SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 37
Penyuluhan Hukum Tentang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Atas Hak–
Hak Pasien dan Tenaga Medis Pada Masyarakat Kelurahan Gunung
   Sari Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

                           Oleh:

 SATRIA PRAYOGA. S.H., M.H. : 198206232008121003




                     FAKULTAS HUKUM
                   UNIVERSITAS LAMPUNG
                     BANDAR LAMPUNG
                           2011
ASPEK HUKUM PELAYANAN KESEHATAN
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
  merupkn rujukan, namun dikarenakan PP terbaru
  belum dikeluarkan maka Masih memakai Peraturan
  Pemerintah No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
  Kesehatan

POLA HUBUNGAN DOKTER/NAKES DENGAN PASIEN

• Hubungan paternalistik dengan prinsip father knows
  best
• Kedudukan pasien tdk sederajat dengan
  dokter/nakes
• Kedudukan dokter/nakes dianggap lebih tinggi oleh
  pasien, peranannya lebih penting dalam upaya
  penyembuhan
• Pasien nasib sepenuhnya kepada dokter/nakes
• Horisontal kontraktual
• Dokter dan pasien sama-sama subjek
  hukum mempunyai kedudukan yang sama
• Didasarkan pada sikap saling percaya
• Mempunyai hak dan kewajiban yang
  menimbulkan tanggung jawab baik perdata
  atau pidana
TINJAUAN PP NO.32 TAHUN 1996 TENTANG
TENAGA KESEHATAN
JENIS TENAGA KESEHATAN

1. Tenaga Medis  Dokter dan Dokter gigi
2. Tenaga Keperawatan  Perawat dan Bidan
3. Tenaga Kefarmasian  Apoteker, Analis Farmasi, Asisten
   Apoteker
4. Tenaga Kes Masyarakat  Epidemiolog, Entomolog Kes,
   Mikrobiolog Kes, Penyuluh Kes, Administrator Kes,
   Sanitarian
5. Tenaga Gizi  Nutrisionis dan Dietisien
6. Tenaga Keterapian Fisik  Fisioterapis, Okupasiterapis,
   Terapis Wicara
7. Tenaga Keteknisian Medis    - Radiografer
                                 - Radioterapis
                                 - Teknisi gigi
                                 - Teknisi Elektro-
                                   medis
                                 - Analis Kesehatan
                                 - Refraksionis
                                   optisien
                                 - Otorik prostetik
                                 - Teknisi tranfusi
                                 - Perekam medis
PROFESI
                                        -Penerapan Disiplin ilmu
                                        -Standar Profesi
                     Disiplin




                 Etika          Hukum
-Norma Prilaku
                                            -Aturan Hukum
HUBUNGAN HUKUM PelAyANAN
                (PeRJANJIAN TeRAPeUTIK)
Pemberi Pelayanan                        Penerima Pelayanan
(dokter)                 Proses          (Pasien)

  Produsen Jasa
  (Subjek Hukum)         Saling            Konsumen Jasa
                     Berkomunikasi         (Subjek Hukum)


  Hak dan                                 Hak dan
  Kewajiban                               Kewajiban
                           Objek
                     (Upaya Kesehatan)



                     Harus cermat dan
                           Hati2            Perdata


                                            Pidana
                      Tanggung jawab:
                    -Inform concent
                    - Rekam Medik             Administrasi
                    - SP, SPO, Etika
                    - Hukum
Kewenangan            Teg.Kesehatan




                                                   -Peraturan
                                                   - SP
                                                   - SPO
                                                   - Etika
                                                   -Sumber Daya Kes




                                                      -Preventif
                                                      -Kuratif
             Upaya Kesehatan/Pelayanan Kesehatan
                                                      -Promotif
                                                      -Rehabilitatif
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
 (PerMenkes Nomor 161/2010)

 1.Dokter  SIP
 2.Bidan  SIB
 3.Perawat  SIP
 4.Fisioterapis  SIF
 5.Perawat Gigi  SIPG
 6.Refraksionis Optisien  SIRO
 7.Terapis Wicara  SITW
 8.Radiografer  SIR
 9.Okupasi Terapis  SIOT




                 Uji Kompetensi
Nakes lulus                               STR
                 (Sertifikat Komptensi)
HAK DAN KEWAJIBAN (tinjauan UU No.36/2009 tentang
Kesehatan dan UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit)

           PASIEN                                 Nakes
1.Memperoleh informasi dan              1.Menerima         Informasi
edukasi                                 benar dan jujur
2.Yankes aman dan bermutu               2.Imbalan
3.Memilih yankes/laboratorium           3.Perlindungan hukum
4.Memperoleh akses                      4.Tolak    ungkap    rahasia
5.Kerahasian                            pasien
6.Informed concent                HAK             terkecuali apabila
7.Menolak tindakan                      pasien     menuntut      dan
8.Menggugat dan menuntut                memberi      informasi   kpd
9.Memperoleh Rekam medik/lab            media cetak dianggap telah
10.Pengaduan atas Yankes                melepaskan haknya (psl 44
11.Menolak bimbingan rohani             RS)
(RS)                                    5.Menggugat dan menuntut
12.Keluhan yankes melalui media         6. Perlindungan hukum
cetak dan elektronik (RS)
NAKES
       PASIEN                          1.Memiliki SIP/SIK
1.Memberikan informasi                 2.Mengikuti SP,SPO, etika
yg benar, lengkap dan                  3.Menghormati hak pasien
jujur                                  4.Mengutamakan
2.Mematuhi        aturan               keselamatan pasien
sarana pelayanan kes
                           KEWAJIBAN
3.Memberikan imbalan
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERDATA

Tenaga kesehatan dan sarana kesehatan (sebagai subjek
hukum),    memiliki    tanggungjawab     hukum atas semua
tindakannya dalam upaya melaksanakan tugas profesinya,
yang tidak luput dari kesalahan profesi.


