SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 100
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
pialangInd @pialangindo
WORLD
EGOISMEPAMANSAM
DIBALIKTAPERING
FOCUS
MENGAPARUPIAH
MELEMAH
ISSN 2302-4429
STORY
PUASJUALANOBLIGASI
DARIPADAJADIMODEL
EDISI 13 - SEPTEMBER 2013
2
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
3
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
POINT OF VIEW
Financial Plan
Aprida
Menyikapi Fluktuasi Pasar
MARKET
News
Rupiah Menggerus
Margin Emiten
Sektoral
Emiten Migas
Belum Kuat Ngebor
Fokus
Mengapa Rupiah
Melemah?
Research
John Vetter & Kiswoyo Adi Joe
Mendulang Cuan
Di Tengah Bearish
Rekomendasi Teknikal
Agustus 2013
WORLD
Zona Eropa
Titik Terang yang Samar
Egoisme Paman Sam
di Balik Tapering
MAJALAH PIALANG INDONESIA adalah salah satu produk penerbitan PT Satu Merah Putih. Alamat redaksi dan bisnis :
Jalan Pejompongan III A No.15 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat 10210. Telp; +62 21 – 578 4122, faks : +62 21 5785 4225
Email redaksi: editorial@pialangindonesia.com, iklan : advertorial@pialangindonesia.com, website : www.pialangindonesia.
com ISSN 2302-4429
PUBLISHER: PT. SATU MERAH PUTIH CEO I EDITOR IN CHIEF : Muhammad Ma’ruf
EDITORIAL: Dede Darmawan, Faozan Salim Kartasentika, Dewi Astuti (AMerika serikat), Alexandra dandra putri
(eropa) BUSINESS: Apriandi Pamungkas
Lifestyle
Autos
Gorilla Glass
Kaca Ponsel untuk
Otomotif
Gadget
Holho
Sulap Smartphone dan
Tablet Jadi Proyektor
Cozy Place
Cozy and Friendly Saat
Malam Hari
Health
Hati-hati Migren
Bisa Picu Stroke
Edisi13SEPTEMBER2013
100 SAHAM TERDISKON......
BBRI: SAHAM ANDALAN
PERBANKAN SAAT KRISIS...
PNLF: GELIAT SAHAM 	
SEKTOR ASURANSI..............
MDLN: EKSPANSIF DALAM	
SITUASI SULIT.....................
CARA MEMILIH SAHAM
SAHAM MURAH...................
BERBURU SAHAM MURAH
PELAT MERAH.....................
4
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Lenin is said to have declared that the best
way to destroy the capitalist system was
to debauch the currency. # John Maynard
Keynes
A
merika batuk, kita yang demam. Rencana ta-
pering off program pembelian aset yang baru
katanya diumumkan 17-18 bulan ini oleh Fed
membuat pasar saham Indonesia setelah leb-
aran tergerus 25 persen dari posisi tertingginya di Mei—
ini sekitar separuh penurunan IHSG dari posisi tertinggi
hingga terendah pada krisis global 2008. Bedanya, dulu
dipicu oleh perekonomian AS memburuk, sementara kini
oleh kondisi ekonomi AS yang membaik.
Per 28 Agustus lalu (ytd) net sell asing mencapai Rp9,8
triliun atau keluar separuh dari net buy asing per Juni yang
sekitar Rp18 triliun. Secara tahunan (ytd, 28/8), posisi IHSG
lebih baik dibandingkan bursa negara berkembang lain
misalnya Thailand (-7 persen), India (-5,3 persen), Boves-
pa, Brazil (-20 persen). Capital outflow di pasar saham itu
juga terjadi pasar surat utang negara. Kepemilikan asing,
susut Rp18 triliun antara Mei-Agustus lalu.
Sejak merilis quantitative easing pada 2008, Fed
telah mengucurkan tak kurang US$3,6 triliun yang dipas-
tikan ikut merembes ke negara berkembang. Tak heran,
sejak Ben Bernanke memberi sinyal tapering pada Mei
lalu, sekitar US$1 triliun telah keluar dari negara berkem-
bang. Padahal, sinyal itu hanya pengurangan (diprediksi
hanya US$10 miliar pada September). Entah bagaimana
bila Fed benar-benar menghentikan pembelian aset
sebesar US$85 miliar per bulan itu akhir tahun ini.
Dalam terminologi bandarmologi, sekarang bandar
sedang pulang kandang, tarik dana sehingga mencip-
takan pesta diskon saham-saham murah. Bandarnya
adalah pemerintah AS yang sejak 2008 mencetak dolar
dan menyuntikkan ke pasar global. Karenanya, dari sisi
peluang akumulasi beli, saat ini adalah momentum lang-
ka untuk bisa mendulang untung dikemudian hari. Men-
gapa? Karena koreksi pasar terjadi akibat perekonomian
AS mulai pulih bukan memburuk. Bahkan, bila mereka
jadi menyerang Suriah, boleh jadi harga komoditas dunia
akan kembali terangkat, dan tentu saja masalah defisit
perdagangan Indonesia sedikit teratasi.
Sayangnya peluang di depan mata itu seperti hilang
di bawah kengerian bayang-bayang rupiah yang terom-
bang ambing, melemah 13 persen terhadap dolar AS. Net
Sell di pasar saham dan obligasi memang memperburuk
pelemahan rupiah, hanya saja kerapuhan kurs mata uang
kita terhadap dolar AS bukan diakibatkan oleh masalah
itu. Ada dua faktor. Pertama, fenomena penguatan dolar
AS terjadi secara global akibat wacana tapering oleh Fed.
Kedua, bibit-bibit kerapuhan nilai tukar rupiah yang su-
dah dapat diketahui sejak tahun 2011. Yaitu defisit transak-
si berjalan pada kuartal IV 2011 dan terus menerus hingga
mencapai puncaknya pada kuartal II 2013 mencapai 4,4
persen dari PDB. Ini akibat menyusutnya surplus neraca
perdagangan nonmigas serta melebarnya defisit neraca
jasa dan pendapatan. Lebih jauh lagi, penyebab defisit
perdagangan itu adalah deindustrialisasi yang semakin
parah sejak tahun 2000-an. Hobi impor dan menyimpan
duit di luar negeri.
Majalah ini, edisi Oktober 2012 sudah menulis tema,
Awas Jebakan Defisit Ganda, sebagai biang utama
pelemahan rupiah, dan menyinggung fenomena fiscal cliff
sebagai sebuah keniscayaan AS mengetatkan belanja ta-
hun ini. Pada edisi Februari 2013, kami juga menulis tema
Rupiah Menggoyang Saham, sebagai dampak pelemahan
rupiah terhadap pasar saham. Kami hanya ingin menun-
jukkan bahwa apa kejatuhan IHSG dan rupiah bukanlah
suatu kejutan luar biasa, melainkan hal yang meniscaya
sehingga respon pasar dan pemerintah seharusnya tidak
berlebihan.
Istilah kata, masalah defisit ganda dan tapering di AS
itu sepeti tutup ketemu botol. Klop. Menyebabkan rupiah
melemah 13 persen sejak awal tahun ini, dan 20 pers-
en sejak awal 2012. Puncaknya, secara dramatis terjadi
pada bulan kemerdekaan RI ke 68 tahun. Kita tidak bisa
menuduh AS berniat merusak Indonesia lewat mata uang
seperti pernah dikemukakan Lenin. Mungkin saja, jus-
tru kita sendiri yang telah merusak rupiah secara pelan-
pelan. Yaitu dengan bersifat acuh terhadap peringatan
awal indikator ekonomi, atau dalam bahasa lain bebal
tingkat dewa. | muhammad ma’ruf
BebalTingkatDewa
MEMO
4
PIALANG INDONESIA EDISI12AGUSTUS2013
Jhon Veter & Kiswoyo
Adi Joe.
Keduanya adalah penge-
lola dan periset Investa
Sarana Mandiri , sebuah
lembaga penasehat
investasi di pasar modal.
Majalah Pialang Indone-
sia bekerjasama dengan
Investa untuk menyediakan
saham-saham pilihan ber-
dasarkan riset fundamental
setiap bulan.
Travel Holic
Ini adalah sebuah komu-
nitas travelling yang rutin
melakukan perjalanan
wisata. Mereka mendoku-
mentasikan setiap kegiatan
jalan-jalan di www.travel-
holic.com
DISCLAIMER: Artikel berita di Majalah Pialang Indonesia disusun berdasarkan kaidah jurnalistik yang berlaku. Dampak dari keputusan investasi setelah
membaca berita tersebut bukan merupakan tanggungjawab kami. Artikel rekomendasi saham, reksa dana, obligasi dan produk lain juga dibuat ber-
dasarkan data-data yang diperoleh dari pihak ketiga, dan disusun berdasarkan asumsi dan metodologi tertentu. Kami tidak bertanggungjawab terhadap
dampak dari keputusan investasi yang diambil berdasarkan riset tersebut.
CONTRIBUTORS
Aprida
Ahli perencana keuangan
ini adalah lulusan Execu-
tive Education Certified
Financial Planner Program
dari Universitas Bina Nus-
antara dan mendapatkan
gelar CFP®. Kini bekerja di
Tatadana, sebuah per-
encana keuangan Inde-
penden dan sebelumnya
pernah berkarir di sejum-
lah sekuritas dan asset
management.
Hans Kwee
Professional fund man-
ager, research, analyst,
investor, trader dan
trainer
Ia adalah Direktur di
EMCO Asset Manage-
ment dan juga tercatat
sebagai Chairman JSX
Trader Community, Part-
ner MetaStock Thomson
Reuters Indonesia dan
PT. Bumianyar Futuria.
5
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
SURFING
HEY BRO..
i am A PRO SURFER
KUTA, HAWAII,
GIMPIL ITU... GAMPANG..
!@#$
W T
FAAKK!
O RLY?..
WHERE IS IT?
IHSG..
OMBAK YANG
INI BEDA JON..
YAKIN ENTE
BISA LEWAT?
Darmasap
@2013
7
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Read it.
Anywhere
it’s NOW FREE TO *pdf version
Your trustworthy capital market reference
or you can download the iPad/Android version at appstore & Google Play, via:
8
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Harga Emas
ANTM Melonjak
Lagi
Memburuknya pasar sa-
ham dan kurs rupiah membuat
harga emas kembali melam-
bung. Harga emas Aneka
Tambang Tbk (ANTM) pada
perdagangan pekan terakhir
Agustus melonjak 12,8 persen
dalam 30 hari terakhir di har-
ga Rp555.000/gram. Harga
emas produksi ANTM yang
terus menerus anjlok sejak
awal Januari hingga titik teren-
dah di pekan kedua Juli mulai
rebound.
Sekretaris Perusahaan
ANTM Tri Hartono dalam ket-
eranganya mengatakan sela-
ma semester I 2013 perseroan
terus meningkatkan cadangan
dan sumberdaya emas, nikel
dan bauksit. Jumlah cadangan
dan sumber daya emas ANTM
per akhir Juni 2013 mencapai
9,5 juta dry metric ton (dmt),
Pasar saham yang terus tergerus akhirnya
membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) men-
gaktifkan kembali peraturan pembelian kembali
saham (buyback) oleh emiten sebesar 20 pers-
en dari modal disetor tanpa persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Aturan yang
pernah diaktifkan pada saat krisis global 2008
ini mulai mendapat respon sejumlah emiten,
khususnya emiten BUMN.
Dalam surat edarannya, Ke-
pala Eksekutif Pengawasan Pasar
Modal OJK, Nurhaida menyebut-
kan aturan yang berlaku mulai
27 Agustus hingga batas waktu
yang belum ditentukan ini dise-
babkan oleh penurunan tajam
Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Dasar penetapannya me-
makai ketentuan Kondisi lain yang
ditetapkan OJK, bukan peraturan
yang menetapkan minimal tiga
hari berturut-turut turun 15 persen.
Penafsiran Kondisi Lain itu ber-
dasarkan data penurunan IHSG
antara 20 Mei - 27 Agustus 2013
yang sebesar 1.247,134 poin atau
23,91 persen. “ Ditetapkan sebagai Kondisi Lain,
sebagaimana pasal 1 angka 1 huruf b, POJK No-
mor 2/POJK.4/2013.” Selain besaran jumlah,
aturan buyback juga menetapkan setelah sa-
ham dibeli, penjualan kembali hanya bisa di-
lakukan di satu broker, dan setiap hari maksi-
mal 20 persen dari total saham buyback.
Emiten Bisa Buyback Tanpa RUPS
HOT NEWS
Cholis Baidowi, Fund Manager dari CIMB-Principal Asset Management berbicara dalam
acara edukasi wartawan pasar modal di Ruang Icamel (Indonesia Capital Market Elec-
tronic Library), Gedung BEI, Tower 2 Lantai 1. Acara yang berlangsung pada 27 Agustus
2013 ini bertema Peluang Investasi Pada Saham Di Indeks IDX30. (foto: IDX)
9
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
naik 5 persen dibandingkan
posisi akhir tahun 2012. “To-
tal biaya (tidak diaudit) untuk
aktivitas eksplorasi selama
semester I 2013 mencapai
Rp105,05 miliar,” ujar Tri.
Pada semester lalu, ANTM
melakukan eksplorasi emas
di prospek Bujang dan Batu-
licin, Jambi, Pongkor dan Pa-
pandayan, Jawa Barat dan
juga Cibaliung, Banten. Terkait
eksplorasi emas di wilayah
Pegunungan Bintang, Papua,
saat ini manajemen tengah
mengajukan izin pinjam pak-
ai kawasan hutan, dan jika
izin telah diperoleh kegiatan
eksplorasi akan dilanjutkan.
Bursa Hasilkan
Rp64,14 Triliun
Dalam 7 Bulan
Pasar saham selama Januari
hingga Juli 2013 telah mem-
fasilitasi emiten untuk mem-
peroleh dana publik sebesar
Rp64,14 triliun. Dana segar
itu diperoleh oleh emiten
saham dan obligasi masing-
masing sebesar Rp33 triliun
dan Rp31,14 triliun melalui
penawaran saham perdana,
penawaran umum terbatas
(rights issue), penerbitan
waran dan penerbitan obligasi
korporasi.
Pada emiten saham, dana
itu diperoleh dari emiten baru
(IPO) sebesar Rp12,78 triliun,
emiten lama melalui rights is-
sue senilai Rp18,20 triliun,
dan penerbitan waran senilai
Rp2,02 triliun. Pencapaian itu
melebih target manajemen
BEI tahun ini. “Ada delapan pe-
rusahaan yang sedang proses
untuk melakukan penawaran
perdana saham. Perusahaan
tersebut memakai laporan
keuangan Maret dan April
2013,” ujar Direktur Penilaian
Perusahaan BEI, Hoesen awal
bulan lalu.
Delapan emiten yang sedi-
anya IPO semester kedua ini
adalah PT Puraradelata Lesta-
si, PT Sido Muncul, PT Grand
Kartech, PT Arita Prima, PT
Bank Indeks Selindo, PT Link
Net, PT Siloam International
Hospital, PT Andira Agro. Na-
mun, mengingat kondisi pasar
yang memburuk, bebeapa
analis menilai banyak rencana
IPO yang akan ditunda.
MNC Luncurkan
Indeks MNC36
Kelompok usaha Media
Nusantara Citra (MNC) melun-
curkan indeks saham baru di
Bursa Efek Indonesia (BEI). In-
deks bernama Indeks MNC36
tersebut merupakan kumpu-
lan 36 saham yang dipilih ber-
dasarkan kriteria kapitalisasi,
likuditas dan faktor fundamen-
tal emiten.
CEOMNCHaryTanoesudib-
jo yang hadir dalam acara
peluncurannya di gedung BEI,
28 Agustus lalu berharap in-
deksnya bisa menjadi acuan
pelaku pasar untuk mengukur
kinerja pasar saham. Indeks
MNC36 juga diharapkan men-
jadi referensi bagi investor
memilih saham dengan pros-
pek pertumbuhan tinggi den-
gan fundamental kuat.
Indeks harga saham meru-
pakan angka statistik yang
merepresentasikan perger-
akan harga sejumlah saham
yang dipilih berdasarkan krite-
ria tertentu. Ketika perdagan-
gan dibuka, indeks MNC36 ini
langsung turun 3 persen, men-
gukuti indeks yang pada hari
itu bergerak fluktuatif.
HOT NEWS
10
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Muhammad Ma’ruf
BERBALUT batik merah, Gubernur Bank
Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengge-
lar konferensi pers pada Jumat 23 Agustus
di kantor BI soal kebijakan lanjutan menjaga
stabilitas makroekonomi. Terdapat lima kebi-
jakan yang melengkapi empat paket kebijakan
ekonomi pemerintah yang sebelumnya diu-
mumkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa di
Istana Merdeka.
Kebijakan Hatta itu adalah upaya pemer-
intah untuk menenangkan pasar—meskipun
kemudian banyak dikritik pengamat dan pen-
gusaha terlambat—khususnya rupiah yang
year to date (28/8) telah terdepresiasi lebih
dari 13 persen terhadap dolar Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri ke-
mudian merevisi lima Peratuan Menteri Keuen-
gan (PMK) untuk menindaklanjuti salah satu isi
paket yang bertujuan menjaga pertumbuhan
ekonomi dan daya beli masyarakat.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabun-
gan (IHSG) yang ‘berdarah-darah’ membuat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaktifkan
kembali aturan pembelian kembali saham
(buyback) emiten sebesar 20 persen tanpa
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar
Modal OJK, Nurhaida dalam surat edarannya
kepada pelaku pasar menyatakan penurunan
IHSG antara 20 Mei - 27 Agustus 2013 sebesar
1.247,134 poin atau 23,91 persen sudah dapat
disebut sebagai ‘Kondisi Lain’.
Inilah momen-momen langka di pasar saham yang sering
dikemukakan investor-investor sukses seperti Warren Buffett
sebagai kunci investasi; rakuslah ketika orang lain takut.
SAATNYA AKUMULASI, KAPAN LAGI?
TOP STORY
11
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Pemicu depresiasi rupiah dan bearish
pasar saham sudah begitu banyak diumbar,
baik oleh ekonom ternama hingga analis
abal-abal. Dalam kondisi sekarang, menonton
atau membaca berita di media sebentar saja
akan membuat siapapun piawai menyimpul-
kan kondisi ekonomi Indonesia. Yang terjadi
kemudian adalah efek bola salju informasi
yang menggelinding liar kemana-mana, via
jejaring sosial dan media mainstream dengan
aura mengerikan. Seolah-olah krisis 2008, dan
lebih mengerikan lagi 1998 akan terulang.
Opini-opini itu sah-sah saja, namun masa
depan ekonomi tergantung kepada persepsi
sehingga apa yang dipikirkan publik sekarang,
maka itulah kurang lebih yang akan terjadi di
masa mendatang. Untuk itu, setiap pihak yang
menguasai saluran komunikasi media masa
perlu lebih arif dan bertanggungjawab sebe-
lum menyimpulkan situasi. Terlebih, apa yang
terjadi saat ini bukan sesuatu yang pantas me-
micu kepanikan berlebihan, sebab sejak lama
indikator-indikator ekonomi sudah memberi-
tahu. Karenanya, kondisi rupiah dan bearish
IHSG sekarang ini sama sekali bukan kejutan.
Bukan Sebuah Kejutan
Faktor pemicu eksternal, pendorong capital
outflow dari emerging market ke
negara maju yaitu wacana pen-
gurangan Quantiative Easing (QE
III) di AS sudah didengungkan
Chairman Fed, Ben Bernanke be-
berapa bulan lalu. AS berencana
mengurangi stimulus setelah meli-
hat kebijakan sejak 2008 ini mulai
membuahkan hasil. Keputusannya
akan ditentukan bulan ini, se-
hingga wajar pasar bereaksi lebih
dahulu. Demikian pula, sejumlah
data mulai menunjukkan
sinyal Eropa keluar dari
resesi, sehingga dollar AS menguat terhadap
seluruh mata uang dunia.
Adapun faktor internal defisit transaksi ber-
jalan sudah terjadi sejak kuartal IV 2011 atau
tujuh kuartal berturut-turut dan memuncak
pada kuartal kedua lalu sebesar 4,4 persen
dari PDB. Untuk yang satu ini, baik pemerin-
tah maupun ekonomi kritis sama-sama tahu,
ketergantungan impor bahan bakar minyak,
dan jatuh tempo utang swasta (Juni-Desember
2013 diperkirakan US$25 miliar) adalah pe-
micu dari dalam negeri. Lagi-lagi masalah ini
sudah diketahui jauh hari, sayangnya reaksi
pemerintah selalu terlambat.
Majalah Pialang Indonesia, pada edisi
Oktober 2012 menurunkan laporan utama ber
berjudul; Awas Jebakan Defisit Kembar (twin
deficits). Dampak defisit kembar (APBN dan
transaksi berjalan) cukup serius karena bila
terakumulasi akan terus menerus menekan
rupiah, itu menandakan meningkatnya kadar
ketergantungan Indonesia terhadap asing. Se-
jak Januari 2012 hingga sekarang (28/8/2013)
rupiah sudah melemah sebesar 20 persen.
Lalu, pada Edisi Februari 2013, kami kembali
menulis laporan utama Rupiah Menggoyang
TOP STORY
11
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
12
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Saham. Laporan ini menulis bagaimana dam-
pak defisit kembar sudah begitu mengkhawat-
irkan. Dipicu oleh kegalauan pemerintah soal
kepastian kenaikan harga BBM subsidi.
Karena alasan-alasan itu, mulai edisi Mei
hingga Juli 2013 lalu kami mengutip dan
sependapat dengan segelintir analis yang
menyuarakan koreksi akan segera terjadi. Se-
lain net buy asing sudah mencetak rekor Rp18
triliun (ytd Mei 2013), kondisi defisit transaksi
berjalan semakin parah. Salah satu yang kami
kutip adalah prediksi Mandiri Securities bahwa
IHSG akan berakhir di level 4.000 (kemudian
direvisi menjadi 4.200). John Daniel Rachmat,
Head of Equity Research and Strategy Mandiri
Sekuritas dalam sebuah kesempatan menye-
butkan, penghentian QE III, defisit ganda, per-
lambatan ekonomi dan laba emiten yang tidak
moncer menjadi alasannya memprediksi IHSG
bakal jatuh—saat itu dikisaran 5.000.
Saatnya Berburu
I never attempt to make money on the
stock market. I buy on the assumption that
they could close the market the next day and
not reopen it for five years. “Saya tidak per-
nah mencoba mencari untung di pasar saham.
Saya membeli (saham) dengan asumsi pasar
akan tutup esok hari dan buka lagi lima tahun
mendatang”. Kutipan legendaris dari Warren
Buffett ini sering dikutip dan ada dimana-mana.
Kalimat itu ingin menunjukkan bahwa Mr Buffet
bukanlah seorang trader, melainkan investor.
Inti kutipan ini adalah tips investasi belilah
perusahaan atau bisnis perusahaan, bukan
sahamnya. Di sisi lain, kutipan itu bisa dinisbat-
kan pada nasehat umum bagi trader maupun
investor bahwa keputusan beli-jual perlu di-
dasarkan pada analisis dan pertimbangan yang
matang, bukan emosi apalagi panik. Sayang-
nya, nasehat-nasehat Buffet
lebih banyak harus diprak-
tikkan pada situasi-situasi pasar saham seperti
sekarang ini, saat mayoritas nasabah sekuritas
ketakutan dan panik.
Dalam kondisi saat ini, pasar tanpa pandang
bulu mendiskon hampir seluruh saham, baik
emiten berkinerja baik maupun memble. Untuk
itu, tidak heran bila petinggi BEI mendorong in-
vestor lokal untuk mulai mengakumulasi saham
yang ditinggalkan asing sejenak akibat masa
transisi pemulihan ekonomi AS. “Kami ingin
market suatu saat nanti akan di dominasi oleh
investor domestik,” ujar Direktur Perdagan-
gan dan Pengaturan Anggota Bursa di BEI,
Samsul Hidayat. Data BEI, net sell asing tahun
ini hingga 29 Agustus lalu mencapai Rp9,8
triliun.
Dalam daftar kami, ada 100 emiten yang
kami kategorikan murah berdasarkan rasio PE
(Price/earnings ratio) dan PBV (Price/Book Val-
ue). Beberapa diantaranya adalah emiten kekap
dan likuid yang masuk dalam jajaran Indeks
LQ45. Meskipun banyak diantaranya saham-
saham berkapitalisasi kecil, dan tidak likuid.
Kami sengaja menggunakan kriteria umum, PE
dan PBV, karena pada dasarnya cukup banyak
kriteria valuasi saham murah dan bermutu.
Penyajian saham saham itu bukanlah reko-
mendasi beli—trust your own trading plan/
analysis, melainkan ingin menunjukkan betapa
banyaknya saham-saham murah yang terdis-
kon oleh pasar saat ini. Saat ini, dan beberapa
pekan ke depan adalah momen berburu sa-
ham bagus dan murah. Bahkan, Saham-saham
dalam daftar itu kini jauh lebih murah karena
penyaringannya menggunakan data pasar
pada Jumat, 16 Agustus 2013. Pekan terakhir,
sebelum IHSG terjun bebas. Selamat berburu
saham murah!!!
TOP STORY
12
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
13
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
No KODE EMITEN PER PBV EPS (RP)
1 SQBB    Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 0.58 0.3 18,188.1
2 LTLS    Lautan Luas Tbk 2.6 0.5 330.5
3 VRNA    Verena Multi Finance Tbk 2.82 0.46 40.8
4 BVIC    Bank Victoria International Tbk 2.95 0.55 43.1
5 PNIN    Panin Insurance Tbk 3.42 0.27 202.0
6 MFIN    Mandala Multifinance Tbk 3.45 0.86 200.0
7 RUIS    Radiant Utama Interinsco Tbk 3.46 0.71 73.8
8 MDLN    Modernland Realty Ltd Tbk 3.88 1.8 206.0
9 CFIN    Clipan Finance Indonesia Tbk 4.02 0.57 100.8
10 KDSI    Kedawung Setia Industrial Tbk 4.03 0.43 90.7
11 GEMA    Gema Grahasarana Tbk 4.18 1.12 138.6
12 TOWR    Sarana Menara Nusantara Tbk 4.26 0.8 680.0
13 PNLF    Panin Financial Tbk 4.58 0.6 43.0
14 ETWA    Eterindo Wahanatama Tbk 4.82 0.66 68.5
15 PDES    Destinasi Tirta Nusantara Tbk 4.86 0.75 32.9
16 ASDM    Asuransi Dayin Mitra Tbk 4.89 0.7 138.9
17 MBSS    Mitrabahtera Segara Sejati Tbk 4.96 0.81 215.7
18 CEKA    PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 5 0.79 278.2
19 ASRM    Asuransi Ramayana Tbk 5 1.21 207.9
20 JRPT    Jaya Real Property Tbk 5.07 1.05 185.5
21 UNIC    Unggul Indah Cahaya Tbk 5.09 0.53 403.0
22 GPRA    Perdana Gapura Prima Tbk 5.11 0.91 33.5
23 ADMF    Adira Dinamika Multi Finance Tbk 5.4 1.49 1,518.0
24 PTRO    Petrosea Tbk 5.51 0.61 212.5
25 MTDL    Metrodata Electronics Tbk 5.56 0.73 46.8
26 SMRA    Summarecon Agung Tbk 5.67 1.66 178.1
27 BBKP    Bank Bukopin Tbk 5.74 0.95 113.2
28 TKIM    Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 5.76 0.31 317.7
29 SSIA    Surya Semesta Internusa Tbk 5.8 1.78 162.0
30 CLPI    Colorpak Indonesia Tbk 5.83 0.97 127.0
31 AMAG    Asuransi Multi Artha Guna Tbk 5.94 0.91 43.7
32 EKAD    Ekadharma International Tbk 5.97 1.23 65.4
33 SCCO    Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk 5.99 1.46 951.0
34 KBLM    Kabelindo Murni Tbk 6 0.7 30.0
35 KBLI    KMI Wire and Cable Tbk 6.11 0.96 36.0
36 BNGA    Bank CIMB Niaga Tbk 6.42 1.09 171.4
37 BJTM    Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 6.47 1 57.9
38 LPGI    Lippo General Insurance Tbk 6.5 0.31 500.0
39 BJBR    Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk 6.5 1.5 155.3
40 TIFA    Tifa Finance Tbk 6.52 1 36.8
41 BNBA    Bank Bumi Arta Tbk 6.56 0.7 25.9
42 ANTM    Aneka Tambang (Persero) Tbk 6.86 0.93 194.0
43 MITI    Mitra Investindo Tbk 6.9 1.65 10.1
44 RICY    Ricky Putra Globalindo Tbk 6.92 0.3 26.1
45 PNBN    Bank Pan Indonesia Tbk 6.94 0.85 99.4
46 KKGI    Resource Alam Indonesia Tbk 6.95 1.93 214.5
47 BBRM    Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk 7.04 0.84 24.2
48 BTON    Betonjaya Manunggal Tbk 7.1 0.92 86.0
49 INDS    Indospring Tbk 7.14 0.77 406.0
TOP STORY
13
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
14
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
50 BACA    Bank Capital Indonesia Tbk 7.3 0.77 16.7
51 KIJA    Kawasan Industri Jababeka Tbk 7.31 1.35 40.4
52 SDPC    Millennium Pharmacon International Tbk 7.34 0.63 13.2
53 PICO    Pelangi Indah Canindo Tbk 7.42 0.58 29.0
54 MAYA    Bank Mayapada Internasional Tbk 7.42 1.69 156.3
55 MICE    Multi Indocitra Tbk 7.52 0.69 55.8
56 BFIN    BFI Finance Indonesia Tbk 7.58 1.17 330.0
57 SONA    Sona Topas Tourism Industry Tbk 7.62 1.36 308.5
58 RDTX    Roda Vivatex Tbk 7.78 1.27 662.0
59 APLN    Agung Podomoro Land Tbk 7.79 1 43.6
60 AGRO    Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 7.8 1.04 14.9
61 LMSH    Lionmesh Prima Tbk 7.85 0.9 1,274.0
62 BRNA    Berlina Tbk 8.13 1.06 61.5
63 PUDP    Pudjiadi Prestige Tbk 8.14 0.63 66.3
64 PANR    Panorama Sentrawisata Tbk 8.15 0.79 25.8
65 SPMA    Suparma Tbk 8.5 0.47 30.0
66 GDYR    Goodyear Indonesia Tbk 8.63 1.65 2,780.1
67 WOMF    Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 8.66 0.87 24.2
68 BBTN    Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 8.83 1.07 128.0
69 BBNI    Bank Negara Indonesia Tbk 8.86 1.64 462.5
70 ALKA    Alakasa Industrindo Tbk 8.94 1.01 67.1
71 WINS    Wintermar Offshore Marine Tbk 8.98 1.02 62.4
72 CSAP    Catur Sentosa Adiprana Tbk 9.05 0.82 22.0
73 BSDE    Bumi Serpong Damai Tbk 9.13 2.2 175.3
74 SMMA    Sinar Mas Multiartha Tbk 9.2 1.36 432.0
75 KOIN    Kokoh Inti Arebama Tbk 9.23 3.96 33.0
76 BEST    Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 9.3 2.35 55.9
77 BBRI    Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 9.37 2.58 832.1
78 GJTL    Gajah Tunggal Tbk 9.38 1.41 264.0
79 TBMS    Tembaga Mulia Semanan Tbk 9.51 0.74 883.3
80 LPCK    Lippo Cikarang Tbk 9.51 3.43 756.9
81 GWSA    Greenwood Sejahtera Tbk 9.56 0.83 19.6
82 BBLD    Buana Finance Tbk 9.57 1.35 93.0
83 SKLT    Sekar Laut Tbk 9.58 0.89 18.8
84 WEHA    Panorama Transportasi Tbk 9.59 0.84 17.7
85 MCOR    Bank Windu Kentjana International Tbk 9.61 1.08 21.9
86 GLOB    Global Teleshop Tbk 9.61 2.94 128.0
87 TBLA    Tunas Baru Lampung Tbk 9.88 1.23 49.1
88 BBNP    Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10.09 0.96 146.7
89 MRAT    Mustika Ratu Tbk 10.28 0.54 48.6
90 PANS    Panin Sekuritas Tbk 10.29 3.16 485.8
91 BISI    BISI INTERNATIONAL Tbk 10.32 1.29 62.0
92 MBTO    Martina Berto Tbk 10.34 0.81 33.8
93 BNLI    Bank Permata Tbk 10.37 1.24 154.3
94 ASRI    ALAM SUTERA REALTY Tbk 10.38 2.79 76.1
95 AHAP    Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 10.39 1.24 20.7
96 BTPN    BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk 10.4 2.55 404.0
97 NISP    Bank OCBC NISP Tbk 10.52 1.16 125.4
98 LAMI    Lamicitra Nusantara Tbk 10.57 0.87 25.1
99 JECC    Jembo Cable Company Tbk 10.58 2.3 215.1
100 BDMN    Bank Danamon Indonesia Tbk 10.83 1.41 417.9
TOP STORY
•	Datahargasahamper16Agustus2013
•	Datalababersihpersaham(EPS)disetahunkan
•	LababersihmenggunakanlaporankeuangankuartalII2013,kecualiemiten
berbariswarnabiru,menggunakankuartalI2013			
14
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
15
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
TOP STORY
S
aham-saham perbankan
cukup menikmati bullish yang
didorong sektor properti
dan infrastruktur pada paruh
pertama tahun ini. Kinerja perbankan
juga tidak mengecewakan, rata-rata
pertumbuhan kredit sekitar 21,8 pers-
en. Sayangnya, kondisi ekonomi sep-
erti berbalik arah. Kendati
Bank
Indonesia sudah menegaskan tidak
ada masalah likuditas perbankan, na-
mun suasana makro ekonomi yang kini
memburuk dipastikan akan menekan
kinerja perbankan.
Pertumbuhan kredit pun diperki-
rakan melambat didorong kenaikan
inflasi dan suku bunga acuan. Inflasi
Juli 2013 mencapai 3,29 persen, dan
suku bunga acuan telah naik 75 bps
menjadi 6,5 persen.  Pertumbuhan
BBRI
Saham Andalan
Perbankan Saat Krisis
15
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
16
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
TOP STORY
kredit sektor perbankan pun diturun-
kan menjadi 18 persen-20 persen
pada semester kedua 2013 dari target
awal 22 persen-24 persen.
“Emiten perbankan secara umum
seperti BBRI, BMRI, dan BJBR merevisi
target kredit mereka pada semester
kedua 2013. Hal itu seiring kenaikan
suku bunga ditambah aturan bank
dengan batas LDR dari 78 persen-10
persen menjadi 78 persen-92 persen.
Selain itu, bank sentral menambah ke-
bijakan degan menaikkan GWM dari 2
persen menjadi 4 persen,” ujar Analis
PT Mega Capital, Arief Fahruri.
Lebih lanjut ia mengatakan, bank
sentral mengeluarkan aturan itu untuk
mendorong sektor perbankan tidak
terlalu ekspansif dalam menyalurkan
kredit. Hal itu seiring pertumbuhan
ekonomi melambat dan Rupiah men-
galami tekanan.
Sementara itu, Analis Samuel
Sekuritas, Joseph Pangaribuan dalam
risetnya menulis, likuiditas yang sedikit
mengalami pengetatan serta dipadu-
kan dengan perlambatan pertumbu-
han ekonomi akan membuat loan to
deposit ratio (LDR) dan CASA ratio
mengalami penurunan serta reserve
mengalami kenaikan. 
Meski demikian, bank yang tidak
mengalami masalah likuiditas dan tidak
terlalu berpengaruh perlambatan ekono-
mi justru akan diuntungkan oleh kenai-
kan BI Rate (suku bunga acuan) seperti
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk dan
PT Bank Negara Indo-
nesia Tbk (BBNI) masih
masuk pilihan meski
kinerja melambat relatif
kecil tetapi menawar-
kan potential upside
yang tinggi.
Statistik kinerja
BBRI pada paruh
pertama cukup
memuaskan. Penyal-
uran kredit mencapai
Rp391,77 triliun, naik
28,5 persen (yoy)
dan pada kredit mikro
perseroan naik 26,4
17
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
persen menjadi Rp122,08 triliun. BBRI
mencetak laba bersih sebesar Rp10,15
triliun. Pendapatan perseroan naik
menjadi Rp27,02 triliun dan NPL turun
menjadi 0,41 persen dari sebelumnya
0,55 persen.
Di pasar, saham BBRI termasuk da-
lam kapitalisasi saham terbesar di BEI.
Per akhir Juli 2013, kapitalisasi pasar
saham perseroan mencapai Rp201,48
triliun. Kapitalisasi pasar saham ini me-
mang masih di bawah PT Bank Central
Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp253,84
triliun dan PT Bank Mandiri Tbk men-
capai Rp205,58 triliun.
Berdasarkan nilai transaksi per-
dagangan, saham BBRI cukup aktif
dengan nilai mencapai Rp5,92 tri-
liun dengan volume perdagangan
saham 762,74 juta saham pada Juli
2013. Frekuensi perdagangan saham
mencapai 61.555x, sedikit di bawah
frekuensi perdagangan saham BMRI
mencapai 68.683x pada Juli 2013.
Frekuensi perdagangan saham BBRI
pun mencapai 2,03 persen saham dari
total 20 saham teraktif berdasarkan
frekuensi perdagangan saham.
BRI masih menjadi pilihan Samuel
Sekuritas. Ini didorong dari likuiditas
yang kuat tercermin dari rasio reser-
ve to current liabilities yang menca-
pai 1,2x.”Secara historis perlambatan
ekonomi tidak menganggu kredit BRI,
sehingga potensi perlambatan eko-
nomi tidak terlalu dikhawatirkan,” tulis
Joseph.
Bahkan kenaikan  BI Rate 75 bps
bisa lebih menguntungkan BRI. Hal
itu membuat bunga time deposit lebih
rendah 145 bps dibandingkan JIBOR
Rate. “Kami juga tidak melihat BRI
akan menaikkan bunga time deposit
sebesar 75 bps,” kata Joseph. Selain
itu, LDR mencapai 78 persen pada
tahun 2012 namun masih sama den-
gan rata-rata lima tahun terakhir. Hal
ini berbeda dengan bank-bank besar
lain yang justru mengalami kenaikan
LDR signifikan.
BRI pun menawarkan suku bunga
kredit yang rendah untuk kredit mikro
dan korporasi dengan kedua kredit ini
merupakan prioritas pertumbuhan BRI.
“Mandiri yang mulai fokus ke kredit mi-
kro dan fokus ke kredit korporasi kami
perkirakan akan mengalami kenaikan
cost of fund. Namun tanpa kenaikan
cost of fund, BRI juga telah menawar-
kan bunga lebih rendah dari Mandiri.
Sedangkan BI yang fokus ke kredit
korporasi saat ini menawarkan bunga
kredit korporasi 25 bps dibandingkan
BRI, oleh karena itu bunga kredit BRI
cukup kompetitif untuk mendukung
volume kredit,” kata Joseph.
Meski pertumbuhan ekonomi di-
perkirakan mencapai 6 persen pada
2013 dari target awal 6,3 persen.
Joseph melihat, hal itu tak berpenga-
ruh terhadap BRI. Secara histroris, BRI
dapat tumbuh di atas 20 persen ketika
ekonomi tumbuh di level 6 persen. “Di
sisi lain kami memperkirakan kenaikan
BI Rate 75 bps, akan menguntungkan
BRI karena dengan kenaikan ini time
TOP STORY
18
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
TOP STORY
deposit lebih rendah 145 bps dibandin-
gkan JIBOR rate. BRI juga tidak akan
menaikkan bunga time deposit sebe-
sar 75 bps dengan melihat rata-rata
bunga time deposit rata-rata perban-
kan hanya lebih rendah 25 bps diban-
dingkan JIBOR,” ujar Joseph.
Sementara itu, Arief menilai, BBRI
yang memiliki cabang dengan wilayah
sangat luas khususnya di pedesaan
memberikan keuntungan bagi persero-
an. Saat ini tingkat pertumbuhan dana
murah perseroan masih besar men-
dukung perseroan. Kredit perseroan
sebagian besar untuk mikro juga dinilai
masih baik. “80 persen di mikro secara
historis cukup baik. Perseroan juga
main di kredit korporasi tetapi korporasi
tersebut lebih banyak yang berhubun-
gan dengan bisnis mikro,” kata Arief.
Dalam riset PT Bahana Securities,
loan to deposit (LDR) BBRI hampir 92
persen pada dua kuartal terakhir. BBRI
pun mendapatkan manfaat yang kuat
dari segmen mikro. Meski bank kecil
telah menurunkan target pertumbuhan
di segmen mikro, bank-bank besar
malah bersaing ketat di segmen ini.
Dengan catatan positif, bunga pinja-
man yang lebih rendah telah me-
mungkinkan BBRI untuk mendapat-
kan kembali beberapa pangsa pasar
mikro.
Selain itu, LDR perseroan hampir
92 persen akan membuat perseroan
berusaha untuk menyeimbangkan an-
tara peningkatan suku bunga deposi-
to dan remixing asset pendapatan-
nya. Hal ini tercermin dari penurunan
aktiva produktif termasuk cadangan
sekunder sekitar 18,8 persen (yoy). Ke
depan, pembatasan kredit korporasi
dapat menyediakan likuiditas untuk
mendukung pertumbuhan segmen
mikro. Perseroan juga dapat bersa-
ing dalam suku bunga deposito untuk
menurunkan LDR sehingga mendo-
rong arus masuk tambahan.
19
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
