SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 32
Downloaden Sie, um offline zu lesen
16/06/2014
1
MODUL B
Kode Etik Pemasaran Produk
Farmasi di Indonesia
Kode etik
Pasal 1 Pelaksanaan Kode Etik
Pasal 2 Informasi dan Klaim/Narasi
Pasal 3 Medical Representative
Pasal 4 Interaksi dengan Profesi Kesehatan
Pasal 5 Hadiah, Alat Medis, Donasi dan Hibah
Pasal 6 Materi Promosi Cetakan atau Iklan
Pasal 7 Materi Promosi Audio Visual dan Elektronik
Pasal 8 Contoh Obat
Pasal 9 Riset Pasar
Pasal 10 Komunikasi dengan Publik dan Media Massa
Pasal 11 Pelanggaran dan Pengaduan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 2
16/06/2014
2
Promosi obat ethical yang etis sangat penting bagi misi
Industri Farmasi dalam membantu :
Pasien dengan :
Menemukan
Mengembangkan
Memasarkan obat baru
Akses obat yang dibutuhkan
Obat diresepkan dan digunakan untuk memberikan manfaat
kesehatan yang maksimum
Profesi kesehatan :
Mendapatkan akses informasi yang diperlukan
Pendahuluan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 3
Pasal 1 Pelaksanaan kode etik
•Seluruh anggota IPMG
•Pihak ketiga yang dilibatkan
anggota untuk mempromosikan
dan/atau memasarkan produk
farmasi mereka
•Mengatur interaksi dengan
profesi kesehatan dan promosi
produk farmas
Ruang
Lingkup
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 4
16/06/2014
3
Pasal 1 Pelaksanaan kode etik
•Produk farmasi : produk farmasi / produk biologi / alat
kesehatan (patent / tidak paten. Merek atau tidak) digunakan
dengan resep obaty / dibawah pengawasan profesi kesehatan
dan digunakan utk diagnosa, pengobatan / pencegahan
penyakit pd manusia / utk mempengaruhi struktur / fungsi dari
tubuh manusia termasuk produk OTC
•Produk OTC : produk farmasi yg dipergunakan bagi
pengobatan sendiri dan dapat diperoleh “over the counter”
tanpa resep dokter
•Promosi : aktifitas yang dilakukan , diorganisir atau disponsori
oleh anggota yang ditujukan pada profesi kesehatan utk
mempromosikan peresepan
obat,rekomendasi,persediaan,pemberian atau penggunaan
produk farmasinya, melalui semua media,termasuk internet
•Profesi kesehatan / HCP : setiap anggota profesi kedokteran,
kedokteran gigi, farmasi / perawat / setiap orang yang dalam
menjalankan kegiatan profesionalnya akan
menentukan,merekomendasikan,membeli,menyediakan, atau
memberikan suatu produk farmasi
Definisi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 5
Pasal 1 Pelaksanaan kode etik
•Institusi : struktur / mekanisme kerjasama / organisasi yang
mengatur sekelompok orang / individu dalam satu kelompok
masyarakat / komunitas tertentu yang dapat merupakan
organisasi berorientasi laba / organisasi nirlaba, milik
pemerintah / swasta : termasuk individu tapi tidak terbatas pd
lembaga kesehatan, RS, Universitas, Bank, Organisasi Pasien
dan LSM
•Institusi Kesehatan : organisasi yg terdiri dari tenaga kesehatan
profesional dan / yg menyediakan layanan kesehatan /
melakukan penelitian layanan kesehatan
•Organisasi pasien : lembaga kesehatan nirlaba yang terutama
mewakili kepentingan dan kebutuhan pasien, keluarga mereka
dan / perawat
•Media sosial : teknologi dan aplikasi online dimana pengguna
dapat berbagi dan / bertukar berita, pandangan, foto dan video
(blog,wiki,komunitas internet,papan pesan, situs yang
menyediakan video dan aplikasi jejaring.
Definisi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 6
16/06/2014
4
Pelaksanaan kode etik
•Survei Apotik : kegiatan yang dilakukan untuk
mengumpulkan informasi terkait kebiasaan
membuat resep tenaga kesehatan profesional
•Donasi : benda yang diberikan untuk tujuan amal
dan / pendidikan dan tidak dalam bentuk uang
tunai atau semacam uang
•Hibah : pemberian bantuan finansial untuk
tujuan amal dan / pendidikan kepada institusi
•Pihak berwenang : BPOM atau Kementerian
Kesehatan
•Anggota : setiap perusahaan yang menjadi
anggota IPMG
Definisi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 7
 Kampanye edukasi kepada masyarakat tentang suatu penyakit (tidak boleh
mempromosikan produk tertentu)
 Promosi OTC yang tidak ditujukan kepada profesi kesehatan
 Daftar harga / syarat perdagangan lain yang berkaitan dengan penyediaan farmasi
 Perjanjian dengan profesi kesehatan untuk memberikan konsultasi / jasa lain kepada
anggota
 Pelaksanaan uji klinis
 Penyebaran informasi non promosi oleh anggota :
 Korespondensi yang disertai dengan material bersifat non-promosi
 Kebutuhan untuk menjawab pertanyaan spesifik mengenai produk farmasi tertentu ;
informasi umum tentang perusahaan (mis : informasi yang ditujukan kepada investor /
pegawai / calon pegawai), termasuk data financial, deskripsi program riset dan
pengembangan, dan pembicaraan tentang perkembangan peraturan yang mempengaruhi
perusahaan dan produk farmasinya
Pasal 1 Pengecualian Kode Etik
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 8
16/06/2014
5
Hal yang berkaitan dengan aplikasi, interpretasi, dan
pelaksanaan terhadap bagian manapun dari Kode Etik ini,
perlu dipahami bahwa kepatuhan pada undang-undang dan
peraturan yang berlaku harus didahulukan
Aplikasi dan Pelaksanaan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 9
Dipatuhinya Kode Etik ini merupakan syarat untuk
keanggotaan IPMG.
Presiden Direktur dan anggota Dewan Direksi lainnya
bertanggung jawab atas pelaksanaan Kode Etik ini dengan
sebaik-baiknya.
Perusahaan yang memiliki perjanjian lisensi dan keagenan di
Indonesia harus mewajibkan penerima lisensi dan agennya
untuk mematuhi Kode Etik ini
Tanggung Jawab Atas Pelaksanaan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 10
16/06/2014
6
 Dasar interaksi : Hubungan anggota dengan profesi kesehatan dimaksudkan
untuk memberi manfaat kepada pasien dan untuk meningkatkan mutu praktek
kedokteran. Interaksi harus difokuskan pada pemberian informasi kepada
profesi kesehatan, pemberian informasi ilmiah dan edukasi, serta mendukung
riset medis dan pendidikan.
 Kebebasan profesi kesehatan :
 Tidak boleh ada pembayaran atau penghargaan bentuk lain (termasuk dana bantuan,
beasiswa, subsidi, dukungan, kontrak konsultasi, pendidikan atau kebutuhan praktek)
yang diberikan atau ditawarkan pada profesi kesehatan sebagai imbalan penulisan
resep, pemberian rekomendasi, pembelian, penyediaan atau pemberian produk pada
pasien atau adanya janji untuk melanjutkan hal tersebut.
 Tidak boleh menawarkan atau memberikan dalam bentuk atau cara tertentu yang akan
mempengaruhi profesi kesehatan dalam penulisan resep (No quid pro quo).
Prinsip Umum
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 11
Penggunaan yang sesuai : Promosi harus mendorong penggunaan
produk farmasi yang benar dengan memberikan informasi secara
objektif dan tanpa melebih-lebihkan khasiatnya
Transparansi dalam promosi :
 Promosi tidak boleh disamarkan
 Penilaian klinis, post-marketing surveillance dan studi setelah didapat
izin edar tidak boleh digunakan untuk promosi terselubung
 Tujuan utama untuk ilmiah atau edukasi
 Materi terkait dengan produk farmasi dan penggunaannya, baik yang
bersifat promosi atau tidak, yang disponsori oleh suatu perusahaan,
harus menyebutkan dengan jelas siapa sponsornya
Prinsip Umum
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 12
16/06/2014
7
 Interaksi dengan organisasi pasien: Semua program yang
diselenggarakan dengan organisasi pasien harus didasarkan atas
 Kesepakatan tertulis, sesuai dengan kode etik, menghormati kemandirian
organisasi pasien, dan sifat keterlibatan jelas sejak awal
 Dukungan keuangan dapat diberikan untuk mendukung pertemuan
organisasi pasien yang terutama diselenggarakan untuk tujuan yang bersifat
profesional, pendidikan dan ilmu pengetahuan, atau yang mendukung misi
organisasi pasien. Tempat, lokasi dan minuman yang disediakan oleh
perusahaan anggota harus sesuai dengan artikel 4.4.
 Perusahaan tidak diperkenankan mengajukan permohonan untuk menjadi
penyandang dana tunggal organisasi pasien atau program-programnya,
kecuali bila mendapat tawaran dari atau diminta oleh organisasi pasien itu
sendiri, selama perusahaan itu tidak menjadikan dukungannya sebagai syarat
bagi penunjukannya sebagai penyandang dana tunggal.
Prinsip Umum
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 13
•Harus jujur, objektif, akurat dan menyajikan bukti yang berimbang.
•Disajikan dengan standar etika yang tinggi, sesuai dengan informasi produk
yang disetujui terakhir oleh pihak berwenang yang relevan dan disajikan
sedemikian rupa sehingga tidak menyesatkan atau memiliki arti ganda
Kriteria Umum
•Berdasarkan data evaluasi mutakhir dengan ditunjang bukti ilmiah yang
sah, akurat, jelas dan disajikan sedemikian rupa agar tidak menyesatkan
•Data dari uji in-vitro dan uji binatang harus ditandai dengan keterangan
secara jelas, sehingga tidak memberikan kesan yang salah dan
menyesatkan
•Berlaku untuk produk yang sedang dipromosi maupun untuk produk lain
yang dikutip sebagai referensi atau untuk tujuan perbandingan
•Kutipan dari literatur medis ilmiah harus menyebutkan sumber-sumber
valid tersebut
Bukti Ilmiah
•Melayani permintaan informasi dari profesi kesehatan dengan objektifitas
dan itikad baik, memberikan data secara akurat dan relevan.
Permintaan untuk
Informasi
Pasal 2 Informasi dan klaim / narasi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 14
16/06/2014
8
•Seluruh informasi tentang keamanan produk, serta kontra indikasi, peringatan dan
efek samping harus sesuai dengan yang disetujui oleh pihak berwenang
•Kata "aman" dan "tidak ada efek samping" seharusnya dihindarkan dan tidak
digunakan tanpa batasan atau penjelasan.
•Semua perusahaan diwajibkan melaporkan ADR (adverse drug reaction) yang
berkaitan dengan produknya sesuai peraturan yang dikeluarkan oleh pihak
berwenang. Semua perusahaan perlu mempunyai sistem dan prosedur yang benar
untuk mengumpulkan,memonitordan melaporkan ADR untuk memenuhi
persyaratan internasional
Data Keamanan
•tidak boleh secara langsung atau secara tidak langsung menyesatkan
dengan menghilangkan bagian tertentu atau menyimpang dari bukti-bukti
atau pendapat ahli
Klaim yang Salah
atau Menyesatkan
•Klaim superlatif yang tidak memenuhi syarat tidak diperbolehkan
•Klaim perbandingan sepihak yang tidak diperbolehkan
Klaim-klaim Superlatif
yang Tidak Memenuhi
Syarat dan Klaim
Perbandingan yang
Sepihak
Pasal 2 Informasi dan klaim / narasi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 15
Mengutip suatu kesimpulan yang tidak jelas dari suatu bukti atau pengalaman klinis
yang tidak dapat divalidasi. Oleh karena itu, disarankan untuk hanya mengutip hasil
dari suatu studi spesifik yang telah dipublikasikan saja
Menggunakan atau mengutip data dari suatu studi yang tidak relevan terhadap
klaim yang dibuat. Menyajikan data untuk mendukung suatu klaim tanpa referensi
terhadap studi yang dipublikasikan
Klaim berdasarkan data yang sudah tidak absah lagi, misalnya yang telah terbukti
tidak sah atau telah digantikan dengan hasil riset lebih mutakhir
Rekomendasi dosis atau klaim indikasi yang tidak sesuai dengan informasi produk
informasi yang telah disetujui oleh pihak berwenang
Klaim yang Salah atau Menyesatkan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 16
16/06/2014
9
Menggunakan data in-vitro atau data studi binatang tanpa disebutkan dengan jelas atau
disajikan sedemikian rupa sehingga menyesatkan atau memberikan kesan seakan-akan data
yang dipakai adalah data in-vivo atau data studi pada manusia
Penyajian atau lay-out yang yang memberi penafsiran yang salah atau menyesatkan misalnya:
menyajikan data penting dan relevan dengan cetakan huruf sangat kecil; manipulasi ukuran
skala pada grafik dan bagan, distorsi perbandingan dengan produk atau clinical trial atau studi
dari pesaing
Pernyataan-pernyataan negatif tentang suatu produk pesaing tanpa dukungan data ilmiah atau
yang dapat disangkal berdasarkan bukti mutakhir atau yang tidak memiliki relevansi dengan
produk yang sedang dipromosikan
Klaim yang memberi kesan produk efektif untuk suatu indikasi tertentu tetapi mengabaikan
informasi peringatan yang berlaku untuk penggunaan kondisi tersebut
Klaim yang Salah atau Menyesatkan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 17
•yang disajikan secara selektif untuk menonjolkan kelebihan-kelebihan dengan cara
menyesatkan,
•yang disajikan atau dikutip melampaui atau di luar konteks yang sebenarnya,
•yang dikutip atau disajikan sedemikian rupa sehingga mengubah arti atau maksud penulis yang
sebenarnya
Klaim-klaim yang menggunakan kutipan atau bukti
Klaim-klaim non medis atau non ilmiah yang tanpa bukti
Klaim-klaim superlatif yang tak memenuhi syarat atau klaim-klaim yang sepihak
Perbandingan dengan produk pesaing yang tidak berdasarkan bukti yang sah secara ilmiah
atau yang mendistorsikan bukti-bukti yang ada, atau yang tidak objektif dan tidak wajar
Klaim yang Salah atau Menyesatkan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 18
16/06/2014
10
•“Produk X merupakan pengobatan terbaik untuk kondisi Y.”
•“Produk X merupakan pengobatan tercepat untuk kondisi Y.”
•“Produk X merupakan pengobatan terkuat/ termanjur untuk kondisi Y”
•“Produk X merupakan pengobatan yang teraman untuk kondisi Y.”
•Apabila klaim superlatif dipergunakan, klaim tersebut harus dapat di-buktikan dengan bukti
ilmiah yang sah.
Klaim superlatif yang tidak memenuhi syarat tidak diperbolehkan, misalnya
•“Produk X lebih baik/lebih kuat/lebih cepat/lebih aman untuk kondis Y”
•Suatu klaim perbandingan harus mencantumkan pernyataan yang menunjukkan bahwa produk
tersebut lebih baik/lebih kuat/lebih cepat/lebih aman dibandingkan dengan suatu pembanding
yang tertentu.
•Klaim keunggulan harus didukung oleh bukti ilmiah yang sah dan masih berlaku
Klaim perbandingan sepihak yang tidak diperbolehkan:
Klaim-klaim Superlatif yang Tidak Memenuhi
Syarat dan Klaim Perbandingan yang Sepihak
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 19
 Perbandingan antar produk :
 Harus jujur berdasarkan fakta-fakta yang didukung dengan bukti-bukti ilmah mutkahir
 penyajian tidak boleh ada upaya curang dengan cara distorsi, penekanan-penekanan yang
tidak tepat atau cara lain
 Perbandingan dengan gaya kurang sopan atau melecehkan pesaing atau produk mereka,
harus dihindarkan
 Perbandingan khasiat dan keamanan antara produk farmasi yang berbeda harus
 berdasarkan pada data absah yang sudah dipublikasikan yang mencakup seluruh aspek
khasiat dan keamanan, misalnya data perbandingan langsung atau data non komparasi atau
data berdasarkan satu parameter saja, harus dengan jelas disebutkan dalam referensi
 Data yang digunakan untuk menunjang klaim perbandingan harus memenuhi
persyaratan
 signifikansi statistik. Apabila data tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka harus
ditandai dengan jelas, dan tidak boleh digunakan untuk generalisasi atau untuk menunjang
klaim-klaim persamaan atau keunggulan dibandingkan produk lain. Indikator statistik yang
signifikan (yaitu nilai "p") harus menyertai data perbandingan
Perbandingan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 20
16/06/2014
11
Suatu perusahaan tidak diperkenankan dengan sengaja
menjiplak materi pemasaran/promosi/iklan dari perusahaan
lain sehingga dapat menyesatkan atau membingungkan
Meniru atau Menjiplak Materi
Promosi dari Perusahaan Lain
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 21
Nama atau foto profesi kesehatan atau institusi tidak boleh
digunakan dalam materi promosi/iklan dengan cara yang
