SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
Downloaden Sie, um offline zu lesen
RANGKUMAN MATERI, SOAL DAN PEMBAHASAN
BAB IX
RUAS GARIS BERARAH
disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Geometri Transformasi
Dosen pengampu Bapak Ishaq Nuriadin, M.Pd
Oleh
Niamatus Saadah 1201125122
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR.HAMKA
2015
RUAS GARIS BERARAH
9.1 Definisi dan Sifat-sifat yang Sederhana
Untuk melajutkan penyelidikan tentang isometri diperlukan pengertian
tentang ruas garis berarah sebagai berikut:
Definisi: Suatu ruas garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu
ujungnya dinamakan titik pangkal dan ujung yang lain dinamakan
titik akhir.
Apabila A dan B dua titik, lambang 𝐎𝐵̅̅̅̅ kita gunakan sebagai ruas garis
berarah dengan pangkal A dan titik akhir B. Perhatikan 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan AB
melukiskan dua hal yang berbeda. Seperti diketahui bahwa 𝐎𝐵⃗⃗⃗⃗⃗
menggambarkan sinar atau setengah garis yang berpangkal di A dan melalui
B.
Dua ruas garis 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ disebut kongruen apabila AB = CD. Walaupun AB
= CD, 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ tidak perlu sama; 𝐎𝐵̅̅̅̅ adalah sebuah himpunan sedangkan
AB adalah bilangan real. Jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ kongruen ditulis 𝐎𝐵̅̅̅̅ ≅ 𝐶𝐷̅̅̅̅.
Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅. Dalam
membandingkan dua ruas garis berarah 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ tidaklah sukup, jika AB =
CD; kedua ruas garis berarah itu searah. Jika demikian, dikatakan bahwa ruas
garis berarah 𝐎𝐵̅̅̅̅ ekivalen dengan ruas garis berarah 𝐶𝐷̅̅̅̅ yang ditulis sebagai
𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅.
Definisi: 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ apabila Sp(A) = D dengan P titik tengah 𝐵𝐶̅̅̅̅.
Gambar 9.1
Teorema 9.1:
A
B
C
D
P
Andaikan 𝐎𝐵̅̅̅̅dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ dua ruas garis berarah yang tidak segaris, maka segi-4
ABCD sebuah jajargenjang jika dan hanya jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅.
Bukti:
Akan ditunjukkan jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ adalah dua ruas garis berarah yang tidak
segaris maka ABCD jajargenjang ⟺ 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅.
(⟹) Akan ditunjukkan jika ABCD sebuah jajar genjang dengan 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅
adalah 2 ruas garis berarah yang tidak segaris maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅.
Dipunyai ABCD sebuah jajar genjang.
Diagonal-diagonal 𝐎𝐷̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶̅̅̅̅ berpotongan di tengah-tengah, misalkan
titik P.
Dengan demikian Sp(A) = D, dengan P adalah titik tengah 𝐎𝐷̅̅̅̅ maupun
𝐵𝐶̅̅̅̅.
Berdasarkan definisi keekivalenan diperoleh 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅.
(⟾) Akan ditunjukkan jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka ABCD jajargenjang dengan 𝐎𝐵̅̅̅̅
dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ adalah 2 ruas garis berarah yang tidak segaris.
Dipunyai 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅.
Misalkan titik P adalah titik tengah 𝐵𝐶̅̅̅̅.
Menurut definisi keekivalenan maka Sp(A) = D.
Berarti AP = PD, jadi P juga titik tengah AD.
Hubungkan titik A ke C dan titik B ke D sehingga terbentuklah
segiempat ABCD.
𝐎𝐷̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶̅̅̅̅ adalah diagonal-diagonal segiempat ABCD yang terbagi
sama panjang di P (definisi jajar genjang).
Akibatnya segiempat ABCD sebuah jajar genjang.
Jadi terbukti jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ adalah dua ruas garis berarah yang tidak segaris
maka ABCD jajargenjang ⟺ 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅.
Akibat Teorema 9.1:
Jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka AB = CD dan 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ sejajar atau segaris.
Bukti:
Akan dibuktikan 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ ⟹ 𝐎𝐵 = 𝐶𝐷 dan 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ sejajar atau segaris.
Dipunyai 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅
Kasus 𝑝 ∈ 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ :
Karena 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅, maka menurut definisi keekivalenan, Sp(A) = D dengan
P adalah titik tengah 𝐵𝐶̅̅̅̅ sehingga BP = PC.
Pilih titik P pada perpanjangan 𝐎𝐵̅̅̅̅.
Karena Sp(A) = D, maka AP = PD.
Diperoleh AP = PD ⟺ AB + BP = PC + CD.
Karena BP = PC, maka AB + PC = PC + CD ⟺ AB = CD.
Buat garis yang melalui titik A dan D.
Diperoleh 𝐎𝐵̅̅̅̅ ⊂ 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ ⊂ 𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ sehingga 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ ⊂ 𝐎𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ .
Karena 𝐎𝐵̅̅̅̅ segaris dengan 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ segaris dengan 𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ .
Kasus 𝑝 ∉ 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ :
Karena 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅, maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ tidak segaris.
Berdasarkan teorema 9.1, diperoleh segiempat ABCD jajar genjang.
Menurut karakteristik jajar genjang bahwa sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar, akibatnya AB = CD.
Karena 𝐎𝐵̅̅̅̅ // 𝐶𝐷̅̅̅̅, 𝐎𝐵̅̅̅̅ ⊂ 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ ⊂ 𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ maka 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ //𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ .
Teorema 9.2:
Diketahui ruas-ruas garis berarah 𝐎𝐵̅̅̅̅, 𝐶𝐷̅̅̅̅, dan 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka
1. 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ (sifat reflexi);
2. jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ (sifat simetrik);
3. jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ (sifat transitif).
Bukti:
1. Akan dibuktikan 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ (sifat reflexi)
Misalkan P adalah titik tengah 𝐎𝐵̅̅̅̅, maka Sp(A) = B
Menurut definisi keekivalenan diperoleh 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅.
2. Akan dibuktikan jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ (sifat simetrik)
Menurut teorema 9.1 jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka segiempat ABCD jajargenjang,
diagonal-diagonal 𝐵𝐶̅̅̅̅ dan 𝐎𝐷̅̅̅̅ membagi sama panjang di P,
maka P dalah titik tengah 𝐎𝐷̅̅̅̅
akibatnya Sp(C) = B
menurut definisi kekeivalenan apabila Sp(C) = B dengan P titik tengah 𝐎𝐷̅̅̅̅
maka 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅.
3. Akan dibuktikan jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ (sifat
transitif):
Diperoleh 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka Sp(A) = D dengan P titik tengah 𝐵𝐶̅̅̅̅
Diperoleh 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka Sq(C) = F dengan Q titik tengah 𝐷𝐞̅̅̅̅
Menurut teorema 9.1 jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka segiempat ABCD jajargenjang
sehingga 𝐎𝐵̅̅̅̅//𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅//𝐞𝐹̅̅̅̅ akibatnya 𝐎𝐵̅̅̅̅//𝐞𝐹̅̅̅̅.
Menurut akibat dari teorema 9.1 bahwa jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka AB = CD,
jika 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka CD = EF
Akibatnya AB = EF.
Karena AB = EF dan 𝐎𝐵̅̅̅̅//𝐞𝐹̅̅̅̅ maka ABFE jajargenjang.
Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajargenjang maka 𝐎𝐵̅̅̅̅//𝐞𝐹̅̅̅̅.
Teorema 9.3:
Diketahui sebuah titik P dan suatu ruas garis berarah 𝐎𝐵̅̅̅̅ maka ada titik
tunggal Q sehingga 𝑃𝑄̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅.
Gambar 9.2
Bukti:
Akan dibuktikan keberadaan Q sehingga 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝑃𝑄̅̅̅̅
Andaikan ada titik Q
misal R adalah titik tengah 𝐵𝑃̅̅̅̅ dengan Sp(A) = Q maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝑃𝑄̅̅̅̅
A Q
B
R
P
Menurut teorema 9.2 (2) maka 𝑃𝑄̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅
Akan dibuktikan Q tunggal,
Andaikan ada titik T sehingga 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝑃𝑇̅̅̅̅
Karena R titik tengah 𝐵𝑃̅̅̅̅ maka SR(A) = T
Setengah putaran A terhadap R atau SR(A) tunggal sehingga 𝑅𝑄̅̅̅̅ = 𝐎𝑅̅̅̅̅
Akibat 1:
Jika
Jika 𝑃1(𝑥1, 𝑊1), 𝑃2(𝑥2, 𝑊2), dan 𝑃3(𝑥3, 𝑊3) titik-titik yang diketahui maka
