SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 56
Downloaden Sie, um offline zu lesen
SHOCK DAN RESUSITASI
CAIRAN
Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)
BIOGRAPHY
•  Full Name:
ü  Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)
•  Place and DOB:
ü  Blitar, 31 Januari 1987
•  Recent Position:
ü  Basic and Emergency Nursing, School of Nursing,
Universitas Gadjah Mada
•  Education History:
ü  School of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas
Gadjah Mada
ü  Master of Nursing Science (Intensive Care) The
University of Adelaide Australia
•  Email:
ü  eri_yanuar2004@yahoo.com
OUTLINE
•  Konsep cairan dan elektrolit
•  Terapi Cairan
•  Macam-macam shock, penyebab,
penanganan dan resusitasi cairan
•  Initial assessment pada shock
•  Contoh kasus
CAIRAN DALAM TUBUH
MANUSIA
•  Cairan merupakan
komponen pembentuk
tubuh manusia kurang
lebih
•  80 % - pada bayi
yang baru lahir
•  50-60 % - pada
manusia dewasa
CAIRAN DALAM TUBUH
MANUSIA
•  Cairan berada dalam
tubuh manusia yaitu
•  Cairan intraseluler
2/3
•  Cairan ekstraseluler
1/3
•  80 % interstitial
•  20% plasma
•  Volume darah manusia
•  7% BB dewasa
•  8 – 9 % BB anak
CAIRAN DALAM TUBUH
MANUSIA
ELEKTROLIT
•  Ada beberapa elektrolit yang penting dalam tubuh manusia yaitu:
–  Natrium/Sodium (Na+)
•  Fungsi neuromuskular
•  Pengaturan cairan
–  Chlorida (Cl-)
•  Osmolalitas
•  Keseimbangan asam-basa
–  Magnesium (Mg2+)
•  Transport aktif Na dan K
•  Fungsi neuromuskular
–  Calcium (Ca2+)
•  Pembentukan tulang
•  Pembekuan darah
•  Fungsi neuromuskular
–  Kalium/Potassium (K+)
•  Fungsi neuromuskular
•  Jantung
TERAPI CAIRAN
JENIS CAIRAN
Koloid
Dextran
Albumin
Gelatin
HES
(Hydroxyethyl starch)
Koloid:
merupakan cairan
yang terdiri dari
elektrolit &
makromolekul
Natural
Syntetis
Kristaloid
NaCl 0.9%
Ringerfundin®
Ringer Lactate
Ringer Solution
Kristaloid:
merupakan larutan
yang terdiri dari
elektrolit.
Ringer Acetate
Cairan lain
Glucose 5%
etc.
jenis cairan sejati
yang terdiri dari
elektrolit
konsentrasi
tinggi.
Electrolyte
concentrates
Mannitol
MEKANISME CAIRAN
KRISTALOID
Ø  Cairan kristaloid berpindah dari intravaskuler à
interstisial, kemudian didistribusikan ke
komparteman ekstravaskular
Ø  Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap
berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan
volume 3-4 x dari volume plasma yang hilang.
Ø  Pemberian cairan kristaloid untuk meningkatkan
volume ekstrasel
Ø  Pemberian cairan kristaloid berlebihan
dapat menyebabkan edema otak dan tekanan
intrakranial meningkat
KLASIFIKASI CAIRAN
KRISTALOID
•  Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh
(osmolaritas dibawah 250 mOsm/L)
Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water
•  Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan tubuh. Cairan
ini menetap dalam Cairan Ekstraselluler (osmolaritas 290-310 mOsm/L)
•  Contoh : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat,
Ringerfundin, Glucose 5%
•  Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah
dimana air keluar dari Intraselluler dan masuk ke dalam plasma (osmolaritas
diatas 375 mOsm/L).
•  Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %
ü  Osmolaritas
cairan < 240
mOsm/L
ü  Cairan akan
berpindah dari
intravaskuler ke
interstitial &
intrasel
à Resiko
Hemolisis
ü  Contoh : NaCl
0,45%, Ringer
Asetat
HIPOTONIS
ü Osmolaritasnya hampir sama
dengan plasma (290-310 mOsm/L).
ü Bertahan di dalam intravaskuler dan
kemudian berpindah ke interstitial/
intrasel secara seimbang
üContoh : NS,RL,G5,Ringerfundin
ISOTONIS
ü  Memiliki osmolaritas lebih tinggi daripada
plasma (>340 mOsm/L).
ü  Cairan-elektrolit dari intrasel &
interstitial tertarik
ke dalam
kompartemen intravaskuler
ü  Resiko terjadinya krenasi pd sel jika
diberikan infus hipertonis secara cepat
ü Contoh :
G5RL,G5NS,G5½NS,G10%,G40%,NaCl
3%,Manitol 10%
HIPERTONIS
Tonis
itas
Nama Cairan Komposisi Os
m
Kal Indikasi Catatan
Iso-
tonis
Normal Saline
(NaCl 0,9%)
Na+ =154
Cl- =154
308 - Resusitasi cairan, Diare,
Luka Bakar, Gagal Ginjal
Akut, Asidosis diabetikum
Resiko terjadinya oedem
paru (dalam jumlah
besar)
Ringer Laktat Na+ = 130-140,
K+= 4-5, Ca2+ = 2-
3, Cl- = 109-110,
BE = 28-30,
Laktat=28
273 - Dehidrasi, Syok
Hipovolemik, Syok
Perdarahan, Asidosis
metabolik, suplai ion
bikarbonat
Hanya dimetabolisme di
hepar. Dpt menyebabkan
hiperkloremia & asidosis
metabolik akibat
akumulasi laktat
Glucose 5% Glukosa= 50 gr/L 278 200 hidrasi selama dan sesudah
operasi, rumatan
perioperatif, restriksi natrium
Kontraindikasi :
hiperglikemia
Ringerfundin Na+ =145 , K+= 4,
Ca++=5, Mg++ =2,
Cl- =109, Acetat =
24, Maleat= 5
309 - Dehidrasi isotonis, DHF,
kasus braintrauma, syok
hemoragik,
-
Kaen 3A*/
Tridex 27A*
Kaen 3B*/
Na+ =50, Cl- =50,
K+ =10, Lactate
20, glukosa=27
Na+ =50, Cl- =50,
290
290
108
108
Rumatan cairan dan
elektrolit (terutama Kalium)
Tridex 27B* K+ =20, Lactate
20, glukosa=27
dengan asupan oral terbatas
Tonis
itas
Nama Cairan Komposisi (/L) Osm Kal Indikasi Catatan
Hipo-
tonis
Ringer Asetat Na+ =130 , K+= 4,
Ca++=2,7-3,
Cl- =108,7-127,
Acetat = 28
273 - Dehidrasi (syok hipovolemik
dan asidosis) pada kondisi:
diare, DHF, luka bakar, syok
hemoragik, trauma
Dapat memperburuk
edema serebral
NaCl 0,45% Na+ =77, Cl- =77 Pasien dg restriksi natrium Rawan oedem anasarka
Hiper
tonis
Glukosa 10% Glukosa= 100 gr/l 556 400 Suplai air dan karbohidrat
secara parenteral pada
penderita diabetik, kanker,
sepsis dan defisiensi protein
Resiko hiperglikemia
NaCl 3% Na+ = 513,Cl- = 513 1026 - Koreksi Natrium
Mannitol 20% Glukosa= 200 gr/l 1228 - Diuretik sistemik pd kasus
serebral edema
(menurunkan TIK) , sindrom
TURP, menurunkan TIO pd
Glaukoma,
Ka-EN MG3*/
Tridex 100*
Na+=50, K+ =20,
Cl- =50,