melanggar Kode Etik Kedokteran Indonesia
Nama dan foto mereka boleh digunakan dalam kegiatan
pertemuan ilmiah (bila profesi kesehatan tersebut menyajikan
presentasi), tetapi tidak boleh digunakan dalam brosur
promosi, iklan dalam jurnal dan sejenisnya
Healthcare Professionals in
Promotional Materials
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 22
16/06/2014
12
 Selebaran dan iklan dalam jurnal kedokteran harus diberi tanda dengan jelas
sehingga sifat yang sebenarnya tidak terselubungi
 Misalnya, iklan di dalam jurnal yang merupakan bagian dari editorial harus
ditandai "IKLAN PROMOSI" atau "ADVERTORIAL" dalam huruf besar dengan
ukuran sesuai huruf terbesar dalam dalam badan naskah iklan tersebut
 Semua Uji Klinik, termasuk di dalamnya namun tidak terbatas pada studi pasca
pemasaran (Post-Marketing Surveillance/PMS) atau disebut juga Non
Interventional Study (NIS)
 Sesuai dengan pedoman Cara Uji Klinik yang Baik dan Benar (CUKB/GCP)
 Mengikuti protokol uji klinis yang disetujui secara medis dan dilakukan untuk
kepentingan regulatori, ilmiah atau pendidikan
 Studi pasca pemasaran tidak boleh dilakukan semata-mata sebagai sarana
promosi suatu produk atau untuk mempengaruhi profesi kesehatan dengan
sedikit atau tanpa dasar ilmiah
Promosi/Iklan Terselubung
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 23
 Produk tidak boleh dipromosikan sebelum mendapat izin edar dari pihak
berwenang
 Karyawan dari departemen non-medis dilarang untuk membicarakan
atau memulai suatu pembahasan tentang indikasi off label
 Harus memberitahu departemen medis agar berhubungan dengan
profesi kesehatan
 Tidak dimaksudkan untuk membatasi hak-hak para ilmuwan serta
masyarakat umum untuk mendapatkan informasi lengkap atas
kemajuan dalam bidang ilmiah dan kedokteran, dengan ketentuan
bahwa hasil penelitian telah diakui secara internasional
 Tidak dimaksudkan untuk membatasi pertukaran informasi ilmiah
sepenuhnya dan sebaik-baiknya mengenai suatu produk, termasuk
penyebaran temuan investigasi penyelidikan di media komunikasi ilmiah
maupun awam serta melalui kongres ilmiah
Komunikasi Pra-registrasi dan
Penggunaan Off-Label
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 24
16/06/2014
13
Tidak dimaksudkan untuk membatasi komunikasi terbuka dengan
pemegang saham dan pihak lainnya yang terkait perihal produk
tersebut, sebagaimana diperlukan menurut undang-undang atau
peraturan
Untuk konferensi ilmiah internasional atau regional dilangsungkan di
Indonesia, hasil-hasil temuan penelitian dari suatu produk yang
belum mendapatkan izin edar di Indonesia dari Badan POM boleh
dikomunikasikan sepanjang dilakukan dengan cara yang tepat dan
bertanggung jawab sesuai dengan Pasal 2 dari Kode Etik ini dengan
melengkapi :
 Pernyataan yang menerangkan bahwa produk belum mendapat izin edar
pihak berwenang di Indonesia, atau
 Keterangan yang menyebutkan bahwa status registrasi dapat berbeda-
beda secara internasional, dan,
 Pernyataan keterangan yang menyebutkan di negara mana saja produk
telah terdaftar dan menjelaskan produk belum tersedia secara lokal
Komunikasi Pra-registrasi dan
Penggunaan Off-Label
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 25
Menetapkan dan mempertahankan prosedur yang sesuai
untuk memastikan ketaatan sepenuhnya terhadap Kode Etik
dan undang-undang yang berlaku serta memeriksa ulang
dan memonitor semua kegiatan dan materi promosi
Seorang karyawan perusahaan dengan pengetahuan cukup
serta kualifikasi ilmiah atau bidang kesehatan yang sesuai,
ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam menyetujui semua
komunikasi promosi. Juga seorang karyawan senior
perusahaan dapat ditunjuk sebagai penanggung jawab
dengan catatan telah mendapatkan nasihat dari ahli di
bidangnya
Prosedur Perusahaan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 26
16/06/2014
14
 Perusahaan bertanggung jawab sepenuhnya atas kualitas dan perilaku MR masing-
masing.
 MR harus cukup terlatih dan memiliki pengetahuan medis dan teknis yang memadai,
dibuktikan dengan memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh institusi independen yang
diakui
 MR harus mampu memberikan keterangan teknis tentang produk perusahaan mereka
secara akurat, jujur, dan dengan cara yang etis kepada anggota dari organisasi profesi
kesehatan
 MR dilarang untuk memberi atau menawarkan imbalan kepada anggota profesi
pelayanan kesehatan di luar dari yang diuraikan dalam pasal 5 di bawah.
 MR dalam melaksanakan tugas mereka wajib memperlihatkan perilaku yang baik
ketika mengunjungi anggota profesi kesehatan
 Ketentuan mengenai MR harus disesuaikan dari waktu ke waktu agar tetap memenuhi
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah terkait
yang mengatur manufaktur dan distributor (PBF) atau perusahaan sejenis lainnya
Pasal 3 MEDICAL REPRESENTATIVE
(MR)
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 27
Pertemuan Ilmiah dan Edukasi
 Harus ditujukan untuk menginformasikan kepada profesi kesehatan
mengenai produk dan/atau untuk menyediakan informasi ilmiah atau
edukasi
 Partisipasi dalam suatu simposium, kongres atau sejenisnya harus
dinyatakan dengan jelas sewaktu pertemuan dan dalam semua
prosiding cetakan dari pertemuan tersebut
Materi cetakan, audio, visual atau elektronik dari pertemuan harus
mencerminkan dengan akurat hasil presentasi dan diskusi dari acara
tersebut
 Bila diakreditasi untuk pendidikan pasca sarjana oleh suatu asosiasi
kedokteran atau organisasi profesi lain, maka tanggung jawab untuk
isi program tetap berada pada organisasi tersebut. Setiap dukungan
dari industri farmasi harus dinyatakan atau diberitahukan secara jelas
Pasal 4 INTERAKSI DENGAN PROFESI
KESEHATAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 28
16/06/2014
15
Perusahaan dilarang menawarkan segala induksi, apresiasi, door
prize, insentif, imbalan uang kepada profesi medis
Acara yang melibatkan perjalanan ke luar negeri
tidak boleh mengorganisir atau mensponsori suatu acara untuk
profesi kesehatan yang diadakan di luar Indonesia, kecuali bila
dinilai wajar dan dibenarkan dari sudut pandang logistik atau
keamanan
Kongres dan simposium ilmiah internasional yang dihadiri peserta
dari banyak negara dibenarkan dan diijinkan apabila 50% dari total
jumlah profesi medis yang diundang berasal dari luar Indonesia
sehingga dari sudut pandang logistik atau keamanan dinilai wajar
untuk menyelenggarakan acara tesebut di luar negeri
Pasal 4 INTERAKSI DENGAN PROFESI
KESEHATAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 29
 Kompensasi harus disertai dengan bukti berupa kontrak/perjanjian yang ditandatangani oleh
kedua belah pihak dan secara jelas mencantumkan jenis kegiatan yang akan dilakukan oleh
profesi kesehatan serta kompensasi yang akan diberikan oleh perusahaan kepada profesi
kesehatan
 Boleh mensponsori profesi kesehatan untuk menghadiri acara ilmiah dengan catatan sponsor
sesuai dengan persyaratan berikut ini
 Sponsor yang diberikan kepada individu profesi kesehatan tidak boleh didasarkan atas
kewajiban untuk mempromosikan, merekomendasikan atau menuliskan resep suatu produk
farmasi
 Harus (i) memiliki kaitan dengan keahlian dan pengalaman medis profesi kesehatan tersebut
di bidang kesehatan tertentu yang dicakup acara itu atau (ii) memiliki kemungkinan
kerjasama dengan profesi kesehatan tersebut untuk proyek ilmiah di masa yang akan datang
sebagai konsultan/pembicara
 Terbatas pada biaya transportasi ke dan dari tempat acara, makanan, akomodasi dan
registrasi untuk acara ilmiah yang berkaitan dan dibayarkan kepada pihak ketiga (agen
perjalanan atau panitia penyelenggara acara). Dilarang dengan tegas untuk melakukan
pengembalian uang kepada profesi kesehatan atas biaya yang dikeluarkan olehnya untuk
hal-hal yang berkaitan dengan pertemuan tesebut atau biaya logistik (registrasi, makan,
akomodasi, transportasi)
Sponsor untuk Profesi Kesehatan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 30
16/06/2014
16
 Perusahaan tidak diperbolehkan melakukan pembayaran untuk hal-hal sebagai
berikut
 untuk pendamping, baik suami/istri atau anggota keluarga dari profesi kesehatan yang
diundang sebagai peserta
 paket wisata dalam biaya registrasi
 Ketentuan terkait pemberian sponsor transportasi bagi profesi kesehatan
 Penerbangan kelas utama (first class) tidak diperbolehkan
 Transportasi di mana rute dan jadwalnya berbeda dengan rute dan jadwal ke tempat
penyelenggaraan pertemuan ilmiah tersebut tidak diperbolehkan
 Tiket harus dipesan melalui agen perjalanan yang ditunjuk perusahaan kecuali dalam hal
terdapat surat resmi dari lembaga kesehatan yang menyatakan bahwa pengaturan
kelompok dilakukan secara langsung oleh lembaga kesehatan tersebut. Perusahaan tidak
diperbolehkan untuk mensponsori tiket perjalanan yang dibeli oleh individu profesi
kesehatan sendiri
 Sewa mobil tidak diperbolehkan. Sewa mobil hanya diperbolehkan untuk transportasi dari
bandara ke hotel dan sebaliknya atau dari hotel ke tempat penyelengaraan acara dan
sebaliknya
Sponsor untuk Profesi Kesehatan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 31
 Ketentuan terkait pemberian sponsor akomodasi bagi profesi kesehatan
 Penyediaan penginapan di hotel bintang 5 di luar Indonesia tidak
diperbolehkan kecuali apabila hal itu diperbolehkan oleh peraturan
negara penyelenggara atau karena merupakan tempat penyelengaraan
acara
 Di Indonesia, biaya sewa kamar hotel dengan batas maksimum Rp.
2,000,000 (sebelum pajak dan layanan) per malam/kamar diperbolehkan
hanya untuk simposium/pertemuan yang diadakan oleh perusahaan
(stand-alone)
 Penginapan hanya dapat disediakan dalam situasi tertentu di mana
pengaturan perjalanan yang tersedia/dipilih dapat menyebabkan profesi
kesehatan tidak dapat mengikuti agenda pertemuan secara penuh. Jika
penginapan dibutuhkan, lama menginap di hotel yang disponsori adalah
maksimum satu hari sebelum dan satu hari setelah tanggal resmi acara
ilmiah tersebut
Sponsor untuk Profesi Kesehatan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 32
16/06/2014
17
 Pendamping dari profesi kesehatan yang disponsori tidak diperbolehkan
untuk diundang ke suatu resepsi makan yang mengikuti atau berhubungan
dengan dan merupakan bagian dari agenda pertemuan ilmiah. Larangan ini
harus secara jelas dicantumkan dalam undangan terkait. Pernyataan baku
yang harus dicantumkan adalah: “Undangan ini hanya berlaku bagi Profesi
Kesehatan. Pendamping tidak diundang”
 Anggota IPMG tidak dapat melakukan pembayaran atau ramah tamah
dalam bentuk apapun kepada pihak yang menyertai/pendamping/ profesi
kesehatan
 Dilarang memberi uang jasa sebagai kompensasi kepada profesi kesehatan
untuk waktu yang digunakan selama menghadiri suatu pertemuan ilmiah
 Dukungan/sponsor yang tidak berkaitan dengan kegiatan ilmiah, seperti,
kunjungan sebelum dan sesudah kongres dan/atau kegiatan olahraga
tambahan lain, tidak diperkenankan
Sponsor untuk Profesi Kesehatan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 33
 Pembayaran yang wajar, termasuk biaya makan, perjalanan dan akomodasi, dapat diberikan
kepada profesi kesehatan yang menyediakan jasa nyata sebagai pembicara, presenter atau
moderator berdasarkan perjanjian tertulis
 Besarnya untuk pembicara/moderator dari Indonesia untuk suatu pertemuan tidak boleh
melebihi dari Rp. 6,000,000 netto per presentasi, baik acara tersebut diselenggarakan oleh
perusahaan maupun oleh pihak ketiga. Jumlah dibatasi maksimum Rp. 12,000,000 per hari
per pembicara apabila pembicara tersebut memberikan beberapa presentasi sekaligus
untuk perusahaan yang sama
 Untuk pertemuan yang diselenggarakan sendiri oleh perusahaan, pembayaran bagi
pembicara tidak boleh dilakukan di awal. Sebagai pengecualian, pembayaran di awal dapat
dilakukan apabila pertemuan tersebut diselenggarakan oleh pihak ketiga, dimana
honorarium pembicara sudah termasuk dalam biaya keseluruhan yang diminta secara
sekaligus oleh panitia penyelenggara
 Bagi profesi kesehatan asal Indonesia yang menjadi pembicara atau presenter atau
moderator pada pertemuan di luar negeri tidak boleh melebihi Rp. 12,000,000 netto per hari
 Untuk pembicara asing pada pertemuan lokal harus disesuaikan dengan kebiasaan di negara
asal pembicara tersebut
 Pembayaran untuk jasa profesi kesehatan, jasa investigator, sponsorship dan lain-lain tidak
boleh dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk bank cheque atau melalui transfer bank
Speaker Honorarium
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 34
16/06/2014
18
 Ramah tamah kepada profesi kesehatan hanya dapat diberikan apabila
 Berkaitan dengan pertemuan yang telah diizinkan
 Dilakukan dalam kadar yang sekunder dari tujuan utama pertemuan tersebut
 Dilakukan sepantasnya dan tidak melebihi kegiatan pertemuan dari segi waktu dan
biaya. Biaya ramah tamah tidak boleh melebihi biaya yang mayoritas penerima
ramah tamah umumnya bersedia menanggung apabila membayar sendiri
 Ramah tamah tidak boleh diberikan kepada pihak selain profesi kesehatan kecuali
apabila pihak tersebut merupakan anggota profesi kesehatan atau merupakan staf
administrasi yang dapat digolongkan sebagai delegasi atau peserta pertemuan
tersebut
 Tempat yang pantas yang mendukung tujuan ilmiah atau edukatif serta maksud dari
acara atau pertemuan itu
 Dilarang untuk menggunakan tempat yang diketahui atau dianggap memiliki citra
hiburan atau dianggap berlebihan
 hotel yang tergabung dengan tempat hiburan, lapangan golf, mempunyai pantai pribadi,
tidak diperbolehkan untuk digunakan
Acara/Pertemuan yang
Diselenggarakan oleh Anggota
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 35
 Batasan: Minuman dan/atau makanan yang tidak temasuk dalam tujuan acara hanya dapat disediakan
di bawah persyaratan berikut:
 Khusus untuk peserta acara; dan
 Jika bersifat sederhana sesuai standar lokal
 Hiburan: Perusahaan tidak diperkenankan menyediakan atau membiayai acara hiburan atau kegiatan
sosial lain yang bersifat santai
 Sebuah konser, karena merupakan suatu acara tersendiri dan bukan suatu hiburan selingan
 Pembelian tiket pertunjukan seni/hiburan atau pertandingan olahraga
 Paket wisata yang berdiri sendiri, namun tidak dilarang untuk memberikan komentar tentang
tempat-tempat yang menarik dalam perjalanan ke tempat makan
 Artis/aktor penghibur papan atas, yang tidak patut atau yang mahal seperti bintang TV atau
penyanyi pop terkenal – sekalipun pertunjukan mereka adalah sekunder dari suatu resepsi makan.
 Jamuan makan malam (Gala dinner)
 Jamuan makan malam yang berkaitan dengan acara ilmiah, yang diselenggarakan oleh Asosiasi
Medis
 Pesiar (cruise)
 Tanda mata; seperti makanan atau barang lainnya
 Menyediakan makanan (seperti makanan ringan, kotak makan siang) tanpa pembahasan ilmiah
Acara/Pertemuan yang
Diselenggarakan oleh Anggota
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 36
16/06/2014
19
 Dalam acara ilmiah diperbolehkan untuk menyediakan acara hiburan yang tidak berlebihan yang bersifat sebagai
pendukung minuman dan/atau makanan
 Dalam acara makan malam untuk sebuah pertemuan yang dijadwalkan berlangsung lebih dari satu hari, anggota
diperkenankan menyediakan musik untuk mengiringi acara makan atau sebagai selingan saat penyanyi lokal yang
tidak terkenal mengiringi acara makan malam itu
 Pertunjukan tarian rakyat atau penampilan seorang penyanyi lokal sebagai acara hiburan untuk selingan acara
