Laporan praktikum ini membahas proses pembuatan yoghurt melalui fermentasi susu oleh bakteri asam laktat. Tahapan pembuatannya meliputi perebusan bahan, pendinginan starter, penambahan starter ke dalam campuran susu, inkubasi, hingga penyimpanan hasil fermentasi. Proses fermentasi mengubah susu menjadi yoghurt dengan rasa asam akibat pembentukan asam laktat oleh bakteri.
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Proses Pembuatan Fermentasi Yoghurt”. Makalah
ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas pada Bab Metabolisme yaitu materi fermentasi.
Kami telah berusaha untuk menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya, namun tidak ada
sesuatu di dunia ini yang sempurna. Dengan segala keterbatasan kami berupaya untuk meminimalisir
kesalahan yang ada di dalam makalah ini. Dengan segala kerendahan hati kami siap menerima kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik. Kami mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca.
Singkawang, 3 Oktober 2014
Penyusun
i
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................................... iii
ABSTRAK............................................................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 3
2.1 Dasar Teori ............................................................................................................................................... 3
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ....................................................................................................... 6
3.1 Alat dan Bahan ......................................................................................................................................... 5
3.2 Cara Kerja ................................................................................................................................................ 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................... 7
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................................................................ 7
4.2 Pembahasan ............................................................................................................................................. 7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................................... 9
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................................................... 9
5.2 Saran ........................................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................ 10
LAMPIRAN .......................................................................................................................................................... 11
ii
4. DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bahan................................................................................................................................. 11
Gambar 1.2 Alat.......................................................................................................……………………..11
Gambar 1.3 Proses pembuatan yoghurt................................................................................................ 11
iii
5. ABSTRAK
Yoghurt adalah susu asam yang merupakan hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat
(BAL). Pada umumnya pembuatan yoghurt dengan bantuan dua jenis BAL yaitu Streptococcus
termophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebagai starter. Kerja bakteri asam laktat memfermentasikan
susu ternyata meningkatkan kandungan gizi yoghurt yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Yoghurt dengan kualitas baik memiliki total asam laktat sekitar 0,5% - 2,0% dan kadar air
maksimal 88%. pH yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah 4,5. Berdasarkan SNI 01-2981-1992
disebutkan bahwa kriteria yoghurt dengan kualitas baik yaitu memiliki aroma normal atau khas yoghurt,
rasa khas atau asam yoghurt dan tekstur cairan kental atau semi padat.
BAB Iiv
6. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu
dengan menggunakan bantuan mikroba. Susu dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai pola menu
empat sehat lima sempurna. Susu mempunyai nilai gizi tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti
protein, lemak, hidrat arang, vitamin dan mineral.
Nilai biologis susu yang tinggi menyebabkan susu mudah terserang mikroorganisme,
sehingga susu mudah rusak dan tidak tahan lama apabila disimpan dalam bentuk segar. Oleh
karena itu, dibutuhkan pengolahan lanjutan agar susu menjadi produk yang lebih tahan lama
tanpa merusak nilai gizi yang terkandung didalamnya. Salah satu produk olahan dari susu
adalah yoghurt.
Proses fermentasi selain memberi efek pengawetan juga merubah rasa susu menjadi
asam, merubah struktur dan cita rasa susu. Hal ini membuat produk permentasi lebih menarik,
mudah dicerna dan bergizi. Penambahan bahan lain seperti ekstrak buah, kacang dan flavor
dapat dilakukan untuk menambah cita rasa yoghurt agar lebih menarik.
Pembuatan yoghurt sangat sederhana dan tidak membutuhkan banyak waktu. Oleh
karena itu, kami melakukan praktikum pembuatan yoghurt, agar dapat menghasilkan produk
olahan susu yang tahan lama dan bergizi tinggi.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dapat di rumuskan suatu masalah yaitu :
1. Bagaimana tahap-tahap pembuatan yoghurt?
2. Bagaimana proses fermentasi susu yang di lakukan oleh bakteri untuk menghasilkan
yoghurt?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui tahap-tahap pembuatan yoghurt.
2. Mengetahui proses fermentasi susu yang di lakukan oleh bakteri untuk menghasilkan
yoghurt.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil akhir penelitian ini adalah :
7. 1. Manfaat untuk Penulis
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan
kepada penulis tentang cara pembuatan yoghurt dan proses fermentasi yang di lakukan
oleh bakteri.
