1. 1
PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN TOURISM SOCIAL NETWORK SEBAGAI INOVASI
MEDIA PROMOSI PARIWISATA PROVINSI JAWA TIMUR
Hafidz Amrulloh M.S.1
, Himawat Aryadita S.T., M.Sc2
, Satrio Agung Wicaksono, S.Kom., M.Kom3
Program Studi Ilmu Komputer, Jurusan Ilmu Komputer / Teknik Informatika
Fakultas Ilmu Komputer
Jl. Veteran No 8, Malang 65145, Indonesia
Email : 7lovetourism@gmail.com1
himawat@ub.ac.id2
satrio@ub.ac.id3
Social Network Site : http://7lovetourism.net | http://youtube.com/c/7lovetourism | http://twitter.com/7LT_NET
http://instagram.com/7lovetourism | http://fb.com/7lightingtourism
Phone: +62 821 329 33 777
ABSTRAK
Pengelolaan media publikasi dan promosi pariwisata jawa timur saat ini diserahkan kepada pihak
swasta yaitu http://eastjava.com/ , data yang disajikan oleh pihak swasta tersebut hanyalah sekilas dan bersifat
satu arah saja serta banyaknya konten komersial yang membuat pencari informasi pariwisata kurang nyaman.
Sedangkan website resmi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur yang beralamatkan di
http://disbudpar.jatimprov.go.id lebih ditekankan ke informasi kegiatan yang telah dilakukan oleh dinas tersebut
dan hanya sedikit sekali menampilkan informasi pariwisata jawa timur. Untuk itu diperlukan media sosial
pariwisata yang di khususkan menampilkan kebudayaan dan pariwisata jawa timur seperti keindahan budaya
pertunjukan multicultural Reog Ponorogo, eksotisme keindahan alam yang mempesona seperti di Banyuwangi
dan seluruh kategori pariwisata (7 kategori) yang terdapat di provinsi jawa timur. 7 kategori pariwisata dalam
media sosial pariwisata yang beralamat di http://7lovetourism.net adalah Natural Tourism, Culture Tourism,
Religion Tourism, Culinary Tourism, Agro Tourism, Beach & Nautical Tourism dan Xtreme Tourism. Pengguna
di media sosial ini bisa menuliskan pengalaman berwisatanya setelah mengunjungi objek wisata yang data profil
informasinya telah diinputkan oleh admin dalam fitur Travel Experience. Selain itu, media sosial pariwisata ini
bisa menampung feedback (kritik dan saran) dari masyarakat guna meningkatkan mutu kualitas pariwisata
provinsi jawa timur, serta diharapkan mampu meningkatkan kuantitas wisatawan (domestik/mancanegara).
Metode pengembangan tourism social network pada provinsi jawa timur ini menggunakan model reuse-
oriented software engineering berbasis webbase dan memakai API dari google maps untuk menampilkan peta
lokasi pariwisata. Media sosial pariwisata ini diuji dengan mengggunakan teknik pengujian black box testing
dengan pengujian validasi dan User Acceptance Testing (UAT). Berdasarkan hasil uji coba validasi didapatkan
bahwa semua menu yang terdapat pada media sosial pariwisata ini berfungsi sesuai dengan spesifikasi
kebutuhan sistem, sehingga dapat disimpulkan 100% valid fungsi-fungsi yang terdapat dalam media sosial
pariwisata ini. Hasil User Acceptance Testing yang telah dilakukan oleh 12 pengguna sosial media menunjukkan
bahwa hanya 4,4 % pengguna yang menyatakan kurang pada website ini, 33,9 % menyatakan cukup puas, dan
sisanya sebanyak 61, 62 % menyatakan bagus dan bagus sekali terhadap website ini. Berdasarkan kuisioner
tersebut semua responden menyatakan kebutuhannya terhadap media sosial pariwisata ini dengan catatan-
catatan perbaikan seperti desain yang lebih baik, tata letak fungsi yang memudahkan pengguna, fasilitas share
posting ke sosial media yang telah ada, wisata popular, private message dan menu our trip guide.
