantaran-
ya go green, bakti sosial dan family
gathering di Taman Mini Indonesia
Indah (TMII).
Dalam sambutannya, Direktur Uta-
ma Perum DAMRI, Ir. H. Agus Suher-
man Subrata, MBA, mengemukakan
tahun ini DAMRI Meraih beberapa
penghargaan diantaranya Penghar-
gaan Info Bank BUMN Award 2014
yang mana pada tahun sebelumnya
berada diperingkat ke 48 kemudian
naik ke peringkat 13 pada tahun 2014
ini. Selain itu juga Damri merupakan
kategori BUMN transportasi darat ter-
baik.
Menduduki peringkat ke-13 dari
122 BUMN di Indonesia, merupakan
hasil dari kerja keras seluruh jajaran
DAMRI, termasuk Pegawai, Dewan
Pengawas, dan Direksi, serta didu-
kung oleh Stake holder.
Selain itu Ir. H. Agus suherman
Subrata, MBA juga menuturkan untuk
total laba tahun ini ditargetkan men-
capai Rp.93 Miliar. “Kami optimistis
dapat melebihi target yakni dapat
dia-tas Rp.100 Miliar” . Ujarnya.
Pada kesempatan yang sama,
Direktur Utama Perum DAMRI, mem-
berikan kabar gembira menyangkut
kesejahteraan pegawai. Gaji pokok
dan Jaminan Hari Tua (JHT) naik 15
persen. Selain itu, masih ada bonus
yang jumlahnya sama alias rata un-
tuk seluruh pegawai, termasuk ekse-
kutif.
Dengan kenaikan kesejahteraan
tersebut, diharapkan menjadi bagian
dari pembakar semangat bagi selu-
ruh pegawai untuk bekerja lebih baik,
produktif dan profesional.
“Kita harus bekerja keras, cerdas,
ikhlas dan tuntas sehingga kinerja
DAMRI menjadi lebih hebat lagi. Pada
gilirannya, kesejahteraan pegawai
akan terus ditingkatkan,” tegasnya.
Pada waktu yang bersamaan awak
media dari Skor menemui salah satu
dari sekian banyak karyawan yang te-
lah bertahun – tahun menjadi penge-
mudi bus Damri khususnya trayek
Jakarta – Lampung, yaitu Bastari Ru-
din (51) bapak dari 5 putra dan putri
ini mulai bekerja pada tahun 1994 –
2014, hingga pada 25 November 2014
beberapa pekan lalu Bastari menda-
patkan penghargaan sebagai penge-
mudi teladan.
Namun tidak hanya Bastari saja
yang mendapatkan penghargaan
tersebut, diantaranya Komarudin se-
bagai tehnisi, Sugiami sebagai Staff
Karyawan terbaik, Tamrin dan Impul
Anwar keduannya sebagai kondektur
yang sudah 15 tahun di Damri, dan
masih banyak yang lainnya.
General Manager
Perum Damri Lampung
Menghimbau Para Staffnya
Untuk Tidak Melupakan Sejarah
Dalam rangka memperingati
Hari Ulang Tahun Damri yang ke –
68 ternyata Perum Damri Perwakilan
Lampung memiliki acara yang tidak
kalah menariknya dari Perum Damri
Pusat.
Berbagai program acara diseleng-
garakan untuk mengibur para kary-
awan dan masyarakat setempat
khususnya di seputaran kantor ca-
bang Damri Raja Basah, Lampung.
SKOR, Jakarta
Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) DAMRI
yang Ke-68 tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Pe-
rum DAMRI, secara serempak dirayakan diseluruh Kan-
tor Cabang di masing-masing Divisi Regional. Antara
lain untuk wilayah DKI Jakarta dan Kantor Pusat di-
pusatkan di Pool Kemayoran dengan Inspektur Upacara
Direktur Utama Perum DAMRI.
Rabu (25/11).
Ragam acara yang diselenggara-
kan oleh pengurus Damri Provinsi
Lampung tersebut beberapa dian-
taranya adalah lomba Bola Volley dan
Jalan Sehat. Kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan sosial seperti, donor
darah, pemberian santunan kepada
anak yatim dan masyarakat kurang
mampu disekitar kantor damri.
