SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Tujuan percobaan
1. Menentukan konstanta kecepatan reaksi pada Reaktor Alir Tangki
Berpengaduk (RATB)
2. Menyelidiki pengaruh perolehan konversi

1.2
I.2.1

Dasar teori
Reaktor Kimia
Reaktor kimia adalah sebuah alat dalam industri kimia yang
merupakan jantung dari industri kimia, dimana terjadi reaski kimia untuk
mengubah bahan mentah (bahan baku) menjadi hasil (produk) yanh lebih
berharga. Bahan-bahan yang diperlukan dimasukkan dalam reaktor
kemudian dicampur, dipanaskan dan didinginkan serta perlakuan lain
yang bertujuan untuk mendukung proses yang terjadi didalam reaktor.
Tujuan pemilihan reaktor:
1. Mendapat keuntungan yang besar
2. Biaya produksi rendah
3. Modal kecil/volume reaktor minimum
4. Operasinya sederhana dan murah
5. Keselamatan kerja terjamin
6. Polusi terhadap sekelilingnya
Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh :
1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 1
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya
reaksi samping
3. Kapasitas produksi
4. Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya
5. Kemampuan reaktor untuk menyediakan luas permukaan yang
cukup untuk perpindahan panas
1.2.2

Jenis-jenis Reaktor
A.

Berdasarkan Bentuk
1. Reaktor Tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna,
sehingga komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu
uniform. Dapat dipakai untuk proses batch, semi batch, dan proses
alir.
2. Reaktor Pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir
Pipa. Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan,
mengalir didalam pipa dengan arah sejajar sumbu pipa.

B.

Berdasarkan Proses
1. Reaktor Batch


Biasanya digunakan untuk reaksi fase cair



Digunakan pada kapasitas produksi yang kecil

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 2
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

Keuntungan reaktor batch :


Lebih murah dibanding reaktor alir



Lebih mudah pengoperasiannya



Lebih mudah dikontrol

Kerugian reaktor batch :
Tidak begitu baik untuk reaksi fase gas (mudah



terjadi kebocoran pada lubang pengaduk)
Waktu yang dibutuhkan lama, tidak produktif



(untuk pengisian, pemanasan zat pereaksi, pendinginan zat
hasil, pembersihan reaktor, waktu reaksi)
2. Reaktor Alir (Continous Flow)
Ada 2 jenis :
a) RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk)

Keuntungan:
Suhu dan komposisi campuran


dalam reaktor sama.

Volume reaktor besar, maka waktu



tinggal juga besar, berarti zat pereaksi lebih lama
bereaksi di reaktor.
Kerugian:
 Tidak efisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang
bertekanan tinggi.
Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 3
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

 Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding
RAP
 Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang
dibutuhkan RATB lebih besar dari RAP.
b) RAP
Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir
dengan kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa.

Keuntungan :
 Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB,
untuk konversi yang sama
Kerugian :
 Harga alat dan biaya instalasi tinggi.
 Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
 Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi “Hot
Spot” (bagian yang suhunya sangat tinggi) pada tempat
pemasukan. Dapat menyebabkan kerusakan pada dinding
reaktor.
3. Reaktor Semi Batch
Biasanya berbentuk tangki berpengaduk

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 4
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

C. Berdasarkan Keadaan Operasi
1. Reaktor Isotermal
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam
reaktor, aliran yang keluar dari reaktor selalu seragam dan
bersuhu sama.
2. Reaktor Adiabatis
 Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara
reaktor dan sekelilingnya.
 Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena
reaksi dapat dipakai untuk menaikkan suhu campuran di
reaktor (K naik dan –rA besar sehingga waktu reaksi
menjadi lebih pendek).
3. Reaktor Non-Adiabatis
1.2.3 Neraca Massa Reaktor Batch
Konversi merupakan fungsi dari waktu reaktan berada dalam
reaktor. Persamaan hubungan waktu reaksi dengan konversi atau
konsentrasi dapat dijabarkan dari persamaan neraca massa sebagai
berikut
Input = output + zat pereaksi + akumulasi

Hilangnya A karena reaksi kimia, mol/waktu = (-r A) v dan karena
akumulasi A

(persamaan 1)

Substitusi ke material balance persamaan 1:
Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 5
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

Untuk volume konstan:

; dimana t = waktu reaksi

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 6
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

BAB II
METODOLOGI

2.1

Alat dan Bahan
2.1.1

Alat yang digunakan
1.

Satu set Reaktor Tangki Berpengaduk (RTB)

2.

Gelas kimia 100 mL

3.

Gelas kimia 250 mL

4.

Pipet volume 50 mL

5.

Gelas ukur 100 mL

6.

Labu ukur 100 mL

7.

Pipet volume 25 mL

8.

Pipet volume 5 mL

9.

Bulp

10. Stopwatch
11. Konduktometer
12. Botol Aquadest
2.1.2

Bahan yang digunakan
1.
2.

