SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 30
RUU INTELIJEN:
LAHIRNYA KEMBALI REZIM REPRESIF
NGOPI EDISI 03/04/2011 | AHAD, 28 RABIUL TSANI 1432 H
DISAMPAIKAN OLEH : NIKO ARWENDA
MENGENAL INTELIJEN
• Intelijen adalah orang yang bertugas mencari (meng-amat-amati) seseorang; dinas
rahasia. (KBBI)
• Intelijen (bahasa Inggris: intelligence) adalah informasi yang dihargai atas ketepatan
waktu dan relevansinya, bukan detil dan keakuratannya, berbeda dengan "data", yang
berupa informasi yang akurat, atau "fakta" yang merupakan informasi yang telah
diverifikasi. Kata intelijen juga sering digunakan untuk menyebut pelaku pengumpul
informasi ini, baik sebuah dinas intelijen maupun seorang agen. (Wikipedia.org)
INFORMASI YANG DIGALI
Informasi yang digali oleh intelejen adalah informasi penting dan kebanyakan rahasia.
Digali melalui spionase (sumber tertutup) maupun informasi yang tersedia bebas
seperti surat kabar atau internet (sumber terbuka).
Informasi dari berbagai sumber dikumpulkan secara tradisional, disimpan, dan diurutkan.
Karena sifatnya yang penting, tentu produk (kumpulan informasi), sumber informasi dan
metode mendapatkan informasi (tradecraft) seringkali dirahasiakan.
JENIS INTELIJEN
• Intelijen pemerintah; biasanya diserahkan pada dinas intelijen, yang umumnya
diberikan dana besar yang dirahasiakan. Dinas-dinas ini mengumpulkan informasi
dengan berbagai cara, dari penggunaan agen rahasia, menyadap saluran
komunikasi, sampai penggunaan satelit pengintai.
• Intelijen militer; adalah kegiatan dalam perang yang melakukan pengumpulan,
analisa, dan tindak lanjut atas informasi tentang musuh di lapangan. Kegiatan ini
memakai mata-mata, pengintai, peralatan pengamatan yang canggih, serta agen
rahasia.
• Intelijen bisnis; merupakan informasi rahasia yang didapatkan suatu perusahaan
mengenai saingannya dan pasar.
Pada perkembangannya, informasi yang dicari bukan hanya kemiliteran
namun juga mengenai masalah sosial, gejolak sosial, informasi ekonomi,
pertanian, tingkat keberhasilan panen serta kemajuan teknologi. Tujuannya
selain bersifat untuk kepentingan analisis militer, juga berguna untuk
kepentingan lainnya seperti kepentingan ekonomi, kerjasama ekonomi dan
lain-lain terutama yang bersifat hubungan antar negara (diplomatik).
FUNGSI INTELIJEN
• Mengumpulkan informasi
• Menyelesaikan setiap ancaman terhadap negara yang dilakukan secara efektif, rahasia
dan langsung menuju sasaran , operasi ini disebut operasi klandestin.
Seperti pada:
1. Usaha penggulingan presiden Soekarno melalui bantuan persenjataan kepada kaum
pemberontak pada dekade 1950-an
2. Invasi Teluk Babi di Kuba tahun 1960-an
3. Usaha pembunuhan presiden Saddam Hussein
BADAN INTELIJEN
Beberapa badan Intelijen yang dikenal di dunia antara lain:
• CIA (Central Intelligence Agency; Badan Intelijen Pusat), Amerika
• KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti; Komisi Keamanan Negara), Uni
Soviet, sekarang FSB (Federalnaya Sluzhba Bezopasnosti; Dinas Rahasia Federal)
• MI6 dikenal dengan SIS (Secret Intelligence Service; Dinas Intelijen Rahasia),
Britania Raya
• Mossad (Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim; Institut Intelijen dan
Operasi Khusus), Israel
• BIN (Badan Intelijen Negara), Indonesia
MENGENAL BIN
Badan Intelijen Negara, disingkat BIN, adalah lembaga pemerintah nonkementerian
Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang intelijen.
SEJARAH BIN:
Tahun 1943; Jepang mendirikan versi lokal lembaga intelijen, Sekolah Intelijen Militer
Nakano. Inilah cikal bakal BIN. Namun, lembaga intelijen sendiri baru dibentuk
pemerintah pertama kali paska kemerdekaan RI, Agustus 1945 bernama Badan
Istimewa. Baru tahun 2000, badan intelijen dinamakan BIN oleh presiden saat itu
(Abdurrahman Wahid).
RIWAYAT KEPALA BIN:
Nama Tahun menjabat
A. M. Hendropriyono 2001 – 2004
Syamsir Siregar 2004 – 2009
Susanto 2009 – sekarang
ANALISIS RUU INTELIJEN
• Desember 2010 lalu, DPR mengajukan RUU Intelijen.
• 16 Maret 2011 pemerintah menanggapi RUU Intelijen tersebut yang diwakili
Menhukham Patrialis Akbar, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dan Kepala BIN Sutanto,
dan menyerahkan Daftar Inventaris Masalah (DIM) RUU Intelijen kepada DPR.
ANALISIS RUU INTELIJEN
• Desember 2010 lalu, DPR mengajukan RUU Intelijen.
• 16 Maret 2011 pemerintah menanggapi RUU Intelijen tersebut yang diwakili
Menhukham Patrialis Akbar, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dan Kepala BIN Sutanto,
dan menyerahkan Daftar Inventaris Masalah (DIM) RUU Intelijen kepada DPR.
20 Januari 2011
Kericuhan Temanggung
6 Februari 2011
Peristiwa Cikeusik
15 Maret 2011
Bom buku Jakarta
Maraknya kerusuhan yang
terjadi antara Desember 2010
sampai Maret 2011 mendesak
pembahasan RUU Intelijen.
Alamiah atau rancangan?
TANGGAPAN RUU INTELIJEN
“RUU itu justru cenderung memberi ruang gerak lebih dan perlindungan ekstra kepada
personel intelijen dalam menjalankan kerja dan kegiatannya. Akibat ruang gerak dan
perlindungan yang lebih, maka sangat berpotensi memunculkan pelanggaran HAM di
kemudian hari.”
Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Pusat, Mustofa B Nahrawardaya
(detikcom, 27/3/2011)
TANGGAPAN RUU INTELIJEN
"Kalau lolos sama dengan set back ke massa orde baru. Padahal fungsi penangkapan
ada di aparat penegak hukum, yaitu Polri. Badan intelijen bukan bagian dari penegak
hukum, mereka hanya bertugas mengumpulkan informasi.”
Staf Program Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat), Wahyudi Djafar
(detikcom, 31/3/2011)
TANGGAPAN RUU INTELIJEN
“RUU Intelijen, baik yang draft DPR RI maupun tanggapan pemerintah, sama sekali
tidak mencerminkan dukungan kepada perlindungan rakyat dari kemungkinan
menjadi korban intelijen nakal.”
(inilah.com, 27/3/2011)
TANGGAPAN RUU INTELIJEN
"Kekhawatiran kami, melalui RUU Intelijen ini peran Badan Intelijen Negara menjadi
pihak internal pemerintah yang bertugas hanya menjaga pemerintah, padahal
masyarakat juga harus dilindungi. Atau kami khawatir BIN itu hanya akan bertugas
untuk memata-matai orang-orang yang bersikap kritis terhadap pemerintah.”
Bambang Widodo Umar, pengamat kepolisian
(vhrmedia, 29/3/2011)
TANGGAPAN RUU INTELIJEN
“Sebab di dalamnya dianggap belum mengakomodir prinsip-prinsip kinerja Intelijen
yang profesional tanpa mengabaikan hak-hak prinsip kemanusiaan. Juga dianggap
tidak steril dari kepentingan politik, tidak bisa mencegah penyalahgunaan kekuasaan,
berpotensi dimanfaatkan untuk kepentingan politik dan ekonomi penguasa, dan
melanggar hak-hak privasi warga negara. Bahkan dianggap akan bisa melahirkan
kembali rezim represif seperti atau bahkan lebih dari rezim Orde Baru.”
(Al Islam, 1/4/2011)
MENGKAJI RUU INTELIJEN (1)
Dari kajian Lajnah Siyasiyah DPP HTI terhadap draft RUU Intelijen yang terdiri dari 46 pasal
terbagi dalam sepuluh bab, Naskah Akademik (NA) yang disiapkan DPR (2010), ditambah
DIM (Daftar Inventaris Masalah) yang diajukan Pemerintah atas RUU Intelijen Negara, ada