Dalam kesempatan tersebut
Yulianto sebagai General Manager
Damri Lampung kembali mengin-
gatkan kepada para karyawan untuk
tidak melupakan sejarah yang mem-
buat Damri menjadi seperti yang kita
lihat saat ini, yang mana pada tahun
sebelumnya berada di-peringkat ke 48
kemudian naik ke peringkat 13 pada
tahun 2014.
Yulianto sangat mengapresiasi ke-
pada karyawan yang sudah pensiun
maupun yang telah tiada, karena ten-
tunya dengan peran merekalah yang
membuat damri berulang kali menda-
patkan penghargaan dari BUMN
Award 2014. ■Alex
19. 19 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
Rakyat setempat merasa berhak
melakukan penambangan karena min-
yak tersebut berasal dari kandungan
bumi Muba, sementara hasil tambang
mereka (Masyarakat,red) juga dinikma-
ti para “cukong” dan kelompok tertentu
bahkan diduga ada oknum aparat ikut
menikmati.
Dari pantauan skornews.com dan
informasi dari masyarakat, para pe-
main minyak hasil penyulingan rakyat
tersebut sepertinya telah terkoordinir,
diduga terdapat oknum pejabat ikut
membekingi sehingga menjadi satu
“lingkaran syetan”,
“Masyarakatpenambangyangmenja-
di “kambing hitam” (dipersalahkan,red),
kebakaran dimana-mana, korban jiwa.
Aparat selalu menyalahkan rakyat se-
mentara pemerintah belum ada yang
peduli. Perputaran Rupiah di Muba
terus mengalir keluar dengan jumlah
Milyaran/hari,” kata Ketua Aliansi LSM
Kabupaten Muba, Drs. M. Nuh Soleh
saat ditemui skornews.com di kedia-
mannya.
Ditambahkan Nuh Soleh, “terda-
pat ribuan aktivitas mata bor dengan
hasilnya Miliaran/hari, angka ini bah-
kan lebih besar dari nilai yang selalu
diperjuangkan Pemkab Muba seperti
Suban IV. sementara, kita sudah memi-
liki Kilang Muba yang selama ini belum
difungsikan, kalau alasan legalitas hu-
kum, itu bukan menjadi alasan karena
di daerah lain ada penambang minyak
secara tradisional yang dibina oleh Pe-
merintah, kita sangat prihatin dengan
keadaan masyarakat penambang min-
yak Muba”, terangnya.
“Mendukung apa yang dijelaskan
oleh Kompolnas karena bagaimanapun
juga minyak dari hasil penyulingan
secara tradisional itu adalah hasil dari
bumi Muba dan jika dikelolah secara se-
rius dan sesuai dengan prosedur, akan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan Masyarakat sangat terto-
long dengan adanya usaha pengeboran
tersebut”, sarannya.
Lebih lanjut, Aktivis yang terkenal
vokal ini mengatakan, “seharusnya
pemerintah Kab. Muba cepat tang-
gap terkait penambangan minyak se-
cara tradisional yang dilakukan oleh
masyarakat muba sebelum menimbul-
kan lebih banyak korban, agar penam-
bang diinventarisir dan duduk bersama
serta dilakukan pembinaan.
“Selaku Rakyat muba, saya sangat
prihatin dengan banyaknya kejadian
hingga menelan korban, jika pemer-
intah bersama DPRD duduk bersama,
saya yakin para penambang dan hasil
tambang akan memuaskan, bukan me-
muaskan para tengkulak yang ingin
memperkaya diri sendiri.
“Minyak itu adalah kekayaan alam
bumi Muba yang hasilnya mestinya
dinikmati oleh masyarakat Muba, bu-
kan pihak-pihak tertentu yang ingin
mencari keuntungan secara pribadi
atau kelompok”, ungkap Nuh Soleh.
Sebagaimana dikatakan Komisioner
Kompolnas, Drs. Edi Saputra Hasibuan
dan Dr. Hamidah Abdurahman SH. MH.
Saat berkunjung ke Musi Banyuasin be-
lum lama ini, dalam kunjungan terse-
but Kompolnas meninjau barang bukti
penangkapan di Polres Muba terkait
penanganan BBM di laut, temasuk pe-
nambang minyak liar (illegal drilling).
