Berikut pengertian tindak pidana korupsi menurut beberapa pandangan:1. Prof. Muljatno Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut. Tindak pidana harus memenuhi unsur-unsur perbuatan manusia, memenuhi rumusan dalam undang-undang, dan bersifat melawan hukum.2. E. Utrecht Peristiwa kemas
Percepatan pemberantasan korupsi merupakan upaya koordinasi, supervisi, monitoring, penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan untuk mencegah dan memberantas korupsi secara cepat sesuai peraturan perundang-undangan dan peran serta masyarakat.
Ähnlich wie Berikut pengertian tindak pidana korupsi menurut beberapa pandangan:1. Prof. Muljatno Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut. Tindak pidana harus memenuhi unsur-unsur perbuatan manusia, memenuhi rumusan dalam undang-undang, dan bersifat melawan hukum.2. E. Utrecht Peristiwa kemas
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...Rudy Harland
Ähnlich wie Berikut pengertian tindak pidana korupsi menurut beberapa pandangan:1. Prof. Muljatno Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut. Tindak pidana harus memenuhi unsur-unsur perbuatan manusia, memenuhi rumusan dalam undang-undang, dan bersifat melawan hukum.2. E. Utrecht Peristiwa kemas (20)
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Berikut pengertian tindak pidana korupsi menurut beberapa pandangan:1. Prof. Muljatno Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut. Tindak pidana harus memenuhi unsur-unsur perbuatan manusia, memenuhi rumusan dalam undang-undang, dan bersifat melawan hukum.2. E. Utrecht Peristiwa kemas
2. = BIO DATA =
Nama : Ir. Abdul Hamid, M.Si
Tempat/Tgl Lahir : Tabing/ 10 Nopember 1965
Jabatan : Widyaiswara M adya
Alamat Kantor : Jl. Raya Indarung – Pdg. Besi
Pendidikan terakhir : Strata II STIA – LAN Bandung
Bidang Studi : Administrasi Publik
Alamat Rumah : Komplek Perumdam III/4 Blok
K/8 Padang
Telp / HP : 0751-463615 / 081535214448
Email : hamid.abdulwi@yahoo.co.id
PENGALAMAN KERJA
2
6. BENTUK DAN KARAKTER PEMIMPIN MENURUT HENRY FOLL
(LUKISKAN MELALUI SIMBOL-SIMBOL)
SIMBOL 1
SIMBOL 2
SIMBOL 3
SIMBOL 4
6
7. SIMBOL 1
MAKNANYA :
BERJIWA PEMIMPIN,
PENUH TANGGUNG JAWAB,
SEDERHANA
7
8. SIMBOL 2
MAKNANYA :
BERCITA-CITA TINGGI,
BERANI MENGAMBIL RESIKO,
SUKA BEKERJA KERAS,
SELALU TUNTAS
8
9. SIMBOL 3
MAKNANYA :
SENANG HAL-HAL YANG RUMIT,
BERJIWA SENI,
FLEKSIBEL
9
10. SIMBOL 4
MAKNANYA :
BANYAK PERHATIAN TERTUJU PADA SEKS
10
11. KARAKTER MANUSIA SESUAI GOL. DARAH
(dr. TOSHITAKA NOMI) TOKYO
GOL. DARAH A BISA DIPERCAYA
DAPAT DIPERCAYA
SANGAT TELITI
PENUH TANGGUNG JAWAB DLM PEKERJAANNYA
GOL. DARAH B LEMAH LEMBUT
LEMAH LEMBUT
SANGAT PERASA
TENANG DAN KALEM
GOL. DARAH AB EMOSIONAL
EMOSIONAL
RAGU-RAGU
PENDIRIANNYA DIPENGARUHI SITUASI
GOL. DARAH O BERBAKAT PEMIMPIN
BERBAKAT MEMIMPIN
ENERGI ROHANIAH
GAIRAH KERJANYA TINGGI
TAK KENAL ISTIRAHAT
PRESTASI KERJANYA OPTIMAL
SANGAT KESAL MELIHAT KARYAWAN MALAS
MENGANGGAP SEMUA MANUSIA HARUS BEKERJA RAJIN SERTA EFEKTIF
LUPA BAHWA KEMAMPUAN MANUSIA ITU BERBEDA-BEDA.
11
12. MENU PEMBELAJARAN
“PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI”
PENDAHULUAN
POKOK BAHASAN
PENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI
- Pengertian Tindak Pidana
- Unsur-Unsur Tindak Pidana
- Pengertian Korupsi
PERATURAN PEMBERANTASAN KORUPSI
TINDAKAN/KEBIJAKAN YANG DIANGGAP TINDAK PIDANA
KORUPSI
- Tindak Pidana Korupsi
- Tindak Pidana Lain yang Berkaitan dengan Tindak Pidana
Korupsi
- Peran Serta Masyarakat .
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI
12
13. PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia sejak tahun 1945 sampai saat ini, mengalami
pasang surut dalam melaksanakan pembangunan.
Dimana pembangunan itu sendiri merupakan suatu proses
menuju pada perbaikan yang lebih baik.
Proses pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan
kemajuan bagi peri kehidupan bangsa dan dapat
mengakibatkan perubahan kondisi sosial masyarakat dari
masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat modern
sesuai dengan perkembangan jaman. Perubahan ini
membawa dampak sosial baik positif maupun negatif.
Dampak negatif yang dapat meresahkan masyarakat adalah
berbagai macam tindak pidana, dari tindak pidana pencurian
kecil-kecilan sampai dengan tindak pidana perampokan
disertai pembunuhan, termasuk didalamnya adalah tindak
pidana korupsi.
15. Pada 9 Desember 2004, telah dikeluarkan Inpres No. 5 Tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
Inpres ini menginstruksikan kepada para Pimpinan Instansi
Pemerintah Pusat dan Daerah agar melaksanakannya dengan
penuh tanggung jawab dan melaporkan hasilnya kepada Presiden
melalui Men.PAN
Pada 11 Desember 2003, Indonesia diantara 94 negara meratifikasi
Konvensi PBB Memerangi Korupsi (UN Convention Againts Corruption)
Tuntutan Good Governance dalam seluruh Kegiatan (Reformasi dan
Globalisasi)
Tuntutan Lembaga2 Donor meminta menegakkan paradigna GG spt :
Bank Dunia, IMF, ADB, bagi Yang memperoleh bantuan mereka ;
Hal Yang dituntut yaitu menerapkan prinsip2 GG diantaranya :
1. Transparansi/ keterbukaan
2. Akuntabilitas dalam berbagai aktifitas (sospol-Ekon)
16. setelah mengikuti Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu:
diharapkan mampu memahami
dan mengetahui Tindak Pidana 1. menguraikan pengertian dan
Korupsi yang dapat terjadi di unsur-
unit kerjanya. unsur tindak pidana korupsi;
2. mengidentifikasi tindakan-
tindakan
pegawai negeri atau
penyelenggara
negara yang merupakan tindak
korupsi;
3. menjelaskan dan melaksanakan
peran
masyarakat dalam pencegahan
dan
pemberantasan korupsi;
4. memberikan latihan tata cara
17. SALAH SATU SASARAN PEMBERANTASAN
KORUPSI
• PENYELENGGARA NEGARA (Pejabat Negara/PNs-Birokrasi :
• Pejabat Negara :
1. Yang menjalankan fungsi Ek,Leg, Yud
2. Pejabat lain : Meneri, Gubernur, Bupati Walikota, Hakim,
Direksi,Komisaris BUMN/D, Pimpinan BI, BPPN,
Perguruan Tinggi, Rs I Sipil Polri, Jaksa, Penyidik,
Panitera, Pimpro. Bendaharawan Proy.