TOP STORY
Sektor asuransi memiliki potensi besar tumbuh di Indo-
nesia seiring jumlah penduduk besar. Meski demikian,
sebagian besar masyarakat Indonesia belum memiliki
asuransi dan kesadaran untuk berasuransi pun masih
kurang.
Analis asuransi Fitch Ratings,
Cheryl Evangeline menuturkan,
saat ini rasio penetrasi asuransi di
Indonesia baru sekitar 1,7 persen
dari total produk domestik bruto
(PDB). Jumlah ini jauh tertinggal dari
China dan India. Peluang ini pun
dimanfaatkan oleh investor asing
untuk masuk ke industri asuransi di
Indonesia.
Lihat saja perusahaan patungan
asuransi asing di Indonesia yang
besar seperti Axa Mandiri Financial
Service, Prudential, Manulife In-
donesia, Allianz Life Indonesia, PT
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, dan
PT AIA Financial. Adapun jumlah
total asuransi patungan di Indonesia
sebanyak 18 perusahaan.
Lalu bagaimana dengan saham
sektor asuransi di pasar modal? Se-
jumlah analis menilai, pelaku pasar
belum terlalu memperhatikan sektor
saham asuransi. Hal itu mengingat
PNLF
GeliatSaham
SektorAsuransi
sektor asuransi ini memiliki resiko besar
dengan klaim oleh nasabah.”Saham
asuransi kurang menarik karena faktor
resiko tak bisa dihitung,” tutur Analis PT
Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe
saat dihubungi pekan ini.
Sementara itu, Analis PT Trust Secu-
rities, Reza Priyambada mengatakan,
ada semacam persepsi di pelaku pasar
yang namanya asuransi itu menang-
gung kerugian sehingga menambah
beban perseroan ketika ada nasabah
yang mengajukan klaim. “Di sisi lain,
belum banyaknya masyarakat Indone-
sia yang belum teredukasi baik men-
20
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
genai pentingnya asuransi juga
turut memberikan gambaran yang
kurang menariknya sektor ini,” tutur
Reza.
Reza menambahkan, perger-
akan saham sektor asuransi  ber-
variatif.  Pergerakan sahamnya
ada yang stagnan seperti saham
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
(ABDA), PT Asuransi Jasa Tania Tbk
(ASJT), dan PT Asuransi Bintang
Tbk (ASBI).  Selain itu, ada juga
saham yang perdagangannya aktif
seperti saham PT Asuransi Multi
Artga Guna Tbk (AMAG)  dan PT
Lippo General Insurance Tbk (LPGI)
Berdasarkan data BEI periode Juli
2013, saham ABDA ditransaksikan
hanya 16x dalam enam hari, dan
saham ASBI sebanyak 130x dalam
22 hari.
Sementara itu, saham asuransi
yang cukup aktif ditransaksikan
seperti saham Asuransi Multi Artha
guna Tbk (AMAG) dengan frekuen-
si 940x dalam waktu 23 hari. Selain
itu, saham Lippo General Insurance
Tbk  (LPGI) mencatatkan frekuensi
saham mencapai 93x dalam waktu
20 hari. Saham PT Panin Finan-
cial Tbk mencatatkan frekuensi
transaksi saham sebanyak 18.315x
dalam waktu 23 hari.
Perlahan tapi pasti begitulah
pergerakan harga saham Panin
Financial Tbk (PNLF) pada awal
tahun 2013. Saham PNLF ditutup
stagnan di level Rp135 per saham
pada 2 Januari 2013. Tiap bulan
harga saham PNLF ini beranjak
naik. Pada 28 Februari 2013, sa-
ham PNLF ditutup  naik ke level
Rp205 per saham.
Saham PNLF pun beranjak naik
hingga mencapai level Rp270 per
saham pada 15 Mei 2013. Kenaikan
harga saham PNLF ini dipicu senti-
men perusahaan asuransi asal Je-
pang, Dai-ichi Life Insurance Com-
pany menguasai 40 persen saham
Panin Life yang merupakan anak
usaha perseroan dengan kepemi-
likan sekitar 99,99 persen. Dai-ichi
Life Insurance mengeluarkan dana
Rp3,3 triliun untuk mendapatkan
40 persen saham Panin Life.
Pengambilan saham akan di-
lakukan secara langsung dan tidak
langsung. Perusahaan asuransi
Jepang itu akan mengambil 36,84
persen saham Panin Internasional
yang pemilik 95 persen saham
Panin Internasional. Dai-ichi Life
akan melakukan penyertaan lang-
sung dengan mengambil 5 persen
saham Panin Life. Lalu saham PNLF
naik ke level tertinggi di Rp305 per
saham pada 27 Mei 2013.
Di antara saham asuransi, sa-
TOP STORY
21
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
ham PNLF paling aktif ditransaksi-
kan. Hal itu wajar mengingat jum-
lah saham yang tercatat mencapai
28,03 miliar di BEI. Kepemilikan
saham perseroan antara lain PT
Panin Insurance Tbk mencapai
49,23 persen, PT Panin Insurance
Tbk 7,73 persen, dan public di
bawah 5 persen mencapai 43,04.
Kapitalisasi pasar saham PT Panin Fi-
nancial Tbk mencapai Rp5,28 triliun.
PT Panin Financial
Tbk memiliki beberapa
anak perusahaan yang
bergerak di bidang
usaha asuransi jiwa
antara lain PT Panin
Life dengan kepemi-
likan 99,99 persen.
Lalu anak usaha per-
seroan lain seperti PT
Panin Internasional
yang bergerak di
bidang jasa konsultasi
bisnis, manajemen dan
penasehat keuangan,
lalu ada PT Epanin
Dotcom yang bergerak
di bidang usaha modal
ventura. Kepemilikan
perseroan di anak-
anak usahanya mencapai 99,99
persen.
Menurut Reza Priyambada,
saham PNLF masih relatif murah.
Price earning ratio (PER) saham
PNLF di kisaran 3,68x dan prive
book value (PBV) di level 0,5x.
Sementara itu, PER industry di
level 8,78x dan PBV di level 1,20x.
Kalau dibandingkan dengan sa-
ham asuransi lain, saham ABDA
membukukan PER 4,78X dan PBV
2,67x untuk berdasarkan laporan
keuangan Juni 2013. Sementara
itu, saham LPIG mencatatkan PER
0,37X dan PBV 0,36X dengan
berdasarkan laporan keuangan
Maret 2013.
Reza menuturkan, bila pangsa
pasar dari asuransi dapat lebih
ditingkatkan, dan produk-produk
yang ditawarkan dapat lebih be-
ragam maka berdampak positif
untuk kinerja emiten asuransi.
Selain itu, jumlah saham yang
beredar di publik pun menjadi-
kan saham-saham emiten kurang
aktif dan tidak menarik perhatian
pelaku pasar. “Paling kalau ada
yang menarik perhatian itu pun
juga karena adanya dukungan
grup besar atau minimal bebera-
pa kali merilis berita positif,” kata
Reza.
Kiswoyo menilai, saham PNLF
cenderung bergerak sideway. Bila
ada berita positif, saham ini baru
akan cenderung bergerak naik.
Kiswoyo pun merekomendasikan,
buy on weakness saham PNLF di
level Rp130.
TOP STORY
Bila pangsa pa-
sar dari asuransi
dapat lebih di-
tingkatkan, dan
produk-produk
yang ditawar-
kan dapat lebih
beragam maka
berdampak posi-
tif untuk kinerja
emiten asuransi.
Reza Priyambada
Analis
PT Trust Securities
22
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
TOP STORY
Namun, pada 22 Agustus lalu
harganya sama persis pada
awal tahun di level Rp610, alias
kembali turun minus 88,68 persen
dari posisi tertingginya.
Kenaikan harga awal tahun itu
tidak lepas dari pesta sektor pro-
perti yang menjadi anak emas bursa
saham awal tahun ini. Itu juga di-
tunjang oleh pelbagai aksi korporasi
perseroan pada 2013. Misalnya ren-
cana mengakuisisi masing-masing
51 persen saham PT Mitra Sindo
Sukses dan PT Mitra Sindo Makmur
dari anak usaha Keppel Land Pte,
perusahaan
properti
Singapura.
Nilai transaksi
akuisisi ini
diperkirakan
mencapai
Rp2,29 triliun.
Dengan
akuisisi ini,
perseroan
akan men-
dapatkan
kontribusi
tambahan
dari proyek
MDLN
Ekspansif Dalam
Situasi Sulit
residensial yang berada di Jakarta Garden City dan kota
Modern Tangerang. “Akuisisi yang mereka lakukan cu-
kup agresif. Dengan akuisisi dapat mendorong pertum-
buhan anorganiknya,” ujar Analis PT Buana Capital, Alfred
Nainggolan.
Selain itu, perseroan juga berencana mengakuisi-
si 950 hektar lahan yang berada di Jakarta Timur dan
Cikande, Banten. Perseroan berencana untuk memban-
gun kawasan industri di Bekasi. Untuk mendanai akuisisi
Pada bulan lalu, Anda yang merasa pernah ketinggalan
kereta membeli saham ini pada awal Januari 2013 bisa
mendapatkannya kembali pada harga yang sama, dikisa-
ran Rp600-an selembar. Sepanjang semester pertama lalu,
bersama saham-saham properti lain, Moderland Realty Tbk
(MDLN) ini meroket hingga membumbung 88,68 persen pada
6 Juni.
23
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
TOP STORY
ini, perseroan mengaku telah memiliki
dana. Dana akuisisi lahan di Jakarta Ti-
mur akan diperoleh dari hasil penjualan
lahan ke Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).
Perseroan meraih dana sekitar Rp3,4
triliun dari penjualan 170 hektar ke ASRI.
Tidak hanya itu saja, perseroan juga
telah menerbitkan obligasi pada 2012
yang mencapai Rp500 miliar.
Selain itu, perseroan juga berencana
menambah lahan 1.000 hektar lahan di
ka- wasan industri Cikande.
Perseroan juga akan
mendirikan bekasi indu-
stri estate dan residen-
tial untuk mengemban-
gkan kawasan industri.
Dana untuk ekspansi
perseroan diperoleh
dari penjualan lahan se-
kitar 170 hektar dengan
perolehan dana sekitar
Rp3,4 triliun kepada
ASRI.
Alfred mengakui,
ada beberapa isu yang
memberi sentimen
negatif sektor properti pada semester
kedua 2013. Pertama, saat ini bursa
saham sedang volatile sehingga hampir
semua sektor saham melemah terma-
suk properti. Kedua, kenaikan suku
bunga acuan dan inflasi tinggi juga
berdampak negatif ke sektor properti.
Ketiga, pemerintah akan menggenjot
pajak dari sektor properti. “Kinerja sa-
ham sektor properti masih cukup bagus
dengan pertumbuhan tinggi pada se-
mester pertama 2013. Akan tetapi inflasi
tinggi dan kenaikan suku bunga pada
semester kedua hambat kinerja proper-
ti,” kata Alfrred.
Alfred memperkirakan, pertumbuhan
laba sektor properti mencapai 40-50
persen pada 2013. Pertumbuhan laba
sektor properti diperkirakan turun tajam
pada 2014. “Laba properti diperkirakan
tumbuh 15-20 persen,” ujar Alfred.
Investor Relation MDLN, Cuncun Wi-
jaya menuturkan, kenaikan suku bunga
diharapkan tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap kinerja perseroan
mengingat permintaan masih tinggi.
Perseroan menargetkan marketing
sales mencapai Rp2,6 triliun pada 2013.
“Terhadap kenaikan BI Rate kami masih
optimis tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap kinerja perseroan
mengingat masih cukup tingginya per-
mintaan,” tutur Cuncun.
MDLN membukukan penjualan
Rp1,03 triliun pada semester pertama
2013 dari periode sama tahun sebe-
lumnya Rp510,30 miliar. Pendapatan
terbesar disumbang dari penjualan
bersih mencapai Rp989,17 miliar pada
semester I 2013 dari periode semester I
2012 senilai Rp492,07 miliar. Pendapa-
tan dari hotel pun mulai berkontribusi
pada semester pertama 2013 mencapai
Rp24,35 miliar. Laba bersih ke pemilik
entitas induk naik menjadi Rp549,21 mi-
liar pada semester I 2013 dari semester
pertama I 2012 senilai Rp144,20 miliar.
Untuk saham MDLN, Alfred menga-
kui, harga saham MDLN memang masih
murah dibandingkan sektor saham
properti lain seperti PT Bumi Serpong
Damai Tbk dan PT Alam Sutera Real-
ty Tbk. Alfred mengatakan, PE MDLN
Terhadap kenaikan BI
Rate kami masih opti-
mis tidak mempenga-
ruhi secara signifikan
terhadap kinerja perse-
roan mengingat masih
cukup tingginya per-
mintaan,”
CUNCUN WIJAYA
InVESTOR RELATION
MDLN
24
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
TOP STORY
sekitar 5,8x pada 2013. Lalu PE MDLN
diperkirakan 4,9x pada 2014 dengan
PE rata-rata industri 9x.”Kami mempro-
yeksikan laba bersih perseroan naik
150 persen pada 2013. PE tahun ini 5,8
kali jadi saham ini relatif murah,” kata
Alfred.
Meski saham MDLN, relatif murah,
Alfred menilai, saham MDLN belum
menjadi perhatian para investor besar.
Hal itu karena kapitalisasi pasar perse-
roan yang kecil dibandingkan ASRI dan
BSDE. Kapitalisasi pasar MDLN sekitar
Rp5,13 triliun
pada Juli 2013. 
Sedangkan ka-
pitalisasi pasar
ASRI mencapai
Rp13,75 triliun
dan BSDE
mencapai
Rp27,64 triliun.
“Meski sa-
hamnya masih
murah tetapi
investor besar lebih memilih kapitalisasi
pasar saham besar seperti BSDE dan
ASRI karena resikonya lebih kecil,” kata
Alfred.
Pada semester kedua 2013, MDLN
juga berencana melakukan pemecahan
nilai nominal saham. Padahal harga
saham perseroan masih di bawah
Rp1.000. Pada perdagangan saham,
Jumat  (23/8/2013), saham MDLN ditu-
tup di level Rp650 per saham. Dengan
kondisi pasar terkini, rencana ini dira-
gukan dieksekusi sekarang. Menurut
Alfred, langkah stock split tidak mem-
buat saham ini menjadi incaran pelaku
pasar. Hal itu karena harga sahamnya
sudah murah. “Efeknya tidak terlalu
banyak ke MDLN. Level harganya sudah
di Rp600. Kecuali saham Telkom yang
melakukan stock split. Saham Telkom
dari Rp10 ribu jadi Rp2.000,” kata Alfred.
Hal senada dikatakan Analis PT Trust
Securities, Reza Priyambada. Menu-
rut Reza, saham ini masih cukup aktif
diperdagangkan. “Dengan kapitalisasi
pasar sekitar Rp5,13 triliun tidak terlalu
rendah, masih mewakili sekitar 2 pers-
en dari total kapitalisasi pasar properti
saja tanpa konstruksi,” ujar Reza. Alfred
pun merekomendasikan buy untuk sa-
ham MDLN. Target harga saham MDLN
di level Rp1.200. Sedangkan Reza
Priyambada mengatakan, pelaku pasar
dapat wait and see hingga sentimen
pelemahan bursa saham berkurang.
Reza memberi catatan, bila volume
mendukung maka MDLN dapat men-
arik untuk ditradingkan dengan target
harga Rp750. Bila harga MDLN dapat
tembus Rp750, maka target harga se-
lanjutnya Rp930.
Sementara itu, Analis PT Investa
Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe men-
gatakan, saham MDLN masih murah
dibandingkan sektor saham lain. Dalam
catatan Kiswoyo, PE MDLN mencapai
2,96x sedangkan saham PT Sum-
marecon Agung Tbk mencapai 4,9x.
Meski demikian, perseroan memiliki
tingkat utang cukup tinggi dengan debt
to equity ratio (DER) mencapai 0,46x.
“Saham MDLN di bawah Rp600 men-
arik untuk dibeli dengan menolak utang
mereka yang besar. Yah bisa buy on
weakness,” ujar Kiswoyo.
Nama Direktur Jabatan Direktur
William Honoris DIREKTUR UTAMA
L.H. Freddy Chan DIREKTUR
Dharma Mitra Sigamani DIREKTUR
Andy Kesuma Natanael DIREKTUR
Nama Pemegang Saham Persentase Saham
PT Inti Putramodern 6,63 %
Castle Capital Holdings Inc. 10,98 %
AA Land Pte. Ltd. 10,95 %
PT Sinarmas Sekuritas 11,76 %
Masyarakat 59,7 %
25
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
TOP STORY
P
asar saham sedang bermurah hati untuk para pembeli.
Sampai dengan artikel ini dibuat Indeks harga saham
gabungan (IHSG) sejak awak tahun (year to date) sudah
minus 8,7 persen, dan minus 23,9 persen dari posisi
tertinggi Mei. Ini adalah momentum emas yang selalu ditunggu
oleh investor. Hanya satu hal saja yang mengganjal, adakah in-
deks akan turun lagi?
Artikel ini tidak akan membahas mengenai how low can you
go IHSG. Artikel ini ingin memberikan tips mengenai cara me-
milih saham-saham murah yang otomatis bermunculan pada
saat pasar bearish. Memilih saham murah penting, karena rumus
utama untung di investasi saham sangat sederhana, beli murah
dan dijual mahal. Sayangnya saham murah bukan ditentukan
oleh harga per lembar saham, melainkan melibatkan beberapa
variabel.
Membeli saham adalah membeli perusahaan atau membeli
bisnis perusahaan. Kuncinya sederhana, cari perusahaan yang
untung dari bisnisnya. Investor harus punya fokus ke bottom line
atau net income emiten. Tetapi buka net income saja yang perlu
dilihat, perhatikan Earning Per Share (EPS) karena bisa saja laba
naik tetapi outstanding share (pemegang saham) bertambah,
sehingga jatah kita di laba berkurang. Jadi pertama perhatikan
yang EPS nya positif dan besar.
Lalu untuk tahu saham tersebut murah atau tidak bagaimana?
Untuk menemukan
yang murah kita ha-
rus membandingkan
apa yang kita bayar
Cara Memilih
Saham-Saham
Murah
Hans Kwee
Membeli saham
adalah membeli
bisnis perusahaan.
Berburulah saham
murah pada saat
pasar koreksi, tetapi
cari yang murah
bukan murahan.
25
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
26
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
dengan apa yang kita dapatkan. Untuk mengetahuinya, dikenal sebuah
rasio dengan nama Price Earning Ratio (PER). Rasio ini membandingkan
antara harga saham (price) dengan Earning per Share (EPS). Hasilnya
menunjukan berapa yang kita dapatkan untuk setiap rupiah yang kita
bayarkan. Semakin kecil angkanya semakin bagus.
Tapi tunggu dulu, sering kali emiten bagus PER-nya ternyata udah
tinggi, jadi apa yang harus kita lakukan. Tinggi rendahnya PER sebena-
rnya relatif terhadap perusahan sejenis, lakukan perbandingan antar
PER ini dengan perusahaan sejenis atau dalam satu sektor yang sama,
sehingga kita dapat memlilih yang lebih murah dan bagus. Tidak cukup
sampai disana, kita juga harus mengetahui market leader suatu sektor
yang memiliki PER premium (lebih besar) dibandingkan perusahaan seje-
nis. Tentu market folower akan punya PER lebih rendah.
Setelah PER, pertumbuhan di sisi revenue dan labanya dalam beber-
apa periode tertentu perlu dijadikan pertimbangan. Untuk mengukurnya
dikenal rasio Price Earning Growth (PEG) Formula untuk menghitung PEG
Ratio adalah PER dibagi dengan angka persentase ekspektasi pertumbu-
han EPS per tahun. Kalau PEG lebih kecil dari 1 maka perusahaan terse-
but dianggap layak investasi atau murah.
Tidak cukup sampai di sana dalam menentukan sebuah perusahaan
murah dan bagus, dikenal juga Return on Asset (ROA). ROA membagi net
income perusahaan dengan total aset menunjukan bagaimana sebuah
perusahaan menggunakan aset nya untuk menghasilkan keuntungan.
Semakin besar rasio ini artinya perusahaan mampu mengoptimalkan
asetnya untuk menghasilkan keuntungan.
Tetapi ROA saja sering dirasa belum cukup karena investor banyak
yang ingin tahu juga berapa return untuk setiap investasi yang dita-
namkan. Untuk hal ini dikenal rasio Return on
Equity (ROE) dimana rasio ini membagi Net
Income dengan total equity atau modal pemi-
lik. Rasio ini menunjukan tingkat pengembalian
yang didapatkan pemegang saham untuk se-
tiap investasinya, dan tentu saja semakin besar
semakin bagus.
Masih ada satu hal lagi yang perlu inves-
tor perhatikan yaitu efisiensi perusahaan dari
periode ke periode dalam menghasilkan laba.
Hal ini diukur melalui Return on Sales (ROS)
TOP STORY
26
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
27
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
atau yang juga dikenal dengan nama Net Profit Margin (NPM). Rasio ini
menunjukan dari setiap penjualan berapa persen yang dapat berubah
menjadi laba bersih (net income) bagi pemegang saham. Semakin be-
sar rasio menunjukan margin perusahaan semakin tinggi. Dan bila kita
perhatikan dari beberapa priode, peningkatan rasio ini menunjukan
bahwa perusahaan akan semakin efisien atau dengan kata lain berhasil
menekan biaya operasi.
Ada satu hal terkait ROS ini, dimana bisa saja laba bersih dihasilkan
dari pendapatan lain-lain atau pendapatan yang bukan merupakan op-
erasi utama perusahaan yang tidak berulang. Karena itu kita perlu juga
memgecek Operating Profit Margin (OPM). Dimana rasio ini membagi
laba operasi dengan penjualan, sehingga menunjukan margin laba
dari operasi utama perusahaan.
Semua rasio di atas berbicara soal keuntungan. Untuk mengu-
kur risiko keuangan emiten, gunakan Debt to Equity Ratio (DER).
DER membandingkan total utang terhadap modal perusahan,
sehingga semakin besar rasio ini semakin berisiko sebuah peru-
sahaan. DER menunjukan leverage/ pengungkit yang digunakan
perusahaan untuk meningkatkan ROE, bagus bila hutangnya terk-
endali dan kondisi ekonomi yang baik. Ketika ekonomi memburuk
penggunaan hutang yang besar (tercermin dari DER yang tinggi)
akan menjadi bumerang karena kenaikan suku bunga langsung
membebani keuangan perusahaan. Dan ingat hak pemegang
saham sesudah pemberi pinjaman, sehingga bila perusahaan
bangkrut pemegang saham hanya mendapatkan sisa.
Untuk emiten perbankan EPS dan PER sendiri seringkali di-
dampingi dengan rasio Book value per share (BVS) dan Price
book value (PBV). BVS membagi total equity dengan jumlah saham bere-
dar (outstanding share), dimana rasio ini menunjukkan nilai buku perlem-
bar saham. Lalu PBV sendiri membagi Price dengan BVS, dimana hal ini
menunjukan apa yang kita dapatkan dari apa yang kita bayarkan.
Jadi sebagai investor yang cerdas kita harus fokus ke EPS, PER, PEG,
ROA, ROE, dan DER untuk menemukan saham yang bagus dan murah.
Dengan mendapatkan perusahaan terbaik berdasarkan rasio-rasio diatas
diharapkan investor dapat mendapatkan profit yang maksimal. Kembali
kita harus ingat bersama; membeli saham adalah membeli bisnis perusa-
haan. Mari kita bersama-sama berburu saham murah ketika pasar kore-
ksi, tetapi ingat cari yang murah bukan murahan.
TOP STORY
Untuk mengukur risiko
keuangan emiten,
gunakan Debt to Eq-
uity Ratio (DER). DER
membandingkan total
utang terhadap modal
perusahan, sehingga
semakin besar rasio ini
semakin berisiko se-
buah perusahaan.
27
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
28
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Perusahaan BUMN yang go
public terbukti memiliki kinerja
jauh lebih baik katimbang sebel-
umnya. Saham-saham tergolong
aman dibeli karena mayoritas
sahamnya dimiliki Negara dan
kini sedang murah-murahnya.
BerburuSaham
MurahPelat
Merah
D
ahlan Iskan begitu terkaget-kaget ketika PT Per-
tamina masuk urutan 122 dalam Fortune Global 500
pada tahun ini. Pengakuan internasional ini jauh di
atas ekspektasinya saat pertama kali didapuk men-
jadi Menteri BUMN sejak Oktober 2011 menggantikan Mustafa
Abubakar. Awalnya dia berharap satu perusahaan nasional bisa
masuk jajaran 500 perusahaan terbaik penilaian majalah presti-
sius di AS itu tapi di akhir masa kepemimpinannya.
Prediksi awalnya, swastalah yang pertama masuk kelompok
itu misalnya dari Grup Salim, Prajogo Pangestu, Grup Astra, ke-
lompok Gudang Garam, atau kelompok Djarum
tapi ternyata perusahaan plat merah. “Saya
masih belum percaya. Saya hubungi
Dirut Pertamina Karen Agustiawan un-
tuk mengecek apakah dia juga sudah
mendapat berita itu. Sama. Sudah. Dia
juga cukup hati-hati. Dia melaku-
kan check and recheck.
Ternyata benar,” cerita
Dahlan dalam kolomnya
di Jawa Pos Group.
Di kantor pusat Per-
tamina di Jakarta Pusat,
prestasi masuknya peru-
sahaan minyak nasional
dalam Fortune 500 itu
TOP STORY
29
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
disyukuri dengan memasang baliho raksasa sampai menutupi satu
sisi gedung itu dari atas sampai bawah. Bagi Dahlan, pencapaian itu
di satu sisi menjadi beban berat mengingat kekhawatiran apakah
Pertamina bisa tetap sebaik saat ini dan apakah performa itu tidak
dikejar oleh korporasi lain dari AS, Eropa, atau China menyusul mulai
pulihnya krisis global.
Dia menaruh harapan besar terhadap kinerja BUMN. Kelak, Dah-
lan berharap PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk bisa menyusul prestasi yang dicapai oleh Pertamina. Kenapa
dua BUMN perbankan itu? Wajar saja, karena laba dua bank nasional
itu pada tahun lalu mengekor laba bersih Pertamina yang mencapai
Rp25 triliun. Laba BRI tembus Rp18,5 triliun, sedangkan laba Bank
Mandiri Rp15,5 triliun. Sayang, Pertamina masih tertunda menjadi pe-
rusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Andai perusahaan ini
menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO), kapi-
talisasi pasar modal kita jauh lebih terdorong lagi.
Data Otoritas Jasa Keuangan mencatat per 13
Agustus 2013, kapitalisasi pasar modal kita men-
capai Rp4.611 triliun, urutan ketiga di Asia setelah
Nikkei 225 Jepang dan Shenzhen China. Hara-
pan kapitalisasi pasar itu sudah lama terpatri di
benak manajemen BEI. Namun sampai kini baru
20 emiten di pasar modal dari 142 perusahaan.
Sisanya, masih tertunda mulai dari PT Pos Indo-
nesia, PT Pegadaian, Pertamina atau PT Perkebu-
nan Nusantara VII. Dengan 20 emiten saja sudah
menyumbang 25,7 persen dari total kapitalisasi
pasar modal apalagi ditambah dengan BUMN
lain. Tahun ini praktis hanya PT Semen Baturaja
Tbk yang listing di BEI pada 28 Juni lalu.
Cukup banyak perusahaan plat merah yang
potensial masuk pasar modal, hanya saja kenda-
la juga tak sedikit mulai dari flukuatifnya kondi-
si pasar modal hingga internal BUMN itu sendiri
termasuk revaluasi aset terkait dengan timbulnya
beban perpajakan. Namun yang paling santer ter-
lihat adalah alasan politis yang membuat proses
IPO terkendala lantaran di DPR dipenuhi dengan
segala kepentingan dan partai politik.
TOP STORY
30
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Ini berbeda bila perusahaan swasta IPO, karena cukup mengurus
ke Otoritas Jasa Keuangan, menyerahkan laporan keuangan, me-
nentukan penjamin emisi, memilih fee mana yang kompetitif. Beres.
“Jadi tidak mudah, karena harus lewat komite privatisasi, lalu Ke-
menterian Keuangan dan meminta persetujuan parlemen,” ujar De-
puti Kementerian BUMN Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan
Strategis Wahyu Hidayat kepada wartawan.
Perlu digarisbawahi upaya go public BUMN yang mengarah pada
privatisasi ini tidak semuanya baik. Sejarah mencatat beberapa ki-
sah IPO juga berakhir pahit, salah satunya ialah strategic sales se-
perti dilakukan terhadap Indosat karena terbukti belakangan hanya
menguntungkan pembeli, dalam hal ini asing.
Indosat, didirikan pada 1967, ketika itu bernama PT Indonesian
Satellite Corporation Tbk. Pemerintah akhirnya mengambialih 100%
saham dengan menjadikannya sebagai BUMN jasa telekomunika-
si pada 1980. Atas nama privatisasi aset bangsa untuk menopang
APBN, pemerintah akhirnya mendivestasi 41,94% sahamnya kepada
Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd dan akhirnya kini mayo-
ritas saham milik Qatar Telecom.
Isu IPO perusahaan negara makin santer saat pencatatan saham
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada 10 November 2010 dan PT Ga-
ruda Indonesia Tbk (GIAA) pada 11 Februari 2011. Bagaimana tidak,
ketika pasar sedang bagus, saham KRAS hanya dijual pada harga
Rp850 per saham. Dinilai sangat murah dan justru membuat negara
merugi saat kondisi pasar saham lagi bagus.
Sebaliknya GIAA malah dijual Rp750 per lembar, dinilai kemaha-
lan saat kondisi pasar tidak kondusif sehingga saham maskapai na-
sional itu tak laku. Buntutnya, tiga sekuritas BUMN sebagai penjamin
emisi merugi sampai akhirnya sisa saham itu dibeli oleh pengusaha
Chairul Tandjung.
Cerita baiknya bisa didapat dari IPO PT Telkom yang melantai
pada 14 November 1995 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Su-
rabaya—kini BEI. Pada Mei tahun yang sama, perusahaan ini su-
dah mendirikan entitas anak yang menangani bisnis telepon selu-
ler yakni PT Telkomsel. Kini, Telkom dan Telkomsel bak bapak dan
anak yang saling mendukung. Laporan keuangan Telkom mencatat
jumlah pelanggan seluler Telkomsel tahun lalu tercatat naik 16,9%
menjadi 125,1 juta pelanggan, 45,3% pangsa pasar di Indonesia, se-
dangkan laba bersih tahun lalu mencapai Rp12,9 triliun.
Dua tahun lalu pe-
rusahaan ini masih
sakit. Masih tergolek
di ruang perawatan
ICU. Tahun lalu tiba-
tiba sehat. Dan kini
bisa lari kencang.
Larinya sampai ke
luar negeri pula,”
DAHLAN ISKAN | Menteri BUMN
TOP STORY
31
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Pengamat pasar modal Yanuar Riz-
ky menilai IPO Telkom adalah salah
satu proses IPO BUMN yang pal-
ing sukses. Salah satu parameternya
adalah proses alokasi atau pembagian
saham perdana yang berlangsung
transparan dan adil. Tidak ditemukan
proses pembagian ‘di belakang meja’
yang menguntungkan pihak tertentu.
Kisah lain datang dari PT Waskita
Karya Tbk yang listing di BEI pada
19 Desember tahun lalu. Laba bersih
tahun berjalan Waskita pada 6 bulan pertama tahun ini mencapai
Rp56,62 miliar naik 53,29% dari periode sama tahun lalu Rp36,94
miliar. “Dua tahun lalu perusahaan ini masih sakit. Masih tergolek di
ruang perawatan ICU. Tahun lalu tiba-tiba sehat. Dan kini bisa lari
kencang. Larinya sampai ke luar negeri pula,” kata Dahlan.
Garuda Indonesia juga mendapat berkah setelah masuk bursa.
Maskapai yang didirikan pada 1949 itu makin baik secara korporasi
yang berimbas pada kualitas pelayanan. Terbukti, predikat World’s
Best Economy Class 2013 diraih dari lembaga independen Skytrax.
Mereka menyingkirkan Singapore Airlines dan Asiana Airlines.
IPO Krakatau dan Garuda serta Indosat sebetulnya menunju-
kan bahwa manajemen BUMN selama ini masih belum sepenuh-
nya terlepas dari intervensi saat menggelar IPO, padahal keputusan
bisnis mestinya yah harus diambil melalui perhitungan bisnis bukan
perhitungan politis.
**
AKHIR Juli lalu, BEI mengumumkan emitan yang masuk dan ke-
luar dalam penghitungan Indeks LQ-45. Indeks ini berisi 45 emiten
pilihan berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar den-
gan kriteria yang telah ditentukan untuk periode perdagangan Agustus
2013- Januari 2014.
Hasilnya mengejutkan, dua BUMN tereliminasi yakni PT Garuda In-
donesia Tbk (GIAA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), tapi PT Wijaya
Karya Tbk (WIKA) masuk radar indeks tersebut. Dahlan tentu saja berang.
“Garuda benar tidak lagi masuk dalam daftar LQ45, tapi supaya lebih
jelas saya hubungi Dirut Garuda Emirsyah Satar,” tegasnya ketika itu.
Keluarnya saham BUMN dari daftar itu berdampak cukup serius.
Salah satunya pengelola dana dikhawatirkan melepas kedua saham
TOP STORY
32
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
tersebut sehingga mengakibatkan harga saham terus menurun.
Dampaknya, aset negara berkurang—meski aset BUMN termasuk
keuangan negara yang dipisahkan dan aset BUMN yang memiliki
kedua saham itu juga turun.
Valuasi rendah
Bloomberg mencatat posisi saham terendah ANTM terjadi pada
10 Juli yakni Rp950 dan pada 21 Agustus naik menjadi Rp1.300 per
saham, sedangkan posisi saham terendah GIAA terjadi pada 8 Juli
Rp430 dan pada 21 Agustus kembali naik menjadi Rp485 per saham.
Terlepas dari kondisi pasar saham dan proyeksi kedua sektor itu
baik penerbangan maupun komoditas energi, keluarnya dua saham
plat merah itu menggambarkan sebetulnya banyak emiten-emiten
BUMN yang bervaluasi murah. Dalam kondisi ini, sejumlah analis
mengungkapkan ternyata banyak pihak asing yang mengincar pe-
rusahaan BUMN karena sedang bervaluasi murah. Terlepas dari
kondisi pasar, inilah momen-momen di mana saham BUMN sedang
terdiskon hebat.
Dikatakan murah bila melihat PER (price earning rasio). Makin
rendah rasio PER ini, saham itu makin bagus atau murah dan layak
dikoleksi. Beberapa emiten dengan valuasi yang cukup rendah juga
dialami oleh BUMN perbankan. Misalnya PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Man-
diri Tbk (BMRI).
Data Bloomberg pada Agustus mencatat PE Bank Negara Indo-
nesia berada pada level 8,52 kali dengan estimasi rasio PE sampai
tahun ini 8,25 kali, Bank Mandiri 10,36 kali dengan estimasi 9,89 kali
tahun ini, sedangkan BRI rasionya 7,92 kali dengan estimasi tahun ini
8,13 kali. Dengan rasio yang cukup rendah itu masih memungkinkan
harga saham emiten BUMN meningkat hingga akhir tahun ini. Apabi-
la ditelisik dari perdagangan saham sejak 2 Januari tahun ini sampai
21 Agustus lalu, dari 20 emiten yang mencatatkan saham di BEI, 14
emiten membukukan penurunan harga saham, sedangkan saham 6
emiten harganya naik.
Penurunan terbesar dialami PT Indofarma Tbk (INAF) -43% dan te-
rendah PT Aneka Tambang Tbk (ATNM) sebesar -2,26%. Semente-
ra PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Pembangunan Perumahan
(PTPP) tercatat paling tangguh menghadapi badai bearish, masing-
masing bertahan naik 53,4% dan 59,2%. (lihat Tabel)
Dari sisi kinerja beberapa BUMN mencatatkan penurunan kinerja
TOP STORY
33
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
pada semester pertama tahun ini seperti PT Jasa Marga Tbk, PTBA,
dan BUMN farmasi. Perlambatan kinerja laba bisa dipahami bila
memperhatikan dampak dari gejolak inflasi, likuiditas perbankan
yang cenderung ketat, tren perlambatan penyaluran kredit, penga-
ruh krisis global, dan bursa saham dunia.
Beberapa emiten BUMN yang mence-
tak kenaikan laba pada paruh pertama
tahun ini diantaranya Telkom Rp7,12 triliun
atau naik 10,84% dari periode yang sama
tahun lalu Rp6,42 triliun.
Lainnya adalah PT Semen Indone-
sia Tbk (SMGR) Rp2,57 triliun atau naik
21,52% dari Rp2,11 triliun, Bank Rakyat
Indonesia Rp10,01 triliun naik 16,3% dari
sebelumnya Rp 8,61 triliun, Bank Mandiri
Rp8,3 triliun dari Rp7,1 triliun, dan PT Bank
Tabungan Negara Tbk (BBTN) Rp673 mi-
liar naik 2,20% dari Rp659 miliar. “Laba
bersih kami Rp8,3 triliun itu juga didu-
kung kemampuan kami mengendalikan
biaya operasional di grup dan anak usa-
ha,” kata Direktur Utama Bank Mandiri
Budi G Sadikin saat paparan publik lapo-
ran keuangan triwulan II-2013 akhir Juli.
Di luar kinerja emiten BUMN itu, ke-
luarnya dua emiten itu pantas menjadi
pintu masuk dalam melihat kembali ki-
nerja 20 emiten BUMN di bursa. Satu
kesimpulan umum adalah go public atau IPO membuat kinerja pe-
rusahaan plat merah itu menjadi jauh lebih baik. Jangan sampai ke-
beradaan BUMN hanya sebagai ‘sapi perah’ untuk menambah pun-
di APBN lewat dividen, apalagi jika perlaku negara lain terhadap
BUMN sebagai peran sentral. Di China, BUMN tak hanya menjadi
kendaraan pengeruk keuntungan melainkan secara laten menjadi
soft power negara dalam kancah global, di Singapura, negara seba-
gai aktor menjalankan BUMN agar berperan di pasar internasional,
menjalankan prinsip bisnis murni yakni efisiensi dan keuntungan.
Di Indonesia? Mari bertanya pada Dahlan Iskan.
Emiten
Harga Saham 2013 Rasio Saham
21 Agustus 2 Januari (%) EPS PER
SMGR 13,500 15,950.00 -15.36 872 15.48
TINS 1,240.00 1,680.00 -26.19 80.00 15.50
TLKM 10,950 8,950.00 22.35 705 15.53
BBNI 3,750 3,725.00 0.67 463 8.11
ANTM 1,300 1,330.00 -2.26 194 6.70
INAF 185 325.00 -43.08 -6 (30.83)
KAEF 560.00 740.00 -24.32 15 36.36
PTBA 10,200 16,650.00 -38.74 757 13.48
BMRI 7,600 8,250.00 -7.88 718 10.58
BBRI 6,750 7,050.00 -4.26 832 8.11
PGAS 5,050 4,600.00 9.78 426 11.85
ADHI 2,450 1,760.00 39.20 76 32.24
WIKA 1,930 1,530.00 26.14 91 21.13
JSMR 5,900 5,550.00 6.31 224 26.35
BBTN 1,070 1,480.00 -27.70 128 8.36
PTPP 1,290 810.00 59.26 60 21.50
KRAS 485 640.00 -24.22 22 21.65
GIAA 485 640.00 -24.22 -58 (8.36)
WSKT 660 430.00 53.49 12 56.12
SMBR 405 570.00 -28.95 25 16.24
EPS disetahunkan, data harga perhitungan PER per tanggal 21 Agustus
TOP STORY
34
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
NEWSMARKET
Rupiah kembali berulah, year to date sudah melemah lebih dari
10 persen. Kali ini depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat semakin parah.
I
ni dampak kombinasi fenomena capital outflow di negara-negara berkem-
bang—termasuk Indonesia—dan buruknya pengelolaan neraca pembayaran
dan transaksi berjalan. Keduanya adalah alasan paling utama dan umum yang
sudah diketahui sejak awal tahun ini.