2. Manfaat untuk Pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara pembuatan yoghurt.
Sehingga pembaca dapat mempraktekkannya di rumah.
3. Manfaat untuk Pendidikan
Untuk menjadi referensi dan pengetahuan dalam melakukan percobaan yang sama
tentang cara pembuatan yoghurt serta proses fermentasi yang terjadi.
1
2
8. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Yoghurt adalah susu asam yang merupakan hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat
(BAL). Yoghurt biasanya dibuat dengan menggunakan dua jenis BAL yaitu Streptococcus
termophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebagai starter. Selain itu ada juga yoghurt yang
ditambahkan dengan BAL yang bersifat probiotik, misalnya Lactobacillus acidophilus,
Lactobacillus casei, dan Bifidobacterium. Bakteri probiotik bisa hidup dan melakukan proses
metabolisme di dalam usus.
Prinsip pembuatan yoghurt yaitu fermentasi susu dengan cara penambahan bakteri-bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptoccus thermophillus. Dengan fermentasi ini maka rasa
yoghurt akan menjadi asam, karena adanya perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh bakteri-
bakteri tersebut. Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu) menjadi
asam laktat dan berbagai komponen aroma dan cita rasanya, selanjutnya disimpan selama ± 7
jam pada temperatur 450
C. Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai
akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada
pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada pembentukan
cita rasa yoghurt.
Proses fermentasi yoghurt berlangsung melalui penguraian protein susu. Sel-sel bakteri
menggunakan laktosa dari susu untuk mendapatkan karbon dan energi dan memecah laktosa
tersebut menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim β-
galaktosidase. Proses fermentasi akhirnya akan mengubah glukosa menjadi produk akhir asam
laktat.
Laktosa → Glukosa + Galaktosa → Asam piruvat → Asam laktat + CO2 + H2O
Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil fermentasi susu ini
merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan protein susu terkoagulasi pada
suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan.
Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B dan mineral yang penting. Karena struktur
laktosa yoghurt dirusak, maka yoghurt bisa di konsumsi orang yang alergi terhadap susu.
Berdasarkan cita rasanya, yoghurt dibedakan menjadi yoghurt alami atau sederhana dan yoghurt
buah. Yoghurt alami, yaitu yoghurt yang tidak ditambah cita rasa atau flavor yang lain sehingga
asamnya tajam. Sedangkan yoghurt buah adalah yoghurt yang ditambah dengan komponen cita
rasa yang lain seperti buah-buahan, sari buah, flavor sintetik dan zat pewarna.
Selama penyimpanan setelah inkubasi, yoghurt mengalami penurunan pH secara terus
menerus. Penyimpanan pada suhu yang lebih tinggi akan mempercepat penurunan pH yoghurt.
3
9. Yoghurt yang disimpan pada suhu 4°C selama 6 hari akan mengalami penurunan pH dari 4,68
menjadi 4,15. Oleh karena itu untuk mempertahankan cita rasa dan aroma, yoghurt hasil
fermentasi harus disimpan di tempat dingin atau dapat juga di pasteurisasi untuk menghambat
aktivitas mikroba dalam yoghurt.
Susu yang digunakan untuk pembuatan yoghurt umumnya susu murni, susu skim,susu
bubuk tanpa lemak, susu skim tanpa kondensat, susu yang sebagian lemaknya dihilangkan
ataupun kombinasi dari berbagai macam susu tersebut. Biasanya susu dipekatkan dengan cara
pemanasan sehingga kadar air berkurang 15-20 persen. Produksi yoghurt dalam skala besar
biasanya menggunakan tambahan padatan susu tanpa lemak atau susu bubuk tanpa lemak.
Flavor dan mutu yoghurt banyak berhubungan dengan proses fermentasi dari starter yang
digunakan.
Streptococcus thermophillus memulai fermentasi laktosa menjadi asam laktat, mengurangi
potensial redoks dengan menghilangkan oksigen dan menyebabkan penguraian protein susu
melalui kerja enzim proteolitik. Hal ini menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk
pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus yang mulai berkembang bila pH telah turun sampai 4,5.
Produk akhir biasanya mengandung 10-7 sel/ml dari masing-masing jenis bakteri. Flavor khas
yoghurt disebabkan karena asam laktat dan sisa-sisa asetildehida, diasetil, asam asetat dan
bahan-bahan mudah menguap lainnya yang dihasilkan oleh fermentasi bakteri.