TANGGUNG     JAWAB    HUKUM     yang   berkaitan   dengan
pelaksanaan profesi, masih dapat dibedakan terhadap
ketentuan-ketentuan profesional (kode etik), dan tanggung
jawab terhadap ketentuan hukum yang meliputi hukum
perdata, hukum pidana dan administratif.
HUBUNGAN ADANYA KESEPAKATAN

    Dalam pelayanan kesehatan berawal dari hubungan
1 kepercayaan antara 2 orang atau lebih yang merupakan
  subjek hukum.

  Keputusan     pasien/keluarga     untuk   mengunjungi
2 dokter/nakes guna meminta pertolongan, secara yuridis
  diartikan bahwa pasien melakukan penawaran.

    Dokter/Nakes melakukan wawancara/komunikasi dengan
3   pasien atau keluarga.

  Berdasarkan informasi yg diterima oleh dokter/nakes dari
4 pasien tentang penyakitnya, maka si dokter akan
  menyusun anamnesa.

  Pada saat dokter/nakes bersedia dgn penyusunan
5 anamnesa, hal ini berarti dokter menerima atas penawaran
  dari pasien tsb.
Dengan adanya penawaran dari pasien dan penerimaan dari
    dokter/nakes, maka terjadilah kesepakatan yang merupakan
6   salah satu persyaratan terjadinya perjanjian.
    (pasal 1320 KUHPerdt)  - Sepakat
                              - Cakap
                              - Hal tertentu
                              - Sebab yang halal


    Dengan demikian dalam setiap pelayanan kesehatan terjadi
7   suatu perjanjian     (tidak tertulis) antara pemberi dan
    penerima pelayanan kesehatan, yang dinamakan perjanjian
    terapeutik atau transaksi terapeutik (Inspanningverbintenis)
TRANSAKSI TERAPEUTIK


Transaksi Traupeutik merupakan hubungan antara 2 orang
atau lebih subjek hukum, yg saling mengikatkan diri
didasarkan pada sikap saling percaya.


Saling percaya akan tumbuh jika terjalin komunikasi secara
terbuka dan jujur antara dokter/nakes dan pasien, karena
masing2 dapat saling memberikan informasi yg diperlukan
bagi terlaksananya kerjasama yg baik dan tercapainya
tujuan pelayanan kesehatan.

Pasal 1234 KUHPer:
“Tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk
berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu”
Hakekat Pelayanan Kesehatan adalah :
1. Memberi pertolongan atau,
2. Memberi bantuan kepada pasien

Prinsip Etik  Memberi pertolongan, berbuat baik dan
             tidak merugikan.

Pasal 1354 KUHPerdata :

“Jika seseorang dengan sukarela, dengan tidak
   mendapat perintah untuk itu, mewakili urusan
   orang lain dengan atau tanpa pengetahuan orang
   ini, maka ia secara diam-diam mengikatkan dirinya
   untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan
   tersebut     hingga    orang    yang    mewakili
   kepentingannya dapat mengerjakan sendiri urusan
   itu” (zaakwaarneming)
Menolong orang harus sampai tuntas
Pasal 1356 KUHPer :

  “Ia (pemberi bantuan) wajib dalam melakukan
  pengurusan tersebut memenuhi kewajiban sebagai
  seorang bapak rumah yang baik”



                        Pengobatan/Perawatan (Nakes)



Pelayanan Kesehatan


                         Sarana Pelayanan RS/Klinik
Pasal 1365 KUHPer :
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang
karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti
kerugian tersebut”

Pasal 1366 KUHPer :
“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk
kerugian yang disebabkan karena perbuatannya,
tetapi untuk kerugian yang disebabkan karena
kelalaian atau kurang hati-hati”

Pasal 1371 KUHPer :
“Penyebab luka atau cacat anggota badan
Atau kurang hati2”

                         Kelalaian/culpa
Kerugian orang lain
                        Kesengajaan/dolus
PERSYARATAN PASIEN MENGAJUKAN GUGATAN :

1.Pasien harus mengalami kerugian

2.Adanya kesalahan

3.Adanya hubungan kausal antara kesalahan
dengan kerugian

4.Perbuatan itu melawan hukum
TANGGUNG JAWAB

Pasal 1367 (1) KUHPer :

   “Seseorang tidak hanya bertanggung jawab untuk
   kerugian yang disebabkan karena perbuatannya
   sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
   karena     perbuatan   orang-orang   yang   menjadi
   tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang
   yang ada dibawah pengawasannya” (hubungan atasan
   dgn bawahan/vicarios liability)

                       1. Personalia
RS/Klinik/Saryankes    2. Sarana dan Prasarana
                       3. Kewajiban memberikan pelayanan terbaik

Tanggung Jawab Hukum RS (UU No.44/2009 Pasal 46) :
“RS bertanggung jawab secara hukum atas semua kerugian yang timbul
akibat kelalaian yg dilakukan Nakes di RS”
TANGGUNG JAWAB HUKUM PIDANA


