4. Pembersihan dan Sanitasi alat-alat Besar yang Tetap.
a. Pembersihan harus dapat menghindari pengotoran kembali
permukaan yang sudah bersih. Pembersihan dilakukan segera
setelah proses pengolahan usai.
b. Diikuti dengan aplikasi senyawa pembersih dengan suhu 54-710C
baik dengan cara penyemprotan atau perendaman. Penggosokkan
dapat dilakukan untuk membantu penghilangan kotoran yang
kemudian diikuti dengan pembilasan.
c. Aplikasi sanitaiser (perhatikan bahwa permukaan alat sebaiknya
mencapai suhu sekitar 820C atau lebih. Setelah dibilas dengan air
panas (820C) maka permukaan alat dibiarkan kering.
5. Pembersihan dan Sanitasi Alat-alat Kecil
• Pembersihan alat-alat kecil umumnya dilakukan
secara manual melibatkan tenaga tangan,
konsentrasi larutan pembersih harus menjamin
larutan tersebut tidak akan menyebabkan terjadinya
gangguan (iritasi) pada tangan dan kulit pekerja.
Metode perendaman merupakan metode pilihan
bagi pembersih alat-alat kecil : yaitu perendaman
alat didalam larutan pembersih bersuhu sekitar
520C selama sekitar 12-30 menit. Setelah
pembilasan dengan air panas (820C atau lebih),
sanitaiser dapat diaplikasikan dengan
penyemprotan atau perendaman.
6. Cara pembersihan dan sanitasi yang
baik adalah sebagai berikut:
1. Cuci dan sikat tangan dengan
seksama dalam air dengan larutan
pembersih yang bersabun
2. Bilas tangan dengan air hangat
3. Rendam atau semprot tangan
dengan sanitaiser.
7. Upaya pencucian peralatan makan dan masak
meliputi beberapa prinsip dasar yang perlu
diketahui, yaitu :
8. 1. Perangkat keras, berupa sarana yang dapat dipakai berulang,
sedikitnya tersedia 3 (tiga) bagian yaitu :
a. Bagian untuk persiapan
b. Bagian untuk pencucian, yang terdiri dari satu sampai tiga
bak/bagian, yaitu :
1). Bagian pencucian
2). Bagian pembersihan.
3). Bagian desinfeksi.
c. Bagian pengeringan atau penirisan
2. Perangkat lunak pada umumnya bersifat habis dipakai seperti :
air bersih, zat pembersih, bahan penggosok dan desinfektan,
maupun deodorant.
9. 1. Scraping (membuang sisa kotoran)
• Yaitu memisahkan segala kotoran dan sisa-sisa makanan yang terdapat
pada peralatan yang akan dicuci.
2. Flushing (merendam dalam air)
• Yaitu mengguyur air kedalam peralatan yang akan dicuci sehingga
terendam seluruh permukaan peralatan.
• Penggunaan perendaman dengan air panas (60ºC) akan lebih cepat
daripada air dingin.
• Minimal waktu perendaman adalah 30 menit sampai 1 jam.
10. 3. Washing (mencuci dengan detergen)
Yaitu mencuci peralatan dengan cara menggosok dan
melarutkan sisa makanan dengan zat pencuci atau detergen.
4. Rinsing (membilas dengan air bersih)
Yaitu mencuci peralatan sampai bersih dengan cara
dibilas dengan air bersih. Pada tahap ini penggunaan air harus
banyak, mengalir dan selalu diganti , dibilas sampai terasa kesat.
Tekanan air yang digunakan dianjurkan dengan tekanan 15 psi
(pound pesquare inches), atau tekanan air yang digunakan sama
dengan 1,2 kg/cm². Kalau menggunakan tekanan gravitasi air
sama dengan menara tower setinggi lebih kurang 10 m.
11. 5. Sanitizing/desinfection (membebas hama)
a. Dengan rendaman air panas 100ºC selama 2 menit.
b. Dengan larutan chloor aktif (50 ppm)
c. Dengan udara panas (oven)
d. Dengan sinar ultraviolet
e. Dengan uap panas (steam)
6. Toweling (mengeringkan)
• Yaitu mengusap kain lap bersih atau mengeringkan dengan
menggunakan kain atau handuk (towel). Toweling ini dapat dilakukan
dengan syarat bahwa towel yang digunakan harus steril dan bersih
serta sering diganti untuk sejumlah penggunaan. Yang paling baik
adalah yang sekali pakai (single use).
12. 1. Untuk menghilangkan kotoran-kotoran
kasar.
2. Untuk menghilangkan lemak dan minyak.
3. Menghilangkan bau (amis, bau ikan dan
sebagainya).
4. Melakukan tindak sanitasi/desinfeksi untuk
membebaskan hama.
5. Pengeringan peralatan yang telah selesai
dicuci.
13. 1. Test kebersihan fisik dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Dengan menaburkan tepung pada piring yang sudah dicuci dalam
keadaan kering. Bila tepungnya lengket bertanda pencucian belum bersih.
b. Menaburkan garam pada piring yang kering. Bila garam yang ditaburkan
tadi melengket pada piring, pertanda pencucian belum bersih.
c. Penciuman, bila tercium bau amis pertanda pencucian belum bersih.
d. Penyinaran. Bila peralatan tersebut kelihatanya kusam/tidak cemerlang
berarti pencucian belum bersih.
2. Test kebersihan secara bakteriologis dapat dilakukan dengan cara :
a. Pengambilan usapan kapas steril (swab).
14. 1. Angka total kuman sebanyak-banyaknya
100/Cm² dari permukaan alat yang
diperiksa.
2. Angka kuman E.coli harus 0/Cm² dari
permukaan alat yang diperiksa.