SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 56
UNIVERSITAS BINA BANGSA
MAKALAH RESUME MANAJEMEN KEUANGAN 1
NAMA : MONIKARANI
NIM : 11011700306
KELAS :2S-MA
RUANGAN :B.21
BAB I
TINJAUAN MANAJEMEN KEUANGAN, BURSA KEUANGAN DAN
SUKU BUNGA
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan
atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama
perusahaan.
2. Perkembangan Peranan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh
perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi
pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topic rugi-laba. Selanjutnya berturut-
turut ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
1. Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga
2. Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi
3. Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit
4. Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan
5. Tahun 1970 – 1980 : inflasi
6. Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan
7. Tahun 1990 – sekarang : globalisasi
Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain
kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi social, dan kondisi politik.
Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi
mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah :
1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun
Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen keuangan antar alin
masalah :
1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan
3. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Ruang Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:
 Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana
perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang
jangka pendek dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun
eksternal perusahaan.
 Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva tetap
atau Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin, maupun aktiva
finansial berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk
menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
 Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara efisien
untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi utama Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut:
 Planning atau Perencanaan Keuangan, meliputi Perencanaan Arus Kas dan Rugi Laba.
 Budgeting atau Anggaran, perencanaan penerimaan dan pengalokasian anggaran
biaya secara efisien dan memaksimalkan dana yang dimiliki.
 Controlling atau Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan perusahaan.
 Auditing atau Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas
keuangan perusahaan yang ada agar sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak
terjadi penyimpangan.
 Reporting atau Pelaporan Keuangan, menyediakan laporan informasi tentang kondisi
keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan keuangan.
5. Analisa Rasio Keuangan
Alat analisis yang sering digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan
perusahaan. Tolak ukurnya biasanya dengan membandingkan kenaikan atau penurunan
prestasi antara dua laporan posisi keuangan pada dua periode waktu tertentu.
Analisa Rasio Keuangan yang umum dipakai dikelompokkan sebagai berikut:
 Liquidity Ratio, nilai rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajiban finansial dalam jangka pendek. Laporan berupa analisa Current
Ratio dan Working Capital to Total Asset (WCTAR).
 Leverage Ratio , rasio untuk menilai seberapa besar dana yang diberikan oleh
pemegang saham atau owner dibandingkan dengan dana yang diperoleh dari
pinjaman dari dari pihak kreditur. Laporan berupa Total Debt to Assets (DAR), Total
Debt to Equity (DER).
 Activity Ratio, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam
menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara
tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aset yang dimiliki. Laporan analisa
berupa Total Asset Turn Over (ATO), Working Capital Turn Over (WCTO), Total
Equity to Total Asset (EA).
 Rentability Ratio, rasio ini digunakan untuk menilai tingkat efektifitas manajemen
yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
Laporan analisa berupaReturn on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Earning
Power of to Total Invesment (EPTI), Gross Profit Margin (GPM), dan Operating
Income (OI).
6. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan utama Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki
perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki oleh pemegang
saham. Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai
perusahaan. Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik
perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka
nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk
obligasi tidak terpengaruh sama sekali.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang
tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan
manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan
perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham
tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan
mengorbankan para pemegang obligasi.
B. Bursa (Pasar) Keuangan
Bursa keuangan mempertemukan calon peminjam dan mereka mempunyai dana
berlebih untuk dipinjamkan. Ada berbagai jenis bursa keungan di Negara-negara maju, dan
setiap jenis terdiri dari banyak lembaga, antara lain sebagai berikut:
1. 1. Pasar aktiva fisik, yakni tempat jual beli produk sepert sandang, pangan, peralatan,
dan perkakas. Bursa keuangan berurusan dengan saham, obligasi, promes, hipotik,
dan klaim lain atas aktiva rill.
2. pasar “saat ini” dan pasar berjangka (spot and futures market) mengacu pada saat
penyerahan. Spot market berarti bahwa “aktiva” yang diperdagangkan diserahkan
ditempat atau diserahkan dalam dua tiga hari kemudian sedangkan dalam fuures
market atau pasar berjangka penyerahan mungkin baru akan berlangsung beberapa
bulan kemudian.
3. Pasar uang (money markets) dan pasarmodal (capital markets) keduanya merupakan
bursa keuangan, tetapi jenis sekuritas serta janmgka waktu yang dikelola berbeda.
Psar uangn adalah bursa untuk sekuritas utang dengan jatuh tempo kurang dari
setahun. Pasar modal adalh brsa utang jangka panjang dan saham perseroan.
4. Bursa hipotik bersangku-paut dengan pinjaman untuk real estate hunian, komersial,
dan industri, dan tanah pertanian atau perkebunan, sedangkan bursa kredit konsumen
berkaitan dengan pinjaman untuk mobil dan perkaks, pendidikan, hiburan, dan
sebagainya. Juga terdapat pasar dunia, nasinal, regional, dan lokal. Artinya,
berdasarkan ukuran danjangkauan opersi perusahaan, dapat ditentukan pada tingkat
pasar mana ia bisa memperoleh pinjaman. Makin besar ukurannya dan makin luas
jangkauannya, makin mampu ia merambah pasar dunia.
5. Pasar perdana adalah bursa tempat perseroan pertama sekali menerbitkan / menjual
saham baru untuk menambah modalnya (emisi). Pasar sekunder adalah bursa tempat
sekuritas dan aktiva keuangan lainnya diperdagangkan oleh para investor setelah
diterbitkan melalui pasar perdana.
C. Lembaga Keuangan
Transfer modal dari para penabung kepada mereka yang membutuhkannya berlangsung
melali tiga jalur:
1. Transfer langsung atas uang dan sekuritas, terjadi apabila perusahaan menjual saham
atau obligasinya langsung kepada penabung tanpa melalui perantara keuangan.
Perusahaan menyerahkan sekuritasnya kepada penabung dan sebaliknya menerima
uang yang diterimanya.
2. Transfer juga bisa terlaksana melalui bank investasi yang berperan sebagai perantara
dan membantu uapaya penerbitan sekuritas.
3. Transfer juga dapat terlaksana melalui perantar keuangan (financial intermediary)
seperti bank atau usaha pembiayaan bersama. Disini perantara tersebut memperoleh
dana dari para penabung, menerbitkan sekuritasnya sendiri untuk ditukar dengan dan
tersebut, lalu menggunakan uan yang diperolehnya untuk membeli sekuritas
perusahaan.
Bank investasi adalah lembaga keuangan yang menjamindan mendistribusikan
sekuritas baru serta membantu perusahaan untuk memperoleh modal.
Perantara keuangan adalah lembaga keuangan yang berspealisasi untuk memperlancar
transfer dana dari penabung kepada mereka yang membutuhkannya.
Dana pasar uang adalah dana bersama yang ditanamkan pada sekuritas jangka pendek dengan
resiko terendah dan investor dapat menariiknya dengan menggunakan cek.
Pereusahaan jasa keuangan adalah perusahaan yang menawarkan berbagai ragam jasa
keunagan termasuk bank investasi, broker asuransi, dan bank komersial.
E. Pasar Saham
Pasar sekunder yang paling aktif dan paling penting bagi manajer keuangan adalah
pasar saham. Disinilah harga saham ditentukan, dan, karena tujuan utama menejemen
keuangan adalah untuk memaksimumkan harga saham perusahaan, pemahaman atau
mekanisme pasar ini sangat penting bagi para pengelola pengusaha.
F. Bursa Saham ( The Stock Exchanges)
Secara garis besar, bursa saham bisa dibagi dua, bursa utama (organizaed exchanges)
dan bursa parallel (over the counters markets).
Bursa utama adalah organisasi foirmal yang mempunyai wujud fisik yang melakukan pasar
lelang atas sekuritas yang tercatat dibursa (listed atau organized). Dua contoh utama adalah
Bursa Saham New York (NYSE) dab Bursa Saham Amerika (AMEX). Di Indonesia adalah
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
Bursa Paralel (The Over te counter Markets) adalah sekumpulan besar pialang dan dealer/
makelar yang dihubungkan melalui telpon dan computer dan melaksanakan perdagangan atas
sekuritas yang tidak tercatat (unlisted) di bursa utama.
G. Biaya dari Uang
Modal dalam perekonomian bebas dialokasikan melalui system harga. Suku bunga
adalah harga yang dibayar atas modal peminjaman, dajn deviden serta kentungan modal
merupakan hasil dari modal ekuitas.
Empat faktor yang mempengaruhi biaya dari uang adalah :
 Peluang produksi
Peluang produksi adalah hasil pengembalian yang diperoleh perekonomian dari investasi
dalam aktiva produktif (yang menghasilkan kas).
Saat mengkonsumsi yang dikehendaki adalah pilihan konsumen mengenai
apakah akan mengkonsumsi saat ini atau menabung dulu untuk dikonsumsi di masa akan
datang.
 Saat mengkonsumsi yang dikehendaki
Saat mengkonsumsi yang dikehendaki adalah pilihan konsumen mengenai
apakah akan mengkonsumsi saat ini atau menabung dulu untuk dikonsumsi di masa akan
datang.
 Risiko
Risiko, dalam pasar uang ada kemungkinan tidak dikembalikannya kredit sesuai dengan yang
dijanjikan.
 Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga.
H. Tingkat Suku Bunga
Alokasi modal diantara berbagai perusahaan ditentukan oleh suku bunga. Perusahaan
dengan peluang investasi yang sangat mengntungkan bersedia dan mampu membayar
imbalan tertinggi atas modal dari erusahaan yang tidak eefisien atau dari perusahaan yang
produknya tidak dibutuhkan.
Gambar 3-2 memperlihatkan bagaimana penawaran dan permintaan berinteraksi guna
menentukan suku bunga di dua pasar modal.
Gambar 3-2
Suku bunga sebaai fungsi dari Penawaran dan permintaan atas Dana
Pasar A : Sekuritas Berisiko Rendah Pasar B : Sekurias Berisiko Tinggi
Suku Bunga, k Suku Bunga, k
(%) (%)
S’ S’
k = 10 k = 12
8 D’ D’
D”
0 Dolar 0 Dolar.
Jika permintaan terhadap dana menurun di suatu pasar, sebagaimana lazimnya terjadi
pada masa resesi, kurva permintaan akan bergeser ke kiri seperti terlihat pada Kurva D” di
Pasar A. Suku bunga keseimbangan atas ekuilibrium dalam hal ini menurun menjadi 8
persen. Dengan cara demikian, Anda juga dapat membeyangkan apa yang akan terjadi jika
bank sentral memperketat kredit: Kurva penawaran S’ akan bergeser ke kiri dan ini akan
menaikkan suku bunga dan memperkecil tingkat peminjaman dalam perekonomian.
A. Determian dari Suku Bunga Besar
Pada umumnya, suku bunga nominal atau suku bunga yang ditetapkan atas sekuritas utang, k,
terdiri dari suku bunga yang bebas resiko, yakni k*, ditambah sejumlah premi yang
mencerminkan dampak inflasi, tingkat resiko sekuritas tersebut dan tersedianya pasar bagi
sekuritas bersangkutan. Hubungan itu dapat dinyatakan sebagai berikut:
 Suku bunga pasar = k = k* + IP + DRP + LP + MRP
Dan jika kirta gabungkan k* + IP jumlahnya dinyatakan sebgai kRF maka
persamaanya adalah : k = kRF + DRP + LP + MRP
Suku bunga riil yang bebas risiko, k* adalah suku bunga sekuritas tanpa risiko
penunggakan (biasanya sekuritas pemerintah jika tingkat inflasi nol persen).
 Suku nominal yang bebas risiko, kRF adalah suku bunga yang bebas risiko sama
sekali; kRF umumnya hampir sama dengan suku bunga sekuritas pemerintah.
Premi Inflasi (IP) adalah premi untuk inflasi rata-rata yang diperkirakan selama
berlaku sekuritas; jumlah tersebut ditambahkan oleh investor ke suku bunga riil yang
bebas risiko.
 Premi Risiko Penunggakan (DRP) adalah selisih antara suku bunga obligasi
pemerintah dengan obligasi perseroan apabila keduanya mempunyai tanggal jatuh
tempo (jangka waktu) dan pasar yang sama.
 Risiko suku bunga reinvestasi adalah yang terjadi akibat penurunan suku bunga
sehingga apabila obligasi yang telah jatuh tempo diinvestasikan kembali maka hasil
bunganya akan berkurang.
 Struktur suku bunga berdasarkan jangka waktu adalah hubungan antara hasil bunga
(yields) dan jangka waktu tempo sekuritas.
 Kurva hasil bunga adalah grafik yang menggambarkan hubungan hasil bunga dengan
jangka waktu jatuh tempo sekuritas.
Kurva hasil bunga “normal” adalah kurva yang mengarah atau miring ke atas.
Kurva hasil bunga terbalik adalah kurva hasil bunga yang mengarah atau miring ke
bawah.
B. Teori Struktur Suku Bunga Berjangka
Ada tiga teori terpenting yang digunakan untuk menjelaskan bentuk kurva :
1. Teori segmentasi pasar. Adalah teori yagn membagi proses berdasar kan preferensi
pemberi pinjaman dan peminjam berhubungan dengan tanggal jatuh tempo sekuritas.
2. Teori preferensi likuiditas. Adalah teori yang menyatakan bahwa para pemberi
pinjaman lebih suka memberi pinjaman jangka pendek ketimbang jangka panjang.,
oleh karena itu, mereka bersedia meminjamkan dana jangka pendek meskipun dengan
bunga rendah.
3. Teori pengharapan. Adalah teori yang menyatakan bahwa bentuk kurva hasil bunga
tergantung pada tingkat inflasi yang diperlirakan investor untuk masa mendatang.
C. Faktor Lain yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
1.Kebijakan Bank Sentral;
2.Besarnya defisit anggaran pemerintah;
3.Neraca perdagangan kluar negeri;
4.Tingkat kegiatan usaha.
D. Tingkat Suku Bunga dan Harga Saham
Suku bunga mempengaruhi laba perusahaan dalam dua cara :
a) Karena bunga merupakan biaya, maka makin tinggi suku bunga, makin rendah laba
perusahaan, apabila hal-hal lain tetap konstan.
b) Suku bunga mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi, dan, karena itu mempengaruhi
laba perusahaan.
BAB II
NILAI WAKTU UANG DAN PENILAIAN SAHAM
1. Pengertian NilaiWaktu Uang
Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan, atau nilai
waktu dari uang, di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu memegang
peranan penting. Sebuah contoh seperti kenaikan pangan yang dikeluhkan oleh masyarakat,
di mana masyarakat mengambil kesimpulan sendiri atas kenaikan pangan. Ada yang
mengatakan kenaikan dikarenakan pasokan barang mulai langka, dan lain-lain.
2. Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil
keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan
ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang
tertentu yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang
tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor).
ISTILAH YANG DIGUNAKAN :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang) SI = Simple interest dalam rupiah
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) An = Anuity
I = Bunga (i = interest / suku bunga) n = tahun ke-
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
Konsep nilai waktu uang (time value of money concept) merupakan konsep yang dipahami
sebagian besar orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya
dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan. Sebagai contoh: uang sejumlah Rp 6.000,00
sekarang dapat membeli satu liter beras kualitas sedang. Namun, uang sejumlah tersebut
diatas tidak dapat membeli satu liter beras pada tahun depan, mungkin 0,9 liter. Disini terlihat
bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai
uang tersebut disebut sebagai inflasi.
Inflasi muncul melalui banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti
kabar yang baik (pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang
menerima penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar. Selaras dengan
hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat (karena orang-orang
menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik. Kenaikan harga tersebut sudah
kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas inflasi (sekali lagi pada batas tertentu)
merupakan salah satu indikator menurunnya pengangguran.
Inflasi merupakan salahsatu konsekuensi dari perkembangan perekonomian. Yang
harus diperhatikan dari inflasi adalah: apakah kenaikan harga (inflasi) tersebut didukung oleh
daya beli seseorang (secara kualitatif)? Mari kita biarkan dahulu tentang masalah ini kepada
penentu kebijakan.
3. Tujuan Rencana Keuangan
Tujuan dari rencana keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian
seseorang seperti yang ditargetkan sebelumnya. Maka dalam merencanakan keuangan
penting kita ketahui bahwa inflasi merupakan bagian yang inheren pula dari setiap
tindakan/keputusan keuangan yang diambil. Misalnya dalam keputusan memilih investasi :
jangan sampai pengorbanan sekarang yang kita lakukan, alih-alih mendapat nilai tambah,
akhirnya justru menurun.
Metode-metode Nilai Waktu Uang
Metode average rate of return
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan yang diperoleh suatu investasi atau LABA /
INVESTASI
Jika average rate of return lebih tinggi dari laba yang diharapkan → layak
Kelemahan metode ARR : Mengabaikan nilai waktu uang
Metode payback period
Mengukur seberapa cepat investasi itu kembali
Kriteria penilaian investasi : Semakin cepat semakin baik
Kelemahan Metode payback period : Mengabaikan nilai waktu uang, Mengabaikan CF
setelah investasi kembali
Metode net present value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan kas bersih Jika NPV + → layak
Metode profitability index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa
yang akan datang dengan nilai sekarang investasi Jika PI lebih dari 1 → layak
Metode internal rate of return (IRR)
Tingkat discount faktor yang menyamakan nilai sekarang investasi dan nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang Jika IRR > tk bunga atau laba yang
disyaratkan → layak .
4. Konsep Nilai Waktu Dari Uang
FUTURE VALUE
Nilai yang akan datang (future value) adalah nilai uang diwaktu akan datang dari
sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat bunga yang
berlaku. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :
Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran
dilakukan diakhir periode.
Rumus yang digunakan:
Formula Future Value sbb:
(1) Manual : Fv = Po (1+r)^n
Fv = nilai pada tahun ke- n
Po = nilai pada tahun ke- 0
r = tingkat bunga
n = periode
(2) Tabel : Fn = Po ( DF r,n )
DF = discount Factor – melihat tabel
Contoh :
Budi menabung selama 5 tahun berturut-turut dengan jumlah yang sama yaitu Rp.2.000.000 /
tahun. Dengan tingkat bunga 10% tahun, berapa tabungan Budi pada tahun ke-5 ?
Jawab :
Cara Manual : FVn = X [ (1 + r)n – 1 ] / r
FVA5 = 2.000.000 [ (1 + 0,1)5-1 ]/0,1
= 2.000.000 [ 6,105] = Rp 12.210.000
Nilai masa mendatang untuk aliran kas tunggal
Jika kita memperoleh uang Rp 1.000,- saat ini dan kemudian menginvestasikan pada
tabungan dengan tingkat bunga 10 %, berapa uang kita 1 tahun mendatang ?.
Hal ini dapat bisa di hitung dengan rumus :
FV = PO + PO ( r )
= PO + ( 1 + r )
FV = Nilai Masa Mendatang
PO = Nilai Saat Ini
r = Tingkat Bunga
Jadi FV1 = 1.000 ( 1 + 0,1 )
= 1.100
Jika periode investasi tidak hanya 1 tahun tapi beberapa tahun maka rumusnya :
FVn = PVo ( 1 + 0,1 )
FVn = Nilai Masa Mendatang
PVo = Nilai Saat Ini
r = Tingkat Bunga
n = Jangka Waktu
Jadi nilai mata uang yang tadinya 1.000 5 tahun mendatang
FV5 = 1000 (1 + 0,1 )5 = 1.610,51
Sedangkan proses menanamkan uang ke bank dengan tingkat bunga tertentu selama periode
tertentu disebut proses pergandaan. Contoh : kita menabung awal tahun Rp 1.000 dengan
tawaran bunga 10% per tahun, dan di gandakan setiap 6 bulan,bisa di hitung dengan rumus
FVn = PVo (1 + n/k )kn
K = frekuensi penggandaan
FV1 = 1.000 (1 + 0,1 / 2)2 .1 = 1.102,5
FV2 = 1.000 ( 1 + 0,1 / 2 ) = 1.215,51
Sedangkan bila kita secara kontinu
FVn = PVo x e r . t
E 2,71828
Jadi misal Rp 1.000 kita gandakan secara kontinu, selama 1 dan 2 tahun maka, nilai pada
akhir tahun pertama dan kedua.
FV1 = 1.000 x (2,71828)0,1 .1 = 1.105,7
FV2 = 1.000 (2,71828)0,1×2 = 1.221,4
PRESENT VALUE (Nilai Sekarang)
Nilai sekarang (Present Value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang atau satu seri
pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Suatu
investasi dapat diterima hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan
tingkat hasil investasi di pasar yaitu lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat
hasil tanpa resiko).
Keterangan :
PV = Present Value / Nilai Sekarang
Kn = Arus kas pada tahun ke-n
R = Rate / Tingkat bunga
n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n).
Contoh :
Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi
selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar :
PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1
PV = 1.000.000 rupiah
Nilai sekarang untuk aliran kas tunggal.
Nilai sekarang merupakan kebalikan nilai kemudian. Apabila dalam nilai masa mendatang
kita melakukan pergandaan, dalam present value kita melakukan proses pendiskontoan.
FVn = PVo ( 1 + r )n
FVn = nilai kemudian
PVo = nilai sekarang
Jadi PVo = FVn / [( 1 + r )n ]
Misalkan kita mempunyai kas Rp 1.000 satu tahun mendatang Rp 1.121 dua tahun
mendatang dan 1.610,51 lima tahun mendatang. Berapa nilai sekarang dari masing-masing
kas tersebut jika tingkat diskonto 10% ?
PV1 = = 1.000
PV2 = = 1.000
PV5 = = 1.000
Misalkan proses pendiskontoan dilakukan 1 tahun 2x dengan tingkat diskonto 10% per tahun
berapa nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.100 yang akan kita terima 1 tahun mendatang ?
berapa nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.610,5 yang akan kita terima 5 tahun
mendatang?
PVo = FVn [1 + (r/k)]n . k
PV1 = 1.100 / [1 + (0,1 / 2)1 . 2 = 997,73
PV5 = 1.610,5 / [1 + (0,1 / 2)5×2 = 988,71
Dan jika pergandaanya secara kontinu
PVo = (FVn /er x T )
e = 2,71818
PV1 = 1.100 / (2,71828)0,1 x 1 = 904,84
PV5 = 1.1610,5 / (2,71828)0,1 x 5
Nilai sekarang untuk seni pembayaran kas (Annuity)
Nilai sekarang untuk periode terbatas.
Contoh : kita akan menerima pembayaran sebesar Rp 1.000 per tahun mulai akhir tahun ini
(tahun ke I ) selama 4x. berapa nilai sekarang dan aliran kas tersebut jika tingkat diskonto
10% ?
PV = [ C – C / (1 + r)n]r
C = aliran kas per periode
r = tingkat diskonto
n = jumlah periode
PV = PV aliran kas mendatang
PV = [1.000 – 1.000 / (1 + 0,1)4] / 0,1
= 1.000 – 683,0135 / 0,1
= 3.169,9
Ketika kas dibayar awal periode dengan perhitungan akan menerima Rp 1.000 per tahun
selama 4 tahun maka present value aliran kas tersebut.
PV = [{C – (C / (1 + r)n )} / r ] (1 + r)
PV = [{1.000 –1.000 (1 + 0,1)4 )} / 0,1 ] (1 + 0,1)
= 3.486,9
Jadi nilai kas 3.486,9, yang dibayar pada awal periode.
Nilai sekarang untuk kas yang tidak sama besarnya.
Dalam beberapa situasi kita akan menerima kas yang besarnya tidak sama untuk setiap
periode. Misalkan kita akan menerima kas selama 4 tahun besarnya Rp 1.000, Rp 1.500, Rp
2.000 dan Rp 3.000 untuk tahun 1,2,3 dan 4. Pembayaran kas Dilakukan pada akhir periode
berapa nilai kas tersebut saat ini ?
PV = + + +
= 5.700,4
Nilai sekarang untuk periode tidak terbatas.
PV = C / r
C = Aliran Kas
r = Tingkat Diskonto
Nilai sekarang yang tidak terbatas, aliran kas tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tertentu.
Contoh : suatu saham membagikan deviden pada awal tahun sebesar Rp 1.000. perusahaan
tersebut akan meningkatkan deviden sebesar 5% per tahun untuk periode tidak terhingga
dengan tingkat diskonto 5%. Berapa PV ?
PV = dengan asumsi r > 9
PV = 21.000
PENILAIAN SAHAM DAN OBLIGASI
A. Pengertian Saham
Saham adalah bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan. Ketika seorang
memiliki saham sebuah perusahaan, bisa dikatakan kita memiliki perusahaan tersebut sebesar
persentase tertentu sesuai dengan jumlah lembar saham yang kita miliki. Pada umumnya,
perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas adalah perusahaan
yang telah berdiri selama rentang waktu tertentu dan mendapatkan keuntungan dari waktu ke
waktu. Dengan demikian diharapkan pada masa yang akan datang keuntungan tersebut bisa
tetap dipertahankan atau ditingkatkan sehingga pemilik perusahaan bisa mendapatkan
keuntungan. Dengan kata lain, ketika seorang membeli saham sebuah perusahaan, sebenarnya
bukanlah membeli perusahaan pada masa kini, akan tetapi yang dibeli adalah masa depan
perusahaan. Dengan kata lain, seorang itu membeli prospek perusahaan. Jika prospek
perusahaan membaik harga saham tersebut akan meningkat. Memiliki saham berarti
memiliki perusahaan.
Penghasilan yang dinikmati oleh pembeli saham adalah pembagian dividen ditambah
dengan kenaikan harga saham tersebut (capital gains). Dengan demikian, dipandang dari segi
kepastian, maka penghasilan pemilik saham menjadi lebih tidak pasti. Hal ini disebabkan
karen pembayaran dividen sendiri akan dipengaruhi oleh prospek perusahaan yang tidak
pasti. Suatu perusahan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham
biasa (commen stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin
juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan dengan saham preferen
(preferred stock). Saham preferren mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-
hak prioritas dari saham preferren yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhdap aktiva
jika terjadi likuiditas. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto
seperti seperti yang dimiliki oleh saham biasa.
B. Jenis-Jenis Saham
1. Jenis Saham Berdasarkan Cara Peralihan Hak
a) Saham atas unjuk (bearer stocks)
Saham jenis ini sangat mudah dipindahkan seperti halnya mata uang. Oleh karena itu
kualitas kertas lembar saham dibuat spesifik agar sulit untuk dapat dipalsukan. Dalam saham
jenis ini pada sertifikatnya tidak tercantum nama pemilik saham sehingga manakala
pemiliknya ingin menjual atau memindahkan kepada orang lain akan dapat melaksanakannya
dengan mudah biasa. Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan
dalam pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap
keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.
c. Struktur Modal Perusahaan
Saham yang dikeluarkan perusahaan nantinya merupakan bukti penyertaan pemegang saham
kadalam perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan nama
modal saham. Modal saham dapat dibagi atas tiga macam yaitu:
1. Modal dasar. Dalam anggaran dasar perseroan akan dicantumkan modal dasar yang
menggambarkan estimasi modal yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Modal dasar ini
dibagi dalam sejumlah saham dengan nilai nominal tertentu. Semakin kecil nilai nominal
lembar saham akan semakin banyak lembar saham yang harus dikeluarkan oleh perseroan.
2. Modal ditempatkan. Jika modal yang ditempatkan kurang dari batas minimal yang
ditetapkan maka perseroan tidak akan diakui atau disahkan oleh pemerintah dan
keberadaannya tidak dianggap sebagai perseroan terbatas tetapi akan tunduk pada ketentuan
perusahaan persekutuan. Jika sudah demikian, antara harta peribadi dan harta perusahaan
tidak akan terpisah dan para pemilik perusahaan mempunyai kewajiban untuk
menyelesaikan segala kewajibannya meskipun seluruh harta pribadinya tidak
mencukupi.
3. Modal disetor. Semua pendiri perseroan terbatas bertanggung jawab terhadap seluruh
modal ditempatkan akan tetapi walaupun demikian tidak harus setoran kedalam
perusahaan dilakukan pada saat perusahaan baru beroperasi. Ada batas kontribusi minimal
besarnya uang yang harus disetor kadalam perusahaan dan setiap negara mempunyai
kebijakan sendiri.
Nilai suatu saham dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan makna yang
berbeda. Yaitu:
a. Suatu saham memiliki nilai nominal yaitu nilai perlembar saham yang berkaitan dengan
kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham, akan
tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam neraca.
b. Nilai buku perlembar saham, yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Nilai
buku perlembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih perlembar saham yang dimiliki oleh
pemegangnya.
c. Nilai pasar, yaitu nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
di bursa saham. Harga pasar saham inilah yang menentukan indeks harga saham gabungan (
IHSG ). Nilai fundamental atau nilai intrinsik saham, yaitu menentukan harga wajar suatu
saham agar harga saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak
terlalu mahal mengeluarkan saham-saham itu tidak mematok harga murni untuk
para pemiliknya.
d) Mempermudah mengetahui timbangan harga-harga saham dan giro piutang serta barang-
barang komoditi, yakni pergulatan semua hal tersebut dalam dunia bisnis melalui aktivitas
penawaran dan permintaan.
C. Beberapa Dampak Negatif Bursa Saham
Adapun dampak-dampak negatif dari adanya bursa saham ini tergambar pada hal-hal berikut:
a) Transaksi berjangka dalam pasar saham ini sebagian besarnya bukanlah jual-beli
sesungguhnya. Karena tidak ada unsur serah-terima dalam pasar saham ini antara kedua
pihak yang bertransaksi, padahal syarat jual-beli adalah adanya serah-terima dalam barang
yang disyaratkan ada serah-terima barang dagangan dan pembayarannya atau salah satu dari
keduanya.
b) Kebanyakan penjualan dalam pasar ini adalah penjualan sesuatu yang tidak dimiliki, baik
itu berupa mata uang, saham, giro piutang, atau barang komoditi komersial dengan harapan
akan dibeli dipasar sesunguhnya dan diserah-terimakan pada saatnya nanti, tanpa mengambil
uang pembayaran terlebih dahulu pada waktu transaksi sebagaimana syaratnya jual beli as-
Salm.
c) Pembeli dalam pasar ini kebanyakan membeli menjual kembali barang yang dibelinya
sebelum dia terima. Orang kedua itu juga menjualnya kembali sebelum dia terima.
Demikianlah jual-beli ini terjadi secara berulang-ulang terhadap satu objek jualan sebelum
diterima, hingga transaksi itu berakhir pada pembeli terakhir yang bisa jadi sebenarnya ingin
membeli barang itu langsung dari penjual pertama yang menjual barang yang belum dia
