SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 26
LAPORAN PRAKTIKUM I
BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM)
Oleh :
Nyimas Amalia Rizki H (13222074)
Dosen Pembimbing
Riri Novita Sunarti, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara morfologi, daun sesungguhnya merupakan batang yang telah
mengalami modifikasi yang kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel
dan jaringan seperti terdapat pada batang. Alat ini hanya terdapat pada batang
saja dan tidak terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bentuk daun
yang tipis melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap
ke atas itu memang sudah selaras dengan fungsi dan bagi tumbuh tumbuhan.
Daun memiliki fungsi Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama
yang berupa zat gas CO2, Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), Penguapan
air (transpirasi), Pernapasan (respirasi) melalui stomata atau mulut daun.
Menurut Mulyani (2006), Daun merupakan organ tumbuhan yang paling
beragam. Perbedaan tipe daun (filome) spermatophyta sangat beragam baik
mengenai struktur dalam dan luar maupun mengenai struktur dalam dan luar,
maupun mengenai fungsinya.
Daun Angiospermae amat beragam struktur anatomi dan morfologinya.
Pada sebagian besar Angiospermae dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun,
dan helai daun. Bentuk, struktur dan ukuran ketiga bagian tersebut berguna
dalam menentukan klasifikasi daun (Hidayat, 1995).
Daun yang lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan
misalnya: pohon pisang (Musa paradisial L), pohon pinang (Areca catechu
L), bambu (Bambusa sp.), dan lain-lain. Daun yang lengkap mempunyai
bagian-bagian berikut : Upih daun atau pelepah daun (Vagina), Tangkai daun
(Petiolus), dan Helaian daun (Lamina). Tumbuhan yang mempunyai daun
yang lengkap tidak begitu banyak jumlah jenisnya. Kebanyakan tumbuhan
mempunyai daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian
tersebut di atas. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap. Jelaslah
sudah bahwa untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam soal apapun
selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan yang saksama. (Tjitrosoepomo,
1985).
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum bagian-bagian daun ini adalah untuk
mengenal dan membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian
tumbuhannya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Daun dan Fungsinya
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya
dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal
dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa
helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau (Rosanti, 2013).
Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang
kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti
yang terdapat pada batang. Perbedaanya, batang mempunyai pertumbuhan
yang tidak terbatas, sedangkan daun mempunyai pertumbuhan terbatas, yang
segera berhenti tumbuh, berfungsi untuk beberapa musim lalu gugur
(Tjitrosomo, 1983).
Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian
daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi
sebagai mengolah makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga
berfungsi sebagai alat transportasi atau pengangkutan zat makanan hasil
fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. Dan daun berfungsi sebagai alat
transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan dan pertukaran gas)
(Rosanti, 2013).
Bila ditinjau dari jumlah helaian daunnya, daun dibedakan menjadi daun
tunggal dan daun majemuk. Bila setiap satu tangkai daun didukung oleh satu
helaian daun, maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Bila dalam satu
tangkai daun didukung oleh lebih dari satu helaian daun, maka daun tersebut
dinamakan sebagai daun majemuk (Rosanti, 2013).
Daun (leaf) pada kebanyakan tumbuhan vaskuler merupakan organ
fotosintetik utama, walaupun batang hijau juga melakukan fotosintetis.
Bentuk daun sangat bervariasi, namun biasanya terdiri atas helaian pipih
dengan satu tangkaian daun (petiole), yang menyambungkan daun ke batang
pada nodus. Rumput dan pada kebanyakan monokotil yang lain, tidak
memiliki tangkai daun, sebagai gantinya mempunyai dasar daun membentuk
seludang yang membungkus batang (Wijayani, 2013).
Monokotil dan dikotil berbeda dalam susunan vena atau urat daun,
jaringan vaskuler pada daun. Sebagian besar monokotil, memiliki urat daun
utama yang paralel di sepanjang helaian daun. Dikotil biasanya memiliki
jejaring urat daun utama yang bercabang-cabang. Banyak daun yang
berukuran besar merupakan daun majemuk atau daun ganda (Wijayani,
2013).
Menurut Tjitrosomo (1983), bentuk daun yang tipis dan melebar, warna
hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah
selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk:
1. pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas
(CO2),
2. pengolahan zat-zat makanan (asimilasi),
3. penguapan air (transpirasi), dan
4. pernafasan (respirasi).
B. Jaringan pada Daun
Rintangan epidermis diselingi oleh stomata, yang memungkinkan
pertukaran gas antara udara di lingkungan sekitar dan sel-sel fotosintetik di
dalam daun. Selain meregulasi pengambilan CO2 untuk fotosintesis, stomata
merupakan jalur utama penguapan air (transpirasi). Istilah stoma dapat
merupakan pori stomata atau keseluruhan kompleks stomata yang terdiri dari
sebuah pori yang diapit oleh dua sel penjaga, yang meregulasi pembukaan dan
penutupan pori (Wijayani, 2013).
Jaringan dasar daun, yaitu mesofil terjepit di antara lapisan epidermis atas
dan bawah. Mesofil terutama terdiri dari sel-sel parenkim yang terspesialisasi
untuk fotosintesis. Daun-daun dari kebanyakan dikotil, memiliki dua daerah
yang berbeda yaitu mesofil palisade dan mesofil spons (bunga karang).
Mesofil palisade terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel parenkim
memanjang di bagian paling atas daun. Mesofil bunga karang terletak di
bawah mesofil palisade, yang tersusun lebih longgar dengan rongga udara
tempat CO2 dan oksigen bersirkulasi di sekitar sel-sel dan naik ke palisade.
Rongga udara di dekat stomata biasanya berukuran besar, tempat pertukaran
gas dengan udara luar (Wijayani, 2013).
Gambar 1. Anatomi Daun
(Zeiger, 2002)
Jaringan vaskuler setiap daun bersambungan dengan jaringan vaskuler
batang. Runtutan daun, sambungan dari berkas vaskuler batang, melewati
tangkai daun dan menuju daun. Urat daun adalah berkas vaskuler daun, yang
terbagi-bagi dan bercabang-cabang ke seluruh mesofil. Jaringan ini
mendekatkan xilem dan floem dengan jaringan fotosintetik, yang memperoleh
mineral dari xilem dan memuat gula serta produk-produk organik lain ke
dalam floem untuk ditranspor ke bagian-bagian lain dari tumbuhan. Struktur
vaskuler jugaberfungsi sebagai rangka yang memperkokoh bentuk daun.
Setiap urat daun dilindungi oleh seludang berkas, yang terdiri dari satu atau
beberapalapis sel, biasanya sel-sel parenkim. Sel-sel seludang berkas
sangatlah jelas pada daun tumbuhan yang melakukan fotosintesis C4. Tidak
seperti batang dan akar, daun jarang mengalami pertumbuhan sekunder
(Wijayani, 2013).
1. Epidermis
Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan adanya
kutikula dan stomata. Stomata bisa ditemukan di kedua sisi daun (daun
amfistomatik) atau hanya di satu sisi, yakni di sebelah atas atau adaksial
(daun epistomatik) atau lebih sering di sebelah bawah atau sisi abaksial
(daun hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat di kelompok dikotil,
letak stomata tersebar. Pada monokotil dan gymnospermae, stomata sering
tersusun dalam deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel
penutup pada stomata dapat berada di tempat yang sama tingginya, lebih
tinggi, atau lebih rendah dari epidermis (Hidayat, 1995).
2. Mesofil
Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung
kloroplas dan ruang antar sel. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi
menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (bunga karang).
Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan spons yang memiliki ruang
antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang
memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun. Meskipun
jaringan tiang nampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah
sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang,
kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut
mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien (Hidayat,
1995).
3. Sistem Jaringan Pembuluh
Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan
demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil.
Jarinagn pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak
dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh
dalam daun biasanya disebut tulang daun dan sistemnya adalah sistem
tulang daun. Tampak adanya dua macam pola yakni sistem tulang daun
jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang jala merupakan sistem
bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap
dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang lebih tebal. Tulang daun
tengah (ibu tulang daun atau costa) merupakan tulang daun paling tebal
dan secara berturut-turut menghasilkan cabang tingkat satu, dua dan
seterusnya (Hidayat, 1995).
C. Bagian-Bagian Daun
Menurut Tjitrosoepomo (2013), daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian berikut.
1. Upih daun atau pelepah daun
Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang
tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja.
Upih daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk
batang, juga dapat mempunyai fungsi lain:
a. Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti dapat dilihat
pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L).
b. Memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun-
daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak tampak,
bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya
tadi. Hal ini tentu saja mungkin terjadi apabila upih-upih daun amat
besar seperti misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L). Batang
yang tampak pada pohon pisang sebenarnya bukan batang tanaman
yang sesunguhnya dari itu disebut batang semu.
2. Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya
dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang
sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda
menurut jenisnya tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan
bentuknya dapat berbeda. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder
dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Dalam uraian
mengenai susunan daun telah dikemukakan pula, bahwa tangkai daun
dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi semacam
helaian daun yang dinamakan filodia.
3. Helaian daun (lamina)
Helaian daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis,
respirasi ataupun transpirasi. Besar kecilnya helaian daun merupakan
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya yang berhubungan dengan
proses transpirasi, agar tumbuhan tidak kehilangan air. Helaian memiliki
warna, bentuk dan ukuran yang beragam, yang merupakan ciri utama
dalam mengenal suatu tumbuhan (Rosanti, 2013).
Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan
misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal) pohon pinang (Areca
catechu) bambu (Bambusa sp). Tumbuhan yang mempunyai daun yang
lengkap tidak begitu banyak jumlah jenisnya (Tjitrosomo, 1983).
Gambar 2. Daun Lengkap dan Daun Tidak Lengkap
(Tjitrosoepomo, 2013)
Menurut Tjitrosomo (1983), kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut. Daun yang
demikian dinamakan daun tidak lengkap. Mengenai susunan daun yang
tidak lengkap ada beberapa kemungkinan yaitu sebagai berikut.
a. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja, lazimnya lalu disebut
daun bertangkai. Susunan daun yang demikian itulah yang paling
banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun
yang demikian tadi, misalnya nangka (Artocapus integra), mangga
(Mangifera indica).
b. Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut
daun berupih atau daun berpelepah seperti lazim kita dapati pada
tumbuhan yang tergolong suku rumput, misalnya padi (Oryza sativa)
jagung (Zea mays).
c. Daun hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang. Daun yang
demikian susunannya dinamakan daun duduk (sessilis). Daun yang
hanya terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang
demikian lebarnya, hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari
batang atau memluk batang, oleh sebab itu dinamkan daun memluk
batang. Seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus). Bagian
samping pangkal daun yang memluk batang itu seringkali
bangunanya membulat dan disebut telinga daun.
Gambar 3. Daun Yang Berupih dan Daun Yang Duduk
(Tjitrosoepomo, 2013)
d. Daun hanya terdiri atas tangkai saja, dan dalam hal ini tangkai tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu, dinamakan filodia,
seperti terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia yang berasal dari
Australia, misalnya Acacia auriculiformis.
4. Ujung Daun
Menurut Tjitrosoepomo (2013), ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Bentuk bentuk ujung daun
yang sering kita jumpai ialah sebagai berikut.
Gambar 4. Ujung-ujung Daun
(Tjitrosoepomo, 2013)
a. Runcing (acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip. Ujung daun yang runcing lazim
kita dapat pada daun-daun bangun, bulat memanjang, lanset, segitiga,
delta, dan belah ketupat. Sebagai contoh ujung daun oleander
(Nerium oleander).
b. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung
daun nampak sempit panjang dan runcing, misalnya ujung daun
sirsat (Annona muricata).
c. Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk
sudut yang tumpul, sering kita jumpai pada daun bangun bulat telur
terbalik atau bangun sudip misalnya ujung daun sawo kecik
(Monikara kauki).
d. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak
terbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur, terdapat pada daun yang bulatatau jorong, atau pada
daun bangun ginjal, misalnya ujung daun kaki kuda (Centella
asiatica), ujung daun teratai besar (Nelumbium nelumbo).
e. Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata,
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata) daun jambu
monyet (Anacardium occidentale).
f. Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan,
kadang-kadang amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida
retusa), kadang-kadang terbelahnya ujung hanya akan kelihatan jelas
jika diadakan pemeriksaan yang teliti, seperti misalnya ujung daun
bayam (Amaranthus hybridus).
g. Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras, merupakan suatu duri, misalnya ujung
daun nenas sebrang (Agave sp).
D. Perkembangan Daun
1. Pembentukan Bakal Daun
Awal perkembangan bakal daun adalah pembelahan periklinal di
daerah sisi lateral (perifera) ujung batang, agak di bawah daerah distal
meristem apeks. Lokasi pembelahan sel ditentukan oleh filotaksi
tumbuhan yang bersangkutan. Di banyak angiospermae, pembelahan
pertama terjadi di satu atau lebih lapaisan di bawah protoderm, dan
pembelahan terjadi dalam bidang periklinal. Pembelahan itu segera diikuti
pembelahan menurut bidang antiklinal dalam protoderm dan lapisan di
bawahnya. Kadang-kadang protoderm pun membelah periklinal.
Pembelahan awal ini menghasilkan tonjolan kecil yang disebut penyangga
daun (Hidayat, 1995).
2. Pertumbuhan Daun Memanjang dan Melebar
Bakal daun (primordium daun) tumbuh menjadi lebih tinggi dan
berbentuk tonjolan seperti kerucut yang disebut sumbu daun. Seiring
dengan permunculannya, primordium menjadi dorsal ventral. Selanjutnya,
primordium bertambah tinggi (panjang) dan bertambah lebar, dan dengan
pertumbuhan lebih aktif di sisi abaksial daripada di sisi adaksial,
dihasilkan lengkungan ke arah apeks pucuk (Hidayat, 1995).
Pertumbuhan yang menyebabkan perluasan lateral dari primordium
kemudian terpusat di kedua tepi sumbu daun. Di atas bagian dasar,
primordium berdiferensiasi menjadi tulang daun tengah dan dua panel
helai daun. Tulang daun lateral terpola sebagai jalinan berkas prokambium
sewaktu helai daun melebar. Pada daun yang bertangkai, tangkai itu
berkembang di antara helai daun dan dasar daun. Helai daun dapat tumbuh
melebar ke sisi lateral tulang daun tengah atau melengkung ke arah
adaksial sehingga menyelubungi meristem apeks dan bakal daun yang
lebih muda. Di sisi adaksial, tulang daun tengah sering bertambah tebal
dengan adanya pembelahan periklinal yang teratur sehingga terjadi daerah
meristem adaksial. Tangkai daun juga bertambah tebal dengan adanya
meristem adaksial (Hidayat, 1995).
3. Perkembangan Mesofili
Pada daun dikotil bifasial, diferensiasi mesofil terjadi dengan
pemanjanggan antiklinal dari bakal sel jaringan tiang yang diiringi dengan
pembelahan antiklinal. Sel jaringan spons juga membelah antiklinal, tetapi
kurang sering di bandingkan dengan sel jaringan tiang. Biasanya sel
jaringan spons masih isodiametrik. Sementara pembelahan masih
berlangsung di jaringan tiang, sel epidermis di dekatnya berhenti
membelah dan membesar, terutama dalam bidang sejajar permukaan daun
(bidang paradermal). Perluasan sel epidermis berlangsung lebih lama dan
lebih cepat daripada perluasan jaringan spons (Hidayat, 1995).
4. Perkembangan Jaringan Pembuluh
Perkembangan jaringan pembuluh pada daun dimulai dengan
perkembangan prokambium dalam bakal tulang daun tengah di saat awal.
Prokambium tersebut berdiferensiasi akropetal dan sinambung dengan
prokambium jalan daun dalam sumbu. Cabang tulang daun tingkat
pertama berkembang dari tulang daun utama ke arah tepi sewaktu daun
meluas ke arah lateral. Hal itu terjadi juga pada cabang tingkat dua, tiga,
dan seterusnya. Tulang daun paling kecil dibentuk paling belakang. Mula-
mula, tulang daun itu tampak dekat apeks daun, kemudian secara berturut-
turut lebih ke bawah, sesuai dengan pendewasaan daun yang basipetal.
Pembentukan berkas pembuluh yang baru terjadi selama seluruh stadium
pertumbuhan interkalar bagiannya secara bertahap melakukan diferensiasi
selnya yang lebih besar (Hidayat, 1995).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun pada praktikum morfologi tumbuhan mengenai bagian-bagian
daun dilaksanakan pada hari Jumat, 7 November 2014 pada pukul 15.15 WIB
di Laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.
B. Alat dan Bahan
1. Alat Praktikum
a. Lup
b. Mikroskop binokuler
c. Pensil warna
d. Mistar
e. Buku gambar
2. Bahan Praktikum
a. Daun bambu (Bambusa sp)
b. Daun Jagung (Zea mays)
c. Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
d. Daun bawang (Allium sp)
e. Daun kelapa (Cocus nucifera)
f. Talas pelangi (Caladium bicolor)
g. Daun Terong (Solanum lycopersicum)
h. Eforbia (Eforbia milli)
C. Cara Kerja
1. Diamati daun bambu, jagung, cemara kipas, daun bawang, daun kelapa,
talas pelangi, solanum lycopersicum, rosa sinensis, telor dan eforbia.
Lalu dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut.
2. Digambar daun tersebut dan tunjukkan bagian vagina, petiolus, dan
lamina.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 1 pegamatan daun
No Gambar Keterangan
1. Daun bunga sepatu (Rosa
sinensis)
1. Tangkai (petiolus)
2. Helai (lamina)
2. Daun Talas Pelangi (Colocasia
esculenta)
1. Helai (lamina)
2. Tangkai (petiolus)
3. Pelepah (vagina)
3. Daun tomat (Solanum
lycopersicum)
1. Helaian (lamina)
2. Tangkai (petiolus)
4. Daun bawang (Amilum cepa) 1. Helai
2. Upih
3. Tulang daun
5. Daun eforbia (Eforbia milli) 1. Helai (lamina)
2. Tangkai (petiolus)
6. Daun cemara kipas (Tuja
orientalis)
1. Helai (lamina)
2. Tangkai (petiolus)
7. Daun bambu (Bambusa sp) 1. Helai (lamina)
2. Tangkai (petiolus)
8. Daun kelapa (Cocus nucifera) 1. 1. Helai (lamina)
2. Tangkai (petiolus)
