SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 132
PERCEPATAN
PEMBERANTASAN
   KORUPSI




                1
= BIO DATA =
Nama                       : Ir. Abdul Hamid, M.Si
Tempat/Tgl Lahir      : Tabing/ 10 Nopember 1965
Jabatan                    : Widyaiswara M adya
Alamat Kantor         : Jl. Raya Indarung – Pdg. Besi
Pendidikan terakhir : Strata II STIA – LAN Bandung
Bidang Studi               : Administrasi Publik
Alamat Rumah               : Komplek Perumdam III/4 Blok
                       K/8 Padang 
Telp / HP                   : 0751-463615 / 081535214448
Email                        : hamid.abdulwi@yahoo.co.id


        PENGALAMAN KERJA




                                                           2
ICE BREAKING
4
5
BENTUK DAN KARAKTER PEMIMPIN MENURUT HENRY FOLL
             (LUKISKAN MELALUI SIMBOL-SIMBOL)


SIMBOL 1




           SIMBOL 2




                  SIMBOL 3




                             SIMBOL 4

                                                     6
SIMBOL 1




        MAKNANYA :
 BERJIWA PEMIMPIN,
 PENUH TANGGUNG JAWAB,
 SEDERHANA


                          7
SIMBOL 2




         MAKNANYA :
 BERCITA-CITA TINGGI,
 BERANI MENGAMBIL RESIKO,
 SUKA BEKERJA KERAS,
 SELALU TUNTAS

                             8
SIMBOL 3




        MAKNANYA :
 SENANG HAL-HAL YANG RUMIT,
 BERJIWA SENI,
 FLEKSIBEL



                               9
SIMBOL 4




             MAKNANYA :
 BANYAK PERHATIAN TERTUJU PADA SEKS




                                       10
KARAKTER MANUSIA SESUAI GOL. DARAH
        (dr. TOSHITAKA NOMI) TOKYO


GOL. DARAH A BISA DIPERCAYA
                                                                    DAPAT DIPERCAYA
                                                                       SANGAT TELITI
                                             PENUH TANGGUNG JAWAB DLM PEKERJAANNYA


GOL. DARAH B LEMAH LEMBUT
                                                                       LEMAH LEMBUT
                                                                      SANGAT PERASA
                                                                   TENANG DAN KALEM

GOL. DARAH AB EMOSIONAL
                                                                          EMOSIONAL
                                                                          RAGU-RAGU
                                                     PENDIRIANNYA DIPENGARUHI SITUASI

GOL. DARAH O BERBAKAT PEMIMPIN
                                                                  BERBAKAT MEMIMPIN
                                                                    ENERGI ROHANIAH
                                                             GAIRAH KERJANYA TINGGI
                                                                 TAK KENAL ISTIRAHAT
                                                          PRESTASI KERJANYA OPTIMAL
                                              SANGAT KESAL MELIHAT KARYAWAN MALAS
                          MENGANGGAP SEMUA MANUSIA HARUS BEKERJA RAJIN SERTA EFEKTIF
                                    LUPA BAHWA KEMAMPUAN MANUSIA ITU BERBEDA-BEDA.
                                                                                   11
MENU  PEMBELAJARAN                                   
  “PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI”

PENDAHULUAN
POKOK BAHASAN
PENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI
- Pengertian Tindak Pidana
- Unsur-Unsur Tindak Pidana
- Pengertian Korupsi
PERATURAN PEMBERANTASAN KORUPSI
TINDAKAN/KEBIJAKAN YANG DIANGGAP TINDAK PIDANA
    KORUPSI
- Tindak Pidana Korupsi
- Tindak Pidana Lain yang Berkaitan dengan Tindak Pidana
    Korupsi
- Peran Serta Masyarakat .
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI


                                                            12
PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia sejak tahun 1945 sampai saat ini, mengalami
pasang surut dalam melaksanakan pembangunan.

       Dimana pembangunan itu sendiri merupakan suatu proses
       menuju pada perbaikan yang lebih baik.

       Proses pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan
       kemajuan bagi peri kehidupan bangsa dan dapat
       mengakibatkan perubahan kondisi sosial masyarakat dari
       masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat modern
       sesuai dengan perkembangan jaman. Perubahan ini
       membawa dampak sosial baik positif maupun negatif.

       Dampak negatif yang dapat meresahkan masyarakat adalah
       berbagai macam tindak pidana, dari tindak pidana pencurian
       kecil-kecilan sampai dengan tindak pidana perampokan
       disertai pembunuhan, termasuk didalamnya adalah tindak
       pidana korupsi.
Korupsi menjadi masalah yang sangat serius karena dapat 
membahayakan pembangunan sosial ekonomi, dan juga 
politik, serta dapat merusak moral bangsa dan sendi-sendi 
kehidupan dari suatu bangsa.

Hasil survey Transparancy International Indonesia (TII), 
menunjukkan, Indonesia merupakan negara paling korup No 
6 dari 133 negara. 
Nilai indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia saat ini 2,3 yang 
ternyata lebih rendah daripada negara-negara tetangga, 
seperti Vietnam, Phillipina, Malaysia, Bangladesh dan 
Myanmar.

Disamping itu manajemen yang kurang baik dan kontrol yang 
kurang effektif dan effisien, mempengaruhi merebaknya 
tindak pidana korupsi, seperti ucapan terkenal dari Prof 
Soemitro (Alm), sebagaimana dikutip oleh media cetak 
beberapa tahun yang lalu, bahwa kebocoran keuangan negara 
mencapai 30%.
   Pada 9 Desember 2004, telah dikeluarkan Inpres No. 5 Tahun 2004
    tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
        Inpres ini menginstruksikan kepada para Pimpinan Instansi
         Pemerintah Pusat dan Daerah agar melaksanakannya dengan
         penuh tanggung jawab dan melaporkan hasilnya kepada Presiden
         melalui Men.PAN

   Pada 11 Desember 2003, Indonesia diantara 94 negara meratifikasi
    Konvensi PBB Memerangi Korupsi (UN Convention Againts Corruption)

   Tuntutan Good Governance dalam seluruh Kegiatan (Reformasi dan
    Globalisasi)
   Tuntutan Lembaga2 Donor meminta menegakkan paradigna GG spt :
    Bank Dunia, IMF, ADB, bagi Yang memperoleh bantuan mereka ;
   Hal Yang dituntut yaitu menerapkan prinsip2 GG diantaranya :
    1. Transparansi/ keterbukaan
    2. Akuntabilitas dalam berbagai aktifitas (sospol-Ekon)
setelah mengikuti               Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
pembelajaran ini, peserta             diharapkan mampu:
diharapkan mampu memahami
dan mengetahui Tindak Pidana         1.   menguraikan pengertian dan
Korupsi yang dapat terjadi di            unsur-
unit kerjanya.                          unsur tindak pidana korupsi;
                                     2. mengidentifikasi tindakan-
                                         tindakan
                                        pegawai negeri atau
                                         penyelenggara
                                        negara yang merupakan tindak
                                         korupsi;
                                     3. menjelaskan dan melaksanakan
                                         peran
                                         masyarakat dalam pencegahan
                                         dan
                                         pemberantasan korupsi;
                                     4. memberikan latihan tata cara
SALAH SATU SASARAN PEMBERANTASAN
                KORUPSI
• PENYELENGGARA NEGARA (Pejabat Negara/PNs-Birokrasi :
• Pejabat Negara :
  1. Yang menjalankan fungsi Ek,Leg, Yud
  2. Pejabat lain : Meneri, Gubernur, Bupati Walikota, Hakim,
                 Direksi,Komisaris BUMN/D, Pimpinan BI, BPPN,
                 Perguruan Tinggi, Rs I Sipil Polri, Jaksa, Penyidik,
                 Panitera, Pimpro. Bendaharawan Proy.
• PNS                : Orang Yang menerima Upah dari Keuangan Negara
  dan
• Daerah Yang swesuai dengan UU Kepegawaian
• Korporasi yang memekai Modal dan Fasilitas Nagara atau masyarakat
  korporasi yang menerima bantuan keuangan negara dan Daerah




                                                                        17
LINGKARAN MAUT

                 SANKRI




                             ASAS
  KORUPSI                 PEMERINTAH
                          (UU No. 28/1999)



            POLITIK &
BUDAYA      EKONOMI       KESEMPATAN
PENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Prof. Muljatno.
Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai
sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut
Untuk adanya perbuatan pidana harus ada unsur-unsur:
• Perbuatan manusia;
• Memenuhi rumusan dalam undang-undang (syarat formil)
• Bersifat melawan hukum (syarat materiil)

E. Utrecht
Peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh
   hukum

Simon
Tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja
ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat
dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh undang-undang
telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum
PENGERTIAN KORUPSI
• Korupsi (bahasa Latin:
  corruptio dari kata kerja
  corrumpere = busuk,
  rusak, menggoyahkan,
  memutarbalik,
  menyogok).
Definisi Korupsi
• Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau pegawai
  negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri sendiri
  atau memperkaya mereka yang dekat dengan dirinya, dengan cara
  menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
  mereka

- Secara harafiah korupsi mempunyai arti kebusukan, keburukan,
  kebejatan, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian,
  kata-kata atau ucapan yang menghina dan memfitnah.

Kamus umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwodarminto): Korupsi ialah
 perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang
 sogok dan sebagainya.

Kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan
  ketidak jujuran.
• Perbuatan setiap orang baik pemerintahan
  maupun swasta yang melanggar hukum
  melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
  atau orang lain atau korporasi yang
  dapatmerugikan keuangan negara.




                                                22
PERCEPATAN                    : PROSES ,CARA,PERBUATAN CEPAT
PEMBERANTASAN KORUPSI         : SERANGKAIAN KEGIATAN UNTUK GAH DAN
                                NGULANGI KORUBSI (MELALUI UPAYA
                                KOORD,SUPERVISI,MONITOR
                                ,LIDIK,SIDIK,PENUNTUTAN DAN
                                PEMERIKSAAN DISIDANG PENGADILAN )
                                DG PERANAN SERTA MASY DAN UU
                                BERLAKU.
KORUP                         : BEKUK ,PALSU,SUAP
KORUPSI                       :
        - PENYELEWENGAN ATAU PENGELAPAN UANG NEGARA ATAU
          PERUSAAN SEBAGAI TEMPAT SESEORANG BEKERJA UTK
          MENGUNTUNGKAN PRIBADI ATAU ORANG LAIN ( KAMUS HK 2002)
        - PERBUATAN SECARA MELAWAN HUKUM DG MAKSUD
           MEMPERKAYA DIRI SENDIRI /ORG LAIN ( PERSEORANGAN
          /KORPORASI )MERUGIKAN KEUNGAN /PEREKONOMIAN NEGARA.
          ( UU NO.31/1999 DIUBAH DG UU NO.20 /2001)
PENYELIDIKAN   : “Serangkaian tindakan Penyelidik untuk mencari dan
               menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
               pidana guna menetukan dapat atau tidaknya dilakukan
               penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-
               undang ini (Pasal 5 point 5 KUHAP)”.
PENYIDIKAN     :“Serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut
               cara yang diatur dalam undang-undang ini membuat terang
               tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
               tersangkanya (Pasal 1 point 2 KUHAP)”.
PENYITAAN      : Pengamil Alih/ Penyimpan Benda Utk Keperluan
               Pembutian Dalam Penyidikan,penuntutan Dan Peradilan
PERBUATAN HUKUM      : perbuatan yang menimbulkan akibat hukum
PERBUATAN MELAWAN HUKUM : Perbuatan Yang Bertentangan Dg Tata
             Pergaulan Masy Dan Ketertiban Yg Di Kehendaki Hukum,
             Sifatnya Merugikan Masy.
DENDA       : HUKUMAN BERUPA KEHARUSAN MEMBAYAR DLM
              BENTUK UANG /LAINYA .
BANDING     : PERMERIKSAAN ULANG OLEH PENGADILAN YANG
             LEBIH TINGGI
KPK         : LEMBAGA INDEVENDEN YANG MEMILIKI KEWENAGAN
             KOORDINASI, SUPERVISI MONITOR,
             PENCEGAHAN,PENYELIDIKAN ,PENYIDIKAN DAN
             PENUNTUTAN DLM PERKARA KORUPSI DI INDONESIA
KOLUSI             : KERJASAMA SECARA MELAWAN HUKUM ANTAR
                     PENYELENGARA NEGAR ATAU ANTAR
                     PENYELENGARA NEGARA DENGA PIHAK
                    MERUGIKAN ORANG LAIN MASY DAN NEGARA.
PERBUATAN PIDANA   : PERBUATAN YG DILARANG DAN DIANCAM DG
                     PIDANA
SAKSI       : ORANG YG MENYAKSIKAN SENDIRI KEJADIAN ,UTK
              KEPERLUAN PENYIDIKAN ,PENUNTUTAN PERADILAN.
SANKSI      : ALAT PEMAKSA .
SUAP        : UANG SOGOK YG DI BERIKAN BERHUBUNGAN DG
              JABATAN ATAU KRN KEWENANGAN TERTENTU
TERSANGKA   : ORANG YG DIDUGA SBG
              PELAKU TINDAK
              PIDANA BERDASARKAN
              BUKTI PERMULAAN
              YG CUKUP
TERDAKWA    : TERSANGKA YG DI
              TUNTUT,DIPERIKSA DAN
              DIADILI DI SIDANG
              PENGADILAN
TERPIDANA   : TERDAKWA YG
            DIJATUHI HUKUMAN
1. Dilakukan lebih dari satu orang
2. Merahasiakan motif; ada keuntungan yang ingin diraih;
3. Berhubungan dengan kekuasaan / kewenangan tertentu;
4. Berlindung dibalik pembenaran hukum;
5. Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum;
6. Mengkhianati kepercayaan.
• Korupsi karena kebutuhan
• Korupsi karena ada peluang
• Korupsi karena ingin memperkaya diri sendiri
• Korupsi karena ingin menjatuhkan pemerintah
• Korupsi karena ingin menguasai suatu negara
Gratifikasi dan Suap
Penjelasan Pasal 12 B UU No. 31/1999 jo.
UU No. 20/2001,
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti
luas, meliputi pemberian uang, barang,
rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
PASAL                                   PASAL
1). Ps 2;                                16). Ps 10 huruf a;
2). Ps 3;                                17). Ps 10 huruf b;
3). Ps 5 ayat (1) huruf a;               18). Ps 10 huruf c;
4). Ps 5 ayat (1) huruf b (1) huruf a;   19). Ps 11;
5). Ps 5 ayat (2);                       20). Ps 12 huruf a;
6). Ps 6 ayat (1) huruf a                21). Ps 12 huruf b
7 ). Ps 6 ayat (1) huruf b               22). Ps 12 huruf c;
8). Ps 6 ayat (2);                       23). Ps 12 huruf d;
9). Ps 7 ayat (1) huruf a;               24). Ps 12 huruf e;
10). Ps 7 ayat (1) huruf b;              25). Ps 12 huruf f
11). Ps 7 ayat (1) huruf c;              26). Ps 12 huruf g;
12). Ps 7 ayat (1) huruf d;              27). Ps 12 huruf h;
13). Ps 7 ayat (2);                      28). Ps 12 huruf i;
14). Ps 8;                               29). Ps 12B jo. Ps 12C;
15). Ps 9;                               30). Ps 13;




                                                                   30
•   kelemahan pemimpin untuk mencegah dan memberikan
    ketauladanan yang baik ;
•   kelemahan pengajaran agama dan etika , menyangkut moralitas
    personal serta kondisi situasional seperti peluang terjadinya
    korupsi ;
•   budaya kolonialisme yang mendarah daging di masyarakat kita ;
    Hegemoni dan dominasi
•   penegakan hukum yang kurang tegas dan kerja sistem yang tidak
    efektif.
•   Mekanisme kontrol yang lemah dan kerapuhan sebuh sistem
    memberipeluang terjadinya korupsi.
•   Sistem an struktur pemerintah: Birokrasi yang sentralistik
•   Masalah Sosbud: Hub.antara politisi dgn unsur pemerintah




                                                                    31
1. Penegakan hukum tidak konsisten: penegakan hukum hanya
    sebagai make-up politik, sifatnya sementara, selalu berubah
    setiap berganti pemerintahan.
2. Penyalahgunaan kekuasaan/wewenang, takut dianggap
    bodoh kalau tidak menggunakan kesempatan.
3. Langkahnya lingkungan yang antikorup: sistem dan
    pedoman antikorupsi hanya dilakukan sebatas formalitas.
4. Rendahnya pendapatan penyelenggara negara.
5. Kemiskinan, keserakahan.
6. Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah.
7. Konsekuensi bila ditangkap rendah daripada keuntungan
    korupsi.
8. Budaya permisif/serba membolehkan; tidak mau tahu.
9. Gagalnya pendidikan agama dan etika.
4. Rendahnya pendapatan penyelenggara
   negara.
5. Kemiskinan, keserakahan.
6. Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan
   hadiah.
7. Konsekuensi bila ditangkap rendah
   daripada keuntungan korupsi.
8. Budaya permisif/serba membolehkan;
   tidak mau tahu.
9. Gagalnya pendidikan agama dan etika.
MODUS DUGAAN KORUPSI
DI SEKITAR PELAYANAN PUBLIK
1. PROYEK PEMBANGUNAN FISIK
   Dalam pengelolaan proyek pembangunan, cara pelaku melakukan
   perbuatan korupsi dlm pengelolaan proyek pembanguann
   biasanya terjadi mulai dari tahap perencanaan .