beberapa catatan kritis penting yang perlu menjadi perhatian semua elemen masyarakat.
Pertama, ada kalimat-kalimat dan frase yang tidak didefinisikan dengan jelas,
pengertiannya kabur dan multitafsir, sehingga nantinya berpeluang menjadi pasal karet.
Misalnya, frase “ancaman nasional” dan “keamanan nasional”, dsb definisinya tidak jelas,
pengertiannya kabur dan multitafsir. Begitu juga “musuh dalam negeri”, siapa dan
kriterianya apa, tidak jelas. Poin pertama ini sangat penting, karena rumusan yang tidak
jelas, kabur, cenderung multitafsir dan tidak terukur menyangkut definisi dan hakikat
“ancaman”, “keamanan nasional ” dan “musuh dalam negeri” itu sangat mungkin
disalah gunakan demi kepentingan politik kekuasaan. Karena bersifat subyektif, maka
penafsirannya akan tergantung “selera” pemegang kebijakan dan kendali terhadap
operasional intelijen. Bisa jadi, sikap kritis dan kritik atas kebijakan pemerintah akan
dibungkam dengan dalih menjadi “ancaman” atau mengancam “keamanan nasional”
dan stabilitas.
MENGKAJI RUU INTELIJEN (2)
Kedua, di dalam RUU Intelijen Pasal 1 dikatakan Intelijen Negara merupakan lembaga
pemerintah, tidak dikatakan lembaga negara. Dengan definisi itu, intelijen berpeluang
dijadikan alat penguasa untuk memata-matai rakyat dan musuh politiknya.
MENGKAJI RUU INTELIJEN (3)
Ketiga, Pasal 31 RUU Intelijen, LKIN (Lembaga kordinasi Intelijen Nasional) - atau BIN
dalam DIM dan pasal 14 usulan pemerintah - memiliki wewenang melakukan intersepsi
(penyadapan) terhadap komunikasi dan/atau dokumen elektronik, serta pemeriksaan
aliran dana yang diduga kuat terkait dengan kegiatan terorisme, separatisme, spionase,
subversi, sabotase, dan kegiatan atau yang mengancam keamanan nasional. Di dalam
penjelasan dikatakan, intersepsi dilakukan tanpa ketetapan ketua pengadilan. Bahkan di
ayat 4 pasal yang sama, Bank Indonesia, bank, PPATK, lembaga keuangan bukan bank, dan
lembaga jasa pengiriman uang, wajib memberikan informasi kepada LKIN atau BIN.
Pemberian wewenang penyadapan tanpa izin akan menjadi pintu penyalahgunaan
kekuasaan. Apalagi didasarkan pada alasan yang definisi, kriteria dan tolak ukurnya tidak
dijelaskan, kabur dan multi tafsir sehingga bisa bersifat subyektif dan tergantung selera.
Akibatnya secara
implisit setiap personel intelijen berhak memutuskannya. Di negara hukum manapun,
penyadapan harus atas izin pengadilan. Jika ada sebagian negara maju yang memboleh-
kan penyadapan tanpa izin, itu dianggap tidak demokratis dan mencederai demokrasi.
Pemberian wewenang intersepsi tanpa izin menyebabkan penyadapan liar. Intelijen
justru sibuk memata-matai rakyat. Akibatnya warga tidak lagi terjamin hak privasinya
dan terancam, yang ironisnya justru oleh intelijen yang dibayai dengan uang mereka.
MENGKAJI RUU INTELIJEN (4)
Keempat, di dalam DIM Pemerintah, diusulkan pemberian wewenang kepada BIN untuk
melakukan penangkapan dan pemeriksaan intensif (interogasi) paling lama 7×24 jam. Ini
akan berpotensi lahirnya rezim intel. Usulan itu sama saja memberi wewenang intel BIN
untuk mengambil orang yang dicurigai, tanpa surat perintah, tanpa diberitahu tempat dan
materi interogasi, tanpa pengacara dan tanpa diberitahukan kepada keluarganya. Lalu apa
bedanya dengan penculikan? Jika usulan itu digolkan, maka akan lahir kembali rezim
represif. Penculikan akan terjadi lagi seperti pada masa reformasi atau bahkan lebih dari
itu, sebab dilegalkan oleh undang-undang. Padahal di negara hukum manapun,
penangkapan adalah wewenang aparat penegak hukum yakni kepolisian, disamping bahwa
penangkapan bukanlah fungsi intelijen.
MENGKAJI RUU INTELIJEN (5)
Kelima, di dalam RUU tidak ada mekanisme pengaduan dan gugatan bagi individu yang
merasa dilanggar haknya oleh kerja-kerja lembaga intelijen. Hal itu ditambah adanya
potensi intelijen menjadi “arogan” dan nyaris tanpa kontrol -seperti terpapar sebelumnya-
akan menjadi musibah dalam kehidupan sosial politik warga negara dan hak-hak warga
negara akan terabaikan. Warga berpotensi jadi korban tanpa ruang untuk mendapatkan
keadilan. Disinilah terlihat jelas potensi lahirnya rezim intel.
MENGKAJI RUU INTELIJEN (6)
Keenam, RUU Intelijen tidak mengatur dengan jelas mekanisme kontrol dan pengawasan
yang tegas, kuat dan permanen terhadap semua aspek dalam ruang lingkup fungsi dan
kerja intelijen (termasuk penggunaan anggaran). Akibatnya, intelijen akan menjadi “super
body” yang tidak bisa dikontrol dan bisa dijadikan alat kepentingan politik status quo.
Dengan beberapa catatan kritis itu -masih ada yang lain-, maka RUU Intelijen itu akan
melahirkan kembali rezim represif. Dan itu merupakan kemunduran bagi kehidupan umat
di negeri ini.
INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM
Aktifitas intelijen (tajassus) merupakan aktifitas mengamat-amati atau menyelidiki
keterangan/berita seseorang atau sekelompok orang; baik berita yang diamat-amati
tersebut tampak atau tersembunyi. Orang yang melakukannya disebut intelijen (jâsûs).
Hukum tajassus berbeda, tergantung pada siapa obyek yang diinteli. Jika yang menjadi
obyeknya adalah kaum Muslim atau kafir dzimmî yang menjadi warga negara (Daulah
Islamiyah) maka hukumnya haram. Artinya, mereka tidak boleh dimata-matai. Sebaliknya,
jika obyek tajassus itu adalah negara atau orang-orang kâfir harbî, baik kafir yang benar-
benar memerangi negeri Muslim dan umat Islam secara fisik (kâfir harbî fi’lan) maupun
kâfir harbî yang tidak langsung memeranginya (kâfir harbî hukman), maka dibolehkan bagi
kaum Muslim untuk melakukan aktifitas intelijen terhadap mereka. Bahkan, wajib
hukumnya
bagi negara (Khalifah) melakukannya.
INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM
Keharaman melakukan aktifitas intelijen terhadap seluruh warga negara, baik Muslim
ataupun kâfir dzimmî, secara tegas dinyatakan di dalam Al Qur’an:
 ‫بب‬ْ ‫ب‬ ‫ت‬َ‫ْب‬‫غ‬ْ ‫ب‬ ‫ي‬َ‫ْب‬ ‫الب‬َ‫ْب‬ ‫و‬َ‫ْب‬  ‫ساواب‬ُ‫ او‬ ‫س‬َّ‫س‬ ‫ج‬َ‫ْب‬ ‫ت‬َ‫ْب‬ ‫الب‬َ‫ْب‬ ‫و‬َ‫ْب‬  ‫مب‬ٌ ‫و‬‫ث‬ْ ‫ب‬‫إ‬ِ‫ث‬ ‫نب‬ِّ ‫إ‬ ‫ظ‬َّ‫س‬ ‫ضب ال‬َ‫ْب‬ ‫ع‬ْ ‫ب‬ ‫ب‬َ‫ْب‬ ‫نب‬َّ‫س‬ ‫إ‬ِ‫ث‬ ‫نب‬ِّ ‫إ‬ ‫ظ‬َّ‫س‬ ‫نب ال‬َ‫ْب‬ ‫م‬ِ‫ث‬  ‫راب‬ً‫ا‬ ‫ثري‬ِ‫ث‬‫ك‬َ‫ْب‬  ‫باواب‬ُ‫ او‬‫ن‬ِ‫ث‬‫ت‬َ‫ْب‬‫ج‬ْ ‫ب‬ ‫ناواب ا‬ُ‫ او‬‫م‬َ‫ْب‬ ‫ءا‬َ‫ْب‬  ‫نب‬َ‫ْب‬ ‫ذي‬ِ‫ث‬‫ل‬َّ‫س‬‫ا‬ ‫ه اب‬َ‫ْب‬ ‫ي‬ُّ‫ه‬‫أ‬َ‫ْب‬‫ ا‬‫ي‬َ‫ْب‬
 ‫بب‬ٌ ‫و‬ ‫اوا‬َّ‫س‬ ‫ت‬َ‫ْب‬ ‫هللب‬َ‫ْب‬ ‫نب ا‬َّ‫س‬ ‫إ‬ِ‫ث‬ ‫هللب‬َ‫ْب‬ ‫قاواب ا‬ُ‫ او‬‫ت‬َّ‫س‬‫وا‬َ‫ْب‬  ‫هب‬ُ‫ او‬‫ماو‬ُ‫ او‬ ‫ت‬ُ‫ او‬‫ه‬ْ ‫ب‬ ‫ر‬ِ‫ث‬ ‫ك‬َ‫ْب‬ ‫ف‬َ‫ْب‬ ‫ت اب‬ً‫ا‬‫ري‬ْ ‫ب‬‫م‬َ‫ْب‬  ‫هب‬ِ‫ث‬ ‫خري‬ِ‫ث‬ ‫أ‬َ‫ْب‬ ‫ب‬‫م‬َ‫ْب‬ ‫ح‬ْ ‫ب‬ ‫ل‬َ‫ْب‬ ‫ب‬‫ل‬َ‫ْب‬ ‫ك‬ُ‫ او‬‫أ‬ْ ‫ب‬‫ي‬َ‫ْب‬ ‫نب‬ْ ‫ب‬ ‫أ‬َ‫ْب‬ ‫ب‬‫م‬ْ ‫ب‬ ‫ك‬ُ‫ او‬ ‫د‬ُ‫ او‬‫ح‬َ‫ْب‬ ‫أ‬َ‫ْب‬ ‫ب‬‫ب‬ُّ‫ه‬ ‫ح‬ِ‫ث‬ ‫ي‬ُ‫ او‬‫أ‬َ‫ْب‬ ‫ب‬‫ض ا‬ً‫ا‬ ‫ع‬ْ ‫ب‬ ‫ب‬َ‫ْب‬ ‫مب‬ْ ‫ب‬ ‫ك‬ُ‫ او‬‫ض‬ُ‫ او‬ ‫ع‬ْ ‫ب‬ ‫ب‬َ‫ْب‬
‫م‬ٌ ‫و‬‫حري‬ِ‫ث‬ ‫ر‬َ‫ْب‬
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah melakukan aktifitas tajassus
(mengamat-amati/mencari-cari berita kesalahan orang lain) dan janganlah sebagian kamu
menggun-
jing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Tentulah kalian merasa jijik. Bertakwalah kalian kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