miliki, atau paling tidak menetapkan harga sesuai pada hari pelaksanaan transaksi, yakni hari
penutupan harga. Peran penjual dan pembeli selain yang pertama dan terakhir hanya mencari
keuntungan lebih bila mendapatkan keuntungan saja, dan melepasnya bila sudah tidak
menguntungkan.
d) Yang dilakukan oleh para pemodal besar dengan memonopoli saham dan sejenisnya serta
barang-barang komoditi komersial lain dipasaran agar bisa menekan pihak penjual yang
menjual barang-barang yang tidak mereka miliki dengan harapan akan membelinya pada saat
transaksi dengan harga lebih murah,atau langsung melakukan serah-terima sehingga
menyebabkan para penjual lain merasa kesulitan.
e) Sesungguhnya bahaya pasar modal semacam ini berpangkal dari dijadikannya pasar ini
sebagai pemberi pengaruh pasar dalam skala besar. Karena harga-harga dalam pasar ini tidak
sepenuhnya bersandar pada mekanisme pasar semata secara praktis dari pihak orang-orang
yang butuh jual-beli. Namun justru terpengaruh oleh banyak hal, sebagian diantaranya
dilakukan oleh para pemerhati pasar, sebagian lagi berasal dari adanya monopoli barang
dagangan dan kertas saham, atau dengan menyebarkan berita bohong dan sejenisnya.
Disinilah tersembunyi bahaya besar menurut tinjauan syari’at. Karena cara demikian
menyebabkan ketidakstabilan harga secara tidak alami, sehingga berpengaruh buruk sekali
pada perekonomian yang ada.
BAB III
ANALISIS PERAMALAN KEUANGAN
1. Analisis peramalan
Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk
menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di
laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.
Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi
keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan
bisnis. Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos
yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan
agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang.
Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun Laporan
Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan
Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi adalah
mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting yang
perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan Keuangan.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan
Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan
posisi keuangan dimasa yang akan datang.
2. Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen,
operasional maupun, keuangan.
3. Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.
Metode dan Tehnik Analisis Rasio Keuangan Perusahaan Dalam menganalisa laporan
keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi
keuangan perusahaan antara lain:
 Metode Analisa Pertumbuhan
Tehnik analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi laporan
keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari masing-masing pos yang
terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan menggunakan nilai persentase. Data
yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-masing pos
laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year to Date periode yang
sama tahun lalu dengan sekarang.
 Metode Trend dan Indeks
Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka pembanding
adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih sebagai tahun
dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa yang
akan datang dengan menggunakan data historis.
 Metode Analisis Rasio
Teknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan
atau data yang signifikan.
3. Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan
Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya
dalam jangka pendek. Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :
a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar.
Rumus menghitung Current Ratio:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga
atau efek jangka pendek.
Rumus menghitung Cash Ratio:
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%
c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih
likuid (Liquid Assets).
Rumus menghitung Quick Ratio:
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%
PERAMALAN KEUANGAN
Kegiatan bisnis sebaiknya dimulai dari mengadakan peramalan kondisi di masa depan,
terutama adalah situasi ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Untuk mengadakan peramalan
terlebih dahulu dikumpulkan data historis suatu kegiatan bisnis kemudian diolah menjadi
informasi relevan untuk mengambil keputusan manajemen dalam membuat perencanaan
keuangan.
Peramalan keuangan
Peramalan keuangan adalah memperkirakan kebutuhan keuangan di masa yang akan
datang. Dalam melakukan peramalan kondisi ini dapat dijadikan alat ukur untuk melakukan
peramalan. Hal ini perlu dilakukan mengingat di masa yang akan datang penuh dengan
berbagai ketidakpastian. Ketidakpastian ini perlu diperhitungkan secara matang. Dalam
praktiknya ketidakpastian yang akan datang meliputi hal-hal:
1. Ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan perubahan harga (inflasi), kekuatan
daya beli masyarakat, ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, atau faktor lainnya.
2. Ketidakpastian politik, terutama yang berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang berkuasa, terutama yang memiliki hubungan langsung dengan produk yang
ditawarkan.
3. Ketidakpastian sosial dan budaya, yang berkaitan dengan pergeseran selera, gaya hidup, dan
kebiasaan masyarakat yang terus berkembang.
4. Ketidakpastian lingkungan alam, baik pergeseran penduduk, kelangkaan bahan baku, maupun
faktor bencana alam.
5. Ketidakpastian persaingan baik dalam negeri maupun masuknya produk dari kelanjutan
kepemimpinan perusahaan ke depan akibat pergantian, atau pengunduran diri akibt berbagai
sebab, dan lainnya.
Langkah-Langkah Peramalan
Agar peramalan dapat memberikan hasil yang memuaskan maka haruslah mengikuti
prosedur atau langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam peramalan. Dengan mengikuti
setiap langkah yang telah ditetapkan, paling tidak dapat menghindari kesalahan yang tidak
perlu, sehingga hasil peramalan tidak perlu diragukan. Secara umum langkah-langkah yang
dilakukan dalam proses melakukan peramalan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data yang dilakukan
merupakan data masa lalu (lampau). Hendaknya data yang dikumpulkan selengkap mungkin
untuk beberapa priode. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengumpulan data
sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder maksudnya adalah data yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti: perpustakaan, koran, serta laporan lainnya adapun
data primer diperoleh dari lapangan dengan menggunakan observasi, wawancara atau dengan
menyebarkan kuesioner.
2. Mengolah Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan demikian akan
diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita untuk melakukan peramalan melalui
metode peramalan yang ada.
3. Menentukan Metode Peramalan
Setelah data dditabulasi, barulah kita menentukan metode peramalan yang cocok untuk data
tersebut. Terdapat banyak metode dalam melakukan peramalan. Hendaknya metode yang
dipilih adalah metode yang paling tepat atau metode yang paling kecil penyimpangannya.
Pemilihan metode peramalan adalah dengan mempertimbangkan faktor horizon waktu, pola
data, jenis peramalan, faktor biaya, ketepatan dan kemudahan penggunaannya.
4. Memproyeksikan Data
Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan datang seperti perubahan
ekonomi, politik, sosial, atau perubahan kemasyarakatan lainnya perubahan ini akan
berakibat tidak tepatnya hasil peramalan. Agar kita dapat meminimalkan penyimpangan
terhadap perubahan, maka perlu dilakukan proyeksi data dengan pertimbangan faktor
perubahan tersebut untuk beberapa perubahan tersebut untuk beberapa periode .
5. Mengambil keputusan
Hasil peramalan yang telah di lakukan di gunakan untuk mengambil keputusan untuk bidak
membuat berbagai perencanaan seperti perencanaan produksi, keuangan, penjualan dan
perencanaan lainnya, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka
panjang . berkaitan dengan keuangan adalah jumlah dana yang harus di dediakan dan kapan .
Model Peramalan dan Perencanaan Keuangan
Setiap orang atau lembaga selalu mengharapkan bahwa hasil ramalannya berhasil dan
tidak meleset di masa yang akan datang agar hasil peramalan tepat, maka perlu di gunakan
model peramalan yang sesuai dengan kebutuhan. Ada dua model yang sering digunakan oleh
berbagai perusahaan yaitu:
1. Metode persentase penjualan (percent of sales method)
2. Metode regresi (regression method)
Metode persentase penjualan, merupakan metode peramalan yang relatif mudah jika
dibandingkan dengan metode lainnya, terutama untuk melihat kebutuhan permodalan.
Caranya dengan melihat presentase penjualan tahunan pada setiap pos dalam neraca.
Peramalan penjualan ini biasanya didasarkan pada:
1. Peramalan eksternal
2. Peramalan internal
3. Kombinasi dari peramalan di atas
Peramalan eksternal yang didasarkan pada GNP, data statistik, survei, faktor-faktor
ekonomi, politik, dan sosial. Adapun peramalan internal didasarkan pada sifat yang dimiliki
oleh perusahaan (nature of the firm’s of product)
Laporan Keuangan Performa
Laporan keuangan performa merupakan proyeksi neraca dan laporan laba rugi suatu
perusahaan pada akhir priode peramalan. Alat sederhana yang digunakan untuk membuat
laporan keuangan performa perusahaan dapat dilakukan dengan:
1. Metode presentase penjualan (percentage of sales method), yaitu dengan mencari semua pos
dalam laporan laba rugi dan neraca yang berubah sesuai dengan perubahan penjualan.
2. Pendekatan pertimbangan (judgemental), terhadap kemungkinan yang akan terjadi.
Dalam praktiknya setiap metode memiliki beberapa kelemahan dan kelemahan dari metode
ini adalah:
1. Asumsi bahwa kondisi keuangan masa lalu merupakan indicator yang tepat untuk masa yang
akan datang.
2. Asumsi bahwa beberapa pos, seperti kas, piutang, dan persediaan bisa sesuai dengan yang
diinginkan.
Metode di atasi dilakukan atas dasar beberapa anggapan bahwa tingkat penjualan sangat
mempengaruhi perubahan pos-pos dalam, seperti:
Kas
Piutang
Sediaan
Utang piutang
Laba ditahan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam presentase penjualan adalah sebagai berikut:
a. Membuat neraca performa yang meliputi item-item yang terpengaruh langsung oleh tingkat
penjualan, sedangkan item yang tidak mempengaruhi dibiarkan saja.
b. Mengalikan persentase (%) yang telah ditetapkan dengan proyeksi penjualan item-item yang
berpengaruh langsung.
c. Kemudian bagi item-item yang tidak berpengaruh angka-angkanya tetap sama dipindahkan ke
neraca proyeksi.
d. Melakukan perhitungan proyeksi laba ditahan.
e. Menjumlahkan neraca proyeksi, dan menyeimbangkan aktiva dan pasivanya, jika ada selisih
berarti menunjukkan jumlah kebutuhan keuangannya.
Contoh :
PT Marras, Tbk. Bergerak dalam bidang elektronik, memiliki data sebagai berikut:
a. Penjualan tahun 2008 adalah Rp 400.000.000,-
b. Proyeksi penjualan tahun 2009 adalah Rp 500.000.000,-
c. Laba bersih adalah 5% dari penjualan.
d. Kebijakan dividen 40% dari lab bersih.
Dari data di atas dapat dihitung sebagai berikut :
Proyeksi laba bersih adalah : 5% x Rp 500.000.000,- = Rp 25.000.000,-
Pembagian dividen 40% x Rp 25.000.000,- = Rp 10.000.000,-
Rp 15.000.000,-
Sehingga hasil dri kebutuhan dana adalah:
Selisih neraca performa adalah Rp 150.000.000,- – 145.000.000,- = Rp 5.000.000,-. Hal ini
berarti kebutuhan perusahaan tahun 2009 adalah sebesar Rp 5.000.000,-.
Analisis Ramalan
Dengan menganalisis laporan keuangan proyeksi untuk menentukan apakah ramalan tersebut
memenuhi target keuangan perusahaan sebagaimana ditetapkan dalam rencana lima
tahunannya. Jika laporan tersebut harus diubah.
BAB IV
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN
Perencanaan keuangan (financial planning) adalah proyeksi penjualan, laba, dan aktiva yang
didasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran dan juga panda penentuan sumber
daya yang dibutuhkan untuk mencapai proyeksi tersebut.
Pengendalian keuangan (financial control) adalah tahap dimana rencana keuangan
diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang diperlukan
untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana yang ada sebagai
tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan operasi.
1. Analisis titik impas
Analisis titik impas ( breakeven analysis) adalah suatu metode untuk menentukan titik
di mana penjualan akan menutup biaya.
Tujuan dari analisis titik impas adalah menentukan kuantitas produksi yang membuat impas
dengan mempelajari hubungan dari struktur biaya, volume produksi, dan keuntungan
Kegunaan titik impas :
1. Menentukan kuantitas dari produk yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya
operasi yang dibedakan dari biaya modal.
2. Menghitung EBIT yang dapat dicapai pada tingkat produksi yang berbeda-beda.
Unsur-unsur penting titik impas
1. Sifat biaya yang diasumsikan
Untuk menerapkan model titik impas haurs dipisahkan biaya produksi perusahaan menjadi
dua kategori, yaitu:
Biaya tetap (biaya tidak langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek tidak mengalami
perubahan karena variabilitas operasi maupun penjualan. Contoh: Gaji administratif,
penyusutan, asuransi, sewa.
Biaya variabel (biaya langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek berubah karena
perubahan operasi perusahaan. Contoh: buruh langsung, bahan langsung, komisi penjualan.
2. Hal-hal lain menyangkut perilaku biaya
Ada struktur biaya yang tetap dalam suatu waktu tertentu, kemudian meningkat tajam
ketika output bertambah, sampai pertambahan tertentu tetap, dan kemudian naik lagi
bersamaan dengan kenaikan output ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Biaya seperti ini
dinamakan biaya semivariabel atau semi tetap. Untuk menggunakan model titk impas
dengan menyesuaikan struktur biaya yang kompleks seperti ini, manajer bagian pembiayaan
harus mengidentifikasi range jumlah output yang relevan dengan tujuan perencanaan, dan
mengukur perkiraan efek biaya semivariabel dalam range tersebut dengan memilahnya
menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
 Total pendapatan dan volume output
Total pendapatan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per
unit barang dikalikan barang yang terjual. Volume output mengacupada tingkat
operasi perusahaan dan dinyatakan dalam nilai uang atau jumlah unit.
 Anggaran Kas
Aspek lain dari perencanaan keuangan adalah penganggaran kas (cash budgeting).
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab terdahulu, perusahaan membutuhkan kas
sebagai bagian dari pada proses penganggaran atau peramalan. Mula-mula perusahaan
meramalkan penjualannya. Kemudian meramalkan kebutuhan aktiva tetap dan
persediaan yang diperlukan untuk mendukung tingkat penjualan yang diramalkan.
Setelah itu pembelian aktiva dan rencana pembayarannya disusun dalam skala waktu
berikut penentuan waktu penjualan dan penagihan piutang. Perusahaan umumnya
membuat ramalan untuk periode lima tahun dan ramalan itu digunakan untuk
perencanaan pengadaan aktiva tetap [anggaran barang modal (capital budgeting)].
Selanjutnya perusahaan menyusun anggaran tahunan untuk tahun yang akan datang di
mana penjualan dan pembelian persediaan diramalkan menurut basis bulanan, dan
bersama dengan itu direncanakan juga saat pembayaran pembelian aktiva tetap dan
persediaan. Informasi ini digabung dengan proyeksi saat penagihan piutang,
pembayaran pajak, tanggal pembayaran bunga dan dividen dan sebagainya. Semua
informasi tersebut diikhtisarkan dalam anggaran kas yang merupakan proyeksi arus
kas masuk dan keluar untuk suatu periode tertentu.
Pengendalian dalam Perusahaan dengan Multidivisi
Demi pertimbangan organisasi, umumnya perusahaan-perusahaan besar biasanya berasaskan
desentralisasi. Sebagai contoh, General Electric mempunyai divisi-divisi terpisah untuk
peralatan berat, peralatan ringan, transformator daya, generator dengan bahan bakar minyak
bumi, generator nuklir dan lain-lain. Setiap divisi dianggap sebagai pusat laba (profit center),
dan masing-masing merupakan investasi tersendiri, baik aktiva lancar maupun tetap, berikut
bagian pada aktiva umum perusahaan seperti laboratorium riset dan kantor pusat, di mana
tiap divisi harus menciptakan laba sendiri. Kantor pusat perusahaan atau staf pusat
mengendalikan bebagai divisi tersebut dengan sistem Du Pont yang diuraikan di bawah ini.
3. Analisis Keuangan dengan Sistem Du Pont
Sekarang ini analisis keuangan dengan sistem Du Pont telah diakui secara luas di
seluruh Amerika Serikat. Analisis terpadu ini mengelompokkan ratio-ratio aktivitas dan
marjin laba penjualan serta mengungkapkan bagaimana ratio-ratio tersebut berinteraksi dalam
menentukan profitabilitas harta perusahaan.
4. Memprakirakan Laporan Keuangan
Gambaran yang baik tentang operasi perusahaan diberikan oleh tiga laporan keuangan
kunci : neraca, perhitungan, rugi laba, dan laporan arus kas. Laporan arus kas dapat
diturunkan dari infomasi yang disajikan oleh ke dua laporan sebelumnya. Untuk memperoleh
perencanaan keuangan yang menyeluruh, digunakan sistem informasi manajemen yang
canggih serta program komputer yang lebih canggih yang disebut sebagai “expert system”.
Lagika dibelkang model perencanaan keuaangan ini dapat disampaikan oleh metodologi yang
tercakup dalam prakiraan laporan keuangan perusahaan. Dua pendekatan dasar yang dipakai
metode presentase penjualan dan metode regresi.
5. Metode Persentase Penjualan
Perputaran penjualan terhadap aktiva merupakan variabel pengendalian yang penting
dan mencerminkan proposisi yang secara fundamental penting dalam manejemen keuangan
bahwa volume penjualan perusahaan adalah p[rediktor yang baik untuk investasi yang
dibutuhkan dalam aktiva. Prakiraan penjualan, merupakan langkah pertama dalam
memprakirakan kebutuhan keuangan.
6. Memprakirakan Penjualan
Pemrakiraan penjualan adalah ilmu pengetahuan dan seni. Pemrakiraan penjualan bukan
pedoman utama para menejer keuangan, namun namun terinteraksi dengan menejer-menejer
dalam perusahaa yang memiliki tanggung jawab utama seperti pejabat pemasaran atau
perencanaan. Eksekutif puncak lainnya juga kemungkinan akan dilibatkan.
1. Pendekatan top-down (dari atas ke bawah)
 Prakiraan perekonomian dunia.
 Prakiraan perekonomian nasional.
 Prakiraan volume penjualan dalam setiap industri dimana perusahaan menjual
produk-produk. Prakiraan pangsa pasar perusahaan dalam setiap industri dimana
perusahaan ikut serta. Trtanslasikan prakiraan pangsa pasar menjadi prakiraan
penjualan untuk perusahaan.
2. Pendekatan bottom-up (dari bawah ke atas)
Minta agar setiap segmen perusahaan menganalisis trend dalam pola penjualan.
Pertimabangan perbuatan iklan dan program promosi lainnya yang dapat mempengaruhi
tingkat penjualan.Setiap segmen perusahaan membuat prakiraan untuk area pasar produknya.
Prakiraan segmen tersebut diagregasikan menjadi prakiraan yang menyeluruh untuk
perusahaan. Sekarang dua prakiraan penjualan, satu berdasarkan trend perekonomian dan
industri yang menyeluruh , berdasarkan prakiraan para menejer yang “dekat dengan pasar”.
Interaksi dan diskusi yang berulang-ulang anatarta para menejer yang bertanggung jawab atas
prakiraan top-down dan yang bertanggung jawab atas perkiraan bottom-up menghasilkan
prakiraan konsensus. Prakiraan konsensus dan prakiraan-prakiraan penjualan konsensus
berikutnya menjadi premis perencanaan dasar bagi perusahaan dan banyak kegiatannya,
termasuk tanggung jawab anatara para menenjer keuangan.
BAB V
KEBIJAKAN MODAL KERJA DAN PENGELOLA KAS DAN SAKURITAS
Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam
rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana, seperti
diketahui bahwa sumber dana untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana
berjangka panjang atau sumber dana berjangka pendek. Masing-masing alternatif mempunyai
konsekuensi dan keuntungan. Modal kerja pada dasarnya adalah dana yang masa
perputarannya berjangka pendek, tetapi karena ada dana (modal kerja) yang selalu harus ada
dalam perusahaan (modal kerja permanen), dimana dana tersebut harus ada dalam jangka
panjang, maka perlu kebijakan untuk mencari sumber pembelanjaan sehingga diperoleh biaya
dana yang paling murah.
Kebijakan modal kerja yang bisa diambil oleh pihak perusahaan adalah:
1. Kebijakan Konservatif
Dalam kebijakan ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel
dipenuhi oleh dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel
lainnya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini sering disebut dengan
kebijakan konservatif (hati-hati), sebab sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo
yang relatif lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan kembali
dimana perusahaan mempunyai tingkat keamanan atau margin of safety yang besar.
2. Kebijakan Moderat
Pada kebijakan ini perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka
waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Dimana aktiva
yang bersifat permanen, yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan
sumber dana jangka panjang, dan aktivanya bersifat variabel atau modal kerja variabel akan
didanai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan pada prinsip matching
principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan
lamanya dana tersebut yang dibutuhkan perusahaan. Oleh karena itu kesulitan yang dihadapi
adalah memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih dan pembayaran hutang. Dalam
kebijakan akan muncul trade-off antara profitabilitas dan resiko.
3. Kebijakan Agresif
Dalam kebijakan ini perusahaan, dimana kebutuhan dana jangka panjang akan
dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani
menanggung risiko yang cukup besar, sedangkan trade-off yang diharapkan adalah
memperoleh profitabilitas yang lebih besar.
PENGERTIAN MODAL KERJA
Modal kerja kotor mengacu pada aktiva lancar, yang meliputi kas, piutang dagang,
dan persediaan. Modal kerja bersih diartikan sebagai aktiva lancar dikurangi hutang lancar.
Modal kerja bersih operasional diartikan sebagai aktiva lancar operasional dikurangi hutang
lancar operasional. Aktiva lancar operasional mencakup kas, piutang dagang, dan persediaan.
Sedangkan hutang lancar operasional mencakup hutang dagang dan hutang akrual (misal
hutang gaji dan hutang pajak). Kebijakan modal kerja akan tercermin pada rasio-rasio lancar,
khususnya rasio likuiditas. Kebijakan modal kerja akan melihat trade-off antara risiko dengan
return (tingkat keuntungan).
Kenapa perusahaan mempunyai modal kerja?’ Jawabannya adalah karena adanya
ketidaksempurnaan pasar. Ketidaksempurnaan tersebut memaksa perusahaan untuk
mempunyai modal kerja. Jika biaya transaksi tidak ada, segala aktivitas bisa diperkirakan
dengan jelas (kondisi kepastian), tidak ada biaya kebangkrutan, maka modal kerja tidak
diperlukan. Berikut ini beberapa kondisi ketidaksempurnaan pasar yang membuat keputusan
modal kerja menjadi penting.
1. Biaya Transaksi. Biaya transaksi mencakup biaya eksplisit (misal biaya komisi pembelian
atau penjualan aset) dan juga biaya implisit. Contoh biaya implisit adalah harga yang
terlalu murah (mahal) jika perusahaan menjual (membeli) suatu aset dengan terburu-buru
(fire sale atau fire purchase).
2. Kelambatan/Ketidaksinkronan Aktivitas. Dalam situasi normal : ada kemungkinan
kelambatan kedatangan bahan mentah, atau produk yang sudah jadi tidak bisa langsung
dikirim langsung ke distributor, atau permintaan produk tidak diketahui dengan pasti.
Dalam situasi tersebut, persediaan bahan mentah dan produk diperlukan untuk
mengantisipasi kelambatan kedatangan bahan mentah atau permintaan yang lebih tinggi
dari yang diantisipasi. Dalam situasi ketidaksempuranaan pasar, modal kerja akan
diperlukan.
3. Kemungkinan Kebangkrutan/Kesulitan Pembayaran. Biaya kebangkrutan cukup signifikan.
Kebangkrutan bisa disebabkan oleh kondisi perusahaan (prospek) yang memburuk, tetapi
juga bisa dikarenakan ketidakmampuan memenuhi kewajibannya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGAT MODAL
1. Karakteristik Bisnis. Sektor usaha (industri) mempunyai karakteristik yang berbeda satu
sama lain, termasuk dalam penggunaan modal kerja.
2. Ukuran Perusahaan. Perusahaan kecil cenderung mempunyai modal kerja yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan besar. Beberapa kemungkinan jawaban atas fenomena
tersebut: (1) Perusahaan besar menjadi semakin modal intensif, (2) Perusahaan besar
mempunyai skala ekonomi modal kerja, atau aliran kas yang relatif stabil, dan (3)
Perusahaan besar mempunyai akses yang lebih baik ke pasar keuangan, sehingga tidak
perlu memegang modal kerja lebih besar.
3. Aktivitas Perusahaan. Jika perusahaan meningkat aktivitasnya (penjualan meningkat),
aktiva lancar dan hutang lancar yang bersifat spontan juga meningkat.
4. Stabilitas Penjualan Perusahaan. Jika penjualan stabil, aktiva lancar cenderung semakin
kecil. Sebaliknya, jika penjualan berfluktuasi, aktiva lancar akan cendrung semakin besar.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUTANG LANCAR
1. Faktor Eksternal. Industri tertentu cenderung mempunyai hutang lancar lebih besar.
Sebagai contoh, usaha retail menggunakan aktiva lancar (biasanya dalam bentuk barang
dagangan) yang lebih besar dibandingkan dengan industri manufaktur.
2. Faktor Internal Kebijakan Manajemen. Manajemen mempunyai pilihan apakah
menggunakan hutang lancar yang tinggi atau yang rendah. Jika fleksibilitas manajemen
cukup tinggi, manajemen akan menggunakan hutang lancar yang lebih kecil.
STRATEGI MODAL KERJA
1. Strategi Aktiva Lancar
Secara umum, aktiva lancar mempunyai tingkat keuntungan lebih kecil diandingkan aktiva
tetap. Jika perusahaan mempunyai aktiva lancar yang lebih tinggi, maka perusahaan bisa
mengurangi risiko (contoh, risiko likuditas), tetapi konsekuensinya perusahaan akan
memperoleh profitabilitas yang lebih rendah juga.
2. Strategi Pendanaan
Ada tiga pendekatan dalam pendanaan jangka pendek:
 Matching atau Hedging
 Agresif, dan
 Konservatif
SIKLUS KAS (CASH CONVERSION CYCLE)
1. Pengertian SiklusKas
Siklus kas merupakan “perjalanan” kas, mulai dari kas dikeluarkan (untuk membeli bahan-
bahan) sampai kas kembali lagi (piutang dibayarkan). Diagram berikut ini akan memperjelas
siklus kas. Kegiatan semacam itu menggambarkan bagaimana siklus kas terjadi, yaitu
dikeluarkan oleh perusahaan dan pada akhirnya akan kembali lagi ke perusahaan. Siklus kas
bisa dihitung sebagai berikut ini:
Siklus Kas =Periode pengumpulan Piutang + Periode Persediaan – Periode pembayaran
hutang dan rekening akrual.
2. Menggunakan Neraca untuk Menghitung Siklus Kas
Berapa siklus kas perusahaan tersebut? Pertama, kita akan menghitung perputaran untuk
setiap komponen modal kerja (aktiva lancar dan hutang lancar). Untuk aktiva lancar,
perputaran piutang dan persediaan akan dihitung, sedangkan untuk hutang lancar, semuanya
akan dihitung. Perputaran asset/hutang menunjukkan seberapa sering suatu asset/hutang
berputar untuk setiap periode tertentu (setahun dalam hal ini). Jika kita mengetahui
perputaran suatu aktiva/hutang, kita bisa menghitung periode siklusnya. Setelah periode
tertanamnya kas untuk setiap asset/hutang bisa dihitung, langkah berikutnya adalah
menghitung siklus kas.
MEN GHITUN G K EBUTUHAN MO DAL K ERJA
1. Menghitung Modal Kerja dengan Metode Perputaran Aset
Metode ini mengasumsikan perputaran aset yang konstan. Pertama kita perlu menghitung
tingkat perputaran masing-masing komponen modal kerja. Modal kerja bersih bisa
didefinisikan sebagai aktiva lancar minus hutang lancar. Aktiva lancar terdiri atas kas,
piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan hutang lancar terdiri atas (pada neraca di atas)
hutang dagang dan hutang wesel.
2. Metode Keterikatan Dana
Metode keterikatan dana menghitung seberapa lama dan seberapa besar dana
“terikat”. Besarnya dana yang “terikat” tersebut merupakan kebutuhan modal kerja. Pada
waktu manajer membeli bahan mentah, maka manajer tersebut akan mengeluarkan kas.
Kemudian bahan mentah tersebut diproduksi menjadi produk (persediaan), dijual dengan
(misal) kredit, kemudian pada akhirnya dilunasi. Kas akan kembali ke tangan manajer
keuangan. Selama siklus kas tersebut, kas yang kita keluarkan akan “terikat” dan baru
“bebas” pada saat kredit dilunasi.
BAB VI
PENGOLAAN KREDIT (PIUTANG USAHA) DAN PENGOLAAN PERSEDIAAN
1.Pengertian Piutang
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan lebih menyukai penjualan secara tunai,
karena dengan demikian perusahaan akan dapat menghemat sejumlah biaya dan dapat
menghindarkan diri dari sejumlah risiko yang sangat mungkin timbul jika penjualan
dilakukan secara kredit. Namun, untuk meningkatkan penjualan, di samping melakukan
penjualan tunai, perusahaan juga melayani pembelian secara kredit kepada pelanggan.
Penjualan secara kredit ini kemudian akan menimbulkan piutang dagang yang muncul
sebagai salah satu akun dalam neraca perusahaan, khususnya dalam kelompok aktiva lancar
karena normalnya piutang dagang berjangka waktu pendek.
Piutang dagang adalah sejumlah uang yang dialihkan kepemilikannya kepada suatu
perusahaan oleh para pelanggan yang telah membeli barang atau jasa secara kredit (Van
Horne dan Wachowicz, 2005).
2. Jenis-jenis Piutang
Piutang terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
a. Piutang Usaha (account receivable)
Piutang usaha adalah suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai
akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam
waktu 30 sampai 60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang
dimiliki perusahaan.
Menurut Skousen dan Stice (2001:361) piutang usaha adalah piutang yang dihubungkan
dengan aktivitas operasi normal sebuah bisnis, yaitu penjualan kredit barang atau jasa untuk
pelanggan.
b. Wesel Tagih (notes receivable)
Wesel Tagih adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengukuran utang. Wesel
tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60 – 90 hari atau lebih lama serta mewajibkan
pihak yang berhutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan piutang usaha yang
disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut dengan piutang dagang (trade account).
Menurut Skousen dan Stice (2001:361) piutang wesel adalah piutang yang diterbitkan oleh
janji tertulis formal untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu.
c. Piutang lain-lain (other receivable)
Piutang lain-lain adalah mencakup selain piutang dagang. Contoh: piutang bunga, piutang
gaji, uang muka karyawan, dan restitusi pajak. Secara umum bukan berasal dari kegiatan
operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan
pada bagian yang secara terpisah di neraca.
Menurut Skousen dan Stice (2001:362) piutang lain-lain adalah piutang apapun yang muncul
dari transaksi yang tidak secara langsung berhubungan dengan aktivitas opersi normal sebuah
bisnis.
3. Standar Kredit dan Persyaratan Kredit
Pada dasarnya setiap usaha di bidang jasa, dagang dan manufaktur bertujuan yang
sama ingin mendapatkan laba dan menjaga keberlangsungan hidup perusahaan. Pada zaman
ini, semakin banyak permasalahan yang timbul pada suatu perusahaan di dalam mewujudkan
usahanya dan menjalankan aktivitas perusahaaan. Salah satu masalah yang dihadapi yaitu
persaingan di dalam memasarkan produk, untuk dapat mengatasi masalah tersebut maka
perusahaaan harus berupaya untuk merebut pasar melalui berbagai kebijakan untuk
meningkatkan penjualan.
Piutang muncul akibat terjadinya penjualan kredit. Piutang merupakan kebiasaan bagi
perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan
penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang di berikan, biasanya dalam bentuk
memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau
jasa yang dilakukan. Penjualan dengan syarat demikian disebut penjualan kredit. Mengapa
banyak perusahaan yang menjual barang hasil produksi atau barang dagangan mereka secara
kredit? Alasannya ialah karena penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan (atau untuk mencegah penurunan) penjualan.
Dengan penjualan yang meningkat, diharapkan agar keuntungan juga meningkat. Tetapi
memiliki piutang menimbulkan berbagai biaya dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan
perlu untuk melakukan analisis ekonomi yang bertujuan untuk mengetahui apakah manfaat
memiliki piutang lebih besar atau lebih kecil dari pada biayanya.
4. Pengelolaan Piutang
Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen
pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam
piutang sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas.
Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan sebagai berikut :
1. Standar kredit
Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat
diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan
penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan resiko piutang tak
tertagih yang berlebihan.
Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan
diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya
standar tersebut.
2. Syarat kredit
Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan potongan tunai
(bila ada) untuk pembayaran yang lebih awal. Faktor yang mempengaruhi syarat kredit
adalah: a. Sifat ekonomik produk, b. Kondisi penjual, c. Kondisi pembeli, d. Periode kredit, e.
Potongan tunai dan d. Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank). di masa mendatang
karena pelanggan akan beralih ke perusahaan lain, dalam hal ini pesaing.
3. Kebijakan Kredit Dan Pengumpulan Piutang
Kebijakan kredit merupakan kebijakan internal yang bisa dikendalikan oleh manajer
keuangan. Kebijakan pemberian kredit merupakan trade-off antara tambahan keuntungan
penjualan dan tambhan biaya. Tambahan biaya berasal dari jangka waktu kredit, potongan
kas yang ditawarkan, dan kualitas langganan yang akan terlihat dari piutang yang tidak
dibayar.
A. Analisis Kuantitatif Manfaat dan Biaya
Marjin kontribusi dipakai untuk perhitungan tambahan keuntungan dan biaya. Tambahan
biaya bersumber dari biaya investasi pada piutang. Marjin kontribusi dihitung sebagai berikut
ini: [ (harga – biaya variable) / harga ] × 100%
B. Analisis Kualitatif Kebijakan Kredit
Manajer keuangan harus mencari informasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah
seseorang atau perusahaan pantas menerima kredit. Informasi tersebut bisa diperoleh dari
beberapa sumber:
1. Laporan keuangan. Laporan tersebut bisa dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan
ekonomis (kemampuan menghasilkan kas) dan juga stabilitas aliran kas yang dihasilkan.
2. Bank. Bank biasanya menyimpan informasi mengenai pelanggannya.
3. Asosiasi Perdagangan. Banyak asosiasi perdagangan yang mempunyai informasi yang
lebih lengkap mengenai perusahaan yang menjadi anggotanya.
4. Pengalaman Perusahaan.
5. Informasi lainnya. Perusahaan bisa memperoleh informasi melalui laporan credit rating.
Setelah informasi dikumpulkan, manajer keuangan bisa melakukan analisis.
Manajer bisa menggunakan pendekatan tradisional yang lebih subyektif seperti yang disebut
sebagai 5C:
1. Character. Karakter berarti sejauh mana kemauan calon penerima membayar hutang-
hutangnya. Karakter tidak memperhitungkan kemampuan ekonomis, tetapi niat baik.
2. Capacity. Kapasitas melihat sejauh mana kemampuan keuangan perusahaan atau individu.
Kapasitas melihat kemampuan ekonomis seseorang atau perusahaan.
3. Capital. Capital melihat sejauh mana modal yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan.
Pihak dengan modal yang baik mempunyai kemampuan melunasi hutang yang lebih baik,
cateris paribus.
4. Collateral. Perusahaan atau pihak yang memberikan jaminan dengan aset tertentu, akan
berisiko semakin kecil.
5. Conditions. Kondisi ekonomi akan menentukan kemampuan perusahaan melunasi
hutangnya.
C. Analisis Skoring (Pemberian Skor) dalam Analisis Kredit
Perusahaan kartu kredit barangkali mempunyai model tertentu (seperti model credit scoring)
untuk menganalisis calon penerima kartu kredit. Model tersebut barangkali
merupakan model dengan tehnik statistik diskriminan seperti berikut ini.
Y = 0.23 + 0.2 (Usia) + 0.003 (Pendapatan) + 500 (Kepemilikan rumah)
Kepemilikan rumah merupakan variabel dummy, yang bernilai 1 jika memiliki rumah, dan 0
jika tidak.
Untuk calon penerima kredit yang merupakan perusahaan,
model semacam itu bisa dimodifikasi, misal sebagai berikut ini.
Y = 5 (Coverage biaya tetap) + 20 (Rasio quick) + 1.5 (Usia perusahaan)
Kemudian perusahaan mempunyai pengelompokkan kelas risiko sebagai berikut ini. Kelas
risiko rendah jika skor di atas 50, kelas risiko menengah jika skor di antara 25 dan 50, dan
kelas risiko tinggi jika skor di bawah 25.
D. Prinsip Dasar Pengelolaan Persediaan
Persediaan merupakan salah satu daerah keputusan yang paling riskan dalam manajemen
logistik. Komitmen terhadap segolongan persediaan tertentu dan selanjutnya alokasinya ke
pasar untuk menghadapi penjualan dimasa depan, merupakan pusat dari operasi logistik.
Tanpa penggolongan yang tepat dari persediaan, maka masalah-masalah pemasaran yang
serius dapat timbul dalam usaha meningkatkan penghasilan dan memelihara hubungan
dengan nasabah. Perencanaan persediaan juga sangat menentukan bagi operasi
pembuatan (manufacturing operation).
Kekurangan bahan mentah dapat menghentikan produksi atau merubah jadwal produksi, yang
pada gilirannya akan meningkatkan ongkos dan kemungkinan akan menyebabkan
kekurangan produk jadi. Seperti halnya kekurangan itu dapat mengganggu rencana
pemasaran dan operasi-pembuatan (manufacturing), kelebihan persediaanpun juga dapat pula
menimbulkan masalah. Kelebihan persediaan akan meningkatkan biaya dan menurunkan
laba (profitability) melalui meningkatnya biaya pergudangan, keterikatan modal,
kerusakan (deterioration), premi asuransi yang berlebihan, meningkatnya pajak, dan bahkan
kekunoan (obsolescence).
Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara kekurangan dan kelebihan
persediaan dalam suatu periode perencanaan yang mengandung resiko dan ketidakpastian.
Perencanaan strategis membutuhkan banyak komitmen modal dan sumber-daya manajerial.
Rencana strategis itu menentukan struktur dimana rencana operasional dan rencana taktis
dituangkan.
Jadi, rencana strategis itu merupakan seperangkat tonggak penunjuk jalan(guideposts) untuk
tipe-tipe perencanaan lainnya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa dari Strategi Manajemen
Persediaan adalah :”Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan
penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, di antara fasilitas-
fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.”
a. Prinsip - Prinsip Manajemen Persediaan
Prinsip-prinsip manajemen persediaan terdiri dari beberapa bagian yang terdiri dari :
1. Fungsi Persediaan
Fungsi dasar dari persediaan secara sederhana dapat dinyatakan dengan:
Meningkatkan laba (profitability), melalui bantuan pembuatan dan pemasaran.
Konsep yang ideal dari persediaan, konsep ini terdiri dari pembuatan suatu produk yang
sesuai dengan sfesifikasi nasabah.
Persediaan merupakan bidang sangat penting dari penyebaran aktiva yang dibutuhkan untuk
memberikan pengembaliaan yang minimum atas investasi modal. Pada umumnya,
kebanyakan perusahaan mengadakan persediaan yang lebih besar dari kebutuhan pokoknya.
Generelasi ini akan lebih dapat di pahami melalui pemeriksaan yang seksama terhadap 4
fungsi pokok yang mendasari manajemen persediaan diantaranya:
a) Spesialisasi Wilayah, Salah satu fungsi persediaan adalah memungkinkan spesialisasi
wilayah dari unit-unit operasi individual. Oleh karena factor-faktor seperti tenaga listrik,
bahan mentah, air, dan buruh maka lokasi yang ekonomis untuk
pembuatan(manufacturing) sering kali sangat jauh dari wilayah permintaan (areas of
demand). Dengan pemisahan wilayah, masing-masing komponen ini dapat diprodusir secara
ekonomis dan efisisen.
b) Fungsi pemisahan wilayah juga berkaitan dengan penghimpunan golongan dalam
distribusi fisik barang-barang jadi. Barang-barang pabrik dari berbagai lokasi dihimpun di
suatu gudang tunggal, dengan maksud dapat menawarkan kepada nasabah suatu pengiriman
tunggal dari gabungan produk-produk itu.Inilah contoh terpenting pemisahan wilayah dan
distribusi terpadu yang dimungkinkan oleh persediaan.
c) Decoupling, Fungsi kedua dari persediaan adalah memberikan efisiensi maksimum pada
operasi dalam suatu fasilitas (decoupling). Penumpukan persediaan barang-sedang-dikerjakan
(work in proces) dalam kompleks pembuatan akan memungkinkan penghematan maksimum
dalam produksi tanpa terhentinya pekerjaan.
Fungsi decoupling ini memungkinkan masing-masing produk dibuat dan didistibusikan
dalam ukuran yang ekonomis (economical lot sozes). Dilihat dari segi pemasaran, decoupling
memungkinkan produk dapat dibuat pada waktu akan dijual sebagai suatu
golongan (assortment). Jadi, decoupling itu cendrung menunjang operasi perusahaan.
Perbadaan decoupling dengan spesialisasi wilayah adalah dalam hal decoupling ini
meningkatkan efisiensi operasi pada satu lokasi tunggal, sedangkan spesialisasi wilayah
meliputi banyak lokasi.
d) Penyeimbangan Penawaran dengan Permintaan, Fungsi ketiga dari persediaan adalah
penyeimbangan, yang memperhatikan jarak waktu antara konsumsi dengan
pembuatan(manufacturing). Persediaan penyeimbang ini adalah untuk menyesuaikan
penyediaan suplai dengan permintaan.
e) Persediaan Pengaman, Fungsi persediaan pengaman atau persediaan penyangga (buffer
stock) adalah menyangkut perubahan jangka pendek, baik dalam permintaan maupun dalam
pengisian kembali (replenishment).
Kebutuhan akan persedian akan pengaman adalah disebabkan oleh ketidak pastian mengenai
penjualan dimasa depan dan pengisian kembali persediaan. Jika ketidak pastian itu mengenai
berapa banyak suatu produk akan terjual, maka perlulah untuk memilihara posisi persediaan.
Empat fungsi persedian adalah spesialisasi wilayah, decoupling, penyeimbangan penyediaan
dengan penawaran, dan persedian pengaman. Fungsi – fungsi ini menentukan besarnya
investasi persedian yang perlu untuk suatu system tertentu untuk tercapainya suatu tujuan
manjemen. Pada tingkat minimum, persediaan yang di investasikan untuk mencapai
spesialisasi wilayah dan decoupling, hanya dapat berubah dengan merubah pola lokasi
fasilitas dan proses operasional dari perusahaan itu.
Level minimum dari persedaian yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan penawaran dengan
permintaan, menunjukan sulitnya tugas menaksir kebutuhan – kebutuhan musiman. Dengan
pengalaman beberapa kali periode musiman, maka persedian yang dibutuhkan untuk
mencapai penjualam yang marjinal selama periode tinggi permintaan, dapat diproyeksikan
dengan cukup baik. Suatu rencana persediaan musiman dapat dirumuskan berdasarkan
pengalaman ini.
E. Sistem Pengawasan Persediaan
Persediaan adalah suatu aktivita yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan
maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang
yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang
menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
a. Jenis-jenis Persediaan
Ada beberapa jenis persediaan, antara lain :
1. Batch Stock / Lost Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli
atau membuat bahan-bahan barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah
yang dibutuhkan pada saat itu juga. Keuntungan yang dapat diperoleh dari Batch Stock / Lost
Size Inventory antara lain :
a) memperoleh potongan pada harga pembelian
b) memperoleh efisiensi produksi
c) adanya penghematan didalam biaya pengangkutan
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapai flukuasi
permintaan yang dapay diramalkan, berdasarkan pada musiman yang terjadi dalam satu tahun
dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan meningkat.
Adanya persediaan dapat menimbulkan biaya-biaya yang terjadi dari persediaan tersebut ,
antara lain :
1. Biaya pemesanan (ordering costs)
2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs)
3. Biaya kekurangan persediaaan (out of stock costs)
4. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated costs)
Cara-Cara penetuan jumlah persediaan, Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam menentuan
jumlah persediaan akhir suatu periode yaitu :
1. Periode System yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam
menentukan jumlah persediaan akhir.
2. Perpetual System / Book Inventories yaitu dalam hal ini dibina catatan administrasi
persediaan. setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan
dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi persediaannya.
b. Metode penilaian persediaan
Ada beberapa cara yang dapat di gunakan dalam penilaian persediaan yaitu :
 First In, First Out (FIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga
barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pemelian barang yang terdahulu
masuk.
 Cara rata-rata tertimbang (weight average method), cara ini didasarkan atas harga
rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah yang diperoleh pada masing-
masing harga.
 Last In, Firs Out (LIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang
telah terjual dinilai menurut harga pembelian yang terakhir masuk. Sehingga
persediaan
 yang masih ada /stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang
terdahulu.Perbandingan atas hasil penilaian
Bila mana keadaan harga stabil , maka semua cara penilaian menghasilkan angka yang sama .
Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil (nail turun) maka masing-masing cara akan
menghasilkan angka yang berbeda, pada saat harga meningkat:
1. Metode FIFO meunjukkan:
A. Nilai persediaan akhir yang tinggi
B. harga pokok barang yang terjual yang rendah
C. Profit yang lebih besar
D. Metode LIFO menunjukkan :
E. Nilai persediaan akhir yang rendah
F. Harga pokok barang yang terjual tinggi
G. Profit yang rendah
C. Pengawasan Persediaan
Fungsi – fungsi utama dari pengawasan persediaan yang efektif adalah :
1. Memperoleh bahan-bahan yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu suplai yang
cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kualitas maupun kuantitas
2. Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan , yaitu mengadakan suatu
system penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang dimasukkan ke
dalam persediaan.
3. Pengeluaran bahan-bahan dengan tepat pada saat serta tempat dimana dibutuhkan
4. Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahan atau barang (mempertahankan persediaan
dalam jumlah yang optimum setiap waktu)
Adapun tujuan pengawasan persedian sebagai berikut :
 Menjaga jamham sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi
 Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau
kelebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar
 Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan
berakibat biaya pemesanan menjadi besar.
Organisasi Pengawasan Persediaan Dalam Perusahaan Pabrik
Dilihat dari proses produksinya, maka organisasi pengawasan persediaan dapat diatur sebagai
berikut :
1. pada perusahaan pabrik dengan proses terus menerus, pengawsan persediaan biasanya
merupakan sebagian dari pengawasan produksi, karena perlunya dipertahankan arus bahan-
bahan yang dibutuhkan untuk operasi yang lancer dan efisien dari kegiatan produksi
2. pada perusahaan pabrik dengan proses terputus-putus, keperluan akan kelancaran arus
bahan-bahan tidak begitu penting dan dalam hal pengawasan persediaan dapat menjadi
tanggungjawab dari manajer pabrik, pimpinan produksi, kepala bagian pembelian atau
pejabat-pejabat setingkat yang tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan organisasinya.
BAB VII
PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK
Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva
lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk
mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap
nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan
risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.
Pembiayaan jangka pendek (short term financing) adalah utang-utang yang harus di lunasi
dalam jangka waktu < 1tahun.
Jenis-jenis pembiayaan jangka pendek diantaranya accruals, accounts payable/trade credit, short
term bank loans, dan commercial paper :
1. Accruals, yaitu biaya biaya yang masih harus dibayar atas jasa yang sudah diterima, tetapi
belum dibayar perusahaaan. Misalnya utang, gaji ,dan utang pajak.
Perusahaan biasanya membayar gaji atau upah karyawan secara mingguan atau bulanan,
sehingga neraca perusahaan akan memperlihatkan utang gaji atau gaji
terhutang. Accruals meningkat secara otomatis atau spontan jika operasi perusahaan
menigkat. Waktu pembayaran upah/gaji ditentukan oleh dorongan ekonomi dan kebiasaan
industri, sedangkan pembayaran pajak ditentukan oleh hukum.
2. Accounts payable / trade credit / utang dagang, yaitu utang antar perusahaan yang timbul
dari penjualan kredit di catat sebagai piutang usaha dari penjual dan sebagai utang usaha oleh
pembeli.
Proporsi hutang dagang ini semakin besar untuk perusahaan kecil, karena perusahaan kecil
relative sulit untuk memperoleh hutang dari lembaga keuangan sehingga terpaksa tergantung
pada hutang dagang.[1]
Stretching Accounts Payable, yaitu praktik menunda-nunda pembayaran utang secara di
sengaja.
Komponen utang dagang :
a. Free trade credit adalah kredit dagang yang diterima selama periode diskon.
b. Costly trade credit adalah jumlah kredit dagang yang melampaui komponen yang gratis
yang biayanya berupa diskon yang tidak diambil.
3. Short Term Bank Loans / hutang bank
Sifat/ciri kredit bank adalah :
a. Jatuh tempo
b. Promes / promissory note adalah dokumen yang memuat jumlah dari pinjaman,suku
bunga,jadwal angsuran, agunan, dan persyaratan serta ketentuan lain yang telah di sepakati
pihak bank dan peminjam.
c. Saldo kompensasi adalah saldo minimum yang harus ada direkening giro.
d. Plafon kredit, berupa jumlah kredit maksimal yang disepakati akan di berikan bank kepada
nasabahnya untuk periode tertentu.
e. Credit revolving, berupa plafon kredit formal yang diberikan kepada perusahaan oleh
bank/lembaga keuangan bukan bank hampir sama dengan plafon kredit,bedanya yaitu kredit
revolving punya ikatan hukum dan di bebani premi.
Kredit bank memiliki biaya-biaya sebagai berikut :
a. Simple interest
Bunga yang dikenakan atas jumlah pinjaman yang sesungguhnya. Bunga ini dibayar pada
saat kredit jatuh tempo.
b. Discount interest
Bunga yang dihitung berdasarkan nilai nominal kredit, tetapi bunga ini di bayar dimuka
sehingga jumlah bersih yang diterima peminjam lebih kecil daripada nilai nominal kredit
c. Add-on interest
Bunga yang dihitung dari jumlah kredit yang diterima dan ditambahkan kembali ke jumlah
kredit tersebut guna menentukan nilai nominal kredit yang akan di bayar secara cicilan.
Terkait dengan kredit bank,perusahaan harus berhati hati dalam memilih bank yang akan di
pilih sebelum mengajukan kredit bank. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memilih bank antara lain sebagai berikut :
 Kesediaan menanggung resiko
Penyebaran kantor cabang dan peran serta pada berbagai jenis industri akan mengakibatkan
risiko suatu bank lebih kecil dibanding bank yang hanya menangani suatu industri.
 Nasihat dan penyuluhan
Membantu perusahaan yang diberikredit agar dapat tumbuh terus sehingga nantinya dapat
menjadi nasabah penting bagi bank tersebut.
 Loyalti kepada nasabah
Ukuran tingkat kemitraan suatu bank terhadap para nasabahnya. Misalnya, jika nasabahnya
dalam masa sulit melunasi kredit maka bank berusaha mencarikan jalan keluar untuk
memperbaiki keadaan nasabah.
 Spesialisasi
Dengan lebih terspesialisasinya pelayanan di bank, diharapkan pengalaman dan hubungan
yang erat dengan bidang usaha bersangkutan akan mendorong bank untuk bekerja sama
secara lebih kreatif dan memberi dorongan secara lebih aktif bagi perusahaan di bidang
tersebut.
 Jumlah kredit maksimum
Jumlah kredit yang dapat di berikan kepada nasabah terjadi pada besar kecilnya modal bank
yang bersangkutan.
 Merchant banking
Bank yang bersangkutan tidak hanya memberikan kredit, tetapi juga mempunyai penyertaan
modal serta memberikan nasihat keuangan kepada perusahaan yang bersangkutan.
 Jasa-jasa lainnya
Misalnya, transfer dana dan negosiasi letter of credit.
4. Commercial Paper
Surat promes/surat tanda utang tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar untuk
dijual guna membiayai kebutuhan kredit jangka pendek.
Sumber dana jangka pendek :
 Tanpa jaminan : kredit dagang
 Dengan jaminan : kredit bank
Bentuk jaminan :
 Surat berharga
 Piutang
 Persediaan
Sumber pembelanjaan untuk piutang dagang diantaranya factoring, pledge of accounts
receiveable, dan banker’s acceptance facility.
A. Factoring
Adalah cara mendanai piutang dagang dengan menjual piutang dagang yang dimiliki
perusahaan kepada lembaga keuangan nonbank(faktor).
Penjuaan dilakukan dengan hak regres (with recourse) yaitu si pembeli surat
piutang (faktor) dapat menuntut si penjual untuk membayar seandainya factor tidak dapat
menagih piutangnya dari pihak yang berutang , tanpa hak regres (without recourse) yaitu
risiko atas tidak tertagihnya piutang tersebut telah seluruhnya menjadi tanggung jawab si
faktor.
B. Pledge of accounts receiveable
Perusahaan menggadaikan/menjual piutang dagangnya agar dapat memperoleh dana
dari lembaga keuangan nonbank dengan hak regres.
Perusahaan yang menggadaikan piutangnya diminta untuk mengikat perjanjian dengan suatu
ikatan yang disebut jaminan gadai.
C. Banker’s acceptance facility
Timbul dari suatu transaksi jual beli dengan menggunakan alat pembayaran dalam
bentuk banker’s LC(letter of credit). Sumber pembelanjaan untuk persediaan adalah blanket
inventory lien, trust receipts, dan field warehouse financing.
D. Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing)
Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous
financing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua
sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable) dan kewajiban yang masih
harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang diterima yang pembayarannya belum
dilakukan). Account payable dan Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu
sumber pembiayaan jangka pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu
sebagai agunan.
E. Tipe Pendanaan Jangka Pendek :
1. Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan
berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan). Contoh :
utang dagang dan utang akrual.
2. Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara otomatis
dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh : utang yang diperoleh dari bank.
F. Pendanaan Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas persahaan berubah maka sumber
pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan antara
lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah atau gaji atau
pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier
dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam
satu tahunnya.
Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang
Perputaran utang dalam satu tahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit
G. Pendanaan Tidak Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun
mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negosiasi atau perundingan secara
formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain :
1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90) hari tanpa
jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar dan dijual langsung ke investor. Biasannya hanya
perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper.
2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank.
Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk
tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini, dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam
sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman)
3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang
mempunyai piutang, factoring memunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu
sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena
factoring merupakan alternative investasi.
4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang
sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang
masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan
jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman.
5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang
dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakau akan sama dengan
penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan
memberikan pinjaman dalam presetase tertentu dari nilai persediaan yang dijaminkan.
6. Akseptasi Bank
7. Report
H. Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek
Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa mengevaluasi
dengan menggunakan kerangka :
• Strategi pendanaan secara keseluruhan
• Biaya
• Kerersediaan
• Fleksibilitas
SUMBER-SUMBER PINJAMAN JANGKA PENDEK TANPA JAMINAN
Termasuk dalam kategori pinjaman jangka pendek yang diperoleh dalam usaha
biasanya terdiri dari bank loan dan commercial papers.
Pinjaman Bank (bank loans)
Bank sebagai sumber utama pendanaan yang dapat memberikan pinjaman jangka pendek
tanpa jaminan untuk usaha. Pinjaman bank merupakan short-term, self- liquidating loan yaitu
pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang digunakan untuk membiayai piutang dan
persediaan pada saat kebutuhan modal meningkat secara musiman, diharapkan piutang dan
persediaan dapat menjadi kas secara cepat (likuid) sehingga dana yang dibutuhkan untuk
membayar pinjaman dapat diperoleh dengan
sendirinya.
Perhitungan Tingkat Bunga Pinjaman (loan interest rates)
Secara umum, terdapat tiga metoda perhitungan tingkat bunga:
a. Collect basis
Contoh: kredit yang diterima Rp. 100 juta. Tingkat bunga 15%. Pada akhir tahun debitur
membayar bunga Rp. 15 juta (plus Rp. 100 juta pokok pinjaman). Dengan demikian, tingkat
bunga efektifnya:
(Rp. 15 juta / Rp. 100 juta) x 100% = 15%.
b. Discount basis
Contoh: apabila debitur hanya menerima Rp. 85 juta pada awal tahun (karena bunganya
diminta terlebih dahulu) dan membayar Rp. 100 juta pada akhir tahun, maka tingkat bunga
efektifnya adalah:
(Rp. 15 juta / Rp. 85 juta) x 100% = 17.65%
c. Add-on basis
Contoh: apabila digunakan add-on basis, maka perusahaan diminta membayar secara
angsuran (misalnya per bulan), maka pembayaran per bulan sebesar:
{Rp. 100 juta (1.15) / 12} = Rp. 9.583.000,-.
Dengan demikian, tingkat bunga per bulan dapat dihitung dengan menggunakan konsep time
value of money:
12 9.583.000
100.000.000 = Σ
t = 1 (1 + i) 12
dengan cara trial and error, akan diperoleh i (tingkat bunga sekitar 2,2% per bulan. Dengan
demikian, tingkat bunga per tahun sekitar:
(1 + 0.022)12 – 1 = 29,84%
Dasar pembagian tingkat bunga pinjaman adalah:
1. Prime rate of interest
Bunga terendah yang dibebankan oleh bank nasional atau bank komersil dengan reputasi
terbaik kepada debitur korporasi dengan credit rating yang tinggi.
2. Fixed rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread
(margin) dan berlaku tetap sampai dengan tanggal jatuh tempo kredit.
3. Floating-rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread
(margin) dan berlaku mengambang (bisa berubah-ubah) meskipun kredit belum jatuh tempo.
Contoh:
Jumlah kredit $ 10,000
Bunga 1 tahun $ 1,000
Berapa effective annual rate:
Apabila bunga dibayarkan setelah tanggal jatuh tempo? ($1,000 / $10,000) x 100% = 10,0%.
Apabila bunga dibayarkan di depan (pada saat penerimaan pinjaman)?
{$1,000 / ($10,000 – $1,000) x 100%} = 11,1%
Secara umum, terdapat tiga bentuk pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang banyak
diaplikasikan, yaitu:
1. Single payment notes
Kredit jangka pendek bersifat akad kredit berlaku untuk sekali dan kredit harus lunas pada
saat jatuh tempo.
2. Compensating balances
Jumlah saldo yang harus dipelihara oleh debitur dengan jumlah misalnya 10% sampai 20%
dari jumlah limit kredit sebagai cadangan pembebanan bunga atau biaya administrasi kredit
lainnya.
Contoh:
Limit kredit $1,000,000
Suku bunga 10% per tahun atau 10% x $1,000,000 = $100,000 per tahun.
Compensating balances 20% atau $200,000
Akan tetapi, the effective annual rate of the funds sebenarnya adalah: ($100,000/$800,000) x
100% = 12.50% (bukan 10%)
3. Annual clean-up
Untuk meyakinkan bahwa kredit yang dipinjam untuk pembiayaan sesuai perjanjian, bank
sering meminta adanya “annual cleanup”, yaitu Rekening Pinjaman bersaldo “nihil” pada
hari-hari tertentu pada tahun masih berlakunya masa pinjaman, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari adanya penyalahgunaan tujuan kredit, misalnya kredit berjangka pendek
digunakan untuk kredit jangka panjang.
B. Sumber Dana Jangka Pendek
Berdasarkan spontan tidaknya suatu pendanaan, maka pendanaan jangka pendek dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Pendanaan spontan. Pendanaan spontan adalah sumber dana yang ikut berubah apabila
aktivitas perusahaan berubah.
2. Pendanaan yang memerlukan negosiasi. Pendanaan ini mengharuskan perusahaan untuk
melakukan negosiasi untuk menambah atau mengurangi dana yang dipergunakan oleh
perusahaan. Sumber pendanaan ini biasanya berasal dari bank dalam bentuk kredit jangka
pendek.[2]