2. PENGADAAN BARANG DAN JASA
  –   Suap untuk memenangkan tender
  –   Tender arisan
  –   Proses tender tidak transparan
  –   Supplier bermain mematok harga tertinggi
  –   Persaingan tidak sehat sehingga dorong pengusaha lakukan
      suapPengadaan barang di perusahaan swasta & pemerintah yang
      memenangkan saudaranya
  –   Pengadaan barang & jasa tidak sesuai kebutuhan
  –   Harga barang dalam kontrak pengadaan harganya jauh diatas harga
      barang sebenarnya atau kualitas barang yg diserahkan tidak sesuai dgn
      apa yg dicantumkan dalam kontrak
  –   Panitia tender (staf bawah) memenangkan pengusaha yang memberi
      suap
  –   Penandatangan Pakta Integritas belum dapat mengurangi suap
3.    PERIJINAN
     – Ijin Usaha sangat susah didapat
     – Tidak transparan
     – Banyak aturan tidak resmi
     – Aturan sudah diikuti tapi ijin tetap tidak keluar
     – Susah mendapat perijinan, perlu pelicin atau suap
     – Tarip perijinan yang tidak standar
     – Mengurus perijinan sendiri repot dan biaya besar,
        dengan aparat biaya lebih murah dan cepat

4. PERBANKAN
   – Dana kredit tidak bisa dicairkan jika tidak memberi
     komisi kepada pejabat bank sebesar 5-10% dari
     nilai kredit
   – Pelanggaran dalam batas maksimum pemberian
     kredit oleh Bank
5. BEA CUKAI
   (Oknum)petugas bea cukai dalam
   pengurusan dokumen selalu diminta suap

6. PERPAJAKAN
       Mau bayar pajak malah ditekan untuk kolusi
       Mau bayar pajak dipersulit
       Petugas pajak memainkan laporan, laporan pajak fiktif
       Pajak dapat dinegosiasikan
       Praktek-praktek suap terhadap aparat pajak
– Menggelembungkan batas alokasi penerimaan (mark-
  up.)
– menggandakan (redundant) item penerimaan anggota
  dewan melalui berbagai strategi. ( anggaran yang
  berbeda-beda untuk satu fungsi).
– mengada-adakan pos penerimaan anggaran yang
  sebenarnya tidak diatur . Seperti alokasi anggaran
  untuk pos dana purnabakti., fasilitas rumah dinas yang
  seharusnya hanya diberikan kepada Ketua dan Wakil
– korupsi dalam pelaksanaan program kegiatan dewan.
  Dari aspek tindakan, korupsi jenis ini adalah korupsi
  yang paling telanjang dan nyata. Yaitu memalsukan
  tiket pesawat perjalanan dinas (SPJ fiktif).



                                                           38
•   Akuntabilitas politik DPR amat rendah. Hampir tidak
    ada mekanisme yang dapat menjamin akuntabilitas
    politik itu dijalankan. Saat ini, pertanggung jawaban
    kerja parlemen hanya sebatas laporan lima tahun yang
    dibuat satu kali menjelang masa jabatan mereka
    berakhir.
•   Mekanisme perekrutan politik di internal partai politik
    yang melahirkan anggota DPR berorientasi uang.
    Loyalitas antara partai politik dan kadernya diikat uang.
•   Mahalnya ongkos politik. Bagi politisi yang kemudian
    menjadi pejabat publik dan menguasai sumber daya
    ekonomi, pertama-tama yang dilakukan adalah
    mengembalikan investasi politik yang telah dikeluarkan

                                                                39
– rusaknya sistem tatanan masyarakat,
– ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi,
– munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat,
– penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor
  ekonomi, administrasi,politik, maupun hukum, yang
  pada akhirnya menimbulkan kesengsaraan 
– Menghambat pengembangan sisitem pemeerintah
  demokratis
– Munculnya bentuk kriminalitas lain spt:Peradilan
  jalanan,para militer untuk melindungi kepentingan
  kelompok



                                                        40
•   Pemerasan Pajak
•   Manipulasi Tanah
•   Jalur Cepat Pembuatan KTP
•    SIM Jalur Cepat
•    Markup Budget/Anggaran dan lain lain




                                            41
Korupsi Milik Kita Semua?
•Korupsi?
 –Penyakit sistem?
 –Penyakit manusia?
 –Penyakit budaya?
FEODALISME & KORUPSI
Korupsi versi KPK

   UU No. 31/1999
  jo UU No. 20/2001
Kelompok tindak pidana korupsi
1. Kerugian keuangan negara.
2. Suap menyuap  kel. 1.
3. Penggelapan dalam jabatan  kel. 2.
4. Pemerasan  kel. 3.
5. Perbuatan curang  4.
6. Benturan dalam kepentingan pengadaan
    kel.5 .
7. Gratifikasi.
Tindak pidana lainnya yg berkaitan
           dg korupsi
• Merintangi proses pemeriksaan tindak pidana
  korupsi.
• Tidak memberi keterangan atau memberi
  keterangan yg tidak benar.
• Bank yg tidak memberi keterangan rekening
  tersangka.
• Saksi atau ahli yg tidak memberi keterangan
  atau memberi keterangan palsu.
• Orang yg memegang rahasia jabatan tidak
  memberikan keterangan atau keterangan palsu.
• Saksi yg membuka identitas pelapor.
10 Nilai Anti Korupsi
1. Tanggungjawab               KELOMPOK 1
2. Disiplin

3. Jujur                       KELOMPOK 2
4. Sederhana

5. Kerja keras
                               KELOMPOK 3
6. Mandiri

7. Adil
                               KELOMPOK 4
8. Berani

9. Peduli
10. Percaya diri                KELOMPOK 5
@ MENCARI
@ MEMPEROLEH
@ MEMBERI
                   DAPAT LAYANAN
  INFORMASI
                    YANG ADIL
  PENYEL NEGARA
                   DAPAT PERLIN    SAMPAIKAN :
                    DUNGAN HUKUM    • SARAN
                                    • PENDAPAT ATAS
                                      KP PENYELENGGARA
                                      NEGARA




                                                         57
Percepatan Pemberantasan Korupsi
                      TERTULIS
                    BERIDENTITAS
   PELAPOR
                    • INFORMASI
   SETIAP
                    • SARAN                  LAYANAN DAN JAWABAN
   ORANG
                    • PENDAPAT             PERLINDUNGAN HUKUM
                      KPD           BERHAK (STATUS HKM-RASA AMAN)
ORGANISASI            PENEGAK                DAPAT PENGHARGAAN

MASYARAKAT            HUKUM TTG              (PIAGAM/PREMI 20/00 x NILAI KN)

                      DUGAAN
                      TPK

   L S M
                                             1.   MERAHASIAKAN
                       PENEGAK                     •  IDENTITAS PELAPOR
                        HUKUM      WAJIB           •  ISI INFORMASI
                                                   •  PENDAPAT SARAN
PP NO. 71 TH 2000
                                             2.   BERI PENGAMANAN
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN                       FISIK PELAPOR + KLG
SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN
PENGHARGAAN DALAM PENCEGAHAN
DAN PEMBERANTASAN TPK


                                             by arsal bam                      58
ADM
    INI
TRA
   TIF
       S                S A
           BARANG   J A




                              59
TINDAK PIDANA KORUPSI
                TINDAK PIDANA KORUPSI
                   UU NO 31 TH 1999
                   UU NO 31 TH 1999



         SETIAP ORANG DENGAN MELAWAN HUKUM
                 MELAKUKAN PERBUATAN



MEMPERKAYA                                     KESEMPATAN/SARANA
                                                KESEMPATAN/SARANA
 MEMPERKAYA
DIRI SENDIRI                                    YANG ADA PADANYA
                                                 YANG ADA PADANYA
 DIRI SENDIRI
                                                 KARENA JABATAN
                                                  KARENA JABATAN
        MEMPERKAYA ORANG
        MEMPERKAYA ORANG         MENYALAHGUNAKAN
                                 MENYALAHGUNAKAN
         LAIN/KORPORASI
          LAIN/KORPORASI           KEWENANGAN
                                    KEWENANGAN

                1. MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA
                 1. MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA
                2. PEREKONOMIAN NEGARA
                 2. PEREKONOMIAN NEGARA

     PS : 2 DIPIDANA PENJARA # SEUMUR HIDUP, PALING SINGKAT
       1 TH, PALING LAMA 20 TH, PIDANA DENDA PALING SEDIKIT
                 RP. 50 JUTA, PALING BANYAK 1 MILYAR
                                                                    60
BERBUAT
                                                   SESUATU

                  MEMBERI              PEGAWAI
SETIAP          MENJANJIKAN             NEGERI
                  SESUATU
ORANG                                   PENYEL
                                        NEGARA


                                                 TIDAK BERBUAT
                                                    SESUATU

 HUKUMAN PEMBERI DAN PENERIMA
     PASAL 5 UU NO 20 /2001
                                  1. Dalam jabatannya
                                     bertentangan dengan
   PIDANA PALING SEDIKIT 1 TH
                                     kewajiban (d.j.b.k)
  PALING LAMA 5 TH DAN PIDANA
                                  2. Berhubungan dengan
 DENDA PALING SEDIKIT RP 50 JT,
                                     sesuatu yang bertentangan
     PALING BANYAK RP 250 JT
                                     dengan kewajiban

                                                                 61
MEMPENGARUHI
                                                  PUTUSAN PERKARA
                                                    UNTUK DIADILI

                                         HAKIM

SETIAP               MEMBERI
ORANG              MENJANJIKAN
                     SESUATU
                                        ADVOKAT

                                                    MEMPENGARUHI
                                                  NASEHAT/PENDAPAT
                                                      YANG AKAN
   HUKUMAN PEMBERI DAN PENERIMA                      DIBERIKAN DI
                                                      PENGDILAN
       PASAL 6 UU NO 20 /2001



    PIDANA PALING SEDIKIT 3 TH PALING
       LAMA 15 TH DAN PIDANA DENDA
      PALING SEDIKIT RP 150 JT PALING
             BANYAK RP 750 JT




                                                                    62
SUBYEK HUKUM                    PERBUATAN          SUBYEK HUKUM
1. PEMBORONG                    CURANG
2. AHLI BANGUNAN
                                                 1. PENERIMA BAHAN
                                                    BANGUNAN
 PENJUAL BAHAN
  BANGUNAN                      SENGAJA
                                                 2. PENERIMA
 PETUGAS PENGAWAS              CURANG
                                                    ENYERAHAN
  BANGUNAN
                                                    BARANG KEPERLUAN
                                                    TNI-POLRI
 ORANG MENYERAHKAN
  BAHAN BANGUNAN                CURANG
                                                 3. MEMBIARKAN
                                                    PERBUATAN
                                                    CURANG
  SETIAP ORANG                   MEMBIARKAN
  MENYERAHKAN BARANG             CURANG
  KEERLUAN TNI, POLRI


                   PASAL 7 UU NO 2 TH 2001 PIDANA DENDA :
   PERBUATAN       PIDANA PENJARA PS 2 TH,    PS 100 JT PB.350 JT
    CURANG         PALING LAMBAT 7 TH


                                                                       63
PENGGELAPAN
 PEGAWAI
  NEGERI             SENGAJA
                  MENGGELAPKAN
  BUKAN       UANG, SURAT BERHARGA
 PEGAWAI      YANG DISIMPAN KARENA    Ps 8 UU No. 20 Th 2001
  NEGERI           JABATANNYA         Dipidana Penjara Paling
                                      Sedikit 3 th, paling lama
                                      15 th, Pidana denda
                                      Paling sedikit Rp 150 Jt,
                MEMBIARKAN UANG,
                                      Paling banyak Rp 750 Jt
                 SURAT BERHARGA
                      DIAMBIL
  DITUGASI    DIGELAPKAN ORANG LAIN
MENJALANKAN    MEMBANTU PEMBUATAN
  JABATAN            TERSEBUT
 UMUM TERUS
              SENGAJA MEMALSUKAN      Ps 9 UU No. 20 Th 2001
  MENERUS
              BUKU-BUKU, DAFTAR       Dipidana Penjara Paling
    ATAU
              DAFTAR KHUSUS UNTUK     Sedikit 1 th, paling lama
 SEMENTARA
              PEMERIKSAAN             5 th, Pidana denda paling
              ADMINISTRASI            sedikit Rp 50 Jt, paling
                                      Banyak Rp 250 Jt



                                                             64
Percepatan Pemberantasan Korupsi

MEMALSUKAN
  MERUSAK                  PEGAWAI NEGERI
BARANG BUKTI               BUKAN PEGAWAI
                               NEGERI




                                                         MEMBANTU
        SENGAJA                                          ORANG LAIN
                                MEMBIARKAN
                                ORANG LAIN
  •   MENGGELAKAN                                     • MENGHILANGKAN
  •   MENGHANCURKAN                                   • MENGHANCURKAN
  •   MERUSAKAN                                       • MERUSAK
  •   MEMBUAT TIDAK                                   • MEMBUAT TIDAK
      DAPAT DIPAKAI                                     DAPAT DIPAKAI
                    BARANG, AKTA, SURAT, DAFTAR
                              UNTUK BUKTI
                       PASAL 10 UU NO 20 /2001
                    Pidana penjara P.S 2 Th, P.L 7 Th
               Pidana Denda P.S Rp 100 Jt, P.B Rp 350 Jt

                                                                                   65
MENYEROBOT
 TANAH NEGARA               PEGAWAI NEGERI
                          PENYELENGGARA NEG.




⇒ MEMINTA                                         LANGSUNG /TIDAK
⇒ MENERIMA                   MENGGUNAKAN         LANGSUNG SENGAJA
   PEKERJAAN                    TANAH               /TURUT SERTA
⇒ PENYERAHAN                  NEGARA (HP)       DALAM PEMBORANGAN
   BARANG                  MERUGIKAN ORANG     PENGADAAN PERSEWAAN
   (SEOLAH HUTANG            YANG BERHAK           ( PADAHAL YANG
   PADA DIRINYA)               (SEOLAH           DILAKUKAN SELURUH
                            SESUAI ATURAN)       /SEBAGIAN PETUGAS
                                                 UNTUK MENGURUS /
  PS 12 UU NO 12 /2001                               MENGAWASI )
  Penjara Pidana Seumur Hidup atau
  P.S 4 Th, P.L 20 Th
  Pidana Denda P.S Rp 200 Jt,
  P.B Rp 1 Milyar
                                                                 66
Karena kewenangan
                       Kekuasaan yang                       “SUAP”
                 Berhubungan dengan jabatan         Ps. 11 uu No. 20/2001
  MENERIMA                                     Pidana penjara p.s 1 th, p.l 5 th
   HADIAH        Menggerakan untuk :              Pidana denda p.s rp 50 Jt
    JANJI        - Melakukan sst                        p.b Rp 250 Jt
                 - Tidak melakukan sst
                   d.j.b.k                            “PEMERASAN”
                                                   Pasal 12 UU No. 20 /2001
                                               Pidana penjara p.s 4 th, p.l 20 th
                 Sebagai akibat sebab telah
                                               Pidana denda p.sedikit Rp 200 Jt
                 - Melakukan sst                           p.b Rp 1 M
                 - Tidak melakukan sst
  PEG. NEGERI      d.j.b.k
PENYEL. NEGARA

                                              1. Memberi sst
                                              2. Membayar
                                              3. Terima bayaran dengan
                          Memaksa                potongan
                          Seseorang           4. Mengerjakan sst
  MELAWAN                                        untuk diri sendirii
HUKUM SALAH
  GUNAKAN                  Peg. Negeri 1. Meminta
 KEKUASAAN               Penyel. Negara 2. Menerima
                               lain     3. Memotong
                                           Pembayaran
                                                                               67
• Pegawai Negeri Memeras
•   Pegawai negeri atau penyelenggara negara;
•   Pada waktu menjalankan tugas;
•   Secara melawan hukum;
•   Seolah olah merupakan hutang kepada dirinya;
•   Diketahuinya bahwa hal tersebut bukan merupakan
    hutang.