Lactate- =20,
Glucose=100 g
695 400 Asupan oral inadequate
(karena stroke), anoreksia
pasien dg kanker, malnutrisi,
meningitis, diabetik asidosis
-
CAIRAN KOLOID
Ø  Koloid adalah:
a.  cairan yang mengandung albumin dalam plasma,
b.  tinggal dalam intravaskuler cukup lama (waktu tinggal 3-6 jam )
c.  volume yang diberikan sama dengan volume darah.
d. memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar dari
membran
Ø  Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat
overload cairan karena koloid akan memperluas kedalam intravascular
lebih besar daripada jumlah cairan infus sehingga dapat menyebabkan
Decompesatio Cordis (payah jantung).
Ø  Contoh cairan koloid: Dextran, dan Gelatin, Gelofusine, HES
(Hydroxyetyl Starches),
JENIS CAIRAN KOLOID
●  Berdasarkan hasil Penelitian SAFE Study bahwa :
1.  Non Protein Colloids :
Ø  Sebaiknya digunakan sebagai pilihan kedua pada pasien yang tidak respon terhadap
Crystalloid.
Ø  Boleh digunakan dalam kasus kebocoran katub jantung atau edema peripheral.
Ø  Cairan Non Protein yang digunakan : Hemohes 6 %, Pentastarch
2. Protein Colloids :
Ø  Seharusnya digunakan sebagai pilihan ketiga setelah Non protein colloids.
Ø  Bagi pasien lanjut usia yang tidak dapat toleransi menerima cairan dalam jumlah besar.
Ø  Beberapa untuk kasus diare yang albumin < 2 gr/dl.
Ø  Pasien Nephrotic Syndrom
Ø  Transplantasi hati dengan albumin < 2,5 gr/dl
Ø  Pasien DSS dengan trombosit < 5 000 .
Ø  Cairan Protein yang digunakan : Gelofudine 4 %, Lipofundin.
PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID
v  Berdasarkan hasil penelitian cairan koloid digunakan:
1. Resusitasi cairan pada penderita dengan syok hemorragic
sebelum transfusi tersedia.
2. Resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat, mis: luka
bakar.
3. Pasien post op yang mengalami gangguan plasma darah
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 61
KOMPOSISI CAIRAN KOLOID
Cairan
Koloid
Produksi Tipe Waktu
paruh
Indikasi
Plasma
protein
Human
plasma
Serum consered
Human albumin
4-15 hari a. Penganti volume
b. Hipoproteinemia
c. Hemodilusi
Dextran Leconostoc
mesenteroid
B512
D 60/70 6 jam a. Hemodilusi
b. Gangguan
Mikrosirkulasi
(stroke)
Gelatin Hidrolisis dari
kolagen
binatang
Modifien gelatin
Urea linked
Oxylopi gelatin
2-3 jam Subsitusi volume
Starch Hidrolisis
asam dan
EO
Hydroxyethyl 6 jam a.  Subsitusi volume
b.  Hemodilusi
ALBUMIN
v  Merupakan koloid alami dengan protein plasma 5%
dan albumin manusia 5 dan 2,5%
v  Dapat digunakan pada kasus:
a. Pengganti volume plasma dan protein pada
keadaan syok hipovolemia, hipoalbuminemia,
hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary
by pass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut,
pancreatitis, mediasinitis, selulitis luas dan luka
bakar, ARDS,
b. Pemberian Furosemide amp untuk menghindari
penimbunan Albumin dalam tubuh.
RUMUS ALBUMIN
v  Menghitung kebutuhan Albumin terhadap
pasien :
{ (Albumin target - Albumin sekarang ) x BB (kg) x40 x 2 }
100
v Nilai normal Albumin : 3,5 - 4,5 gr/dl.
PERBANDINGAN CAIRAN
KRISTALOID DAN KOLOID
Kristaloid Koloid
Komposisi menyerupai plasma
(acetated ringer, lactated ringer)
Ekspansi volume plasma tanpa
disertai ekspansi volume interstisial
Mengantikan volume dan
meningkatkan Cardiac Output dan
tekanan darah
Ekspansi volume lebih besar di
bandingkan volume sama kristaloid
Bebas reaksi anafilaksis Masa kerja lebih panjang
Bebas disimpan di suhu kamar Oksigenasi jaringan lebih baik
Komplikasi minimal Gradien alveolar – arterial O2 lebih
sedikit
Insiden edema paru dan /atau edema
sistemik lebih rendah.
DARAH
•  Pembagian darah terdiri dari :
a.Plasma darah sebesar 55%
b.Sel –sel darah sebesar 45% yaitu : sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit) dan trombosit.
•  Jumlah volume darah: 5-7%BB , dimana
plasma 5% dan eritrosit 2%.
TRANSFUSI DARAH
v Transfusi dapat mengunakan Whole
blood dan Packed Red Cells
v Whole blood digunakan: Pendarahaan
Akut
v Packed Red Cell :
a.  Hb < 8 gr/dL
b.  Perdarahaan hebat 10 mL/kg, pada 1 jam
pertama
c.  Perdarahaan > 5 mL/kg pada 3 jam
pertama.
KOMPONEN DARAH
1. Whole Blood
§  Digunakan hanya untuk penggantian volume
§  Meningkatkan dan mempertahankan proses
pembekuan
§  Diberikan dalam waktu 2 sampai 4 jam
§  Masa hidup sampai 21 hari.
2. Packed Red Cells
§- Meningkatkan massa sel darah merah
§  Mengandung sel darah merah dan trombosit
sebagaian besar plasma di hilangkan.
§  Masa hidup 21 hari
KOMPONEN DARAH
3. Washed cell
§  Digunakan bila kelebihan plasma dan antibodi
tidak diperlukan
§  Diberikan dalam waku 2-4 jam
§  Harus diberikan dalam waktu 4 jam sesudah
diproses (pencucian)
4. Transfusi Trombosit
§  Mengobati kelainan perdarahaan atau jumlah
trombosit yang rendah
§  Diberikan secara cepat
§  Shelf life umumnya 6 sampai 72 jam
tergantung pada kebijakan pusat sumber
trombosit di peroleh.
TERAPI TRANSFUSI DARAH
v Kebutuhan transfusi darah diberikan pada:
a.orang dewasa : jika perdarahaan > 15 % EBV
b.bayi dan anak : jika perdarahaan > 10% EBV
v  Jumlah darah di hitung berdasarkan Estimated
Blood Volume (EBV).
v EBV Neonatus
v EBV Bayi
= 90 mL/KgBB
= 80 mL/KgBB
v EBV Anak + Dewasa = 70 mL/KgBB
Maka rumus EBV = KgBB x EBV X Jumlah
Pendarahan (%).
TERAPI TRANSFUSI
DARAH
v Kebutuhan darah berdasarkan Hb
a. darah WB = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang)x BB (kg) x 6
b.  darah PRC = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang) x BB (kg) x 3
c. darah FFP = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang ) x BB (kg) x 10
SHOCK
SHOCK
•  Shock is a loss of effective circulation
resulting in impaired tissue oxygen and
nutrient delivery and causes life
threatening organ failure.
“ANZCOR Guideline 9.2.3 – Shock”