titik 𝑃(𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥1, 𝑊3 + 𝑊2 − 𝑊1) adalah titik tunggal sehingga 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ =
𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅.
Andaikan P bukan titik tungga maka 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ ≠ 𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅ artinya 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ − 𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅ ≠ 0
diperoleh 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ − 𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅=(𝑃 − 𝑃3) − (𝑃2 − 𝑃1)
= [(𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥1, 𝑊3 + 𝑊2 − 𝑊1) − (𝑥3, 𝑊3)] − [(𝑥2, 𝑊2) − (𝑥1, 𝑊1)]
= [(𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥1 − 𝑥3, 𝑊3 + 𝑊2 − 𝑊1 − 𝑊3)] − [(𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1)]
= (𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1) − (𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1)
= (0,0)
= 0.
Akibat 2:
Jika 𝑃𝑛 = (𝑥 𝑛, 𝑊𝑛), 𝑛 = 1,2,3,4, maka 𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4
̅̅̅̅̅̅̅
⟺ 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3, 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3
(⟹) Akan dibuktikan jika Jika 𝑃𝑛 = (𝑥 𝑛, 𝑊𝑛), 𝑛 = 1,2,3,4 maka
𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4
̅̅̅̅̅̅̅ ⟹ 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3, 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3
Karena 𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4
̅̅̅̅̅̅̅ maka 𝑃1 𝑃2=𝑃3 𝑃4 sehingga 𝑃2 − 𝑃1 = 𝑃4 − 𝑃3
⟺ [(𝑥2, 𝑊2) − (𝑥1, 𝑊1)] = [(𝑥4, 𝑊4) − (𝑥3, 𝑊3)]
⟺ (𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1) = (𝑥4 − 𝑥3, 𝑊4 − 𝑊3)
menurut definisi sebuah titik pada aljabar, dua titik A(a,b) = B(c,d)
jika dan hanya jika 𝑎 = 𝑏 dan 𝑐 = 𝑑
diperoleh 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3 dan 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3
(⟾) Akan ditunjukkan jika 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3, 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3 maka
Jika 𝑃𝑛 = (𝑥 𝑛, 𝑊𝑛), 𝑛 = 1,2,3,4 maka 𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4
̅̅̅̅̅̅̅
Dipunyai 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3, 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3 maka dapat dibuat
titik yang sama misalkan R dan S, dengan 𝑅 = (𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1)
dan 𝑆 = (𝑥4 − 𝑥3, 𝑊4 − 𝑊3)
misalkan R = S ⟺ (𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1) = (𝑥4 − 𝑥3, 𝑊4 − 𝑊3)
⟺ [(𝑥2, 𝑊2) − (𝑥1, 𝑊1)] = [(𝑥4, 𝑊4) − (𝑥3, 𝑊3)]
⟺ 𝑃2 − 𝑃1 = 𝑃4 − 𝑃3
⟺ 𝑃1 𝑃2=𝑃3 𝑃4 ⟺ 𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4
̅̅̅̅̅̅̅
Jadi jika 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3, 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3 maka Jika 𝑃𝑛 =
(𝑥 𝑛, 𝑊𝑛), 𝑛 = 1,2,3,4 maka 𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4
̅̅̅̅̅̅̅
Mengalikan Ruas Garis Berarah dengan Sebuah Skalar
Definisi:
Andaikan 𝐎𝐵̅̅̅̅ sebuah ruas garis berarah dan k suatu bilangan real, maka
k𝐎𝐵̅̅̅̅ adalah ruas garis berarah 𝐎𝑃̅̅̅̅ sehingga 𝑃 ∈ 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan AP = k (AB) jika
k>0.
Apabila k<0 maka k𝐎𝐵̅̅̅̅ adalah ruas garis berarah 𝐎𝑃̅̅̅̅ dengan P anggota
sinar yang berlawanan arah dengan 𝐎𝐵⃗⃗⃗⃗⃗ sedangkan AP = |𝑘|𝐎𝐵.
Dikatakan bahwa 𝐎𝑃̅̅̅̅ adalah kelipatan 𝐎𝐵̅̅̅̅.
SOAL-SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN
1. Diketahui titik-titik A, B, C, dan D, tiap tiga titik tidak segaris.
Ditanya:
a. Lukis titik D sehingga 𝐶𝐞̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅
b. Lukis titik F sehingga 𝐷𝐞̅̅̅̅ = 𝐵𝐎̅̅̅̅
c. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅)
Jawab:
a. Misalkan titik D adalah titik tengah 𝐞𝐎̅̅̅̅ sehingga 𝑆 𝐷(𝐶) = 𝐵
b. Misalkan titik F merupakan titik tengah 𝐞𝐵̅̅̅̅ sehingga 𝑆 𝐹(𝐷) = 𝐎
c. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅)
2. Diketahui titik-titik A, B, C yang tidak segaris.
Lukislah:
a. Titik D sehingga 𝐎𝐷̅̅̅̅ = 3𝐎𝐵̅̅̅̅
b. Titik F sehingga 𝐎𝐞̅̅̅̅ = −
4
3
𝐎𝐵̅̅̅̅
c. Titik F sehingga 𝐶𝐹̅̅̅̅ = √2 𝐎𝐵̅̅̅̅
E
B
C
C
A
D
B’
E
A
D B
F
B
A
Jawab:
a. Titik D sehingga 𝐎𝐷̅̅̅̅ = 3𝐎𝐵̅̅̅̅
b. Titik F sehingga 𝐎𝐞̅̅̅̅ = −
4
3
𝐎𝐵̅̅̅̅
c. Titik F sehingga 𝐶𝐹̅̅̅̅ = √2 𝐎𝐵̅̅̅̅
3. Diantara ungkapan-ungkapan di bawah ini manakah yang benar?
a. 𝐎𝐵̅̅̅̅ = −𝐵𝐎̅̅̅̅
b. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) = 𝐵𝐎̅̅̅̅
c. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) = 𝑆 𝐵(𝐎𝐵̅̅̅̅)
d. Jika 𝐎′
= 𝑆 𝐵(𝐎) maka 𝐎𝐎′̅̅̅̅̅ = 2𝐎𝐵̅̅̅̅
e. Jika 𝐵′
= 𝑆𝐎 𝑆 𝐵(𝐵) dan 𝐎′
= 𝑆𝐎 𝑆 𝐵(𝐎), maka 𝐎′ 𝐵′̅̅̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅
Jawab:
a. 𝐎𝐵̅̅̅̅ = −𝐵𝐎̅̅̅̅
𝐎𝐵̅̅̅̅
𝐵𝐎̅̅̅̅
−𝐵𝐎̅̅̅̅
(Benar)
√2
C
A B
F
A BE B’
A B
BA
A B
DBA
b. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) = 𝐵𝐎̅̅̅̅
𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅)
𝐵𝐎̅̅̅̅
(Benar)
c. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) = 𝑆 𝐵(𝐎𝐵̅̅̅̅)
𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅)
𝑆 𝐵(𝐎𝐵̅̅̅̅)
(Benar)
d. Jika 𝐎′
= 𝑆 𝐵(𝐎) maka 𝐎𝐎′̅̅̅̅̅ = 2𝐎𝐵̅̅̅̅
(Benar)
e. Jika 𝐵′
= 𝑆𝐎 𝑆 𝐵(𝐵) dan 𝐎′
= 𝑆𝐎 𝑆 𝐵(𝐎), maka 𝐎′ 𝐵′̅̅̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅
(Benar)
4. Diketahui A (0,0), B (5,3), dan C (-2,4). Tentukan:
a. R sehingga 𝐎𝑅̅̅̅̅ = 𝐵𝐶̅̅̅̅
b. S sehingga 𝐶𝑆̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅
c. T sehingga 𝑇𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐶̅̅̅̅
Jawab:
a. R sehingga 𝐎𝑅̅̅̅̅ = 𝐵𝐶̅̅̅̅
Berdasarkan teorema akibat jika 𝐎𝑅̅̅̅̅ = 𝐵𝐶̅̅̅̅ maka AR = BC sehingga
(
𝑥 𝑅
𝑊 𝑅
) − (
𝑥 𝐎
𝑊 𝐎
) = (
𝑥 𝐶
𝑊 𝐶
) − (
𝑥 𝐵
𝑊 𝐵
) ⟺ (
𝑥 𝑅
𝑊 𝑅
) = (
𝑥 𝐶
𝑊 𝐶
) − (
𝑥 𝐵
𝑊 𝐵
) + (
𝑥 𝐎
𝑊 𝐎
)
⟺ (
𝑥 𝑅
𝑊 𝑅
) = (
−2
4
) − (
5
3
) + (
0
0
) = (
−7
1
)
A BB’
BA
A BB’
A B A’
BA A’
B’ A BA’
Jadi R = (-7,1).
b. S sehingga 𝐶𝑆̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅
Berdasarkan teorema akibat jika 𝐶𝑆̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ maka CS = AB sehingga
(
𝑥 𝑆
𝑊𝑆
) − (
𝑥 𝐶
𝑊 𝐶
) = (
𝑥 𝐵
𝑊 𝐵
) − (
𝑥 𝐎
𝑊 𝐎
) ⟺ (
𝑥 𝑆
𝑊𝑆
) = (
𝑥 𝐵
𝑊 𝐵
) − (
𝑥 𝐎
𝑊 𝐎
) + (
𝑥 𝐶
𝑊 𝐶
)
⟺ (
𝑥 𝑆
𝑊𝑆
) = (
5
3
) − (
0
0
) + (
−2
4
) = (
3
7
)
Jadi R = (3,7).
c. T sehingga 𝑇𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐶̅̅̅̅
Berdasarkan teorema akibat jika 𝑇𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐶̅̅̅̅ maka TB = AC sehingga
(
𝑥 𝐵
𝑊 𝐵
) − (
𝑥 𝑇
𝑊 𝑇
) = (
𝑥 𝐶
𝑊 𝐶
) − (
𝑥 𝐎
𝑊 𝐎
) ⟺ (
𝑥 𝑇
𝑊 𝑇
) = (
𝑥 𝐵
𝑊 𝐵
) − (
𝑥 𝐶
𝑊 𝐶
) + (
𝑥 𝐎
𝑊 𝐎
)
⟺ (
𝑥 𝑇
𝑊 𝑇
) = (
5
3
) − (
−2
4
) + (
0
0
) = (
7
−1
)
Jadi R = (7,-1).
5. Diketahui: A (2,1), B (3,-4), dan C (-1,5). Tentukan:
a. D sehingga CD = AB
b. E sehingga AE = BC
c. F sehingga AF =
1
2
𝐎𝐶
Jawab:
a. D sehingga CD = AB
√(𝑥 𝐷 − 𝑥 𝐶)2 + (𝑊 𝐷 − 𝑊 𝐶)2 = √(𝑥 𝐵 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐵 − 𝑊 𝐎)2
⟺ √(𝑥 𝐷 + 1)2 + (𝑊 𝐷 − 5)2 = √(3 − 2)2 + (−4 − 1)2
⟺ √(𝑥 𝐷 + 1)2 + (𝑊 𝐷 − 5)2 = √(1)2 + (−5)2
⟺ √(𝑥 𝐷 + 1)2 + (𝑊 𝐷 − 5)2 = √26
⟺ (𝑥 𝐷 + 1)2
+ (𝑊 𝐷 − 5)2
= 26
⟺ 𝑥 𝐷
2
+ 2𝑥 𝐷 + 1 + 𝑊 𝐷
2
− 10𝑊 𝐷 + 25 = 26
⟺ 𝑥 𝐷
2
+𝑊 𝐷
2
+ 2𝑥 𝐷 − 10𝑊 𝐷 + 26 = 26
⟺ 𝑥 𝐷
2
+𝑊 𝐷
2
+ 2𝑥 𝐷 − 10𝑊 𝐷 = 0
Jadi D adalah semua titik pada lingkaran 𝑥 𝐷
2
+𝑊 𝐷
2
+ 2𝑥 𝐷 − 10𝑊 𝐷 = 0
b. E sehingga AE = BC
√(𝑥 𝐞 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐞 − 𝑊 𝐎)2 = √(𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐵)2 + (𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐵)2
⟺ √(𝑥 𝐞 − 2)2 + (𝑊 𝐞 − 1)2 = √(−1 − 3)2 + (5 + 4)2
⟺ √(𝑥 𝐞 − 2)2 + (𝑊 𝐞 − 1)2 = √(−4)2 + (9)2
⟺ √(𝑥 𝐞 − 2)2 + (𝑊 𝐞 − 1)2 = √16 + 81
⟺ √(𝑥 𝐞 − 2)2 + (𝑊 𝐞 − 1)2 = √97
⟺ (𝑥 𝐞 − 2)2
+ (𝑊 𝐞 − 1)2
= 97
⟺ 𝑥 𝐞
2
− 4𝑥 𝐞 + 4 + 𝑊 𝐞
2
− 2𝑊 𝐷 + 1 = 97
⟺ 𝑥 𝐞
2
+𝑊 𝐞
2
− 4𝑥 𝐞 − 2𝑊 𝐷 + 5 = 97
⟺ 𝑥 𝐞
2
+𝑊 𝐞
2
− 4𝑥 𝐞 − 2𝑊 𝐷 − 92 = 0
Jai E adalah semua titik pada lingaran 𝑥 𝐞
2
+𝑊 𝐞
2
− 4𝑥 𝐞 − 2𝑊 𝐷 − 92 = 0
c. F sehingga AF =
1
2
𝐎𝐶
√(𝑥 𝐹 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐹 − 𝑊 𝐎)2 =
1
2
√(𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐎)2
⟺ √(𝑥 𝐹 − 2)2 + (𝑊 𝐹 − 1)2 =
1
2
√(−1 − 2)2 + (5 − 1)2
⟺ √(𝑥 𝐹 − 2)2 + (𝑊 𝐹 − 1)2 =
1
2
√(−3)2 + (4)2
⟺ √(𝑥 𝐹 − 2)2 + (𝑊 𝐹 − 1)2 =
1
2
√9 + 16
⟺ √(𝑥 𝐹 − 2)2 + (𝑊 𝐹 − 1)2 =
1
2
√25
⟺ (𝑥 𝐹 − 2)2
+ (𝑊 𝐹 − 1)2
=
1
4
. 25
⟺ 𝑥 𝐹
2
− 4𝑥 𝐹 + 4 + 𝑊 𝐹
2
− 2𝑊 𝐹 + 1 =
1
4
. 25
⟺ 𝑥 𝐹
2
+𝑊 𝐹
2
− 4𝑥 𝐹 − 2𝑊 𝐹 + 5 =
1
4
. 25
⟺ 4𝑥 𝐹
2
+4𝑊 𝐹
2
− 16𝑥 𝐹 − 8𝑊 𝐹 + 20 = 25
⟺ 4𝑥 𝐹
2
+4𝑊 𝐹
2
− 16𝑥 𝐹 − 8𝑊 𝐹 − 5 = 0
Jadi F adalah semua titik pada lingkaran 4𝑥 𝐹
2
+4𝑊 𝐹
2
− 16𝑥 𝐹 − 8𝑊 𝐹 −
5 = 0
6. Jika A = (1,3), B = (2,7), dan C = (-1,4) adalah titik-titik parallelogram
ABCD. Tentukan koordinat-koordinat titik D.
Jawab:
Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajargenjang maka AB=CD dengan K
