SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
SISTEM, PESERTA, DAN
HASIL PEMILU
PASCA REFORMASI
1. Yeti Arina (124254076)
2. Nasria Ika Nitasari (124254240)
3. Yeni Agus Tri Puryanti (124254243)
4. Elfira Rabbani Hafinur (124254244)
5. Ari Tri Maria (124254245)
6. El Sinta Lisnawati (124254246)
PRODI S1 PPKn 2012 / C
JURUSAN PMP-Kn
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Disusun Oleh:
SISTEM, PESERTA, DAN HASIL PEMILU
PASCA REFORMASI
A. Sistem Pemilu Pasca Reformasi
Pasca pemerintahan Soeharto 1999, 2004 dan 2009
terdapat perubahan terhadap sistem pemilu di Indonesia yakni
terjadinya modifikasi sistem proporsional di indonesia, dari
proporsional tertutup menjadi proporsional semi daftar terbuka.
Dilihat dari daerah pemilihan terdapat perubahan antara pemilu
1999 dengan masa orde baru.
Di tahun 1999 provinsi masih sebagai daerah pilihan namun
sudah menjadi pertimbangan kabupaten/kota dan alokasi kursi dari
partai peserta pemilu didasarkan pada perolehan suara yang ada di
masing-masing provinsi tetapi mulai mempertimbangkan perolehan
calon dari masing-masing kabupaten /kota.
Pada pemilu 2004 daerah pemilihan tidak lagi provinsi
melainkan daerah yang lebih kecil lagi meskipun ada juga
daerah pemilihan yang mencangkup satu provinsi seperti
Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, kepulauan Riau,
Yogyakarta, Bali, NTB, semua provinsi di Kalimantan, Sulawesi
Utara dan Tenggara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua
dan Irian Jaya Barat. Masing-masing daerah pilihan mendapat
jatah antara 3-12 kursi.
Pada pemilu 2009 besaran daerah pemilihan untuk DPR
diperkecil antara 3-10. Perbedaan lain berkaitan dengan
pilihan terhadap kontestan.
Setelah reformasi sistem pemilu Indonesia selalu berubah setiap
kali pemilu. Pada prinsipnya perubahan tersebut dapat digambarkan
dalam tabel berikut :
1999 2004 2009
Struktur Surat Suara
Memilih partai (Party
Ballot)
Closed List
Memilih partai atau
partai dan nama calon
Open List
Memilih nama calon atau
partai
Open List
Rumus Penentuan Calon
Terpilih
Berdasar Nomer Urut
Proporsoional
Berdasar No Urut
Campuran Proporsional –
Distrik
Suara Terbanyak
Campuran Proporsional –
Distrik
Luasan Dapil
3-12 / dapil DPR : 3-10 /dapil
DPRD : 3-12kursi /dapil
Jumlah Peserta Pemilu
48 24 36
Keterwakilan Perempuan
DPR : 9 % DPR : 11 % DPR : 18 %
B. Peserta Pemilu Pasca Reformasi
1. Pemilu 1999
Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik, antara lain:
-Partai Indonesia Baru -Partai Pekerja Indonesia -Partai Kristen Nasional Indonesia
-Partai Umat Muslimin Indonesia -Partai Nasional Indonesia -Partai Nasional Demokrat
-Partai Aliansi Demokrat Indonesia -Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia -Partai Kebangkitan Muslim
Indonesia
-Partai Bhinneka Tunggal Ika -Partai Ummat Islam -Partai Nasional Bangsa Indonesia
Indonesia
-Partai Kebangkitan Umat -Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia -Partai Masyumi Baru
-Partai Keadilan dan Persatuan -Partai Persatuan Pembangunan -Partai Cinta Damai
-Partai Syarikat Islam indonesia -Partai Daulat Rakyat -Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan
-Partai Abul Yatama -Partai Buruh Nasional -Partai Kebangsaan Merdeka
-Partai Uni Demokrasi Indonesia -Partai Demokrasi Kasih Bangsa -Partai Kebangkitan Bangsa
-Partai Amanat Nasional -Partai Persatuan -Partai Rakyat Demokrat
-Partai Golongan Karya -Partai Syarikat Islam Indonesia (1905) -Partai Demokrasi Indonesia
-Partai Katolik Demokrat -Partai Musyawarah Rakyat Banyak -Partai Pilihan Rakyat
-Partai Rakyat Indonesia -Partai Islam Demokrat -Partai Politik Islam Indonesia
Masyumi
-Partai Republik -Partai Bulan Bintang -Partai Solidaritas Pekerja
-Partai Keadilan -Partai Nahdlatul Ummat -Partai Musyawarah Kekeluargaan
Gotong Royong
-Partai Nasional Indonesia -Partai Ikatan Pendukung -Partai Nasional Indonesia
– Massa Marhaen Kemerdekaan Indonesia – Front Marhaenis
2. Pemilu 2004
Pemilu 2004 diikuti oleh 24 peserta partai politik, yaitu :
-partai nasional marhaenisme -partai buruh sosial demokrat
indonesia
-partai bulan bintang -partai merdeka
-partai persatuan pembangunan -partai persatuan demokrasi
kebangsaan
-partai perhimpunan indonesia baru -partai nasional banteng kemerdekaan
-partai demokrat -partai keadilan dan persatuan
Indonesia
-partai penegak demokrasi Indonesia -partai persatuan nahdlatul ummah
Indonesia
-partai amanat nasional -partai karya peduli bangsa
-partai kebangkitan bangsa -partai keadilan sejahtera
-partai bintang reformasi -partai damai sejahtera
-partai golongan karya -partai patriot pancasila
-partai sarikat Indonesia -partai persatuan daerah