DO2
CaO2
CO
Sat %
PaO2
Hgb
HR
SV
Preload
Contractility
Afterload
JENIS SHOCK DAN
PENYEBABNYA
v Loss of circulating blood volume à
hypovolemic shock
v Cardiac causes à cardiogenic shock
v Abnormal dilation of blood vessels à
distributive shock
v Blockage of blood flow in or out of heart à
obstructive shock
Hypovolemic Shock
•  severe bleeding (internal and / or external)
•  major or multiple fractures or major trauma
•  severe burns or scalds
•  severe diarrhea and vomiting
•  severe sweating and dehydration.
Hypovolemic Shock:
Bleeding
% Blood
Volume loss
< 15% 15 – 30% 30 – 40% >40%
HR <100 >100 >120 >140
SBP N N, DBP, postural
drop
Pulse Pressure N or
Cap Refill < 3 sec > 3 sec >3 sec or
absent
absent
Resp 14 - 20 20 - 30 30 - 40 >35
CNS anxious v. anxious confused lethargic
Treatment 1 – 2 L
crystalloid, +
maintenance
2 L crystalloid,
re-evaluate
2 L crystalloid, re-evaluate,
replace blood loss 1:3 crystalloid,
1:1 colloid or blood products.
Urine output >0.5 mL/kg/hr
Hypovolemic Shock:
Dehydration
Hypovolemic Shock:
Dehydration
Derajat Dehidrasi Dewasa Anak
Dehidrasi ringan 4 % 4% - 5%
Dehidrasi Sedang 6% 5% -10 %
Dehidrasi Berat 8% 10% - 15%
Syok 15% - 20 % 15% - 20%
v  Cairan resusitasi pada pasien dehidrasi tergantung derajat
dehidrasi.
Rumus cairan resusitasi = Derajat dehidrasi x kg BB
Hypovolemic Shock:
Burns
Hypovolemic Shock:
Burns
v  Total Cairan : 4 cc x kgBB x LLB
1.  derajat ringan : LLB < 15 %
2.  derajat sedang : LLB 10 – 15%
3.  derajat berat : LLB > 20 %
v  Berikan 50% dari total cairan dalam
8 jam pertama dan sisanya dalam
16 jam berikutnya.
Kebutuhan Cairan pada luka bakar menurut Formula Baxter.
Cardiogenic Shock
•  heart attack
•  dysrhythmias
(abnormal heart
rhythm).
Cardiogenic Shock
•  The primary goal in treating cardiogenic shock
is to improve myocardial function.
•  Arrhythmias should be treated promptly.
Distributive Shock
•  severe infection
•  allergic reactions
•  severe brain /
spinal injuries
•  fainting.
Distributive Shock
•  The initial approach to the patient with septic
shock is restoration and maintenance of
adequate intravascular volume
– Fluids
– Inotropes/Vasopressors
•  Maintain organ perfusion, especially renal
and splanchnic beds.
Obstructive Shock
•  tension pneumothorax
•  cardiac tamponade
•  pulmonary embolus
•  in pregnancy,
compression of large
abdominal blood
vessels by the uterus.
Obstructive Shock
•  In the patient with obstructive shock, relief of the
obstruction is the treatment of choice.
•  Maintenance of intravascular volume is vitally
important in patients with all forms of obstructive shock.
•  Fluid resuscitation may improve the patient's cardiac
output and hypotension temporarily.
•  DIURETICS SHOULD BE AVOIDED.
•  Inotropes or vasopressors have a minimal role in the
management of obstructive shock, and these agents
provide only temporary improvement
INTIAL ASSESSMENT
PADA SHOCK
•  Kaji apakah pasien mengalami hipovolemia.
•  Indikators pasien membutuhkan resusitasi
cairan:
–  TD Sistolik < 100 mmHg
–  Heart rate > 90 bpm
–  Capillary refill time > 2 seconds atau perifer terasa
dingin
–  Respiratory rate > 20 bpm
–  National Early Warning Score (NEWS) > 5
–  Kenaikan kaki secara pasif menunjukkan responsif
pada cairan
INTIAL ASSESSMENT
PADA SHOCK
•  Clinical examination should include an assessment of the
patient's fluid status, including:
–  pulse, blood pressure, capillary refill and jugular venous
pressure
–  presence of pulmonary or peripheral oedema
–  presence of postural hypotension.
•  Clinical monitoring should include current status and
trends in:
–  NEWS
–  fluid balance charts
–  Weight.
•  Laboratory investigations should include current status
and trends:
–  full blood count
–  urea, creatinine and electrolytes.
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
Resusitasi cairan
dikatakan berhasil bila:
a.MAP = Mean Arterial Pressure : ≥ 65 mmHg
b.CVP = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg
c.Urine Output : ≥ 0,5 mL/ kgBB/jam
d. Central Venous (vena cava superior) atau Mixed Venous
e. Oxygen Saturation ≥ 70%.
f. Status mental normal
48
CONTOH KASUS
•  Pasien datang ke unit gawat darurat dengan
diantar polisi. Pasien datang dengan riwayat
post KLL, terlihat luka di area muka, bahu
serta fraktur terbuka di area femur.
•  Saat dilakukan pengkajian didapatkan data
terdengar ngorok, RR 35 kali per menit, TD
90/60 mmHg, Nadi 130 kali per menit, GCS
pasien E2M4V2.
•  Lakukan manajemen pada pasien tersebut?!
INGAT!!!
•  Airway maintenance + Cervical spine
protection
•  Breathing + Ventilation (Oxygenation)
•  Circulation + Hemorrhage control
•  Disability (neurologic evaluation)
•  Exposure + Environmental control
KESIMPULAN
•  Indikasi pemberian cairan didasarkan
pada kasus keadaan penyakit pasien dan
tidak melupakan anamnese riwayat
penyakit pasien.
•  Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit dapat mempengaruhi fungsi
fisiologis tubuh.
•  Kolaborasi adalah kunci sukses dalam
resusitasi cairan
ADA PERTANYAAN??
REFERENSI
•  American College of Surgeons. (2004). Advanced
Trauma Life Support program for doctors: ATLS.
Chicago: ACS.
•  B-Braun. Basic-IV fluids presentation
•  Cook, L. S. (2003). IV fluid resuscitation. Journal of
Infusion Nursing, 26(5), 296-303.
•  Johnson, J. Y., Lyons, E., & Vaughans, B. W. (2008).
Fluids and electrolytes demystified. New York: Mc Graw
Hill
•  Kaufman, B. S. (1992). Fluid resuscitation of the critically
ill.
•  Park, G. R. (2000). Fluid balance and volume
resuscitation for beginners. London: Greenwich Medical
Media.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
Noorahmah Adiany
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
yudhasetya01
 