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Uts manajemen keuangan
Uts manajemen keuanganUts manajemen keuangan
Uts manajemen keuanganAulia_Becku29
 
Dudi Mulya Tasdik 11011700755 2S-MA b1.1
Dudi Mulya Tasdik 11011700755 2S-MA b1.1Dudi Mulya Tasdik 11011700755 2S-MA b1.1
Dudi Mulya Tasdik 11011700755 2S-MA b1.1Dudi Mulya Tasdik
 
Power point manajemen keuangan
Power point manajemen keuanganPower point manajemen keuangan
Power point manajemen keuanganPadma Sarita
 
Tugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuTugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuPermataShary
 
Resume 1 materi manajemen keuangan
Resume 1 materi manajemen keuanganResume 1 materi manajemen keuangan
Resume 1 materi manajemen keuanganEndangSupandi
 
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)Sairoh roro
 
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Hening RN
 
Ekonomi teknik # 2
Ekonomi teknik # 2Ekonomi teknik # 2
Ekonomi teknik # 2Ibnu Siroj
 
Sifat Dasar Manajemen Keuangan
Sifat Dasar Manajemen KeuanganSifat Dasar Manajemen Keuangan
Sifat Dasar Manajemen KeuanganIwan Ridwan
 
Presentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuanganPresentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuangannitrixblog
 
Financial management - Bahasa Indonesia
Financial management -  Bahasa IndonesiaFinancial management -  Bahasa Indonesia
Financial management - Bahasa IndonesiaFadhil Ismi
 
pengantar manajemen keuangan
pengantar manajemen keuanganpengantar manajemen keuangan
pengantar manajemen keuanganAmrul Rizal
 
Manajemen Keuangan Dasar
Manajemen Keuangan DasarManajemen Keuangan Dasar
Manajemen Keuangan DasarZombie Black
 
Resume 1 manajemen keuangan 1
Resume 1 manajemen keuangan 1Resume 1 manajemen keuangan 1
Resume 1 manajemen keuangan 1mufliah R
 
Karya ilmiah manajemen keuangan
Karya ilmiah manajemen keuanganKarya ilmiah manajemen keuangan
Karya ilmiah manajemen keuanganandi asrul zani
 