-partai pelopor
3. Pemilu 2009
Terdapat 51 partai politik yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum / KPU untuk
dapat turut serta dalam Pemilu tahun 2009, yaitu :
A. 7 Parpol berdasarkan pasal 315 UU Pemilu
-Partai Golkar (Partai Golongan Karya) -PDIP (Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan)
-PPP (Partai Persatuan Pembangunan) -Partai Demokrat
-PAN (Partai Amanat Nasional) -PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
-PKS (Partai Keadilan Sejahtera)
B. 9 Parpol yang memenuhi pasal 316 huruf D Undang-Undang Pemilu
-PBB (Partai Bulan Bintang) -PBR (Partai Bintang Reformasi)
-PDS (Partai Damai Sejahtera) -Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
(PNI Marhaenisme)
-Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan -Partai Pelopor
(PPDK)
-Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) -Partai Penegak Demokrasi Indonesia
(PPDI)
-Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
C. 35 parpol baru yang lolos verifikasi administratif KPU
-Partai Hanura -Partai Peduli Rakyat Nasional
-Partai Pemersatu Bangsa -Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
-Partai Pemuda Indonesia -Partai Demokrasi Kebangsaan Bersatu
-Partai Matahari Bangsa -Partai Republiku Indonesia
-Partai Demokrasi Pembaruan -Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
-Partai Persatuan Daerah -Partai Buruh
-Partai Nurani Umat -Partai Patriot
-Partai Kebangkitan Nasional Ulama -Partai Kristen Demokrat
-Partai Pengusaha dan Pekerja -Partai Karya Perjuangan
Indonesia
-Partai Barisan Nasional -Partai Republik Nusantara
-Partai Perjuangan Indonesia baru -Partai Bhinneka Indonesia
-Partai Kedaulatan -Partai Nusantara Kedaulatan Rakyat Indonesia
-Partai Kasih Demokrasi Indonesia -Partai Merdeka
-Partai Kristen Indonesia 1945 -Partai Reformasi
-Partai Pembaruan bangsa -Partai Indonesia Sejahtera
-Partai Demokrasi Perjuangan Rakyat -Partai Indonesia Tanah Air Kita
-Partai Persatuan Sarikat Indonesia -Partai Kasih
-Partai Kongres
D. Daftar 11 parpol yang tidak lolos verifikasi KPU
-Partai Islam -Partai Kristen Demokrasi indonesia
-Partai Tenaga Kerja Indonesia -Partai Masyarakat Madani
-Partai Pemersatu Nasional Indonesia -Partai Republik
-Partai Bela Negara -Partai Nasional Indonesia
-Partai Persatuan Perjuangan Rakyat -Partai Kerakyatan Nasional
-Partai Reformasi Demokrasi
E. 2 partai politik mengundurkan diri tidak berbadan hukum Depkum
HAM
-Partai Kemakmuran Rakyat
-Partai Islam Indonesia Masyumi
C. Hasil Pemilu Pasca Reformasi
1. Pemilu 1999
Berbekal keputusan KPU tersebut, PPI akhirnya dapat melakukan pembagian
kursi hasil pemilu pada tanggal 1 September 1999. Hasil pembagian kursi itu
menunjukkan, lima partai besar memborong 417 kursi DPR atau 90,26 persen dari 462
kursi yang diperebutkan. Sebagai pemenangnya adalah PDIP yang meraih 35.689.073
suara atau 33,74 persen dengan perolehan 153 kursi. Golkar memperoleh 23.741.758
suara atau 22,44 persen sehingga mendapatkan 120 kursi atau kehilangan 205 kursi
dibanding Pemilu 1997. PKB dengan 13.336.982 suara atau 12,61 persen,
mendapatkan 51 kursi. PPP dengan 11.329.905 suara atau 10,71 persen, mendapatkan
58 kursi atau kehilangan 31 kursi dibanding Pemilu 1997. PAN meraih 7.528.956 suara
atau 7,12 persen, mendapatkan 34 kursi. Di luar lima besar, partai lama yang masih
ikut, yakni PDI merosot tajam dan hanya meraih 2 kursi dari pembagian kursi sisa, atau
kehilangan 9 kursi dibanding Pemilu 1997.
Cara pembagian kursi hasil pemilihan kali ini tetap memakai sistem
proporsional dengan mengikuti varian Roget. Dalam sistem ini sebuah partai
memperoleh kursi seimbang dengan suara yang diperolehnya di daerah pemilihan,
termasuk perolehan kursi berdasarkan the largest remainder. Tetapi cara penetapan
calon terpilih berbeda dengan Pemilu sebelumnya, yakni dengan menentukan ranking
perolehan suara suatu partai di daerah pemilihan.
2. Pemilu 2004
Pilpres 2004 berlangsung 2 putaran setelah tak satupun kontestan yang meraih suara
dominan pada babak sebelumnya (5 juli 2004). Dua pasangan yang bersaing di putaran
pamungkas, pada 20 september 2004, yaitu SBY-JK dan Megawati-Hasyim. SBY-Jkmenuju istana
setelah mengantongi 69.266.350 suara (60,62%), sedangkan Mega-Hasyim meraih 44.990.704
suara (39,38%). Jumlah suara sah pada pilpres 2004: 114.256.054. suara tidak sah 2.405.651.
total suara nasional: 116.662.705. Pemilu putaran pertama diselenggarakan pada tanggal 5 Juli
2004, dan diikuti oleh 5 pasangan calon. Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan
pada tanggal 26 Juli 2004, dari 153.320.544 orang pemilih terdaftar, 122.293.844 orang (79,76%)
menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 119.656.868 suara (97,84%) dinyatakan sah,
dengan rincian sebagai berikut:
No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase
1.
H. Wiranto, SH.
Ir. H. Salahuddin Wahid
26.286.788 22,15%
2.
Hj. Megawati Soekarnoputri
H. Hasyim Muzadi
31.569.104 26,61%
3.
Prof. Dr. HM. Amien Rais
Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo
17.392.931 14,66%
4.
H. Susilo Bambang Yudhoyono
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla
39.838.184 33,57%
5.
Dr. H. Hamzah Haz
H. Agum Gumelar, M.Sc.
3.569.861 3,01%
Karena tidak ada satu pasangan yang memperoleh suara lebih
dari 50%, maka diselenggarakan pemilihan putaran kedua yang diikuti
oleh 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan
kedua, yakni SBY-JK dan Mega Hasyim. Pemilu putaran kedua
diselenggarakan pada tanggal 20 september 2004 dan diikuti oleh 2
pasangan calon. Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan
pada tanggal 4 Oktober 2004, dari 150.644.184 orang pemilih terdaftar,
116.662.705 orang (77,44%) menggunakan hak pilihnya. Dari total
jumlah suara, 114.257.054 suara (97,94%) dinyatakan sah, dengan
rincian sebagai berikut:
No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase
2. Hj. Megawati Soekarnoputri
H. Hasyim Muzadi 44.990.704 39,38%
4. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla 69.266.350 60,62%
3. Pemilu 2009
Pemilu 2009 yang menghabiskan lebih Rp 14 triliun sudah
mendekati final setelah pemungutan suara telah dilaksanakan pada 9
April 2009. Dari hasil lembaga survei dan interaktif di radio Elshinta,
Pemilu 2009 dinilai lebih buruk dibanding Pemilu 2004 maupun 1999.
Dari masalah teknis dan pemutakhiran data pemilih yang jauh dari
semestinya hingga rendahnya partisipasi rakyat dalam memilih para
wakil rakyat untuk menentukan kebijakan Trias Politica. Besarnya angka
golput, akan menurunkan keabsahan sistem pemerintah kedepan.
Sehingga jalannya roda pemerintahan akan tidak “afdhal” alias cacat
amanat rakyat. Total suara yang masuk adalah 104.099.785 dari
seharusnya sekitar 171 juta hak suara masyarakat. Atau angka golput
mencapai 39%. Terlihat bahwa hasil Quick Count yang dilakukan oleh LSI
tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan sesungguhnya yakni tidak
lebih besar dari 1% untuk tiap-tiap partai.
Pada 25 april 2009, KPU menetapkan hasil rekapitulasi perolehan
suara nasional Pilpres 2009 yang telah diselenggarakan pada 22-23 juli
2009. Hasil Pilpres 2009 berdasarkan penetapan tersebut adalah sebagai
berikut.
No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase suara
1 Megawati-Prabowo 32.548.105 26,79%
2 SBY-Boediono 73.874.562 60,80%
3 JK-Wiranto 15.081.814 12,41%
Jumlah 121.504.481 100,00%
Jumlah suara sah 121.504.481
Jumlah suara tidak sah 6.479.174
Jumlah suara peserta 127.983.655
Jumlah suara pemilih 171.068.667
Statistik
KESIMPULAN DAN SARAN
Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia ditujukan untuk memilih
anggota lembaga perwakilan yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten
(Kota). Pemilu secara langsung merupakan sarana perwujudan kedaulatan
rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dan hanya dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh
penyelenggara yang mempunyai integritas, profesionalitas dan akuntabilitas.
Pengawasan menjadi salah satu terpenting dalam menentukan berhasil atau
tidaknya sebuah pemilu. Reformasi yang terjadi adalah sebuah negosiasi
kekuasaan elit lama yang merasa kecewa atas seniornya, sehingga regulasi
yang berjalan harus dibayar dengan kelaparan di berbagai daerah. Pasca
reformasi yang harapannya akan ada format baru bagi dunia politik ternyata
mengalami kebuntuan. Hal ini dapat dilihat dari partai politik yang menjadi
bangunan dasar demokrasi, belum mampu untuk menjalankan fungsinya
dengan baik.
 KESIMPULAN
Negara harus dapat mewujudkan pemilu demokratis yang
jujur dan adil bertujuan untuk menghindari terjadinya legitimasi
pemilu karenanya masalah-masalah penegakan hukum pemilu
harus diselesaikan secara menyeluruh melalui identifikasi yang
menjadi pemicu permasalahan dan dicari solusi agar hukum bisa
ditegakkan. Atas desakan publik, Presiden Bacharuddin Jusuf
Habibie segera mempercepat pelaksanaan pemilu yang baru. Pada
saat itu untuk sebagian alasan diadakannya pemilu adalah untuk
memperoleh pengakuan atau kepercayaan dari publik, termasuk
dunia internasional, karena pemerintahan dan lembaga-lembaga
lain yang merupakan produk pemilu 1997 sudah dianggap tidak
dipercaya. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan
Sidang Umum MPR untuk memilih presiden dan wakil presiden
yang baru.
 SARAN