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahanterapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
Glennbolang
 

Was ist angesagt? (20)

Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitPemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
Terapi Mannitol
Terapi MannitolTerapi Mannitol
Terapi Mannitol
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahanterapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 

Ähnlich wie Shock dan Resusitasi Cairan

CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CYNTHIA487534
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
ssuserdc4acc
 
Aquatic and Physical Therapy Center by Slidesgo.pptx
Aquatic and Physical Therapy Center by Slidesgo.pptxAquatic and Physical Therapy Center by Slidesgo.pptx
Aquatic and Physical Therapy Center by Slidesgo.pptx
tiara518427
 
Air dan Elektrolit
Air dan ElektrolitAir dan Elektrolit
Air dan Elektrolit
Dedi Kun
 
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdfcairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
MuhammadAndre28
 
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptxCairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptx
BayuAnggoro48
 

Ähnlich wie Shock dan Resusitasi Cairan (20)

PR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptxPR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptx
 
P2. keseimbangan cairan dan elektrolit
P2. keseimbangan cairan dan elektrolitP2. keseimbangan cairan dan elektrolit
P2. keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
 
Dr richer
Dr richerDr richer
Dr richer
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
 
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdfKONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
 
Syok Hemoragik.pptx
Syok Hemoragik.pptxSyok Hemoragik.pptx
Syok Hemoragik.pptx
 
Cairan infus
Cairan infusCairan infus
Cairan infus
 
Dis extracellular fuid ats
Dis extracellular fuid atsDis extracellular fuid ats
Dis extracellular fuid ats
 
