SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
Downloaden Sie, um offline zu lesen
EXECUTIVE SUMMARY




  PENGKAJIAN DAMPAK SOSIAL LINGKUNGAN
AKIBAT PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU




        TAHUN ANGGARAN 2011
DAFTAR ISI


I. Pendahuluan ................................................................................................................................ 2
    1.1.     Latar Belakang .................................................................................................................... 2
    1.2.     Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
    1.3.     Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 2
    1.4.     Keluaran (Output) ............................................................................................................... 3
    1.5.     Hasil (Outcome) .................................................................................................................. 3
    1.6.     Manfaat .............................................................................................................................. 3
II. Metode Penelitian ........................................................................................................................ 3
    2.1.     Pendekatan dan Metode Umum Penelitian ......................................................................... 3
    2.2.     Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................................... 4
    2.3.     Metode Penelitian .............................................................................................................. 4
III. Kesimpulan dan Rekomendasi ...................................................................................................... 5
    3.1      Kesimpulan ......................................................................................................................... 5
    3.2      Rekomendasi .................................................................................................................... 11




                                                                        1
I.   Pendahuluan
     1.1.   Latar Belakang
            Pembangunan Jembatan Suramadu, yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia
            diharapkan dapat membuka Wilayah Madura menjadi lebih accessible sehingga mampu
            meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Seperti halnya pembangunan infrastruktur
            lainnya, pembangunan jembatan Suramadu pasti menimbulkan dampak social, dan
            ekonomi bagi masyarakt sekitarnya.
            Permasalahan Sosial, Ekonomi ini telah dikaji dan dipetakan dalam penelitian Balai Litbang
            Sosial Ekonomi dan Lingkungan tahun 2009 dan 2010, tahun 2011 ini akan dikaji lebih
            dalam mengenai kasus menjamurnya PKL di Rumaja jalan akses Kawasan Kaki Jembatan
            Suramadu yang kemudian akan disingkat KKJS, sebagai salah satu dampak pembangunan
            Jembatan ini. Kondisi yang terjadi saat ini adalah :
               Kondisi Rumaja jalan akses Jembatan Suramadu saat ini
                - Fungsi jembatan belum mampu menunjukkan manfaatnya bagi peningkata
                    perekonomian Madura.
                - Menjamurnya PKL di Rumaja jalan akses jembatan sisi Madura dikhawatirkan
                    dapat mengganggu kinerja jalan dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan.
               Telah diirencanakan pembangunan Rest Area yang mengakomodir wilayah untuk PKL
                di KKJS.
               Terjadi benturan kepentingan dan konflik Sosial akibat pembangunan Jembatan
                - Menurunnya fungsi pelabuhan kamal
                - Benturan antara BBWS selaku badan pengembangan wilayah Suramadu dengan
                    Pemda Setempat dalam penanganan PKL
                - Benturan BPJN V dengan pemerintah Daerah dalam kewenangan pemberian ijin
                    pemanfaatan Rumaja
            Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diambil
            dengan teknis simple random sampling dan data kualitatif diambil dengan observasi
            lapangan dan wawancara
            Penelitian ini akan memberikan gambaran dampak keberadaan PKL di Rumaja jalan akses
            KKJS dan permasalahan yang terjadi untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
            pembangunan rest area KKJS dan program pengembangan KKJS lainnya.
     1.2.   Rumusan Masalah
            1. Bagaimana dampak sosial lingkungan akibat pembangunan Jembatan Suramadu
               khususnya kasus keberadaan PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS ?
            2. Bagaimana persepsi Stakeholder tentang keberadaan PKL KKJS terhadap konsep
               Rumaja dan rencana pengembangan wilayah KKJS ?
            3. Apa yang perlu direkomendasikan kepada para stakeholder untuk pengembalian
               peran dan fungsi Rumaja Jalan Akses KKJS sesuai peraturan perundangan yang
               berlaku ?
     1.3.   Tujuan Penelitian
             melakukan pengkajian dampak sosial dan lingkungan akibat pembangunan Jembatan
                Suramadu, khususnya keberadaan PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS


                                                  2
   merumuskan rekomendasi kepada Stakeholder mengenai pengembalian fungsi dan
                 peran Rumaja Akses KKJS sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
                menyelesaikan benturan kepentingan yang terjadi antar stakeholder, dalam
                 penyelesaian masalah dampak sosial-lingkungan akibat pembangunan Jembatan
                 Suramadu, khususnya keberadaan PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS.
      1.4.   Keluaran (Output)
             Dari penelitian ini akan dihasilkan 1 (satu) Naskah Ilmiah dampak sosial-lingkungan
             pembangunan Jembatan Suramadu (kasus PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS) dan
             rekomendasi kepada Stakeholder terkait.
      1.5.   Hasil (Outcome)
             Outcome yang diharapkan dapat muncul dari dilakukannya penelitian ini antara lain :
              Terjadinya titik temu antara harapan masyarakay PKL dengan rencana pengembangan
                 oleh BPWS, sehingga tidak terjadi konflik saat dilaksanakannya relokasi PKL KKJS.
              BPWS dan Pemda dapat saling berkoordinasi untuk pemecahan masalah dampak
                 pembangunan Suramadu, kemudian dapat merencanakan pengembangan wilayah
                 suramadu dengan kebijakan yang ramah sosial dan berwawasan lingkungan
              Berkurangnya benturan dan konflik sosial baik dalam ranah pemerintahan maupun
                 kemasyarakatan, sehingga muncul keharmonisan kehidupan bermasyarakat yang
                 lebih kondusif untuk pengembangan wilayah Suramadu.
              Pengembalian fungsi, status dan kewenangan Rumaja Jalan Akses KKJS sesuai dengan
                 peraturan perundangan yang berlaku. Dan dapat diteruskan dengan penyusunan
                 Pedoman Optimalisasi Pemanfaatan Rumaja.
      1.6.   Manfaat
              Teridentifikasinya dampak aspek sosial-lingkungan yang diakibatkan oleh
                pembangunan Jembatan Suramadu dalam kasus keberadaan PKL di Jalan Akses KKJS.
              Teridentifikasinya potensi dan masalah yang ada dalam kasus tersebut.
              Terumuskannya alternatif solusi guna penyelesaian masalah yang muncul sebagai
                dampak negatif akibat pembangunan Jembatan Suramadu, yakni keberadaan PKL di
                Rumaja Jalan Akses KKJS dan terumuskannya rekomendasi untuk stakeholder terkait.
             Dari manfaat di atas diharapkan para Stakeholder dapat mengetahui secara pasti potensi
             dan masalah sosial-lingkungan akibat keberadaan PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS, untuk
             menjadi acuan dalam penentuan kebijakan penanganan PKL KKJS yang lebih baik dan
             memberikan percepatan dalam pengembangan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu. Selain
             itu, juga diharapkan adanya penerapan kembali konsep Rumaja di Jalan Akses KKJS sesuai
             dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hasil pengkajian ini dapat
             digunakan sebagai bahan pengkayaan dalam penyusunan Pedoman Optimalisasi
             Pemanfaatan Ruang Manfaat Jalan.
II.   Metode Penelitian
      2.1.   Pendekatan dan Metode Umum Penelitian
              Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif yang didukung oleh kuantitatif. Metode
                kuantitatif digunakan untuk mengukur dampak keberadaan PKL terhadap kinerja jalan
                dan mengukur keuntungan dan kerugian kegiatan PKL di wilayah KKJS untuk
                masyarakat PKL itu sendiri maupun untuk pemerintah setempat. Kemudian hasilnya

                                                  3
didalami secara lebih rinci dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengambilan
           data wawancara mendalam dan observasi
          Menurut jenisnya, penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitis, karena
           tujuan untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
           dampak akibat pembangunan Jembatan Suramadu dan tidak mencari hubungan dan
           komparasi sesuatu.
          Menurut sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian terapan atau applied research
           yaitu berusaha menjawab persoalan/masalah praktis darigejala-gejala dampak
           pembangunan yang muncul di sekitar lingkungan
2.2.   Ruang Lingkup Penelitian
       Ruang lingkup spasial penelitian ini adalah wilayah Rumaja Jalan Akses KKJS, sedangkan
       ruang lingkup substansialnya adalah pemecahan masalah keberadaan PKL di Rumaja Jalan
       Akses KKJS yang dikaji dari aspek sosial dan lingkungan.

2.3.   Metode Penelitian
       Beberapa metode yang digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian adalah :
        Metode Pemetaan Kondisi KKJS
          Menggunakan metode taksonomi dan analisis Euclidean Distance untuk mengungkap
          kondisi Sosial, Ekonomi wilayah penelitian
        Metode Pemetaan Kondisi Rumaja Jalan Akses KKJS
          Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan dari kajian pustaka dan
          data primer yang didapakan dari observasi dan wawancara. Kemudian analisis
          menggunakan metode deskripsi naratif
        Metode Pemetaan Karakteristik PKL KKJS
          Menggunakan data primer dengan alat kuisioner, dengan pengambilan sample
          menggunakan teknik simple random sampling. Kemudian data diolah dan disajikan
          mengunakan alat statistika deskriptif dan inferensial
        Analisis Dampak PKL KKJS, dilakukan dengan metode :
          - Traffic counting; Untuk mengetahui tingkat kinerja jalan (Degree of Saturation)
          - Parking Survey; Untuk mengetahui akumulasi parker kendaraan di Rumaja dan
              tingkat hambatan samping di Rumaja.
          - Geometric Inventory; Untuk melihat kapasitas jalan dari sisi geometrisnya
          - Data Pertumbuhan Kendaraan; Untuk memprediksi kinerja jalan 5 tahun
              mendatang dan bangkitan kendaraan je JA-KKJS
        Analisis Biaya-Manfaat Usaha PKL KKJS
          Menggunakan teknik analisis secara kuantitatif dengan mengunakan alat statistika
          deskriptif dan inferensial untuk mengetahui rasio biaya dan manfaat ekonomi yang
          didapatkan oleh PKL, variable yang digunakan adalah:
                             Manfaat ekonomi                                        Biaya ekonomi
                       Variabel               Indikator                     Variabel             Indikator
            a.   Kesempatan kerja         Upah                        a. Kebersihan           Pungutan
            b.   Pendapatan masyarakat    Pendapatan                  b. Pengeluaran          pedagang
            c.   Output sektor riil       bersih                         tempat dagang        Sewa/beli lapak
            d.   Penerimaan daerah        Omzet                       c. Pengadaan            Biaya beli air
                 (PAD)                    Pungutan resmi                 fasilitas umum       bersih dan listrik
           Table 1. Variable Dan Indikator Analisis Biaya Manfaat Usaha PKL KKJS