NaOH 0,05 M

3.
2.2

Etil asetat 0,05 M
Aquadest

Prosedur Kerja
2.2.1

Membuat Larutan Standar NaOH (0,01 M ; 0,02 M ; 0,03 M ; 0,04
M dan 0,05 M)
1. Menghitung jumlah volume dari larutan induk NaOH 0,05 M
yang harus dipipet untuk masing-masing konsentrasi larutan
standar

yang

diinginkan

dengan

menggunakan

rumus

pengenceran.
Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 7
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

2. Memipet larutan induk NaOH 0,05 M sebanyak 80 mL, 60 mL,
40 mL dan 20 mL berurutan masing-masing untuk setiap
konsentrasi larutan standar 0,04 M ; 0,03 M ; 0,02 M ; dan 0,01
M dengan menggunakan pipet volume yang sesuai.
3. Memasukkan setiap larutan induk NaOH yang dipipet tersebut
ke dalam masing-masing labu ukur 100 mL dan menambahkan
aquadest hingga tanda batas.
4. Mengkocok masing-masing larutan standar dalam labu ukur agar
larutan standar tersebut homogen.
2.2.2

Membuat Larutan Standar Etil Asetat (0,01 M ; 0,02 M ; 0,03 M ;
0,04 M dan 0,05 M)
1. Menghitung jumlah volume dari larutan induk etil asetat 0,05 M
yang harus dipipet untuk masing-masing konsentrasi larutan
standar

yang

diinginkan

dengan

menggunakan

rumus

pengenceran.
2. Memipet larutan induk etil asetat 0,05 M sebanyak 80 mL, 60
mL, 40 mL dan 20 mL berurutan masing-masing untuk setiap
konsentrasi larutan standar 0,04 M ; 0,03 M ; 0,02 M ; dan 0,01
M dengan menggunakan pipet volume yang sesuai.
3. Memasukkan setiap larutan induk etil asetat yang dipipet
tersebut ke dalam masing-masing labu ukur 100 mL dan
menambahkan aquadest hingga tanda batas.
4. Mengkocok masing-masing larutan standar dalam labu ukur agar
larutan standar tersebut homogen.
2.2.3

Menentukan Konduktivitas Larutan Standar NaOH dan Etil asetat

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 8
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

1. Memipet setiap larutan standar NaOH dan Etil asetat pada
berbagai konsentrasi masing-masing ke dalam gelas kimia 100
mL untuk setiap larutan.
2. Mencelupkan sensor konduktometer pada setiap larutan standar
yang telah dipipet tersebut dan menunggu hingga nilai
konduktivitasnya

terbaca

konstan

lalu

mencatat

hasil

pengukurannya.
2.2.4

Menentukan Konduktivitas Campuran Larutan NaOH dan Etil asetat
1. Memipet larutan standar NaOH 0,01 M dan Etil asetat 0,01 M
dengan perbandingan volume yang sama (1:1)

yaitu masing-

masing sebanyak 30 mL ke dalam gelas kimia 100 mL dan
mencampurnya.
2. Mencelupkan sensor konduktometer ke dalamnya, lalu menunggu
hingga nilai konduktivitasnya terbaca konstan dan mencatat hasil
pengukurannya
3. Melakukan hal yang sama untuk campuran larutan standar
konsentrasi 0,02 M ; 0,03 M ; 0,04 M dan 0,05 M.
2.2.5

Mengoperasikan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)
1.

Menghubungkan rangkaian alat dan komputer dengan sumber
listrik.

2.

Menghidupkan alat Armfield PCT 41 dan monitor pada
komputer.

3.

Memastikan alat telah terhubung dengan komputer.

4.

Menghubungkan selang pompa A ke larutan HCl 0,05 M dan
selang pompa B ke larutan NaOH 0,05 M.

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 9
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

5.

Mangklik “start” pada layar computer.

6.

Memilih PCT 41

7.

Mengklik section 6 “work project” .

8.

Mengklik “load” .

9.

Mengklik

“sample”

pada

menu

bar

dan

memilih

“configuration” .
10. Memilih automatic sampling parameter .
11. Mengisi sampel interval 2 menit
12. Pada bagian duration sampling memilih “fixed duration” dan
menset 30 min.
13. Mengklik “OK”
14. Mengisi reaktor dengan larutan HCl 0,05 M hingga skala level 4
cm dengan menjalankan pompa A pada laju alir 100 % .
15. Menambahkan larutan NaOH 0,05 M pada reaktor hingga skala
level 8 cm dengan menjalankan pompa B pada laju alir 100 % .
16. Menghidupkan stirrer pada reaktor dengan mengklik angka nol
hingga berubah menjadi 1.
17. Mengklik icon “GO” pada menu bar bersamaan ketika
stopwatch mulai dijalankan setelah menghidupkan stirrer.
18. Mengambil sampel produk dengan men-drain campuran larutan
pada reaktor setiap 2 menit sekali selama 20 menit.

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 10
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

19. Mencelupkan sensor konduktometer ke dalam tiap sampel yang
diambil tersebut, lalu menunggu hingga nilai konduktivitasnya
terbaca konstan dan mencatat hasil pengukurannya.
20. Mematikan stirrer dengan mengklik angka 1 hingga berubah
menjadi 0.
21. Membiarkan alat tetap melakukan pembacaan data secara
otomatis sesuai fixed duration yang telah diatur tanpa
pengadukan.
22. Menyimpan hasil pembacaan data oleh komputer.
23. Menutup program Armfield PCT 41 pada komputer dengan
mengklik icon “X”.
24. Mematikan alat Armfield PCT 41 dan monitor.
25. Memutuskan hubungan arus listrik antara alat ataupun komputer
dengan sumber listrik.