Intravenous fluid theraphy.pptx
Intravenous fluid theraphy.pptxIntravenous fluid theraphy.pptx
Intravenous fluid theraphy.pptx
 
Aquatic and Physical Therapy Center by Slidesgo.pptx
Aquatic and Physical Therapy Center by Slidesgo.pptxAquatic and Physical Therapy Center by Slidesgo.pptx
Aquatic and Physical Therapy Center by Slidesgo.pptx
 
Terapi intravena
Terapi intravenaTerapi intravena
Terapi intravena
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Air dan Elektrolit
Air dan ElektrolitAir dan Elektrolit
Air dan Elektrolit
 
MTE Terapi Cairan.pptx
MTE Terapi Cairan.pptxMTE Terapi Cairan.pptx
MTE Terapi Cairan.pptx
 
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdfcairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
 
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdfCAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
 
Cairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuhCairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuh
 
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptxCairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptx
 

Mehr von Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo

Mehr von Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo (17)

Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal BedahAnatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
 
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri YanuarVentilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
 
Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan Stewart
Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan StewartInterpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan Stewart
Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan Stewart
 
Resusitasi Cairan Pada Pasien Kritis
Resusitasi Cairan Pada Pasien KritisResusitasi Cairan Pada Pasien Kritis
Resusitasi Cairan Pada Pasien Kritis
 
Tatalaksana Isolasi Mandiri Pasien COVID-19
Tatalaksana Isolasi Mandiri Pasien COVID-19 Tatalaksana Isolasi Mandiri Pasien COVID-19
Tatalaksana Isolasi Mandiri Pasien COVID-19
 
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
 
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
 
Early Warning Score (EWS) COVID 19
Early Warning Score (EWS) COVID 19Early Warning Score (EWS) COVID 19
Early Warning Score (EWS) COVID 19
 
Tutorial Zoom Untuk Perawat HIPGABI
Tutorial Zoom Untuk Perawat HIPGABITutorial Zoom Untuk Perawat HIPGABI
Tutorial Zoom Untuk Perawat HIPGABI
 
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
 
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto ThoraksInterpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
 
Kegawatan Kardiovaskular
Kegawatan KardiovaskularKegawatan Kardiovaskular
Kegawatan Kardiovaskular
 
Optimalisasi software dalam pembuatan karya tulis
Optimalisasi software dalam pembuatan karya tulisOptimalisasi software dalam pembuatan karya tulis
Optimalisasi software dalam pembuatan karya tulis
 
Early Warning Score HIPERCCI 2017
Early Warning Score HIPERCCI 2017Early Warning Score HIPERCCI 2017
Early Warning Score HIPERCCI 2017
 
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
 
Dasar interprestasi ekg
Dasar interprestasi ekgDasar interprestasi ekg
Dasar interprestasi ekg
 
Pengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasarPengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasar
 

Kürzlich hochgeladen

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 

Kürzlich hochgeladen (20)