• PNS : Orang Yang menerima Upah dari Keuangan Negara
dan
• Daerah Yang swesuai dengan UU Kepegawaian
• Korporasi yang memekai Modal dan Fasilitas Nagara atau masyarakat
korporasi yang menerima bantuan keuangan negara dan Daerah
17
18. LINGKARAN MAUT
SANKRI
ASAS
KORUPSI PEMERINTAH
(UU No. 28/1999)
POLITIK &
BUDAYA EKONOMI KESEMPATAN
19. PENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Prof. Muljatno.
Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai
sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut
Untuk adanya perbuatan pidana harus ada unsur-unsur:
• Perbuatan manusia;
• Memenuhi rumusan dalam undang-undang (syarat formil)
• Bersifat melawan hukum (syarat materiil)
E. Utrecht
Peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh
hukum
Simon
Tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja
ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat
dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh undang-undang
telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum
20. PENGERTIAN KORUPSI
• Korupsi (bahasa Latin:
corruptio dari kata kerja
corrumpere = busuk,
rusak, menggoyahkan,
memutarbalik,
menyogok).
21. Definisi Korupsi
• Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau pegawai
negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri sendiri
atau memperkaya mereka yang dekat dengan dirinya, dengan cara
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka
- Secara harafiah korupsi mempunyai arti kebusukan, keburukan,
kebejatan, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian,
kata-kata atau ucapan yang menghina dan memfitnah.
Kamus umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwodarminto): Korupsi ialah
perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang
sogok dan sebagainya.
Kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan
ketidak jujuran.
22. • Perbuatan setiap orang baik pemerintahan
maupun swasta yang melanggar hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau korporasi yang
dapatmerugikan keuangan negara.
22
23. PERCEPATAN : PROSES ,CARA,PERBUATAN CEPAT
PEMBERANTASAN KORUPSI : SERANGKAIAN KEGIATAN UNTUK GAH DAN
NGULANGI KORUBSI (MELALUI UPAYA
KOORD,SUPERVISI,MONITOR
,LIDIK,SIDIK,PENUNTUTAN DAN
PEMERIKSAAN DISIDANG PENGADILAN )
DG PERANAN SERTA MASY DAN UU
BERLAKU.
KORUP : BEKUK ,PALSU,SUAP
KORUPSI :
- PENYELEWENGAN ATAU PENGELAPAN UANG NEGARA ATAU
PERUSAAN SEBAGAI TEMPAT SESEORANG BEKERJA UTK
MENGUNTUNGKAN PRIBADI ATAU ORANG LAIN ( KAMUS HK 2002)
- PERBUATAN SECARA MELAWAN HUKUM DG MAKSUD
MEMPERKAYA DIRI SENDIRI /ORG LAIN ( PERSEORANGAN
/KORPORASI )MERUGIKAN KEUNGAN /PEREKONOMIAN NEGARA.
( UU NO.31/1999 DIUBAH DG UU NO.20 /2001)
24. PENYELIDIKAN : “Serangkaian tindakan Penyelidik untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
pidana guna menetukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini (Pasal 5 point 5 KUHAP)”.
PENYIDIKAN :“Serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut
cara yang diatur dalam undang-undang ini membuat terang
tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya (Pasal 1 point 2 KUHAP)”.
PENYITAAN : Pengamil Alih/ Penyimpan Benda Utk Keperluan
Pembutian Dalam Penyidikan,penuntutan Dan Peradilan
PERBUATAN HUKUM : perbuatan yang menimbulkan akibat hukum
PERBUATAN MELAWAN HUKUM : Perbuatan Yang Bertentangan Dg Tata
Pergaulan Masy Dan Ketertiban Yg Di Kehendaki Hukum,
Sifatnya Merugikan Masy.
25. DENDA : HUKUMAN BERUPA KEHARUSAN MEMBAYAR DLM
BENTUK UANG /LAINYA .
BANDING : PERMERIKSAAN ULANG OLEH PENGADILAN YANG
LEBIH TINGGI
KPK : LEMBAGA INDEVENDEN YANG MEMILIKI KEWENAGAN
KOORDINASI, SUPERVISI MONITOR,
PENCEGAHAN,PENYELIDIKAN ,PENYIDIKAN DAN
PENUNTUTAN DLM PERKARA KORUPSI DI INDONESIA
KOLUSI : KERJASAMA SECARA MELAWAN HUKUM ANTAR
PENYELENGARA NEGAR ATAU ANTAR
PENYELENGARA NEGARA DENGA PIHAK
MERUGIKAN ORANG LAIN MASY DAN NEGARA.
PERBUATAN PIDANA : PERBUATAN YG DILARANG DAN DIANCAM DG
PIDANA
SAKSI : ORANG YG MENYAKSIKAN SENDIRI KEJADIAN ,UTK
KEPERLUAN PENYIDIKAN ,PENUNTUTAN PERADILAN.
SANKSI : ALAT PEMAKSA .
SUAP : UANG SOGOK YG DI BERIKAN BERHUBUNGAN DG
JABATAN ATAU KRN KEWENANGAN TERTENTU
26. TERSANGKA : ORANG YG DIDUGA SBG
PELAKU TINDAK
PIDANA BERDASARKAN
BUKTI PERMULAAN
YG CUKUP
TERDAKWA : TERSANGKA YG DI
TUNTUT,DIPERIKSA DAN
DIADILI DI SIDANG
PENGADILAN
TERPIDANA : TERDAKWA YG
DIJATUHI HUKUMAN
27. 1. Dilakukan lebih dari satu orang
2. Merahasiakan motif; ada keuntungan yang ingin diraih;
3. Berhubungan dengan kekuasaan / kewenangan tertentu;
4. Berlindung dibalik pembenaran hukum;
5. Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum;
6. Mengkhianati kepercayaan.
28. • Korupsi karena kebutuhan
• Korupsi karena ada peluang
• Korupsi karena ingin memperkaya diri sendiri
• Korupsi karena ingin menjatuhkan pemerintah
• Korupsi karena ingin menguasai suatu negara
29. Gratifikasi dan Suap
Penjelasan Pasal 12 B UU No. 31/1999 jo.
UU No. 20/2001,
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti
luas, meliputi pemberian uang, barang,
rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
30. PASAL PASAL
1). Ps 2; 16). Ps 10 huruf a;
2). Ps 3; 17). Ps 10 huruf b;
3). Ps 5 ayat (1) huruf a; 18). Ps 10 huruf c;
4). Ps 5 ayat (1) huruf b (1) huruf a; 19). Ps 11;
5). Ps 5 ayat (2); 20). Ps 12 huruf a;
6). Ps 6 ayat (1) huruf a 21). Ps 12 huruf b
7 ). Ps 6 ayat (1) huruf b 22). Ps 12 huruf c;
8). Ps 6 ayat (2); 23). Ps 12 huruf d;
9). Ps 7 ayat (1) huruf a; 24). Ps 12 huruf e;
10). Ps 7 ayat (1) huruf b; 25). Ps 12 huruf f
11). Ps 7 ayat (1) huruf c; 26). Ps 12 huruf g;
12). Ps 7 ayat (1) huruf d; 27). Ps 12 huruf h;
13). Ps 7 ayat (2); 28). Ps 12 huruf i;
14). Ps 8; 29). Ps 12B jo. Ps 12C;
15). Ps 9; 30). Ps 13;
30
31. • kelemahan pemimpin untuk mencegah dan memberikan
ketauladanan yang baik ;
• kelemahan pengajaran agama dan etika , menyangkut moralitas
personal serta kondisi situasional seperti peluang terjadinya
korupsi ;
• budaya kolonialisme yang mendarah daging di masyarakat kita ;
Hegemoni dan dominasi
• penegakan hukum yang kurang tegas dan kerja sistem yang tidak
efektif.
• Mekanisme kontrol yang lemah dan kerapuhan sebuh sistem
memberipeluang terjadinya korupsi.
• Sistem an struktur pemerintah: Birokrasi yang sentralistik
• Masalah Sosbud: Hub.antara politisi dgn unsur pemerintah
31
32. 1. Penegakan hukum tidak konsisten: penegakan hukum hanya
sebagai make-up politik, sifatnya sementara, selalu berubah
setiap berganti pemerintahan.
2. Penyalahgunaan kekuasaan/wewenang, takut dianggap
bodoh kalau tidak menggunakan kesempatan.
3. Langkahnya lingkungan yang antikorup: sistem dan
pedoman antikorupsi hanya dilakukan sebatas formalitas.
4. Rendahnya pendapatan penyelenggara negara.
5. Kemiskinan, keserakahan.
6. Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah.
7. Konsekuensi bila ditangkap rendah daripada keuntungan
korupsi.
8. Budaya permisif/serba membolehkan; tidak mau tahu.
9. Gagalnya pendidikan agama dan etika.
33. 4. Rendahnya pendapatan penyelenggara
negara.
5. Kemiskinan, keserakahan.
6. Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan
hadiah.
7. Konsekuensi bila ditangkap rendah
daripada keuntungan korupsi.
8. Budaya permisif/serba membolehkan;
tidak mau tahu.
9. Gagalnya pendidikan agama dan etika.
35. 1. PROYEK PEMBANGUNAN FISIK
Dalam pengelolaan proyek pembangunan, cara pelaku melakukan
perbuatan korupsi dlm pengelolaan proyek pembanguann
biasanya terjadi mulai dari tahap perencanaan .
2. PENGADAAN BARANG DAN JASA
– Suap untuk memenangkan tender
– Tender arisan
– Proses tender tidak transparan
– Supplier bermain mematok harga tertinggi
– Persaingan tidak sehat sehingga dorong pengusaha lakukan
suapPengadaan barang di perusahaan swasta & pemerintah yang
memenangkan saudaranya
– Pengadaan barang & jasa tidak sesuai kebutuhan
– Harga barang dalam kontrak pengadaan harganya jauh diatas harga
barang sebenarnya atau kualitas barang yg diserahkan tidak sesuai dgn
apa yg dicantumkan dalam kontrak
– Panitia tender (staf bawah) memenangkan pengusaha yang memberi
suap
– Penandatangan Pakta Integritas belum dapat mengurangi suap
36. 3. PERIJINAN
– Ijin Usaha sangat susah didapat
– Tidak transparan
– Banyak aturan tidak resmi
– Aturan sudah diikuti tapi ijin tetap tidak keluar
– Susah mendapat perijinan, perlu pelicin atau suap
– Tarip perijinan yang tidak standar
– Mengurus perijinan sendiri repot dan biaya besar,
dengan aparat biaya lebih murah dan cepat
4. PERBANKAN
– Dana kredit tidak bisa dicairkan jika tidak memberi
komisi kepada pejabat bank sebesar 5-10% dari
nilai kredit
– Pelanggaran dalam batas maksimum pemberian
kredit oleh Bank
37. 5. BEA CUKAI
(Oknum)petugas bea cukai dalam
pengurusan dokumen selalu diminta suap
6. PERPAJAKAN
Mau bayar pajak malah ditekan untuk kolusi
Mau bayar pajak dipersulit
Petugas pajak memainkan laporan, laporan pajak fiktif
Pajak dapat dinegosiasikan
Praktek-praktek suap terhadap aparat pajak
38. – Menggelembungkan batas alokasi penerimaan (mark-
up.)
– menggandakan (redundant) item penerimaan anggota
dewan melalui berbagai strategi. ( anggaran yang
berbeda-beda untuk satu fungsi).
– mengada-adakan pos penerimaan anggaran yang
sebenarnya tidak diatur . Seperti alokasi anggaran
untuk pos dana purnabakti., fasilitas rumah dinas yang
seharusnya hanya diberikan kepada Ketua dan Wakil
– korupsi dalam pelaksanaan program kegiatan dewan.
Dari aspek tindakan, korupsi jenis ini adalah korupsi
yang paling telanjang dan nyata. Yaitu memalsukan
tiket pesawat perjalanan dinas (SPJ fiktif).
38
39. • Akuntabilitas politik DPR amat rendah. Hampir tidak
ada mekanisme yang dapat menjamin akuntabilitas
politik itu dijalankan. Saat ini, pertanggung jawaban
kerja parlemen hanya sebatas laporan lima tahun yang
dibuat satu kali menjelang masa jabatan mereka
berakhir.
• Mekanisme perekrutan politik di internal partai politik
yang melahirkan anggota DPR berorientasi uang.
Loyalitas antara partai politik dan kadernya diikat uang.
• Mahalnya ongkos politik. Bagi politisi yang kemudian
menjadi pejabat publik dan menguasai sumber daya
ekonomi, pertama-tama yang dilakukan adalah
mengembalikan investasi politik yang telah dikeluarkan
39
40. – rusaknya sistem tatanan masyarakat,
– ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi,
– munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat,
– penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor
ekonomi, administrasi,politik, maupun hukum, yang
pada akhirnya menimbulkan kesengsaraan
– Menghambat pengembangan sisitem pemeerintah
demokratis
– Munculnya bentuk kriminalitas lain spt:Peradilan
jalanan,para militer untuk melindungi kepentingan
kelompok
40
41. • Pemerasan Pajak
• Manipulasi Tanah
• Jalur Cepat Pembuatan KTP
• SIM Jalur Cepat
• Markup Budget/Anggaran dan lain lain
41
42. Korupsi Milik Kita Semua?
•Korupsi?
–Penyakit sistem?
–Penyakit manusia?
–Penyakit budaya?
45. Kelompok tindak pidana korupsi
1. Kerugian keuangan negara.
2. Suap menyuap kel. 1.
3. Penggelapan dalam jabatan kel. 2.
4. Pemerasan kel. 3.
5. Perbuatan curang 4.
6. Benturan dalam kepentingan pengadaan
kel.5 .
7. Gratifikasi.
46. Tindak pidana lainnya yg berkaitan
dg korupsi
• Merintangi proses pemeriksaan tindak pidana
korupsi.
• Tidak memberi keterangan atau memberi
keterangan yg tidak benar.
• Bank yg tidak memberi keterangan rekening
tersangka.
• Saksi atau ahli yg tidak memberi keterangan
atau memberi keterangan palsu.
• Orang yg memegang rahasia jabatan tidak
memberikan keterangan atau keterangan palsu.
• Saksi yg membuka identitas pelapor.
47. 10 Nilai Anti Korupsi
1. Tanggungjawab KELOMPOK 1
2. Disiplin
3. Jujur KELOMPOK 2
4. Sederhana
5. Kerja keras
KELOMPOK 3
6. Mandiri
7. Adil
KELOMPOK 4
8. Berani
9. Peduli
10. Percaya diri KELOMPOK 5
48. @ MENCARI
@ MEMPEROLEH
@ MEMBERI
DAPAT LAYANAN
INFORMASI
YANG ADIL
PENYEL NEGARA
DAPAT PERLIN SAMPAIKAN :
DUNGAN HUKUM • SARAN
• PENDAPAT ATAS
KP PENYELENGGARA
NEGARA
57
49. Percepatan Pemberantasan Korupsi
TERTULIS
BERIDENTITAS
PELAPOR
• INFORMASI
SETIAP
• SARAN LAYANAN DAN JAWABAN
ORANG
• PENDAPAT PERLINDUNGAN HUKUM
KPD BERHAK (STATUS HKM-RASA AMAN)
ORGANISASI PENEGAK DAPAT PENGHARGAAN
MASYARAKAT HUKUM TTG (PIAGAM/PREMI 20/00 x NILAI KN)
DUGAAN
TPK
L S M
1. MERAHASIAKAN
PENEGAK • IDENTITAS PELAPOR
HUKUM WAJIB • ISI INFORMASI
• PENDAPAT SARAN
PP NO. 71 TH 2000
2. BERI PENGAMANAN
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN FISIK PELAPOR + KLG
SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN
PENGHARGAAN DALAM PENCEGAHAN
DAN PEMBERANTASAN TPK
by arsal bam 58
51. TINDAK PIDANA KORUPSI
TINDAK PIDANA KORUPSI
UU NO 31 TH 1999
UU NO 31 TH 1999
SETIAP ORANG DENGAN MELAWAN HUKUM
MELAKUKAN PERBUATAN
MEMPERKAYA KESEMPATAN/SARANA
KESEMPATAN/SARANA
MEMPERKAYA
DIRI SENDIRI YANG ADA PADANYA
YANG ADA PADANYA
DIRI SENDIRI
KARENA JABATAN
KARENA JABATAN
MEMPERKAYA ORANG
MEMPERKAYA ORANG MENYALAHGUNAKAN
MENYALAHGUNAKAN
LAIN/KORPORASI
LAIN/KORPORASI KEWENANGAN
KEWENANGAN
1. MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA
1. MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA
2. PEREKONOMIAN NEGARA
2. PEREKONOMIAN NEGARA
PS : 2 DIPIDANA PENJARA # SEUMUR HIDUP, PALING SINGKAT
1 TH, PALING LAMA 20 TH, PIDANA DENDA PALING SEDIKIT
RP. 50 JUTA, PALING BANYAK 1 MILYAR
60
52. BERBUAT
SESUATU
MEMBERI PEGAWAI
SETIAP MENJANJIKAN NEGERI
SESUATU
ORANG PENYEL
NEGARA
TIDAK BERBUAT
SESUATU
HUKUMAN PEMBERI DAN PENERIMA
PASAL 5 UU NO 20 /2001
1. Dalam jabatannya
bertentangan dengan
PIDANA PALING SEDIKIT 1 TH
kewajiban (d.j.b.k)
PALING LAMA 5 TH DAN PIDANA
2. Berhubungan dengan
DENDA PALING SEDIKIT RP 50 JT,
sesuatu yang bertentangan
PALING BANYAK RP 250 JT
dengan kewajiban
61
53. MEMPENGARUHI
PUTUSAN PERKARA
UNTUK DIADILI
HAKIM
SETIAP MEMBERI
ORANG MENJANJIKAN
SESUATU
ADVOKAT
MEMPENGARUHI
NASEHAT/PENDAPAT
YANG AKAN
HUKUMAN PEMBERI DAN PENERIMA DIBERIKAN DI
PENGDILAN
PASAL 6 UU NO 20 /2001
PIDANA PALING SEDIKIT 3 TH PALING
LAMA 15 TH DAN PIDANA DENDA
PALING SEDIKIT RP 150 JT PALING
BANYAK RP 750 JT
62
54. SUBYEK HUKUM PERBUATAN SUBYEK HUKUM
1. PEMBORONG CURANG
2. AHLI BANGUNAN
1. PENERIMA BAHAN
BANGUNAN
PENJUAL BAHAN
BANGUNAN SENGAJA
2. PENERIMA
PETUGAS PENGAWAS CURANG
ENYERAHAN
BANGUNAN
BARANG KEPERLUAN
TNI-POLRI
ORANG MENYERAHKAN
BAHAN BANGUNAN CURANG
3. MEMBIARKAN
PERBUATAN
CURANG
SETIAP ORANG MEMBIARKAN
MENYERAHKAN BARANG CURANG
KEERLUAN TNI, POLRI
PASAL 7 UU NO 2 TH 2001 PIDANA DENDA :
PERBUATAN PIDANA PENJARA PS 2 TH, PS 100 JT PB.350 JT
CURANG PALING LAMBAT 7 TH
63
55. PENGGELAPAN
PEGAWAI
NEGERI SENGAJA
MENGGELAPKAN
BUKAN UANG, SURAT BERHARGA
PEGAWAI YANG DISIMPAN KARENA Ps 8 UU No. 20 Th 2001
NEGERI JABATANNYA Dipidana Penjara Paling
Sedikit 3 th, paling lama
15 th, Pidana denda
Paling sedikit Rp 150 Jt,
MEMBIARKAN UANG,
Paling banyak Rp 750 Jt
SURAT BERHARGA
DIAMBIL
DITUGASI DIGELAPKAN ORANG LAIN
MENJALANKAN MEMBANTU PEMBUATAN
JABATAN TERSEBUT
UMUM TERUS
SENGAJA MEMALSUKAN Ps 9 UU No. 20 Th 2001
MENERUS
BUKU-BUKU, DAFTAR Dipidana Penjara Paling
ATAU
DAFTAR KHUSUS UNTUK Sedikit 1 th, paling lama
SEMENTARA
PEMERIKSAAN 5 th, Pidana denda paling
ADMINISTRASI sedikit Rp 50 Jt, paling
Banyak Rp 250 Jt
64
56. Percepatan Pemberantasan Korupsi
MEMALSUKAN
MERUSAK PEGAWAI NEGERI
BARANG BUKTI BUKAN PEGAWAI
NEGERI
MEMBANTU
SENGAJA ORANG LAIN
MEMBIARKAN
ORANG LAIN
• MENGGELAKAN • MENGHILANGKAN
• MENGHANCURKAN • MENGHANCURKAN
• MERUSAKAN • MERUSAK
• MEMBUAT TIDAK • MEMBUAT TIDAK
DAPAT DIPAKAI DAPAT DIPAKAI
BARANG, AKTA, SURAT, DAFTAR
UNTUK BUKTI
PASAL 10 UU NO 20 /2001
Pidana penjara P.S 2 Th, P.L 7 Th
Pidana Denda P.S Rp 100 Jt, P.B Rp 350 Jt
65
57. MENYEROBOT
TANAH NEGARA PEGAWAI NEGERI
PENYELENGGARA NEG.
⇒ MEMINTA LANGSUNG /TIDAK
⇒ MENERIMA MENGGUNAKAN LANGSUNG SENGAJA
PEKERJAAN TANAH /TURUT SERTA
⇒ PENYERAHAN NEGARA (HP) DALAM PEMBORANGAN
BARANG MERUGIKAN ORANG PENGADAAN PERSEWAAN
(SEOLAH HUTANG YANG BERHAK ( PADAHAL YANG
PADA DIRINYA) (SEOLAH DILAKUKAN SELURUH
SESUAI ATURAN) /SEBAGIAN PETUGAS
UNTUK MENGURUS /
PS 12 UU NO 12 /2001 MENGAWASI )
Penjara Pidana Seumur Hidup atau
P.S 4 Th, P.L 20 Th
Pidana Denda P.S Rp 200 Jt,
P.B Rp 1 Milyar
66
58. Karena kewenangan
Kekuasaan yang “SUAP”
Berhubungan dengan jabatan Ps. 11 uu No. 20/2001
MENERIMA Pidana penjara p.s 1 th, p.l 5 th
HADIAH Menggerakan untuk : Pidana denda p.s rp 50 Jt
JANJI - Melakukan sst p.b Rp 250 Jt
- Tidak melakukan sst
d.j.b.k “PEMERASAN”
Pasal 12 UU No. 20 /2001
Pidana penjara p.s 4 th, p.l 20 th
Sebagai akibat sebab telah
Pidana denda p.sedikit Rp 200 Jt
- Melakukan sst p.b Rp 1 M
- Tidak melakukan sst
PEG. NEGERI d.j.b.k
PENYEL. NEGARA
1. Memberi sst
2. Membayar
3. Terima bayaran dengan
Memaksa potongan
Seseorang 4. Mengerjakan sst
MELAWAN untuk diri sendirii
HUKUM SALAH
GUNAKAN Peg. Negeri 1. Meminta
KEKUASAAN Penyel. Negara 2. Menerima
lain 3. Memotong
Pembayaran
67
59. • Pegawai Negeri Memeras
• Pegawai negeri atau penyelenggara negara;
• Pada waktu menjalankan tugas;
• Secara melawan hukum;
• Seolah olah merupakan hutang kepada dirinya;
• Diketahuinya bahwa hal tersebut bukan merupakan
hutang.
68
60. • Pegawai Negeri Memeras Pegawai Negeri Yang lain
• Untuk disebut korupsi, harus memenuhi unsur unsur :
• Pegawai Negeri atau penyelenggara negara;
• Pada waktu menjalankan tugas;
• Meminta, menerima, atau memotong pembayaran;
• Kepada Pegawai Negeri atau penyelenggara negara
yang lain atau kepada kas umum;
• Seolah olah pegawai negeri atau penyelenggara
negara yang lain atau kas umum mempunyai utang
kepadanya;
• Diketahuinya bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang
69
61. • Pegawai Negeri Turut Serta Dalam
Pengadaan Yang diurusnya
• Pegawai negeri atau penyelenggara negara;
• dengan sengaja;
• Langsung atau tidak langsung turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau persewaan;
• pada saat dilakukan perbuatan untuk seluruh
atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau
mengawasinya
70
62. U A N G
U A N G
B A R A N G
B A R A N G
PENGOBATAN
PENGOBATAN
CUMA-CUMA
CUMA-CUMA
K O M II S II
K O M S
PERJALANAN
PERJALANAN
WISATA GRATIFIKASI
GRATIFIKASI
WISATA
(PEMBERIAN)
(PEMBERIAN)
D II S C O U N T
D S C O U N T
FASILITAS
FASILITAS
PENGINAPAN
PENGINAPAN PINJAMAN
PINJAMAN
TANPA BUNGA
TANPA BUNGA
TIKET
TIKET
PERJALANAN
PERJALANAN
71
63. GRATIFIKASI KEPADA
PN-PENYEL. NEGARA
ADALAH SUAP
BERHUBUNGAN DENGAN BERLAWANAN DENGAN
JABATANNYA BERLAWANAN DENGAN
KEWAJIBAN/TUGASNYA
KEWAJIBAN/TUGASNYA
1. NILAI < RP 10 JT GRATIFIKASI BUKAN SUAP
DIBUKTIKAN PENERIMA
GRATIFIKASI ADALAH SUAP
2. NILAI > RP 10 JT DIBUKTIKAN OLEH JAKSA
PASAL 12 B UU NO. 20/2001
HUKUMAN PIDANA PENJARA P.S 4 TH, P.L 20 TH
PIDANA DENDA P.S RP 20 JT, P.B RP 1 MILYAR
72
64. MENYUMBANG
KAN
MENGHILAN
G MENITIP
KAN KAN
MEMBELANJ
MEMBAWA
A
KELUAR
KAN
NEGERI
MEMBAYAR
KAN
MENUKAR
KAN
MENEMPAT
KAN MENTRANSFER
PENCUCIAN UANG
PENCUCIAN UANG
(MONEY LAUNDRING)
(MONEY LAUNDRING)
HART KEKAYAAN YANG DIKETAHUI PATUT DIDUGA
HASIL TINDAK PIDANA UNTUK MENYEMBUNYIKAN ASAL
USUL HARTA KEKAYAAN SEOLAH H.K YANG SAH
73
65. Percepatan Pemberantasan Korupsi
KEHUTANAN LINGKUNGAN KELAUTAN
HIDUP
PAJAK KORUPSI
PROSTITUSI TERORISME
PERBANKAN
PERJUDIAN
HARTA KEKAYAAN
PEMALSUAN DARI SUAP
UANG
“TINDAK PIDANA” PASAR MODAL
PENIPUAN
ASURANSI
PENGGELAPAN
NARKOTIKA
PENYELUNDUPAN
BARANG, TK IMIGRAN
PSIKOTROPIKA
PENCULIKAN PERDAGANGAN
ORANG, SENJATA
74
66. KONVENSI PBB ANTI
KORUPSI NO 55 /61 TH 2000
RATIFIKASI
KERJASAMA INTERNASIONAL
• MELACAK • PERJ. EKSTRADISI • PERTUKARAN INFO
• MEMBEKUKAN • BANTUAN HKM • MENCEGAH + BERANTAS
• MENYITA TIMBAL BALIK TPK DIBAWAH PAYUNG KS
• MENGEMBALIKAN • PENYERAHAN NAPI - EKONOMI
ASET HASIL TPK • PENGALIHAN - BAN-TEK
DR LN PROSES PIDANA
# UU NO 7 TH 2006 Ttg Pengesahan United Nations Convention
Againt Corruption, 2003 (Konvensi PBB Anti Korupsi)
75
67. MERINTANGI PROSES PEMERIKSAAN
PERKARA KORUPSI
• Setiap orang;
• Dengan sengaja;
• mencegah, merintangi atau menggagalkan;
• Secara langsung atau Tidak angsung;
• Penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di
sidang terdakwa maupun para saksi dalam
perkara korupsi.
76
68. • Tersangka Tidak Memberi Keterangan Mengenai
Kekayaannya
• Tersangka;
• Dengan sengaja
• Tidak memberikan keterangan atau memberikan
keterangan palsu;
• Tentang keterangan harta bendanya atau harta benda
isteri/suaminya atau harta benda anaknya atau harta
benda setiap orang atau korporasi yg diketahui atau
patut diduga mempunyai Hubungan dengan Tindak
Pidana Korupsi yang dilakukan tersangka.
77
69. • Bank Yang Tidak Memberikan Keterangan
Rekening Tersangka
• Orang yang ditugaskan oleh bank dengan
sengaja tidak memberikan keterangan . atau
memberikan keterangan. palsu tentang
keadaan keuangan tersangka atau terdakwa.
78
70. • Saksi Atau Ahli Yang Tidak Memberi
Keterangan atau memberikan keterangan
palsu
• Saksi atau ahli Dengan sengajaTidak
memberikan keterangan atau memberikan
Keterangan yang isinya palsu.
79
71. Orang Yang Memegang Rahasia Jabatan
Tidak Memberikan Keterangan atau
Memberikan Keterengan Palsu
• Orang yang karena pekerjaan, harkat, martabat
atau jabatannya yang diwajibkan menyimpan
rahasia Dengan sengajaTidak memberikan
keterangan atau memberikan keterangan yang
isinya palsu.
80
72. • Saksi Menyebut nama atau alamat pelapor atau
hal hal lain yang memungkinkan diketahuinya
identitas pelapor.
81
73. • Strategi preventif pencegahan korupsi melalui
perbaikan system dan prosedur dengan membangun
budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-prinsip
fairness, transparency, accountability & responsibility
Strategi investigatif memerangi korupsi melalui
deteksi, investigasi dan penegakan hukum terhadap
para pelaku korupsi.
• strategi edukatif : mendorong masyarakat untuk
berperan serta memerangi korupsi sesuai dengan
kapasitas dan kewenangan masing-masing. Kepada
masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran
(integrity) serta kebencian
82
74. • REGULASI :
• Undang-unang (UU) tentang pemberantasan korupsi
di Indonesia sudah empat kali berubah.
• Selain itu, posisi UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang
diperbarui dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, juga
masih diperkuat dengan UU Nomor 15 Tahun 2002—
yang diubah dengan UU Nomor 25 Tahun 2003—
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang.
• Selain itu, masih ada UU Nomor 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
83
75. 1. Adanya kehendak Pemerintah yang serius
– Inpres 5 / 2004 membuktikan kesungguhan
Pemerintah dalam memberantas korupsi
2. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI)
– Penerapan e-government dan e-procurement untuk
mengurangi peluang korupsi
3. Pemanfaatan “Single Identification Number”
– Untuk mengurangi peluang penyalahgunaan
4. Pembenahan peraturan perundang-undangan yang
duplikasi dan bertentangan
– Menurut Gowa ada 1850 peraturan
5. Penataan / penyederhanaan Criminal Justice System
84
76. Instruksi Umum Dilaksanakan oleh sekitar
Diktum PERTAMA...