(TQS. Al Hujurat [49]:12)
INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM
Di dalam Sîrah Ibn Hisyâm diriwayatkan bahwa Rasulullah saw mengutus Abdullah ibn
Jahsy beserta kelompok yang terdiri dari delapan orang dari kalangan Muhajirin. Beliau
menulis surat untuknya dan memerintahkannya untuk tidak membaca isinya hingga
berjalan selama dua hari. Dia diperintahkan untuk melakukan apa yang ada di dalamnya,
sedangkan yang lainnya tidak boleh dipaksa untuk melakukannya. Dia pun menuruti apa
yang diperintahkan Nabi.
Setelah menempuh perjalanan dua hari, dibukanyalah surat Rasul tersebut. Di sana
tertulis, ‘Bila engkau membaca suratku ini maka teruslah berjalan hingga sampai pada
suatu tempat antara Makkah dan Thaif. Di sana, amatilah kaum Quraisy dan carilah berita
tentang mereka untuk saya’. Dalam surat tersebut Rasulullah saw memerintahkan
Abdullah ibn Jahsy melakukan tajassus terhadap kaum Quraisy serta memberinya
informasi tentang aktifitas kafir Quraisy. Namun, beliau memberikan pilihan kepada
sahabat-sahabat lainnya untuk menyertainya atau tidak. Hal ini menunjukkan bahwa
Rasulullah meminta semuanya melakukan tajassus, tetapi bagi Abdullah ibn Jahsy
harus, sedangkan yang lainnya boleh memilih.
INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM
Selain itu, hal ini menunjukkan wajibnya negara melakukan aktifitas intelijen terhadap
kâfir harbiy. Sebab, informasi-informasi yang diperlukan oleh tentara kaum Muslim
tentang negara musuh baru akan diketahui lewat aktifitas intelijen ini. Padahal, terdapat
kaidah ushul yang menyatakan mâ lâ yatimmu al-wâjibu illâ bihi fa huwa wâjib (Suatu
kewajiban yang tidak akan (berjalan) sempurna kecuali dengan adanya sesuatu, maka
sesuatu itu wajib pula adanya). Jadi, adanya dinas rahasia dalam tubuh tentara Muslim
untuk melakukan aktifitas intelijen terhadap negara musuh hukumnya wajib.
Berdasarkan bahasan di atas, tampak bahwa siapapun, termasuk negara, tidak boleh
melakukan aktifitas intelijen terhadap warga negaranya. Kalaupun dimaksudkan untuk
menjaga keamanan maka tidak boleh dilakukan dengan perkara yang diharamkan,
melainkan dilakukan oleh pihak yang menjaga keamanan dan ketertiban dalam negeri,
yaitu polisi (syurthah). Sebaliknya, negara wajib memiliki badan intelijen yang ditujukan
untuk mengawasi musuh (negara-negara kafir), baik negaranya maupun warganya
yang sedang berkunjung ke dalam negeri.
INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM
Berkaitan dengan kerjasama intelijen dengan negara kafir, harus dilihat realitasnya.
Pertama, kerjasama intelijen itu tidak dapat dilepaskan dengan kerjasama militer. Dengan
kerjasama militer berarti musuh suatu negara merupakan musuh pula bagi sekutunya.
Kerjasama seperti ini merupakan kerjasama yang bathil, diharamkan oleh Allah Swt.
Rasulullah saw bersabda:
«‫ن‬َ« ‫ي‬ْ‫َن‬‫ك‬ِ‫ْي‬ ‫ر‬ِ‫ْي‬ ‫ش‬ْ‫َن‬ ‫م‬ُ‫ْش‬ ‫ل‬ْ‫َن‬‫را ا‬ِ‫ْي‬ ‫نرا‬َ«‫ب‬ِ‫ْي‬ ‫ءا‬ُ‫ْش‬ ‫ي‬ْ‫َن‬ ‫ض‬ِ‫ْي‬ ‫ت‬َ«‫س‬ْ‫َن‬ ‫ن‬َ« ‫نا‬ْ‫َن‬ ‫ل‬َ«»
Kami tidak meminta bantuan pada api kaum musyrik. (HR Ahmad dan an-Nasa’i)
Artinya, janganlah kalian menjadikan api kaum musyrik sebagai penerang bagi kalian.
Sementara itu, api merupakan kiasan bagi pertempuran dan militer. Jelaslah, tidak
boleh kaum Muslim mengadakan kerjasama militer dengan negara-negara kafir.
Kerjasama militer juga menjadikan kaum Muslim latihan perang dan bahkan
berperang bersama mereka bukan atas nama individu melainkan antar negara.
INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM
Lagi-lagi Rasulullah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu Abdillah
yang disandarkan kepada Abu Hamid as-Sa’adi:
«‫ن‬َ« ‫ي‬ْ‫َن‬‫ك‬ِ‫ْي‬ ‫ر‬ِ‫ْي‬ ‫ش‬ْ‫َن‬ ‫م‬ُ‫ْش‬ ‫ل‬ْ‫َن‬‫برا‬ِ‫ْي‬ ‫نا‬ُ‫ْش‬ ‫ي‬ْ‫َن‬‫ع‬ِ‫ْي‬ ‫ت‬َ«‫س‬ْ‫َن‬ ‫ن‬َ« ‫الا‬َ«  ‫نراا‬َ«‫ن‬َّ‫ن‬‫إ‬ِ‫ْي‬‫ف‬َ«»
Kami tidak meminta bantuan kepada orang-orang musyrik. (HR. Baihaki)
Kedua, sasaran yang dijadikan sebagai obyek aktifitas intelijen itu siapa, apakah kaum
Muslim ataukah kâfir harbî. Jika yang dijadikan obyek sasaran adalah warga negara Islam,
baik Muslim ataupun kâfir harbî maka, jangankan melakukan kerjasama intelijen dengan
negara kafir, melakukan aktifitasnya atau membentuk lembaganya saja haram,
sebagaimana yang sudah dijelaskan. Sedangkan jika obyeknya adalah kâfir harbî, maka
realitasnya
tidak mungkin. Sebab, kerjasama yang kini tengah dijalin adalah kerjasama intelijen
dalam rangka memberantas terorisme yang dimaknai oleh AS sebagai orang,
kelompok orang, atau negara yang tidak berpihak kepada AS. Jadi, obyeknya bukan
kâfir harbî.
INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM
Dengan demikian, melihat realitasnya, kerjasama negeri-negeri Muslim dengan negara-
negara kafir di bidang intelijen dalam rangka menginteli atau mematai-amati kaum Muslim
yang dicap ‘teroris’ merupakan tindakan bathil yang diharamkan, serta hanya merupakan
sarana bangsa kafir untuk semakin menjajah kaum Muslim.
KESIMPULAN
RUU Intelijen ini tak lebih dari sekedar alat penguasa yang ingin memberangus apa yang
disebut “teroris” versi AS. Yakni kelompok Islam “garis keras” yang menginginkan revolusi
sistem dan rezim yang saat ini berkuasa, dengan syariah dan khilafah. Hal itu wajar,
mengingat merekalah yang diuntungkan oleh sistem yang saat ini digunakan, yakni
kapitalisme-liberalisme. Tampak bahwa rakyat tidak dinilai sebagai pihak yang harus
dilindungi. Justru mereka melindungi kekuasaannya dengan mengorbankan rakyat. Apapun
makar yang mereka buat, yakinlah bahwa Allah akan menggantinya dengan azab;
‫م‬ْ‫َن‬ ‫ه‬ِ‫ْي‬ ‫ق‬ِ‫ْي‬‫و‬ْ‫َن‬ ‫ف‬َ« ‫نا‬ْ‫َن‬ ‫م‬ِ‫ْي‬  ‫فا‬ُ‫ْش‬ ‫ق‬ْ‫َن‬ ‫س‬َّ‫ن‬ ‫ما ال‬ُ‫ْش‬‫ه‬ِ‫ْي‬ ‫ي‬ْ‫َن‬‫ل‬َ«‫ع‬َ«  ‫را‬َّ‫ن‬ ‫خ‬َ« ‫ف‬َ« ‫دا‬ِ‫ْي‬‫ع‬ِ‫ْي‬ ‫وا‬َ« ‫ق‬َ«‫ل‬ْ‫َن‬‫نا ا‬َ« ‫م‬ِ‫ْي‬  ‫ما‬ْ‫َن‬ ‫ه‬ُ‫ْش‬ ‫ن‬َ«‫يرا‬َ«‫ن‬ْ‫َن‬‫ب‬ُ‫ْش‬ ‫للا‬َّ‫ن‬ُ‫ْش‬ ‫ت ىا ا‬َ«‫أ‬َ«‫ف‬َ« ‫ما‬ْ‫َن‬ ‫ه‬ِ‫ْي‬ ‫ل‬ِ‫ْي‬‫ب‬ْ‫َن‬‫ق‬َ« ‫نا‬ْ‫َن‬ ‫م‬ِ‫ْي‬  ‫نا‬َ« ‫ذني‬ِ‫ْي‬‫ل‬َّ‫ن‬‫ا‬ ‫را‬َ« ‫ك‬َ« ‫م‬َ«  ‫دا‬ْ‫َن‬ ‫ق‬َ«
 ‫نا‬َ« ‫رنو‬ُ‫ْش‬ ‫ع‬ُ‫ْش‬ ‫ش‬ْ‫َن‬ ‫ني‬َ« ‫الا‬َ«  ‫ثا‬ُ‫ْش‬ ‫ي‬ْ‫َن‬‫ح‬َ«  ‫نا‬ْ‫َن‬ ‫م‬ِ‫ْي‬  ‫با‬ُ‫ْش‬ ‫ذا‬َ«‫ع‬َ« ‫ل‬ْ‫َن‬‫ما ا‬ُ‫ْش‬‫ه‬ُ‫ْش‬ ‫ترا‬َ«‫أ‬َ«‫نو‬َ«
Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka
Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap (rumah itu)
jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat
yang tidak mereka sadari. (TQS. Al Nahl [16]:26)
--- Wallahu a’lam ---
REFERENSI
• Al Qur’an
• http://id.wikipedia.org/wiki/Intelijen
• http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Intelijen_Negara
• http://hizbut-tahrir.or.id/2011/03/30/ruu-intelijen-lahirnya-kembali-rezim-represif/
• http://www.detiknews.com/read/2011/03/27/104639/1602082/10/awas-ruu-intelijen-
berpotensi-munculkan-munir-munir-baru
• http://nasional.inilah.com/read/detail/1362402/tarik-menarik-kepentingan-di-balik-
ruu-intelijen
• http://www.vhrmedia.com/2010/detail.php?.e=1954
• http://compaq40.wordpress.com/2009/07/26/dunia-intelijen-dalam-pandangan-
hukum-islam/
‫را‬ً‫ا‬ ‫شك‬