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 11
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

BAB III
DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
3.1 Data pengamatan
1. Data pengamatan konduktivitas NaOH dan Etil Asetat
Tabel 1. Konduktivitas NaOH dan Etil asetat
Konsentrasi Awal
(M)
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01

Konduktivitas (mS/cm)
NaOH
Etil asetat
11,62
0,0344
9,31
0,0311
6,88
0,0261
4,64
0,0187
2,39
0,0117

2. Data pengamatan konduktivitas dan konsentrasi campuran
Tabel 2. Konduktivitas & Konsentrasi Campuran
Konsentrasi Campuran

Konduktivitas Campuran

(M)
0,025
0,020
0,015
0,010
0,005

(mS/cm)
4,85
4
2,58
1,88
0,90

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 12
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

Grafik 1. Kurva Hubungan Antara Konsentrasi Campuran dengan
Konduktivitas Campuran

3. Data konduktivitas setelah reaksi berlangsung
Tabel 3. Konduktivitas & Konsentrasi Campuran
Waktu

Konduktivitas Larutan (mS/cm)

(menit)
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50

Conductivitymeter
4,73
3,45
2,37
1,563
1,032
0,706
0,476
0,333
0,252
0,185

4. Penentuan konsentrasi setelah reaksi berlangsung
Tabel 4. Konduktivitas & Konsentrasi Campuran
Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 13
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

Waktu
(s)

Konduktivity
(mS/cm)

CA0
(M)

CA
(M)

300

4,73

0,025

0,024

600

3,45

0,025

0,018

900

2,37

0,025

0,013

1200

1,563

0,025

0,009

1500

1,032

0,025

0,006

1800

0,706

0,025

0,004

2100

0,476

0,025

0,003

2400

0,333

0,025

0,002

2700

0,252

0,025

0,002

3000

0,185

0,025

0,002

Contoh perhitungan penentuan konsentrasi setelah reaksi berlangsung
Dari kurva standar didapat persamaan :
y = 200.4x – 0,164
• Untuk waktu 5 menit dan konduktivity 4,73 (mS/cm), konsentrasinya adalah
y

= 200,4x – 0,164

4,73

= 200,4 x – 0,164

4,894 = 200,4 x
x

= 0,024

Jadi CA = 0,024 M
Untuk data selanjutnya menggunakan cara perhitungan seperti diatas.

5. Penentuan Orde Reaksi
Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 14
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

Trial eror :
• Tebakan pertama orde 0

CA0

CA

Waktu

CA-CA0

(M)
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025

(M)
0,024
0,018
0,013
0,009
0,006
0,004
0,003
0,002
0,002
0,002
0,002
0,002
0,001

(s)
300
600
900
1200
1500
1800
2100
2400
2700
3000
3300
3600
3900

-0,001
-0,007
-0,012
-0,016
-0,019
-0,021
-0,022
-0,023
-0,023
-0,023
-0,023
-0,023
-0,024

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 15
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

Grafik 2. Kurva Orde 0
• Tebakan kedua orde 1

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 16
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

CA0

CA

Waktu

(M)
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025

(M)
0,024
0,018
0,013
0,009
0,006
0,004
0,003
0,002
0,002
0,002

(s)
300
600
900
1200
1500
1800
2100
2400
2700
3000

0,0408
0,3285
0,6539
1,0217
1,4271
1,8326
2,1203
2,5257
2,5257
2,5257

Grafik 3. Kurva orde 1

• Tebakan ketiga orde 2
Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 17
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

CA0
(M)
0,025

CA
(M)
0,024

Waktu
(s)
300

1,67

0,025

0,018

600

15,56

0,025

0,013

900

36,92

0,025

0,009

1200

71,11

0,025

0,006

1500

126,67

0,025

0,004

1800

210

0,025

0,003

2100

293,33

0,025

0,002

2400

460

0,025

0,002

2700

460

0,025

0,002

3000

460

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 18
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

Grafik 4. Kurva orde 2

3.1. Hasil Perhitungan
1. Data perhitungan hasil konversi
Tabel 5. Data Perhitungan Hasil Konversi

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 19
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

CA0
(M)

CA
(M)

XA
(%)

0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025
0,025

0,024
0,018
0,013
0,009
0,006
0,004
0,003
0,002
0,002
0,002

4
28
48
64
76
84
88
92
92
92

1. Data perhitungan konstanta kecepatan reaksi
Reaksi orde 1
Tabel 6. Data Perhitungan Konstanta Kecepatan Reaksi
CA0
(M)

CA
(M)

k
(detik-1)

0,025

0,024

13,6x10-5

0,025

0,018

54,8x10-5

0,025

0,013

72,7x10-5

0,025

0,009

85,1x10-5

0,025

0,006

95,1x10-5

0,025

0,004

101,8x10-5

0,025

0,003

101,0x10-5

0,025

0,002

105,2x10-5

0,025

0,002

93,5 x10-5

0,025

0,002

84,2x10-5

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 20
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

Rata - rata

71,2x10-5

BAB IV
PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum Reaktor Alir Tangki Berpengaduk ini yakni untuk
menentukan konstanta kecepatan reaksi (k) dan menyelidiki pengaruh perolehan
konversi.
Dari hasil perhitungan melalui metode trial-error, diperoleh nilai orde
reaksi dari pencampuran antara NaOH dengan Etil asetat adalah satu. Dimana
orde satu ini memiliki nilai R2 tertinggi dibanding trial-error nilai orde lainnya
yaitu sebesar 0,919. Pada trial-error dengan orde 0 nilai R2 yang diperoleh
sebesar 0,741, dan 0,583 pada orde 2.
Menurut teori yang ada, reaksi antara NaOH dengan Etil asetat merupakan
reaksi elementer sehingga orde reaksi pada reaksi NaOH dengan Etil asetat adalah
orde 2 karena koefisien masing masing reaktan adalah 1. Sedangkan orde reaksi
yang didapatkan pada praktikum ini adalah orde satu, tidak sesuai dengan teori