Kata Kunci : Pariwisata, Sistem Informasi, Media Sosial, Jawa Timur, Publikasi, Promosi, Wisatawan,
Aplikasi Berbasis Website, Inovasi, Pembangunan, Jejaring Sosial, Kerangka kerja CodeIgniter, Layanan
Berbasis Lokasi.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Kemenparekraf) telah menerapkan
electronic base marketing dengan mengoptimalkan
konsep media sosial dan meluncurkan wajah baru
website resmi pariwisata Indonesia. Situs website
media sosial yang beralamatkan di
www.indonesia.travel/ itu terbukti mampu menjadi
andalan media promosi pariwisata Indonesia untuk
wisatawan domestik maupun mancanegara.[1]
Akan tetapi, media jejaring sosial tersebut bersifat
global seluruh Indonesia sehingga kurang efektif
dijadikan media promosi pariwisata Jawa Timur.
Untuk itu diperlukan media jejaring sosial yang di
khususkan menampilkan keindahan budaya
pertunjukan multicultural Reog, eksotisme
keindahan alam yang mempesona di Banyuwangi
dan seluruh kategori pariwisata (7 kategori) yang
terdapat dalam Provinsi Jawa Timur serta bisa
menampung, kritik, saran, dan keingingan
masyarakat guna meningkatkan mutu kualitas
pariwisata Provinsi Jawa Timur, serta
2. 2
meningkatkan kuantitas pengunjung / wisatawan
(domestik / mancanegara).
Penelitian ini dibuat untuk inovasi media
promosi pariwisata yang bertujuan untuk
membantu peningkatan kualitas kebudayaan dan
pariwisata di provinsi jawa timur dan diharapkan
bisa menjadi media yang bisa meningkatkan
kuantitas wisatawan yang berkunjung ke jawa
timur, sehingga diharapkan bisa menambah
pendapatan daerah dari sektor pariwisata dan
menambah kesejahteraan masyarakat yang tinggal
di sekitar wana wisata. Media sosial pada
penelitian ini mencakup kebudayaan dan wisata di
provinsi jawa timur. Media sosial ini menyediakan
data-data wana wisata berupa galeri foto &
informasi pariwisata yang mencakup fasilitas
wahana, aksesbilitas menuju wahana, akomodasi
beserta biayanya dan contact person dari wahana
wisata yang dikelola oleh pemerintah provinsi jawa
timur maupun yang dikelola oleh pihak swasta.
Masyarakat sebagai pengguna media sosial ini bisa
memberikan feedback berupa saran dan kritik
terhadap pengelola wana wisata guna
meningkatkan mutu dan kualitas pariwisata di
provinsi jawa timur dan bisa berbagi pengalaman
ketika mengunjungi pariwisata tersebut.
.
1.2 Rumusan Masalah
Merancang dan membangun sebuah
perangkat lunak media jejaring sosial pariwisata
dengan sampel data pariwisata jawa timur yang
sering dikunjungi wisatawan, dan memanfaatkan
perangkat lunak jejaring sosial wisata tersebut
sebagai salah satu media promosi pariwisata
sehingga dapat membantu pemerintah daerah
dalam mempromosikan pariwisata jawa timur.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah tersebut, penyusunan penelitian ini
bertujuan untuk merancang dan membangun
sebuah perangkat lunak media sosial pariwisata.
Sehingga media sosial pariwisata ini dapat
bermanfaat untuk media berkumpul para traveller
& pencinta pariwisata jawa timur dan juga untuk
inovasi media promosi pariwisata jawa timur.
2. DASAR TEORI
2.1 Software Proses Model
Model proses perangakat lunak
merupakan suatu struktur yang diterapkan pada
pengembangan suatu produk perangkat lunak yang
bertujuan untuk mengembangkan sistem dan
memberikan panduan yang bertujuan untuk
menyukseskan proyek pengembangan sistem
melalui tahap demi tahap[2]. Proses ini memiliki
beberapa model yang masing-masing menjelaskan
pendekatan terhadap berbagai tugas atau aktivitas
yang terjadi selama proses. Pada penelitian ini
menggunakan model pengembangan perangkat
lunak Reuse Oriented Development.
Reuse Oriented Development (ROD) atau
yang biasa dikenal dengan reuse-oriented software
engineering pada dasarnya merupakan model
proses dengan menggunakan kembali perangkat
lunak yang telah ada. Model seperti ini sering
digunakan ketika orang-orang yang bekerja pada
proyek perangkat lunak mengetahui desain kode
yang mirip dengan apa yang dibutuhkan. Mereka
mencari dan memodifikasi sesuai kebutuhan
kemudian menggabungkan ke dalam satu system.