Modul seminar manajemen keuangan
Modul seminar manajemen keuanganModul seminar manajemen keuangan
Modul seminar manajemen keuangankhalimatus sa'diyah
 

Was ist angesagt? (20)

Uts manajemen keuangan
Uts manajemen keuanganUts manajemen keuangan
Uts manajemen keuangan
 
Dudi Mulya Tasdik 11011700755 2S-MA b1.1
Dudi Mulya Tasdik 11011700755 2S-MA b1.1Dudi Mulya Tasdik 11011700755 2S-MA b1.1
Dudi Mulya Tasdik 11011700755 2S-MA b1.1
 
Resume
ResumeResume
Resume
 
Power point manajemen keuangan
Power point manajemen keuanganPower point manajemen keuangan
Power point manajemen keuangan
 
2977230.ppt
2977230.ppt2977230.ppt
2977230.ppt
 
Tugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuTugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keu
 
Resume 1 materi manajemen keuangan
Resume 1 materi manajemen keuanganResume 1 materi manajemen keuangan
Resume 1 materi manajemen keuangan
 
Laporan presentasi keuangan
Laporan presentasi keuanganLaporan presentasi keuangan
Laporan presentasi keuangan
 
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)
 
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
 
Ekonomi teknik # 2
Ekonomi teknik # 2Ekonomi teknik # 2
Ekonomi teknik # 2
 
Sifat Dasar Manajemen Keuangan
Sifat Dasar Manajemen KeuanganSifat Dasar Manajemen Keuangan
Sifat Dasar Manajemen Keuangan
 
Presentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuanganPresentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuangan
 
Financial management - Bahasa Indonesia
Financial management -  Bahasa IndonesiaFinancial management -  Bahasa Indonesia
Financial management - Bahasa Indonesia
 
pengantar manajemen keuangan
pengantar manajemen keuanganpengantar manajemen keuangan
pengantar manajemen keuangan
 
manajemen keuangan
manajemen keuanganmanajemen keuangan
manajemen keuangan
 
Manajemen Keuangan Dasar
Manajemen Keuangan DasarManajemen Keuangan Dasar
Manajemen Keuangan Dasar
 
Resume 1 manajemen keuangan 1
Resume 1 manajemen keuangan 1Resume 1 manajemen keuangan 1
Resume 1 manajemen keuangan 1
 
Karya ilmiah manajemen keuangan
Karya ilmiah manajemen keuanganKarya ilmiah manajemen keuangan
Karya ilmiah manajemen keuangan
 
Modul seminar manajemen keuangan
Modul seminar manajemen keuanganModul seminar manajemen keuangan
Modul seminar manajemen keuangan
 

Ähnlich wie UTS

RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2wid ya
 
Resum uts manajemen keuangan I
Resum uts manajemen keuangan IResum uts manajemen keuangan I
Resum uts manajemen keuangan IHasan Gaus
 
Tugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuTugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuPermataShary
 
Makalah 1 manejemen keuangan
Makalah 1 manejemen keuanganMakalah 1 manejemen keuangan
Makalah 1 manejemen keuanganyogga adiwigunaa
 
makalah keuangan uts
makalah keuangan utsmakalah keuangan uts
makalah keuangan utserikkahfi
 
Uts manajemen keuangan[1]
Uts manajemen keuangan[1]Uts manajemen keuangan[1]
Uts manajemen keuangan[1]erikkahfi
 
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UTS 1
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UTS 1MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UTS 1
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UTS 1ayuruby
 
Manajemen Keuangan I
Manajemen Keuangan I Manajemen Keuangan I
Manajemen Keuangan I roslinais
 
Resume bab 1 7
Resume bab 1 7Resume bab 1 7
Resume bab 1 7Linda wati
 
jbptunikompp-gdl-linnaismaw-19356-1-1.ruang-m.docx
jbptunikompp-gdl-linnaismaw-19356-1-1.ruang-m.docxjbptunikompp-gdl-linnaismaw-19356-1-1.ruang-m.docx
jbptunikompp-gdl-linnaismaw-19356-1-1.ruang-m.docxDonnaPermataSari
 
Pengantar dan Pengenalan Dasar Manajemen Keuangan dalam Perusahaan
Pengantar dan Pengenalan Dasar Manajemen Keuangan dalam PerusahaanPengantar dan Pengenalan Dasar Manajemen Keuangan dalam Perusahaan
Pengantar dan Pengenalan Dasar Manajemen Keuangan dalam Perusahaanhendrimaulana27
 
Bab 1 ruang_lingkup
Bab 1 ruang_lingkupBab 1 ruang_lingkup
Bab 1 ruang_lingkupInal Ypyn
 
Bank dan lembaga keuangan lain
Bank dan lembaga keuangan lainBank dan lembaga keuangan lain
Bank dan lembaga keuangan lainWaffle Setiawan
 

Ähnlich wie UTS (20)

RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2
 
Resum uts manajemen keuangan I
Resum uts manajemen keuangan IResum uts manajemen keuangan I
Resum uts manajemen keuangan I
 
Tugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuTugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keu
 
Resum uts
Resum utsResum uts
Resum uts
 
Makalah 1 manejemen keuangan
Makalah 1 manejemen keuanganMakalah 1 manejemen keuangan
Makalah 1 manejemen keuangan
 
makalah keuangan uts
makalah keuangan utsmakalah keuangan uts
makalah keuangan uts
 
Uts manajemen keuangan[1]
Uts manajemen keuangan[1]Uts manajemen keuangan[1]
Uts manajemen keuangan[1]
 
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UTS 1
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UTS 1MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UTS 1
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UTS 1
 
Manajemen Keuangan I
Manajemen Keuangan I Manajemen Keuangan I
Manajemen Keuangan I
 
Resume bab 1 7
Resume bab 1 7Resume bab 1 7
Resume bab 1 7
 
Resum uts
Resum utsResum uts
Resum uts
 
Jefry sebelum uts
Jefry sebelum utsJefry sebelum uts
Jefry sebelum uts
 
jbptunikompp-gdl-linnaismaw-19356-1-1.ruang-m.docx
jbptunikompp-gdl-linnaismaw-19356-1-1.ruang-m.docxjbptunikompp-gdl-linnaismaw-19356-1-1.ruang-m.docx
jbptunikompp-gdl-linnaismaw-19356-1-1.ruang-m.docx
 
Devi sebelum uts
Devi sebelum utsDevi sebelum uts
Devi sebelum uts
 
Pengantar dan Pengenalan Dasar Manajemen Keuangan dalam Perusahaan
Pengantar dan Pengenalan Dasar Manajemen Keuangan dalam PerusahaanPengantar dan Pengenalan Dasar Manajemen Keuangan dalam Perusahaan
Pengantar dan Pengenalan Dasar Manajemen Keuangan dalam Perusahaan
 
Bab i pembahasan
Bab i pembahasanBab i pembahasan
Bab i pembahasan
 
Bab 1 ruang_lingkup
Bab 1 ruang_lingkupBab 1 ruang_lingkup
Bab 1 ruang_lingkup
 
Bank dan lembaga keuangan lain
Bank dan lembaga keuangan lainBank dan lembaga keuangan lain
Bank dan lembaga keuangan lain
 