makan atau selama pembukaan/penutupan acara tersebut
 Stan Pameran
 Stan pameran, konter dan sejenisnya hanya merupakan tujuan tambahan dan tidak boleh mengurangi tujuan
ilmiah acara tersebut. Makanan dan minuman ringan sederhana boleh disediakan
 Anggota dilarang untuk menyediakan, mendukung atau mensponsori ruangan untuk kegiatan santai yang
tidak besifat ilmiah
 Hadiah quiz atau permainan, seperti gimmick berupa pena, notes, dll, nilainya harus tidak melebihi Rp.
200,000/peserta, kecuali jika hadiah tersebut berbentuk materi ilmiah/medis seperti buku teks kedokteran,
alat kedokteran atau alat medis lainnya (nilainya tidak melebihi Rp. 5,000,000/peserta), dan maksimum untuk
10 peserta dalam setiap acara
 Distribusi contoh produk harus mengacu pada peraturan yang berlaku yang ditetapkan oleh BPOM
 Aktifitas-aktifitas lain di stan pameran tidak diperkenankan dilakukan pada saat sesi ilmiah sedang
berlangsung agar tidak menggangu dan mengalihkan perhatian peserta dari tujuan utama pertemuan ilmiah
tersebut
 Perusahaan tidak boleh dengan sengaja mengganggu atau berusaha mengacaukan suatu pertemuan ilmiah
yang disponsori secara tunggal oleh suatu perusahaan
Acara/Pertemuan yang
Diselenggarakan oleh Anggota
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 37
 Melalui rekening bank pribadi profesi kesehatan hanya diperbolehkan untuk
biaya layanan murni; seperti, biaya sebagai investigator atau pembicara; yang
dibuktikan dengan perjanjian seperti dijelaskan dalam butir
 Pembayaran ke institusi harus dilakukan melalui rekening bank institusi yang
bersangkutan
 Dilarang melakukan pembayaran melalui rekening bank pribadi profesi
kesehatan yang berfungsi sebagai rekening bank institusi
 Kecuali didukung oleh surat penunjukan resmi yang asli yang ditandatangani
oleh dua orang yang berbeda dari komite/departemen selain pemilik rekening
dan dicetak di atas kertas surat resmi komite/departemen tersebut*
 Diperbolehkan untuk membayar biaya intitusi kepada suatu institusi atas
pemakaian ruangan institusi tersebut jika dilengkapi dengan dokumen resmi
 Biaya institusi tidak boleh melebihi honorarium pembicara yang dibayarkan
pada pertemuan tersebut
 Dapat melebihi honorarium pembicara dengan persyaratan berikut:
 Didukung dengan tarif resmi dari institusi
 Pembayaran ditransfer melalui rekening bank institusi
Pembayaran kepada Profesi
Kesehatan dan Institusi
* Mulai 1 Januari2014, anggotaIPMG sepakat untukmenghentikansemua pembayaran ke rekeningbank pribadi yang berfungsisebagai rekeningbank institusi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 38
16/06/2014
20
 Tidak diperbolehkan menawarkan hadiah/penghargaan, insentif, donasi, keuangan, dan sejenisnya kepada
profesi kesehatan dikaitkan dengan penulisan resep atau anjuran penggunaan obat/produk suatu
perusahaan
 Hadiah
 Tidak boleh memberikan uang tunai atau yang sejenisnya (seperti voucher) kepada profesi kesehatan
 Untuk keperluan pribadi profesi kesehatan tidak boleh diberikan atau ditawarkan.Contoh benda yang
tidak diperbolehkan, termasuk namun tidak terbatas pada
 Barang elektronik yang bukan alat medis: perekam video, DVD, pemutar CD, TV, computer,
pengering rambut, telepon genggam, dll.
 Kupon belanja
 Langganan majalah umum.
 Peralatan olah raga, keanggotaan olah raga, tiket pertunjukan
 Barang keperluan hiburan dan hobi
 Produk farmasi anggota untuk digunakan secara pribadi
 Kendaraan dan asesorinya
 Kartu nama
 Buku resep
 Barang dengan fungsi ganda: lemari es, komputer tablet, dll.
 Lainnya, benda apapun untuk penggunaan pribadi dan/atau tidak bermanfaat bagi pasien
Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS,
DONASI DAN HIBAH
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 39
 Barang suvenir promosi (Gimmick): Gimmick dapat diberikan kepada profesi kesehatan
dan staf administratif yang berkaitan, dengan syarat hadiah bernilai minim dan relevan
dengan praktek profesi kesehatan (maksimal Rp. 200,000)
 Contoh, tapi tidak terbatas pada: pena, buku catatan, agenda, sarung tangan bedah, sikat kuku,
baki meja, jam meja, kalendar, dll
 Alat medis: Alat medis dapat ditawarkan atau diberikan gratis dengan ketentuan bahwa
nilainya tidak mahal dan berguna bagi pelayanan medis dan perawatan pasien
 Model anatomi untuk digunakan di ruang pemeriksaan,
 CD, DVD, VCD edukasi kedokteran atau sejenisnya
 Alat kedokteran tertentu, termasuk tapi tidak terbatas pada stetoskop, tensi meter, otoskop,
optalmoskop, laringoskop, paru refleks, cermin kepala, rhinoskop, termometer, glukometer,
refraktor lidah, kaca pembesar untuk penggunaan medis, timbangan badan dan alat pengukur
tinggi badan,
 Buku teks kedokteran,
 Jurnal kedokteran
 Persyaratan:
 Barang tersebut harus bernilai sedang dan terutama bermanfaat bagi pasien (senilai maksimum Rp.
5,000,000), kecuali buku teks kedokteran dan jurnal kedokteran
 Nilai barang yang ditawarkan tidak boleh lebih dari Rp. 5,000,000 per tahun per profesi kesehatan per
perusahaan
 Barang tidak boleh mencantumkan nama produk, tetapi harus mencantumkan logo atau nama
perusahaan
Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS,
DONASI DAN HIBAH
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 40
16/06/2014
21
 Hadiah berkaitan dengan kebudayaan Tidak diperbolehkan memberikan hadiah sebagai
bagian dari budaya menghormati (baik dalam bentuk uang tunai, setara dengan uang
tunai atau bunga) kepada profesi kesehatan untuk acara-acara berikut:
 Lebaran, Natal, Tahun Baru, Tahun Baru Cina (Imlek) acara keagamaan nasional lain,
 Pernikahan (dari profesi kesehatan sendiri maupun keluarganya),
 Ulang tahun (dari profesi kesehatan sendiri maupun keluarganya),
 Pengukuhan (misalnya sebagai profesor) dari departemen kesehatan atau profesi
kesehatan
 Tidak diperbolehkan memberikan hadiah sebagai bagian dari budaya menghormati
(baik dalam bentuk uang tunai, setara dengan uang tunai atau bunga atau iklan)
kepada institusi kesehatan, termasuk namun tidak terbatas pada pengukuhan,
perjanjian dengan komite baru dari suatu organisasi kesehatan, pembukaan klinik atau
rumah sakit baru, perayaan, dll
 Pada peristiwa kematian, diperbolehkan memberi karangan bunga tanda duka cita
seharga maksimal Rp. 750,000 per perusahaan kepada profesi kesehatan atau keluarganya
(suami/istri, anak dan orang tua) per kejadian
Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS,
DONASI DAN HIBAH
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 41
 Donasi dan Hibah
 Hanya boleh diberikan kepada institusi nirlaba/pemerintah, dan dilarang keras untuk diberikan
secara langsung kepada profesi kesehatan
 Harus bermanfaat untuk pasien dan/atau bermanfaat untuk pekerjaan atau edukasi profesi
kesehatan dari institusi tersebut
 Tidak boleh diberikan berkaitan dengan pembelian atau standardisasi produk, peresepan obat
atau penggunaan produk suatu perusahaan di institusi tersebut
 Biaya untuk standardisasi produk hanya boleh jika ada surat resmi dari institusi tersebut dan
pembayaran biaya standardisasi rumah sakit harus dibayarkan ke rekening rumah sakit atau
institusi, bukan rekening profesi kesehatan yang difungsikan sebagai rekening institusi
 Dibolehkan hanya untuk:
 Keadaan darurat atau bencana atau untuk pasien tidak mampu.
 Persyaratan standardisasi, dengan batasan maksimal 10 box per tahun per institusi.
 Untuk kepentingan standardisasi, harus ada surat resmi yang asli dari institusi (menggunakan
kepala surat, ditandatangani dan distempel). Bila surat ini tidak bisa didapat, anggota harus
mengeluarkan surat resmi yang menyatakan bahwa institusi tersebut telah menerima produk
sebagai bagian persyaratan proses standardisasi. Surat ini harus ditandatangani oleh petugas
berwenang pihak penerima
Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS,
DONASI DAN HIBAH
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 42
16/06/2014
22
Diperbolehkan memberikan hibah kepada sebuah institusi atas
permintaan untuk mendukung penelitian tentang layanan
kesehatan atau pendidikan kesehatan atau penelitian yang
bersifat ilmiah. Sebagai contoh, namun tidak terbatas pada:
 Hibah untuk penyelenggara pendidikan kesehatan pascasarjana yang
terakreditasi
 Beasiswa dan program sejenis
 Pengembangan dan penyebarluasan materi pendidikan atau peralatan
kesehatan untuk tujuan pelatihan
Hibah tidak boleh diberikan untuk tujuan yang tidak berkaitan
dengan pendidikan atau yang bersifat promosi dan dilarang
untuk diberikan kepada individu profesi kesehatan atau badan
amal atas nama profesi kesehatan
Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS,
DONASI DAN HIBAH
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 43
Materi Promosi Cetakan atau Iklan Lengkap
 Tujuannya untuk memberikan informasi yang memadai kepada profesi
kesehatan untuk membuat keputusan yang rasional di dalam penulisan
resep atau penggunaan suatu produk, maka informasi yang diberikan
harus mencakup hal-hal di bawah ini secara jelas dan ringkas:
Nama produk (nama dagang)
Nama generik zat aktif atau INN (International Non-proprietary Name)
Nama dan alamat perusahaan yang memasarkan produk tersebut
Kode tanggal produksi materi cetakan
Indikasi yang disetujui untuk penggunaan produk tersebut (minimum 1
indikasi)
Dosis atau cara penggunaan/pemberian yang dianjurkan
Pernyataan singkat tentang efek samping, peringatan klinis yang penting
untuk diketahui, kontraindikasi dan interaksi utama pada dosis yang
dianjurkan
Pernyataan bahwa informasi lebih lanjut tersedia atas permintaan
Pasal 6 MATERI PROMOSI CETAKAN
ATAU IKLAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 44
16/06/2014
23
Promosi /Iklan Ringkas (Reminder)
 Hanya memuat pernyataan sederhana tentang indikasi untuk
menunjukkan kategori terapi yang relevan dan alasan mengapa produk
tersebut direkomendasikan untuk indikasi tersebut, informasi singkat
berikut ini harus dicantumkan :
Nama produk (nama dagang)
Nama generik zat aktif atau INN (International Non-proprietary Name)
Nama dan alamat perusahaan yang memasarkan produk tersebut
Kode tanggal produksi materi cetakan
Barang Suvenir Promosi/’Gimmick’
 Harus berkaitan dengan pekerjaannya dan harus bernilai minimal
(maksimum Rp. 200,000)
 Untuk materi kecil dengan tempat yang terbatas dan tidak memuat pesan
promosi atau informasi ilmiah, maka diperbolehkan hanya mencantumkan
nama dagang atau nama/logo perusahaan
Pasal 6 MATERI PROMOSI CETAKAN
ATAU IKLAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 45
 Referensi/Rujukan
 Materi promosi yang memuat informasi dari studi yang telah dipublikasikan, harus
mencantumkan referensi yang jelas dan dapat ditelusuri
 Penggunaan cetak ulang, abstrak dan kutipan harus sesuai dengan persyaratan hak
cipta dari materi tersebut
 Kutipan atau opini dari literatur kedokteran atau dari komunikasi pribadi tidak boleh
dimodifikasi atau dirancukan sedemikian rupa sehingga menyesatkan atau
membingungkan atau mengubah maksud penulis yang sebenarnya
 Pengiriman Pos
 Materi promosi hendaknya hanya dikirimkan kepada individu yang dinilai berminat
secara profesi terhadap informasi yang diberikan
 Frekuensi dan banyaknya materi promosi yang dikirim lewat pos kepada profesi
kesehatan harus dalam jumlah yang wajar. Permintaan profesi kesehatan agar nama
mereka dihapus dari daftar penerima materi promosi harus dipenuhi. Namun,
perusahaan tetap harus memiliki daftar penerima yang lengkap untuk memberikan
informasi penting lainnya, seperti kontraindikasi, reaksi yang tak diinginkan, perhatian,
dsb
Pasal 6 MATERI PROMOSI CETAKAN
ATAU IKLAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 46
16/06/2014
24
Harus sesuai dengan persyaratan untuk materi cetakan yang
diuraikan di dalam Pasal 6
Informasi produk boleh dihilangkan asal saja informasi produk
lengkap tersedia atas permintaan pihak yang berminat.
Khusus mengenai situs web yang berkaitan dengan produk
farmasi:
Identitas perusahaan farmasi dan pengunjung yang diinginkan
harus dinyatakan dengan jelas.
Isi harus sesuai dengan pengunjung yang dituju.
Penyajian (isi, link, dll.) harus sesuai dan jelas terlihat oleh
pengunjung yang dituju.
Informasi yang berlaku untuk negara tertentu harus mengikuti
peraturan perundang-undangan setempat
Pasal 7 MATERI PROMOSI AUDIO
VISUAL DAN ELEKTRONIK
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 47
Keputusan Menteri Kesehatan No. 437/MEN.KES/SK/VI/1987
tertanggal 11 Juni 1987, maka pemberian contoh produk
farmasi secara cuma-cuma kepada profesi kesehatan
dilarang
Perusahaan tidak diperbolehkan menyediakan contoh obat
kepada profesi kesehatan, kecuali jika mendapat izin
pengecualian dari pihak berwenang
Pasal 8 CONTOH OBAT
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 48
16/06/2014
25
Tidak boleh menggunakan cara-cara yang dapat
mendiskreditkan atau mengurangi kepercayaan publik pada
industri farmasi. Persyaratan ini berlaku baik untuk riset yang
dilakukan oleh perusahaan yang memasarkan produk atau
organisasi lain yang bertindak atas perusahaan tersebut
Dilarang menggunakan tata cara yang bertipu daya atau
memaksa untuk mempengaruhi responden
Responden riset internal tidak boleh dibayar
Survei kefarmasian tidak diperbolehkan kecuali bila dilakukan
oleh pihak ke tiga dan informasi disampaikan sedemikian rupa
sehingga data yang diperoleh terkumpul menjadi satu
Pasal 9 RISET PASAR
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 49
Kecuali jika ditetapkan lain oleh BPOM atau institusi terkait,
produk etikal hanya boleh dipromosikan dan diiklankan kepada
profesi kesehatan dan tidak boleh diiklankan kepada khalayak
umum
Perusahaan dilarang memasang artikel atau iklan dalam media
massa untuk mempromosikan suatu obat etikal atau dengan
maksud memacu masyarakat umum meminta suatu produk
tertentu melalui dokter mereka
Perusahaan harus memastikan bahwa pegawai mereka tidak
melakukan kegiatan promosi di media sosial untuk alasan apa
pun. Termasuk dalam kategori media sosial adalah Facebook,
Twitter, You Tube, Linked In, dll
Pasal 10 KOMUNIKASI DENGAN
PUBLIK DAN MEDIA MASSA
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 50
16/06/2014
26
Setiap anggota IPMG disarankan untuk secara aktif
melakukan penilaian terhadap diri perusahaan terkait
pelaksanaan Kode Etik IPMG
Melakukan pengaduan berkaitan dengan pelangaran Kode
Etik IPMG dianjurkan. Prosedur rinci untuk pengaduan serta
penanganan pengaduan (termasuk peran dan lingkup
yurisdiksi IPMG)
Pengaduan pertama dan surat keputusan akhir harus
dikirimkan ke IPMG melalui Sub Komite Praktik Pemasaran
Pasal 11 PELANGGARAN DAN
PENGADUAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 51
 PROSEDUR UNTUK MENYAMPAIKAN PENGADUAN MENYANGKUT KODE ETIK
 Pelaporan Pengaduan harus tertulis atau dengan e-mail dan mencakup :
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
Rincian pengadu
•Identitas pengadu,
dengan alamatlengkap
(termasuk nomor fax
dan e-mail, jika ada)
untuk korespondensi.
Atas permintaan dari
pengadu, identitas dari
pengadu harus
dirahasiakan terhadap
semua pihak di luar Sub
Komite Praktik
Pemasaran IPMG
Perusahaan
tertuduh
•Untuk tiap kasus,
identitas perusahaan
yang diduga melanggar
Kode Etik IPMG dan
nama produk harus
disebutkan
Materi rujukan
•Untuk tiap kasus,
penjelasan tentang
iklan/kegiatan yang
menjadi subyek
pengaduan, materi
cetakan atau bukti-bukti
lainnya harus disediakan
Tanggal, lokasi dan nama
kegiatan
•Jika diperlukan tanggal,
