4. Pencemaran air
Pencemaran air adalah
suatu perubahan keadaan
di suatu tempat
penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan
air tanah akibat aktivitas
manusia.
6. Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada
eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage)
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air
yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya
oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air
limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak,
nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik
, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di
sungai citarum
7. Akibat
1. Dapat menyebabkan banjir
2. Erosi
3. Kekurangan sumber air
4. Dapat membuat sumber penyakit
5. Tanah Longsor
6. Dapat merusak Ekosistem sungai
11. PENCEMARAN TANAH
Penyebab pencemaran tanah adalah akibat sampah
yang tidak dapat membusuk, seperti plastic, kaca,
kaleng, serta pemakaian zat kimia yang berlebihan.
13. Usaha Pelestarian
Keanekaragaman Makhluk Hidup
Begitu pentingnya keanekaragaman makhluk hidup bagi
manusia, sehingga diperlukan upaya untuk melindunginya.
Berbagai cara yang dapat ditempuh untuk melestarikan
keanekaragaman makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a. Membuat aturan perundangan yang dapat melindungi
kelestarian makhluk hidup.
b. Melakukan penyuluhan dan kampanye pentingnya
pelestarian keanekaragaman makhluk hidup.
c. Pembuatan taman nasional. Fungsi taman nasional adalah
perlindungan terhadap makhluk hidup dan ekosistemnya.
14. Beberapa contoh taman nasional yang telah dibentuk
adalah sebagai berikut.
1) Taman Nasional Gunung Leuser di Nangroe Aceh
Darussalam.
2) Taman Nasional Bukit Barisan di Bengkulu.
3) Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa Barat.
4) Taman Nasional Baluran di Jawa Timur.
d. Pembuatan cagar alam.
Fungsi cagar alam adalah untuk menjaga kondisi alam
suatu wilayah tetap dalam keadaan alami.
Beberapa contoh cagar alam :
1) Cagar alam Pangandaran Jawa Barat.
2) Cagar alam Kawah Ijen di Jawa Timur.
3) Cagar alam Rafflesia di Bengkulu.
15. Penetapan hutan lindung, yang berfungsi sebagai daerah
resapan air, mencegah erosi, melindungi habitat
berbagai jenis makhluk hidup, dan menjaga tata guna
air.
f. Hutan wisata, merupakan hutan produksi guna diambil
manfaatnya dan dapat digunakan untuk objek wisata.
g. Taman laut, didirikan untuk menjaga wilayah laut yang
memiliki keanekaragaman tinggi dan unik, misalnya taman laut
Bunaken di Sulawesi Utara.
h. Pembuatan kebun raya. Fungsi kebun raya tempat koleksi
tanaman dari berbagai wilayah untuk dilestarikan, untuk
penelitian, dan tempat rekreasi. Contohnya adalah kebun raya
Bogor, kebun raya Cibodas, dan kebun raya Purwodadi.
i. Pemeliharaan dan penangkaran hewan baik secara in situ
maupun ex situ. Hewan dipelihara di habitat aslinya disebut
pemeliharaan in situ, sedangkan secara ex situ, hewan dipelihara
di luar habitat aslinya.
16. Contoh hewan langka yang di lindungi
1. Badak jawa
(Rhinocerus sondaicus).
4. Rusa Bawean
(Axis kuhlii)
5. Orang utan
(Pongo abelii).
3. Harimau tutul Jawa
(Panthera pardus melas).
2. Tapir
(Tapirus indicus )
17. Hewan langka yang di lindungi
Anoa Dataran Rendah (Bubalus
depressicornis)
Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi)
Ajag (Cuon alpinus)
Banteng (Bos javanicus)
Bekantan (Nasalis larvatus)
Gajah Sumatera (Elephant maximus
sumatranus)
Gibbon Kalimantan (Hylobates muelleri)
Gibbon Kalimantan White-bearded
Gibbon (Hylobates agilis)
Kambing Hutan Sumatera (Capricornis
sumatraensis sumatraensis)
Kanguru Pohon Goodfellow
(Dendrolagus goodfellowi)
Kucing Merah (Pardofelis badia)
Kukang Jawa (Nycticebus javanicus)
Kuskus (Phalanger alexandrae)
Lutra Sumatra (Lutra sumatrana)
Wau-wau (Hylobates lar)
Macan Dahan Kalimantan (Neofelis
diardi borneensis)
Macan Dahan Sumatera (Neofelis
diardi diardi)
Monyet Sulawesi (Macaca maura)
Musang Air (Cynogale bennettii)
Orangutan Kalimantan (Pongo
pygmaeus)
Owa Jawa (Hylobates moloch)
Paus Bersirip (Balaenoptera physalus)
Paus Biru (Balaenoptera musculus)
Siamang (Hylobates klossii)
Siamang (Symphalangus syndactylus)
Tapir Asia (Tapirus indicus)
Trenggiling (Manis javanica)
Ungko (Hylobates agilis)
18. Tumbuhan langka yang di lindungi
( Kaktus )
(Kantung semar)
(Bunga bangkai)
(Anggrek kala)
(Rafflesia arnoldi)
20. Dinamika Penduduk
Perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dari
waktu ke waktu disebut dengan dinamika penduduk.