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 

Shock dan Resusitasi Cairan

  • 1. SHOCK DAN RESUSITASI CAIRAN Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)
  • 2. BIOGRAPHY •  Full Name: ü  Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C) •  Place and DOB: ü  Blitar, 31 Januari 1987 •  Recent Position: ü  Basic and Emergency Nursing, School of Nursing, Universitas Gadjah Mada •  Education History: ü  School of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada ü  Master of Nursing Science (Intensive Care) The University of Adelaide Australia •  Email: ü  eri_yanuar2004@yahoo.com
  • 3. OUTLINE •  Konsep cairan dan elektrolit •  Terapi Cairan •  Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan •  Initial assessment pada shock •  Contoh kasus
  • 4. CAIRAN DALAM TUBUH MANUSIA •  Cairan merupakan komponen pembentuk tubuh manusia kurang lebih •  80 % - pada bayi yang baru lahir •  50-60 % - pada manusia dewasa
  • 5. CAIRAN DALAM TUBUH MANUSIA •  Cairan berada dalam tubuh manusia yaitu •  Cairan intraseluler 2/3 •  Cairan ekstraseluler 1/3 •  80 % interstitial •  20% plasma •  Volume darah manusia •  7% BB dewasa •  8 – 9 % BB anak
  • 7. ELEKTROLIT •  Ada beberapa elektrolit yang penting dalam tubuh manusia yaitu: –  Natrium/Sodium (Na+) •  Fungsi neuromuskular •  Pengaturan cairan –  Chlorida (Cl-) •  Osmolalitas •  Keseimbangan asam-basa –  Magnesium (Mg2+) •  Transport aktif Na dan K •  Fungsi neuromuskular –  Calcium (Ca2+) •  Pembentukan tulang •  Pembekuan darah •  Fungsi neuromuskular –  Kalium/Potassium (K+) •  Fungsi neuromuskular •  Jantung
  • 9. JENIS CAIRAN Koloid Dextran Albumin Gelatin HES (Hydroxyethyl starch) Koloid: merupakan cairan yang terdiri dari elektrolit & makromolekul Natural Syntetis Kristaloid NaCl 0.9% Ringerfundin® Ringer Lactate Ringer Solution Kristaloid: merupakan larutan yang terdiri dari elektrolit. Ringer Acetate Cairan lain Glucose 5% etc. jenis cairan sejati yang terdiri dari elektrolit konsentrasi tinggi. Electrolyte concentrates Mannitol
  • 10. MEKANISME CAIRAN KRISTALOID Ø  Cairan kristaloid berpindah dari intravaskuler à interstisial, kemudian didistribusikan ke komparteman ekstravaskular Ø  Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan volume 3-4 x dari volume plasma yang hilang. Ø  Pemberian cairan kristaloid untuk meningkatkan volume ekstrasel Ø  Pemberian cairan kristaloid berlebihan dapat menyebabkan edema otak dan tekanan intrakranial meningkat
  • 11. KLASIFIKASI CAIRAN KRISTALOID •  Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250 mOsm/L) Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water •  Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan tubuh. Cairan ini menetap dalam Cairan Ekstraselluler (osmolaritas 290-310 mOsm/L) •  Contoh : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5% •  Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah dimana air keluar dari Intraselluler dan masuk ke dalam plasma (osmolaritas diatas 375 mOsm/L). •  Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %
  • 12. ü  Osmolaritas cairan < 240 mOsm/L ü  Cairan akan berpindah dari intravaskuler ke interstitial & intrasel à Resiko Hemolisis ü  Contoh : NaCl 0,45%, Ringer Asetat HIPOTONIS
  • 13. ü Osmolaritasnya hampir sama dengan plasma (290-310 mOsm/L). ü Bertahan di dalam intravaskuler dan kemudian berpindah ke interstitial/ intrasel secara seimbang üContoh : NS,RL,G5,Ringerfundin ISOTONIS
  • 14. ü  Memiliki osmolaritas lebih tinggi daripada plasma (>340 mOsm/L). ü  Cairan-elektrolit dari intrasel & interstitial tertarik ke dalam kompartemen intravaskuler ü  Resiko terjadinya krenasi pd sel jika diberikan infus hipertonis secara cepat ü Contoh : G5RL,G5NS,G5½NS,G10%,G40%,NaCl 3%,Manitol 10% HIPERTONIS
  • 15. Tonis itas Nama Cairan Komposisi Os m Kal Indikasi Catatan Iso- tonis Normal Saline (NaCl 0,9%) Na+ =154 Cl- =154 308 - Resusitasi cairan, Diare, Luka Bakar, Gagal Ginjal Akut, Asidosis diabetikum Resiko terjadinya oedem paru (dalam jumlah besar) Ringer Laktat Na+ = 130-140, K+= 4-5, Ca2+ = 2- 3, Cl- = 109-110, BE = 28-30, Laktat=28 273 - Dehidrasi, Syok Hipovolemik, Syok Perdarahan, Asidosis metabolik, suplai ion bikarbonat Hanya dimetabolisme di hepar. Dpt menyebabkan hiperkloremia & asidosis metabolik akibat akumulasi laktat Glucose 5% Glukosa= 50 gr/L 278 200 hidrasi selama dan sesudah operasi, rumatan perioperatif, restriksi natrium Kontraindikasi : hiperglikemia Ringerfundin Na+ =145 , K+= 4, Ca++=5, Mg++ =2, Cl- =109, Acetat = 24, Maleat= 5 309 - Dehidrasi isotonis, DHF, kasus braintrauma, syok hemoragik, - Kaen 3A*/ Tridex 27A* Kaen 3B*/ Na+ =50, Cl- =50, K+ =10, Lactate 20, glukosa=27 Na+ =50, Cl- =50, 290 290 108 108 Rumatan cairan dan elektrolit (terutama Kalium) Tridex 27B* K+ =20, Lactate 20, glukosa=27 dengan asupan oral terbatas
  • 16. Tonis itas Nama Cairan Komposisi (/L) Osm Kal Indikasi Catatan Hipo- tonis Ringer Asetat Na+ =130 , K+= 4, Ca++=2,7-3, Cl- =108,7-127, Acetat = 28 273 - Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: diare, DHF, luka bakar, syok hemoragik, trauma Dapat memperburuk edema serebral NaCl 0,45% Na+ =77, Cl- =77 Pasien dg restriksi natrium Rawan oedem anasarka Hiper tonis Glukosa 10% Glukosa= 100 gr/l 556 400 Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik, kanker, sepsis dan defisiensi protein Resiko hiperglikemia NaCl 3% Na+ = 513,Cl- = 513 1026 - Koreksi Natrium Mannitol 20% Glukosa= 200 gr/l 1228 - Diuretik sistemik pd kasus serebral edema (menurunkan TIK) , sindrom TURP, menurunkan TIO pd Glaukoma, Ka-EN MG3*/ Tridex 100* Na+=50, K+ =20, Cl- =50, Lactate- =20, Glucose=100 g 695 400 Asupan oral inadequate (karena stroke), anoreksia pasien dg kanker, malnutrisi, meningitis, diabetik asidosis -
