Dokumen tersebut membahas tentang penyakit hernia pada umumnya, gejalanya, penyebabnya, cara mendeteksi dan penanganannya. Hernia dapat terjadi pada semua umur akibat kelemahan otot perut atau tekanan yang tinggi di dalam perut, dan dapat berbahaya jika isinya terjepit atau terinfeksi. Operasi merupakan penanganan utama untuk hernia yang sudah parah.
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
Penyakit hernia
1. Penyakit Hernia, Gejala dan Cara Mengatasinya
Hernia atau turun berok selama ini lebih dikenal sebagai penyakit pria, karena hanya kaum pria
yang mempunyai bagian khusus dalam rongga perut untuk mendukung fungsi alat
kelaminnya.Berdasarkan penyebab terjadinya, hernia dapat dibedakan menjadi hernia bawaan
(congenital) dan hernia dapatan (akuisita). Sedangkan menurut letaknya, hernia dibedakan
menjadi hernia inguinal, umbilical, femoral, diafragma dan masih banyak lagi nama lainnya.
Bagian hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia itu sendiri.Isi hernia yaitu usus,
ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).Bila ada bagian yang lemah dari lapisan otot
dinding perut, maka usus dapat keluar ke tempat yang tidak seharusnya, yakni bisa ke diafragma
(batas antara perut dan dada), bisa di lipatan paha, atau di pusar.Umumnya hernia tidak
menyebabkan nyeri. Namun, akan terasa nyeri bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Infeksi
akibat hernia menyebabkan penderita merasakan nyeri yang hebat, dan infeksi tersebut akhirnya
menjalar dan meracuni seluruh tubuh.Jika sudah terjadi keadaan seperti itu, maka harus segera
ditangani oleh dokter karena dapat mengancam nyawa penderita.Hernia dapat terjadi pada semua
umur, baik tua maupun muda.Pada anak-anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang
sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah
zakar.Biasanya yang sering terkena hernia adalah bayi atau anak laki-laki. Pada orang dewasa,
hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding
perut karena faktor usia.
Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan oleh batuk yang kronik, susah buang air
besar, adanya pembesaran prostat pada pria, serta orang yang sering mengangkut barang-barang
berat.Penyakit hernia akan meningkat sesuai dengan penambahan umur. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang
menyebabkan tekanan di dalam perut meningkat.
Sebenarnya sudah banyak masyarakat yang tahu tentang gejala awal penyakit hernia, namun
seringkali tidak menyadarinya.Pada awalnya, gejala yang dirasakan oleh penderita adalah berupa
keluhan benjolan di lipatan paha. Biasanya akan timbul bila berdiri, batuk, bersin, mengejan atau
2. mengangkat barang-barang berat. Benjolan dan keluhan nyeri itu akan hilang bila penderita
berbaring.
Hernia dapat berbahaya bila sudah terjadi jepitan isi hernia oleh cincin hernia. Pembuluh darah
di daerah tersebut lama-kelamaan akan mati dan akan terjadi penimbunan racun. Jika dibiarkan
terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh daerah perut sehingga dapat menyebabkan
terjadinya infeksi di dalam tubuh.
Sebenarnya tidak semua hernia harus dioperasi.Bila jaringan hernia masih dapat dimasukkan
kembali, maka tindakannya adalah hanya menggunakan penyangga atau korset untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.Pada anak-anak atau bayi, reposisi spontan
dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastis.Bila sudah tidak dapat direposisi, maka
satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah melalui operasi.
WASPADAI BENJOLAN DI LIPAT PAHA DAN PUSAR
Munculnya benjolan tersebut bisa saja menjadi tanda bahwa bayi menderita hernia.Banyak
masyarakat yang masih menyangka kalau hernia hanya menyerang orang dewasa terutama
manula. Padahal si kecil yang masih bayi bisa juga mengalaminya.Kasus bayi hernia bahkan
tercatat cukup banyak. Dikatakan pula oleh dr. Cosmas Gora Triaswhoro, Sp.B., meski namanya
terkesan cukup indah, hernia ternyata dapat menimbulkan bahaya. Bila terus didiamkan tanpa
penanganan tepat, bahkan dapat menimbulkan komplikasi yang berat sampai kematian.