                                                      68
• Pegawai Negeri Memeras Pegawai Negeri Yang lain
• Untuk disebut korupsi, harus memenuhi unsur unsur :
• Pegawai Negeri atau penyelenggara negara;
• Pada waktu menjalankan tugas;
• Meminta, menerima, atau memotong pembayaran;
• Kepada Pegawai Negeri atau penyelenggara negara
  yang lain atau kepada kas umum;
• Seolah olah pegawai negeri atau penyelenggara
  negara yang lain atau kas umum mempunyai utang
  kepadanya;
• Diketahuinya bahwa hal tersebut bukan merupakan
  utang



                                                        69
• Pegawai Negeri Turut Serta Dalam
  Pengadaan Yang diurusnya
• Pegawai negeri atau penyelenggara negara;
• dengan sengaja;
• Langsung atau tidak langsung turut serta dalam
   pemborongan, pengadaan, atau persewaan;
• pada saat dilakukan perbuatan untuk seluruh
  atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau
  mengawasinya


                                                   70
U A N G
                        U A N G
                                     B A R A N G
                                     B A R A N G
       PENGOBATAN
      PENGOBATAN
       CUMA-CUMA
      CUMA-CUMA


                                               K O M II S II
                                                K O M S

 PERJALANAN
PERJALANAN
   WISATA             GRATIFIKASI
                      GRATIFIKASI
  WISATA
                       (PEMBERIAN)
                      (PEMBERIAN)
                                             D II S C O U N T
                                              D S C O U N T



     FASILITAS
    FASILITAS
    PENGINAPAN
   PENGINAPAN                           PINJAMAN
                                       PINJAMAN
                                      TANPA BUNGA
                                     TANPA BUNGA
                        TIKET
                       TIKET
                     PERJALANAN
                    PERJALANAN


                                                               71
GRATIFIKASI KEPADA
                     PN-PENYEL. NEGARA
                        ADALAH SUAP




BERHUBUNGAN DENGAN                         BERLAWANAN DENGAN
    JABATANNYA                            BERLAWANAN DENGAN
                                           KEWAJIBAN/TUGASNYA
                                          KEWAJIBAN/TUGASNYA




     1. NILAI < RP 10 JT     GRATIFIKASI BUKAN SUAP
                             DIBUKTIKAN PENERIMA
                             GRATIFIKASI ADALAH SUAP
     2. NILAI > RP 10 JT     DIBUKTIKAN OLEH JAKSA
                 PASAL 12 B UU NO. 20/2001
        HUKUMAN PIDANA PENJARA P.S 4 TH, P.L 20 TH
         PIDANA DENDA P.S RP 20 JT, P.B RP 1 MILYAR

                                                                72
MENYUMBANG
                      KAN

    MENGHILAN
        G                              MENITIP
       KAN                               KAN

MEMBELANJ
                                         MEMBAWA
    A
                                          KELUAR
   KAN
                                          NEGERI
MEMBAYAR
  KAN
                                         MENUKAR
                                           KAN
     MENEMPAT
       KAN                             MENTRANSFER



                    PENCUCIAN UANG
                     PENCUCIAN UANG
                  (MONEY LAUNDRING)
                   (MONEY LAUNDRING)

    HART KEKAYAAN YANG DIKETAHUI PATUT DIDUGA
  HASIL TINDAK PIDANA UNTUK MENYEMBUNYIKAN ASAL
     USUL HARTA KEKAYAAN SEOLAH H.K YANG SAH
                                                     73
Percepatan Pemberantasan Korupsi


    KEHUTANAN            LINGKUNGAN        KELAUTAN
                            HIDUP
 PAJAK                                            KORUPSI


PROSTITUSI                                          TERORISME

                                                      PERBANKAN
PERJUDIAN
                  HARTA KEKAYAAN
PEMALSUAN              DARI                                  SUAP
UANG
                  “TINDAK PIDANA”                 PASAR MODAL
 PENIPUAN
                                                    ASURANSI
  PENGGELAPAN
                                                   NARKOTIKA
   PENYELUNDUPAN
   BARANG, TK IMIGRAN
                                          PSIKOTROPIKA
     PENCULIKAN          PERDAGANGAN
                        ORANG, SENJATA

                                                                         74
KONVENSI PBB ANTI
                     KORUPSI NO 55 /61 TH 2000




                          RATIFIKASI




                     KERJASAMA INTERNASIONAL

•   MELACAK          • PERJ. EKSTRADISI     • PERTUKARAN INFO
•   MEMBEKUKAN       • BANTUAN HKM          • MENCEGAH + BERANTAS
•   MENYITA            TIMBAL BALIK           TPK DIBAWAH PAYUNG KS
•   MENGEMBALIKAN    • PENYERAHAN NAPI            - EKONOMI
    ASET HASIL TPK   • PENGALIHAN                 - BAN-TEK
    DR LN              PROSES PIDANA

# UU NO 7 TH 2006 Ttg Pengesahan United Nations Convention
     Againt Corruption, 2003 (Konvensi PBB Anti Korupsi)
                                                                  75
MERINTANGI PROSES PEMERIKSAAN
            PERKARA KORUPSI
•   Setiap orang;
•   Dengan sengaja;
•   mencegah, merintangi atau menggagalkan;
•   Secara langsung atau Tidak angsung;
•   Penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di
    sidang terdakwa maupun para saksi dalam
    perkara korupsi.

                                                76
• Tersangka Tidak Memberi Keterangan Mengenai
  Kekayaannya
• Tersangka;
• Dengan sengaja
• Tidak memberikan keterangan atau memberikan
  keterangan palsu;
• Tentang keterangan harta bendanya atau harta benda
  isteri/suaminya atau harta benda anaknya atau harta
  benda setiap orang atau korporasi yg diketahui atau
  patut diduga mempunyai Hubungan dengan Tindak
  Pidana Korupsi yang dilakukan tersangka.




                                                        77
• Bank Yang Tidak Memberikan Keterangan
  Rekening Tersangka
• Orang yang ditugaskan oleh bank dengan
  sengaja tidak memberikan keterangan . atau
  memberikan keterangan. palsu tentang
  keadaan keuangan tersangka atau terdakwa.




                                               78
•   Saksi Atau Ahli Yang Tidak Memberi
    Keterangan atau memberikan keterangan
    palsu
•   Saksi atau ahli Dengan sengajaTidak
    memberikan keterangan atau memberikan
    Keterangan yang isinya palsu.




                                            79
Orang Yang Memegang Rahasia Jabatan
   Tidak Memberikan Keterangan atau
     Memberikan Keterengan Palsu

• Orang yang karena pekerjaan, harkat, martabat
  atau jabatannya yang diwajibkan menyimpan
  rahasia Dengan sengajaTidak memberikan
  keterangan atau memberikan keterangan yang
  isinya palsu.




                                                  80
• Saksi Menyebut nama atau alamat pelapor atau
  hal hal lain yang memungkinkan diketahuinya
  identitas pelapor.




                                                 81
• Strategi preventif pencegahan korupsi melalui
  perbaikan system dan prosedur dengan membangun
  budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-prinsip
  fairness, transparency, accountability & responsibility
  Strategi investigatif memerangi korupsi melalui
  deteksi, investigasi dan penegakan hukum terhadap
  para pelaku korupsi.
• strategi edukatif : mendorong masyarakat untuk
  berperan serta memerangi korupsi sesuai dengan
  kapasitas dan kewenangan masing-masing. Kepada
  masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran
  (integrity) serta kebencian


                                                            82
• REGULASI :
• Undang-unang (UU) tentang pemberantasan korupsi
  di Indonesia sudah empat kali berubah.
• Selain itu, posisi UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang
  Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang
  diperbarui dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, juga
  masih diperkuat dengan UU Nomor 15 Tahun 2002—
  yang diubah dengan UU Nomor 25 Tahun 2003—
  tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
  Uang.
• Selain itu, masih ada UU Nomor 30 Tahun 2002
  tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

                                                      83
1.   Adanya kehendak Pemerintah yang serius
     –   Inpres 5 / 2004 membuktikan kesungguhan
         Pemerintah dalam memberantas korupsi
2.   Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI)
     –   Penerapan e-government dan e-procurement untuk
         mengurangi peluang korupsi
3.   Pemanfaatan “Single Identification Number”
     –   Untuk mengurangi peluang penyalahgunaan
4.   Pembenahan peraturan perundang-undangan yang
     duplikasi dan bertentangan
     –   Menurut Gowa ada 1850 peraturan
5.   Penataan / penyederhanaan Criminal Justice System
                                                          84
Instruksi Umum             Dilaksanakan oleh sekitar
Diktum PERTAMA...
                            500 Instansi Pemerintah
s.d.                           (Pusat dan Daerah)
Diktum KESEPULUH
                    1. Menko Perek, Menkeu, BappenasE-proc
                    2. Menkeu pajak, bea cukai, PNBP, anggr..
                    3. Bappenas  RAN
Instruksi           4. MenPAN huruf a s.d. e kormonev
Khusus              5. MenhukHAM per UU
                    6. Kem.BUMN  GCG
Diktum KESEBELAS    7. Mendiknas  pendidikan anti KKN
Angka 1. S.d. 11    8. MenKominfo  sosialisasi program
                    9. Jaksa Agung tindakan hukum, intern, &
                       koordinasi
                    10.Kapolri tindakan hukum, intern, &
                       koordinasi
                    11.Gub/Bup/Walikota  GG, yanblik, &
                       kerjasama
                                                                 85
Percepatan Pemberantasan Korupsi

                   UNTUK SEGENAP JAJARAN
                  EKSEKUTIF PUSAT + DAERAH
☻   BANTU KPK TTG
    LAPORAN HARTA. K                                ☻ MENGKAJI SISTEM YANG
                                                      POTENSI TIMBULKAN TPK
                        INPRES NO. 5 TH 2004
                        INPRES NO. 5 TH 2004          DI LINGK. MASING2
☻       BUAT RENSTRA         PERCEPATAN
                             PERCEPATAN
                          PEMBERANTASAN
                           PEMBERANTASAN
                               KORUPSI
                               KORUPSI
    ☻
        PEL PRIMA
        PD MASYARAKAT                           ☻    MEMPERCEPAT PEMBERIAN
                                                     INFO PADA PENEGAK
         ☻                                           HUKUM TTG TPK
             PENETAPAN WILAYAH
             BEBAS KORUPSI                 ☻
                                                SEDERHANA DALAM DINAS
                                                DAN HIDUP PRIBADI
                        ☻
                         MELAKSANAKAN KEPRES
                         80/2003 MENCEGAH BOCOR
                         PEMBOROSAN APBN - APBD



                                                                                  86
a.  Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang 
   baik di lingkungan pemerintah daerah.
b.  Meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan 
   pungutan liar dalam pelaksanaannya.
c. Bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat 
   Daerah melakukan pencegahan terhadap kemungkinan 
   terjadi kebocoran keuangan negara baik yang 
   bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja 
   Negara maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja 
   Daerah.




                                                           87
• Target atau sasaran reformasi birokrasi adalah
  terbentuknya:
• birokrasi yang bersih, yaitu birokrasi yang anti KKN dan 
  tidak berperilaku koruptif ;
• birokrasi yang efisien, yaitu birokrasi yang hemat (tidak 
  boros) dalam menggunakan sumberdaya yang terbatas   
  (man, money, material, methode and timed) ;
• birokrasi yang transparan, yaitu birokrasi yang seluruh 
  kebijakan dan aktivitasnya diketahui masyarakat dan  
  masyarakat dapat mengakses dengan mudah; 
• birokrasi yang melayani, yaitu birokrasi yang tidak minta 
  dilayani, tetapi birokrasi yang melayani masyarakat; 
• birokrasi yang terdesentralisasi, yaitu  kewenangan 
  pengambilan keputusan terdesentralisasi kepada 
  pimpinan unit kerja terdepan.


                                                               88
Percepatan Pemberantasan Korupsi

           KEPASTIAN                TERTIB
            HUKUM
                                    PENYEL
                                    NEGARA
AKUNTABILITAS
                                    KEPENTINGAN
                                       UMUM
                  ASAS UMUM
                  ASAS UMUM
                PENYELENGGARAAN
                PENYELENGGARAAN
                   NEGARA
                   NEGARA
PROFESI
ONALITAS                                KETERBU
                   PROPORSIO             KAAN
                    NALITAS

                                                            89
• Pertama, Ketua DPR dan jajaran elite di DPR HARUS  
  menciptakan sistem integritas untuk mengurangi korupsi 
  yang terjadi. Karena itu, menerapkan sistem integritas 
  menjadi suatu hal yang tidak lagi bisa ditawar-tawar 
• Kedua, DPR harus lebih ketat merumuskan kode etik 
  parlemen dengan sanksi dan mekanisme pemberian 
  sanksi yang lebih efektif guna mengurangi perilaku 
  menyimpang anggota DPR, sekaligus memberi efek 
  jera. 
• Ketiga, menjelang Pemilu Parpol peserta pemilu harus 
  merombak sistem perekrutan calon anggota legislatif 
  dengan menempatkan integritas, kualitas, dan 
  profesionalitas sebagai parameter utama. 


                                                            90
Uraikan kejadiannyasedetil mungkin kejadian yang kita  curigai 
sebagai bentuk perbuatan korupsi. 
Pilih pasal-pasal yang sesuai. Kemudian cocokkan dengan pasal-
pasal yang ada di buku ini, kira-kira pasal mana yang sesuai untuk 
kejadian tersebut (dapat lebih dari satu pasal).
Penuhi unsur-unsur tindak pidana. Lihat unsur-unsur tindak 
pidana yang ada dalam pasal yang sesuai, kemudian pastikan 
bahwa informasi dalam uraian yang anda buat dapat memenuhi 
unsur-unsur dalam pasal tersebut. 
Sertakan bukti awal, bila ada. Apabila ada copy dokumen atau 
barang lain yang memperkuat uraian kejadian di atas agar 
disertakan dalam pengaduan / laporan ke KPK.




                                                                      91
• Sertakan identitas anda, bila tidak keberatan. Akan sangat 
  baik apabila anda menyertakan identitas dan alamat atau nomor 
  telepon anda. 
• Kirim ke KPK. Apabila urutan 1 s.d 5 telah anda lakukan maka 
  pangaduan / laporan anda siap untuk disampaikan kepada KPK.
• Fokuskan pengaduan/laporan anda pada korupsi kelas kakap 
  (big fish), bukan kelas teri. Pengertian kelas kakap adalah :
   – Melibatkan orang level tinggi atau yang memiliki pengaruh besar;
   – Terkait dengan aspek yang strategis/menyangkut hajat hidup orang 
     banyak; atau
   – Menyangkut nilai uang yang besar. 
Percepatan Pemberantasan Korupsi
                      TERTULIS
                    BERIDENTITAS
   PELAPOR
                    • INFORMASI
   SETIAP
                    • SARAN                  LAYANAN DAN JAWABAN
   ORANG
                    • PENDAPAT             PERLINDUNGAN HUKUM
                      KPD           BERHAK (STATUS HKM-RASA AMAN)
ORGANISASI            PENEGAK                DAPAT PENGHARGAAN

MASYARAKAT            HUKUM TTG              (PIAGAM/PREMI 20/00 x NILAI KN)

                      DUGAAN
                      TPK

   L S M
                                             1.   MERAHASIAKAN
                       PENEGAK                     •  IDENTITAS PELAPOR
                        HUKUM      WAJIB           •  ISI INFORMASI
                                                   •  PENDAPAT SARAN

PP NO. 71 TH 2000                            2.   BERI PENGAMANAN
                                                  FISIK PELAPOR + KLG
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN
SERTA MASYARAKAT DAN
PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
TPK
                                             by arsal bam                      93
• Upaya pemberantasan korupsi meliputi beberapa 
  prinsip, antara lain:
• memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,
• upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan 
  secara bersamaan,
• tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu 
  sampai hilir (mulai dari perencanaan, pelaksanaan, 
  pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi 
  berbagaui elemen.




                                      by arsal bam          94
• Pembentukan Lembaga Kunci 
• Memasukkan kedalam Sisitem Pendidikan Nasional
• Menerapkan Pakta Integritas(adalah pernyataan / janji 
  tentang komitmen untuk melaksanakan segala tugas dan 
  tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku.)
• Melaksanakan Pengadaan Barang Barang Pemerintah 
  Melalui Sisitem tender electronic. 
• MEMBENTUK PERWAKILAN KPK DI DAERAH 




                                      by arsal bam         95
Presiden RI          Penyempurnaan 
                                               RAN


                     Men.PAN                 Bappenas



                  Instansi Pelaksana
 Gubernur          Instruksi Khusus         Instansi Pusat

                                  : Arus pelaporan Inst.khusus
                                  : Arus pelaporan Inst.umum
Bupati/Walikota                   : Arus pelaporan RAN PK
                                  : Tembusan ke Bappenas
                                      by arsal bam               96
Korupsi Masih di Mana-mana

           •   Dari Aceh hingga Papua.
           •   Pembersihan birokrasi.
           •   Korupsi kelembagaan.
           •   Rusaknya DPR.
Konsep korupsi
• Peluang  kreatifitas  bagaimana?
• Transparansi  akuntabilitas.
• Konspirasi/ kolusi  melibatkan lebih dari 
  satu orang.
• Melibatkan dana begitu besar.
• Wewenang yg begitu besar  tanpa 
  pengawasan. 
• Takut.
                
FAKTA…
• Korupsi adalah simbol dari
  pemerintahan yang tidak benar –
  dicerminkan oleh:
    – Patronase.
    – Prosedur berbelit-belit.
    – Pemungut pajak yang tidak efektif.
    – Korupsi besar-besaran dalam pengadaan
      barang dan jasa.
    – Layanan masyarakat yang sangat buruk.
    (Alatas, 1974)
                
Kasus : Merugikan Keuangan Negara



    NO                   Kasus                               Cara Menghindari/solusi
                                            1.1. Sosialisasi Kepres 80 th 2000 tentang
     1 Pengadaan Barang dan Jasa            pengadaan barang dan Jasa
                                            1.2. Pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga pengadaan
         1.1. Mark Up Harga                 barang dan Jasa
         1.2. Barang Tidak Sesuai dengan
         Spek                               1.3. Membuat Harga Kewajaran atau membuat HPS

     2 Perjalanan Dinas                     2.1. Pengawasan Internal
       2.1. Jumlah Hari tidak sesuai
       dengan yang diSPJkan                 Melalui teman sejawat

                                             

         2.2. Perjalanan Fiktif             Uji Petik

                                            2.2. Pengawasn Eksternal (Inspektorat)

     3 Pengelolaan Barang Milik Negara      3.1. Pengawasan Internal

         3.1. Menyalahgunakan fasilitas
         negara untuk kepentingan pribadi   Penertiban administrasi barang milik negara

                                            Pengecekan berkala

                                            3.2. Pengawasan Eksternal
PENGGELAPAN DALAM JABATAN
 
Penerimaan Siswa Baru/pindahan secara tidak prosedural
Pengadaan barang secara curang
Penyalahgunaan Dana BOS
Menggelapkan uang/Surat Berharga atau membiarkan barang
tersebut diambil
Memalsukan buku-buku atau daf tar -daf tar khusus untuk
pemeriksaan administrasi
Pengeluaran Ijazah palsu
Perekrutan Pegawai tanpa prosedur yang berlaku
Promosi jabatan yang tidak melalui prosedur yang berlaku
Menghambat promosi jabatan
Menaikan kelas siswa yang tidak layak naik/pindah
Penyimpangan dalam penjurusan program studi di SMA
4 Double SPJ pada Satu Kegiatan   4.1. Juknis yang jelas
                                      4.2. Pengawasan Internal dan Pengawas
     4.1. Kegiatan di SPJKan          Eksternal
                                       
                                      5.1. Mengacu pada Peraturan2 yang telah
    5 Honorarium                      ada
     5.1. Pemotongan honorarium       5.2. Pengawasan Internal dan Eksternal

                                       

    6 Kegiatan Kediklatan             Pengawasan Internal dan Eksternal

    6.1. Kegiatan Fiktif               
          6.1.1. Tidak melaksanakan
    kegiatan tapi diSPJKan             
          6.1.2. Jumlah kegiatan di
    Kurangi misalnya 10 x kegiatan
    dilaksanakan 7 x                   
    Mark up pada pengajuan Block
  7 Grand                             Pengawasan Internal dan Eksternal
    7.1. Mark Jumlah Siswa pada
    Dana Boss                          

                                       
SUAP - MENYUAP
Suap, sogokan, pelicin, diangap korupsi
kalau memenuhi pasal 5, pasal 6, pasal 11, pasal 
12, pasal 13 dalam UU o. 31 Tahun 1999 jo UU 
No.20 Tahun 2001.