lokasi dan nama kegiatan
terjadinya pelanggaran
Kode Etik IPMG yang
diadukan
Ringkasan
•Untuk tiap kasus suatu
uraian ringkas mengenai
pengaduan, jika mungkin,
disebutkan pelanggaran
terhadap bagian mana
dari Kode Etik IPMG
(Pasal atau Butir)
•Semua korespondensi
harus ditujukan pada:
Ketua Sub Komite Praktik
Marketing IPMG Wisma
Pondok Indah 1st floor
Suite 102 Jl. Sultan
Iskandar Muda Kav. V / TA
Jakarta Selatan 12310
Telepon : +62 (21) 769
7531 Fax : +62(21) 769
7532 Email : ipmg@ipmg-
online.com
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 52
16/06/2014
27
 Penerimaan Pengaduan
 Sub Komite Praktik Marketing IPMG akan mengeluarkan surat tanda terima pengaduan secara
tertulis kepada pengadu dalam 5 hari kerja setelah menerima pengaduan
 Validasi
 Sub Komite Praktik Marketing IPMG dalam 10 hari kerja setelah mengirimkan surat tanda terima
kepada pengadu akan melakukan validasi pengaduan untuk memastikan bahwa
 Masalah benar adanya dan diadukan dengan niat baik
 Ada indikasi cukup dan kuat bahwa telah terjadi pelanggaran Kode Etik IPMG yang memungkinkan
keluhan itu diproses
 Validasi dilakukan dengan memeriksa materi acuan yang diserahkan oleh pihak yang
menyampaikan keluhan dan bukti-bukti materi dari perusahaan yang dianggap melakukan
pelanggaran. Sub Komite Praktik Pemasaran dapat memperoleh bantuan atau saran profesional
dari sebuah panel yang terdiri dari para pakar dari perusahaan anggota IPMG
 Berhak meminta kepada perusahaan yang diduga melakukan pelanggaran untuk menyediakan
bukti untuk memberikan penjelasan tentang keluhan tersebut
 Perusahaan yang diduga melakukan pelanggaran harus bekerjasama secara penuh dalam
menangani keluhan
 Setelah proses validasi berlangsung diketahui bahwa bukti-bukti yang ada tidak membuktikan atau
tidak cukup untuk membuktikan bahwa perusahaan yang dimaksud telah melanggar Kode Etik
IPMG, maka Sub Komite Praktik Pemasaran akan membuat sebuah surat resmi kepada pihak yang
menyampaikan keluhan dan perusahaan yang dianggap melakukan pelanggaran bahwa keluhan
itu tidak terbukti, dan oleh karena itu proses akan dihentikan dan kasusnya dianggap selesai
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 53
 Meneruskan Pengaduan
 Segera setelah validasi dilakukan, Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG akan mengirimkan
pengaduan, beserta bukti-bukti penunjang (seperti salinan iklan yang diduga melanggar
Kode Etik IPMG ini), bersama dengan surat pengantar dari IPMG (“Surat”) kepada
manajemen senior dari perusahaan terkait
 Perusahaan Bukan Anggota
 Jika kasus melibatkan satu perusahaan yang bukan anggota IPMG, kasus tidak dapat
diproses secara formal kecuali untuk organisasi-organisasi yang dipakai oleh perusahaan-
perusahaan aggota IPMG untuk mempromosikan produk mereka
 Batas Waktu
 Surat kepada perusahaan tersebut mencantumkan batas waktu untuk memberikan
tanggapan atas kasus yang sedang diselidiki. Biasanya 30 hari sejak perusahaan tersebut
menerima surat. Dalam keadaan tertentu Ketua Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG dapat
mengabulkan suatu perpanjangan batas waktu
 Tanggapan Perusahaan
 Pada kasus dimana perusahaan menyatakan telah melanggar Kode Etik IPMG, tanggapan
harus mencantumkan tindakan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan untuk
memperbaiki pelanggaran tersebut. Jika pengaduan ditolak, alasan penolakan harus
dinyatakan dengan jelas, dan jika diperlukan, harus disertai data pendukung (misalnya bukti
ilmiah untuk mendukung klaim/narasi yang dipersoalkan
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 54
16/06/2014
28
 Keputusan
 Jika perusahaan membantah tuduhan tersebut, Sub Komite Praktik Marketing IPMG akan
menangani kasus ini. Sub Komite Praktik Marketing IPMG biasanya akan memutuskan kasus dalam
30 hari sejak menerima tanggapan dari perusahaan. Jika perlu, Sub Komite Praktik Marketing IPMG
dapat meminta tambahan informasi atau argumentasi dari pengadu atau perusahaan yang
diadukan, dalam hal ini batas waktu dapat diperpanjang
 Naik Banding
 Bila perusahaan atau pengadu tidak setuju dengan keputusan dari Sub Komite Praktik Pemasaran
IPMG, dalam 30 hari mereka boleh mengajukan naik banding. Jika ada fakta atau argumentasi baru
dikemukakan, pihak lain akan diundang untuk memberikan pendapat dalam 30 hari. Ketua Sub
Komite Praktik Pemasaran IPMG dapat meneruskan pengaduan kepada Komite Eksekutif IPMG.
Komite Eksekutif IPMG dapat menunjuk arbitrator netral berdasarkan persetujuan dari pengadu
dan/atau yang diadukan. Komite Eksekutif IPMG akan mengusulkan suatu keputusan terakhir
berdasarkan rekomendasi arbitrator dan diputuskan oleh Rapat Umum IPMG
 Komunikasi Hasil
 Bila suatu pengaduan telah diterima dan dinyatakan ada pelanggaran Kode Etik, atau telah
diterima oleh perusahaan yang bersangkutan, maka tanpa menyebutkan identitas
perusahaan dan produk terkait, informasi mengenai kasus tersebut yang berisi ringkasan
fakta-fakta penting akan disampaikan segera kepada semua anggota IPMG
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 55
 Status Laporan
 Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG akan mengeluarkan suatu Laporan tahunan tentang Praktik
Pemasaran IPMG, yang akan merangkum aktifitasnya. Laporan akan didistribusikan kepada semua anggota
IPMG
 HUKUMAN
 dikelompokkan ke dalam pelanggaran ringan dan berat
 Pelanggaran yang berdampak kepada anggota lain dikelompokkan sebagai pelanggaran ringan.
Sebagai contoh, namun tidak terbatas pada:
 Bunga untuk tenaga kesehatan profesional selain untuk keperluan pemakaman,
 Hadiah sebagai bentuk penghormatan,
 Upaya mengacaukan acara ilmiah yang disponsori perusahaan lain,
 Pernyataan menyesatkan dalam materi promosi,
 Door prize, dll
 Pelanggaran yang berdampak kepada anggota lain dan/atau pasien dan/atau reputasi IPMG dan/atau
dengan maksud melakukan penyuapan dikelompokkan sebagai pelanggaran berat. Sebagai contoh,
namun tidak terbatas pada:
 Pernyataan menyesatkan dalam materi promosi,
 Promosi off-label,
 Mensponsori pasangan profesi kesehatan,
 Menyediakan fasilitas berlebihan kepada profesi kesehatan,
 Membayar tunai untuk peresepan.
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 56
16/06/2014
29
 Pelanggaran Pertama
 akan mengirimkan surat peringatan kepada General Manager (GM)
perusahaan terkait setelah pengambilan keputusan akhir dengan tembusan
kepada Sekretariat IPMG
 Pelanggaran berat perusahaan harus membayar denda sebesar USD 2,000
 Pelanggaran Kedua
 mengundang GM tersebut untuk bertemu dengan Komite Eksekutif IPMG guna
menjelaskan perilaku perusahaannya.
 Jika pelanggaran terbukti dan termasuk kategori pelanggaran ringan, Komite Eksekutif
IPMG akan mengirimkan surat peringatan kepada General Manager (GM) perusahaan
terkait.
 Jika pelanggaran terbukti dan termasuk dalam kategori pelanggaran berat, Komite
Eksekutif IPMG akan mengirimkan surat resmi kepada Manajemen Senior di Kantor Pusat
Global dari perusahaan yang melanggar
 USD 2,000 untuk pelanggaran ringan dan USD 5,000 untuk pelanggaran berat
 Pelanggaran Lebih Lanjut
 Sama dengan pelanggaran kedua
 USD 5,000 untuk pelanggaran ringan dan USD 20,000 untuk pelanggaran berat
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 57
KESIMPULAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 58
16/06/2014
30
 Harga dan Syarat Perdagangan
 Q: Apakah Kode Etik ini melarang anggota memberikan diskon kepada pelanggan atau syarat perdagangan yang
menarik lainnya dalam penyediaan produk farmasi?
 A: Tidak. Kode Etik ini tidak membatasi atau mengatur syarat perdagangan untuk penyediaan produk farmasi.
IPMG mendorong kompetisi antar perusahaan
 Q: Apakah Kode Etik ini berlaku untuk promosi dan pemasaran produk farmasi kepada pelanggan pedagang yang
juga profesi kesehatan yang berpraktek, contohnya seorang apoteker yang menjalankan usaha apotiknya sendiri?
 A: Kode Etik ini berlaku untuk promosi dan pemasaran produk farmasi kepada pelanggan tersebut. Namun Kode
Etik ini tidak membatasi atau mengatur syarat perdagangan untuk penyediaan produk farmasi kepada pelanggan.
Pada setiap kali mengadakan perjanjian perdagangan dengan pelanggan tersebut, perusahaan harus
menghormati peran pelanggan tersebut sebagai profesi kesehatan dan jika diperlukan harus mematuhi
persyaratan yang ada dalam Kode Etik ini
 Q: Apakah Kode Etik ini berlaku untuk promosi dan pemasaran produk farmasi kepada pelanggan pedagang yang
bukan profesi kesehatan? Bagaimana kalau pelanggan tersebut memiliki kualifikasi sebagai profesi kesehatan
tetapi tidak praktek?
 A: Tidak. Kode Etik ini hanya mengatur interaksi dengan profesi kesehatan yang menjalankan praktek. Promosi
dan pemasaran ke pelanggan pedagang (baik sebagai profesi kesehatan atau tidak) tentu saja telah diatur oleh
undang-undang dan peraturan lain, seperti yang membatasi atau melarang iklan atau promosi yang tidak akurat,
menyesatkan dan menipu atau membatasi atau melarang menyuap pejabat atau pegawai pemerintahan
 Q: Apakah Kode Etik ini mencakup daftar harga atau dokumen lain yang berkaitan dengan perjanjian
perdagangan?
 A: Tidak
 Q: Apakah suatu pernyataan harga yang salah/perbandingan harga yang menyesatkan dapat diproses di bawah
Kode Etik ini?
 A: Ya, jika suatu perusahaan memberikan informasi harga yang tidak benar dalam materi atau aktifitas promosinya
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 59
 Perjanjian Konsultasi
 Q: Jika tidak ada pedoman resmi atau peraturan perundang-undangan bagi industri, bagaimana cara
perusahaan berinteraksi dengan profesi kesehatan yang memberikan jasa konsultasi secara resmi?
 A: Sudah selayaknya bagi konsultan yang memberikan jasa konsultasi mendapat imbalan yang pantas dan
mendapat biaya pengganti untuk biaya perjalanan, penginapan, dan makanan yang dikeluarkan sewaktu
memberikan jasa tersebut. Kompensasi dan biaya pengganti yang dalam konteks berbeda mungkin
dianggap tidak pantas, dalam hal perjanjian konsultasi murni, kompensasi dan biaya tersebut dapat saja
diberikan. Biaya konsultasi atau perjanjian konsultasi yang fiktif tidak boleh digunakan untuk alasan
memberikan uang kepada profesi kesehatan. Faktor berikut mendukung keberadaan dari suatu perjanjian
konsultasi yang benar (tidak semua faktor mungkin relevan dengan perjanjian tertentu):
 Surat konfirmasi tertulis yang menjelaskan jenis jasa yang akan diberikan dan dasar untuk pembayaran jasa tersebut
 Adanya kebutuhan untuk jasa tersebut dengan jelas telah diidentifikasi terlebih dahulu sebelum meminta jasa dan
membuat perjanjian dengan konsultan yang bersangkutan
 Kriteria untuk pemilihan konsultan harus sesuai dengan tujuan yang telah diidentifikasi dan orang yang bertanggung
jawab untuk seleksi konsultan memiliki keahlian yang diperlukan untuk mengevaluasi apakah profesi kesehatan
tertentu memenuhi kriteria tersebut
 Jumlah profesi kesehatan yang dikontrak tidak boleh lebih besar dibanding dengan jumlah yang sepatutnya diperlukan
untuk mencapai tujuan
 Perusahaan yang yang bersangkutan harus menyimpan dengan baik arsipnya dan menggunakan jasa konsultasi yang
sesuai
 Penggunaan profesi kesehatan untuk jasa tersebut tidak boleh dikaitkan dengan penulisan resep produk tertentu.
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 60
16/06/2014
31
 Promosi Terselubung
 Q: Apakah perusahaan boleh menerbitkan materi promosi yang tampak seperti editorial
independen?
 A: Tidak. Jika suatu perusahaan membiayai, mempengaruhi atau mengatur penerbitan materi
promosi di dalam jurnal, materi promosi tersebut tidak boleh menyerupai editorial independen.
 Q: Apakah larangan promosi sebelum obat mendapat izin edar menghalangi penggunaan obat
untuk terapi khusus?
 A: Kode Etik ini tidak menghalangi penggunaan tersebut di atas, namun harus sesuai dengan
semua ketentuan undang-undang, peraturan dan kode etik yang berlaku. Harus hati-hati untuk
memastikan bahwa komunikasi untuk penggunaan tersebut bukan merupakan iklan untuk
suatu obat yang belum mendapat ijin edarnya
 Medical Representative
 Q: Apakah semua MR harus bersertifikat?
 A: Ya. Hal ini berlaku untuk seluruh MR yang telah bekerja pada perusahaan yang sama untuk
jangka waktu minimum 2 tahun. Sehubungan dengan terjadinya pergantian karyawan, jumlah
MR yang belum bersertifikat sebesar 10% dari total MR masih dianggap wajar. Namun bila
seorang MR tidak juga mempunyai sertifikat dalam jangka waktu 2 tahun, perusahaan terkait
dianjurkan untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki keadaan ini
termasuk pemutusan hubungan kerja dengan karyawan tersebut
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 61
Rasio Waktu Kegiatan Ilmiah
Q: Perbandingan antara waktu yang dipergunakan untuk
pertemuan ilmiah atau pendidikan dan waktu untuk kegiatan
ramah tamah adalah minimal 2/3 dari jumlah total waktu kegiatan.
Apa maksudnya?
A: Total waktu kegiatan ilmiah adalah 2/3 dari jumlah total kegiatan.
Contohnya; tidak diperbolehkan untuk menyelenggarakan atau
berpartisipasi di suatu simposium atau pertemuan dimana
kegiatan/presentasi ilmiah hanya 1 jam dan diikuti dengan kegiatan
non-ilmiah untuk sisa waktu yang tersedia
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 62
16/06/2014
32
 Hotel
 Q: Hotel seperti apa yang dapat dijadikan contoh hotel yang sesuai dan tidak sesuai untuk acara-acarailmiah yang yang
disponsori oleh perusahan anggota?
 A: Hotel yang merupakan bagian dari taman hiburan, acara hiburan yang berlebihan atau pantai pribadi yang dapat
menciptakan persepsi negatif terhadap pemangku kepentingan industri farmasi. Beberapa contoh, namun tidak terbatas
pada:
 Trans Hotel, Bandung
 Mercure Hotel, Ancol, Jakarta
 Hard Rock Hotel, Bali
 Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali
 Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua, Bali
 Hotel baru yang tidak termasuk dalam kategori ini tapi memenuhi kriteria di atas dianggap tidak sesuai berdasarkan bagian
ini
 Hotel yang menyediakan fasilitas yang berkaitan dengan suatu pertemuan, terletak di lokasi yang nyaman untuk dicapai
oleh sebagian besar peserta, memiliki akses yang mudah ke bandara atau terletak di tengah kota, dapat dikatergorikan
sebagai tempat yang layak untuk mengadakan acara ilmiah. Beberapa contoh, namun tidak terbatas pada:
 Mulia Hotel, Jakarta
 Ritz Carlton Hotel, Jakarta
 Shangri-La Hotel, Jakarta
 Pullman Hotel, Bali
 Westin Hotel, Bali
 Harvest Land Mercure,Bali
 Novotel Nusa Dua, Bali
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 63
Cetak Ulang
 Q: Apakah cetak ulang termasuk materi promosi dalam Kode Etik ini?
 A: Tidak. Cetak Ulang artikel ilmiah dan kedokteran, bila digunakan
sebagai materi yang berdiri sendiri, tidak dibuat oleh perusahaan
farmasi, sehingga tidak dianggap sebagai materi promosi. Namun,
bila disajikan bersamaan dengan materi lain yang berasal dari
perusahaan farmasi, maka reprint yang ditujukan kepada profesi
kesehatan tersebut termasuk materi promosi. Bila materi promosi
mengacu pada, meliputi, atau disajikan bersama dengan artikel atau
studi kedokteran, maka harus mencantumkan referensi. Setiap cetak
ulang dari artwork (termasuk grafik, ilustrasi, foto atau tabel) yang
diambil dari artikel atau studi dan dimasukkan atau disajikan dengan
materi promosi harus menyebutkan dengan jelas sumber dari
artwork dan direproduksi secara tepat
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 64

