1. Neni Sholihat, S.Psi, M.Psi
Disampaikan pada Workshop HIV/AIDS untuk Guru BP oleh Komisi Penanggulangan Aids (KPA)
Kota Tasikmalaya
2. Perkembangan Fisik
◦ Perubahan ukuran dan proporsi tubuh
◦ Ciri-ciri seks primer
◦ Ciri-ciri seks sekunder
Akibat perubahan fisik masa puber terhadap
sikap/perilaku
◦ Ingin menyendiri, merasa tidak dimengerti/ diperlakukan
kurang baik, eksperimen seks
◦ Bosan, terhadap permainan saat masih anak-anak, tugas
sekolah, kegiatan sosial
◦ Inkoordinasi, akibat pertumbuhan dan perubahan tubuh
◦ Antagonisme social, tidak mau bekerja sama, sering
membantah dan menentang, permusuhan dengan lawan
jenis
◦ Emosi yang meninggi, kemurungan, merajuk, ledakan
marah, khawatir, gelisah, mudah menangis karena masalah
kecil
◦ Hilangnya kepercayaan diri, karena sering mendapat teguran
dan kritik
◦ Terlalu sederhana dalam penampilan karena takut dikritik
3. PERKEMBANGAN KOGNITIF
◦ Perkembangan Pengambilan Keputusan
◦ Perkembangan Orientasi Masa Depan
◦ Perkembangan Kognisi Sosial
◦ Perkembangan Penalaran Moral
◦ Perkembangan Pemahaman Tentang Agama
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Perkembangan Identitas Diri
Kesadaran akan identitas diri menjadi
lebih kuat, remaja mulai mencari identitas
dan mempertanyakan “siapa saya
sekarang”, dan akan menjadi “siapa atau
apa saya di masa depan” sense of self
4. Tahap Psikososial Rentang Usia
Kepercayaan vs ketidakpercayaan
(trust vs mistrust)
Lahir-1 th
(masa bayi)
Otonomi vs rasa malu/ragu-ragu
(autonomy vs shame and doubt)
1-3 th
(masa balita)
Inisiatif vs rasa bersalah
(initiative vs guilt)
4-5
(prasekolah)
Ketekunan vs rasa rendah diri
(industry vs inferiority)
6-11
(masa sekolah)
Identitas vs kebingungan peran
(ego identity vs role confusion)
12-20
(masa remaja)
Keintiman vs isolasi
(Intimacy vs isolation)
20-24
(dewasa awal)
Generativitas vs stagnasi
(generativity vs stagnasi)
25-65
(dewasa madya)
Integritas ego vs keputusan
(ego identity vs despair)
65-mati
(dewasa akhir)
5. Pada masa remaja terjadi proses pembentukan
identitas diri dan kebingungan identitas, hal ini terjadi
karena pada masa tersebut merupakan masa peralihan
dari anak-anak ke masa dewasa. Peristiwa yang terjadi
pada masa ini menentukan perkembangan kepribadian
masa dewasa krisis identitas
Tugas perkembangan remaja adalah menyelesaikan
krisis identitas sehingga diharapkan terbentuk suatu
identitas diri yang stabil pandangan yang jelas
tentang diri, memahami perbedaan dan persamaan
dengan orang lain, menyadari kelebihan dan
kekurangan diri, penuh percaya diri, tanggap terhadap
berbagai situasi, mampu mengambil keputusan
penting, mampu mengantisipasi masa depan, serta
mengenal perannya dalam masyarakat.
6. Merupakan proses
pemberian bantuan dari
konselor kepada klien
agar KLIEN dapat
memahami masalah dan
mengambil keputusan
dalam menyelesaikan
masalah
KONSELING
11. TIDAK
HARUS
•Banyak berkata
•Penuh nasehat
•Di ruang khusus
•Sendirian
JANGAN
•Hanya menasehati
•Bertanya secara interogatif
•Memandang persoalan orang
lain sama dengan anda
•Memandang enteng perasaan
orang lain
•Membiarkan proses konseling
terus berlangsung jika anda
tidak paham masalahnya
12. Mendiskusikan alternatif solusi dan memilih solusi
Strategi membantu klien
Membantu mempertahankan perubahan
perilaku
Menggali masalah/mengumpulkan data
Mengembangkan empati Memperbaiki rapport
Rapport /Pembukaan
Mendengar aktif Refleksi
13. Jadilah Detektif, yang pertama kali dilakukan setelah
rapport terbangun adalah galilah informasi sebanyak-
banyaknya mengenai masalah yang dihadapi anak.
Jadilah pendengar yang aktif, Kemampuan
mendengarkan harus dioptimalkan pada tahap ini.
Caranya adalah:
◦ Pelihara kontak mata, dan bahasa tubuh yang menunjukkan
bahwa kita tertarik dan mendengar mereka dengan antusias.
Fokus dan tidak kehilangan atensi saat mendengarkan mereka
◦ Gunakan refleksi untuk menunjukkan bahwa kita memahami apa
yang disampaikan remaja, ulangi pesan yang disampaikan anak
dengan jelas misal: jadi kamu merasa bingung bagaimana
menolak ajakan temanmu
◦ Simpulkan apa yang disampaikan remaja sesuai dengan konteks,
misal: yang membuat kamu bingung adalah cara menolak
ajakan temanmu tanpa menyakitinya dan kamu tetap ingin
berteman denganya walaupun tidak setuju dengan tingkah
lakunya
◦ Gunakan pertanyaan untuk melakukan klarifikasi, misal: jadi
maksudmu adalah………
14. Bantu anak menemukan insight atau kesadaran
mengenai masalah apa yang sebetulnya
mengganggunya. Bantu anak untuk melakukan proses
self-evaluation, mengenai masalahnya, sehingga bisa
mengidentifikai dan mengevaluasi factor-faktor fisik,
emosi, spiritual, dan sikap yang mengganggunya.
Misal: gunakan metode ABC.
A. apa masalah yang dihadapi, pendapat dan
pandangan atau apa yang ia pikirkan tentang masalah
itu.
B. Apa dampak pandangannya itu secara emosi
padanya.
C. Gunakan contoh = remaja punya pandangan kalo
punya pacar itu keren, nggak punya pacar itu cupu, jadi
saya harus punya pacar. B. dampak pandangan itu
secara emosi adalah kalo punya pacar = senang dan
bahagia. Kalau gak punya pacar sedih, depresi, nggak
PD. C. karena pandangan itu maka remaja menjadi
tidak percaya diri kalau tidak punya pacar, atau takut
diputusin pacar sehingga remaja mau melakukan apa
saja yang diminta pacarnya
15. Bantu dan tunjukkan pada anak bagaimana
menyusun strategi untuk menyelesaikan
masalahnya dan perubahan perilaku yang
diinginkan. Pada tahap ini konselor bertindak
sebagai arsitek dan bukan pekerja bangunan.
Kita membantu anak merancang rencana atau
strateginya saja, dalam memilih dan
menentukan materi apa saja yang dibutuhkan
anak yang melakukan. Misal : ajukan
pertanyaan, jadi apa yang akan kamu lakukan
sekarang? Kira-kira solusi apa yang
menurutmu paling baik dan mungkin
dilakukan? Jika kamu memilih menyelesaikan
dengan cara itu, apa dampaknya bagi kamu?
Bisakan kamu menerimanya? Bagaimana cara
kamu mengatasinya?