Dinamika penduduk sering menunjukkan
kecenderungan bertambah yang disebut
pertumbuhan penduduk.
Dinamika penduduk dipengaruhi oleh berbagai hal
antara lain : kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk.
21. 1. Kelahiran
Angka kelahiran atau natalitas menunjukkan jumlah
kelahiran bayi hidup setiap 1.000 penduduk di suatu
daerah per tahun.
Rumus : A.K =
Kriteria atau penggolongan angka kelahiran adalah sebagai
berikut.
a. Tinggi = Jika angka kelahiran menunjukkan angka lebih dari 30
b. Sedang = Jika angka kelahiran menunjukkan angka 20 – 30,
c. Rendah = Jika angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari
20
22. Misalnya selama tahun 2008 di desa Suka Rajin
terdapat kelahiran 145 jiwa. Data jumlah
penduduk pada akhir tahun 2007 berjumlah 2.500
jiwa. Maka kriteria angka kelahiran di desa Suka
Rajin pada tahun 2008 dapat ditentukan sebagai
berikut.
Jumlah kelahiran tahun 2008 adalah 145 jiwa.
Jumlah penduduk akhir tahun 2007 adalah 2.500
jiwa.
Angka kelahiran = 145 / 2.500 × 1000 = 58
Karena angka kelahiran di atas 30, maka angka
kelahiran di desa Suka Rajin pada tahun 2008
tergolong tinggi.
23. 2. Kematian
Jumlah penduduk dapat berkurang jika ada kematian. Angka
kematian atau mortalitas menunjukkan jumlah kematian per 1.000
penduduk di suatu daerah setiap tahun. Angka kematian di suatu
tempat dapat dihitung berdasarkan rumus berikut.
Angka kematian =
Kriteria atau penggolongan angka kematian adalah sebagai berikut.
a. Jika angka kematian menunjukkan lebih dari 18, maka angka
kematian di tempat tersebut tergolong tinggi.
b. Jika angka kematian menunjukkan angka 14–18, maka angka
kematian di tempat tersebut tergolong sedang.
c. Jika angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14, maka
angka kematian di tempat tersebut tergolong rendah.
24. Misalnya selama tahun 2008 di desa Suka Rajin
terdapat kematian 45 jiwa. Data statistik
menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Suka
Rajin pada akhir tahun 2007 berjumlah 2.500 jiwa.
Maka kriteria angka kematian di desa Suka Rajin
pada tahun 2008 dapat ditentukan sebagai berikut.
Jumlah kematian tahun 2008 adalah 45 jiwa.
Jumlah penduduk akhir tahun 2007 adalah 2.500
jiwa.
Angka kelahiran = 45 / 2.500 × 1000 = 18
Jadi, angka kematian di desa Suka Rajin pada
tahun 2008 termasuk golongan sedang.
25. 3. Perpindahan (Migrasi)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat
lain.
a. Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari dalam negeri ke luar
negeri untuk menetap.
b. Imigrasi adalah perpindahan penduduk negara lain ke negara
tertentu untuk menetap.
c. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke
daerah lain dalam suatu negara.
d. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Faktor yang mendorong terjadinya suatu migrasi adalah sebagai
berikut.
a. Faktor keamanan.
b. Faktor ekonomi, seperti kemudahan mencari lahan pekerjaan dan
biaya hidup yang murah.
c. Faktor kelengkapan sarana dan prasarana, seperti sarana
pendidikan, hiburan, dan sarana pemenuhan kebutuhan komunikasi
dan transportasi.
26. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara
jumlah penduduk dengan luas wilayah yang
ditempati. Kepadatan penduduk akan meningkat jika
angka kelahiran tinggi dan angka kematian rendah,
apalagi bila diikuti tingkat migrasi yang tinggi.
Hal ini dapat menyebabkan ledakan penduduk, yaitu
keadaan di mana pertumbuhan penduduk sangat
pesat melebihi daya dukung alam.
Untuk menghitung kepadatan penduduk yang
menempati area (luasan wilayah) tertentu dalam
suatu kurun waktu digunakan rumus sebagai berikut.
Kepadatan penduduk = jumlah penduduk (jiwa)
dibagi luas wilayah (km )