1. FIKES III-B
NAMA KELOMPOK :
ULPAH (2720160058)
DINANTI LESTARI (2720160059)
PATHIAH (2720160060)
PIPIT PRATIKA AIRIN
(2720160062)
MUTHMAINNAH (2720160063)
KARIMATAN NISA (2720160064)
ZULIA DESNITA (2720160065)
SUHELVI CITRI (2720160066)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
MATA
KULIAH
2. Capaian pembelajaran 1
Membedakan berbagai risiko dan
hazard K3 pada pasien dan
perawat dalam setiap tahap
pemberian asuhan keperawatan
3. Pokok Bahasan 1
Prinsip dan konsep keselamatan pasien
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit
adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk :
assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. (DepKes RI, 2006).
5. Pokok Bahasan 2
Pengaruh faktor lingkungan dan manusia
pada keselamatan pasien
Lingkungan fisik rumah sakit yaitu ukuran rumah
sakit dan status akreditasi sakit juga merupakan
faktor yang mempengaruhi penerapan budaya
pasien. Rumah sakit kecil mencetak frekuensi
pelaporan insiden keselamatan pasien lebih tinggi
dibanding RS besar, serta memiliki persepsi tinggi
mengenai keselamatan pasien. Rumah sakit besar
biasanya selalu menghadapi tantangan yang
datang terutama untuk mengerjakan pekerjaan
yang lebih berkualitas, akibat birokrasi yang ada.
(Jardali et al, 2011).
8. Pokok Bahasan 3
Cara untuk meningkatkan keselamatan
pasien dengan menggunakan metode
peningkatan kualitas
Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 6
mewajibkan setiap Rumah Sakit membentuk Tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS)
Tugas TPKRS adalah :
Mengembangkan program keselamatan pasien
Rumah Sakit sesuai dengan kekhususan Rumah
Sakit tersebut
Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan
9. Lanjutan Pokok Bahasan 3
Menjalankan peran untuk melakukan motivasi,
edukasi, konsultasi, pemantauan (monitoring) dan
penilaian (evaluasi) tentang terapan (implementasi)
program keselamatan pasien Rumah Sakit
Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan
pelatihan Rumah Sakit untuk melakukan pelatihan
internal keselamatan pasien Rumah Sakit
Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa
insiden serta mengembangkan solusi untuk
pembelajaran
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada
Kepala Rumah Sakit dalam rangka pengambilan
kebijakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Membuat laporan kegiatan kepada Kepala Rumah
10.
11. Pokok Bahasan 4
Budaya dalam lingkup kerja perawat
dalam peningkatan keselamatan pasien
Menurut Blegen (2006)dalam Hamdani (2007),
budaya keselamatan pasien adalah persepsi
yang dibagikan diantara anggota organisasi
ditujukan untuk melindungi pasien dari
kesalahan tata laksana maupun cidera akibat
intervensi.
12. Lanjutan Pokok Bahasan 4
Menurut Bird (2005) dalam Hamdani (2007)
manfaat budaya keselamatan pasien antara lain:
Organisasi lebih tahu jika ada kesalahan yang
akan terjadi atau jika kesalahan telah terjadi
Meningkatnya laporan kejadian yang dibuat
dan belajar dari kesalahan yang terjadi akan
berpotensial menurunnya kejadian sama yang
berulang kembali dan keparahan dari
keselamatanpasien.
Kesadaran akan keselamatan pasien, yaitu
bekerja untuk mencegah error dan melaporkan
jika ada kesalahan.
13. Lanjutan Pokok Bahasan 4
Berkurangnya perawat yang merasa tertekan,
bersalah, malu karena kesalahan yang
telahdiperbuat
Berkurangnya turn over pasien, karena pasien
yang mengalami insiden umumnya akan
mengalami perpanjangan hari perawatan dan
pengobatan yang diberikan lebih dari pengobatan
yang seharusnya diterima pasien.
Mengurangi biaya yang diakibatkan oleh
kesalahan dan penambahan terapi.
Mengurangi sumber daya yang dibutuhkan dalam
14. Pokok Bahasan 5
Penyebab terjadinya adverse event terkait
prosedur invasive
Adverse Event atau kejadian tidak diharapkan
(KTD), merupakan suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan
pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (omission) dan
bukan karena “underlying disease” atau
kondisi pasien.