Bank
BankBank
Bank
 
Handout
HandoutHandout
Handout
 

Kürzlich hochgeladen

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

UTS

  • 1. UNIVERSITAS BINA BANGSA MAKALAH RESUME MANAJEMEN KEUANGAN 1 NAMA : MONIKARANI NIM : 11011700306 KELAS :2S-MA RUANGAN :B.21
  • 2. BAB I TINJAUAN MANAJEMEN KEUANGAN, BURSA KEUANGAN DAN SUKU BUNGA 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama perusahaan. 2. Perkembangan Peranan Manajemen Keuangan Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topic rugi-laba. Selanjutnya berturut- turut ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut : 1. Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga 2. Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi 3. Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit 4. Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan 5. Tahun 1970 – 1980 : inflasi 6. Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan 7. Tahun 1990 – sekarang : globalisasi Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi social, dan kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah : 1. Masalah akuntasi 2. Kesulitan perencanan
  • 3. 3. Permintaan terhadap modal 4. Suku bunga 5. Harga obligasi menurun Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen keuangan antar alin masalah : 1. Persaingan internasional 2. Keuangan internasional 3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi 4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi 5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan 3. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Ruang Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:  Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang jangka pendek dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan.  Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva tetap atau Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin, maupun aktiva finansial berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.  Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. 4. Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi utama Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut:  Planning atau Perencanaan Keuangan, meliputi Perencanaan Arus Kas dan Rugi Laba.  Budgeting atau Anggaran, perencanaan penerimaan dan pengalokasian anggaran biaya secara efisien dan memaksimalkan dana yang dimiliki.  Controlling atau Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan perusahaan.
  • 4.  Auditing atau Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan.  Reporting atau Pelaporan Keuangan, menyediakan laporan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan keuangan. 5. Analisa Rasio Keuangan Alat analisis yang sering digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan. Tolak ukurnya biasanya dengan membandingkan kenaikan atau penurunan prestasi antara dua laporan posisi keuangan pada dua periode waktu tertentu. Analisa Rasio Keuangan yang umum dipakai dikelompokkan sebagai berikut:  Liquidity Ratio, nilai rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban finansial dalam jangka pendek. Laporan berupa analisa Current Ratio dan Working Capital to Total Asset (WCTAR).  Leverage Ratio , rasio untuk menilai seberapa besar dana yang diberikan oleh pemegang saham atau owner dibandingkan dengan dana yang diperoleh dari pinjaman dari dari pihak kreditur. Laporan berupa Total Debt to Assets (DAR), Total Debt to Equity (DER).  Activity Ratio, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aset yang dimiliki. Laporan analisa berupa Total Asset Turn Over (ATO), Working Capital Turn Over (WCTO), Total Equity to Total Asset (EA).  Rentability Ratio, rasio ini digunakan untuk menilai tingkat efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Laporan analisa berupaReturn on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Earning Power of to Total Invesment (EPTI), Gross Profit Margin (GPM), dan Operating Income (OI). 6. Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan utama Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki oleh pemegang saham. Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai
  • 5. perusahaan. Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi. B. Bursa (Pasar) Keuangan Bursa keuangan mempertemukan calon peminjam dan mereka mempunyai dana berlebih untuk dipinjamkan. Ada berbagai jenis bursa keungan di Negara-negara maju, dan setiap jenis terdiri dari banyak lembaga, antara lain sebagai berikut: 1. 1. Pasar aktiva fisik, yakni tempat jual beli produk sepert sandang, pangan, peralatan, dan perkakas. Bursa keuangan berurusan dengan saham, obligasi, promes, hipotik, dan klaim lain atas aktiva rill. 2. pasar “saat ini” dan pasar berjangka (spot and futures market) mengacu pada saat penyerahan. Spot market berarti bahwa “aktiva” yang diperdagangkan diserahkan ditempat atau diserahkan dalam dua tiga hari kemudian sedangkan dalam fuures market atau pasar berjangka penyerahan mungkin baru akan berlangsung beberapa bulan kemudian. 3. Pasar uang (money markets) dan pasarmodal (capital markets) keduanya merupakan bursa keuangan, tetapi jenis sekuritas serta janmgka waktu yang dikelola berbeda. Psar uangn adalah bursa untuk sekuritas utang dengan jatuh tempo kurang dari setahun. Pasar modal adalh brsa utang jangka panjang dan saham perseroan. 4. Bursa hipotik bersangku-paut dengan pinjaman untuk real estate hunian, komersial, dan industri, dan tanah pertanian atau perkebunan, sedangkan bursa kredit konsumen berkaitan dengan pinjaman untuk mobil dan perkaks, pendidikan, hiburan, dan sebagainya. Juga terdapat pasar dunia, nasinal, regional, dan lokal. Artinya,
  • 6. berdasarkan ukuran danjangkauan opersi perusahaan, dapat ditentukan pada tingkat pasar mana ia bisa memperoleh pinjaman. Makin besar ukurannya dan makin luas jangkauannya, makin mampu ia merambah pasar dunia. 5. Pasar perdana adalah bursa tempat perseroan pertama sekali menerbitkan / menjual saham baru untuk menambah modalnya (emisi). Pasar sekunder adalah bursa tempat sekuritas dan aktiva keuangan lainnya diperdagangkan oleh para investor setelah diterbitkan melalui pasar perdana. C. Lembaga Keuangan Transfer modal dari para penabung kepada mereka yang membutuhkannya berlangsung melali tiga jalur: 1. Transfer langsung atas uang dan sekuritas, terjadi apabila perusahaan menjual saham atau obligasinya langsung kepada penabung tanpa melalui perantara keuangan. Perusahaan menyerahkan sekuritasnya kepada penabung dan sebaliknya menerima uang yang diterimanya. 2. Transfer juga bisa terlaksana melalui bank investasi yang berperan sebagai perantara dan membantu uapaya penerbitan sekuritas. 3. Transfer juga dapat terlaksana melalui perantar keuangan (financial intermediary) seperti bank atau usaha pembiayaan bersama. Disini perantara tersebut memperoleh dana dari para penabung, menerbitkan sekuritasnya sendiri untuk ditukar dengan dan tersebut, lalu menggunakan uan yang diperolehnya untuk membeli sekuritas perusahaan. Bank investasi adalah lembaga keuangan yang menjamindan mendistribusikan sekuritas baru serta membantu perusahaan untuk memperoleh modal. Perantara keuangan adalah lembaga keuangan yang berspealisasi untuk memperlancar transfer dana dari penabung kepada mereka yang membutuhkannya. Dana pasar uang adalah dana bersama yang ditanamkan pada sekuritas jangka pendek dengan resiko terendah dan investor dapat menariiknya dengan menggunakan cek. Pereusahaan jasa keuangan adalah perusahaan yang menawarkan berbagai ragam jasa keunagan termasuk bank investasi, broker asuransi, dan bank komersial. E. Pasar Saham Pasar sekunder yang paling aktif dan paling penting bagi manajer keuangan adalah pasar saham. Disinilah harga saham ditentukan, dan, karena tujuan utama menejemen
  • 7. keuangan adalah untuk memaksimumkan harga saham perusahaan, pemahaman atau mekanisme pasar ini sangat penting bagi para pengelola pengusaha. F. Bursa Saham ( The Stock Exchanges) Secara garis besar, bursa saham bisa dibagi dua, bursa utama (organizaed exchanges) dan bursa parallel (over the counters markets). Bursa utama adalah organisasi foirmal yang mempunyai wujud fisik yang melakukan pasar lelang atas sekuritas yang tercatat dibursa (listed atau organized). Dua contoh utama adalah Bursa Saham New York (NYSE) dab Bursa Saham Amerika (AMEX). Di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Paralel (The Over te counter Markets) adalah sekumpulan besar pialang dan dealer/ makelar yang dihubungkan melalui telpon dan computer dan melaksanakan perdagangan atas sekuritas yang tidak tercatat (unlisted) di bursa utama. G. Biaya dari Uang Modal dalam perekonomian bebas dialokasikan melalui system harga. Suku bunga adalah harga yang dibayar atas modal peminjaman, dajn deviden serta kentungan modal merupakan hasil dari modal ekuitas. Empat faktor yang mempengaruhi biaya dari uang adalah :  Peluang produksi Peluang produksi adalah hasil pengembalian yang diperoleh perekonomian dari investasi dalam aktiva produktif (yang menghasilkan kas). Saat mengkonsumsi yang dikehendaki adalah pilihan konsumen mengenai apakah akan mengkonsumsi saat ini atau menabung dulu untuk dikonsumsi di masa akan datang.  Saat mengkonsumsi yang dikehendaki Saat mengkonsumsi yang dikehendaki adalah pilihan konsumen mengenai apakah akan mengkonsumsi saat ini atau menabung dulu untuk dikonsumsi di masa akan datang.
  • 8.  Risiko Risiko, dalam pasar uang ada kemungkinan tidak dikembalikannya kredit sesuai dengan yang dijanjikan.  Inflasi Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga. H. Tingkat Suku Bunga Alokasi modal diantara berbagai perusahaan ditentukan oleh suku bunga. Perusahaan dengan peluang investasi yang sangat mengntungkan bersedia dan mampu membayar imbalan tertinggi atas modal dari erusahaan yang tidak eefisien atau dari perusahaan yang produknya tidak dibutuhkan. Gambar 3-2 memperlihatkan bagaimana penawaran dan permintaan berinteraksi guna menentukan suku bunga di dua pasar modal. Gambar 3-2 Suku bunga sebaai fungsi dari Penawaran dan permintaan atas Dana Pasar A : Sekuritas Berisiko Rendah Pasar B : Sekurias Berisiko Tinggi Suku Bunga, k Suku Bunga, k (%) (%) S’ S’ k = 10 k = 12 8 D’ D’ D” 0 Dolar 0 Dolar. Jika permintaan terhadap dana menurun di suatu pasar, sebagaimana lazimnya terjadi pada masa resesi, kurva permintaan akan bergeser ke kiri seperti terlihat pada Kurva D” di Pasar A. Suku bunga keseimbangan atas ekuilibrium dalam hal ini menurun menjadi 8 persen. Dengan cara demikian, Anda juga dapat membeyangkan apa yang akan terjadi jika bank sentral memperketat kredit: Kurva penawaran S’ akan bergeser ke kiri dan ini akan menaikkan suku bunga dan memperkecil tingkat peminjaman dalam perekonomian. A. Determian dari Suku Bunga Besar
  • 9. Pada umumnya, suku bunga nominal atau suku bunga yang ditetapkan atas sekuritas utang, k, terdiri dari suku bunga yang bebas resiko, yakni k*, ditambah sejumlah premi yang mencerminkan dampak inflasi, tingkat resiko sekuritas tersebut dan tersedianya pasar bagi sekuritas bersangkutan. Hubungan itu dapat dinyatakan sebagai berikut:  Suku bunga pasar = k = k* + IP + DRP + LP + MRP Dan jika kirta gabungkan k* + IP jumlahnya dinyatakan sebgai kRF maka persamaanya adalah : k = kRF + DRP + LP + MRP Suku bunga riil yang bebas risiko, k* adalah suku bunga sekuritas tanpa risiko penunggakan (biasanya sekuritas pemerintah jika tingkat inflasi nol persen).  Suku nominal yang bebas risiko, kRF adalah suku bunga yang bebas risiko sama sekali; kRF umumnya hampir sama dengan suku bunga sekuritas pemerintah. Premi Inflasi (IP) adalah premi untuk inflasi rata-rata yang diperkirakan selama berlaku sekuritas; jumlah tersebut ditambahkan oleh investor ke suku bunga riil yang bebas risiko.  Premi Risiko Penunggakan (DRP) adalah selisih antara suku bunga obligasi pemerintah dengan obligasi perseroan apabila keduanya mempunyai tanggal jatuh tempo (jangka waktu) dan pasar yang sama.  Risiko suku bunga reinvestasi adalah yang terjadi akibat penurunan suku bunga sehingga apabila obligasi yang telah jatuh tempo diinvestasikan kembali maka hasil bunganya akan berkurang.  Struktur suku bunga berdasarkan jangka waktu adalah hubungan antara hasil bunga (yields) dan jangka waktu tempo sekuritas.  Kurva hasil bunga adalah grafik yang menggambarkan hubungan hasil bunga dengan jangka waktu jatuh tempo sekuritas. Kurva hasil bunga “normal” adalah kurva yang mengarah atau miring ke atas. Kurva hasil bunga terbalik adalah kurva hasil bunga yang mengarah atau miring ke bawah. B. Teori Struktur Suku Bunga Berjangka Ada tiga teori terpenting yang digunakan untuk menjelaskan bentuk kurva : 1. Teori segmentasi pasar. Adalah teori yagn membagi proses berdasar kan preferensi pemberi pinjaman dan peminjam berhubungan dengan tanggal jatuh tempo sekuritas.
  • 10. 2. Teori preferensi likuiditas. Adalah teori yang menyatakan bahwa para pemberi pinjaman lebih suka memberi pinjaman jangka pendek ketimbang jangka panjang., oleh karena itu, mereka bersedia meminjamkan dana jangka pendek meskipun dengan bunga rendah. 3. Teori pengharapan. Adalah teori yang menyatakan bahwa bentuk kurva hasil bunga tergantung pada tingkat inflasi yang diperlirakan investor untuk masa mendatang. C. Faktor Lain yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga 1.Kebijakan Bank Sentral; 2.Besarnya defisit anggaran pemerintah; 3.Neraca perdagangan kluar negeri; 4.Tingkat kegiatan usaha. D. Tingkat Suku Bunga dan Harga Saham Suku bunga mempengaruhi laba perusahaan dalam dua cara : a) Karena bunga merupakan biaya, maka makin tinggi suku bunga, makin rendah laba perusahaan, apabila hal-hal lain tetap konstan. b) Suku bunga mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi, dan, karena itu mempengaruhi laba perusahaan.
  • 11. BAB II NILAI WAKTU UANG DAN PENILAIAN SAHAM 1. Pengertian NilaiWaktu Uang Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan, atau nilai waktu dari uang, di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu memegang peranan penting. Sebuah contoh seperti kenaikan pangan yang dikeluhkan oleh masyarakat, di mana masyarakat mengambil kesimpulan sendiri atas kenaikan pangan. Ada yang mengatakan kenaikan dikarenakan pasokan barang mulai langka, dan lain-lain. 2. Konsep Nilai Waktu Uang Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang tertentu yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor). ISTILAH YANG DIGUNAKAN : Pv = Present Value (Nilai Sekarang) SI = Simple interest dalam rupiah Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) An = Anuity I = Bunga (i = interest / suku bunga) n = tahun ke- P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu Konsep nilai waktu uang (time value of money concept) merupakan konsep yang dipahami sebagian besar orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan. Sebagai contoh: uang sejumlah Rp 6.000,00 sekarang dapat membeli satu liter beras kualitas sedang. Namun, uang sejumlah tersebut diatas tidak dapat membeli satu liter beras pada tahun depan, mungkin 0,9 liter. Disini terlihat bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai uang tersebut disebut sebagai inflasi. Inflasi muncul melalui banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti kabar yang baik (pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang
  • 12. menerima penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar. Selaras dengan hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat (karena orang-orang menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik. Kenaikan harga tersebut sudah kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas inflasi (sekali lagi pada batas tertentu) merupakan salah satu indikator menurunnya pengangguran. Inflasi merupakan salahsatu konsekuensi dari perkembangan perekonomian. Yang harus diperhatikan dari inflasi adalah: apakah kenaikan harga (inflasi) tersebut didukung oleh daya beli seseorang (secara kualitatif)? Mari kita biarkan dahulu tentang masalah ini kepada penentu kebijakan. 3. Tujuan Rencana Keuangan Tujuan dari rencana keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian seseorang seperti yang ditargetkan sebelumnya. Maka dalam merencanakan keuangan penting kita ketahui bahwa inflasi merupakan bagian yang inheren pula dari setiap tindakan/keputusan keuangan yang diambil. Misalnya dalam keputusan memilih investasi : jangan sampai pengorbanan sekarang yang kita lakukan, alih-alih mendapat nilai tambah, akhirnya justru menurun. Metode-metode Nilai Waktu Uang Metode average rate of return Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan yang diperoleh suatu investasi atau LABA / INVESTASI Jika average rate of return lebih tinggi dari laba yang diharapkan → layak Kelemahan metode ARR : Mengabaikan nilai waktu uang Metode payback period Mengukur seberapa cepat investasi itu kembali Kriteria penilaian investasi : Semakin cepat semakin baik Kelemahan Metode payback period : Mengabaikan nilai waktu uang, Mengabaikan CF setelah investasi kembali
  • 13. Metode net present value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih Jika NPV + → layak Metode profitability index (PI) Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi Jika PI lebih dari 1 → layak Metode internal rate of return (IRR) Tingkat discount faktor yang menyamakan nilai sekarang investasi dan nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang Jika IRR > tk bunga atau laba yang disyaratkan → layak . 4. Konsep Nilai Waktu Dari Uang FUTURE VALUE Nilai yang akan datang (future value) adalah nilai uang diwaktu akan datang dari sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat bunga yang berlaku. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu : Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun. Nper, jumlah angsuran yang dilakukan Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya. Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode. Rumus yang digunakan: Formula Future Value sbb: (1) Manual : Fv = Po (1+r)^n Fv = nilai pada tahun ke- n
  • 14. Po = nilai pada tahun ke- 0 r = tingkat bunga n = periode (2) Tabel : Fn = Po ( DF r,n ) DF = discount Factor – melihat tabel Contoh : Budi menabung selama 5 tahun berturut-turut dengan jumlah yang sama yaitu Rp.2.000.000 / tahun. Dengan tingkat bunga 10% tahun, berapa tabungan Budi pada tahun ke-5 ? Jawab : Cara Manual : FVn = X [ (1 + r)n – 1 ] / r FVA5 = 2.000.000 [ (1 + 0,1)5-1 ]/0,1 = 2.000.000 [ 6,105] = Rp 12.210.000 Nilai masa mendatang untuk aliran kas tunggal Jika kita memperoleh uang Rp 1.000,- saat ini dan kemudian menginvestasikan pada tabungan dengan tingkat bunga 10 %, berapa uang kita 1 tahun mendatang ?. Hal ini dapat bisa di hitung dengan rumus : FV = PO + PO ( r ) = PO + ( 1 + r ) FV = Nilai Masa Mendatang PO = Nilai Saat Ini r = Tingkat Bunga Jadi FV1 = 1.000 ( 1 + 0,1 ) = 1.100
  • 15. Jika periode investasi tidak hanya 1 tahun tapi beberapa tahun maka rumusnya : FVn = PVo ( 1 + 0,1 ) FVn = Nilai Masa Mendatang PVo = Nilai Saat Ini r = Tingkat Bunga n = Jangka Waktu Jadi nilai mata uang yang tadinya 1.000 5 tahun mendatang FV5 = 1000 (1 + 0,1 )5 = 1.610,51 Sedangkan proses menanamkan uang ke bank dengan tingkat bunga tertentu selama periode tertentu disebut proses pergandaan. Contoh : kita menabung awal tahun Rp 1.000 dengan tawaran bunga 10% per tahun, dan di gandakan setiap 6 bulan,bisa di hitung dengan rumus FVn = PVo (1 + n/k )kn K = frekuensi penggandaan FV1 = 1.000 (1 + 0,1 / 2)2 .1 = 1.102,5 FV2 = 1.000 ( 1 + 0,1 / 2 ) = 1.215,51 Sedangkan bila kita secara kontinu FVn = PVo x e r . t E 2,71828 Jadi misal Rp 1.000 kita gandakan secara kontinu, selama 1 dan 2 tahun maka, nilai pada akhir tahun pertama dan kedua. FV1 = 1.000 x (2,71828)0,1 .1 = 1.105,7 FV2 = 1.000 (2,71828)0,1×2 = 1.221,4 PRESENT VALUE (Nilai Sekarang)
  • 16. Nilai sekarang (Present Value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang atau satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi di pasar yaitu lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil tanpa resiko). Keterangan : PV = Present Value / Nilai Sekarang Kn = Arus kas pada tahun ke-n R = Rate / Tingkat bunga n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n). Contoh : Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar : PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1 PV = 1.000.000 rupiah Nilai sekarang untuk aliran kas tunggal. Nilai sekarang merupakan kebalikan nilai kemudian. Apabila dalam nilai masa mendatang kita melakukan pergandaan, dalam present value kita melakukan proses pendiskontoan. FVn = PVo ( 1 + r )n FVn = nilai kemudian PVo = nilai sekarang Jadi PVo = FVn / [( 1 + r )n ] Misalkan kita mempunyai kas Rp 1.000 satu tahun mendatang Rp 1.121 dua tahun mendatang dan 1.610,51 lima tahun mendatang. Berapa nilai sekarang dari masing-masing kas tersebut jika tingkat diskonto 10% ?
  • 17. PV1 = = 1.000 PV2 = = 1.000 PV5 = = 1.000 Misalkan proses pendiskontoan dilakukan 1 tahun 2x dengan tingkat diskonto 10% per tahun berapa nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.100 yang akan kita terima 1 tahun mendatang ? berapa nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.610,5 yang akan kita terima 5 tahun mendatang? PVo = FVn [1 + (r/k)]n . k PV1 = 1.100 / [1 + (0,1 / 2)1 . 2 = 997,73 PV5 = 1.610,5 / [1 + (0,1 / 2)5×2 = 988,71 Dan jika pergandaanya secara kontinu PVo = (FVn /er x T ) e = 2,71818 PV1 = 1.100 / (2,71828)0,1 x 1 = 904,84 PV5 = 1.1610,5 / (2,71828)0,1 x 5 Nilai sekarang untuk seni pembayaran kas (Annuity) Nilai sekarang untuk periode terbatas. Contoh : kita akan menerima pembayaran sebesar Rp 1.000 per tahun mulai akhir tahun ini (tahun ke I ) selama 4x. berapa nilai sekarang dan aliran kas tersebut jika tingkat diskonto 10% ? PV = [ C – C / (1 + r)n]r C = aliran kas per periode r = tingkat diskonto n = jumlah periode
  • 18. PV = PV aliran kas mendatang PV = [1.000 – 1.000 / (1 + 0,1)4] / 0,1 = 1.000 – 683,0135 / 0,1 = 3.169,9 Ketika kas dibayar awal periode dengan perhitungan akan menerima Rp 1.000 per tahun selama 4 tahun maka present value aliran kas tersebut. PV = [{C – (C / (1 + r)n )} / r ] (1 + r) PV = [{1.000 –1.000 (1 + 0,1)4 )} / 0,1 ] (1 + 0,1) = 3.486,9 Jadi nilai kas 3.486,9, yang dibayar pada awal periode. Nilai sekarang untuk kas yang tidak sama besarnya. Dalam beberapa situasi kita akan menerima kas yang besarnya tidak sama untuk setiap periode. Misalkan kita akan menerima kas selama 4 tahun besarnya Rp 1.000, Rp 1.500, Rp 2.000 dan Rp 3.000 untuk tahun 1,2,3 dan 4. Pembayaran kas Dilakukan pada akhir periode berapa nilai kas tersebut saat ini ? PV = + + + = 5.700,4 Nilai sekarang untuk periode tidak terbatas. PV = C / r C = Aliran Kas r = Tingkat Diskonto Nilai sekarang yang tidak terbatas, aliran kas tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tertentu. Contoh : suatu saham membagikan deviden pada awal tahun sebesar Rp 1.000. perusahaan tersebut akan meningkatkan deviden sebesar 5% per tahun untuk periode tidak terhingga dengan tingkat diskonto 5%. Berapa PV ?
  • 19. PV = dengan asumsi r > 9 PV = 21.000 PENILAIAN SAHAM DAN OBLIGASI A. Pengertian Saham Saham adalah bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan. Ketika seorang memiliki saham sebuah perusahaan, bisa dikatakan kita memiliki perusahaan tersebut sebesar persentase tertentu sesuai dengan jumlah lembar saham yang kita miliki. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas adalah perusahaan yang telah berdiri selama rentang waktu tertentu dan mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan demikian diharapkan pada masa yang akan datang keuntungan tersebut bisa tetap dipertahankan atau ditingkatkan sehingga pemilik perusahaan bisa mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, ketika seorang membeli saham sebuah perusahaan, sebenarnya bukanlah membeli perusahaan pada masa kini, akan tetapi yang dibeli adalah masa depan perusahaan. Dengan kata lain, seorang itu membeli prospek perusahaan. Jika prospek perusahaan membaik harga saham tersebut akan meningkat. Memiliki saham berarti memiliki perusahaan. Penghasilan yang dinikmati oleh pembeli saham adalah pembagian dividen ditambah dengan kenaikan harga saham tersebut (capital gains). Dengan demikian, dipandang dari segi kepastian, maka penghasilan pemilik saham menjadi lebih tidak pasti. Hal ini disebabkan karen pembayaran dividen sendiri akan dipengaruhi oleh prospek perusahaan yang tidak pasti. Suatu perusahan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (commen stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan dengan saham preferen (preferred stock). Saham preferren mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak- hak prioritas dari saham preferren yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhdap aktiva jika terjadi likuiditas. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti seperti yang dimiliki oleh saham biasa. B. Jenis-Jenis Saham 1. Jenis Saham Berdasarkan Cara Peralihan Hak
  • 20. a) Saham atas unjuk (bearer stocks) Saham jenis ini sangat mudah dipindahkan seperti halnya mata uang. Oleh karena itu kualitas kertas lembar saham dibuat spesifik agar sulit untuk dapat dipalsukan. Dalam saham jenis ini pada sertifikatnya tidak tercantum nama pemilik saham sehingga manakala pemiliknya ingin menjual atau memindahkan kepada orang lain akan dapat melaksanakannya dengan mudah biasa. Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan dalam pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa. c. Struktur Modal Perusahaan Saham yang dikeluarkan perusahaan nantinya merupakan bukti penyertaan pemegang saham kadalam perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan nama modal saham. Modal saham dapat dibagi atas tiga macam yaitu: 1. Modal dasar. Dalam anggaran dasar perseroan akan dicantumkan modal dasar yang menggambarkan estimasi modal yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Modal dasar ini dibagi dalam sejumlah saham dengan nilai nominal tertentu. Semakin kecil nilai nominal lembar saham akan semakin banyak lembar saham yang harus dikeluarkan oleh perseroan. 2. Modal ditempatkan. Jika modal yang ditempatkan kurang dari batas minimal yang ditetapkan maka perseroan tidak akan diakui atau disahkan oleh pemerintah dan keberadaannya tidak dianggap sebagai perseroan terbatas tetapi akan tunduk pada ketentuan perusahaan persekutuan. Jika sudah demikian, antara harta peribadi dan harta perusahaan tidak akan terpisah dan para pemilik perusahaan mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan segala kewajibannya meskipun seluruh harta pribadinya tidak mencukupi. 3. Modal disetor. Semua pendiri perseroan terbatas bertanggung jawab terhadap seluruh modal ditempatkan akan tetapi walaupun demikian tidak harus setoran kedalam perusahaan dilakukan pada saat perusahaan baru beroperasi. Ada batas kontribusi minimal besarnya uang yang harus disetor kadalam perusahaan dan setiap negara mempunyai kebijakan sendiri. Nilai suatu saham dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan makna yang berbeda. Yaitu:
  • 21. a. Suatu saham memiliki nilai nominal yaitu nilai perlembar saham yang berkaitan dengan kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham, akan tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam neraca. b. Nilai buku perlembar saham, yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Nilai buku perlembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih perlembar saham yang dimiliki oleh pemegangnya. c. Nilai pasar, yaitu nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di bursa saham. Harga pasar saham inilah yang menentukan indeks harga saham gabungan ( IHSG ). Nilai fundamental atau nilai intrinsik saham, yaitu menentukan harga wajar suatu saham agar harga saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal mengeluarkan saham-saham itu tidak mematok harga murni untuk para pemiliknya. d) Mempermudah mengetahui timbangan harga-harga saham dan giro piutang serta barang- barang komoditi, yakni pergulatan semua hal tersebut dalam dunia bisnis melalui aktivitas penawaran dan permintaan. C. Beberapa Dampak Negatif Bursa Saham Adapun dampak-dampak negatif dari adanya bursa saham ini tergambar pada hal-hal berikut: a) Transaksi berjangka dalam pasar saham ini sebagian besarnya bukanlah jual-beli sesungguhnya. Karena tidak ada unsur serah-terima dalam pasar saham ini antara kedua pihak yang bertransaksi, padahal syarat jual-beli adalah adanya serah-terima dalam barang yang disyaratkan ada serah-terima barang dagangan dan pembayarannya atau salah satu dari keduanya. b) Kebanyakan penjualan dalam pasar ini adalah penjualan sesuatu yang tidak dimiliki, baik itu berupa mata uang, saham, giro piutang, atau barang komoditi komersial dengan harapan akan dibeli dipasar sesunguhnya dan diserah-terimakan pada saatnya nanti, tanpa mengambil uang pembayaran terlebih dahulu pada waktu transaksi sebagaimana syaratnya jual beli as- Salm. c) Pembeli dalam pasar ini kebanyakan membeli menjual kembali barang yang dibelinya sebelum dia terima. Orang kedua itu juga menjualnya kembali sebelum dia terima.