3. Pelepah (vagina)
9. Daun terong (Solanum
melongena)
2. 1. Helai (lamina)
2. Tangkai (petiolus)
3. Tulang daun
B. Pembahasan
Adapun pembahasan pada praktikum bagian-bagian daun ialah mengenai
sifat-sifat daun adalah sebagai berikut.
1. Daun bambu
Daun bambu merupakan daun yang tergolong daun tidak sempurna
karena memiliki bagian daun yaitu helaian dan pelepah saja namun daun
ini memiliki alat tambahn seperti selubung bumbung. Bangun atau bentuk
dari daun bambu adalah berbentuk garis atau bentuk memanjang. Ujung
daun pada daun bambu berbentuk meruncing. Sedangkan untuk pangkal
daun membulat karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali
sudut pangkal daun. Daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi
maupun bertoreh. Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis cukup
kaku. Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun.
Permukaan atas daun cukup kasar dan bawahnya berbulu licin karena
disebabkan pertulangan daun yang cukup terasa karena ada semacam
bulu-bulu halus. Warna daunnya ada perbedaan atas dan bawah, pada
bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang ada dibagian bawah.
Warna daun bambu biasanya berwarna hijau namun ada juga yang
berwarna kuning.
2. Talas pelangi (Colocasia sp)
Talas pelangi atau keladi adalah tanaman yang kebanyakan hidup di
daerah dekat sungai atau tempat yang tergenang air. Talas pelangi
memiliki bagian daun berupa pelepah dan helai daun. Tangkai daun
keladi adalah tangkai semu yang merupakan pemanjangan dari pelapah
daun. Tanaman keladi memiliki daun daun berbentuk perisai dengan
ujung daun meruncing dan pangkal daun membelah. Tepi daun tumbuhan
keladi rata hampir bergelombang. Daging daunnya lunak dan tipis.
Permukaan atas dan bawah daun tanaman keladi licin dan dilapisi
lilin seperti daun pisang. Kebanyakan warna daun keladi adalah hijau.
Pertulangan daun tanaman keladi menjari.
3. Kembang sepatu (Hibicus rosa sinensis)
Kembang sepatu (Hibicus rosa sinensis)merupakan salah satu
tumbuhan yang memiliki kelengkapan daunnya bertangkai, bangun daun
yang menjorong, pangkal daun membulat, ujung dun yng meruncing,
daging daun seperti kertas, warna daun ini hijau tua yang permukaannya
kasap dan jumlahnya daunnya itu termasuk tunggal yang tepinya
bergerigih.
4. Daun bawang (Allium schoenoprasum)
Daun bawang (Allium schoenoprasum)termasuk kedalam tanaman
umbi lapis, yang kelengkapan daunnya berupih, bangun daunnya
memanjang pangkal daun rata, ujung daun runcing, daunnya berdaging
warnanya hijau kekuningan yang permukaannya licin dengan jumlah
daunnya termasuk tunggal dan tepi daunnya rata pertulangannya menjari.
5. Daun eforbia (Eufhorbia milii)
Daun eforbia (Eufhorbia milii) yang mempunyai kelengkapan
daunnya bertangkai, bangun daun memanjang, pangkal daun tumpul, dan
ujung daun membulat, daging daunnya berlulang yang warnanya hijau tua
permukaannya licin termasuk daun majemuk tepi rata dan pertulangannya
menyirip.
6. Daun terong (Solanum melongena)
Daun terong (Solanum melongena) yang kelengkapan daunnya daun
bertangkai bentuk bangun daunnya bulat, pangkal daun rompang, ujung
daunnya meruncing, daging daunnya seperti kertas, warnanya hijau tua,
permukaannya berbulu, termasuk daun tunggal dan tepinya bertoreh
kemudian pertulangannya menjari.
7. Daun kelapa (Cocos nucifera L)
Daun kelapa ini termasuk daun lengkap, bangun daunnya
memanjang, pangkal daunnya berlekuk, ujung daunnya runcing, daging
daunnya seperti kertas, warna daun kelapa biasa hijau tua, permukaannya
itu kasap, jumlah daunnya majemuk, dan tepinya itu rata
8. Daun jagung (Zea mays)
Daun jagung (Zea mays) mempunyai kelengkapan daun berupih,
bangun daunnya bangun pita, pangkal daun rata, ujung daunnya
meruncing, daging seperti kertas warnanya daun ini hijau tua, yang
permukaan berbulu jumlah tunggal tepinya rata, pertulangan sejajar.
9. Daun cemara kipas (Casuarina equisetifolia)
Daun cemara kipas (Casuarina equisetifolia) mempunyai
kelengkapan daun bertangkai, bangun daunnya bangun jarum, pangkal
daun meruncing, ujung daun membulat,warnanya hijau, permukaannya
kasar yang jumlahnya majemuk dan pertulangannya menjari.
Daun dapat dikelompokkan berdasarkan kelengkapannya. Daun lengkap
adalah tumbuhan yang memiliki pelepah, tangkai daun dan helaian daun.
Tumbuhan yang termasuk daun lengkap adalah daun talas pelangi
(Colocasia esculenta), daun bambu (Bambusa sp), daun kelapa (Cocos
nucifera), dan daun jagung (Zea mays).
Menurut Tjitrosoepomo (2013), daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian seperti upih daun atau pelepah daun, tangkai daun (petiolus), helaian
daun (lamina). Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada
tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal
(Monocotyledoneae) saja. Upih daun selain merupakan bagian daun yang
melekat atau memeluk batang, juga dapat mempunyai fungsi lain Sebagai
pelindung kuncup yang masih muda, seperti dapat dilihat pada tanaman tebu
(Saccharum officinarum L). Memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam
hal ini upih daun-daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak
tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya
tadi. Hal ini tentu saja mungkin terjadi apabila upih-upih daun amat besar
seperti misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L). Batang yang tampak
pada pohon pisang sebenarnya bukan batang tanaman yang sesunguhnya dari
itu disebut batang semu. Tangkai daun (petiolus). Tangkai daun merupakan
bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan
helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh
cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun
amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan
ukuran dan bentuknya dapat berbeda. Umumnya tangkai daun berbentuk
silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Dalam
uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula, bahwa tangkai daun
dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi semacam helaian
daun yang dinamakan filodia.
Helaian daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis, respirasi
ataupun transpirasi. Besar kecilnya helaian daun merupakan adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungannya yang berhubungan dengan proses
transpirasi, agar tumbuhan tidak kehilangan air. Helaian memiliki warna,
bentuk dan ukuran yang beragam, yang merupakan ciri utama dalam
mengenal suatu tumbuhan (Rosanti, 2013).
Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan
misalnya pohon pisang (Musa paradisiacal) pohon pinang (Areca catechu)
bambu (Bambusa sp). Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap tidak
begitu banyak jumlah jenisnya (Tjitrosomo, 1983).
Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang
tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja.
Tumbuhan yang hanya memiliki tangkai (petiolus), dan helaian (lamina),
sering disebut dain bertangkai. Struktur ini dimiliki daun pada umumnya
yang dijumpai sehari-hari di lingkungan sekitar kita. Contohnya adalah
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), pepaya (Carica papaya), jambu
biji (Psidium guajava), dan cabe (Capsicum sp) (Rosanti, 2013).
Daun berupih adalah tumbuhan yang hanya terdiri dari upih dan helaian
daun saja. Tumbuhan yang termasuk ke dalam daun berupih yaitu daun
bawang (Amilum cepa).
Menurut Tjitrosomo (1983), kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut. Daun yang
demikian dinamakan daun tidak lengkap. Hanya terdiri atas tangkai dan
helaian saja, lazimnya lalu disebut daun bertangkai. Susunan daun yang
demikian itulah yang paling banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan
mempunyai daun yang demikian tadi, misalnya nangka (Artocapus integra),
mangga (Mangifera indica). Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang
demikian ini disebut daun berupih atau daun berpelepah seperti lazim kita
dapati pada tumbuhan yang tergolong suku rumput, misalnya padi (Oryza
sativa) jagung (Zea mays). Daun hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih
dan tangkai, sehingga helaian langsung melekat atau duduk pada batang.
Daun yang demikian susunannya dinamakan daun duduk (sessilis). Daun
yang hanya terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang
demikian lebarnya, hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang
atau memluk batang, oleh sebab itu dinamkan daun memluk batang. Seperti
terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus). Bagian samping pangkal daun
yang memluk batang itu seringkali bangunanya membulat dan disebut telinga
daun.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu vagina, petiolus, dan lamina. Daun
yang memiliki ketiga bagian tersebut dinamakan daun lengkap. Daun lengkap
adalah tumbuhan yang memiliki pelepah, tangkai daun dan helaian daun.
Tumbuhan yang termasuk daun lengkap adalah daun talas pelangi
(Colocasia esculenta), daun bambu (Bambusa sp), daun kelapa (Cocos
nucifera), dan daun jagung (Zea mays). Daun bertangkai adalah tumbuhan
yang hanya memiliki tangkai dan helaian saja. Tumbuhan yang termasuk
daun bertangkai yaitu daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), daun
tomat (Solanum lycopersicum), daun eforbia (Euforbia milli), daun cemara
kipas (Tuja orientalis), dan daun terong (Solanum melongena). Daun berupih
adalah tumbuhan yang hanya terdiri dari upih dan helaian daun saja.
Tumbuhan yang termasuk ke dalam daun berupih yaitu daun bawang
(Amilum cepa).
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Tjitrotrosoepomo, Gembong. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tjitrosomo, Siti. 1983. Botani Umum 1. Bandung: Angkasa.
Wijayani, Suprih. 2013. Biologi. Yogyakarta: Amara Books.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUN
MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUNMODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUN
MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUNBetacarotene
 