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Nuelnuel11
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Mochammad Ridwan
 
Surat kuasa khusus
Surat   kuasa khususSurat   kuasa khusus
Surat kuasa khusus
Nasria Ika
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
Nuelnuel11
 

Was ist angesagt? (20)

Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung JawabMateri Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
 
Sejarah Pemilu Indonesia
Sejarah Pemilu IndonesiaSejarah Pemilu Indonesia
Sejarah Pemilu Indonesia
 
Hukum progresif
Hukum progresifHukum progresif
Hukum progresif
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Parpol dan pemilu
Parpol dan pemiluParpol dan pemilu
Parpol dan pemilu
 
Surat kuasa khusus
Surat   kuasa khususSurat   kuasa khusus
Surat kuasa khusus
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Pemilu 2004
Pemilu 2004Pemilu 2004
Pemilu 2004
 
Dinamika sistem pemilu di indonesia
Dinamika sistem pemilu di indonesiaDinamika sistem pemilu di indonesia
Dinamika sistem pemilu di indonesia
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkkFungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Memahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan Rehabilitasi
Memahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan RehabilitasiMemahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan Rehabilitasi
Memahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan Rehabilitasi
 
NILAI NILAI DEMOKRASI
NILAI NILAI DEMOKRASINILAI NILAI DEMOKRASI
NILAI NILAI DEMOKRASI
 

Andere mochten auch

PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA) DALAM MENANGANI ANAK SEBAGAI ...
PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA) DALAM MENANGANI ANAK SEBAGAI ...PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA) DALAM MENANGANI ANAK SEBAGAI ...
PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA) DALAM MENANGANI ANAK SEBAGAI ...
Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
PELAKSANAAN PELAPORAN KELAHIRAN OLEH PENDUDUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR...
PELAKSANAAN PELAPORAN KELAHIRAN OLEH PENDUDUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR...PELAKSANAAN PELAPORAN KELAHIRAN OLEH PENDUDUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR...
PELAKSANAAN PELAPORAN KELAHIRAN OLEH PENDUDUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR...
Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
KEDAULATAN ATAS WILAYAH LAUT TIMOR–LESTE BERDASAR PERSPEKTIF HUKUM INTERNASI...
KEDAULATAN ATAS WILAYAH LAUT TIMOR–LESTE  BERDASAR PERSPEKTIF HUKUM INTERNASI...KEDAULATAN ATAS WILAYAH LAUT TIMOR–LESTE  BERDASAR PERSPEKTIF HUKUM INTERNASI...
KEDAULATAN ATAS WILAYAH LAUT TIMOR–LESTE BERDASAR PERSPEKTIF HUKUM INTERNASI...
Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANAPERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
Nasria Ika
 
Jawaban tergugat
Jawaban tergugatJawaban tergugat
Jawaban tergugat
Nasria Ika
 

Andere mochten auch (15)

PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
 
PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA) DALAM MENANGANI ANAK SEBAGAI ...
PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA) DALAM MENANGANI ANAK SEBAGAI ...PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA) DALAM MENANGANI ANAK SEBAGAI ...
PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA) DALAM MENANGANI ANAK SEBAGAI ...
 
PELAKSANAAN PELAPORAN KELAHIRAN OLEH PENDUDUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR...
PELAKSANAAN PELAPORAN KELAHIRAN OLEH PENDUDUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR...PELAKSANAAN PELAPORAN KELAHIRAN OLEH PENDUDUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR...
PELAKSANAAN PELAPORAN KELAHIRAN OLEH PENDUDUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR...
 
KEDAULATAN ATAS WILAYAH LAUT TIMOR–LESTE BERDASAR PERSPEKTIF HUKUM INTERNASI...
KEDAULATAN ATAS WILAYAH LAUT TIMOR–LESTE  BERDASAR PERSPEKTIF HUKUM INTERNASI...KEDAULATAN ATAS WILAYAH LAUT TIMOR–LESTE  BERDASAR PERSPEKTIF HUKUM INTERNASI...
KEDAULATAN ATAS WILAYAH LAUT TIMOR–LESTE BERDASAR PERSPEKTIF HUKUM INTERNASI...
 
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH  DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARATREDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH  DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
 
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANAPERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
 
Replik
ReplikReplik
Replik
 
Surat kuasa
Surat kuasaSurat kuasa
Surat kuasa
 
Dupliek
DupliekDupliek
Dupliek
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
 
Surat gugatan
Surat gugatanSurat gugatan
Surat gugatan
 
Makalah htn
Makalah htnMakalah htn
Makalah htn
 
hukum perikatan in Bahasa
hukum perikatan in Bahasahukum perikatan in Bahasa
hukum perikatan in Bahasa
 
Jawaban tergugat
Jawaban tergugatJawaban tergugat
Jawaban tergugat
 
Manajemen kredit Indonesia
Manajemen kredit IndonesiaManajemen kredit Indonesia
Manajemen kredit Indonesia
 

Ähnlich wie Ppt htn

Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93
Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93
Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93
natal kristiono
 
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Satya Hs
 
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
AhmadSabiq6
 

Ähnlich wie Ppt htn (20)

Presentation11
Presentation11Presentation11
Presentation11
 
Dinamika Pemilu Di INdonesia.pptx
Dinamika Pemilu Di INdonesia.pptxDinamika Pemilu Di INdonesia.pptx
Dinamika Pemilu Di INdonesia.pptx
 
Presentasi Sejarah : Perbedaan Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955, Masa Orde Baru,...
Presentasi Sejarah : Perbedaan Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955, Masa Orde Baru,...Presentasi Sejarah : Perbedaan Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955, Masa Orde Baru,...
Presentasi Sejarah : Perbedaan Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955, Masa Orde Baru,...
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Partai Politik dan Sistem Politik di Indonesia
Partai Politik dan Sistem Politik di IndonesiaPartai Politik dan Sistem Politik di Indonesia
Partai Politik dan Sistem Politik di Indonesia
 
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
Format politik ekonomi indonesia   copy (2)Format politik ekonomi indonesia   copy (2)
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
 
Neww
NewwNeww
Neww
 
Pemilu
PemiluPemilu
Pemilu
 
Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93
Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93
Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93
 
Pemilu untuk Kita.ppt
Pemilu untuk Kita.pptPemilu untuk Kita.ppt
Pemilu untuk Kita.ppt
 
pemilu 2009.pdf
pemilu 2009.pdfpemilu 2009.pdf
pemilu 2009.pdf
 
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
 
Kebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan Umum
Kebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan UmumKebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan Umum
Kebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan Umum
 
Bab_7_MASA_REFORMASI.ppt
Bab_7_MASA_REFORMASI.pptBab_7_MASA_REFORMASI.ppt
Bab_7_MASA_REFORMASI.ppt
 
Pentingnya demokrasi
Pentingnya demokrasiPentingnya demokrasi
Pentingnya demokrasi
 
Sistem Pemilu 2014
Sistem Pemilu 2014Sistem Pemilu 2014
Sistem Pemilu 2014
 
Tugas pkn yang baru
Tugas pkn yang baruTugas pkn yang baru
Tugas pkn yang baru
 
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
 
Tinjauan kritis
Tinjauan kritisTinjauan kritis
Tinjauan kritis
 
Rational voter ver1
Rational voter ver1Rational voter ver1
Rational voter ver1
 

Mehr von Nasria Ika

sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
Nasria Ika
 
Essay hukum tata negara
Essay hukum tata negaraEssay hukum tata negara
Essay hukum tata negara
Nasria Ika
 
model pendidikan moral berbasis liberalis, komunis,
model pendidikan moral berbasis liberalis, komunis,model pendidikan moral berbasis liberalis, komunis,
model pendidikan moral berbasis liberalis, komunis,
Nasria Ika
 
Rangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologiRangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologi
Nasria Ika
 
Kewirausahaan ppt
Kewirausahaan pptKewirausahaan ppt
Kewirausahaan ppt
Nasria Ika
 
Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004
Nasria Ika
 
Surat kuasa termohon
Surat kuasa termohonSurat kuasa termohon
Surat kuasa termohon
Nasria Ika
 
Surat kuasa pemohon
Surat kuasa pemohonSurat kuasa pemohon
Surat kuasa pemohon
Nasria Ika
 
materi Afwezigheid
materi Afwezigheidmateri Afwezigheid
materi Afwezigheid
Nasria Ika
 
keadaan tak hadir (afwezigheid)
keadaan tak hadir (afwezigheid)keadaan tak hadir (afwezigheid)
keadaan tak hadir (afwezigheid)
Nasria Ika
 
analisis kasus Transjakarta
analisis kasus Transjakartaanalisis kasus Transjakarta
analisis kasus Transjakarta
Nasria Ika
 
Hubungan internasional (kasus transjakarta)
Hubungan internasional (kasus transjakarta)Hubungan internasional (kasus transjakarta)
Hubungan internasional (kasus transjakarta)
Nasria Ika
 
karakter nasional negara negara asean
karakter nasional negara negara aseankarakter nasional negara negara asean
karakter nasional negara negara asean
Nasria Ika
 
prinsip penilaian
prinsip penilaianprinsip penilaian
prinsip penilaian
Nasria Ika
 
soal evaluasi pengajaran
soal evaluasi pengajaransoal evaluasi pengajaran
soal evaluasi pengajaran
Nasria Ika
 
demokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradabdemokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradab
Nasria Ika
 
Model lasswell fix
Model lasswell fixModel lasswell fix
Model lasswell fix
Nasria Ika
 

Mehr von Nasria Ika (20)

sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
 
Essay hukum tata negara
Essay hukum tata negaraEssay hukum tata negara
Essay hukum tata negara
 
model pendidikan moral berbasis liberalis, komunis,
model pendidikan moral berbasis liberalis, komunis,model pendidikan moral berbasis liberalis, komunis,
model pendidikan moral berbasis liberalis, komunis,
 
Rangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologiRangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologi
 
Proposal kwu
Proposal kwuProposal kwu
Proposal kwu
 
Kewirausahaan ppt
Kewirausahaan pptKewirausahaan ppt
Kewirausahaan ppt
 
Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004
 
Repliek
RepliekRepliek
Repliek
 
Surat kuasa termohon
Surat kuasa termohonSurat kuasa termohon
Surat kuasa termohon
 
Surat kuasa pemohon
Surat kuasa pemohonSurat kuasa pemohon
Surat kuasa pemohon
 
Surat gugatan
Surat gugatanSurat gugatan
Surat gugatan
 
materi Afwezigheid
materi Afwezigheidmateri Afwezigheid
materi Afwezigheid
 
keadaan tak hadir (afwezigheid)
keadaan tak hadir (afwezigheid)keadaan tak hadir (afwezigheid)
keadaan tak hadir (afwezigheid)
 
analisis kasus Transjakarta
analisis kasus Transjakartaanalisis kasus Transjakarta
analisis kasus Transjakarta
 
Hubungan internasional (kasus transjakarta)
Hubungan internasional (kasus transjakarta)Hubungan internasional (kasus transjakarta)
Hubungan internasional (kasus transjakarta)
 
karakter nasional negara negara asean
karakter nasional negara negara aseankarakter nasional negara negara asean
karakter nasional negara negara asean
 
prinsip penilaian
prinsip penilaianprinsip penilaian
prinsip penilaian
 
soal evaluasi pengajaran
soal evaluasi pengajaransoal evaluasi pengajaran
soal evaluasi pengajaran
 
demokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradabdemokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradab
 
Model lasswell fix
Model lasswell fixModel lasswell fix
Model lasswell fix
 

Ppt htn

  • 1. SISTEM, PESERTA, DAN HASIL PEMILU PASCA REFORMASI
  • 2. 1. Yeti Arina (124254076) 2. Nasria Ika Nitasari (124254240) 3. Yeni Agus Tri Puryanti (124254243) 4. Elfira Rabbani Hafinur (124254244) 5. Ari Tri Maria (124254245) 6. El Sinta Lisnawati (124254246) PRODI S1 PPKn 2012 / C JURUSAN PMP-Kn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Disusun Oleh:
  • 3. SISTEM, PESERTA, DAN HASIL PEMILU PASCA REFORMASI A. Sistem Pemilu Pasca Reformasi Pasca pemerintahan Soeharto 1999, 2004 dan 2009 terdapat perubahan terhadap sistem pemilu di Indonesia yakni terjadinya modifikasi sistem proporsional di indonesia, dari proporsional tertutup menjadi proporsional semi daftar terbuka. Dilihat dari daerah pemilihan terdapat perubahan antara pemilu 1999 dengan masa orde baru. Di tahun 1999 provinsi masih sebagai daerah pilihan namun sudah menjadi pertimbangan kabupaten/kota dan alokasi kursi dari partai peserta pemilu didasarkan pada perolehan suara yang ada di masing-masing provinsi tetapi mulai mempertimbangkan perolehan calon dari masing-masing kabupaten /kota.
  • 4. Pada pemilu 2004 daerah pemilihan tidak lagi provinsi melainkan daerah yang lebih kecil lagi meskipun ada juga daerah pemilihan yang mencangkup satu provinsi seperti Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, kepulauan Riau, Yogyakarta, Bali, NTB, semua provinsi di Kalimantan, Sulawesi Utara dan Tenggara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Irian Jaya Barat. Masing-masing daerah pilihan mendapat jatah antara 3-12 kursi. Pada pemilu 2009 besaran daerah pemilihan untuk DPR diperkecil antara 3-10. Perbedaan lain berkaitan dengan pilihan terhadap kontestan.
  • 5. Setelah reformasi sistem pemilu Indonesia selalu berubah setiap kali pemilu. Pada prinsipnya perubahan tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut : 1999 2004 2009 Struktur Surat Suara Memilih partai (Party Ballot) Closed List Memilih partai atau partai dan nama calon Open List Memilih nama calon atau partai Open List Rumus Penentuan Calon Terpilih Berdasar Nomer Urut Proporsoional Berdasar No Urut Campuran Proporsional – Distrik Suara Terbanyak Campuran Proporsional – Distrik Luasan Dapil 3-12 / dapil DPR : 3-10 /dapil DPRD : 3-12kursi /dapil Jumlah Peserta Pemilu 48 24 36 Keterwakilan Perempuan DPR : 9 % DPR : 11 % DPR : 18 %
  • 6. B. Peserta Pemilu Pasca Reformasi 1. Pemilu 1999 Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik, antara lain: -Partai Indonesia Baru -Partai Pekerja Indonesia -Partai Kristen Nasional Indonesia -Partai Umat Muslimin Indonesia -Partai Nasional Indonesia -Partai Nasional Demokrat -Partai Aliansi Demokrat Indonesia -Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia -Partai Kebangkitan Muslim Indonesia -Partai Bhinneka Tunggal Ika -Partai Ummat Islam -Partai Nasional Bangsa Indonesia Indonesia -Partai Kebangkitan Umat -Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia -Partai Masyumi Baru -Partai Keadilan dan Persatuan -Partai Persatuan Pembangunan -Partai Cinta Damai -Partai Syarikat Islam indonesia -Partai Daulat Rakyat -Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan -Partai Abul Yatama -Partai Buruh Nasional -Partai Kebangsaan Merdeka -Partai Uni Demokrasi Indonesia -Partai Demokrasi Kasih Bangsa -Partai Kebangkitan Bangsa -Partai Amanat Nasional -Partai Persatuan -Partai Rakyat Demokrat -Partai Golongan Karya -Partai Syarikat Islam Indonesia (1905) -Partai Demokrasi Indonesia -Partai Katolik Demokrat -Partai Musyawarah Rakyat Banyak -Partai Pilihan Rakyat -Partai Rakyat Indonesia -Partai Islam Demokrat -Partai Politik Islam Indonesia Masyumi -Partai Republik -Partai Bulan Bintang -Partai Solidaritas Pekerja -Partai Keadilan -Partai Nahdlatul Ummat -Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong -Partai Nasional Indonesia -Partai Ikatan Pendukung -Partai Nasional Indonesia – Massa Marhaen Kemerdekaan Indonesia – Front Marhaenis
  • 7. 2. Pemilu 2004 Pemilu 2004 diikuti oleh 24 peserta partai politik, yaitu : -partai nasional marhaenisme -partai buruh sosial demokrat indonesia -partai bulan bintang -partai merdeka -partai persatuan pembangunan -partai persatuan demokrasi kebangsaan -partai perhimpunan indonesia baru -partai nasional banteng kemerdekaan -partai demokrat -partai keadilan dan persatuan Indonesia -partai penegak demokrasi Indonesia -partai persatuan nahdlatul ummah Indonesia -partai amanat nasional -partai karya peduli bangsa -partai kebangkitan bangsa -partai keadilan sejahtera -partai bintang reformasi -partai damai sejahtera -partai golongan karya -partai patriot pancasila -partai sarikat Indonesia -partai persatuan daerah -partai pelopor
  • 8. 3. Pemilu 2009 Terdapat 51 partai politik yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum / KPU untuk dapat turut serta dalam Pemilu tahun 2009, yaitu : A. 7 Parpol berdasarkan pasal 315 UU Pemilu -Partai Golkar (Partai Golongan Karya) -PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) -PPP (Partai Persatuan Pembangunan) -Partai Demokrat -PAN (Partai Amanat Nasional) -PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) -PKS (Partai Keadilan Sejahtera) B. 9 Parpol yang memenuhi pasal 316 huruf D Undang-Undang Pemilu -PBB (Partai Bulan Bintang) -PBR (Partai Bintang Reformasi) -PDS (Partai Damai Sejahtera) -Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme) -Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan -Partai Pelopor (PPDK) -Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) -Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) -Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
  • 9. C. 35 parpol baru yang lolos verifikasi administratif KPU -Partai Hanura -Partai Peduli Rakyat Nasional -Partai Pemersatu Bangsa -Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) -Partai Pemuda Indonesia -Partai Demokrasi Kebangsaan Bersatu -Partai Matahari Bangsa -Partai Republiku Indonesia -Partai Demokrasi Pembaruan -Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia -Partai Persatuan Daerah -Partai Buruh -Partai Nurani Umat -Partai Patriot -Partai Kebangkitan Nasional Ulama -Partai Kristen Demokrat -Partai Pengusaha dan Pekerja -Partai Karya Perjuangan Indonesia -Partai Barisan Nasional -Partai Republik Nusantara -Partai Perjuangan Indonesia baru -Partai Bhinneka Indonesia -Partai Kedaulatan -Partai Nusantara Kedaulatan Rakyat Indonesia -Partai Kasih Demokrasi Indonesia -Partai Merdeka -Partai Kristen Indonesia 1945 -Partai Reformasi -Partai Pembaruan bangsa -Partai Indonesia Sejahtera -Partai Demokrasi Perjuangan Rakyat -Partai Indonesia Tanah Air Kita -Partai Persatuan Sarikat Indonesia -Partai Kasih -Partai Kongres
  • 10. D. Daftar 11 parpol yang tidak lolos verifikasi KPU -Partai Islam -Partai Kristen Demokrasi indonesia -Partai Tenaga Kerja Indonesia -Partai Masyarakat Madani -Partai Pemersatu Nasional Indonesia -Partai Republik -Partai Bela Negara -Partai Nasional Indonesia -Partai Persatuan Perjuangan Rakyat -Partai Kerakyatan Nasional -Partai Reformasi Demokrasi E. 2 partai politik mengundurkan diri tidak berbadan hukum Depkum HAM -Partai Kemakmuran Rakyat -Partai Islam Indonesia Masyumi
  • 11. C. Hasil Pemilu Pasca Reformasi 1. Pemilu 1999 Berbekal keputusan KPU tersebut, PPI akhirnya dapat melakukan pembagian kursi hasil pemilu pada tanggal 1 September 1999. Hasil pembagian kursi itu menunjukkan, lima partai besar memborong 417 kursi DPR atau 90,26 persen dari 462 kursi yang diperebutkan. Sebagai pemenangnya adalah PDIP yang meraih 35.689.073 suara atau 33,74 persen dengan perolehan 153 kursi. Golkar memperoleh 23.741.758 suara atau 22,44 persen sehingga mendapatkan 120 kursi atau kehilangan 205 kursi dibanding Pemilu 1997. PKB dengan 13.336.982 suara atau 12,61 persen, mendapatkan 51 kursi. PPP dengan 11.329.905 suara atau 10,71 persen, mendapatkan 58 kursi atau kehilangan 31 kursi dibanding Pemilu 1997. PAN meraih 7.528.956 suara atau 7,12 persen, mendapatkan 34 kursi. Di luar lima besar, partai lama yang masih ikut, yakni PDI merosot tajam dan hanya meraih 2 kursi dari pembagian kursi sisa, atau kehilangan 9 kursi dibanding Pemilu 1997. Cara pembagian kursi hasil pemilihan kali ini tetap memakai sistem proporsional dengan mengikuti varian Roget. Dalam sistem ini sebuah partai memperoleh kursi seimbang dengan suara yang diperolehnya di daerah pemilihan, termasuk perolehan kursi berdasarkan the largest remainder. Tetapi cara penetapan calon terpilih berbeda dengan Pemilu sebelumnya, yakni dengan menentukan ranking perolehan suara suatu partai di daerah pemilihan.
  • 12. 2. Pemilu 2004 Pilpres 2004 berlangsung 2 putaran setelah tak satupun kontestan yang meraih suara dominan pada babak sebelumnya (5 juli 2004). Dua pasangan yang bersaing di putaran pamungkas, pada 20 september 2004, yaitu SBY-JK dan Megawati-Hasyim. SBY-Jkmenuju istana setelah mengantongi 69.266.350 suara (60,62%), sedangkan Mega-Hasyim meraih 44.990.704 suara (39,38%). Jumlah suara sah pada pilpres 2004: 114.256.054. suara tidak sah 2.405.651. total suara nasional: 116.662.705. Pemilu putaran pertama diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004, dan diikuti oleh 5 pasangan calon. Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 26 Juli 2004, dari 153.320.544 orang pemilih terdaftar, 122.293.844 orang (79,76%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 119.656.868 suara (97,84%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut: No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase 1. H. Wiranto, SH. Ir. H. Salahuddin Wahid 26.286.788 22,15% 2. Hj. Megawati Soekarnoputri H. Hasyim Muzadi 31.569.104 26,61% 3. Prof. Dr. HM. Amien Rais Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo 17.392.931 14,66% 4. H. Susilo Bambang Yudhoyono Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla 39.838.184 33,57% 5. Dr. H. Hamzah Haz H. Agum Gumelar, M.Sc. 3.569.861 3,01%
  • 13. Karena tidak ada satu pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega Hasyim. Pemilu putaran kedua diselenggarakan pada tanggal 20 september 2004 dan diikuti oleh 2 pasangan calon. Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 4 Oktober 2004, dari 150.644.184 orang pemilih terdaftar, 116.662.705 orang (77,44%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 114.257.054 suara (97,94%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut: No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase 2. Hj. Megawati Soekarnoputri H. Hasyim Muzadi 44.990.704 39,38% 4. H. Susilo Bambang Yudhoyono Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla 69.266.350 60,62%
  • 14. 3. Pemilu 2009 Pemilu 2009 yang menghabiskan lebih Rp 14 triliun sudah mendekati final setelah pemungutan suara telah dilaksanakan pada 9 April 2009. Dari hasil lembaga survei dan interaktif di radio Elshinta, Pemilu 2009 dinilai lebih buruk dibanding Pemilu 2004 maupun 1999. Dari masalah teknis dan pemutakhiran data pemilih yang jauh dari semestinya hingga rendahnya partisipasi rakyat dalam memilih para wakil rakyat untuk menentukan kebijakan Trias Politica. Besarnya angka golput, akan menurunkan keabsahan sistem pemerintah kedepan. Sehingga jalannya roda pemerintahan akan tidak “afdhal” alias cacat amanat rakyat. Total suara yang masuk adalah 104.099.785 dari seharusnya sekitar 171 juta hak suara masyarakat. Atau angka golput mencapai 39%. Terlihat bahwa hasil Quick Count yang dilakukan oleh LSI tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan sesungguhnya yakni tidak lebih besar dari 1% untuk tiap-tiap partai.
  • 15. Pada 25 april 2009, KPU menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara nasional Pilpres 2009 yang telah diselenggarakan pada 22-23 juli 2009. Hasil Pilpres 2009 berdasarkan penetapan tersebut adalah sebagai berikut. No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase suara 1 Megawati-Prabowo 32.548.105 26,79% 2 SBY-Boediono 73.874.562 60,80% 3 JK-Wiranto 15.081.814 12,41% Jumlah 121.504.481 100,00% Jumlah suara sah 121.504.481 Jumlah suara tidak sah 6.479.174 Jumlah suara peserta 127.983.655 Jumlah suara pemilih 171.068.667 Statistik
  • 16. KESIMPULAN DAN SARAN Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten (Kota). Pemilu secara langsung merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan hanya dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh penyelenggara yang mempunyai integritas, profesionalitas dan akuntabilitas. Pengawasan menjadi salah satu terpenting dalam menentukan berhasil atau tidaknya sebuah pemilu. Reformasi yang terjadi adalah sebuah negosiasi kekuasaan elit lama yang merasa kecewa atas seniornya, sehingga regulasi yang berjalan harus dibayar dengan kelaparan di berbagai daerah. Pasca reformasi yang harapannya akan ada format baru bagi dunia politik ternyata mengalami kebuntuan. Hal ini dapat dilihat dari partai politik yang menjadi bangunan dasar demokrasi, belum mampu untuk menjalankan fungsinya dengan baik.  KESIMPULAN
  • 17. Negara harus dapat mewujudkan pemilu demokratis yang jujur dan adil bertujuan untuk menghindari terjadinya legitimasi pemilu karenanya masalah-masalah penegakan hukum pemilu harus diselesaikan secara menyeluruh melalui identifikasi yang menjadi pemicu permasalahan dan dicari solusi agar hukum bisa ditegakkan. Atas desakan publik, Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie segera mempercepat pelaksanaan pemilu yang baru. Pada saat itu untuk sebagian alasan diadakannya pemilu adalah untuk memperoleh pengakuan atau kepercayaan dari publik, termasuk dunia internasional, karena pemerintahan dan lembaga-lembaga lain yang merupakan produk pemilu 1997 sudah dianggap tidak dipercaya. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Sidang Umum MPR untuk memilih presiden dan wakil presiden yang baru.  SARAN