5. Pemuda merupakan aset bangsa
yang sangat mahal dan tidak
ternilai harganya.
Kemajuan atau kehancuran bangsa dan negara banyak
tergantung pada kaum mudanya sebagai Agent of
Change (agen perubahan).
Pemuda Indonesia dewasa ini telah banyak kehilangan
jati dirinya, terutama dalam hal wawasan kebangsaan
dan patriotisme (cinta tanah air) Indonesia.
6. • Hongaria : Dewan Mahasiswa Revolusioner
(Menentang pendudukan Uni Soviet)
• Yunani : National Union Greek Student (Mengakhiri
kekuasaan tirani rezim Papandreou)
• Prancis : Union National des Etidians de France (Aksi
mogok umum yang memicu krisis Mei)
• Jerman : Burschenschaften (Perubahan Politik & Elit
Nasional)
• Bolivia : Confideration University Boliviana (Wadah
Kontrol terhadap Pemerintahan)
• Dll.
7. • Perhimpunan Mahasiswa Kedokteran STOVIA (1908)
• Trikoro Darmo (Jong Java, 1915)
• Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI, 1925)
• Pemuda Indonesia (Jong Indonische, 1927)
• Tentara Pelajar (TP, 1940)
• Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM, 1964)
• Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI, 1947)
• Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI, 1966)
• Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI, Era Reformasi)
9. Kepemimpinan
• Kepemimpinan memiliki sifat dasar sangat
kompleks, Kepemimpinan merupakan salah
satu fenomena yang mudah diobservasi,
tetapi menjadi salah satu yang paling sulit
dipahami.
• Kepemimpinan, menurut Stoner yaitu suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh
pada kegiatan – kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya.
13.
Melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan
digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya
adalah kemunculan mesin uap pada abad ke-18.
Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik
perekonomian secara dramatis di mana selama dua
abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-
rata pendapatan perkapita Negara-negara di dunia
menjadi enam kali lipat.
Revolusi Generasi 1.0
14.
Ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga
listrik dan motor pembakaran dalam
(combustionchamber). Penemuan ini memicu
kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang,
dll yang mengubah wajah dunia secara signifikan.
Revolusi Generasi 2.0
15.
Selain mengusung kekinian, revolusi industri 3.0 mengubah
pola relasi dan komunikasi masyarakat kontemporer.
Praktik bisnis pun mau tidak mau harus berubah agar tidak
tertelan zaman. Namun, revolusi industri ketiga juga
memiliki sisi yang layak diwaspadai. Teknologi membuat
pabrik-pabrik dan mesin industri lebih memilih mesin
ketimbang manusia. Apalagi mesin canggih memiliki
kemampuan berproduksi lebih berlipat. Konsekuensinya,
pengurangan tenaga kerja manusia tidak terelakkan. Selain
itu, reproduksi pun mempunyai kekuatan luar biasa. Hanya
dalam hitungan jam, banyak produk dihasilkan. Jauh sekali
bila dilakukan oleh tenaga manusia.
Revolusi Industri 3.0
16.
Manusia telah menemukan pola baru ketika disruptif
teknologi (disruptive technology) hadir begitu cepat dan
mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent.
Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak
menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan
raksasa.
Lebih dari itu, pada era industri generasi 4.0 ini, ukuran besar
perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan
perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi
dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh Uber yang
mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi
di seluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-
pemain utama di industri jasa pariwisata. Ini membuktikan
bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan
yang besar memangsa yang kecil.
Revolusi Industri Generasi 4.0
17.
18.
19. ARSITEKTURAL
Pola pikir pertama yang harus dimiliki adalah kesadaran
bahwa manusia adalah subyek dan pelaku utama dalam
peradaban. Sebagai pelaku utama maka manusia
bertanggung jawab untuk membuat sebuah grand
design, atau dalam bahasa gelombang ketiga
sebuah operating system, yang akan menjadi platform
untuk segala aktivitas kehidupan. Kemampuan imaji dan
desain ini mirip dengan kemampuan seorang arsitek yang
harus mengimajinasikan dan membayangkan desain dari
sebuah bangunan yang asalnya tidak ada menjadi ada
sekaligus merespon ruang yang terhampar di
hadapannya; sebuah kemampuan penciptaan.
20. FUNGSIONAL
Setelah proses imaji dan desain, langkah selanjutnya
adalah mewujudkannya. Proses pemwujudan ini
bergantung pada kemampuan kita untuk menilik
segala yang ada disekitar kita sebagai kesempatan
dan sumber daya yang dapat difungsikan untuk
mewujudkan desain itu. Kita selalu mencari fungsi dan
faedah dari apapun yang ada di sekitar kita.
21. EKSPERIMENTAL
Sifat utama gelombang ketiga adalah meningkatnya
konektivitas dan cepatnya perubahan yang terjadi.
Tingginya kompleksitas dan perubahan yang sangat
cepat berimplikasi sulitnya melakukan prediksi dan
betapa setiap solusi yang ditemukan memiliki waktu
kadaluwarsa sangat pendek. Akibatnya, mau tidak
mau kita harus memiliki pola pikir yang selalu terbuka
dan berani mengambil risiko. Berani mengakui
keterbatasan intuisi dan mengakui setiap solusi
sifatnya temporer. Kita harus membuat
eksperimentasi menjadi default.
22. KREATIF
Adakalanya jalan buntu tetap menghadang meskipun
segala daya upaya telah dikerahkan. Pada situasi seperti
ini, hal yang akan menyelamatkan kita adalah kreativitas.
Kreativitas adalah kemampuan untuk memulai ketika
yang lainnya terhenti. Pada era konektivitas tinggi ini kita
perlu mendefinisikan ulang arti kreativitas. Biasanya
kreativitas dianggap sebagai hasil dari intuisi jenius dari
individu yang terisolasi. Dalam gelombang ketiga,
kreativitas adalah kemampuan menggabungkan hal-hal
yang sudah ada sebelumnya menjadi sebuah entitas baru.
Konektivitas menjadi sumber kreativitas.