                                                    4
   Analisis Persepsi
                   deskriptsi naratif dan statistik. Metode deskriptsi naratif adalah untuk menjelaskan
                   persepsi stakeholder dan pemerintah daerah setempat terhadap keberadaan PKL
                   KKJS, sedangkan metode deskriptsi statistik digunakan untuk memperlihatkan
                   persepsi pengguna jalan terhadap keberadaan PKL KKJS di rumaja jalan akses KKJS.
                  Studi Kasus dan Potensi Modal Sosial
                   Pengambilan data dilakukan dengan onservasi dan wawancara dengan pemilihan
                   responden secara judgement. Pemilihan ini dilakukan agar didapatkan informasi yang
                   lengkap dan dari sumber yang tepat. Sedangkan analisis dilakukan dengan deskriptif.
III.   Kesimpulan dan Rekomendasi
       3.1     Kesimpulan
             A. Pemetaan Wilayah Penelitian dan Karakteristik PKL KKJS
                    Pemetaan Kondisi Sosial, Ekonomi Wilayah Penelitian (KKJS)
                       Pemetaan dilakukan dengan menghitung index masing-masing Desa dengan
                       variable social dan ekonomi. Nilai index diukur berdasarkan jarak/simpangan
                       terhadap kondisi ideal. Index yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

                             Nama Desa                  Sosial            Ekonomi      Sosial dan Ekonomi
                         Pangpong                        4.13               5.85               7.16
                         Sukolilo Barat                  3.51               3.17               4.73
                         Baengas                         4.24               4.83               6.43
                         Morkepek                        3.30               8.51               9.13
                         Labang                          4.40               6.88               8.17
                         Sendang Laok                    3.84               8.61               9.43
                         Sendang Daya                    3.83               7.58               8.49
                         Petapan                         3.48               7.77               8.51
                        Table 2. Hasil Perhitungan Index Sosial Ekonomi Wilayah KKJS

                        Kemudian dari hasil klasifikasi index, didapatkan kondisi wilayah KKJS seperti
                        dalam gambar berikut :




                        Gambar 1. Peta Kondisi Sosial Wilayh KKJS




                                                           5
Gambar 2. Peta Kondisi Ekonomi Wilayh KKJS




    Gambar 3. Peta Kondisi Sosial Ekonomi Wilayh KKJS

    Berdasarkan pada hasil pemetaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan
    jembatan suramadu dan jalan aksesnya mampu memberikan dampak positif
    terhadap perkembangan kondisi soail, ekonomi di wilayah yang dilaluinya. Hal
    tersebut terlihat dari hasil yang menunjukkan Desa Sukolilo Barat yang paling
    dekat dengan gerbang Suramadu menjadi wilayah dengan kondisi social ekonomi
    paling baik.
   Pemetaan Kondisi eksisting Rumaja Jalan Akses KKJS
    Lokasi dan panjang jalan akses KKJS terlihat pada gambar dibawah :




                                      6
Gambar 4. Peta Lokasi dan Panjang Jalan Akses KKJS

    Pada jalan akses KKJS sisi Madura, terjadi penjamuran PKL yang menempati
    ruang manfaat jalan dengan peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke
    tahun, seperti terlihat dalam data berikut :

                                                         PKL SURAMADU
        NO            TAHUN
                                           MAMIN              SOVENIR     JUMLAH
         1             2008                  0                    0          0
         2             2009                 525                  96         621
         3             2010                 704                 137         841
         4             2011*                736                 155         891
         * Pendataan sampai dengan Agustus 2011, Sumber : Bappeda Bangkalan, 2011.
    Table 3. Data Peningkatan Jumlah PKL KKJS

    PKL KKJS saat ini kondisinya telah ditertibkan dengan dimundurkan posisi
    lapaknya sehingga memberikan ruang untuk pengunjung parkir agar tidak terlalu
    dekat dengan batas bahu jalan. Pemerintah daerah setempat memfasilitasi area
    berdagang dengan pembangunan rest area sementara dengan tujuan merapikan
    area PKL sebelum PKL dipindahkan ke Rest Area oleh BPWS.
   Karakteristik PKL KKJS
    Berdasarkan proses identifikasi terhadap karakteristik PKL KKJS dihasilkan kondisi
    sebagai berikut :




    Table 4. Data Model Lapak/Tempat Berjualan berdasarkan gender




                                       7
Table 5. Daerah Asal, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Pedagang PKL KKJS


Mayotitas PKL KKJS berdagang dengan model lapak semi permanen sehingga
proses relokasi nantinya akan cukup sulit dilakukan. Asal daerah PKL KKJS
kebanyakan berasal dari daerah Bangkalan sendiri dan dengan tingkat
pendidikan yang umumnya rendah, sehingga PKL merupakan solusi ekonomi
masyarakat yang paling murah dan mudah karena tidak membutuhkan keahlian
dan tingkat pendidikan yang tinggi.

100%
 90%
 80%
 70%
 60%
 50%
 40%
 30%
 20%
 10%
     0%
                     dapat izin                  tidak dapat izin

Gambar 5. Tabulasi perijinan PKL KKJS


Berdasarkan fakta lapangan, hampir 80% PKL KKJS mengaku mendapatkan ijin
berdagang, sumber perijina mayoritas berasal dari Desa/kelurahan setempat
90                                                                              29%                               28%
80
70
60
50
40
30
20
10
 0                                                                                               43%

          setuju untuk pindah     tidak setuju                      takut kehilangan pelanggan    lokasi baru kurang ramai   lainnya

Gambar 6. Tabulasi jawwwaban kesediaan PKL untuk direlokasi

Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar PKL KKJS bersedai untuk
direlokasi dengan alasan pelaku PKL telah menyadari keberadaannya di Rumaja
salah, sudah mengetahui rencana pembangunan rest area, dan jumlah
pengunjung mulai menurun. Namun sebagian masih enggan untuk direlokasi
dengan alasan takut kehilangan pelangggan, anggapan bahwa lokasi baru kurang
ramai dan alasan lain.

                                                           8
B. Valuasi Dampak Teknis PKL KKJS terhadap fungsi Rumaja dan Manfaat Ekonomi
   Keberadaan PKL di Rumaja KKJS
        Valuasi Dampak Teknis PKL KKJS
           Kinerja ruas jalan akses KKJS digambarkan dalam table berikut :
                                                     Volume Kendaraan                       Vrata-rata
             Jam Sibuk          Arah                                               DS
                                            LV       MHV    LB    LT   MC                  LV (km/jam)
           Kamis, 16 Juni Ke Madura        280        37    11    13   792     0,229           73,28
           2011              Ke Surabaya   162         3     9     1  1021     0,220           73,46
           Minggu, 19        Ke Madura     402        17    25    22 1459      0,399           69,36
           Juni 2011         Ke Surabaya   414        13    16     4  1547     0,377           69,90
         Table 6. Kinerja Ruas Jalan

         Berdasarkan hasil pengukuran diatas, terlihat bahwa kinerja ruas jalan akses KKJS
         sisi Madura masih relative baik dengan ditunjukkkan oleh nilai DS<0.75
         (berdasarkan MKJI 1957), dan kecepatan rata-rata kendaraan yang melaluinya
         masih diatas 60km/jam. Hal tersebut berarti keberadaan PKL di Rumaja KKJS
         secara teknis belum mengganggu kinerja jalan.




         Table 7. Table prosentase kendaraan parkir

              Hari                         Situasi      Jumlah                          Kelas Hambatan
                              Arah                                Frek./Kejadian
           Pengamatan                       Parkir       Parkir                             Samping
                             Surabaya- Terbesar           117          134                   Rendah
           Kamis,            Madura      Rata-rata        34            68                   Rendah
           16 Juni 2011      Madura-     Terbesar         54           108                   Rendah
                             Surabaya    Rata-rata        31            62                   Rendah
                             Surabaya- Terbesar           177          354               Sangat tinggi
           Minggu,           Madura      Rata-rata        53           106                   Rendah
           19 Juni 2011      Madura-     Terbesar         119          138                   Rendah
                             Surabaya    Rata-rata        51           102                   Rendah
         Table 8. Analisis Kelas Hambatan Samping

         Dari hasil survai parkir terlihat bahwa kendaraan yang melewati jalan akses KKJS
         hanya sekitar 3-8% saja yang melakukan parkir di rumaja. Dalam analisis
         selanjutnya didapatkan kelas hambatan samping yang terjadi rata-rata masih
         rendah, namun dapat dimungkinkan terjadi kelas hambatan sangat tinggi pada
         saat weekend di peak hour (jam terpadat). Pada kondisi inilah parkir di rumaja
         KKJS dikatakan mengganggu lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan.