adalah titik tengah BC dan AD.
Karena K titik tengah BC maka 𝐟 = (
𝑥 𝐵+𝑥 𝐶
2
,
𝑊 𝐵+𝑊 𝐶
2
) = (
2−1
2
,
7+4
2
) = (
1
2
,
11
2
)
Karena K titik tengah AD maka 𝐟 = (
𝑥 𝐎+𝑥 𝐷
2
,
𝑊 𝐎+𝑊 𝐷
2
)
⟺ (
1
2
,
11
2
) = (
1 + 𝑥 𝐷
2
,
3 + 𝑊 𝐷
2
)
⟺
1 + 𝑥 𝐷
2
=
1
2
⟺ 1 + 𝑥 𝐷 = 1 ⟺ 𝑥 𝐷 = 0
⟺
3 + 𝑊 𝐷
2
=
11
2
⟺ 3 + 𝑊 𝐷 = 11 ⟺ 𝑊 𝐷 = 8
Jadi koordinat D adalah (0,8).
7. Jika A(-2,4), B(h,3), C(3,0), dan D(5,k) adalah titik sudut jajargenjang
ABCD, tentukan h dan k.
Jawab:
Karena ABCD jajargenjang maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐎𝐷̅̅̅̅ = 𝐵𝐶̅̅̅̅
Dari 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ menurut akibat teorema 9.1 diperoleh AB=CD maka
(
𝑥 𝐵
𝑊 𝐵
) − (
𝑥 𝐎
𝑊 𝐎
) = (
𝑥 𝐷
𝑊 𝐷
) − (
𝑥 𝐶
𝑊 𝐶
)
⟺ (
ℎ
3
) − (
−2
4
) = (
3
0
) − (
5
𝑘
) ⟺ (
ℎ + 2
−1
) = (
−2
−𝑘
)
Sehingga diperoleh ℎ + 2 = −2 ⟺ ℎ = −4 dan – 𝑘 = −1 ⟺ 𝑘 = 1.
8. Jika A(-h,-k), B(5,-2√3), C(k,8√3) dan D(-9,h) adalah titik-titik sehingga
𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅, tentukan h dan k.
Jawab:
Karena 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh AB=CD
sehingga
(
𝑥 𝐵
𝑊 𝐵
) − (
𝑥 𝐎
𝑊 𝐎
) = (
𝑥 𝐷
𝑊 𝐷
) − (
𝑥 𝐶
𝑊 𝐶
) ⟺ (
5 + ℎ
−2√3 + 𝑘
) = (
−9 − 𝑘
ℎ − 8√3
)
⟺ 5 + ℎ = −9 − 𝑘 ⟺ ℎ + 𝑘 = −14 ... (1)
⟺ −2√3 + 𝑘 = ℎ − 8√3 ⟺ ℎ − 𝑘 = 6√3 ...(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh k = - 7 - 3√3 dan h = - 7 - 3√3.
9. Diantara relasi-relasi di bawah ini manakah yang termasuk relasi ekivalensi?
a. Kesejajaran pada himpunan semua garis.
b. Kekongruenan pada himpunan semua sudut.
c. Kesebangunan pada himpunan semua segitiga.
d. Kekongruenan antara bilangan-bilangan bulat modulo 3.
Jawab:
a. Relasi ekivalensi
b. Relasi ekivalensi
c. Relasi ekivalensi
d. Bukan relasi ekivalensi
e. Bukan relasi ekivalensi
10. Buktikan jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ dengan jalan
memisalkan 𝐎 = (𝑎1, 𝑎2), 𝐵 = (𝑏1, 𝑏2), 𝐶 = (0,0) 𝑑𝑎𝑛 𝐞 = (𝑒1, 𝑒2).
Bukti:
Dari 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ diperoleh AB = CD maka (
𝑏1
𝑏2
) − (
𝑎1
𝑎2
) = (
𝑑1
𝑑2
) − (
𝑐1
𝑐2
)
⟺ (
𝑑1
𝑑2
) = (
𝑏1 − 𝑎1 + 0
𝑏2 − 𝑎2 + 0
) = (
𝑏1 − 𝑎1
𝑏2 − 𝑎2
)
Dari 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ diperoleh CD = EF maka (
𝑑1
𝑑2
) − (
𝑐1
𝑐2
) = (
𝑓1
𝑓2
) − (
𝑒1
𝑒2
)
⟺ (
𝑏1 − 𝑎1
𝑏2 − 𝑎2
) − (
0
0
) = (
𝑓1
𝑓2
) − (
𝑒1
𝑒2
)
⟺ (
𝑓1
𝑓2
) = (
𝑏1 − 𝑎1 + 𝑒1
𝑏2 − 𝑎2 + 𝑒2
)
Sehingga 𝐞𝐹̅̅̅̅ = (
𝑏1 − 𝑎1 + 𝑒1
𝑏2 − 𝑎2 + 𝑒2
) − (
𝑒1
𝑒2
) = (
𝑏1 − 𝑎1
𝑏2 − 𝑎2
).
11. Jika A=(0,0), B=(1,-3), dan C=(5,7), tentukan:
a. D sehingga AD = 3 AB
b. E sehingga AE =
1
2
𝐵𝐶
c. F sehingga AF = -2 AB
Jawab:
a. D sehingga AD = 3 AB
√(𝑥 𝐷 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐷 − 𝑊 𝐎)2 = 3√(𝑥 𝐵 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐵 − 𝑊 𝐎)2
⟺ √(𝑥 𝐷 + 0)2 + (𝑊 𝐷 − 0)2 = 3√(1 − 0)2 + (−3 − 0)2
⟺ √𝑥 𝐷
2 + 𝑊 𝐷
2 = 3√(1)2 + (−3)2
⟺ √𝑥 𝐷
2 + 𝑊 𝐷
2 = 3√10
⟺ 𝑥 𝐷
2
+ 𝑊 𝐷
2
= 90
Jadi D adalah semua titik pada lingkaran 𝑥 𝐷
2
+ 𝑊 𝐷
2
= 90
b. E sehingga AE =
1
2
𝐵𝐶
√(𝑥 𝐞 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐞 − 𝑊 𝐎)2 =
1
2
√(𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐵)2 + (𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐵)2
⟺ √(𝑥 𝐞 − 0)2 + (𝑊 𝐞 − 0)2 =
1
2
√(5 − 1)2 + (7 − (−3))2
⟺ √𝑥 𝐞
2 + 𝑊 𝐞
2 =
1
2
√(4)2 + (10)2
⟺ √𝑥 𝐞
2 + 𝑊 𝐞
2 =
1
2
√16 + 100
⟺ √𝑥 𝐞
2 + 𝑊 𝐞
2 =
1
2
√116
⟺ 𝑥 𝐞
2
+ 𝑊 𝐞
2
=
1
4
. 116
⟺ 𝑥 𝐞
2
+ 𝑊 𝐞
2
= 29
Jadi E adalah semua titik pada lingkaran 𝑥 𝐞
2
+ 𝑊 𝐞
2
= 29
c. F sehingga AF = -2 AB
√(𝑥 𝐹 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐹 − 𝑊 𝐎)2 = -2√(𝑥 𝐵 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐵 − 𝑊 𝐎)2
⟺ √(𝑥 𝐹 − 0)2 + (𝑊 𝐷 − 0)2 =-2√(1 − 0)2 + (−3 − 0)2
⟺ √𝑥 𝐹
2 + 𝑊 𝐹
2 = −2√(1)2 + (−3)2
⟺ √𝑥 𝐹
2 + 𝑊 𝐹
2 = 4√10
⟺ 𝑥 𝐹
2
+ 𝑊 𝐹
2
= 40
Jadi D adalah semua titik pada lingkaran 𝑥 𝐹
2
+ 𝑊 𝐹
2
= 40
12. Jika 𝑃0 = (0,0), 𝑃1 = (𝑥1, 𝑊1), 𝑃2 = (𝑥2, 𝑊2) dan 𝑃3 = (𝑥3, 𝑊3) sedangkan
k>0, tentukan:
a. P sehingga 𝑃0 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃0 𝑃1
̅̅̅̅̅̅
b. P sehingga 𝑃1 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅
c. Jika 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅ maka 𝑃 = [𝑥3 + 𝑘(𝑥2 − 𝑥1), 𝑊3 + 𝑘(𝑊2 − 𝑊1)]
d. Apakah rumus tetap berlaku apabila k < 0?
Jawab:
a. P sehingga 𝑃0 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃0 𝑃1
̅̅̅̅̅̅
Karena 𝑃0 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃0 𝑃1
̅̅̅̅̅̅ maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh P0P =
kP0P1 sehingga (
𝑥 𝑃 − 𝑥 𝑃0
𝑊 𝑃 − 𝑊 𝑃0
) = 𝑘 (
𝑥 𝑃1
− 𝑥 𝑃0
𝑊 𝑃1
− 𝑊 𝑃0
) ⟺ (
𝑥 𝑝 − 0
𝑊𝑝 − 0
) = 𝑘 (
𝑥1 − 0
𝑊1 − 0
)
⟺ (
𝑥 𝑝
𝑊𝑝
) = (
𝑘𝑥1
𝑘𝑊1
)
b. P sehingga 𝑃1 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅
Karena 𝑃1 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅ maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh
P1P=kP1P2 sehingga
(
𝑥 𝑃 − 𝑥 𝑃1
𝑊𝑝 − 𝑊 𝑃1
) = 𝑘 (
𝑥 𝑃2− 𝑥 𝑃1
𝑊 𝑃2
− 𝑊 𝑃1
) ⟺ (
𝑥 𝑃 − 𝑥1
𝑊 𝑃 − 𝑊1
) = 𝑘 (
𝑥2 − 𝑥1
𝑊2 − 𝑊1
)
⟺ 𝑥 𝑃 − 𝑥1 = 𝑘𝑥2 − 𝑘𝑥1 ⟺ 𝑥 𝑃 = 𝑘𝑥2 − (𝑘 − 1)𝑥1
⟺ 𝑊 𝑃 − 𝑊1 = 𝑘𝑊2 − 𝑘𝑊1 ⟺ 𝑊 𝑃 = 𝑘𝑊2 − (𝑘−1)𝑊1
Jadi 𝑃 = (𝑘𝑥2 − (𝑘 − 1)𝑥1, 𝑘𝑊2 − (𝑘−1)𝑊1)
c. Jika 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅ maka 𝑃 = [𝑥3 + 𝑘(𝑥2 − 𝑥1), 𝑊3 + 𝑘(𝑊2 − 𝑊1)]
Karena 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝘌𝑃1 𝑃2
̅̅̅̅̅̅ maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh
P3P=kP1P2 sehingga
(
𝑥 𝑃 − 𝑥 𝑃3
𝑊 𝑃 − 𝑊 𝑃3
) = 𝑘 (
𝑥 𝑃2− 𝑥 𝑃1
𝑊 𝑃2
− 𝑊 𝑃1
) ⟺ (
𝑥 𝑃 − 𝑥3
𝑊 𝑃 − 𝑊3
) = 𝑘 (
𝑥2 − 𝑥1
𝑊2 − 𝑊1
)
⟺ 𝑥 𝑃 − 𝑥3 = 𝑘𝑥2 − 𝑘𝑥1 ⟺ 𝑥 𝑃 = 𝑘(𝑥2 − 𝑥1) + 𝑥3
⟺ 𝑊 𝑃 − 𝑊3 = 𝑘𝑊2 − 𝑘𝑊1 ⟺ 𝑊 𝑃 = 𝑘(𝑊2 − 𝑊1) + 𝑊3
Jadi 𝑃 = (𝑘(𝑥2 − 𝑥1) + 𝑥3, 𝑘(𝑊2 − 𝑊1) + 𝑊3)
d. Apakah rumus tetap berlaku apabila k < 0?
rumus tetap berlaku tetapi arahnya berlawanan.
13. Jika A = (0,0), B = (1,3), C = (-2,5), dan D = (4,-2) titik-titik diketahui,
gunakan hasil pada soal nomor 12, untuk menentukan koordinat-koordinat
titik-titik berikut:
a. P sehingga 𝐎𝑃̅̅̅̅ = 4 𝐎𝐶̅̅̅̅
b. R sehingga 𝐵𝑅̅̅̅̅ =
1
2
𝐵𝐶̅̅̅̅
c. S sehingga 𝐷𝑆̅̅̅̅ = 3𝐵𝐶̅̅̅̅
d. T sehingga 𝐶𝑇̅̅̅̅ = −2𝐷𝐵̅̅̅̅
Jawab:
a. P sehingga 𝐎𝑃̅̅̅̅ = 4 𝐎𝐶̅̅̅̅
Karena 𝐎𝑃̅̅̅̅ = 4 𝐎𝐶̅̅̅̅ maka 𝐎𝑃 = 4𝐎𝐶 sehingga 𝑃 − 𝐎 = 4(𝐶 − 𝐎)
Diperoleh (
𝑥 𝑃 − 𝑥 𝐎
𝑊 𝑃 − 𝑊 𝐎
) = 4 (
𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐎
𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐎
) ⟺ (
𝑥 𝑃
𝑊 𝑃
) = 4 (
−2 − 0
5 − 0
) + (
0
0
)
⟺ (
𝑥 𝑃
𝑊 𝑃
) = (
−8
20
)
Jadi koordinat P = (-8,20).
b. R sehingga 𝐵𝑅̅̅̅̅ =
1
2
𝐵𝐶̅̅̅̅
Karena 𝐵𝑅̅̅̅̅ =
1
2
𝐵𝐶̅̅̅̅ maka BR=
1
2
BC sehingga R – B =
1
2
(𝐶 − 𝐵)
Diperoleh (
𝑥 𝑅 − 𝑥 𝐵
𝑊 𝑅 − 𝑊 𝐵
) =
1
2
(
𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐵
𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐵
) ⟺ (
𝑥 𝑅 − 1
𝑊 𝑅 − 3
) =
1
2
(
−2 − 1
5 − 3
)
⟺ 𝑥 𝑅 − 1 =
−3
2
⟺ 𝑥 𝑅 =
−1
2
⟺ 𝑊 𝑅 − 3 = 1 ⟺ 𝑊 𝑅 = 4
Jadi koordinat R = (
−1
2
, 4).
c. S sehingga 𝐷𝑆̅̅̅̅ = 3𝐵𝐶̅̅̅̅
Karena 𝐷𝑆̅̅̅̅ = 3𝐵𝐶̅̅̅̅ maka S – D = 3 (C – B)
Diperoleh (
𝑥 𝑆 − 𝑥 𝐷
𝑊𝑆 − 𝑊 𝐷
) = 3 (
𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐵
𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐵
) ⟺ (
𝑥 𝑆 − 4
𝑊𝑆 − (−2)
) = 3 (
−2 − 1
5 − 3
)
⟺ 𝑥 𝑆 − 4 = −9 ⟺ 𝑥 𝑆 = −5
⟺ 𝑊𝑆 + 2 = 6 ⟺ 𝑊𝑆 = 4
Jadi koordinat S = (−5,4).
d. T sehingga 𝐶𝑇̅̅̅̅ = −2𝐷𝐵̅̅̅̅
Karena 𝐶𝑇̅̅̅̅ = −2𝐷𝐵̅̅̅̅ maka T – C = -2 ( B – D )
Diperoleh (
𝑥 𝑇 − 𝑥 𝐶
𝑊 𝑇 − 𝑊 𝐶
) = −2 (
𝑥 𝐵 − 𝑥 𝐷
𝑊 𝐵 − 𝑊 𝐷
) ⟺ (
𝑥 𝑇 − (−2)
𝑊 𝑇 − 5
) =
−2 (
1 − 4
3 − (−2)
)
⟺ 𝑥 𝑇 + 2 = 6 ⟺ 𝑥 𝑇 = 4
⟺ 𝑊 𝑇 − 5 = −10 ⟺ 𝑊 𝑇 = −5
Jadi koordinat R = (4, −5).
14. Diketahui garis-garis g dan h yang sejajar. Titik 𝑃 ∈ 𝑔 sedangkan titik 𝑄
tidak pada g maupun h.
a. Lukislah P’=MhMg(P) dan Q’=MhMg(Q)
b. Buktikan bahwa 𝑃𝑃′̅̅̅̅̅ = 𝑄𝑄′̅̅̅̅̅
Jawab:
a. Gambar P’=MhMg(P) dan Q’=MhMg(Q)
b. Bukti bahwa 𝑃𝑃′̅̅̅̅̅ = 𝑄𝑄′̅̅̅̅̅
15. Diketahui garis-garis u dan v yang sejajar; ada titik-titik Z dan W tidak pada
garis-garis itu.
a. Lukislah Z’=MvMu(Z) dan W’=MvMu(W)
b. Buktikan bahwa 𝑍𝑍′̅̅̅̅̅ = 𝑊𝑊′̅̅̅̅̅̅̅
Jawab:
a. Gambar Z’=MvMu(Z) dan W’=MvMu(W)
b. Bukti bahwa 𝑍𝑍′̅̅̅̅̅ = 𝑊𝑊′̅̅̅̅̅̅̅
16. Diketahui garis g dan lingkaran-lingkaran L1 dan L2; garis itu tidak
memotong lingkaran-lingkaran. Dengan memperhatikan Mg(L1), tentukan
Mg(Q)
h
g
P
P’
Q’
Q
Z’
u
v
ZW’
W
Mu(Z)
Mu(W)
semua titik X pada g sehingga ∠𝑃𝑋𝐎 ≅ ∠𝑄𝑋𝐵 dengan 𝐎 ∈ 𝐿1, 𝐵 ∈ 𝐿2
sedangkan 𝑋𝐎⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝑋𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ adalah garis-garis singgung.
Jawab:
17. Diketahui garis g dan lingkaran-lingkaran L1 dan L2. Garis tidak memotong
L1 maupun L2. Gunakna sebuah transformasi untuk melukis sebuah bujur
sangkar yang dua titik sudutnya terletak pada g, satu titik sudut ada pada L1
dan titik sudut yang keempat ada pada L2.
Jawab:

Weitere Àhnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
Rangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanRangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanNia Matus
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiJujun Muhamad Jubaerudin
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Safran Nasoha
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Analisis riil (interval dan desimal)
Analisis riil (interval dan desimal)Analisis riil (interval dan desimal)
Analisis riil (interval dan desimal)RizkiKRMedan
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 

Was ist angesagt? (20)

Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Rangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanRangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutan
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Ring
RingRing
Ring
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
 
Analisis riil (interval dan desimal)
Analisis riil (interval dan desimal)Analisis riil (interval dan desimal)
Analisis riil (interval dan desimal)
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Operasi biner
Operasi binerOperasi biner
Operasi biner
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 

Andere mochten auch

Kelompok 1 matematika titik, garis, bidang dan kurva
Kelompok 1 matematika   titik, garis, bidang dan kurvaKelompok 1 matematika   titik, garis, bidang dan kurva
Kelompok 1 matematika titik, garis, bidang dan kurvaRestu Waras Toto
 
Rotasi - Geometri Transformasi
Rotasi - Geometri TransformasiRotasi - Geometri Transformasi
Rotasi - Geometri TransformasiRitsa Faiza
 
Rangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiRangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiIndah Wijayanti
 
Geometri transformasi oleh rawuh
Geometri transformasi   oleh rawuhGeometri transformasi   oleh rawuh
Geometri transformasi oleh rawuhRito Codlan
 
21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometri21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometriDian Fery Irawan
 

Andere mochten auch (6)

Kelompok 1 matematika titik, garis, bidang dan kurva
Kelompok 1 matematika   titik, garis, bidang dan kurvaKelompok 1 matematika   titik, garis, bidang dan kurva
Kelompok 1 matematika titik, garis, bidang dan kurva
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
Rotasi - Geometri Transformasi
Rotasi - Geometri TransformasiRotasi - Geometri Transformasi
Rotasi - Geometri Transformasi
 
Rangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiRangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri Transformasi
 
Geometri transformasi oleh rawuh
Geometri transformasi   oleh rawuhGeometri transformasi   oleh rawuh
Geometri transformasi oleh rawuh
 
21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometri21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometri
 

Ähnlich wie RUAS GARIS

Ruas Garis Berarah
Ruas Garis Berarah Ruas Garis Berarah
Ruas Garis Berarah MuhSyahrul10
 
Tugas akhir modul 4 geometri
Tugas akhir modul 4 geometriTugas akhir modul 4 geometri
Tugas akhir modul 4 geometriWia AW
 
Geometri analit bidang
Geometri analit bidangGeometri analit bidang
Geometri analit bidangamoyrenyrosida
 
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning triangles
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning trianglesCatatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning triangles
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning trianglesIrna Nuraeni
 
BAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUH
BAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUHBAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUH
BAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUHadmhidistiqom
 
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Muhamad Husni Mubaraq
 
Modul Dimensi Tiga
Modul Dimensi TigaModul Dimensi Tiga
Modul Dimensi TigaAna Sugiyarti
 
2018 Geometri Transformasi Perkalian 5 Isometri Kelompok 6 Rombel 3
2018 Geometri Transformasi Perkalian 5 Isometri Kelompok 6 Rombel 32018 Geometri Transformasi Perkalian 5 Isometri Kelompok 6 Rombel 3
2018 Geometri Transformasi Perkalian 5 Isometri Kelompok 6 Rombel 3Yosia Adi Setiawan
 
TRANSFORMASI GEOMETRI
TRANSFORMASI GEOMETRI TRANSFORMASI GEOMETRI
TRANSFORMASI GEOMETRI shinta12345
 
Vektor pertemuan 2
Vektor   pertemuan 2Vektor   pertemuan 2
Vektor pertemuan 2Ana Sugiyarti
 
TRIGONOMETRI KE-1.pptx
TRIGONOMETRI KE-1.pptxTRIGONOMETRI KE-1.pptx
TRIGONOMETRI KE-1.pptxAchmadRichardFR
 