Menurut Drs. Edi Saputra Hasibuan,
Kunjungannya ke Kabupaten Musi
Banyuasin untuk memantau terkait
banyaknya pengaduan tentang penam-
bangan minyak liar (illegal drilling). “Se-
mestinya masyarakat yang melakukan
penambangan itu harus diperhatikan
oleh kementrian terkait serta diberi
izin sebab mereka yang mengelola
ladang minyak itu sampai saat ini be-
lum ada perhatian dari pemerintah
pusat”, Jelasnya.
Ditambahkan, “kalau di tempat lain
bisa diberi izin, kenapa di sini dibeda-
kan, hasil pantauan kami ini nanti se-
bagai masukan dan koordinasi dengan
pihak Kementrian agar para penam-
bang itu dapat dibina dan hasil tam-
bang yang mereka peroleh bisa dita-
mpung pemerintah, terutama pihak
Pertamina”. Ujarnya.
Menurut Ketua DPC PDI Perjuangan
Muba yang juga wakil bupati Muba,
Beni Hernedi, “persoalan pengelolaan
minyak yang dilakukan masyarakat se-
cara tradisional dan menimbulkan ban-
yak korban, mengundang keprihatinan
banyak pihak, hal itu pun telah diba-
has dalam Rapat Kerja Nasional (Rak-
ernas) IV PDI Perjuangan yang dibuka
langsung oleh Ketua Umum, Megawati
Soekarno Putri di Marina Convention
Kota Semarang, Jawa Tengah beberapa
waktu lalu.
“Kita sebagai salah satu utusan
peserta Rakernas IV PDI Perjuangan
membawa isu dan aspirasi diantaranya
menyampaikan soal perlunya pemer-
intahan Jokowi agar memperhatikan
dan melakukan pembenahan di sektor
Migas dan Minerba, salah satunya di
Kabupaten Muba,” ujar Ketua DPC PDI
Perjuangan Muba, Beni Hernedi.
■Yudi Febriansyah
Skor, Muba-Sumsel
Permasalahan pe-
nambang minyak tradis-
ional di Kabupaten Musi
Banyuasin, Prov. Sumsel
perlu perhatian serius dari
Pemerintah dan DPRD,
sehingga tidak menimbul-
kan kontroversi dan salah
pengertian di kalangan
masyarakat untuk mence-
gah terjadinya konflik.
SKOR, Sulawesi Utara
Nelayan Sulut mengeluh atas diter-
bitkannya Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan RI Nomor 57 Tahun 2014
yang kemudian dipertegas dengan Per-
aturan Menteri RI No. 58 Tahun 2014
yang berkaitan dengan transhipment/
alih muatan yang sudah tidak diperbo-
lehkan.
Forum Nelayan Bersatu Sulawesi
Utara mendatangi Kantor DPRD Kota
Bitung pada Rabu, (02/12/ 14) dan me-
nyuarakan aspirasi mereka menolak ke-
bijakan Menteri Kelautan, Susi Fudjias-
tuti yang dinilai merugikan mereka.
“Dampak dari aturan itu sangat mer-
ugikan nelayan tradisional dan anak
buah kapal yang juga berimbas pada
terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) besar-besaran”, ujar Defri Sagune
dalam orasinya.
Beberapa lama menyampaikan orasinya,
sejumlah perwakilan nelayan akhirnya di-
terima oleh Wakil Ketua DPRD Kota Bitung,
Ir. Maurits Mantri didampingi sejumlah Ang-
gota DPRD Kota Bitung diantaranya, Super-
man Gumolung, Nabsar Badoa, Habriyanto
Achmad, Frangky Julianto, Ronny Boham,
S.Sos, Anthonius Supit, Juliawati Suawa,
Luther Lorameng, Erwin Wurangian, Faisal
Zulkarnain dan Tonny Yunus.
Perwakilan forum nelayan adalah Rudy
Walukow (AKPN Sulut), Djefry Sagune HIP-
KEN Bitung), Deky Sompotan (ASPENAT Bi-
tung) dan Juli Takaliuang (KNTI Sulut).