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 21
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

yang ada. Hal ini dikarenakan nilai konduktivitas yang kurang stabil pada setiap
waktu reaksi yang nantinya akan mempengaruhi hasil perhitungan konsentrasi
campuran (CA). Konsentrasi campuran dihitung dengan menggunakan persamaan
yang diperoleh dari grafik hubungan antara konduktivitas campuran dengan
konsentrasi campuran. Nilai konsentrasi campuran yang diperoleh kemudian
digunakan dalam perhitungan orde reaksi.
Pengaruh waktu terhadap perolehan konversi pada praktikum ini adalah
berbanding lurus, semakin lama waktu proses maka konversi yang didapat akan
semakin naik. Dimana diperoleh nilai konversi tertinggi yaitu sebesar 92% dan
nilai konversi terendah sebesar 4%.
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai konstanta kecepatan reaksi (k) ratarata sebesar 71,2x10-5 detik-1 (dengan orde reaksi = 1). Konstanta laju reaksi (k)
merupakan nilai laju reaksi dimana banyaknya reaksi yang berlangsung persatuan
waktu, nilai konstanta laju reaksi berbanding lurus dengan laju reaksi. Sehingga
semakin besar nilai konstanta laju reaksi maka akan semakin besar pula laju
reaksinya.

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 22
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Rata-rata nilai konstanta kecepatan reaksi yang diperoleh yaitu 71,2x10-5
detik-1 (dengan orde reaksi = 1)
2. Semakin lama waktu tinggal maka konversi semakin besar. Konversi
terbesar yaitu sebanyak 92%.

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 23
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)

DAFTAR PUSTAKA
Azizah,

U.

2010.

Reaksi

Penetralan/Penggaraman

Asam

Basa.

http://www.chem-is-try.org. Diakses pada 16 November 2011 pukul
17:30 WITA
Cordova, H. 2007. Analisa Simulasi Model H+Pada Pengendalian Penetralan Ph
Larutan Hcl-Naoh Menggunakan Metode Gabungan Elektronetralitas
Non- Linier Statik Dan Dinamika Reaksi Invarian. http//:pdf.com.
Diakses pada 16 November 2011 pukul 16:20 WITA
Tim Penyusun. 2009. Modul Ajar Teknik Reaksi Kimia. Politeknik Negeri
Samarinda : Samarinda
Tim Penyusun. 2010. Penuntun Praktikum Laboratorium Satuan Operasi.
Politeknik Negeri Samarinda : Samarinda

Praktikum Satuan Operasi
Laboratorium Satuan Operasi
Politeknik Negeri Samarinda

Page 24

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Reaktor pertemuan 1.pptx
Reaktor pertemuan 1.pptxReaktor pertemuan 1.pptx
Reaktor pertemuan 1.pptxHKimFahmi
 
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia wahyuddin S.T
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massaEggy Brilyan
 
Sistem utilitas pabrik (water pre treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre  treatmentSistem utilitas pabrik (water pre  treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre treatmentAprili yanti
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaKhoridatun Nafisah
 
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]Intan Dian Heryani
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Jaýa Mañdala
 
1. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 20111. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 2011Defri Panjaitan
 
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimiaPertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimiaSaya Kamu
 
Decanter - Peralatan Industri Proses
Decanter - Peralatan Industri ProsesDecanter - Peralatan Industri Proses
Decanter - Peralatan Industri ProsesAhmadRifaldhi
 
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-prosesDicky Syahputra
 
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOHJurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOHIta Pratiwi
 

Was ist angesagt? (20)

Reaktor pertemuan 1.pptx
Reaktor pertemuan 1.pptxReaktor pertemuan 1.pptx
Reaktor pertemuan 1.pptx
 
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogen
 
Batch Reactor
Batch ReactorBatch Reactor
Batch Reactor
 
Ion Exchange
Ion ExchangeIon Exchange
Ion Exchange
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa
 
Double Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat ExcangerDouble Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat Excanger
 
Sistem utilitas pabrik (water pre treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre  treatmentSistem utilitas pabrik (water pre  treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre treatment
 
Jurnal absorpsi
Jurnal absorpsiJurnal absorpsi
Jurnal absorpsi
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
 
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
 
tangki berpengaduk
tangki berpengaduktangki berpengaduk
tangki berpengaduk
 
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
 
Elektrokimia
ElektrokimiaElektrokimia
Elektrokimia
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)
 
1. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 20111. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 2011
 
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimiaPertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
 
Decanter - Peralatan Industri Proses
Decanter - Peralatan Industri ProsesDecanter - Peralatan Industri Proses
Decanter - Peralatan Industri Proses
 
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
 
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOHJurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
 

Ähnlich wie Ratb

P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1naufal rilanda
 
daftar pustaka reaktor.pdf
daftar pustaka reaktor.pdfdaftar pustaka reaktor.pdf
daftar pustaka reaktor.pdfRaninSalsabila
 
K-1 Tektor-Pengenalan jenis reaktor.ppt
K-1 Tektor-Pengenalan jenis reaktor.pptK-1 Tektor-Pengenalan jenis reaktor.ppt
K-1 Tektor-Pengenalan jenis reaktor.pptMuhammadAkbar296414
 
