Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman selada. Penelitian menunjukkan bahwa tanaman selada tumbuh paling baik dengan perbandingan tanah dan pupuk kompos 1:1. Pemberian pupuk kompos berlebihan dapat menghambat pertumbuhan karena mengurangi ketersediaan air dan tanaman membutuhkan tanah sebagai media tumbuh.
2. Pertumbuhan merupakan ekspresi dan integrasi
berbagai reaksi kimia, peristiwa biofisik dan proses
fisiologis yang berintegrasi dalam sel tanaman dengan
faktor internal. Pertumbuhan tanaman yang baik dapat
dicapai bila faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman berimbang dengan faktor lainnya.
Faktor ini dapat menekan pertumbuhan akar, tapi
kadang-kadang menghentikan pertumbuhan tanaman.
Tumbuhan selada (Lactuca sativa L.) merupakan
sayuran yang sudah lama dikenal baik oleh masyarakat
Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya.
Beberapa alasan masyarakat mengkonsumsi sayuran
selada adalah karena selada mempunyai penampilan
yang sangat menarik minat konsumen dengan warna
hijau segar, dapat digunakan sebagai lalapan
, mempunyai nilai tambah terhadap manfaat
kesehatan, dan mudah ditemukan dipasaran dengan
harga yang terjangkau.
Latar
Belakang
Penelitian
Rumusan
Masalah
Metode
Penelitian
Tujuan
Penelitian
3. Latar
Belakang
Penelitian
Rumusan
Masalah
Metode
Penelitian
Tujuan
Penelitian
Beberapa varietas selada yang biasanya
dibudidayakan masyarakat yaitu :
– Selada kepala (Lactuca sativa var. capitata L.)
– Selada rapuh (Lactuca sativa var.longifolia L.)
– Selada daun ( Lactuca sativa var.crispa L.)
– Selada batang (Lactuca sativa var.asparagina L.).
Rendahnya produksi tanaman selada menurut
Dinas Pertanian dan Hortikultura menyebabkan tanaman
selada perlu dipupuk agar dapat meningkatkan kualitas
maupun kuantitas tanaman itu sendiri. Dalam
kesempatan ini kami melakukan penelitian tentang
pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap tanaman
selada.
4. Latar
Belakang
Penelitian
Rumusan
Masalah
Metode
Penelitian
Tujuan
Penelitian
Dari latar belakang di atas, dapat disimpulkan
beberapa rumusan masalah yang akan dicari
jawabannya dalam penelitian ini :
– Adakah pengaruh pemberian pupuk kompos
terhadap tanaman selada?
– Adakah perbedaan pada pertumbuhan tanaman
selada dengan memberikan berbagai macam
takaran pupuk pada saat menanam?
– Seberapa besar perbedaan yang ditimbulkan oleh
tanaman yang diberi pupuk dengan yang tidak
diberi pupuk?
6. Latar
Belakang
Penelitian
Rumusan
Masalah
Metode
Penelitian
Tujuan
Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
– Untuk mengetahui fase pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman selada.
– Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk
kompos (salah satu factor luar yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman) pada
tanaman selada.
– Untuk membandingkan hasil tanaman selada dengan
pemberian kadar pupuk yang berbeda-beda.
– Untuk memenuhi tugas biologi.
7. BAB II
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan
Tanaman
Selada
Kompos
Pertumbuhan merupakan proses
pertambahan ukuran dan berat, tetapi tidak dapat
balik (irreversible). Pada tanaman, pertumbuhan
dimulai dari proses perkecambahan biji.
Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air
dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke
dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses
imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan.
Struktur yang pertama muncul, yang
menyobek selaput biji adalah radikula yang
merupakan calon akar primer. Radikula adalah
bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas
terdapat epikotil (calon batang). Berdasar letak
kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu
tipe epigeal, dan tipe hipogeal.
8. BAB II
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan
Tanaman
Selada
Kompos
Biji yang sudah berkecambah akan segera
diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada pucuk
dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat
meristematik. Pemanjangan ujung akar dan ujung
batang tersebut disebut pertumbuhan primer. Pada
tumbuhan dikotil terdapat jaringan kambium yang
merupakan meristem sekunder akan menyebabkan
terjadinya pertumbuhan sekunder (membesar).
Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga
hanya mengalami pertumbuhan primer saja.
Pertumbuhan primer dan sekunder berlangsung
terus menerus selama tumbuhan dapat hidup.
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh
faktor dalam dan faktor luar.
9. Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman
yang berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Termasuk ke dalam faktor luar adalah
cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi, dan
lain-lain.
1.Nutrisi
Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur
yang diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan
unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro.
2.Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan
fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan
tumbuhan adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan
terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan.
10. 3.Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu
terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim
menjadi tidak aktif.
4.Kelembaban atau kadar air
Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan
akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih
sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan
demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
11. Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-
hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan
substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat
sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan
tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.
Berikut ini adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta
fungsinya:
• Auksin
• Giberelin
• Sitokinin
• Asam Absisat (= dormin)
• Gas etilen
• Kalin
• Asam traumalin
12. BAB II
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan
Tanaman
Selada
Kompos
Selada (Lactuca sativa) adalah tumbuhan
sayur yang biasa ditanam di daerah beriklim sedang
maupun daerah tropika. Lactuca sativa, satu-satunya
jenis Lactuca yang didomestikasi, merupakan
tumbuhan asli lembah dari bagian timur Laut
Tengah. Bukti lukisan pada pemakaman Mesir kuno
menunjukkan bahwa selada yang tidak membentuk
"kepala" telah ditanam sejak 4500 SM.