Anggota Dewan Bitung berjanji akan
menindaklanjuti aspirasi nelayan tersebut
dengan rapat intern DPRD usai demo dan
segera membentuk tim untuk penyelesaian
permasalahan itu secepatnya. ■Arham
20. 20 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
egiatan yang digagas
Kantor Kementerian
Agama (Kemenag) Kota
Bitung yang dibuka oleh
Walikota Bitung, Hanny
Sondakh ini dimaksudkan sebagai
ajang sosialisasi HAB Kemenag RI
agar lebih diketahui oleh masyarakat.
Dalam sambutannya, Hanny Sondakh
menyampaikan apresiasi atas seman-
gat ikhlas beramal yang menjadi per-
ekat kuat dalam institusi Kemenag
dan menjadi energi spritual dan san-
gat vital bagi segenap jajaran Kemen-
terian Agama dalam upaya mewujud-
kan visi dan misi serta melaksanakan
berbagai program pembangunan dan
bentuk pelayanan kepada
masyarakat.
"Makna HAB adalah perenun-
gan kembali dalam upaya peningka-
tan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran agama serta beru-
saha mewujudkan program utama
Kementerian Agama, di mana salah
satu yang terpenting adalah mening-
katkan tata kelola pemerintahan yang
baik," tutur Sondakh.
Pada kesempatan itu, Sondakh
juga melepas peserta Jalan Sehat
dengan mengambil rute di lapangan
kantor Walikota dan kembali finish di
tempat yang sama, kemudian disusul
dengan Senam Jantung Sehat yang
diikuti ribuan siswa siswi serta guru
dari berbagai madrasah dan sekolah
Kristen dan Katolik se-Kota Bitung.
Kepala Kantor KementerianAgama
Kota Bitung, Drs. H. Ulyas Taha, MPd.I
mengatakan, kegiatan ini dilaksana-
kan sebagai salah satu cara menjalin
kebersamaan antar pemeluk agama
demi terciptanya kehidupan yang ru-
kun dan damai, jelas Ulyas Taha.
MTsN dan MA Yaspib
Semarakkan HAB
Rombongan Madrasah Tsanawi-
yah (MTs) Negeri Bitung turut serta
menyemarakkan kegiatan pencanan-
gan HAB dipimpin Kepala Madrasah,
Hasan D. Paransa, S.Pd. M.Pd. ditemui
SKOR di sela-sela acara, Hasan D.
Paransa menuturkan, sesuai dengan
SKOR, MUBA-Sumsel
ewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Musi
Banyuasin (Muba) pe-
riode 2014-2019 telah
mengesahkan peraturan tata tertib
dan kode etik DPRD melalui rapat Ra-
pat paripurna yang dipimpin oleh
Wakil Ketua DPRD, Islan Hanura ST
MT, Darwin AH, dan Aidil Fitri, di ru-
ang rapat DPRD Kabupaten Muba,
Senin (8/12) lalu.
Rapat Paripurna dengan agenda
pembahasan dan penandatanganan
pengesahan peraturan tata tertib dan
kode etik DPRD itu tanpa dihadiri Ket-
ua DPRD dan Bupati Muba.
Dari pantauan Skor di gedung
DPRD Muba, Rapat paripurna yang
berlangsung tertib dan lancer itu han-
ya dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD,
Islan Hanura ST MT, Darwin AH, dan
Aidil Fitri, kemudian dari pihak ekse-
kutif hadir Wakil Bupati Muba Beni
Hernedi, Sekda Muba, para Asisten,
perwakilan pimpinan FKPD dan SKPD
jajaran Pemkab Muba.
Sebelumnya pembahasan dan
pengesahan peraturan tata tertib dan
kode etik anggota DPRD kabupaten
Muba telah dibahas secara bersama-
sama per pasal oleh seluruh anggota
DPRD Kabupaten Muba, dan akhirnya
disetujui dan disahkan hari ini.
Sekretaris DPRD Kabupaten Muba,
Drs H M Sayuti Msi menyampaikan
rancangan keputusan peraturan tata
tertib dan kode etik anggota DPRD
Kabupaten Muba yang telah disusun
dan disepakati oleh anggota DPRD
Muba.
Menurut Sayuti, materi peraturan
tata tertib yang dibahas menyangkut
tentang kedudukan, susunan tugas,
fungsi dan wewenang, hak dan kewa-
jiban serta kode etik, sanksi dan laran-
gan serta alat kelengkapan dewan. “
Kita bersyukur peraturan tata tertib
DPRD akhirnya disyahkan,”jelasnya.