Batch reactor (2)
Batch reactor (2)Batch reactor (2)
Batch reactor (2)lisa yulian
 
Teknik Reaktor.pptx
Teknik Reaktor.pptxTeknik Reaktor.pptx
Teknik Reaktor.pptxKristarigan1
 
Laporan dinamika tangki kelompok 2
Laporan dinamika tangki kelompok 2Laporan dinamika tangki kelompok 2
Laporan dinamika tangki kelompok 2Rima Puspitasari
 
1156 p2-spk-teknik transmisi tenaga listrik
1156 p2-spk-teknik transmisi tenaga listrik1156 p2-spk-teknik transmisi tenaga listrik
1156 p2-spk-teknik transmisi tenaga listrikWinarto Winartoap
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digesterIffa M.Nisa
 
Catalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesCatalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesFeraliza Widanti
 
Catalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesCatalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesFeraliza Widanti
 
Buku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisikaBuku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisikaRenol Doang
 
Buku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisikaBuku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisikaRenol Doang
 
Buku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisikaBuku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisikaRenol Doang
 
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWITLIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWITriesonetwo
 

Ähnlich wie Ratb (20)

P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
 
daftar pustaka reaktor.pdf
daftar pustaka reaktor.pdfdaftar pustaka reaktor.pdf
daftar pustaka reaktor.pdf
 
K-1 Tektor-Pengenalan jenis reaktor.ppt
K-1 Tektor-Pengenalan jenis reaktor.pptK-1 Tektor-Pengenalan jenis reaktor.ppt
K-1 Tektor-Pengenalan jenis reaktor.ppt
 
Batch reactor (2)
Batch reactor (2)Batch reactor (2)
Batch reactor (2)
 
Batch reactor
Batch reactorBatch reactor
Batch reactor
 
PROSES BATCH.pdf
PROSES BATCH.pdfPROSES BATCH.pdf
PROSES BATCH.pdf
 
Batch reactor
Batch reactorBatch reactor
Batch reactor
 
Teknik Reaktor.pptx
Teknik Reaktor.pptxTeknik Reaktor.pptx
Teknik Reaktor.pptx
 
Laporan dinamika tangki kelompok 2
Laporan dinamika tangki kelompok 2Laporan dinamika tangki kelompok 2
Laporan dinamika tangki kelompok 2
 
1156 p2-spk-teknik transmisi tenaga listrik
1156 p2-spk-teknik transmisi tenaga listrik1156 p2-spk-teknik transmisi tenaga listrik
1156 p2-spk-teknik transmisi tenaga listrik
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Catalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesCatalitik reforming proses
Catalitik reforming proses
 
Catalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesCatalitik reforming proses
Catalitik reforming proses
 
modul praktikum
modul praktikummodul praktikum
modul praktikum
 
Pp 4 percobaan pilot plant
Pp 4 percobaan pilot plantPp 4 percobaan pilot plant
Pp 4 percobaan pilot plant
 
Buku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisikaBuku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisika
 
Buku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisikaBuku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisika
 
Buku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisikaBuku perawatan alat_lab_fisika
Buku perawatan alat_lab_fisika
 
14827 sni 3407 2008
14827 sni 3407 200814827 sni 3407 2008
14827 sni 3407 2008
 
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWITLIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
 

