Anzeige
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
Anzeige
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
Nächste SlideShare
Resume Hakikat Peserta Didik Dalam Islam.docxResume Hakikat Peserta Didik Dalam Islam.docx
Wird geladen in ... 3
1 von 7
Anzeige

Más contenido relacionado

Anzeige

paper filsafat.pdf

  1. HAKIKAT PESERTA DIDIK DALAM ISLAM Cut jihan afica zulfi Nazliyah fitri Sarah nadia Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe Abstrack : The essence of an educator in Islamic education is to teach in accordance with the knowledge he has. Educators are people who have the responsibility to educate. If the meaning of educators is teachers in this case in a school institution. While the teacher is a good educator. the nature of educators is Allah Swt who teaches knowledge to humans and humans also have an obligation for him to transfer that knowledge to others for the benefit of the ummah. Thus, students must know their obligations and duties in order to achieve the desired goals. Therefore, for the educational process to be successful, educators and students must be able to understand each other with all their respective characteristics. In addition, in the perspective of Islamic education, the requirements that must be possessed by an educator are mastering knowledge in teaching their students in a professional, patient, and achieving good in this world and in the hereafter. But challenges often arise from educators, students, parents, the environment and society. Thus, all parties or stakeholders as actors in education need to review the nature of educators and students in Islamic education. Keyword : learners , education , Islamic education , Islamic. Pendahuluan Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan Istilah murid dalam tasawuf mengandung pengertian orang yang sedang belajar, menyucikan diri, dan sedang berjalan menuju Tuhan. Yang paling menonjol dalam istilah it ialah kepatuhan murid kepada guru (mursyid)-nya. Arti patuh di sini ialah tidak membantah sama sekali.Hubungan guru (mursyid)) dengan murid adalah hubungan searah.Pengajaran berlangsung dari subjek (mursyid)) ke objek (murid). Peserta didik adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri seorang yang perlu di bimbing dari seorang pendidik.Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya,aspek aspek kepentingan, antara lain : *aspek paedofogis *aspek sosiologi dan kultural *aspek tauhid Hakikat peserta didik terdiri dari beberapa macam
  2. A. Peserta didik adalah darah daging sendiri , yg di maksud di sini adalah bahwa orang tua adalah sebagai pendidik bagi anak anak nya atau keturunan nya. B.peserta didik adalah semua anak yang berada di bawah lembaga pendidikan. C.peserta didik secara khusus adalah orang orang yang menerima bimbingan yang secara khusus. Esensi peserta didik sumber ajaran agama Islam tentu menjadi dasar pemikiran yang tidak bisa lepas dari pengkajian. Sebab agama adalah fitrah yang di berikan Allah SWT dalam kehidupan manusia,sehingga seorang peserta didik mengalami masa tumbuh dan perkembanganpenelitian. Sumber tertulis ini diteliti dengan menggunakan metode analisis isi. Kemudian data dianalisis, disajikan, dan kemudian ditarik kesimpulan. Pengertian hakikat peserta didik dalam Islam Dalam Bahasa Indonesia ada tiga sebutan untuk pelajar, yaitu murid, anak didik, dan peserta didik9. Pertama sebutan murid bersifat umum, sama umumnya dengan sebutan anak didik dan peserta didik. Istilah murid kelihatannya khas pengaruh agama Islam. Di dalam Islam istilah ini diperkenalkan oleh shufi. Istilah murid dalam tasawuf mengandung pengertian orang yang sedang belajar, menyucikan diri, dan sedang berjalan menuju Tuhan. Yang paling menonjol dalam istilah itu ialah kepatuhan murid kepada guru (mursyid)-nya. Arti patuh di sini ialah tidak membantah sama sekali. Hubungan guru (mursyid)) dengan murid adalah hubungan searah. Pengajaran berlangsung dari subjek (mursyid)) ke objek (murid). Peserta didik adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri seorang yang perlu di bimbing dari seorang pendidik. Pertumbuhan berkaitan dengan fisik, perkembangan berkaitan dengann psikis. (Ramayulis, 2008)Abu Ahmadi juga menuliskan tentang pengertian peserta didik, peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebaga suatu pribadi atau individu. (hamadi, 2001) Berdasarkan pengertian diatas, yang dimaksud dengan peserta didik adalah anggota masyarakat yang belum dewasa yang memiliki fitrah (Potensi), baik secara fisik maupun psikis, yang memerlukan usaha, bantuan dan bimbingan orang lain yang lebih dewasa, untuk mengembangan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan- kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya, dalam hal ini keharusan untuk mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan, antara lain: Aspek Paedogogis Dalam aspek ini para pendidik mendorongmakhluk yang berketuhanan, menurut para ahli disebut homodivinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga homoriligius (makhluk yang beragama)Dalam perspektif falsafah pendidikan Islami, semua makhluk pada dasarnya adalah peserta didik. Sebab, dalam Islam, sebagai murabbi, mu‟allim, atau muaddib, Allah Swt pada hakikatnya adalah pendidik bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dialah yang
  3. mencipta dan memelihara seluruh makhluk. Pemeliharaan Allah Swt mencakup sekaligus kependidikan-Nya, baik dalam arti tarbiyah, ta‟alim, maupun ta‟adib. Karenanya, dalam perspektif falsafah pendidikan Islam, peserta didik itu mencakup seluruh makhluk Allah Swt, seperti malaikat, jin, manusia, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. (al-rasyidin, 2008) . Dalam buku Filsafat pendidikan Islam yang ditulis oleh Hasan Basri,dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, hakikat peserta didik terdiri dari beberapa macam a. Peserta didik adalah darah daging sendiri, orang tua adalah pendidik bagi anak-anaknya maka semua keturunannya menjadi anak didiknya di dalam keluarga. b. Peserta didik adalah semua anak yang berada di bawah bimbingan pendidik di lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti disekolah, pondok pesantren, tempat pelatihan, sekolah keterampilan, tempat pengajian anak-anak seperti TPA, majelis taklim c. Peserta didik secara khusus adalah orang –orang yang belajar di lembaga pendidikan tertentu yang menerima bimbingan, pengarahan, nasihat, pembelajaran dan berbagai hal yang berkaitan dengan proses kependidikan. Hakikat peserta didik dalam islam Yamsul Nizar mendiskripsikan enam kriteria peserta didik, yaitu:  Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri.Hal ini sangat penting untuk dipahami agar perlakuan terhadap mereka dalam proses kependidikan tidak disamakan dengan pendidikan orang dewasa.  Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan.Pemahaman ini cukup perlu untuk diketahui agar aktivitas kependidikan Islam disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang ada, Hal ini sangat beralasan, karena kadar kemampuan peserta didik ditentukan oleh faktor usia dan periode perkembangan atau pertumbuhan potensi yang dimilikinya.  Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi. Diantara kebutuhan tersebut adalah; kebutuhan biologis, kasih sayang, rasa aman, harga diri, realisasi diri.  Peserta didik adalah makhluk Allah yang memilki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.Pemahaman tentang differensiasi individual peserta didik sangat penting untuk dipahami oleh seorang pendidik. Hal ini disebabkan karena menyangkut bagaimana pendekatan yang perlu dilakukan pendidik dalam menghadapi ragam sikap dan perbedaan tersebut.  Peserta didik merupakan dua unsur jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik yang menghendaki latihan dan pembiasaan yang dilakukan melalui proses pendidikan.Sedangkan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan daya rasa.Untuk mempertajam daya akal, maka proses pendidikan hendaknya di arahkan untuk mengasah daya intelektualitasnya melalui ilmu-ilmu rasional.  Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.Di sini tugas pendidik adalah membantu mengembangkan dan mengarahkan perkembangan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang di inginkan, tanpa melepaskan tugas kemanusiaanya.
  4. Islam ilmu berasal dari Allah. Sedangkan dalam proses menerima ilmu adalah melalui proses transfer dari seorang guru. Karena hakikat ilmu itu dari Allah swt maka sudah seharusnya peserta didik mendekatkan diri kepada Allah swt melalui ilmu yang dipelajarinya. Tetapi dalam proses mencari ilmu, banyak kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi pendidik, diantaranya:  Kebutuhan fisikFisik peserta didik mengalami pertumbuhan fisik yang cepat terutama pada masa pubertas.kebutuhan biologis, yaitu berupa makan, minum, dan istirahat dalam hal ini menuntut peserta didik untuk memenuhinya. Peserta didik remaja lebih banyak porsi makannya dibandingkan anak-anak atau oarang dewasa.  Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang behubungan langsung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya seperti diterima oleh teman-temannya secara wajar.  Kebutuhan untuk mendapatkan status Peserta didik terutama pada usia remaja membutuhkan suatu yang menjadikan dirinya berguna bagi masyarakat. Kebannggaan terhadap diri sendiri, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat.  Kebutuhan mandiri Peserta didik dalam usia remaja ingin lepas dari batasan-batasan atau aturan-aturan orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan mendisiplinkan dirinya sendiri  satu waktu mereka masih menginginkan bantuan mereka. Banyak orang tua yang sangat memperhatikan dan membatasi sikap, perilaku dan tindakan-tindakan remaja. Hal ini membuat remaja tidak dipercayai dan dihargai oleh orang tua mereka.  Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitannya dengan kebutuhan untuk mendapat status mandiri. Artinya dengan terpenuhinya kebutuhan untuk memilki status atau penghargaan dan kebutuhan untuk hidup mandiri dapat membuat peserta didik giat mengejar prestasi.  Kebutuhan ingin dicintai dan disayangiRasa ingin dicintai dan disayangi merupakan kebutuhan yang essensial, karena dengan terpenuhi ini akan mempengaruhi sikap mental pesrta didik.  Kebutuhan untuk curhat terutama remaja yang dimaksudkan untuk kebutuhan untuk dipahami ide-ide dan permaslahn yang dihadapinya. Peserta didik mengharapkan agar apa yang dialami.dirasakan terutama dalam masa pubertas. Sebaliknya jika mereka tidak dapat mendapatkan kesempatan untuk mengkomunikasikan permasalahan- permasalahannya tersebut.apalagi dilecehkan, ditolak, atau dimusuhi, dapat membuat mereka kecewa, marah, bahkan mereka merasa tidak aman, sehinga muncul taingkah laku yang bersifat negatif dan perilaku menyimpang.
  5.  Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup (agama)Peserta didik pada usia remaja mulai tertarik untuk mengetahui tentang kebenaran dan nilai-nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagamaiana bagian itu diperoleh. Karena itu mereka membutuhkan pengetahuan-pengetahuan yang jelas sebagai filsafat hidup yang memuaskan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaa,sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini. Kebenaran dan nilai-nilai ideal yang murni hanya ditemukan di dalam agama. Oleh karena itu peserta didik sangat membutuhkan agama. Abdul Mudjib merumuskan tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan kamil yang di dalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris Nabi.Abdurrahman Saleh Abdullah sebagaimana dikutip Moh.Roqib mengungkapkan bahwa tujuan poko pendidikan Islam mencakup tujuan jasmaniah, tujuan rohaniah, dan tujuan mental. Saleh Abdullah telah mengklasifikasikan tujuan pendidikan ke dalam tiga bidang, yaitu: fisik-materiil, ruhani-spiritual, dan mental-emosional. Ketiga-tuganya harus diarahkan menuju kepada kesempurnaan. Ketiga tujuan ini tentu saja harus tetap dalam satu kesatuan (integratif) yang tidak terpisahkan.Menurut Bukhari Umar yang mengutip pendapat Ar-Rahman Shaleh dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam dapat diklarifikasikan menjadi empat dimensi antara lain: a)Tujuan pendidikan jasmani (al ahdaf al jismiyyah)Mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi melalui ketrampilan-ketrampilan fisik b)Tujuan pendidikan rohani (al ahdaf ar ruhaniyyah) Meningkatkan jiwa dan kesetiaan yang hanya kepada Allah semata dan melaksanakan moralitas Islami yang dicontohkan oleh Nabi berdasarkan cita-cita ideal dalam Al Quran. Indikasi pendidikan rohani adalah tidak bermuka dua, berupaya memurnikan dan menyucikan diri manusia secara individual dari sikap negatif, inilah yang disebut purification(tazkiyyah)dan wisdom(hikmah) c)Tujuan pendidikan akal Tahapan pendidikan akal meliputi: pencapaian kebenaran ilmiah, pencapaian kebenaran empiris dan pencapaian kebenaran meta empiris atau kebenaran filosofis (haqq al yaqin) d)Tujuan pendidikan sosial Tujuanpendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh, yang menjadi bagian dari komunitas sosial. Identitas individu disini tercermin sebagai “an nas” yang hidup pada masyarakat plural(majemuk). Menganalisis peserta didik dalam islam Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis (Rahmayulis, 2008:77). Adapun yang dimaksud dengan peserta didik disini adalah manusia yang menjadi mitra dalam kegiatan pendidikan. Dalam Islam peserta didik adalah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu
  6. ada dalam perkembangan, jadi bukan hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dalam pengasihan orang tuanya, bukan pula hanya anak-anak yang dalam masa sekolahnya. Melainkan mencakup manusia secara keseluruhannya (Aziz, 2004:90). Hal ini sesuai dengan firman Allah : Artinya : Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S , Saba’ : 28 ) Oleh sebab itu pendidikan sangat besar peranannya untuk menumbuh kembangkan serta mengembalikan manusia pada tujuan dasarnya.dasarnya.Dalam perspektif filsafat pendidikan Islami, semua makhluk pada dasarnya adalah peserta didik. Sebab, dalam Islam, sebagai murabbi, mu’allim,atau muaddib,Allah pada hakikatnya adalah pendidik bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya.Dialah yang mencipta dan memelihara seluruh makhluk.Pemeliharaan Allah mencakup sekaligus kependidikan-Nya,baik dalam arti tarbiyah, ta’lim, maupun ta’dib. Karenanya,dalam perspektif filsafatpendidikan Islam,peserta didik itu mencakup seluruh makhluk Allah, seperti malaikat, jin, manusia, tumbuhan, hewan, dan sebagainya Memang pendidik dalam Islam pada hakikatnya adalah Allah, namun dalam batas-batas tertentu manusia juga diberi mandatke khalifaan atau manusia diberi kebebasan untuk memberi pendidikan kepada sesamanya karena mereka adalah makhluk yang dinamisdan dibekali dengan potensi yang cukup potensial. Sehingga pendidik itu adalalah orang dewasa, artinya adalah orang yang lebih berpengetahuan, berpengalaman, dibandingkan yang didik.Untuk itu pendidikan yang diberikan kepada peserta didik, harus bersesuaian dengan apa yang sudah digariskan oleh Allahdan kesanalah arah pendidikan Islam itu.Peserta didik memang memiliki daya dan potensi untuk berkembang dan siap pula untuk dikembangkan. Karena itu, setiap peserta didik tidak dapat diperlakukan sebagai manusia yang sama sekali pasif, seperti yang dipercayai oleh kaum emprisme, melainkan peserta didik itu memiliki kemampuan dan keaktifan yang mampu membuat pilihan dan penilaian, merima, menolak atau menemukan alternative lain yang lebih sesuai dengan pilihannya sebagai perwujudan dari adanya kehendak dan kemauan bebasnya(Siddik, 2011: 67). PENUTUPAN Berdasarkan studi di atas dapat disimpulkan bahwa Hakikat peserta didik dalam Islam adalah tujuan pendidikan yang dirumuskan atas dasar nilai-nilai agama Islam. Artinya, tujuan pendidikan Islam berbeda dengan tujuan pendidikan nasional suatu negara dan juga dengan tujuan pendidikan tertentu masyarakat tertentu. Tujuan pendidikan Islam bersifat universal dan berlaku bagi seluruh umat Islam dimanapun berada. Pendidikan dipahami sebagai alat melalui mana orang dapat mencapai tujuan mereka dalam hidup. Berdasarkan pengertian diatas, yang dimaksud dengan peserta didik adalah anggota masyarakat yang belum dewasa yang memiliki fitrah (Potensi), baik secara fisik maupun psikis, yang memerlukan usaha, bantuan dan bimbingan orang lain yang lebih dewasa, untuk mengembangan dirinya melalui proses
  7. pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya. Oleh sebab itu pendidikan sangat besar peranannya untuk menumbuh kembangkan serta mengembalikan manusia pada tujuan dasarnya.dasarnya.Dalam perspektif filsafat pendidikan Islami, semua makhluk pada dasarnya adalah peserta didik. Sebab, dalam Islam, sebagai murabbi, mu’allim,atau muaddib,Allah pada hakikatnya adalah pendidik bagi seluruh makhluk ciptaan- Nya.Dialah yang mencipta dan memelihara seluruh makhluk. DAFTAR PUSTAKA Al-idrak Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.2 2021 Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, November 2015 Jurnal Al-ThariqahVol. 1, No. 2, Desember2016 Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2(2), 21-36.
Anzeige