Ditambahkannya, percepatan
pembahasan tatib ini dilakukan untuk
percepatan pembentukan pimpinan
defenitif dan penyusunan alat keleng-
kapan dewan. Kalau tata tertib cepat
disahkan maka otomatis alat keleng-
kapan segera terbentuk, ujarnya.
Rapat Paripurna tanpa kehadiran
Ketua DPRD dan Bupati Muba itu
mendapat sorotan dari salah seorang
tokoh Aliansi LSM Kabupaten Muba
Drs. M Nuh Soleh yang ikut mengama-
ti jalannya persidangan.
Diakui baru pertama kali menyak-
sikan rapat paripurna yang hanya
dihadiri oleh para wakil baik itu leg-
islative maupun eksekutif. Hal itu
menurut Soleh kurang elok karena ra-
pat itu memutuskan hal yang sifatnya
mendasar untuk keberlangsungan ki-
nerja DPRD mendatang.
“Saya baru kali ini menyaksikan
sidang paripurna yang dilakukan oleh
DPRD Kab Muba, karena yang hadir
dalam rapat tersebut hanya wakil-
wakil saja, bahkan dari pihak ekse-
kutif yang hadir wakil bupati, bukan
bupati." ungkapnya.
■Yudi Febriansyah/Skor-02.
tema “bekerja dengan ikhlas, mem-
bangun kebersamaan dan memperko-
koh NKRI”, maka lewat kegiatan ini,
MTsN Bitung sebagai Madrasah Neg-
eri Tsanawiyah satu satunya di Kota
Bitung selalu berusaha tampil terde-
pan menjadi etalase pendidikan ber-
basis keagamaan dan tetap menjaga
kualitas sebagai institusi pendidikan
di Kota multi dimensi ini,” terangnya.
Madrasah Aliyah (MA) Yaspib ber-
sama sekolah lainnya juga ikut me-
meriahkan kegiatan tersebut, rom-
bongan dipimpin oleh Drs. H. Sudarto
Katidjo, MPd.I. MA Yaspib sampai saat
ini terus berjuang untuk menjadi Ma-
drasah Negeri dan sejak kepemimpi-
nan H. Sudarto Katidjo, perjuangan
terus didengungkan.
Seperti disuarakan Master of Cer-
emony (MC), “tahun depan, MAYaspib
akan menjadi MANegeri di Kota Caka-
lang sama seperti MTs Negeri Bitung
yang juga belum lama berubah sta-
tus menjadi sekolah negeri. Sekolah
ini dikenal karena telah menerapkan
sholat dhuha sebelum proses belajar
mengajar dimulai. "Sholat dhuha kita
lakukan sebelum masuk kelas," jelas
Katidjo. ■Arham Licin
SKOR, Bitung-Sulut
Kegiatan Pencanangan Hari Amal Bhakti
(HAB) Kementerian Agama RI ke-69 tingkat
Kota Bitung tahun 2014 yang dilaksanakan,
Jum’at, (14/11) lalu di Lapangan Kantor Wa-
likota Bitung, acara dihadiri ribuan peserta dari
unsur pelajar, pengurus ormas keagamaan,
tokoh agama serta para partisipan.
21. 21 www.skornews.comEdisi ke-28/Tahun IV/Januari 2015
etelah kasus Video Tron dan
Delapan Unit Lift yang gen-
car diberitakan SKOR sebe-
lum “aktornya dikandang-
kan” pihak Kejaksaan. Tahun
anggaran 2013, Kementerian Koperasi
dan UKM menghabiskan sekitar Rp
170 Miliar anggaran biaya langsung
non personil (BLNP) pengadaan jasa
konsultan yang dilakukan dengan
cara pelelangan umum melalui e-pro-
curement prakualifikasi pada Pokja,
ULP masing-masing Deputi seba-
gaimana diatur dalam Peraturan Men-
kop UKM No. 60/KEP/M.KUKM/
XJI/2012 tanggal 27 Desember 2012.