  Hukum pidana  mengatur hubungan antara
  manusia/masyarakat dengan negara


  “Azas nullum delictumnulla poena sine praevia
  lege poenali”  seseorang hanya dapat dihukum
  apabila telah ada ketentuan hukum yang
  mengatur perbuatan itu terlebih dahulu.
Ketentuan hukum pidana dapat diberlakukan
   dengan keharusan memenuhi 2 persyaratan :


1. Adanya    suatu    perbuatan/tindakan  yang
   dilakukan oleh seseorang dan yang melanggar
   ketentuan hukum pidana, sehingga memenuhi
   rumusan delik sebagaimana yang diatur dalam
   hukum pidana yang berlaku
2. Pelanggar hukum pidana mampu mempertang-
   gung jawabkan perbuatannya


SUMBER HUKUM PIDANA
1. KUHP

2. Diluar KUHP (UU Tipikor, UU Terorisme dll)

3. UU Non Pidana (UU Kesehatan, UU Rumah Sakit)
Yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatan
   pidana :

1. Telah berumur 16 tahun
2. Sehat akalnya
   (pasal 44, 45, 46 KUHP)




BEBERAPA DELIK YANG DAPAT DIANCAM
  KEPADA TENAGA KESEHATAN :
Pasal 242 KUHPidana :
“Keterangan palsu/keterangan tidak sesuai dengan
fakta, dipidana 7 tahun”

Pasal 304 KUHPidana :
“Meninggalkan orang yang perlu ditolong dipidana 2
tahun 8 bulan”

Pasal 322 KUHPidana :
“Membuka rahasia pasien dipidana 9 bulan”

Pasal 333 KUHPidana :
“Menahan seorang secara melawan hukum, pidana 8
tahun/RS menahan pasien belum bayar”
Pasal 338 KUHPidana :

“Sengaja merampas nyawa orang lain, diancam
dengan pidana penjara paling lama 15 tahun”

Pasal 344 KHUPidana (euthanasia):

“Merampas nyawa orang lain atas permintaan orang
itu sendiri, pidana penjara paling lama 12 tahun”

Pasal 359 KUHPidana :

“Karena kealpaannya menyebabkan matinya orang
lain, diancam dengan pidana penjara paling lama 5
tahunn”
Pasal 360 KUHPidana :

(1)Karena  kealpaannya    menyebabkan   orang   lain
   mendapat luka-luka berat, 5 tahun”
(2)Karena  kealpaannya    menyebabkan   orang   lain
   mendapat luka-luka sehingga timbul penyakit atau
   halangan menjalankan pekerjaan pidana penjara 9
   bulan.

Pasal 361 KUHPidana :

“Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini
   dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau
   pencaharian maka pidana ditambah 1/3 dan yang
   bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan
   pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan dan
   hakim dapat memerintahkan supaya putusannya
   diumumkan”
Pasal 347 KUHP :
(1). Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
              seorang wanita tanpa persetujuan, pidana
                                       penjara 12 tahun
  (2).Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
                      tersebut, pidana penjara 15 tahun


                                      Pasal 348 KUHP :
(1). Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
         seorang wanita dengan persetujuannya, pidana
                                        penjara 5 tahun
 (2). Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
                             tersebut, pidana 7 tahun
Pasal 349 KUHP :
“Apabila tindakan pengguguran kandungan sesuai pasal
    346. 347 dan 348 dilakukan oleh dokter, bidan atau
           juru obat maka pidananya diperberat dengan
       ditambah 1/3 dan dapat dicabut hak profesinya”

                                     Pasal 299 KUHP :

       (1). Sengaja mengobati seorang perempuan atau
     mengerjakan sesuatu perbuatan terhadap seorang
              perempuan dengan memberitahukan atau
     menimbulkan pengharapan, bahwa oleh karena itu
   dapt gugur kandungannya dihukum penjara selama-
                             lamanya 4 (empat) tahun.
  (2). Kalau Sitersalah melakukan pekerjaan itu karena
    mengharapkan keuntungan dan menjadi kebiasaan
  dan dilakukan oleh tabib, bidan atau tukang pembuat
          obat maka hukumannya dpt ditambah 1/3nya.
ABORSI  UU No.36/2009 TENTANG KESEHATAN

Pengeculian :
1.Berdasarkan Indikasi medis
2.Akibat perkosaan

Pasal 86 - 92 (Pelayanan Darah) :

1.Pelayanan darah tidak untuk dikomersilkan   /
diperjualbelikan
2.Sengaja memperjualbelikan pidana penjara    5
tahun, denda 500 juta.
SYARAT YG HARUS DIPENUHI ADANYA PERBUATAN
  MELAWAN HUKUM (Pasien menggugat Nakes
  dan/atau RS/Sarana Pelayanan Kes lainnya) :

1. Pasien harus mengalami kerugian
2. Ada kesalahan atau kelalaian pada dokter dan/atau
   Saryankes
3. Ada hubungan kausul antara kerugian dan
   kesalahan
4. Perbuatan tersebut harus melanggar hukum.
TANGGUNG JAWAB HUKUM ADMINISTRASI

Pasal 188 ayat (3) UU No.Nomor 36 Tahun 2009
   Tentang Kesehatan sbb :

“Tenaga    Kesehatan     dan    fasilitas pelayanan
   kesehatan yang melanggar ketentuan yg diatur
   dalam UU dapat diambil tindakan administratif
   berupa:
   a. Peringatan secara tertulis;
   b. Pencabutan izin sementara atau izin tetap.

Pasal 33 ayat (2) UU No 32 Tahun 1996
Tindakan disiplin dapat berupa
a. Teguran (lisan atau tertulis)
b. Pencabutran izin untuk melakukan          upaya
   kesehatan
Perlindungan Hukum
                Tenaga Kesehatan


TINJAUAN UU NO.36/2009 TENTANG KESEHATAN
          UU NO.44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT
         PP NO.32/1996 TENTANG NAKES

1.Nakes berhak mendapatkan perlindungan hukum (pasal
27)
2.Nakes yang diduga melakukan kelalaian, maka terlebih
dahulu harus diselesaikan melalui mediasi (pasal 29).
3.Memiliki Izin
4.Melaksanakan tugas sesuai SP,SPO, Etika
5.Menghormati hak pasien
6.Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pasien
7.Memberikan informasi dan tindakan yg akan dilakukan
8.Meminta persetujuan thdp tindakan yg akan dilakukan
9.Membuat dan memelihara rekam medis
PERLINDUNGAN HUKUM RUMAH SAKIT:

1.Menolak mengungkapkan informasi rahasia kedok
2.Pasien yg menuntut RS dan menginformasikan
melalui media masa, dianggap melepaskan hak atas
rahasia kedokterannya.
3.RS tidak bertanggungjawab secara hukum apabila
pasien menolak atau menghentikan pengobatannya yg
berakibat kematian setelah dieberi penjelasan
4.RS    tidak   dapat     dituntut    dalam   upaya
menyelamatkan nyawa manusia
PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN

1.Menerima dan menolak sebagian atau seluruh
tindakan pertolongan yg akan diberikan kepadanya
setelah menerima penjelasan
2.Hak menerima dan menolak tidak berlaku :
      - Penderita penyakit menular
      - Tidak sadarkan diri
      - Gangguan mental berat
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT

1.Memberikan informasi yg benar
2.Yankes aman, bermutu tdk diskriminasi
3.Yankes gawat darurat
4.Menyediakan sarana yankes untuk org miskin, ambulan grts
5.Melaksanakan Standar Mutu pelayanan
6.Rekam Medis
7.Sistem rujukan
8.Menyediakan sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana
untuk org cacat, ruang ibu menyusui
9.Informasi
10.Menghormati dan melindungi hak2 pasien
11.Hospital bay laws
12.Memberi bantuan hukum bagi semua petugas
13.Kawasan tampa asap rokok
HARAPAN PASIEN :

1.Reliability (kehandalan) 
       - layanan yang dijanjikan dgn segera dan memuaskan
       - Jadwal pelayanan tepat waktu
       - Prosedur pelayanan tidak berbelit

2. Responsiveness (daya tanggap) 
       - Membantu dan memberikan pelayanan dengan
tanggap
         (tidak membedakan unsur SARA)
       - Petugas cepat tanggap atas keluhan pasien
       - Memberikan informasi yang jelas

3. Assurance (jaminan) 
       - Jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan
       - Pengetahuan dan Keterampilan petugas/Nakes
tidak
    diragukan

4. Emphaty 
       - Komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan
pasien
TERIMAKASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfPermenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfMuh Saleh
 
Kebijakan perkesmas
Kebijakan perkesmasKebijakan perkesmas
Kebijakan perkesmasZakiah dr
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanCsii M'py
 
Rujukan maternal neonatal depok
Rujukan maternal neonatal depokRujukan maternal neonatal depok
Rujukan maternal neonatal depokZakiah dr
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)ADam Raeyoo
 
Fishbone dan prioritas penyebab masalah
Fishbone dan prioritas penyebab masalahFishbone dan prioritas penyebab masalah
Fishbone dan prioritas penyebab masalahMoh Ikhwanuddin
 
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.pptdhytapuriningtyas
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanRiski Eka
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12Dokter Tekno
 
Pembahasan Pelayanan KB
Pembahasan  Pelayanan KBPembahasan  Pelayanan KB
Pembahasan Pelayanan KBAffiZakiyya
 
Program perkesmas di puskesmas
Program perkesmas di puskesmasProgram perkesmas di puskesmas
Program perkesmas di puskesmasJoni Iswanto
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
 
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptxPEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptxEkaCahya16
 

Was ist angesagt? (20)

Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
 
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfPermenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
 
Kebijakan perkesmas
Kebijakan perkesmasKebijakan perkesmas
Kebijakan perkesmas
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 
Rujukan maternal neonatal depok
Rujukan maternal neonatal depokRujukan maternal neonatal depok
Rujukan maternal neonatal depok
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 
Fishbone dan prioritas penyebab masalah
Fishbone dan prioritas penyebab masalahFishbone dan prioritas penyebab masalah
Fishbone dan prioritas penyebab masalah
 
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
ruk-baru-2020.docx
ruk-baru-2020.docxruk-baru-2020.docx
ruk-baru-2020.docx
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
 
Advokasi kesehatan jf pkm
Advokasi kesehatan   jf pkmAdvokasi kesehatan   jf pkm
Advokasi kesehatan jf pkm
 
Ponek dan poned
Ponek dan ponedPonek dan poned
Ponek dan poned
 
Pembahasan Pelayanan KB
Pembahasan  Pelayanan KBPembahasan  Pelayanan KB
Pembahasan Pelayanan KB
 
Program perkesmas di puskesmas
Program perkesmas di puskesmasProgram perkesmas di puskesmas
Program perkesmas di puskesmas
 
Keluarga berencana
Keluarga berencanaKeluarga berencana
Keluarga berencana
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
 
BAB II UKM.docx
BAB II UKM.docxBAB II UKM.docx
BAB II UKM.docx
 
11122959.ppt
11122959.ppt11122959.ppt
11122959.ppt
 
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptxPEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
 

Ähnlich wie PELAYANAN KESEHATAN

power point undang - undang kesehatan terbaru
power point undang - undang kesehatan terbarupower point undang - undang kesehatan terbaru
power point undang - undang kesehatan terbaruP2d2sPmiponorogo
 
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdfDOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdfwyantono
 
MI 1 Bahan Bacaan
MI 1 Bahan BacaanMI 1 Bahan Bacaan
MI 1 Bahan Bacaanljjkadinkes
 
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hariKodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hariCharlie Windri
 
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptx
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptxSejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptx
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptxpengelolaanbbbr
 
materi_sintak.pptx
materi_sintak.pptxmateri_sintak.pptx
materi_sintak.pptxssuser36294c
 
Rahasia Medis Vs Keterbukaan Informasi dari perpektif etika
Rahasia Medis Vs Keterbukaan Informasi dari perpektif etikaRahasia Medis Vs Keterbukaan Informasi dari perpektif etika
Rahasia Medis Vs Keterbukaan Informasi dari perpektif etikaShantti1
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanSandra Aja
 
penyelesaian masalah etik.ppt
penyelesaian masalah etik.pptpenyelesaian masalah etik.ppt
penyelesaian masalah etik.pptfahrudinarif3
 
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasienKP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasienCarlo Prawira
 
Hak serta kewajiban
Hak  serta kewajiban Hak  serta kewajiban
Hak serta kewajiban fikri asyura
 
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)hardione
 
mik_4_10_informed-consent-medical-record_BARU10 (1).ppt
mik_4_10_informed-consent-medical-record_BARU10 (1).pptmik_4_10_informed-consent-medical-record_BARU10 (1).ppt
mik_4_10_informed-consent-medical-record_BARU10 (1).pptIanRossalia
 
PRAKTEK DRG TERHINDAR GUGATAN HUKUM.ppt
PRAKTEK DRG TERHINDAR GUGATAN HUKUM.pptPRAKTEK DRG TERHINDAR GUGATAN HUKUM.ppt
PRAKTEK DRG TERHINDAR GUGATAN HUKUM.pptyanti826906
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatansumardi AMK
 
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmi
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia RahmiLaw enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmi
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmisafirinaauliarahmi1
 

Ähnlich wie PELAYANAN KESEHATAN (20)

power point undang - undang kesehatan terbaru
power point undang - undang kesehatan terbarupower point undang - undang kesehatan terbaru
power point undang - undang kesehatan terbaru
 
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdfDOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
 
MI 1 Bahan Bacaan
MI 1 Bahan BacaanMI 1 Bahan Bacaan
MI 1 Bahan Bacaan
 
Etika dan Hukum Kedokteran
Etika dan Hukum KedokteranEtika dan Hukum Kedokteran
Etika dan Hukum Kedokteran
 
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hariKodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
 
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptx
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptxSejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptx
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptx
 
materi_sintak.pptx
materi_sintak.pptxmateri_sintak.pptx
materi_sintak.pptx
 
Rahasia Medis Vs Keterbukaan Informasi dari perpektif etika
Rahasia Medis Vs Keterbukaan Informasi dari perpektif etikaRahasia Medis Vs Keterbukaan Informasi dari perpektif etika
Rahasia Medis Vs Keterbukaan Informasi dari perpektif etika
 
MI 1
MI 1MI 1
MI 1
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatan
 
penyelesaian masalah etik.ppt
penyelesaian masalah etik.pptpenyelesaian masalah etik.ppt
penyelesaian masalah etik.ppt
 
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasienKP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien
 
Hak serta kewajiban
Hak  serta kewajiban Hak  serta kewajiban
Hak serta kewajiban
 
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)
Hak & kewajiban tenaga kesehatan (perawat & apoteker blon ada)
 
mik_4_10_informed-consent-medical-record_BARU10 (1).ppt
mik_4_10_informed-consent-medical-record_BARU10 (1).pptmik_4_10_informed-consent-medical-record_BARU10 (1).ppt
mik_4_10_informed-consent-medical-record_BARU10 (1).ppt
 
PRAKTEK DRG TERHINDAR GUGATAN HUKUM.ppt
PRAKTEK DRG TERHINDAR GUGATAN HUKUM.pptPRAKTEK DRG TERHINDAR GUGATAN HUKUM.ppt
PRAKTEK DRG TERHINDAR GUGATAN HUKUM.ppt
 
Informed consent
Informed consentInformed consent
Informed consent
 
etik-hukum-kritis.pptx
etik-hukum-kritis.pptxetik-hukum-kritis.pptx
etik-hukum-kritis.pptx
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatan
 
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmi
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia RahmiLaw enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmi
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmi
 

PELAYANAN KESEHATAN

  • 1. Penyuluhan Hukum Tentang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Atas Hak– Hak Pasien dan Tenaga Medis Pada Masyarakat Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah Oleh: SATRIA PRAYOGA. S.H., M.H. : 198206232008121003 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2011
  • 2. ASPEK HUKUM PELAYANAN KESEHATAN Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan merupkn rujukan, namun dikarenakan PP terbaru belum dikeluarkan maka Masih memakai Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan POLA HUBUNGAN DOKTER/NAKES DENGAN PASIEN • Hubungan paternalistik dengan prinsip father knows best • Kedudukan pasien tdk sederajat dengan dokter/nakes • Kedudukan dokter/nakes dianggap lebih tinggi oleh pasien, peranannya lebih penting dalam upaya penyembuhan • Pasien nasib sepenuhnya kepada dokter/nakes
  • 3. • Horisontal kontraktual • Dokter dan pasien sama-sama subjek hukum mempunyai kedudukan yang sama • Didasarkan pada sikap saling percaya • Mempunyai hak dan kewajiban yang menimbulkan tanggung jawab baik perdata atau pidana
  • 4. TINJAUAN PP NO.32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN JENIS TENAGA KESEHATAN 1. Tenaga Medis  Dokter dan Dokter gigi 2. Tenaga Keperawatan  Perawat dan Bidan 3. Tenaga Kefarmasian  Apoteker, Analis Farmasi, Asisten Apoteker 4. Tenaga Kes Masyarakat  Epidemiolog, Entomolog Kes, Mikrobiolog Kes, Penyuluh Kes, Administrator Kes, Sanitarian 5. Tenaga Gizi  Nutrisionis dan Dietisien 6. Tenaga Keterapian Fisik  Fisioterapis, Okupasiterapis, Terapis Wicara
  • 5. 7. Tenaga Keteknisian Medis  - Radiografer - Radioterapis - Teknisi gigi - Teknisi Elektro- medis - Analis Kesehatan - Refraksionis optisien - Otorik prostetik - Teknisi tranfusi - Perekam medis
  • 6. PROFESI -Penerapan Disiplin ilmu -Standar Profesi Disiplin Etika Hukum -Norma Prilaku -Aturan Hukum
  • 7. HUBUNGAN HUKUM PelAyANAN (PeRJANJIAN TeRAPeUTIK) Pemberi Pelayanan Penerima Pelayanan (dokter) Proses (Pasien) Produsen Jasa (Subjek Hukum) Saling Konsumen Jasa Berkomunikasi (Subjek Hukum) Hak dan Hak dan Kewajiban Kewajiban Objek (Upaya Kesehatan) Harus cermat dan Hati2 Perdata Pidana Tanggung jawab: -Inform concent - Rekam Medik Administrasi - SP, SPO, Etika - Hukum
  • 8. Kewenangan Teg.Kesehatan -Peraturan - SP - SPO - Etika -Sumber Daya Kes -Preventif -Kuratif Upaya Kesehatan/Pelayanan Kesehatan -Promotif -Rehabilitatif
  • 9. REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PerMenkes Nomor 161/2010) 1.Dokter  SIP 2.Bidan  SIB 3.Perawat  SIP 4.Fisioterapis  SIF 5.Perawat Gigi  SIPG 6.Refraksionis Optisien  SIRO 7.Terapis Wicara  SITW 8.Radiografer  SIR 9.Okupasi Terapis  SIOT Uji Kompetensi Nakes lulus STR (Sertifikat Komptensi)
  • 10. HAK DAN KEWAJIBAN (tinjauan UU No.36/2009 tentang Kesehatan dan UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit) PASIEN Nakes 1.Memperoleh informasi dan 1.Menerima Informasi edukasi benar dan jujur 2.Yankes aman dan bermutu 2.Imbalan 3.Memilih yankes/laboratorium 3.Perlindungan hukum 4.Memperoleh akses 4.Tolak ungkap rahasia 5.Kerahasian pasien 6.Informed concent HAK terkecuali apabila 7.Menolak tindakan pasien menuntut dan 8.Menggugat dan menuntut memberi informasi kpd 9.Memperoleh Rekam medik/lab media cetak dianggap telah 10.Pengaduan atas Yankes melepaskan haknya (psl 44 11.Menolak bimbingan rohani RS) (RS) 5.Menggugat dan menuntut 12.Keluhan yankes melalui media 6. Perlindungan hukum cetak dan elektronik (RS)
  • 11. NAKES PASIEN 1.Memiliki SIP/SIK 1.Memberikan informasi 2.Mengikuti SP,SPO, etika yg benar, lengkap dan 3.Menghormati hak pasien jujur 4.Mengutamakan 2.Mematuhi aturan keselamatan pasien sarana pelayanan kes KEWAJIBAN 3.Memberikan imbalan
  • 12. TANGGUNG JAWAB HUKUM PERDATA Tenaga kesehatan dan sarana kesehatan (sebagai subjek hukum), memiliki tanggungjawab hukum atas semua tindakannya dalam upaya melaksanakan tugas profesinya, yang tidak luput dari kesalahan profesi. TANGGUNG JAWAB HUKUM yang berkaitan dengan pelaksanaan profesi, masih dapat dibedakan terhadap ketentuan-ketentuan profesional (kode etik), dan tanggung jawab terhadap ketentuan hukum yang meliputi hukum perdata, hukum pidana dan administratif.
  • 13. HUBUNGAN ADANYA KESEPAKATAN Dalam pelayanan kesehatan berawal dari hubungan 1 kepercayaan antara 2 orang atau lebih yang merupakan subjek hukum. Keputusan pasien/keluarga untuk mengunjungi 2 dokter/nakes guna meminta pertolongan, secara yuridis diartikan bahwa pasien melakukan penawaran. Dokter/Nakes melakukan wawancara/komunikasi dengan 3 pasien atau keluarga. Berdasarkan informasi yg diterima oleh dokter/nakes dari 4 pasien tentang penyakitnya, maka si dokter akan menyusun anamnesa. Pada saat dokter/nakes bersedia dgn penyusunan 5 anamnesa, hal ini berarti dokter menerima atas penawaran dari pasien tsb.
  • 14. Dengan adanya penawaran dari pasien dan penerimaan dari dokter/nakes, maka terjadilah kesepakatan yang merupakan 6 salah satu persyaratan terjadinya perjanjian. (pasal 1320 KUHPerdt)  - Sepakat - Cakap - Hal tertentu - Sebab yang halal Dengan demikian dalam setiap pelayanan kesehatan terjadi 7 suatu perjanjian (tidak tertulis) antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan, yang dinamakan perjanjian terapeutik atau transaksi terapeutik (Inspanningverbintenis)
  • 15. TRANSAKSI TERAPEUTIK Transaksi Traupeutik merupakan hubungan antara 2 orang atau lebih subjek hukum, yg saling mengikatkan diri didasarkan pada sikap saling percaya. Saling percaya akan tumbuh jika terjalin komunikasi secara terbuka dan jujur antara dokter/nakes dan pasien, karena masing2 dapat saling memberikan informasi yg diperlukan bagi terlaksananya kerjasama yg baik dan tercapainya tujuan pelayanan kesehatan. Pasal 1234 KUHPer: “Tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu”
  • 16. Hakekat Pelayanan Kesehatan adalah : 1. Memberi pertolongan atau, 2. Memberi bantuan kepada pasien Prinsip Etik  Memberi pertolongan, berbuat baik dan tidak merugikan. Pasal 1354 KUHPerdata : “Jika seseorang dengan sukarela, dengan tidak mendapat perintah untuk itu, mewakili urusan orang lain dengan atau tanpa pengetahuan orang ini, maka ia secara diam-diam mengikatkan dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut hingga orang yang mewakili kepentingannya dapat mengerjakan sendiri urusan itu” (zaakwaarneming) Menolong orang harus sampai tuntas
  • 17. Pasal 1356 KUHPer : “Ia (pemberi bantuan) wajib dalam melakukan pengurusan tersebut memenuhi kewajiban sebagai seorang bapak rumah yang baik” Pengobatan/Perawatan (Nakes) Pelayanan Kesehatan Sarana Pelayanan RS/Klinik
  • 18. Pasal 1365 KUHPer : “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut” Pasal 1366 KUHPer : “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hati” Pasal 1371 KUHPer : “Penyebab luka atau cacat anggota badan Atau kurang hati2” Kelalaian/culpa Kerugian orang lain Kesengajaan/dolus
  • 19. PERSYARATAN PASIEN MENGAJUKAN GUGATAN : 1.Pasien harus mengalami kerugian 2.Adanya kesalahan 3.Adanya hubungan kausal antara kesalahan dengan kerugian 4.Perbuatan itu melawan hukum
  • 20. TANGGUNG JAWAB Pasal 1367 (1) KUHPer : “Seseorang tidak hanya bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang ada dibawah pengawasannya” (hubungan atasan dgn bawahan/vicarios liability) 1. Personalia RS/Klinik/Saryankes 2. Sarana dan Prasarana 3. Kewajiban memberikan pelayanan terbaik Tanggung Jawab Hukum RS (UU No.44/2009 Pasal 46) : “RS bertanggung jawab secara hukum atas semua kerugian yang timbul akibat kelalaian yg dilakukan Nakes di RS”
  • 21. TANGGUNG JAWAB HUKUM PIDANA Hukum pidana  mengatur hubungan antara manusia/masyarakat dengan negara “Azas nullum delictumnulla poena sine praevia lege poenali”  seseorang hanya dapat dihukum apabila telah ada ketentuan hukum yang mengatur perbuatan itu terlebih dahulu.
  • 22. Ketentuan hukum pidana dapat diberlakukan dengan keharusan memenuhi 2 persyaratan : 1. Adanya suatu perbuatan/tindakan yang dilakukan oleh seseorang dan yang melanggar ketentuan hukum pidana, sehingga memenuhi rumusan delik sebagaimana yang diatur dalam hukum pidana yang berlaku 2. Pelanggar hukum pidana mampu mempertang- gung jawabkan perbuatannya SUMBER HUKUM PIDANA 1. KUHP 2. Diluar KUHP (UU Tipikor, UU Terorisme dll) 3. UU Non Pidana (UU Kesehatan, UU Rumah Sakit)
  • 23. Yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatan pidana : 1. Telah berumur 16 tahun 2. Sehat akalnya (pasal 44, 45, 46 KUHP) BEBERAPA DELIK YANG DAPAT DIANCAM KEPADA TENAGA KESEHATAN :
  • 24. Pasal 242 KUHPidana : “Keterangan palsu/keterangan tidak sesuai dengan fakta, dipidana 7 tahun” Pasal 304 KUHPidana : “Meninggalkan orang yang perlu ditolong dipidana 2 tahun 8 bulan” Pasal 322 KUHPidana : “Membuka rahasia pasien dipidana 9 bulan” Pasal 333 KUHPidana : “Menahan seorang secara melawan hukum, pidana 8 tahun/RS menahan pasien belum bayar”
  • 25. Pasal 338 KUHPidana : “Sengaja merampas nyawa orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun” Pasal 344 KHUPidana (euthanasia): “Merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, pidana penjara paling lama 12 tahun” Pasal 359 KUHPidana : “Karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahunn”
  • 26. Pasal 360 KUHPidana : (1)Karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, 5 tahun” (2)Karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan pidana penjara 9 bulan. Pasal 361 KUHPidana : “Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencaharian maka pidana ditambah 1/3 dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan”
  • 27. Pasal 347 KUHP : (1). Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuan, pidana penjara 12 tahun (2).Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, pidana penjara 15 tahun Pasal 348 KUHP : (1). Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, pidana penjara 5 tahun (2). Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, pidana 7 tahun
  • 28. Pasal 349 KUHP : “Apabila tindakan pengguguran kandungan sesuai pasal 346. 347 dan 348 dilakukan oleh dokter, bidan atau juru obat maka pidananya diperberat dengan ditambah 1/3 dan dapat dicabut hak profesinya” Pasal 299 KUHP : (1). Sengaja mengobati seorang perempuan atau mengerjakan sesuatu perbuatan terhadap seorang perempuan dengan memberitahukan atau menimbulkan pengharapan, bahwa oleh karena itu dapt gugur kandungannya dihukum penjara selama- lamanya 4 (empat) tahun. (2). Kalau Sitersalah melakukan pekerjaan itu karena mengharapkan keuntungan dan menjadi kebiasaan dan dilakukan oleh tabib, bidan atau tukang pembuat obat maka hukumannya dpt ditambah 1/3nya.
  • 29. ABORSI  UU No.36/2009 TENTANG KESEHATAN Pengeculian : 1.Berdasarkan Indikasi medis 2.Akibat perkosaan Pasal 86 - 92 (Pelayanan Darah) : 1.Pelayanan darah tidak untuk dikomersilkan / diperjualbelikan 2.Sengaja memperjualbelikan pidana penjara 5 tahun, denda 500 juta.
  • 30. SYARAT YG HARUS DIPENUHI ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM (Pasien menggugat Nakes dan/atau RS/Sarana Pelayanan Kes lainnya) : 1. Pasien harus mengalami kerugian 2. Ada kesalahan atau kelalaian pada dokter dan/atau Saryankes 3. Ada hubungan kausul antara kerugian dan kesalahan 4. Perbuatan tersebut harus melanggar hukum.
  • 31. TANGGUNG JAWAB HUKUM ADMINISTRASI Pasal 188 ayat (3) UU No.Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan sbb : “Tenaga Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan yang melanggar ketentuan yg diatur dalam UU dapat diambil tindakan administratif berupa: a. Peringatan secara tertulis; b. Pencabutan izin sementara atau izin tetap. Pasal 33 ayat (2) UU No 32 Tahun 1996 Tindakan disiplin dapat berupa a. Teguran (lisan atau tertulis) b. Pencabutran izin untuk melakukan upaya kesehatan
  • 32. Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan TINJAUAN UU NO.36/2009 TENTANG KESEHATAN UU NO.44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT PP NO.32/1996 TENTANG NAKES 1.Nakes berhak mendapatkan perlindungan hukum (pasal 27) 2.Nakes yang diduga melakukan kelalaian, maka terlebih dahulu harus diselesaikan melalui mediasi (pasal 29). 3.Memiliki Izin 4.Melaksanakan tugas sesuai SP,SPO, Etika 5.Menghormati hak pasien 6.Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pasien 7.Memberikan informasi dan tindakan yg akan dilakukan 8.Meminta persetujuan thdp tindakan yg akan dilakukan 9.Membuat dan memelihara rekam medis
  • 33. PERLINDUNGAN HUKUM RUMAH SAKIT: 1.Menolak mengungkapkan informasi rahasia kedok 2.Pasien yg menuntut RS dan menginformasikan melalui media masa, dianggap melepaskan hak atas rahasia kedokterannya. 3.RS tidak bertanggungjawab secara hukum apabila pasien menolak atau menghentikan pengobatannya yg berakibat kematian setelah dieberi penjelasan 4.RS tidak dapat dituntut dalam upaya menyelamatkan nyawa manusia
  • 34. PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN 1.Menerima dan menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yg akan diberikan kepadanya setelah menerima penjelasan 2.Hak menerima dan menolak tidak berlaku : - Penderita penyakit menular - Tidak sadarkan diri - Gangguan mental berat
  • 35. KEWAJIBAN RUMAH SAKIT 1.Memberikan informasi yg benar 2.Yankes aman, bermutu tdk diskriminasi 3.Yankes gawat darurat 4.Menyediakan sarana yankes untuk org miskin, ambulan grts 5.Melaksanakan Standar Mutu pelayanan 6.Rekam Medis 7.Sistem rujukan 8.Menyediakan sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk org cacat, ruang ibu menyusui 9.Informasi 10.Menghormati dan melindungi hak2 pasien 11.Hospital bay laws 12.Memberi bantuan hukum bagi semua petugas 13.Kawasan tampa asap rokok
  • 36. HARAPAN PASIEN : 1.Reliability (kehandalan)  - layanan yang dijanjikan dgn segera dan memuaskan - Jadwal pelayanan tepat waktu - Prosedur pelayanan tidak berbelit 2. Responsiveness (daya tanggap)  - Membantu dan memberikan pelayanan dengan tanggap (tidak membedakan unsur SARA) - Petugas cepat tanggap atas keluhan pasien - Memberikan informasi yang jelas 3. Assurance (jaminan)  - Jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan - Pengetahuan dan Keterampilan petugas/Nakes tidak diragukan 4. Emphaty  - Komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pasien