Pendekatan Reuse Oriented Development (ROD)
mengandalkan komponen perangkat lunak yang
dapat digunakan kembali dan mengintegrasikan
kerangka untuk komponen system.
2.2 Media Sosial Pariwisata
Pada penelitian ini akan dilakukan
perancangan sebuah aplikasi perangkat lunak
media sosial pariwisata. Aplikasi media sosial
adalah suatu aplikasi perangkat lunak online yang
memungkinkan penggunanya untuk membuat
profil dirinya, melihat daftar pengguna yang
tersedia, serta mengundang atau menerima teman
untuk bergabung dalam jaringannya. Para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, wiki,
forum dan dunia virtual. Tampilan dasar situs
jejaring sosial adalah menampilkan halaman profil
pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas
diri dan foto pengguna[3]. Andreas
Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan
media jejaring sosial sebagai "sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas
dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-
generated content".[4]
Perkembangan dari media sosial sungguh
pesat, ini bisa di lihat dari prosentase pengguna
yang dimiliki masing-masing mediasosial tersebut :
Gambar 1. Perkembangan media sosial versi
Majalah Fortune
2.3 Google Map API
Google Map merupakan layanan gratis
yang diberikan oleh Google dan sangat popular.
Google Map adalah suatu peta dunia yang dapat
digunakan oleh pengembang untuk melihat suatu
daerah. Dengan kata lain, Google Map merupakan
suatu peta yang dapat dilihat dengan menggunakan
3. 3
sebuah browser. Pengembang dapat menambahkan
fitur Google Map dalam situs web yang dibuat
dengan menggunakan Google Map API. Google
Map API adalah suatu pustaka yang berbentuk
Javascript. Cara menggunakan fasilitas Google
Map API sangat mudah, sehingga peta yang
disediakan oleh google dapat digunakan pada situs
web yang dibangun. Hanya dengan pengetahuan
tentang HTML, Javascript, dan koneksi internet
yang stabil seorang programmer bisa menggunakan
fasilitas tersebut. [5]
2.4 Black-Box Testing
Black-box testing atau behavioral testing
berfokus pada persyaratan fungsional perangkat
lunak. Dengan demikian, pengujian black-box
memungkinkan perekayasa perangkat lunak
mendapatkan serangkaian kondisi input yang
sepenuhnya menggunakan semua persyaratan
fungsional untuk semua program. Pengujian black-
box merupakan pendekatan komplementer yang
kemungkinan besar mampu mengungkap kelas
kesalahan pada suatu perangkat lunak.
Setelah seluruh rangkaian perancangan
dan pembangunan perangkat lunak maka tahap
selanjutnya adalah pengujian validasi. Validasi
dapat ditentukan dengan berbagai cara, tetapi
definisi yang sederhana adalah bahwa validasi
berhasil bila perangkat lunak berfungsi dengan cara
yang dapat diharapkan secara bertanggung jawab
oleh pelanggan. Validasi perangkat lunak dicapai
melalui sederetan pengujian black-box yang
memperlihatkan konformitas dengan persyaratan.
Rencana pengujian menguraikan kelas-kelas
pengujian yang akan dilakukan, dan prosedur
pengujian menentukan test case spesifik yang akan
digunakan untuk mengungkap kesalahan dalam
konformitas dengan persyaratan. [6]
2.6 User Acceptance Testing (UAT)
User Acceptance Testing merupakan salah
satu prosedur proyek perangkat lunak akhir dan
kritis yang harus terjadi sebelum perangkat lunak
baru dikembangkan akan tergulir keluar pasar.
Selama UAT, pengguna perangkat lunak
sebenarnya menguji perangkat lunak untuk
memastikan dapat menangani tugas-tugas yang
diperlukan dalam skenario dunia nyata dan sesuai
dengan spesifikasi.
UAT langsung melibatkan pengguna yang
dituju perangkat lunak. UAT dapat
diimplementasikan dengan membuat perangkat
lunak yang tersedia untuk percobaan beta gratis di
internet atau melalui tim pengujian yang terdiri dari
pengguna perangkat lunak yang sebenarnya. [7]
3. METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN
Gambar 2. Diagram Metodelogi Penelitian & Perancangan
4. 4
Pada penelitian ini dimulai dari studi
literatur, analisa dan perancangan sistem,
implementasi perangkat lunak sampai pengujian
dan analisis perangkat lunak. Tahap selanjutnya
adalah perancangan perangkat lunak yang akan
dibagi menjadi dua bagian, yaitu: analisa
kebutuhan perangkat lunak dan perancangan
perangkat lunak. Langkah selanjutnya adalah
melakukan implementasi aplikasi berbasis website
3.1 Deskripsi Umum Media Sosial Pariwisata
Perangakat lunak yang dibangun dalam
proyek penelitian ini adalah perangkat lunak
jejaring sosial khusus pariwisata jawa timur.
Berdasarkan kuisioner yang telah dibuat, para
responden yang merupakan pengguna aktif media
jejaring sosial menginginkan untuk lebih
menampilkan informasi lengkap tentang objek
wisata mulai dari alamat lokasi wisata beserta peta,
deskripsi tentang objek wisata, jalur akses/rute
perjalanan, waktu perjalanan, fasilitas wisata
sampai tour guide yang memudahkan wisatawan
untuk mencapai lokasi wisata. Salah satu responden
menyarankan untuk mengelompokkan wisata
berdasarkan kategori wisata alam, wisata religi,
wisata budaya, wisata pantai dan laut, wisata
kuliner, agro wisata, dan wisata minat khusus.
Perangkat lunak ini berbasis lokasi dengan
menggunakan fasilitas Google Maps API.
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara
yang telah dilakukan kepada dinas pariwisata dan
kebudayaan provinsi jawa timur, menghasilkan
konsep 7 kategori pariwisata. Ke tujuh kategori
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Culture Tourism, merupakan pariwisata
kebudayaan & kesenian, sejarah, peninggalan
zaman dahulu (tugu, candi, prasasti, artefak,
monumen, museum, keraton, makam dan
gedung bersejarah lainnya).
2. Natural Tourism, merupakan pariwisata alam
yang meliputi gunung/pegunungan, air terjun,
danau/telaga/bendungan, taman nasional,
kawah, bukit, dan pariwisata yang bersifat
natural.
3. Religion Tourism, merupakan pariwisata
keagamaan berupa masjid, gereja, pura,
klenteng, vihara, kuil, makam wali,
peninggalan sejarah keagamaan, dan segala
hal yang berhubungan dengan keagamaan.
4. Beach & Nautical Tourism, merupakan
pariwisata pantai, laut, taman nasional laut
dan segala hal yang berhubungan dengan
kelautan dan maritim.
5. Agro Tourism, merupakan pariwisata berbasis
perkebunan, peternakan, pertanian serta
industri kreatif yang dalam lingkup
masyarakat pedesaan..
6. Culinary Tourism, merupakan pariwisata
makanan dan minuman khas yang berasal dari
berbagai wilayah nusantara.
7. Xtreme Tourism (Wisata Minat Khusus),
merupakan pariwisata yang membutuhkan
keberanian, mental dan keahlian khusus,
misalnya: rafting (arung jeram), rock
climbing (panjat tebing), caving(penelusuran
gua), Hiking (Mendaki Gunung),
Downhill(Sepeda Gunung). Pariwisata
kategori ini biasanya memacu adrenalin
wisatawan. Pariwisata ini sangatlah
antimainstream dikarenakan hanya sebagian
kecil dari masyarakat umum.
Perangkat lunak media sosial pariwisata
ini terinspirasi dari konsep jejaring sosial yang
telah ada, terutama konsep dari media promosi
pariwisata Indonesia yaitu www.indonesia.travel.
Aktor pertama yang berperan dalam media sosial
ini adalah Administrator. Admin bisa memasukkan
profil informasi pariwisata secara detail & lengkap
(data pariwisata(alamat, kota, telepon, website,
email), review pariwisata, aksesbilitas, rute
perjalanan, peta letak wisata menggunakan google
maps, serta video yang menggambarkan profil
pariwisata tersebut), bisa menghapus dan
memperbaiki data yang telah dimasukkan tersebut,
bisa membuat Travel Experience serta menghapus
dan memperbaiki nya.
Aktor kedua yang berperan di sosial media
pariwisata ini adalah pengguna. Pengguna
melakukan Registrasi & Login dahulu untuk masuk
ke dalam sosial media pariwisata ini. Kemudian
pengguna bisa melakukan Edit Profile dengan
mengunggah foto profil dan mengisi data diri.
Pengguna serta mampu mengubah kata sandi
melalui menu Setting yang terletak di bawah menu
Edit Profile. Setiap data yang dimasukkan oleh
admin, pengguna bisa mengirimkan feedback
berupa kritik dan saran serta mampu menambahkan
pengalaman berwisata (Travel Experience) ke
objek tersebut. pengguna bisa berkomunikasi
dengan fitur komentar yang terdapat pada Travel
Experience pengguna lain. Sedangkan hubungan
antar pengguna disini memakai konsep friends -
followers, pengguna dapat berinteraksi dengan
pengguna lain dengan mengikuti teman mereka dan
akan masuk ke daftar teman. Aktivitas yang
dilakukan temannya akan masuk ke dalam menu
News Feed yang terletak di header menu pengguna
Pengguna dimungkinkan untuk mencatat dan
menambahkan pengalaman wisata yang telah
dikunjunginya, sedangkan pengguna lain dapat
melihat review dari pariwisata yang tercatat
tersebut sehingga memudahkan aksesbilitas jika
ingin berkunjung ke tempat wisata tersebut. Untuk
menambah daya tarik pengguna, maka admin bisa
5. 5
menambahkan video profil dari paiwisata yang
telah di unggah di youtube.
3.2 Perancangan Arsitektural Perangkat Lunak
Perangkat lunak jejaring sosial wisata ini
dikembangkan dengan mengadopsi konsep
arsitektur Model-View-Controller (MVC).
Berdasarkan konsep arsitektur MVC ini, perangkat
lunak jejaring sosial wisata ini memiliki 3 bagian
utama, yaitu Model sebagai lapisan data, Controller
sebagai lapisan proses bisnis, dan View sebagai
antarmuka pengguna. Penggunaan lapisan-lapisan
pada arsitektur ini memberikan kemudahan dalam
pembangunan dan pemeliharaan perangkat lunak.
Selain itu terdapat lapisan tambahan sebagai
pelengkap arsitektur MVC yaitu Data Access yang
terdapat pada sisi server. Perancangan arsitektur
perangkat lunak media sosial periwisata ditunjukan
pada gambar dibawah ini:
Gambar 3. Arsitektur Perangkat Lunak
3.3 Diagram Use Case
Use case diagram menggambarkan
fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem.
Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat
sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case
merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor
dengan sistem. Use case merupakan sebuah
pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-
create sebuah daftar belanja, dan sebagainya.
Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas
manusia atau mesin yang berinteraksi dengan
sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
tertentu
Pemodelan diagram use case pada
perangkat lunak media sosial pariwisata ini
terdapat 2 aktor yang berperan di dalamnya, yaitu
admin dan pengguna. Use case media sosial
pariwisata dijabarkan pada gambar di halaman
berikutnya.
6. 6
Gambar 4. Diagram Use Case Media Sosial Pariwisata
Aktor pertama yang berperan dalam media
sosial pariwisata ini adalah Administrator. Admin
disini bertugas untuk memasukkan data informasi
pariwisata dari dinas pariwisata dan kebudayaan
provinsi jawa timur. Data informasi pariwisata
yang dimasukkan oleh admin meliputi nama objek
pariwisata, kategori pariwisata, foto pariwisata,
kota asal pariwisata tersebut beserta alamatnya,
telepon, website, email, peta yang ditampilkan
dalam google maps, deskripsi lengkap tentang
pariwisata tersebut dan video yang menjelaskan
tentang pariwisata tersebut.
Aktor kedua yang berperan dalam sistem
media sosial pariwisata ini adalah pengguna.
Langkah pertama yang harus dilakukan pengguna
untuk bisa masuk ke dalam sistem adalah Register /
mendaftarkan diri dahulu dengan mengisi form
yang disediakan oleh sistem yang berisi nama
lengkap, nama pengguna, kata sandi dan
konfirmasi kata sandi. Setelah melakukan hal
tersebut pengguna bisa masuk ke dalam sistem
dengan memiilih menu Login yang mengharuskan
pengguna untuk memasukkan nama pengguna dan
kata sandi seperti yang telah dibuatnya dalam
proses register. Jika kombinasi tersebut valid, maka
sistem akan mengarahkan pengguna untuk masuk
ke halaman profil pengguna, disana pengguna bisa
mengubah foto profil dan mengisi biodata
pengguna dengan memilih menu Setting & Edit
Profile, di dalam menu tersebut pengguna juga
dimungkinkan untuk mengganti kata sandi.
Media sosial pariwisata ini memberikan
fasilitas bagi pengguna untuk bisa membuat Travel
Experience yang pernah dilakukannya dengan
mengunggah foto ketika berwisata dan menulis
cerita menarik pengguna ketika berwisata. Selain
itu, pengguna juga diberikan fasilitas untuk
memberikan Feedback berupa kritik dan saran pada
profil informasi pariwisata sehingga diharapkan
dinas terkait bisa menindaklanjuti pendapat
pengguna.
Hubungan antar pengguna di media sosial
pariwisata ini adalah follow-friends, pengguna bisa
mengikuti aktivitas teman dengan mengikuti teman
tersebut, pengguna yang telah diikuti tersebut akan
masuk ke daftar teman (Friendlist). Pengguna juga
bisa berkomunikasi dengan penggun lain dengan
cara mengomentari Travel Experience yang telah
dibuat temannya.
Fasilitas yang lain adalah pengguna bisa
dengan mudah mencari informasi pariwisata yang
telah dimasukkan oleh admin dalam menu Search.
7. 7
4. IMPLEMENTASI
Hasil proses analisis dan perancangan
diimplementasikan menjadi perangkat lunak
melalui proses pengkodean. Implementasi
menghasilkan perangkat lunak media sosial
pariwisata yang sesuai dengan analisis dan
perancangan yang telah dibuat. Implementasi
antarmuka pengguna dari perangkat lunak
ditunjukkan pada Gambar 6 atau bisa dilihat di
alamat http://7lovetourism.net.
Gambar 5. Implementasi Antarmuka Homepage
5. PENGUJIAN DAN ANALISA
Proses pengujian pada media sosial
pariwisata ini dilakukan dengan dua tahapan, yaitu
pengujian validasi dan User Acceptance Testing
(UAT). Pada pengujian validasi akan digunakan
teknik pengujian Black Box Testing. Sedangkan
UAT dilakukan dengan cara memberikan beberapa
kuisioner setelah mencoba social network ini
dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dan
timbal balik dari pengguna.
5.1 Pengujian Validasi
Pengujian validasi digunakan untuk
mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah
sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Fitur-
fitur(menu) yang telah dirumuskan dalam daftar
kebutuhan akan menjadi bahan acuan untuk
melakukan uji validasi. Pengujian validasi
menggunakan metode Black Box Testing, karena
tidak diperlukan konsentrasi terhadap alur
jalannnya algoritma program dan lebih ditekankan
untuk menemukan konformitas antara kinerja
sistem dengan kebutuhan. Pada penelitian ini
dilakukan pengujian validasi terhadap sistem
informasi pariwisata dengan fitur social network
dengan data-data pariwisata skala provinsi Jawa
Timur berbasis website. Hasil uji coba validasi
terhadap fungsionalitas menu/fitur yang terdapat
dalam media sosial pariwisata skala jawa timur
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Hasil Uji Coba Validasi
NO Nama Hasil Uji Validasi
1 Login Admin Valid
2 Membuat Data Profil
Pariwisata
Valid
3 Memperbaiki Profil
Pariwisata
Valid
4 Menghapus Profil
Pariwisata
Valid
5 Register User Valid
6 Login User Valid
7 Menu Mengubah
Password & Profil User
Valid
8 Menu Create Travel
Experience
Valid
9 Memperbaiki Travel
Experience
Valid
10 Menghapus Travel
Experience
Valid
11 Menu Kirim Feedback Valid
12 Menu Search Valid
Analisa terhadap hasil pengujian validasi
menggunakan metode black box testing dilakukan
dengan melihat konformitas antara hasil kinerja
sistem dengan daftar kebutuhan pada perancangan
sistem. Hasil pengujian validasi pada tabel diatas
menunjukkan bahwa semua fungsi di dalam sistem
dapat berjalan dengan baik. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa analisa dan perancangan
tourism social network Jawa Timur ini berjalan
sesuai harapan dan sesuai dengan implementasinya.
5.2 User Acceptance Testing (UAT)
Pengujian penerimaan terhadap pengguna
(UAT) dilakukan untuk mengetahui apakah sistem
yang telah di rancang dan dibangun dapat diterima
atau belum oleh pengguna sistem. Pengujian ini
dilakukan dengan menyebarkan kuisioner secara
online kepada pengguna media sosial terbesar saat
ini (facebook). Pengguna diarahkan untuk mencoba
media sosial pariwisata yang telah online di alamat
http://7lovetourism.net . Penilaian yang di ujikan
kepada pengguna mencakup berbagai aspek, yaitu:
aspek penilaian desain antarmuka pengguna, aspek
penilaian fugsionalitas menu/fitur aplikasi, aspek
penilaian informasi pariwisata, dan aspek penilaian
kebutuhan pengguna terhadap aplikasi sosial media
pariwisata.
UAT dilakukan dengan memberikan
kuisioner kepada 12 pengguna sistem secara acak
8. 8
untuk menilai keseluruhan menu sistem, desain
visual, dan feedback (kritik dan saran) kepada
pengembang. Penilaian yang diberikan kepada
pengguna adalah dibagi menjadi 4 aspek penilaian.
Ke empat aspek penilaian itu antara lain adalah:
A. Aspek Penilaian Desain Antarmuka Pengguna
B. Aspek Penilaian Fungsionalitas Menu Aplikasi
C. Aspek Penilaian Informasi Pariwisata
D. Aspek Penilaian Kebutuhan Pengguna
Terhadap Aplikasi Sosial Media Pariwisata.
Berdasarkan keempat aspek tersebut
didapatkan rekapitulasi akhir yang dijabarkan
dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2. Rekapitulasi Akhir UAT
NO Aspek Penilaian Nilai
Akhir
Prosentase
1 Aspek penilaian
desain antarmuka
pengguna
3, 48 69,7 %
2 Aspek penilaian
fugsionalitas fitur
aplikasi
3,64 72,8 %
3 Aspek penilaian
informasi pariwisata
3,91 78,2 %
4 Aspek penilaian
kebutuhan pengguna
terhadap aplikasi
sosial media
pariwisata
3,75 75 %
Sedangkan jika dilihat dari persebaran nilai
keseluruhan yang telah diberikan oleh pengguna
yang mencoba aplikasi media sosial pariwisata ini
maka didapatkan data prosentase nilai pada
kuisioner yang ditunjukkan pada tbel di bawah ini.
Tabel 3. Prosentase Nilai Pada Kuisioner
NO Nilai Kuisioner Nilai Angka Prosentase
1 Sangat kurang 1 0 %
2 Kurang 2 4,4 %
3 Cukup 3 33,9 %
4 Bagus 4 49,05 %
5 Bagus Sekali 5 12,57 %
Voters yang berbartisipasi dalam kuisioner
tersebut terdiri dari 11 laki-laki dan 1 perempuan
dengan latar belakang yang berbeda seperti: PNS,
Wiraswasta, Karyawan Swasta, Mahasiswa/i,
Traveller, Pilot, Software Developer. Mereka
tersebar di seluruh Jawa Timur sampai DKI
Jakarta. Berdasarkan kuisioner tersebut semua
responden menyatakan kebutuhannya terhadap
media sosial pariwisata ini dengan catatan-catatan
perbaikan seperti desain yang lebih baik, tata letak
fungsi yang memudahkan pengguna, fasilitas share
posting ke sosial media yang telah ada, wisata
popular, private message dan menu our trip guide.
Semua kritik dan masukan yang telah
diberikan oleh responden dari berbagai sudut
pandang profesi tersebut akan bermanfaat untuk
pengembangan sosial media pariwisata ini
kedepannya.
6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan selama
proses perancangan, implementasi dan pengujian
perangkat lunak media sosial pariwisata dalam
tugas akhir ini, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut.
1. Aplikasi media sosial pariwisata yang
dibangun dalam tugas akhir ini berjalan secara
online di alamat http://7lovetourism.net
dapat menghubungkan para pecinta wisata dan
memberikan wadah bagi mereka untuk berbagi
Travel Experience yang pernah dilakukan
pengguna.
2. Aplikasi media sosial pariwisata yang
dibangun dalam tugas akhir ini dapat
memberikan informasi pariwisata yang ada di
provinsi Jawa Timur yang dikelompokkan
dalam 7 kategori, yaitu: Culture Tourism,
Natural Tourism, Religion Tourism, Beach &
Nautical Tourism, AgroTourism , Culinary
Tourism, dan Xtreme Tourism.
3. Aplikasi media sosial pariwisata yang telah
dibangun dapat memberikan sarana
penampung kritik dan saran (Feedback)
kepada pengelola wisata sehingga diharapkan
mampu meningkatkan kualitas pariwisata yang
ada di provinsi Jawa Timur.
4. Semua fungsi yang terdapat dalam sosial
media pariwisata ini berjalan sebagai mana
semestinya seperti yang direncanakan pada
tahap Perancangan dan 12 fungsi tersebut telah
diuji validasi nya dalam tahap pengujian.
5. Berdasarkan hasil pengujian User Acceptance
Testing yang telah dilakukan oleh 12 pengguna
sosial media dengan latar belakang pekerjaan
yang berbeda menunjukkan bahwa hanya 4,4
% pengguna yang menyatakan kurang pada
website ini, 33,9 % menyatakan cukup puas,
dan sisanya sebanyak 61, 62 % menyatakan
bagus dan bagus sekali terhadap website ini.
6.2 Saran
Saran penulis yang dapat menunjang
perbaikan dan pengembangan dari aplikasi sosial
media pariwisata pada Tugas Akhir ini adalah:
1. Data yang dimasukkan administrator dalam
sistem informasi sosial media pariwisata ini
tidak hanya mencakup wilayah Jawa Timur
saja, melainkan data seluruh pariwisata
9. 9
Indonesia sehingga diharapkan sosial media ini
bisa berkontribusi bersama
http://Indonesia.travel guna meningkatkan
kualitas pariwisata dan meningkatkan kuantitas
wisatawan baik domestik maupun
mancanegara.
2. Tersedianya aplikasi media sosial pariwisata
berbasis mobile sehingga memudahkan
pengguna untuk mengaksesnya.
3. Menu/Fasilitas Register & Login yang
terintegrasi dengan media sosial lain seperti
facebook dan twitter.
4. Penambahan menu/fitur Check In berbasis
lokasi dengan menggunakan Google Maps
API, sehingga pengguna bisa
merekomendasikan tempat menarik kepada
pengguna lain dalam media sosial pariwisata
ini maupun pengguna media sosial lain.
5. Penambahan menu Gallery Traveleller yang
berisi mengenai album foto wisata, cerita
menarik, dan video perjalanan pengguna.
6. Tersedianya fasilitas Share to Sosial Network,
sehingga memudahkan pengguna untuk
membagikan travel experience nya ke teman-
teman.
7. Terdapat Rating yang diberikan kepada profil
pariwisata sehingga diketahui Pariwisata mana
saja yang merupakan favorite / populer bagi
pengguna / masyarakat
8. Tersedia menu Private Message yang akan
memberikan fasilitas bagi pengguna untuk
berkomunikasi secara 2 arah kepada pengguna
lain.
9. Tersedia menu Our Trip Guide yang akan
mempermudah pengguna ketika akan
berkunjung ke suatu objek pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fajri, Nurul. 2012. Industri Wisata:
Pakai Jejaring Sosial, Kemenparekraf
Populerkan Ikon Wisata.
http://traveling.bisnis.com/read/2012
1220/224/110983/9ndustry-wisata-
pakai-jejaring-sosial-kemenparekraf-
populerkan-ikon-wisata diakses pada
tanggal 24 Februari 2013.
[2] Sommerville, Ian. 2011. Software
Engineering. 9th Edition. new York:
Addison-Wesley.
[3] Ryan, P. K. 2011. Social
Networking. The Rosen Publising
Group: New York.
[4] Kaplan, Andreas. 2013. What is
Social Network. The Rosen Publising
Group: New York.
[5] Wirasetyawan. 2014. Apa Itu API?
.Diperoleh dari
https://wirasetiawan29.wordpress.co
m/2014/08/17/apa-itu-api/. Diakses
pada tanggal 12 Oktober 2014.
[6] Pressman, Roger S. 2001. Software
Engineering. 0th Edition. New York:
Addison-Wesley.
[7] Maxim, Bruce R. 2013. Software
Testing Strategies. Diperoleh dari
http://learningace.com/doc/2027567/
0b918c897e643de4e7447f663a111bc
7/lec25