         Table 9. Pertumbuhan Rata-Rata Kendaraan Yang Melewati Jembatan Suramadu



                                            9
Kinerja Ruas Jalan       Kelas Hambatan Samping
                Hari
                                    Arah                                    Frek/       Kelas Hambatan
             Pengamatan                                PHV        DS
                                                                           Kejadian         Samping
                Kamis        Surabaya- Madura         1596      0.416        124             Rendah
                             Madura-Surabaya          1534      0.400        113             Rendah
               Minggu        Surabaya- Madura         2780      0.724        193             Sedang
                             Madura-Surabaya          2630      0.685        185             Sedang
           Table 10. Table Hasil Proyeksi nilai DS dan Kelas Hambatan Samping (5 tahun kedepan)

           Berdasarkan perhitungan jumlah kunjungan kendaraan yang melewati jembatan
           Suramadu, dihasilkan nilai pertumbuhan rata-ratanya per tahun adalah 12.69%.
           Meskipun penngkatan LHR tersebut tinggi, hasil proyeksi menunjukkan bahwa
           kinerja ruas jalan akses KKJS masih cukup baik (dalam asumsi jumlah PKL tetap),
          Manfaat Ekonomi Keberadaan PKL di Rumaja KKJS
           Hail perhitungan biaya dan manfaat PKL KKJS yang terkuantifikasi dapat dilihat
           dalam table berikut :




           Table 11. Hasil Perhitungan Analisis Biaya dan Manfaat PKL KKJS

           Rasio biaya-manfaat diatas adalah 2.92 yang berarti bahwa manfaat ekonomi PKL
           KKJS lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Ini menunjukkan bahwa
           keberadaan PKL KKJS menjadi peluang ekonomi yang potensial bagi masyarakat
           sekitar.
C. Persepsi Stakeholder Terhadap keberadaan PKL KKJS
      Pengukuran persepsi dilakukan terhadap stakeholder (BPWS, BPJN V Bina Marga dan
      Pemda Kabupaaten Bangkalan) dan pengguna jalan. Berdasarkan hasil pendalaman
      kualitatif tersebut didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya :
        Berdasarkan UU no 38 tahun 2004, jalan akses KKJS termasuk jalan Nasional
           yang kewenangannya berada dibawah pemerintah pusat, yang diwakili oleh BPJN
           V Bina Marga. Tetapi dengan diberlakukannya Perpres No 27 tahun 2008, harus
           dilakukan pelimpahan kewenangan kepada BPWS selaku pengelola Suramadu
        Rest Area sebagai lokasi relokasi PKL belum dapat dilaksanakan disebabkan oleh
           permasalahan pembebasan lahan.
        Pemda Bangkalan telah melakukan usaha pembinaan terhadap PKL KKJS yang
           diwakili oleh dinas Koperasi dan UMKM dengan cara : 1) Pendataan PKL, 2)
           Penyeragaman lapak, 3) Penertiban lapak menjadi lebih jauh dari batas bahu
           jalan, 4) Membentuk paguyuban-paguyuban pedagang
        Persepsi pengguna jalan digambarkan dalam table berikut :
                         Komentar Pengguna Jalan                        Kebersihan PKL-KKJS (%)
                  Tidak                               Tidak       Kurang                     Kurang
                                 Mengganggu                                     Kumuh
              mengganggu                            menjawab      tertata                     tertib
                   40,0               33,3            26,7         57,0          40,0           3,0
           Table 12. Table Persepsi pengguna Jalan Terhadap Keberadaan PKL KKJS




                                              10
Kebanyakan pengguna jalan menganggap bahwa keberadaan PKL KKJS tidak
                 mengganggu, hanya saja dirasakan kondisinya kurang tertata dan kumuh.

      D. Studi Kasus Pengelolaan dan Penataan PKL di Surakarta dan Surabaya
              Pada kasus pengelolaan PKL di Surakarta, konsep-konsep yang digunakan oleh
                 Pemerintah Daerah antara lain :
                 a) Melihat PKL bukan hanya sebagai masalah, melainkan asset/peluang
                     investasi yang dapat dikembangkan (menjadi KUKF yang formal).
                 b) Tidak melakukan penataan PKL sebelum ada solusi yang jelas.
                 c) Memprioritaskan pada komunikasi sosial dengan konsep “Nguwongke
                     Wong”.
                 d) Model penanganan adalah saling menguntungkan (win-win solution).
              Pada kasus pengelolaan PKL di Surabaya, konsep-konsep yang digunakan adalah :
                 a) Menstralisasi lokasi PKL di tempat tertentu yang disediakan khusus oleh
                     Pemda, selain menertibkan PKL juga dapat memonitor dengan baik
                     perkembangannya.
                 b) Sentra PKL lokasinya tidak jauh dari lokasi berdagang semula agar biaya
                     operasional PKL tidak bertambah dan potensi peluang usaha PKL tetap.
                 c) Sentra PKL dibangun di tanah/lahan milik Pemda dan dikelola oleh Pemda
                     sendiri.

3.2     Rekomendasi

 A.     Rekomendasi Kepada Badan Pengelola Wilayah Suramadu
         Dari hasil valuasi dapat disimpulkan bahwa keberadaan PKL KKJS di rumaja belum
           mengganggu kinerja jalan akses KKJS. Selain itu, PKL menjadi kegiatan ekonomi
           masyarakat Madura yang cukup potensial dan menyerap tenaga kerja lokal. Sehingga
           sebelum rest area Suramadu dapat direalisasika, perlu dilakukan penataan sementara
           PKL KKJS dan dengan pemberian ijin pemanfaatan rumaja secara bersyarat oleh PKL
           (Permen PU No.20/PRT/M/2010).
         Perlu pematangan konsep perencanaan rest area Suramadu, yakni dengan
           mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
           a) Rest area Suramadu harus mampu mengakomodir kebutuhan Masyarakat Madura,
               salah satu contohnya adalah dengan menjadikan rest area sebagai etalase Madura
               yang representatif (Bangkalan-Sampang-Pamekasan-Sumenep).
           b) Rest area Suramadu harus mampu memenuhi indikator-indikator keberlanjutan
               infrastruktur dalam aspek ekologi, ekonomi, sosial-budaya, politik, dan hankam.
         Dalam kriteria penentuan lokasi rest area Suramadu, BPWS perlu mempertimbangkan
           aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, seperti :

                ASPEK SOSIAL
               Kriteria          Indikator                           Keterangan
                                                 Pemilihan lokasi pembangunan rest area perlu
                             Terhindarnya
            Potensi                              mempertimbangkan potensi konflik sosial di daerah
                             konflik sosial di
            Konflik Sosial                       KKJS, yakni diutamakan lokasi dengan potensi konflik
                             lokasi rest area
                                                 yang rendah.



                                                 11
Pemilihan lokasi mempertimbangkan karakteristik
                                       masyarakat setempat, yakni diutamakan wilayah
                                       dengan masyarakat yang lebih terbuka terhadap
                                       perubahan.
                  Tersedia dan         Penentuan lokasi rest area harus dapat didukung oleh
                  terpakainya          ketersediaan tenaga kerja, khususnya yang berasal dari
Tenaga Kerja
                  tenaga kerja         wilayah setempat, sehingga diharapkan dapat menyerap
                  lokal                tenaga kerja dan memberdayakan masyarakat lokal.

                                       Penenetuan lokasi rest area perlu melihat potensi modal
                  Kepercayaan
                                       sosial yang ada di wilayah tersebut, yakni diutamakan
Modal sosial      (trust),Aturan
                                       wilayah dengan modal sosial yang tinggi dan
                  (Norm), Jejaring
                                       mendukung.
                  Sosial (Network)
     Table 13. Table Usulan kriteria penentuan lokasi rest area Suramadu Aspek Sosial

  ASPEK EKONOMI
  KRITERIA           INDIKATOR                             KETERANGAN
                                       Penentuan lokasi rest area mempertimbangkan
                  Biaya
                                       ketersediaan angkatan kerja di lokasi yang bersangkutan
                  memperoleh
                                       sehingga    dapat    meminimalisasi      biaya    untuk
                  tenaga kerja
                                       mendatangkan tenaga kerja.
                                       Penentuan lokasi rest area mempertimbangkan
                  Biaya
                                       ketersediaan angkatan bahan baku/material untuk
Biaya yang        mendapatkan
                                       pembangunan rest area di lokasi yang bersangkutan
timbul dari       bahan
                                       sehingga    dapat    meminimalisasi      biaya    untuk
pemilihan         baku/material
                                       mendapatkannya.
lokasi rest
                                       Penentuan lokasi rest area mempertimbangkan daerah
area
                  Biaya proses         asal PKL KKJS sehingga dapat meminimalisasi biaya
                  relokasi             untuk mobilitas barang dan manusia (pedagang) dalam
                                       proses relokasi.
                                       Penentuan lokasi perlu mempertibangkan biaya yang
                  Biaya dampak
                                       muncul dari dampak kerusakan lingkungan di wilayah
                  ekologis
                                       pembangunan rest area.
Manfaat
                                       Penentuan lokasi perlu mempertibangkan kemungkinan
ekonomi dari      Perkembangan
                                       perkembanganekonomi dalam lingkup regional,
pemilihan         ekonomi
                                       sehingga dipilih lokasi yang strategis bagi
lokasi rest       regional
                                       pengembangan dan investasi daerah.
area
     Table 14. Table Usulan kriteria penentuan lokasi rest area Suramadu Aspek Ekonomi




  ASPEK LINGKUNGAN
  KRITERIA           INDIKATOR                               KETERANGAN
                  Tersedia             Air merupakaan kebutuhan utama yang perlu
Ketersediaan
                  sumber air di        disediakan di lokasi rest area, sehingga ketersediaan air
Air
                  lokasi rest area     perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi.
                                       Lokasi pembangunan rest area diusahakan pada lahan
                  Kondisi lahan
Kondisilahan                           yang tidak produktif (bukan wilayah pertanian dan
                  dan topografi
dan topografi                          bukan lahan yang subur) dan diutamakan dengan
                  sesuai
                                       topografi yang seragam

                                        12
Rest area
         Kesesuaian       dibangun pada       Perlu diperhatikan kesesuaian lokasi pembangunan rest
         tata guna dan    lahan yang          area dengan tata guna lahan dan tata ruang di wilayah
         tata ruang       peruntukkannya      setempat (RTRW dan RDTRK Kab. Bangkalan)
                          sesuai
                          Ketersediaan        Untuk mendukung berfungsinya rest area secara
         Jaringan         jaringan utilitas   optimal, maka lokasi rest area diusahakan memiliki
         Utilitas         umum di lokasi      kelengkapan jaringan utilitas atau dekat dengan sumber
                          pembangunan         utilitas.
                          Kemampuan
                                              Lokasi pembangunan rest area sebaiknya memiliki akses
                          masyarakat
         Akses/pencap                         bagi masyarakat sekitar dan karena rest area sebagai
                          untuk
         aian                                 tempat relokasi PKL KKJS, maka harus dmudah dicapai
                          mengakses
                                              oleh para PKL KKJS.
                          lokasi rest area
                          Lokasi rest area
         Scape                                Agar dapat memberikan citra visual yang monumental
                          mendukung
         Planning                             bagi jembatan Suramadu, maka lokasi rest area perlu
                          Jembatan
         (icon&                               memberikan jarak pandang yang cukup (> tinggi
                          Suramadu
         monumentalis                         jembatan) bagi pengamat jembatan (scape planning
                          sebagai
         me)                                  theory).
                          icon/monumen
             Table 15. Table Usulan kriteria penentuan lokasi rest area Suramadu Aspek Lingkungan

      Penanganan masalah PKL KKJS perlu mempertimbangkan potensi modal sosial yang
        ada, yaitu :
         - Pelibatan tokoh masyarakat dan pemerintah (trust)
         - Melihat karakter masyarakat Madura yang mengutamakan penghormatan dan
             penghargaan (norm)
         - Memanfaatkan jejaring sosial , yaitu kelompok masyarakat dan paguyuban PKL
             (network)
      Perlu peningkatan koordinasi antara BPWS dengan Pemda, salah satunya dapat
        diaplikasikan dalam konsep role sharing atau bagi peran, khususnya dalam
        penyelesaian masalah PKL.
B.   Rekomendasi Kepada Balai besar Pembangunan Jalan Nasional (BPJN) V Bina Marga
      Serah terima kewenangan jalan akses KKJS antara BPJN V dengan BPWS perlu
        ditegaskan secara resmi
      Berdasarkan hasil pemetaan kondisi sosial dan ekonomi di wilayah KKJS yag
        menunjukan bahwa pembangunan infrastruktur jalan memiliki pengaruh terhadap
        peningkatan kondisi sosial dan ekonomi. Oleh karena itu pengembangan wilayah
        Madura perlu didukung oleh peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur jalan
        di Madura.
C.   Rekomendasi Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bangkalan
      Perlu meningkatkan koordinasi dengan BPWS dan diharapkan selain menjadi
        pemegang kewenangan daerah otonom, juga sekaligus memonitor perkembangan
        pembangunan di Madura oleh BPWS.
      Perlu memberikan dukungan, khususnya dalam masalah pembebasan lahan dan
        penyiapan masyarakat Madura dalam kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh
        BPWS.


                                               13
 Pengelolaan dan penanganan PKL KKJS perlu didukung oleh peran Pemda, yakni
            dengan cara memberdayakan SKPD Kabupaten Bangkalan sesuai dengan tusi-tusi yang
            terkait seperti : Bappeda (mensinergikan rencana pengembangan wilayah KKJS), Dinas
            Koperasi & UMKM (pembinaan dan pengelolaan usaha PKL), Satpol-PP (penertiban dan
            penegakan aturan hukum), Dinas Perhubungan (pengaturan dan penjagaan fungsi
            perhubungan), dan Pemerintah Kecamatan/Desa (sosialisasi dan monitoring PKL KKJS).




                                   DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana. 2003.URBAN HIDDEN ECONOMY. Surabaya: Lembaga Penelitian ITS.
Bromley, Ray & Gery Chris (eds.). 1979.CASUAL WORK AND POVERTY IN THIRD WORLD CITIES.
JohnWiley: Chichester.
Charles Romesburg. CLUSTER ANALYSIS FOR RESEARCHER
De Soto, Hernando. 1986.THE OTHER PATH: THE INVISIBLE REVOLUTION IN THE THIRD WORLD. New
York : Harper & Row, 1989.
Eko, Sutoro. MODAL SOSIAL, DESENTRALISASI DAN DEMOKRASI LOKAL. Dalam
http://www.ireyogya.org/sutoro/modal_sosial_dan_demokrasi_lokal.pdf. Diakses tanggal 9 Mei
2011.
Glen McPherson. 2001. APPLYING AND INTERPRETING STATISTICS: A COMPREHENSIVE GUIDE
SECOND EDITION. Published by Springer.
Harry Hikmat. 2000. ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN SOSIAL : STRATEGI MENUJU PEMBANGUNAN
BERPUSAT PADA RAKYAT (PEOPLE CENTRED DEVELOPMENT). Jakarta : Universitas Indonesia.
Hidayat.1978.PENGEMBANGAN SEKTOR INFORMAL DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL: MASALAH
DAN PROSPEK. Bandung : Pusat Penelitian Ekonomi dan SDM Fakultas Ekonomi Universitas
Padjadjaran.
Hikmat Iskandar. 2009. PENCAPAIAN KLASIFIKASI FUNGSI JALAN SECARA BERTAHAP. Bandung :
Pusjatan PU.
http://www.scribd.com/doc/74482421/2903436-Modul-9-Benefit-Cost-Ratio-Analysis.      ANALISIS
BENEFIT COST RATIO. Diakses tanggal 5 September 2011.
McGee, T.G. and Yeung, Y.M. 1977.HAWKERS IN SOUTHEAST ASIA: PLANNING FOR BAZAAR
ECONOMY. International Development Research Centre.
Tim Penyusun. 1997. MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA.Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum RI.
Patunru, Arianto A. 2004. Program Pelatihan Analisis Biaya Manfaat ; VALUASI EKONOMI : UMUM.
Jakarta : LPEM-FEUI.
Peattie, Lisa A. 1987."AN IDEA IN GOOD CURRENCY AND HOW IT GREW: THE INFORMAL
SEKTOR".World Development Vol. 15, no.7, pp.851-860.


                                             14
Ramli, R. 1992.SEKTOR INFORMAL PERKOTAAN PEDAGANG KAKI LIMA. Jakarta.
Sativah, Khoridah dan Juliyatin Putri Utami. 2010. PENCEGAHAN DAMPAK PEMBANGUNAN
JEMBATAN SURAMADU TERHADAP EKOLOGI DENGAN METODE MASTERPLAN MADURA TERPADU.
Malang : Universitas Negeri Malang.
Sethuraman, S.V. 1981.THE URBAN INFORMAL SEKTOR IN DEVELOPING COUNTRIES: EMPLOYMENT,
POVERTY AND ENVIRONMENT. Geneva, International Labour Office.
Sekretariat Tim Teknis BKTRN. 2009. INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA.
Jakarta : Bulletin Tata Ruang ; ISSN : 1978-1571.
Supartomo & Edi Rusdiyanto .2000.PROFIL SEKTOR INFORMAL PEDAGANG KAKILIMA DI KAWASAN
PINGGIRAN PERKOTAAN. Universitas Terbuka.
Suharto, Edi, PhD. MODAL SOSIAL DAN KEBIJAKAN PUBLIK. Dalam http://www.policy.hu/suharto/.
Diakses tanggal 9 Mei 2011.
Tim Peneliti. 2009. LAPORAN AKHIR PENELITIAN OPTIMALISASI JEMBATAN SURAMADU. Surabaya :
Balai Litbang Sosek Bidang Jalan dan Jembatan.
Tim Peneliti. 2010. LAPORAN AKHIR PENELITIAN OPTIMALISASI JEMBATAN SURAMADU. Surabaya :
Balai Litbang Sosek Bidang Jalan dan Jembatan.
Tim Penyusun. 2004. PEDOMAN KONSTRUKSI DAN BANGUNAN : PENENTUAN KLASIFIKASI FUNGSI
JALAN DI KAWASAN PERKOTAAN (Pd T-18-2004-B). Jakarta : Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah.
Undang-Undang No.38 tahun 2004 tentang Jalan.

UndangUndang No.22 tahun 2009 tentang Udang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.




                                                15

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
Agus Tri
 
Perencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonPerencanaan jalan beton
Perencanaan jalan beton
Abd Hamid
 
02 - SBB2-Pelat_1.ppt
02 - SBB2-Pelat_1.ppt02 - SBB2-Pelat_1.ppt
02 - SBB2-Pelat_1.ppt
CES2022
 
Spesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingSpesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebing
Ketut Swandana
 
Studi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekStudi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyek
Dirman Hasan
 
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenPd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Syukri Ghazali
 

Was ist angesagt? (20)

Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
 
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.pptBahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Perencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonPerencanaan jalan beton
Perencanaan jalan beton
 
Rigid Pavement
Rigid PavementRigid Pavement
Rigid Pavement
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000
 
Jenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhanJenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhan
 
02 - SBB2-Pelat_1.ppt
02 - SBB2-Pelat_1.ppt02 - SBB2-Pelat_1.ppt
02 - SBB2-Pelat_1.ppt
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
 
Spesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingSpesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebing
 
Metode pelaksanaan jaringan irigasi
Metode pelaksanaan jaringan irigasiMetode pelaksanaan jaringan irigasi
Metode pelaksanaan jaringan irigasi
 
Indeks faktor efisiensi alat
Indeks faktor efisiensi alatIndeks faktor efisiensi alat
Indeks faktor efisiensi alat
 
Kriteria pelabuhan pp 61 & km 53
Kriteria pelabuhan pp 61 & km 53Kriteria pelabuhan pp 61 & km 53
Kriteria pelabuhan pp 61 & km 53
 
Studi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekStudi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyek
 
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenPd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
 
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...
 