Selanjutnya, spesialis bedah dari RS Mitra International Jakarta ini menambahkan, hernia
merupakan bentuk penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau suatu bagian yang lemah dari
dinding rongga yang bersangkutan.Bila terjadi di perut, isi perut dapat menonjol melalui bagian
yang lemah.Kebanyakan organ yang menonjol adalah usus.
Hernia bukanlah penyakit turunan. Proses terjadinya hernia pada bayi berbeda dengan hernia
pada orang dewasa yang biasanya terjadi karena kelemahan otot dinding perut. Sedangkan pada
bayi, hernia yang terjadi di daerah perut akibat penyakit bawaan atau kongenital.
Secara umum ada dua jenis hernia, yaitu internal dan eksternal.
* Hernia internal berada dalam tubuh dan tidak bisa dilihat secara kasat mata. Contohnya
hernia diafragmatika dimana hernia terjadi akibat adanya celah di diafragma (otot pemisah antara
bagian perut dengan dada) karena pembentukan diafragma yang tidak sempurna.Contoh lainnya
adalah hernia hiatal esofagus, yaitu hernia terjadi melalui celah masuknya esofagus yang masuk
dari rongga dada, serta banyak lagi jenis lainnya.
* Hernia eksternal. Dari jenis hernia ini yang paling sering dijumpai adalah hernia inguinalis
yang muncul di lipat paha dan hernia umbilikalis yang muncul di daerah pusar.Bayi umumnya
mengalami hernia eksternal yang bisa dideteksi secara kasat mata karena terlihat secara
langsung.
3. Proses terjadinya hernia eksternal pada bayi umumnya disebabkan penyakit kongenital, yakni
penyakit yang muncul ketika bayi dalam kandungan dan umumnya tidak diketahui penyebabnya.
Secara umum bayi laki-laki lebih sering mengalami hernia dibandingkan perempuan karena
proses penurunan testis/buah pelir yang merupakan organ reproduksinya berlangsung lebih
kompleks.
Hernia pun lebih sering terjadi pada bayi prematur, sebab pada saat kelahirannya proses
penurunan testis dan pembentukan ligamen belum sempurna.
Hernia inguinalis :
* Pada bayi laki-laki terjadi karena kegagalan proses penutupan kantung yang menutupi testis.
Ketika di dalam kandungan, testis turun dari bagian perut ke bawah dan berhenti sesampainya di
skrotum (kantung pelir). Proses penurunan ini dimulai waktu bayi masih berada dalam
kandungan. Ketika turun, testis akan membawa selaput dari perut ke bawah sehingga membentuk
kantung. Ketika lahir cukup bulan, umumnya proses perpindahan testis ini sudah selesai. Namun
pada beberapa bayi, proses penutupan hingga menjadi ligamentum (jaringan ikat) tidak berjalan
sempurna yang akhirnya menyisakan lubang.Nah, lubang inilah yang nantinya bisa menimbulkan
herniasi.Bila hanya berisi cairan saja disebut hidrocele. "Pada hernia inguinalis, paling sering
ditemukan di sebelah kanan, sekitar 67 persen, sisanya sebelah kiri," jelas Cosmas.
* Pada bayi perempuan hernia terjadi melalui proses seperti ini: seperti halnya bayi laki-laki,
bayi perempuan pun mengalami proses pembentukan organ tubuh bagian bawah yang hampir
sama. Namun, bila laki-laki mengalami proses penurunan testis, maka perempuan tidak.
Hernia umbilikus :
Pada bayi laki-laki dan perempuan hernia umbilikus terjadi bila penutupan umbilikus (bekas tali
pusar) tidak sempurna. Seharusnya, bila penutupan membuat umbilikalis tetap terbuka. Bila hal
ini terjadi, tentu akan menyisakan lubang sehingga usus bisa keluar masuk ke daerah tersebut.