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRhiza Amalia
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaFikri Nisa
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.Maranata Gultom
 
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamolBrosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamolAnna Lisstya
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IOppy Utriyani
 
Kelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhKelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhAyu Sekarini
 
UJI PRAKLINIK OT.pptx
 UJI PRAKLINIK OT.pptx UJI PRAKLINIK OT.pptx
UJI PRAKLINIK OT.pptxtaufiq882504
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONTri Setyo Ningsih
 
Makalah konstipasi
Makalah konstipasiMakalah konstipasi
Makalah konstipasiGiesella24
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....DesiRis1
 
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.pptOBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.pptFadhol Romdhoni
 
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidwendy wijaya
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah cangkang kapsul
Makalah cangkang kapsulMakalah cangkang kapsul
Makalah cangkang kapsul
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilin
 
Chapter 3. lipid
Chapter 3. lipidChapter 3. lipid
Chapter 3. lipid
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar Kosmetika
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamolBrosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
Kelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhKelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuh
 
UJI PRAKLINIK OT.pptx
 UJI PRAKLINIK OT.pptx UJI PRAKLINIK OT.pptx
UJI PRAKLINIK OT.pptx
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
3049 p3-spk-farmasi
3049 p3-spk-farmasi3049 p3-spk-farmasi
3049 p3-spk-farmasi
 
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASIPENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
 
Makalah konstipasi
Makalah konstipasiMakalah konstipasi
Makalah konstipasi
 
PPT Karbohidrat
PPT KarbohidratPPT Karbohidrat
PPT Karbohidrat
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
 
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.pptOBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
 
Farmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik finalFarmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik final
 
senyawa karbonil
senyawa karbonilsenyawa karbonil
senyawa karbonil
 
Ethylene glycol Poisoning
Ethylene glycol PoisoningEthylene glycol Poisoning
Ethylene glycol Poisoning
 
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
 

Andere mochten auch

Moisturizers An Essential Component in Eczema Management
Moisturizers An Essential Component in Eczema ManagementMoisturizers An Essential Component in Eczema Management
Moisturizers An Essential Component in Eczema ManagementMoch Kurniawan
 
Current Strategies in ICU Sedation
Current Strategies in ICU SedationCurrent Strategies in ICU Sedation
Current Strategies in ICU SedationMoch Kurniawan
 
Advanced Sales Force Remodeling Strategies in a Multi-Channel Environment Ind...
Advanced Sales Force Remodeling Strategies in a Multi-Channel Environment Ind...Advanced Sales Force Remodeling Strategies in a Multi-Channel Environment Ind...
Advanced Sales Force Remodeling Strategies in a Multi-Channel Environment Ind...Moch Kurniawan
 
Pemasaran barang dan jasa
Pemasaran barang dan jasaPemasaran barang dan jasa
Pemasaran barang dan jasaramafajar6969
 
Ppt administrasi
Ppt administrasiPpt administrasi
Ppt administrasimaria ulfah
 
Educational Paradigm Shift
Educational Paradigm ShiftEducational Paradigm Shift
Educational Paradigm Shiftgatothp
 
Effective management of surgical instruments
Effective management of surgical instrumentsEffective management of surgical instruments
Effective management of surgical instrumentsMoch Kurniawan
 
Presentation administrasi pendidikan
Presentation administrasi pendidikan Presentation administrasi pendidikan
Presentation administrasi pendidikan Yesi Ratnasari
 
Materi inti 4 modul pemasaran sosial
Materi inti 4 modul pemasaran sosialMateri inti 4 modul pemasaran sosial
Materi inti 4 modul pemasaran sosialDc RF
 
Dermal filler from basic to practice
Dermal filler from basic to practiceDermal filler from basic to practice
Dermal filler from basic to practiceMoch Kurniawan
 
Ppt administrasi pendidikan rizki dewi
Ppt administrasi pendidikan rizki dewiPpt administrasi pendidikan rizki dewi
Ppt administrasi pendidikan rizki dewiKiy Mbem
 
PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULERPENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULERWinda Hastuti
 
kegiatan ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikulerkegiatan ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikulerPENJAGA HATI
 
Power point terbaru ekskul wajib
Power point terbaru ekskul wajibPower point terbaru ekskul wajib
Power point terbaru ekskul wajibPAKLONG PRADANA
 

Andere mochten auch (18)

Sertifikat Pedfi
Sertifikat PedfiSertifikat Pedfi
Sertifikat Pedfi
 
Modul a pedfi 2013
Modul a pedfi 2013Modul a pedfi 2013
Modul a pedfi 2013
 
Moisturizers An Essential Component in Eczema Management
Moisturizers An Essential Component in Eczema ManagementMoisturizers An Essential Component in Eczema Management
Moisturizers An Essential Component in Eczema Management
 
Current Strategies in ICU Sedation
Current Strategies in ICU SedationCurrent Strategies in ICU Sedation
Current Strategies in ICU Sedation
 
Advanced Sales Force Remodeling Strategies in a Multi-Channel Environment Ind...
Advanced Sales Force Remodeling Strategies in a Multi-Channel Environment Ind...Advanced Sales Force Remodeling Strategies in a Multi-Channel Environment Ind...
Advanced Sales Force Remodeling Strategies in a Multi-Channel Environment Ind...
 
Pemasaran barang dan jasa
Pemasaran barang dan jasaPemasaran barang dan jasa
Pemasaran barang dan jasa
 
Ppt administrasi
Ppt administrasiPpt administrasi
Ppt administrasi
 
Educational Paradigm Shift
Educational Paradigm ShiftEducational Paradigm Shift
Educational Paradigm Shift
 
Tuihgmh
TuihgmhTuihgmh
Tuihgmh
 
Effective management of surgical instruments
Effective management of surgical instrumentsEffective management of surgical instruments
Effective management of surgical instruments
 
Presentation administrasi pendidikan
Presentation administrasi pendidikan Presentation administrasi pendidikan
Presentation administrasi pendidikan
 
Materi inti 4 modul pemasaran sosial
Materi inti 4 modul pemasaran sosialMateri inti 4 modul pemasaran sosial
Materi inti 4 modul pemasaran sosial
 
Dermal filler from basic to practice
Dermal filler from basic to practiceDermal filler from basic to practice
Dermal filler from basic to practice
 
Ppt administrasi pendidikan rizki dewi
Ppt administrasi pendidikan rizki dewiPpt administrasi pendidikan rizki dewi
Ppt administrasi pendidikan rizki dewi
 
PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULERPENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
 
Cpob 2012
Cpob 2012Cpob 2012
Cpob 2012
 
kegiatan ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikulerkegiatan ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikuler
 
Power point terbaru ekskul wajib
Power point terbaru ekskul wajibPower point terbaru ekskul wajib
Power point terbaru ekskul wajib
 

Ähnlich wie Modul b pedfi 2013

2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...PT Kalbe Farma
 
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas m...
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas m...2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas m...
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas m...PT Kalbe Farma
 
3, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...
3, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...3, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...
3, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...PT Kalbe Farma
 
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdf
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdfEtika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdf
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdfrizaltuesday
 
PPT KEBIJAKAN FARMASI (2).pptx
PPT KEBIJAKAN FARMASI (2).pptxPPT KEBIJAKAN FARMASI (2).pptx
PPT KEBIJAKAN FARMASI (2).pptxMIqbal650540
 
PPT FARMASI.SILVIANA.pptx
PPT FARMASI.SILVIANA.pptxPPT FARMASI.SILVIANA.pptx
PPT FARMASI.SILVIANA.pptxAiSriMazland
 
Sim, fina melinda jm, hapzi ali,analisis dan perancangan sistem informasi kel...
Sim, fina melinda jm, hapzi ali,analisis dan perancangan sistem informasi kel...Sim, fina melinda jm, hapzi ali,analisis dan perancangan sistem informasi kel...
Sim, fina melinda jm, hapzi ali,analisis dan perancangan sistem informasi kel...Fina Melinda Jumrotul Mu'minin
 
0127 standar yanfar puskesmas
0127  standar yanfar puskesmas0127  standar yanfar puskesmas
0127 standar yanfar puskesmasssuserb44787
 
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, etika bisnis pada perusahaan, un...
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, etika bisnis pada perusahaan, un...Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, etika bisnis pada perusahaan, un...
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, etika bisnis pada perusahaan, un...Aprilini Khaterin Johan
 
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...FitriAyuWahyuni1
 
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Sri Suratini
 
PPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptxPPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptxromawaode
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...Sainal Edi Kamal
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 
Pertemuan 1-pendahuluan Farmasi Industri.pptx
Pertemuan 1-pendahuluan Farmasi Industri.pptxPertemuan 1-pendahuluan Farmasi Industri.pptx
Pertemuan 1-pendahuluan Farmasi Industri.pptxssuser0c1df7
 
13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt
13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt
13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.pptDrHariyono
 

Ähnlich wie Modul b pedfi 2013 (20)

P1.pptx
P1.pptxP1.pptx
P1.pptx
 
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...
 
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas m...
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas m...2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas m...
2, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas m...
 
3, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...
3, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...3, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...
3, be & gg, rudi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universitas mercu...
 
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdf
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdfEtika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdf
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdf
 
PPT KEBIJAKAN FARMASI (2).pptx
PPT KEBIJAKAN FARMASI (2).pptxPPT KEBIJAKAN FARMASI (2).pptx
PPT KEBIJAKAN FARMASI (2).pptx
 
asuhan kefarmasian.pptx
asuhan kefarmasian.pptxasuhan kefarmasian.pptx
asuhan kefarmasian.pptx
 
PPT FARMASI.SILVIANA.pptx
PPT FARMASI.SILVIANA.pptxPPT FARMASI.SILVIANA.pptx
PPT FARMASI.SILVIANA.pptx
 
Sim, fina melinda jm, hapzi ali,analisis dan perancangan sistem informasi kel...
Sim, fina melinda jm, hapzi ali,analisis dan perancangan sistem informasi kel...Sim, fina melinda jm, hapzi ali,analisis dan perancangan sistem informasi kel...
Sim, fina melinda jm, hapzi ali,analisis dan perancangan sistem informasi kel...
 
0127 standar yanfar puskesmas
0127  standar yanfar puskesmas0127  standar yanfar puskesmas
0127 standar yanfar puskesmas
 
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, etika bisnis pada perusahaan, un...
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, etika bisnis pada perusahaan, un...Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, etika bisnis pada perusahaan, un...
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, etika bisnis pada perusahaan, un...
 
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...
 
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik
 
Pert iii
Pert iiiPert iii
Pert iii
 
Dokter dan Pasien Rumah Sakit
Dokter dan Pasien Rumah SakitDokter dan Pasien Rumah Sakit
Dokter dan Pasien Rumah Sakit
 
PPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptxPPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptx
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Pertemuan 1-pendahuluan Farmasi Industri.pptx
Pertemuan 1-pendahuluan Farmasi Industri.pptxPertemuan 1-pendahuluan Farmasi Industri.pptx
Pertemuan 1-pendahuluan Farmasi Industri.pptx
 
13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt
13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt
13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt
 

Mehr von Moch Kurniawan

Outlook for the medical device business in indonesia in 2022
Outlook for the medical device business in indonesia in 2022Outlook for the medical device business in indonesia in 2022
Outlook for the medical device business in indonesia in 2022Moch Kurniawan
 
Indonesia medical device outlook 2017
Indonesia medical device outlook 2017 Indonesia medical device outlook 2017
Indonesia medical device outlook 2017 Moch Kurniawan
 
Sales force effectiveness in pharmaceutical
Sales force effectiveness in pharmaceuticalSales force effectiveness in pharmaceutical
Sales force effectiveness in pharmaceuticalMoch Kurniawan
 
Key challenges and priorities in sales transformation indonesia prespective
Key challenges and priorities in sales transformation  indonesia prespectiveKey challenges and priorities in sales transformation  indonesia prespective
Key challenges and priorities in sales transformation indonesia prespectiveMoch Kurniawan
 
Cardiovascular training
Cardiovascular trainingCardiovascular training
Cardiovascular trainingMoch Kurniawan
 
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Moch Kurniawan
 
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Moch Kurniawan
 
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Moch Kurniawan
 
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Moch Kurniawan
 
How to make effective presentation
How to make effective presentationHow to make effective presentation
How to make effective presentationMoch Kurniawan
 
Selling for the long run
Selling for the long runSelling for the long run
Selling for the long runMoch Kurniawan
 
Next generation leader ...........
Next generation leader ...........Next generation leader ...........
Next generation leader ...........Moch Kurniawan
 
Global leadership forecast 2012
Global leadership forecast 2012Global leadership forecast 2012
Global leadership forecast 2012Moch Kurniawan
 
What the customer wants you to know
What the customer wants you to knowWhat the customer wants you to know
What the customer wants you to knowMoch Kurniawan
 
Change transition management.....
Change transition management.....Change transition management.....
Change transition management.....Moch Kurniawan
 
Get the most value........
Get the most value........Get the most value........
Get the most value........Moch Kurniawan
 
Create More Effective Training
Create More Effective TrainingCreate More Effective Training
Create More Effective TrainingMoch Kurniawan
 
Rethingking Sales Force In 2010
Rethingking Sales Force In 2010Rethingking Sales Force In 2010
Rethingking Sales Force In 2010Moch Kurniawan
 
Chapter01 Managing The Sales Force
Chapter01 Managing The Sales ForceChapter01 Managing The Sales Force
Chapter01 Managing The Sales ForceMoch Kurniawan
 

Mehr von Moch Kurniawan (20)

Outlook for the medical device business in indonesia in 2022
Outlook for the medical device business in indonesia in 2022Outlook for the medical device business in indonesia in 2022
Outlook for the medical device business in indonesia in 2022
 
Indonesia medical device outlook 2017
Indonesia medical device outlook 2017 Indonesia medical device outlook 2017
Indonesia medical device outlook 2017
 
Sales force effectiveness in pharmaceutical
Sales force effectiveness in pharmaceuticalSales force effectiveness in pharmaceutical
Sales force effectiveness in pharmaceutical
 
Key challenges and priorities in sales transformation indonesia prespective
Key challenges and priorities in sales transformation  indonesia prespectiveKey challenges and priorities in sales transformation  indonesia prespective
Key challenges and priorities in sales transformation indonesia prespective
 
Cardiovascular training
Cardiovascular trainingCardiovascular training
Cardiovascular training
 
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
 
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
 
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
 
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
Service with character to creat customer value in indonesia pharmaceutical in...
 
How to make effective presentation
How to make effective presentationHow to make effective presentation
How to make effective presentation
 
Selling for the long run
Selling for the long runSelling for the long run
Selling for the long run
 
Next generation leader ...........
Next generation leader ...........Next generation leader ...........
Next generation leader ...........
 
Global leadership forecast 2012
Global leadership forecast 2012Global leadership forecast 2012
Global leadership forecast 2012
 
What the customer wants you to know
What the customer wants you to knowWhat the customer wants you to know
What the customer wants you to know
 
Change transition management.....
Change transition management.....Change transition management.....
Change transition management.....
 
Grow with character
Grow with characterGrow with character
Grow with character
 
Get the most value........
Get the most value........Get the most value........
Get the most value........
 
Create More Effective Training
Create More Effective TrainingCreate More Effective Training
Create More Effective Training
 
Rethingking Sales Force In 2010
Rethingking Sales Force In 2010Rethingking Sales Force In 2010
Rethingking Sales Force In 2010
 
Chapter01 Managing The Sales Force
Chapter01 Managing The Sales ForceChapter01 Managing The Sales Force
Chapter01 Managing The Sales Force
 

Kürzlich hochgeladen

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 

Kürzlich hochgeladen (15)

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 

Modul b pedfi 2013

  • 1. 16/06/2014 1 MODUL B Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia Kode etik Pasal 1 Pelaksanaan Kode Etik Pasal 2 Informasi dan Klaim/Narasi Pasal 3 Medical Representative Pasal 4 Interaksi dengan Profesi Kesehatan Pasal 5 Hadiah, Alat Medis, Donasi dan Hibah Pasal 6 Materi Promosi Cetakan atau Iklan Pasal 7 Materi Promosi Audio Visual dan Elektronik Pasal 8 Contoh Obat Pasal 9 Riset Pasar Pasal 10 Komunikasi dengan Publik dan Media Massa Pasal 11 Pelanggaran dan Pengaduan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 2
  • 2. 16/06/2014 2 Promosi obat ethical yang etis sangat penting bagi misi Industri Farmasi dalam membantu : Pasien dengan : Menemukan Mengembangkan Memasarkan obat baru Akses obat yang dibutuhkan Obat diresepkan dan digunakan untuk memberikan manfaat kesehatan yang maksimum Profesi kesehatan : Mendapatkan akses informasi yang diperlukan Pendahuluan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 3 Pasal 1 Pelaksanaan kode etik •Seluruh anggota IPMG •Pihak ketiga yang dilibatkan anggota untuk mempromosikan dan/atau memasarkan produk farmasi mereka •Mengatur interaksi dengan profesi kesehatan dan promosi produk farmas Ruang Lingkup 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 4
  • 3. 16/06/2014 3 Pasal 1 Pelaksanaan kode etik •Produk farmasi : produk farmasi / produk biologi / alat kesehatan (patent / tidak paten. Merek atau tidak) digunakan dengan resep obaty / dibawah pengawasan profesi kesehatan dan digunakan utk diagnosa, pengobatan / pencegahan penyakit pd manusia / utk mempengaruhi struktur / fungsi dari tubuh manusia termasuk produk OTC •Produk OTC : produk farmasi yg dipergunakan bagi pengobatan sendiri dan dapat diperoleh “over the counter” tanpa resep dokter •Promosi : aktifitas yang dilakukan , diorganisir atau disponsori oleh anggota yang ditujukan pada profesi kesehatan utk mempromosikan peresepan obat,rekomendasi,persediaan,pemberian atau penggunaan produk farmasinya, melalui semua media,termasuk internet •Profesi kesehatan / HCP : setiap anggota profesi kedokteran, kedokteran gigi, farmasi / perawat / setiap orang yang dalam menjalankan kegiatan profesionalnya akan menentukan,merekomendasikan,membeli,menyediakan, atau memberikan suatu produk farmasi Definisi 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 5 Pasal 1 Pelaksanaan kode etik •Institusi : struktur / mekanisme kerjasama / organisasi yang mengatur sekelompok orang / individu dalam satu kelompok masyarakat / komunitas tertentu yang dapat merupakan organisasi berorientasi laba / organisasi nirlaba, milik pemerintah / swasta : termasuk individu tapi tidak terbatas pd lembaga kesehatan, RS, Universitas, Bank, Organisasi Pasien dan LSM •Institusi Kesehatan : organisasi yg terdiri dari tenaga kesehatan profesional dan / yg menyediakan layanan kesehatan / melakukan penelitian layanan kesehatan •Organisasi pasien : lembaga kesehatan nirlaba yang terutama mewakili kepentingan dan kebutuhan pasien, keluarga mereka dan / perawat •Media sosial : teknologi dan aplikasi online dimana pengguna dapat berbagi dan / bertukar berita, pandangan, foto dan video (blog,wiki,komunitas internet,papan pesan, situs yang menyediakan video dan aplikasi jejaring. Definisi 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 6
  • 4. 16/06/2014 4 Pelaksanaan kode etik •Survei Apotik : kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait kebiasaan membuat resep tenaga kesehatan profesional •Donasi : benda yang diberikan untuk tujuan amal dan / pendidikan dan tidak dalam bentuk uang tunai atau semacam uang •Hibah : pemberian bantuan finansial untuk tujuan amal dan / pendidikan kepada institusi •Pihak berwenang : BPOM atau Kementerian Kesehatan •Anggota : setiap perusahaan yang menjadi anggota IPMG Definisi 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 7  Kampanye edukasi kepada masyarakat tentang suatu penyakit (tidak boleh mempromosikan produk tertentu)  Promosi OTC yang tidak ditujukan kepada profesi kesehatan  Daftar harga / syarat perdagangan lain yang berkaitan dengan penyediaan farmasi  Perjanjian dengan profesi kesehatan untuk memberikan konsultasi / jasa lain kepada anggota  Pelaksanaan uji klinis  Penyebaran informasi non promosi oleh anggota :  Korespondensi yang disertai dengan material bersifat non-promosi  Kebutuhan untuk menjawab pertanyaan spesifik mengenai produk farmasi tertentu ; informasi umum tentang perusahaan (mis : informasi yang ditujukan kepada investor / pegawai / calon pegawai), termasuk data financial, deskripsi program riset dan pengembangan, dan pembicaraan tentang perkembangan peraturan yang mempengaruhi perusahaan dan produk farmasinya Pasal 1 Pengecualian Kode Etik 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 8
  • 5. 16/06/2014 5 Hal yang berkaitan dengan aplikasi, interpretasi, dan pelaksanaan terhadap bagian manapun dari Kode Etik ini, perlu dipahami bahwa kepatuhan pada undang-undang dan peraturan yang berlaku harus didahulukan Aplikasi dan Pelaksanaan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 9 Dipatuhinya Kode Etik ini merupakan syarat untuk keanggotaan IPMG. Presiden Direktur dan anggota Dewan Direksi lainnya bertanggung jawab atas pelaksanaan Kode Etik ini dengan sebaik-baiknya. Perusahaan yang memiliki perjanjian lisensi dan keagenan di Indonesia harus mewajibkan penerima lisensi dan agennya untuk mematuhi Kode Etik ini Tanggung Jawab Atas Pelaksanaan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 10
  • 6. 16/06/2014 6  Dasar interaksi : Hubungan anggota dengan profesi kesehatan dimaksudkan untuk memberi manfaat kepada pasien dan untuk meningkatkan mutu praktek kedokteran. Interaksi harus difokuskan pada pemberian informasi kepada profesi kesehatan, pemberian informasi ilmiah dan edukasi, serta mendukung riset medis dan pendidikan.  Kebebasan profesi kesehatan :  Tidak boleh ada pembayaran atau penghargaan bentuk lain (termasuk dana bantuan, beasiswa, subsidi, dukungan, kontrak konsultasi, pendidikan atau kebutuhan praktek) yang diberikan atau ditawarkan pada profesi kesehatan sebagai imbalan penulisan resep, pemberian rekomendasi, pembelian, penyediaan atau pemberian produk pada pasien atau adanya janji untuk melanjutkan hal tersebut.  Tidak boleh menawarkan atau memberikan dalam bentuk atau cara tertentu yang akan mempengaruhi profesi kesehatan dalam penulisan resep (No quid pro quo). Prinsip Umum 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 11 Penggunaan yang sesuai : Promosi harus mendorong penggunaan produk farmasi yang benar dengan memberikan informasi secara objektif dan tanpa melebih-lebihkan khasiatnya Transparansi dalam promosi :  Promosi tidak boleh disamarkan  Penilaian klinis, post-marketing surveillance dan studi setelah didapat izin edar tidak boleh digunakan untuk promosi terselubung  Tujuan utama untuk ilmiah atau edukasi  Materi terkait dengan produk farmasi dan penggunaannya, baik yang bersifat promosi atau tidak, yang disponsori oleh suatu perusahaan, harus menyebutkan dengan jelas siapa sponsornya Prinsip Umum 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 12
  • 7. 16/06/2014 7  Interaksi dengan organisasi pasien: Semua program yang diselenggarakan dengan organisasi pasien harus didasarkan atas  Kesepakatan tertulis, sesuai dengan kode etik, menghormati kemandirian organisasi pasien, dan sifat keterlibatan jelas sejak awal  Dukungan keuangan dapat diberikan untuk mendukung pertemuan organisasi pasien yang terutama diselenggarakan untuk tujuan yang bersifat profesional, pendidikan dan ilmu pengetahuan, atau yang mendukung misi organisasi pasien. Tempat, lokasi dan minuman yang disediakan oleh perusahaan anggota harus sesuai dengan artikel 4.4.  Perusahaan tidak diperkenankan mengajukan permohonan untuk menjadi penyandang dana tunggal organisasi pasien atau program-programnya, kecuali bila mendapat tawaran dari atau diminta oleh organisasi pasien itu sendiri, selama perusahaan itu tidak menjadikan dukungannya sebagai syarat bagi penunjukannya sebagai penyandang dana tunggal. Prinsip Umum 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 13 •Harus jujur, objektif, akurat dan menyajikan bukti yang berimbang. •Disajikan dengan standar etika yang tinggi, sesuai dengan informasi produk yang disetujui terakhir oleh pihak berwenang yang relevan dan disajikan sedemikian rupa sehingga tidak menyesatkan atau memiliki arti ganda Kriteria Umum •Berdasarkan data evaluasi mutakhir dengan ditunjang bukti ilmiah yang sah, akurat, jelas dan disajikan sedemikian rupa agar tidak menyesatkan •Data dari uji in-vitro dan uji binatang harus ditandai dengan keterangan secara jelas, sehingga tidak memberikan kesan yang salah dan menyesatkan •Berlaku untuk produk yang sedang dipromosi maupun untuk produk lain yang dikutip sebagai referensi atau untuk tujuan perbandingan •Kutipan dari literatur medis ilmiah harus menyebutkan sumber-sumber valid tersebut Bukti Ilmiah •Melayani permintaan informasi dari profesi kesehatan dengan objektifitas dan itikad baik, memberikan data secara akurat dan relevan. Permintaan untuk Informasi Pasal 2 Informasi dan klaim / narasi 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 14
  • 8. 16/06/2014 8 •Seluruh informasi tentang keamanan produk, serta kontra indikasi, peringatan dan efek samping harus sesuai dengan yang disetujui oleh pihak berwenang •Kata "aman" dan "tidak ada efek samping" seharusnya dihindarkan dan tidak digunakan tanpa batasan atau penjelasan. •Semua perusahaan diwajibkan melaporkan ADR (adverse drug reaction) yang berkaitan dengan produknya sesuai peraturan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Semua perusahaan perlu mempunyai sistem dan prosedur yang benar untuk mengumpulkan,memonitordan melaporkan ADR untuk memenuhi persyaratan internasional Data Keamanan •tidak boleh secara langsung atau secara tidak langsung menyesatkan dengan menghilangkan bagian tertentu atau menyimpang dari bukti-bukti atau pendapat ahli Klaim yang Salah atau Menyesatkan •Klaim superlatif yang tidak memenuhi syarat tidak diperbolehkan •Klaim perbandingan sepihak yang tidak diperbolehkan Klaim-klaim Superlatif yang Tidak Memenuhi Syarat dan Klaim Perbandingan yang Sepihak Pasal 2 Informasi dan klaim / narasi 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 15 Mengutip suatu kesimpulan yang tidak jelas dari suatu bukti atau pengalaman klinis yang tidak dapat divalidasi. Oleh karena itu, disarankan untuk hanya mengutip hasil dari suatu studi spesifik yang telah dipublikasikan saja Menggunakan atau mengutip data dari suatu studi yang tidak relevan terhadap klaim yang dibuat. Menyajikan data untuk mendukung suatu klaim tanpa referensi terhadap studi yang dipublikasikan Klaim berdasarkan data yang sudah tidak absah lagi, misalnya yang telah terbukti tidak sah atau telah digantikan dengan hasil riset lebih mutakhir Rekomendasi dosis atau klaim indikasi yang tidak sesuai dengan informasi produk informasi yang telah disetujui oleh pihak berwenang Klaim yang Salah atau Menyesatkan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 16
  • 9. 16/06/2014 9 Menggunakan data in-vitro atau data studi binatang tanpa disebutkan dengan jelas atau disajikan sedemikian rupa sehingga menyesatkan atau memberikan kesan seakan-akan data yang dipakai adalah data in-vivo atau data studi pada manusia Penyajian atau lay-out yang yang memberi penafsiran yang salah atau menyesatkan misalnya: menyajikan data penting dan relevan dengan cetakan huruf sangat kecil; manipulasi ukuran skala pada grafik dan bagan, distorsi perbandingan dengan produk atau clinical trial atau studi dari pesaing Pernyataan-pernyataan negatif tentang suatu produk pesaing tanpa dukungan data ilmiah atau yang dapat disangkal berdasarkan bukti mutakhir atau yang tidak memiliki relevansi dengan produk yang sedang dipromosikan Klaim yang memberi kesan produk efektif untuk suatu indikasi tertentu tetapi mengabaikan informasi peringatan yang berlaku untuk penggunaan kondisi tersebut Klaim yang Salah atau Menyesatkan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 17 •yang disajikan secara selektif untuk menonjolkan kelebihan-kelebihan dengan cara menyesatkan, •yang disajikan atau dikutip melampaui atau di luar konteks yang sebenarnya, •yang dikutip atau disajikan sedemikian rupa sehingga mengubah arti atau maksud penulis yang sebenarnya Klaim-klaim yang menggunakan kutipan atau bukti Klaim-klaim non medis atau non ilmiah yang tanpa bukti Klaim-klaim superlatif yang tak memenuhi syarat atau klaim-klaim yang sepihak Perbandingan dengan produk pesaing yang tidak berdasarkan bukti yang sah secara ilmiah atau yang mendistorsikan bukti-bukti yang ada, atau yang tidak objektif dan tidak wajar Klaim yang Salah atau Menyesatkan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 18
  • 10. 16/06/2014 10 •“Produk X merupakan pengobatan terbaik untuk kondisi Y.” •“Produk X merupakan pengobatan tercepat untuk kondisi Y.” •“Produk X merupakan pengobatan terkuat/ termanjur untuk kondisi Y” •“Produk X merupakan pengobatan yang teraman untuk kondisi Y.” •Apabila klaim superlatif dipergunakan, klaim tersebut harus dapat di-buktikan dengan bukti ilmiah yang sah. Klaim superlatif yang tidak memenuhi syarat tidak diperbolehkan, misalnya •“Produk X lebih baik/lebih kuat/lebih cepat/lebih aman untuk kondis Y” •Suatu klaim perbandingan harus mencantumkan pernyataan yang menunjukkan bahwa produk tersebut lebih baik/lebih kuat/lebih cepat/lebih aman dibandingkan dengan suatu pembanding yang tertentu. •Klaim keunggulan harus didukung oleh bukti ilmiah yang sah dan masih berlaku Klaim perbandingan sepihak yang tidak diperbolehkan: Klaim-klaim Superlatif yang Tidak Memenuhi Syarat dan Klaim Perbandingan yang Sepihak 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 19  Perbandingan antar produk :  Harus jujur berdasarkan fakta-fakta yang didukung dengan bukti-bukti ilmah mutkahir  penyajian tidak boleh ada upaya curang dengan cara distorsi, penekanan-penekanan yang tidak tepat atau cara lain  Perbandingan dengan gaya kurang sopan atau melecehkan pesaing atau produk mereka, harus dihindarkan  Perbandingan khasiat dan keamanan antara produk farmasi yang berbeda harus  berdasarkan pada data absah yang sudah dipublikasikan yang mencakup seluruh aspek khasiat dan keamanan, misalnya data perbandingan langsung atau data non komparasi atau data berdasarkan satu parameter saja, harus dengan jelas disebutkan dalam referensi  Data yang digunakan untuk menunjang klaim perbandingan harus memenuhi persyaratan  signifikansi statistik. Apabila data tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka harus ditandai dengan jelas, dan tidak boleh digunakan untuk generalisasi atau untuk menunjang klaim-klaim persamaan atau keunggulan dibandingkan produk lain. Indikator statistik yang signifikan (yaitu nilai "p") harus menyertai data perbandingan Perbandingan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 20
  • 11. 16/06/2014 11 Suatu perusahaan tidak diperkenankan dengan sengaja menjiplak materi pemasaran/promosi/iklan dari perusahaan lain sehingga dapat menyesatkan atau membingungkan Meniru atau Menjiplak Materi Promosi dari Perusahaan Lain 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 21 Nama atau foto profesi kesehatan atau institusi tidak boleh digunakan dalam materi promosi/iklan dengan cara yang melanggar Kode Etik Kedokteran Indonesia Nama dan foto mereka boleh digunakan dalam kegiatan pertemuan ilmiah (bila profesi kesehatan tersebut menyajikan presentasi), tetapi tidak boleh digunakan dalam brosur promosi, iklan dalam jurnal dan sejenisnya Healthcare Professionals in Promotional Materials 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 22
  • 12. 16/06/2014 12  Selebaran dan iklan dalam jurnal kedokteran harus diberi tanda dengan jelas sehingga sifat yang sebenarnya tidak terselubungi  Misalnya, iklan di dalam jurnal yang merupakan bagian dari editorial harus ditandai "IKLAN PROMOSI" atau "ADVERTORIAL" dalam huruf besar dengan ukuran sesuai huruf terbesar dalam dalam badan naskah iklan tersebut  Semua Uji Klinik, termasuk di dalamnya namun tidak terbatas pada studi pasca pemasaran (Post-Marketing Surveillance/PMS) atau disebut juga Non Interventional Study (NIS)  Sesuai dengan pedoman Cara Uji Klinik yang Baik dan Benar (CUKB/GCP)  Mengikuti protokol uji klinis yang disetujui secara medis dan dilakukan untuk kepentingan regulatori, ilmiah atau pendidikan  Studi pasca pemasaran tidak boleh dilakukan semata-mata sebagai sarana promosi suatu produk atau untuk mempengaruhi profesi kesehatan dengan sedikit atau tanpa dasar ilmiah Promosi/Iklan Terselubung 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 23  Produk tidak boleh dipromosikan sebelum mendapat izin edar dari pihak berwenang  Karyawan dari departemen non-medis dilarang untuk membicarakan atau memulai suatu pembahasan tentang indikasi off label  Harus memberitahu departemen medis agar berhubungan dengan profesi kesehatan  Tidak dimaksudkan untuk membatasi hak-hak para ilmuwan serta masyarakat umum untuk mendapatkan informasi lengkap atas kemajuan dalam bidang ilmiah dan kedokteran, dengan ketentuan bahwa hasil penelitian telah diakui secara internasional  Tidak dimaksudkan untuk membatasi pertukaran informasi ilmiah sepenuhnya dan sebaik-baiknya mengenai suatu produk, termasuk penyebaran temuan investigasi penyelidikan di media komunikasi ilmiah maupun awam serta melalui kongres ilmiah Komunikasi Pra-registrasi dan Penggunaan Off-Label 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 24