Capital outflow terjadi karena perekonomian Amerika Serikat mulai membaik
sehingga menyulut pembatasan stimulus. Kondisi ini mengakibatkan arus modal
global kembali lari ke negara maju, sekaligus antisipasi pengurangan stimulus
oleh Fed pada pasar obligasi di AS—kabarnya dikurangi US$10 miliar menjadi
US$75 miliar per bulan. Perpaduan antara ekonomi AS yang membaik, dan taper-
ing stimulus Fed adalah fenomena anomali, dimana semakin baik ekonomi AS
maka dolar semakin perkasa dan pasar saham dunia terpuruk.
Rupiah
Menggerus
MarginEmiten
35
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Adapun defisit transaksi berjalan Indonesia
sebesar 4,4 persen dari PDB pada kuartal II
2013—naik hampir dua kali lipat dari kuartal se-
belumnya-- terjadi akibat kegemaran impor dan
ketergantungan pada ekspor produk mentah di
tengah merosotnya harga komoditas di pasar
dunia sejak 2008.
Dari sisi bisnis, fakta menariknya adalah
profil jauh tempo utang luar negeri swasta per
September 2013 yang mencapai US$27 miliar.
Ini telah dan akan menekan rupiah serta meng-
gerus cadangan devisa BI yang kini tinggal
mencukupi lima bulan kebutuhan impor atau
US$92,6 miliar. Secara keseluruhan, akumula-
si utang dolar AS swasta per Mei lalu menca-
pai US$131,5 miliar. Menurut mantan Gubernur
Bank Indonesia, Darmin Nasution angka itu su-
dah pada tingkat mengkawatirkan.
Head of Research Bahana Securities Harry
Su menilai pergerakan rupiah mirip seperti saat
krisis ekonomi di tahun 2008-2009. Namun
ada perbedaan mendasar dimana pengutang
dolar AS kepada seluruh mata uang terjadi
karena perekonomian di AS membaik, bukan
memburuk seperti 2008. Pelemahan rupiah
ikut menekan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). “Setiap 1 persen penurunan rupiah ter-
hadap dolar itu, EPS
(laba bersih per saham)
pasar turun 1,1 persen,”
ujarnya. Disisi lain, Har-
ry mengingatkan dam-
pak rupiah tidak hanya
menekan harga saham
melainkan keuntungan.
Emiten dengan profil
utang dolar paling po-
tensial tergerus.
Terkait risiko kurs
ini, Bursa Efek Indonesia menyatakan sudah
menayakan kepada emiten-emiten dengan
profil jatuh tempo utang valas dalam waktu
dekat atau yang memiliki jumlah besar. Regu-
lator menanyai rencana manajemen untuk me-
minimalisir risiko terjadinya peningkatan be-
ban bunga utang akibat penurunan nilai kurs. 
“Risikoterjadinyapeningkatanbebanutangyang
mempengaruhi kinerja emiten tersebut akan se-
makin besar kalau pendapatan emiten tersebut
dalam mata uang Rupiah namun memiliki be-
ban utang dalam jumlah Dolar AS,” ujar Hoesen. 
Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia, Haryajid
Ramelan mengatakan dampak pelemahan cu-
kup besar bagi emiten dengan beban utang
valas yang menumpuk. Manajemen emiten di
sarankan mulai merevisi target kinerja tahun
ini. Menurut dia, situasi perekonomian domestik
dan regional dalam 1,5 tahun ke depan diper-
kirakan cukup bergejolak. Terlebih lagi pada
tahun depan menjelang Pemilihan Umum diper-
kirakan akan terjadi gesekan politik yang dapat
mengganjal siklus ekonomi Indonesia.  “Agar
tidak terjadi perbedaan kinerja antara tahun-
tahun sebelumnya, manajemen emiten-emiten
ini harus pandai menghitung ulang kinerjanya,”
ujar Haryajid. 
MARKETMARKET NEWS
Emiten Yang Memiliki Utang Valas Jangka Panjang
No Emiten Ticker Utang Valas Jangka Panjang
1 PT Bumi Resources Tbk BUMI US$ 4.021.364.119
2 PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk BORN US$ 875,552,657
3 PT Bakrie Telecom Tbk BTEL US$ 50,000,000
4 PT Enegi Mega Persada Tbk ENRG US$ 596,009,825
5 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk TOWR US$ 462,983,708 dan EUR 57,227,723
6 PT Barito Pasific Tbk BRPT US$ 352,075,000
7 PT Indosat (Persero) Tbk ISAT US$ 557,192,880
8 PT XL Axiata Tbk EXCL US$ 217,817,924
9 PT Solusi Tunas Pratama Tbk SUPR US$ 205,000,000
Ket : Data berdasarkan laporan keuangan tahunan 2012 dan kuartal pertama 2013
Sumber : Laporan keuangan emiten, Ipotnews
36
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
SEKTORALMARKET
Adalah Presiden BP Asia Pacific
William Lin, Deputy Managing Director
Chevron Indonesia Abdul Hamid Ba-
tubara, Presdir ExxonMobil Indonesia
Richard Owen, Presdir Medco Energi
Lukman Mahfoedz, dan Presdir Pre-
mier Oil Indonesia Roberto Lorato.
Poin penting yang ingin mereka
sampaikan bahwa potensi sektor mi-
gas besar, hanya saja perlu dorongan
regulasi yang tidak tumpang tindih
dan menghambat ekspansi investor
serta diperlukan insentif bagi sektor
ini. “Kami tetap berkomitmen berin-
Emiten Migas
belum Kuat Ngebor
Lima eksekutif perusahaan migas dunia bicara blak-blakan dalam buku
terbitan Oxford Business Group yang mengulas seluruh sektor potensi-
al di Tanah Air, termasuk peluang industri minyak dan gas bumi (migas
Indonesia.
37
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
MARKET SEKTORAL
vestasi di Indonesia, termasuk eksplorasi di Timur Indonesia. Indus-
tri ini punya potensi bagus tapi risikonya juga besar, kadang publik
dan pemerintah hanya melihat berhasilnya saja,” ujar Hamid Ba-
tubara. “Indonesia merupakan pasar prospektif. Kami berniat untuk
mengevaluasi kesempatan di setiap wilayah,” tambah Owen seperti
dikutip dari buku berjudul “The Report Indonesia 2013” itu.
Sayang potensi besar yang diceritakan kelima eksekutif perusa-
haan migas itu nyatanya belum dieksplorasi secara baik dan maksi-
mal oleh perusahaan sehingga hingga kini impor migas kita masih
besar. Data BP Statistical Review of World Energy 2012 mengung-
kapkan, sumur produksi migas kita banyak yang uzur. Ditambah lagi
dengan rendahnya kegiatan eksplorasi menyebabkan penurunan tak
terhindarkan dalam hal produksi minyak.
Pada 2011, masih dari data itu, produksi minyak merosot tajam
menjadi 942.000 barel per hari (bph), turun 5,6 persen dari tahun
sebelumnya dan anjlok 32,2 persen dari produksi 2001
mencapai 1,39 juta bph. Indonesia pun resmi menjadi
net importir minyak sejak 2003 ketika konsumsi do-
mestik menembus 1,21 juta bph, lebih besar ketimbang
output nasional 1,18 juta bph saat itu. Keadaan makin
diperburuk dengan tingginya kebutuhan minyak men-
tah dari 1,14 juta bph pada 2001 menjadi 1,43 juta bph
pada 2011.
Dalam konferensi pers awal Agustus, Menteri Perda-
gangan Gita Wirjawan mengatakan konsumsi BBM
masih tinggi meski harga sudah dinaikkan. Tingginya
kebutuhan mendorong impor minyak ‘besar-besaran’
yang akhirnya berdampak besar terhadap neraca
perdagangan. “Untuk mendukung pertumbuhan eko-
nomi, kami memang harus mengimpor dengan skala
yang tidak kecil,” kata Gita.
Periode 6 bulan pertama tahun ini, secara kumula-
tif, defisit neraca perdagangan mencapai US$3,3 mil-
iar terdiri dari defisit perdagangan migas US$5,8 mil-
iar dan surplus perdagangan nonmigas US$2,5 miliar.
Pada Juni saja, neraca perdagangan mengalami defisit
hingga US$846,6 juta akibat naiknya defisit perdagan-
gan baik sektor migas maupun nonmigas. Defisit itu beralasan bila
mengengok data Badan Pusat Statistik.
BPS mencatat impor migas pada Juni lalu naik US$93,4 juta atau
“Kami tetap berkomit-
men berinvestasi di
Indonesia, termasuk
eksplorasi di Timur
Indonesia. Industri ini
punya potensi bagus
tapi risikonya juga be-
sar, kadang publik dan
pemerintah hanya me-
lihat berhasilnya saja,”
HAMID BATUBARA,
Deputy Managing Director
Chevron Indonesia
38
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
2,72 persen dari Mei menjadi US$3,53 miliar, sedangkan ekspor mi-
gas malah turun 5,81 persen dari US$2,93 miliar pada Mei menjadi
US$2,76 miliar. Defisit itu terjadi lantaran impor lebih besar dari pada
ekspor.
Tiga ekonom PT Bank Danamon yakni Dian Ayu Yustina, Anton
Hendranata, dan Anton H. Gunawan, menilai impor minyak mentah
memang masih relatif tinggi (9,7 persen mom-month over month),
sedangkan ekspor turun cukup besar (-21 persen mom). “Meski be-
gitu kami berharap kinerja yang lebih baik dalam perdagangan min-
yak dalam beberapa bulan mendatang,” tulis mereka dalam riset per
1 Agustus.
Migas memang menjadi masalah serius yang kemudian menjalar
kemana-mana sampai akhirnya pemerintah pun menempuh lang-
kah penaikan BBM. Masalah lain pun muncul jelang akhir Agustus
ketika rupiah terus melemah hingga Rp11.000 per dolar AS.
Kontribusi emiten
Di balik kondisi defisit itu, sebetulnya menawarkan peluang bagi
emiten sektor migas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk
memberikan kontribusi lebih signifikan. Ada sembilan emiten migas
a.l PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), PT Ratu Prabu Energy
Tbk (ARTI), PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI), PT Elnusa Tbk
(ELSA), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Surya Esa Perkasa
Tbk (ESSA), PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Radiant
Utama Interinsco Tbk (RUIS), dan PT Sugih Energy (SUGI).
Insentif regulasi juga sudah diberikan sejak tahun lalu ketika PMK
soal perlakuan PPN dan pajak penjualan atas barang mewah atas
impor barang kena pajak yang dibebaskan dari bea
masuk. Tahun ini, di tengah ancaman krisis akibat
pelemahan rupiah, pemerintah pun berupaya untuk
menurunkan impor migas dengan memperbesar
biodiesel dalam solar guna mengurangi konsumsi
solar yang berasal dari impor.
Hanya saja, pelbagai insentif tentu tidak langsung
berefek pada produksi migas dalam negeri terma-
suk dari emiten di pasar modal. Tak bisa dipungkiri
kendala bukan hanya soal kemampuan emiten itu,
sumur-sumur tua, tetapi juga bagaimana menaik-
kan produksi dan meningkatkan eksplorasi. Apabila
mengacu pada data Satuan Kerja Khusus Pelaksa-
MARKET SEKTORAL
39
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
na Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), baru
Medco yang unjuk gigi melalui anak usahanya.
Data SKK menyebutkan dari tujuh kontraktor Kontrak Ker-
ja Sama (KKS) yang berhasil melampaui target produksi migas
APBN-P 2013 semester pertama tahun ini, baru emiten Medco
melalui anak usahanya Medco E&P Indonesia. Kelima kontrak-
tor lain yakni ConocoPhillips Indonesia Ltd, Vico Indonesia, PHE
ONWJ, Chevron Pacific Indonesia, dan ConocoPhillips (Grissik)
Ltd. Produksi minyak dalam 6 bulan pertama mencapai rata-rata
831.118 bph atau 99 persen dari target APBN-P 2013 sebesar rata-
rata 840.000 bph.
Medco E&P Indonesia (Rimau) berhasil memproduksi minyak
14.086 bph dari target 14.060 bph, sedangkan Medco
E&P Indonesia (S&C Sumatra) 6.841 bph dari target
6.630 bph.
Adapun RUIS tengah mengikuti beberapa tender
kontrak pengeboran minyak, memacu pembuatan sem-
bilan kapal dan proses dredging di Delta Mahakam. Se-
mester I/2013, RUIS membukukan laba Rp29,39 miliar
naik 69,15 persen dari semester I/2012 Rp16,78 miliar.
Eksplorasi mereka tercatat yakni Caltex-Singkarak PSC
(1981-1984), Hunt Oil-Apache- Padang Panjang PSC
(1991-1994), dan Radiant Bukit Barisan (2008-kini) seperti
terungkap dalam situs resminya.
Meski begitu, dalam dokumen paparan publik, mana-
jemen RUIS optimistis dengan peluang bisnis migas
seiring dengan tren kenaikan harga minyak dunia dan
peningkatan belanja modal emiten migas tahun ini. Data
Bloomberg mencatat harga minyak West Texas Interme-
diate pengiriman Oktober berada pada level US$105,03 per barel
di bursa komoditas Nymex.
SUGI, melalui anak usahanya Eurorich Group Ltd, juga sudah
menandatangani Joint Operating Agreement atau JOA dengan
PT Pertamina Hulu Energi untuk wilayah kerja hulu migas Kaly-
ani PSC yang terletak di Sumatra Selatan dan Jambi. Emiten lain
yakni ENRG juga menargetkan peningkatan produksi migas ta-
hun ini antara 50 persen-75 persen menjadi 60.000-70.000 bph
dari pencapaian produksi tahun lalu sekitar 40.000 bph. Lapan-
gan minyak mereka yang berproduksi di antaranya Blok Tonga di
Sumatra bagian Selatan, sebesar 500-600 bph dan diperkirakan
MARKET SEKTORAL
Dengan upaya menaikan
produksi dan menaikan
eksplorasi ditambah
dengan dukungan regu-
lasi tentu saja diharap-
kan peran dari emiten
migas dalam perekono-
mian Indonesia terutama
produksi migas makin
kuat.
40
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
meningkat menjadi 1.000 bph.
Adapun ELSA, juga berupaya memaksimalkan produksi minyak
setelah membukukan laba bersih yang naik 72 persen menjadi
Rp83,3 miliar dari sebelumnya Rp48,3 miliar meski pendapatan tu-
run akibat perbaikan project management.
Lalu BIPI dari sisi kinerja juga baik setelah mencetak pendapa-
tan signifikan pascarampung mengakuisisi perusahaan infrastuk-
tur batu bara PT Astrindo Mahakarya Indonesia. Laba atribusi enti-
tas induk BIPI melesat 980 persen mencapai Rp208,47 miliar dari
sebelumnya. Artinya dari sisi kinerja tidak ada masalah karena ma-
sih mencatatkan laba meskipun ada yang labanya turun seperti
ARTI dan MEDC. Kinerja itu sejalan dengan ekspektasi besarnya
potensi bisnis sektor migas.
Dengan upaya menaikan produksi dan menaikan eksplorasi
ditambah dengan dukungan regulasi tentu saja diharapkan per-
an dari emiten migas dalam perekonomian Indonesia terutama
produksi migas makin kuat.
Setidaknya langkah itu diharapkan bisa mengerem tingginya
impor migas pada tahun-tahun mendatang di tengah kondisi sek-
tor migas yang tengah rawan setelah Komisi Pemberantasan Ko-
rupsi (KPK) menangkap Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini di ke-
diamannya di Jakarta Selatan pada 14 Agustus lalu. Namun perlu
diingat bahwa seandainya target produksi minyak mencapai 1 juta
bph tercapai tahun depan, belum tentu langsung mengurangi im-
por BBM kita lantaran kapasitas kilang ternyata belum mampu me-
nampung seluruh minyak mentah yang dihasilkan.
Oleh karena itu di luar tantangan dan kendala di
atas, dengan kenyataan bahwa Indonesia masih
terjadi defisit perdagangan migas, itu tentu menjadi
peluang bagi emiten migas di pasar modal untuk me-
mainkan peranannya.
Seperti kata Lukman dalam The Report Indonesia
2013, bahwa perbaikan koordinasi dapat dilakukan
secara terbuka dan transparan dalam diskusi antara
seluruh pelaku industri, pemerintah, dan pemangku
kepentingan lain. “Konsultasi, koordinasi, dan kolab-
orasi sebaiknya diimplementasikan dalam kerangka
keterlibatan pada industri migas di Indonesia,” kata
Lukman.
MARKET SEKTORAL
Data Pergerakan Harga
Saham Emiten Migas 2013 (Rp)
Kode 2 Januari 2 Agustus 21 Agustus
APEX - 2.025 1.830
ARTI 260 255 210
BIPI 199 140 111
ELSA 175 260 275
ENRG 88 112 72
ESSA 3.100 - 2.675*
MEDC 1.650 1.900 1.940
RUIS 200 240 225
SUGI 355 435 425
*23 Agustus 2013
Sumber: Bloomberg, Bursa Efek Indonesia, diolah
41
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
FOCUSMARKET
Terlalu cinta produk luar
negeri, konsumsi berlebi-
han BBM subsidi, beralih
menjadi bangsa pedagang,
Amerika Serikat dan Eropa
membaik, capital outflow
di pasar keuangan (sa-
ham dan obligasi), dan
jatuh tempo utang swasta
dalam jumlah besar.
MengapaRupiah
Melemah?
D
efisit ganda sudah memasuki tujuh kuartal berturut-
turut, sejak kuartak IV 2011. Defisit transaksi berjalan
meningkat dari US$5,8 miliar (2,6 persen dari PDB)
pada triwulan sebelumnya menjadi US$9,8 miliar (4,4
persen dari PDB) pada triwulan II-2013.
Defisit transaksi berjalan terus terjadi akibatkan deindustrial-
isasi yang makin parah. Sejak tahun 2000, pertumbuhan sek-
tor penghasil barang (tradable) mulai lebih rendah dibandingkan
sektor jasa (non-tradable) dengan jarak yang semakin lebar. Ini
membuat ekspor Indonesia bertumpu pada produk sumber daya
alam (SDA), sementara fenomena perdagangan bebas mem-
buat banyak produk asing bernilai tinggi masuk dengan mudah.
Termasuk konsumsi BBM subsidi tak terkendali yang menekan
neraca migas nasional disertai ketidakmampuan memproses
BBM di dalam negeri dan lifting minyak yang terus menurun.
Ketika harga komoditas dan tambang di pasar internasional
turun drastis sejak dua 2009, ekspor Indonesia yang mengan-
dalkan SDA tertekan. Puncaknya terjadi tahun ini. Dikombina-
sikan dengan upaya hilirisasi (pembatasan ekspor ore produk
mineral) yang berlaku sejak awal tahun lalu, membuat neraca
perdagangan terus defisit.
Bank sentral Amerika Serikat memberikan sinyal akan mulai
mengurangi pembelian aset atau tapering off quantitative eas-
ing III mulai September 2013, dan diperkirakan dihentikan pada
akhir 2013. Ini membuat pemodal asing di saham dan obligasi
sementara mengembalikan dananya, dan menjual portofolionya
di emerging market. Net sell asing di pasar saham per 28 Agus-
tus 2013 mencapai Rp9,8 triliun, hampir separuh dari nilai net buy
asing selama Januari-Juni 2013 sebesar Rp18 triliun. IHSG telah
melemah 25 persen, atau separuh dari penurunan IHSG pada
42
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
MARKET FOCUS
krisis global 2008.
Jatuh tempo swasta pada semester II-2013 cukup besar, menca-
pai US$25 miliar. Perusahaan swasta juga mendominasi total utang
luar negeri Indonesia yang per Juni 2013 mencapai US$257,98 mili-
ar, dimana utang swasta mencapai US$133,9 miliar.
Kegemaran orang kaya Indonesia menyimpan aset di luar negeri,
dan modus suap menggunakan denominasi dollar AS. Menurut Di-
rektur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin dana warga Indone-
sia di Singapura mencapai Rp1500 triliun, atau hampir dua kali lipat
cadangan devisa BI saat ini.
Komentar-komentar pejabat tinggi negara, pengamat ekonomi,
analis mengenai situasi ekonomi yang sengaja maupun tidak sen-
gaja, atau dikutip tidak sempurna, diplintir oleh media yang mem-
perburuk persepsi publik akan masa depan ekonomi Indonesia.
Empat Paket Kebijakan Anti
Krisis Pemerintah
Pertama 
Untuk menekan defisit transaksi berjalan
dan menguatkan kurs rupiah. Memberikan
keringan pajak kepada industri berorientasi
ekspor. Menurunkan impor migas, dan mem-
perbesar porsi biodiesel sebagai campuran
solar. Menaikkan 100 persen tarif penjualan
mobil mewah dan barang mewah.
Kedua Untuk menjaga pertumbuhan eko-
nomi. Memastikan defisit
APBN-2013 tetap sebe-
sar 2,38 persen dengan
pembiayaan yang aman.
Pemberian insentif indus-
tri padat karya, termasuk
keringanan pajak.
Ketiga Untuk menjaga
daya beli. Berkoordinasi
dengan Bank Indonesia
menjaga gejolak harga dan
inflasi. Mengubah tata niaga
daging sapi dan hortikul-
tura, berupa peruba-
han dasar kebijakan
impor dari kuota men-
jadi harga.
Keempat Untuk mendorong investasi.
Mengefektifkan sistem layanan terpadu satu
pintu perizinan investasi. Mempercepat re-
visi peraturan daftar negatif investasi, insentif
investasi di sektor berberorientasi ekspor,
dan percepatan renegosiasi kontrak karya
pertambangan.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian
Hatta Rajasa. Istana Merdeka, 23 Agustus
2013.
43
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
MARKET FOCUS
Kebijakan Lanjutan
Otoritas Jasa Keuangan
•	 Mengizinkan emiten membeli kembali (buy back) saham-
nya sampai batas maksimal 20% dari modal disetor tanpa
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Buyback hanya
dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan
setelah penyampaian rencana pembelian kembali.
•	 Saham hasil buyback dapat dialihkan antara lain dengan cara
dijual baik di bursa efek maupun di luar bursa efek dengan
ketentuan:
•	 Dilaksanakan setelah 30 hari sejak pembelian kembali saham
Perusahaan dilaksanakan seluruhnya atau setelah berakh-
irnya masa pembelian kembali
•	 Harga pengalihan saham tidak boleh lebih rendah dari harga
rata-rata pembelian kembali saham Perusahaan
•	 Penjualan melalui Bursa Efek berdasarkan ketentuan berikut:
•	 Transaksi jual hanya dapat dilaksanakan melalui 1 Anggota
Bursa;
•	 Transaksi jual hanya dapat dilakukan setelah 30 menit sejak
pembukaan sampai dengan 30 menit sebelum penutupan
perdagangan; dan
•	 Jumlah penjualan kembali saham pada setiap hari paling
banyak sebesar 20 persen dari jumlah seluruh saham yang
telah dibeli kembali oleh Perusahaan.
Ketua OJK, Muliaman D Hadad, Siaran Pers
23, Agustus 2013
Lima Paket Kebijakan Lanjutan
Bank Indonesia
Pertama, Memperluas jangka waktu Term
Deposit Valas yang saat ini 7, 14, dan 30 hari
menjadi 1 hari s.d. 12 bulan. Bertujuan mening-
katkan keragaman tenor penempatan devisa
oleh bank umum di Bank Indonesia.
Kedua, Merelaksasi ketentuan pembelian
valas bagi eksportir yang telah melakukan
penjualan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Bertu-
juan memberikan kemudahan bagi eksportir
melakukan pembelian valas dengan menggu-
nakan underlying dokumen penjualan valas.
Ketiga, Menyesuaikan ketentuan transaksi
forex Swap bank dengan Bank Indonesia yang
diperlakukan sebagai pass-on transaksi bank
dengan pihak terkait. Bertujuan meningkatkan
kedalaman transaksi derivatif.
Keempat, Merelaksasi ketentuan utang luar
negeri (ULN), dengan menambah jenis pengec-
ualian ULN jangka pendek bank, berupa giro
rupiah (VOSTRO) milik bukan penduduk yang
menampung
dana hasil
divestasi
yang beras-
al dari hasil
penyertaan
langsung,
pembelian
saham dan/atau obligasi korporasi Indonesia
serta Surat Berharga Negara (SBN). Bertujuan
mengelola permintaan valas oleh nonresiden
tanpa mengurangi aspek kehati-hatian bank
dalam melakukan pinjaman luar negeri.
Kelima, Menerbitkan Sertifikat Deposito
Bank Indonesia (SDBI). Bertujuan memberikan
ruang yang lebih luas bagi perbankan untuk
mengelola likuiditas rupiah melalui instrumen
yang dapat diperdagangkan, yang pada giliran-
nya dapat mendorong pendalaman pasar uang.
Gubernur Bank Indonesia Agus D Mar-
towardojo, Kantor Pusat BI, Thamrin, 23
Agustus 2013.
44
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
MARKET FOCUS
Kebijakan Lanjutan Kementerian
Keuangan
Merevisi dan menerbitkan empat Peraturan
Menteri Keuangan sebagai bagian dari dua
paket kedua kebijakan menjaga pertumbuhan
ekonomi dan daya beli masyarakat. Yaitu
Pertama. Relaksasi kebijakan pada ka-
wasan berikat. Antara lain; penambahan alo-
kasi penjualan lokal untuk seluruh jenis barang
diberikan 50 persen dari realisasi ekspor, dan
simplifikasi prosedur pemasukan barang modal
berupa peralatan pabrik atau suku cadang,
cukup mendapat izin dari kantor pelayanan
pabean setempat.
Kedua. Penghapusan Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPnBM) untuk produk-produk
tertentu yang sudah tidak tergolong barang
mewah. Antara lain: peralatan rumah tangga
dengan harga Rp5 juta atau Rp10 juta, seperti
televisi, kulkas, AC, pemanas air, mesin cuci,
Rp5 juta, proyektor dan produk saniter.
Ketiga. Pemberian fasilitas pembebasan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas impor atau
penyerahan buku dan pengurangan besarnya
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25. Pembebasan
PPN tidak hanya terbatas pada buku pelajaran
umum, pelajaran agama dan kitab suci, tetapi
juga untuk semua buku nonfiksi tanpa melalui
rekomendasi kementerian terkait. Sementara
pada PPh pengurangan 25 persen bagi wajib
pajak tidak berorientasi ekspor, dan 50 persen
untuk WP berorientasi ekspor berlaku pada
masa pajak Agustus 2013.
Keempat. Penundaan pembayaran PPh
Pasal 29 tahun 2013 bagi Wajib Pajak industri
tertentu. Berlaku paling lama tiga bulan dari
saat terhutangnya pasal 29 serta penghapu-
san sanksi administrasi atas penundaan pem-
bayaran PPh Pasal 29 tersebut.
Diberikan kepada perusahaan di industri
tekstil, pakaian jadi, alas kaki, furniture dan
mainan anak-anak.
Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri,
Kantor Direktorat Jenderal Pajak, 28 Agus-
tus 2013
Kebijakan Lanjutan
Kementerian ESDM
Menerbitkan Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
20 Tahun 2013 (revisi Nomor 7 Tahun
2012). Perusahaan-perusahaan mineral
kembali dibebaskan untuk melakukan
ekspor tanpa ada pembatasan sampai
12 Januari 2014, dan prosedur ekspor
disederhanakan.
Penyederhanaan prosedur ekspor
bijih mineral/raw material (produk pert-
ambangan), sebagai berikut :
Pemegang IUP Mineral yang telah
memenuhi ketentuan peraturan perun-
dang-undangan diberikan rekomendasi
persetujuan ekspor produk pertamban-
gan berdasarkan permohonan tertulis.
Pemegang IUP Mineral yang telah
mendapatkan persetujuan ekspor
produk pertambangan diberikan relak-
sasi untuk meningkatkan jumlah ekspor
produk pertambangan berdasarkan re-
visi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya
Tahun 2013.
Ekspor produk pertambangan ber-
laku sampai dengan tanggal 12 Januari
2014.
Wakil Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral
(ESDM) Susilo Siswoutomo,
Kantor ESDM, 29 Agustus
2013
Diolah dari pelbagai sumber
45
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
Kondisi pasar saham Indonesia benar benar menakutkan. Begitu
banyak isu bermunculan mulai dari yang biasa saja hingga mengu-
langi krisis ekonomi seperti tahun 1998. Salah satu indikatornya
adalah kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang menembus
Rp11.000. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah anjlok lebih
dari 20 persen sejak titik tertinggi Juni lalu.
Jhon Vetter & Kiswoyo Adi Joe
Mendulang
Cuan KETIKA
BearisH DATANG
Tappering
di Amerika Serikat bukanlah
pengetatan likuiditas.
Apayang sebenarnya terjadi? Mem-
bandingkan dengan 1998 tentu
kondisinya jauh berbeda. Rasio utang Indone-
sia terhadap produk domestik bruto (PDB) saat
ini dilevel 23 persen, jauh di bawah kondisi kri-
sis 1998 yang 98 persen. Bandingkan dengan
Singapura dikisaran 98 persen, Jepang (200
persen) dan Amerika Serikat (AS) (90 persen)
dan Eropa di atas 70 persen.
Cadangan devisa di Bank
Indonesia saat ini juga 110
persen lebih besar dari 1998,
yaitu US$92,6 miliar, cukup
membiayai impor selama 6
bulan ke depan. Sebagai pa-
tokan, Dana Moneter Interna-
sional (IMF) mematok batas aman untuk Indone-
sia sebesar US$60 miliar.
Pertanyaan selanjutnya, mengapa asing ke-
luar dari pasar Indonesia? Kapan Asing masuk
lagi? Fakta pertama adalah rencana bank sen-
tral AS mengurangi stimulus fiskal dari posisi
saat ini US$85 miliar per bulan. Ini mengingat-
kan investor global akan kejadian tahun 1998
RESEARCHMARKET
46
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
dimana AS waku itu mengetatkan anggaran
seiring dengan naiknya angka inflasi. Seperti
diketahui, kebijakan itu lantas menyedot likudi-
tas di Asia yang sedang meradang akibat krisis.
Apakah tren pelarian likuditas 1998 dan 2013
yang mirip ini berarti menandakan akan krisis?
Kami menganggap pengetatan likuiditas di AS
pada 1998 cukup berbeda. Kondisi sekarang,
pengurangan stimulus justru tanda bahwa AS
keluar dari masa pemulihan, dan inflasi tinggi
di AS seperti pada
1998 tidak terjadi
(overheating). Den-
gan demikian tap-
pering atau pen-
gurangan stimulus
kami lihat bukanlah
tightening atau pen-
getatan arus likuidi-
tas.
Jadi hemat kami,
capital outflow saat
ini adalah efek se-
mentara dari pemo-
dal asing yang relatif
mengambil posisi
mengurangi hutang
terlebihdahulu,sam-
bil menunggu valu-
asi menjadi lebih menarik. Karena faktor dana
tunai yang melimpah tersebut dan sifat tunai
yang easy go easy come maka kami melihat
ada kemungkinan besar dana asing akan kem-
bali ke negara emerging market.
Dengan demikian, pantaskah kita panik?
Sebetulnya dana asing itu memiliki beberapa
jenis. Pertama, trader seperti kebanyakan pem-
baca sekalian di pasar modal dan kedua Inves-
tor. Apabila kita pecah lebih dalam lagi, inves-
tor sendiri terbagi menjadi jangka panjang dan
menengah. Diantara mereka kemudian terbaik
lagi menurut tujuan investasi yaitu aset aset
keuangan (termasuk di pasar saham dan ob-
ligasi) dan ada sektor riil seperti mendirikan
pabrik, membeli lahan, dan mesin untuk beru-
saha di Indonesia. 
Tahukah Anda dengan kode UNVR atau PT
Unilever Indonesia Tbk? Mereka itu investor as-
ing sektor rill jangka panjang. Sadarkah kita su-
dah berapa lama mereka ada di sini? Apakah
mereka berencana
untuk hengkang dari
Indonesia ?  Dapat
saya pastikan, ham-
pir seluruh rumah
tangga di Indone-
sia memakai salah
satu produk mereka.
Tahukah Anda mobil
Daihatsu ? Mereka
baru saja meresmikan
pembukaan pusat
riset di Karawang,
Bekasi, Jawa Barat. 
Di kawasan indus-
tri milik SSIA (Surya
Semesta Internusa
Tbk) ini akan menjadi
pusat riset pertama
di Indonesia. Kenapa bangun pusat risetnya
di Indonesia ? Karena 70 persen pendapatan
Daihatsu di dunia berasal dari Indonesia. Jadi
jangan heran kalau kelak 3 - 5 tahun ke de-
pan akan ada mobil baru dari Daihatsu yang
dihasilkan dari pusat risetnya di Karawang.
Masih akan banyak sekali contoh yang sama,
seperti rencana produsen otomotif asal Jer-
man, Volkswagen membuka pabrik baru di In-
donesia, dan lain sebagainya.
Jadi benarkah asing akan kabur dari Indo-
MARKET RESEARCH
47
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
nesia? Anda tahu jawabannya.
So, jangan terlalu panik, lihatlah
sekeliling Anda banyak produk
yang dihasilkan perusahaan as-
ing yang berdomisili di Indone-
sia. Dewasa ini, sudah banyak
Asing tipe investor jangka pan-
jang di sektor rill yang masih
bertahan bahkan mereka malah
ekspansi dengan mau buka
pabrik baru. Data Badan Koor-
dinasi Penanaman Modal (BKPM)
dapat mengonfirmasi argumen ini.
Meskipun begitu, tidak bisa
dipungkiri banyak berita miring,
terutama dari luar negeri ten-
tang Indonesia seperti inflasi tertinggi sejak 2009, kenaikan BI
rate menekan risk free return, dan volatilitas rupiah. Sepintas, be-
ragam berita itu memberi kesan buruknya fundamental ekonomi
RI. Apakah memang benar demikian? Beberapa fakta memang
menunjukkan hal itu. Saat ini inflasi, BI rate, maupun kurs rupiah
sedang menujukkan sebuah periode konsolidatif setelah lebih
dari 5 tahun ketika melewati masa yang baik.
Namun demikian, kami masih melihat masa konsolidatif ini
jauh dari ciri-ciri krisis sehingga investor perlu menyikapi setiap
penurunan sebagai sebuah kesempatan masuk atau beli. Be-
berapa pihak menyamakan kondisi Indonesia saat ini dengan
India yang secara struktural memiliki masalah lebih besar seiring
ketidakmampuan pemerintahnya mengelola utang dan menjaga
laju inflasi karena penduduk yang terlalu banyak.
Untuk Indonesia kenaikan inflasi, BI Rate, dan volatilitas ru-
piah semata-mata adalah imbas dari kebijakan kenaikan BBM
yang bersifat sekali saja dan tidak melibatkan struktur ekono-
mi Indonesia. Bahkan jika kita merujuk pada nilai utang Indonesia
dibandingkan PDB maka posisi Indonesia masih jauh lebih rendah
dibandingkan Malaysia, Thailand, Korea, atau bahkan China. Ruang
gerak fiskal dan moneter inilah yang kami pandang mampu menjadi
bemper bagi negara kita untuk melalui periode kali ini.
Namun ada benang merah dari berita-berita itu yaitu mulai
pulihnya empat mesin ekonomi dunia yaitu Amerika Serikat, Er-
Tahukah Anda dengan
kode UNVR atau
PT Unilever Indone-
sia Tbk? Mereka itu
investor asing sektor
rill jangka panjang.
Sadarkah kita sudah
berapa lama mereka ada
di sini? Apakah mereka
berencana untuk heng-
kang dari Indonesia ?
MARKET RESEARCH
48
PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
opa, Jepang, dan China. Di Eropa data manu-
faktur, data produksi, serta data pengangguran
menunjukkan perbaikan ekonomi yang signifi-
kan. Eropa secara keseluruhan adalah mesin
ekonomi dunia nomor satu dengan motor utama
Jerman dan Inggris. Sebagai catatan Uni Eropa
dan Amerika Serikat adalah dua partner dagang
terbesar China dan India, sehingga diharapkan
menjadi katalis tersendiri bagi China yang meru-
pakan partner dagang terbesar Indonesia.
Perekonomian AS, dimana ketakutan dam-
pak tappering mengguncang pasar saham du-
nia sebenarnya dalam tren membaik. Investor
mulai bisa menerima kenyataan bahwa tap-
pering bukanlah pengetatan likuiditas. Kami
melihat ini sebagai hal sinyal positif karena
bagaimanapun pasar saham bergerak seiring
dengan volatilitas. Semakin tinggi volatilitas
maka pasar saham semakin berisiko, dan ber-
laku sebaliknya.
Di dalam negeri, inflasi sedang dalam proses
penyesuaian pasca kenaikan BBM di akhir Juni
lalu. Faktanya, hampir 40 persen komponen
inflasi di negara kita bersumber dari harga ba-
han makanan yang fluktuasinya cukup tinggi
pada periode Ramadhan, dan mulai bulan lalu
secara bertahap cooling down. Menyikapi hal
ini, kami memperkirakan inflasi Agustus akan
berada di bawah Juli, dan suku bunga acuan
tetap di level 6,5 persen.
Rekomendasi
Saham
Padahari Jumat 16
Agustus bu-
lan lalu, ketakutan akan kejatuhan
krisis di India telah menyeret pasar
modal Indonesia. Kami melihat ini-
lah kesempatan untuk mendulang
cuan dari ketiga sektor yang paling
tertekan yaitu perbankan, teleko-
munikasi, dan Semen. Pada semen,
kami menilai posisi Semen Indone-
sia (Persero) Tbk (SMGR) sebagai
market leader menjadi keuntungan
tersendiri pada penurunan kali ini.
Secara fundamental, data pen-
jualan semen di bulan Juli lalu
mendongkrak pangsa pasar SMGR
secara signifikan. Secara otoma-
tis, pembesaran kue bisnis SMGR
menjadi kerugian bagi Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan
Holcim Indonesia Tbk PT (SMCB).
Kami merekomendasikan SMGR
dengan target harga fundamental
Rp 22,000.
Di telekomunikasi kami meny-
oroti Telekomunikasi Indonesia Tbk
(Persero) (TLKM) yang menjadi pro-
vider paling efisien seiring dengan
kemampuan perusahaan menu-
runkan biaya operasional melalui
program pensiun dini dua tahun lalu,
serta peningkatan jalur dan kapa-
sitas data. Keberadaan program
pengembangan internet setiap kelu-
rahan menjadi fokus kami meman-
dang pertumbuhan TLKM untuk 5
tahun mendatang terutama pada
sisi layanan data.
Untuk perbankan kami belum
merubah target dalam list INVESTA
30. Kami masih merekomendasikan
Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk (BBRI) dan Bank Mandiri (Per-
sero) Tbk (BMRI). Dengan TP fun-
damental pada level Rp 7,500 untuk
BBRI dan Rp 8,000 untuk BMRI ke-
pada para pembaca sekalian.
Selanjutnya kami juga meny-
oroti Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
(AISA), Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan
Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk
(ICBP) di sektor consumer related.
Ketiganya layak dibeli. Ketiga saham
ini terbukti mampu tumbuh pada
laporan keuangan kuartal II 2013.
Manajemen mampu melemparkan
beban kenaikan harga bahan baku
kepada pelanggan tanpa harus ke-
hilangan pangsa pasar.
MARKET RESEARCH
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013
F pialang indonesia13_september_2013