Ähnlich wie Pengkajian dampak sosial lingkungan akibat pembangunan jembatan suramadu

Kerusakan jalan
Kerusakan jalanKerusakan jalan
Kerusakan jalan
ancis
 
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaanPanduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
Ketut Swandana
 
Panduan survai dan_perhitungan_waktu_perjalanan_lalu_lintas
Panduan survai dan_perhitungan_waktu_perjalanan_lalu_lintasPanduan survai dan_perhitungan_waktu_perjalanan_lalu_lintas
Panduan survai dan_perhitungan_waktu_perjalanan_lalu_lintas
Ketut Swandana
 
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruWord Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Afwan Alkarimy
 
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
iwansetiawan342
 
Eki Manajemen Transportasi
Eki Manajemen TransportasiEki Manajemen Transportasi
Eki Manajemen Transportasi
UNTIRTA
 

Ähnlich wie Pengkajian dampak sosial lingkungan akibat pembangunan jembatan suramadu (20)

3 bab 1 pendahuluan ok
3 bab 1 pendahuluan ok3 bab 1 pendahuluan ok
3 bab 1 pendahuluan ok
 
Panduan penentuan klasifikasi fungsi jalan di wilayah perkot
Panduan penentuan klasifikasi fungsi jalan di wilayah perkotPanduan penentuan klasifikasi fungsi jalan di wilayah perkot
Panduan penentuan klasifikasi fungsi jalan di wilayah perkot
 
Kerusakan jalan
Kerusakan jalanKerusakan jalan
Kerusakan jalan
 
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaanPanduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
Panduan penentuan klasifikasi_fungsi_jalan_di_wilayah_perkotaan
 
Lap temu ilmiah rev2
Lap temu ilmiah rev2Lap temu ilmiah rev2
Lap temu ilmiah rev2
 
EVALUASI KESESUAIAN JALUR TRAYEK BRT TRANS SIDOARJO TERHADAP PENGEMBANGAN ANT...
EVALUASI KESESUAIAN JALUR TRAYEK BRT TRANS SIDOARJO TERHADAP PENGEMBANGAN ANT...EVALUASI KESESUAIAN JALUR TRAYEK BRT TRANS SIDOARJO TERHADAP PENGEMBANGAN ANT...
EVALUASI KESESUAIAN JALUR TRAYEK BRT TRANS SIDOARJO TERHADAP PENGEMBANGAN ANT...
 
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarOptimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
 
lap akhir pembangunan dermaga besi desa ma.muntai.pdf
lap akhir pembangunan dermaga besi desa ma.muntai.pdflap akhir pembangunan dermaga besi desa ma.muntai.pdf
lap akhir pembangunan dermaga besi desa ma.muntai.pdf
 
03 suhartono.73-88
03 suhartono.73-8803 suhartono.73-88
03 suhartono.73-88
 
Persentasi Metode Penelitian.pptx
Persentasi Metode Penelitian.pptxPersentasi Metode Penelitian.pptx
Persentasi Metode Penelitian.pptx
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah senior
 
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptxKLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
 
Panduan survai dan_perhitungan_waktu_perjalanan_lalu_lintas
Panduan survai dan_perhitungan_waktu_perjalanan_lalu_lintasPanduan survai dan_perhitungan_waktu_perjalanan_lalu_lintas
Panduan survai dan_perhitungan_waktu_perjalanan_lalu_lintas
 
Aries setijadji
Aries setijadjiAries setijadji
Aries setijadji
 
Kerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupaten
Kerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupatenKerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupaten
Kerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupaten
 
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruWord Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
 
xxxx
xxxxxxxx
xxxx
 
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
 
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
 
Eki Manajemen Transportasi
Eki Manajemen TransportasiEki Manajemen Transportasi
Eki Manajemen Transportasi
 

Mehr von Agung Setiawan Pribadi

Jasa konsultansi pengumuman pemenang breakwater
Jasa konsultansi pengumuman pemenang breakwaterJasa konsultansi pengumuman pemenang breakwater
Jasa konsultansi pengumuman pemenang breakwater
Agung Setiawan Pribadi
 

Mehr von Agung Setiawan Pribadi (13)

Profil Pulau-Pulau Terluar Provinsi Maluku
Profil Pulau-Pulau Terluar Provinsi MalukuProfil Pulau-Pulau Terluar Provinsi Maluku
Profil Pulau-Pulau Terluar Provinsi Maluku
 
Lampiran juknis spm 210613
Lampiran juknis spm 210613Lampiran juknis spm 210613
Lampiran juknis spm 210613
 
Penyusunan masterplan pasar indra sari kota pangkalan bun
Penyusunan masterplan pasar indra sari kota pangkalan bunPenyusunan masterplan pasar indra sari kota pangkalan bun
Penyusunan masterplan pasar indra sari kota pangkalan bun
 
Zonasi
ZonasiZonasi
Zonasi
 
Pemantauan creel indonesiabarat10
Pemantauan creel indonesiabarat10Pemantauan creel indonesiabarat10
Pemantauan creel indonesiabarat10
 
Lapdal - Green City Trenggalek
Lapdal - Green City TrenggalekLapdal - Green City Trenggalek
Lapdal - Green City Trenggalek
 
Pernyataan rakh bupati Trenggalek
Pernyataan rakh bupati TrenggalekPernyataan rakh bupati Trenggalek
Pernyataan rakh bupati Trenggalek
 
Rth kota
Rth kotaRth kota
Rth kota
 
Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227
Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227
Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227
 
Permen 18 2007
Permen 18 2007Permen 18 2007
Permen 18 2007
 
Jasa konsultansi pengumuman pemenang breakwater
Jasa konsultansi pengumuman pemenang breakwaterJasa konsultansi pengumuman pemenang breakwater
Jasa konsultansi pengumuman pemenang breakwater
 
Langmiami
LangmiamiLangmiami
Langmiami
 
Matriks itbx 2
Matriks itbx 2Matriks itbx 2
Matriks itbx 2
 

Pengkajian dampak sosial lingkungan akibat pembangunan jembatan suramadu

  • 1. EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN DAMPAK SOSIAL LINGKUNGAN AKIBAT PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU TAHUN ANGGARAN 2011
  • 2. DAFTAR ISI I. Pendahuluan ................................................................................................................................ 2 1.1. Latar Belakang .................................................................................................................... 2 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 2 1.4. Keluaran (Output) ............................................................................................................... 3 1.5. Hasil (Outcome) .................................................................................................................. 3 1.6. Manfaat .............................................................................................................................. 3 II. Metode Penelitian ........................................................................................................................ 3 2.1. Pendekatan dan Metode Umum Penelitian ......................................................................... 3 2.2. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................................... 4 2.3. Metode Penelitian .............................................................................................................. 4 III. Kesimpulan dan Rekomendasi ...................................................................................................... 5 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 5 3.2 Rekomendasi .................................................................................................................... 11 1
  • 3. I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jembatan Suramadu, yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia diharapkan dapat membuka Wilayah Madura menjadi lebih accessible sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Seperti halnya pembangunan infrastruktur lainnya, pembangunan jembatan Suramadu pasti menimbulkan dampak social, dan ekonomi bagi masyarakt sekitarnya. Permasalahan Sosial, Ekonomi ini telah dikaji dan dipetakan dalam penelitian Balai Litbang Sosial Ekonomi dan Lingkungan tahun 2009 dan 2010, tahun 2011 ini akan dikaji lebih dalam mengenai kasus menjamurnya PKL di Rumaja jalan akses Kawasan Kaki Jembatan Suramadu yang kemudian akan disingkat KKJS, sebagai salah satu dampak pembangunan Jembatan ini. Kondisi yang terjadi saat ini adalah :  Kondisi Rumaja jalan akses Jembatan Suramadu saat ini - Fungsi jembatan belum mampu menunjukkan manfaatnya bagi peningkata perekonomian Madura. - Menjamurnya PKL di Rumaja jalan akses jembatan sisi Madura dikhawatirkan dapat mengganggu kinerja jalan dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan.  Telah diirencanakan pembangunan Rest Area yang mengakomodir wilayah untuk PKL di KKJS.  Terjadi benturan kepentingan dan konflik Sosial akibat pembangunan Jembatan - Menurunnya fungsi pelabuhan kamal - Benturan antara BBWS selaku badan pengembangan wilayah Suramadu dengan Pemda Setempat dalam penanganan PKL - Benturan BPJN V dengan pemerintah Daerah dalam kewenangan pemberian ijin pemanfaatan Rumaja Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diambil dengan teknis simple random sampling dan data kualitatif diambil dengan observasi lapangan dan wawancara Penelitian ini akan memberikan gambaran dampak keberadaan PKL di Rumaja jalan akses KKJS dan permasalahan yang terjadi untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembangunan rest area KKJS dan program pengembangan KKJS lainnya. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana dampak sosial lingkungan akibat pembangunan Jembatan Suramadu khususnya kasus keberadaan PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS ? 2. Bagaimana persepsi Stakeholder tentang keberadaan PKL KKJS terhadap konsep Rumaja dan rencana pengembangan wilayah KKJS ? 3. Apa yang perlu direkomendasikan kepada para stakeholder untuk pengembalian peran dan fungsi Rumaja Jalan Akses KKJS sesuai peraturan perundangan yang berlaku ? 1.3. Tujuan Penelitian  melakukan pengkajian dampak sosial dan lingkungan akibat pembangunan Jembatan Suramadu, khususnya keberadaan PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS 2
  • 4. merumuskan rekomendasi kepada Stakeholder mengenai pengembalian fungsi dan peran Rumaja Akses KKJS sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.  menyelesaikan benturan kepentingan yang terjadi antar stakeholder, dalam penyelesaian masalah dampak sosial-lingkungan akibat pembangunan Jembatan Suramadu, khususnya keberadaan PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS. 1.4. Keluaran (Output) Dari penelitian ini akan dihasilkan 1 (satu) Naskah Ilmiah dampak sosial-lingkungan pembangunan Jembatan Suramadu (kasus PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS) dan rekomendasi kepada Stakeholder terkait. 1.5. Hasil (Outcome) Outcome yang diharapkan dapat muncul dari dilakukannya penelitian ini antara lain :  Terjadinya titik temu antara harapan masyarakay PKL dengan rencana pengembangan oleh BPWS, sehingga tidak terjadi konflik saat dilaksanakannya relokasi PKL KKJS.  BPWS dan Pemda dapat saling berkoordinasi untuk pemecahan masalah dampak pembangunan Suramadu, kemudian dapat merencanakan pengembangan wilayah suramadu dengan kebijakan yang ramah sosial dan berwawasan lingkungan  Berkurangnya benturan dan konflik sosial baik dalam ranah pemerintahan maupun kemasyarakatan, sehingga muncul keharmonisan kehidupan bermasyarakat yang lebih kondusif untuk pengembangan wilayah Suramadu.  Pengembalian fungsi, status dan kewenangan Rumaja Jalan Akses KKJS sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dan dapat diteruskan dengan penyusunan Pedoman Optimalisasi Pemanfaatan Rumaja. 1.6. Manfaat  Teridentifikasinya dampak aspek sosial-lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan Jembatan Suramadu dalam kasus keberadaan PKL di Jalan Akses KKJS.  Teridentifikasinya potensi dan masalah yang ada dalam kasus tersebut.  Terumuskannya alternatif solusi guna penyelesaian masalah yang muncul sebagai dampak negatif akibat pembangunan Jembatan Suramadu, yakni keberadaan PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS dan terumuskannya rekomendasi untuk stakeholder terkait. Dari manfaat di atas diharapkan para Stakeholder dapat mengetahui secara pasti potensi dan masalah sosial-lingkungan akibat keberadaan PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS, untuk menjadi acuan dalam penentuan kebijakan penanganan PKL KKJS yang lebih baik dan memberikan percepatan dalam pengembangan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu. Selain itu, juga diharapkan adanya penerapan kembali konsep Rumaja di Jalan Akses KKJS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hasil pengkajian ini dapat digunakan sebagai bahan pengkayaan dalam penyusunan Pedoman Optimalisasi Pemanfaatan Ruang Manfaat Jalan. II. Metode Penelitian 2.1. Pendekatan dan Metode Umum Penelitian  Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif yang didukung oleh kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengukur dampak keberadaan PKL terhadap kinerja jalan dan mengukur keuntungan dan kerugian kegiatan PKL di wilayah KKJS untuk masyarakat PKL itu sendiri maupun untuk pemerintah setempat. Kemudian hasilnya 3
  • 5. didalami secara lebih rinci dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengambilan data wawancara mendalam dan observasi  Menurut jenisnya, penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitis, karena tujuan untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai dampak akibat pembangunan Jembatan Suramadu dan tidak mencari hubungan dan komparasi sesuatu.  Menurut sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian terapan atau applied research yaitu berusaha menjawab persoalan/masalah praktis darigejala-gejala dampak pembangunan yang muncul di sekitar lingkungan 2.2. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup spasial penelitian ini adalah wilayah Rumaja Jalan Akses KKJS, sedangkan ruang lingkup substansialnya adalah pemecahan masalah keberadaan PKL di Rumaja Jalan Akses KKJS yang dikaji dari aspek sosial dan lingkungan. 2.3. Metode Penelitian Beberapa metode yang digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian adalah :  Metode Pemetaan Kondisi KKJS Menggunakan metode taksonomi dan analisis Euclidean Distance untuk mengungkap kondisi Sosial, Ekonomi wilayah penelitian  Metode Pemetaan Kondisi Rumaja Jalan Akses KKJS Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan dari kajian pustaka dan data primer yang didapakan dari observasi dan wawancara. Kemudian analisis menggunakan metode deskripsi naratif  Metode Pemetaan Karakteristik PKL KKJS Menggunakan data primer dengan alat kuisioner, dengan pengambilan sample menggunakan teknik simple random sampling. Kemudian data diolah dan disajikan mengunakan alat statistika deskriptif dan inferensial  Analisis Dampak PKL KKJS, dilakukan dengan metode : - Traffic counting; Untuk mengetahui tingkat kinerja jalan (Degree of Saturation) - Parking Survey; Untuk mengetahui akumulasi parker kendaraan di Rumaja dan tingkat hambatan samping di Rumaja. - Geometric Inventory; Untuk melihat kapasitas jalan dari sisi geometrisnya - Data Pertumbuhan Kendaraan; Untuk memprediksi kinerja jalan 5 tahun mendatang dan bangkitan kendaraan je JA-KKJS  Analisis Biaya-Manfaat Usaha PKL KKJS Menggunakan teknik analisis secara kuantitatif dengan mengunakan alat statistika deskriptif dan inferensial untuk mengetahui rasio biaya dan manfaat ekonomi yang didapatkan oleh PKL, variable yang digunakan adalah: Manfaat ekonomi Biaya ekonomi Variabel Indikator Variabel Indikator a. Kesempatan kerja Upah a. Kebersihan Pungutan b. Pendapatan masyarakat Pendapatan b. Pengeluaran pedagang c. Output sektor riil bersih tempat dagang Sewa/beli lapak d. Penerimaan daerah Omzet c. Pengadaan Biaya beli air (PAD) Pungutan resmi fasilitas umum bersih dan listrik Table 1. Variable Dan Indikator Analisis Biaya Manfaat Usaha PKL KKJS 4
  • 6. Analisis Persepsi deskriptsi naratif dan statistik. Metode deskriptsi naratif adalah untuk menjelaskan persepsi stakeholder dan pemerintah daerah setempat terhadap keberadaan PKL KKJS, sedangkan metode deskriptsi statistik digunakan untuk memperlihatkan persepsi pengguna jalan terhadap keberadaan PKL KKJS di rumaja jalan akses KKJS.  Studi Kasus dan Potensi Modal Sosial Pengambilan data dilakukan dengan onservasi dan wawancara dengan pemilihan responden secara judgement. Pemilihan ini dilakukan agar didapatkan informasi yang lengkap dan dari sumber yang tepat. Sedangkan analisis dilakukan dengan deskriptif. III. Kesimpulan dan Rekomendasi 3.1 Kesimpulan A. Pemetaan Wilayah Penelitian dan Karakteristik PKL KKJS  Pemetaan Kondisi Sosial, Ekonomi Wilayah Penelitian (KKJS) Pemetaan dilakukan dengan menghitung index masing-masing Desa dengan variable social dan ekonomi. Nilai index diukur berdasarkan jarak/simpangan terhadap kondisi ideal. Index yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Nama Desa Sosial Ekonomi Sosial dan Ekonomi Pangpong 4.13 5.85 7.16 Sukolilo Barat 3.51 3.17 4.73 Baengas 4.24 4.83 6.43 Morkepek 3.30 8.51 9.13 Labang 4.40 6.88 8.17 Sendang Laok 3.84 8.61 9.43 Sendang Daya 3.83 7.58 8.49 Petapan 3.48 7.77 8.51 Table 2. Hasil Perhitungan Index Sosial Ekonomi Wilayah KKJS Kemudian dari hasil klasifikasi index, didapatkan kondisi wilayah KKJS seperti dalam gambar berikut : Gambar 1. Peta Kondisi Sosial Wilayh KKJS 5
  • 7. Gambar 2. Peta Kondisi Ekonomi Wilayh KKJS Gambar 3. Peta Kondisi Sosial Ekonomi Wilayh KKJS Berdasarkan pada hasil pemetaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan jembatan suramadu dan jalan aksesnya mampu memberikan dampak positif terhadap perkembangan kondisi soail, ekonomi di wilayah yang dilaluinya. Hal tersebut terlihat dari hasil yang menunjukkan Desa Sukolilo Barat yang paling dekat dengan gerbang Suramadu menjadi wilayah dengan kondisi social ekonomi paling baik.  Pemetaan Kondisi eksisting Rumaja Jalan Akses KKJS Lokasi dan panjang jalan akses KKJS terlihat pada gambar dibawah : 6
  • 8. Gambar 4. Peta Lokasi dan Panjang Jalan Akses KKJS Pada jalan akses KKJS sisi Madura, terjadi penjamuran PKL yang menempati ruang manfaat jalan dengan peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun, seperti terlihat dalam data berikut : PKL SURAMADU NO TAHUN MAMIN SOVENIR JUMLAH 1 2008 0 0 0 2 2009 525 96 621 3 2010 704 137 841 4 2011* 736 155 891 * Pendataan sampai dengan Agustus 2011, Sumber : Bappeda Bangkalan, 2011. Table 3. Data Peningkatan Jumlah PKL KKJS PKL KKJS saat ini kondisinya telah ditertibkan dengan dimundurkan posisi lapaknya sehingga memberikan ruang untuk pengunjung parkir agar tidak terlalu dekat dengan batas bahu jalan. Pemerintah daerah setempat memfasilitasi area berdagang dengan pembangunan rest area sementara dengan tujuan merapikan area PKL sebelum PKL dipindahkan ke Rest Area oleh BPWS.  Karakteristik PKL KKJS Berdasarkan proses identifikasi terhadap karakteristik PKL KKJS dihasilkan kondisi sebagai berikut : Table 4. Data Model Lapak/Tempat Berjualan berdasarkan gender 7
  • 9. Table 5. Daerah Asal, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Pedagang PKL KKJS Mayotitas PKL KKJS berdagang dengan model lapak semi permanen sehingga proses relokasi nantinya akan cukup sulit dilakukan. Asal daerah PKL KKJS kebanyakan berasal dari daerah Bangkalan sendiri dan dengan tingkat pendidikan yang umumnya rendah, sehingga PKL merupakan solusi ekonomi masyarakat yang paling murah dan mudah karena tidak membutuhkan keahlian dan tingkat pendidikan yang tinggi. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% dapat izin tidak dapat izin Gambar 5. Tabulasi perijinan PKL KKJS Berdasarkan fakta lapangan, hampir 80% PKL KKJS mengaku mendapatkan ijin berdagang, sumber perijina mayoritas berasal dari Desa/kelurahan setempat 90 29% 28% 80 70 60 50 40 30 20 10 0 43% setuju untuk pindah tidak setuju takut kehilangan pelanggan lokasi baru kurang ramai lainnya Gambar 6. Tabulasi jawwwaban kesediaan PKL untuk direlokasi Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar PKL KKJS bersedai untuk direlokasi dengan alasan pelaku PKL telah menyadari keberadaannya di Rumaja salah, sudah mengetahui rencana pembangunan rest area, dan jumlah pengunjung mulai menurun. Namun sebagian masih enggan untuk direlokasi dengan alasan takut kehilangan pelangggan, anggapan bahwa lokasi baru kurang ramai dan alasan lain. 8
  • 10. B. Valuasi Dampak Teknis PKL KKJS terhadap fungsi Rumaja dan Manfaat Ekonomi Keberadaan PKL di Rumaja KKJS  Valuasi Dampak Teknis PKL KKJS Kinerja ruas jalan akses KKJS digambarkan dalam table berikut : Volume Kendaraan Vrata-rata Jam Sibuk Arah DS LV MHV LB LT MC LV (km/jam) Kamis, 16 Juni Ke Madura 280 37 11 13 792 0,229 73,28 2011 Ke Surabaya 162 3 9 1 1021 0,220 73,46 Minggu, 19 Ke Madura 402 17 25 22 1459 0,399 69,36 Juni 2011 Ke Surabaya 414 13 16 4 1547 0,377 69,90 Table 6. Kinerja Ruas Jalan Berdasarkan hasil pengukuran diatas, terlihat bahwa kinerja ruas jalan akses KKJS sisi Madura masih relative baik dengan ditunjukkkan oleh nilai DS<0.75 (berdasarkan MKJI 1957), dan kecepatan rata-rata kendaraan yang melaluinya masih diatas 60km/jam. Hal tersebut berarti keberadaan PKL di Rumaja KKJS secara teknis belum mengganggu kinerja jalan. Table 7. Table prosentase kendaraan parkir Hari Situasi Jumlah Kelas Hambatan Arah Frek./Kejadian Pengamatan Parkir Parkir Samping Surabaya- Terbesar 117 134 Rendah Kamis, Madura Rata-rata 34 68 Rendah 16 Juni 2011 Madura- Terbesar 54 108 Rendah Surabaya Rata-rata 31 62 Rendah Surabaya- Terbesar 177 354 Sangat tinggi Minggu, Madura Rata-rata 53 106 Rendah 19 Juni 2011 Madura- Terbesar 119 138 Rendah Surabaya Rata-rata 51 102 Rendah Table 8. Analisis Kelas Hambatan Samping Dari hasil survai parkir terlihat bahwa kendaraan yang melewati jalan akses KKJS hanya sekitar 3-8% saja yang melakukan parkir di rumaja. Dalam analisis selanjutnya didapatkan kelas hambatan samping yang terjadi rata-rata masih rendah, namun dapat dimungkinkan terjadi kelas hambatan sangat tinggi pada saat weekend di peak hour (jam terpadat). Pada kondisi inilah parkir di rumaja KKJS dikatakan mengganggu lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan. Table 9. Pertumbuhan Rata-Rata Kendaraan Yang Melewati Jembatan Suramadu 9
  • 11. Kinerja Ruas Jalan Kelas Hambatan Samping Hari Arah Frek/ Kelas Hambatan Pengamatan PHV DS Kejadian Samping Kamis Surabaya- Madura 1596 0.416 124 Rendah Madura-Surabaya 1534 0.400 113 Rendah Minggu Surabaya- Madura 2780 0.724 193 Sedang Madura-Surabaya 2630 0.685 185 Sedang Table 10. Table Hasil Proyeksi nilai DS dan Kelas Hambatan Samping (5 tahun kedepan) Berdasarkan perhitungan jumlah kunjungan kendaraan yang melewati jembatan Suramadu, dihasilkan nilai pertumbuhan rata-ratanya per tahun adalah 12.69%. Meskipun penngkatan LHR tersebut tinggi, hasil proyeksi menunjukkan bahwa kinerja ruas jalan akses KKJS masih cukup baik (dalam asumsi jumlah PKL tetap),  Manfaat Ekonomi Keberadaan PKL di Rumaja KKJS Hail perhitungan biaya dan manfaat PKL KKJS yang terkuantifikasi dapat dilihat dalam table berikut : Table 11. Hasil Perhitungan Analisis Biaya dan Manfaat PKL KKJS Rasio biaya-manfaat diatas adalah 2.92 yang berarti bahwa manfaat ekonomi PKL KKJS lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Ini menunjukkan bahwa keberadaan PKL KKJS menjadi peluang ekonomi yang potensial bagi masyarakat sekitar. C. Persepsi Stakeholder Terhadap keberadaan PKL KKJS Pengukuran persepsi dilakukan terhadap stakeholder (BPWS, BPJN V Bina Marga dan Pemda Kabupaaten Bangkalan) dan pengguna jalan. Berdasarkan hasil pendalaman kualitatif tersebut didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya :  Berdasarkan UU no 38 tahun 2004, jalan akses KKJS termasuk jalan Nasional yang kewenangannya berada dibawah pemerintah pusat, yang diwakili oleh BPJN V Bina Marga. Tetapi dengan diberlakukannya Perpres No 27 tahun 2008, harus dilakukan pelimpahan kewenangan kepada BPWS selaku pengelola Suramadu  Rest Area sebagai lokasi relokasi PKL belum dapat dilaksanakan disebabkan oleh permasalahan pembebasan lahan.  Pemda Bangkalan telah melakukan usaha pembinaan terhadap PKL KKJS yang diwakili oleh dinas Koperasi dan UMKM dengan cara : 1) Pendataan PKL, 2) Penyeragaman lapak, 3) Penertiban lapak menjadi lebih jauh dari batas bahu jalan, 4) Membentuk paguyuban-paguyuban pedagang  Persepsi pengguna jalan digambarkan dalam table berikut : Komentar Pengguna Jalan Kebersihan PKL-KKJS (%) Tidak Tidak Kurang Kurang Mengganggu Kumuh mengganggu menjawab tertata tertib 40,0 33,3 26,7 57,0 40,0 3,0 Table 12. Table Persepsi pengguna Jalan Terhadap Keberadaan PKL KKJS 10