Ratb

  • 1. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan percobaan 1. Menentukan konstanta kecepatan reaksi pada Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) 2. Menyelidiki pengaruh perolehan konversi 1.2 I.2.1 Dasar teori Reaktor Kimia Reaktor kimia adalah sebuah alat dalam industri kimia yang merupakan jantung dari industri kimia, dimana terjadi reaski kimia untuk mengubah bahan mentah (bahan baku) menjadi hasil (produk) yanh lebih berharga. Bahan-bahan yang diperlukan dimasukkan dalam reaktor kemudian dicampur, dipanaskan dan didinginkan serta perlakuan lain yang bertujuan untuk mendukung proses yang terjadi didalam reaktor. Tujuan pemilihan reaktor: 1. Mendapat keuntungan yang besar 2. Biaya produksi rendah 3. Modal kecil/volume reaktor minimum 4. Operasinya sederhana dan murah 5. Keselamatan kerja terjamin 6. Polusi terhadap sekelilingnya Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh : 1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 1
  • 2. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) 2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping 3. Kapasitas produksi 4. Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya 5. Kemampuan reaktor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk perpindahan panas 1.2.2 Jenis-jenis Reaktor A. Berdasarkan Bentuk 1. Reaktor Tangki Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai untuk proses batch, semi batch, dan proses alir. 2. Reaktor Pipa Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa. Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir didalam pipa dengan arah sejajar sumbu pipa. B. Berdasarkan Proses 1. Reaktor Batch  Biasanya digunakan untuk reaksi fase cair  Digunakan pada kapasitas produksi yang kecil Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 2
  • 3. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) Keuntungan reaktor batch :  Lebih murah dibanding reaktor alir  Lebih mudah pengoperasiannya  Lebih mudah dikontrol Kerugian reaktor batch : Tidak begitu baik untuk reaksi fase gas (mudah  terjadi kebocoran pada lubang pengaduk) Waktu yang dibutuhkan lama, tidak produktif  (untuk pengisian, pemanasan zat pereaksi, pendinginan zat hasil, pembersihan reaktor, waktu reaksi) 2. Reaktor Alir (Continous Flow) Ada 2 jenis : a) RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk) Keuntungan: Suhu dan komposisi campuran  dalam reaktor sama. Volume reaktor besar, maka waktu  tinggal juga besar, berarti zat pereaksi lebih lama bereaksi di reaktor. Kerugian:  Tidak efisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang bertekanan tinggi. Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 3
  • 4. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)  Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding RAP  Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang dibutuhkan RATB lebih besar dari RAP. b) RAP Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa. Keuntungan :  Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi yang sama Kerugian :  Harga alat dan biaya instalasi tinggi.  Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.  Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi “Hot Spot” (bagian yang suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan. Dapat menyebabkan kerusakan pada dinding reaktor. 3. Reaktor Semi Batch Biasanya berbentuk tangki berpengaduk Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 4
  • 5. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) C. Berdasarkan Keadaan Operasi 1. Reaktor Isotermal Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor, aliran yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama. 2. Reaktor Adiabatis  Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan sekelilingnya.  Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena reaksi dapat dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor (K naik dan –rA besar sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek). 3. Reaktor Non-Adiabatis 1.2.3 Neraca Massa Reaktor Batch Konversi merupakan fungsi dari waktu reaktan berada dalam reaktor. Persamaan hubungan waktu reaksi dengan konversi atau konsentrasi dapat dijabarkan dari persamaan neraca massa sebagai berikut Input = output + zat pereaksi + akumulasi Hilangnya A karena reaksi kimia, mol/waktu = (-r A) v dan karena akumulasi A (persamaan 1) Substitusi ke material balance persamaan 1: Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 5
  • 6. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) Untuk volume konstan: ; dimana t = waktu reaksi Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 6
  • 7. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) BAB II METODOLOGI 2.1 Alat dan Bahan 2.1.1 Alat yang digunakan 1. Satu set Reaktor Tangki Berpengaduk (RTB) 2. Gelas kimia 100 mL 3. Gelas kimia 250 mL 4. Pipet volume 50 mL 5. Gelas ukur 100 mL 6. Labu ukur 100 mL 7. Pipet volume 25 mL 8. Pipet volume 5 mL 9. Bulp 10. Stopwatch 11. Konduktometer 12. Botol Aquadest 2.1.2 Bahan yang digunakan 1. 2. NaOH 0,05 M 3. 2.2 Etil asetat 0,05 M Aquadest Prosedur Kerja 2.2.1 Membuat Larutan Standar NaOH (0,01 M ; 0,02 M ; 0,03 M ; 0,04 M dan 0,05 M) 1. Menghitung jumlah volume dari larutan induk NaOH 0,05 M yang harus dipipet untuk masing-masing konsentrasi larutan standar yang diinginkan dengan menggunakan rumus pengenceran. Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 7
  • 8. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) 2. Memipet larutan induk NaOH 0,05 M sebanyak 80 mL, 60 mL, 40 mL dan 20 mL berurutan masing-masing untuk setiap konsentrasi larutan standar 0,04 M ; 0,03 M ; 0,02 M ; dan 0,01 M dengan menggunakan pipet volume yang sesuai. 3. Memasukkan setiap larutan induk NaOH yang dipipet tersebut ke dalam masing-masing labu ukur 100 mL dan menambahkan aquadest hingga tanda batas. 4. Mengkocok masing-masing larutan standar dalam labu ukur agar larutan standar tersebut homogen. 2.2.2 Membuat Larutan Standar Etil Asetat (0,01 M ; 0,02 M ; 0,03 M ; 0,04 M dan 0,05 M) 1. Menghitung jumlah volume dari larutan induk etil asetat 0,05 M yang harus dipipet untuk masing-masing konsentrasi larutan standar yang diinginkan dengan menggunakan rumus pengenceran. 2. Memipet larutan induk etil asetat 0,05 M sebanyak 80 mL, 60 mL, 40 mL dan 20 mL berurutan masing-masing untuk setiap konsentrasi larutan standar 0,04 M ; 0,03 M ; 0,02 M ; dan 0,01 M dengan menggunakan pipet volume yang sesuai. 3. Memasukkan setiap larutan induk etil asetat yang dipipet tersebut ke dalam masing-masing labu ukur 100 mL dan menambahkan aquadest hingga tanda batas. 4. Mengkocok masing-masing larutan standar dalam labu ukur agar larutan standar tersebut homogen. 2.2.3 Menentukan Konduktivitas Larutan Standar NaOH dan Etil asetat Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 8
  • 9. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) 1. Memipet setiap larutan standar NaOH dan Etil asetat pada berbagai konsentrasi masing-masing ke dalam gelas kimia 100 mL untuk setiap larutan. 2. Mencelupkan sensor konduktometer pada setiap larutan standar yang telah dipipet tersebut dan menunggu hingga nilai konduktivitasnya terbaca konstan lalu mencatat hasil pengukurannya. 2.2.4 Menentukan Konduktivitas Campuran Larutan NaOH dan Etil asetat 1. Memipet larutan standar NaOH 0,01 M dan Etil asetat 0,01 M dengan perbandingan volume yang sama (1:1) yaitu masing- masing sebanyak 30 mL ke dalam gelas kimia 100 mL dan mencampurnya. 2. Mencelupkan sensor konduktometer ke dalamnya, lalu menunggu hingga nilai konduktivitasnya terbaca konstan dan mencatat hasil pengukurannya 3. Melakukan hal yang sama untuk campuran larutan standar konsentrasi 0,02 M ; 0,03 M ; 0,04 M dan 0,05 M. 2.2.5 Mengoperasikan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) 1. Menghubungkan rangkaian alat dan komputer dengan sumber listrik. 2. Menghidupkan alat Armfield PCT 41 dan monitor pada komputer. 3. Memastikan alat telah terhubung dengan komputer. 4. Menghubungkan selang pompa A ke larutan HCl 0,05 M dan selang pompa B ke larutan NaOH 0,05 M. Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 9
  • 10. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) 5. Mangklik “start” pada layar computer. 6. Memilih PCT 41 7. Mengklik section 6 “work project” . 8. Mengklik “load” . 9. Mengklik “sample” pada menu bar dan memilih “configuration” . 10. Memilih automatic sampling parameter . 11. Mengisi sampel interval 2 menit 12. Pada bagian duration sampling memilih “fixed duration” dan menset 30 min. 13. Mengklik “OK” 14. Mengisi reaktor dengan larutan HCl 0,05 M hingga skala level 4 cm dengan menjalankan pompa A pada laju alir 100 % . 15. Menambahkan larutan NaOH 0,05 M pada reaktor hingga skala level 8 cm dengan menjalankan pompa B pada laju alir 100 % . 16. Menghidupkan stirrer pada reaktor dengan mengklik angka nol hingga berubah menjadi 1. 17. Mengklik icon “GO” pada menu bar bersamaan ketika stopwatch mulai dijalankan setelah menghidupkan stirrer. 18. Mengambil sampel produk dengan men-drain campuran larutan pada reaktor setiap 2 menit sekali selama 20 menit. Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 10
  • 11. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) 19. Mencelupkan sensor konduktometer ke dalam tiap sampel yang diambil tersebut, lalu menunggu hingga nilai konduktivitasnya terbaca konstan dan mencatat hasil pengukurannya. 20. Mematikan stirrer dengan mengklik angka 1 hingga berubah menjadi 0. 21. Membiarkan alat tetap melakukan pembacaan data secara otomatis sesuai fixed duration yang telah diatur tanpa pengadukan. 22. Menyimpan hasil pembacaan data oleh komputer. 23. Menutup program Armfield PCT 41 pada komputer dengan mengklik icon “X”. 24. Mematikan alat Armfield PCT 41 dan monitor. 25. Memutuskan hubungan arus listrik antara alat ataupun komputer dengan sumber listrik. Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 11
  • 12. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) BAB III DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN 3.1 Data pengamatan 1. Data pengamatan konduktivitas NaOH dan Etil Asetat Tabel 1. Konduktivitas NaOH dan Etil asetat Konsentrasi Awal (M) 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 Konduktivitas (mS/cm) NaOH Etil asetat 11,62 0,0344 9,31 0,0311 6,88 0,0261 4,64 0,0187 2,39 0,0117 2. Data pengamatan konduktivitas dan konsentrasi campuran Tabel 2. Konduktivitas & Konsentrasi Campuran Konsentrasi Campuran Konduktivitas Campuran (M) 0,025 0,020 0,015 0,010 0,005 (mS/cm) 4,85 4 2,58 1,88 0,90 Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 12
  • 13. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) Grafik 1. Kurva Hubungan Antara Konsentrasi Campuran dengan Konduktivitas Campuran 3. Data konduktivitas setelah reaksi berlangsung Tabel 3. Konduktivitas & Konsentrasi Campuran Waktu Konduktivitas Larutan (mS/cm) (menit) 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Conductivitymeter 4,73 3,45 2,37 1,563 1,032 0,706 0,476 0,333 0,252 0,185 4. Penentuan konsentrasi setelah reaksi berlangsung Tabel 4. Konduktivitas & Konsentrasi Campuran Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 13
  • 14. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) Waktu (s) Konduktivity (mS/cm) CA0 (M) CA (M) 300 4,73 0,025 0,024 600 3,45 0,025 0,018 900 2,37 0,025 0,013 1200 1,563 0,025 0,009 1500 1,032 0,025 0,006 1800 0,706 0,025 0,004 2100 0,476 0,025 0,003 2400 0,333 0,025 0,002 2700 0,252 0,025 0,002 3000 0,185 0,025 0,002 Contoh perhitungan penentuan konsentrasi setelah reaksi berlangsung Dari kurva standar didapat persamaan : y = 200.4x – 0,164 • Untuk waktu 5 menit dan konduktivity 4,73 (mS/cm), konsentrasinya adalah y = 200,4x – 0,164 4,73 = 200,4 x – 0,164 4,894 = 200,4 x x = 0,024 Jadi CA = 0,024 M Untuk data selanjutnya menggunakan cara perhitungan seperti diatas. 5. Penentuan Orde Reaksi Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 14