  • 22. Demikianlah jual-beli ini terjadi secara berulang-ulang terhadap satu objek jualan sebelum diterima, hingga transaksi itu berakhir pada pembeli terakhir yang bisa jadi sebenarnya ingin membeli barang itu langsung dari penjual pertama yang menjual barang yang belum dia miliki, atau paling tidak menetapkan harga sesuai pada hari pelaksanaan transaksi, yakni hari penutupan harga. Peran penjual dan pembeli selain yang pertama dan terakhir hanya mencari keuntungan lebih bila mendapatkan keuntungan saja, dan melepasnya bila sudah tidak menguntungkan. d) Yang dilakukan oleh para pemodal besar dengan memonopoli saham dan sejenisnya serta barang-barang komoditi komersial lain dipasaran agar bisa menekan pihak penjual yang menjual barang-barang yang tidak mereka miliki dengan harapan akan membelinya pada saat transaksi dengan harga lebih murah,atau langsung melakukan serah-terima sehingga menyebabkan para penjual lain merasa kesulitan. e) Sesungguhnya bahaya pasar modal semacam ini berpangkal dari dijadikannya pasar ini sebagai pemberi pengaruh pasar dalam skala besar. Karena harga-harga dalam pasar ini tidak sepenuhnya bersandar pada mekanisme pasar semata secara praktis dari pihak orang-orang yang butuh jual-beli. Namun justru terpengaruh oleh banyak hal, sebagian diantaranya dilakukan oleh para pemerhati pasar, sebagian lagi berasal dari adanya monopoli barang dagangan dan kertas saham, atau dengan menyebarkan berita bohong dan sejenisnya. Disinilah tersembunyi bahaya besar menurut tinjauan syari’at. Karena cara demikian menyebabkan ketidakstabilan harga secara tidak alami, sehingga berpengaruh buruk sekali pada perekonomian yang ada.
  • 23. BAB III ANALISIS PERAMALAN KEUANGAN 1. Analisis peramalan Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu. Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan Keuangan. 2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan posisi keuangan dimasa yang akan datang. 2. Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen, operasional maupun, keuangan. 3. Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.
  • 24. Metode dan Tehnik Analisis Rasio Keuangan Perusahaan Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:  Metode Analisa Pertumbuhan Tehnik analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan menggunakan nilai persentase. Data yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-masing pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year to Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.  Metode Trend dan Indeks Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka pembanding adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.  Metode Analisis Rasio Teknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan. 3. Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah: 1. Rasio Likuiditas Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam jangka pendek. Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain : a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar. Rumus menghitung Current Ratio: Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
  • 25. b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga atau efek jangka pendek. Rumus menghitung Cash Ratio: Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100% c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid (Liquid Assets). Rumus menghitung Quick Ratio: Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100% PERAMALAN KEUANGAN Kegiatan bisnis sebaiknya dimulai dari mengadakan peramalan kondisi di masa depan, terutama adalah situasi ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Untuk mengadakan peramalan terlebih dahulu dikumpulkan data historis suatu kegiatan bisnis kemudian diolah menjadi informasi relevan untuk mengambil keputusan manajemen dalam membuat perencanaan keuangan. Peramalan keuangan Peramalan keuangan adalah memperkirakan kebutuhan keuangan di masa yang akan datang. Dalam melakukan peramalan kondisi ini dapat dijadikan alat ukur untuk melakukan peramalan. Hal ini perlu dilakukan mengingat di masa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. Ketidakpastian ini perlu diperhitungkan secara matang. Dalam praktiknya ketidakpastian yang akan datang meliputi hal-hal: 1. Ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan perubahan harga (inflasi), kekuatan daya beli masyarakat, ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, atau faktor lainnya. 2. Ketidakpastian politik, terutama yang berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berkuasa, terutama yang memiliki hubungan langsung dengan produk yang ditawarkan.
  • 26. 3. Ketidakpastian sosial dan budaya, yang berkaitan dengan pergeseran selera, gaya hidup, dan kebiasaan masyarakat yang terus berkembang. 4. Ketidakpastian lingkungan alam, baik pergeseran penduduk, kelangkaan bahan baku, maupun faktor bencana alam. 5. Ketidakpastian persaingan baik dalam negeri maupun masuknya produk dari kelanjutan kepemimpinan perusahaan ke depan akibat pergantian, atau pengunduran diri akibt berbagai sebab, dan lainnya. Langkah-Langkah Peramalan Agar peramalan dapat memberikan hasil yang memuaskan maka haruslah mengikuti prosedur atau langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam peramalan. Dengan mengikuti setiap langkah yang telah ditetapkan, paling tidak dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu, sehingga hasil peramalan tidak perlu diragukan. Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam proses melakukan peramalan sebagai berikut: 1. Mengumpulkan Data Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data yang dilakukan merupakan data masa lalu (lampau). Hendaknya data yang dikumpulkan selengkap mungkin untuk beberapa priode. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder maksudnya adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber seperti: perpustakaan, koran, serta laporan lainnya adapun data primer diperoleh dari lapangan dengan menggunakan observasi, wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner. 2. Mengolah Data Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan demikian akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita untuk melakukan peramalan melalui metode peramalan yang ada. 3. Menentukan Metode Peramalan Setelah data dditabulasi, barulah kita menentukan metode peramalan yang cocok untuk data tersebut. Terdapat banyak metode dalam melakukan peramalan. Hendaknya metode yang dipilih adalah metode yang paling tepat atau metode yang paling kecil penyimpangannya. Pemilihan metode peramalan adalah dengan mempertimbangkan faktor horizon waktu, pola data, jenis peramalan, faktor biaya, ketepatan dan kemudahan penggunaannya. 4. Memproyeksikan Data Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan datang seperti perubahan ekonomi, politik, sosial, atau perubahan kemasyarakatan lainnya perubahan ini akan
  • 27. berakibat tidak tepatnya hasil peramalan. Agar kita dapat meminimalkan penyimpangan terhadap perubahan, maka perlu dilakukan proyeksi data dengan pertimbangan faktor perubahan tersebut untuk beberapa perubahan tersebut untuk beberapa periode . 5. Mengambil keputusan Hasil peramalan yang telah di lakukan di gunakan untuk mengambil keputusan untuk bidak membuat berbagai perencanaan seperti perencanaan produksi, keuangan, penjualan dan perencanaan lainnya, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang . berkaitan dengan keuangan adalah jumlah dana yang harus di dediakan dan kapan . Model Peramalan dan Perencanaan Keuangan Setiap orang atau lembaga selalu mengharapkan bahwa hasil ramalannya berhasil dan tidak meleset di masa yang akan datang agar hasil peramalan tepat, maka perlu di gunakan model peramalan yang sesuai dengan kebutuhan. Ada dua model yang sering digunakan oleh berbagai perusahaan yaitu: 1. Metode persentase penjualan (percent of sales method) 2. Metode regresi (regression method) Metode persentase penjualan, merupakan metode peramalan yang relatif mudah jika dibandingkan dengan metode lainnya, terutama untuk melihat kebutuhan permodalan. Caranya dengan melihat presentase penjualan tahunan pada setiap pos dalam neraca. Peramalan penjualan ini biasanya didasarkan pada: 1. Peramalan eksternal 2. Peramalan internal 3. Kombinasi dari peramalan di atas Peramalan eksternal yang didasarkan pada GNP, data statistik, survei, faktor-faktor ekonomi, politik, dan sosial. Adapun peramalan internal didasarkan pada sifat yang dimiliki oleh perusahaan (nature of the firm’s of product) Laporan Keuangan Performa Laporan keuangan performa merupakan proyeksi neraca dan laporan laba rugi suatu perusahaan pada akhir priode peramalan. Alat sederhana yang digunakan untuk membuat laporan keuangan performa perusahaan dapat dilakukan dengan: 1. Metode presentase penjualan (percentage of sales method), yaitu dengan mencari semua pos dalam laporan laba rugi dan neraca yang berubah sesuai dengan perubahan penjualan. 2. Pendekatan pertimbangan (judgemental), terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Dalam praktiknya setiap metode memiliki beberapa kelemahan dan kelemahan dari metode ini adalah:
  • 28. 1. Asumsi bahwa kondisi keuangan masa lalu merupakan indicator yang tepat untuk masa yang akan datang. 2. Asumsi bahwa beberapa pos, seperti kas, piutang, dan persediaan bisa sesuai dengan yang diinginkan. Metode di atasi dilakukan atas dasar beberapa anggapan bahwa tingkat penjualan sangat mempengaruhi perubahan pos-pos dalam, seperti: Kas Piutang Sediaan Utang piutang Laba ditahan Langkah-langkah yang dilakukan dalam presentase penjualan adalah sebagai berikut: a. Membuat neraca performa yang meliputi item-item yang terpengaruh langsung oleh tingkat penjualan, sedangkan item yang tidak mempengaruhi dibiarkan saja. b. Mengalikan persentase (%) yang telah ditetapkan dengan proyeksi penjualan item-item yang berpengaruh langsung. c. Kemudian bagi item-item yang tidak berpengaruh angka-angkanya tetap sama dipindahkan ke neraca proyeksi. d. Melakukan perhitungan proyeksi laba ditahan. e. Menjumlahkan neraca proyeksi, dan menyeimbangkan aktiva dan pasivanya, jika ada selisih berarti menunjukkan jumlah kebutuhan keuangannya. Contoh : PT Marras, Tbk. Bergerak dalam bidang elektronik, memiliki data sebagai berikut: a. Penjualan tahun 2008 adalah Rp 400.000.000,- b. Proyeksi penjualan tahun 2009 adalah Rp 500.000.000,- c. Laba bersih adalah 5% dari penjualan. d. Kebijakan dividen 40% dari lab bersih. Dari data di atas dapat dihitung sebagai berikut : Proyeksi laba bersih adalah : 5% x Rp 500.000.000,- = Rp 25.000.000,- Pembagian dividen 40% x Rp 25.000.000,- = Rp 10.000.000,- Rp 15.000.000,- Sehingga hasil dri kebutuhan dana adalah: Selisih neraca performa adalah Rp 150.000.000,- – 145.000.000,- = Rp 5.000.000,-. Hal ini berarti kebutuhan perusahaan tahun 2009 adalah sebesar Rp 5.000.000,-.
  • 29. Analisis Ramalan Dengan menganalisis laporan keuangan proyeksi untuk menentukan apakah ramalan tersebut memenuhi target keuangan perusahaan sebagaimana ditetapkan dalam rencana lima tahunannya. Jika laporan tersebut harus diubah. BAB IV PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN Perencanaan keuangan (financial planning) adalah proyeksi penjualan, laba, dan aktiva yang didasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran dan juga panda penentuan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai proyeksi tersebut. Pengendalian keuangan (financial control) adalah tahap dimana rencana keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan operasi. 1. Analisis titik impas Analisis titik impas ( breakeven analysis) adalah suatu metode untuk menentukan titik di mana penjualan akan menutup biaya. Tujuan dari analisis titik impas adalah menentukan kuantitas produksi yang membuat impas dengan mempelajari hubungan dari struktur biaya, volume produksi, dan keuntungan Kegunaan titik impas : 1. Menentukan kuantitas dari produk yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya operasi yang dibedakan dari biaya modal. 2. Menghitung EBIT yang dapat dicapai pada tingkat produksi yang berbeda-beda. Unsur-unsur penting titik impas 1. Sifat biaya yang diasumsikan Untuk menerapkan model titik impas haurs dipisahkan biaya produksi perusahaan menjadi dua kategori, yaitu:
  • 30. Biaya tetap (biaya tidak langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek tidak mengalami perubahan karena variabilitas operasi maupun penjualan. Contoh: Gaji administratif, penyusutan, asuransi, sewa. Biaya variabel (biaya langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek berubah karena perubahan operasi perusahaan. Contoh: buruh langsung, bahan langsung, komisi penjualan. 2. Hal-hal lain menyangkut perilaku biaya Ada struktur biaya yang tetap dalam suatu waktu tertentu, kemudian meningkat tajam ketika output bertambah, sampai pertambahan tertentu tetap, dan kemudian naik lagi bersamaan dengan kenaikan output ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Biaya seperti ini dinamakan biaya semivariabel atau semi tetap. Untuk menggunakan model titk impas dengan menyesuaikan struktur biaya yang kompleks seperti ini, manajer bagian pembiayaan harus mengidentifikasi range jumlah output yang relevan dengan tujuan perencanaan, dan mengukur perkiraan efek biaya semivariabel dalam range tersebut dengan memilahnya menjadi biaya tetap dan biaya variabel.  Total pendapatan dan volume output Total pendapatan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per unit barang dikalikan barang yang terjual. Volume output mengacupada tingkat operasi perusahaan dan dinyatakan dalam nilai uang atau jumlah unit.  Anggaran Kas Aspek lain dari perencanaan keuangan adalah penganggaran kas (cash budgeting). Seperti yang telah dijelaskan dalam bab terdahulu, perusahaan membutuhkan kas sebagai bagian dari pada proses penganggaran atau peramalan. Mula-mula perusahaan meramalkan penjualannya. Kemudian meramalkan kebutuhan aktiva tetap dan persediaan yang diperlukan untuk mendukung tingkat penjualan yang diramalkan. Setelah itu pembelian aktiva dan rencana pembayarannya disusun dalam skala waktu berikut penentuan waktu penjualan dan penagihan piutang. Perusahaan umumnya membuat ramalan untuk periode lima tahun dan ramalan itu digunakan untuk perencanaan pengadaan aktiva tetap [anggaran barang modal (capital budgeting)]. Selanjutnya perusahaan menyusun anggaran tahunan untuk tahun yang akan datang di mana penjualan dan pembelian persediaan diramalkan menurut basis bulanan, dan bersama dengan itu direncanakan juga saat pembayaran pembelian aktiva tetap dan
  • 31. persediaan. Informasi ini digabung dengan proyeksi saat penagihan piutang, pembayaran pajak, tanggal pembayaran bunga dan dividen dan sebagainya. Semua informasi tersebut diikhtisarkan dalam anggaran kas yang merupakan proyeksi arus kas masuk dan keluar untuk suatu periode tertentu. Pengendalian dalam Perusahaan dengan Multidivisi Demi pertimbangan organisasi, umumnya perusahaan-perusahaan besar biasanya berasaskan desentralisasi. Sebagai contoh, General Electric mempunyai divisi-divisi terpisah untuk peralatan berat, peralatan ringan, transformator daya, generator dengan bahan bakar minyak bumi, generator nuklir dan lain-lain. Setiap divisi dianggap sebagai pusat laba (profit center), dan masing-masing merupakan investasi tersendiri, baik aktiva lancar maupun tetap, berikut bagian pada aktiva umum perusahaan seperti laboratorium riset dan kantor pusat, di mana tiap divisi harus menciptakan laba sendiri. Kantor pusat perusahaan atau staf pusat mengendalikan bebagai divisi tersebut dengan sistem Du Pont yang diuraikan di bawah ini. 3. Analisis Keuangan dengan Sistem Du Pont Sekarang ini analisis keuangan dengan sistem Du Pont telah diakui secara luas di seluruh Amerika Serikat. Analisis terpadu ini mengelompokkan ratio-ratio aktivitas dan marjin laba penjualan serta mengungkapkan bagaimana ratio-ratio tersebut berinteraksi dalam menentukan profitabilitas harta perusahaan. 4. Memprakirakan Laporan Keuangan Gambaran yang baik tentang operasi perusahaan diberikan oleh tiga laporan keuangan kunci : neraca, perhitungan, rugi laba, dan laporan arus kas. Laporan arus kas dapat diturunkan dari infomasi yang disajikan oleh ke dua laporan sebelumnya. Untuk memperoleh perencanaan keuangan yang menyeluruh, digunakan sistem informasi manajemen yang canggih serta program komputer yang lebih canggih yang disebut sebagai “expert system”. Lagika dibelkang model perencanaan keuaangan ini dapat disampaikan oleh metodologi yang tercakup dalam prakiraan laporan keuangan perusahaan. Dua pendekatan dasar yang dipakai metode presentase penjualan dan metode regresi. 5. Metode Persentase Penjualan Perputaran penjualan terhadap aktiva merupakan variabel pengendalian yang penting dan mencerminkan proposisi yang secara fundamental penting dalam manejemen keuangan
  • 32. bahwa volume penjualan perusahaan adalah p[rediktor yang baik untuk investasi yang dibutuhkan dalam aktiva. Prakiraan penjualan, merupakan langkah pertama dalam memprakirakan kebutuhan keuangan. 6. Memprakirakan Penjualan Pemrakiraan penjualan adalah ilmu pengetahuan dan seni. Pemrakiraan penjualan bukan pedoman utama para menejer keuangan, namun namun terinteraksi dengan menejer-menejer dalam perusahaa yang memiliki tanggung jawab utama seperti pejabat pemasaran atau perencanaan. Eksekutif puncak lainnya juga kemungkinan akan dilibatkan. 1. Pendekatan top-down (dari atas ke bawah)  Prakiraan perekonomian dunia.  Prakiraan perekonomian nasional.  Prakiraan volume penjualan dalam setiap industri dimana perusahaan menjual produk-produk. Prakiraan pangsa pasar perusahaan dalam setiap industri dimana perusahaan ikut serta. Trtanslasikan prakiraan pangsa pasar menjadi prakiraan penjualan untuk perusahaan. 2. Pendekatan bottom-up (dari bawah ke atas) Minta agar setiap segmen perusahaan menganalisis trend dalam pola penjualan. Pertimabangan perbuatan iklan dan program promosi lainnya yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan.Setiap segmen perusahaan membuat prakiraan untuk area pasar produknya. Prakiraan segmen tersebut diagregasikan menjadi prakiraan yang menyeluruh untuk perusahaan. Sekarang dua prakiraan penjualan, satu berdasarkan trend perekonomian dan industri yang menyeluruh , berdasarkan prakiraan para menejer yang “dekat dengan pasar”. Interaksi dan diskusi yang berulang-ulang anatarta para menejer yang bertanggung jawab atas prakiraan top-down dan yang bertanggung jawab atas perkiraan bottom-up menghasilkan prakiraan konsensus. Prakiraan konsensus dan prakiraan-prakiraan penjualan konsensus berikutnya menjadi premis perencanaan dasar bagi perusahaan dan banyak kegiatannya, termasuk tanggung jawab anatara para menenjer keuangan.
  • 33. BAB V KEBIJAKAN MODAL KERJA DAN PENGELOLA KAS DAN SAKURITAS Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana, seperti diketahui bahwa sumber dana untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana berjangka panjang atau sumber dana berjangka pendek. Masing-masing alternatif mempunyai konsekuensi dan keuntungan. Modal kerja pada dasarnya adalah dana yang masa perputarannya berjangka pendek, tetapi karena ada dana (modal kerja) yang selalu harus ada dalam perusahaan (modal kerja permanen), dimana dana tersebut harus ada dalam jangka panjang, maka perlu kebijakan untuk mencari sumber pembelanjaan sehingga diperoleh biaya dana yang paling murah. Kebijakan modal kerja yang bisa diambil oleh pihak perusahaan adalah: 1. Kebijakan Konservatif Dalam kebijakan ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dipenuhi oleh dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini sering disebut dengan kebijakan konservatif (hati-hati), sebab sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo yang relatif lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan kembali dimana perusahaan mempunyai tingkat keamanan atau margin of safety yang besar. 2. Kebijakan Moderat Pada kebijakan ini perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Dimana aktiva yang bersifat permanen, yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang, dan aktivanya bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan pada prinsip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut yang dibutuhkan perusahaan. Oleh karena itu kesulitan yang dihadapi adalah memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih dan pembayaran hutang. Dalam kebijakan akan muncul trade-off antara profitabilitas dan resiko.
  • 34. 3. Kebijakan Agresif Dalam kebijakan ini perusahaan, dimana kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung risiko yang cukup besar, sedangkan trade-off yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yang lebih besar. PENGERTIAN MODAL KERJA Modal kerja kotor mengacu pada aktiva lancar, yang meliputi kas, piutang dagang, dan persediaan. Modal kerja bersih diartikan sebagai aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Modal kerja bersih operasional diartikan sebagai aktiva lancar operasional dikurangi hutang lancar operasional. Aktiva lancar operasional mencakup kas, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan hutang lancar operasional mencakup hutang dagang dan hutang akrual (misal hutang gaji dan hutang pajak). Kebijakan modal kerja akan tercermin pada rasio-rasio lancar, khususnya rasio likuiditas. Kebijakan modal kerja akan melihat trade-off antara risiko dengan return (tingkat keuntungan). Kenapa perusahaan mempunyai modal kerja?’ Jawabannya adalah karena adanya ketidaksempurnaan pasar. Ketidaksempurnaan tersebut memaksa perusahaan untuk mempunyai modal kerja. Jika biaya transaksi tidak ada, segala aktivitas bisa diperkirakan dengan jelas (kondisi kepastian), tidak ada biaya kebangkrutan, maka modal kerja tidak diperlukan. Berikut ini beberapa kondisi ketidaksempurnaan pasar yang membuat keputusan modal kerja menjadi penting. 1. Biaya Transaksi. Biaya transaksi mencakup biaya eksplisit (misal biaya komisi pembelian atau penjualan aset) dan juga biaya implisit. Contoh biaya implisit adalah harga yang terlalu murah (mahal) jika perusahaan menjual (membeli) suatu aset dengan terburu-buru (fire sale atau fire purchase). 2. Kelambatan/Ketidaksinkronan Aktivitas. Dalam situasi normal : ada kemungkinan kelambatan kedatangan bahan mentah, atau produk yang sudah jadi tidak bisa langsung dikirim langsung ke distributor, atau permintaan produk tidak diketahui dengan pasti. Dalam situasi tersebut, persediaan bahan mentah dan produk diperlukan untuk mengantisipasi kelambatan kedatangan bahan mentah atau permintaan yang lebih tinggi
  • 35. dari yang diantisipasi. Dalam situasi ketidaksempuranaan pasar, modal kerja akan diperlukan. 3. Kemungkinan Kebangkrutan/Kesulitan Pembayaran. Biaya kebangkrutan cukup signifikan. Kebangkrutan bisa disebabkan oleh kondisi perusahaan (prospek) yang memburuk, tetapi juga bisa dikarenakan ketidakmampuan memenuhi kewajibannya. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGAT MODAL 1. Karakteristik Bisnis. Sektor usaha (industri) mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain, termasuk dalam penggunaan modal kerja. 2. Ukuran Perusahaan. Perusahaan kecil cenderung mempunyai modal kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar. Beberapa kemungkinan jawaban atas fenomena tersebut: (1) Perusahaan besar menjadi semakin modal intensif, (2) Perusahaan besar mempunyai skala ekonomi modal kerja, atau aliran kas yang relatif stabil, dan (3) Perusahaan besar mempunyai akses yang lebih baik ke pasar keuangan, sehingga tidak perlu memegang modal kerja lebih besar. 3. Aktivitas Perusahaan. Jika perusahaan meningkat aktivitasnya (penjualan meningkat), aktiva lancar dan hutang lancar yang bersifat spontan juga meningkat. 4. Stabilitas Penjualan Perusahaan. Jika penjualan stabil, aktiva lancar cenderung semakin kecil. Sebaliknya, jika penjualan berfluktuasi, aktiva lancar akan cendrung semakin besar. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUTANG LANCAR 1. Faktor Eksternal. Industri tertentu cenderung mempunyai hutang lancar lebih besar. Sebagai contoh, usaha retail menggunakan aktiva lancar (biasanya dalam bentuk barang dagangan) yang lebih besar dibandingkan dengan industri manufaktur. 2. Faktor Internal Kebijakan Manajemen. Manajemen mempunyai pilihan apakah menggunakan hutang lancar yang tinggi atau yang rendah. Jika fleksibilitas manajemen cukup tinggi, manajemen akan menggunakan hutang lancar yang lebih kecil. STRATEGI MODAL KERJA 1. Strategi Aktiva Lancar Secara umum, aktiva lancar mempunyai tingkat keuntungan lebih kecil diandingkan aktiva tetap. Jika perusahaan mempunyai aktiva lancar yang lebih tinggi, maka perusahaan bisa mengurangi risiko (contoh, risiko likuditas), tetapi konsekuensinya perusahaan akan memperoleh profitabilitas yang lebih rendah juga.
  • 36. 2. Strategi Pendanaan Ada tiga pendekatan dalam pendanaan jangka pendek:  Matching atau Hedging  Agresif, dan  Konservatif SIKLUS KAS (CASH CONVERSION CYCLE) 1. Pengertian SiklusKas Siklus kas merupakan “perjalanan” kas, mulai dari kas dikeluarkan (untuk membeli bahan- bahan) sampai kas kembali lagi (piutang dibayarkan). Diagram berikut ini akan memperjelas siklus kas. Kegiatan semacam itu menggambarkan bagaimana siklus kas terjadi, yaitu dikeluarkan oleh perusahaan dan pada akhirnya akan kembali lagi ke perusahaan. Siklus kas bisa dihitung sebagai berikut ini: Siklus Kas =Periode pengumpulan Piutang + Periode Persediaan – Periode pembayaran hutang dan rekening akrual. 2. Menggunakan Neraca untuk Menghitung Siklus Kas Berapa siklus kas perusahaan tersebut? Pertama, kita akan menghitung perputaran untuk setiap komponen modal kerja (aktiva lancar dan hutang lancar). Untuk aktiva lancar, perputaran piutang dan persediaan akan dihitung, sedangkan untuk hutang lancar, semuanya akan dihitung. Perputaran asset/hutang menunjukkan seberapa sering suatu asset/hutang berputar untuk setiap periode tertentu (setahun dalam hal ini). Jika kita mengetahui perputaran suatu aktiva/hutang, kita bisa menghitung periode siklusnya. Setelah periode tertanamnya kas untuk setiap asset/hutang bisa dihitung, langkah berikutnya adalah menghitung siklus kas.
  • 37. MEN GHITUN G K EBUTUHAN MO DAL K ERJA 1. Menghitung Modal Kerja dengan Metode Perputaran Aset Metode ini mengasumsikan perputaran aset yang konstan. Pertama kita perlu menghitung tingkat perputaran masing-masing komponen modal kerja. Modal kerja bersih bisa didefinisikan sebagai aktiva lancar minus hutang lancar. Aktiva lancar terdiri atas kas, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan hutang lancar terdiri atas (pada neraca di atas) hutang dagang dan hutang wesel. 2. Metode Keterikatan Dana Metode keterikatan dana menghitung seberapa lama dan seberapa besar dana “terikat”. Besarnya dana yang “terikat” tersebut merupakan kebutuhan modal kerja. Pada waktu manajer membeli bahan mentah, maka manajer tersebut akan mengeluarkan kas. Kemudian bahan mentah tersebut diproduksi menjadi produk (persediaan), dijual dengan (misal) kredit, kemudian pada akhirnya dilunasi. Kas akan kembali ke tangan manajer keuangan. Selama siklus kas tersebut, kas yang kita keluarkan akan “terikat” dan baru “bebas” pada saat kredit dilunasi. BAB VI PENGOLAAN KREDIT (PIUTANG USAHA) DAN PENGOLAAN PERSEDIAAN 1.Pengertian Piutang Pada umumnya, perusahaan-perusahaan lebih menyukai penjualan secara tunai, karena dengan demikian perusahaan akan dapat menghemat sejumlah biaya dan dapat menghindarkan diri dari sejumlah risiko yang sangat mungkin timbul jika penjualan dilakukan secara kredit. Namun, untuk meningkatkan penjualan, di samping melakukan penjualan tunai, perusahaan juga melayani pembelian secara kredit kepada pelanggan. Penjualan secara kredit ini kemudian akan menimbulkan piutang dagang yang muncul sebagai salah satu akun dalam neraca perusahaan, khususnya dalam kelompok aktiva lancar karena normalnya piutang dagang berjangka waktu pendek.