Diduga, Miliaran penggunaan
dana BLNP kembali dimanipulasi per-
tanggungjawabannya oleh oknum pe-
jabat pada deputi terkait bekerjasama
dengan pihak ketiga yang menggu-
nakan uang Negara tanpa bukti pen-
geluaraan riil seperti pada sosialisasi
UU, penyusunan grand design, temu
konsultan, penyusunan SOP, sejumlah
pelatihan, bermacam diklat dan bimb-
ingan atau konsultansi. Penggunaan
anggaran yang berpotensi dimanipu-
lasi adalah pada belanja bahan, ako-
modasi dan konsumsi.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut,
Kabag Humas KUKM, Syahrul mem-
inta untuk mengirimkan surat kon-
firmasi. “permintaan saudara untuk
wawancara sudah saya sampaikan,
Deputi terkait meminta konfirmasi
melaluli surat”, Kata Kabag Humas.
Sesuai undang-undang yang
mengatur tentang penggunaan dan
bahwa Biaya Langsung Non Personil
SKOR, Jakarta
Penyalahgunaan penggunaan anggaran pengadaan ba-
rang dan jasa pemerintah pada semua lini baik pusat mau-
pun daerah sepertinya sudah mejadi “lahan empuk para
koruptor”. Tindakan tegas Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) pada Koruptor, tidak efektif mampu menekan pelang-
garan atas ketentuan yang telah diatur dalam Perpres No.
54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Perpres
Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa.
yang dapat diganti adalah biaya
yang sebenarnya dikeluarkan penye-
dia untuk pengeluaranpengeluaran
yang sesungguhnya at cost, seperti
meliputi antara lain biaya pembelian
ATK, sewa peralatan, perjalanan, pen-
giriman dokumen, pengurusan surat
izin, komunikasi, pencetakan laporan,
biaya penyelenggaraan seminar.
Karena waktu deadline terbit SKOR
sehingga surat konfirmasi belum da-
pat dikirim, tanggapan pihak kemen-
terian KUKM akan dimuat pada edisi
berikutnya. ■Doel/Red.01
nggaran kegiatan tersebut telah dibayarkan pihak BP3TI
namun berdasarkan data dan informasi yang diterima
redaksi Tabloid SKOR bahwa Penyedia jasa
melakukan perjalanan dinas dan ako-
modasi fiktif ke daerah-daerah di
luar Jakarta yang berarti tujuan kegiatan un-
tuk melakukan audit tidak terlaksana.
Bahwa komponen biaya yang dike-
luarkan pemerintah untuk membayar
tenaga ahli dan tenaga pendukung juga
diduga fiktif yakni, Fransiskus Anang
Suryana (Tenaga Administrasi), Satu orang
lokal Banten (Auditor), Yudistira (Auditor),
Yoyo (Auditor), Dua orang lokal Bandung (Audi-
tor) dan Satu orang lokal Papua (Auditor).
Juga diduga fiktif penggunaan anggaran senilai
Rp 1,8 Miliar lebih untuk biaya Tenaga Ahli dan Ten-
aga Pendukung yaitu, ahli manajemen proyek, ahli
komputer, ahli telematika, ahli programer, sekretaris,
operator komputer, tenaga administrasi dan auditor.
Demikian pula pada kegiatan lain dalam lingkup
BP3TI, penggunaan anggaran event Apresiasi Kre-
atifitas USO (AKUSO) di Makasar pada tahun
2013 senilai Rp 6,9 Miliar lebih, diduga biaya
promosi dan sosialisasi pembelian spot di Me-
dia Cetak dan TV Nasional, dimanipulasi.
Dikonfirmasi terkait hal tesebut, pihak BP3TI melalui
Sekretaris Pimpinan, Lulu belum memberikan tanggapan hingga
berita ini ditulis. ■Alfi/Red.01
SKOR, Jakarta
Biaya Perjalanan Dinas,
Akomodasi dan Tenaga Ahli
kegiatan Audit IT Sarana
dan Prasarana program
KPU/USO yang dilaksanakan
oleh penyedia jasa dengan
nilai kontrak lebih dari Rp 3
Miliar untuk menghasilkan
laporan pada setiap proses
pelaksanaan proyek-proyek
yang dilaksanakan oleh
BP3TI, Kementerian Kom-
info pada tahun anggaran
2013.