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Investasi di Indonesia
Investasi di IndonesiaInvestasi di Indonesia
Investasi di Indonesia
Bagus Prayoga
 

Was ist angesagt? (20)

Artikel Finansial Ardianto
Artikel Finansial ArdiantoArtikel Finansial Ardianto
Artikel Finansial Ardianto
 
Majalah Forex Malaysia Edisi Ke-118
Majalah Forex Malaysia Edisi Ke-118Majalah Forex Malaysia Edisi Ke-118
Majalah Forex Malaysia Edisi Ke-118
 
T
TT
T
 
Makalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneterMakalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneter
 
150228 market outlook maret 2015
150228 market outlook maret 2015150228 market outlook maret 2015
150228 market outlook maret 2015
 
Investasi di Indonesia
Investasi di IndonesiaInvestasi di Indonesia
Investasi di Indonesia
 
Crowiding out
Crowiding outCrowiding out
Crowiding out
 
Indonesia Economic Review and Outlook
Indonesia Economic Review and OutlookIndonesia Economic Review and Outlook
Indonesia Economic Review and Outlook
 
Daily Report - Selasa, 5 Februari 2013
Daily Report - Selasa, 5 Februari 2013Daily Report - Selasa, 5 Februari 2013
Daily Report - Selasa, 5 Februari 2013
 
Kontan harian edisi
Kontan harian edisi Kontan harian edisi
Kontan harian edisi
 
Tugas Ekonomi Teknik
Tugas Ekonomi TeknikTugas Ekonomi Teknik
Tugas Ekonomi Teknik
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Market update 20140224
Market update 20140224Market update 20140224
Market update 20140224
 
TugasEko12, Maulana Karunia Putra, Ranti Pusriana S.pd, Kebijakan Moneter dan...
TugasEko12, Maulana Karunia Putra, Ranti Pusriana S.pd, Kebijakan Moneter dan...TugasEko12, Maulana Karunia Putra, Ranti Pusriana S.pd, Kebijakan Moneter dan...
TugasEko12, Maulana Karunia Putra, Ranti Pusriana S.pd, Kebijakan Moneter dan...
 