Bakteri yang terdapat dalam susu fermentasi adalah bakteri probiotik yang dapat
memproduksi asam laktat. Asam laktat yang dihasilkannya ini mampu melakukan metabolisme
kolesterol yang berasal dari makanan menjadi bentuk sterol yang tidak dapat diserap oleh usus.
Karenanya yoghurt dapat menurunkan kolesterol. Manfaat lain dari yoghurt adalah mencegah
hipertensi dan penyakit jantung koroner. Bakteri dari yoghurt dapat hidup di dalam usus dan
bersimbiosis dengan mikroflora lainnya. Adanya bakteri yang menguntungkan dalam usus
memberikan kondisi yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba patogen. Manfaatnya,
berbagai penyakit akibat infeksi atau keracunan mikroba dapat dihindari akibat terhambatnya
pertumbuhan mikroba patogen. Kerja mikroflora dari yoghurt akan menghasilkan suatu lapisan
protein di sepanjang saluran pencernaan. Manfaatnya berbagai senyawa karsinogenik penyebab
kanker di dalam saluran cerna dapat dihambat penyerapannya dan dikeluarkan melalui feses.
Kerja bakteri asam laktat memfermentasikan susu ternyata meningkatkan kandungan gizi
yoghurt. Khususnya vitamin B-kompleks, di antaranya vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin),
vitamin B3 (niasin), vitamin B6 (piridoksin), asam folat, asam pantotenat, dan biotin. Sederet
vitamin tersebut membantu meningkatkan kesehatan sistem reproduksi, kekebalan tubuh, dan
ketajaman fungsi berpikir. Dengan rajin minum yoghurt terutama yang murni atau polos dapat
merangsang tubuh mempercepat proses peremajaan sel.
Berdasarkan Standar Nasioal Indonesia (SNI) untuk yoghurt yang dikeluarkan oleh Badan
Standarisasi Nasional tahun 1992 dengan nomor SNI 01-2981-1992 yoghurt dengan kualitas
baik memiliki total asam laktat sekitar 0,5% - 2,0% dan kadar air maksimal 88%. pH yang
sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah 4,5. Dalam SNI 01-2981-1992 disebutkan bahwa kriteria
yoghurt dengan kualitas baik yaitu memiliki aroma normal atau khas yoghurt, rasa khas atau
asam yoghurt dan tekstur cairan kental atau semi padat.
4
10. BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat
1. Wadah kedap udara (tupperware)
2. Panci
3. Pengaduk atau spatula
4. Baskom
5. Serbet
6. Kompor
7. Sendok
8. Kardus
9. Gulungan kain tebal (gorden dan handuk)
10. Kantong plastik
11. Kulkas
Bahan
1. 500 ml susu cair full cream
2. 27 gram susu bubuk full cream
3. 100 ml plain yoghurt sebagai starter
4. Air mendidih secukupnya
3.2 Cara Kerja
1. Mengeluarkan plain yoghurt (starter) dari dalam kulkas dan membiarkannya berada di
suhu ruang minimal 1 jam.
11. 2. Merendam wadah yang akan digunakan untuk membuat yoghurt di dalam air mendidih
selama 2-3 menit. Kemudian memasukkan air panas ke dalam panci kecil juga. Hal ini
dilakukan untuk proses sterilisasi.
3. Menyiapkan panci kecil, memasukkan susu cair 500 ml full cream dan susu bubuk 27
gram ke dalam panci, kemudian mengaduknya hingga tercampur rata.
4. Memasak susu dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga mulai muncul gelembung-
gelembung kecil dan busa. Jangan sampai susu mendidih. Jika telah muncul gelembung
kecil segera mematikan kompor.
5. Mendiamkan susu untuk beberapa saat hingga suhunya turun. Setelah susu cukup
hangat, test dengan memasukkan ujung jari ke dalamnya, jika ujung jari terasa nyaman
maka suhu susu telah cukup (suhu ±380
C).
6. Mengambil 100 ml plain yoghurt dan memasukkannya ke dalam wadah kedap udara
yang telah disiapkan.