 
CONTOH PERILAKU 
             SUAP-MENYUAP

• RAPBS yang menyalahi aturan ingin segera ditetapkan, 
  maka yang mengajukan RAPBS memberikan uang dan 
  diterima oleh petugas tersebut.
• Sarana dan prasarana sekolah yang disediakan oleh 
  suplier tidak sesuai dengan spesifikasi, sarana dan 
  prasarana tersebut tetap diterima karena suplier 
  tersebut telah memberikan uang kepada penerima 
  sarana dan prasarana.
PEMERASAN
Pegawai negeri punya kekuasaan, dia memaksa orang lain untuk 
memberi atau melakukan sesuatu yang menguntungkan dirinya

Pasal 12 : Pegawai negeri atau penyelenggara negara. Dengan 
maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain; Secara melawan 
hukum; Memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau 
menerima pembayaran dengan potongan, atau mengerjkn sesuatu bagi 
dirinya; menyalahkan kekuasaan

Hukumannya :
Penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal 
Rp 1 Milyar  
NO   IDENTIFIKASI KASUS                            ASPEK                            SOLUSI
                                             PEMERAS   BERTENTA     PENCEGAHAN         TINDAKAN KURATIF
                                                AN       NGAN 
                                                        “JUJUR”

1    Mewajibkan siswa mengikuti les untuk 
     mapel UN (membayar)
                                               V                  Dianggarkan di 
                                                                  RAPBS
                                                                                       Melaporkan ke 
                                                                                       instansi terkait




2    Siswa les di sekolah diberi 
     kemudahan, siswa tidak ikut les 
                                                           V      Dianggarkan di 
                                                                  RAPBS
                                                                                       Teguran dari pihak 
                                                                                       berkompeten
     dibiarkan                                                    Les gratis



3    Mewajibkan siswa membeli buku LKS 
     dan buku teks 
                                               V           V      Dianggarkan dari 
                                                                  BOS
                                                                                       Teguran dan 
                                                                                       peringatan
N   IDENTIFIKASI KASUS                    ASPEK                           SOLUSI
O
                                       PEMERA   BERTEN    PENCEGAHAN         TINDAKAN 
                                       SAN      TANGAN                       KURATIF
                                                “JUJUR”

4   Siswa yang membeli buku ada                   V       Persamaan hak      Teguran dan 
    penambahan nilai dan yang tidak                       siswa tanpa        peringatan
    membeli dibiarkan                                     terkecuali


5   Pelaksanaan pembelajaran             V                Dianggarkan        Teguran dan 
    remidial dengan memungut biaya                        melalui dana       peringatan
                                                          BOS


6   Memaksa orang tua siswa              V                Pengawasan         Laporkan ke pihak 
    membayar uang pembangunan                             yang ketat         berkompeten dan 
                                                                             beri sanksi
N   IDENTIFIKASI KASUS                       ASPEK                    SOLUSI
O
                                       PEMERA   BERTEN    PENCEGAHAN          TINDAKAN 
                                         SAN    TANGAN                         KURATIF
                                                “JUJUR”

7   Pihak eksternal memaksa              V                Tidak melayani   Laporkan pihak 
    sekolah memberi kompensasi                                             terkait
    tertentu (LSM, Parpol, dll).




8   Memaksa semua siswa mengikuti        V
    karyawisata (termasuk membiayai 
    guru)


9   Meminta biaya tertentu untuk         V
    siswa masuk/keluar (mutasi) dan 
    menjual bangku kosong.
PERBUATAN CURANG
IDENTIFIKASI BENTURAN KEPENTINGAN
DAN PENGADAAN SERTA KIAT KIAT
1. Bantuan Bos buku ke sekolah yang 
MENGATASINYA
   diberikan berupa buku dan tidak sesuai 
   dengan kebutuhan sekolah

               Bantuan Bos buku 
               diberikan dalam bentuk 
               uang sedangkan buku 
               yang dibeli sesuai 
               dengan analisis 
               kebutuhan sekolah
bantuan (misalkan 
rehabilitasi sekolah) yang 
       tidak sesuai
• Prosedur pemberian bantuan harus 
  bersifat terbuka sesuai 
  kebutuhan/kreteria persyaratan 
  penerima bantuan (bukan karena 
  kedekatan dengan pengambil 
  kebijakan)
dalam tender bahkan 
penunjukan langsung.
          
• Tender agar dilakukan 
  dengan transparan dan 
  sesuai dengan prosedur 
pimpinan untuk 
  memberikan kesejahteraan 
        pegawainya

• Pimpinan harus mencari alternatif 
  sumber keuangan diluar anggaran 
  pemerintah (misalkan 
  koperasi/Unit produksi)
5. Laporan keuangan 
 dalam pengadaan barang 
tidak sesuai dengan harga 
      dan  spesifikasi
         Adanya 
         pengecekan barang 
         dan harga pada 
         saat pemeriksaan 
         laporan 
Gratifikasi
  Pengertian :
  Penerimaan berupa hadiah (Uang, 
  Barang, diskon, komisi, pinjaman tanpa 
  bunga, tiket pesawat, liburan, biaya 
  pengobatan, dan fasilitas lain) yang 
  berhubungan dengan jabatan

  Hukuman:
  Penjara maksimal 20 tahun atau denda 
  maksimal Rp  1 Milyar
    
Jenis – jenis gratifikasi
     No.    Tindakan /Perbuatan                              Contoh

1.         Pemberian uang         -   Pemberian uang oleh siswa ke wali kelas saat kenaikan 
                                      kelas,
                                  -   perijinan siswa asing dan 
                                  -   konsultan, 
                                  -   uang bangku siswa baru.
                                  -   Uang bangku siswa pindahan.
                                  -   Uang siswa pindahan
                                  -   Uang penentuan jurusan.
2.         Pemberian barang       -   Pemberian barang elektronik,  
                                  -   pakaian/perhiasan, 
                                  -   peralatan pendidikan, 
                                  -   hasil bumi/ternak. 
3.         Pemberian rabat        -   Pemberian diskon harga buku dari penerbit.
           (discount)             -   ,
4.         Pemberian komisi       -   Akibat belanja barang kebutuhan.
                                  -   Komisi dari pembangunan fisik.
                                  -   Pemotongan anggaran oleh dinas.
5.         Pemberian pinjaman     -   Pinjaman tanpa bungan bagi pejabat tanpa bunga
           tanpa bunga
Lanjutan ....
No. Tindakan /Perbuatan                    Contoh
6.  Pemberian tiket         -   Pemberian ONH bagi pejabat,
    perjalanan
7.  Pemberian fasilitas     -   Pemberian akomodasi bagi pengawas.
    penginapan
8.  Pemberian perjalanan    -   Pesta kelulusan siswa memberikan 
    wisata                      fasilitas akomdasi dan transportasi.
9.  Pemberian               -   Orang tua siswa dokter memberikan 
    pengobatan Cuma –           pengobatan gratis pada guru tertentu.
    Cuma
10. Pemberian fasilitas 
    lainnya
Jenis – jenis gratifikasi
     No.    Tindakan /Perbuatan                              Contoh

1.         Pemberian uang         -   Pemberian uang oleh siswa ke wali kelas saat kenaikan 
                                      kelas,
                                  -   perijinan siswa asing dan 
                                  -   konsultan, 
                                  -   uang bangku siswa baru.
                                  -   Uang bangku siswa pindahan.
                                  -   Uang siswa pindahan
                                  -   Uang penentuan jurusan.
2.         Pemberian barang       -   Pemberian barang elektronik,  
                                  -   pakaian/perhiasan, 
                                  -   peralatan pendidikan, 
                                  -   hasil bumi/ternak. 
3.         Pemberian rabat        -   Pemberian diskon harga buku dari penerbit.
           (discount)             -   ,
4.         Pemberian komisi       -   Akibat belanja barang kebutuhan.
                                  -   Komisi dari pembangunan fisik.
                                  -   Pemotongan anggaran oleh dinas.
5.         Pemberian pinjaman     -   Pinjaman tanpa bungan bagi pejabat tanpa bunga
           tanpa bunga
Korupsi Pendidikan adalah bentuk lain dari
penyalahgunaan          wewenang       otoritas
pendidikan untuk kepentingan memperkaya
diri sendiri (Kalnis,2001)
World Bank th. 2005 melaporkan
kebocorananggaran pendidikan 80%
disebabkan karena :
       1. Suap dalam proses rekrutment guru
       2. Promosi jabatan Kepala Sekolah
       3. Pungutan-pungutan tidak sah
disekolah
       4. Pengelolaan dana BOS, ABS, & APBD
pendidikan
          ( Halak & Poisson, 2005 )
Ciri Sistem Pendidikan 
     Bebas Korupsi
          Kesetaraan              terhadap 
           kesempatan            memperoleh 
           pendidikan yang bermutu
          Tercapainya  keadilan  dalam 
           distribusi  sarana  pendidikan 
           terhadap      seluruh    sekolah 
           (285.000 sekolah)
          Transparansi kriteria penerimaan 
           siswa baru
          Sistem      manajemen       yang 
           profesional  dan  independent 
           untuk akreditasi guru
TUGAS KELOMPOK
TULIS IDENTIFIKASI DAN SOLUSINYA

•   Kelompok 1 – Merugikan Keuangan Negara
•   Kelompok 2 - Suap Menyuap
•   Kelompok 3 – Penggelapan Jabatan
•   Kelompok 4 – Korupsi di Dunia Pendidikan
•   Kelompok 5 – Curang dan Tidak Disiplin
•   Kelompok 6 – Kepentingan dalam Pengadaan
•   Kelompok 7 - Gratifikasi
Tabel 2.1. Indeks Korupsi di Asia Versi PERC
               Negara                        Indeks
     Singapura                                0,66
     Jepang                                   3,46
     Hongkong                                 3,50
     Taiwan                                   6,15
     Korea Selatan                            6,60
     Malaysia                                 6,80
     Thailand                                 7,20
     China                                    7,68
     India                                    8,63
     Vietnam                                  8,65
     Philipina                                8,80
     Indonesia                                9,10
    Catatan: Angka Terbaik = 0
    Sumber: Media Indonesia (2005)
                         
     
Kasus-kasus Korupsi
• Abdullah Puteh, mantan Gubernur Aceh 
• Abilio Soares, mantan Gubernur Timor Timur, karena dakwaan '
  Dunia Internasional' 
• Akbar Tandjung 
• Basuki (politikus), mantan ketua DPRD Surabaya 
• Beddu Amang, mantan Kepala Bulog 
• Bob Hasan, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan 
• Hendro Budiyanto, mantan direktur Bank Indonesia 
• Heru Supraptomo, mantan direktur Bank Indonesia 
• Hutomo Mandala Putra Soeharto, anggota Majelis 
  Permusyawaratan Rakyat 
• Ida Bagus Oka, mantan Gubernur Bali dan Menteri Sosial 
• M. Sahid, wakil walikota Bogor 
• Mulyana W. Kusumah, anggota KPU 
• Nazaruddin Sjamsuddin, ketua KPU 
• Nurdin Halid, ketua PSSI
•   Paul Sutopo, mantan direktur Bank Indonesia 
•   Rahardi Ramelan, mantan Menteri Perdagangan 
•   Rusadi Kantaprawira, anggota KPU 
•   Safder Yusacc, mantan sekjen KPU 
•   Said Agil Husin Al Munawar, mantan Menteri Agama 
•   Sri Roso Sudarmo, bupati Bantul 
•   Suyitno Landung, mantan kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri 
•   Syafruddin Temenggung, mantan kepala Badan Penyehatan 
    Perbankan Nasional (BPPN). Menjadi tersangka kasus jual beli 
    pabrik gula Rajawali III, dan ditahan pada 22 Februari 2006. 
•   Syahril Sabirin, mantan Gubernur Bank Indonesia 
•   Theo Toemion, mantan kepala BKPM.
•   Suwarna, AF, mantan Gubernur Kaltim. 
•   Syaukani HR, mantan bupati Kutai Kartanegara.
•   Al Amin Nasution, anggota DPR-RI.
•   Syahrial Oesman, mantan Gubernur Sumatra Selatan.
•   Bupati Monokwari ?
•   dst…
Perlawanan Terhadap KPK

          • Berbahaya, kekuasaan 
            terlalu besar dan tanpa 
            kontrol.
          • DPR jangan ganjal KPK.
          • Pengadilan TIPIKOR di 
            persimpangan jalan.
Selamatkan KPK

       • Presiden diminta
         selamatkan KPK.
       • Membunuh pengadilan
         TIPIKOR.
       • Pembenahan birokrasi
         saja tidak cukup.
Upaya Pemberantasan
       Korupsi
Korupsi kreatif
Pendorong Tindak Pidana Korupsi
• Feodalisme  tidak adanya
  transparansi.
• Kampanye-kampanye politik yang
  mahal.
• Proyek yang melibatkan uang jumlah
  besar.
• Nepotisme dan kolusi.
• Lemahnya ketertiban hukum.
• Lemahnya profesi hukum.
• Kurangnya kebebasan berpendapat atau
  kebebasan media massa.
• Marjinalisasi tenaga pendidik?
• Rakyat yang cuek.
• Kontrol lemah.
Gagasan
1. Secermat mungkin kita persiapkan
   kepemimpinan nasional alternatif.
2. Kepemimpinan alternatif ini diupayakan banyak
   diisi oleh tokoh-tokoh muda usia yg berwawasan
   nasional dan internasional.
3. Kekuasaan adalah amanat rakyat yg harus
   ditunaikan dengan kejujuran dan kerjakeras.
4. Kampanye pentingnya menancapkan kembali
   gagasan kemandirian nasional.
5. Membuka diri dan kerjasama dengan negara
   lain, merupakan keniscayaan yg tidak bisa
   dihindarkan dalam pergaulan antar bangsa dan
   antar negara dewasa ini.
6. Kepemimpinan baru ini harus berhenti menjadi
   bagian dari korupsi sandera negara.
7. State-capture-corruption adalah sebab utama
   keterbelakangan bangsa.
8. Diperlukan ekonom tangguh dalam KPK.
9. Seluruh KKS/KPS harus ditelaah dan dipelajari
   secara jujur dan rasional. Renegosiasi.
10. Kepentingan bangsa adalah nomor satu
    dibandingkan korporasi asing.
11. Dengan alasan lingkungan seharusnya Indonesia
    bisa menghentikan kegiatan korporasi asing itu.
12. Kepemimpinan alternatif harus berani membuat
    badan arbitrase nasional khusus untuk
    menyelesaikan setiap pertikaian atau konflik
    antara RI dan korporasi.
13. Revisi terhadap semua HPH.
14. Seluruh pemegang HPH harus diberi sanksi tegas
    dan lugas.
15. Para pemegang HPH ugal-ugalan itu pada
    hakekatnya telah menghina rakyat Indonesia.
16. Pencurian pasir yang dibawa ke Singapura harus
    dihentikan untuk selama-lamanya.
17. Menghilangkan penyakit kecanduan hutang.
18. Hiduplah sesuai dengan isi pidato, nyanyian dst.
19. Seluruh UU yg strategis harus dikaji ulang.
20. DPR harus punya motivasi dan orientasi tunggal,
    yaitu membela dan mengunggulkan kepentingan
    bangsa sendiri.
21. Media massa menjadi kontrol sosial mengambil
    alih fungsi DPR.
22. Konspirasi eksekutif dan legislatif terlihat dalam
    membuat legislasi dan keputusan-keputusan
    politik yg merupakan pesanan korporasi asing
    harus dihentikan.
23. Renegosiasi thd hutang LN.
24. Merombak total kebijakan ekonomi.
25. Menjalankan agenda reformasi.
26. Membuat cetak biru untuk pembangunan
    ekonomi Indonesia secara elaboratif.
Jenis-jenis korupsi
     (SH. Alatas)