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKMBANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
 
Majalah Tentang Bisnis & Ekonomi
Majalah Tentang Bisnis & EkonomiMajalah Tentang Bisnis & Ekonomi
Majalah Tentang Bisnis & Ekonomi
 
Progress ROADMAP BUMN
Progress ROADMAP BUMNProgress ROADMAP BUMN
Progress ROADMAP BUMN
 
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 20172017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 

Andere mochten auch

4tocontest
4tocontest4tocontest
4tocontest
berthin
 
18005421 hr-reliance
18005421 hr-reliance18005421 hr-reliance
18005421 hr-reliance
WLC
 
02 wrath of_god_against_gentiles
02 wrath of_god_against_gentiles02 wrath of_god_against_gentiles
02 wrath of_god_against_gentiles
Don McClain
 
Integration of Cloud and Grid Middleware at DGRZR
Integration of Cloud and Grid Middleware at DGRZRIntegration of Cloud and Grid Middleware at DGRZR
Integration of Cloud and Grid Middleware at DGRZR
Stefan Freitag
 
Healthy City Hands On Training For Partners 3 26 10
Healthy City Hands On Training For Partners 3 26 10Healthy City Hands On Training For Partners 3 26 10
Healthy City Hands On Training For Partners 3 26 10
Healthy City
 
Start work in promdex.com
Start work in promdex.comStart work in promdex.com
Start work in promdex.com
Vladimi
 
我的班級
我的班級我的班級
我的班級
k87414
 
Healthy city webinar lausd vist as_8.31.11
Healthy city webinar lausd vist as_8.31.11Healthy city webinar lausd vist as_8.31.11
Healthy city webinar lausd vist as_8.31.11
Healthy City
 
超卡哇伊的動物
超卡哇伊的動物超卡哇伊的動物
超卡哇伊的動物
k87414
 
Using HealthyCity.org to upload your own data for planning and policy change
Using HealthyCity.org to upload your own data for planning and policy changeUsing HealthyCity.org to upload your own data for planning and policy change
Using HealthyCity.org to upload your own data for planning and policy change
Healthy City
 

Andere mochten auch (20)

What Do You See In The Cross
What Do You See In The CrossWhat Do You See In The Cross
What Do You See In The Cross
 
Why Were You Baptized
Why Were You BaptizedWhy Were You Baptized
Why Were You Baptized
 
FAREEDA moodboard
FAREEDA moodboardFAREEDA moodboard
FAREEDA moodboard
 
Sant Cugat
Sant CugatSant Cugat
Sant Cugat
 
4tocontest
4tocontest4tocontest
4tocontest
 
Agile: Get Real
Agile: Get RealAgile: Get Real
Agile: Get Real
 
18005421 hr-reliance
18005421 hr-reliance18005421 hr-reliance
18005421 hr-reliance
 
Rainier Beach Environment Action Team Presentation 2010
Rainier Beach Environment Action Team Presentation 2010Rainier Beach Environment Action Team Presentation 2010
Rainier Beach Environment Action Team Presentation 2010
 
Web2 0
Web2 0Web2 0
Web2 0
 
02 wrath of_god_against_gentiles
02 wrath of_god_against_gentiles02 wrath of_god_against_gentiles
02 wrath of_god_against_gentiles
 
06 Justification Demands Holiness
06 Justification Demands Holiness06 Justification Demands Holiness
06 Justification Demands Holiness
 
Integration of Cloud and Grid Middleware at DGRZR
Integration of Cloud and Grid Middleware at DGRZRIntegration of Cloud and Grid Middleware at DGRZR
Integration of Cloud and Grid Middleware at DGRZR
 
Healthy City Hands On Training For Partners 3 26 10
Healthy City Hands On Training For Partners 3 26 10Healthy City Hands On Training For Partners 3 26 10
Healthy City Hands On Training For Partners 3 26 10
 
Media 2.0 v After the Media
Media 2.0 v After the Media Media 2.0 v After the Media
Media 2.0 v After the Media
 
Start work in promdex.com
Start work in promdex.comStart work in promdex.com
Start work in promdex.com
 
我的班級
我的班級我的班級
我的班級
 
Healthy city webinar lausd vist as_8.31.11
Healthy city webinar lausd vist as_8.31.11Healthy city webinar lausd vist as_8.31.11
Healthy city webinar lausd vist as_8.31.11
 
超卡哇伊的動物
超卡哇伊的動物超卡哇伊的動物
超卡哇伊的動物
 
Using HealthyCity.org to upload your own data for planning and policy change
Using HealthyCity.org to upload your own data for planning and policy changeUsing HealthyCity.org to upload your own data for planning and policy change
Using HealthyCity.org to upload your own data for planning and policy change
 
Collective Id Ocr 2010
Collective Id Ocr 2010Collective Id Ocr 2010
Collective Id Ocr 2010
 

Ähnlich wie F pialang indonesia13_september_2013

Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAnalisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Alfon Erwin
 
Kosa kata dalam bahasa indonesia
Kosa kata dalam bahasa indonesiaKosa kata dalam bahasa indonesia
Kosa kata dalam bahasa indonesia
Anis Istianah
 
Ppt iero desember 2012 launching
Ppt iero desember 2012 launchingPpt iero desember 2012 launching
Ppt iero desember 2012 launching
Rosa Kristiadi
 
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbkAnalisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
Soedarman Husaeni
 
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
Rosa Kristiadi
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Rosa Kristiadi
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Rosa Kristiadi
 
Analisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganAnalisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdagangan
Nha803
 
Prospek perekonomian indonesia 2011 menuju investment grade
Prospek perekonomian indonesia 2011 menuju investment gradeProspek perekonomian indonesia 2011 menuju investment grade
Prospek perekonomian indonesia 2011 menuju investment grade
Iffa Tabahati
 
Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009
styer
 

Ähnlich wie F pialang indonesia13_september_2013 (20)

Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAnalisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
 
Global Market Outlook 2019 –2020 In Financial Disruption
Global Market Outlook 2019 –2020 In Financial DisruptionGlobal Market Outlook 2019 –2020 In Financial Disruption
Global Market Outlook 2019 –2020 In Financial Disruption
 
Kosa kata dalam bahasa indonesia
Kosa kata dalam bahasa indonesiaKosa kata dalam bahasa indonesia
Kosa kata dalam bahasa indonesia
 
1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx
1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx
1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx
 
Ppt iero desember 2012 launching
Ppt iero desember 2012 launchingPpt iero desember 2012 launching
Ppt iero desember 2012 launching
 
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbkAnalisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
 
Kuliah umum bkf
Kuliah umum bkfKuliah umum bkf
Kuliah umum bkf
 
Presentasi Ekonomi Makro
Presentasi Ekonomi MakroPresentasi Ekonomi Makro
Presentasi Ekonomi Makro
 
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
 
Uang dan Bank
Uang dan BankUang dan Bank
Uang dan Bank
 
Gbp outlook jan 12, 15
Gbp outlook   jan 12, 15Gbp outlook   jan 12, 15
Gbp outlook jan 12, 15
 
"MENGANALISIS SUKU BUNGA"
"MENGANALISIS SUKU BUNGA""MENGANALISIS SUKU BUNGA"
"MENGANALISIS SUKU BUNGA"
 
Analisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganAnalisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdagangan
 
Analisis industri sentul
Analisis industri sentulAnalisis industri sentul
Analisis industri sentul
 
Tabloid Publica Pos Edisi 8
Tabloid Publica Pos Edisi 8Tabloid Publica Pos Edisi 8
Tabloid Publica Pos Edisi 8
 
Prospek perekonomian indonesia 2011 menuju investment grade
Prospek perekonomian indonesia 2011 menuju investment gradeProspek perekonomian indonesia 2011 menuju investment grade
Prospek perekonomian indonesia 2011 menuju investment grade
 
Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009
 
Futures Monthly - Januari - 2014 - Bali Online Trading
Futures Monthly - Januari - 2014 - Bali Online TradingFutures Monthly - Januari - 2014 - Bali Online Trading
Futures Monthly - Januari - 2014 - Bali Online Trading
 