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan Mujahid Abdurrahim
 
Mata Pelajaran Matematika Transformasi kongruen kesebangunan
Mata Pelajaran Matematika Transformasi kongruen kesebangunanMata Pelajaran Matematika Transformasi kongruen kesebangunan
Mata Pelajaran Matematika Transformasi kongruen kesebangunanAtiAnggiSupriyati
 
Kalkulus lanjut 001
Kalkulus lanjut 001Kalkulus lanjut 001
Kalkulus lanjut 001Gold Dayona
 
6.setengah putaran
6.setengah putaran6.setengah putaran
6.setengah putaranDiana Anggraeni
 
Makalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinatMakalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinatyudi230991
 

Ähnlich wie RUAS GARIS (20)

Ruas Garis Berarah
Ruas Garis Berarah Ruas Garis Berarah
Ruas Garis Berarah
 
Tugas akhir modul 4 geometri
Tugas akhir modul 4 geometriTugas akhir modul 4 geometri
Tugas akhir modul 4 geometri
 
Geometri analit bidang
Geometri analit bidangGeometri analit bidang
Geometri analit bidang
 
1-12.docx
1-12.docx1-12.docx
1-12.docx
 
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning triangles
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning trianglesCatatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning triangles
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning triangles
 
BAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUH
BAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUHBAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUH
BAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUH
 
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)
 
Modul Dimensi Tiga
Modul Dimensi TigaModul Dimensi Tiga
Modul Dimensi Tiga
 
2018 Geometri Transformasi Perkalian 5 Isometri Kelompok 6 Rombel 3
2018 Geometri Transformasi Perkalian 5 Isometri Kelompok 6 Rombel 32018 Geometri Transformasi Perkalian 5 Isometri Kelompok 6 Rombel 3
2018 Geometri Transformasi Perkalian 5 Isometri Kelompok 6 Rombel 3
 
TRANSFORMASI GEOMETRI
TRANSFORMASI GEOMETRI TRANSFORMASI GEOMETRI
TRANSFORMASI GEOMETRI
 
Aturan Trigonometri
Aturan TrigonometriAturan Trigonometri
Aturan Trigonometri
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Irisan 2 lingkaran
Irisan 2 lingkaranIrisan 2 lingkaran
Irisan 2 lingkaran
 
Vektor pertemuan 2
Vektor   pertemuan 2Vektor   pertemuan 2
Vektor pertemuan 2
 
TRIGONOMETRI KE-1.pptx
TRIGONOMETRI KE-1.pptxTRIGONOMETRI KE-1.pptx
TRIGONOMETRI KE-1.pptx
 
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
 
Mata Pelajaran Matematika Transformasi kongruen kesebangunan
Mata Pelajaran Matematika Transformasi kongruen kesebangunanMata Pelajaran Matematika Transformasi kongruen kesebangunan
Mata Pelajaran Matematika Transformasi kongruen kesebangunan
 
Kalkulus lanjut 001
Kalkulus lanjut 001Kalkulus lanjut 001
Kalkulus lanjut 001
 
6.setengah putaran
6.setengah putaran6.setengah putaran
6.setengah putaran
 
Makalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinatMakalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinat
 

KÃŒrzlich hochgeladen

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

KÃŒrzlich hochgeladen (20)