Makalah morfologi daun
Makalah  morfologi daunMakalah  morfologi daun
Makalah morfologi daunWarnet Raha
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaAgustin Dian Kartikasari
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram DaunAgustin Dian Kartikasari
 
Ppt kelompok 6 (batang)
Ppt kelompok 6 (batang)Ppt kelompok 6 (batang)
Ppt kelompok 6 (batang)Stiffany Tiwi
 
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)fentyagustin1
 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)Dokter Tekno
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUN
MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUNMODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUN
MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUN
 
Makalah morfologi daun
Makalah  morfologi daunMakalah  morfologi daun
Makalah morfologi daun
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Botani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun MajemukBotani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun Majemuk
 
Makalah morfologi daun
Makalah  morfologi daunMakalah  morfologi daun
Makalah morfologi daun
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
 
Makalah morfologi batang
Makalah morfologi batangMakalah morfologi batang
Makalah morfologi batang
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Filotaksis daun
Filotaksis daunFilotaksis daun
Filotaksis daun
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
 
Stomata
StomataStomata
Stomata
 
Ppt kelompok 6 (batang)
Ppt kelompok 6 (batang)Ppt kelompok 6 (batang)
Ppt kelompok 6 (batang)
 
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (20)

Makalah morfologi daun
Makalah  morfologi daunMakalah  morfologi daun
Makalah morfologi daun
 
Morfologi Daun
Morfologi DaunMorfologi Daun
Morfologi Daun
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bentuk Setiap Bagian Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Bentuk Setiap Bagian DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Bentuk Setiap Bagian Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Bentuk Setiap Bagian Daun
 
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
 
Makalah morfologi daun
Makalah morfologi daunMakalah morfologi daun
Makalah morfologi daun
 
praktikum morfologi tumbuhan
praktikum morfologi tumbuhanpraktikum morfologi tumbuhan
praktikum morfologi tumbuhan
 
Daun Majemuk
Daun MajemukDaun Majemuk
Daun Majemuk
 
Daun Majemuk Menjari
Daun Majemuk MenjariDaun Majemuk Menjari
Daun Majemuk Menjari
 
Laporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIP
Laporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIPLaporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIP
Laporan Praktikum Matakuliah Biologi Semester 1 Tahun 2012 FPP UNDIP
 