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoMeraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Kafi Hidonis
 
Materi khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahMateri khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwah
el-hafiy
 

Andere mochten auch (20)

Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)
Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)
Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)
 
Renungan akhir ramadlan
Renungan akhir ramadlanRenungan akhir ramadlan
Renungan akhir ramadlan
 
Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam
 
Islam, dulu dan kini
Islam, dulu dan kiniIslam, dulu dan kini
Islam, dulu dan kini
 
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoMeraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
 
Bencana hiv, kondom solusikah
Bencana hiv, kondom solusikahBencana hiv, kondom solusikah
Bencana hiv, kondom solusikah
 
Bilt mt funa mahasiswa sukses mulia (2016) 2
Bilt mt funa mahasiswa sukses mulia (2016) 2Bilt mt funa mahasiswa sukses mulia (2016) 2
Bilt mt funa mahasiswa sukses mulia (2016) 2
 
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffah
Mencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffahMencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffah
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffah
 
Problematika Umat
Problematika UmatProblematika Umat
Problematika Umat
 
Materi khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahMateri khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwah
 
PDF Hijrah, saaatnya berubah
 PDF Hijrah, saaatnya berubah PDF Hijrah, saaatnya berubah
PDF Hijrah, saaatnya berubah
 
Ta'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut TahrirTa'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut Tahrir
 
Simpul Islam, Bernama Aqidah
Simpul Islam, Bernama AqidahSimpul Islam, Bernama Aqidah
Simpul Islam, Bernama Aqidah
 
Demi waktu
Demi waktuDemi waktu
Demi waktu
 
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
 
02 Hidup ini Pilihan
02 Hidup ini Pilihan02 Hidup ini Pilihan
02 Hidup ini Pilihan
 
Menjadi Pemuda Cemerlang
Menjadi Pemuda CemerlangMenjadi Pemuda Cemerlang
Menjadi Pemuda Cemerlang
 