500 Instansi Pemerintah
s.d. (Pusat dan Daerah)
Diktum KESEPULUH
1. Menko Perek, Menkeu, BappenasE-proc
2. Menkeu pajak, bea cukai, PNBP, anggr..
3. Bappenas RAN
Instruksi 4. MenPAN huruf a s.d. e kormonev
Khusus 5. MenhukHAM per UU
6. Kem.BUMN GCG
Diktum KESEBELAS 7. Mendiknas pendidikan anti KKN
Angka 1. S.d. 11 8. MenKominfo sosialisasi program
9. Jaksa Agung tindakan hukum, intern, &
koordinasi
10.Kapolri tindakan hukum, intern, &
koordinasi
11.Gub/Bup/Walikota GG, yanblik, &
kerjasama
85
77. Percepatan Pemberantasan Korupsi
UNTUK SEGENAP JAJARAN
EKSEKUTIF PUSAT + DAERAH
☻ BANTU KPK TTG
LAPORAN HARTA. K ☻ MENGKAJI SISTEM YANG
POTENSI TIMBULKAN TPK
INPRES NO. 5 TH 2004
INPRES NO. 5 TH 2004 DI LINGK. MASING2
☻ BUAT RENSTRA PERCEPATAN
PERCEPATAN
PEMBERANTASAN
PEMBERANTASAN
KORUPSI
KORUPSI
☻
PEL PRIMA
PD MASYARAKAT ☻ MEMPERCEPAT PEMBERIAN
INFO PADA PENEGAK
☻ HUKUM TTG TPK
PENETAPAN WILAYAH
BEBAS KORUPSI ☻
SEDERHANA DALAM DINAS
DAN HIDUP PRIBADI
☻
MELAKSANAKAN KEPRES
80/2003 MENCEGAH BOCOR
PEMBOROSAN APBN - APBD
86
78. a. Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang
baik di lingkungan pemerintah daerah.
b. Meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan
pungutan liar dalam pelaksanaannya.
c. Bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah melakukan pencegahan terhadap kemungkinan
terjadi kebocoran keuangan negara baik yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
87
79. • Target atau sasaran reformasi birokrasi adalah
terbentuknya:
• birokrasi yang bersih, yaitu birokrasi yang anti KKN dan
tidak berperilaku koruptif ;
• birokrasi yang efisien, yaitu birokrasi yang hemat (tidak
boros) dalam menggunakan sumberdaya yang terbatas
(man, money, material, methode and timed) ;
• birokrasi yang transparan, yaitu birokrasi yang seluruh
kebijakan dan aktivitasnya diketahui masyarakat dan
masyarakat dapat mengakses dengan mudah;
• birokrasi yang melayani, yaitu birokrasi yang tidak minta
dilayani, tetapi birokrasi yang melayani masyarakat;
• birokrasi yang terdesentralisasi, yaitu kewenangan
pengambilan keputusan terdesentralisasi kepada
pimpinan unit kerja terdepan.
88
80. Percepatan Pemberantasan Korupsi
KEPASTIAN TERTIB
HUKUM
PENYEL
NEGARA
AKUNTABILITAS
KEPENTINGAN
UMUM
ASAS UMUM
ASAS UMUM
PENYELENGGARAAN
PENYELENGGARAAN
NEGARA
NEGARA
PROFESI
ONALITAS KETERBU
PROPORSIO KAAN
NALITAS
89
81. • Pertama, Ketua DPR dan jajaran elite di DPR HARUS
menciptakan sistem integritas untuk mengurangi korupsi
yang terjadi. Karena itu, menerapkan sistem integritas
menjadi suatu hal yang tidak lagi bisa ditawar-tawar
• Kedua, DPR harus lebih ketat merumuskan kode etik
parlemen dengan sanksi dan mekanisme pemberian
sanksi yang lebih efektif guna mengurangi perilaku
menyimpang anggota DPR, sekaligus memberi efek
jera.
• Ketiga, menjelang Pemilu Parpol peserta pemilu harus
merombak sistem perekrutan calon anggota legislatif
dengan menempatkan integritas, kualitas, dan
profesionalitas sebagai parameter utama.
90
82. Uraikan kejadiannyasedetil mungkin kejadian yang kita curigai
sebagai bentuk perbuatan korupsi.
Pilih pasal-pasal yang sesuai. Kemudian cocokkan dengan pasal-
pasal yang ada di buku ini, kira-kira pasal mana yang sesuai untuk
kejadian tersebut (dapat lebih dari satu pasal).
Penuhi unsur-unsur tindak pidana. Lihat unsur-unsur tindak
pidana yang ada dalam pasal yang sesuai, kemudian pastikan
bahwa informasi dalam uraian yang anda buat dapat memenuhi
unsur-unsur dalam pasal tersebut.
Sertakan bukti awal, bila ada. Apabila ada copy dokumen atau
barang lain yang memperkuat uraian kejadian di atas agar
disertakan dalam pengaduan / laporan ke KPK.
91
83. • Sertakan identitas anda, bila tidak keberatan. Akan sangat
baik apabila anda menyertakan identitas dan alamat atau nomor
telepon anda.
• Kirim ke KPK. Apabila urutan 1 s.d 5 telah anda lakukan maka
pangaduan / laporan anda siap untuk disampaikan kepada KPK.
• Fokuskan pengaduan/laporan anda pada korupsi kelas kakap
(big fish), bukan kelas teri. Pengertian kelas kakap adalah :
– Melibatkan orang level tinggi atau yang memiliki pengaruh besar;
– Terkait dengan aspek yang strategis/menyangkut hajat hidup orang
banyak; atau
– Menyangkut nilai uang yang besar.
84. Percepatan Pemberantasan Korupsi
TERTULIS
BERIDENTITAS
PELAPOR
• INFORMASI
SETIAP
• SARAN LAYANAN DAN JAWABAN
ORANG
• PENDAPAT PERLINDUNGAN HUKUM
KPD BERHAK (STATUS HKM-RASA AMAN)
ORGANISASI PENEGAK DAPAT PENGHARGAAN
MASYARAKAT HUKUM TTG (PIAGAM/PREMI 20/00 x NILAI KN)
DUGAAN
TPK
L S M
1. MERAHASIAKAN
PENEGAK • IDENTITAS PELAPOR
HUKUM WAJIB • ISI INFORMASI
• PENDAPAT SARAN
PP NO. 71 TH 2000 2. BERI PENGAMANAN
FISIK PELAPOR + KLG
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN
SERTA MASYARAKAT DAN
PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
TPK
by arsal bam 93
85. • Upaya pemberantasan korupsi meliputi beberapa
prinsip, antara lain:
• memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,
• upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan
secara bersamaan,
• tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu
sampai hilir (mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi
berbagaui elemen.
by arsal bam 94
86. • Pembentukan Lembaga Kunci
• Memasukkan kedalam Sisitem Pendidikan Nasional
• Menerapkan Pakta Integritas(adalah pernyataan / janji
tentang komitmen untuk melaksanakan segala tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku.)
• Melaksanakan Pengadaan Barang Barang Pemerintah
Melalui Sisitem tender electronic.
• MEMBENTUK PERWAKILAN KPK DI DAERAH
by arsal bam 95
87. Presiden RI Penyempurnaan
RAN
Men.PAN Bappenas
Instansi Pelaksana
Gubernur Instruksi Khusus Instansi Pusat
: Arus pelaporan Inst.khusus
: Arus pelaporan Inst.umum
Bupati/Walikota : Arus pelaporan RAN PK
: Tembusan ke Bappenas
by arsal bam 96
88. Korupsi Masih di Mana-mana
• Dari Aceh hingga Papua.
• Pembersihan birokrasi.
• Korupsi kelembagaan.
• Rusaknya DPR.
90. FAKTA…
• Korupsi adalah simbol dari
pemerintahan yang tidak benar –
dicerminkan oleh:
– Patronase.
– Prosedur berbelit-belit.
– Pemungut pajak yang tidak efektif.
– Korupsi besar-besaran dalam pengadaan
barang dan jasa.
– Layanan masyarakat yang sangat buruk.