Daun tunggal dan majemuk nanda
Daun tunggal dan majemuk nandaDaun tunggal dan majemuk nanda
Daun tunggal dan majemuk nanda
 
Botani 2 Daun Tunggal
Botani 2 Daun TunggalBotani 2 Daun Tunggal
Botani 2 Daun Tunggal
 
Kerangka tumbuhan dan modifikasinya
Kerangka tumbuhan dan modifikasinyaKerangka tumbuhan dan modifikasinya
Kerangka tumbuhan dan modifikasinya
 
KONSEP FOLIUM (Daun)
KONSEP FOLIUM (Daun)KONSEP FOLIUM (Daun)
KONSEP FOLIUM (Daun)
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
 
Daun
DaunDaun
Daun
 
Morfologi Tumbuhan
Morfologi TumbuhanMorfologi Tumbuhan
Morfologi Tumbuhan
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 

Ähnlich wie LAPORAN PRAKTIKUM I BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM

Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptxAnatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptxKhalifahRizqiyah
 
Fungsi Tumbuhan
Fungsi TumbuhanFungsi Tumbuhan
Fungsi Tumbuhanboim007
 
Struktur dan Fungi Jaringan Tumbuhan.pptx
Struktur dan Fungi Jaringan Tumbuhan.pptxStruktur dan Fungi Jaringan Tumbuhan.pptx
Struktur dan Fungi Jaringan Tumbuhan.pptxAnitaNurRohma
 
Laporan kulap itb kel 5
Laporan kulap itb kel 5Laporan kulap itb kel 5
Laporan kulap itb kel 5Rica Nuraeni
 
Anatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanAnatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanJuna Edi
 
TUgas KELOMPOK 4 Modul D.pptx
TUgas KELOMPOK 4 Modul D.pptxTUgas KELOMPOK 4 Modul D.pptx
TUgas KELOMPOK 4 Modul D.pptxselvivanlith21
 
bab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam Teknologi
bab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam Teknologibab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam Teknologi
bab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam TeknologiNia Pratiwi
 
Jaringan pada hewan dan tumbuhan
Jaringan pada hewan dan tumbuhan Jaringan pada hewan dan tumbuhan
Jaringan pada hewan dan tumbuhan Rifa Ramadhani
 
Organ daun dan bunga pada tumbuhan
Organ daun dan bunga pada tumbuhanOrgan daun dan bunga pada tumbuhan
Organ daun dan bunga pada tumbuhanIs Wanto
 
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan DaunMenggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan DaunMentari Arsharanti
 

Ähnlich wie LAPORAN PRAKTIKUM I BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM (20)

Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptxAnatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
 
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docx
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docxMORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docx
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docx
 
Fungsi Tumbuhan
Fungsi TumbuhanFungsi Tumbuhan
Fungsi Tumbuhan
 
P.point biologi
P.point biologiP.point biologi
P.point biologi
 
Struktur dan Fungi Jaringan Tumbuhan.pptx
Struktur dan Fungi Jaringan Tumbuhan.pptxStruktur dan Fungi Jaringan Tumbuhan.pptx
Struktur dan Fungi Jaringan Tumbuhan.pptx
 
Makalah morfologi daun
Makalah morfologi daunMakalah morfologi daun
Makalah morfologi daun
 
Laporan kulap itb kel 5
Laporan kulap itb kel 5Laporan kulap itb kel 5
Laporan kulap itb kel 5
 
Struktur dan Fungsi Tumbuhan
Struktur dan Fungsi TumbuhanStruktur dan Fungsi Tumbuhan
Struktur dan Fungsi Tumbuhan
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
 
Anatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanAnatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhan
 
Tugas biologi DAUN
Tugas biologi DAUNTugas biologi DAUN
Tugas biologi DAUN
 
TUgas KELOMPOK 4 Modul D.pptx
TUgas KELOMPOK 4 Modul D.pptxTUgas KELOMPOK 4 Modul D.pptx
TUgas KELOMPOK 4 Modul D.pptx
 
bab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam Teknologi
bab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam Teknologibab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam Teknologi
bab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam Teknologi
 
Jaringan pada hewan dan tumbuhan
Jaringan pada hewan dan tumbuhan Jaringan pada hewan dan tumbuhan
Jaringan pada hewan dan tumbuhan
 
Akar tumbuhan
Akar tumbuhanAkar tumbuhan
Akar tumbuhan
 
Organ daun dan bunga pada tumbuhan
Organ daun dan bunga pada tumbuhanOrgan daun dan bunga pada tumbuhan
Organ daun dan bunga pada tumbuhan
 
Bagian 2.pptx
Bagian 2.pptxBagian 2.pptx
Bagian 2.pptx
 
Rangkuman morfologi daun
Rangkuman morfologi daunRangkuman morfologi daun
Rangkuman morfologi daun
 
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan DaunMenggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
 

Kürzlich hochgeladen

sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 

Kürzlich hochgeladen (9)

sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 

LAPORAN PRAKTIKUM I BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM I BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM) Oleh : Nyimas Amalia Rizki H (13222074) Dosen Pembimbing Riri Novita Sunarti, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara morfologi, daun sesungguhnya merupakan batang yang telah mengalami modifikasi yang kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti terdapat pada batang. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bentuk daun yang tipis melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah selaras dengan fungsi dan bagi tumbuh tumbuhan. Daun memiliki fungsi Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas CO2, Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), Penguapan air (transpirasi), Pernapasan (respirasi) melalui stomata atau mulut daun. Menurut Mulyani (2006), Daun merupakan organ tumbuhan yang paling beragam. Perbedaan tipe daun (filome) spermatophyta sangat beragam baik mengenai struktur dalam dan luar maupun mengenai struktur dalam dan luar, maupun mengenai fungsinya. Daun Angiospermae amat beragam struktur anatomi dan morfologinya. Pada sebagian besar Angiospermae dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun, dan helai daun. Bentuk, struktur dan ukuran ketiga bagian tersebut berguna dalam menentukan klasifikasi daun (Hidayat, 1995). Daun yang lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musa paradisial L), pohon pinang (Areca catechu L), bambu (Bambusa sp.), dan lain-lain. Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut : Upih daun atau pelepah daun (Vagina), Tangkai daun (Petiolus), dan Helaian daun (Lamina). Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap tidak begitu banyak jumlah jenisnya. Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap. Jelaslah sudah bahwa untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam soal apapun selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan yang saksama. (Tjitrosoepomo, 1985).
  • 3. B. Tujuan Adapun tujuan dalam praktikum bagian-bagian daun ini adalah untuk mengenal dan membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian tumbuhannya.
  • 4. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Daun dan Fungsinya Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau (Rosanti, 2013). Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti yang terdapat pada batang. Perbedaanya, batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas, sedangkan daun mempunyai pertumbuhan terbatas, yang segera berhenti tumbuh, berfungsi untuk beberapa musim lalu gugur (Tjitrosomo, 1983). Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi sebagai mengolah makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga berfungsi sebagai alat transportasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. Dan daun berfungsi sebagai alat transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan dan pertukaran gas) (Rosanti, 2013). Bila ditinjau dari jumlah helaian daunnya, daun dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Bila setiap satu tangkai daun didukung oleh satu helaian daun, maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Bila dalam satu tangkai daun didukung oleh lebih dari satu helaian daun, maka daun tersebut dinamakan sebagai daun majemuk (Rosanti, 2013). Daun (leaf) pada kebanyakan tumbuhan vaskuler merupakan organ fotosintetik utama, walaupun batang hijau juga melakukan fotosintetis. Bentuk daun sangat bervariasi, namun biasanya terdiri atas helaian pipih dengan satu tangkaian daun (petiole), yang menyambungkan daun ke batang pada nodus. Rumput dan pada kebanyakan monokotil yang lain, tidak
  • 5. memiliki tangkai daun, sebagai gantinya mempunyai dasar daun membentuk seludang yang membungkus batang (Wijayani, 2013). Monokotil dan dikotil berbeda dalam susunan vena atau urat daun, jaringan vaskuler pada daun. Sebagian besar monokotil, memiliki urat daun utama yang paralel di sepanjang helaian daun. Dikotil biasanya memiliki jejaring urat daun utama yang bercabang-cabang. Banyak daun yang berukuran besar merupakan daun majemuk atau daun ganda (Wijayani, 2013). Menurut Tjitrosomo (1983), bentuk daun yang tipis dan melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk: 1. pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas (CO2), 2. pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), 3. penguapan air (transpirasi), dan 4. pernafasan (respirasi). B. Jaringan pada Daun Rintangan epidermis diselingi oleh stomata, yang memungkinkan pertukaran gas antara udara di lingkungan sekitar dan sel-sel fotosintetik di dalam daun. Selain meregulasi pengambilan CO2 untuk fotosintesis, stomata merupakan jalur utama penguapan air (transpirasi). Istilah stoma dapat merupakan pori stomata atau keseluruhan kompleks stomata yang terdiri dari sebuah pori yang diapit oleh dua sel penjaga, yang meregulasi pembukaan dan penutupan pori (Wijayani, 2013). Jaringan dasar daun, yaitu mesofil terjepit di antara lapisan epidermis atas dan bawah. Mesofil terutama terdiri dari sel-sel parenkim yang terspesialisasi untuk fotosintesis. Daun-daun dari kebanyakan dikotil, memiliki dua daerah yang berbeda yaitu mesofil palisade dan mesofil spons (bunga karang). Mesofil palisade terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel parenkim memanjang di bagian paling atas daun. Mesofil bunga karang terletak di bawah mesofil palisade, yang tersusun lebih longgar dengan rongga udara
  • 6. tempat CO2 dan oksigen bersirkulasi di sekitar sel-sel dan naik ke palisade. Rongga udara di dekat stomata biasanya berukuran besar, tempat pertukaran gas dengan udara luar (Wijayani, 2013). Gambar 1. Anatomi Daun (Zeiger, 2002) Jaringan vaskuler setiap daun bersambungan dengan jaringan vaskuler batang. Runtutan daun, sambungan dari berkas vaskuler batang, melewati tangkai daun dan menuju daun. Urat daun adalah berkas vaskuler daun, yang terbagi-bagi dan bercabang-cabang ke seluruh mesofil. Jaringan ini mendekatkan xilem dan floem dengan jaringan fotosintetik, yang memperoleh mineral dari xilem dan memuat gula serta produk-produk organik lain ke dalam floem untuk ditranspor ke bagian-bagian lain dari tumbuhan. Struktur vaskuler jugaberfungsi sebagai rangka yang memperkokoh bentuk daun. Setiap urat daun dilindungi oleh seludang berkas, yang terdiri dari satu atau beberapalapis sel, biasanya sel-sel parenkim. Sel-sel seludang berkas sangatlah jelas pada daun tumbuhan yang melakukan fotosintesis C4. Tidak seperti batang dan akar, daun jarang mengalami pertumbuhan sekunder (Wijayani, 2013). 1. Epidermis Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula dan stomata. Stomata bisa ditemukan di kedua sisi daun (daun amfistomatik) atau hanya di satu sisi, yakni di sebelah atas atau adaksial (daun epistomatik) atau lebih sering di sebelah bawah atau sisi abaksial
  • 7. (daun hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat di kelompok dikotil, letak stomata tersebar. Pada monokotil dan gymnospermae, stomata sering tersusun dalam deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata dapat berada di tempat yang sama tingginya, lebih tinggi, atau lebih rendah dari epidermis (Hidayat, 1995). 2. Mesofil Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung kloroplas dan ruang antar sel. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (bunga karang). Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan spons yang memiliki ruang antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun. Meskipun jaringan tiang nampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang, kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien (Hidayat, 1995). 3. Sistem Jaringan Pembuluh Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jarinagn pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut tulang daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun. Tampak adanya dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang jala merupakan sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang lebih tebal. Tulang daun tengah (ibu tulang daun atau costa) merupakan tulang daun paling tebal dan secara berturut-turut menghasilkan cabang tingkat satu, dua dan seterusnya (Hidayat, 1995).
  • 8. C. Bagian-Bagian Daun Menurut Tjitrosoepomo (2013), daun yang lengkap mempunyai bagian- bagian berikut. 1. Upih daun atau pelepah daun Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja. Upih daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang, juga dapat mempunyai fungsi lain: a. Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti dapat dilihat pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L). b. Memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun- daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya tadi. Hal ini tentu saja mungkin terjadi apabila upih-upih daun amat besar seperti misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L). Batang yang tampak pada pohon pisang sebenarnya bukan batang tanaman yang sesunguhnya dari itu disebut batang semu. 2. Tangkai daun (petiolus) Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Dalam uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula, bahwa tangkai daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi semacam helaian daun yang dinamakan filodia. 3. Helaian daun (lamina) Helaian daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis, respirasi ataupun transpirasi. Besar kecilnya helaian daun merupakan adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya yang berhubungan dengan
