SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 25
YUNIAR DWI HASTUTI, SE
198906022010122005
2
Objek Pemotongan & Pemungutan Pajak
Oleh Bendahara Pemerintah
1 PPh Pasal 21 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan
kepada orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan
jabatan, jasa dan kegiatan.
2 PPh Pasal 22 : Pemungutan pajak atas penghasilan yang dibayarkan
sehubungan dengan pembelian barang.
3 PPh Pasal 23 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan
berupa hadiah, bunga, deviden, sewa, royalty dan
jasa-jasa selain Objek PPh Pasal 21.
4 PPh Pasal 26 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima
Wajib Pajak Luar Negeri.
5 PPh Pasal 4 (2) : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan
sehubungan jasa tertentu & sumber tertentu.
6 PPN dan PPnBM : Pemungutan pajak atas konsumsi barang/jasa
sehubungan dengan penyerahan Barang Kena Pajak &
Jasa Kena Pajak
7 Bea Meterai : Pajak atas pemanfaatan dokumen tertentu.
Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh PasalPenerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal
21/2621/26
Honorarium:
- PNS golongan IV dikenakan PPh Pasal
21 sebesar 15%
- PNS golongan III dikenakan PPh Pasal
21 sebesar 5 %
- PNS golongan I dan II dikenakan PPh
Pasal 21 dengan tarif 0 %.
- Pegawai kontrak, honorer, dan
pegawai swasta dikenakan PPh Pasal
21 sebesar 5 % (Jika memiliki NPWP)
atau 6 % (Jika tidak memiliki NPWP)
- Wajib Pajak Luar Negeri dikenakan
PPh Pasal 26 sebesar 20 % (Final)
3
4
DIKECUALIKAN DARIDIKECUALIKAN DARI
PEMUNGUTAN PPh PASAL 22PEMUNGUTAN PPh PASAL 22
PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG JUMLAHNYA PALING
BANYAK Rp.2.000.000,- DAN TIDAK MERUPAKAN PEMBAYARAN YANG
TERPECAH-PECAH DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB
PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKAR
MINYAK, LISTRIK, GAS, AIR MINUM / PDAM, DAN BENDA BENDA POS
DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB
PEMBAYARAN OLEH BENDAHARA BOS
PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
ATAS PEMBELIAN BARANG
02 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
5
SAAT PEMUNGUTAN PPH PASAL 22
TARIF 1,5%
DARI HARGA/NILAI
PEMBELIAN BARANG
PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN
ATAS
PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22
WAJIB PAJAK REKANAN
KPP MELALUI KPPN
KPP SBG LAMPIRAN SPT
MASA BENDAHARAWAN
KANTOR PENERIMA PEMBAYARAN
(BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO)
PEMUNGUT PPh PSL 22
LEMBAR KE-1LEMBAR KE-1
SURAT SETORAN PAJAK
(SSP)
LEMBAR KE-2LEMBAR KE-2
LEMBAR KE-3LEMBAR KE-3
LEMBAR KE-4LEMBAR KE-4
LEMBAR KE-5LEMBAR KE-5
6
Pembelian ATK
Tgl Pembayaran
Rp 2.310.000,-
12 April 2012
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 x 2.310.000 Rp 2.100.000,-
PPN 10 % x 2.100.000 Rp 210.000,-
PPh pasal 22 1.5% x 2.100.000 Rp 31.500,- (Rekanan ber-NPWP)
3% x 2.100.000 Rp 63.000,- (Rekanan Tidak ber-NPWP)
PPh pasal 22
PPN
12 April 2012
7 Mei 2012
PPh pasal 22
PPN
14 Mei 2012
31 Mei 2012
Batas Waktu Penyetoran
Batas Waktu Pelaporan
7
CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 22
8
Objek PPh PASAL 23
HADIAH DAN PENGHARGAAN SEHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN SELAIN
YANG TELAH DIPOTONG PPh. 21
SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
HARTA
IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN:
• JASA TEKNIK;
• JASA MANAJEMEN;
• JASA KONSULTAN HUKUM,
• JASA KONSULTAN PAJAK,
• JASA LAIN SELAIN JASA YG TELAH DIPOTONG PPh PSL 21 (PMK 141
TAHUN 2015)
YANG BERASAL DARI MODAL :
• DEVIDEN
• BUNGA
• ROYALTI
03 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
Direktorat Penyuluhan PelayananDirektorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humasdan Humas 9
TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
SEWA
DAN
JASA LAINNYA
TARIF
15 %