Pengajian Motivasi Remaja Islam
Pengajian Motivasi Remaja IslamPengajian Motivasi Remaja Islam
Pengajian Motivasi Remaja Islam
 
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
 
Peta kehidupan by Ustadz Fatih Karim
Peta kehidupan by Ustadz Fatih KarimPeta kehidupan by Ustadz Fatih Karim
Peta kehidupan by Ustadz Fatih Karim
 

Ähnlich wie Ngopi Edisi RUU Intelijen

PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
Keimigrasian dan kewarganegaraan
Keimigrasian dan kewarganegaraanKeimigrasian dan kewarganegaraan
Keimigrasian dan kewarganegaraan
wendryk
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
Azinuddin Haq
 
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensikInvestigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
Maya Fitriani Hd
 

Ähnlich wie Ngopi Edisi RUU Intelijen (20)

PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
 
ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)
ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)
ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)
 
Ham makalah
Ham makalahHam makalah
Ham makalah
 
Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004
Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004
Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004
 
Keimigrasian dan kewarganegaraan
Keimigrasian dan kewarganegaraanKeimigrasian dan kewarganegaraan
Keimigrasian dan kewarganegaraan
 
Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx
 Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx
Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx
 
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewukelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
 
pengertian keterbukaan dan keadilan
pengertian keterbukaan dan keadilanpengertian keterbukaan dan keadilan
pengertian keterbukaan dan keadilan
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
 
Quiz ham 41614110109
Quiz ham 41614110109Quiz ham 41614110109
Quiz ham 41614110109
 
Makalah pemilu indonesia
Makalah pemilu indonesiaMakalah pemilu indonesia
Makalah pemilu indonesia
 
Peran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersih
Peran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersihPeran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersih
Peran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersih
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensikInvestigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
 
Pembaharuan sistem hukum di indonesia
Pembaharuan sistem hukum di indonesiaPembaharuan sistem hukum di indonesia
Pembaharuan sistem hukum di indonesia
 
Pembaharuan sistem hukum di indonesia
Pembaharuan sistem hukum di indonesiaPembaharuan sistem hukum di indonesia
Pembaharuan sistem hukum di indonesia
 
Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 
Sam 1
Sam 1Sam 1
Sam 1
 
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Ngopi Edisi RUU Intelijen

  • 1. RUU INTELIJEN: LAHIRNYA KEMBALI REZIM REPRESIF NGOPI EDISI 03/04/2011 | AHAD, 28 RABIUL TSANI 1432 H DISAMPAIKAN OLEH : NIKO ARWENDA
  • 2. MENGENAL INTELIJEN • Intelijen adalah orang yang bertugas mencari (meng-amat-amati) seseorang; dinas rahasia. (KBBI) • Intelijen (bahasa Inggris: intelligence) adalah informasi yang dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya, bukan detil dan keakuratannya, berbeda dengan "data", yang berupa informasi yang akurat, atau "fakta" yang merupakan informasi yang telah diverifikasi. Kata intelijen juga sering digunakan untuk menyebut pelaku pengumpul informasi ini, baik sebuah dinas intelijen maupun seorang agen. (Wikipedia.org)
  • 3. INFORMASI YANG DIGALI Informasi yang digali oleh intelejen adalah informasi penting dan kebanyakan rahasia. Digali melalui spionase (sumber tertutup) maupun informasi yang tersedia bebas seperti surat kabar atau internet (sumber terbuka). Informasi dari berbagai sumber dikumpulkan secara tradisional, disimpan, dan diurutkan. Karena sifatnya yang penting, tentu produk (kumpulan informasi), sumber informasi dan metode mendapatkan informasi (tradecraft) seringkali dirahasiakan.
  • 4. JENIS INTELIJEN • Intelijen pemerintah; biasanya diserahkan pada dinas intelijen, yang umumnya diberikan dana besar yang dirahasiakan. Dinas-dinas ini mengumpulkan informasi dengan berbagai cara, dari penggunaan agen rahasia, menyadap saluran komunikasi, sampai penggunaan satelit pengintai. • Intelijen militer; adalah kegiatan dalam perang yang melakukan pengumpulan, analisa, dan tindak lanjut atas informasi tentang musuh di lapangan. Kegiatan ini memakai mata-mata, pengintai, peralatan pengamatan yang canggih, serta agen rahasia. • Intelijen bisnis; merupakan informasi rahasia yang didapatkan suatu perusahaan mengenai saingannya dan pasar. Pada perkembangannya, informasi yang dicari bukan hanya kemiliteran namun juga mengenai masalah sosial, gejolak sosial, informasi ekonomi, pertanian, tingkat keberhasilan panen serta kemajuan teknologi. Tujuannya selain bersifat untuk kepentingan analisis militer, juga berguna untuk kepentingan lainnya seperti kepentingan ekonomi, kerjasama ekonomi dan lain-lain terutama yang bersifat hubungan antar negara (diplomatik).
  • 5. FUNGSI INTELIJEN • Mengumpulkan informasi • Menyelesaikan setiap ancaman terhadap negara yang dilakukan secara efektif, rahasia dan langsung menuju sasaran , operasi ini disebut operasi klandestin. Seperti pada: 1. Usaha penggulingan presiden Soekarno melalui bantuan persenjataan kepada kaum pemberontak pada dekade 1950-an 2. Invasi Teluk Babi di Kuba tahun 1960-an 3. Usaha pembunuhan presiden Saddam Hussein
  • 6. BADAN INTELIJEN Beberapa badan Intelijen yang dikenal di dunia antara lain: • CIA (Central Intelligence Agency; Badan Intelijen Pusat), Amerika • KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti; Komisi Keamanan Negara), Uni Soviet, sekarang FSB (Federalnaya Sluzhba Bezopasnosti; Dinas Rahasia Federal) • MI6 dikenal dengan SIS (Secret Intelligence Service; Dinas Intelijen Rahasia), Britania Raya • Mossad (Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim; Institut Intelijen dan Operasi Khusus), Israel • BIN (Badan Intelijen Negara), Indonesia
  • 7. MENGENAL BIN Badan Intelijen Negara, disingkat BIN, adalah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang intelijen. SEJARAH BIN: Tahun 1943; Jepang mendirikan versi lokal lembaga intelijen, Sekolah Intelijen Militer Nakano. Inilah cikal bakal BIN. Namun, lembaga intelijen sendiri baru dibentuk pemerintah pertama kali paska kemerdekaan RI, Agustus 1945 bernama Badan Istimewa. Baru tahun 2000, badan intelijen dinamakan BIN oleh presiden saat itu (Abdurrahman Wahid). RIWAYAT KEPALA BIN: Nama Tahun menjabat A. M. Hendropriyono 2001 – 2004 Syamsir Siregar 2004 – 2009 Susanto 2009 – sekarang
  • 8. ANALISIS RUU INTELIJEN • Desember 2010 lalu, DPR mengajukan RUU Intelijen. • 16 Maret 2011 pemerintah menanggapi RUU Intelijen tersebut yang diwakili Menhukham Patrialis Akbar, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dan Kepala BIN Sutanto, dan menyerahkan Daftar Inventaris Masalah (DIM) RUU Intelijen kepada DPR.
  • 9. ANALISIS RUU INTELIJEN • Desember 2010 lalu, DPR mengajukan RUU Intelijen. • 16 Maret 2011 pemerintah menanggapi RUU Intelijen tersebut yang diwakili Menhukham Patrialis Akbar, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dan Kepala BIN Sutanto, dan menyerahkan Daftar Inventaris Masalah (DIM) RUU Intelijen kepada DPR. 20 Januari 2011 Kericuhan Temanggung 6 Februari 2011 Peristiwa Cikeusik 15 Maret 2011 Bom buku Jakarta Maraknya kerusuhan yang terjadi antara Desember 2010 sampai Maret 2011 mendesak pembahasan RUU Intelijen. Alamiah atau rancangan?
  • 10. TANGGAPAN RUU INTELIJEN “RUU itu justru cenderung memberi ruang gerak lebih dan perlindungan ekstra kepada personel intelijen dalam menjalankan kerja dan kegiatannya. Akibat ruang gerak dan perlindungan yang lebih, maka sangat berpotensi memunculkan pelanggaran HAM di kemudian hari.” Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Pusat, Mustofa B Nahrawardaya (detikcom, 27/3/2011)
  • 11. TANGGAPAN RUU INTELIJEN "Kalau lolos sama dengan set back ke massa orde baru. Padahal fungsi penangkapan ada di aparat penegak hukum, yaitu Polri. Badan intelijen bukan bagian dari penegak hukum, mereka hanya bertugas mengumpulkan informasi.” Staf Program Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat), Wahyudi Djafar (detikcom, 31/3/2011)
  • 12. TANGGAPAN RUU INTELIJEN “RUU Intelijen, baik yang draft DPR RI maupun tanggapan pemerintah, sama sekali tidak mencerminkan dukungan kepada perlindungan rakyat dari kemungkinan menjadi korban intelijen nakal.” (inilah.com, 27/3/2011)
  • 13. TANGGAPAN RUU INTELIJEN "Kekhawatiran kami, melalui RUU Intelijen ini peran Badan Intelijen Negara menjadi pihak internal pemerintah yang bertugas hanya menjaga pemerintah, padahal masyarakat juga harus dilindungi. Atau kami khawatir BIN itu hanya akan bertugas untuk memata-matai orang-orang yang bersikap kritis terhadap pemerintah.” Bambang Widodo Umar, pengamat kepolisian (vhrmedia, 29/3/2011)
  • 14. TANGGAPAN RUU INTELIJEN “Sebab di dalamnya dianggap belum mengakomodir prinsip-prinsip kinerja Intelijen yang profesional tanpa mengabaikan hak-hak prinsip kemanusiaan. Juga dianggap tidak steril dari kepentingan politik, tidak bisa mencegah penyalahgunaan kekuasaan, berpotensi dimanfaatkan untuk kepentingan politik dan ekonomi penguasa, dan melanggar hak-hak privasi warga negara. Bahkan dianggap akan bisa melahirkan kembali rezim represif seperti atau bahkan lebih dari rezim Orde Baru.” (Al Islam, 1/4/2011)