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

RUAS GARIS

  • 1. RANGKUMAN MATERI, SOAL DAN PEMBAHASAN BAB IX RUAS GARIS BERARAH disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Geometri Transformasi Dosen pengampu Bapak Ishaq Nuriadin, M.Pd Oleh Niamatus Saadah 1201125122 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR.HAMKA 2015
  • 2. RUAS GARIS BERARAH 9.1 Definisi dan Sifat-sifat yang Sederhana Untuk melajutkan penyelidikan tentang isometri diperlukan pengertian tentang ruas garis berarah sebagai berikut: Definisi: Suatu ruas garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu ujungnya dinamakan titik pangkal dan ujung yang lain dinamakan titik akhir. Apabila A dan B dua titik, lambang 𝐎𝐵̅̅̅̅ kita gunakan sebagai ruas garis berarah dengan pangkal A dan titik akhir B. Perhatikan 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan AB melukiskan dua hal yang berbeda. Seperti diketahui bahwa 𝐎𝐵⃗⃗⃗⃗⃗ menggambarkan sinar atau setengah garis yang berpangkal di A dan melalui B. Dua ruas garis 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ disebut kongruen apabila AB = CD. Walaupun AB = CD, 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ tidak perlu sama; 𝐎𝐵̅̅̅̅ adalah sebuah himpunan sedangkan AB adalah bilangan real. Jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ kongruen ditulis 𝐎𝐵̅̅̅̅ ≅ 𝐶𝐷̅̅̅̅. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅. Dalam membandingkan dua ruas garis berarah 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ tidaklah sukup, jika AB = CD; kedua ruas garis berarah itu searah. Jika demikian, dikatakan bahwa ruas garis berarah 𝐎𝐵̅̅̅̅ ekivalen dengan ruas garis berarah 𝐶𝐷̅̅̅̅ yang ditulis sebagai 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅. Definisi: 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ apabila Sp(A) = D dengan P titik tengah 𝐵𝐶̅̅̅̅. Gambar 9.1 Teorema 9.1: A B C D P
  • 3. Andaikan 𝐎𝐵̅̅̅̅dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ dua ruas garis berarah yang tidak segaris, maka segi-4 ABCD sebuah jajargenjang jika dan hanya jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅. Bukti: Akan ditunjukkan jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ adalah dua ruas garis berarah yang tidak segaris maka ABCD jajargenjang ⟺ 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅. (⟹) Akan ditunjukkan jika ABCD sebuah jajar genjang dengan 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ adalah 2 ruas garis berarah yang tidak segaris maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅. Dipunyai ABCD sebuah jajar genjang. Diagonal-diagonal 𝐎𝐷̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶̅̅̅̅ berpotongan di tengah-tengah, misalkan titik P. Dengan demikian Sp(A) = D, dengan P adalah titik tengah 𝐎𝐷̅̅̅̅ maupun 𝐵𝐶̅̅̅̅. Berdasarkan definisi keekivalenan diperoleh 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅. (⟾) Akan ditunjukkan jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka ABCD jajargenjang dengan 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ adalah 2 ruas garis berarah yang tidak segaris. Dipunyai 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅. Misalkan titik P adalah titik tengah 𝐵𝐶̅̅̅̅. Menurut definisi keekivalenan maka Sp(A) = D. Berarti AP = PD, jadi P juga titik tengah AD. Hubungkan titik A ke C dan titik B ke D sehingga terbentuklah segiempat ABCD. 𝐎𝐷̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶̅̅̅̅ adalah diagonal-diagonal segiempat ABCD yang terbagi sama panjang di P (definisi jajar genjang). Akibatnya segiempat ABCD sebuah jajar genjang. Jadi terbukti jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ adalah dua ruas garis berarah yang tidak segaris maka ABCD jajargenjang ⟺ 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅. Akibat Teorema 9.1: Jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka AB = CD dan 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ sejajar atau segaris. Bukti:
  • 4. Akan dibuktikan 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ ⟹ 𝐎𝐵 = 𝐶𝐷 dan 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ sejajar atau segaris. Dipunyai 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ Kasus 𝑝 ∈ 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ : Karena 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅, maka menurut definisi keekivalenan, Sp(A) = D dengan P adalah titik tengah 𝐵𝐶̅̅̅̅ sehingga BP = PC. Pilih titik P pada perpanjangan 𝐎𝐵̅̅̅̅. Karena Sp(A) = D, maka AP = PD. Diperoleh AP = PD ⟺ AB + BP = PC + CD. Karena BP = PC, maka AB + PC = PC + CD ⟺ AB = CD. Buat garis yang melalui titik A dan D. Diperoleh 𝐎𝐵̅̅̅̅ ⊂ 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ ⊂ 𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ sehingga 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ ⊂ 𝐎𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ . Karena 𝐎𝐵̅̅̅̅ segaris dengan 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ segaris dengan 𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ . Kasus 𝑝 ∉ 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ : Karena 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅, maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ tidak segaris. Berdasarkan teorema 9.1, diperoleh segiempat ABCD jajar genjang. Menurut karakteristik jajar genjang bahwa sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, akibatnya AB = CD. Karena 𝐎𝐵̅̅̅̅ // 𝐶𝐷̅̅̅̅, 𝐎𝐵̅̅̅̅ ⊂ 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ ⊂ 𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ maka 𝐎𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ //𝐶𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ . Teorema 9.2: Diketahui ruas-ruas garis berarah 𝐎𝐵̅̅̅̅, 𝐶𝐷̅̅̅̅, dan 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka 1. 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ (sifat reflexi); 2. jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ (sifat simetrik); 3. jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ (sifat transitif). Bukti: 1. Akan dibuktikan 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ (sifat reflexi) Misalkan P adalah titik tengah 𝐎𝐵̅̅̅̅, maka Sp(A) = B Menurut definisi keekivalenan diperoleh 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅. 2. Akan dibuktikan jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ (sifat simetrik)
  • 5. Menurut teorema 9.1 jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka segiempat ABCD jajargenjang, diagonal-diagonal 𝐵𝐶̅̅̅̅ dan 𝐎𝐷̅̅̅̅ membagi sama panjang di P, maka P dalah titik tengah 𝐎𝐷̅̅̅̅ akibatnya Sp(C) = B menurut definisi kekeivalenan apabila Sp(C) = B dengan P titik tengah 𝐎𝐷̅̅̅̅ maka 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅. 3. Akan dibuktikan jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ (sifat transitif): Diperoleh 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka Sp(A) = D dengan P titik tengah 𝐵𝐶̅̅̅̅ Diperoleh 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka Sq(C) = F dengan Q titik tengah 𝐷𝐞̅̅̅̅ Menurut teorema 9.1 jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka segiempat ABCD jajargenjang sehingga 𝐎𝐵̅̅̅̅//𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅//𝐞𝐹̅̅̅̅ akibatnya 𝐎𝐵̅̅̅̅//𝐞𝐹̅̅̅̅. Menurut akibat dari teorema 9.1 bahwa jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka AB = CD, jika 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka CD = EF Akibatnya AB = EF. Karena AB = EF dan 𝐎𝐵̅̅̅̅//𝐞𝐹̅̅̅̅ maka ABFE jajargenjang. Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajargenjang maka 𝐎𝐵̅̅̅̅//𝐞𝐹̅̅̅̅. Teorema 9.3: Diketahui sebuah titik P dan suatu ruas garis berarah 𝐎𝐵̅̅̅̅ maka ada titik tunggal Q sehingga 𝑃𝑄̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅. Gambar 9.2 Bukti: Akan dibuktikan keberadaan Q sehingga 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝑃𝑄̅̅̅̅ Andaikan ada titik Q misal R adalah titik tengah 𝐵𝑃̅̅̅̅ dengan Sp(A) = Q maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝑃𝑄̅̅̅̅ A Q B R P