Awalnya, tanaman ini mungkn digunakan sebagai
obat, dan untuk minyak-bijinya yang dapat dimakan.
Beberapa ras lokal selada, diketahui digunakan untuk
diambil minyak-bijinya. Tipe selada liar sering
memiliki daun dan batang yang berduri, tidak
membentuk kepala dan daunnya berasa pahit, serta
mengandung banyak getah.
13. BAB II
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan
Tanaman
Selada
Kompos
Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan
untuk memperolehtanaman yang tidak
berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak
menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit. Aspek lain
meliputi tunas liar lebih sedikit, daun lebar dan
besar, dan membentuk kepala. Selada yang
membentuk kepala adalah tanaman yang
dibudidayakan agak lebih kini, yang pertama kali
dinamakan sebagai "selada kubis" pada tahun 1543.
Selada mempunyai kandungan mineral, termasuk
iodium, fosfor, besi, tembaga, kobalt, seng, kalsium,
mangan, dan potassium, sehinga selada mempunyai
khasiat terbaik dalam menjaga keseimbangan tubuh.
14. BAB II
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan
Tanaman
Selada
Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak
lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang
dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi
berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan
yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik.
Sedangkan pengomposan adalah proses dimana
bahan organik mengalami penguraian secara
biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber
energi. Membuat kompos adalah mengatur dan
mengontrol proses alami tersebut agar kompos
dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi
membuat campuran bahan yang
seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan
aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
15. BAB II
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan
Tanaman
Selada
Kompos
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan
meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan
akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas
mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan
meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas
mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap
unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga
d iketahui dapat membantu tanaman menghadapi
serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga
cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman
yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti
menjadikan hasil panen lebih tahan disimpan, lebih
berat, lebih segar, dan lebih enak.
16. Tanaman
(Komposisi
Massa)
Tinggi Tanaman
Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
100% Tanah 0 cm 0,1 cm 1,5 cm 2 cm 3,7 cm 4,3 cm 5,2 cm
Tanah : Kompos
1:1
0 cm 0,5 cm 1,7 cm 2,5 cm 3,9 cm 4,8 cm 5,6 cm
Tanah : Kompos
2:1
0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0,4 cm 1,5 cm 2,3 cm
Tanah : Kompos
1:2
0 cm 0 cm 0,5 cm 0,9 cm 1,5 cm 2,3 cm 2,9 cm
100% Kompos 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
17. Setelah dibuktikan dengan melakukan percobaan, ternyata tanaman yang
mengalami pertumbuhan paling cepat serta tinggi akhir paling besar adalah tanaman
ke-2, dengan komposisi tanah dan komposnya adalah 1:1. Percobaan ini membuktikan
bahwa faktor luar berupa mineral/nutrisi yang diberikan melalui kompos mampu
mempercepat proses pertumbuhan tanaman. Namun mengapa pada komposisi 100%
kompos tanaman tersebut tidak tumbuh sama sekali? Hal ini dikarenakan selain
sebagai penyedia kebutuhan primer bagi tanaman (menyediakan air, udara, dan zat
hara), tanah juga berperan sebagai penyedia kebutuhan sekunder bagi tanaman (yaitu
zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan
toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara.). Proses imbibisi
(masuknya air dalam biji) sendiri membutuhkan hormon, yaitu Giberelin. Namun
karena tidak adanya tanah, hormon tersebut tidak dapat dipacu keluar sehingga tidak
dapat membuat biji berkecambah. Selain itu, dalam penggunaan kompos berlebihan
juga menghasilkan panas, yang dapat mengurangi pasokan air dalam tanah.
Padahal, pertumbuhan selada membutuhkan air yang banyak agar optimal. Ini juga
merupakan salah satu faktor penghambat pertumbuhan selada. Oleh karena
itu, disimpulkan bahwa pada percobaan ini, komposisi yang paling tepat untuk
pertumbuhan tanaman adalah tanah:kompos = 1:1 dalam massa.
18. BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Dari penelitian kami di atas, tentang
proses pertumbuhan dan perkembangan
selada yang dipengaruhi oleh perbandingan
jumlah tanah dan pupuk kompos, kami dapat
simpulkan bahwa:
1. Tanaman yang paling pesat pertumbuhannya
adalah tanaman yang memiliki perbandingan
sama diantara tanah dan pupuk.
2. Mineral dan nutrisi yang terkandung di dalam
pupuk kompos dapat meningkatkan
pertumbuhan selada.
3. Pupuk kompos yang melampaui batas dapat
menghambat pertumbuhan dan
perkembangan selada.
19. BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
4. Pemberian kompos yang berlebihan dapat
mempercepat penguapan air pada tanah
karena pupuk kompos bersifat panas.
5. Tanaman selada tidak dapat tumbuh hanya
dengan pupuk kompos.
6. Tanah adalah media yang penting dalam
menanam selada.
20. BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
• Dengan mengetahui pengaruh positif dari
pupuk kompos terhadap tanaman selada, kita
dapat menerapkannya dalam penanaman
selada untuk meningkatkan perekonomian.
• Dengan mengetahui adanya pengaruh
konsentrasi pupuk terhadap tanaman, kita
tidak boleh sembarangan menakar pupuk
untuk memperoleh hasil yang maksimal.
• Karena selada merupakan salah satu jenis
sayuran yang memiliki daya jual cukup tinggi,
tidak ada salahnya untuk membudidayakan
tanaman ini dengan baik dan benar.
21. Daftar Pustaka
Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2003. Sawi dan Selada. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Novizan, 2003. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
http://www.id.wikipedia.org/wiki/selada/
http://www.id.wikipedia.org/wiki/kompos/
~