  • 15. MENGKAJI RUU INTELIJEN (1) Dari kajian Lajnah Siyasiyah DPP HTI terhadap draft RUU Intelijen yang terdiri dari 46 pasal terbagi dalam sepuluh bab, Naskah Akademik (NA) yang disiapkan DPR (2010), ditambah DIM (Daftar Inventaris Masalah) yang diajukan Pemerintah atas RUU Intelijen Negara, ada beberapa catatan kritis penting yang perlu menjadi perhatian semua elemen masyarakat. Pertama, ada kalimat-kalimat dan frase yang tidak didefinisikan dengan jelas, pengertiannya kabur dan multitafsir, sehingga nantinya berpeluang menjadi pasal karet. Misalnya, frase “ancaman nasional” dan “keamanan nasional”, dsb definisinya tidak jelas, pengertiannya kabur dan multitafsir. Begitu juga “musuh dalam negeri”, siapa dan kriterianya apa, tidak jelas. Poin pertama ini sangat penting, karena rumusan yang tidak jelas, kabur, cenderung multitafsir dan tidak terukur menyangkut definisi dan hakikat “ancaman”, “keamanan nasional ” dan “musuh dalam negeri” itu sangat mungkin disalah gunakan demi kepentingan politik kekuasaan. Karena bersifat subyektif, maka penafsirannya akan tergantung “selera” pemegang kebijakan dan kendali terhadap operasional intelijen. Bisa jadi, sikap kritis dan kritik atas kebijakan pemerintah akan dibungkam dengan dalih menjadi “ancaman” atau mengancam “keamanan nasional” dan stabilitas.
  • 16. MENGKAJI RUU INTELIJEN (2) Kedua, di dalam RUU Intelijen Pasal 1 dikatakan Intelijen Negara merupakan lembaga pemerintah, tidak dikatakan lembaga negara. Dengan definisi itu, intelijen berpeluang dijadikan alat penguasa untuk memata-matai rakyat dan musuh politiknya.
  • 17. MENGKAJI RUU INTELIJEN (3) Ketiga, Pasal 31 RUU Intelijen, LKIN (Lembaga kordinasi Intelijen Nasional) - atau BIN dalam DIM dan pasal 14 usulan pemerintah - memiliki wewenang melakukan intersepsi (penyadapan) terhadap komunikasi dan/atau dokumen elektronik, serta pemeriksaan aliran dana yang diduga kuat terkait dengan kegiatan terorisme, separatisme, spionase, subversi, sabotase, dan kegiatan atau yang mengancam keamanan nasional. Di dalam penjelasan dikatakan, intersepsi dilakukan tanpa ketetapan ketua pengadilan. Bahkan di ayat 4 pasal yang sama, Bank Indonesia, bank, PPATK, lembaga keuangan bukan bank, dan lembaga jasa pengiriman uang, wajib memberikan informasi kepada LKIN atau BIN. Pemberian wewenang penyadapan tanpa izin akan menjadi pintu penyalahgunaan kekuasaan. Apalagi didasarkan pada alasan yang definisi, kriteria dan tolak ukurnya tidak dijelaskan, kabur dan multi tafsir sehingga bisa bersifat subyektif dan tergantung selera. Akibatnya secara implisit setiap personel intelijen berhak memutuskannya. Di negara hukum manapun, penyadapan harus atas izin pengadilan. Jika ada sebagian negara maju yang memboleh- kan penyadapan tanpa izin, itu dianggap tidak demokratis dan mencederai demokrasi. Pemberian wewenang intersepsi tanpa izin menyebabkan penyadapan liar. Intelijen justru sibuk memata-matai rakyat. Akibatnya warga tidak lagi terjamin hak privasinya dan terancam, yang ironisnya justru oleh intelijen yang dibayai dengan uang mereka.
  • 18. MENGKAJI RUU INTELIJEN (4) Keempat, di dalam DIM Pemerintah, diusulkan pemberian wewenang kepada BIN untuk melakukan penangkapan dan pemeriksaan intensif (interogasi) paling lama 7×24 jam. Ini akan berpotensi lahirnya rezim intel. Usulan itu sama saja memberi wewenang intel BIN untuk mengambil orang yang dicurigai, tanpa surat perintah, tanpa diberitahu tempat dan materi interogasi, tanpa pengacara dan tanpa diberitahukan kepada keluarganya. Lalu apa bedanya dengan penculikan? Jika usulan itu digolkan, maka akan lahir kembali rezim represif. Penculikan akan terjadi lagi seperti pada masa reformasi atau bahkan lebih dari itu, sebab dilegalkan oleh undang-undang. Padahal di negara hukum manapun, penangkapan adalah wewenang aparat penegak hukum yakni kepolisian, disamping bahwa penangkapan bukanlah fungsi intelijen.
  • 19. MENGKAJI RUU INTELIJEN (5) Kelima, di dalam RUU tidak ada mekanisme pengaduan dan gugatan bagi individu yang merasa dilanggar haknya oleh kerja-kerja lembaga intelijen. Hal itu ditambah adanya potensi intelijen menjadi “arogan” dan nyaris tanpa kontrol -seperti terpapar sebelumnya- akan menjadi musibah dalam kehidupan sosial politik warga negara dan hak-hak warga negara akan terabaikan. Warga berpotensi jadi korban tanpa ruang untuk mendapatkan keadilan. Disinilah terlihat jelas potensi lahirnya rezim intel.
  • 20. MENGKAJI RUU INTELIJEN (6) Keenam, RUU Intelijen tidak mengatur dengan jelas mekanisme kontrol dan pengawasan yang tegas, kuat dan permanen terhadap semua aspek dalam ruang lingkup fungsi dan kerja intelijen (termasuk penggunaan anggaran). Akibatnya, intelijen akan menjadi “super body” yang tidak bisa dikontrol dan bisa dijadikan alat kepentingan politik status quo. Dengan beberapa catatan kritis itu -masih ada yang lain-, maka RUU Intelijen itu akan melahirkan kembali rezim represif. Dan itu merupakan kemunduran bagi kehidupan umat di negeri ini.
  • 21. INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM Aktifitas intelijen (tajassus) merupakan aktifitas mengamat-amati atau menyelidiki keterangan/berita seseorang atau sekelompok orang; baik berita yang diamat-amati tersebut tampak atau tersembunyi. Orang yang melakukannya disebut intelijen (jâsûs). Hukum tajassus berbeda, tergantung pada siapa obyek yang diinteli. Jika yang menjadi obyeknya adalah kaum Muslim atau kafir dzimmî yang menjadi warga negara (Daulah Islamiyah) maka hukumnya haram. Artinya, mereka tidak boleh dimata-matai. Sebaliknya, jika obyek tajassus itu adalah negara atau orang-orang kâfir harbî, baik kafir yang benar- benar memerangi negeri Muslim dan umat Islam secara fisik (kâfir harbî fi’lan) maupun kâfir harbî yang tidak langsung memeranginya (kâfir harbî hukman), maka dibolehkan bagi kaum Muslim untuk melakukan aktifitas intelijen terhadap mereka. Bahkan, wajib hukumnya bagi negara (Khalifah) melakukannya.
  • 22. INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM Keharaman melakukan aktifitas intelijen terhadap seluruh warga negara, baik Muslim ataupun kâfir dzimmî, secara tegas dinyatakan di dalam Al Qur’an: ‫بب‬ْ ‫ب‬ ‫ت‬َ‫ْب‬‫غ‬ْ ‫ب‬ ‫ي‬َ‫ْب‬ ‫الب‬َ‫ْب‬ ‫و‬َ‫ْب‬ ‫ساواب‬ُ‫ او‬ ‫س‬َّ‫س‬ ‫ج‬َ‫ْب‬ ‫ت‬َ‫ْب‬ ‫الب‬َ‫ْب‬ ‫و‬َ‫ْب‬ ‫مب‬ٌ ‫و‬‫ث‬ْ ‫ب‬‫إ‬ِ‫ث‬ ‫نب‬ِّ ‫إ‬ ‫ظ‬َّ‫س‬ ‫ضب ال‬َ‫ْب‬ ‫ع‬ْ ‫ب‬ ‫ب‬َ‫ْب‬ ‫نب‬َّ‫س‬ ‫إ‬ِ‫ث‬ ‫نب‬ِّ ‫إ‬ ‫ظ‬َّ‫س‬ ‫نب ال‬َ‫ْب‬ ‫م‬ِ‫ث‬ ‫راب‬ً‫ا‬ ‫ثري‬ِ‫ث‬‫ك‬َ‫ْب‬ ‫باواب‬ُ‫ او‬‫ن‬ِ‫ث‬‫ت‬َ‫ْب‬‫ج‬ْ ‫ب‬ ‫ناواب ا‬ُ‫ او‬‫م‬َ‫ْب‬ ‫ءا‬َ‫ْب‬ ‫نب‬َ‫ْب‬ ‫ذي‬ِ‫ث‬‫ل‬َّ‫س‬‫ا‬ ‫ه اب‬َ‫ْب‬ ‫ي‬ُّ‫ه‬‫أ‬َ‫ْب‬‫ ا‬‫ي‬َ‫ْب‬ ‫بب‬ٌ ‫و‬ ‫اوا‬َّ‫س‬ ‫ت‬َ‫ْب‬ ‫هللب‬َ‫ْب‬ ‫نب ا‬َّ‫س‬ ‫إ‬ِ‫ث‬ ‫هللب‬َ‫ْب‬ ‫قاواب ا‬ُ‫ او‬‫ت‬َّ‫س‬‫وا‬َ‫ْب‬ ‫هب‬ُ‫ او‬‫ماو‬ُ‫ او‬ ‫ت‬ُ‫ او‬‫ه‬ْ ‫ب‬ ‫ر‬ِ‫ث‬ ‫ك‬َ‫ْب‬ ‫ف‬َ‫ْب‬ ‫ت اب‬ً‫ا‬‫ري‬ْ ‫ب‬‫م‬َ‫ْب‬ ‫هب‬ِ‫ث‬ ‫خري‬ِ‫ث‬ ‫أ‬َ‫ْب‬ ‫ب‬‫م‬َ‫ْب‬ ‫ح‬ْ ‫ب‬ ‫ل‬َ‫ْب‬ ‫ب‬‫ل‬َ‫ْب‬ ‫ك‬ُ‫ او‬‫أ‬ْ ‫ب‬‫ي‬َ‫ْب‬ ‫نب‬ْ ‫ب‬ ‫أ‬َ‫ْب‬ ‫ب‬‫م‬ْ ‫ب‬ ‫ك‬ُ‫ او‬ ‫د‬ُ‫ او‬‫ح‬َ‫ْب‬ ‫أ‬َ‫ْب‬ ‫ب‬‫ب‬ُّ‫ه‬ ‫ح‬ِ‫ث‬ ‫ي‬ُ‫ او‬‫أ‬َ‫ْب‬ ‫ب‬‫ض ا‬ً‫ا‬ ‫ع‬ْ ‫ب‬ ‫ب‬َ‫ْب‬ ‫مب‬ْ ‫ب‬ ‫ك‬ُ‫ او‬‫ض‬ُ‫ او‬ ‫ع‬ْ ‫ب‬ ‫ب‬َ‫ْب‬ ‫م‬ٌ ‫و‬‫حري‬ِ‫ث‬ ‫ر‬َ‫ْب‬ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah melakukan aktifitas tajassus (mengamat-amati/mencari-cari berita kesalahan orang lain) dan janganlah sebagian kamu menggun- jing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kalian merasa jijik. Bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. (TQS. Al Hujurat [49]:12)