  • 12. Kebanyakan pengguna jalan menganggap bahwa keberadaan PKL KKJS tidak mengganggu, hanya saja dirasakan kondisinya kurang tertata dan kumuh. D. Studi Kasus Pengelolaan dan Penataan PKL di Surakarta dan Surabaya  Pada kasus pengelolaan PKL di Surakarta, konsep-konsep yang digunakan oleh Pemerintah Daerah antara lain : a) Melihat PKL bukan hanya sebagai masalah, melainkan asset/peluang investasi yang dapat dikembangkan (menjadi KUKF yang formal). b) Tidak melakukan penataan PKL sebelum ada solusi yang jelas. c) Memprioritaskan pada komunikasi sosial dengan konsep “Nguwongke Wong”. d) Model penanganan adalah saling menguntungkan (win-win solution).  Pada kasus pengelolaan PKL di Surabaya, konsep-konsep yang digunakan adalah : a) Menstralisasi lokasi PKL di tempat tertentu yang disediakan khusus oleh Pemda, selain menertibkan PKL juga dapat memonitor dengan baik perkembangannya. b) Sentra PKL lokasinya tidak jauh dari lokasi berdagang semula agar biaya operasional PKL tidak bertambah dan potensi peluang usaha PKL tetap. c) Sentra PKL dibangun di tanah/lahan milik Pemda dan dikelola oleh Pemda sendiri. 3.2 Rekomendasi A. Rekomendasi Kepada Badan Pengelola Wilayah Suramadu  Dari hasil valuasi dapat disimpulkan bahwa keberadaan PKL KKJS di rumaja belum mengganggu kinerja jalan akses KKJS. Selain itu, PKL menjadi kegiatan ekonomi masyarakat Madura yang cukup potensial dan menyerap tenaga kerja lokal. Sehingga sebelum rest area Suramadu dapat direalisasika, perlu dilakukan penataan sementara PKL KKJS dan dengan pemberian ijin pemanfaatan rumaja secara bersyarat oleh PKL (Permen PU No.20/PRT/M/2010).  Perlu pematangan konsep perencanaan rest area Suramadu, yakni dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a) Rest area Suramadu harus mampu mengakomodir kebutuhan Masyarakat Madura, salah satu contohnya adalah dengan menjadikan rest area sebagai etalase Madura yang representatif (Bangkalan-Sampang-Pamekasan-Sumenep). b) Rest area Suramadu harus mampu memenuhi indikator-indikator keberlanjutan infrastruktur dalam aspek ekologi, ekonomi, sosial-budaya, politik, dan hankam.  Dalam kriteria penentuan lokasi rest area Suramadu, BPWS perlu mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, seperti : ASPEK SOSIAL Kriteria Indikator Keterangan Pemilihan lokasi pembangunan rest area perlu Terhindarnya Potensi mempertimbangkan potensi konflik sosial di daerah konflik sosial di Konflik Sosial KKJS, yakni diutamakan lokasi dengan potensi konflik lokasi rest area yang rendah. 11
  • 13. Pemilihan lokasi mempertimbangkan karakteristik masyarakat setempat, yakni diutamakan wilayah dengan masyarakat yang lebih terbuka terhadap perubahan. Tersedia dan Penentuan lokasi rest area harus dapat didukung oleh terpakainya ketersediaan tenaga kerja, khususnya yang berasal dari Tenaga Kerja tenaga kerja wilayah setempat, sehingga diharapkan dapat menyerap lokal tenaga kerja dan memberdayakan masyarakat lokal. Penenetuan lokasi rest area perlu melihat potensi modal Kepercayaan sosial yang ada di wilayah tersebut, yakni diutamakan Modal sosial (trust),Aturan wilayah dengan modal sosial yang tinggi dan (Norm), Jejaring mendukung. Sosial (Network) Table 13. Table Usulan kriteria penentuan lokasi rest area Suramadu Aspek Sosial ASPEK EKONOMI KRITERIA INDIKATOR KETERANGAN Penentuan lokasi rest area mempertimbangkan Biaya ketersediaan angkatan kerja di lokasi yang bersangkutan memperoleh sehingga dapat meminimalisasi biaya untuk tenaga kerja mendatangkan tenaga kerja. Penentuan lokasi rest area mempertimbangkan Biaya ketersediaan angkatan bahan baku/material untuk Biaya yang mendapatkan pembangunan rest area di lokasi yang bersangkutan timbul dari bahan sehingga dapat meminimalisasi biaya untuk pemilihan baku/material mendapatkannya. lokasi rest Penentuan lokasi rest area mempertimbangkan daerah area Biaya proses asal PKL KKJS sehingga dapat meminimalisasi biaya relokasi untuk mobilitas barang dan manusia (pedagang) dalam proses relokasi. Penentuan lokasi perlu mempertibangkan biaya yang Biaya dampak muncul dari dampak kerusakan lingkungan di wilayah ekologis pembangunan rest area. Manfaat Penentuan lokasi perlu mempertibangkan kemungkinan ekonomi dari Perkembangan perkembanganekonomi dalam lingkup regional, pemilihan ekonomi sehingga dipilih lokasi yang strategis bagi lokasi rest regional pengembangan dan investasi daerah. area Table 14. Table Usulan kriteria penentuan lokasi rest area Suramadu Aspek Ekonomi ASPEK LINGKUNGAN KRITERIA INDIKATOR KETERANGAN Tersedia Air merupakaan kebutuhan utama yang perlu Ketersediaan sumber air di disediakan di lokasi rest area, sehingga ketersediaan air Air lokasi rest area perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi. Lokasi pembangunan rest area diusahakan pada lahan Kondisi lahan Kondisilahan yang tidak produktif (bukan wilayah pertanian dan dan topografi dan topografi bukan lahan yang subur) dan diutamakan dengan sesuai topografi yang seragam 12
  • 14. Rest area Kesesuaian dibangun pada Perlu diperhatikan kesesuaian lokasi pembangunan rest tata guna dan lahan yang area dengan tata guna lahan dan tata ruang di wilayah tata ruang peruntukkannya setempat (RTRW dan RDTRK Kab. Bangkalan) sesuai Ketersediaan Untuk mendukung berfungsinya rest area secara Jaringan jaringan utilitas optimal, maka lokasi rest area diusahakan memiliki Utilitas umum di lokasi kelengkapan jaringan utilitas atau dekat dengan sumber pembangunan utilitas. Kemampuan Lokasi pembangunan rest area sebaiknya memiliki akses masyarakat Akses/pencap bagi masyarakat sekitar dan karena rest area sebagai untuk aian tempat relokasi PKL KKJS, maka harus dmudah dicapai mengakses oleh para PKL KKJS. lokasi rest area Lokasi rest area Scape Agar dapat memberikan citra visual yang monumental mendukung Planning bagi jembatan Suramadu, maka lokasi rest area perlu Jembatan (icon& memberikan jarak pandang yang cukup (> tinggi Suramadu monumentalis jembatan) bagi pengamat jembatan (scape planning sebagai me) theory). icon/monumen Table 15. Table Usulan kriteria penentuan lokasi rest area Suramadu Aspek Lingkungan  Penanganan masalah PKL KKJS perlu mempertimbangkan potensi modal sosial yang ada, yaitu : - Pelibatan tokoh masyarakat dan pemerintah (trust) - Melihat karakter masyarakat Madura yang mengutamakan penghormatan dan penghargaan (norm) - Memanfaatkan jejaring sosial , yaitu kelompok masyarakat dan paguyuban PKL (network)  Perlu peningkatan koordinasi antara BPWS dengan Pemda, salah satunya dapat diaplikasikan dalam konsep role sharing atau bagi peran, khususnya dalam penyelesaian masalah PKL. B. Rekomendasi Kepada Balai besar Pembangunan Jalan Nasional (BPJN) V Bina Marga  Serah terima kewenangan jalan akses KKJS antara BPJN V dengan BPWS perlu ditegaskan secara resmi  Berdasarkan hasil pemetaan kondisi sosial dan ekonomi di wilayah KKJS yag menunjukan bahwa pembangunan infrastruktur jalan memiliki pengaruh terhadap peningkatan kondisi sosial dan ekonomi. Oleh karena itu pengembangan wilayah Madura perlu didukung oleh peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur jalan di Madura. C. Rekomendasi Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bangkalan  Perlu meningkatkan koordinasi dengan BPWS dan diharapkan selain menjadi pemegang kewenangan daerah otonom, juga sekaligus memonitor perkembangan pembangunan di Madura oleh BPWS.  Perlu memberikan dukungan, khususnya dalam masalah pembebasan lahan dan penyiapan masyarakat Madura dalam kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh BPWS. 13
  • 15.  Pengelolaan dan penanganan PKL KKJS perlu didukung oleh peran Pemda, yakni dengan cara memberdayakan SKPD Kabupaten Bangkalan sesuai dengan tusi-tusi yang terkait seperti : Bappeda (mensinergikan rencana pengembangan wilayah KKJS), Dinas Koperasi & UMKM (pembinaan dan pengelolaan usaha PKL), Satpol-PP (penertiban dan penegakan aturan hukum), Dinas Perhubungan (pengaturan dan penjagaan fungsi perhubungan), dan Pemerintah Kecamatan/Desa (sosialisasi dan monitoring PKL KKJS). DAFTAR PUSTAKA Alisjahbana. 2003.URBAN HIDDEN ECONOMY. Surabaya: Lembaga Penelitian ITS. Bromley, Ray & Gery Chris (eds.). 1979.CASUAL WORK AND POVERTY IN THIRD WORLD CITIES. JohnWiley: Chichester. Charles Romesburg. CLUSTER ANALYSIS FOR RESEARCHER De Soto, Hernando. 1986.THE OTHER PATH: THE INVISIBLE REVOLUTION IN THE THIRD WORLD. New York : Harper & Row, 1989. Eko, Sutoro. MODAL SOSIAL, DESENTRALISASI DAN DEMOKRASI LOKAL. Dalam http://www.ireyogya.org/sutoro/modal_sosial_dan_demokrasi_lokal.pdf. Diakses tanggal 9 Mei 2011. Glen McPherson. 2001. APPLYING AND INTERPRETING STATISTICS: A COMPREHENSIVE GUIDE SECOND EDITION. Published by Springer. Harry Hikmat. 2000. ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN SOSIAL : STRATEGI MENUJU PEMBANGUNAN BERPUSAT PADA RAKYAT (PEOPLE CENTRED DEVELOPMENT). Jakarta : Universitas Indonesia. Hidayat.1978.PENGEMBANGAN SEKTOR INFORMAL DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL: MASALAH DAN PROSPEK. Bandung : Pusat Penelitian Ekonomi dan SDM Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran. Hikmat Iskandar. 2009. PENCAPAIAN KLASIFIKASI FUNGSI JALAN SECARA BERTAHAP. Bandung : Pusjatan PU. http://www.scribd.com/doc/74482421/2903436-Modul-9-Benefit-Cost-Ratio-Analysis. ANALISIS BENEFIT COST RATIO. Diakses tanggal 5 September 2011. McGee, T.G. and Yeung, Y.M. 1977.HAWKERS IN SOUTHEAST ASIA: PLANNING FOR BAZAAR ECONOMY. International Development Research Centre. Tim Penyusun. 1997. MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA.Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum RI. Patunru, Arianto A. 2004. Program Pelatihan Analisis Biaya Manfaat ; VALUASI EKONOMI : UMUM. Jakarta : LPEM-FEUI. Peattie, Lisa A. 1987."AN IDEA IN GOOD CURRENCY AND HOW IT GREW: THE INFORMAL SEKTOR".World Development Vol. 15, no.7, pp.851-860. 14
  • 16. Ramli, R. 1992.SEKTOR INFORMAL PERKOTAAN PEDAGANG KAKI LIMA. Jakarta. Sativah, Khoridah dan Juliyatin Putri Utami. 2010. PENCEGAHAN DAMPAK PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU TERHADAP EKOLOGI DENGAN METODE MASTERPLAN MADURA TERPADU. Malang : Universitas Negeri Malang. Sethuraman, S.V. 1981.THE URBAN INFORMAL SEKTOR IN DEVELOPING COUNTRIES: EMPLOYMENT, POVERTY AND ENVIRONMENT. Geneva, International Labour Office. Sekretariat Tim Teknis BKTRN. 2009. INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA. Jakarta : Bulletin Tata Ruang ; ISSN : 1978-1571. Supartomo & Edi Rusdiyanto .2000.PROFIL SEKTOR INFORMAL PEDAGANG KAKILIMA DI KAWASAN PINGGIRAN PERKOTAAN. Universitas Terbuka. Suharto, Edi, PhD. MODAL SOSIAL DAN KEBIJAKAN PUBLIK. Dalam http://www.policy.hu/suharto/. Diakses tanggal 9 Mei 2011. Tim Peneliti. 2009. LAPORAN AKHIR PENELITIAN OPTIMALISASI JEMBATAN SURAMADU. Surabaya : Balai Litbang Sosek Bidang Jalan dan Jembatan. Tim Peneliti. 2010. LAPORAN AKHIR PENELITIAN OPTIMALISASI JEMBATAN SURAMADU. Surabaya : Balai Litbang Sosek Bidang Jalan dan Jembatan. Tim Penyusun. 2004. PEDOMAN KONSTRUKSI DAN BANGUNAN : PENENTUAN KLASIFIKASI FUNGSI JALAN DI KAWASAN PERKOTAAN (Pd T-18-2004-B). Jakarta : Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Undang-Undang No.38 tahun 2004 tentang Jalan. UndangUndang No.22 tahun 2009 tentang Udang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 15