  • 17. CAIRAN KOLOID Ø  Koloid adalah: a.  cairan yang mengandung albumin dalam plasma, b.  tinggal dalam intravaskuler cukup lama (waktu tinggal 3-6 jam ) c.  volume yang diberikan sama dengan volume darah. d. memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar dari membran Ø  Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat overload cairan karena koloid akan memperluas kedalam intravascular lebih besar daripada jumlah cairan infus sehingga dapat menyebabkan Decompesatio Cordis (payah jantung). Ø  Contoh cairan koloid: Dextran, dan Gelatin, Gelofusine, HES (Hydroxyetyl Starches),
  • 18. JENIS CAIRAN KOLOID ●  Berdasarkan hasil Penelitian SAFE Study bahwa : 1.  Non Protein Colloids : Ø  Sebaiknya digunakan sebagai pilihan kedua pada pasien yang tidak respon terhadap Crystalloid. Ø  Boleh digunakan dalam kasus kebocoran katub jantung atau edema peripheral. Ø  Cairan Non Protein yang digunakan : Hemohes 6 %, Pentastarch 2. Protein Colloids : Ø  Seharusnya digunakan sebagai pilihan ketiga setelah Non protein colloids. Ø  Bagi pasien lanjut usia yang tidak dapat toleransi menerima cairan dalam jumlah besar. Ø  Beberapa untuk kasus diare yang albumin < 2 gr/dl. Ø  Pasien Nephrotic Syndrom Ø  Transplantasi hati dengan albumin < 2,5 gr/dl Ø  Pasien DSS dengan trombosit < 5 000 . Ø  Cairan Protein yang digunakan : Gelofudine 4 %, Lipofundin.
  • 19. PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID v  Berdasarkan hasil penelitian cairan koloid digunakan: 1. Resusitasi cairan pada penderita dengan syok hemorragic sebelum transfusi tersedia. 2. Resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat, mis: luka bakar. 3. Pasien post op yang mengalami gangguan plasma darah
  • 20. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 61 KOMPOSISI CAIRAN KOLOID Cairan Koloid Produksi Tipe Waktu paruh Indikasi Plasma protein Human plasma Serum consered Human albumin 4-15 hari a. Penganti volume b. Hipoproteinemia c. Hemodilusi Dextran Leconostoc mesenteroid B512 D 60/70 6 jam a. Hemodilusi b. Gangguan Mikrosirkulasi (stroke) Gelatin Hidrolisis dari kolagen binatang Modifien gelatin Urea linked Oxylopi gelatin 2-3 jam Subsitusi volume Starch Hidrolisis asam dan EO Hydroxyethyl 6 jam a.  Subsitusi volume b.  Hemodilusi
  • 21. ALBUMIN v  Merupakan koloid alami dengan protein plasma 5% dan albumin manusia 5 dan 2,5% v  Dapat digunakan pada kasus: a. Pengganti volume plasma dan protein pada keadaan syok hipovolemia, hipoalbuminemia, hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary by pass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut, pancreatitis, mediasinitis, selulitis luas dan luka bakar, ARDS, b. Pemberian Furosemide amp untuk menghindari penimbunan Albumin dalam tubuh.
  • 22. RUMUS ALBUMIN v  Menghitung kebutuhan Albumin terhadap pasien : { (Albumin target - Albumin sekarang ) x BB (kg) x40 x 2 } 100 v Nilai normal Albumin : 3,5 - 4,5 gr/dl.
  • 23. PERBANDINGAN CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID Kristaloid Koloid Komposisi menyerupai plasma (acetated ringer, lactated ringer) Ekspansi volume plasma tanpa disertai ekspansi volume interstisial Mengantikan volume dan meningkatkan Cardiac Output dan tekanan darah Ekspansi volume lebih besar di bandingkan volume sama kristaloid Bebas reaksi anafilaksis Masa kerja lebih panjang Bebas disimpan di suhu kamar Oksigenasi jaringan lebih baik Komplikasi minimal Gradien alveolar – arterial O2 lebih sedikit Insiden edema paru dan /atau edema sistemik lebih rendah.
  • 24. DARAH •  Pembagian darah terdiri dari : a.Plasma darah sebesar 55% b.Sel –sel darah sebesar 45% yaitu : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit. •  Jumlah volume darah: 5-7%BB , dimana plasma 5% dan eritrosit 2%.
  • 25. TRANSFUSI DARAH v Transfusi dapat mengunakan Whole blood dan Packed Red Cells v Whole blood digunakan: Pendarahaan Akut v Packed Red Cell : a.  Hb < 8 gr/dL b.  Perdarahaan hebat 10 mL/kg, pada 1 jam pertama c.  Perdarahaan > 5 mL/kg pada 3 jam pertama.
  • 26. KOMPONEN DARAH 1. Whole Blood §  Digunakan hanya untuk penggantian volume §  Meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan §  Diberikan dalam waktu 2 sampai 4 jam §  Masa hidup sampai 21 hari. 2. Packed Red Cells §- Meningkatkan massa sel darah merah §  Mengandung sel darah merah dan trombosit sebagaian besar plasma di hilangkan. §  Masa hidup 21 hari
  • 27. KOMPONEN DARAH 3. Washed cell §  Digunakan bila kelebihan plasma dan antibodi tidak diperlukan §  Diberikan dalam waku 2-4 jam §  Harus diberikan dalam waktu 4 jam sesudah diproses (pencucian) 4. Transfusi Trombosit §  Mengobati kelainan perdarahaan atau jumlah trombosit yang rendah §  Diberikan secara cepat §  Shelf life umumnya 6 sampai 72 jam tergantung pada kebijakan pusat sumber trombosit di peroleh.
  • 28. TERAPI TRANSFUSI DARAH v Kebutuhan transfusi darah diberikan pada: a.orang dewasa : jika perdarahaan > 15 % EBV b.bayi dan anak : jika perdarahaan > 10% EBV v  Jumlah darah di hitung berdasarkan Estimated Blood Volume (EBV). v EBV Neonatus v EBV Bayi = 90 mL/KgBB = 80 mL/KgBB v EBV Anak + Dewasa = 70 mL/KgBB Maka rumus EBV = KgBB x EBV X Jumlah Pendarahan (%).
  • 29. TERAPI TRANSFUSI DARAH v Kebutuhan darah berdasarkan Hb a. darah WB = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang)x BB (kg) x 6 b.  darah PRC = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang) x BB (kg) x 3 c. darah FFP = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang ) x BB (kg) x 10
  • 30. SHOCK