  • 23. INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM Di dalam Sîrah Ibn Hisyâm diriwayatkan bahwa Rasulullah saw mengutus Abdullah ibn Jahsy beserta kelompok yang terdiri dari delapan orang dari kalangan Muhajirin. Beliau menulis surat untuknya dan memerintahkannya untuk tidak membaca isinya hingga berjalan selama dua hari. Dia diperintahkan untuk melakukan apa yang ada di dalamnya, sedangkan yang lainnya tidak boleh dipaksa untuk melakukannya. Dia pun menuruti apa yang diperintahkan Nabi. Setelah menempuh perjalanan dua hari, dibukanyalah surat Rasul tersebut. Di sana tertulis, ‘Bila engkau membaca suratku ini maka teruslah berjalan hingga sampai pada suatu tempat antara Makkah dan Thaif. Di sana, amatilah kaum Quraisy dan carilah berita tentang mereka untuk saya’. Dalam surat tersebut Rasulullah saw memerintahkan Abdullah ibn Jahsy melakukan tajassus terhadap kaum Quraisy serta memberinya informasi tentang aktifitas kafir Quraisy. Namun, beliau memberikan pilihan kepada sahabat-sahabat lainnya untuk menyertainya atau tidak. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah meminta semuanya melakukan tajassus, tetapi bagi Abdullah ibn Jahsy harus, sedangkan yang lainnya boleh memilih.
  • 24. INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM Selain itu, hal ini menunjukkan wajibnya negara melakukan aktifitas intelijen terhadap kâfir harbiy. Sebab, informasi-informasi yang diperlukan oleh tentara kaum Muslim tentang negara musuh baru akan diketahui lewat aktifitas intelijen ini. Padahal, terdapat kaidah ushul yang menyatakan mâ lâ yatimmu al-wâjibu illâ bihi fa huwa wâjib (Suatu kewajiban yang tidak akan (berjalan) sempurna kecuali dengan adanya sesuatu, maka sesuatu itu wajib pula adanya). Jadi, adanya dinas rahasia dalam tubuh tentara Muslim untuk melakukan aktifitas intelijen terhadap negara musuh hukumnya wajib. Berdasarkan bahasan di atas, tampak bahwa siapapun, termasuk negara, tidak boleh melakukan aktifitas intelijen terhadap warga negaranya. Kalaupun dimaksudkan untuk menjaga keamanan maka tidak boleh dilakukan dengan perkara yang diharamkan, melainkan dilakukan oleh pihak yang menjaga keamanan dan ketertiban dalam negeri, yaitu polisi (syurthah). Sebaliknya, negara wajib memiliki badan intelijen yang ditujukan untuk mengawasi musuh (negara-negara kafir), baik negaranya maupun warganya yang sedang berkunjung ke dalam negeri.
  • 25. INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM Berkaitan dengan kerjasama intelijen dengan negara kafir, harus dilihat realitasnya. Pertama, kerjasama intelijen itu tidak dapat dilepaskan dengan kerjasama militer. Dengan kerjasama militer berarti musuh suatu negara merupakan musuh pula bagi sekutunya. Kerjasama seperti ini merupakan kerjasama yang bathil, diharamkan oleh Allah Swt. Rasulullah saw bersabda: «‫ن‬َ« ‫ي‬ْ‫َن‬‫ك‬ِ‫ْي‬ ‫ر‬ِ‫ْي‬ ‫ش‬ْ‫َن‬ ‫م‬ُ‫ْش‬ ‫ل‬ْ‫َن‬‫را ا‬ِ‫ْي‬ ‫نرا‬َ«‫ب‬ِ‫ْي‬ ‫ءا‬ُ‫ْش‬ ‫ي‬ْ‫َن‬ ‫ض‬ِ‫ْي‬ ‫ت‬َ«‫س‬ْ‫َن‬ ‫ن‬َ« ‫نا‬ْ‫َن‬ ‫ل‬َ«» Kami tidak meminta bantuan pada api kaum musyrik. (HR Ahmad dan an-Nasa’i) Artinya, janganlah kalian menjadikan api kaum musyrik sebagai penerang bagi kalian. Sementara itu, api merupakan kiasan bagi pertempuran dan militer. Jelaslah, tidak boleh kaum Muslim mengadakan kerjasama militer dengan negara-negara kafir. Kerjasama militer juga menjadikan kaum Muslim latihan perang dan bahkan berperang bersama mereka bukan atas nama individu melainkan antar negara.
  • 26. INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM Lagi-lagi Rasulullah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu Abdillah yang disandarkan kepada Abu Hamid as-Sa’adi: «‫ن‬َ« ‫ي‬ْ‫َن‬‫ك‬ِ‫ْي‬ ‫ر‬ِ‫ْي‬ ‫ش‬ْ‫َن‬ ‫م‬ُ‫ْش‬ ‫ل‬ْ‫َن‬‫برا‬ِ‫ْي‬ ‫نا‬ُ‫ْش‬ ‫ي‬ْ‫َن‬‫ع‬ِ‫ْي‬ ‫ت‬َ«‫س‬ْ‫َن‬ ‫ن‬َ« ‫الا‬َ« ‫نراا‬َ«‫ن‬َّ‫ن‬‫إ‬ِ‫ْي‬‫ف‬َ«» Kami tidak meminta bantuan kepada orang-orang musyrik. (HR. Baihaki) Kedua, sasaran yang dijadikan sebagai obyek aktifitas intelijen itu siapa, apakah kaum Muslim ataukah kâfir harbî. Jika yang dijadikan obyek sasaran adalah warga negara Islam, baik Muslim ataupun kâfir harbî maka, jangankan melakukan kerjasama intelijen dengan negara kafir, melakukan aktifitasnya atau membentuk lembaganya saja haram, sebagaimana yang sudah dijelaskan. Sedangkan jika obyeknya adalah kâfir harbî, maka realitasnya tidak mungkin. Sebab, kerjasama yang kini tengah dijalin adalah kerjasama intelijen dalam rangka memberantas terorisme yang dimaknai oleh AS sebagai orang, kelompok orang, atau negara yang tidak berpihak kepada AS. Jadi, obyeknya bukan kâfir harbî.
  • 27. INTELIJEN DALAM PANDANGAN ISLAM Dengan demikian, melihat realitasnya, kerjasama negeri-negeri Muslim dengan negara- negara kafir di bidang intelijen dalam rangka menginteli atau mematai-amati kaum Muslim yang dicap ‘teroris’ merupakan tindakan bathil yang diharamkan, serta hanya merupakan sarana bangsa kafir untuk semakin menjajah kaum Muslim.
  • 28. KESIMPULAN RUU Intelijen ini tak lebih dari sekedar alat penguasa yang ingin memberangus apa yang disebut “teroris” versi AS. Yakni kelompok Islam “garis keras” yang menginginkan revolusi sistem dan rezim yang saat ini berkuasa, dengan syariah dan khilafah. Hal itu wajar, mengingat merekalah yang diuntungkan oleh sistem yang saat ini digunakan, yakni kapitalisme-liberalisme. Tampak bahwa rakyat tidak dinilai sebagai pihak yang harus dilindungi. Justru mereka melindungi kekuasaannya dengan mengorbankan rakyat. Apapun makar yang mereka buat, yakinlah bahwa Allah akan menggantinya dengan azab; ‫م‬ْ‫َن‬ ‫ه‬ِ‫ْي‬ ‫ق‬ِ‫ْي‬‫و‬ْ‫َن‬ ‫ف‬َ« ‫نا‬ْ‫َن‬ ‫م‬ِ‫ْي‬ ‫فا‬ُ‫ْش‬ ‫ق‬ْ‫َن‬ ‫س‬َّ‫ن‬ ‫ما ال‬ُ‫ْش‬‫ه‬ِ‫ْي‬ ‫ي‬ْ‫َن‬‫ل‬َ«‫ع‬َ« ‫را‬َّ‫ن‬ ‫خ‬َ« ‫ف‬َ« ‫دا‬ِ‫ْي‬‫ع‬ِ‫ْي‬ ‫وا‬َ« ‫ق‬َ«‫ل‬ْ‫َن‬‫نا ا‬َ« ‫م‬ِ‫ْي‬ ‫ما‬ْ‫َن‬ ‫ه‬ُ‫ْش‬ ‫ن‬َ«‫يرا‬َ«‫ن‬ْ‫َن‬‫ب‬ُ‫ْش‬ ‫للا‬َّ‫ن‬ُ‫ْش‬ ‫ت ىا ا‬َ«‫أ‬َ«‫ف‬َ« ‫ما‬ْ‫َن‬ ‫ه‬ِ‫ْي‬ ‫ل‬ِ‫ْي‬‫ب‬ْ‫َن‬‫ق‬َ« ‫نا‬ْ‫َن‬ ‫م‬ِ‫ْي‬ ‫نا‬َ« ‫ذني‬ِ‫ْي‬‫ل‬َّ‫ن‬‫ا‬ ‫را‬َ« ‫ك‬َ« ‫م‬َ« ‫دا‬ْ‫َن‬ ‫ق‬َ« ‫نا‬َ« ‫رنو‬ُ‫ْش‬ ‫ع‬ُ‫ْش‬ ‫ش‬ْ‫َن‬ ‫ني‬َ« ‫الا‬َ« ‫ثا‬ُ‫ْش‬ ‫ي‬ْ‫َن‬‫ح‬َ« ‫نا‬ْ‫َن‬ ‫م‬ِ‫ْي‬ ‫با‬ُ‫ْش‬ ‫ذا‬َ«‫ع‬َ« ‫ل‬ْ‫َن‬‫ما ا‬ُ‫ْش‬‫ه‬ُ‫ْش‬ ‫ترا‬َ«‫أ‬َ«‫نو‬َ« Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari. (TQS. Al Nahl [16]:26) --- Wallahu a’lam ---
  • 29. REFERENSI • Al Qur’an • http://id.wikipedia.org/wiki/Intelijen • http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Intelijen_Negara • http://hizbut-tahrir.or.id/2011/03/30/ruu-intelijen-lahirnya-kembali-rezim-represif/ • http://www.detiknews.com/read/2011/03/27/104639/1602082/10/awas-ruu-intelijen- berpotensi-munculkan-munir-munir-baru • http://nasional.inilah.com/read/detail/1362402/tarik-menarik-kepentingan-di-balik- ruu-intelijen • http://www.vhrmedia.com/2010/detail.php?.e=1954 • http://compaq40.wordpress.com/2009/07/26/dunia-intelijen-dalam-pandangan- hukum-islam/