F pialang indonesia13_september_2013

  • 1. 1 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 pialangInd @pialangindo WORLD EGOISMEPAMANSAM DIBALIKTAPERING FOCUS MENGAPARUPIAH MELEMAH ISSN 2302-4429 STORY PUASJUALANOBLIGASI DARIPADAJADIMODEL EDISI 13 - SEPTEMBER 2013
  • 3. 3 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 POINT OF VIEW Financial Plan Aprida Menyikapi Fluktuasi Pasar MARKET News Rupiah Menggerus Margin Emiten Sektoral Emiten Migas Belum Kuat Ngebor Fokus Mengapa Rupiah Melemah? Research John Vetter & Kiswoyo Adi Joe Mendulang Cuan Di Tengah Bearish Rekomendasi Teknikal Agustus 2013 WORLD Zona Eropa Titik Terang yang Samar Egoisme Paman Sam di Balik Tapering MAJALAH PIALANG INDONESIA adalah salah satu produk penerbitan PT Satu Merah Putih. Alamat redaksi dan bisnis : Jalan Pejompongan III A No.15 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat 10210. Telp; +62 21 – 578 4122, faks : +62 21 5785 4225 Email redaksi: editorial@pialangindonesia.com, iklan : advertorial@pialangindonesia.com, website : www.pialangindonesia. com ISSN 2302-4429 PUBLISHER: PT. SATU MERAH PUTIH CEO I EDITOR IN CHIEF : Muhammad Ma’ruf EDITORIAL: Dede Darmawan, Faozan Salim Kartasentika, Dewi Astuti (AMerika serikat), Alexandra dandra putri (eropa) BUSINESS: Apriandi Pamungkas Lifestyle Autos Gorilla Glass Kaca Ponsel untuk Otomotif Gadget Holho Sulap Smartphone dan Tablet Jadi Proyektor Cozy Place Cozy and Friendly Saat Malam Hari Health Hati-hati Migren Bisa Picu Stroke Edisi13SEPTEMBER2013 100 SAHAM TERDISKON...... BBRI: SAHAM ANDALAN PERBANKAN SAAT KRISIS... PNLF: GELIAT SAHAM SEKTOR ASURANSI.............. MDLN: EKSPANSIF DALAM SITUASI SULIT..................... CARA MEMILIH SAHAM SAHAM MURAH................... BERBURU SAHAM MURAH PELAT MERAH.....................
  • 4. 4 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Lenin is said to have declared that the best way to destroy the capitalist system was to debauch the currency. # John Maynard Keynes A merika batuk, kita yang demam. Rencana ta- pering off program pembelian aset yang baru katanya diumumkan 17-18 bulan ini oleh Fed membuat pasar saham Indonesia setelah leb- aran tergerus 25 persen dari posisi tertingginya di Mei— ini sekitar separuh penurunan IHSG dari posisi tertinggi hingga terendah pada krisis global 2008. Bedanya, dulu dipicu oleh perekonomian AS memburuk, sementara kini oleh kondisi ekonomi AS yang membaik. Per 28 Agustus lalu (ytd) net sell asing mencapai Rp9,8 triliun atau keluar separuh dari net buy asing per Juni yang sekitar Rp18 triliun. Secara tahunan (ytd, 28/8), posisi IHSG lebih baik dibandingkan bursa negara berkembang lain misalnya Thailand (-7 persen), India (-5,3 persen), Boves- pa, Brazil (-20 persen). Capital outflow di pasar saham itu juga terjadi pasar surat utang negara. Kepemilikan asing, susut Rp18 triliun antara Mei-Agustus lalu. Sejak merilis quantitative easing pada 2008, Fed telah mengucurkan tak kurang US$3,6 triliun yang dipas- tikan ikut merembes ke negara berkembang. Tak heran, sejak Ben Bernanke memberi sinyal tapering pada Mei lalu, sekitar US$1 triliun telah keluar dari negara berkem- bang. Padahal, sinyal itu hanya pengurangan (diprediksi hanya US$10 miliar pada September). Entah bagaimana bila Fed benar-benar menghentikan pembelian aset sebesar US$85 miliar per bulan itu akhir tahun ini. Dalam terminologi bandarmologi, sekarang bandar sedang pulang kandang, tarik dana sehingga mencip- takan pesta diskon saham-saham murah. Bandarnya adalah pemerintah AS yang sejak 2008 mencetak dolar dan menyuntikkan ke pasar global. Karenanya, dari sisi peluang akumulasi beli, saat ini adalah momentum lang- ka untuk bisa mendulang untung dikemudian hari. Men- gapa? Karena koreksi pasar terjadi akibat perekonomian AS mulai pulih bukan memburuk. Bahkan, bila mereka jadi menyerang Suriah, boleh jadi harga komoditas dunia akan kembali terangkat, dan tentu saja masalah defisit perdagangan Indonesia sedikit teratasi. Sayangnya peluang di depan mata itu seperti hilang di bawah kengerian bayang-bayang rupiah yang terom- bang ambing, melemah 13 persen terhadap dolar AS. Net Sell di pasar saham dan obligasi memang memperburuk pelemahan rupiah, hanya saja kerapuhan kurs mata uang kita terhadap dolar AS bukan diakibatkan oleh masalah itu. Ada dua faktor. Pertama, fenomena penguatan dolar AS terjadi secara global akibat wacana tapering oleh Fed. Kedua, bibit-bibit kerapuhan nilai tukar rupiah yang su- dah dapat diketahui sejak tahun 2011. Yaitu defisit transak- si berjalan pada kuartal IV 2011 dan terus menerus hingga mencapai puncaknya pada kuartal II 2013 mencapai 4,4 persen dari PDB. Ini akibat menyusutnya surplus neraca perdagangan nonmigas serta melebarnya defisit neraca jasa dan pendapatan. Lebih jauh lagi, penyebab defisit perdagangan itu adalah deindustrialisasi yang semakin parah sejak tahun 2000-an. Hobi impor dan menyimpan duit di luar negeri. Majalah ini, edisi Oktober 2012 sudah menulis tema, Awas Jebakan Defisit Ganda, sebagai biang utama pelemahan rupiah, dan menyinggung fenomena fiscal cliff sebagai sebuah keniscayaan AS mengetatkan belanja ta- hun ini. Pada edisi Februari 2013, kami juga menulis tema Rupiah Menggoyang Saham, sebagai dampak pelemahan rupiah terhadap pasar saham. Kami hanya ingin menun- jukkan bahwa apa kejatuhan IHSG dan rupiah bukanlah suatu kejutan luar biasa, melainkan hal yang meniscaya sehingga respon pasar dan pemerintah seharusnya tidak berlebihan. Istilah kata, masalah defisit ganda dan tapering di AS itu sepeti tutup ketemu botol. Klop. Menyebabkan rupiah melemah 13 persen sejak awal tahun ini, dan 20 pers- en sejak awal 2012. Puncaknya, secara dramatis terjadi pada bulan kemerdekaan RI ke 68 tahun. Kita tidak bisa menuduh AS berniat merusak Indonesia lewat mata uang seperti pernah dikemukakan Lenin. Mungkin saja, jus- tru kita sendiri yang telah merusak rupiah secara pelan- pelan. Yaitu dengan bersifat acuh terhadap peringatan awal indikator ekonomi, atau dalam bahasa lain bebal tingkat dewa. | muhammad ma’ruf BebalTingkatDewa MEMO 4 PIALANG INDONESIA EDISI12AGUSTUS2013
  • 5. Jhon Veter & Kiswoyo Adi Joe. Keduanya adalah penge- lola dan periset Investa Sarana Mandiri , sebuah lembaga penasehat investasi di pasar modal. Majalah Pialang Indone- sia bekerjasama dengan Investa untuk menyediakan saham-saham pilihan ber- dasarkan riset fundamental setiap bulan. Travel Holic Ini adalah sebuah komu- nitas travelling yang rutin melakukan perjalanan wisata. Mereka mendoku- mentasikan setiap kegiatan jalan-jalan di www.travel- holic.com DISCLAIMER: Artikel berita di Majalah Pialang Indonesia disusun berdasarkan kaidah jurnalistik yang berlaku. Dampak dari keputusan investasi setelah membaca berita tersebut bukan merupakan tanggungjawab kami. Artikel rekomendasi saham, reksa dana, obligasi dan produk lain juga dibuat ber- dasarkan data-data yang diperoleh dari pihak ketiga, dan disusun berdasarkan asumsi dan metodologi tertentu. Kami tidak bertanggungjawab terhadap dampak dari keputusan investasi yang diambil berdasarkan riset tersebut. CONTRIBUTORS Aprida Ahli perencana keuangan ini adalah lulusan Execu- tive Education Certified Financial Planner Program dari Universitas Bina Nus- antara dan mendapatkan gelar CFP®. Kini bekerja di Tatadana, sebuah per- encana keuangan Inde- penden dan sebelumnya pernah berkarir di sejum- lah sekuritas dan asset management. Hans Kwee Professional fund man- ager, research, analyst, investor, trader dan trainer Ia adalah Direktur di EMCO Asset Manage- ment dan juga tercatat sebagai Chairman JSX Trader Community, Part- ner MetaStock Thomson Reuters Indonesia dan PT. Bumianyar Futuria. 5 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
  • 6. SURFING HEY BRO.. i am A PRO SURFER KUTA, HAWAII, GIMPIL ITU... GAMPANG.. !@#$ W T FAAKK! O RLY?.. WHERE IS IT? IHSG.. OMBAK YANG INI BEDA JON.. YAKIN ENTE BISA LEWAT? Darmasap @2013
  • 7. 7 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Read it. Anywhere it’s NOW FREE TO *pdf version Your trustworthy capital market reference or you can download the iPad/Android version at appstore & Google Play, via:
  • 8. 8 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Harga Emas ANTM Melonjak Lagi Memburuknya pasar sa- ham dan kurs rupiah membuat harga emas kembali melam- bung. Harga emas Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada perdagangan pekan terakhir Agustus melonjak 12,8 persen dalam 30 hari terakhir di har- ga Rp555.000/gram. Harga emas produksi ANTM yang terus menerus anjlok sejak awal Januari hingga titik teren- dah di pekan kedua Juli mulai rebound. Sekretaris Perusahaan ANTM Tri Hartono dalam ket- eranganya mengatakan sela- ma semester I 2013 perseroan terus meningkatkan cadangan dan sumberdaya emas, nikel dan bauksit. Jumlah cadangan dan sumber daya emas ANTM per akhir Juni 2013 mencapai 9,5 juta dry metric ton (dmt), Pasar saham yang terus tergerus akhirnya membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) men- gaktifkan kembali peraturan pembelian kembali saham (buyback) oleh emiten sebesar 20 pers- en dari modal disetor tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Aturan yang pernah diaktifkan pada saat krisis global 2008 ini mulai mendapat respon sejumlah emiten, khususnya emiten BUMN. Dalam surat edarannya, Ke- pala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK, Nurhaida menyebut- kan aturan yang berlaku mulai 27 Agustus hingga batas waktu yang belum ditentukan ini dise- babkan oleh penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dasar penetapannya me- makai ketentuan Kondisi lain yang ditetapkan OJK, bukan peraturan yang menetapkan minimal tiga hari berturut-turut turun 15 persen. Penafsiran Kondisi Lain itu ber- dasarkan data penurunan IHSG antara 20 Mei - 27 Agustus 2013 yang sebesar 1.247,134 poin atau 23,91 persen. “ Ditetapkan sebagai Kondisi Lain, sebagaimana pasal 1 angka 1 huruf b, POJK No- mor 2/POJK.4/2013.” Selain besaran jumlah, aturan buyback juga menetapkan setelah sa- ham dibeli, penjualan kembali hanya bisa di- lakukan di satu broker, dan setiap hari maksi- mal 20 persen dari total saham buyback. Emiten Bisa Buyback Tanpa RUPS HOT NEWS Cholis Baidowi, Fund Manager dari CIMB-Principal Asset Management berbicara dalam acara edukasi wartawan pasar modal di Ruang Icamel (Indonesia Capital Market Elec- tronic Library), Gedung BEI, Tower 2 Lantai 1. Acara yang berlangsung pada 27 Agustus 2013 ini bertema Peluang Investasi Pada Saham Di Indeks IDX30. (foto: IDX)
  • 9. 9 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 naik 5 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2012. “To- tal biaya (tidak diaudit) untuk aktivitas eksplorasi selama semester I 2013 mencapai Rp105,05 miliar,” ujar Tri. Pada semester lalu, ANTM melakukan eksplorasi emas di prospek Bujang dan Batu- licin, Jambi, Pongkor dan Pa- pandayan, Jawa Barat dan juga Cibaliung, Banten. Terkait eksplorasi emas di wilayah Pegunungan Bintang, Papua, saat ini manajemen tengah mengajukan izin pinjam pak- ai kawasan hutan, dan jika izin telah diperoleh kegiatan eksplorasi akan dilanjutkan. Bursa Hasilkan Rp64,14 Triliun Dalam 7 Bulan Pasar saham selama Januari hingga Juli 2013 telah mem- fasilitasi emiten untuk mem- peroleh dana publik sebesar Rp64,14 triliun. Dana segar itu diperoleh oleh emiten saham dan obligasi masing- masing sebesar Rp33 triliun dan Rp31,14 triliun melalui penawaran saham perdana, penawaran umum terbatas (rights issue), penerbitan waran dan penerbitan obligasi korporasi. Pada emiten saham, dana itu diperoleh dari emiten baru (IPO) sebesar Rp12,78 triliun, emiten lama melalui rights is- sue senilai Rp18,20 triliun, dan penerbitan waran senilai Rp2,02 triliun. Pencapaian itu melebih target manajemen BEI tahun ini. “Ada delapan pe- rusahaan yang sedang proses untuk melakukan penawaran perdana saham. Perusahaan tersebut memakai laporan keuangan Maret dan April 2013,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen awal bulan lalu. Delapan emiten yang sedi- anya IPO semester kedua ini adalah PT Puraradelata Lesta- si, PT Sido Muncul, PT Grand Kartech, PT Arita Prima, PT Bank Indeks Selindo, PT Link Net, PT Siloam International Hospital, PT Andira Agro. Na- mun, mengingat kondisi pasar yang memburuk, bebeapa analis menilai banyak rencana IPO yang akan ditunda. MNC Luncurkan Indeks MNC36 Kelompok usaha Media Nusantara Citra (MNC) melun- curkan indeks saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). In- deks bernama Indeks MNC36 tersebut merupakan kumpu- lan 36 saham yang dipilih ber- dasarkan kriteria kapitalisasi, likuditas dan faktor fundamen- tal emiten. CEOMNCHaryTanoesudib- jo yang hadir dalam acara peluncurannya di gedung BEI, 28 Agustus lalu berharap in- deksnya bisa menjadi acuan pelaku pasar untuk mengukur kinerja pasar saham. Indeks MNC36 juga diharapkan men- jadi referensi bagi investor memilih saham dengan pros- pek pertumbuhan tinggi den- gan fundamental kuat. Indeks harga saham meru- pakan angka statistik yang merepresentasikan perger- akan harga sejumlah saham yang dipilih berdasarkan krite- ria tertentu. Ketika perdagan- gan dibuka, indeks MNC36 ini langsung turun 3 persen, men- gukuti indeks yang pada hari itu bergerak fluktuatif. HOT NEWS
  • 10. 10 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Muhammad Ma’ruf BERBALUT batik merah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengge- lar konferensi pers pada Jumat 23 Agustus di kantor BI soal kebijakan lanjutan menjaga stabilitas makroekonomi. Terdapat lima kebi- jakan yang melengkapi empat paket kebijakan ekonomi pemerintah yang sebelumnya diu- mumkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Istana Merdeka. Kebijakan Hatta itu adalah upaya pemer- intah untuk menenangkan pasar—meskipun kemudian banyak dikritik pengamat dan pen- gusaha terlambat—khususnya rupiah yang year to date (28/8) telah terdepresiasi lebih dari 13 persen terhadap dolar Amerika Serikat. Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri ke- mudian merevisi lima Peratuan Menteri Keuen- gan (PMK) untuk menindaklanjuti salah satu isi paket yang bertujuan menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabun- gan (IHSG) yang ‘berdarah-darah’ membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaktifkan kembali aturan pembelian kembali saham (buyback) emiten sebesar 20 persen tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK, Nurhaida dalam surat edarannya kepada pelaku pasar menyatakan penurunan IHSG antara 20 Mei - 27 Agustus 2013 sebesar 1.247,134 poin atau 23,91 persen sudah dapat disebut sebagai ‘Kondisi Lain’. Inilah momen-momen langka di pasar saham yang sering dikemukakan investor-investor sukses seperti Warren Buffett sebagai kunci investasi; rakuslah ketika orang lain takut. SAATNYA AKUMULASI, KAPAN LAGI? TOP STORY
  • 11. 11 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Pemicu depresiasi rupiah dan bearish pasar saham sudah begitu banyak diumbar, baik oleh ekonom ternama hingga analis abal-abal. Dalam kondisi sekarang, menonton atau membaca berita di media sebentar saja akan membuat siapapun piawai menyimpul- kan kondisi ekonomi Indonesia. Yang terjadi kemudian adalah efek bola salju informasi yang menggelinding liar kemana-mana, via jejaring sosial dan media mainstream dengan aura mengerikan. Seolah-olah krisis 2008, dan lebih mengerikan lagi 1998 akan terulang. Opini-opini itu sah-sah saja, namun masa depan ekonomi tergantung kepada persepsi sehingga apa yang dipikirkan publik sekarang, maka itulah kurang lebih yang akan terjadi di masa mendatang. Untuk itu, setiap pihak yang menguasai saluran komunikasi media masa perlu lebih arif dan bertanggungjawab sebe- lum menyimpulkan situasi. Terlebih, apa yang terjadi saat ini bukan sesuatu yang pantas me- micu kepanikan berlebihan, sebab sejak lama indikator-indikator ekonomi sudah memberi- tahu. Karenanya, kondisi rupiah dan bearish IHSG sekarang ini sama sekali bukan kejutan. Bukan Sebuah Kejutan Faktor pemicu eksternal, pendorong capital outflow dari emerging market ke negara maju yaitu wacana pen- gurangan Quantiative Easing (QE III) di AS sudah didengungkan Chairman Fed, Ben Bernanke be- berapa bulan lalu. AS berencana mengurangi stimulus setelah meli- hat kebijakan sejak 2008 ini mulai membuahkan hasil. Keputusannya akan ditentukan bulan ini, se- hingga wajar pasar bereaksi lebih dahulu. Demikian pula, sejumlah data mulai menunjukkan sinyal Eropa keluar dari resesi, sehingga dollar AS menguat terhadap seluruh mata uang dunia. Adapun faktor internal defisit transaksi ber- jalan sudah terjadi sejak kuartal IV 2011 atau tujuh kuartal berturut-turut dan memuncak pada kuartal kedua lalu sebesar 4,4 persen dari PDB. Untuk yang satu ini, baik pemerin- tah maupun ekonomi kritis sama-sama tahu, ketergantungan impor bahan bakar minyak, dan jatuh tempo utang swasta (Juni-Desember 2013 diperkirakan US$25 miliar) adalah pe- micu dari dalam negeri. Lagi-lagi masalah ini sudah diketahui jauh hari, sayangnya reaksi pemerintah selalu terlambat. Majalah Pialang Indonesia, pada edisi Oktober 2012 menurunkan laporan utama ber berjudul; Awas Jebakan Defisit Kembar (twin deficits). Dampak defisit kembar (APBN dan transaksi berjalan) cukup serius karena bila terakumulasi akan terus menerus menekan rupiah, itu menandakan meningkatnya kadar ketergantungan Indonesia terhadap asing. Se- jak Januari 2012 hingga sekarang (28/8/2013) rupiah sudah melemah sebesar 20 persen. Lalu, pada Edisi Februari 2013, kami kembali menulis laporan utama Rupiah Menggoyang TOP STORY 11 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
  • 12. 12 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Saham. Laporan ini menulis bagaimana dam- pak defisit kembar sudah begitu mengkhawat- irkan. Dipicu oleh kegalauan pemerintah soal kepastian kenaikan harga BBM subsidi. Karena alasan-alasan itu, mulai edisi Mei hingga Juli 2013 lalu kami mengutip dan sependapat dengan segelintir analis yang menyuarakan koreksi akan segera terjadi. Se- lain net buy asing sudah mencetak rekor Rp18 triliun (ytd Mei 2013), kondisi defisit transaksi berjalan semakin parah. Salah satu yang kami kutip adalah prediksi Mandiri Securities bahwa IHSG akan berakhir di level 4.000 (kemudian direvisi menjadi 4.200). John Daniel Rachmat, Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas dalam sebuah kesempatan menye- butkan, penghentian QE III, defisit ganda, per- lambatan ekonomi dan laba emiten yang tidak moncer menjadi alasannya memprediksi IHSG bakal jatuh—saat itu dikisaran 5.000. Saatnya Berburu I never attempt to make money on the stock market. I buy on the assumption that they could close the market the next day and not reopen it for five years. “Saya tidak per- nah mencoba mencari untung di pasar saham. Saya membeli (saham) dengan asumsi pasar akan tutup esok hari dan buka lagi lima tahun mendatang”. Kutipan legendaris dari Warren Buffett ini sering dikutip dan ada dimana-mana. Kalimat itu ingin menunjukkan bahwa Mr Buffet bukanlah seorang trader, melainkan investor. Inti kutipan ini adalah tips investasi belilah perusahaan atau bisnis perusahaan, bukan sahamnya. Di sisi lain, kutipan itu bisa dinisbat- kan pada nasehat umum bagi trader maupun investor bahwa keputusan beli-jual perlu di- dasarkan pada analisis dan pertimbangan yang matang, bukan emosi apalagi panik. Sayang- nya, nasehat-nasehat Buffet lebih banyak harus diprak- tikkan pada situasi-situasi pasar saham seperti sekarang ini, saat mayoritas nasabah sekuritas ketakutan dan panik. Dalam kondisi saat ini, pasar tanpa pandang bulu mendiskon hampir seluruh saham, baik emiten berkinerja baik maupun memble. Untuk itu, tidak heran bila petinggi BEI mendorong in- vestor lokal untuk mulai mengakumulasi saham yang ditinggalkan asing sejenak akibat masa transisi pemulihan ekonomi AS. “Kami ingin market suatu saat nanti akan di dominasi oleh investor domestik,” ujar Direktur Perdagan- gan dan Pengaturan Anggota Bursa di BEI, Samsul Hidayat. Data BEI, net sell asing tahun ini hingga 29 Agustus lalu mencapai Rp9,8 triliun. Dalam daftar kami, ada 100 emiten yang kami kategorikan murah berdasarkan rasio PE (Price/earnings ratio) dan PBV (Price/Book Val- ue). Beberapa diantaranya adalah emiten kekap dan likuid yang masuk dalam jajaran Indeks LQ45. Meskipun banyak diantaranya saham- saham berkapitalisasi kecil, dan tidak likuid. Kami sengaja menggunakan kriteria umum, PE dan PBV, karena pada dasarnya cukup banyak kriteria valuasi saham murah dan bermutu. Penyajian saham saham itu bukanlah reko- mendasi beli—trust your own trading plan/ analysis, melainkan ingin menunjukkan betapa banyaknya saham-saham murah yang terdis- kon oleh pasar saat ini. Saat ini, dan beberapa pekan ke depan adalah momen berburu sa- ham bagus dan murah. Bahkan, Saham-saham dalam daftar itu kini jauh lebih murah karena penyaringannya menggunakan data pasar pada Jumat, 16 Agustus 2013. Pekan terakhir, sebelum IHSG terjun bebas. Selamat berburu saham murah!!! TOP STORY 12 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
  • 13. 13 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 No KODE EMITEN PER PBV EPS (RP) 1 SQBB    Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 0.58 0.3 18,188.1 2 LTLS    Lautan Luas Tbk 2.6 0.5 330.5 3 VRNA    Verena Multi Finance Tbk 2.82 0.46 40.8 4 BVIC    Bank Victoria International Tbk 2.95 0.55 43.1 5 PNIN    Panin Insurance Tbk 3.42 0.27 202.0 6 MFIN    Mandala Multifinance Tbk 3.45 0.86 200.0 7 RUIS    Radiant Utama Interinsco Tbk 3.46 0.71 73.8 8 MDLN    Modernland Realty Ltd Tbk 3.88 1.8 206.0 9 CFIN    Clipan Finance Indonesia Tbk 4.02 0.57 100.8 10 KDSI    Kedawung Setia Industrial Tbk 4.03 0.43 90.7 11 GEMA    Gema Grahasarana Tbk 4.18 1.12 138.6 12 TOWR    Sarana Menara Nusantara Tbk 4.26 0.8 680.0 13 PNLF    Panin Financial Tbk 4.58 0.6 43.0 14 ETWA    Eterindo Wahanatama Tbk 4.82 0.66 68.5 15 PDES    Destinasi Tirta Nusantara Tbk 4.86 0.75 32.9 16 ASDM    Asuransi Dayin Mitra Tbk 4.89 0.7 138.9 17 MBSS    Mitrabahtera Segara Sejati Tbk 4.96 0.81 215.7 18 CEKA    PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 5 0.79 278.2 19 ASRM    Asuransi Ramayana Tbk 5 1.21 207.9 20 JRPT    Jaya Real Property Tbk 5.07 1.05 185.5 21 UNIC    Unggul Indah Cahaya Tbk 5.09 0.53 403.0 22 GPRA    Perdana Gapura Prima Tbk 5.11 0.91 33.5 23 ADMF    Adira Dinamika Multi Finance Tbk 5.4 1.49 1,518.0 24 PTRO    Petrosea Tbk 5.51 0.61 212.5 25 MTDL    Metrodata Electronics Tbk 5.56 0.73 46.8 26 SMRA    Summarecon Agung Tbk 5.67 1.66 178.1 27 BBKP    Bank Bukopin Tbk 5.74 0.95 113.2 28 TKIM    Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 5.76 0.31 317.7 29 SSIA    Surya Semesta Internusa Tbk 5.8 1.78 162.0 30 CLPI    Colorpak Indonesia Tbk 5.83 0.97 127.0 31 AMAG    Asuransi Multi Artha Guna Tbk 5.94 0.91 43.7 32 EKAD    Ekadharma International Tbk 5.97 1.23 65.4 33 SCCO    Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk 5.99 1.46 951.0 34 KBLM    Kabelindo Murni Tbk 6 0.7 30.0 35 KBLI    KMI Wire and Cable Tbk 6.11 0.96 36.0 36 BNGA    Bank CIMB Niaga Tbk 6.42 1.09 171.4 37 BJTM    Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 6.47 1 57.9 38 LPGI    Lippo General Insurance Tbk 6.5 0.31 500.0 39 BJBR    Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk 6.5 1.5 155.3 40 TIFA    Tifa Finance Tbk 6.52 1 36.8 41 BNBA    Bank Bumi Arta Tbk 6.56 0.7 25.9 42 ANTM    Aneka Tambang (Persero) Tbk 6.86 0.93 194.0 43 MITI    Mitra Investindo Tbk 6.9 1.65 10.1 44 RICY    Ricky Putra Globalindo Tbk 6.92 0.3 26.1 45 PNBN    Bank Pan Indonesia Tbk 6.94 0.85 99.4 46 KKGI    Resource Alam Indonesia Tbk 6.95 1.93 214.5 47 BBRM    Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk 7.04 0.84 24.2 48 BTON    Betonjaya Manunggal Tbk 7.1 0.92 86.0 49 INDS    Indospring Tbk 7.14 0.77 406.0 TOP STORY 13 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
  • 14. 14 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 50 BACA    Bank Capital Indonesia Tbk 7.3 0.77 16.7 51 KIJA    Kawasan Industri Jababeka Tbk 7.31 1.35 40.4 52 SDPC    Millennium Pharmacon International Tbk 7.34 0.63 13.2 53 PICO    Pelangi Indah Canindo Tbk 7.42 0.58 29.0 54 MAYA    Bank Mayapada Internasional Tbk 7.42 1.69 156.3 55 MICE    Multi Indocitra Tbk 7.52 0.69 55.8 56 BFIN    BFI Finance Indonesia Tbk 7.58 1.17 330.0 57 SONA    Sona Topas Tourism Industry Tbk 7.62 1.36 308.5 58 RDTX    Roda Vivatex Tbk 7.78 1.27 662.0 59 APLN    Agung Podomoro Land Tbk 7.79 1 43.6 60 AGRO    Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 7.8 1.04 14.9 61 LMSH    Lionmesh Prima Tbk 7.85 0.9 1,274.0 62 BRNA    Berlina Tbk 8.13 1.06 61.5 63 PUDP    Pudjiadi Prestige Tbk 8.14 0.63 66.3 64 PANR    Panorama Sentrawisata Tbk 8.15 0.79 25.8 65 SPMA    Suparma Tbk 8.5 0.47 30.0 66 GDYR    Goodyear Indonesia Tbk 8.63 1.65 2,780.1 67 WOMF    Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 8.66 0.87 24.2 68 BBTN    Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 8.83 1.07 128.0 69 BBNI    Bank Negara Indonesia Tbk 8.86 1.64 462.5 70 ALKA    Alakasa Industrindo Tbk 8.94 1.01 67.1 71 WINS    Wintermar Offshore Marine Tbk 8.98 1.02 62.4 72 CSAP    Catur Sentosa Adiprana Tbk 9.05 0.82 22.0 73 BSDE    Bumi Serpong Damai Tbk 9.13 2.2 175.3 74 SMMA    Sinar Mas Multiartha Tbk 9.2 1.36 432.0 75 KOIN    Kokoh Inti Arebama Tbk 9.23 3.96 33.0 76 BEST    Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 9.3 2.35 55.9 77 BBRI    Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 9.37 2.58 832.1 78 GJTL    Gajah Tunggal Tbk 9.38 1.41 264.0 79 TBMS    Tembaga Mulia Semanan Tbk 9.51 0.74 883.3 80 LPCK    Lippo Cikarang Tbk 9.51 3.43 756.9 81 GWSA    Greenwood Sejahtera Tbk 9.56 0.83 19.6 82 BBLD    Buana Finance Tbk 9.57 1.35 93.0 83 SKLT    Sekar Laut Tbk 9.58 0.89 18.8 84 WEHA    Panorama Transportasi Tbk 9.59 0.84 17.7 85 MCOR    Bank Windu Kentjana International Tbk 9.61 1.08 21.9 86 GLOB    Global Teleshop Tbk 9.61 2.94 128.0 87 TBLA    Tunas Baru Lampung Tbk 9.88 1.23 49.1 88 BBNP    Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10.09 0.96 146.7 89 MRAT    Mustika Ratu Tbk 10.28 0.54 48.6 90 PANS    Panin Sekuritas Tbk 10.29 3.16 485.8 91 BISI    BISI INTERNATIONAL Tbk 10.32 1.29 62.0 92 MBTO    Martina Berto Tbk 10.34 0.81 33.8 93 BNLI    Bank Permata Tbk 10.37 1.24 154.3 94 ASRI    ALAM SUTERA REALTY Tbk 10.38 2.79 76.1 95 AHAP    Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 10.39 1.24 20.7 96 BTPN    BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk 10.4 2.55 404.0 97 NISP    Bank OCBC NISP Tbk 10.52 1.16 125.4 98 LAMI    Lamicitra Nusantara Tbk 10.57 0.87 25.1 99 JECC    Jembo Cable Company Tbk 10.58 2.3 215.1 100 BDMN    Bank Danamon Indonesia Tbk 10.83 1.41 417.9 TOP STORY • Datahargasahamper16Agustus2013 • Datalababersihpersaham(EPS)disetahunkan • LababersihmenggunakanlaporankeuangankuartalII2013,kecualiemiten berbariswarnabiru,menggunakankuartalI2013 14 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
  • 15. 15 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 TOP STORY S aham-saham perbankan cukup menikmati bullish yang didorong sektor properti dan infrastruktur pada paruh pertama tahun ini. Kinerja perbankan juga tidak mengecewakan, rata-rata pertumbuhan kredit sekitar 21,8 pers- en. Sayangnya, kondisi ekonomi sep- erti berbalik arah. Kendati Bank Indonesia sudah menegaskan tidak ada masalah likuditas perbankan, na- mun suasana makro ekonomi yang kini memburuk dipastikan akan menekan kinerja perbankan. Pertumbuhan kredit pun diperki- rakan melambat didorong kenaikan inflasi dan suku bunga acuan. Inflasi Juli 2013 mencapai 3,29 persen, dan suku bunga acuan telah naik 75 bps menjadi 6,5 persen.  Pertumbuhan BBRI Saham Andalan Perbankan Saat Krisis 15 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
  • 16. 16 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 TOP STORY kredit sektor perbankan pun diturun- kan menjadi 18 persen-20 persen pada semester kedua 2013 dari target awal 22 persen-24 persen. “Emiten perbankan secara umum seperti BBRI, BMRI, dan BJBR merevisi target kredit mereka pada semester kedua 2013. Hal itu seiring kenaikan suku bunga ditambah aturan bank dengan batas LDR dari 78 persen-10 persen menjadi 78 persen-92 persen. Selain itu, bank sentral menambah ke- bijakan degan menaikkan GWM dari 2 persen menjadi 4 persen,” ujar Analis PT Mega Capital, Arief Fahruri. Lebih lanjut ia mengatakan, bank sentral mengeluarkan aturan itu untuk mendorong sektor perbankan tidak terlalu ekspansif dalam menyalurkan kredit. Hal itu seiring pertumbuhan ekonomi melambat dan Rupiah men- galami tekanan. Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas, Joseph Pangaribuan dalam risetnya menulis, likuiditas yang sedikit mengalami pengetatan serta dipadu- kan dengan perlambatan pertumbu- han ekonomi akan membuat loan to deposit ratio (LDR) dan CASA ratio mengalami penurunan serta reserve mengalami kenaikan.  Meski demikian, bank yang tidak mengalami masalah likuiditas dan tidak terlalu berpengaruh perlambatan ekono- mi justru akan diuntungkan oleh kenai- kan BI Rate (suku bunga acuan) seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indo- nesia Tbk (BBNI) masih masuk pilihan meski kinerja melambat relatif kecil tetapi menawar- kan potential upside yang tinggi. Statistik kinerja BBRI pada paruh pertama cukup memuaskan. Penyal- uran kredit mencapai Rp391,77 triliun, naik 28,5 persen (yoy) dan pada kredit mikro perseroan naik 26,4
  • 17. 17 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 persen menjadi Rp122,08 triliun. BBRI mencetak laba bersih sebesar Rp10,15 triliun. Pendapatan perseroan naik menjadi Rp27,02 triliun dan NPL turun menjadi 0,41 persen dari sebelumnya 0,55 persen. Di pasar, saham BBRI termasuk da- lam kapitalisasi saham terbesar di BEI. Per akhir Juli 2013, kapitalisasi pasar saham perseroan mencapai Rp201,48 triliun. Kapitalisasi pasar saham ini me- mang masih di bawah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp253,84 triliun dan PT Bank Mandiri Tbk men- capai Rp205,58 triliun. Berdasarkan nilai transaksi per- dagangan, saham BBRI cukup aktif dengan nilai mencapai Rp5,92 tri- liun dengan volume perdagangan saham 762,74 juta saham pada Juli 2013. Frekuensi perdagangan saham mencapai 61.555x, sedikit di bawah frekuensi perdagangan saham BMRI mencapai 68.683x pada Juli 2013. Frekuensi perdagangan saham BBRI pun mencapai 2,03 persen saham dari total 20 saham teraktif berdasarkan frekuensi perdagangan saham. BRI masih menjadi pilihan Samuel Sekuritas. Ini didorong dari likuiditas yang kuat tercermin dari rasio reser- ve to current liabilities yang menca- pai 1,2x.”Secara historis perlambatan ekonomi tidak menganggu kredit BRI, sehingga potensi perlambatan eko- nomi tidak terlalu dikhawatirkan,” tulis Joseph. Bahkan kenaikan  BI Rate 75 bps bisa lebih menguntungkan BRI. Hal itu membuat bunga time deposit lebih rendah 145 bps dibandingkan JIBOR Rate. “Kami juga tidak melihat BRI akan menaikkan bunga time deposit sebesar 75 bps,” kata Joseph. Selain itu, LDR mencapai 78 persen pada tahun 2012 namun masih sama den- gan rata-rata lima tahun terakhir. Hal ini berbeda dengan bank-bank besar lain yang justru mengalami kenaikan LDR signifikan. BRI pun menawarkan suku bunga kredit yang rendah untuk kredit mikro dan korporasi dengan kedua kredit ini merupakan prioritas pertumbuhan BRI. “Mandiri yang mulai fokus ke kredit mi- kro dan fokus ke kredit korporasi kami perkirakan akan mengalami kenaikan cost of fund. Namun tanpa kenaikan cost of fund, BRI juga telah menawar- kan bunga lebih rendah dari Mandiri. Sedangkan BI yang fokus ke kredit korporasi saat ini menawarkan bunga kredit korporasi 25 bps dibandingkan BRI, oleh karena itu bunga kredit BRI cukup kompetitif untuk mendukung volume kredit,” kata Joseph. Meski pertumbuhan ekonomi di- perkirakan mencapai 6 persen pada 2013 dari target awal 6,3 persen. Joseph melihat, hal itu tak berpenga- ruh terhadap BRI. Secara histroris, BRI dapat tumbuh di atas 20 persen ketika ekonomi tumbuh di level 6 persen. “Di sisi lain kami memperkirakan kenaikan BI Rate 75 bps, akan menguntungkan BRI karena dengan kenaikan ini time TOP STORY
  • 18. 18 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 TOP STORY deposit lebih rendah 145 bps dibandin- gkan JIBOR rate. BRI juga tidak akan menaikkan bunga time deposit sebe- sar 75 bps dengan melihat rata-rata bunga time deposit rata-rata perban- kan hanya lebih rendah 25 bps diban- dingkan JIBOR,” ujar Joseph. Sementara itu, Arief menilai, BBRI yang memiliki cabang dengan wilayah sangat luas khususnya di pedesaan memberikan keuntungan bagi persero- an. Saat ini tingkat pertumbuhan dana murah perseroan masih besar men- dukung perseroan. Kredit perseroan sebagian besar untuk mikro juga dinilai masih baik. “80 persen di mikro secara historis cukup baik. Perseroan juga main di kredit korporasi tetapi korporasi tersebut lebih banyak yang berhubun- gan dengan bisnis mikro,” kata Arief. Dalam riset PT Bahana Securities, loan to deposit (LDR) BBRI hampir 92 persen pada dua kuartal terakhir. BBRI pun mendapatkan manfaat yang kuat dari segmen mikro. Meski bank kecil telah menurunkan target pertumbuhan di segmen mikro, bank-bank besar malah bersaing ketat di segmen ini. Dengan catatan positif, bunga pinja- man yang lebih rendah telah me- mungkinkan BBRI untuk mendapat- kan kembali beberapa pangsa pasar mikro. Selain itu, LDR perseroan hampir 92 persen akan membuat perseroan berusaha untuk menyeimbangkan an- tara peningkatan suku bunga deposi- to dan remixing asset pendapatan- nya. Hal ini tercermin dari penurunan aktiva produktif termasuk cadangan sekunder sekitar 18,8 persen (yoy). Ke depan, pembatasan kredit korporasi dapat menyediakan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan segmen mikro. Perseroan juga dapat bersa- ing dalam suku bunga deposito untuk menurunkan LDR sehingga mendo- rong arus masuk tambahan.
  • 19. 19 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 TOP STORY Sektor asuransi memiliki potensi besar tumbuh di Indo- nesia seiring jumlah penduduk besar. Meski demikian, sebagian besar masyarakat Indonesia belum memiliki asuransi dan kesadaran untuk berasuransi pun masih kurang. Analis asuransi Fitch Ratings, Cheryl Evangeline menuturkan, saat ini rasio penetrasi asuransi di Indonesia baru sekitar 1,7 persen dari total produk domestik bruto (PDB). Jumlah ini jauh tertinggal dari China dan India. Peluang ini pun dimanfaatkan oleh investor asing untuk masuk ke industri asuransi di Indonesia. Lihat saja perusahaan patungan asuransi asing di Indonesia yang besar seperti Axa Mandiri Financial Service, Prudential, Manulife In- donesia, Allianz Life Indonesia, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, dan PT AIA Financial. Adapun jumlah total asuransi patungan di Indonesia sebanyak 18 perusahaan. Lalu bagaimana dengan saham sektor asuransi di pasar modal? Se- jumlah analis menilai, pelaku pasar belum terlalu memperhatikan sektor saham asuransi. Hal itu mengingat PNLF GeliatSaham SektorAsuransi sektor asuransi ini memiliki resiko besar dengan klaim oleh nasabah.”Saham asuransi kurang menarik karena faktor resiko tak bisa dihitung,” tutur Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe saat dihubungi pekan ini. Sementara itu, Analis PT Trust Secu- rities, Reza Priyambada mengatakan, ada semacam persepsi di pelaku pasar yang namanya asuransi itu menang- gung kerugian sehingga menambah beban perseroan ketika ada nasabah yang mengajukan klaim. “Di sisi lain, belum banyaknya masyarakat Indone- sia yang belum teredukasi baik men-
  • 20. 20 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 genai pentingnya asuransi juga turut memberikan gambaran yang kurang menariknya sektor ini,” tutur Reza. Reza menambahkan, perger- akan saham sektor asuransi  ber- variatif.  Pergerakan sahamnya ada yang stagnan seperti saham PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA), PT Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT), dan PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI).  Selain itu, ada juga saham yang perdagangannya aktif seperti saham PT Asuransi Multi Artga Guna Tbk (AMAG)  dan PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) Berdasarkan data BEI periode Juli 2013, saham ABDA ditransaksikan hanya 16x dalam enam hari, dan saham ASBI sebanyak 130x dalam 22 hari. Sementara itu, saham asuransi yang cukup aktif ditransaksikan seperti saham Asuransi Multi Artha guna Tbk (AMAG) dengan frekuen- si 940x dalam waktu 23 hari. Selain itu, saham Lippo General Insurance Tbk  (LPGI) mencatatkan frekuensi saham mencapai 93x dalam waktu 20 hari. Saham PT Panin Finan- cial Tbk mencatatkan frekuensi transaksi saham sebanyak 18.315x dalam waktu 23 hari. Perlahan tapi pasti begitulah pergerakan harga saham Panin Financial Tbk (PNLF) pada awal tahun 2013. Saham PNLF ditutup stagnan di level Rp135 per saham pada 2 Januari 2013. Tiap bulan harga saham PNLF ini beranjak naik. Pada 28 Februari 2013, sa- ham PNLF ditutup  naik ke level Rp205 per saham. Saham PNLF pun beranjak naik hingga mencapai level Rp270 per saham pada 15 Mei 2013. Kenaikan harga saham PNLF ini dipicu senti- men perusahaan asuransi asal Je- pang, Dai-ichi Life Insurance Com- pany menguasai 40 persen saham Panin Life yang merupakan anak usaha perseroan dengan kepemi- likan sekitar 99,99 persen. Dai-ichi Life Insurance mengeluarkan dana Rp3,3 triliun untuk mendapatkan 40 persen saham Panin Life. Pengambilan saham akan di- lakukan secara langsung dan tidak langsung. Perusahaan asuransi Jepang itu akan mengambil 36,84 persen saham Panin Internasional yang pemilik 95 persen saham Panin Internasional. Dai-ichi Life akan melakukan penyertaan lang- sung dengan mengambil 5 persen saham Panin Life. Lalu saham PNLF naik ke level tertinggi di Rp305 per saham pada 27 Mei 2013. Di antara saham asuransi, sa- TOP STORY
  • 21. 21 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 ham PNLF paling aktif ditransaksi- kan. Hal itu wajar mengingat jum- lah saham yang tercatat mencapai 28,03 miliar di BEI. Kepemilikan saham perseroan antara lain PT Panin Insurance Tbk mencapai 49,23 persen, PT Panin Insurance Tbk 7,73 persen, dan public di bawah 5 persen mencapai 43,04. Kapitalisasi pasar saham PT Panin Fi- nancial Tbk mencapai Rp5,28 triliun. PT Panin Financial Tbk memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang usaha asuransi jiwa antara lain PT Panin Life dengan kepemi- likan 99,99 persen. Lalu anak usaha per- seroan lain seperti PT Panin Internasional yang bergerak di bidang jasa konsultasi bisnis, manajemen dan penasehat keuangan, lalu ada PT Epanin Dotcom yang bergerak di bidang usaha modal ventura. Kepemilikan perseroan di anak- anak usahanya mencapai 99,99 persen. Menurut Reza Priyambada, saham PNLF masih relatif murah. Price earning ratio (PER) saham PNLF di kisaran 3,68x dan prive book value (PBV) di level 0,5x. Sementara itu, PER industry di level 8,78x dan PBV di level 1,20x. Kalau dibandingkan dengan sa- ham asuransi lain, saham ABDA membukukan PER 4,78X dan PBV 2,67x untuk berdasarkan laporan keuangan Juni 2013. Sementara itu, saham LPIG mencatatkan PER 0,37X dan PBV 0,36X dengan berdasarkan laporan keuangan Maret 2013. Reza menuturkan, bila pangsa pasar dari asuransi dapat lebih ditingkatkan, dan produk-produk yang ditawarkan dapat lebih be- ragam maka berdampak positif untuk kinerja emiten asuransi. Selain itu, jumlah saham yang beredar di publik pun menjadi- kan saham-saham emiten kurang aktif dan tidak menarik perhatian pelaku pasar. “Paling kalau ada yang menarik perhatian itu pun juga karena adanya dukungan grup besar atau minimal bebera- pa kali merilis berita positif,” kata Reza. Kiswoyo menilai, saham PNLF cenderung bergerak sideway. Bila ada berita positif, saham ini baru akan cenderung bergerak naik. Kiswoyo pun merekomendasikan, buy on weakness saham PNLF di level Rp130. TOP STORY Bila pangsa pa- sar dari asuransi dapat lebih di- tingkatkan, dan produk-produk yang ditawar- kan dapat lebih beragam maka berdampak posi- tif untuk kinerja emiten asuransi. Reza Priyambada Analis PT Trust Securities
  • 22. 22 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 TOP STORY Namun, pada 22 Agustus lalu harganya sama persis pada awal tahun di level Rp610, alias kembali turun minus 88,68 persen dari posisi tertingginya. Kenaikan harga awal tahun itu tidak lepas dari pesta sektor pro- perti yang menjadi anak emas bursa saham awal tahun ini. Itu juga di- tunjang oleh pelbagai aksi korporasi perseroan pada 2013. Misalnya ren- cana mengakuisisi masing-masing 51 persen saham PT Mitra Sindo Sukses dan PT Mitra Sindo Makmur dari anak usaha Keppel Land Pte, perusahaan properti Singapura. Nilai transaksi akuisisi ini diperkirakan mencapai Rp2,29 triliun. Dengan akuisisi ini, perseroan akan men- dapatkan kontribusi tambahan dari proyek MDLN Ekspansif Dalam Situasi Sulit residensial yang berada di Jakarta Garden City dan kota Modern Tangerang. “Akuisisi yang mereka lakukan cu- kup agresif. Dengan akuisisi dapat mendorong pertum- buhan anorganiknya,” ujar Analis PT Buana Capital, Alfred Nainggolan. Selain itu, perseroan juga berencana mengakuisi- si 950 hektar lahan yang berada di Jakarta Timur dan Cikande, Banten. Perseroan berencana untuk memban- gun kawasan industri di Bekasi. Untuk mendanai akuisisi Pada bulan lalu, Anda yang merasa pernah ketinggalan kereta membeli saham ini pada awal Januari 2013 bisa mendapatkannya kembali pada harga yang sama, dikisa- ran Rp600-an selembar. Sepanjang semester pertama lalu, bersama saham-saham properti lain, Moderland Realty Tbk (MDLN) ini meroket hingga membumbung 88,68 persen pada 6 Juni.
  • 23. 23 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 TOP STORY ini, perseroan mengaku telah memiliki dana. Dana akuisisi lahan di Jakarta Ti- mur akan diperoleh dari hasil penjualan lahan ke Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Perseroan meraih dana sekitar Rp3,4 triliun dari penjualan 170 hektar ke ASRI. Tidak hanya itu saja, perseroan juga telah menerbitkan obligasi pada 2012 yang mencapai Rp500 miliar. Selain itu, perseroan juga berencana menambah lahan 1.000 hektar lahan di ka- wasan industri Cikande. Perseroan juga akan mendirikan bekasi indu- stri estate dan residen- tial untuk mengemban- gkan kawasan industri. Dana untuk ekspansi perseroan diperoleh dari penjualan lahan se- kitar 170 hektar dengan perolehan dana sekitar Rp3,4 triliun kepada ASRI. Alfred mengakui, ada beberapa isu yang memberi sentimen negatif sektor properti pada semester kedua 2013. Pertama, saat ini bursa saham sedang volatile sehingga hampir semua sektor saham melemah terma- suk properti. Kedua, kenaikan suku bunga acuan dan inflasi tinggi juga berdampak negatif ke sektor properti. Ketiga, pemerintah akan menggenjot pajak dari sektor properti. “Kinerja sa- ham sektor properti masih cukup bagus dengan pertumbuhan tinggi pada se- mester pertama 2013. Akan tetapi inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga pada semester kedua hambat kinerja proper- ti,” kata Alfrred. Alfred memperkirakan, pertumbuhan laba sektor properti mencapai 40-50 persen pada 2013. Pertumbuhan laba sektor properti diperkirakan turun tajam pada 2014. “Laba properti diperkirakan tumbuh 15-20 persen,” ujar Alfred. Investor Relation MDLN, Cuncun Wi- jaya menuturkan, kenaikan suku bunga diharapkan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja perseroan mengingat permintaan masih tinggi. Perseroan menargetkan marketing sales mencapai Rp2,6 triliun pada 2013. “Terhadap kenaikan BI Rate kami masih optimis tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja perseroan mengingat masih cukup tingginya per- mintaan,” tutur Cuncun. MDLN membukukan penjualan Rp1,03 triliun pada semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebe- lumnya Rp510,30 miliar. Pendapatan terbesar disumbang dari penjualan bersih mencapai Rp989,17 miliar pada semester I 2013 dari periode semester I 2012 senilai Rp492,07 miliar. Pendapa- tan dari hotel pun mulai berkontribusi pada semester pertama 2013 mencapai Rp24,35 miliar. Laba bersih ke pemilik entitas induk naik menjadi Rp549,21 mi- liar pada semester I 2013 dari semester pertama I 2012 senilai Rp144,20 miliar. Untuk saham MDLN, Alfred menga- kui, harga saham MDLN memang masih murah dibandingkan sektor saham properti lain seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk dan PT Alam Sutera Real- ty Tbk. Alfred mengatakan, PE MDLN Terhadap kenaikan BI Rate kami masih opti- mis tidak mempenga- ruhi secara signifikan terhadap kinerja perse- roan mengingat masih cukup tingginya per- mintaan,” CUNCUN WIJAYA InVESTOR RELATION MDLN
  • 24. 24 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 TOP STORY sekitar 5,8x pada 2013. Lalu PE MDLN diperkirakan 4,9x pada 2014 dengan PE rata-rata industri 9x.”Kami mempro- yeksikan laba bersih perseroan naik 150 persen pada 2013. PE tahun ini 5,8 kali jadi saham ini relatif murah,” kata Alfred. Meski saham MDLN, relatif murah, Alfred menilai, saham MDLN belum menjadi perhatian para investor besar. Hal itu karena kapitalisasi pasar perse- roan yang kecil dibandingkan ASRI dan BSDE. Kapitalisasi pasar MDLN sekitar Rp5,13 triliun pada Juli 2013.  Sedangkan ka- pitalisasi pasar ASRI mencapai Rp13,75 triliun dan BSDE mencapai Rp27,64 triliun. “Meski sa- hamnya masih murah tetapi investor besar lebih memilih kapitalisasi pasar saham besar seperti BSDE dan ASRI karena resikonya lebih kecil,” kata Alfred. Pada semester kedua 2013, MDLN juga berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham. Padahal harga saham perseroan masih di bawah Rp1.000. Pada perdagangan saham, Jumat  (23/8/2013), saham MDLN ditu- tup di level Rp650 per saham. Dengan kondisi pasar terkini, rencana ini dira- gukan dieksekusi sekarang. Menurut Alfred, langkah stock split tidak mem- buat saham ini menjadi incaran pelaku pasar. Hal itu karena harga sahamnya sudah murah. “Efeknya tidak terlalu banyak ke MDLN. Level harganya sudah di Rp600. Kecuali saham Telkom yang melakukan stock split. Saham Telkom dari Rp10 ribu jadi Rp2.000,” kata Alfred. Hal senada dikatakan Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada. Menu- rut Reza, saham ini masih cukup aktif diperdagangkan. “Dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp5,13 triliun tidak terlalu rendah, masih mewakili sekitar 2 pers- en dari total kapitalisasi pasar properti saja tanpa konstruksi,” ujar Reza. Alfred pun merekomendasikan buy untuk sa- ham MDLN. Target harga saham MDLN di level Rp1.200. Sedangkan Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar dapat wait and see hingga sentimen pelemahan bursa saham berkurang. Reza memberi catatan, bila volume mendukung maka MDLN dapat men- arik untuk ditradingkan dengan target harga Rp750. Bila harga MDLN dapat tembus Rp750, maka target harga se- lanjutnya Rp930. Sementara itu, Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe men- gatakan, saham MDLN masih murah dibandingkan sektor saham lain. Dalam catatan Kiswoyo, PE MDLN mencapai 2,96x sedangkan saham PT Sum- marecon Agung Tbk mencapai 4,9x. Meski demikian, perseroan memiliki tingkat utang cukup tinggi dengan debt to equity ratio (DER) mencapai 0,46x. “Saham MDLN di bawah Rp600 men- arik untuk dibeli dengan menolak utang mereka yang besar. Yah bisa buy on weakness,” ujar Kiswoyo. Nama Direktur Jabatan Direktur William Honoris DIREKTUR UTAMA L.H. Freddy Chan DIREKTUR Dharma Mitra Sigamani DIREKTUR Andy Kesuma Natanael DIREKTUR Nama Pemegang Saham Persentase Saham PT Inti Putramodern 6,63 % Castle Capital Holdings Inc. 10,98 % AA Land Pte. Ltd. 10,95 % PT Sinarmas Sekuritas 11,76 % Masyarakat 59,7 %
  • 25. 25 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 TOP STORY P asar saham sedang bermurah hati untuk para pembeli. Sampai dengan artikel ini dibuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak awak tahun (year to date) sudah minus 8,7 persen, dan minus 23,9 persen dari posisi tertinggi Mei. Ini adalah momentum emas yang selalu ditunggu oleh investor. Hanya satu hal saja yang mengganjal, adakah in- deks akan turun lagi? Artikel ini tidak akan membahas mengenai how low can you go IHSG. Artikel ini ingin memberikan tips mengenai cara me- milih saham-saham murah yang otomatis bermunculan pada saat pasar bearish. Memilih saham murah penting, karena rumus utama untung di investasi saham sangat sederhana, beli murah dan dijual mahal. Sayangnya saham murah bukan ditentukan oleh harga per lembar saham, melainkan melibatkan beberapa variabel. Membeli saham adalah membeli perusahaan atau membeli bisnis perusahaan. Kuncinya sederhana, cari perusahaan yang untung dari bisnisnya. Investor harus punya fokus ke bottom line atau net income emiten. Tetapi buka net income saja yang perlu dilihat, perhatikan Earning Per Share (EPS) karena bisa saja laba naik tetapi outstanding share (pemegang saham) bertambah, sehingga jatah kita di laba berkurang. Jadi pertama perhatikan yang EPS nya positif dan besar. Lalu untuk tahu saham tersebut murah atau tidak bagaimana? Untuk menemukan yang murah kita ha- rus membandingkan apa yang kita bayar Cara Memilih Saham-Saham Murah Hans Kwee Membeli saham adalah membeli bisnis perusahaan. Berburulah saham murah pada saat pasar koreksi, tetapi cari yang murah bukan murahan. 25 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
  • 26. 26 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 dengan apa yang kita dapatkan. Untuk mengetahuinya, dikenal sebuah rasio dengan nama Price Earning Ratio (PER). Rasio ini membandingkan antara harga saham (price) dengan Earning per Share (EPS). Hasilnya menunjukan berapa yang kita dapatkan untuk setiap rupiah yang kita bayarkan. Semakin kecil angkanya semakin bagus. Tapi tunggu dulu, sering kali emiten bagus PER-nya ternyata udah tinggi, jadi apa yang harus kita lakukan. Tinggi rendahnya PER sebena- rnya relatif terhadap perusahan sejenis, lakukan perbandingan antar PER ini dengan perusahaan sejenis atau dalam satu sektor yang sama, sehingga kita dapat memlilih yang lebih murah dan bagus. Tidak cukup sampai disana, kita juga harus mengetahui market leader suatu sektor yang memiliki PER premium (lebih besar) dibandingkan perusahaan seje- nis. Tentu market folower akan punya PER lebih rendah. Setelah PER, pertumbuhan di sisi revenue dan labanya dalam beber- apa periode tertentu perlu dijadikan pertimbangan. Untuk mengukurnya dikenal rasio Price Earning Growth (PEG) Formula untuk menghitung PEG Ratio adalah PER dibagi dengan angka persentase ekspektasi pertumbu- han EPS per tahun. Kalau PEG lebih kecil dari 1 maka perusahaan terse- but dianggap layak investasi atau murah. Tidak cukup sampai di sana dalam menentukan sebuah perusahaan murah dan bagus, dikenal juga Return on Asset (ROA). ROA membagi net income perusahaan dengan total aset menunjukan bagaimana sebuah perusahaan menggunakan aset nya untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio ini artinya perusahaan mampu mengoptimalkan asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Tetapi ROA saja sering dirasa belum cukup karena investor banyak yang ingin tahu juga berapa return untuk setiap investasi yang dita- namkan. Untuk hal ini dikenal rasio Return on Equity (ROE) dimana rasio ini membagi Net Income dengan total equity atau modal pemi- lik. Rasio ini menunjukan tingkat pengembalian yang didapatkan pemegang saham untuk se- tiap investasinya, dan tentu saja semakin besar semakin bagus. Masih ada satu hal lagi yang perlu inves- tor perhatikan yaitu efisiensi perusahaan dari periode ke periode dalam menghasilkan laba. Hal ini diukur melalui Return on Sales (ROS) TOP STORY 26 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
  • 27. 27 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 atau yang juga dikenal dengan nama Net Profit Margin (NPM). Rasio ini menunjukan dari setiap penjualan berapa persen yang dapat berubah menjadi laba bersih (net income) bagi pemegang saham. Semakin be- sar rasio menunjukan margin perusahaan semakin tinggi. Dan bila kita perhatikan dari beberapa priode, peningkatan rasio ini menunjukan bahwa perusahaan akan semakin efisien atau dengan kata lain berhasil menekan biaya operasi. Ada satu hal terkait ROS ini, dimana bisa saja laba bersih dihasilkan dari pendapatan lain-lain atau pendapatan yang bukan merupakan op- erasi utama perusahaan yang tidak berulang. Karena itu kita perlu juga memgecek Operating Profit Margin (OPM). Dimana rasio ini membagi laba operasi dengan penjualan, sehingga menunjukan margin laba dari operasi utama perusahaan. Semua rasio di atas berbicara soal keuntungan. Untuk mengu- kur risiko keuangan emiten, gunakan Debt to Equity Ratio (DER). DER membandingkan total utang terhadap modal perusahan, sehingga semakin besar rasio ini semakin berisiko sebuah peru- sahaan. DER menunjukan leverage/ pengungkit yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan ROE, bagus bila hutangnya terk- endali dan kondisi ekonomi yang baik. Ketika ekonomi memburuk penggunaan hutang yang besar (tercermin dari DER yang tinggi) akan menjadi bumerang karena kenaikan suku bunga langsung membebani keuangan perusahaan. Dan ingat hak pemegang saham sesudah pemberi pinjaman, sehingga bila perusahaan bangkrut pemegang saham hanya mendapatkan sisa. Untuk emiten perbankan EPS dan PER sendiri seringkali di- dampingi dengan rasio Book value per share (BVS) dan Price book value (PBV). BVS membagi total equity dengan jumlah saham bere- dar (outstanding share), dimana rasio ini menunjukkan nilai buku perlem- bar saham. Lalu PBV sendiri membagi Price dengan BVS, dimana hal ini menunjukan apa yang kita dapatkan dari apa yang kita bayarkan. Jadi sebagai investor yang cerdas kita harus fokus ke EPS, PER, PEG, ROA, ROE, dan DER untuk menemukan saham yang bagus dan murah. Dengan mendapatkan perusahaan terbaik berdasarkan rasio-rasio diatas diharapkan investor dapat mendapatkan profit yang maksimal. Kembali kita harus ingat bersama; membeli saham adalah membeli bisnis perusa- haan. Mari kita bersama-sama berburu saham murah ketika pasar kore- ksi, tetapi ingat cari yang murah bukan murahan. TOP STORY Untuk mengukur risiko keuangan emiten, gunakan Debt to Eq- uity Ratio (DER). DER membandingkan total utang terhadap modal perusahan, sehingga semakin besar rasio ini semakin berisiko se- buah perusahaan. 27 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013
  • 28. 28 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Perusahaan BUMN yang go public terbukti memiliki kinerja jauh lebih baik katimbang sebel- umnya. Saham-saham tergolong aman dibeli karena mayoritas sahamnya dimiliki Negara dan kini sedang murah-murahnya. BerburuSaham MurahPelat Merah D ahlan Iskan begitu terkaget-kaget ketika PT Per- tamina masuk urutan 122 dalam Fortune Global 500 pada tahun ini. Pengakuan internasional ini jauh di atas ekspektasinya saat pertama kali didapuk men- jadi Menteri BUMN sejak Oktober 2011 menggantikan Mustafa Abubakar. Awalnya dia berharap satu perusahaan nasional bisa masuk jajaran 500 perusahaan terbaik penilaian majalah presti- sius di AS itu tapi di akhir masa kepemimpinannya. Prediksi awalnya, swastalah yang pertama masuk kelompok itu misalnya dari Grup Salim, Prajogo Pangestu, Grup Astra, ke- lompok Gudang Garam, atau kelompok Djarum tapi ternyata perusahaan plat merah. “Saya masih belum percaya. Saya hubungi Dirut Pertamina Karen Agustiawan un- tuk mengecek apakah dia juga sudah mendapat berita itu. Sama. Sudah. Dia juga cukup hati-hati. Dia melaku- kan check and recheck. Ternyata benar,” cerita Dahlan dalam kolomnya di Jawa Pos Group. Di kantor pusat Per- tamina di Jakarta Pusat, prestasi masuknya peru- sahaan minyak nasional dalam Fortune 500 itu TOP STORY
  • 29. 29 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 disyukuri dengan memasang baliho raksasa sampai menutupi satu sisi gedung itu dari atas sampai bawah. Bagi Dahlan, pencapaian itu di satu sisi menjadi beban berat mengingat kekhawatiran apakah Pertamina bisa tetap sebaik saat ini dan apakah performa itu tidak dikejar oleh korporasi lain dari AS, Eropa, atau China menyusul mulai pulihnya krisis global. Dia menaruh harapan besar terhadap kinerja BUMN. Kelak, Dah- lan berharap PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk bisa menyusul prestasi yang dicapai oleh Pertamina. Kenapa dua BUMN perbankan itu? Wajar saja, karena laba dua bank nasional itu pada tahun lalu mengekor laba bersih Pertamina yang mencapai Rp25 triliun. Laba BRI tembus Rp18,5 triliun, sedangkan laba Bank Mandiri Rp15,5 triliun. Sayang, Pertamina masih tertunda menjadi pe- rusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Andai perusahaan ini menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO), kapi- talisasi pasar modal kita jauh lebih terdorong lagi. Data Otoritas Jasa Keuangan mencatat per 13 Agustus 2013, kapitalisasi pasar modal kita men- capai Rp4.611 triliun, urutan ketiga di Asia setelah Nikkei 225 Jepang dan Shenzhen China. Hara- pan kapitalisasi pasar itu sudah lama terpatri di benak manajemen BEI. Namun sampai kini baru 20 emiten di pasar modal dari 142 perusahaan. Sisanya, masih tertunda mulai dari PT Pos Indo- nesia, PT Pegadaian, Pertamina atau PT Perkebu- nan Nusantara VII. Dengan 20 emiten saja sudah menyumbang 25,7 persen dari total kapitalisasi pasar modal apalagi ditambah dengan BUMN lain. Tahun ini praktis hanya PT Semen Baturaja Tbk yang listing di BEI pada 28 Juni lalu. Cukup banyak perusahaan plat merah yang potensial masuk pasar modal, hanya saja kenda- la juga tak sedikit mulai dari flukuatifnya kondi- si pasar modal hingga internal BUMN itu sendiri termasuk revaluasi aset terkait dengan timbulnya beban perpajakan. Namun yang paling santer ter- lihat adalah alasan politis yang membuat proses IPO terkendala lantaran di DPR dipenuhi dengan segala kepentingan dan partai politik. TOP STORY
  • 30. 30 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Ini berbeda bila perusahaan swasta IPO, karena cukup mengurus ke Otoritas Jasa Keuangan, menyerahkan laporan keuangan, me- nentukan penjamin emisi, memilih fee mana yang kompetitif. Beres. “Jadi tidak mudah, karena harus lewat komite privatisasi, lalu Ke- menterian Keuangan dan meminta persetujuan parlemen,” ujar De- puti Kementerian BUMN Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Wahyu Hidayat kepada wartawan. Perlu digarisbawahi upaya go public BUMN yang mengarah pada privatisasi ini tidak semuanya baik. Sejarah mencatat beberapa ki- sah IPO juga berakhir pahit, salah satunya ialah strategic sales se- perti dilakukan terhadap Indosat karena terbukti belakangan hanya menguntungkan pembeli, dalam hal ini asing. Indosat, didirikan pada 1967, ketika itu bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. Pemerintah akhirnya mengambialih 100% saham dengan menjadikannya sebagai BUMN jasa telekomunika- si pada 1980. Atas nama privatisasi aset bangsa untuk menopang APBN, pemerintah akhirnya mendivestasi 41,94% sahamnya kepada Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd dan akhirnya kini mayo- ritas saham milik Qatar Telecom. Isu IPO perusahaan negara makin santer saat pencatatan saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada 10 November 2010 dan PT Ga- ruda Indonesia Tbk (GIAA) pada 11 Februari 2011. Bagaimana tidak, ketika pasar sedang bagus, saham KRAS hanya dijual pada harga Rp850 per saham. Dinilai sangat murah dan justru membuat negara merugi saat kondisi pasar saham lagi bagus. Sebaliknya GIAA malah dijual Rp750 per lembar, dinilai kemaha- lan saat kondisi pasar tidak kondusif sehingga saham maskapai na- sional itu tak laku. Buntutnya, tiga sekuritas BUMN sebagai penjamin emisi merugi sampai akhirnya sisa saham itu dibeli oleh pengusaha Chairul Tandjung. Cerita baiknya bisa didapat dari IPO PT Telkom yang melantai pada 14 November 1995 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Su- rabaya—kini BEI. Pada Mei tahun yang sama, perusahaan ini su- dah mendirikan entitas anak yang menangani bisnis telepon selu- ler yakni PT Telkomsel. Kini, Telkom dan Telkomsel bak bapak dan anak yang saling mendukung. Laporan keuangan Telkom mencatat jumlah pelanggan seluler Telkomsel tahun lalu tercatat naik 16,9% menjadi 125,1 juta pelanggan, 45,3% pangsa pasar di Indonesia, se- dangkan laba bersih tahun lalu mencapai Rp12,9 triliun. Dua tahun lalu pe- rusahaan ini masih sakit. Masih tergolek di ruang perawatan ICU. Tahun lalu tiba- tiba sehat. Dan kini bisa lari kencang. Larinya sampai ke luar negeri pula,” DAHLAN ISKAN | Menteri BUMN TOP STORY
  • 31. 31 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Pengamat pasar modal Yanuar Riz- ky menilai IPO Telkom adalah salah satu proses IPO BUMN yang pal- ing sukses. Salah satu parameternya adalah proses alokasi atau pembagian saham perdana yang berlangsung transparan dan adil. Tidak ditemukan proses pembagian ‘di belakang meja’ yang menguntungkan pihak tertentu. Kisah lain datang dari PT Waskita Karya Tbk yang listing di BEI pada 19 Desember tahun lalu. Laba bersih tahun berjalan Waskita pada 6 bulan pertama tahun ini mencapai Rp56,62 miliar naik 53,29% dari periode sama tahun lalu Rp36,94 miliar. “Dua tahun lalu perusahaan ini masih sakit. Masih tergolek di ruang perawatan ICU. Tahun lalu tiba-tiba sehat. Dan kini bisa lari kencang. Larinya sampai ke luar negeri pula,” kata Dahlan. Garuda Indonesia juga mendapat berkah setelah masuk bursa. Maskapai yang didirikan pada 1949 itu makin baik secara korporasi yang berimbas pada kualitas pelayanan. Terbukti, predikat World’s Best Economy Class 2013 diraih dari lembaga independen Skytrax. Mereka menyingkirkan Singapore Airlines dan Asiana Airlines. IPO Krakatau dan Garuda serta Indosat sebetulnya menunju- kan bahwa manajemen BUMN selama ini masih belum sepenuh- nya terlepas dari intervensi saat menggelar IPO, padahal keputusan bisnis mestinya yah harus diambil melalui perhitungan bisnis bukan perhitungan politis. ** AKHIR Juli lalu, BEI mengumumkan emitan yang masuk dan ke- luar dalam penghitungan Indeks LQ-45. Indeks ini berisi 45 emiten pilihan berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar den- gan kriteria yang telah ditentukan untuk periode perdagangan Agustus 2013- Januari 2014. Hasilnya mengejutkan, dua BUMN tereliminasi yakni PT Garuda In- donesia Tbk (GIAA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), tapi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masuk radar indeks tersebut. Dahlan tentu saja berang. “Garuda benar tidak lagi masuk dalam daftar LQ45, tapi supaya lebih jelas saya hubungi Dirut Garuda Emirsyah Satar,” tegasnya ketika itu. Keluarnya saham BUMN dari daftar itu berdampak cukup serius. Salah satunya pengelola dana dikhawatirkan melepas kedua saham TOP STORY
  • 32. 32 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 tersebut sehingga mengakibatkan harga saham terus menurun. Dampaknya, aset negara berkurang—meski aset BUMN termasuk keuangan negara yang dipisahkan dan aset BUMN yang memiliki kedua saham itu juga turun. Valuasi rendah Bloomberg mencatat posisi saham terendah ANTM terjadi pada 10 Juli yakni Rp950 dan pada 21 Agustus naik menjadi Rp1.300 per saham, sedangkan posisi saham terendah GIAA terjadi pada 8 Juli Rp430 dan pada 21 Agustus kembali naik menjadi Rp485 per saham. Terlepas dari kondisi pasar saham dan proyeksi kedua sektor itu baik penerbangan maupun komoditas energi, keluarnya dua saham plat merah itu menggambarkan sebetulnya banyak emiten-emiten BUMN yang bervaluasi murah. Dalam kondisi ini, sejumlah analis mengungkapkan ternyata banyak pihak asing yang mengincar pe- rusahaan BUMN karena sedang bervaluasi murah. Terlepas dari kondisi pasar, inilah momen-momen di mana saham BUMN sedang terdiskon hebat. Dikatakan murah bila melihat PER (price earning rasio). Makin rendah rasio PER ini, saham itu makin bagus atau murah dan layak dikoleksi. Beberapa emiten dengan valuasi yang cukup rendah juga dialami oleh BUMN perbankan. Misalnya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Man- diri Tbk (BMRI). Data Bloomberg pada Agustus mencatat PE Bank Negara Indo- nesia berada pada level 8,52 kali dengan estimasi rasio PE sampai tahun ini 8,25 kali, Bank Mandiri 10,36 kali dengan estimasi 9,89 kali tahun ini, sedangkan BRI rasionya 7,92 kali dengan estimasi tahun ini 8,13 kali. Dengan rasio yang cukup rendah itu masih memungkinkan harga saham emiten BUMN meningkat hingga akhir tahun ini. Apabi- la ditelisik dari perdagangan saham sejak 2 Januari tahun ini sampai 21 Agustus lalu, dari 20 emiten yang mencatatkan saham di BEI, 14 emiten membukukan penurunan harga saham, sedangkan saham 6 emiten harganya naik. Penurunan terbesar dialami PT Indofarma Tbk (INAF) -43% dan te- rendah PT Aneka Tambang Tbk (ATNM) sebesar -2,26%. Semente- ra PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Pembangunan Perumahan (PTPP) tercatat paling tangguh menghadapi badai bearish, masing- masing bertahan naik 53,4% dan 59,2%. (lihat Tabel) Dari sisi kinerja beberapa BUMN mencatatkan penurunan kinerja TOP STORY
  • 33. 33 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 pada semester pertama tahun ini seperti PT Jasa Marga Tbk, PTBA, dan BUMN farmasi. Perlambatan kinerja laba bisa dipahami bila memperhatikan dampak dari gejolak inflasi, likuiditas perbankan yang cenderung ketat, tren perlambatan penyaluran kredit, penga- ruh krisis global, dan bursa saham dunia. Beberapa emiten BUMN yang mence- tak kenaikan laba pada paruh pertama tahun ini diantaranya Telkom Rp7,12 triliun atau naik 10,84% dari periode yang sama tahun lalu Rp6,42 triliun. Lainnya adalah PT Semen Indone- sia Tbk (SMGR) Rp2,57 triliun atau naik 21,52% dari Rp2,11 triliun, Bank Rakyat Indonesia Rp10,01 triliun naik 16,3% dari sebelumnya Rp 8,61 triliun, Bank Mandiri Rp8,3 triliun dari Rp7,1 triliun, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Rp673 mi- liar naik 2,20% dari Rp659 miliar. “Laba bersih kami Rp8,3 triliun itu juga didu- kung kemampuan kami mengendalikan biaya operasional di grup dan anak usa- ha,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin saat paparan publik lapo- ran keuangan triwulan II-2013 akhir Juli. Di luar kinerja emiten BUMN itu, ke- luarnya dua emiten itu pantas menjadi pintu masuk dalam melihat kembali ki- nerja 20 emiten BUMN di bursa. Satu kesimpulan umum adalah go public atau IPO membuat kinerja pe- rusahaan plat merah itu menjadi jauh lebih baik. Jangan sampai ke- beradaan BUMN hanya sebagai ‘sapi perah’ untuk menambah pun- di APBN lewat dividen, apalagi jika perlaku negara lain terhadap BUMN sebagai peran sentral. Di China, BUMN tak hanya menjadi kendaraan pengeruk keuntungan melainkan secara laten menjadi soft power negara dalam kancah global, di Singapura, negara seba- gai aktor menjalankan BUMN agar berperan di pasar internasional, menjalankan prinsip bisnis murni yakni efisiensi dan keuntungan. Di Indonesia? Mari bertanya pada Dahlan Iskan. Emiten Harga Saham 2013 Rasio Saham 21 Agustus 2 Januari (%) EPS PER SMGR 13,500 15,950.00 -15.36 872 15.48 TINS 1,240.00 1,680.00 -26.19 80.00 15.50 TLKM 10,950 8,950.00 22.35 705 15.53 BBNI 3,750 3,725.00 0.67 463 8.11 ANTM 1,300 1,330.00 -2.26 194 6.70 INAF 185 325.00 -43.08 -6 (30.83) KAEF 560.00 740.00 -24.32 15 36.36 PTBA 10,200 16,650.00 -38.74 757 13.48 BMRI 7,600 8,250.00 -7.88 718 10.58 BBRI 6,750 7,050.00 -4.26 832 8.11 PGAS 5,050 4,600.00 9.78 426 11.85 ADHI 2,450 1,760.00 39.20 76 32.24 WIKA 1,930 1,530.00 26.14 91 21.13 JSMR 5,900 5,550.00 6.31 224 26.35 BBTN 1,070 1,480.00 -27.70 128 8.36 PTPP 1,290 810.00 59.26 60 21.50 KRAS 485 640.00 -24.22 22 21.65 GIAA 485 640.00 -24.22 -58 (8.36) WSKT 660 430.00 53.49 12 56.12 SMBR 405 570.00 -28.95 25 16.24 EPS disetahunkan, data harga perhitungan PER per tanggal 21 Agustus TOP STORY
