Wahyudi ditangkap karena melakukan penipuan dengan berpura-pura menjadi polisi dan mengatakan anak korban ditangkap karena narkoba. Korban diminta mengirim uang tebusan Rp75 juta. Wahyudi dan Zul diancam hukuman penjara menurut Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan Pasal 28 ayat 1 UU ITE tentang berita bohong.
3. Tinjuan kasus
Wahyudi, 20 tahun, adalah salah satu tersangka yang
menjadi kaki tangan narapidana bernama Zul yang sedang
menjalani hukuman di LP Tanjung Gusta Medan. Wahyudi
mengaku melakukan penipuan sejak 2010. Dia menipu
dengan berperan sebagai polisi. Dia mengabarkan anak
korban telah ditangkap karena terlibat perdagangan
narkoba. Supaya lepas, korban mesti mengirim uang
tebusan sebanyak Rp 75 juta.
Polisi menyita satu telepon genggam dan satu kartu ATM
BCA atas nama pemilik rekening yang tidak dikenal. "Saya
sempat ngambil duit Rp 5 juta dan menyerahkannya ke Zul
yang ada di penjara. Terakhir, saya ambil uang untuk
dibelikan Samsung Galaxy Tab kemudian saya kasih ke Zul,"
dia menjelaskan.
4. Sanksi
1.Sanksi Untuk Wahyudi
Disini selain wahyudi selain mengabarkan kebohongan dia juga menyamar sebagai
polisi.Sebenarnya tidak ada peraturan khusus tentang sanksi bagi orang yang mengaku atau
berpura-pura menjadi polisi.Namun, menurut R.Suesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab
Undang – Undang Hukum Pidana, kejahatan mengaku menjadi polisi juga dinama
“penipuan”.karena penipu itu pekerjaan nya:
a. Membujuk orang supaya memberikan barang,membuat hutang atau menghapuskan hutang.
b. Maksud pembujukan itu ialah : hendak menguntungkan diri sendiri atau orangl ain dengan
melawan hak.
c. Membujuknya itu dengan memakai :
Nama palsu atau keadaan palsu.
Akal cerdik(tipu musliahat).
Karangan perkataan bohong.
5. Jadi dalam kasus ini wahyudi di kenakan Pasal 378 KUHP tentang penipuan yang berbunyi sebagai
berikut:
"Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan
hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun dengan
rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya,
atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan
pidana penjara paling lama 4 tahun."
Dan Pasal 28 ayat (1) UU ITE tentang berita bohong dan merugikan orang lain yang menyatakan:
“Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.”
Terhadap pelanggaran Pasal 28 ayat (1) UU ITE diancam pidana penjara paling lama enam tahun
dan /atau denda paling banyak Rp1 miliar.
6. 2.Sanksi Untuk Zul
Selain dikenakan Pasal 378 KUHP dan Pasal 28 ayat (1) UU ITE tentang
kasus penipuan dan berita bohong ,zul juga kedapatan membawa
ponsel kedalam penjara.Menurut Kepala Lapas (Kalapas) Kelas II-A
Ambarawa, Dwi Agus Setyabudi mengatakan, "Ketika ada napi yang
kedapatan membawa ponsel akan dikenai sanksi.
Sanksi pertama akan ditempatkan di kamar sunyi (dipisahkan dengan
napi lainnya),.
Sanksi kedua pencabutan remisi.
Saksi ketiga yang bersangkutan akan dipindahkan ke lapas lainnya,".
7. KESIMPULAN
Dari rumusan-rumusan Pasal 28 ayat (1) UU ITE dan
Pasal 378 KUHP tersebut dapat kita ketahui bahwa
keduanya mengatur hal yang berbeda. Pasal 378 KUHP
mengatur penipuan, sementara Pasal 28 ayat (1) UU
ITE mengatur mengenai berita bohong yang
menyebabkan kerugian konsumen dalam transaksi
elektronik. Walaupun begitu, kedua tindak pidana
tersebut memiliki suatu kesamaan, yaitu dapat
mengakibatkan kerugian bagi orang lain.
8. SARAN
Dibutuhkan kejelian pihak penyidik kepolisian untuk
menentukan kapan harus menggunakan Pasal 378 KUHP dan
kapan harus menggunakan ketentuan-ketentuan dalam Pasal
28 ayat (1) UU ITE. Namun, pada praktiknya pihak kepolisian
dapat mengenakan pasal-pasal berlapis terhadap suatu tindak
pidana yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana penipuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 378 KUHP dan memenuhi
unsur-unsur tindak pidana Pasal 28 ayat (1) UU ITE. Artinya,
bila memang unsur-unsur tindak pidananya terpenuhi, polisi
dapat menggunakan kedua pasal tersebut. seperti kasus di
atas, termasuk kedalam berita bohong(Pasal 28 ayat (1) UU
ITE) karena mengabarkan kebohongan, dan kasus penipuan
(Pasal 378 KUHP ) karena telah mengaku sebagai anggota
polisi.