PENGHASILAN BRUTO
HADIAH DAN
PENGHARGAAN,
DEVIDEN, BUNGA
DAN ROYALTI
TARIF
2 %
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
10
TATA CARA PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
BUKTI PEMOTONGAN
DILAKUKAN PADA SAAT MEMBAYARKAN
PENGHASILAN OLEH BENDAHARA
F.1.1.33.06 atau
F.1.1.33.07
1
2
3
UNTUK REKANAN
LAMPIRAN SPT MASA PPh
PASAL 23/26
ARSIP BENDAHARA
11
CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 23
Sewa Kendaraan
Tgl Pembayaran
Rp 1.100.000,-
20 April 2012
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 x 1.100.000 Rp 1.000.000,-
PPN 10 % x 1.000.000 Rp 100.000,-
PPh pasal 23 2% x 1.000.000 Rp 20.000,- (Rekanan ber-NPWP)
4% x 1.000.000 Rp 40.000,- (Rekanan Tidak ber-
NPWP)
PPh pasal 23
PPN
10 Mei 2012
7 Mei 2012
PPh pasal 23
PPN
20 Mei 2012
31 Mei 2012
Batas Waktu Penyetoran
Batas Waktu Pelaporan
PAJAK UNTUK KONSUMSI :
1.Catering : dikenakan PPh Psl 23 berapapun nilainya.
2.Industri Roti : dikenakan PPN jika diatas 1 juta atau PPN serta
PPh 22 jika diatas 2 jt dari Nilai DPP.
3.Warung makan/ Restoran : PPh 22 jika diatas 2 juta
PAJAK UNTUK SEWA ALAT
Transaksi dibawah 1 juta : PPh Pasal 23 dari Bruto
Transaksi diatas 1 juta : PPN dan PPh Pasal 23 dari
DPP (Dasar Pengenaan Pajak)
 Kewajiban Pajak Penghasilan = 1% X Omset perbulan
(bagi Wajib Pajak Pengusaha dgn omset tidak melebihi 4,8 M setahun)
 Bendaharawan tidak melakukan pemotongan dan/atau pemungutan
Pajak Penghasilan untuk setiap transaksi yang merupakan objek
pemotongan dan/atau pemungutan PPh Pasal 22 (belanja barang) dan
PPh Pasal 23 (belanja jasa) apabila telah menerima fotokopi Surat
Keterangan Bebas (SKB) yang telah dilegalisasi oleh Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak melaporkan SPT Tahunan.
(Peraturan Direktur Jenderal Pajak Per-32/PJ/2013 Pasal 7)
14
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
Contoh Dokumen
Legalisasi SKB PPh Pasal 22
15
Legalisasi SKB Pemotongan/Pemungutan
PPh Pasal 22/23 dibuat 3 rangkap:
1.Wajib Pajak
2.Pemotong/Pemungut PPh
3.KPP Penerbit
Catatan:
Bendahara Pemungut / Pemotong Pajak
yang sudah mendapatkan legalisasi SKB
PPh dari Wajib Pajak tidak melakukan
pemotongan/pemungutan PPh
Legalisasi SKB dibuat setiap kali melakukan
tagihan pembayaran
Penghasilan dari
Jasa Persewaan atas
Tanah &/ Bangunan
Penghasilan dari
Jasa
Konstruksi
Penghasilan dari
Jasa Pengalihan Hak
atas Tanah &/Bang
YANG DIBAYARKAN OLEH BENDAHARA
DIPOTONG DGN TARIF
10% DARI JUMLAH BRUTO
DIPOTONG DGN TARIF
PELAKSANAAN :
- 2% => KUALIFIKASI USAHA KECIL
- 3% => KUALIFIKASI MENENGAH DAN BESAR
- 4% => TIDAK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA
PERENCANAAN & PENGAWASAN :
- 4% => MEMILIKI KLASIFIKASI USAHA
- 6% => TDK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA
1. DIPOTONG DGN TARIF
5% DARI JUMLAH BRUTO
(UTK OP… KECUALI < Rp 60 jt,
PH DIBAWAH PTKP)
2. DIPOTONG DGN TARIF
1% JUMLAH BRUTO
KHUSUS UNTUK RUMAH
SEDERHANA &
RUMAH SUSUN SEDERHANA
16
04 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2)
Contoh transaksi yang dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2
Sewa Lapangan Futsal.
Transaksi dibawah 1 juta : PPh Pasal 4 ayat 2 dari Bruto,
berapapun nilainya. Dikenakan tarif PPh Pasal 4 ayat 2
sebesar 10 %.
Transaksi diatas 1 juta : PPN dan PPh Pasal 4 ayat 2 dari
DPP (Dasar Pengenaan Pajak). Dikenakan tarif PPN 10 %
dan PPh Pasal 4 ayat 2 sebesar 10 %.
18
SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN :
1. ADANYA PENYERAHAN DI DALAM DAERAH
PABEAN;
2. YANG DISERAHKAN BARANG KENA PAJAK /
JASA KENA PAJAK;
3. YANG MENYERAHKAN ADALAH PENGUSAHA
KENA PAJAK.
1. ADANYA PENYERAHAN DI DALAM DAERAH
PABEAN;
2. YANG DISERAHKAN BARANG KENA PAJAK /
JASA KENA PAJAK;
3. YANG MENYERAHKAN ADALAH PENGUSAHA
KENA PAJAK.
05 - PAJAK PERTAMBAHAN NILAI05 - PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
19
PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPN
OLEH BENDAHARAWAN
TDK MELEBIHI DARI JML Rp 1.000.000,00 TERMASUK PPN DAN/ATAU PPn BM DAN
MERUPAKAN PEMBAYARAN YG TDK DIPECAH-PECAH
BBM DAN NON-BBM YG PENYERAHANNYA DILAKUKAN OLEH PERTAMINA
ATAS JASA ANGKUTAN UDARA YG DISERAHKAN OLEH PERUSAHAAN
PENERBANGAN
UNTUK PENYERAHAN BKP/JKP YG MEMPEROLEH FASILITAS PPN TDK DIPUNGUT
DALAM HAL
PEMBAYARAN
ATAS PENYERAHAN BKP/JKP YG MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU, MENDAPAT FASILITAS PPN TIDAK DIPUNGUT DAN ATAU DIBEBASKAN
DARI PENGENAAN PPN
UNTUK PEMBEBASAN TANAH, KECUALI PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN TANAH
OLEH REAL ESTATE ATAU INDUSTRIAL ESTATE
BEA METERAIBEA METERAI
 Setiap pembelian barang/jasa sewa dibubuhi meterai (Peraturan menteri
keuangan nomor 65/pmk.03/2014 tanggal 22 april 2014 tentang bentuk, ukuran,
dan warna benda meterai), dengan perincian sebagai berikut:
Pembelian barang/jasa, sewa : ≤ Rp 250.000,- tanpa dibubuhi Meterai.
Pembelian barang/jasa, sewa : > Rp 250.000,- s.d. Rp.1.000.000,- dibubuhi Meterai
3.000,-
Pembelian barang/jasa, sewa : > Rp.1.000.000,- dibubuhi Meterai 6.000,-
MATERAI TEMPEL
2009
MATERAI TEMPEL
2014
Kapan mulai berlaku Materai Baru ini?
Materai ini mulai berlaku sejak tanggal 17
Agustus 2014.
Jadi antara 17 Agustus 2014 sampai dengan 31
Maret 2015 akan ada dua jenis Materai yang
beredar yaitu Materai Lama (2009) dan Materai
Baru (2014).
Apakah Meterai tempel 2009 masih bisa
dipergunakan?
Meterai tempel tahun 2009 masih bisa
dipergunakan sampai dengan 31 Maret 2015.
22
Jenis Pajak Bayar Lapor oleh BP
PPh Ps 4(2) Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya
PPh Ps 21/26 Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya
PPh Ps 23/26 Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya
PPh Ps 22 Saat Pembayaran
Tagihan
14 hari setelah masa
pajak berakhir
PPN/PPnBM Tg 7 bulan berikutnya Akhir Bulan Berikutnya
BATAS WAKTU PEMBAYARAN DAN PELAPORAN
SESUAI PERMENKEU NOMOR 80/PMK.03/2010
23
Jenis Pajak PPh Ps21/26 PPh Ps 22 PPh Ps 23/26 PPh Ps 4 (2) PPN/PPnBM
Atas Nama
Bendahara
Pengeluaran
Wajib Pajak
Rekanan
Bendahara
Pengeluaran
Bendahara
Pengeluaran
Wajib Pajak
Rekanan
Lembar ke-1
Untuk
Bendahara
Pengeluaran
Untuk
Wajib Pajak
Rekanan
Untuk
Bendahara
Pengeluaran
Untuk
Bendahara
Pengeluaran
Untuk
Wajib Pajak
Rekanan
Lembar ke-2 Untuk KPPN Melalui Tempat Pembayaran (Bank Pesepsi/Kantor Pos)
Lembar ke-3
Untuk KPP
Melalui SPT
Masa PPh Pasal
21/26
Bendahara
Pengeluaran
Untuk KPP
Melalui SPT
Masa PPh Pasal
22 Bendahara
Pengeluaran
Untuk KPP
Melalui SPT
Masa PPh Pasal
23/26
Bendahara
Pengeluaran
Untuk KPP
Melalui SPT
Masa PPh Pasal
4 (2) Bendahara
Pengeluaran
Untuk KPP
Melalui SPT
Masa
PPN/PPnBM
Wajib Pajak
Rekanan
Lembar ke-4 Untuk Tempat Pembayaran (Bank Pesepsi/Kantor Pos)
Lembar ke-5 Untuk Arsip Bendahara Pengeluaran
*) Semua SSP dicap dan ditandatangani oleh Bendahara
**) SSP PPh Ps 21, 23, 26 dan 4 (2) adalah penjumlahan semua bukti pemotongan satu bulan
atau bisa juga jumlah per transaksi
TATA CARA PENGISIAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP)
24
Jenis Pajak Tidak Final Final
PPh Ps 21 411121 - 100 411121 – 402
PPh Ps 22 411122 - 900 -
PPh Ps 23 411124 – 104 (JASA
LAIN)
411124 - 100 (SEWA)
-
PPh Ps 4(2) 411128 – 402 PENGALIHAN TNH/BNG
411128 – 403 PERSEWAAN TNH/BNG
411128 – 409 JASA KONSTRUKSI
PPN/PPnBM 411211 - 900
KODE AKUN PAJAK
25
Faktur Pajak
Dibuat, ditandatangani dan diberikan nomor seri oleh Wajib Pajak
Rekanan
Lembar ke-1 Untuk Bendahara Pengeluaran
Lembar ke-2 Untuk Arsip Wajib Pajak (PKP) Rekanan
Lembar ke-3 Untuk KPP Melalui SPT Masa PPN/PPnBM Bendahara Pengeluaran
Format Nomor Seri Faktur Pajak (untuk koreksi Bendahara Pengeluaran)
02 0 - 000 - 00 - 00000000
KODE TRANSAKSI KODE CABANG THN TERBIT NOMOR SERI
DGN BEND. WP REKANAN
KODE STATUS
KODE STATUS: 0 = NORMAL 1 = PEMBETULAN