  • 34. 34 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 NEWSMARKET Rupiah kembali berulah, year to date sudah melemah lebih dari 10 persen. Kali ini depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat semakin parah. I ni dampak kombinasi fenomena capital outflow di negara-negara berkem- bang—termasuk Indonesia—dan buruknya pengelolaan neraca pembayaran dan transaksi berjalan. Keduanya adalah alasan paling utama dan umum yang sudah diketahui sejak awal tahun ini. Capital outflow terjadi karena perekonomian Amerika Serikat mulai membaik sehingga menyulut pembatasan stimulus. Kondisi ini mengakibatkan arus modal global kembali lari ke negara maju, sekaligus antisipasi pengurangan stimulus oleh Fed pada pasar obligasi di AS—kabarnya dikurangi US$10 miliar menjadi US$75 miliar per bulan. Perpaduan antara ekonomi AS yang membaik, dan taper- ing stimulus Fed adalah fenomena anomali, dimana semakin baik ekonomi AS maka dolar semakin perkasa dan pasar saham dunia terpuruk. Rupiah Menggerus MarginEmiten
  • 35. 35 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Adapun defisit transaksi berjalan Indonesia sebesar 4,4 persen dari PDB pada kuartal II 2013—naik hampir dua kali lipat dari kuartal se- belumnya-- terjadi akibat kegemaran impor dan ketergantungan pada ekspor produk mentah di tengah merosotnya harga komoditas di pasar dunia sejak 2008. Dari sisi bisnis, fakta menariknya adalah profil jauh tempo utang luar negeri swasta per September 2013 yang mencapai US$27 miliar. Ini telah dan akan menekan rupiah serta meng- gerus cadangan devisa BI yang kini tinggal mencukupi lima bulan kebutuhan impor atau US$92,6 miliar. Secara keseluruhan, akumula- si utang dolar AS swasta per Mei lalu menca- pai US$131,5 miliar. Menurut mantan Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution angka itu su- dah pada tingkat mengkawatirkan. Head of Research Bahana Securities Harry Su menilai pergerakan rupiah mirip seperti saat krisis ekonomi di tahun 2008-2009. Namun ada perbedaan mendasar dimana pengutang dolar AS kepada seluruh mata uang terjadi karena perekonomian di AS membaik, bukan memburuk seperti 2008. Pelemahan rupiah ikut menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). “Setiap 1 persen penurunan rupiah ter- hadap dolar itu, EPS (laba bersih per saham) pasar turun 1,1 persen,” ujarnya. Disisi lain, Har- ry mengingatkan dam- pak rupiah tidak hanya menekan harga saham melainkan keuntungan. Emiten dengan profil utang dolar paling po- tensial tergerus. Terkait risiko kurs ini, Bursa Efek Indonesia menyatakan sudah menayakan kepada emiten-emiten dengan profil jatuh tempo utang valas dalam waktu dekat atau yang memiliki jumlah besar. Regu- lator menanyai rencana manajemen untuk me- minimalisir risiko terjadinya peningkatan be- ban bunga utang akibat penurunan nilai kurs.  “Risikoterjadinyapeningkatanbebanutangyang mempengaruhi kinerja emiten tersebut akan se- makin besar kalau pendapatan emiten tersebut dalam mata uang Rupiah namun memiliki be- ban utang dalam jumlah Dolar AS,” ujar Hoesen.  Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia, Haryajid Ramelan mengatakan dampak pelemahan cu- kup besar bagi emiten dengan beban utang valas yang menumpuk. Manajemen emiten di sarankan mulai merevisi target kinerja tahun ini. Menurut dia, situasi perekonomian domestik dan regional dalam 1,5 tahun ke depan diper- kirakan cukup bergejolak. Terlebih lagi pada tahun depan menjelang Pemilihan Umum diper- kirakan akan terjadi gesekan politik yang dapat mengganjal siklus ekonomi Indonesia.  “Agar tidak terjadi perbedaan kinerja antara tahun- tahun sebelumnya, manajemen emiten-emiten ini harus pandai menghitung ulang kinerjanya,” ujar Haryajid.  MARKETMARKET NEWS Emiten Yang Memiliki Utang Valas Jangka Panjang No Emiten Ticker Utang Valas Jangka Panjang 1 PT Bumi Resources Tbk BUMI US$ 4.021.364.119 2 PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk BORN US$ 875,552,657 3 PT Bakrie Telecom Tbk BTEL US$ 50,000,000 4 PT Enegi Mega Persada Tbk ENRG US$ 596,009,825 5 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk TOWR US$ 462,983,708 dan EUR 57,227,723 6 PT Barito Pasific Tbk BRPT US$ 352,075,000 7 PT Indosat (Persero) Tbk ISAT US$ 557,192,880 8 PT XL Axiata Tbk EXCL US$ 217,817,924 9 PT Solusi Tunas Pratama Tbk SUPR US$ 205,000,000 Ket : Data berdasarkan laporan keuangan tahunan 2012 dan kuartal pertama 2013 Sumber : Laporan keuangan emiten, Ipotnews
  • 36. 36 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 SEKTORALMARKET Adalah Presiden BP Asia Pacific William Lin, Deputy Managing Director Chevron Indonesia Abdul Hamid Ba- tubara, Presdir ExxonMobil Indonesia Richard Owen, Presdir Medco Energi Lukman Mahfoedz, dan Presdir Pre- mier Oil Indonesia Roberto Lorato. Poin penting yang ingin mereka sampaikan bahwa potensi sektor mi- gas besar, hanya saja perlu dorongan regulasi yang tidak tumpang tindih dan menghambat ekspansi investor serta diperlukan insentif bagi sektor ini. “Kami tetap berkomitmen berin- Emiten Migas belum Kuat Ngebor Lima eksekutif perusahaan migas dunia bicara blak-blakan dalam buku terbitan Oxford Business Group yang mengulas seluruh sektor potensi- al di Tanah Air, termasuk peluang industri minyak dan gas bumi (migas Indonesia.
  • 37. 37 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 MARKET SEKTORAL vestasi di Indonesia, termasuk eksplorasi di Timur Indonesia. Indus- tri ini punya potensi bagus tapi risikonya juga besar, kadang publik dan pemerintah hanya melihat berhasilnya saja,” ujar Hamid Ba- tubara. “Indonesia merupakan pasar prospektif. Kami berniat untuk mengevaluasi kesempatan di setiap wilayah,” tambah Owen seperti dikutip dari buku berjudul “The Report Indonesia 2013” itu. Sayang potensi besar yang diceritakan kelima eksekutif perusa- haan migas itu nyatanya belum dieksplorasi secara baik dan maksi- mal oleh perusahaan sehingga hingga kini impor migas kita masih besar. Data BP Statistical Review of World Energy 2012 mengung- kapkan, sumur produksi migas kita banyak yang uzur. Ditambah lagi dengan rendahnya kegiatan eksplorasi menyebabkan penurunan tak terhindarkan dalam hal produksi minyak. Pada 2011, masih dari data itu, produksi minyak merosot tajam menjadi 942.000 barel per hari (bph), turun 5,6 persen dari tahun sebelumnya dan anjlok 32,2 persen dari produksi 2001 mencapai 1,39 juta bph. Indonesia pun resmi menjadi net importir minyak sejak 2003 ketika konsumsi do- mestik menembus 1,21 juta bph, lebih besar ketimbang output nasional 1,18 juta bph saat itu. Keadaan makin diperburuk dengan tingginya kebutuhan minyak men- tah dari 1,14 juta bph pada 2001 menjadi 1,43 juta bph pada 2011. Dalam konferensi pers awal Agustus, Menteri Perda- gangan Gita Wirjawan mengatakan konsumsi BBM masih tinggi meski harga sudah dinaikkan. Tingginya kebutuhan mendorong impor minyak ‘besar-besaran’ yang akhirnya berdampak besar terhadap neraca perdagangan. “Untuk mendukung pertumbuhan eko- nomi, kami memang harus mengimpor dengan skala yang tidak kecil,” kata Gita. Periode 6 bulan pertama tahun ini, secara kumula- tif, defisit neraca perdagangan mencapai US$3,3 mil- iar terdiri dari defisit perdagangan migas US$5,8 mil- iar dan surplus perdagangan nonmigas US$2,5 miliar. Pada Juni saja, neraca perdagangan mengalami defisit hingga US$846,6 juta akibat naiknya defisit perdagan- gan baik sektor migas maupun nonmigas. Defisit itu beralasan bila mengengok data Badan Pusat Statistik. BPS mencatat impor migas pada Juni lalu naik US$93,4 juta atau “Kami tetap berkomit- men berinvestasi di Indonesia, termasuk eksplorasi di Timur Indonesia. Industri ini punya potensi bagus tapi risikonya juga be- sar, kadang publik dan pemerintah hanya me- lihat berhasilnya saja,” HAMID BATUBARA, Deputy Managing Director Chevron Indonesia
  • 38. 38 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 2,72 persen dari Mei menjadi US$3,53 miliar, sedangkan ekspor mi- gas malah turun 5,81 persen dari US$2,93 miliar pada Mei menjadi US$2,76 miliar. Defisit itu terjadi lantaran impor lebih besar dari pada ekspor. Tiga ekonom PT Bank Danamon yakni Dian Ayu Yustina, Anton Hendranata, dan Anton H. Gunawan, menilai impor minyak mentah memang masih relatif tinggi (9,7 persen mom-month over month), sedangkan ekspor turun cukup besar (-21 persen mom). “Meski be- gitu kami berharap kinerja yang lebih baik dalam perdagangan min- yak dalam beberapa bulan mendatang,” tulis mereka dalam riset per 1 Agustus. Migas memang menjadi masalah serius yang kemudian menjalar kemana-mana sampai akhirnya pemerintah pun menempuh lang- kah penaikan BBM. Masalah lain pun muncul jelang akhir Agustus ketika rupiah terus melemah hingga Rp11.000 per dolar AS. Kontribusi emiten Di balik kondisi defisit itu, sebetulnya menawarkan peluang bagi emiten sektor migas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk memberikan kontribusi lebih signifikan. Ada sembilan emiten migas a.l PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), PT Ratu Prabu Energy Tbk (ARTI), PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS), dan PT Sugih Energy (SUGI). Insentif regulasi juga sudah diberikan sejak tahun lalu ketika PMK soal perlakuan PPN dan pajak penjualan atas barang mewah atas impor barang kena pajak yang dibebaskan dari bea masuk. Tahun ini, di tengah ancaman krisis akibat pelemahan rupiah, pemerintah pun berupaya untuk menurunkan impor migas dengan memperbesar biodiesel dalam solar guna mengurangi konsumsi solar yang berasal dari impor. Hanya saja, pelbagai insentif tentu tidak langsung berefek pada produksi migas dalam negeri terma- suk dari emiten di pasar modal. Tak bisa dipungkiri kendala bukan hanya soal kemampuan emiten itu, sumur-sumur tua, tetapi juga bagaimana menaik- kan produksi dan meningkatkan eksplorasi. Apabila mengacu pada data Satuan Kerja Khusus Pelaksa- MARKET SEKTORAL
  • 39. 39 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 na Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), baru Medco yang unjuk gigi melalui anak usahanya. Data SKK menyebutkan dari tujuh kontraktor Kontrak Ker- ja Sama (KKS) yang berhasil melampaui target produksi migas APBN-P 2013 semester pertama tahun ini, baru emiten Medco melalui anak usahanya Medco E&P Indonesia. Kelima kontrak- tor lain yakni ConocoPhillips Indonesia Ltd, Vico Indonesia, PHE ONWJ, Chevron Pacific Indonesia, dan ConocoPhillips (Grissik) Ltd. Produksi minyak dalam 6 bulan pertama mencapai rata-rata 831.118 bph atau 99 persen dari target APBN-P 2013 sebesar rata- rata 840.000 bph. Medco E&P Indonesia (Rimau) berhasil memproduksi minyak 14.086 bph dari target 14.060 bph, sedangkan Medco E&P Indonesia (S&C Sumatra) 6.841 bph dari target 6.630 bph. Adapun RUIS tengah mengikuti beberapa tender kontrak pengeboran minyak, memacu pembuatan sem- bilan kapal dan proses dredging di Delta Mahakam. Se- mester I/2013, RUIS membukukan laba Rp29,39 miliar naik 69,15 persen dari semester I/2012 Rp16,78 miliar. Eksplorasi mereka tercatat yakni Caltex-Singkarak PSC (1981-1984), Hunt Oil-Apache- Padang Panjang PSC (1991-1994), dan Radiant Bukit Barisan (2008-kini) seperti terungkap dalam situs resminya. Meski begitu, dalam dokumen paparan publik, mana- jemen RUIS optimistis dengan peluang bisnis migas seiring dengan tren kenaikan harga minyak dunia dan peningkatan belanja modal emiten migas tahun ini. Data Bloomberg mencatat harga minyak West Texas Interme- diate pengiriman Oktober berada pada level US$105,03 per barel di bursa komoditas Nymex. SUGI, melalui anak usahanya Eurorich Group Ltd, juga sudah menandatangani Joint Operating Agreement atau JOA dengan PT Pertamina Hulu Energi untuk wilayah kerja hulu migas Kaly- ani PSC yang terletak di Sumatra Selatan dan Jambi. Emiten lain yakni ENRG juga menargetkan peningkatan produksi migas ta- hun ini antara 50 persen-75 persen menjadi 60.000-70.000 bph dari pencapaian produksi tahun lalu sekitar 40.000 bph. Lapan- gan minyak mereka yang berproduksi di antaranya Blok Tonga di Sumatra bagian Selatan, sebesar 500-600 bph dan diperkirakan MARKET SEKTORAL Dengan upaya menaikan produksi dan menaikan eksplorasi ditambah dengan dukungan regu- lasi tentu saja diharap- kan peran dari emiten migas dalam perekono- mian Indonesia terutama produksi migas makin kuat.
  • 40. 40 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 meningkat menjadi 1.000 bph. Adapun ELSA, juga berupaya memaksimalkan produksi minyak setelah membukukan laba bersih yang naik 72 persen menjadi Rp83,3 miliar dari sebelumnya Rp48,3 miliar meski pendapatan tu- run akibat perbaikan project management. Lalu BIPI dari sisi kinerja juga baik setelah mencetak pendapa- tan signifikan pascarampung mengakuisisi perusahaan infrastuk- tur batu bara PT Astrindo Mahakarya Indonesia. Laba atribusi enti- tas induk BIPI melesat 980 persen mencapai Rp208,47 miliar dari sebelumnya. Artinya dari sisi kinerja tidak ada masalah karena ma- sih mencatatkan laba meskipun ada yang labanya turun seperti ARTI dan MEDC. Kinerja itu sejalan dengan ekspektasi besarnya potensi bisnis sektor migas. Dengan upaya menaikan produksi dan menaikan eksplorasi ditambah dengan dukungan regulasi tentu saja diharapkan per- an dari emiten migas dalam perekonomian Indonesia terutama produksi migas makin kuat. Setidaknya langkah itu diharapkan bisa mengerem tingginya impor migas pada tahun-tahun mendatang di tengah kondisi sek- tor migas yang tengah rawan setelah Komisi Pemberantasan Ko- rupsi (KPK) menangkap Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini di ke- diamannya di Jakarta Selatan pada 14 Agustus lalu. Namun perlu diingat bahwa seandainya target produksi minyak mencapai 1 juta bph tercapai tahun depan, belum tentu langsung mengurangi im- por BBM kita lantaran kapasitas kilang ternyata belum mampu me- nampung seluruh minyak mentah yang dihasilkan. Oleh karena itu di luar tantangan dan kendala di atas, dengan kenyataan bahwa Indonesia masih terjadi defisit perdagangan migas, itu tentu menjadi peluang bagi emiten migas di pasar modal untuk me- mainkan peranannya. Seperti kata Lukman dalam The Report Indonesia 2013, bahwa perbaikan koordinasi dapat dilakukan secara terbuka dan transparan dalam diskusi antara seluruh pelaku industri, pemerintah, dan pemangku kepentingan lain. “Konsultasi, koordinasi, dan kolab- orasi sebaiknya diimplementasikan dalam kerangka keterlibatan pada industri migas di Indonesia,” kata Lukman. MARKET SEKTORAL Data Pergerakan Harga Saham Emiten Migas 2013 (Rp) Kode 2 Januari 2 Agustus 21 Agustus APEX - 2.025 1.830 ARTI 260 255 210 BIPI 199 140 111 ELSA 175 260 275 ENRG 88 112 72 ESSA 3.100 - 2.675* MEDC 1.650 1.900 1.940 RUIS 200 240 225 SUGI 355 435 425 *23 Agustus 2013 Sumber: Bloomberg, Bursa Efek Indonesia, diolah
  • 41. 41 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 FOCUSMARKET Terlalu cinta produk luar negeri, konsumsi berlebi- han BBM subsidi, beralih menjadi bangsa pedagang, Amerika Serikat dan Eropa membaik, capital outflow di pasar keuangan (sa- ham dan obligasi), dan jatuh tempo utang swasta dalam jumlah besar. MengapaRupiah Melemah? D efisit ganda sudah memasuki tujuh kuartal berturut- turut, sejak kuartak IV 2011. Defisit transaksi berjalan meningkat dari US$5,8 miliar (2,6 persen dari PDB) pada triwulan sebelumnya menjadi US$9,8 miliar (4,4 persen dari PDB) pada triwulan II-2013. Defisit transaksi berjalan terus terjadi akibatkan deindustrial- isasi yang makin parah. Sejak tahun 2000, pertumbuhan sek- tor penghasil barang (tradable) mulai lebih rendah dibandingkan sektor jasa (non-tradable) dengan jarak yang semakin lebar. Ini membuat ekspor Indonesia bertumpu pada produk sumber daya alam (SDA), sementara fenomena perdagangan bebas mem- buat banyak produk asing bernilai tinggi masuk dengan mudah. Termasuk konsumsi BBM subsidi tak terkendali yang menekan neraca migas nasional disertai ketidakmampuan memproses BBM di dalam negeri dan lifting minyak yang terus menurun. Ketika harga komoditas dan tambang di pasar internasional turun drastis sejak dua 2009, ekspor Indonesia yang mengan- dalkan SDA tertekan. Puncaknya terjadi tahun ini. Dikombina- sikan dengan upaya hilirisasi (pembatasan ekspor ore produk mineral) yang berlaku sejak awal tahun lalu, membuat neraca perdagangan terus defisit. Bank sentral Amerika Serikat memberikan sinyal akan mulai mengurangi pembelian aset atau tapering off quantitative eas- ing III mulai September 2013, dan diperkirakan dihentikan pada akhir 2013. Ini membuat pemodal asing di saham dan obligasi sementara mengembalikan dananya, dan menjual portofolionya di emerging market. Net sell asing di pasar saham per 28 Agus- tus 2013 mencapai Rp9,8 triliun, hampir separuh dari nilai net buy asing selama Januari-Juni 2013 sebesar Rp18 triliun. IHSG telah melemah 25 persen, atau separuh dari penurunan IHSG pada
  • 42. 42 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 MARKET FOCUS krisis global 2008. Jatuh tempo swasta pada semester II-2013 cukup besar, menca- pai US$25 miliar. Perusahaan swasta juga mendominasi total utang luar negeri Indonesia yang per Juni 2013 mencapai US$257,98 mili- ar, dimana utang swasta mencapai US$133,9 miliar. Kegemaran orang kaya Indonesia menyimpan aset di luar negeri, dan modus suap menggunakan denominasi dollar AS. Menurut Di- rektur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin dana warga Indone- sia di Singapura mencapai Rp1500 triliun, atau hampir dua kali lipat cadangan devisa BI saat ini. Komentar-komentar pejabat tinggi negara, pengamat ekonomi, analis mengenai situasi ekonomi yang sengaja maupun tidak sen- gaja, atau dikutip tidak sempurna, diplintir oleh media yang mem- perburuk persepsi publik akan masa depan ekonomi Indonesia. Empat Paket Kebijakan Anti Krisis Pemerintah Pertama  Untuk menekan defisit transaksi berjalan dan menguatkan kurs rupiah. Memberikan keringan pajak kepada industri berorientasi ekspor. Menurunkan impor migas, dan mem- perbesar porsi biodiesel sebagai campuran solar. Menaikkan 100 persen tarif penjualan mobil mewah dan barang mewah. Kedua Untuk menjaga pertumbuhan eko- nomi. Memastikan defisit APBN-2013 tetap sebe- sar 2,38 persen dengan pembiayaan yang aman. Pemberian insentif indus- tri padat karya, termasuk keringanan pajak. Ketiga Untuk menjaga daya beli. Berkoordinasi dengan Bank Indonesia menjaga gejolak harga dan inflasi. Mengubah tata niaga daging sapi dan hortikul- tura, berupa peruba- han dasar kebijakan impor dari kuota men- jadi harga. Keempat Untuk mendorong investasi. Mengefektifkan sistem layanan terpadu satu pintu perizinan investasi. Mempercepat re- visi peraturan daftar negatif investasi, insentif investasi di sektor berberorientasi ekspor, dan percepatan renegosiasi kontrak karya pertambangan. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Istana Merdeka, 23 Agustus 2013.
  • 43. 43 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 MARKET FOCUS Kebijakan Lanjutan Otoritas Jasa Keuangan • Mengizinkan emiten membeli kembali (buy back) saham- nya sampai batas maksimal 20% dari modal disetor tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Buyback hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan setelah penyampaian rencana pembelian kembali. • Saham hasil buyback dapat dialihkan antara lain dengan cara dijual baik di bursa efek maupun di luar bursa efek dengan ketentuan: • Dilaksanakan setelah 30 hari sejak pembelian kembali saham Perusahaan dilaksanakan seluruhnya atau setelah berakh- irnya masa pembelian kembali • Harga pengalihan saham tidak boleh lebih rendah dari harga rata-rata pembelian kembali saham Perusahaan • Penjualan melalui Bursa Efek berdasarkan ketentuan berikut: • Transaksi jual hanya dapat dilaksanakan melalui 1 Anggota Bursa; • Transaksi jual hanya dapat dilakukan setelah 30 menit sejak pembukaan sampai dengan 30 menit sebelum penutupan perdagangan; dan • Jumlah penjualan kembali saham pada setiap hari paling banyak sebesar 20 persen dari jumlah seluruh saham yang telah dibeli kembali oleh Perusahaan. Ketua OJK, Muliaman D Hadad, Siaran Pers 23, Agustus 2013 Lima Paket Kebijakan Lanjutan Bank Indonesia Pertama, Memperluas jangka waktu Term Deposit Valas yang saat ini 7, 14, dan 30 hari menjadi 1 hari s.d. 12 bulan. Bertujuan mening- katkan keragaman tenor penempatan devisa oleh bank umum di Bank Indonesia. Kedua, Merelaksasi ketentuan pembelian valas bagi eksportir yang telah melakukan penjualan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Bertu- juan memberikan kemudahan bagi eksportir melakukan pembelian valas dengan menggu- nakan underlying dokumen penjualan valas. Ketiga, Menyesuaikan ketentuan transaksi forex Swap bank dengan Bank Indonesia yang diperlakukan sebagai pass-on transaksi bank dengan pihak terkait. Bertujuan meningkatkan kedalaman transaksi derivatif. Keempat, Merelaksasi ketentuan utang luar negeri (ULN), dengan menambah jenis pengec- ualian ULN jangka pendek bank, berupa giro rupiah (VOSTRO) milik bukan penduduk yang menampung dana hasil divestasi yang beras- al dari hasil penyertaan langsung, pembelian saham dan/atau obligasi korporasi Indonesia serta Surat Berharga Negara (SBN). Bertujuan mengelola permintaan valas oleh nonresiden tanpa mengurangi aspek kehati-hatian bank dalam melakukan pinjaman luar negeri. Kelima, Menerbitkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI). Bertujuan memberikan ruang yang lebih luas bagi perbankan untuk mengelola likuiditas rupiah melalui instrumen yang dapat diperdagangkan, yang pada giliran- nya dapat mendorong pendalaman pasar uang. Gubernur Bank Indonesia Agus D Mar- towardojo, Kantor Pusat BI, Thamrin, 23 Agustus 2013.
  • 44. 44 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 MARKET FOCUS Kebijakan Lanjutan Kementerian Keuangan Merevisi dan menerbitkan empat Peraturan Menteri Keuangan sebagai bagian dari dua paket kedua kebijakan menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Yaitu Pertama. Relaksasi kebijakan pada ka- wasan berikat. Antara lain; penambahan alo- kasi penjualan lokal untuk seluruh jenis barang diberikan 50 persen dari realisasi ekspor, dan simplifikasi prosedur pemasukan barang modal berupa peralatan pabrik atau suku cadang, cukup mendapat izin dari kantor pelayanan pabean setempat. Kedua. Penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk produk-produk tertentu yang sudah tidak tergolong barang mewah. Antara lain: peralatan rumah tangga dengan harga Rp5 juta atau Rp10 juta, seperti televisi, kulkas, AC, pemanas air, mesin cuci, Rp5 juta, proyektor dan produk saniter. Ketiga. Pemberian fasilitas pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas impor atau penyerahan buku dan pengurangan besarnya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25. Pembebasan PPN tidak hanya terbatas pada buku pelajaran umum, pelajaran agama dan kitab suci, tetapi juga untuk semua buku nonfiksi tanpa melalui rekomendasi kementerian terkait. Sementara pada PPh pengurangan 25 persen bagi wajib pajak tidak berorientasi ekspor, dan 50 persen untuk WP berorientasi ekspor berlaku pada masa pajak Agustus 2013. Keempat. Penundaan pembayaran PPh Pasal 29 tahun 2013 bagi Wajib Pajak industri tertentu. Berlaku paling lama tiga bulan dari saat terhutangnya pasal 29 serta penghapu- san sanksi administrasi atas penundaan pem- bayaran PPh Pasal 29 tersebut. Diberikan kepada perusahaan di industri tekstil, pakaian jadi, alas kaki, furniture dan mainan anak-anak. Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri, Kantor Direktorat Jenderal Pajak, 28 Agus- tus 2013 Kebijakan Lanjutan Kementerian ESDM Menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 20 Tahun 2013 (revisi Nomor 7 Tahun 2012). Perusahaan-perusahaan mineral kembali dibebaskan untuk melakukan ekspor tanpa ada pembatasan sampai 12 Januari 2014, dan prosedur ekspor disederhanakan. Penyederhanaan prosedur ekspor bijih mineral/raw material (produk pert- ambangan), sebagai berikut : Pemegang IUP Mineral yang telah memenuhi ketentuan peraturan perun- dang-undangan diberikan rekomendasi persetujuan ekspor produk pertamban- gan berdasarkan permohonan tertulis. Pemegang IUP Mineral yang telah mendapatkan persetujuan ekspor produk pertambangan diberikan relak- sasi untuk meningkatkan jumlah ekspor produk pertambangan berdasarkan re- visi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya Tahun 2013. Ekspor produk pertambangan ber- laku sampai dengan tanggal 12 Januari 2014. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo, Kantor ESDM, 29 Agustus 2013 Diolah dari pelbagai sumber
  • 45. 45 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 Kondisi pasar saham Indonesia benar benar menakutkan. Begitu banyak isu bermunculan mulai dari yang biasa saja hingga mengu- langi krisis ekonomi seperti tahun 1998. Salah satu indikatornya adalah kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang menembus Rp11.000. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah anjlok lebih dari 20 persen sejak titik tertinggi Juni lalu. Jhon Vetter & Kiswoyo Adi Joe Mendulang Cuan KETIKA BearisH DATANG Tappering di Amerika Serikat bukanlah pengetatan likuiditas. Apayang sebenarnya terjadi? Mem- bandingkan dengan 1998 tentu kondisinya jauh berbeda. Rasio utang Indone- sia terhadap produk domestik bruto (PDB) saat ini dilevel 23 persen, jauh di bawah kondisi kri- sis 1998 yang 98 persen. Bandingkan dengan Singapura dikisaran 98 persen, Jepang (200 persen) dan Amerika Serikat (AS) (90 persen) dan Eropa di atas 70 persen. Cadangan devisa di Bank Indonesia saat ini juga 110 persen lebih besar dari 1998, yaitu US$92,6 miliar, cukup membiayai impor selama 6 bulan ke depan. Sebagai pa- tokan, Dana Moneter Interna- sional (IMF) mematok batas aman untuk Indone- sia sebesar US$60 miliar. Pertanyaan selanjutnya, mengapa asing ke- luar dari pasar Indonesia? Kapan Asing masuk lagi? Fakta pertama adalah rencana bank sen- tral AS mengurangi stimulus fiskal dari posisi saat ini US$85 miliar per bulan. Ini mengingat- kan investor global akan kejadian tahun 1998 RESEARCHMARKET
  • 46. 46 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 dimana AS waku itu mengetatkan anggaran seiring dengan naiknya angka inflasi. Seperti diketahui, kebijakan itu lantas menyedot likudi- tas di Asia yang sedang meradang akibat krisis. Apakah tren pelarian likuditas 1998 dan 2013 yang mirip ini berarti menandakan akan krisis? Kami menganggap pengetatan likuiditas di AS pada 1998 cukup berbeda. Kondisi sekarang, pengurangan stimulus justru tanda bahwa AS keluar dari masa pemulihan, dan inflasi tinggi di AS seperti pada 1998 tidak terjadi (overheating). Den- gan demikian tap- pering atau pen- gurangan stimulus kami lihat bukanlah tightening atau pen- getatan arus likuidi- tas. Jadi hemat kami, capital outflow saat ini adalah efek se- mentara dari pemo- dal asing yang relatif mengambil posisi mengurangi hutang terlebihdahulu,sam- bil menunggu valu- asi menjadi lebih menarik. Karena faktor dana tunai yang melimpah tersebut dan sifat tunai yang easy go easy come maka kami melihat ada kemungkinan besar dana asing akan kem- bali ke negara emerging market. Dengan demikian, pantaskah kita panik? Sebetulnya dana asing itu memiliki beberapa jenis. Pertama, trader seperti kebanyakan pem- baca sekalian di pasar modal dan kedua Inves- tor. Apabila kita pecah lebih dalam lagi, inves- tor sendiri terbagi menjadi jangka panjang dan menengah. Diantara mereka kemudian terbaik lagi menurut tujuan investasi yaitu aset aset keuangan (termasuk di pasar saham dan ob- ligasi) dan ada sektor riil seperti mendirikan pabrik, membeli lahan, dan mesin untuk beru- saha di Indonesia.  Tahukah Anda dengan kode UNVR atau PT Unilever Indonesia Tbk? Mereka itu investor as- ing sektor rill jangka panjang. Sadarkah kita su- dah berapa lama mereka ada di sini? Apakah mereka berencana untuk hengkang dari Indonesia ?  Dapat saya pastikan, ham- pir seluruh rumah tangga di Indone- sia memakai salah satu produk mereka. Tahukah Anda mobil Daihatsu ? Mereka baru saja meresmikan pembukaan pusat riset di Karawang, Bekasi, Jawa Barat.  Di kawasan indus- tri milik SSIA (Surya Semesta Internusa Tbk) ini akan menjadi pusat riset pertama di Indonesia. Kenapa bangun pusat risetnya di Indonesia ? Karena 70 persen pendapatan Daihatsu di dunia berasal dari Indonesia. Jadi jangan heran kalau kelak 3 - 5 tahun ke de- pan akan ada mobil baru dari Daihatsu yang dihasilkan dari pusat risetnya di Karawang. Masih akan banyak sekali contoh yang sama, seperti rencana produsen otomotif asal Jer- man, Volkswagen membuka pabrik baru di In- donesia, dan lain sebagainya. Jadi benarkah asing akan kabur dari Indo- MARKET RESEARCH
  • 47. 47 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 nesia? Anda tahu jawabannya. So, jangan terlalu panik, lihatlah sekeliling Anda banyak produk yang dihasilkan perusahaan as- ing yang berdomisili di Indone- sia. Dewasa ini, sudah banyak Asing tipe investor jangka pan- jang di sektor rill yang masih bertahan bahkan mereka malah ekspansi dengan mau buka pabrik baru. Data Badan Koor- dinasi Penanaman Modal (BKPM) dapat mengonfirmasi argumen ini. Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri banyak berita miring, terutama dari luar negeri ten- tang Indonesia seperti inflasi tertinggi sejak 2009, kenaikan BI rate menekan risk free return, dan volatilitas rupiah. Sepintas, be- ragam berita itu memberi kesan buruknya fundamental ekonomi RI. Apakah memang benar demikian? Beberapa fakta memang menunjukkan hal itu. Saat ini inflasi, BI rate, maupun kurs rupiah sedang menujukkan sebuah periode konsolidatif setelah lebih dari 5 tahun ketika melewati masa yang baik. Namun demikian, kami masih melihat masa konsolidatif ini jauh dari ciri-ciri krisis sehingga investor perlu menyikapi setiap penurunan sebagai sebuah kesempatan masuk atau beli. Be- berapa pihak menyamakan kondisi Indonesia saat ini dengan India yang secara struktural memiliki masalah lebih besar seiring ketidakmampuan pemerintahnya mengelola utang dan menjaga laju inflasi karena penduduk yang terlalu banyak. Untuk Indonesia kenaikan inflasi, BI Rate, dan volatilitas ru- piah semata-mata adalah imbas dari kebijakan kenaikan BBM yang bersifat sekali saja dan tidak melibatkan struktur ekono- mi Indonesia. Bahkan jika kita merujuk pada nilai utang Indonesia dibandingkan PDB maka posisi Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia, Thailand, Korea, atau bahkan China. Ruang gerak fiskal dan moneter inilah yang kami pandang mampu menjadi bemper bagi negara kita untuk melalui periode kali ini. Namun ada benang merah dari berita-berita itu yaitu mulai pulihnya empat mesin ekonomi dunia yaitu Amerika Serikat, Er- Tahukah Anda dengan kode UNVR atau PT Unilever Indone- sia Tbk? Mereka itu investor asing sektor rill jangka panjang. Sadarkah kita sudah berapa lama mereka ada di sini? Apakah mereka berencana untuk heng- kang dari Indonesia ? MARKET RESEARCH
  • 48. 48 PIALANG INDONESIA EDISI13SEPTEMBER2013 opa, Jepang, dan China. Di Eropa data manu- faktur, data produksi, serta data pengangguran menunjukkan perbaikan ekonomi yang signifi- kan. Eropa secara keseluruhan adalah mesin ekonomi dunia nomor satu dengan motor utama Jerman dan Inggris. Sebagai catatan Uni Eropa dan Amerika Serikat adalah dua partner dagang terbesar China dan India, sehingga diharapkan menjadi katalis tersendiri bagi China yang meru- pakan partner dagang terbesar Indonesia. Perekonomian AS, dimana ketakutan dam- pak tappering mengguncang pasar saham du- nia sebenarnya dalam tren membaik. Investor mulai bisa menerima kenyataan bahwa tap- pering bukanlah pengetatan likuiditas. Kami melihat ini sebagai hal sinyal positif karena bagaimanapun pasar saham bergerak seiring dengan volatilitas. Semakin tinggi volatilitas maka pasar saham semakin berisiko, dan ber- laku sebaliknya. Di dalam negeri, inflasi sedang dalam proses penyesuaian pasca kenaikan BBM di akhir Juni lalu. Faktanya, hampir 40 persen komponen inflasi di negara kita bersumber dari harga ba- han makanan yang fluktuasinya cukup tinggi pada periode Ramadhan, dan mulai bulan lalu secara bertahap cooling down. Menyikapi hal ini, kami memperkirakan inflasi Agustus akan berada di bawah Juli, dan suku bunga acuan tetap di level 6,5 persen. Rekomendasi Saham Padahari Jumat 16 Agustus bu- lan lalu, ketakutan akan kejatuhan krisis di India telah menyeret pasar modal Indonesia. Kami melihat ini- lah kesempatan untuk mendulang cuan dari ketiga sektor yang paling tertekan yaitu perbankan, teleko- munikasi, dan Semen. Pada semen, kami menilai posisi Semen Indone- sia (Persero) Tbk (SMGR) sebagai market leader menjadi keuntungan tersendiri pada penurunan kali ini. Secara fundamental, data pen- jualan semen di bulan Juli lalu mendongkrak pangsa pasar SMGR secara signifikan. Secara otoma- tis, pembesaran kue bisnis SMGR menjadi kerugian bagi Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan Holcim Indonesia Tbk PT (SMCB). Kami merekomendasikan SMGR dengan target harga fundamental Rp 22,000. Di telekomunikasi kami meny- oroti Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) (TLKM) yang menjadi pro- vider paling efisien seiring dengan kemampuan perusahaan menu- runkan biaya operasional melalui program pensiun dini dua tahun lalu, serta peningkatan jalur dan kapa- sitas data. Keberadaan program pengembangan internet setiap kelu- rahan menjadi fokus kami meman- dang pertumbuhan TLKM untuk 5 tahun mendatang terutama pada sisi layanan data. Untuk perbankan kami belum merubah target dalam list INVESTA 30. Kami masih merekomendasikan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan Bank Mandiri (Per- sero) Tbk (BMRI). Dengan TP fun- damental pada level Rp 7,500 untuk BBRI dan Rp 8,000 untuk BMRI ke- pada para pembaca sekalian. Selanjutnya kami juga meny- oroti Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk (ICBP) di sektor consumer related. Ketiganya layak dibeli. Ketiga saham ini terbukti mampu tumbuh pada laporan keuangan kuartal II 2013. Manajemen mampu melemparkan beban kenaikan harga bahan baku kepada pelanggan tanpa harus ke- hilangan pangsa pasar. MARKET RESEARCH