  • 6. Menurut teorema 9.2 (2) maka 𝑃𝑄̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ Akan dibuktikan Q tunggal, Andaikan ada titik T sehingga 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝑃𝑇̅̅̅̅ Karena R titik tengah 𝐵𝑃̅̅̅̅ maka SR(A) = T Setengah putaran A terhadap R atau SR(A) tunggal sehingga 𝑅𝑄̅̅̅̅ = 𝐎𝑅̅̅̅̅ Akibat 1: Jika Jika 𝑃1(𝑥1, 𝑊1), 𝑃2(𝑥2, 𝑊2), dan 𝑃3(𝑥3, 𝑊3) titik-titik yang diketahui maka titik 𝑃(𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥1, 𝑊3 + 𝑊2 − 𝑊1) adalah titik tunggal sehingga 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅. Andaikan P bukan titik tungga maka 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ ≠ 𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅ artinya 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ − 𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅ ≠ 0 diperoleh 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ − 𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅=(𝑃 − 𝑃3) − (𝑃2 − 𝑃1) = [(𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥1, 𝑊3 + 𝑊2 − 𝑊1) − (𝑥3, 𝑊3)] − [(𝑥2, 𝑊2) − (𝑥1, 𝑊1)] = [(𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥1 − 𝑥3, 𝑊3 + 𝑊2 − 𝑊1 − 𝑊3)] − [(𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1)] = (𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1) − (𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1) = (0,0) = 0. Akibat 2: Jika 𝑃𝑛 = (𝑥 𝑛, 𝑊𝑛), 𝑛 = 1,2,3,4, maka 𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4 ̅̅̅̅̅̅̅ ⟺ 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3, 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3 (⟹) Akan dibuktikan jika Jika 𝑃𝑛 = (𝑥 𝑛, 𝑊𝑛), 𝑛 = 1,2,3,4 maka 𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4 ̅̅̅̅̅̅̅ ⟹ 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3, 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3 Karena 𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4 ̅̅̅̅̅̅̅ maka 𝑃1 𝑃2=𝑃3 𝑃4 sehingga 𝑃2 − 𝑃1 = 𝑃4 − 𝑃3 ⟺ [(𝑥2, 𝑊2) − (𝑥1, 𝑊1)] = [(𝑥4, 𝑊4) − (𝑥3, 𝑊3)] ⟺ (𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1) = (𝑥4 − 𝑥3, 𝑊4 − 𝑊3) menurut definisi sebuah titik pada aljabar, dua titik A(a,b) = B(c,d) jika dan hanya jika 𝑎 = 𝑏 dan 𝑐 = 𝑑 diperoleh 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3 dan 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3 (⟾) Akan ditunjukkan jika 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3, 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3 maka Jika 𝑃𝑛 = (𝑥 𝑛, 𝑊𝑛), 𝑛 = 1,2,3,4 maka 𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4 ̅̅̅̅̅̅̅
  • 7. Dipunyai 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3, 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3 maka dapat dibuat titik yang sama misalkan R dan S, dengan 𝑅 = (𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1) dan 𝑆 = (𝑥4 − 𝑥3, 𝑊4 − 𝑊3) misalkan R = S ⟺ (𝑥2 − 𝑥1, 𝑊2 − 𝑊1) = (𝑥4 − 𝑥3, 𝑊4 − 𝑊3) ⟺ [(𝑥2, 𝑊2) − (𝑥1, 𝑊1)] = [(𝑥4, 𝑊4) − (𝑥3, 𝑊3)] ⟺ 𝑃2 − 𝑃1 = 𝑃4 − 𝑃3 ⟺ 𝑃1 𝑃2=𝑃3 𝑃4 ⟺ 𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4 ̅̅̅̅̅̅̅ Jadi jika 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3, 𝑊2 − 𝑊1 = 𝑊4 − 𝑊3 maka Jika 𝑃𝑛 = (𝑥 𝑛, 𝑊𝑛), 𝑛 = 1,2,3,4 maka 𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅= 𝑃3 𝑃4 ̅̅̅̅̅̅̅ Mengalikan Ruas Garis Berarah dengan Sebuah Skalar Definisi: Andaikan 𝐎𝐵̅̅̅̅ sebuah ruas garis berarah dan k suatu bilangan real, maka k𝐎𝐵̅̅̅̅ adalah ruas garis berarah 𝐎𝑃̅̅̅̅ sehingga 𝑃 ∈ 𝐎𝐵̅̅̅̅ dan AP = k (AB) jika k>0. Apabila k<0 maka k𝐎𝐵̅̅̅̅ adalah ruas garis berarah 𝐎𝑃̅̅̅̅ dengan P anggota sinar yang berlawanan arah dengan 𝐎𝐵⃗⃗⃗⃗⃗ sedangkan AP = |𝑘|𝐎𝐵. Dikatakan bahwa 𝐎𝑃̅̅̅̅ adalah kelipatan 𝐎𝐵̅̅̅̅.
  • 8. SOAL-SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN 1. Diketahui titik-titik A, B, C, dan D, tiap tiga titik tidak segaris. Ditanya: a. Lukis titik D sehingga 𝐶𝐞̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ b. Lukis titik F sehingga 𝐷𝐞̅̅̅̅ = 𝐵𝐎̅̅̅̅ c. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) Jawab: a. Misalkan titik D adalah titik tengah 𝐞𝐎̅̅̅̅ sehingga 𝑆 𝐷(𝐶) = 𝐵 b. Misalkan titik F merupakan titik tengah 𝐞𝐵̅̅̅̅ sehingga 𝑆 𝐹(𝐷) = 𝐎 c. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) 2. Diketahui titik-titik A, B, C yang tidak segaris. Lukislah: a. Titik D sehingga 𝐎𝐷̅̅̅̅ = 3𝐎𝐵̅̅̅̅ b. Titik F sehingga 𝐎𝐞̅̅̅̅ = − 4 3 𝐎𝐵̅̅̅̅ c. Titik F sehingga 𝐶𝐹̅̅̅̅ = √2 𝐎𝐵̅̅̅̅ E B C C A D B’ E A D B F B A
  • 9. Jawab: a. Titik D sehingga 𝐎𝐷̅̅̅̅ = 3𝐎𝐵̅̅̅̅ b. Titik F sehingga 𝐎𝐞̅̅̅̅ = − 4 3 𝐎𝐵̅̅̅̅ c. Titik F sehingga 𝐶𝐹̅̅̅̅ = √2 𝐎𝐵̅̅̅̅ 3. Diantara ungkapan-ungkapan di bawah ini manakah yang benar? a. 𝐎𝐵̅̅̅̅ = −𝐵𝐎̅̅̅̅ b. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) = 𝐵𝐎̅̅̅̅ c. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) = 𝑆 𝐵(𝐎𝐵̅̅̅̅) d. Jika 𝐎′ = 𝑆 𝐵(𝐎) maka 𝐎𝐎′̅̅̅̅̅ = 2𝐎𝐵̅̅̅̅ e. Jika 𝐵′ = 𝑆𝐎 𝑆 𝐵(𝐵) dan 𝐎′ = 𝑆𝐎 𝑆 𝐵(𝐎), maka 𝐎′ 𝐵′̅̅̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ Jawab: a. 𝐎𝐵̅̅̅̅ = −𝐵𝐎̅̅̅̅ 𝐎𝐵̅̅̅̅ 𝐵𝐎̅̅̅̅ −𝐵𝐎̅̅̅̅ (Benar) √2 C A B F A BE B’ A B BA A B DBA
  • 10. b. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) = 𝐵𝐎̅̅̅̅ 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) 𝐵𝐎̅̅̅̅ (Benar) c. 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) = 𝑆 𝐵(𝐎𝐵̅̅̅̅) 𝑆𝐎(𝐎𝐵̅̅̅̅) 𝑆 𝐵(𝐎𝐵̅̅̅̅) (Benar) d. Jika 𝐎′ = 𝑆 𝐵(𝐎) maka 𝐎𝐎′̅̅̅̅̅ = 2𝐎𝐵̅̅̅̅ (Benar) e. Jika 𝐵′ = 𝑆𝐎 𝑆 𝐵(𝐵) dan 𝐎′ = 𝑆𝐎 𝑆 𝐵(𝐎), maka 𝐎′ 𝐵′̅̅̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ (Benar) 4. Diketahui A (0,0), B (5,3), dan C (-2,4). Tentukan: a. R sehingga 𝐎𝑅̅̅̅̅ = 𝐵𝐶̅̅̅̅ b. S sehingga 𝐶𝑆̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ c. T sehingga 𝑇𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐶̅̅̅̅ Jawab: a. R sehingga 𝐎𝑅̅̅̅̅ = 𝐵𝐶̅̅̅̅ Berdasarkan teorema akibat jika 𝐎𝑅̅̅̅̅ = 𝐵𝐶̅̅̅̅ maka AR = BC sehingga ( 𝑥 𝑅 𝑊 𝑅 ) − ( 𝑥 𝐎 𝑊 𝐎 ) = ( 𝑥 𝐶 𝑊 𝐶 ) − ( 𝑥 𝐵 𝑊 𝐵 ) ⟺ ( 𝑥 𝑅 𝑊 𝑅 ) = ( 𝑥 𝐶 𝑊 𝐶 ) − ( 𝑥 𝐵 𝑊 𝐵 ) + ( 𝑥 𝐎 𝑊 𝐎 ) ⟺ ( 𝑥 𝑅 𝑊 𝑅 ) = ( −2 4 ) − ( 5 3 ) + ( 0 0 ) = ( −7 1 ) A BB’ BA A BB’ A B A’ BA A’ B’ A BA’
  • 11. Jadi R = (-7,1). b. S sehingga 𝐶𝑆̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ Berdasarkan teorema akibat jika 𝐶𝑆̅̅̅̅ = 𝐎𝐵̅̅̅̅ maka CS = AB sehingga ( 𝑥 𝑆 𝑊𝑆 ) − ( 𝑥 𝐶 𝑊 𝐶 ) = ( 𝑥 𝐵 𝑊 𝐵 ) − ( 𝑥 𝐎 𝑊 𝐎 ) ⟺ ( 𝑥 𝑆 𝑊𝑆 ) = ( 𝑥 𝐵 𝑊 𝐵 ) − ( 𝑥 𝐎 𝑊 𝐎 ) + ( 𝑥 𝐶 𝑊 𝐶 ) ⟺ ( 𝑥 𝑆 𝑊𝑆 ) = ( 5 3 ) − ( 0 0 ) + ( −2 4 ) = ( 3 7 ) Jadi R = (3,7). c. T sehingga 𝑇𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐶̅̅̅̅ Berdasarkan teorema akibat jika 𝑇𝐵̅̅̅̅ = 𝐎𝐶̅̅̅̅ maka TB = AC sehingga ( 𝑥 𝐵 𝑊 𝐵 ) − ( 𝑥 𝑇 𝑊 𝑇 ) = ( 𝑥 𝐶 𝑊 𝐶 ) − ( 𝑥 𝐎 𝑊 𝐎 ) ⟺ ( 𝑥 𝑇 𝑊 𝑇 ) = ( 𝑥 𝐵 𝑊 𝐵 ) − ( 𝑥 𝐶 𝑊 𝐶 ) + ( 𝑥 𝐎 𝑊 𝐎 ) ⟺ ( 𝑥 𝑇 𝑊 𝑇 ) = ( 5 3 ) − ( −2 4 ) + ( 0 0 ) = ( 7 −1 ) Jadi R = (7,-1). 5. Diketahui: A (2,1), B (3,-4), dan C (-1,5). Tentukan: a. D sehingga CD = AB b. E sehingga AE = BC c. F sehingga AF = 1 2 𝐎𝐶 Jawab: a. D sehingga CD = AB √(𝑥 𝐷 − 𝑥 𝐶)2 + (𝑊 𝐷 − 𝑊 𝐶)2 = √(𝑥 𝐵 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐵 − 𝑊 𝐎)2 ⟺ √(𝑥 𝐷 + 1)2 + (𝑊 𝐷 − 5)2 = √(3 − 2)2 + (−4 − 1)2 ⟺ √(𝑥 𝐷 + 1)2 + (𝑊 𝐷 − 5)2 = √(1)2 + (−5)2 ⟺ √(𝑥 𝐷 + 1)2 + (𝑊 𝐷 − 5)2 = √26 ⟺ (𝑥 𝐷 + 1)2 + (𝑊 𝐷 − 5)2 = 26 ⟺ 𝑥 𝐷 2 + 2𝑥 𝐷 + 1 + 𝑊 𝐷 2 − 10𝑊 𝐷 + 25 = 26 ⟺ 𝑥 𝐷 2 +𝑊 𝐷 2 + 2𝑥 𝐷 − 10𝑊 𝐷 + 26 = 26 ⟺ 𝑥 𝐷 2 +𝑊 𝐷 2 + 2𝑥 𝐷 − 10𝑊 𝐷 = 0 Jadi D adalah semua titik pada lingkaran 𝑥 𝐷 2 +𝑊 𝐷 2 + 2𝑥 𝐷 − 10𝑊 𝐷 = 0 b. E sehingga AE = BC √(𝑥 𝐞 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐞 − 𝑊 𝐎)2 = √(𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐵)2 + (𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐵)2
  • 12. ⟺ √(𝑥 𝐞 − 2)2 + (𝑊 𝐞 − 1)2 = √(−1 − 3)2 + (5 + 4)2 ⟺ √(𝑥 𝐞 − 2)2 + (𝑊 𝐞 − 1)2 = √(−4)2 + (9)2 ⟺ √(𝑥 𝐞 − 2)2 + (𝑊 𝐞 − 1)2 = √16 + 81 ⟺ √(𝑥 𝐞 − 2)2 + (𝑊 𝐞 − 1)2 = √97 ⟺ (𝑥 𝐞 − 2)2 + (𝑊 𝐞 − 1)2 = 97 ⟺ 𝑥 𝐞 2 − 4𝑥 𝐞 + 4 + 𝑊 𝐞 2 − 2𝑊 𝐷 + 1 = 97 ⟺ 𝑥 𝐞 2 +𝑊 𝐞 2 − 4𝑥 𝐞 − 2𝑊 𝐷 + 5 = 97 ⟺ 𝑥 𝐞 2 +𝑊 𝐞 2 − 4𝑥 𝐞 − 2𝑊 𝐷 − 92 = 0 Jai E adalah semua titik pada lingaran 𝑥 𝐞 2 +𝑊 𝐞 2 − 4𝑥 𝐞 − 2𝑊 𝐷 − 92 = 0 c. F sehingga AF = 1 2 𝐎𝐶 √(𝑥 𝐹 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐹 − 𝑊 𝐎)2 = 1 2 √(𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐎)2 ⟺ √(𝑥 𝐹 − 2)2 + (𝑊 𝐹 − 1)2 = 1 2 √(−1 − 2)2 + (5 − 1)2 ⟺ √(𝑥 𝐹 − 2)2 + (𝑊 𝐹 − 1)2 = 1 2 √(−3)2 + (4)2 ⟺ √(𝑥 𝐹 − 2)2 + (𝑊 𝐹 − 1)2 = 1 2 √9 + 16 ⟺ √(𝑥 𝐹 − 2)2 + (𝑊 𝐹 − 1)2 = 1 2 √25 ⟺ (𝑥 𝐹 − 2)2 + (𝑊 𝐹 − 1)2 = 1 4 . 25 ⟺ 𝑥 𝐹 2 − 4𝑥 𝐹 + 4 + 𝑊 𝐹 2 − 2𝑊 𝐹 + 1 = 1 4 . 25 ⟺ 𝑥 𝐹 2 +𝑊 𝐹 2 − 4𝑥 𝐹 − 2𝑊 𝐹 + 5 = 1 4 . 25 ⟺ 4𝑥 𝐹 2 +4𝑊 𝐹 2 − 16𝑥 𝐹 − 8𝑊 𝐹 + 20 = 25 ⟺ 4𝑥 𝐹 2 +4𝑊 𝐹 2 − 16𝑥 𝐹 − 8𝑊 𝐹 − 5 = 0 Jadi F adalah semua titik pada lingkaran 4𝑥 𝐹 2 +4𝑊 𝐹 2 − 16𝑥 𝐹 − 8𝑊 𝐹 − 5 = 0 6. Jika A = (1,3), B = (2,7), dan C = (-1,4) adalah titik-titik parallelogram ABCD. Tentukan koordinat-koordinat titik D. Jawab: Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajargenjang maka AB=CD dengan K adalah titik tengah BC dan AD.