(Alatas, 1974)
91. Kasus : Merugikan Keuangan Negara
NO Kasus Cara Menghindari/solusi
1.1. Sosialisasi Kepres 80 th 2000 tentang
1 Pengadaan Barang dan Jasa pengadaan barang dan Jasa
1.2. Pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga pengadaan
1.1. Mark Up Harga barang dan Jasa
1.2. Barang Tidak Sesuai dengan
Spek 1.3. Membuat Harga Kewajaran atau membuat HPS
2 Perjalanan Dinas 2.1. Pengawasan Internal
2.1. Jumlah Hari tidak sesuai
dengan yang diSPJkan Melalui teman sejawat
2.2. Perjalanan Fiktif Uji Petik
2.2. Pengawasn Eksternal (Inspektorat)
3 Pengelolaan Barang Milik Negara 3.1. Pengawasan Internal
3.1. Menyalahgunakan fasilitas
negara untuk kepentingan pribadi Penertiban administrasi barang milik negara
Pengecekan berkala
3.2. Pengawasan Eksternal
92. PENGGELAPAN DALAM JABATAN
Penerimaan Siswa Baru/pindahan secara tidak prosedural
Pengadaan barang secara curang
Penyalahgunaan Dana BOS
Menggelapkan uang/Surat Berharga atau membiarkan barang
tersebut diambil
Memalsukan buku-buku atau daf tar -daf tar khusus untuk
pemeriksaan administrasi
Pengeluaran Ijazah palsu
Perekrutan Pegawai tanpa prosedur yang berlaku
Promosi jabatan yang tidak melalui prosedur yang berlaku
Menghambat promosi jabatan
Menaikan kelas siswa yang tidak layak naik/pindah
Penyimpangan dalam penjurusan program studi di SMA
93. 4 Double SPJ pada Satu Kegiatan 4.1. Juknis yang jelas
4.2. Pengawasan Internal dan Pengawas
4.1. Kegiatan di SPJKan Eksternal
5.1. Mengacu pada Peraturan2 yang telah
5 Honorarium ada
5.1. Pemotongan honorarium 5.2. Pengawasan Internal dan Eksternal
6 Kegiatan Kediklatan Pengawasan Internal dan Eksternal
6.1. Kegiatan Fiktif
6.1.1. Tidak melaksanakan
kegiatan tapi diSPJKan
6.1.2. Jumlah kegiatan di
Kurangi misalnya 10 x kegiatan
dilaksanakan 7 x
Mark up pada pengajuan Block
7 Grand Pengawasan Internal dan Eksternal
7.1. Mark Jumlah Siswa pada
Dana Boss
95. CONTOH PERILAKU
SUAP-MENYUAP
• RAPBS yang menyalahi aturan ingin segera ditetapkan,
maka yang mengajukan RAPBS memberikan uang dan
diterima oleh petugas tersebut.
• Sarana dan prasarana sekolah yang disediakan oleh
suplier tidak sesuai dengan spesifikasi, sarana dan
prasarana tersebut tetap diterima karena suplier
tersebut telah memberikan uang kepada penerima
sarana dan prasarana.
97. NO IDENTIFIKASI KASUS ASPEK SOLUSI
PEMERAS BERTENTA PENCEGAHAN TINDAKAN KURATIF
AN NGAN
“JUJUR”
1 Mewajibkan siswa mengikuti les untuk
mapel UN (membayar)
V Dianggarkan di
RAPBS
Melaporkan ke
instansi terkait
2 Siswa les di sekolah diberi
kemudahan, siswa tidak ikut les
V Dianggarkan di
RAPBS
Teguran dari pihak
berkompeten
dibiarkan Les gratis
3 Mewajibkan siswa membeli buku LKS
dan buku teks
V V Dianggarkan dari
BOS
Teguran dan
peringatan
98. N IDENTIFIKASI KASUS ASPEK SOLUSI
O
PEMERA BERTEN PENCEGAHAN TINDAKAN
SAN TANGAN KURATIF
“JUJUR”
4 Siswa yang membeli buku ada V Persamaan hak Teguran dan
penambahan nilai dan yang tidak siswa tanpa peringatan
membeli dibiarkan terkecuali
5 Pelaksanaan pembelajaran V Dianggarkan Teguran dan
remidial dengan memungut biaya melalui dana peringatan
BOS
6 Memaksa orang tua siswa V Pengawasan Laporkan ke pihak
membayar uang pembangunan yang ketat berkompeten dan
beri sanksi
99. N IDENTIFIKASI KASUS ASPEK SOLUSI
O
PEMERA BERTEN PENCEGAHAN TINDAKAN
SAN TANGAN KURATIF
“JUJUR”
7 Pihak eksternal memaksa V Tidak melayani Laporkan pihak
sekolah memberi kompensasi terkait
tertentu (LSM, Parpol, dll).
8 Memaksa semua siswa mengikuti V
karyawisata (termasuk membiayai
guru)
9 Meminta biaya tertentu untuk V
siswa masuk/keluar (mutasi) dan
menjual bangku kosong.
103. IDENTIFIKASI BENTURAN KEPENTINGAN
DAN PENGADAAN SERTA KIAT KIAT
1. Bantuan Bos buku ke sekolah yang
MENGATASINYA
diberikan berupa buku dan tidak sesuai
dengan kebutuhan sekolah
Bantuan Bos buku
diberikan dalam bentuk
uang sedangkan buku
yang dibeli sesuai
dengan analisis
kebutuhan sekolah
104. bantuan (misalkan
rehabilitasi sekolah) yang
tidak sesuai
• Prosedur pemberian bantuan harus
bersifat terbuka sesuai
kebutuhan/kreteria persyaratan
penerima bantuan (bukan karena
kedekatan dengan pengambil
kebijakan)
106. pimpinan untuk
memberikan kesejahteraan
pegawainya
• Pimpinan harus mencari alternatif
sumber keuangan diluar anggaran
pemerintah (misalkan
koperasi/Unit produksi)
108. Gratifikasi
Pengertian :
Penerimaan berupa hadiah (Uang,
Barang, diskon, komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket pesawat, liburan, biaya
pengobatan, dan fasilitas lain) yang
berhubungan dengan jabatan
Hukuman:
Penjara maksimal 20 tahun atau denda
maksimal Rp 1 Milyar
109. Jenis – jenis gratifikasi
No. Tindakan /Perbuatan Contoh
1. Pemberian uang - Pemberian uang oleh siswa ke wali kelas saat kenaikan
kelas,
- perijinan siswa asing dan
- konsultan,
- uang bangku siswa baru.
- Uang bangku siswa pindahan.
- Uang siswa pindahan
- Uang penentuan jurusan.
2. Pemberian barang - Pemberian barang elektronik,
- pakaian/perhiasan,
- peralatan pendidikan,
- hasil bumi/ternak.
3. Pemberian rabat - Pemberian diskon harga buku dari penerbit.
(discount) - ,
4. Pemberian komisi - Akibat belanja barang kebutuhan.
- Komisi dari pembangunan fisik.
- Pemotongan anggaran oleh dinas.
5. Pemberian pinjaman - Pinjaman tanpa bungan bagi pejabat tanpa bunga
tanpa bunga
110. Lanjutan ....
No. Tindakan /Perbuatan Contoh
6. Pemberian tiket - Pemberian ONH bagi pejabat,
perjalanan
7. Pemberian fasilitas - Pemberian akomodasi bagi pengawas.
penginapan
8. Pemberian perjalanan - Pesta kelulusan siswa memberikan
wisata fasilitas akomdasi dan transportasi.
9. Pemberian - Orang tua siswa dokter memberikan
pengobatan Cuma – pengobatan gratis pada guru tertentu.
Cuma
10. Pemberian fasilitas
lainnya
111. Jenis – jenis gratifikasi
No. Tindakan /Perbuatan Contoh
1. Pemberian uang - Pemberian uang oleh siswa ke wali kelas saat kenaikan
kelas,
- perijinan siswa asing dan
- konsultan,
- uang bangku siswa baru.
- Uang bangku siswa pindahan.
- Uang siswa pindahan
- Uang penentuan jurusan.
2. Pemberian barang - Pemberian barang elektronik,
- pakaian/perhiasan,
- peralatan pendidikan,
- hasil bumi/ternak.
3. Pemberian rabat - Pemberian diskon harga buku dari penerbit.
(discount) - ,
4. Pemberian komisi - Akibat belanja barang kebutuhan.
- Komisi dari pembangunan fisik.