  • 31. SHOCK •  Shock is a loss of effective circulation resulting in impaired tissue oxygen and nutrient delivery and causes life threatening organ failure. “ANZCOR Guideline 9.2.3 – Shock”
  • 32.
  • 34. JENIS SHOCK DAN PENYEBABNYA v Loss of circulating blood volume à hypovolemic shock v Cardiac causes à cardiogenic shock v Abnormal dilation of blood vessels à distributive shock v Blockage of blood flow in or out of heart à obstructive shock
  • 35. Hypovolemic Shock •  severe bleeding (internal and / or external) •  major or multiple fractures or major trauma •  severe burns or scalds •  severe diarrhea and vomiting •  severe sweating and dehydration.
  • 37. % Blood Volume loss < 15% 15 – 30% 30 – 40% >40% HR <100 >100 >120 >140 SBP N N, DBP, postural drop Pulse Pressure N or Cap Refill < 3 sec > 3 sec >3 sec or absent absent Resp 14 - 20 20 - 30 30 - 40 >35 CNS anxious v. anxious confused lethargic Treatment 1 – 2 L crystalloid, + maintenance 2 L crystalloid, re-evaluate 2 L crystalloid, re-evaluate, replace blood loss 1:3 crystalloid, 1:1 colloid or blood products. Urine output >0.5 mL/kg/hr
  • 38.
  • 40. Hypovolemic Shock: Dehydration Derajat Dehidrasi Dewasa Anak Dehidrasi ringan 4 % 4% - 5% Dehidrasi Sedang 6% 5% -10 % Dehidrasi Berat 8% 10% - 15% Syok 15% - 20 % 15% - 20% v  Cairan resusitasi pada pasien dehidrasi tergantung derajat dehidrasi. Rumus cairan resusitasi = Derajat dehidrasi x kg BB
  • 42. Hypovolemic Shock: Burns v  Total Cairan : 4 cc x kgBB x LLB 1.  derajat ringan : LLB < 15 % 2.  derajat sedang : LLB 10 – 15% 3.  derajat berat : LLB > 20 % v  Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama dan sisanya dalam 16 jam berikutnya. Kebutuhan Cairan pada luka bakar menurut Formula Baxter.
  • 43. Cardiogenic Shock •  heart attack •  dysrhythmias (abnormal heart rhythm).
  • 44. Cardiogenic Shock •  The primary goal in treating cardiogenic shock is to improve myocardial function. •  Arrhythmias should be treated promptly.
  • 45. Distributive Shock •  severe infection •  allergic reactions •  severe brain / spinal injuries •  fainting.
  • 46. Distributive Shock •  The initial approach to the patient with septic shock is restoration and maintenance of adequate intravascular volume – Fluids – Inotropes/Vasopressors •  Maintain organ perfusion, especially renal and splanchnic beds.
  • 47. Obstructive Shock •  tension pneumothorax •  cardiac tamponade •  pulmonary embolus •  in pregnancy, compression of large abdominal blood vessels by the uterus.
  • 48. Obstructive Shock •  In the patient with obstructive shock, relief of the obstruction is the treatment of choice. •  Maintenance of intravascular volume is vitally important in patients with all forms of obstructive shock. •  Fluid resuscitation may improve the patient's cardiac output and hypotension temporarily. •  DIURETICS SHOULD BE AVOIDED. •  Inotropes or vasopressors have a minimal role in the management of obstructive shock, and these agents provide only temporary improvement
  • 49. INTIAL ASSESSMENT PADA SHOCK •  Kaji apakah pasien mengalami hipovolemia. •  Indikators pasien membutuhkan resusitasi cairan: –  TD Sistolik < 100 mmHg –  Heart rate > 90 bpm –  Capillary refill time > 2 seconds atau perifer terasa dingin –  Respiratory rate > 20 bpm –  National Early Warning Score (NEWS) > 5 –  Kenaikan kaki secara pasif menunjukkan responsif pada cairan
  • 50. INTIAL ASSESSMENT PADA SHOCK •  Clinical examination should include an assessment of the patient's fluid status, including: –  pulse, blood pressure, capillary refill and jugular venous pressure –  presence of pulmonary or peripheral oedema –  presence of postural hypotension. •  Clinical monitoring should include current status and trends in: –  NEWS –  fluid balance charts –  Weight. •  Laboratory investigations should include current status and trends: –  full blood count –  urea, creatinine and electrolytes.
  • 51. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page Resusitasi cairan dikatakan berhasil bila: a.MAP = Mean Arterial Pressure : ≥ 65 mmHg b.CVP = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg c.Urine Output : ≥ 0,5 mL/ kgBB/jam d. Central Venous (vena cava superior) atau Mixed Venous e. Oxygen Saturation ≥ 70%. f. Status mental normal 48
  • 52. CONTOH KASUS •  Pasien datang ke unit gawat darurat dengan diantar polisi. Pasien datang dengan riwayat post KLL, terlihat luka di area muka, bahu serta fraktur terbuka di area femur. •  Saat dilakukan pengkajian didapatkan data terdengar ngorok, RR 35 kali per menit, TD 90/60 mmHg, Nadi 130 kali per menit, GCS pasien E2M4V2. •  Lakukan manajemen pada pasien tersebut?!
  • 53. INGAT!!! •  Airway maintenance + Cervical spine protection •  Breathing + Ventilation (Oxygenation) •  Circulation + Hemorrhage control •  Disability (neurologic evaluation) •  Exposure + Environmental control
  • 54. KESIMPULAN •  Indikasi pemberian cairan didasarkan pada kasus keadaan penyakit pasien dan tidak melupakan anamnese riwayat penyakit pasien. •  Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. •  Kolaborasi adalah kunci sukses dalam resusitasi cairan
  • 56. REFERENSI •  American College of Surgeons. (2004). Advanced Trauma Life Support program for doctors: ATLS. Chicago: ACS. •  B-Braun. Basic-IV fluids presentation •  Cook, L. S. (2003). IV fluid resuscitation. Journal of Infusion Nursing, 26(5), 296-303. •  Johnson, J. Y., Lyons, E., & Vaughans, B. W. (2008). Fluids and electrolytes demystified. New York: Mc Graw Hill •  Kaufman, B. S. (1992). Fluid resuscitation of the critically ill. •  Park, G. R. (2000). Fluid balance and volume resuscitation for beginners. London: Greenwich Medical Media.