7. Menuangkan sekitar 250 ml susu hangat ke dalamnya, mengaduknya secara perlahan.
Terakhir memasukkan sisa susu dan mengaduknya hingga susu dan plain yoghurt
tercampur rata (proses inokulasi).
8. Menutup wadah rapat-rapat. Membungkusnya dengan handuk tebal, gorden, dan
gulungan kain tebal, kemudian memasukkannya ke dalam kardus dan dibungkus lagi
dengan plastik hitam (proses inkubasi).
9. Meletakkannya di tempat terhangat dalam rumah selama minimal 7 jam.
10. Setelah proses inkubasi selesai, memasukkan yoghurt ke dalam kulkas. Meletakkannya
di bagian paling belakang kulkas yang merupakan tempat terdingin (bukan freezer).
11. Setelah satu malam, yoghurt bisa dinikmati. Kemudian menambahkan sirup, gula,
ataupun madu sesuai dengan selera agar semakin nikmat.
5
12. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil pengamatan
Warna Putih kekuning-kuningan
Aroma Khas yoghurt
Rasa Asam
Kekentalan Ya
Kekenyalan Ya
Daya tahan 20 – 30 hari (pada suhu 4ºC)
4.2 Pembahasan
Pada percobaan fermentasi yoghurt kami, yoghurt yang dihasilkan memiliki warna putih
kekuning-kuningan, aroma yang khas yoghurt, rasa asam, mempunyai kekentalan dan
kekenyalan yang bagus, serta daya tahan yang lebih lama daripada susu sapi segar murni. Hal
ini dikarenakan proses fermentasi susu dalam pembuatan yoghurt terdapat bakteri fermentan
6
13. penghasil asam laktat, yang terdiri dari Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus,
Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium. Asam laktat yang terbentuk menyebabkan
penggumpalan protein susu dan membantu mengawetkan yoghurt.
Lactobacillus bulgaricus berperan dalam pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus
thermophillus lebih berperan dalam pembentukan cita rasa. Kedua bakteri tersebut mangurangi
laktosa susu menjadi asam laktat. Cita rasa yang khas yang timbul dari yoghurt diakibatkan
adanya asam laktat, asam asetat, karbonil, asetaldehida, aseton, asetoin dan diasetil. Proses
fermentasi yoghurt berlangsung melalui penguraian protein susu. Sel-sel bakteri menggunakan
laktosa dari susu untuk mendapatkan karbon dan energi dan memecah laktosa tersebut menjadi
gula sederhana yaitu glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim β-galaktosidase. Proses
fermentasi akhirnya akan mengubah glukosa menjadi produk akhir asam laktat.
Laktosa → Glukosa + Galaktosa → Asam piruvat → Asam laktat + CO2 + H2O
Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil fermentasi susu ini
merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan protein susu terkoagulasi pada
suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan.
Komponen susu yang paling berperan dalam pembuatan yoghurt adalah laktosa dan
kasein. Laktosa yang merupakan karbohidrat susu digunakan sebagai sumber energi selama
pertumbuhanbiakan bakteri dan akan menghasilkan asam laktat. Terbentuknya asam laktat dari
hasil fermentasi laktosa menyebabkan keasaman susu meningkat atau pH menurun, kasein
merupakan komponen terbanyak dalam susu yang sangat peka terhadap asam. Dalam kondisi
keasaman yang rendah maka kasein menjadi tidak stabil sehingga kasein akan terkoagulasi
membentuk tekstur kental dan kenyal yang disebut yoghurt.
Pada percobaan kami terdapat 5 tahapan proses pembuatan yoghurt yaitu pemanasan,
pendinginan, inokulasi, pemeraman (inkubasi) dan refigerasi.
1. Pemanasan
Pemanasan ini bertujuan untuk mematikan semua mikroba yang ada pada susu seperti
bakteri patogen maupun pembusuk yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri starter.
Disamping itu juga untuk menurunkan kandungan air pada susu sehingga pada akhirnya
akan diperoleh yoghurt dengan konsistensi yang cukup kental. Pada saat memanaskan,
jaga jangan sampai susu mendidih. Jika telah muncul gelembung kecil segera matikan
kompor. Karena jika susu di panaskan sampai mendidih, susu akan pecah atau
menggumpal.