  • 38. Piutang dagang adalah sejumlah uang yang dialihkan kepemilikannya kepada suatu perusahaan oleh para pelanggan yang telah membeli barang atau jasa secara kredit (Van Horne dan Wachowicz, 2005). 2. Jenis-jenis Piutang Piutang terdiri atas beberapa jenis, yaitu : a. Piutang Usaha (account receivable) Piutang usaha adalah suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki perusahaan. Menurut Skousen dan Stice (2001:361) piutang usaha adalah piutang yang dihubungkan dengan aktivitas operasi normal sebuah bisnis, yaitu penjualan kredit barang atau jasa untuk pelanggan. b. Wesel Tagih (notes receivable) Wesel Tagih adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengukuran utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60 – 90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang berhutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan piutang usaha yang disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut dengan piutang dagang (trade account). Menurut Skousen dan Stice (2001:361) piutang wesel adalah piutang yang diterbitkan oleh janji tertulis formal untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu. c. Piutang lain-lain (other receivable) Piutang lain-lain adalah mencakup selain piutang dagang. Contoh: piutang bunga, piutang gaji, uang muka karyawan, dan restitusi pajak. Secara umum bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang secara terpisah di neraca. Menurut Skousen dan Stice (2001:362) piutang lain-lain adalah piutang apapun yang muncul dari transaksi yang tidak secara langsung berhubungan dengan aktivitas opersi normal sebuah bisnis.
  • 39. 3. Standar Kredit dan Persyaratan Kredit Pada dasarnya setiap usaha di bidang jasa, dagang dan manufaktur bertujuan yang sama ingin mendapatkan laba dan menjaga keberlangsungan hidup perusahaan. Pada zaman ini, semakin banyak permasalahan yang timbul pada suatu perusahaan di dalam mewujudkan usahanya dan menjalankan aktivitas perusahaaan. Salah satu masalah yang dihadapi yaitu persaingan di dalam memasarkan produk, untuk dapat mengatasi masalah tersebut maka perusahaaan harus berupaya untuk merebut pasar melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan penjualan. Piutang muncul akibat terjadinya penjualan kredit. Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang di berikan, biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Penjualan dengan syarat demikian disebut penjualan kredit. Mengapa banyak perusahaan yang menjual barang hasil produksi atau barang dagangan mereka secara kredit? Alasannya ialah karena penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk meningkatkan (atau untuk mencegah penurunan) penjualan. Dengan penjualan yang meningkat, diharapkan agar keuntungan juga meningkat. Tetapi memiliki piutang menimbulkan berbagai biaya dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu untuk melakukan analisis ekonomi yang bertujuan untuk mengetahui apakah manfaat memiliki piutang lebih besar atau lebih kecil dari pada biayanya. 4. Pengelolaan Piutang Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas. Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan sebagai berikut : 1. Standar kredit Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang berlebihan.
  • 40. Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar tersebut. 2. Syarat kredit Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan potongan tunai (bila ada) untuk pembayaran yang lebih awal. Faktor yang mempengaruhi syarat kredit adalah: a. Sifat ekonomik produk, b. Kondisi penjual, c. Kondisi pembeli, d. Periode kredit, e. Potongan tunai dan d. Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank). di masa mendatang karena pelanggan akan beralih ke perusahaan lain, dalam hal ini pesaing. 3. Kebijakan Kredit Dan Pengumpulan Piutang Kebijakan kredit merupakan kebijakan internal yang bisa dikendalikan oleh manajer keuangan. Kebijakan pemberian kredit merupakan trade-off antara tambahan keuntungan penjualan dan tambhan biaya. Tambahan biaya berasal dari jangka waktu kredit, potongan kas yang ditawarkan, dan kualitas langganan yang akan terlihat dari piutang yang tidak dibayar. A. Analisis Kuantitatif Manfaat dan Biaya Marjin kontribusi dipakai untuk perhitungan tambahan keuntungan dan biaya. Tambahan biaya bersumber dari biaya investasi pada piutang. Marjin kontribusi dihitung sebagai berikut ini: [ (harga – biaya variable) / harga ] × 100% B. Analisis Kualitatif Kebijakan Kredit Manajer keuangan harus mencari informasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah seseorang atau perusahaan pantas menerima kredit. Informasi tersebut bisa diperoleh dari beberapa sumber: 1. Laporan keuangan. Laporan tersebut bisa dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan ekonomis (kemampuan menghasilkan kas) dan juga stabilitas aliran kas yang dihasilkan. 2. Bank. Bank biasanya menyimpan informasi mengenai pelanggannya. 3. Asosiasi Perdagangan. Banyak asosiasi perdagangan yang mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai perusahaan yang menjadi anggotanya.
  • 41. 4. Pengalaman Perusahaan. 5. Informasi lainnya. Perusahaan bisa memperoleh informasi melalui laporan credit rating. Setelah informasi dikumpulkan, manajer keuangan bisa melakukan analisis. Manajer bisa menggunakan pendekatan tradisional yang lebih subyektif seperti yang disebut sebagai 5C: 1. Character. Karakter berarti sejauh mana kemauan calon penerima membayar hutang- hutangnya. Karakter tidak memperhitungkan kemampuan ekonomis, tetapi niat baik. 2. Capacity. Kapasitas melihat sejauh mana kemampuan keuangan perusahaan atau individu. Kapasitas melihat kemampuan ekonomis seseorang atau perusahaan. 3. Capital. Capital melihat sejauh mana modal yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan. Pihak dengan modal yang baik mempunyai kemampuan melunasi hutang yang lebih baik, cateris paribus. 4. Collateral. Perusahaan atau pihak yang memberikan jaminan dengan aset tertentu, akan berisiko semakin kecil. 5. Conditions. Kondisi ekonomi akan menentukan kemampuan perusahaan melunasi hutangnya. C. Analisis Skoring (Pemberian Skor) dalam Analisis Kredit Perusahaan kartu kredit barangkali mempunyai model tertentu (seperti model credit scoring) untuk menganalisis calon penerima kartu kredit. Model tersebut barangkali merupakan model dengan tehnik statistik diskriminan seperti berikut ini. Y = 0.23 + 0.2 (Usia) + 0.003 (Pendapatan) + 500 (Kepemilikan rumah) Kepemilikan rumah merupakan variabel dummy, yang bernilai 1 jika memiliki rumah, dan 0 jika tidak. Untuk calon penerima kredit yang merupakan perusahaan, model semacam itu bisa dimodifikasi, misal sebagai berikut ini. Y = 5 (Coverage biaya tetap) + 20 (Rasio quick) + 1.5 (Usia perusahaan)
  • 42. Kemudian perusahaan mempunyai pengelompokkan kelas risiko sebagai berikut ini. Kelas risiko rendah jika skor di atas 50, kelas risiko menengah jika skor di antara 25 dan 50, dan kelas risiko tinggi jika skor di bawah 25. D. Prinsip Dasar Pengelolaan Persediaan Persediaan merupakan salah satu daerah keputusan yang paling riskan dalam manajemen logistik. Komitmen terhadap segolongan persediaan tertentu dan selanjutnya alokasinya ke pasar untuk menghadapi penjualan dimasa depan, merupakan pusat dari operasi logistik. Tanpa penggolongan yang tepat dari persediaan, maka masalah-masalah pemasaran yang serius dapat timbul dalam usaha meningkatkan penghasilan dan memelihara hubungan dengan nasabah. Perencanaan persediaan juga sangat menentukan bagi operasi pembuatan (manufacturing operation). Kekurangan bahan mentah dapat menghentikan produksi atau merubah jadwal produksi, yang pada gilirannya akan meningkatkan ongkos dan kemungkinan akan menyebabkan kekurangan produk jadi. Seperti halnya kekurangan itu dapat mengganggu rencana pemasaran dan operasi-pembuatan (manufacturing), kelebihan persediaanpun juga dapat pula menimbulkan masalah. Kelebihan persediaan akan meningkatkan biaya dan menurunkan laba (profitability) melalui meningkatnya biaya pergudangan, keterikatan modal, kerusakan (deterioration), premi asuransi yang berlebihan, meningkatnya pajak, dan bahkan kekunoan (obsolescence). Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang mengandung resiko dan ketidakpastian. Perencanaan strategis membutuhkan banyak komitmen modal dan sumber-daya manajerial. Rencana strategis itu menentukan struktur dimana rencana operasional dan rencana taktis dituangkan. Jadi, rencana strategis itu merupakan seperangkat tonggak penunjuk jalan(guideposts) untuk tipe-tipe perencanaan lainnya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa dari Strategi Manajemen Persediaan adalah :”Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, di antara fasilitas- fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.” a. Prinsip - Prinsip Manajemen Persediaan
  • 43. Prinsip-prinsip manajemen persediaan terdiri dari beberapa bagian yang terdiri dari : 1. Fungsi Persediaan Fungsi dasar dari persediaan secara sederhana dapat dinyatakan dengan: Meningkatkan laba (profitability), melalui bantuan pembuatan dan pemasaran. Konsep yang ideal dari persediaan, konsep ini terdiri dari pembuatan suatu produk yang sesuai dengan sfesifikasi nasabah. Persediaan merupakan bidang sangat penting dari penyebaran aktiva yang dibutuhkan untuk memberikan pengembaliaan yang minimum atas investasi modal. Pada umumnya, kebanyakan perusahaan mengadakan persediaan yang lebih besar dari kebutuhan pokoknya. Generelasi ini akan lebih dapat di pahami melalui pemeriksaan yang seksama terhadap 4 fungsi pokok yang mendasari manajemen persediaan diantaranya: a) Spesialisasi Wilayah, Salah satu fungsi persediaan adalah memungkinkan spesialisasi wilayah dari unit-unit operasi individual. Oleh karena factor-faktor seperti tenaga listrik, bahan mentah, air, dan buruh maka lokasi yang ekonomis untuk pembuatan(manufacturing) sering kali sangat jauh dari wilayah permintaan (areas of demand). Dengan pemisahan wilayah, masing-masing komponen ini dapat diprodusir secara ekonomis dan efisisen. b) Fungsi pemisahan wilayah juga berkaitan dengan penghimpunan golongan dalam distribusi fisik barang-barang jadi. Barang-barang pabrik dari berbagai lokasi dihimpun di suatu gudang tunggal, dengan maksud dapat menawarkan kepada nasabah suatu pengiriman tunggal dari gabungan produk-produk itu.Inilah contoh terpenting pemisahan wilayah dan distribusi terpadu yang dimungkinkan oleh persediaan. c) Decoupling, Fungsi kedua dari persediaan adalah memberikan efisiensi maksimum pada operasi dalam suatu fasilitas (decoupling). Penumpukan persediaan barang-sedang-dikerjakan (work in proces) dalam kompleks pembuatan akan memungkinkan penghematan maksimum dalam produksi tanpa terhentinya pekerjaan. Fungsi decoupling ini memungkinkan masing-masing produk dibuat dan didistibusikan dalam ukuran yang ekonomis (economical lot sozes). Dilihat dari segi pemasaran, decoupling memungkinkan produk dapat dibuat pada waktu akan dijual sebagai suatu
  • 44. golongan (assortment). Jadi, decoupling itu cendrung menunjang operasi perusahaan. Perbadaan decoupling dengan spesialisasi wilayah adalah dalam hal decoupling ini meningkatkan efisiensi operasi pada satu lokasi tunggal, sedangkan spesialisasi wilayah meliputi banyak lokasi. d) Penyeimbangan Penawaran dengan Permintaan, Fungsi ketiga dari persediaan adalah penyeimbangan, yang memperhatikan jarak waktu antara konsumsi dengan pembuatan(manufacturing). Persediaan penyeimbang ini adalah untuk menyesuaikan penyediaan suplai dengan permintaan. e) Persediaan Pengaman, Fungsi persediaan pengaman atau persediaan penyangga (buffer stock) adalah menyangkut perubahan jangka pendek, baik dalam permintaan maupun dalam pengisian kembali (replenishment). Kebutuhan akan persedian akan pengaman adalah disebabkan oleh ketidak pastian mengenai penjualan dimasa depan dan pengisian kembali persediaan. Jika ketidak pastian itu mengenai berapa banyak suatu produk akan terjual, maka perlulah untuk memilihara posisi persediaan. Empat fungsi persedian adalah spesialisasi wilayah, decoupling, penyeimbangan penyediaan dengan penawaran, dan persedian pengaman. Fungsi – fungsi ini menentukan besarnya investasi persedian yang perlu untuk suatu system tertentu untuk tercapainya suatu tujuan manjemen. Pada tingkat minimum, persediaan yang di investasikan untuk mencapai spesialisasi wilayah dan decoupling, hanya dapat berubah dengan merubah pola lokasi fasilitas dan proses operasional dari perusahaan itu. Level minimum dari persedaian yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan penawaran dengan permintaan, menunjukan sulitnya tugas menaksir kebutuhan – kebutuhan musiman. Dengan pengalaman beberapa kali periode musiman, maka persedian yang dibutuhkan untuk mencapai penjualam yang marjinal selama periode tinggi permintaan, dapat diproyeksikan dengan cukup baik. Suatu rencana persediaan musiman dapat dirumuskan berdasarkan pengalaman ini. E. Sistem Pengawasan Persediaan Persediaan adalah suatu aktivita yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang
  • 45. yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. a. Jenis-jenis Persediaan Ada beberapa jenis persediaan, antara lain : 1. Batch Stock / Lost Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu juga. Keuntungan yang dapat diperoleh dari Batch Stock / Lost Size Inventory antara lain : a) memperoleh potongan pada harga pembelian b) memperoleh efisiensi produksi c) adanya penghematan didalam biaya pengangkutan 2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapai flukuasi permintaan yang dapay diramalkan, berdasarkan pada musiman yang terjadi dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan meningkat. Adanya persediaan dapat menimbulkan biaya-biaya yang terjadi dari persediaan tersebut , antara lain : 1. Biaya pemesanan (ordering costs) 2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs) 3. Biaya kekurangan persediaaan (out of stock costs) 4. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated costs) Cara-Cara penetuan jumlah persediaan, Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam menentuan jumlah persediaan akhir suatu periode yaitu : 1. Periode System yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir.
  • 46. 2. Perpetual System / Book Inventories yaitu dalam hal ini dibina catatan administrasi persediaan. setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi persediaannya. b. Metode penilaian persediaan Ada beberapa cara yang dapat di gunakan dalam penilaian persediaan yaitu :  First In, First Out (FIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pemelian barang yang terdahulu masuk.  Cara rata-rata tertimbang (weight average method), cara ini didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah yang diperoleh pada masing- masing harga.  Last In, Firs Out (LIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah terjual dinilai menurut harga pembelian yang terakhir masuk. Sehingga persediaan  yang masih ada /stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu.Perbandingan atas hasil penilaian Bila mana keadaan harga stabil , maka semua cara penilaian menghasilkan angka yang sama . Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil (nail turun) maka masing-masing cara akan menghasilkan angka yang berbeda, pada saat harga meningkat: 1. Metode FIFO meunjukkan: A. Nilai persediaan akhir yang tinggi B. harga pokok barang yang terjual yang rendah C. Profit yang lebih besar D. Metode LIFO menunjukkan : E. Nilai persediaan akhir yang rendah F. Harga pokok barang yang terjual tinggi G. Profit yang rendah C. Pengawasan Persediaan Fungsi – fungsi utama dari pengawasan persediaan yang efektif adalah :
  • 47. 1. Memperoleh bahan-bahan yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu suplai yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kualitas maupun kuantitas 2. Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan , yaitu mengadakan suatu system penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam persediaan. 3. Pengeluaran bahan-bahan dengan tepat pada saat serta tempat dimana dibutuhkan 4. Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahan atau barang (mempertahankan persediaan dalam jumlah yang optimum setiap waktu) Adapun tujuan pengawasan persedian sebagai berikut :  Menjaga jamham sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi  Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau kelebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar  Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar. Organisasi Pengawasan Persediaan Dalam Perusahaan Pabrik Dilihat dari proses produksinya, maka organisasi pengawasan persediaan dapat diatur sebagai berikut : 1. pada perusahaan pabrik dengan proses terus menerus, pengawsan persediaan biasanya merupakan sebagian dari pengawasan produksi, karena perlunya dipertahankan arus bahan- bahan yang dibutuhkan untuk operasi yang lancer dan efisien dari kegiatan produksi 2. pada perusahaan pabrik dengan proses terputus-putus, keperluan akan kelancaran arus bahan-bahan tidak begitu penting dan dalam hal pengawasan persediaan dapat menjadi tanggungjawab dari manajer pabrik, pimpinan produksi, kepala bagian pembelian atau pejabat-pejabat setingkat yang tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan organisasinya.
  • 48. BAB VII PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo. Pembiayaan jangka pendek (short term financing) adalah utang-utang yang harus di lunasi dalam jangka waktu < 1tahun. Jenis-jenis pembiayaan jangka pendek diantaranya accruals, accounts payable/trade credit, short term bank loans, dan commercial paper : 1. Accruals, yaitu biaya biaya yang masih harus dibayar atas jasa yang sudah diterima, tetapi belum dibayar perusahaaan. Misalnya utang, gaji ,dan utang pajak. Perusahaan biasanya membayar gaji atau upah karyawan secara mingguan atau bulanan, sehingga neraca perusahaan akan memperlihatkan utang gaji atau gaji terhutang. Accruals meningkat secara otomatis atau spontan jika operasi perusahaan menigkat. Waktu pembayaran upah/gaji ditentukan oleh dorongan ekonomi dan kebiasaan industri, sedangkan pembayaran pajak ditentukan oleh hukum. 2. Accounts payable / trade credit / utang dagang, yaitu utang antar perusahaan yang timbul dari penjualan kredit di catat sebagai piutang usaha dari penjual dan sebagai utang usaha oleh pembeli. Proporsi hutang dagang ini semakin besar untuk perusahaan kecil, karena perusahaan kecil relative sulit untuk memperoleh hutang dari lembaga keuangan sehingga terpaksa tergantung pada hutang dagang.[1] Stretching Accounts Payable, yaitu praktik menunda-nunda pembayaran utang secara di sengaja. Komponen utang dagang : a. Free trade credit adalah kredit dagang yang diterima selama periode diskon.
  • 49. b. Costly trade credit adalah jumlah kredit dagang yang melampaui komponen yang gratis yang biayanya berupa diskon yang tidak diambil. 3. Short Term Bank Loans / hutang bank Sifat/ciri kredit bank adalah : a. Jatuh tempo b. Promes / promissory note adalah dokumen yang memuat jumlah dari pinjaman,suku bunga,jadwal angsuran, agunan, dan persyaratan serta ketentuan lain yang telah di sepakati pihak bank dan peminjam. c. Saldo kompensasi adalah saldo minimum yang harus ada direkening giro. d. Plafon kredit, berupa jumlah kredit maksimal yang disepakati akan di berikan bank kepada nasabahnya untuk periode tertentu. e. Credit revolving, berupa plafon kredit formal yang diberikan kepada perusahaan oleh bank/lembaga keuangan bukan bank hampir sama dengan plafon kredit,bedanya yaitu kredit revolving punya ikatan hukum dan di bebani premi. Kredit bank memiliki biaya-biaya sebagai berikut : a. Simple interest Bunga yang dikenakan atas jumlah pinjaman yang sesungguhnya. Bunga ini dibayar pada saat kredit jatuh tempo. b. Discount interest Bunga yang dihitung berdasarkan nilai nominal kredit, tetapi bunga ini di bayar dimuka sehingga jumlah bersih yang diterima peminjam lebih kecil daripada nilai nominal kredit c. Add-on interest Bunga yang dihitung dari jumlah kredit yang diterima dan ditambahkan kembali ke jumlah kredit tersebut guna menentukan nilai nominal kredit yang akan di bayar secara cicilan. Terkait dengan kredit bank,perusahaan harus berhati hati dalam memilih bank yang akan di pilih sebelum mengajukan kredit bank. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih bank antara lain sebagai berikut :  Kesediaan menanggung resiko
  • 50. Penyebaran kantor cabang dan peran serta pada berbagai jenis industri akan mengakibatkan risiko suatu bank lebih kecil dibanding bank yang hanya menangani suatu industri.  Nasihat dan penyuluhan Membantu perusahaan yang diberikredit agar dapat tumbuh terus sehingga nantinya dapat menjadi nasabah penting bagi bank tersebut.  Loyalti kepada nasabah Ukuran tingkat kemitraan suatu bank terhadap para nasabahnya. Misalnya, jika nasabahnya dalam masa sulit melunasi kredit maka bank berusaha mencarikan jalan keluar untuk memperbaiki keadaan nasabah.  Spesialisasi Dengan lebih terspesialisasinya pelayanan di bank, diharapkan pengalaman dan hubungan yang erat dengan bidang usaha bersangkutan akan mendorong bank untuk bekerja sama secara lebih kreatif dan memberi dorongan secara lebih aktif bagi perusahaan di bidang tersebut.  Jumlah kredit maksimum Jumlah kredit yang dapat di berikan kepada nasabah terjadi pada besar kecilnya modal bank yang bersangkutan.  Merchant banking Bank yang bersangkutan tidak hanya memberikan kredit, tetapi juga mempunyai penyertaan modal serta memberikan nasihat keuangan kepada perusahaan yang bersangkutan.  Jasa-jasa lainnya Misalnya, transfer dana dan negosiasi letter of credit. 4. Commercial Paper Surat promes/surat tanda utang tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar untuk dijual guna membiayai kebutuhan kredit jangka pendek. Sumber dana jangka pendek :  Tanpa jaminan : kredit dagang  Dengan jaminan : kredit bank
  • 51. Bentuk jaminan :  Surat berharga  Piutang  Persediaan Sumber pembelanjaan untuk piutang dagang diantaranya factoring, pledge of accounts receiveable, dan banker’s acceptance facility. A. Factoring Adalah cara mendanai piutang dagang dengan menjual piutang dagang yang dimiliki perusahaan kepada lembaga keuangan nonbank(faktor). Penjuaan dilakukan dengan hak regres (with recourse) yaitu si pembeli surat piutang (faktor) dapat menuntut si penjual untuk membayar seandainya factor tidak dapat menagih piutangnya dari pihak yang berutang , tanpa hak regres (without recourse) yaitu risiko atas tidak tertagihnya piutang tersebut telah seluruhnya menjadi tanggung jawab si faktor. B. Pledge of accounts receiveable Perusahaan menggadaikan/menjual piutang dagangnya agar dapat memperoleh dana dari lembaga keuangan nonbank dengan hak regres. Perusahaan yang menggadaikan piutangnya diminta untuk mengikat perjanjian dengan suatu ikatan yang disebut jaminan gadai. C. Banker’s acceptance facility Timbul dari suatu transaksi jual beli dengan menggunakan alat pembayaran dalam bentuk banker’s LC(letter of credit). Sumber pembelanjaan untuk persediaan adalah blanket inventory lien, trust receipts, dan field warehouse financing. D. Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous financing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable) dan kewajiban yang masih
  • 52. harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan. E. Tipe Pendanaan Jangka Pendek : 1. Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan). Contoh : utang dagang dan utang akrual. 2. Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh : utang yang diperoleh dari bank. F. Pendanaan Spontan Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas persahaan berubah maka sumber pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah atau gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya. Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang Perputaran utang dalam satu tahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit G. Pendanaan Tidak Spontan Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negosiasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain : 1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90) hari tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar dan dijual langsung ke investor. Biasannya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper. 2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini, dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman) 3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang mempunyai piutang, factoring memunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative investasi.
  • 53. 4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman. 5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakau akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman dalam presetase tertentu dari nilai persediaan yang dijaminkan. 6. Akseptasi Bank 7. Report H. Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa mengevaluasi dengan menggunakan kerangka : • Strategi pendanaan secara keseluruhan • Biaya • Kerersediaan • Fleksibilitas SUMBER-SUMBER PINJAMAN JANGKA PENDEK TANPA JAMINAN Termasuk dalam kategori pinjaman jangka pendek yang diperoleh dalam usaha biasanya terdiri dari bank loan dan commercial papers. Pinjaman Bank (bank loans) Bank sebagai sumber utama pendanaan yang dapat memberikan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan untuk usaha. Pinjaman bank merupakan short-term, self- liquidating loan yaitu pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang digunakan untuk membiayai piutang dan persediaan pada saat kebutuhan modal meningkat secara musiman, diharapkan piutang dan persediaan dapat menjadi kas secara cepat (likuid) sehingga dana yang dibutuhkan untuk membayar pinjaman dapat diperoleh dengan sendirinya. Perhitungan Tingkat Bunga Pinjaman (loan interest rates) Secara umum, terdapat tiga metoda perhitungan tingkat bunga:
  • 54. a. Collect basis Contoh: kredit yang diterima Rp. 100 juta. Tingkat bunga 15%. Pada akhir tahun debitur membayar bunga Rp. 15 juta (plus Rp. 100 juta pokok pinjaman). Dengan demikian, tingkat bunga efektifnya: (Rp. 15 juta / Rp. 100 juta) x 100% = 15%. b. Discount basis Contoh: apabila debitur hanya menerima Rp. 85 juta pada awal tahun (karena bunganya diminta terlebih dahulu) dan membayar Rp. 100 juta pada akhir tahun, maka tingkat bunga efektifnya adalah: (Rp. 15 juta / Rp. 85 juta) x 100% = 17.65% c. Add-on basis Contoh: apabila digunakan add-on basis, maka perusahaan diminta membayar secara angsuran (misalnya per bulan), maka pembayaran per bulan sebesar: {Rp. 100 juta (1.15) / 12} = Rp. 9.583.000,-. Dengan demikian, tingkat bunga per bulan dapat dihitung dengan menggunakan konsep time value of money: 12 9.583.000 100.000.000 = Σ t = 1 (1 + i) 12 dengan cara trial and error, akan diperoleh i (tingkat bunga sekitar 2,2% per bulan. Dengan demikian, tingkat bunga per tahun sekitar: (1 + 0.022)12 – 1 = 29,84% Dasar pembagian tingkat bunga pinjaman adalah: 1. Prime rate of interest Bunga terendah yang dibebankan oleh bank nasional atau bank komersil dengan reputasi terbaik kepada debitur korporasi dengan credit rating yang tinggi. 2. Fixed rate loan Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread (margin) dan berlaku tetap sampai dengan tanggal jatuh tempo kredit. 3. Floating-rate loan Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread (margin) dan berlaku mengambang (bisa berubah-ubah) meskipun kredit belum jatuh tempo.
  • 55. Contoh: Jumlah kredit $ 10,000 Bunga 1 tahun $ 1,000 Berapa effective annual rate: Apabila bunga dibayarkan setelah tanggal jatuh tempo? ($1,000 / $10,000) x 100% = 10,0%. Apabila bunga dibayarkan di depan (pada saat penerimaan pinjaman)? {$1,000 / ($10,000 – $1,000) x 100%} = 11,1% Secara umum, terdapat tiga bentuk pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang banyak diaplikasikan, yaitu: 1. Single payment notes Kredit jangka pendek bersifat akad kredit berlaku untuk sekali dan kredit harus lunas pada saat jatuh tempo. 2. Compensating balances Jumlah saldo yang harus dipelihara oleh debitur dengan jumlah misalnya 10% sampai 20% dari jumlah limit kredit sebagai cadangan pembebanan bunga atau biaya administrasi kredit lainnya. Contoh: Limit kredit $1,000,000 Suku bunga 10% per tahun atau 10% x $1,000,000 = $100,000 per tahun. Compensating balances 20% atau $200,000 Akan tetapi, the effective annual rate of the funds sebenarnya adalah: ($100,000/$800,000) x 100% = 12.50% (bukan 10%) 3. Annual clean-up Untuk meyakinkan bahwa kredit yang dipinjam untuk pembiayaan sesuai perjanjian, bank sering meminta adanya “annual cleanup”, yaitu Rekening Pinjaman bersaldo “nihil” pada hari-hari tertentu pada tahun masih berlakunya masa pinjaman, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya penyalahgunaan tujuan kredit, misalnya kredit berjangka pendek digunakan untuk kredit jangka panjang. B. Sumber Dana Jangka Pendek Berdasarkan spontan tidaknya suatu pendanaan, maka pendanaan jangka pendek dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pendanaan spontan. Pendanaan spontan adalah sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas perusahaan berubah.
  • 56. 2. Pendanaan yang memerlukan negosiasi. Pendanaan ini mengharuskan perusahaan untuk melakukan negosiasi untuk menambah atau mengurangi dana yang dipergunakan oleh perusahaan. Sumber pendanaan ini biasanya berasal dari bank dalam bentuk kredit jangka pendek.[2]