CARA MENDETEKSI
* Merasakan tonjolan
Yang perlu diketahui, awam hanya dapat mendeteksi hernia eksternal, karena hernia internal
terjadi dalam tubuh dan sulit dideteksi.Mendeteksi keberadaan hernia pada orang dewasa juga
jelas lebih mudah ketimbang pada bayi.Ketika buang air misalnya, orang dewasa bisa merasakan
adanya tonjolan di bagian perut yang umumnya lebih terasa. Namun pada bayi, meskipun terasa
ada yang tidak nyaman pada tubuhnya, ia tidak bisa mengungkapkannya dengan jelas.
Itulah mengapa hernia pada bayi lebih sulit dideteksi sehingga memerlukan ketelitian orang
4. tua.Walaupun sulit, lihat dan rabalah bagian lipat paha atau pusar si bayi. Hernia eksternal
umumnya akan diketahui dari munculnya benjolan di bagian tersebut.
* Mengamati gejala
Gejala klinis yang biasa muncul tak berbeda jauh dari penyakit-penyakit pada umumnya, seperti
mual muntah, susah makan, dan tubuh demam. Lantaran itulah, Cosmas mengimbau orang tua
agar segera membawa bayinya ke dokter saat melihat gejala-gejala tadi, agar diagnosa penyakit
si kecil dapat segera ditegakkan.
Gejala khususnya muncul berdasarkan berat-ringan hernia:
1. Reponible : Benjolan di daerah lipat paha atau umbilikus tampak keluar masuk (kadang-
kadang terlihat menonjol, kadang-kadang tidak). Benjolan ini membedakan hernia dari tumor
yang umumnya menetap.Ini adalah tanda yang paling sederhana dan ringan yang bisa dilihat dari
hernia eksternal. Bisa dilihat secara kasat mata dan diraba, bagian lipat paha dan umbilikus akan
terasa besar sebelah. Sedangkan pada bayi wanita, seringkali ditemukan bahwa labianya besar
sebelah.Labia adalah bagian terluar dari alat kelamin perempuan.
2. Irreponible : benjolan yang ada sudah menetap, baik di lipat paha maupun di daerah pusat.
Pada hernia inguinalis misalnya, air atau usus atau omentum (penggantungan usus) masuk ke
dalam rongga yang terbuka kemudian terjepit dan tidak bisa keluar lagi.Di fase ini, meskipun
benjolan sudah lebih menetap tapi belum ada tanda-tanda perubahan klinis pada anak.
3. Incarcerata : benjolan sudah semakin menetap karena sudah terjadi sumbatan pada saluran
makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan, keadaan klinis bayi pun mulai
berubah dengan munculnya mual, muntah, perut kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak
mau makan.
4. Strangulata : ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena pembuluh darah sudah
terjepit. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerata, gejala lain juga muncul,
seperti demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama pembuluh darah di daerah tersebut
akan mati dan akan terjadi penimbunan racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh
darah. Sebagai akibatnya, akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah
yang dapat mengancam nyawa si bayi. Sangat mungkin bayi tidak akan bisa tenang karena
merasakan nyeri yang luar biasa.
MENANGANI HERNIA
Berhubung proses peningkatan dari satu fase ke fase berikutnya terjadi cukup cepat, Cosmas
menyarankan, bawalah segera bayi Anda ke dokter begitu terlihat gejala awal hernia. Bila
memang positif, meskipun masih sangat ringan, bayi harus segera dioperasi untuk mencegah
tahap gangguan yang lebih berat."Operasi yang biasa dilakukan adalah herniotomi untuk
5. memotong kantung hernia kemudian diikat," kata Cosmas.
Namun sebelumnya, saat pemeriksaan, dokter akan melakukan palpasi atau meraba isi hernia
dengan ujung jarinya, apakah masih dapat dimasukkan kembali ke dalam perut atau tidak.