     1.   Korupsi transaktif.
     2.   Korupsi memeras .
     3.   Korupsi investif .
     4.   Korupsi perkerabatan .
     5.   Korupsi difensif .
     6.   Korupsi otogenik .
     7.   Korupsi dukungan.
Kesimpulan
1.   Moral.
2.   Kepuasan.
3.   Keberanian.
4.   KPK terbentuk krn ketidakpercayaan msy kpd
     institusi penegak hukum yg ada?
5.   KPK harus independen, tapi bukan lembaga
     superbody.
6.   Perubahan pola rekruitmen anggota partai &
     pengawasan kpd DPR-RI.
7.   Hukum mengikuti perubahan sikon.
8.   Sistem hukum yg berjalan dg baik akan terjadi bila
     hukum yg ada tegas dan tertib dalam
     pelaksanaannya.
RUMUS KORUPSI:

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

UU No 20 tahun 2001 ttg Pemberantasan Tipikor
UU No 20 tahun 2001  ttg Pemberantasan TipikorUU No 20 tahun 2001  ttg Pemberantasan Tipikor
UU No 20 tahun 2001 ttg Pemberantasan TipikorMas Kris
 
Kepres no.59 tahun 2002
Kepres no.59 tahun 2002Kepres no.59 tahun 2002
Kepres no.59 tahun 2002Sulvi Suardi
 
SK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2P
SK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2PSK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2P
SK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2PDitjen P2P Kemenkes
 
Sosialisasi Perka Badan POM tentang pengendalian gratifikasi
Sosialisasi Perka Badan POM tentang pengendalian gratifikasiSosialisasi Perka Badan POM tentang pengendalian gratifikasi
Sosialisasi Perka Badan POM tentang pengendalian gratifikasialiyudhi_h
 
Sistem pemerintahan NKRI
Sistem pemerintahan NKRISistem pemerintahan NKRI
Sistem pemerintahan NKRIabdul Hamid
 
Seminar gratifikasi
Seminar gratifikasiSeminar gratifikasi
Seminar gratifikasiAdiebm
 
GRATIFIKASI
GRATIFIKASIGRATIFIKASI
GRATIFIKASI93220872
 
Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)aliyudhi_h
 
Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiGreg Tae
 
Zona integritas
Zona integritasZona integritas
Zona integritas93220872
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Khalid Mustafa
 
Membangun integritas Pengendalian Gratifikasi
Membangun integritas Pengendalian GratifikasiMembangun integritas Pengendalian Gratifikasi
Membangun integritas Pengendalian Gratifikasi93220872
 
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahSoal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahTrust Tour And Travel
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)Rahmanu Juwono
 
How to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheHow to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheLeslie Samuel
 

Andere mochten auch (17)

UU No 20 tahun 2001 ttg Pemberantasan Tipikor
UU No 20 tahun 2001  ttg Pemberantasan TipikorUU No 20 tahun 2001  ttg Pemberantasan Tipikor
UU No 20 tahun 2001 ttg Pemberantasan Tipikor
 
Kepres no.59 tahun 2002
Kepres no.59 tahun 2002Kepres no.59 tahun 2002
Kepres no.59 tahun 2002
 
SK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2P
SK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2PSK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2P
SK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2P
 
Sosialisasi Perka Badan POM tentang pengendalian gratifikasi
Sosialisasi Perka Badan POM tentang pengendalian gratifikasiSosialisasi Perka Badan POM tentang pengendalian gratifikasi
Sosialisasi Perka Badan POM tentang pengendalian gratifikasi
 
Sistem pemerintahan NKRI
Sistem pemerintahan NKRISistem pemerintahan NKRI
Sistem pemerintahan NKRI
 
Seminar gratifikasi
Seminar gratifikasiSeminar gratifikasi
Seminar gratifikasi
 
GRATIFIKASI
GRATIFIKASIGRATIFIKASI
GRATIFIKASI
 
Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
 
Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsi
 
saber pungli
saber punglisaber pungli
saber pungli
 
Zona integritas
Zona integritasZona integritas
Zona integritas
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
 
Membangun integritas Pengendalian Gratifikasi
Membangun integritas Pengendalian GratifikasiMembangun integritas Pengendalian Gratifikasi
Membangun integritas Pengendalian Gratifikasi
 
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015
 
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahSoal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
 
How to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheHow to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your Niche
 

Ähnlich wie Berikut pengertian tindak pidana korupsi menurut beberapa pandangan:1. Prof. Muljatno Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut. Tindak pidana harus memenuhi unsur-unsur perbuatan manusia, memenuhi rumusan dalam undang-undang, dan bersifat melawan hukum.2. E. Utrecht Peristiwa kemas

Anti Korupsi LATSAR Takalar Maret 2020
Anti Korupsi LATSAR Takalar Maret 2020Anti Korupsi LATSAR Takalar Maret 2020
Anti Korupsi LATSAR Takalar Maret 2020DRMurlinahMPd
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXceronronaldo1
 
Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)IWAN SUKMA NURICHT
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfIntan Wachyuni
 
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptx
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptxFAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptx
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptxHesrinTangdiArrang
 
Etik umb tindakan korupsi
Etik umb tindakan korupsiEtik umb tindakan korupsi
Etik umb tindakan korupsiInes Pratiwi
 
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi Marlinda
 
Percepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsiPercepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsihadiarnowo
 
Be gg, basrizal, prof dr ir hapzi ali mm cma, coruption dan froud. univ. merc...
Be gg, basrizal, prof dr ir hapzi ali mm cma, coruption dan froud. univ. merc...Be gg, basrizal, prof dr ir hapzi ali mm cma, coruption dan froud. univ. merc...
Be gg, basrizal, prof dr ir hapzi ali mm cma, coruption dan froud. univ. merc...basrizal82
 
12 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 4112 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 41fahmialzie
 
Keuangan Negara (E_Ryandi Dewa Syaputra).pdf
Keuangan Negara (E_Ryandi Dewa Syaputra).pdfKeuangan Negara (E_Ryandi Dewa Syaputra).pdf
Keuangan Negara (E_Ryandi Dewa Syaputra).pdfRyatraDewa
 
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaEry Arifullah
 
Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian Agama
Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian AgamaRencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian Agama
Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian AgamaAbdillah Mt
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiAfida Zahara
 
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis Berita
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis BeritaTugas Akuntansi Pemerintah - Analisis Berita
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis BeritaRobyRenaldi
 
03. 33020210024 Nurul Baetin.pdf
03. 33020210024 Nurul Baetin.pdf03. 33020210024 Nurul Baetin.pdf
03. 33020210024 Nurul Baetin.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...Rudy Harland
 

Ähnlich wie Berikut pengertian tindak pidana korupsi menurut beberapa pandangan:1. Prof. Muljatno Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut. Tindak pidana harus memenuhi unsur-unsur perbuatan manusia, memenuhi rumusan dalam undang-undang, dan bersifat melawan hukum.2. E. Utrecht Peristiwa kemas (20)

Anti Korupsi LATSAR Takalar Maret 2020
Anti Korupsi LATSAR Takalar Maret 2020Anti Korupsi LATSAR Takalar Maret 2020
Anti Korupsi LATSAR Takalar Maret 2020
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
 
Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
 
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptx
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptxFAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptx
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptx
 
Agenda2_AntiKorupsi.pptx
Agenda2_AntiKorupsi.pptxAgenda2_AntiKorupsi.pptx
Agenda2_AntiKorupsi.pptx
 
Etik umb tindakan korupsi
Etik umb tindakan korupsiEtik umb tindakan korupsi
Etik umb tindakan korupsi
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
 
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
 
Percepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsiPercepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsi
 
Manusia &amp; keadilan
Manusia &amp; keadilanManusia &amp; keadilan
Manusia &amp; keadilan
 
Be gg, basrizal, prof dr ir hapzi ali mm cma, coruption dan froud. univ. merc...
Be gg, basrizal, prof dr ir hapzi ali mm cma, coruption dan froud. univ. merc...Be gg, basrizal, prof dr ir hapzi ali mm cma, coruption dan froud. univ. merc...
Be gg, basrizal, prof dr ir hapzi ali mm cma, coruption dan froud. univ. merc...
 
12 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 4112 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 41
 
Keuangan Negara (E_Ryandi Dewa Syaputra).pdf
Keuangan Negara (E_Ryandi Dewa Syaputra).pdfKeuangan Negara (E_Ryandi Dewa Syaputra).pdf
Keuangan Negara (E_Ryandi Dewa Syaputra).pdf
 
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
 
Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian Agama
Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian AgamaRencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian Agama
Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian Agama
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
 
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis Berita
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis BeritaTugas Akuntansi Pemerintah - Analisis Berita
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis Berita
 
03. 33020210024 Nurul Baetin.pdf
03. 33020210024 Nurul Baetin.pdf03. 33020210024 Nurul Baetin.pdf
03. 33020210024 Nurul Baetin.pdf
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 

Kürzlich hochgeladen

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Kürzlich hochgeladen (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Berikut pengertian tindak pidana korupsi menurut beberapa pandangan:1. Prof. Muljatno Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut. Tindak pidana harus memenuhi unsur-unsur perbuatan manusia, memenuhi rumusan dalam undang-undang, dan bersifat melawan hukum.2. E. Utrecht Peristiwa kemas

  • 2. = BIO DATA = Nama : Ir. Abdul Hamid, M.Si Tempat/Tgl Lahir : Tabing/ 10 Nopember 1965 Jabatan : Widyaiswara M adya Alamat Kantor : Jl. Raya Indarung – Pdg. Besi Pendidikan terakhir : Strata II STIA – LAN Bandung Bidang Studi : Administrasi Publik Alamat Rumah : Komplek Perumdam III/4 Blok K/8 Padang  Telp / HP : 0751-463615 / 081535214448 Email : hamid.abdulwi@yahoo.co.id PENGALAMAN KERJA 2
  • 4. 4
  • 5. 5
  • 6. BENTUK DAN KARAKTER PEMIMPIN MENURUT HENRY FOLL (LUKISKAN MELALUI SIMBOL-SIMBOL) SIMBOL 1 SIMBOL 2 SIMBOL 3 SIMBOL 4 6
  • 7. SIMBOL 1 MAKNANYA :  BERJIWA PEMIMPIN,  PENUH TANGGUNG JAWAB,  SEDERHANA 7
  • 8. SIMBOL 2 MAKNANYA :  BERCITA-CITA TINGGI,  BERANI MENGAMBIL RESIKO,  SUKA BEKERJA KERAS,  SELALU TUNTAS 8
  • 9. SIMBOL 3 MAKNANYA :  SENANG HAL-HAL YANG RUMIT,  BERJIWA SENI,  FLEKSIBEL 9
  • 10. SIMBOL 4 MAKNANYA :  BANYAK PERHATIAN TERTUJU PADA SEKS 10
  • 11. KARAKTER MANUSIA SESUAI GOL. DARAH (dr. TOSHITAKA NOMI) TOKYO GOL. DARAH A BISA DIPERCAYA DAPAT DIPERCAYA SANGAT TELITI PENUH TANGGUNG JAWAB DLM PEKERJAANNYA GOL. DARAH B LEMAH LEMBUT LEMAH LEMBUT SANGAT PERASA TENANG DAN KALEM GOL. DARAH AB EMOSIONAL EMOSIONAL RAGU-RAGU PENDIRIANNYA DIPENGARUHI SITUASI GOL. DARAH O BERBAKAT PEMIMPIN BERBAKAT MEMIMPIN ENERGI ROHANIAH GAIRAH KERJANYA TINGGI TAK KENAL ISTIRAHAT PRESTASI KERJANYA OPTIMAL SANGAT KESAL MELIHAT KARYAWAN MALAS MENGANGGAP SEMUA MANUSIA HARUS BEKERJA RAJIN SERTA EFEKTIF LUPA BAHWA KEMAMPUAN MANUSIA ITU BERBEDA-BEDA. 11
  • 12. MENU  PEMBELAJARAN                                    “PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI” PENDAHULUAN POKOK BAHASAN PENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI - Pengertian Tindak Pidana - Unsur-Unsur Tindak Pidana - Pengertian Korupsi PERATURAN PEMBERANTASAN KORUPSI TINDAKAN/KEBIJAKAN YANG DIANGGAP TINDAK PIDANA KORUPSI - Tindak Pidana Korupsi - Tindak Pidana Lain yang Berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi - Peran Serta Masyarakat . KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI 12
  • 13. PENDAHULUAN Bangsa Indonesia sejak tahun 1945 sampai saat ini, mengalami pasang surut dalam melaksanakan pembangunan. Dimana pembangunan itu sendiri merupakan suatu proses menuju pada perbaikan yang lebih baik. Proses pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan kemajuan bagi peri kehidupan bangsa dan dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial masyarakat dari masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat modern sesuai dengan perkembangan jaman. Perubahan ini membawa dampak sosial baik positif maupun negatif. Dampak negatif yang dapat meresahkan masyarakat adalah berbagai macam tindak pidana, dari tindak pidana pencurian kecil-kecilan sampai dengan tindak pidana perampokan disertai pembunuhan, termasuk didalamnya adalah tindak pidana korupsi.
  • 14. Korupsi menjadi masalah yang sangat serius karena dapat  membahayakan pembangunan sosial ekonomi, dan juga  politik, serta dapat merusak moral bangsa dan sendi-sendi  kehidupan dari suatu bangsa. Hasil survey Transparancy International Indonesia (TII),  menunjukkan, Indonesia merupakan negara paling korup No  6 dari 133 negara.  Nilai indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia saat ini 2,3 yang  ternyata lebih rendah daripada negara-negara tetangga,  seperti Vietnam, Phillipina, Malaysia, Bangladesh dan  Myanmar. Disamping itu manajemen yang kurang baik dan kontrol yang  kurang effektif dan effisien, mempengaruhi merebaknya  tindak pidana korupsi, seperti ucapan terkenal dari Prof  Soemitro (Alm), sebagaimana dikutip oleh media cetak  beberapa tahun yang lalu, bahwa kebocoran keuangan negara  mencapai 30%.
  • 15. Pada 9 Desember 2004, telah dikeluarkan Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi  Inpres ini menginstruksikan kepada para Pimpinan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah agar melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dan melaporkan hasilnya kepada Presiden melalui Men.PAN  Pada 11 Desember 2003, Indonesia diantara 94 negara meratifikasi Konvensi PBB Memerangi Korupsi (UN Convention Againts Corruption)  Tuntutan Good Governance dalam seluruh Kegiatan (Reformasi dan Globalisasi)  Tuntutan Lembaga2 Donor meminta menegakkan paradigna GG spt : Bank Dunia, IMF, ADB, bagi Yang memperoleh bantuan mereka ;  Hal Yang dituntut yaitu menerapkan prinsip2 GG diantaranya : 1. Transparansi/ keterbukaan 2. Akuntabilitas dalam berbagai aktifitas (sospol-Ekon)
  • 16. setelah mengikuti Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu: diharapkan mampu memahami dan mengetahui Tindak Pidana 1. menguraikan pengertian dan Korupsi yang dapat terjadi di unsur- unit kerjanya. unsur tindak pidana korupsi; 2. mengidentifikasi tindakan- tindakan pegawai negeri atau penyelenggara negara yang merupakan tindak korupsi; 3. menjelaskan dan melaksanakan peran masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi; 4. memberikan latihan tata cara
  • 17. SALAH SATU SASARAN PEMBERANTASAN KORUPSI • PENYELENGGARA NEGARA (Pejabat Negara/PNs-Birokrasi : • Pejabat Negara : 1. Yang menjalankan fungsi Ek,Leg, Yud 2. Pejabat lain : Meneri, Gubernur, Bupati Walikota, Hakim, Direksi,Komisaris BUMN/D, Pimpinan BI, BPPN, Perguruan Tinggi, Rs I Sipil Polri, Jaksa, Penyidik, Panitera, Pimpro. Bendaharawan Proy. • PNS : Orang Yang menerima Upah dari Keuangan Negara dan • Daerah Yang swesuai dengan UU Kepegawaian • Korporasi yang memekai Modal dan Fasilitas Nagara atau masyarakat korporasi yang menerima bantuan keuangan negara dan Daerah 17
  • 18. LINGKARAN MAUT SANKRI ASAS KORUPSI PEMERINTAH (UU No. 28/1999) POLITIK & BUDAYA EKONOMI KESEMPATAN
  • 19. PENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI Prof. Muljatno. Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut Untuk adanya perbuatan pidana harus ada unsur-unsur: • Perbuatan manusia; • Memenuhi rumusan dalam undang-undang (syarat formil) • Bersifat melawan hukum (syarat materiil) E. Utrecht Peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh hukum Simon Tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum
  • 20. PENGERTIAN KORUPSI • Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere = busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok).
  • 21. Definisi Korupsi • Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri sendiri atau memperkaya mereka yang dekat dengan dirinya, dengan cara menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka - Secara harafiah korupsi mempunyai arti kebusukan, keburukan, kebejatan, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina dan memfitnah. Kamus umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwodarminto): Korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya. Kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan ketidak jujuran.
  • 22. • Perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapatmerugikan keuangan negara. 22
  • 23. PERCEPATAN : PROSES ,CARA,PERBUATAN CEPAT PEMBERANTASAN KORUPSI : SERANGKAIAN KEGIATAN UNTUK GAH DAN NGULANGI KORUBSI (MELALUI UPAYA KOORD,SUPERVISI,MONITOR ,LIDIK,SIDIK,PENUNTUTAN DAN PEMERIKSAAN DISIDANG PENGADILAN ) DG PERANAN SERTA MASY DAN UU BERLAKU. KORUP : BEKUK ,PALSU,SUAP KORUPSI : - PENYELEWENGAN ATAU PENGELAPAN UANG NEGARA ATAU PERUSAAN SEBAGAI TEMPAT SESEORANG BEKERJA UTK MENGUNTUNGKAN PRIBADI ATAU ORANG LAIN ( KAMUS HK 2002) - PERBUATAN SECARA MELAWAN HUKUM DG MAKSUD MEMPERKAYA DIRI SENDIRI /ORG LAIN ( PERSEORANGAN /KORPORASI )MERUGIKAN KEUNGAN /PEREKONOMIAN NEGARA. ( UU NO.31/1999 DIUBAH DG UU NO.20 /2001)
  • 24. PENYELIDIKAN : “Serangkaian tindakan Penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menetukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini (Pasal 5 point 5 KUHAP)”. PENYIDIKAN :“Serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya (Pasal 1 point 2 KUHAP)”. PENYITAAN : Pengamil Alih/ Penyimpan Benda Utk Keperluan Pembutian Dalam Penyidikan,penuntutan Dan Peradilan PERBUATAN HUKUM : perbuatan yang menimbulkan akibat hukum PERBUATAN MELAWAN HUKUM : Perbuatan Yang Bertentangan Dg Tata Pergaulan Masy Dan Ketertiban Yg Di Kehendaki Hukum, Sifatnya Merugikan Masy.
  • 25. DENDA : HUKUMAN BERUPA KEHARUSAN MEMBAYAR DLM BENTUK UANG /LAINYA . BANDING : PERMERIKSAAN ULANG OLEH PENGADILAN YANG LEBIH TINGGI KPK : LEMBAGA INDEVENDEN YANG MEMILIKI KEWENAGAN KOORDINASI, SUPERVISI MONITOR, PENCEGAHAN,PENYELIDIKAN ,PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN DLM PERKARA KORUPSI DI INDONESIA KOLUSI : KERJASAMA SECARA MELAWAN HUKUM ANTAR PENYELENGARA NEGAR ATAU ANTAR PENYELENGARA NEGARA DENGA PIHAK MERUGIKAN ORANG LAIN MASY DAN NEGARA. PERBUATAN PIDANA : PERBUATAN YG DILARANG DAN DIANCAM DG PIDANA SAKSI : ORANG YG MENYAKSIKAN SENDIRI KEJADIAN ,UTK KEPERLUAN PENYIDIKAN ,PENUNTUTAN PERADILAN. SANKSI : ALAT PEMAKSA . SUAP : UANG SOGOK YG DI BERIKAN BERHUBUNGAN DG JABATAN ATAU KRN KEWENANGAN TERTENTU
  • 26. TERSANGKA : ORANG YG DIDUGA SBG PELAKU TINDAK PIDANA BERDASARKAN BUKTI PERMULAAN YG CUKUP TERDAKWA : TERSANGKA YG DI TUNTUT,DIPERIKSA DAN DIADILI DI SIDANG PENGADILAN TERPIDANA : TERDAKWA YG DIJATUHI HUKUMAN
  • 27. 1. Dilakukan lebih dari satu orang 2. Merahasiakan motif; ada keuntungan yang ingin diraih; 3. Berhubungan dengan kekuasaan / kewenangan tertentu; 4. Berlindung dibalik pembenaran hukum; 5. Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum; 6. Mengkhianati kepercayaan.
  • 28. • Korupsi karena kebutuhan • Korupsi karena ada peluang • Korupsi karena ingin memperkaya diri sendiri • Korupsi karena ingin menjatuhkan pemerintah • Korupsi karena ingin menguasai suatu negara
  • 29. Gratifikasi dan Suap Penjelasan Pasal 12 B UU No. 31/1999 jo. UU No. 20/2001, Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
  • 30. PASAL PASAL 1). Ps 2; 16). Ps 10 huruf a; 2). Ps 3; 17). Ps 10 huruf b; 3). Ps 5 ayat (1) huruf a; 18). Ps 10 huruf c; 4). Ps 5 ayat (1) huruf b (1) huruf a; 19). Ps 11; 5). Ps 5 ayat (2); 20). Ps 12 huruf a; 6). Ps 6 ayat (1) huruf a 21). Ps 12 huruf b 7 ). Ps 6 ayat (1) huruf b 22). Ps 12 huruf c; 8). Ps 6 ayat (2); 23). Ps 12 huruf d; 9). Ps 7 ayat (1) huruf a; 24). Ps 12 huruf e; 10). Ps 7 ayat (1) huruf b; 25). Ps 12 huruf f 11). Ps 7 ayat (1) huruf c; 26). Ps 12 huruf g; 12). Ps 7 ayat (1) huruf d; 27). Ps 12 huruf h; 13). Ps 7 ayat (2); 28). Ps 12 huruf i; 14). Ps 8; 29). Ps 12B jo. Ps 12C; 15). Ps 9; 30). Ps 13; 30
  • 31. kelemahan pemimpin untuk mencegah dan memberikan ketauladanan yang baik ; • kelemahan pengajaran agama dan etika , menyangkut moralitas personal serta kondisi situasional seperti peluang terjadinya korupsi ; • budaya kolonialisme yang mendarah daging di masyarakat kita ; Hegemoni dan dominasi • penegakan hukum yang kurang tegas dan kerja sistem yang tidak efektif. • Mekanisme kontrol yang lemah dan kerapuhan sebuh sistem memberipeluang terjadinya korupsi. • Sistem an struktur pemerintah: Birokrasi yang sentralistik • Masalah Sosbud: Hub.antara politisi dgn unsur pemerintah 31
  • 32. 1. Penegakan hukum tidak konsisten: penegakan hukum hanya sebagai make-up politik, sifatnya sementara, selalu berubah setiap berganti pemerintahan. 2. Penyalahgunaan kekuasaan/wewenang, takut dianggap bodoh kalau tidak menggunakan kesempatan. 3. Langkahnya lingkungan yang antikorup: sistem dan pedoman antikorupsi hanya dilakukan sebatas formalitas. 4. Rendahnya pendapatan penyelenggara negara. 5. Kemiskinan, keserakahan. 6. Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah. 7. Konsekuensi bila ditangkap rendah daripada keuntungan korupsi. 8. Budaya permisif/serba membolehkan; tidak mau tahu. 9. Gagalnya pendidikan agama dan etika.
  • 33. 4. Rendahnya pendapatan penyelenggara negara. 5. Kemiskinan, keserakahan. 6. Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah. 7. Konsekuensi bila ditangkap rendah daripada keuntungan korupsi. 8. Budaya permisif/serba membolehkan; tidak mau tahu. 9. Gagalnya pendidikan agama dan etika.
  • 34. MODUS DUGAAN KORUPSI DI SEKITAR PELAYANAN PUBLIK
  • 35. 1. PROYEK PEMBANGUNAN FISIK Dalam pengelolaan proyek pembangunan, cara pelaku melakukan perbuatan korupsi dlm pengelolaan proyek pembanguann biasanya terjadi mulai dari tahap perencanaan . 2. PENGADAAN BARANG DAN JASA – Suap untuk memenangkan tender – Tender arisan – Proses tender tidak transparan – Supplier bermain mematok harga tertinggi – Persaingan tidak sehat sehingga dorong pengusaha lakukan suapPengadaan barang di perusahaan swasta & pemerintah yang memenangkan saudaranya – Pengadaan barang & jasa tidak sesuai kebutuhan – Harga barang dalam kontrak pengadaan harganya jauh diatas harga barang sebenarnya atau kualitas barang yg diserahkan tidak sesuai dgn apa yg dicantumkan dalam kontrak – Panitia tender (staf bawah) memenangkan pengusaha yang memberi suap – Penandatangan Pakta Integritas belum dapat mengurangi suap
  • 36. 3. PERIJINAN – Ijin Usaha sangat susah didapat – Tidak transparan – Banyak aturan tidak resmi – Aturan sudah diikuti tapi ijin tetap tidak keluar – Susah mendapat perijinan, perlu pelicin atau suap – Tarip perijinan yang tidak standar – Mengurus perijinan sendiri repot dan biaya besar, dengan aparat biaya lebih murah dan cepat 4. PERBANKAN – Dana kredit tidak bisa dicairkan jika tidak memberi komisi kepada pejabat bank sebesar 5-10% dari nilai kredit – Pelanggaran dalam batas maksimum pemberian kredit oleh Bank
  • 37. 5. BEA CUKAI (Oknum)petugas bea cukai dalam pengurusan dokumen selalu diminta suap 6. PERPAJAKAN  Mau bayar pajak malah ditekan untuk kolusi  Mau bayar pajak dipersulit  Petugas pajak memainkan laporan, laporan pajak fiktif  Pajak dapat dinegosiasikan  Praktek-praktek suap terhadap aparat pajak
  • 38. – Menggelembungkan batas alokasi penerimaan (mark- up.) – menggandakan (redundant) item penerimaan anggota dewan melalui berbagai strategi. ( anggaran yang berbeda-beda untuk satu fungsi). – mengada-adakan pos penerimaan anggaran yang sebenarnya tidak diatur . Seperti alokasi anggaran untuk pos dana purnabakti., fasilitas rumah dinas yang seharusnya hanya diberikan kepada Ketua dan Wakil – korupsi dalam pelaksanaan program kegiatan dewan. Dari aspek tindakan, korupsi jenis ini adalah korupsi yang paling telanjang dan nyata. Yaitu memalsukan tiket pesawat perjalanan dinas (SPJ fiktif). 38
  • 39. Akuntabilitas politik DPR amat rendah. Hampir tidak ada mekanisme yang dapat menjamin akuntabilitas politik itu dijalankan. Saat ini, pertanggung jawaban kerja parlemen hanya sebatas laporan lima tahun yang dibuat satu kali menjelang masa jabatan mereka berakhir. • Mekanisme perekrutan politik di internal partai politik yang melahirkan anggota DPR berorientasi uang. Loyalitas antara partai politik dan kadernya diikat uang. • Mahalnya ongkos politik. Bagi politisi yang kemudian menjadi pejabat publik dan menguasai sumber daya ekonomi, pertama-tama yang dilakukan adalah mengembalikan investasi politik yang telah dikeluarkan 39
  • 40. – rusaknya sistem tatanan masyarakat, – ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi, – munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat, – penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi,politik, maupun hukum, yang pada akhirnya menimbulkan kesengsaraan – Menghambat pengembangan sisitem pemeerintah demokratis – Munculnya bentuk kriminalitas lain spt:Peradilan jalanan,para militer untuk melindungi kepentingan kelompok 40
  • 41. Pemerasan Pajak • Manipulasi Tanah • Jalur Cepat Pembuatan KTP • SIM Jalur Cepat • Markup Budget/Anggaran dan lain lain 41
  • 42. Korupsi Milik Kita Semua? •Korupsi? –Penyakit sistem? –Penyakit manusia? –Penyakit budaya?
  • 44. Korupsi versi KPK UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001
  • 45. Kelompok tindak pidana korupsi 1. Kerugian keuangan negara. 2. Suap menyuap  kel. 1. 3. Penggelapan dalam jabatan  kel. 2. 4. Pemerasan  kel. 3. 5. Perbuatan curang  4. 6. Benturan dalam kepentingan pengadaan  kel.5 . 7. Gratifikasi.
  • 46. Tindak pidana lainnya yg berkaitan dg korupsi • Merintangi proses pemeriksaan tindak pidana korupsi. • Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yg tidak benar. • Bank yg tidak memberi keterangan rekening tersangka. • Saksi atau ahli yg tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu. • Orang yg memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau keterangan palsu. • Saksi yg membuka identitas pelapor.
  • 47. 10 Nilai Anti Korupsi 1. Tanggungjawab KELOMPOK 1 2. Disiplin 3. Jujur KELOMPOK 2 4. Sederhana 5. Kerja keras KELOMPOK 3 6. Mandiri 7. Adil KELOMPOK 4 8. Berani 9. Peduli 10. Percaya diri KELOMPOK 5
  • 48. @ MENCARI @ MEMPEROLEH @ MEMBERI  DAPAT LAYANAN INFORMASI YANG ADIL PENYEL NEGARA  DAPAT PERLIN SAMPAIKAN : DUNGAN HUKUM • SARAN • PENDAPAT ATAS KP PENYELENGGARA NEGARA 57
  • 49. Percepatan Pemberantasan Korupsi TERTULIS BERIDENTITAS PELAPOR • INFORMASI SETIAP • SARAN LAYANAN DAN JAWABAN ORANG • PENDAPAT PERLINDUNGAN HUKUM KPD BERHAK (STATUS HKM-RASA AMAN) ORGANISASI PENEGAK DAPAT PENGHARGAAN MASYARAKAT HUKUM TTG (PIAGAM/PREMI 20/00 x NILAI KN) DUGAAN TPK L S M 1. MERAHASIAKAN PENEGAK • IDENTITAS PELAPOR HUKUM WAJIB • ISI INFORMASI • PENDAPAT SARAN PP NO. 71 TH 2000 2. BERI PENGAMANAN TATA CARA PELAKSANAAN PERAN FISIK PELAPOR + KLG SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TPK by arsal bam 58
  • 50. ADM INI TRA TIF S S A BARANG J A 59
  • 51. TINDAK PIDANA KORUPSI TINDAK PIDANA KORUPSI UU NO 31 TH 1999 UU NO 31 TH 1999 SETIAP ORANG DENGAN MELAWAN HUKUM MELAKUKAN PERBUATAN MEMPERKAYA KESEMPATAN/SARANA KESEMPATAN/SARANA MEMPERKAYA DIRI SENDIRI YANG ADA PADANYA YANG ADA PADANYA DIRI SENDIRI KARENA JABATAN KARENA JABATAN MEMPERKAYA ORANG MEMPERKAYA ORANG MENYALAHGUNAKAN MENYALAHGUNAKAN LAIN/KORPORASI LAIN/KORPORASI KEWENANGAN KEWENANGAN 1. MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA 1. MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA 2. PEREKONOMIAN NEGARA 2. PEREKONOMIAN NEGARA PS : 2 DIPIDANA PENJARA # SEUMUR HIDUP, PALING SINGKAT 1 TH, PALING LAMA 20 TH, PIDANA DENDA PALING SEDIKIT RP. 50 JUTA, PALING BANYAK 1 MILYAR 60
  • 52. BERBUAT SESUATU MEMBERI PEGAWAI SETIAP MENJANJIKAN NEGERI SESUATU ORANG PENYEL NEGARA TIDAK BERBUAT SESUATU HUKUMAN PEMBERI DAN PENERIMA PASAL 5 UU NO 20 /2001 1. Dalam jabatannya bertentangan dengan PIDANA PALING SEDIKIT 1 TH kewajiban (d.j.b.k) PALING LAMA 5 TH DAN PIDANA 2. Berhubungan dengan DENDA PALING SEDIKIT RP 50 JT, sesuatu yang bertentangan PALING BANYAK RP 250 JT dengan kewajiban 61
  • 53. MEMPENGARUHI PUTUSAN PERKARA UNTUK DIADILI HAKIM SETIAP MEMBERI ORANG MENJANJIKAN SESUATU ADVOKAT MEMPENGARUHI NASEHAT/PENDAPAT YANG AKAN HUKUMAN PEMBERI DAN PENERIMA DIBERIKAN DI PENGDILAN PASAL 6 UU NO 20 /2001 PIDANA PALING SEDIKIT 3 TH PALING LAMA 15 TH DAN PIDANA DENDA PALING SEDIKIT RP 150 JT PALING BANYAK RP 750 JT 62
  • 54. SUBYEK HUKUM PERBUATAN SUBYEK HUKUM 1. PEMBORONG CURANG 2. AHLI BANGUNAN 1. PENERIMA BAHAN BANGUNAN  PENJUAL BAHAN BANGUNAN SENGAJA 2. PENERIMA  PETUGAS PENGAWAS CURANG ENYERAHAN BANGUNAN BARANG KEPERLUAN TNI-POLRI  ORANG MENYERAHKAN BAHAN BANGUNAN CURANG 3. MEMBIARKAN PERBUATAN CURANG SETIAP ORANG MEMBIARKAN MENYERAHKAN BARANG CURANG KEERLUAN TNI, POLRI PASAL 7 UU NO 2 TH 2001 PIDANA DENDA : PERBUATAN PIDANA PENJARA PS 2 TH, PS 100 JT PB.350 JT CURANG PALING LAMBAT 7 TH 63
  • 55. PENGGELAPAN PEGAWAI NEGERI SENGAJA MENGGELAPKAN BUKAN UANG, SURAT BERHARGA PEGAWAI YANG DISIMPAN KARENA Ps 8 UU No. 20 Th 2001 NEGERI JABATANNYA Dipidana Penjara Paling Sedikit 3 th, paling lama 15 th, Pidana denda Paling sedikit Rp 150 Jt, MEMBIARKAN UANG, Paling banyak Rp 750 Jt SURAT BERHARGA DIAMBIL DITUGASI DIGELAPKAN ORANG LAIN MENJALANKAN MEMBANTU PEMBUATAN JABATAN TERSEBUT UMUM TERUS SENGAJA MEMALSUKAN Ps 9 UU No. 20 Th 2001 MENERUS BUKU-BUKU, DAFTAR Dipidana Penjara Paling ATAU DAFTAR KHUSUS UNTUK Sedikit 1 th, paling lama SEMENTARA PEMERIKSAAN 5 th, Pidana denda paling ADMINISTRASI sedikit Rp 50 Jt, paling Banyak Rp 250 Jt 64
  • 56. Percepatan Pemberantasan Korupsi MEMALSUKAN MERUSAK PEGAWAI NEGERI BARANG BUKTI BUKAN PEGAWAI NEGERI MEMBANTU SENGAJA ORANG LAIN MEMBIARKAN ORANG LAIN • MENGGELAKAN • MENGHILANGKAN • MENGHANCURKAN • MENGHANCURKAN • MERUSAKAN • MERUSAK • MEMBUAT TIDAK • MEMBUAT TIDAK DAPAT DIPAKAI DAPAT DIPAKAI BARANG, AKTA, SURAT, DAFTAR UNTUK BUKTI PASAL 10 UU NO 20 /2001 Pidana penjara P.S 2 Th, P.L 7 Th Pidana Denda P.S Rp 100 Jt, P.B Rp 350 Jt 65
  • 57. MENYEROBOT TANAH NEGARA PEGAWAI NEGERI PENYELENGGARA NEG. ⇒ MEMINTA LANGSUNG /TIDAK ⇒ MENERIMA MENGGUNAKAN LANGSUNG SENGAJA PEKERJAAN TANAH /TURUT SERTA ⇒ PENYERAHAN NEGARA (HP) DALAM PEMBORANGAN BARANG MERUGIKAN ORANG PENGADAAN PERSEWAAN (SEOLAH HUTANG YANG BERHAK ( PADAHAL YANG PADA DIRINYA) (SEOLAH DILAKUKAN SELURUH SESUAI ATURAN) /SEBAGIAN PETUGAS UNTUK MENGURUS / PS 12 UU NO 12 /2001 MENGAWASI ) Penjara Pidana Seumur Hidup atau P.S 4 Th, P.L 20 Th Pidana Denda P.S Rp 200 Jt, P.B Rp 1 Milyar 66
  • 58. Karena kewenangan Kekuasaan yang “SUAP” Berhubungan dengan jabatan Ps. 11 uu No. 20/2001 MENERIMA Pidana penjara p.s 1 th, p.l 5 th HADIAH Menggerakan untuk : Pidana denda p.s rp 50 Jt JANJI - Melakukan sst p.b Rp 250 Jt - Tidak melakukan sst d.j.b.k “PEMERASAN” Pasal 12 UU No. 20 /2001 Pidana penjara p.s 4 th, p.l 20 th Sebagai akibat sebab telah Pidana denda p.sedikit Rp 200 Jt - Melakukan sst p.b Rp 1 M - Tidak melakukan sst PEG. NEGERI d.j.b.k PENYEL. NEGARA 1. Memberi sst 2. Membayar 3. Terima bayaran dengan Memaksa potongan Seseorang 4. Mengerjakan sst MELAWAN untuk diri sendirii HUKUM SALAH GUNAKAN Peg. Negeri 1. Meminta KEKUASAAN Penyel. Negara 2. Menerima lain 3. Memotong Pembayaran 67
  • 59. • Pegawai Negeri Memeras • Pegawai negeri atau penyelenggara negara; • Pada waktu menjalankan tugas; • Secara melawan hukum; • Seolah olah merupakan hutang kepada dirinya; • Diketahuinya bahwa hal tersebut bukan merupakan hutang. 68
  • 60. • Pegawai Negeri Memeras Pegawai Negeri Yang lain • Untuk disebut korupsi, harus memenuhi unsur unsur : • Pegawai Negeri atau penyelenggara negara; • Pada waktu menjalankan tugas; • Meminta, menerima, atau memotong pembayaran; • Kepada Pegawai Negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum; • Seolah olah pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kas umum mempunyai utang kepadanya; • Diketahuinya bahwa hal tersebut bukan merupakan utang 69
  • 61. • Pegawai Negeri Turut Serta Dalam Pengadaan Yang diurusnya • Pegawai negeri atau penyelenggara negara; • dengan sengaja; • Langsung atau tidak langsung turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan; • pada saat dilakukan perbuatan untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya 70
  • 62. U A N G U A N G B A R A N G B A R A N G PENGOBATAN PENGOBATAN CUMA-CUMA CUMA-CUMA K O M II S II K O M S PERJALANAN PERJALANAN WISATA GRATIFIKASI GRATIFIKASI WISATA (PEMBERIAN) (PEMBERIAN) D II S C O U N T D S C O U N T FASILITAS FASILITAS PENGINAPAN PENGINAPAN PINJAMAN PINJAMAN TANPA BUNGA TANPA BUNGA TIKET TIKET PERJALANAN PERJALANAN 71
  • 63. GRATIFIKASI KEPADA PN-PENYEL. NEGARA ADALAH SUAP BERHUBUNGAN DENGAN BERLAWANAN DENGAN JABATANNYA BERLAWANAN DENGAN KEWAJIBAN/TUGASNYA KEWAJIBAN/TUGASNYA 1. NILAI < RP 10 JT GRATIFIKASI BUKAN SUAP DIBUKTIKAN PENERIMA GRATIFIKASI ADALAH SUAP 2. NILAI > RP 10 JT DIBUKTIKAN OLEH JAKSA PASAL 12 B UU NO. 20/2001 HUKUMAN PIDANA PENJARA P.S 4 TH, P.L 20 TH PIDANA DENDA P.S RP 20 JT, P.B RP 1 MILYAR 72
  • 64. MENYUMBANG KAN MENGHILAN G MENITIP KAN KAN MEMBELANJ MEMBAWA A KELUAR KAN NEGERI MEMBAYAR KAN MENUKAR KAN MENEMPAT KAN MENTRANSFER PENCUCIAN UANG PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDRING) (MONEY LAUNDRING) HART KEKAYAAN YANG DIKETAHUI PATUT DIDUGA HASIL TINDAK PIDANA UNTUK MENYEMBUNYIKAN ASAL USUL HARTA KEKAYAAN SEOLAH H.K YANG SAH 73
  • 65. Percepatan Pemberantasan Korupsi KEHUTANAN LINGKUNGAN KELAUTAN HIDUP PAJAK KORUPSI PROSTITUSI TERORISME PERBANKAN PERJUDIAN HARTA KEKAYAAN PEMALSUAN DARI SUAP UANG “TINDAK PIDANA” PASAR MODAL PENIPUAN ASURANSI PENGGELAPAN NARKOTIKA PENYELUNDUPAN BARANG, TK IMIGRAN PSIKOTROPIKA PENCULIKAN PERDAGANGAN ORANG, SENJATA 74
  • 66. KONVENSI PBB ANTI KORUPSI NO 55 /61 TH 2000 RATIFIKASI KERJASAMA INTERNASIONAL • MELACAK • PERJ. EKSTRADISI • PERTUKARAN INFO • MEMBEKUKAN • BANTUAN HKM • MENCEGAH + BERANTAS • MENYITA TIMBAL BALIK TPK DIBAWAH PAYUNG KS • MENGEMBALIKAN • PENYERAHAN NAPI - EKONOMI ASET HASIL TPK • PENGALIHAN - BAN-TEK DR LN PROSES PIDANA # UU NO 7 TH 2006 Ttg Pengesahan United Nations Convention Againt Corruption, 2003 (Konvensi PBB Anti Korupsi) 75
  • 67. MERINTANGI PROSES PEMERIKSAAN PERKARA KORUPSI • Setiap orang; • Dengan sengaja; • mencegah, merintangi atau menggagalkan; • Secara langsung atau Tidak angsung; • Penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang terdakwa maupun para saksi dalam perkara korupsi. 76
  • 68. • Tersangka Tidak Memberi Keterangan Mengenai Kekayaannya • Tersangka; • Dengan sengaja • Tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan palsu; • Tentang keterangan harta bendanya atau harta benda isteri/suaminya atau harta benda anaknya atau harta benda setiap orang atau korporasi yg diketahui atau patut diduga mempunyai Hubungan dengan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan tersangka. 77
  • 69. • Bank Yang Tidak Memberikan Keterangan Rekening Tersangka • Orang yang ditugaskan oleh bank dengan sengaja tidak memberikan keterangan . atau memberikan keterangan. palsu tentang keadaan keuangan tersangka atau terdakwa. 78
  • 70. Saksi Atau Ahli Yang Tidak Memberi Keterangan atau memberikan keterangan palsu • Saksi atau ahli Dengan sengajaTidak memberikan keterangan atau memberikan Keterangan yang isinya palsu. 79
  • 71. Orang Yang Memegang Rahasia Jabatan Tidak Memberikan Keterangan atau Memberikan Keterengan Palsu • Orang yang karena pekerjaan, harkat, martabat atau jabatannya yang diwajibkan menyimpan rahasia Dengan sengajaTidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan yang isinya palsu. 80
  • 72. • Saksi Menyebut nama atau alamat pelapor atau hal hal lain yang memungkinkan diketahuinya identitas pelapor. 81
  • 73. • Strategi preventif pencegahan korupsi melalui perbaikan system dan prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-prinsip fairness, transparency, accountability & responsibility Strategi investigatif memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan penegakan hukum terhadap para pelaku korupsi. • strategi edukatif : mendorong masyarakat untuk berperan serta memerangi korupsi sesuai dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing. Kepada masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran (integrity) serta kebencian 82
  • 74. • REGULASI : • Undang-unang (UU) tentang pemberantasan korupsi di Indonesia sudah empat kali berubah. • Selain itu, posisi UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diperbarui dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, juga masih diperkuat dengan UU Nomor 15 Tahun 2002— yang diubah dengan UU Nomor 25 Tahun 2003— tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. • Selain itu, masih ada UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 83
  • 75. 1. Adanya kehendak Pemerintah yang serius – Inpres 5 / 2004 membuktikan kesungguhan Pemerintah dalam memberantas korupsi 2. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) – Penerapan e-government dan e-procurement untuk mengurangi peluang korupsi 3. Pemanfaatan “Single Identification Number” – Untuk mengurangi peluang penyalahgunaan 4. Pembenahan peraturan perundang-undangan yang duplikasi dan bertentangan – Menurut Gowa ada 1850 peraturan 5. Penataan / penyederhanaan Criminal Justice System 84
  • 76. Instruksi Umum Dilaksanakan oleh sekitar Diktum PERTAMA... 500 Instansi Pemerintah s.d. (Pusat dan Daerah) Diktum KESEPULUH 1. Menko Perek, Menkeu, BappenasE-proc 2. Menkeu pajak, bea cukai, PNBP, anggr.. 3. Bappenas  RAN Instruksi 4. MenPAN huruf a s.d. e kormonev Khusus 5. MenhukHAM per UU 6. Kem.BUMN  GCG Diktum KESEBELAS 7. Mendiknas  pendidikan anti KKN Angka 1. S.d. 11 8. MenKominfo  sosialisasi program 9. Jaksa Agung tindakan hukum, intern, & koordinasi 10.Kapolri tindakan hukum, intern, & koordinasi 11.Gub/Bup/Walikota  GG, yanblik, & kerjasama 85
  • 77. Percepatan Pemberantasan Korupsi UNTUK SEGENAP JAJARAN EKSEKUTIF PUSAT + DAERAH ☻ BANTU KPK TTG LAPORAN HARTA. K ☻ MENGKAJI SISTEM YANG POTENSI TIMBULKAN TPK INPRES NO. 5 TH 2004 INPRES NO. 5 TH 2004 DI LINGK. MASING2 ☻ BUAT RENSTRA PERCEPATAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN PEMBERANTASAN KORUPSI KORUPSI ☻ PEL PRIMA PD MASYARAKAT ☻ MEMPERCEPAT PEMBERIAN INFO PADA PENEGAK ☻ HUKUM TTG TPK PENETAPAN WILAYAH BEBAS KORUPSI ☻ SEDERHANA DALAM DINAS DAN HIDUP PRIBADI ☻ MELAKSANAKAN KEPRES 80/2003 MENCEGAH BOCOR PEMBOROSAN APBN - APBD 86
  • 78. a.  Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang  baik di lingkungan pemerintah daerah. b.  Meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan  pungutan liar dalam pelaksanaannya. c. Bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat  Daerah melakukan pencegahan terhadap kemungkinan  terjadi kebocoran keuangan negara baik yang  bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja  Negara maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja  Daerah. 87
  • 79. • Target atau sasaran reformasi birokrasi adalah terbentuknya: • birokrasi yang bersih, yaitu birokrasi yang anti KKN dan  tidak berperilaku koruptif ; • birokrasi yang efisien, yaitu birokrasi yang hemat (tidak  boros) dalam menggunakan sumberdaya yang terbatas    (man, money, material, methode and timed) ; • birokrasi yang transparan, yaitu birokrasi yang seluruh  kebijakan dan aktivitasnya diketahui masyarakat dan   masyarakat dapat mengakses dengan mudah;  • birokrasi yang melayani, yaitu birokrasi yang tidak minta  dilayani, tetapi birokrasi yang melayani masyarakat;  • birokrasi yang terdesentralisasi, yaitu  kewenangan  pengambilan keputusan terdesentralisasi kepada  pimpinan unit kerja terdepan. 88
  • 80. Percepatan Pemberantasan Korupsi KEPASTIAN TERTIB HUKUM PENYEL NEGARA AKUNTABILITAS KEPENTINGAN UMUM ASAS UMUM ASAS UMUM PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN NEGARA NEGARA PROFESI ONALITAS KETERBU PROPORSIO KAAN NALITAS 89
  • 81. • Pertama, Ketua DPR dan jajaran elite di DPR HARUS   menciptakan sistem integritas untuk mengurangi korupsi  yang terjadi. Karena itu, menerapkan sistem integritas  menjadi suatu hal yang tidak lagi bisa ditawar-tawar  • Kedua, DPR harus lebih ketat merumuskan kode etik  parlemen dengan sanksi dan mekanisme pemberian  sanksi yang lebih efektif guna mengurangi perilaku  menyimpang anggota DPR, sekaligus memberi efek  jera.  • Ketiga, menjelang Pemilu Parpol peserta pemilu harus  merombak sistem perekrutan calon anggota legislatif  dengan menempatkan integritas, kualitas, dan  profesionalitas sebagai parameter utama.  90
  • 82. Uraikan kejadiannyasedetil mungkin kejadian yang kita  curigai  sebagai bentuk perbuatan korupsi.  Pilih pasal-pasal yang sesuai. Kemudian cocokkan dengan pasal- pasal yang ada di buku ini, kira-kira pasal mana yang sesuai untuk  kejadian tersebut (dapat lebih dari satu pasal). Penuhi unsur-unsur tindak pidana. Lihat unsur-unsur tindak  pidana yang ada dalam pasal yang sesuai, kemudian pastikan  bahwa informasi dalam uraian yang anda buat dapat memenuhi  unsur-unsur dalam pasal tersebut.  Sertakan bukti awal, bila ada. Apabila ada copy dokumen atau  barang lain yang memperkuat uraian kejadian di atas agar  disertakan dalam pengaduan / laporan ke KPK. 91