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanjaAli Mashduqi
 
perpajakan internasional
 perpajakan internasional  perpajakan internasional
perpajakan internasional Asep suryadi
 
Audit2 audit forensik
Audit2   audit forensikAudit2   audit forensik
Audit2 audit forensikIkha Virginia
 
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah Izzuddin Abdul Manaf
 
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...Uofa_Unsada
 
Hak dan kewajiban wp
Hak dan kewajiban wpHak dan kewajiban wp
Hak dan kewajiban wpKppkp Bangil
 
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikPertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikIsmail M
 
Kedudukan dan tanggung jawab bendahara satker
Kedudukan dan tanggung jawab bendahara satkerKedudukan dan tanggung jawab bendahara satker
Kedudukan dan tanggung jawab bendahara satkerAhmad Abdul Haq
 
Presentasi Makalah Lembaga Pembiayaan
Presentasi Makalah Lembaga PembiayaanPresentasi Makalah Lembaga Pembiayaan
Presentasi Makalah Lembaga PembiayaanRizki Ogawa
 
Dasar Hukum Ketentuan Umum Perpajakan
Dasar Hukum Ketentuan Umum PerpajakanDasar Hukum Ketentuan Umum Perpajakan
Dasar Hukum Ketentuan Umum PerpajakanFair Nurfachrizi
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Tatang Suwandi
 
Bab vi kerangka konseptual
Bab vi   kerangka konseptualBab vi   kerangka konseptual
Bab vi kerangka konseptualAbi Bie
 

Was ist angesagt? (20)

Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
 
Kup penagihan
Kup penagihanKup penagihan
Kup penagihan
 
perpajakan internasional
 perpajakan internasional  perpajakan internasional
perpajakan internasional
 
Audit2 audit forensik
Audit2   audit forensikAudit2   audit forensik
Audit2 audit forensik
 
Materi dasar akuntansi
Materi dasar akuntansi Materi dasar akuntansi
Materi dasar akuntansi
 
biaya modal
biaya modalbiaya modal
biaya modal
 
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah
Regulasi Dan Pengawasan Perbankan Syariah
 
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
 
Penagihan pajak
Penagihan pajakPenagihan pajak
Penagihan pajak
 
Hak dan kewajiban wp
Hak dan kewajiban wpHak dan kewajiban wp
Hak dan kewajiban wp
 
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikPertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
 
Kedudukan dan tanggung jawab bendahara satker
Kedudukan dan tanggung jawab bendahara satkerKedudukan dan tanggung jawab bendahara satker
Kedudukan dan tanggung jawab bendahara satker
 
Presentasi Makalah Lembaga Pembiayaan
Presentasi Makalah Lembaga PembiayaanPresentasi Makalah Lembaga Pembiayaan
Presentasi Makalah Lembaga Pembiayaan
 
Dasar Hukum Ketentuan Umum Perpajakan
Dasar Hukum Ketentuan Umum PerpajakanDasar Hukum Ketentuan Umum Perpajakan
Dasar Hukum Ketentuan Umum Perpajakan
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 
piutang
 piutang piutang
piutang
 
Pertemuan 4 simpanan giro, deposito
Pertemuan 4 simpanan giro, depositoPertemuan 4 simpanan giro, deposito
Pertemuan 4 simpanan giro, deposito
 
Bab vi kerangka konseptual
Bab vi   kerangka konseptualBab vi   kerangka konseptual
Bab vi kerangka konseptual
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 

Andere mochten auch

Tax Amnesty - Amnesti Pajak - Pengampunan Pajak
Tax Amnesty - Amnesti Pajak - Pengampunan PajakTax Amnesty - Amnesti Pajak - Pengampunan Pajak
Tax Amnesty - Amnesti Pajak - Pengampunan PajakAbu Za
 
Pengampunanpajak
PengampunanpajakPengampunanpajak
Pengampunanpajakomni sukses
 
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan Swasta
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan SwastaTax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan Swasta
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan SwastaDeny Zaenal Faizin
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaDeny Zaenal Faizin
 
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBNResume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBNNeea Niio
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaDio_irawan13
 
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Jiantari Marthen
 
Teori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasionalTeori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasionallaila sekar
 
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...gracejocelynhalim
 
Ringkasan APBN 2017
Ringkasan APBN 2017Ringkasan APBN 2017
Ringkasan APBN 2017Tony Hidayat
 
Tata cara keberatan dan banding kelompok 3 kelas F
Tata cara keberatan dan banding  kelompok 3 kelas FTata cara keberatan dan banding  kelompok 3 kelas F
Tata cara keberatan dan banding kelompok 3 kelas Fulfa maulida
 
PSAK 70 - Accounting for Tax Amensty
PSAK 70 - Accounting for Tax AmenstyPSAK 70 - Accounting for Tax Amensty
PSAK 70 - Accounting for Tax AmenstyGodang Panjaitan
 

Andere mochten auch (20)

perpajakan
perpajakanperpajakan
perpajakan
 
Tax Amnesty - Amnesti Pajak - Pengampunan Pajak
Tax Amnesty - Amnesti Pajak - Pengampunan PajakTax Amnesty - Amnesti Pajak - Pengampunan Pajak
Tax Amnesty - Amnesti Pajak - Pengampunan Pajak
 
PPh Pasal 25
PPh Pasal 25PPh Pasal 25
PPh Pasal 25
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Pengampunanpajak
PengampunanpajakPengampunanpajak
Pengampunanpajak
 
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan Swasta
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan SwastaTax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan Swasta
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan Swasta
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
 
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBNResume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
 
Bab 4 apbn & apbd
Bab 4 apbn & apbdBab 4 apbn & apbd
Bab 4 apbn & apbd
 
APBN dan APBD
APBN dan APBDAPBN dan APBD
APBN dan APBD
 
Teori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasionalTeori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasional
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
 
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...
 
Ppn dan ppnbm
Ppn dan ppnbmPpn dan ppnbm
Ppn dan ppnbm
 
Ringkasan APBN 2017
Ringkasan APBN 2017Ringkasan APBN 2017
Ringkasan APBN 2017
 
Tata cara keberatan dan banding kelompok 3 kelas F
Tata cara keberatan dan banding  kelompok 3 kelas FTata cara keberatan dan banding  kelompok 3 kelas F
Tata cara keberatan dan banding kelompok 3 kelas F
 
Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariah
 
PSAK 70 - Accounting for Tax Amensty
PSAK 70 - Accounting for Tax AmenstyPSAK 70 - Accounting for Tax Amensty
PSAK 70 - Accounting for Tax Amensty
 

Ähnlich wie PPh Bendahara

Materi lokakarya mahasiswa FISIP Tentang Keuangan
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Tentang KeuanganMateri lokakarya mahasiswa FISIP Tentang Keuangan
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Tentang KeuanganNeea Niio
 
Materi lokakarya mahasiswa FISIP
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Materi lokakarya mahasiswa FISIP
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Neea Niio
 
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).pptPPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).pptDipoTriMartiano
 
Panduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah Penelitian
Panduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah PenelitianPanduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah Penelitian
Panduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah PenelitianDidit Kurniadi
 
SLIDE BENDAHARA 2017.pptx
SLIDE BENDAHARA 2017.pptxSLIDE BENDAHARA 2017.pptx
SLIDE BENDAHARA 2017.pptxSisiHalidasyah
 
Pph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharaPph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharairmans36
 
5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf
5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf
5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdfmtsn2paluta02
 
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxPAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxnovasaeptian
 
494ba9 tata cara potongan dan setoran pajak 2010 ok
494ba9 tata cara potongan dan setoran pajak 2010 ok494ba9 tata cara potongan dan setoran pajak 2010 ok
494ba9 tata cara potongan dan setoran pajak 2010 okMamank Berbudi Santoso
 
(4) perpajakan 181121
(4) perpajakan 181121(4) perpajakan 181121
(4) perpajakan 181121BagiyoCondro
 

Ähnlich wie PPh Bendahara (20)

Materi lokakarya mahasiswa FISIP Tentang Keuangan
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Tentang KeuanganMateri lokakarya mahasiswa FISIP Tentang Keuangan
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Tentang Keuangan
 
Materi lokakarya mahasiswa FISIP
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Materi lokakarya mahasiswa FISIP
Materi lokakarya mahasiswa FISIP
 
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).pptPPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
 
Akunt pajak i iii
Akunt pajak i iiiAkunt pajak i iii
Akunt pajak i iii
 
Panduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah Penelitian
Panduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah PenelitianPanduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah Penelitian
Panduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah Penelitian
 
SLIDE BENDAHARA 2017.pptx
SLIDE BENDAHARA 2017.pptxSLIDE BENDAHARA 2017.pptx
SLIDE BENDAHARA 2017.pptx
 
Pph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharaPph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendahara
 
(2) pajak bendaharawan
(2) pajak bendaharawan (2) pajak bendaharawan
(2) pajak bendaharawan
 
Presentasi unair
Presentasi unairPresentasi unair
Presentasi unair
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
Pph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPTPph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPT
 
Ukin
UkinUkin
Ukin
 
5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf
5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf
5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf
 
Sos bendahara desa v2.0 fiks
Sos bendahara desa v2.0  fiksSos bendahara desa v2.0  fiks
Sos bendahara desa v2.0 fiks
 
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxPAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
 
Paparan perpajakan Unair
Paparan perpajakan UnairPaparan perpajakan Unair
Paparan perpajakan Unair
 
KPP812 SE 24 2018.pdf
KPP812 SE 24 2018.pdfKPP812 SE 24 2018.pdf
KPP812 SE 24 2018.pdf
 
6 pbb-2
6 pbb-26 pbb-2
6 pbb-2
 
494ba9 tata cara potongan dan setoran pajak 2010 ok
494ba9 tata cara potongan dan setoran pajak 2010 ok494ba9 tata cara potongan dan setoran pajak 2010 ok
494ba9 tata cara potongan dan setoran pajak 2010 ok
 
(4) perpajakan 181121
(4) perpajakan 181121(4) perpajakan 181121
(4) perpajakan 181121
 

PPh Bendahara

  • 1. YUNIAR DWI HASTUTI, SE 198906022010122005
  • 2. 2 Objek Pemotongan & Pemungutan Pajak Oleh Bendahara Pemerintah 1 PPh Pasal 21 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan kepada orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa dan kegiatan. 2 PPh Pasal 22 : Pemungutan pajak atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan pembelian barang. 3 PPh Pasal 23 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa selain Objek PPh Pasal 21. 4 PPh Pasal 26 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak Luar Negeri. 5 PPh Pasal 4 (2) : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan jasa tertentu & sumber tertentu. 6 PPN dan PPnBM : Pemungutan pajak atas konsumsi barang/jasa sehubungan dengan penyerahan Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak 7 Bea Meterai : Pajak atas pemanfaatan dokumen tertentu.
  • 3. Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh PasalPenerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21/2621/26 Honorarium: - PNS golongan IV dikenakan PPh Pasal 21 sebesar 15% - PNS golongan III dikenakan PPh Pasal 21 sebesar 5 % - PNS golongan I dan II dikenakan PPh Pasal 21 dengan tarif 0 %. - Pegawai kontrak, honorer, dan pegawai swasta dikenakan PPh Pasal 21 sebesar 5 % (Jika memiliki NPWP) atau 6 % (Jika tidak memiliki NPWP) - Wajib Pajak Luar Negeri dikenakan PPh Pasal 26 sebesar 20 % (Final) 3
  • 4. 4 DIKECUALIKAN DARIDIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG JUMLAHNYA PALING BANYAK Rp.2.000.000,- DAN TIDAK MERUPAKAN PEMBAYARAN YANG TERPECAH-PECAH DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKAR MINYAK, LISTRIK, GAS, AIR MINUM / PDAM, DAN BENDA BENDA POS DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB PEMBAYARAN OLEH BENDAHARA BOS PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PEMBELIAN BARANG 02 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
  • 5. 5 SAAT PEMUNGUTAN PPH PASAL 22 TARIF 1,5% DARI HARGA/NILAI PEMBELIAN BARANG PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
  • 6. BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 WAJIB PAJAK REKANAN KPP MELALUI KPPN KPP SBG LAMPIRAN SPT MASA BENDAHARAWAN KANTOR PENERIMA PEMBAYARAN (BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO) PEMUNGUT PPh PSL 22 LEMBAR KE-1LEMBAR KE-1 SURAT SETORAN PAJAK (SSP) LEMBAR KE-2LEMBAR KE-2 LEMBAR KE-3LEMBAR KE-3 LEMBAR KE-4LEMBAR KE-4 LEMBAR KE-5LEMBAR KE-5 6
  • 7. Pembelian ATK Tgl Pembayaran Rp 2.310.000,- 12 April 2012 Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 x 2.310.000 Rp 2.100.000,- PPN 10 % x 2.100.000 Rp 210.000,- PPh pasal 22 1.5% x 2.100.000 Rp 31.500,- (Rekanan ber-NPWP) 3% x 2.100.000 Rp 63.000,- (Rekanan Tidak ber-NPWP) PPh pasal 22 PPN 12 April 2012 7 Mei 2012 PPh pasal 22 PPN 14 Mei 2012 31 Mei 2012 Batas Waktu Penyetoran Batas Waktu Pelaporan 7 CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 22
  • 8. 8 Objek PPh PASAL 23 HADIAH DAN PENGHARGAAN SEHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN SELAIN YANG TELAH DIPOTONG PPh. 21 SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN: • JASA TEKNIK; • JASA MANAJEMEN; • JASA KONSULTAN HUKUM, • JASA KONSULTAN PAJAK, • JASA LAIN SELAIN JASA YG TELAH DIPOTONG PPh PSL 21 (PMK 141 TAHUN 2015) YANG BERASAL DARI MODAL : • DEVIDEN • BUNGA • ROYALTI 03 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
  • 9. Direktorat Penyuluhan PelayananDirektorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 9 TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN PPh PASAL 23 SEWA DAN JASA LAINNYA TARIF 15 % PENGHASILAN BRUTO HADIAH DAN PENGHARGAAN, DEVIDEN, BUNGA DAN ROYALTI TARIF 2 % JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
  • 10. 10 TATA CARA PEMOTONGAN PPh PASAL 23 BUKTI PEMOTONGAN DILAKUKAN PADA SAAT MEMBAYARKAN PENGHASILAN OLEH BENDAHARA F.1.1.33.06 atau F.1.1.33.07 1 2 3 UNTUK REKANAN LAMPIRAN SPT MASA PPh PASAL 23/26 ARSIP BENDAHARA
  • 11. 11 CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 23 Sewa Kendaraan Tgl Pembayaran Rp 1.100.000,- 20 April 2012 Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 x 1.100.000 Rp 1.000.000,- PPN 10 % x 1.000.000 Rp 100.000,- PPh pasal 23 2% x 1.000.000 Rp 20.000,- (Rekanan ber-NPWP) 4% x 1.000.000 Rp 40.000,- (Rekanan Tidak ber- NPWP) PPh pasal 23 PPN 10 Mei 2012 7 Mei 2012 PPh pasal 23 PPN 20 Mei 2012 31 Mei 2012 Batas Waktu Penyetoran Batas Waktu Pelaporan
  • 12. PAJAK UNTUK KONSUMSI : 1.Catering : dikenakan PPh Psl 23 berapapun nilainya. 2.Industri Roti : dikenakan PPN jika diatas 1 juta atau PPN serta PPh 22 jika diatas 2 jt dari Nilai DPP. 3.Warung makan/ Restoran : PPh 22 jika diatas 2 juta
  • 13. PAJAK UNTUK SEWA ALAT Transaksi dibawah 1 juta : PPh Pasal 23 dari Bruto Transaksi diatas 1 juta : PPN dan PPh Pasal 23 dari DPP (Dasar Pengenaan Pajak)
  • 14.  Kewajiban Pajak Penghasilan = 1% X Omset perbulan (bagi Wajib Pajak Pengusaha dgn omset tidak melebihi 4,8 M setahun)  Bendaharawan tidak melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan untuk setiap transaksi yang merupakan objek pemotongan dan/atau pemungutan PPh Pasal 22 (belanja barang) dan PPh Pasal 23 (belanja jasa) apabila telah menerima fotokopi Surat Keterangan Bebas (SKB) yang telah dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak melaporkan SPT Tahunan. (Peraturan Direktur Jenderal Pajak Per-32/PJ/2013 Pasal 7) 14 Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
  • 15. Contoh Dokumen Legalisasi SKB PPh Pasal 22 15 Legalisasi SKB Pemotongan/Pemungutan PPh Pasal 22/23 dibuat 3 rangkap: 1.Wajib Pajak 2.Pemotong/Pemungut PPh 3.KPP Penerbit Catatan: Bendahara Pemungut / Pemotong Pajak yang sudah mendapatkan legalisasi SKB PPh dari Wajib Pajak tidak melakukan pemotongan/pemungutan PPh Legalisasi SKB dibuat setiap kali melakukan tagihan pembayaran
  • 16. Penghasilan dari Jasa Persewaan atas Tanah &/ Bangunan Penghasilan dari Jasa Konstruksi Penghasilan dari Jasa Pengalihan Hak atas Tanah &/Bang YANG DIBAYARKAN OLEH BENDAHARA DIPOTONG DGN TARIF 10% DARI JUMLAH BRUTO DIPOTONG DGN TARIF PELAKSANAAN : - 2% => KUALIFIKASI USAHA KECIL - 3% => KUALIFIKASI MENENGAH DAN BESAR - 4% => TIDAK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA PERENCANAAN & PENGAWASAN : - 4% => MEMILIKI KLASIFIKASI USAHA - 6% => TDK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA 1. DIPOTONG DGN TARIF 5% DARI JUMLAH BRUTO (UTK OP… KECUALI < Rp 60 jt, PH DIBAWAH PTKP) 2. DIPOTONG DGN TARIF 1% JUMLAH BRUTO KHUSUS UNTUK RUMAH SEDERHANA & RUMAH SUSUN SEDERHANA 16 04 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2)
  • 17. Contoh transaksi yang dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 Sewa Lapangan Futsal. Transaksi dibawah 1 juta : PPh Pasal 4 ayat 2 dari Bruto, berapapun nilainya. Dikenakan tarif PPh Pasal 4 ayat 2 sebesar 10 %. Transaksi diatas 1 juta : PPN dan PPh Pasal 4 ayat 2 dari DPP (Dasar Pengenaan Pajak). Dikenakan tarif PPN 10 % dan PPh Pasal 4 ayat 2 sebesar 10 %.
  • 18. 18 SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN : 1. ADANYA PENYERAHAN DI DALAM DAERAH PABEAN; 2. YANG DISERAHKAN BARANG KENA PAJAK / JASA KENA PAJAK; 3. YANG MENYERAHKAN ADALAH PENGUSAHA KENA PAJAK. 1. ADANYA PENYERAHAN DI DALAM DAERAH PABEAN; 2. YANG DISERAHKAN BARANG KENA PAJAK / JASA KENA PAJAK; 3. YANG MENYERAHKAN ADALAH PENGUSAHA KENA PAJAK. 05 - PAJAK PERTAMBAHAN NILAI05 - PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
  • 19. 19 PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPN OLEH BENDAHARAWAN TDK MELEBIHI DARI JML Rp 1.000.000,00 TERMASUK PPN DAN/ATAU PPn BM DAN MERUPAKAN PEMBAYARAN YG TDK DIPECAH-PECAH BBM DAN NON-BBM YG PENYERAHANNYA DILAKUKAN OLEH PERTAMINA ATAS JASA ANGKUTAN UDARA YG DISERAHKAN OLEH PERUSAHAAN PENERBANGAN UNTUK PENYERAHAN BKP/JKP YG MEMPEROLEH FASILITAS PPN TDK DIPUNGUT DALAM HAL PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BKP/JKP YG MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU, MENDAPAT FASILITAS PPN TIDAK DIPUNGUT DAN ATAU DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN UNTUK PEMBEBASAN TANAH, KECUALI PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN TANAH OLEH REAL ESTATE ATAU INDUSTRIAL ESTATE
  • 20. BEA METERAIBEA METERAI  Setiap pembelian barang/jasa sewa dibubuhi meterai (Peraturan menteri keuangan nomor 65/pmk.03/2014 tanggal 22 april 2014 tentang bentuk, ukuran, dan warna benda meterai), dengan perincian sebagai berikut: Pembelian barang/jasa, sewa : ≤ Rp 250.000,- tanpa dibubuhi Meterai. Pembelian barang/jasa, sewa : > Rp 250.000,- s.d. Rp.1.000.000,- dibubuhi Meterai 3.000,- Pembelian barang/jasa, sewa : > Rp.1.000.000,- dibubuhi Meterai 6.000,- MATERAI TEMPEL 2009 MATERAI TEMPEL 2014
  • 21. Kapan mulai berlaku Materai Baru ini? Materai ini mulai berlaku sejak tanggal 17 Agustus 2014. Jadi antara 17 Agustus 2014 sampai dengan 31 Maret 2015 akan ada dua jenis Materai yang beredar yaitu Materai Lama (2009) dan Materai Baru (2014). Apakah Meterai tempel 2009 masih bisa dipergunakan? Meterai tempel tahun 2009 masih bisa dipergunakan sampai dengan 31 Maret 2015.
  • 22. 22 Jenis Pajak Bayar Lapor oleh BP PPh Ps 4(2) Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya PPh Ps 21/26 Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya PPh Ps 23/26 Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya PPh Ps 22 Saat Pembayaran Tagihan 14 hari setelah masa pajak berakhir PPN/PPnBM Tg 7 bulan berikutnya Akhir Bulan Berikutnya BATAS WAKTU PEMBAYARAN DAN PELAPORAN SESUAI PERMENKEU NOMOR 80/PMK.03/2010
  • 23. 23 Jenis Pajak PPh Ps21/26 PPh Ps 22 PPh Ps 23/26 PPh Ps 4 (2) PPN/PPnBM Atas Nama Bendahara Pengeluaran Wajib Pajak Rekanan Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran Wajib Pajak Rekanan Lembar ke-1 Untuk Bendahara Pengeluaran Untuk Wajib Pajak Rekanan Untuk Bendahara Pengeluaran Untuk Bendahara Pengeluaran Untuk Wajib Pajak Rekanan Lembar ke-2 Untuk KPPN Melalui Tempat Pembayaran (Bank Pesepsi/Kantor Pos) Lembar ke-3 Untuk KPP Melalui SPT Masa PPh Pasal 21/26 Bendahara Pengeluaran Untuk KPP Melalui SPT Masa PPh Pasal 22 Bendahara Pengeluaran Untuk KPP Melalui SPT Masa PPh Pasal 23/26 Bendahara Pengeluaran Untuk KPP Melalui SPT Masa PPh Pasal 4 (2) Bendahara Pengeluaran Untuk KPP Melalui SPT Masa PPN/PPnBM Wajib Pajak Rekanan Lembar ke-4 Untuk Tempat Pembayaran (Bank Pesepsi/Kantor Pos) Lembar ke-5 Untuk Arsip Bendahara Pengeluaran *) Semua SSP dicap dan ditandatangani oleh Bendahara **) SSP PPh Ps 21, 23, 26 dan 4 (2) adalah penjumlahan semua bukti pemotongan satu bulan atau bisa juga jumlah per transaksi TATA CARA PENGISIAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP)
  • 24. 24 Jenis Pajak Tidak Final Final PPh Ps 21 411121 - 100 411121 – 402 PPh Ps 22 411122 - 900 - PPh Ps 23 411124 – 104 (JASA LAIN) 411124 - 100 (SEWA) - PPh Ps 4(2) 411128 – 402 PENGALIHAN TNH/BNG 411128 – 403 PERSEWAAN TNH/BNG 411128 – 409 JASA KONSTRUKSI PPN/PPnBM 411211 - 900 KODE AKUN PAJAK
  • 25. 25 Faktur Pajak Dibuat, ditandatangani dan diberikan nomor seri oleh Wajib Pajak Rekanan Lembar ke-1 Untuk Bendahara Pengeluaran Lembar ke-2 Untuk Arsip Wajib Pajak (PKP) Rekanan Lembar ke-3 Untuk KPP Melalui SPT Masa PPN/PPnBM Bendahara Pengeluaran Format Nomor Seri Faktur Pajak (untuk koreksi Bendahara Pengeluaran) 02 0 - 000 - 00 - 00000000 KODE TRANSAKSI KODE CABANG THN TERBIT NOMOR SERI DGN BEND. WP REKANAN KODE STATUS KODE STATUS: 0 = NORMAL 1 = PEMBETULAN