Meskipun kejadiannya jarang, setelah operasi sebaiknya waspadai kemungkinan kambuhnya
hernia.Bila kekambuhan terjadi dalam beberapa bulan atau setahun, hal ini mungkin merupakan
akibat dari pembedahan yang dilakukan.Namun kemungkinan kambuhan akibat kesalahan teknis
sangat kecil. Nah bagi saudara yang menderita penyakit tersebut di atas, ramuan ini Insya Allah
dapat menyembuhkan, paling tidak meringankan sakit saudara.
Bahan yang dibutuhkan :
1.Satu butir telur ayam kampung.
2.Tiga sendok makan madu asli.
3.Tiga sendok makan minyak samin.
4.Air putih secukupnya.
Cara Meramu :
Tuangkan ke dalam gelas telur, madu dan minyak samin lalu tambahkan sedikit air, setelah itu
aduk sampai tercampur rata. Kemudian minum diwaktu pagi hari, hasilnya akan anda rasakan
pada perut yang terasa sakit. Dan bila dilakukan berulang-ulang akan cepat sembuh penyakit
hernia ( poros ) yang Anda derita. Cobalah resep ini Insya Allah Anda sembuh seperti sedia kala
OBAT TRADISIONAL PENYAKIT HERNIA/TURUN BEROK UNTUK ANAL-ANAK
Friday, February 11, 2011 6:49:57 PM
Assalaamu'alaikum ....
Bagi komunitas yang sedang cari obat hernia alami atau sekadar lewat dan nyasar kesini,aku punya
pengalaman yang berhubungan dengan penyakit hernia.
Ini mungkin akan sedikit membantu/bermanfaat bagi ibu-ibu/komunitas yang mencari obat hernia.
Begini ceritanya?.......
Pada tahun 2006 yang lalu,aku punya bayi laki-laki baru berumur 1bulan.Waku lahir sang bayi sehat-
sehat saja.Tapi setelah menginjak 1bulan dari kelahiran bayi sering batuk.dan timbulah benjolan diatas
alat kelamin-nya.
Waktu itu aku hanya berobat/membawa kepuskesmas saja tapi tidak kunjung sembuh malahan semakin
membesar saja benjolan yang timbul disekitar kelamin-nya itu.
Aku sangat bingung waktu itu karna sibayi sudah semakin merasakan sakit yang parah sampai berumur
8bulan.sampai akhirnya aku sepakat untuk menjalani bedah operasi untuk menutup celah dibawah
perut yang terbuka.
6. Tapi untunglah sebelum saya membawanya ada orang yang memberi saran untuk diobati dulu sama
obat tradisonal yaitu dengan rutin mengoleskan sedikit kapur sirih ke 1lembar daun sirih yang
sebelumnya diolesi minyak kelapa.lalu ditempelkan kebagian yang timbul benjolan/hernia usahakan
pakai celana/kain yang ketat supaya tidak lepas.
Dengan ketekunan,keyakinan dan doa. alhamdulillah anak saya sembuh total.
catatan:untuk pemakaian kapur sirih cukup sebesar biji kacang ijo untuk anak yang masih bayi karna
kapur bersipat panas yang mengakibatkan kulit memerah bahkan kulit terkelupas
SI KECIL KENA HERNIA
Saya seorang ibu rumah tangga mempunyai seorang bayi (2 bulan) berat badan 5,5 kg
(berat badan lahir 3,2 kg dengan panjang 50 cm). Lahir normal dengan bantuan bidan.
Ketika umur 1,5 bulan anak saya pernah menangis sampai histeris hingga keesokan harinya
ketika akan dimandikan testis yang sebelah kanan naik ke atas tapi siangnya sudah turun
lagi seperti sediakala dan tak naik lagi hingga kini.
Tapi Dok, kini jika dia menangis histeris suka ada benjolan
memanjang di atas kemaluannya, yang akan menghilang
begitu nangisnya berhenti. Saya pernah berobat ke dokter
anak di sebuah rumah sakit, dan kata dokter benjolan itu
keluar akibat menangis dan hal itu tidak akan menjadi
masalah. Tapi jika sampai umur 2 tahun benjolan itu masih
turun naik maka jalan keluarnya terpaksa harus dioperasi. Jika
tidak, ada kemungkinan itu adalah hernia usus.