  • 9. proses transpirasi, agar tumbuhan tidak kehilangan air. Helaian memiliki warna, bentuk dan ukuran yang beragam, yang merupakan ciri utama dalam mengenal suatu tumbuhan (Rosanti, 2013). Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal) pohon pinang (Areca catechu) bambu (Bambusa sp). Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap tidak begitu banyak jumlah jenisnya (Tjitrosomo, 1983). Gambar 2. Daun Lengkap dan Daun Tidak Lengkap (Tjitrosoepomo, 2013) Menurut Tjitrosomo (1983), kebanyakan tumbuhan mempunyai daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap. Mengenai susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan yaitu sebagai berikut. a. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja, lazimnya lalu disebut daun bertangkai. Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian tadi, misalnya nangka (Artocapus integra), mangga (Mangifera indica). b. Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun berupih atau daun berpelepah seperti lazim kita dapati pada tumbuhan yang tergolong suku rumput, misalnya padi (Oryza sativa) jagung (Zea mays).
  • 10. c. Daun hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga helaian langsung melekat atau duduk pada batang. Daun yang demikian susunannya dinamakan daun duduk (sessilis). Daun yang hanya terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian lebarnya, hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau memluk batang, oleh sebab itu dinamkan daun memluk batang. Seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus). Bagian samping pangkal daun yang memluk batang itu seringkali bangunanya membulat dan disebut telinga daun. Gambar 3. Daun Yang Berupih dan Daun Yang Duduk (Tjitrosoepomo, 2013) d. Daun hanya terdiri atas tangkai saja, dan dalam hal ini tangkai tadi biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan suatu helaian daun semu atau palsu, dinamakan filodia, seperti terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia yang berasal dari Australia, misalnya Acacia auriculiformis. 4. Ujung Daun Menurut Tjitrosoepomo (2013), ujung daun dapat pula memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Bentuk bentuk ujung daun yang sering kita jumpai ialah sebagai berikut.
  • 11. Gambar 4. Ujung-ujung Daun (Tjitrosoepomo, 2013) a. Runcing (acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip. Ujung daun yang runcing lazim kita dapat pada daun-daun bangun, bulat memanjang, lanset, segitiga, delta, dan belah ketupat. Sebagai contoh ujung daun oleander (Nerium oleander). b. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing, misalnya ujung daun sirsat (Annona muricata). c. Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul, sering kita jumpai pada daun bangun bulat telur terbalik atau bangun sudip misalnya ujung daun sawo kecik (Monikara kauki). d. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang bulatatau jorong, atau pada daun bangun ginjal, misalnya ujung daun kaki kuda (Centella asiatica), ujung daun teratai besar (Nelumbium nelumbo).
  • 12. e. Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata, misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata) daun jambu monyet (Anacardium occidentale). f. Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan, kadang-kadang amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa), kadang-kadang terbelahnya ujung hanya akan kelihatan jelas jika diadakan pemeriksaan yang teliti, seperti misalnya ujung daun bayam (Amaranthus hybridus). g. Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing keras, merupakan suatu duri, misalnya ujung daun nenas sebrang (Agave sp). D. Perkembangan Daun 1. Pembentukan Bakal Daun Awal perkembangan bakal daun adalah pembelahan periklinal di daerah sisi lateral (perifera) ujung batang, agak di bawah daerah distal meristem apeks. Lokasi pembelahan sel ditentukan oleh filotaksi tumbuhan yang bersangkutan. Di banyak angiospermae, pembelahan pertama terjadi di satu atau lebih lapaisan di bawah protoderm, dan pembelahan terjadi dalam bidang periklinal. Pembelahan itu segera diikuti pembelahan menurut bidang antiklinal dalam protoderm dan lapisan di bawahnya. Kadang-kadang protoderm pun membelah periklinal. Pembelahan awal ini menghasilkan tonjolan kecil yang disebut penyangga daun (Hidayat, 1995). 2. Pertumbuhan Daun Memanjang dan Melebar Bakal daun (primordium daun) tumbuh menjadi lebih tinggi dan berbentuk tonjolan seperti kerucut yang disebut sumbu daun. Seiring dengan permunculannya, primordium menjadi dorsal ventral. Selanjutnya, primordium bertambah tinggi (panjang) dan bertambah lebar, dan dengan pertumbuhan lebih aktif di sisi abaksial daripada di sisi adaksial, dihasilkan lengkungan ke arah apeks pucuk (Hidayat, 1995).
  • 13. Pertumbuhan yang menyebabkan perluasan lateral dari primordium kemudian terpusat di kedua tepi sumbu daun. Di atas bagian dasar, primordium berdiferensiasi menjadi tulang daun tengah dan dua panel helai daun. Tulang daun lateral terpola sebagai jalinan berkas prokambium sewaktu helai daun melebar. Pada daun yang bertangkai, tangkai itu berkembang di antara helai daun dan dasar daun. Helai daun dapat tumbuh melebar ke sisi lateral tulang daun tengah atau melengkung ke arah adaksial sehingga menyelubungi meristem apeks dan bakal daun yang lebih muda. Di sisi adaksial, tulang daun tengah sering bertambah tebal dengan adanya pembelahan periklinal yang teratur sehingga terjadi daerah meristem adaksial. Tangkai daun juga bertambah tebal dengan adanya meristem adaksial (Hidayat, 1995). 3. Perkembangan Mesofili Pada daun dikotil bifasial, diferensiasi mesofil terjadi dengan pemanjanggan antiklinal dari bakal sel jaringan tiang yang diiringi dengan pembelahan antiklinal. Sel jaringan spons juga membelah antiklinal, tetapi kurang sering di bandingkan dengan sel jaringan tiang. Biasanya sel jaringan spons masih isodiametrik. Sementara pembelahan masih berlangsung di jaringan tiang, sel epidermis di dekatnya berhenti membelah dan membesar, terutama dalam bidang sejajar permukaan daun (bidang paradermal). Perluasan sel epidermis berlangsung lebih lama dan lebih cepat daripada perluasan jaringan spons (Hidayat, 1995). 4. Perkembangan Jaringan Pembuluh Perkembangan jaringan pembuluh pada daun dimulai dengan perkembangan prokambium dalam bakal tulang daun tengah di saat awal. Prokambium tersebut berdiferensiasi akropetal dan sinambung dengan prokambium jalan daun dalam sumbu. Cabang tulang daun tingkat pertama berkembang dari tulang daun utama ke arah tepi sewaktu daun meluas ke arah lateral. Hal itu terjadi juga pada cabang tingkat dua, tiga, dan seterusnya. Tulang daun paling kecil dibentuk paling belakang. Mula- mula, tulang daun itu tampak dekat apeks daun, kemudian secara berturut- turut lebih ke bawah, sesuai dengan pendewasaan daun yang basipetal.
  • 14. Pembentukan berkas pembuluh yang baru terjadi selama seluruh stadium pertumbuhan interkalar bagiannya secara bertahap melakukan diferensiasi selnya yang lebih besar (Hidayat, 1995).
  • 15. BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum Adapun pada praktikum morfologi tumbuhan mengenai bagian-bagian daun dilaksanakan pada hari Jumat, 7 November 2014 pada pukul 15.15 WIB di Laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang. B. Alat dan Bahan 1. Alat Praktikum a. Lup b. Mikroskop binokuler c. Pensil warna d. Mistar e. Buku gambar 2. Bahan Praktikum a. Daun bambu (Bambusa sp) b. Daun Jagung (Zea mays) c. Daun cemara kipas (Thuja orientalis) d. Daun bawang (Allium sp) e. Daun kelapa (Cocus nucifera) f. Talas pelangi (Caladium bicolor) g. Daun Terong (Solanum lycopersicum) h. Eforbia (Eforbia milli) C. Cara Kerja 1. Diamati daun bambu, jagung, cemara kipas, daun bawang, daun kelapa, talas pelangi, solanum lycopersicum, rosa sinensis, telor dan eforbia. Lalu dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut. 2. Digambar daun tersebut dan tunjukkan bagian vagina, petiolus, dan lamina.
  • 16. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Tabel 1 pegamatan daun No Gambar Keterangan 1. Daun bunga sepatu (Rosa sinensis) 1. Tangkai (petiolus) 2. Helai (lamina) 2. Daun Talas Pelangi (Colocasia esculenta) 1. Helai (lamina) 2. Tangkai (petiolus) 3. Pelepah (vagina)
  • 17. 3. Daun tomat (Solanum lycopersicum) 1. Helaian (lamina) 2. Tangkai (petiolus) 4. Daun bawang (Amilum cepa) 1. Helai 2. Upih 3. Tulang daun
  • 18. 5. Daun eforbia (Eforbia milli) 1. Helai (lamina) 2. Tangkai (petiolus) 6. Daun cemara kipas (Tuja orientalis) 1. Helai (lamina) 2. Tangkai (petiolus)
  • 19. 7. Daun bambu (Bambusa sp) 1. Helai (lamina) 2. Tangkai (petiolus) 8. Daun kelapa (Cocus nucifera) 1. 1. Helai (lamina) 2. Tangkai (petiolus) 3. Pelepah (vagina)
  • 20. 9. Daun terong (Solanum melongena) 2. 1. Helai (lamina) 2. Tangkai (petiolus) 3. Tulang daun B. Pembahasan Adapun pembahasan pada praktikum bagian-bagian daun ialah mengenai sifat-sifat daun adalah sebagai berikut. 1. Daun bambu Daun bambu merupakan daun yang tergolong daun tidak sempurna karena memiliki bagian daun yaitu helaian dan pelepah saja namun daun ini memiliki alat tambahn seperti selubung bumbung. Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk garis atau bentuk memanjang. Ujung daun pada daun bambu berbentuk meruncing. Sedangkan untuk pangkal daun membulat karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun. Daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi maupun bertoreh. Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis cukup kaku. Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun.
  • 21. Permukaan atas daun cukup kasar dan bawahnya berbulu licin karena disebabkan pertulangan daun yang cukup terasa karena ada semacam bulu-bulu halus. Warna daunnya ada perbedaan atas dan bawah, pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang ada dibagian bawah. Warna daun bambu biasanya berwarna hijau namun ada juga yang berwarna kuning. 2. Talas pelangi (Colocasia sp) Talas pelangi atau keladi adalah tanaman yang kebanyakan hidup di daerah dekat sungai atau tempat yang tergenang air. Talas pelangi memiliki bagian daun berupa pelepah dan helai daun. Tangkai daun keladi adalah tangkai semu yang merupakan pemanjangan dari pelapah daun. Tanaman keladi memiliki daun daun berbentuk perisai dengan ujung daun meruncing dan pangkal daun membelah. Tepi daun tumbuhan keladi rata hampir bergelombang. Daging daunnya lunak dan tipis. Permukaan atas dan bawah daun tanaman keladi licin dan dilapisi lilin seperti daun pisang. Kebanyakan warna daun keladi adalah hijau. Pertulangan daun tanaman keladi menjari. 3. Kembang sepatu (Hibicus rosa sinensis) Kembang sepatu (Hibicus rosa sinensis)merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kelengkapan daunnya bertangkai, bangun daun yang menjorong, pangkal daun membulat, ujung dun yng meruncing, daging daun seperti kertas, warna daun ini hijau tua yang permukaannya kasap dan jumlahnya daunnya itu termasuk tunggal yang tepinya bergerigih. 4. Daun bawang (Allium schoenoprasum) Daun bawang (Allium schoenoprasum)termasuk kedalam tanaman umbi lapis, yang kelengkapan daunnya berupih, bangun daunnya memanjang pangkal daun rata, ujung daun runcing, daunnya berdaging warnanya hijau kekuningan yang permukaannya licin dengan jumlah daunnya termasuk tunggal dan tepi daunnya rata pertulangannya menjari.
  • 22. 5. Daun eforbia (Eufhorbia milii) Daun eforbia (Eufhorbia milii) yang mempunyai kelengkapan daunnya bertangkai, bangun daun memanjang, pangkal daun tumpul, dan ujung daun membulat, daging daunnya berlulang yang warnanya hijau tua permukaannya licin termasuk daun majemuk tepi rata dan pertulangannya menyirip. 6. Daun terong (Solanum melongena) Daun terong (Solanum melongena) yang kelengkapan daunnya daun bertangkai bentuk bangun daunnya bulat, pangkal daun rompang, ujung daunnya meruncing, daging daunnya seperti kertas, warnanya hijau tua, permukaannya berbulu, termasuk daun tunggal dan tepinya bertoreh kemudian pertulangannya menjari. 7. Daun kelapa (Cocos nucifera L) Daun kelapa ini termasuk daun lengkap, bangun daunnya memanjang, pangkal daunnya berlekuk, ujung daunnya runcing, daging daunnya seperti kertas, warna daun kelapa biasa hijau tua, permukaannya itu kasap, jumlah daunnya majemuk, dan tepinya itu rata 8. Daun jagung (Zea mays) Daun jagung (Zea mays) mempunyai kelengkapan daun berupih, bangun daunnya bangun pita, pangkal daun rata, ujung daunnya meruncing, daging seperti kertas warnanya daun ini hijau tua, yang permukaan berbulu jumlah tunggal tepinya rata, pertulangan sejajar. 9. Daun cemara kipas (Casuarina equisetifolia) Daun cemara kipas (Casuarina equisetifolia) mempunyai kelengkapan daun bertangkai, bangun daunnya bangun jarum, pangkal daun meruncing, ujung daun membulat,warnanya hijau, permukaannya kasar yang jumlahnya majemuk dan pertulangannya menjari. Daun dapat dikelompokkan berdasarkan kelengkapannya. Daun lengkap adalah tumbuhan yang memiliki pelepah, tangkai daun dan helaian daun. Tumbuhan yang termasuk daun lengkap adalah daun talas pelangi (Colocasia esculenta), daun bambu (Bambusa sp), daun kelapa (Cocos nucifera), dan daun jagung (Zea mays).
  • 23. Menurut Tjitrosoepomo (2013), daun yang lengkap mempunyai bagian- bagian seperti upih daun atau pelepah daun, tangkai daun (petiolus), helaian daun (lamina). Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja. Upih daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang, juga dapat mempunyai fungsi lain Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti dapat dilihat pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L). Memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun-daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya tadi. Hal ini tentu saja mungkin terjadi apabila upih-upih daun amat besar seperti misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L). Batang yang tampak pada pohon pisang sebenarnya bukan batang tanaman yang sesunguhnya dari itu disebut batang semu. Tangkai daun (petiolus). Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Dalam uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula, bahwa tangkai daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi semacam helaian daun yang dinamakan filodia. Helaian daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis, respirasi ataupun transpirasi. Besar kecilnya helaian daun merupakan adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya yang berhubungan dengan proses transpirasi, agar tumbuhan tidak kehilangan air. Helaian memiliki warna, bentuk dan ukuran yang beragam, yang merupakan ciri utama dalam mengenal suatu tumbuhan (Rosanti, 2013). Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya pohon pisang (Musa paradisiacal) pohon pinang (Areca catechu)
  • 24. bambu (Bambusa sp). Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap tidak begitu banyak jumlah jenisnya (Tjitrosomo, 1983). Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja. Tumbuhan yang hanya memiliki tangkai (petiolus), dan helaian (lamina), sering disebut dain bertangkai. Struktur ini dimiliki daun pada umumnya yang dijumpai sehari-hari di lingkungan sekitar kita. Contohnya adalah kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), pepaya (Carica papaya), jambu biji (Psidium guajava), dan cabe (Capsicum sp) (Rosanti, 2013). Daun berupih adalah tumbuhan yang hanya terdiri dari upih dan helaian daun saja. Tumbuhan yang termasuk ke dalam daun berupih yaitu daun bawang (Amilum cepa). Menurut Tjitrosomo (1983), kebanyakan tumbuhan mempunyai daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja, lazimnya lalu disebut daun bertangkai. Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian tadi, misalnya nangka (Artocapus integra), mangga (Mangifera indica). Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun berupih atau daun berpelepah seperti lazim kita dapati pada tumbuhan yang tergolong suku rumput, misalnya padi (Oryza sativa) jagung (Zea mays). Daun hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga helaian langsung melekat atau duduk pada batang. Daun yang demikian susunannya dinamakan daun duduk (sessilis). Daun yang hanya terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian lebarnya, hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau memluk batang, oleh sebab itu dinamkan daun memluk batang. Seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus). Bagian samping pangkal daun yang memluk batang itu seringkali bangunanya membulat dan disebut telinga daun.
  • 25. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu vagina, petiolus, dan lamina. Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut dinamakan daun lengkap. Daun lengkap adalah tumbuhan yang memiliki pelepah, tangkai daun dan helaian daun. Tumbuhan yang termasuk daun lengkap adalah daun talas pelangi (Colocasia esculenta), daun bambu (Bambusa sp), daun kelapa (Cocos nucifera), dan daun jagung (Zea mays). Daun bertangkai adalah tumbuhan yang hanya memiliki tangkai dan helaian saja. Tumbuhan yang termasuk daun bertangkai yaitu daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), daun tomat (Solanum lycopersicum), daun eforbia (Euforbia milli), daun cemara kipas (Tuja orientalis), dan daun terong (Solanum melongena). Daun berupih adalah tumbuhan yang hanya terdiri dari upih dan helaian daun saja. Tumbuhan yang termasuk ke dalam daun berupih yaitu daun bawang (Amilum cepa).
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB. Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga. Tjitrotrosoepomo, Gembong. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tjitrosomo, Siti. 1983. Botani Umum 1. Bandung: Angkasa. Wijayani, Suprih. 2013. Biologi. Yogyakarta: Amara Books.