15. Lanjutan Pokok Bahasan 5
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap
diagnostic seperti kesalahan atau
keterlambatan diagnose, tidak menerapkan
pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara
pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau
tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau
observasi. Sedangkan pada tahap pengobatan
seperti kesalahan pada prosedur pengobatan,
pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat
dan keterlambatan merespon hasil
pemeriksaan asuhan yang tidak layak.
16. Pokok Bahasan 6
K3 dalam keperawatan : pentingnya, tujuan,
manfaat dan etika
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia
yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi
proyek.
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup
penting bagi moral, legalitas, dan finansial
17. Lanjutan Pokok Bahasan 6
Tujuan
Mewujudkan lingkungan kerja yang aman,
nyaman dan selamat
Mewujudkan tenaga kerja yang sehat dan
produktif
Mewujudkan laboratorium yang berkualitas
dan terpercaya
Mewujudkan sistem informasi hiperkes dan
keselamatan kerja
18.
19. Lanjutan Pokok Bahasan 6
Manfaat Prosedur Kerja K3
Pekerjaan medis merasa
aman melakukan
pekerjaannya dan rumah sakit
juga diuntungkan karena.
Hemat waktu – karena
perawat tidak harus berfikir
panjang dan hanya mengikuti
prosedur yang telah
diterapkan.
23. Pokok Bahasan 7
Ruang lingkup K3 dalam keperawatan
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan
sebagai berikut (Rachman, 1990) :
Kesehatan dan keselamatan kerja
diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai
tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha
yang dikerjakan.
24. Pokok Bahasan 8
Kebijakan K3 yang berkaitan dengan
keperawatan di Indonesia
Relevansi kebijakan K3 Nasional dengan tugas
perawat :
pemberi Asuhan Keperawatan
penyuluh dan konselor bagi Klien
pengelola Pelayanan Keperawatan
peneliti Keperawatan
pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang
pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan
tertentu.
25. Kebijakan K3 yang berkaitan dengan
keperawatan di Indonesia
Contoh Pokok Bahasan 8
26. Pokok Bahasan 9
Konsep dasar K3
Memfasiltasi kegiatan K3 baik tingkat nasional
dan organisasi.
Melaksanakan perbaikan terus menerus terhadap
biroksrasi, administrasi dan biaya.
Kerjasama antar instansi terkait dalam kerangka
manajemen K3
Melakukan evaluasi berkala terhadap efektifitas
kebijakan K3 nasional.
Mempublikasikan manajemen K3
Memastikan manajemen K3 diberlakukan sama
terhadap kontraktor, pekerja kontrak dan pekerja
tetap.
27. Pokok Bahasan 10
Risiko & hazard dalam pengkajian
asuhan keperawatan
Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan
pasien dan keluarganya
Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan
pengkajian
Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan
pertanyaan yang diajukan perawat
Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik
maupun udara saat pemeriksaan fisik
Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan
pasien dan keluarganya
30. Pokok Bahasan 11
Risiko & hazard dalam perencanaan asuhan
keperawatan
Perencanaan tindakan asuhan keperawatan tidak
sesuai dengan apa yang harus diberikan kepada
pasien
Perawat tidak mengetahui rencana tindakan apa
yang harus diberikan kepada pasien
31. Pokok Bahasan 12
Risiko & hazard dalam implementasi
asuhan keperawatan
Perawat tidak kompeten dalam memberikan
tindakan asuhan keperawatan
Perawat beresiko terhadap tindakan yang di
lakukan tidak menggunakan standar oprasional
prosedur
Perawat gagal dalam melakukan tindakan asuhan
keperawatan
Tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan
rencana tindakan
32. Risiko & hazard dalam implementasi
asuhan keperawatan
Contoh Pokok Bahasan 12
35. Pokok Bahasan 13
Risiko & hazard dalam evaluasi asuhan
keperawatan
Perawat tidak mampu mengumpulkan data-
data pasien , dan pasien berisiko terlalu lama
dirumah sakit.
Risiko pasien terlalu lama dirumah sakit
pasien tertular berbagai macam penyakit yang
ada dalam ruangan maupun ruangan luar .
Tidak ada peningkatan pada hasil evaluasi
asuhan keperawatan