Apa yang dimaksud dengan penyakit hernia usus itu?
Seberapa bahayakah penyakit itu? Apakah penyebab penyakit itu? Apakah termasuk
penyakit tarunan? Di keluarga saya tidak ada yang menderita penyakit itu. Apakah ketika
benjolan itu turun dapat menyebabkan rasa sakit yang sangat pada bayi?
Selain itu, apakah betul jalan keluarnya hanya dengan operasi? Bila ada cara lain selain
operasi, apakah cara yang dimaksud yang sekiranya dajat menyembuhkan penyakit
tersebut? Apakah bisa diobati mulai sekarang sehingga benjolan itu tidak turun lagi dan
tidak menunggu sampai umur dua tahun? Apakah ada alat yang bisa mencegah turunnya
benjolan itu? Apakah nama alat itu? Di mana bisa mendapatkan alat itu?
Ny. Halimatus - Majalengka
Ibu Halimatus di Majalengka,
Senang saya membaca tulisan Ibu yang masih diketik dengan mesin tik. Wah, di kota besar
sudah mulai jarang mesin ketik digunakan karena orang lebih senang mengetik dengan
komputer. Saya jadi ingat bahwa sampai saat ini ada seorang penulis Amerika yang tinggal
di sebuah desa di Bali dan masih menggunakan mesin tik tuanya untuk membuat buku.
Jenis mesin tik yang masih dipakainya ternyata sudah dipamerkan di sebuah museum di
New York. Hebat.
Penyakit anak Ibu dikenal dengan nama hernia inguinalis. Hernia adalah keluarnya bagian
usus dari tempatnya; inguinalis adalah lipat paha. Dalam bahasa lokal dikenal dengan turun
7. berok. Usus keluar dari tempatnya karena adanya lubang yang semestinya tidak ada di lipat
paha dan tekanan rongga perut yang meningkat. Kelainan ini akan lebih mencolok bila anak
mengedan, menangis keras atau batuk-batuk keras, yang akan meningkatkan tekanan
dalam rongga perut.
Lubang/terusan di lipat paha itu sebetulnya harus terkunci ketika bayi dilahirkan, tetapi
karena satu dan lain hal kadang-kadang masih terbuka. Maka mau tak mau lubang harus
ditutup lewat operasi. Makin dini makin baik, sebab komplikasi hernia bisa amat serius dan
membuat tindakan operasi harus buru-buru dilakukan tanpa persiapan. Berbeda dengan bila
operasi dilakukan sebelum timbul komplikasi, jauh lebih aman. Komplikasi yang serius
adalah jeratan usus: usus yang keluar dari tempatnya terjerat oleh lubang itu dan tidak bisa
masuk kembali ke rongga perut. Maaf, kalau terlambat menangani jeratan ini, nyawa bisa
menjadi taruhan.
Setahu saya lubang itu sebaiknya ditutup secepatnya. Sayangnya tidak di semua tempat
operasi dapat dengan dengan mudah dilakukan tanpa memandang usia. Di kota kecil
dengan peralatan operasi dan fasilitas rumah sakit yang terbatas, maka usia kadang
menjadi pertimbangan utama.
Sejauh yang saya ketahui tidak ada upaya lain (obat, jamu, senam, pijat, alternatif) selain
dengan jalan operasi, apa boleh buat. Kalau saja ibu sempat ke Bandung untuk konsultasi
mungkin akan lebih baik, dan sangat mungkin operasi dilakukan secepatnya di sana, tak
perlu menunggu usia dua tahun di Majalengka.
Kalau saja ada yang menganjurkan menggunakan celana ketat untuk mencegah usus
menerobos keluar lubang itu boleh saja, tetapi tidak ada jaminan bawa kelak lubang akan
menutup dengan penggunaan celana khusus itu. Idem juga dengan penggunaan alat (alat
apa ya? Saya juga tak pernah mendengarnya).