  • 15. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) Trial eror : • Tebakan pertama orde 0 CA0 CA Waktu CA-CA0 (M) 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 (M) 0,024 0,018 0,013 0,009 0,006 0,004 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 (s) 300 600 900 1200 1500 1800 2100 2400 2700 3000 3300 3600 3900 -0,001 -0,007 -0,012 -0,016 -0,019 -0,021 -0,022 -0,023 -0,023 -0,023 -0,023 -0,023 -0,024 Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 15
  • 16. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) Grafik 2. Kurva Orde 0 • Tebakan kedua orde 1 Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 16
  • 17. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) CA0 CA Waktu (M) 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 (M) 0,024 0,018 0,013 0,009 0,006 0,004 0,003 0,002 0,002 0,002 (s) 300 600 900 1200 1500 1800 2100 2400 2700 3000 0,0408 0,3285 0,6539 1,0217 1,4271 1,8326 2,1203 2,5257 2,5257 2,5257 Grafik 3. Kurva orde 1 • Tebakan ketiga orde 2 Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 17
  • 18. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) CA0 (M) 0,025 CA (M) 0,024 Waktu (s) 300 1,67 0,025 0,018 600 15,56 0,025 0,013 900 36,92 0,025 0,009 1200 71,11 0,025 0,006 1500 126,67 0,025 0,004 1800 210 0,025 0,003 2100 293,33 0,025 0,002 2400 460 0,025 0,002 2700 460 0,025 0,002 3000 460 Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 18
  • 19. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) Grafik 4. Kurva orde 2 3.1. Hasil Perhitungan 1. Data perhitungan hasil konversi Tabel 5. Data Perhitungan Hasil Konversi Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 19
  • 20. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) CA0 (M) CA (M) XA (%) 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,024 0,018 0,013 0,009 0,006 0,004 0,003 0,002 0,002 0,002 4 28 48 64 76 84 88 92 92 92 1. Data perhitungan konstanta kecepatan reaksi Reaksi orde 1 Tabel 6. Data Perhitungan Konstanta Kecepatan Reaksi CA0 (M) CA (M) k (detik-1) 0,025 0,024 13,6x10-5 0,025 0,018 54,8x10-5 0,025 0,013 72,7x10-5 0,025 0,009 85,1x10-5 0,025 0,006 95,1x10-5 0,025 0,004 101,8x10-5 0,025 0,003 101,0x10-5 0,025 0,002 105,2x10-5 0,025 0,002 93,5 x10-5 0,025 0,002 84,2x10-5 Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 20
  • 21. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) Rata - rata 71,2x10-5 BAB IV PEMBAHASAN Tujuan dari praktikum Reaktor Alir Tangki Berpengaduk ini yakni untuk menentukan konstanta kecepatan reaksi (k) dan menyelidiki pengaruh perolehan konversi. Dari hasil perhitungan melalui metode trial-error, diperoleh nilai orde reaksi dari pencampuran antara NaOH dengan Etil asetat adalah satu. Dimana orde satu ini memiliki nilai R2 tertinggi dibanding trial-error nilai orde lainnya yaitu sebesar 0,919. Pada trial-error dengan orde 0 nilai R2 yang diperoleh sebesar 0,741, dan 0,583 pada orde 2. Menurut teori yang ada, reaksi antara NaOH dengan Etil asetat merupakan reaksi elementer sehingga orde reaksi pada reaksi NaOH dengan Etil asetat adalah orde 2 karena koefisien masing masing reaktan adalah 1. Sedangkan orde reaksi yang didapatkan pada praktikum ini adalah orde satu, tidak sesuai dengan teori Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 21
  • 22. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) yang ada. Hal ini dikarenakan nilai konduktivitas yang kurang stabil pada setiap waktu reaksi yang nantinya akan mempengaruhi hasil perhitungan konsentrasi campuran (CA). Konsentrasi campuran dihitung dengan menggunakan persamaan yang diperoleh dari grafik hubungan antara konduktivitas campuran dengan konsentrasi campuran. Nilai konsentrasi campuran yang diperoleh kemudian digunakan dalam perhitungan orde reaksi. Pengaruh waktu terhadap perolehan konversi pada praktikum ini adalah berbanding lurus, semakin lama waktu proses maka konversi yang didapat akan semakin naik. Dimana diperoleh nilai konversi tertinggi yaitu sebesar 92% dan nilai konversi terendah sebesar 4%. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai konstanta kecepatan reaksi (k) ratarata sebesar 71,2x10-5 detik-1 (dengan orde reaksi = 1). Konstanta laju reaksi (k) merupakan nilai laju reaksi dimana banyaknya reaksi yang berlangsung persatuan waktu, nilai konstanta laju reaksi berbanding lurus dengan laju reaksi. Sehingga semakin besar nilai konstanta laju reaksi maka akan semakin besar pula laju reaksinya. Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 22
  • 23. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Rata-rata nilai konstanta kecepatan reaksi yang diperoleh yaitu 71,2x10-5 detik-1 (dengan orde reaksi = 1) 2. Semakin lama waktu tinggal maka konversi semakin besar. Konversi terbesar yaitu sebanyak 92%. Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 23
  • 24. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) DAFTAR PUSTAKA Azizah, U. 2010. Reaksi Penetralan/Penggaraman Asam Basa. http://www.chem-is-try.org. Diakses pada 16 November 2011 pukul 17:30 WITA Cordova, H. 2007. Analisa Simulasi Model H+Pada Pengendalian Penetralan Ph Larutan Hcl-Naoh Menggunakan Metode Gabungan Elektronetralitas Non- Linier Statik Dan Dinamika Reaksi Invarian. http//:pdf.com. Diakses pada 16 November 2011 pukul 16:20 WITA Tim Penyusun. 2009. Modul Ajar Teknik Reaksi Kimia. Politeknik Negeri Samarinda : Samarinda Tim Penyusun. 2010. Penuntun Praktikum Laboratorium Satuan Operasi. Politeknik Negeri Samarinda : Samarinda Praktikum Satuan Operasi Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda Page 24