  • 13. Karena K titik tengah BC maka 𝐟 = ( 𝑥 𝐵+𝑥 𝐶 2 , 𝑊 𝐵+𝑊 𝐶 2 ) = ( 2−1 2 , 7+4 2 ) = ( 1 2 , 11 2 ) Karena K titik tengah AD maka 𝐟 = ( 𝑥 𝐎+𝑥 𝐷 2 , 𝑊 𝐎+𝑊 𝐷 2 ) ⟺ ( 1 2 , 11 2 ) = ( 1 + 𝑥 𝐷 2 , 3 + 𝑊 𝐷 2 ) ⟺ 1 + 𝑥 𝐷 2 = 1 2 ⟺ 1 + 𝑥 𝐷 = 1 ⟺ 𝑥 𝐷 = 0 ⟺ 3 + 𝑊 𝐷 2 = 11 2 ⟺ 3 + 𝑊 𝐷 = 11 ⟺ 𝑊 𝐷 = 8 Jadi koordinat D adalah (0,8). 7. Jika A(-2,4), B(h,3), C(3,0), dan D(5,k) adalah titik sudut jajargenjang ABCD, tentukan h dan k. Jawab: Karena ABCD jajargenjang maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐎𝐷̅̅̅̅ = 𝐵𝐶̅̅̅̅ Dari 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ menurut akibat teorema 9.1 diperoleh AB=CD maka ( 𝑥 𝐵 𝑊 𝐵 ) − ( 𝑥 𝐎 𝑊 𝐎 ) = ( 𝑥 𝐷 𝑊 𝐷 ) − ( 𝑥 𝐶 𝑊 𝐶 ) ⟺ ( ℎ 3 ) − ( −2 4 ) = ( 3 0 ) − ( 5 𝑘 ) ⟺ ( ℎ + 2 −1 ) = ( −2 −𝑘 ) Sehingga diperoleh ℎ + 2 = −2 ⟺ ℎ = −4 dan – 𝑘 = −1 ⟺ 𝑘 = 1. 8. Jika A(-h,-k), B(5,-2√3), C(k,8√3) dan D(-9,h) adalah titik-titik sehingga 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅, tentukan h dan k. Jawab: Karena 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh AB=CD sehingga ( 𝑥 𝐵 𝑊 𝐵 ) − ( 𝑥 𝐎 𝑊 𝐎 ) = ( 𝑥 𝐷 𝑊 𝐷 ) − ( 𝑥 𝐶 𝑊 𝐶 ) ⟺ ( 5 + ℎ −2√3 + 𝑘 ) = ( −9 − 𝑘 ℎ − 8√3 ) ⟺ 5 + ℎ = −9 − 𝑘 ⟺ ℎ + 𝑘 = −14 ... (1) ⟺ −2√3 + 𝑘 = ℎ − 8√3 ⟺ ℎ − 𝑘 = 6√3 ...(2) Dari (1) dan (2) diperoleh k = - 7 - 3√3 dan h = - 7 - 3√3. 9. Diantara relasi-relasi di bawah ini manakah yang termasuk relasi ekivalensi? a. Kesejajaran pada himpunan semua garis. b. Kekongruenan pada himpunan semua sudut. c. Kesebangunan pada himpunan semua segitiga.
  • 14. d. Kekongruenan antara bilangan-bilangan bulat modulo 3. Jawab: a. Relasi ekivalensi b. Relasi ekivalensi c. Relasi ekivalensi d. Bukan relasi ekivalensi e. Bukan relasi ekivalensi 10. Buktikan jika 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ maka 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ dengan jalan memisalkan 𝐎 = (𝑎1, 𝑎2), 𝐵 = (𝑏1, 𝑏2), 𝐶 = (0,0) 𝑑𝑎𝑛 𝐞 = (𝑒1, 𝑒2). Bukti: Dari 𝐎𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ diperoleh AB = CD maka ( 𝑏1 𝑏2 ) − ( 𝑎1 𝑎2 ) = ( 𝑑1 𝑑2 ) − ( 𝑐1 𝑐2 ) ⟺ ( 𝑑1 𝑑2 ) = ( 𝑏1 − 𝑎1 + 0 𝑏2 − 𝑎2 + 0 ) = ( 𝑏1 − 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 ) Dari 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐞𝐹̅̅̅̅ diperoleh CD = EF maka ( 𝑑1 𝑑2 ) − ( 𝑐1 𝑐2 ) = ( 𝑓1 𝑓2 ) − ( 𝑒1 𝑒2 ) ⟺ ( 𝑏1 − 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 ) − ( 0 0 ) = ( 𝑓1 𝑓2 ) − ( 𝑒1 𝑒2 ) ⟺ ( 𝑓1 𝑓2 ) = ( 𝑏1 − 𝑎1 + 𝑒1 𝑏2 − 𝑎2 + 𝑒2 ) Sehingga 𝐞𝐹̅̅̅̅ = ( 𝑏1 − 𝑎1 + 𝑒1 𝑏2 − 𝑎2 + 𝑒2 ) − ( 𝑒1 𝑒2 ) = ( 𝑏1 − 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 ). 11. Jika A=(0,0), B=(1,-3), dan C=(5,7), tentukan: a. D sehingga AD = 3 AB b. E sehingga AE = 1 2 𝐵𝐶 c. F sehingga AF = -2 AB Jawab: a. D sehingga AD = 3 AB √(𝑥 𝐷 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐷 − 𝑊 𝐎)2 = 3√(𝑥 𝐵 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐵 − 𝑊 𝐎)2 ⟺ √(𝑥 𝐷 + 0)2 + (𝑊 𝐷 − 0)2 = 3√(1 − 0)2 + (−3 − 0)2 ⟺ √𝑥 𝐷 2 + 𝑊 𝐷 2 = 3√(1)2 + (−3)2 ⟺ √𝑥 𝐷 2 + 𝑊 𝐷 2 = 3√10 ⟺ 𝑥 𝐷 2 + 𝑊 𝐷 2 = 90
  • 15. Jadi D adalah semua titik pada lingkaran 𝑥 𝐷 2 + 𝑊 𝐷 2 = 90 b. E sehingga AE = 1 2 𝐵𝐶 √(𝑥 𝐞 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐞 − 𝑊 𝐎)2 = 1 2 √(𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐵)2 + (𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐵)2 ⟺ √(𝑥 𝐞 − 0)2 + (𝑊 𝐞 − 0)2 = 1 2 √(5 − 1)2 + (7 − (−3))2 ⟺ √𝑥 𝐞 2 + 𝑊 𝐞 2 = 1 2 √(4)2 + (10)2 ⟺ √𝑥 𝐞 2 + 𝑊 𝐞 2 = 1 2 √16 + 100 ⟺ √𝑥 𝐞 2 + 𝑊 𝐞 2 = 1 2 √116 ⟺ 𝑥 𝐞 2 + 𝑊 𝐞 2 = 1 4 . 116 ⟺ 𝑥 𝐞 2 + 𝑊 𝐞 2 = 29 Jadi E adalah semua titik pada lingkaran 𝑥 𝐞 2 + 𝑊 𝐞 2 = 29 c. F sehingga AF = -2 AB √(𝑥 𝐹 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐹 − 𝑊 𝐎)2 = -2√(𝑥 𝐵 − 𝑥 𝐎)2 + (𝑊 𝐵 − 𝑊 𝐎)2 ⟺ √(𝑥 𝐹 − 0)2 + (𝑊 𝐷 − 0)2 =-2√(1 − 0)2 + (−3 − 0)2 ⟺ √𝑥 𝐹 2 + 𝑊 𝐹 2 = −2√(1)2 + (−3)2 ⟺ √𝑥 𝐹 2 + 𝑊 𝐹 2 = 4√10 ⟺ 𝑥 𝐹 2 + 𝑊 𝐹 2 = 40 Jadi D adalah semua titik pada lingkaran 𝑥 𝐹 2 + 𝑊 𝐹 2 = 40 12. Jika 𝑃0 = (0,0), 𝑃1 = (𝑥1, 𝑊1), 𝑃2 = (𝑥2, 𝑊2) dan 𝑃3 = (𝑥3, 𝑊3) sedangkan k>0, tentukan: a. P sehingga 𝑃0 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃0 𝑃1 ̅̅̅̅̅̅ b. P sehingga 𝑃1 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅ c. Jika 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅ maka 𝑃 = [𝑥3 + 𝑘(𝑥2 − 𝑥1), 𝑊3 + 𝑘(𝑊2 − 𝑊1)] d. Apakah rumus tetap berlaku apabila k < 0? Jawab: a. P sehingga 𝑃0 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃0 𝑃1 ̅̅̅̅̅̅
  • 16. Karena 𝑃0 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃0 𝑃1 ̅̅̅̅̅̅ maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh P0P = kP0P1 sehingga ( 𝑥 𝑃 − 𝑥 𝑃0 𝑊 𝑃 − 𝑊 𝑃0 ) = 𝑘 ( 𝑥 𝑃1 − 𝑥 𝑃0 𝑊 𝑃1 − 𝑊 𝑃0 ) ⟺ ( 𝑥 𝑝 − 0 𝑊𝑝 − 0 ) = 𝑘 ( 𝑥1 − 0 𝑊1 − 0 ) ⟺ ( 𝑥 𝑝 𝑊𝑝 ) = ( 𝑘𝑥1 𝑘𝑊1 ) b. P sehingga 𝑃1 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅ Karena 𝑃1 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅ maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh P1P=kP1P2 sehingga ( 𝑥 𝑃 − 𝑥 𝑃1 𝑊𝑝 − 𝑊 𝑃1 ) = 𝑘 ( 𝑥 𝑃2− 𝑥 𝑃1 𝑊 𝑃2 − 𝑊 𝑃1 ) ⟺ ( 𝑥 𝑃 − 𝑥1 𝑊 𝑃 − 𝑊1 ) = 𝑘 ( 𝑥2 − 𝑥1 𝑊2 − 𝑊1 ) ⟺ 𝑥 𝑃 − 𝑥1 = 𝑘𝑥2 − 𝑘𝑥1 ⟺ 𝑥 𝑃 = 𝑘𝑥2 − (𝑘 − 1)𝑥1 ⟺ 𝑊 𝑃 − 𝑊1 = 𝑘𝑊2 − 𝑘𝑊1 ⟺ 𝑊 𝑃 = 𝑘𝑊2 − (𝑘−1)𝑊1 Jadi 𝑃 = (𝑘𝑥2 − (𝑘 − 1)𝑥1, 𝑘𝑊2 − (𝑘−1)𝑊1) c. Jika 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝑘𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅ maka 𝑃 = [𝑥3 + 𝑘(𝑥2 − 𝑥1), 𝑊3 + 𝑘(𝑊2 − 𝑊1)] Karena 𝑃3 𝑃̅̅̅̅̅ = 𝘌𝑃1 𝑃2 ̅̅̅̅̅̅ maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh P3P=kP1P2 sehingga ( 𝑥 𝑃 − 𝑥 𝑃3 𝑊 𝑃 − 𝑊 𝑃3 ) = 𝑘 ( 𝑥 𝑃2− 𝑥 𝑃1 𝑊 𝑃2 − 𝑊 𝑃1 ) ⟺ ( 𝑥 𝑃 − 𝑥3 𝑊 𝑃 − 𝑊3 ) = 𝑘 ( 𝑥2 − 𝑥1 𝑊2 − 𝑊1 ) ⟺ 𝑥 𝑃 − 𝑥3 = 𝑘𝑥2 − 𝑘𝑥1 ⟺ 𝑥 𝑃 = 𝑘(𝑥2 − 𝑥1) + 𝑥3 ⟺ 𝑊 𝑃 − 𝑊3 = 𝑘𝑊2 − 𝑘𝑊1 ⟺ 𝑊 𝑃 = 𝑘(𝑊2 − 𝑊1) + 𝑊3 Jadi 𝑃 = (𝑘(𝑥2 − 𝑥1) + 𝑥3, 𝑘(𝑊2 − 𝑊1) + 𝑊3) d. Apakah rumus tetap berlaku apabila k < 0? rumus tetap berlaku tetapi arahnya berlawanan. 13. Jika A = (0,0), B = (1,3), C = (-2,5), dan D = (4,-2) titik-titik diketahui, gunakan hasil pada soal nomor 12, untuk menentukan koordinat-koordinat titik-titik berikut: a. P sehingga 𝐎𝑃̅̅̅̅ = 4 𝐎𝐶̅̅̅̅ b. R sehingga 𝐵𝑅̅̅̅̅ = 1 2 𝐵𝐶̅̅̅̅ c. S sehingga 𝐷𝑆̅̅̅̅ = 3𝐵𝐶̅̅̅̅ d. T sehingga 𝐶𝑇̅̅̅̅ = −2𝐷𝐵̅̅̅̅ Jawab: a. P sehingga 𝐎𝑃̅̅̅̅ = 4 𝐎𝐶̅̅̅̅
  • 17. Karena 𝐎𝑃̅̅̅̅ = 4 𝐎𝐶̅̅̅̅ maka 𝐎𝑃 = 4𝐎𝐶 sehingga 𝑃 − 𝐎 = 4(𝐶 − 𝐎) Diperoleh ( 𝑥 𝑃 − 𝑥 𝐎 𝑊 𝑃 − 𝑊 𝐎 ) = 4 ( 𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐎 𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐎 ) ⟺ ( 𝑥 𝑃 𝑊 𝑃 ) = 4 ( −2 − 0 5 − 0 ) + ( 0 0 ) ⟺ ( 𝑥 𝑃 𝑊 𝑃 ) = ( −8 20 ) Jadi koordinat P = (-8,20). b. R sehingga 𝐵𝑅̅̅̅̅ = 1 2 𝐵𝐶̅̅̅̅ Karena 𝐵𝑅̅̅̅̅ = 1 2 𝐵𝐶̅̅̅̅ maka BR= 1 2 BC sehingga R – B = 1 2 (𝐶 − 𝐵) Diperoleh ( 𝑥 𝑅 − 𝑥 𝐵 𝑊 𝑅 − 𝑊 𝐵 ) = 1 2 ( 𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐵 𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐵 ) ⟺ ( 𝑥 𝑅 − 1 𝑊 𝑅 − 3 ) = 1 2 ( −2 − 1 5 − 3 ) ⟺ 𝑥 𝑅 − 1 = −3 2 ⟺ 𝑥 𝑅 = −1 2 ⟺ 𝑊 𝑅 − 3 = 1 ⟺ 𝑊 𝑅 = 4 Jadi koordinat R = ( −1 2 , 4). c. S sehingga 𝐷𝑆̅̅̅̅ = 3𝐵𝐶̅̅̅̅ Karena 𝐷𝑆̅̅̅̅ = 3𝐵𝐶̅̅̅̅ maka S – D = 3 (C – B) Diperoleh ( 𝑥 𝑆 − 𝑥 𝐷 𝑊𝑆 − 𝑊 𝐷 ) = 3 ( 𝑥 𝐶 − 𝑥 𝐵 𝑊 𝐶 − 𝑊 𝐵 ) ⟺ ( 𝑥 𝑆 − 4 𝑊𝑆 − (−2) ) = 3 ( −2 − 1 5 − 3 ) ⟺ 𝑥 𝑆 − 4 = −9 ⟺ 𝑥 𝑆 = −5 ⟺ 𝑊𝑆 + 2 = 6 ⟺ 𝑊𝑆 = 4 Jadi koordinat S = (−5,4). d. T sehingga 𝐶𝑇̅̅̅̅ = −2𝐷𝐵̅̅̅̅ Karena 𝐶𝑇̅̅̅̅ = −2𝐷𝐵̅̅̅̅ maka T – C = -2 ( B – D ) Diperoleh ( 𝑥 𝑇 − 𝑥 𝐶 𝑊 𝑇 − 𝑊 𝐶 ) = −2 ( 𝑥 𝐵 − 𝑥 𝐷 𝑊 𝐵 − 𝑊 𝐷 ) ⟺ ( 𝑥 𝑇 − (−2) 𝑊 𝑇 − 5 ) = −2 ( 1 − 4 3 − (−2) ) ⟺ 𝑥 𝑇 + 2 = 6 ⟺ 𝑥 𝑇 = 4 ⟺ 𝑊 𝑇 − 5 = −10 ⟺ 𝑊 𝑇 = −5 Jadi koordinat R = (4, −5). 14. Diketahui garis-garis g dan h yang sejajar. Titik 𝑃 ∈ 𝑔 sedangkan titik 𝑄 tidak pada g maupun h. a. Lukislah P’=MhMg(P) dan Q’=MhMg(Q)
  • 18. b. Buktikan bahwa 𝑃𝑃′̅̅̅̅̅ = 𝑄𝑄′̅̅̅̅̅ Jawab: a. Gambar P’=MhMg(P) dan Q’=MhMg(Q) b. Bukti bahwa 𝑃𝑃′̅̅̅̅̅ = 𝑄𝑄′̅̅̅̅̅ 15. Diketahui garis-garis u dan v yang sejajar; ada titik-titik Z dan W tidak pada garis-garis itu. a. Lukislah Z’=MvMu(Z) dan W’=MvMu(W) b. Buktikan bahwa 𝑍𝑍′̅̅̅̅̅ = 𝑊𝑊′̅̅̅̅̅̅̅ Jawab: a. Gambar Z’=MvMu(Z) dan W’=MvMu(W) b. Bukti bahwa 𝑍𝑍′̅̅̅̅̅ = 𝑊𝑊′̅̅̅̅̅̅̅ 16. Diketahui garis g dan lingkaran-lingkaran L1 dan L2; garis itu tidak memotong lingkaran-lingkaran. Dengan memperhatikan Mg(L1), tentukan Mg(Q) h g P P’ Q’ Q Z’ u v ZW’ W Mu(Z) Mu(W)
  • 19. semua titik X pada g sehingga ∠𝑃𝑋𝐎 ≅ ∠𝑄𝑋𝐵 dengan 𝐎 ∈ 𝐿1, 𝐵 ∈ 𝐿2 sedangkan 𝑋𝐎⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝑋𝐵⃡⃗⃗⃗⃗ adalah garis-garis singgung. Jawab: 17. Diketahui garis g dan lingkaran-lingkaran L1 dan L2. Garis tidak memotong L1 maupun L2. Gunakna sebuah transformasi untuk melukis sebuah bujur sangkar yang dua titik sudutnya terletak pada g, satu titik sudut ada pada L1 dan titik sudut yang keempat ada pada L2. Jawab: