SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PROPOSAL PENCALONAN
  BAKAL CALON KETUA KABINET KM ITB 2011




         Disusun untuk memenuhi persyaratan
Sebagai kandidat bakal calon ketua kabinet KM ITB 2011


                    Tim Penyusun:
  1. Agathon Chandra S. / Teknik Pertambangan 2007
  2. Dhika Prawidar / Sistem dan Teknologi Informasi 2007
  3. Filman Ferdian / Teknik Informatika 2007
  4. Muhammad Yunus / Fisika 2007
  5. Nayasari Aissa/ Fisika 2007
  6. Rosalyn Anindika/ Sains dan Teknologi Farmasi 2007
  7. Septia Agustin / Teknik Kelautan 2008
  8. Syarifah Amelia Shahab / Fisika 2007


             KELUARGA MAHASISWA
        INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
                     BANDUNG
                         2011
LATAR BELAKANG

Landasan

       Mahasiswa adalah salah satu kelompok sosial di dalam tatanan masyarakat yang
menjalankan peran sebagai insan akademis. Insan akademis memiliki dua peran. Pertama, peran
untuk selalu kritis terhadap diri sendiri dan lingkungan dalam rangka mengembangkan diri untuk
dapat menjawab tantangan zaman. Kedua, peran untuk mencari dan membela kebenaran ilmiah.
Kedua peran tersebut mengarahkan seorang mahasiswa untuk dapat menjadi insan-insan yang
mampu bersikap kritis terhadap kondisi lingkungannya saat ini untuk dapat mempersiapkan diri
menyusun tatanan masyarakat masa mendatang dengan berlandaskan terhadap kebenaran ilmiah.

       Muh. Hatta didalam falsafah keberadaan organisasi kemahasiswaan menyatakan secara
implisit bahwa tujuan perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis. Hal ini menunjukkan
bahwa seluruh proses pendidikan yang didapatkan oleh seorang mahasiswa di dalam perguruan
tinggi harus dapat mendukung terbentuknya watak seorang insan akademis. Keseluruhan proses
pendidikan tersebut termasuk dalam fasilitas pendidikan kurikuler hingga lingkungan kampus.
Salah satu komponen lingkungan kampus yang memiliki andil dalam membentuk watak seorang
mahasiswa adalah kegiatan kemahasiswaan.

       KM-ITB (Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung) merupakan organisasi
kemasiswaan terpusat yang melingkupi seluruh elemen kampus terdiri dari kongres, kabinet,
MWA-WM (Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa), himpunan, unit dan Tim Beasiswa.
Sistem organisasi ini memiliki tujuan:

   1. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana yang berbudi
       pekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan bertanggung jawab.
   2. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerak dalam
       kehidupan berbangsa.
   3. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa.
   4. Memupuk dan membina rasa persaudaraan dan kekeluargaan di lingkungan civitas
       akademika.
   5. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkan kepentingan
       mahasiswa di lingkungan kampus.
Tujuan tersebut dapat disederhanakan menjadi pembentukkan karakter mahasiswa ITB sesuai
tujuan pendidikan, pembentukan watak pemimpin, wadah untuk menyumbangkan karya dan
pemikiran, wadah pemersatu kampus, dan sarana pemenuhan kebutuhan mahasiswa.

Keorganisasian KM ITB

          Dalam usaha mewujudkan visi besar organisasi kemahasiswaan untuk membentuk insan
akademis, KM ITB memiliki tantangan-tantangan yang perlu dijawab dalam waktu dekat. Salah
satu permasalahan dari internal keorganisasian adalah permasalahan kepemilikan bersama
terhadap organisasi kemahasiswaan yang sudah semakin menurun. Hal ini menjadi kendala bagi
kemahasiswaan ITB untuk dapat bergerak bersama secara kolaboratif. Kabinet sebagai lembaga
sentral    yang memiliki    tanggung jawab untuk        mengoordinasikan        seluruh organisasi
kemahasiswaan di KM ITB dinilai gagal menjalankan misinya untuk membangun partisipasi dan
rasa kepemilikan terhadap KM ITB. Masalah ini muncul karena tidak terbangunnya komunikasi
yang merangkul dari kabinet dengan basis massa khususnya himpunan. Padahal, AD-ART
menyatakan bahwa basis KM ITB adalah himpunan. Pada sebagian besar unit, permasalahan
tidak jauh berbeda. Kabinet dinilai tidak dekat dengan sebagian besar unit.

          Realita kemahasiswaan kita saat ini melahirkan kebutuhan terhadap kesatuan dan rasa
kepemilikan bersama terhadap KM ITB. Hal ini bertujuan agar KM ITB dapat kembali
menunjukkan kekuatannya sebagai organisasi kemahasiswaan yang mewakili seluruh mahasiswa
ITB. KM ITB yang kuat akan mampu mengangkat kembali semangat gerakan kemahasiswaan
yang “massif” dalam keberagaman potensi. Hal ini membuat realisasi pengembalian fungsi
kabinet sebagai eksekutif dan koordinator harus menjadi salah satu fokus utama ke depannya.

Karakter Mahasiswa ITB

          Ditilik dari segi historis, dua presiden RI yaitu Soekarno dan B. J. Habibie pernah
mengenyam pendidikan sebagai mahasiswa ITB. Begitu juga, sebagian menteri maupun
pemimpin perusahaan terkemuka di Indonesia merupakan alumni ITB. Tidak sedikit pula,
alumni ITB yang menjadi pionir-pionir dalam bidang masing-masing. D           engan fakta tersebut,
kami mengambil suatu hipotesis bahwa proses pendidikan di ITB bukan sekedar mencetak
sarjana-sarjana yang unggul di bidang masing-masing. Lebih dari itu, proses pendidikan di ITB
membentuk watak pemimpin bangsa. Keseluruhan proses pendidikan tersebut tentu tidak lepas
dari andil kegiatan kemahasiswaan sebagai bagian kehidupan kampus yang dialami oleh setiap
mahasiswa.

        Karakter mahasiswa ITB pada saat ini mulai mengalami “degradasi”. Watak mahasiswa
yang kritis dalam rangka sebagai insan akademis sudah mulai samar. Semakin sedikit anak ITB
yang berani mengungkapkan pandangan. Bahkan beberapa yang dianggap kritis pun terkadang
tidak memiliki landasan yang kuat (tidak rasional). Kondisi kampus yang disediakan oleh
rektorat juga tidak menunjukkan banyaknya wadah diskusi publik yang dapat meningkatkan rasa
kritis. Hal ini merupakan suatu ancaman dalam rangka mewujudkan peran mahasiswa sebagai
insan akademis yang kritis dan membela kebenaran ilmiah. Selain rasa kritis, rasa cinta
mahasiswa ITB terhadap Indonesia juga semakin merosot. Kata-kata yang digaungkan dalam
kegiatan penyambutan awal seolah-olah mengangkat pentingnya lulus tepat waktu dengan indeks
prestasi tinggi agar bisa hidup makmur di kemudian hari dengan mengesampingkan nilai-nilai
ideologi yang penting untuk dipegang oleh mahasiswa ITB. Jika kedua hal tersebut dibiarkan
berlanjut, ITB akan kehilangan kontribusi dalam menyumbang pionir-pionir bangsa yang siap
menjawab tantangan zaman. Dengan berpedoman bahwa ITB adalah suatu institusi yang
mendidik putra-putri terpilih dan “terbaik” di bangsa Indonesia, maka Indonesia terancam
mengalami krisis kepemimpinan dalam 20-30 tahun mendatang.

        KM ITB sebagai wadah gerakan mahasiswa ITB juga memiliki tanggung jawab dalam
menyalurkan karya dan pemikiran mahasiswa ITB untuk menata kehidupan bangsa. Sampai saat
ini, sudah banyak usaha yang dilakukan oleh himpunan, forum kolaborasi dan kabinet untuk
menggalakan budaya keprofesian dan pengabdian masyarakat. Beberapa wadah berkreasi pun
juga sudah banyak dibangun diantaranya gerakan community development, entrepreneurship,
sekolah binaan, sosial politik, dll. Hal-hal ini harus tetap dipertahankan dengan memberikan
kemerdekaan kepada setiap mahasiswa untuk menentukan wadah geraknya. Kabinet sebagai
koordinator dituntut untuk dapat mengolaborasikan berbagai potensi mahasiswa yang ada di ITB
saat ini.
BAB I

                                       VISI dan MISI

       Berdasarkan latar belakang kondisi dan kebutuhan KM-ITB saat ini, kami mengusulkan
suatu ide untuk mengangkat kembali peran ITB sebagai wadah pencetak generasi pemimpin
bangsa. KM ITB sebagai organisasi kemahasiswaan yang menaungi seluruh mahasiswa ITB juga
memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Oleh karena itu, kami dengan
bangga membawa visi:

                “KM ITB sebagai wadah pencetak generasi pemimpin bangsa”

       Visi ini mengangkat peran KM ITB sebagai organisasi kemahasiswaan untuk dapat
menjadi salah satu wadah pembinaan bagi setiap anggotanya dalam membentuk kapasitas dan
karakter sebagai pemimpin bangsa. Pemimpin dapat diartikan sebagai orang yang mampu
memiliki wawasan yang luas, kecerdasan intelektual, kekuatan pendirian dan sikap kritis serta
peduli terhadap lingkungan. Selain itu, seorang calon pemimpin bangsa harus dapat memahami
nilai-nilai yang ada dalam bangsanya. Sebagai langkah awal, setiap calon pemimpin bangsa
harus memiliki rasa kecintaan terhadap tanah air Indonesia.

Misi

       Untuk mewujudkan visi kepengurusan tersebut, maka kami merasa perlu melakukan
misi-misi berikut:

   1. Membangun pola koordinasi KM-ITB yang kolaboratif secara kultural untuk
       meningkatkan rasa kepemilikan bersama

       Pola koordinasi yang mampu menimbulkan kedekatan, kenyamanan dan saling
       kepercayaan merupakan modal awal yang penting dalam membentuk KM ITB yang
       ideal. Pendekatan yang paling cocok untuk mewujudkan hal tersebut adalah kultural. Hal
       ini selaras dengan budaya masyarakat Indonesia yang mengedepankan kedekatan karena
       biasa berinteraksi. Dalam keberjalanannya, KM ITB harus mampu membangun gerakan
       dengan memanfaatkan kolaborasi dari berbagai potensi yang ada di masing-masing basis
       massa. Hal ini akan membuat mahasiswa ITB terbiasa untuk bergerak secara “massif” di
tengah keberagaman. Langkah ini juga memiliki keterkaitan dengan mencetak generasi
   pemimpin bangsa. Seorang calon pemimpin bangsa harus terbiasa untuk berkolaborasi
   dengan individu-individu yang memiliki potensi beragam karena membangun bangsa
   tidak cukup hanya dengan satu wawasan dan sudut pandang. Hasil dari kedekatan
   kultural dan kolaborasi yang dibangun akhirnya akan mampu memunculkan rasa
   kepemilikan bersama antara satu komponen dengan komponen lainnya. Hal ini yang akan
   memicu kesadaran pentingnya kemahasiswaan dan KM ITB.

2. Membangun karakter mahasiswa yang bertindak dengan kritis, dan memiliki rasa
   cinta tanah air

   Kepemimpinan adalah karakter yang tidak dapat dibangun hanya dengan waktu yang
   singkat. Satu tahun kepengurusan tidak akan mampu membentuk suatu karakter secara
   instan. Dua nilai yang dapat ditanamkan untuk mewujudkan hal tersebut adalah rasa kritis
   dan cinta tanah air. Rasa kritis diperlukan seorang calon pemimpin dalam memenuhi
   hakekat perguruan tinggi untuk membentuk insan akademis. Rasa kritis membuat seorang
   calon pemimpin tersebut peduli dengan diri sendiri dan lingkungannya sehingga mampu
   membangun suatu gagasan untuk menjawab tantangan zaman. Rasa cinta tanah air
   merupakan benih yang seyogyanya dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia.
   Mahasiswa ITB yang diharapkan mampu menjadi pionir peradaban harus memiliki rasa
   cinta tersebut sehingga dalam proses yang dialaminya akan tertanam tanggung jawab
   untuk memberikan manfaat kepada bangsa secara langsung ataupun tidak langsung.

3. Membangun iklim diskusi yang produktif dalam kehidupan kampus

   Untuk mewujudkan rasa kritis dan keterbukaan dalam berpikir, mahasiswa ITB perlu
   terbiasa untuk berdiskusi. Dengan diskusi, seseorang terbiasa untuk mengungkapkan
   pandangan dan mendengar pandangan orang lain. Di dalam proses ini terjadi pertukaran
   informasi yang dapat menambah wawasan masing-masing. Iklim diskusi juga melatih
   mahasiswa untuk bertindak secara rasional dengan berlandaskan nilai-nilai kebenaran
   ilmiah. Selain itu, diskusi yang terjadi juga harus dapat dijadikan suatu bentuk yang
   konkret baik berupa ide ataupun wacana yang dapat ditindaklanjuti ke tataran yang lebih
besar. Hal ini akan memicu seorang mahasiswa untuk produktif dalam artian mampu
       berwacana dan mampu menghasilkan suatu tindak lanjut terhadap wacana tersebut.

   4. Menjalin hubungan eksternal dengan menjunjung asas kemandirian mahasiswa

       Kegiatan KM ITB tidak lepas dari hubungan organisiasi ini dengan entitas luar
       mahasiswa ITB seperti rektorat, alumni, universitas lain serta pemerintah. Dalam
       keberjalanannya, penting bagi kemahasiswaan ITB untuk dapat berjalan secara sinergis
       dengan elemen-elemen tersebut. Namun, asas kemandirian mahasiswa ITB dalam
       berpikir dan bertindak harus menjadi pedoman utama dalam melaksanakan hal tersebut.
       Sikap mandiri itu penting karena mahasiswa harus dapat memandang suatu fenomena-
       fenomena yang erat kaitannya dengan elemen tersebut berdasarkan sudut pandang yang
       luas serta didasari landasan ilmiah yang kuat.

Rencana Kerja

Dalam rangka mewujudkan misi kepengurusan tersebut, maka rencana kerja yang dipersiapkan
untuk 1 tahun ke depan adalah sebagai berikut:

   1. Jalan Jalan Kultural
       Tujuan dari kegiatan ini adalah membangun kedekatan kultural antara kabinet dengan
       setiap basis massa yang ada. Dengan kedekatan tersebut, diharapkan kabinet mampu
       memunculkan kepercayaan dari massa kampus untuk kembali menggerakkan
       kemahasiswaan kampus sebagai koordinator terhadap himpunan dan unit. Konsep
       kegiatan berupa kunjungan informal ke himpunan yang dilakukan oleh Presiden dan
       Kabinet dengan agenda menarik aspirasi dan mendiskusikan gerakan bersama yang dapat
       dilakukan dalam sistem KM-ITB. Program ini akan dilaksanakan sepanjang
       kepengurusan. Namun, konsentrasi terkait program ini terletak pada satu bulan pertama
       kepengurusan kabinet KM ITB.


   2. Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa
       Tujuan umum dari kegiatan ini adalah memberikan pengenalan terhadap nilai
       kemahasiswaan kepada mahasiswa baru angkatan 2011 dan panitia khusunya angkatan
       2010. Ajang OSKM merupakan stimulus awal dalam membangun karakter mahasiswa
ITB yang kritis dan cinta tanah air. Kegiatan OSKM akan dibangun dari proses diskusi
   yang akan melibatkan seluruh basis massa sehingga dapat meramu kegiatan gerbang
   penyambutan KM ITB yang menekankan kepada aspek keberagaman dan kolaborasi.
   Dari kegiatan ini, mahasiswa yang terlibat diharapkan mendapatkan wawasan terkait
   karater yang harus dimiliki mahasiswa ITB serta pemahaman bahwa KM ITB merupakan
   wadah gerakan yang “massif” dan heterogen.


3. Open House Unit
   OHU bertujuan untuk menyalurkan mahasiswa baru ke wadah aktualisasi yang dapat
   menjadi tempat beraktifitas awal mereka di KM ITB. Porsi unit dalam kegiatan ini adalah
   untuk melakukan recruitment terhadap calon anggota baru. Sementara, mahasiswa baru
   diberi   kesempatan     untuk   mengetahui   wadah   penyaluran   minat   bakatnya   di
   kemahasiswaan ITB. Konsep kegiatan ini adalah menunjukkan seluruh keberagamaan
   dan potensi unit kepada mahasiswa baru yang akan memilih wadah berkegiatannya.


4. Malam Keakraban
   Malam keakraban bertujuan mewadahi seluruh mahasiswa ITB untuk berkumpul dalam
   suatu suasana forum yang lebih santai dan sederhana untuk dapat memupuk keakraban di
   antara mahasiswa ITB. Selain agenda kekeluargaan, konsep acara juga akan disesuaikan
   dengan penyuasanaan nilai-nilai penting dalam kemahasiswaan seperti rasa kritis dan
   cinta tanah air salah satunya dengan cara mengangkat suatu fenomena sosial yang sedang
   hangat pada saat itu.


5. Proyek Pengembangan Kampus dan Sekitarnya
   Tujuan dari kegiatan ini adalah memfasilitasi potensi keprofesian ataupun minat dari
   lembaga-lembaga ataupun basis massa di KM ITB untuk memberikan suatu kontribusi
   kepada lingkungan kampus dengan mengedapankan aspek kolaborsi. Lokasi pelaksanaan
   yang berada di lingkungan kampus akan mampu mengasah rasa kritis mahasiswa
   terhadap fenomena sosial yang ada di sekitarnya. Konsep kegiatan diawali dengan diskusi
   besar untuk mengambil benang merah potensi dari setiap lembaga sehingga ada suatu
   bentuk kolaborasi yang dapat diajukan. Pelaksanaan proyek akan terdiri dari gerakan
yang terdiri dari beragam modul dengan masing-masing lembaga memiliki peran masing-
   masing dalam kegiatan tersebut.


6. Aku Cinta Indonesia
   Aku Cinta Indonesia merupakan suatu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk
   mengokohkan rasa kecintaan terhadap tanah air pada mahasiswa ITB. Konsep kegiatan
   dapat berupa usaha untuk mengundang pihak luar untuk menginspirasi rasa kecintaan
   terhadap tanah air atau dapat berupa mengirim mahasiswa ITB keluar kampus untuk
   mengasah rasa cinta terhadap tanah air. Dengan mengundang pihak luar, mahasiswa akan
   mampu melihat realita yang ada di luar kampus dan mengangkat hal tersebut menjadi
   suatu bahan diskusi untuk meningkatkan wawasan kebangsaan. Sementara, usaha untuk
   mengirim mahasiswa keluar kampus diharapkan mampu membiasakan mahasiswa untuk
   berbagi dengan lingkungan sekitarnya.


7. ITB Expo
   ITB Expo bertujan untuk menunjukkan hasil proses kemahasiswaan kepada seluruh
   masyarakat di luar kampus dengan cara yang tepat. Bentuk hasil kemahasiswaan yang
   ditunjukkan bukan sekedar keprofesian namun juga potensi-potensi unit. Tujuan dari
   kegiatan ini adalah untuk mengapresiasi karya lembaga-lembaga kampus serta
   menyampaikan suatu pesan yang dirasa penting terhadap masyarakat luar berdasarkan
   proses yang dihasilkan oleh kemahasiswaan ITB. Bentuk karya keprofesian yang
   diangkat juga ditekankan berupa suatu hasil karya atau pemikiran yang inovatif dan baru
   sehingga mampu ditindaklanjuti. Selama pelaksanaan kegiatan, nilai-nilai tentang
   keberagaman, rasa kepemilikan bersama dan proses diskusi akan menjadi landasan utama
   dalam persiapan kegiatan. Kegiatan ini merupakan rangkaian akhir dari seluruh program
   kerja kabinet KM ITB.
BAB II

      ESAI ANALISIS KONDISI KM ITB BESERTA USULAN SOLUSI

Kemahasiswaan aadalah sesuatu yang unik dalam segi waktu dan kondisi. Hal ini terasa dengan
kondisi yang berbeda setiap saat. Baik dalam jangka waktu yang pendek maupun jangka
panjang. Hal inilah yang menjadi tantangan untuk menjawab hal tersebut. Sebelum kita
melakukan sesuatu kegiatan yang dirasa dapat menjadi solusi dari perubahan tersebut, maka
sebaik kita harus dapat menganalisa kondisi yang ada sekarang dan yang akan datang.

Dalam setiap kajian berhimpun baik di himpunan atau unit, sebuah analisis kondisi merupakan
salah satu komponen yang harus ada sebelum kita menentukan kebijakan yang ada. Sebagai
insan akademis yang berfikir untuk mencari kebenaran ilmiah, maka kami merasa perlu adanya
metode penarikan aspirasi untuk mempertegas analisis kondisi yang ada. Analisis kondisi
memang tidak dapat terlepas dari unsur subjektif dari si pembuat analisis tersebut. Akan tetapi,
agar analisis tersebut tidak menjadi alat politik untuk mencapai tujuan sekelompok golongan,
maka diperlukan unsur yang objektif agar dapat mengimbangi pandangan subjektif yang ada.
Kami membagi dua jenis analisis berdasarkan asalnya. analisis yang pertama adalah analisis
internal KM-ITB dan analisis yang kedua adalah analisis eksternal kampus ITB.

Dengan penjabaran tersebut, maka dikeluarkanlah sebuah kuesioner yang berjumlah sebanyak
3% dari mahasiswa ITB dengan tujuan mengambil masukan dari massa kampus ITB dimana
yang berlaku sebagai tokoh kemahasiswaan di kampus tercinta ini. Kuesioner ini sendiri berisi
beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan tujuan KM-ITB sendiri. Karena jika seseorang
atau sekelompok orang bergerak dengan melupakan tujuan awal dibentuknya organisasi maka
bersiaplah menunggu kejatuhan dari organisasi ini.

Dari hasil kuesioner tersebut maka dapat disimpulkan beberapa hal mengenai kemahasiswaan
ITB, yakni sebagai berikut :

1. Mahasiswa ITB belum mengetahui secara fasih apa tujuan pendidikan yang ingin dicapainya
dalam pendidikan di kampus ini. Sehingga karakter mahasiswa ITB yang sesuai dengan tujuan
pendidikan masih hanya terdapat disebagaian kecil orang saja. Penyebab terciptanya kondisi
seperti ini adalah sistem pembentukan karakter di ITB yang tidak berkelanjutan dari awal hingga
akhir. Kita ambil contoh adalah materi pembentukan karakter pada saat penerimaan mahasiswa
baru yang kita kenal dengan sebutan OSKM, PMB, INKM, PROKM dan sebagainya terlupakan
oleh para mahasiswa kita, sehingga saat berkegiatan di kampus ini, mahasiswa itb seakan
kehilangan arah. Akibatnya adalah kecenderungan mahasiswa ITB hanya dapat membuat sebuat
kegiatan eventual yang mengedepankan kemampuan mengatur kelompok orang akan tetapi tidak
dapat mengambil esensi dari kegiatan tersebut. Mungkin bukan tidak dapat mengambil esensi
dari kegiatan tersebut, akan tetapi memang kegiatan yang dilakukan amat sedikit sekali esensi
yang berhubungan dengan pembentukan karakter.

oleh karena itu, jelaslah bahwa harus ada penekanan yang lebih kuat dan komprehensif tentang
karakter yang harus dimiliki selama dan setelah menjadi mahasiswa ITB pada momen pertama
(INKM, PMB, dsb). selanjutnya, karakter yang ditekankan itu, diluar kultur dan warna yang
memang berbeda untuk setiap kaderisasi baik himpunan maupun unit, haruslah tetap dijaga.
untuk menjaganya diperlukan pola arahan yang lebih jelas.




2. Mahasisswa ITB sekarang memiliki hal yang unik tentang hubungan antara mahasiswa di
kampus sendiri. Penyedian fasilitas memang menjadi tanggung jawab rektorat untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Akan tetapi, melihat perbedaan nasib dalam pemenuhan kebutuhan material
mahasiswa di kampus terdapat terjadi kejanggalan. Sebagian besar mahasiswa ITB merasa
terpenuhi kebutuhan materialnya akan tetapi sebagian besar yang lain merasa tidak tercukupi.
Hal ini tidak membuat sebuah solusi penyelesaian bersama yang melihatkan rasa peduli antar
sesama mahasiswa. Rasa kepemilikan “satu” ITB semakin menghilang, karena sifat individualis
yang merebak secara personal mulai menyebar secara lembaga.Hal ini terjadi apabila setiap
lembaga kemahasiswaan hanya berusaha untuk mewujudkan keinginan lembaga tanpa
mempedulikan kepentingan yang lebih besar.

dari sini, KM ITB harus memposisikan diri untuk menjembatani kesenjangan informasi
mengenai ketersedian fasilitas sarana maupun prasarana. misalnya, ketika banyak yang
menganggap ITB memiliki cukup banyak beasiswa namun justru sebagian yang lain
menganggap beasiswa kurang, artinya ada kemungkinan besar terjadi ketidaktersampaian
informasi disini. inilah yang kemudian dapat difasilitasi secara optimal oleh KM ITB diluar
fungsinya yang lain utk selalu memperjuangkan kebutuhan moril dan materil mahasiswa yang
belum terpenuhi.

`

3. Kebutuhan mahasiswa ITB selain kebutuhan material juga meliput kebutuhan spiritual yang
diterjemahkan dalam hal ini adalah kepuasan dalam berkemahasiswaan di kampus ini. Dalam
kepuasan berhimpun saat ini mahasiswa ITB cukup puas dengan “hanya” menjalankan proses
berhimpun di himpunan atau di unit. Hal ini tentunya menjadi tanda tanya bagi kemahasiswaan
di kampus kita ini, karena ITB dari massa ke massa memeliki cerita yang cukup membanggakan
dan potensi yang lebih untuk menggerakan setiap elemen yang ada di negara ini. Fenomena yang
ada sekarang disebabkan oleh tingkat kekritisan yang semakin menurun. Banyak mahasiswa
yang “ pasrah” menerima kondisi seperti ini, tidak ada keinginan untuk mengembangkan potensi
yang ada sebagai mahasiswa ITB. Perlu adanya sebuah budaya lama yang sekarang sering di
tinggalkan, yakni budaya kajian. Dengan kajian maka tingkat kekritisan kita dalam menghadapi
sebuah kondisi yang kompleks akan lebih tajam dan terarah. Banyak hal yang membuat
mahasiswa ITB melupakan kegiatan ini. Hal ini karena sempitnya waktu berhimpun yang ada
sehingga akademik kerap dijadikan kambing hitam dalam masalah ini. Seharusnya tidak
demikian, akademik dan kemahasiswaan harus berjalan berdampingan. Karena akademik
membentuk jiwa intelektual sedangkan kemahasiswaan membentuk watak dan karakter
mahasiswa.

untuk itu, penyadaran melalui kegiatan formal dan kultural haruslah dilakukan secara kontinu.
penyadaran tentang posisi dan peran strategis mahasiswa sangatlah perlu. kewajiban untuk
menjadi solusi bagi bangsa (ingat, lingkupnya adalah bangsa, bukan sekedar pribadi) adalah satu
poin yang harus selalu mengiringi tiap langkah yang diambil oleh mahasiswa.

4. Pada ranah kontribusi terhadap bangsa, kenyataannya mahasiswa ITB belum memiliki satu
visi yang sama, belum memiliki satu pandangan yang sama mengenai bentuk kontribusi untuk
bangsa ini. Hal yang perlu ditekankan adalah mahasiswa ITB cenderung menjadikan ide
keprofesian sebagai wadah untuk berkontribusi untuk bangsa. Hal ini biasa dilakukan karena
sesuai bidang keilmuan tiap jurusan yang mereka ambil di ITB. Selain itu, Bidang community
development atau bidang pengabdian masyarakat sebagai wadah untuk berkontribusi terhadap
masyarakat. Bentuk pengabdian terhadap masyarakat yang sering dilakukan ada 2 macam, yaitu
pengabdian masyarakat yang berbasis keilmuan dan keprofesian masing-masing dan bentuk
pengabdian masyarakat dalam bentuk community service secara umum. Sebagian kecil anak ITB
menjadikan penelitian sebagai wadah untuk berkontribusi terhadap bangsa. Dari data yang
masuk telah dilakukan analisis bahwa mahasiswa ITB kurang peka terhadap lingkungan sekitar.
Selain itu, mahasiswa ITB kurang turun ke jalan untuk melihat permasalahan real bangsa yang
terjadi di sekitar mereka. Mahasiswa ITB melihat permasalahan bangsa tidak secara holisitk,
melainkan melihat permasalahan kebangsaan Cuma berdasarkan latar belakang keilmuan
mereka. Kontribusi yang dilakukan mahasiswa ITB lebih banyak bersifat praktis dan tidak
visioner. Belum banyak kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan.
Solusi yang dapat dilakukan antara lain perlunya penyadaran secara mendasar kepada mahasiswa
ITB tentang kondisi bangsa. Penyadaran tersebut dilakukan secara holistic dan multidisiplin
ilmu. Kemudian, perlu ada suatu momen atau acara dimana semua anaka ITB duduk bersama
membicarakan permasalahan bangsa dan menemukan solusi konkret secara holistik. Terakhir,
penjagaan nilai terhadap kontribusi bangsa tidak hanya dilakukan selama kaderisasi pasif.

Analisis kondisi yang terakhir adalah analisis kondisi tentang posisi ITB (yang di-
representasikan oleh KM ITB) dalam lingkup hubungan ITB dengan pihak luar, baik secara
horizontal (hubungan dengan perguruan tinggi lain) maupun hubungan secara vertikal (dengan
stakeholder negeri; elitis maupun stakeholder kampus; rektorat). analisis kondisi unutk ranah ini
bukan didasarkan pada kuesioner tapi berdasarkan pengumpulan data melalui diskusi dan sharing
yang intens dengan beberapa pihak yang berkompeten di ranah ini. dari diskusi ini, disimpulkan
beberapa hal:

1. dalam posisi horizontal, pada dasarnya nama besar ITB masih bergaung dan menjadi modal
utama untuk membuat ITB disegani dalam lingkup perpolitikan mahasiswa nasional. terbukti
walaupun relatif jarang hadir di pertemuan-pertemuan BEM SI namun ITB masih menjadi
koordinator issue bidang energi dan koordinator pusat gerakan mahasiswa untuk community
development. sayangnya, posisi strategis tersebut nampaknya tidak dengan optimal difungsikan,
terutama di tahun terakhir, secara general dapat diklaim ITB sangat sedikit bergerak baik dalam
kapasitas diatas maupun secara independen.
ke-minimalis-an ITB bergerak ke luar kampus dalam bentuk kegiatan non-acara seremonial
disinyalir berawal dari kurangnya ekskalasi/pencerdasan issue-issue luar ke dalam kampus.
sehingga tidak ada dorongan/motivasi yang kuat dari dalam untuk menginisiasi gerakan keluar.
ditambah, satu tahun terakhir, begitu banyak energi dan sumber daya lain (moril & materil) yang
terserap oleh kegiatan-kegiatan seremonial yang diselenggarakan oleh hampir semua
lembaga/simpul mahasiswa di ITB.

Untuk mengatasi hal ini, akhirnya haruslah dipilih orang yang militan dan sangat reaktif untuk
menjadi ambassador ITB diluar kampus. ini dilakukan untuk menutupi kelembaman mahasiswa
ITB yang relatif tinggi dalam menghadapi issue luar kampus. sehingga kegiatan insdental yang
merupakan salah satu bentuk kegiatan yang diusung dalam proposal ini memang memmiliki
fungsi guna yang real.

selain itu, yang lebih mendasar adalah membudayakan lagi kegiatan kultural diskusi. ranah
diskusi akan diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan dan ke-urgensi-an issue. sebagai gambaran
awalnya, diskusi akan membahas dasar-dasar mahasiswa untuk bergerak, jika kemudian telah
didapatkan simpulan maka akan dilanjutkan dengan diskusi issue-issue yang disesuaikan dengan
kebutuhan baik bangsa maupun almamater. dari sini akan didapatkan buah-buah pikiran yang
kemudian dibungkus dalam satu platform utuh. platform ini kemudian perlu disampaikan dan
dipahamkan pada jejaring horizontal ITB agar platform ini menjadi bentuk gerakan nyata yang
massive dan signifikan.

2. posisi horizontal. penting bagi KM ITB memposisikan diri sebagi bentuk solusi bagi bangsa
melalui kemampuan intelektualnya, bukan semata kemampuannya mengorganisir kegiatan
seremonial yang hebat dan besar. gurauan yang cukup ironis ketika tercetus kata “muka
proposal” untuk merujuk mahasiswa-mahasiswa ITB yang dilontarkan oleh beberapa alumni.
kenyataan bahwa hampir setiap minggu, alumni terutama yang berkapasitas besar dalam sebuah
lembaga/perusahaan menerima proposal kegiatan ITB membuat gurauan itu terlihat wajar.

Harusnya, keaktifan ITB dalam membuat kegiatan dinilai sebagai sebuah indeks prestasi. hal ini
kemudian berarti tinggal bergantung pada pem-posisi-an dan strategi pendekatan ke pihak-pihak
terkait. maksudnya, kita tidaklah pantas menghubungi para stakeholders hanya semata saat
berurusan masalah pendanaan, namun haruslah lebih awal drpada itu. Ditambah, seyogyanya,
kita harus mengefektif-kan penyelenggaraan kegiatan seremonial. harus ada pertimbangan dan
pengorganisasian yang matang dan strategis tentang frekuensi; intensitas kegiatan-kegiatan
seremonial di ITB.
BAB III

      URAIAN PROKER KHUSUS MENGENAI CARA MERANGKUL
                               HIMPUNAN DAN UNIT

       Keluarga Mahasiswa ITB tahun ini dalam keberjalanan kegiatannya tidak dapat
mewujudkan suatu gerakan bersama yang didasari rasa saling memiliki antar lembaga-lembaga
kampus terhadap KM-ITB itu sendiri. Hal ini merupakan suatu beban terbesar yang dirasakan
kepengurusan ini sehingga membuat gerakan kabinet KM-ITB seolah-olah menjadi gerakan
himpunan atau unit yang tidak dapat mewakili gerakan mahasiswa ITB. Kendala terbesar dalam
hal ini adalah ketidakmampuan merangkul himpunan dan unit sehingga partisipasi lembaga
dalam kegiatan yang dikoordinir kabinet menjadi sangat kurang.

       Dalam keberjalanan KM-ITB dengan basis massa adalah himpunan serta keberadaan unit
yang juga merupakan wadah mahasiswa beraktifitas maka kemampuan merangkul basis-basis
massa ini merupakan isu yang sangat penting. Kabinet KM ITB yang tidak mampu merangkul
basis massa dan membangun gerakan satu KM-ITB maka tidak dapat menjalankan perannya
sebagai koordinator KM-ITB. Dengan potensi mahasiswa ITB yang ada sampai saat ini, maka
gerakan satu KM-ITB yang “massif” dan heterogen merupakan suatu faktor yang penting untuk
menjalankan peran yang optimal dari organisasi mahasiswa ITB dalam gerakan sosial-nya.

       Strategi yang disusun untuk merangkul himpunan dan unit dilakukan dengan program
kerja secara langsung dan melalui pensuasanaan kultural yang dibangun sepanjang
kepengurusan. Melalui program kerja, kami merencanakan jalan-jalan kultural yang bertujuan
membangun kedekatan dan rasa kenyamanan antara basis-basis massa berupa himpunan dan unit
dengan kabinet sebagai koordinatornya. Bentuk langkahnya adalah dengan melakukan kunjugan
ke basis massa dengan menyentuh massanya secara langsung (bukan sekedar ketua lembaga atau
figur). Langkah ini sangat penting dilakukan secara intensif semenjak massa kampanye sampai
satu bulan setelah terpilih. Melalui kunjungan yang dilakukan, selain membangun kedekatan
kabinet dapat mengambil aspirasi dari massa. Hal ini penting, karena pada dasarnya semua
manusia ingin didengar dan diperhatikan masukannya, begitu juga dengan lembaga. Selain
menarik aspirasi, metode ini juga dapat berguna untuk menitipkan agenda-agenda penting
bersama yang perlu diperhatikan oleh lembaga sehingga dapat menjadi perhatian dari lembaga-
lembaga tersebut.

        Strategi kultural lain yang dapat dilakukan untuk merangkul himpunan adalah dengan
mengaktivasi peran mereka masing-masing dalam kegiatan kemahasiswaan. Hal tersebut erat
kaitannya dengan pemanfaatan potensi dan peran lembaga terhadap gerakan bersama satu KM
ITB. Berbagai contoh potensi yang masih bisa diaktifasi dalam KM-ITB diantaranya posisi LFM
sebagai lembaga dokumentasi kampus dan bioskop kampus, Boulevard sebagai media majalah
kampus, KMPA sebagai koordinator gerakan mitigasi bencana, dsb. Hal tersebut akan membuat
lembaga lain akan merasa saling memiliki dengan lembaga-lembaga yang menjalankan peran
tertentu.

        Akomodasi kebutuhan terhadap lembaga secara proporsional juga dapat menimbulkan
kedekatan antara lembaga dengan kabinet KM-ITB. Terdapat berbagai bentuk akomodasi
kebutuhan serti pelayanan terkait hubungan dengan rektorat, jaringan, dsb. Namun, Kabinet KM-
ITB juga dituntut untuk menyusun strategi akomodasi kebutuhan yang mampu memunculkan
rasa kesatuan KM-ITB. Contoh penerapannya antara lain, portofolio unit kesenian dan budaya
yang dapat menimbulkan sense satu ITB pada lembaga-lembaga tersebut, strategi kontingen olah
raga ITB sehingga dapat menimbulkan rasa kepemilikan bersama.

Pada dasarnya, strategi untuk merangkul himpunan dan unit adalah dengan pendekatan yang
kultural karena baik individu atau lembaga lebih nyaman untuk didengar dan didekati tanpa
“embel-embel” koridor program kerja tertentu. KM ITB membutuhkan kabinet yang mampu
merangkul dan membangun kolaborasi cerdas untuk gerakan bersama KM ITB yang memiliki
dampak besar dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting mankoma2013
 
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptxKOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptxsatria fitrio
 
Model komunikasi massa
Model komunikasi massaModel komunikasi massa
Model komunikasi massaSari Gultom
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik JurnalistikAnalisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik JurnalistikFitri Sintaa Handayani
 
Pkwu kelompok 4 11 ips 6 stik eskrim
Pkwu kelompok 4 11 ips 6 stik eskrimPkwu kelompok 4 11 ips 6 stik eskrim
Pkwu kelompok 4 11 ips 6 stik eskrimNandiastradi
 
Surat keterangan penghasilan orang tua
Surat keterangan penghasilan orang tuaSurat keterangan penghasilan orang tua
Surat keterangan penghasilan orang tuaMeizan Herbian
 
Uses and Gratifications Theory
Uses and Gratifications TheoryUses and Gratifications Theory
Uses and Gratifications Theorymankoma2012
 
Esai Masyarakat dan teknologi informasi
Esai Masyarakat dan teknologi informasiEsai Masyarakat dan teknologi informasi
Esai Masyarakat dan teknologi informasiIchsan Smith
 
TEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS.pptx
TEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS.pptxTEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS.pptx
TEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS.pptxRicardoSalim6
 
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaChupking
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 

Was ist angesagt? (20)

Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting
 
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptxKOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
 
Model komunikasi massa
Model komunikasi massaModel komunikasi massa
Model komunikasi massa
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Tugas resensi jurnal rahmat
Tugas resensi jurnal rahmatTugas resensi jurnal rahmat
Tugas resensi jurnal rahmat
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik JurnalistikAnalisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
 
Pkwu kelompok 4 11 ips 6 stik eskrim
Pkwu kelompok 4 11 ips 6 stik eskrimPkwu kelompok 4 11 ips 6 stik eskrim
Pkwu kelompok 4 11 ips 6 stik eskrim
 
Surat keterangan penghasilan orang tua
Surat keterangan penghasilan orang tuaSurat keterangan penghasilan orang tua
Surat keterangan penghasilan orang tua
 
Uses and Gratifications Theory
Uses and Gratifications TheoryUses and Gratifications Theory
Uses and Gratifications Theory
 
Esai Masyarakat dan teknologi informasi
Esai Masyarakat dan teknologi informasiEsai Masyarakat dan teknologi informasi
Esai Masyarakat dan teknologi informasi
 
Hak Asasi Pribadi
Hak Asasi PribadiHak Asasi Pribadi
Hak Asasi Pribadi
 
TEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS.pptx
TEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS.pptxTEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS.pptx
TEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS.pptx
 
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
 
penulisan daftar pustaka
penulisan daftar pustakapenulisan daftar pustaka
penulisan daftar pustaka
 
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
 
Teori Agenda Setting
Teori Agenda SettingTeori Agenda Setting
Teori Agenda Setting
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logika
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
sejarah sosiologi komunikasi 1
sejarah sosiologi komunikasi 1sejarah sosiologi komunikasi 1
sejarah sosiologi komunikasi 1
 

Ähnlich wie Proposal Pencalonan Filman Ferdian sebagai Presiden KM ITB

Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergiSTISIPWIDURI
 
Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergiiwan setiawan
 
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARAMakalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARAdetinurkhayati
 
Program Kesiswaan - Programpendidikan.com.doc
Program Kesiswaan  - Programpendidikan.com.docProgram Kesiswaan  - Programpendidikan.com.doc
Program Kesiswaan - Programpendidikan.com.docsuliadi2
 
Profil lsmi kota bogor
Profil lsmi kota bogorProfil lsmi kota bogor
Profil lsmi kota bogorSaeful Adha
 
Pendidikan karakter proceeding
Pendidikan karakter   proceedingPendidikan karakter   proceeding
Pendidikan karakter proceedingPristiadi Utomo
 
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsaAktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsaMusdalifah yusuf
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAbida Muttaqiena
 
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etika
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etikaMahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etika
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etikaRamadhani Pratama
 
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptxPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptxReynaldi Wahyu
 
Materi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMuhammad Nuroni
 
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxEllyTrianaSariBian
 
Sosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pdf
Sosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pdfSosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pdf
Sosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pdfviola883348
 
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxEllyTrianaSariBian
 

Ähnlich wie Proposal Pencalonan Filman Ferdian sebagai Presiden KM ITB (20)

Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergi
 
Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergi
 
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARAMakalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
 
Program Kesiswaan - Programpendidikan.com.doc
Program Kesiswaan  - Programpendidikan.com.docProgram Kesiswaan  - Programpendidikan.com.doc
Program Kesiswaan - Programpendidikan.com.doc
 
Laporan desa kebon cau
Laporan desa kebon cauLaporan desa kebon cau
Laporan desa kebon cau
 
Tugas topik 5
Tugas topik 5Tugas topik 5
Tugas topik 5
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Profil lsmi kota bogor
Profil lsmi kota bogorProfil lsmi kota bogor
Profil lsmi kota bogor
 
Pendidikan karakter proceeding
Pendidikan karakter   proceedingPendidikan karakter   proceeding
Pendidikan karakter proceeding
 
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsaAktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
 
BMP MKDU4109
BMP MKDU4109BMP MKDU4109
BMP MKDU4109
 
Osis
OsisOsis
Osis
 
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etika
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etikaMahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etika
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etika
 
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptxPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
 
Platform bem unsri 2012
Platform bem unsri 2012Platform bem unsri 2012
Platform bem unsri 2012
 
Materi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
 
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
 
Sosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pdf
Sosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pdfSosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pdf
Sosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Proposal Pencalonan Filman Ferdian sebagai Presiden KM ITB

  • 1. PROPOSAL PENCALONAN BAKAL CALON KETUA KABINET KM ITB 2011 Disusun untuk memenuhi persyaratan Sebagai kandidat bakal calon ketua kabinet KM ITB 2011 Tim Penyusun: 1. Agathon Chandra S. / Teknik Pertambangan 2007 2. Dhika Prawidar / Sistem dan Teknologi Informasi 2007 3. Filman Ferdian / Teknik Informatika 2007 4. Muhammad Yunus / Fisika 2007 5. Nayasari Aissa/ Fisika 2007 6. Rosalyn Anindika/ Sains dan Teknologi Farmasi 2007 7. Septia Agustin / Teknik Kelautan 2008 8. Syarifah Amelia Shahab / Fisika 2007 KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2011
  • 2. LATAR BELAKANG Landasan Mahasiswa adalah salah satu kelompok sosial di dalam tatanan masyarakat yang menjalankan peran sebagai insan akademis. Insan akademis memiliki dua peran. Pertama, peran untuk selalu kritis terhadap diri sendiri dan lingkungan dalam rangka mengembangkan diri untuk dapat menjawab tantangan zaman. Kedua, peran untuk mencari dan membela kebenaran ilmiah. Kedua peran tersebut mengarahkan seorang mahasiswa untuk dapat menjadi insan-insan yang mampu bersikap kritis terhadap kondisi lingkungannya saat ini untuk dapat mempersiapkan diri menyusun tatanan masyarakat masa mendatang dengan berlandaskan terhadap kebenaran ilmiah. Muh. Hatta didalam falsafah keberadaan organisasi kemahasiswaan menyatakan secara implisit bahwa tujuan perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh proses pendidikan yang didapatkan oleh seorang mahasiswa di dalam perguruan tinggi harus dapat mendukung terbentuknya watak seorang insan akademis. Keseluruhan proses pendidikan tersebut termasuk dalam fasilitas pendidikan kurikuler hingga lingkungan kampus. Salah satu komponen lingkungan kampus yang memiliki andil dalam membentuk watak seorang mahasiswa adalah kegiatan kemahasiswaan. KM-ITB (Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung) merupakan organisasi kemasiswaan terpusat yang melingkupi seluruh elemen kampus terdiri dari kongres, kabinet, MWA-WM (Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa), himpunan, unit dan Tim Beasiswa. Sistem organisasi ini memiliki tujuan: 1. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana yang berbudi pekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan bertanggung jawab. 2. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerak dalam kehidupan berbangsa. 3. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa. 4. Memupuk dan membina rasa persaudaraan dan kekeluargaan di lingkungan civitas akademika. 5. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkan kepentingan mahasiswa di lingkungan kampus.
  • 3. Tujuan tersebut dapat disederhanakan menjadi pembentukkan karakter mahasiswa ITB sesuai tujuan pendidikan, pembentukan watak pemimpin, wadah untuk menyumbangkan karya dan pemikiran, wadah pemersatu kampus, dan sarana pemenuhan kebutuhan mahasiswa. Keorganisasian KM ITB Dalam usaha mewujudkan visi besar organisasi kemahasiswaan untuk membentuk insan akademis, KM ITB memiliki tantangan-tantangan yang perlu dijawab dalam waktu dekat. Salah satu permasalahan dari internal keorganisasian adalah permasalahan kepemilikan bersama terhadap organisasi kemahasiswaan yang sudah semakin menurun. Hal ini menjadi kendala bagi kemahasiswaan ITB untuk dapat bergerak bersama secara kolaboratif. Kabinet sebagai lembaga sentral yang memiliki tanggung jawab untuk mengoordinasikan seluruh organisasi kemahasiswaan di KM ITB dinilai gagal menjalankan misinya untuk membangun partisipasi dan rasa kepemilikan terhadap KM ITB. Masalah ini muncul karena tidak terbangunnya komunikasi yang merangkul dari kabinet dengan basis massa khususnya himpunan. Padahal, AD-ART menyatakan bahwa basis KM ITB adalah himpunan. Pada sebagian besar unit, permasalahan tidak jauh berbeda. Kabinet dinilai tidak dekat dengan sebagian besar unit. Realita kemahasiswaan kita saat ini melahirkan kebutuhan terhadap kesatuan dan rasa kepemilikan bersama terhadap KM ITB. Hal ini bertujuan agar KM ITB dapat kembali menunjukkan kekuatannya sebagai organisasi kemahasiswaan yang mewakili seluruh mahasiswa ITB. KM ITB yang kuat akan mampu mengangkat kembali semangat gerakan kemahasiswaan yang “massif” dalam keberagaman potensi. Hal ini membuat realisasi pengembalian fungsi kabinet sebagai eksekutif dan koordinator harus menjadi salah satu fokus utama ke depannya. Karakter Mahasiswa ITB Ditilik dari segi historis, dua presiden RI yaitu Soekarno dan B. J. Habibie pernah mengenyam pendidikan sebagai mahasiswa ITB. Begitu juga, sebagian menteri maupun pemimpin perusahaan terkemuka di Indonesia merupakan alumni ITB. Tidak sedikit pula, alumni ITB yang menjadi pionir-pionir dalam bidang masing-masing. D engan fakta tersebut, kami mengambil suatu hipotesis bahwa proses pendidikan di ITB bukan sekedar mencetak sarjana-sarjana yang unggul di bidang masing-masing. Lebih dari itu, proses pendidikan di ITB membentuk watak pemimpin bangsa. Keseluruhan proses pendidikan tersebut tentu tidak lepas
  • 4. dari andil kegiatan kemahasiswaan sebagai bagian kehidupan kampus yang dialami oleh setiap mahasiswa. Karakter mahasiswa ITB pada saat ini mulai mengalami “degradasi”. Watak mahasiswa yang kritis dalam rangka sebagai insan akademis sudah mulai samar. Semakin sedikit anak ITB yang berani mengungkapkan pandangan. Bahkan beberapa yang dianggap kritis pun terkadang tidak memiliki landasan yang kuat (tidak rasional). Kondisi kampus yang disediakan oleh rektorat juga tidak menunjukkan banyaknya wadah diskusi publik yang dapat meningkatkan rasa kritis. Hal ini merupakan suatu ancaman dalam rangka mewujudkan peran mahasiswa sebagai insan akademis yang kritis dan membela kebenaran ilmiah. Selain rasa kritis, rasa cinta mahasiswa ITB terhadap Indonesia juga semakin merosot. Kata-kata yang digaungkan dalam kegiatan penyambutan awal seolah-olah mengangkat pentingnya lulus tepat waktu dengan indeks prestasi tinggi agar bisa hidup makmur di kemudian hari dengan mengesampingkan nilai-nilai ideologi yang penting untuk dipegang oleh mahasiswa ITB. Jika kedua hal tersebut dibiarkan berlanjut, ITB akan kehilangan kontribusi dalam menyumbang pionir-pionir bangsa yang siap menjawab tantangan zaman. Dengan berpedoman bahwa ITB adalah suatu institusi yang mendidik putra-putri terpilih dan “terbaik” di bangsa Indonesia, maka Indonesia terancam mengalami krisis kepemimpinan dalam 20-30 tahun mendatang. KM ITB sebagai wadah gerakan mahasiswa ITB juga memiliki tanggung jawab dalam menyalurkan karya dan pemikiran mahasiswa ITB untuk menata kehidupan bangsa. Sampai saat ini, sudah banyak usaha yang dilakukan oleh himpunan, forum kolaborasi dan kabinet untuk menggalakan budaya keprofesian dan pengabdian masyarakat. Beberapa wadah berkreasi pun juga sudah banyak dibangun diantaranya gerakan community development, entrepreneurship, sekolah binaan, sosial politik, dll. Hal-hal ini harus tetap dipertahankan dengan memberikan kemerdekaan kepada setiap mahasiswa untuk menentukan wadah geraknya. Kabinet sebagai koordinator dituntut untuk dapat mengolaborasikan berbagai potensi mahasiswa yang ada di ITB saat ini.
  • 5. BAB I VISI dan MISI Berdasarkan latar belakang kondisi dan kebutuhan KM-ITB saat ini, kami mengusulkan suatu ide untuk mengangkat kembali peran ITB sebagai wadah pencetak generasi pemimpin bangsa. KM ITB sebagai organisasi kemahasiswaan yang menaungi seluruh mahasiswa ITB juga memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Oleh karena itu, kami dengan bangga membawa visi: “KM ITB sebagai wadah pencetak generasi pemimpin bangsa” Visi ini mengangkat peran KM ITB sebagai organisasi kemahasiswaan untuk dapat menjadi salah satu wadah pembinaan bagi setiap anggotanya dalam membentuk kapasitas dan karakter sebagai pemimpin bangsa. Pemimpin dapat diartikan sebagai orang yang mampu memiliki wawasan yang luas, kecerdasan intelektual, kekuatan pendirian dan sikap kritis serta peduli terhadap lingkungan. Selain itu, seorang calon pemimpin bangsa harus dapat memahami nilai-nilai yang ada dalam bangsanya. Sebagai langkah awal, setiap calon pemimpin bangsa harus memiliki rasa kecintaan terhadap tanah air Indonesia. Misi Untuk mewujudkan visi kepengurusan tersebut, maka kami merasa perlu melakukan misi-misi berikut: 1. Membangun pola koordinasi KM-ITB yang kolaboratif secara kultural untuk meningkatkan rasa kepemilikan bersama Pola koordinasi yang mampu menimbulkan kedekatan, kenyamanan dan saling kepercayaan merupakan modal awal yang penting dalam membentuk KM ITB yang ideal. Pendekatan yang paling cocok untuk mewujudkan hal tersebut adalah kultural. Hal ini selaras dengan budaya masyarakat Indonesia yang mengedepankan kedekatan karena biasa berinteraksi. Dalam keberjalanannya, KM ITB harus mampu membangun gerakan dengan memanfaatkan kolaborasi dari berbagai potensi yang ada di masing-masing basis massa. Hal ini akan membuat mahasiswa ITB terbiasa untuk bergerak secara “massif” di
  • 6. tengah keberagaman. Langkah ini juga memiliki keterkaitan dengan mencetak generasi pemimpin bangsa. Seorang calon pemimpin bangsa harus terbiasa untuk berkolaborasi dengan individu-individu yang memiliki potensi beragam karena membangun bangsa tidak cukup hanya dengan satu wawasan dan sudut pandang. Hasil dari kedekatan kultural dan kolaborasi yang dibangun akhirnya akan mampu memunculkan rasa kepemilikan bersama antara satu komponen dengan komponen lainnya. Hal ini yang akan memicu kesadaran pentingnya kemahasiswaan dan KM ITB. 2. Membangun karakter mahasiswa yang bertindak dengan kritis, dan memiliki rasa cinta tanah air Kepemimpinan adalah karakter yang tidak dapat dibangun hanya dengan waktu yang singkat. Satu tahun kepengurusan tidak akan mampu membentuk suatu karakter secara instan. Dua nilai yang dapat ditanamkan untuk mewujudkan hal tersebut adalah rasa kritis dan cinta tanah air. Rasa kritis diperlukan seorang calon pemimpin dalam memenuhi hakekat perguruan tinggi untuk membentuk insan akademis. Rasa kritis membuat seorang calon pemimpin tersebut peduli dengan diri sendiri dan lingkungannya sehingga mampu membangun suatu gagasan untuk menjawab tantangan zaman. Rasa cinta tanah air merupakan benih yang seyogyanya dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia. Mahasiswa ITB yang diharapkan mampu menjadi pionir peradaban harus memiliki rasa cinta tersebut sehingga dalam proses yang dialaminya akan tertanam tanggung jawab untuk memberikan manfaat kepada bangsa secara langsung ataupun tidak langsung. 3. Membangun iklim diskusi yang produktif dalam kehidupan kampus Untuk mewujudkan rasa kritis dan keterbukaan dalam berpikir, mahasiswa ITB perlu terbiasa untuk berdiskusi. Dengan diskusi, seseorang terbiasa untuk mengungkapkan pandangan dan mendengar pandangan orang lain. Di dalam proses ini terjadi pertukaran informasi yang dapat menambah wawasan masing-masing. Iklim diskusi juga melatih mahasiswa untuk bertindak secara rasional dengan berlandaskan nilai-nilai kebenaran ilmiah. Selain itu, diskusi yang terjadi juga harus dapat dijadikan suatu bentuk yang konkret baik berupa ide ataupun wacana yang dapat ditindaklanjuti ke tataran yang lebih
  • 7. besar. Hal ini akan memicu seorang mahasiswa untuk produktif dalam artian mampu berwacana dan mampu menghasilkan suatu tindak lanjut terhadap wacana tersebut. 4. Menjalin hubungan eksternal dengan menjunjung asas kemandirian mahasiswa Kegiatan KM ITB tidak lepas dari hubungan organisiasi ini dengan entitas luar mahasiswa ITB seperti rektorat, alumni, universitas lain serta pemerintah. Dalam keberjalanannya, penting bagi kemahasiswaan ITB untuk dapat berjalan secara sinergis dengan elemen-elemen tersebut. Namun, asas kemandirian mahasiswa ITB dalam berpikir dan bertindak harus menjadi pedoman utama dalam melaksanakan hal tersebut. Sikap mandiri itu penting karena mahasiswa harus dapat memandang suatu fenomena- fenomena yang erat kaitannya dengan elemen tersebut berdasarkan sudut pandang yang luas serta didasari landasan ilmiah yang kuat. Rencana Kerja Dalam rangka mewujudkan misi kepengurusan tersebut, maka rencana kerja yang dipersiapkan untuk 1 tahun ke depan adalah sebagai berikut: 1. Jalan Jalan Kultural Tujuan dari kegiatan ini adalah membangun kedekatan kultural antara kabinet dengan setiap basis massa yang ada. Dengan kedekatan tersebut, diharapkan kabinet mampu memunculkan kepercayaan dari massa kampus untuk kembali menggerakkan kemahasiswaan kampus sebagai koordinator terhadap himpunan dan unit. Konsep kegiatan berupa kunjungan informal ke himpunan yang dilakukan oleh Presiden dan Kabinet dengan agenda menarik aspirasi dan mendiskusikan gerakan bersama yang dapat dilakukan dalam sistem KM-ITB. Program ini akan dilaksanakan sepanjang kepengurusan. Namun, konsentrasi terkait program ini terletak pada satu bulan pertama kepengurusan kabinet KM ITB. 2. Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa Tujuan umum dari kegiatan ini adalah memberikan pengenalan terhadap nilai kemahasiswaan kepada mahasiswa baru angkatan 2011 dan panitia khusunya angkatan 2010. Ajang OSKM merupakan stimulus awal dalam membangun karakter mahasiswa
  • 8. ITB yang kritis dan cinta tanah air. Kegiatan OSKM akan dibangun dari proses diskusi yang akan melibatkan seluruh basis massa sehingga dapat meramu kegiatan gerbang penyambutan KM ITB yang menekankan kepada aspek keberagaman dan kolaborasi. Dari kegiatan ini, mahasiswa yang terlibat diharapkan mendapatkan wawasan terkait karater yang harus dimiliki mahasiswa ITB serta pemahaman bahwa KM ITB merupakan wadah gerakan yang “massif” dan heterogen. 3. Open House Unit OHU bertujuan untuk menyalurkan mahasiswa baru ke wadah aktualisasi yang dapat menjadi tempat beraktifitas awal mereka di KM ITB. Porsi unit dalam kegiatan ini adalah untuk melakukan recruitment terhadap calon anggota baru. Sementara, mahasiswa baru diberi kesempatan untuk mengetahui wadah penyaluran minat bakatnya di kemahasiswaan ITB. Konsep kegiatan ini adalah menunjukkan seluruh keberagamaan dan potensi unit kepada mahasiswa baru yang akan memilih wadah berkegiatannya. 4. Malam Keakraban Malam keakraban bertujuan mewadahi seluruh mahasiswa ITB untuk berkumpul dalam suatu suasana forum yang lebih santai dan sederhana untuk dapat memupuk keakraban di antara mahasiswa ITB. Selain agenda kekeluargaan, konsep acara juga akan disesuaikan dengan penyuasanaan nilai-nilai penting dalam kemahasiswaan seperti rasa kritis dan cinta tanah air salah satunya dengan cara mengangkat suatu fenomena sosial yang sedang hangat pada saat itu. 5. Proyek Pengembangan Kampus dan Sekitarnya Tujuan dari kegiatan ini adalah memfasilitasi potensi keprofesian ataupun minat dari lembaga-lembaga ataupun basis massa di KM ITB untuk memberikan suatu kontribusi kepada lingkungan kampus dengan mengedapankan aspek kolaborsi. Lokasi pelaksanaan yang berada di lingkungan kampus akan mampu mengasah rasa kritis mahasiswa terhadap fenomena sosial yang ada di sekitarnya. Konsep kegiatan diawali dengan diskusi besar untuk mengambil benang merah potensi dari setiap lembaga sehingga ada suatu bentuk kolaborasi yang dapat diajukan. Pelaksanaan proyek akan terdiri dari gerakan
  • 9. yang terdiri dari beragam modul dengan masing-masing lembaga memiliki peran masing- masing dalam kegiatan tersebut. 6. Aku Cinta Indonesia Aku Cinta Indonesia merupakan suatu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mengokohkan rasa kecintaan terhadap tanah air pada mahasiswa ITB. Konsep kegiatan dapat berupa usaha untuk mengundang pihak luar untuk menginspirasi rasa kecintaan terhadap tanah air atau dapat berupa mengirim mahasiswa ITB keluar kampus untuk mengasah rasa cinta terhadap tanah air. Dengan mengundang pihak luar, mahasiswa akan mampu melihat realita yang ada di luar kampus dan mengangkat hal tersebut menjadi suatu bahan diskusi untuk meningkatkan wawasan kebangsaan. Sementara, usaha untuk mengirim mahasiswa keluar kampus diharapkan mampu membiasakan mahasiswa untuk berbagi dengan lingkungan sekitarnya. 7. ITB Expo ITB Expo bertujan untuk menunjukkan hasil proses kemahasiswaan kepada seluruh masyarakat di luar kampus dengan cara yang tepat. Bentuk hasil kemahasiswaan yang ditunjukkan bukan sekedar keprofesian namun juga potensi-potensi unit. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengapresiasi karya lembaga-lembaga kampus serta menyampaikan suatu pesan yang dirasa penting terhadap masyarakat luar berdasarkan proses yang dihasilkan oleh kemahasiswaan ITB. Bentuk karya keprofesian yang diangkat juga ditekankan berupa suatu hasil karya atau pemikiran yang inovatif dan baru sehingga mampu ditindaklanjuti. Selama pelaksanaan kegiatan, nilai-nilai tentang keberagaman, rasa kepemilikan bersama dan proses diskusi akan menjadi landasan utama dalam persiapan kegiatan. Kegiatan ini merupakan rangkaian akhir dari seluruh program kerja kabinet KM ITB.
  • 10. BAB II ESAI ANALISIS KONDISI KM ITB BESERTA USULAN SOLUSI Kemahasiswaan aadalah sesuatu yang unik dalam segi waktu dan kondisi. Hal ini terasa dengan kondisi yang berbeda setiap saat. Baik dalam jangka waktu yang pendek maupun jangka panjang. Hal inilah yang menjadi tantangan untuk menjawab hal tersebut. Sebelum kita melakukan sesuatu kegiatan yang dirasa dapat menjadi solusi dari perubahan tersebut, maka sebaik kita harus dapat menganalisa kondisi yang ada sekarang dan yang akan datang. Dalam setiap kajian berhimpun baik di himpunan atau unit, sebuah analisis kondisi merupakan salah satu komponen yang harus ada sebelum kita menentukan kebijakan yang ada. Sebagai insan akademis yang berfikir untuk mencari kebenaran ilmiah, maka kami merasa perlu adanya metode penarikan aspirasi untuk mempertegas analisis kondisi yang ada. Analisis kondisi memang tidak dapat terlepas dari unsur subjektif dari si pembuat analisis tersebut. Akan tetapi, agar analisis tersebut tidak menjadi alat politik untuk mencapai tujuan sekelompok golongan, maka diperlukan unsur yang objektif agar dapat mengimbangi pandangan subjektif yang ada. Kami membagi dua jenis analisis berdasarkan asalnya. analisis yang pertama adalah analisis internal KM-ITB dan analisis yang kedua adalah analisis eksternal kampus ITB. Dengan penjabaran tersebut, maka dikeluarkanlah sebuah kuesioner yang berjumlah sebanyak 3% dari mahasiswa ITB dengan tujuan mengambil masukan dari massa kampus ITB dimana yang berlaku sebagai tokoh kemahasiswaan di kampus tercinta ini. Kuesioner ini sendiri berisi beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan tujuan KM-ITB sendiri. Karena jika seseorang atau sekelompok orang bergerak dengan melupakan tujuan awal dibentuknya organisasi maka bersiaplah menunggu kejatuhan dari organisasi ini. Dari hasil kuesioner tersebut maka dapat disimpulkan beberapa hal mengenai kemahasiswaan ITB, yakni sebagai berikut : 1. Mahasiswa ITB belum mengetahui secara fasih apa tujuan pendidikan yang ingin dicapainya dalam pendidikan di kampus ini. Sehingga karakter mahasiswa ITB yang sesuai dengan tujuan pendidikan masih hanya terdapat disebagaian kecil orang saja. Penyebab terciptanya kondisi seperti ini adalah sistem pembentukan karakter di ITB yang tidak berkelanjutan dari awal hingga
  • 11. akhir. Kita ambil contoh adalah materi pembentukan karakter pada saat penerimaan mahasiswa baru yang kita kenal dengan sebutan OSKM, PMB, INKM, PROKM dan sebagainya terlupakan oleh para mahasiswa kita, sehingga saat berkegiatan di kampus ini, mahasiswa itb seakan kehilangan arah. Akibatnya adalah kecenderungan mahasiswa ITB hanya dapat membuat sebuat kegiatan eventual yang mengedepankan kemampuan mengatur kelompok orang akan tetapi tidak dapat mengambil esensi dari kegiatan tersebut. Mungkin bukan tidak dapat mengambil esensi dari kegiatan tersebut, akan tetapi memang kegiatan yang dilakukan amat sedikit sekali esensi yang berhubungan dengan pembentukan karakter. oleh karena itu, jelaslah bahwa harus ada penekanan yang lebih kuat dan komprehensif tentang karakter yang harus dimiliki selama dan setelah menjadi mahasiswa ITB pada momen pertama (INKM, PMB, dsb). selanjutnya, karakter yang ditekankan itu, diluar kultur dan warna yang memang berbeda untuk setiap kaderisasi baik himpunan maupun unit, haruslah tetap dijaga. untuk menjaganya diperlukan pola arahan yang lebih jelas. 2. Mahasisswa ITB sekarang memiliki hal yang unik tentang hubungan antara mahasiswa di kampus sendiri. Penyedian fasilitas memang menjadi tanggung jawab rektorat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Akan tetapi, melihat perbedaan nasib dalam pemenuhan kebutuhan material mahasiswa di kampus terdapat terjadi kejanggalan. Sebagian besar mahasiswa ITB merasa terpenuhi kebutuhan materialnya akan tetapi sebagian besar yang lain merasa tidak tercukupi. Hal ini tidak membuat sebuah solusi penyelesaian bersama yang melihatkan rasa peduli antar sesama mahasiswa. Rasa kepemilikan “satu” ITB semakin menghilang, karena sifat individualis yang merebak secara personal mulai menyebar secara lembaga.Hal ini terjadi apabila setiap lembaga kemahasiswaan hanya berusaha untuk mewujudkan keinginan lembaga tanpa mempedulikan kepentingan yang lebih besar. dari sini, KM ITB harus memposisikan diri untuk menjembatani kesenjangan informasi mengenai ketersedian fasilitas sarana maupun prasarana. misalnya, ketika banyak yang menganggap ITB memiliki cukup banyak beasiswa namun justru sebagian yang lain menganggap beasiswa kurang, artinya ada kemungkinan besar terjadi ketidaktersampaian informasi disini. inilah yang kemudian dapat difasilitasi secara optimal oleh KM ITB diluar
  • 12. fungsinya yang lain utk selalu memperjuangkan kebutuhan moril dan materil mahasiswa yang belum terpenuhi. ` 3. Kebutuhan mahasiswa ITB selain kebutuhan material juga meliput kebutuhan spiritual yang diterjemahkan dalam hal ini adalah kepuasan dalam berkemahasiswaan di kampus ini. Dalam kepuasan berhimpun saat ini mahasiswa ITB cukup puas dengan “hanya” menjalankan proses berhimpun di himpunan atau di unit. Hal ini tentunya menjadi tanda tanya bagi kemahasiswaan di kampus kita ini, karena ITB dari massa ke massa memeliki cerita yang cukup membanggakan dan potensi yang lebih untuk menggerakan setiap elemen yang ada di negara ini. Fenomena yang ada sekarang disebabkan oleh tingkat kekritisan yang semakin menurun. Banyak mahasiswa yang “ pasrah” menerima kondisi seperti ini, tidak ada keinginan untuk mengembangkan potensi yang ada sebagai mahasiswa ITB. Perlu adanya sebuah budaya lama yang sekarang sering di tinggalkan, yakni budaya kajian. Dengan kajian maka tingkat kekritisan kita dalam menghadapi sebuah kondisi yang kompleks akan lebih tajam dan terarah. Banyak hal yang membuat mahasiswa ITB melupakan kegiatan ini. Hal ini karena sempitnya waktu berhimpun yang ada sehingga akademik kerap dijadikan kambing hitam dalam masalah ini. Seharusnya tidak demikian, akademik dan kemahasiswaan harus berjalan berdampingan. Karena akademik membentuk jiwa intelektual sedangkan kemahasiswaan membentuk watak dan karakter mahasiswa. untuk itu, penyadaran melalui kegiatan formal dan kultural haruslah dilakukan secara kontinu. penyadaran tentang posisi dan peran strategis mahasiswa sangatlah perlu. kewajiban untuk menjadi solusi bagi bangsa (ingat, lingkupnya adalah bangsa, bukan sekedar pribadi) adalah satu poin yang harus selalu mengiringi tiap langkah yang diambil oleh mahasiswa. 4. Pada ranah kontribusi terhadap bangsa, kenyataannya mahasiswa ITB belum memiliki satu visi yang sama, belum memiliki satu pandangan yang sama mengenai bentuk kontribusi untuk bangsa ini. Hal yang perlu ditekankan adalah mahasiswa ITB cenderung menjadikan ide keprofesian sebagai wadah untuk berkontribusi untuk bangsa. Hal ini biasa dilakukan karena sesuai bidang keilmuan tiap jurusan yang mereka ambil di ITB. Selain itu, Bidang community development atau bidang pengabdian masyarakat sebagai wadah untuk berkontribusi terhadap
  • 13. masyarakat. Bentuk pengabdian terhadap masyarakat yang sering dilakukan ada 2 macam, yaitu pengabdian masyarakat yang berbasis keilmuan dan keprofesian masing-masing dan bentuk pengabdian masyarakat dalam bentuk community service secara umum. Sebagian kecil anak ITB menjadikan penelitian sebagai wadah untuk berkontribusi terhadap bangsa. Dari data yang masuk telah dilakukan analisis bahwa mahasiswa ITB kurang peka terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, mahasiswa ITB kurang turun ke jalan untuk melihat permasalahan real bangsa yang terjadi di sekitar mereka. Mahasiswa ITB melihat permasalahan bangsa tidak secara holisitk, melainkan melihat permasalahan kebangsaan Cuma berdasarkan latar belakang keilmuan mereka. Kontribusi yang dilakukan mahasiswa ITB lebih banyak bersifat praktis dan tidak visioner. Belum banyak kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan. Solusi yang dapat dilakukan antara lain perlunya penyadaran secara mendasar kepada mahasiswa ITB tentang kondisi bangsa. Penyadaran tersebut dilakukan secara holistic dan multidisiplin ilmu. Kemudian, perlu ada suatu momen atau acara dimana semua anaka ITB duduk bersama membicarakan permasalahan bangsa dan menemukan solusi konkret secara holistik. Terakhir, penjagaan nilai terhadap kontribusi bangsa tidak hanya dilakukan selama kaderisasi pasif. Analisis kondisi yang terakhir adalah analisis kondisi tentang posisi ITB (yang di- representasikan oleh KM ITB) dalam lingkup hubungan ITB dengan pihak luar, baik secara horizontal (hubungan dengan perguruan tinggi lain) maupun hubungan secara vertikal (dengan stakeholder negeri; elitis maupun stakeholder kampus; rektorat). analisis kondisi unutk ranah ini bukan didasarkan pada kuesioner tapi berdasarkan pengumpulan data melalui diskusi dan sharing yang intens dengan beberapa pihak yang berkompeten di ranah ini. dari diskusi ini, disimpulkan beberapa hal: 1. dalam posisi horizontal, pada dasarnya nama besar ITB masih bergaung dan menjadi modal utama untuk membuat ITB disegani dalam lingkup perpolitikan mahasiswa nasional. terbukti walaupun relatif jarang hadir di pertemuan-pertemuan BEM SI namun ITB masih menjadi koordinator issue bidang energi dan koordinator pusat gerakan mahasiswa untuk community development. sayangnya, posisi strategis tersebut nampaknya tidak dengan optimal difungsikan, terutama di tahun terakhir, secara general dapat diklaim ITB sangat sedikit bergerak baik dalam kapasitas diatas maupun secara independen.
  • 14. ke-minimalis-an ITB bergerak ke luar kampus dalam bentuk kegiatan non-acara seremonial disinyalir berawal dari kurangnya ekskalasi/pencerdasan issue-issue luar ke dalam kampus. sehingga tidak ada dorongan/motivasi yang kuat dari dalam untuk menginisiasi gerakan keluar. ditambah, satu tahun terakhir, begitu banyak energi dan sumber daya lain (moril & materil) yang terserap oleh kegiatan-kegiatan seremonial yang diselenggarakan oleh hampir semua lembaga/simpul mahasiswa di ITB. Untuk mengatasi hal ini, akhirnya haruslah dipilih orang yang militan dan sangat reaktif untuk menjadi ambassador ITB diluar kampus. ini dilakukan untuk menutupi kelembaman mahasiswa ITB yang relatif tinggi dalam menghadapi issue luar kampus. sehingga kegiatan insdental yang merupakan salah satu bentuk kegiatan yang diusung dalam proposal ini memang memmiliki fungsi guna yang real. selain itu, yang lebih mendasar adalah membudayakan lagi kegiatan kultural diskusi. ranah diskusi akan diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan dan ke-urgensi-an issue. sebagai gambaran awalnya, diskusi akan membahas dasar-dasar mahasiswa untuk bergerak, jika kemudian telah didapatkan simpulan maka akan dilanjutkan dengan diskusi issue-issue yang disesuaikan dengan kebutuhan baik bangsa maupun almamater. dari sini akan didapatkan buah-buah pikiran yang kemudian dibungkus dalam satu platform utuh. platform ini kemudian perlu disampaikan dan dipahamkan pada jejaring horizontal ITB agar platform ini menjadi bentuk gerakan nyata yang massive dan signifikan. 2. posisi horizontal. penting bagi KM ITB memposisikan diri sebagi bentuk solusi bagi bangsa melalui kemampuan intelektualnya, bukan semata kemampuannya mengorganisir kegiatan seremonial yang hebat dan besar. gurauan yang cukup ironis ketika tercetus kata “muka proposal” untuk merujuk mahasiswa-mahasiswa ITB yang dilontarkan oleh beberapa alumni. kenyataan bahwa hampir setiap minggu, alumni terutama yang berkapasitas besar dalam sebuah lembaga/perusahaan menerima proposal kegiatan ITB membuat gurauan itu terlihat wajar. Harusnya, keaktifan ITB dalam membuat kegiatan dinilai sebagai sebuah indeks prestasi. hal ini kemudian berarti tinggal bergantung pada pem-posisi-an dan strategi pendekatan ke pihak-pihak terkait. maksudnya, kita tidaklah pantas menghubungi para stakeholders hanya semata saat berurusan masalah pendanaan, namun haruslah lebih awal drpada itu. Ditambah, seyogyanya,
  • 15. kita harus mengefektif-kan penyelenggaraan kegiatan seremonial. harus ada pertimbangan dan pengorganisasian yang matang dan strategis tentang frekuensi; intensitas kegiatan-kegiatan seremonial di ITB.
  • 16. BAB III URAIAN PROKER KHUSUS MENGENAI CARA MERANGKUL HIMPUNAN DAN UNIT Keluarga Mahasiswa ITB tahun ini dalam keberjalanan kegiatannya tidak dapat mewujudkan suatu gerakan bersama yang didasari rasa saling memiliki antar lembaga-lembaga kampus terhadap KM-ITB itu sendiri. Hal ini merupakan suatu beban terbesar yang dirasakan kepengurusan ini sehingga membuat gerakan kabinet KM-ITB seolah-olah menjadi gerakan himpunan atau unit yang tidak dapat mewakili gerakan mahasiswa ITB. Kendala terbesar dalam hal ini adalah ketidakmampuan merangkul himpunan dan unit sehingga partisipasi lembaga dalam kegiatan yang dikoordinir kabinet menjadi sangat kurang. Dalam keberjalanan KM-ITB dengan basis massa adalah himpunan serta keberadaan unit yang juga merupakan wadah mahasiswa beraktifitas maka kemampuan merangkul basis-basis massa ini merupakan isu yang sangat penting. Kabinet KM ITB yang tidak mampu merangkul basis massa dan membangun gerakan satu KM-ITB maka tidak dapat menjalankan perannya sebagai koordinator KM-ITB. Dengan potensi mahasiswa ITB yang ada sampai saat ini, maka gerakan satu KM-ITB yang “massif” dan heterogen merupakan suatu faktor yang penting untuk menjalankan peran yang optimal dari organisasi mahasiswa ITB dalam gerakan sosial-nya. Strategi yang disusun untuk merangkul himpunan dan unit dilakukan dengan program kerja secara langsung dan melalui pensuasanaan kultural yang dibangun sepanjang kepengurusan. Melalui program kerja, kami merencanakan jalan-jalan kultural yang bertujuan membangun kedekatan dan rasa kenyamanan antara basis-basis massa berupa himpunan dan unit dengan kabinet sebagai koordinatornya. Bentuk langkahnya adalah dengan melakukan kunjugan ke basis massa dengan menyentuh massanya secara langsung (bukan sekedar ketua lembaga atau figur). Langkah ini sangat penting dilakukan secara intensif semenjak massa kampanye sampai satu bulan setelah terpilih. Melalui kunjungan yang dilakukan, selain membangun kedekatan kabinet dapat mengambil aspirasi dari massa. Hal ini penting, karena pada dasarnya semua manusia ingin didengar dan diperhatikan masukannya, begitu juga dengan lembaga. Selain menarik aspirasi, metode ini juga dapat berguna untuk menitipkan agenda-agenda penting
  • 17. bersama yang perlu diperhatikan oleh lembaga sehingga dapat menjadi perhatian dari lembaga- lembaga tersebut. Strategi kultural lain yang dapat dilakukan untuk merangkul himpunan adalah dengan mengaktivasi peran mereka masing-masing dalam kegiatan kemahasiswaan. Hal tersebut erat kaitannya dengan pemanfaatan potensi dan peran lembaga terhadap gerakan bersama satu KM ITB. Berbagai contoh potensi yang masih bisa diaktifasi dalam KM-ITB diantaranya posisi LFM sebagai lembaga dokumentasi kampus dan bioskop kampus, Boulevard sebagai media majalah kampus, KMPA sebagai koordinator gerakan mitigasi bencana, dsb. Hal tersebut akan membuat lembaga lain akan merasa saling memiliki dengan lembaga-lembaga yang menjalankan peran tertentu. Akomodasi kebutuhan terhadap lembaga secara proporsional juga dapat menimbulkan kedekatan antara lembaga dengan kabinet KM-ITB. Terdapat berbagai bentuk akomodasi kebutuhan serti pelayanan terkait hubungan dengan rektorat, jaringan, dsb. Namun, Kabinet KM- ITB juga dituntut untuk menyusun strategi akomodasi kebutuhan yang mampu memunculkan rasa kesatuan KM-ITB. Contoh penerapannya antara lain, portofolio unit kesenian dan budaya yang dapat menimbulkan sense satu ITB pada lembaga-lembaga tersebut, strategi kontingen olah raga ITB sehingga dapat menimbulkan rasa kepemilikan bersama. Pada dasarnya, strategi untuk merangkul himpunan dan unit adalah dengan pendekatan yang kultural karena baik individu atau lembaga lebih nyaman untuk didengar dan didekati tanpa “embel-embel” koridor program kerja tertentu. KM ITB membutuhkan kabinet yang mampu merangkul dan membangun kolaborasi cerdas untuk gerakan bersama KM ITB yang memiliki dampak besar dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.