2. Pendinginan dan inokulasi
Proses ini bertujuan untuk memberikan kondisi yang optimum bagi bakteri starter,
pendinginan dikerjakan sampai suhu ±380
C. Kemudian setelah suhu tercapai ditambahkan
bakteri starter. Starter yoghurt ditambahkan dengan presentase 20%. Tingkat penambahan
starter berpengaruh terhadap aktivitas bakteri dan produksi asam.
3. Pemeraman atau Inkubasi
7
14. Pemeraman dapat dilakukan pada kisaran suhu 400
C-430
C selama 7-12 jam. Suhu ini
merupakan kondisi optimum dalam proses fermentasi. Pada proses inilah yoghurt mulai
difermentasikan. Setelah proses inkubasi selesai maka akan terjadi koagulasi
(penggumpalan).
4. Refrigerasi
Produk yoghurt yang dihasilkan harus segera disimpan dalam refrigerator yang bersuhu
40
C -60
C karena apabila dibiarkan berada pada suhu inkubasi dan suhu ruangan maka
produksi asam akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena bakteri akan tetap beraktifitas
dalam membentuk asam laktat sehingga pH semakin turun. Tujuan refrigerasi ini adalah
untuk menghentikan bakteri beraktifitas membentuk asam laktat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Mikroorganisme yang digunakan dalam pembuatan yoghurt adalah Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kemudian, tahap-tahap pembuatan yoghurt yaitu
pemanasan, pendinginan, inokulasi, pemeraman(inkubasi) dan refigerasi. Hasil fermentasi kami
dinyatakan berhasil karena sesuai dengan SNI yang meliputi aroma normal atau khas yoghurt,
rasa khas atau asam yoghurt dan tekstur cairan kental atau semi padat.
5.2 Saran
Melalui penelitian yang telah dilakukan, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut
mengenai proses pembuatan fermentasi yoghurt. Oleh karena itu saran-saran yang dapat
diberikan antara lain sebagai berikut:
1. Saran untuk Masyarakat
Setelah mengetahui manfaat fermentasi susu yang menghasilkan yoghurt, masyarakat
diharapkan bisa membuat yoghurt sendiri di rumah, karena cara pembuatannya yang cukup
mudah. Jika ingin membuat yoghurt lebih kental, tambahkan lebih banyak susu bubuk. Untuk
menambah cita rasa, tambahkanlah sirup atau gula sesuai selera.
2. Saran untuk Peneliti Lain
Sebelum melakukan penelitian, hendaknya mensterilkan terlebih dahulu alat-alat yang
akan digunakan dalam proses pembuatan yoghurt untuk menghindari kontaminasi dengan
8
15. bakteri lain. Buatlah yoghurt pada malam hari, agar ketika bangun keesokan harinya yoghurt
telah jadi, kemudian segera dimasukkan ke kulkas.
3. Saran untuk Pendidikan
Pada setiap materi pembelajaran yang memungkinkan untuk diadakan percobaan ini,
diharapkan melakukan prercobaan untuk membuktikan kesesuaian setiap materi dengan
teori-teori yang ada pada setiap bab. Diharapkan juga agar laporan ilmiah ini dapat menjadi
referensi bagi pendidikan‚ baik dalam ruang lingkup permasalahan yang sama maupun yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Indriani, Endang. 2012 “Yuk Membuat Yoghurt Sendiri”. http://www.justtryandtaste.com/2012/11/yuk-
membuat-yogurt-sendiri-simple.html
Suryadi, Yudi. 2012 “Laporan Praktikum Bioteknologi”. http://ysuryadi.blogspot.com/2012/06/laporan-
praktikum-bioteknologi.html
Ajuz, Yayan. 2013 “Laporan fermentasi Yoghurt”. http://yayanajuz.blogspot.com/2012/06/laporan-
fermentasi-yoghurt-cara.html
Syahrul, Muhammad. 2013 “Laporan Pembuatan Yoghurt”.
http://seputarpendidikandanolahraga.blogspot.com/2013/03/laporan-pembuatan-yogurt.html
Syamsuri, Istamar. dkk 2007. Biologi 3A. Jakarta: Erlangga
13
9
1010
16. LAMPIRAN
Gambar 1.1 Bahan
Gambar 1.2 Alat
Gambar 1.3 Proses pembentukan yoghurt
1. Tahap pemanasan
2. Tahap pendinginan dan inokulasi
Plain Yoghurt Susu BubukSusu Cair Full Cream
Gulungan Kain Kardus Panci Kecil
11