  • 83. • Sertakan identitas anda, bila tidak keberatan. Akan sangat  baik apabila anda menyertakan identitas dan alamat atau nomor  telepon anda.  • Kirim ke KPK. Apabila urutan 1 s.d 5 telah anda lakukan maka  pangaduan / laporan anda siap untuk disampaikan kepada KPK. • Fokuskan pengaduan/laporan anda pada korupsi kelas kakap  (big fish), bukan kelas teri. Pengertian kelas kakap adalah : – Melibatkan orang level tinggi atau yang memiliki pengaruh besar; – Terkait dengan aspek yang strategis/menyangkut hajat hidup orang  banyak; atau – Menyangkut nilai uang yang besar. 
  • 84. Percepatan Pemberantasan Korupsi TERTULIS BERIDENTITAS PELAPOR • INFORMASI SETIAP • SARAN LAYANAN DAN JAWABAN ORANG • PENDAPAT PERLINDUNGAN HUKUM KPD BERHAK (STATUS HKM-RASA AMAN) ORGANISASI PENEGAK DAPAT PENGHARGAAN MASYARAKAT HUKUM TTG (PIAGAM/PREMI 20/00 x NILAI KN) DUGAAN TPK L S M 1. MERAHASIAKAN PENEGAK • IDENTITAS PELAPOR HUKUM WAJIB • ISI INFORMASI • PENDAPAT SARAN PP NO. 71 TH 2000 2. BERI PENGAMANAN FISIK PELAPOR + KLG TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TPK by arsal bam 93
  • 85. • Upaya pemberantasan korupsi meliputi beberapa  prinsip, antara lain: • memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi, • upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan  secara bersamaan, • tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu  sampai hilir (mulai dari perencanaan, pelaksanaan,  pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi  berbagaui elemen. by arsal bam 94
  • 86. • Pembentukan Lembaga Kunci  • Memasukkan kedalam Sisitem Pendidikan Nasional • Menerapkan Pakta Integritas(adalah pernyataan / janji  tentang komitmen untuk melaksanakan segala tugas dan  tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku.) • Melaksanakan Pengadaan Barang Barang Pemerintah  Melalui Sisitem tender electronic.  • MEMBENTUK PERWAKILAN KPK DI DAERAH  by arsal bam 95
  • 87. Presiden RI Penyempurnaan  RAN Men.PAN Bappenas Instansi Pelaksana Gubernur Instruksi Khusus Instansi Pusat : Arus pelaporan Inst.khusus : Arus pelaporan Inst.umum Bupati/Walikota : Arus pelaporan RAN PK : Tembusan ke Bappenas by arsal bam 96
  • 88. Korupsi Masih di Mana-mana • Dari Aceh hingga Papua. • Pembersihan birokrasi. • Korupsi kelembagaan. • Rusaknya DPR.
  • 89. Konsep korupsi • Peluang  kreatifitas  bagaimana? • Transparansi  akuntabilitas. • Konspirasi/ kolusi  melibatkan lebih dari  satu orang. • Melibatkan dana begitu besar. • Wewenang yg begitu besar  tanpa  pengawasan.  • Takut.    
  • 90. FAKTA… • Korupsi adalah simbol dari pemerintahan yang tidak benar – dicerminkan oleh: – Patronase. – Prosedur berbelit-belit. – Pemungut pajak yang tidak efektif. – Korupsi besar-besaran dalam pengadaan barang dan jasa. – Layanan masyarakat yang sangat buruk. (Alatas, 1974)    
  • 91. Kasus : Merugikan Keuangan Negara NO Kasus Cara Menghindari/solusi 1.1. Sosialisasi Kepres 80 th 2000 tentang 1 Pengadaan Barang dan Jasa pengadaan barang dan Jasa 1.2. Pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga pengadaan   1.1. Mark Up Harga barang dan Jasa 1.2. Barang Tidak Sesuai dengan   Spek 1.3. Membuat Harga Kewajaran atau membuat HPS 2 Perjalanan Dinas 2.1. Pengawasan Internal 2.1. Jumlah Hari tidak sesuai   dengan yang diSPJkan Melalui teman sejawat         2.2. Perjalanan Fiktif Uji Petik     2.2. Pengawasn Eksternal (Inspektorat) 3 Pengelolaan Barang Milik Negara 3.1. Pengawasan Internal 3.1. Menyalahgunakan fasilitas   negara untuk kepentingan pribadi Penertiban administrasi barang milik negara     Pengecekan berkala     3.2. Pengawasan Eksternal
  • 92. PENGGELAPAN DALAM JABATAN   Penerimaan Siswa Baru/pindahan secara tidak prosedural Pengadaan barang secara curang Penyalahgunaan Dana BOS Menggelapkan uang/Surat Berharga atau membiarkan barang tersebut diambil Memalsukan buku-buku atau daf tar -daf tar khusus untuk pemeriksaan administrasi Pengeluaran Ijazah palsu Perekrutan Pegawai tanpa prosedur yang berlaku Promosi jabatan yang tidak melalui prosedur yang berlaku Menghambat promosi jabatan Menaikan kelas siswa yang tidak layak naik/pindah Penyimpangan dalam penjurusan program studi di SMA
  • 93. 4 Double SPJ pada Satu Kegiatan 4.1. Juknis yang jelas 4.2. Pengawasan Internal dan Pengawas   4.1. Kegiatan di SPJKan Eksternal       5.1. Mengacu pada Peraturan2 yang telah 5 Honorarium ada   5.1. Pemotongan honorarium 5.2. Pengawasan Internal dan Eksternal       6 Kegiatan Kediklatan Pengawasan Internal dan Eksternal   6.1. Kegiatan Fiktif   6.1.1. Tidak melaksanakan   kegiatan tapi diSPJKan   6.1.2. Jumlah kegiatan di Kurangi misalnya 10 x kegiatan   dilaksanakan 7 x   Mark up pada pengajuan Block 7 Grand Pengawasan Internal dan Eksternal 7.1. Mark Jumlah Siswa pada   Dana Boss        
  • 95. CONTOH PERILAKU  SUAP-MENYUAP • RAPBS yang menyalahi aturan ingin segera ditetapkan,  maka yang mengajukan RAPBS memberikan uang dan  diterima oleh petugas tersebut. • Sarana dan prasarana sekolah yang disediakan oleh  suplier tidak sesuai dengan spesifikasi, sarana dan  prasarana tersebut tetap diterima karena suplier  tersebut telah memberikan uang kepada penerima  sarana dan prasarana.
  • 97. NO IDENTIFIKASI KASUS ASPEK SOLUSI PEMERAS BERTENTA PENCEGAHAN TINDAKAN KURATIF AN NGAN  “JUJUR” 1 Mewajibkan siswa mengikuti les untuk  mapel UN (membayar) V Dianggarkan di  RAPBS Melaporkan ke  instansi terkait 2 Siswa les di sekolah diberi  kemudahan, siswa tidak ikut les  V Dianggarkan di  RAPBS Teguran dari pihak  berkompeten dibiarkan Les gratis 3 Mewajibkan siswa membeli buku LKS  dan buku teks  V V Dianggarkan dari  BOS Teguran dan  peringatan
  • 98. N IDENTIFIKASI KASUS ASPEK SOLUSI O PEMERA BERTEN PENCEGAHAN TINDAKAN  SAN TANGAN  KURATIF “JUJUR” 4 Siswa yang membeli buku ada  V Persamaan hak  Teguran dan  penambahan nilai dan yang tidak  siswa tanpa  peringatan membeli dibiarkan terkecuali 5 Pelaksanaan pembelajaran  V Dianggarkan  Teguran dan  remidial dengan memungut biaya melalui dana  peringatan BOS 6 Memaksa orang tua siswa  V Pengawasan  Laporkan ke pihak  membayar uang pembangunan yang ketat berkompeten dan  beri sanksi
  • 99. N IDENTIFIKASI KASUS ASPEK SOLUSI O PEMERA BERTEN PENCEGAHAN TINDAKAN  SAN TANGAN  KURATIF “JUJUR” 7 Pihak eksternal memaksa  V Tidak melayani Laporkan pihak  sekolah memberi kompensasi  terkait tertentu (LSM, Parpol, dll). 8 Memaksa semua siswa mengikuti  V karyawisata (termasuk membiayai  guru) 9 Meminta biaya tertentu untuk  V siswa masuk/keluar (mutasi) dan  menjual bangku kosong.
  • 101.
  • 102.
  • 103. IDENTIFIKASI BENTURAN KEPENTINGAN DAN PENGADAAN SERTA KIAT KIAT 1. Bantuan Bos buku ke sekolah yang  MENGATASINYA diberikan berupa buku dan tidak sesuai  dengan kebutuhan sekolah Bantuan Bos buku  diberikan dalam bentuk  uang sedangkan buku  yang dibeli sesuai  dengan analisis  kebutuhan sekolah
  • 104. bantuan (misalkan  rehabilitasi sekolah) yang  tidak sesuai • Prosedur pemberian bantuan harus  bersifat terbuka sesuai  kebutuhan/kreteria persyaratan  penerima bantuan (bukan karena  kedekatan dengan pengambil  kebijakan)
  • 105. dalam tender bahkan  penunjukan langsung.   • Tender agar dilakukan  dengan transparan dan  sesuai dengan prosedur 
  • 106. pimpinan untuk  memberikan kesejahteraan  pegawainya • Pimpinan harus mencari alternatif  sumber keuangan diluar anggaran  pemerintah (misalkan  koperasi/Unit produksi)
  • 107. 5. Laporan keuangan  dalam pengadaan barang  tidak sesuai dengan harga  dan  spesifikasi Adanya  pengecekan barang  dan harga pada  saat pemeriksaan  laporan 
  • 108. Gratifikasi Pengertian : Penerimaan berupa hadiah (Uang,  Barang, diskon, komisi, pinjaman tanpa  bunga, tiket pesawat, liburan, biaya  pengobatan, dan fasilitas lain) yang  berhubungan dengan jabatan Hukuman: Penjara maksimal 20 tahun atau denda  maksimal Rp  1 Milyar   
  • 109. Jenis – jenis gratifikasi No. Tindakan /Perbuatan Contoh 1. Pemberian uang - Pemberian uang oleh siswa ke wali kelas saat kenaikan  kelas, - perijinan siswa asing dan  - konsultan,  - uang bangku siswa baru. - Uang bangku siswa pindahan. - Uang siswa pindahan - Uang penentuan jurusan. 2. Pemberian barang - Pemberian barang elektronik,   - pakaian/perhiasan,  - peralatan pendidikan,  - hasil bumi/ternak.  3. Pemberian rabat  - Pemberian diskon harga buku dari penerbit. (discount) - , 4. Pemberian komisi - Akibat belanja barang kebutuhan. - Komisi dari pembangunan fisik. - Pemotongan anggaran oleh dinas. 5. Pemberian pinjaman  - Pinjaman tanpa bungan bagi pejabat tanpa bunga tanpa bunga
  • 110. Lanjutan .... No. Tindakan /Perbuatan Contoh 6. Pemberian tiket  - Pemberian ONH bagi pejabat, perjalanan 7. Pemberian fasilitas  - Pemberian akomodasi bagi pengawas. penginapan 8. Pemberian perjalanan  - Pesta kelulusan siswa memberikan  wisata fasilitas akomdasi dan transportasi. 9. Pemberian  - Orang tua siswa dokter memberikan  pengobatan Cuma –  pengobatan gratis pada guru tertentu. Cuma 10. Pemberian fasilitas  lainnya
  • 111. Jenis – jenis gratifikasi No. Tindakan /Perbuatan Contoh 1. Pemberian uang - Pemberian uang oleh siswa ke wali kelas saat kenaikan  kelas, - perijinan siswa asing dan  - konsultan,  - uang bangku siswa baru. - Uang bangku siswa pindahan. - Uang siswa pindahan - Uang penentuan jurusan. 2. Pemberian barang - Pemberian barang elektronik,   - pakaian/perhiasan,  - peralatan pendidikan,  - hasil bumi/ternak.  3. Pemberian rabat  - Pemberian diskon harga buku dari penerbit. (discount) - , 4. Pemberian komisi - Akibat belanja barang kebutuhan. - Komisi dari pembangunan fisik. - Pemotongan anggaran oleh dinas. 5. Pemberian pinjaman  - Pinjaman tanpa bungan bagi pejabat tanpa bunga tanpa bunga
  • 112. Korupsi Pendidikan adalah bentuk lain dari penyalahgunaan wewenang otoritas pendidikan untuk kepentingan memperkaya diri sendiri (Kalnis,2001) World Bank th. 2005 melaporkan kebocorananggaran pendidikan 80% disebabkan karena : 1. Suap dalam proses rekrutment guru 2. Promosi jabatan Kepala Sekolah 3. Pungutan-pungutan tidak sah disekolah 4. Pengelolaan dana BOS, ABS, & APBD pendidikan ( Halak & Poisson, 2005 )
  • 113. Ciri Sistem Pendidikan  Bebas Korupsi Kesetaraan  terhadap  kesempatan  memperoleh  pendidikan yang bermutu Tercapainya  keadilan  dalam  distribusi  sarana  pendidikan  terhadap  seluruh  sekolah  (285.000 sekolah) Transparansi kriteria penerimaan  siswa baru Sistem  manajemen  yang  profesional  dan  independent  untuk akreditasi guru
  • 114. TUGAS KELOMPOK TULIS IDENTIFIKASI DAN SOLUSINYA • Kelompok 1 – Merugikan Keuangan Negara • Kelompok 2 - Suap Menyuap • Kelompok 3 – Penggelapan Jabatan • Kelompok 4 – Korupsi di Dunia Pendidikan • Kelompok 5 – Curang dan Tidak Disiplin • Kelompok 6 – Kepentingan dalam Pengadaan • Kelompok 7 - Gratifikasi
  • 115. Tabel 2.1. Indeks Korupsi di Asia Versi PERC Negara Indeks Singapura 0,66 Jepang 3,46 Hongkong 3,50 Taiwan 6,15 Korea Selatan 6,60 Malaysia 6,80 Thailand 7,20 China 7,68 India 8,63 Vietnam 8,65 Philipina 8,80 Indonesia 9,10 Catatan: Angka Terbaik = 0 Sumber: Media Indonesia (2005)    
  • 116.    
  • 117. Kasus-kasus Korupsi • Abdullah Puteh, mantan Gubernur Aceh  • Abilio Soares, mantan Gubernur Timor Timur, karena dakwaan ' Dunia Internasional'  • Akbar Tandjung  • Basuki (politikus), mantan ketua DPRD Surabaya  • Beddu Amang, mantan Kepala Bulog  • Bob Hasan, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan  • Hendro Budiyanto, mantan direktur Bank Indonesia  • Heru Supraptomo, mantan direktur Bank Indonesia  • Hutomo Mandala Putra Soeharto, anggota Majelis  Permusyawaratan Rakyat  • Ida Bagus Oka, mantan Gubernur Bali dan Menteri Sosial  • M. Sahid, wakil walikota Bogor  • Mulyana W. Kusumah, anggota KPU  • Nazaruddin Sjamsuddin, ketua KPU  • Nurdin Halid, ketua PSSI
  • 118. Paul Sutopo, mantan direktur Bank Indonesia  • Rahardi Ramelan, mantan Menteri Perdagangan  • Rusadi Kantaprawira, anggota KPU  • Safder Yusacc, mantan sekjen KPU  • Said Agil Husin Al Munawar, mantan Menteri Agama  • Sri Roso Sudarmo, bupati Bantul  • Suyitno Landung, mantan kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri  • Syafruddin Temenggung, mantan kepala Badan Penyehatan  Perbankan Nasional (BPPN). Menjadi tersangka kasus jual beli  pabrik gula Rajawali III, dan ditahan pada 22 Februari 2006.  • Syahril Sabirin, mantan Gubernur Bank Indonesia  • Theo Toemion, mantan kepala BKPM. • Suwarna, AF, mantan Gubernur Kaltim.  • Syaukani HR, mantan bupati Kutai Kartanegara. • Al Amin Nasution, anggota DPR-RI. • Syahrial Oesman, mantan Gubernur Sumatra Selatan. • Bupati Monokwari ? • dst…
  • 119. Perlawanan Terhadap KPK • Berbahaya, kekuasaan  terlalu besar dan tanpa  kontrol. • DPR jangan ganjal KPK. • Pengadilan TIPIKOR di  persimpangan jalan.
  • 120. Selamatkan KPK • Presiden diminta selamatkan KPK. • Membunuh pengadilan TIPIKOR. • Pembenahan birokrasi saja tidak cukup.
  • 123. Pendorong Tindak Pidana Korupsi • Feodalisme  tidak adanya transparansi. • Kampanye-kampanye politik yang mahal. • Proyek yang melibatkan uang jumlah besar. • Nepotisme dan kolusi. • Lemahnya ketertiban hukum. • Lemahnya profesi hukum.
  • 124. • Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa. • Marjinalisasi tenaga pendidik? • Rakyat yang cuek. • Kontrol lemah.
  • 125. Gagasan 1. Secermat mungkin kita persiapkan kepemimpinan nasional alternatif. 2. Kepemimpinan alternatif ini diupayakan banyak diisi oleh tokoh-tokoh muda usia yg berwawasan nasional dan internasional. 3. Kekuasaan adalah amanat rakyat yg harus ditunaikan dengan kejujuran dan kerjakeras. 4. Kampanye pentingnya menancapkan kembali gagasan kemandirian nasional.
  • 126. 5. Membuka diri dan kerjasama dengan negara lain, merupakan keniscayaan yg tidak bisa dihindarkan dalam pergaulan antar bangsa dan antar negara dewasa ini. 6. Kepemimpinan baru ini harus berhenti menjadi bagian dari korupsi sandera negara. 7. State-capture-corruption adalah sebab utama keterbelakangan bangsa. 8. Diperlukan ekonom tangguh dalam KPK. 9. Seluruh KKS/KPS harus ditelaah dan dipelajari secara jujur dan rasional. Renegosiasi.
  • 127. 10. Kepentingan bangsa adalah nomor satu dibandingkan korporasi asing. 11. Dengan alasan lingkungan seharusnya Indonesia bisa menghentikan kegiatan korporasi asing itu. 12. Kepemimpinan alternatif harus berani membuat badan arbitrase nasional khusus untuk menyelesaikan setiap pertikaian atau konflik antara RI dan korporasi. 13. Revisi terhadap semua HPH. 14. Seluruh pemegang HPH harus diberi sanksi tegas dan lugas.
  • 128. 15. Para pemegang HPH ugal-ugalan itu pada hakekatnya telah menghina rakyat Indonesia. 16. Pencurian pasir yang dibawa ke Singapura harus dihentikan untuk selama-lamanya. 17. Menghilangkan penyakit kecanduan hutang. 18. Hiduplah sesuai dengan isi pidato, nyanyian dst. 19. Seluruh UU yg strategis harus dikaji ulang. 20. DPR harus punya motivasi dan orientasi tunggal, yaitu membela dan mengunggulkan kepentingan bangsa sendiri.
  • 129. 21. Media massa menjadi kontrol sosial mengambil alih fungsi DPR. 22. Konspirasi eksekutif dan legislatif terlihat dalam membuat legislasi dan keputusan-keputusan politik yg merupakan pesanan korporasi asing harus dihentikan. 23. Renegosiasi thd hutang LN. 24. Merombak total kebijakan ekonomi. 25. Menjalankan agenda reformasi. 26. Membuat cetak biru untuk pembangunan ekonomi Indonesia secara elaboratif.
  • 130. Jenis-jenis korupsi (SH. Alatas) 1. Korupsi transaktif. 2. Korupsi memeras . 3. Korupsi investif . 4. Korupsi perkerabatan . 5. Korupsi difensif . 6. Korupsi otogenik . 7. Korupsi dukungan.
  • 131. Kesimpulan 1. Moral. 2. Kepuasan. 3. Keberanian. 4. KPK terbentuk krn ketidakpercayaan msy kpd institusi penegak hukum yg ada? 5. KPK harus independen, tapi bukan lembaga superbody. 6. Perubahan pola rekruitmen anggota partai & pengawasan kpd DPR-RI. 7. Hukum mengikuti perubahan sikon. 8. Sistem hukum yg berjalan dg baik akan terjadi bila hukum yg ada tegas dan tertib dalam pelaksanaannya.