- Pemotongan anggaran oleh dinas.
5. Pemberian pinjaman - Pinjaman tanpa bungan bagi pejabat tanpa bunga
tanpa bunga
112. Korupsi Pendidikan adalah bentuk lain dari
penyalahgunaan wewenang otoritas
pendidikan untuk kepentingan memperkaya
diri sendiri (Kalnis,2001)
World Bank th. 2005 melaporkan
kebocorananggaran pendidikan 80%
disebabkan karena :
1. Suap dalam proses rekrutment guru
2. Promosi jabatan Kepala Sekolah
3. Pungutan-pungutan tidak sah
disekolah
4. Pengelolaan dana BOS, ABS, & APBD
pendidikan
( Halak & Poisson, 2005 )
113. Ciri Sistem Pendidikan
Bebas Korupsi
Kesetaraan terhadap
kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu
Tercapainya keadilan dalam
distribusi sarana pendidikan
terhadap seluruh sekolah
(285.000 sekolah)
Transparansi kriteria penerimaan
siswa baru
Sistem manajemen yang
profesional dan independent
untuk akreditasi guru
114. TUGAS KELOMPOK
TULIS IDENTIFIKASI DAN SOLUSINYA
• Kelompok 1 – Merugikan Keuangan Negara
• Kelompok 2 - Suap Menyuap
• Kelompok 3 – Penggelapan Jabatan
• Kelompok 4 – Korupsi di Dunia Pendidikan
• Kelompok 5 – Curang dan Tidak Disiplin
• Kelompok 6 – Kepentingan dalam Pengadaan
• Kelompok 7 - Gratifikasi
115. Tabel 2.1. Indeks Korupsi di Asia Versi PERC
Negara Indeks
Singapura 0,66
Jepang 3,46
Hongkong 3,50
Taiwan 6,15
Korea Selatan 6,60
Malaysia 6,80
Thailand 7,20
China 7,68
India 8,63
Vietnam 8,65
Philipina 8,80
Indonesia 9,10
Catatan: Angka Terbaik = 0
Sumber: Media Indonesia (2005)
116.
117. Kasus-kasus Korupsi
• Abdullah Puteh, mantan Gubernur Aceh
• Abilio Soares, mantan Gubernur Timor Timur, karena dakwaan '
Dunia Internasional'
• Akbar Tandjung
• Basuki (politikus), mantan ketua DPRD Surabaya
• Beddu Amang, mantan Kepala Bulog
• Bob Hasan, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
• Hendro Budiyanto, mantan direktur Bank Indonesia
• Heru Supraptomo, mantan direktur Bank Indonesia
• Hutomo Mandala Putra Soeharto, anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat
• Ida Bagus Oka, mantan Gubernur Bali dan Menteri Sosial
• M. Sahid, wakil walikota Bogor
• Mulyana W. Kusumah, anggota KPU
• Nazaruddin Sjamsuddin, ketua KPU
• Nurdin Halid, ketua PSSI
118. • Paul Sutopo, mantan direktur Bank Indonesia
• Rahardi Ramelan, mantan Menteri Perdagangan
• Rusadi Kantaprawira, anggota KPU
• Safder Yusacc, mantan sekjen KPU
• Said Agil Husin Al Munawar, mantan Menteri Agama
• Sri Roso Sudarmo, bupati Bantul
• Suyitno Landung, mantan kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri
• Syafruddin Temenggung, mantan kepala Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN). Menjadi tersangka kasus jual beli
pabrik gula Rajawali III, dan ditahan pada 22 Februari 2006.
• Syahril Sabirin, mantan Gubernur Bank Indonesia
• Theo Toemion, mantan kepala BKPM.
• Suwarna, AF, mantan Gubernur Kaltim.
• Syaukani HR, mantan bupati Kutai Kartanegara.
• Al Amin Nasution, anggota DPR-RI.
• Syahrial Oesman, mantan Gubernur Sumatra Selatan.
• Bupati Monokwari ?
• dst…
119. Perlawanan Terhadap KPK
• Berbahaya, kekuasaan
terlalu besar dan tanpa
kontrol.
• DPR jangan ganjal KPK.
• Pengadilan TIPIKOR di
persimpangan jalan.
120. Selamatkan KPK
• Presiden diminta
selamatkan KPK.
• Membunuh pengadilan
TIPIKOR.
• Pembenahan birokrasi
saja tidak cukup.
123. Pendorong Tindak Pidana Korupsi
• Feodalisme tidak adanya
transparansi.
• Kampanye-kampanye politik yang
mahal.
• Proyek yang melibatkan uang jumlah
besar.
• Nepotisme dan kolusi.
• Lemahnya ketertiban hukum.
• Lemahnya profesi hukum.
124. • Kurangnya kebebasan berpendapat atau
kebebasan media massa.
• Marjinalisasi tenaga pendidik?
• Rakyat yang cuek.
• Kontrol lemah.
125. Gagasan
1. Secermat mungkin kita persiapkan
kepemimpinan nasional alternatif.
2. Kepemimpinan alternatif ini diupayakan banyak
diisi oleh tokoh-tokoh muda usia yg berwawasan
nasional dan internasional.
3. Kekuasaan adalah amanat rakyat yg harus
ditunaikan dengan kejujuran dan kerjakeras.
4. Kampanye pentingnya menancapkan kembali
gagasan kemandirian nasional.
126. 5. Membuka diri dan kerjasama dengan negara
lain, merupakan keniscayaan yg tidak bisa
dihindarkan dalam pergaulan antar bangsa dan
antar negara dewasa ini.
6. Kepemimpinan baru ini harus berhenti menjadi
bagian dari korupsi sandera negara.
7. State-capture-corruption adalah sebab utama
keterbelakangan bangsa.
8. Diperlukan ekonom tangguh dalam KPK.
9. Seluruh KKS/KPS harus ditelaah dan dipelajari
secara jujur dan rasional. Renegosiasi.
127. 10. Kepentingan bangsa adalah nomor satu
dibandingkan korporasi asing.
11. Dengan alasan lingkungan seharusnya Indonesia
bisa menghentikan kegiatan korporasi asing itu.
12. Kepemimpinan alternatif harus berani membuat
badan arbitrase nasional khusus untuk
menyelesaikan setiap pertikaian atau konflik
antara RI dan korporasi.
13. Revisi terhadap semua HPH.
14. Seluruh pemegang HPH harus diberi sanksi tegas
dan lugas.
128. 15. Para pemegang HPH ugal-ugalan itu pada
hakekatnya telah menghina rakyat Indonesia.
16. Pencurian pasir yang dibawa ke Singapura harus
dihentikan untuk selama-lamanya.
17. Menghilangkan penyakit kecanduan hutang.
18. Hiduplah sesuai dengan isi pidato, nyanyian dst.
19. Seluruh UU yg strategis harus dikaji ulang.
20. DPR harus punya motivasi dan orientasi tunggal,
yaitu membela dan mengunggulkan kepentingan
bangsa sendiri.
129. 21. Media massa menjadi kontrol sosial mengambil
alih fungsi DPR.
22. Konspirasi eksekutif dan legislatif terlihat dalam
membuat legislasi dan keputusan-keputusan
politik yg merupakan pesanan korporasi asing
harus dihentikan.
23. Renegosiasi thd hutang LN.
24. Merombak total kebijakan ekonomi.
25. Menjalankan agenda reformasi.
26. Membuat cetak biru untuk pembangunan
ekonomi Indonesia secara elaboratif.
131. Kesimpulan
1. Moral.
2. Kepuasan.
3. Keberanian.
4. KPK terbentuk krn ketidakpercayaan msy kpd
institusi penegak hukum yg ada?
5. KPK harus independen, tapi bukan lembaga
superbody.
6. Perubahan pola rekruitmen anggota partai &
pengawasan kpd DPR-RI.
7. Hukum mengikuti perubahan sikon.
8. Sistem hukum yg berjalan dg baik akan terjadi bila
hukum yg ada tegas dan tertib dalam
pelaksanaannya.