  • 13. 16/06/2014 13 Tidak dimaksudkan untuk membatasi komunikasi terbuka dengan pemegang saham dan pihak lainnya yang terkait perihal produk tersebut, sebagaimana diperlukan menurut undang-undang atau peraturan Untuk konferensi ilmiah internasional atau regional dilangsungkan di Indonesia, hasil-hasil temuan penelitian dari suatu produk yang belum mendapatkan izin edar di Indonesia dari Badan POM boleh dikomunikasikan sepanjang dilakukan dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab sesuai dengan Pasal 2 dari Kode Etik ini dengan melengkapi :  Pernyataan yang menerangkan bahwa produk belum mendapat izin edar pihak berwenang di Indonesia, atau  Keterangan yang menyebutkan bahwa status registrasi dapat berbeda- beda secara internasional, dan,  Pernyataan keterangan yang menyebutkan di negara mana saja produk telah terdaftar dan menjelaskan produk belum tersedia secara lokal Komunikasi Pra-registrasi dan Penggunaan Off-Label 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 25 Menetapkan dan mempertahankan prosedur yang sesuai untuk memastikan ketaatan sepenuhnya terhadap Kode Etik dan undang-undang yang berlaku serta memeriksa ulang dan memonitor semua kegiatan dan materi promosi Seorang karyawan perusahaan dengan pengetahuan cukup serta kualifikasi ilmiah atau bidang kesehatan yang sesuai, ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam menyetujui semua komunikasi promosi. Juga seorang karyawan senior perusahaan dapat ditunjuk sebagai penanggung jawab dengan catatan telah mendapatkan nasihat dari ahli di bidangnya Prosedur Perusahaan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 26
  • 14. 16/06/2014 14  Perusahaan bertanggung jawab sepenuhnya atas kualitas dan perilaku MR masing- masing.  MR harus cukup terlatih dan memiliki pengetahuan medis dan teknis yang memadai, dibuktikan dengan memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh institusi independen yang diakui  MR harus mampu memberikan keterangan teknis tentang produk perusahaan mereka secara akurat, jujur, dan dengan cara yang etis kepada anggota dari organisasi profesi kesehatan  MR dilarang untuk memberi atau menawarkan imbalan kepada anggota profesi pelayanan kesehatan di luar dari yang diuraikan dalam pasal 5 di bawah.  MR dalam melaksanakan tugas mereka wajib memperlihatkan perilaku yang baik ketika mengunjungi anggota profesi kesehatan  Ketentuan mengenai MR harus disesuaikan dari waktu ke waktu agar tetap memenuhi peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah terkait yang mengatur manufaktur dan distributor (PBF) atau perusahaan sejenis lainnya Pasal 3 MEDICAL REPRESENTATIVE (MR) 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 27 Pertemuan Ilmiah dan Edukasi  Harus ditujukan untuk menginformasikan kepada profesi kesehatan mengenai produk dan/atau untuk menyediakan informasi ilmiah atau edukasi  Partisipasi dalam suatu simposium, kongres atau sejenisnya harus dinyatakan dengan jelas sewaktu pertemuan dan dalam semua prosiding cetakan dari pertemuan tersebut Materi cetakan, audio, visual atau elektronik dari pertemuan harus mencerminkan dengan akurat hasil presentasi dan diskusi dari acara tersebut  Bila diakreditasi untuk pendidikan pasca sarjana oleh suatu asosiasi kedokteran atau organisasi profesi lain, maka tanggung jawab untuk isi program tetap berada pada organisasi tersebut. Setiap dukungan dari industri farmasi harus dinyatakan atau diberitahukan secara jelas Pasal 4 INTERAKSI DENGAN PROFESI KESEHATAN 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 28
  • 15. 16/06/2014 15 Perusahaan dilarang menawarkan segala induksi, apresiasi, door prize, insentif, imbalan uang kepada profesi medis Acara yang melibatkan perjalanan ke luar negeri tidak boleh mengorganisir atau mensponsori suatu acara untuk profesi kesehatan yang diadakan di luar Indonesia, kecuali bila dinilai wajar dan dibenarkan dari sudut pandang logistik atau keamanan Kongres dan simposium ilmiah internasional yang dihadiri peserta dari banyak negara dibenarkan dan diijinkan apabila 50% dari total jumlah profesi medis yang diundang berasal dari luar Indonesia sehingga dari sudut pandang logistik atau keamanan dinilai wajar untuk menyelenggarakan acara tesebut di luar negeri Pasal 4 INTERAKSI DENGAN PROFESI KESEHATAN 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 29  Kompensasi harus disertai dengan bukti berupa kontrak/perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan secara jelas mencantumkan jenis kegiatan yang akan dilakukan oleh profesi kesehatan serta kompensasi yang akan diberikan oleh perusahaan kepada profesi kesehatan  Boleh mensponsori profesi kesehatan untuk menghadiri acara ilmiah dengan catatan sponsor sesuai dengan persyaratan berikut ini  Sponsor yang diberikan kepada individu profesi kesehatan tidak boleh didasarkan atas kewajiban untuk mempromosikan, merekomendasikan atau menuliskan resep suatu produk farmasi  Harus (i) memiliki kaitan dengan keahlian dan pengalaman medis profesi kesehatan tersebut di bidang kesehatan tertentu yang dicakup acara itu atau (ii) memiliki kemungkinan kerjasama dengan profesi kesehatan tersebut untuk proyek ilmiah di masa yang akan datang sebagai konsultan/pembicara  Terbatas pada biaya transportasi ke dan dari tempat acara, makanan, akomodasi dan registrasi untuk acara ilmiah yang berkaitan dan dibayarkan kepada pihak ketiga (agen perjalanan atau panitia penyelenggara acara). Dilarang dengan tegas untuk melakukan pengembalian uang kepada profesi kesehatan atas biaya yang dikeluarkan olehnya untuk hal-hal yang berkaitan dengan pertemuan tesebut atau biaya logistik (registrasi, makan, akomodasi, transportasi) Sponsor untuk Profesi Kesehatan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 30
  • 16. 16/06/2014 16  Perusahaan tidak diperbolehkan melakukan pembayaran untuk hal-hal sebagai berikut  untuk pendamping, baik suami/istri atau anggota keluarga dari profesi kesehatan yang diundang sebagai peserta  paket wisata dalam biaya registrasi  Ketentuan terkait pemberian sponsor transportasi bagi profesi kesehatan  Penerbangan kelas utama (first class) tidak diperbolehkan  Transportasi di mana rute dan jadwalnya berbeda dengan rute dan jadwal ke tempat penyelenggaraan pertemuan ilmiah tersebut tidak diperbolehkan  Tiket harus dipesan melalui agen perjalanan yang ditunjuk perusahaan kecuali dalam hal terdapat surat resmi dari lembaga kesehatan yang menyatakan bahwa pengaturan kelompok dilakukan secara langsung oleh lembaga kesehatan tersebut. Perusahaan tidak diperbolehkan untuk mensponsori tiket perjalanan yang dibeli oleh individu profesi kesehatan sendiri  Sewa mobil tidak diperbolehkan. Sewa mobil hanya diperbolehkan untuk transportasi dari bandara ke hotel dan sebaliknya atau dari hotel ke tempat penyelengaraan acara dan sebaliknya Sponsor untuk Profesi Kesehatan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 31  Ketentuan terkait pemberian sponsor akomodasi bagi profesi kesehatan  Penyediaan penginapan di hotel bintang 5 di luar Indonesia tidak diperbolehkan kecuali apabila hal itu diperbolehkan oleh peraturan negara penyelenggara atau karena merupakan tempat penyelengaraan acara  Di Indonesia, biaya sewa kamar hotel dengan batas maksimum Rp. 2,000,000 (sebelum pajak dan layanan) per malam/kamar diperbolehkan hanya untuk simposium/pertemuan yang diadakan oleh perusahaan (stand-alone)  Penginapan hanya dapat disediakan dalam situasi tertentu di mana pengaturan perjalanan yang tersedia/dipilih dapat menyebabkan profesi kesehatan tidak dapat mengikuti agenda pertemuan secara penuh. Jika penginapan dibutuhkan, lama menginap di hotel yang disponsori adalah maksimum satu hari sebelum dan satu hari setelah tanggal resmi acara ilmiah tersebut Sponsor untuk Profesi Kesehatan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 32
  • 17. 16/06/2014 17  Pendamping dari profesi kesehatan yang disponsori tidak diperbolehkan untuk diundang ke suatu resepsi makan yang mengikuti atau berhubungan dengan dan merupakan bagian dari agenda pertemuan ilmiah. Larangan ini harus secara jelas dicantumkan dalam undangan terkait. Pernyataan baku yang harus dicantumkan adalah: “Undangan ini hanya berlaku bagi Profesi Kesehatan. Pendamping tidak diundang”  Anggota IPMG tidak dapat melakukan pembayaran atau ramah tamah dalam bentuk apapun kepada pihak yang menyertai/pendamping/ profesi kesehatan  Dilarang memberi uang jasa sebagai kompensasi kepada profesi kesehatan untuk waktu yang digunakan selama menghadiri suatu pertemuan ilmiah  Dukungan/sponsor yang tidak berkaitan dengan kegiatan ilmiah, seperti, kunjungan sebelum dan sesudah kongres dan/atau kegiatan olahraga tambahan lain, tidak diperkenankan Sponsor untuk Profesi Kesehatan 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 33  Pembayaran yang wajar, termasuk biaya makan, perjalanan dan akomodasi, dapat diberikan kepada profesi kesehatan yang menyediakan jasa nyata sebagai pembicara, presenter atau moderator berdasarkan perjanjian tertulis  Besarnya untuk pembicara/moderator dari Indonesia untuk suatu pertemuan tidak boleh melebihi dari Rp. 6,000,000 netto per presentasi, baik acara tersebut diselenggarakan oleh perusahaan maupun oleh pihak ketiga. Jumlah dibatasi maksimum Rp. 12,000,000 per hari per pembicara apabila pembicara tersebut memberikan beberapa presentasi sekaligus untuk perusahaan yang sama  Untuk pertemuan yang diselenggarakan sendiri oleh perusahaan, pembayaran bagi pembicara tidak boleh dilakukan di awal. Sebagai pengecualian, pembayaran di awal dapat dilakukan apabila pertemuan tersebut diselenggarakan oleh pihak ketiga, dimana honorarium pembicara sudah termasuk dalam biaya keseluruhan yang diminta secara sekaligus oleh panitia penyelenggara  Bagi profesi kesehatan asal Indonesia yang menjadi pembicara atau presenter atau moderator pada pertemuan di luar negeri tidak boleh melebihi Rp. 12,000,000 netto per hari  Untuk pembicara asing pada pertemuan lokal harus disesuaikan dengan kebiasaan di negara asal pembicara tersebut  Pembayaran untuk jasa profesi kesehatan, jasa investigator, sponsorship dan lain-lain tidak boleh dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk bank cheque atau melalui transfer bank Speaker Honorarium 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 34
  • 18. 16/06/2014 18  Ramah tamah kepada profesi kesehatan hanya dapat diberikan apabila  Berkaitan dengan pertemuan yang telah diizinkan  Dilakukan dalam kadar yang sekunder dari tujuan utama pertemuan tersebut  Dilakukan sepantasnya dan tidak melebihi kegiatan pertemuan dari segi waktu dan biaya. Biaya ramah tamah tidak boleh melebihi biaya yang mayoritas penerima ramah tamah umumnya bersedia menanggung apabila membayar sendiri  Ramah tamah tidak boleh diberikan kepada pihak selain profesi kesehatan kecuali apabila pihak tersebut merupakan anggota profesi kesehatan atau merupakan staf administrasi yang dapat digolongkan sebagai delegasi atau peserta pertemuan tersebut  Tempat yang pantas yang mendukung tujuan ilmiah atau edukatif serta maksud dari acara atau pertemuan itu  Dilarang untuk menggunakan tempat yang diketahui atau dianggap memiliki citra hiburan atau dianggap berlebihan  hotel yang tergabung dengan tempat hiburan, lapangan golf, mempunyai pantai pribadi, tidak diperbolehkan untuk digunakan Acara/Pertemuan yang Diselenggarakan oleh Anggota 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 35  Batasan: Minuman dan/atau makanan yang tidak temasuk dalam tujuan acara hanya dapat disediakan di bawah persyaratan berikut:  Khusus untuk peserta acara; dan  Jika bersifat sederhana sesuai standar lokal  Hiburan: Perusahaan tidak diperkenankan menyediakan atau membiayai acara hiburan atau kegiatan sosial lain yang bersifat santai  Sebuah konser, karena merupakan suatu acara tersendiri dan bukan suatu hiburan selingan  Pembelian tiket pertunjukan seni/hiburan atau pertandingan olahraga  Paket wisata yang berdiri sendiri, namun tidak dilarang untuk memberikan komentar tentang tempat-tempat yang menarik dalam perjalanan ke tempat makan  Artis/aktor penghibur papan atas, yang tidak patut atau yang mahal seperti bintang TV atau penyanyi pop terkenal – sekalipun pertunjukan mereka adalah sekunder dari suatu resepsi makan.  Jamuan makan malam (Gala dinner)  Jamuan makan malam yang berkaitan dengan acara ilmiah, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Medis  Pesiar (cruise)  Tanda mata; seperti makanan atau barang lainnya  Menyediakan makanan (seperti makanan ringan, kotak makan siang) tanpa pembahasan ilmiah Acara/Pertemuan yang Diselenggarakan oleh Anggota 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 36
  • 19. 16/06/2014 19  Dalam acara ilmiah diperbolehkan untuk menyediakan acara hiburan yang tidak berlebihan yang bersifat sebagai pendukung minuman dan/atau makanan  Dalam acara makan malam untuk sebuah pertemuan yang dijadwalkan berlangsung lebih dari satu hari, anggota diperkenankan menyediakan musik untuk mengiringi acara makan atau sebagai selingan saat penyanyi lokal yang tidak terkenal mengiringi acara makan malam itu  Pertunjukan tarian rakyat atau penampilan seorang penyanyi lokal sebagai acara hiburan untuk selingan acara makan atau selama pembukaan/penutupan acara tersebut  Stan Pameran  Stan pameran, konter dan sejenisnya hanya merupakan tujuan tambahan dan tidak boleh mengurangi tujuan ilmiah acara tersebut. Makanan dan minuman ringan sederhana boleh disediakan  Anggota dilarang untuk menyediakan, mendukung atau mensponsori ruangan untuk kegiatan santai yang tidak besifat ilmiah  Hadiah quiz atau permainan, seperti gimmick berupa pena, notes, dll, nilainya harus tidak melebihi Rp. 200,000/peserta, kecuali jika hadiah tersebut berbentuk materi ilmiah/medis seperti buku teks kedokteran, alat kedokteran atau alat medis lainnya (nilainya tidak melebihi Rp. 5,000,000/peserta), dan maksimum untuk 10 peserta dalam setiap acara  Distribusi contoh produk harus mengacu pada peraturan yang berlaku yang ditetapkan oleh BPOM  Aktifitas-aktifitas lain di stan pameran tidak diperkenankan dilakukan pada saat sesi ilmiah sedang berlangsung agar tidak menggangu dan mengalihkan perhatian peserta dari tujuan utama pertemuan ilmiah tersebut  Perusahaan tidak boleh dengan sengaja mengganggu atau berusaha mengacaukan suatu pertemuan ilmiah yang disponsori secara tunggal oleh suatu perusahaan Acara/Pertemuan yang Diselenggarakan oleh Anggota 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 37  Melalui rekening bank pribadi profesi kesehatan hanya diperbolehkan untuk biaya layanan murni; seperti, biaya sebagai investigator atau pembicara; yang dibuktikan dengan perjanjian seperti dijelaskan dalam butir  Pembayaran ke institusi harus dilakukan melalui rekening bank institusi yang bersangkutan  Dilarang melakukan pembayaran melalui rekening bank pribadi profesi kesehatan yang berfungsi sebagai rekening bank institusi  Kecuali didukung oleh surat penunjukan resmi yang asli yang ditandatangani oleh dua orang yang berbeda dari komite/departemen selain pemilik rekening dan dicetak di atas kertas surat resmi komite/departemen tersebut*  Diperbolehkan untuk membayar biaya intitusi kepada suatu institusi atas pemakaian ruangan institusi tersebut jika dilengkapi dengan dokumen resmi  Biaya institusi tidak boleh melebihi honorarium pembicara yang dibayarkan pada pertemuan tersebut  Dapat melebihi honorarium pembicara dengan persyaratan berikut:  Didukung dengan tarif resmi dari institusi  Pembayaran ditransfer melalui rekening bank institusi Pembayaran kepada Profesi Kesehatan dan Institusi * Mulai 1 Januari2014, anggotaIPMG sepakat untukmenghentikansemua pembayaran ke rekeningbank pribadi yang berfungsisebagai rekeningbank institusi 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 38
  • 20. 16/06/2014 20  Tidak diperbolehkan menawarkan hadiah/penghargaan, insentif, donasi, keuangan, dan sejenisnya kepada profesi kesehatan dikaitkan dengan penulisan resep atau anjuran penggunaan obat/produk suatu perusahaan  Hadiah  Tidak boleh memberikan uang tunai atau yang sejenisnya (seperti voucher) kepada profesi kesehatan  Untuk keperluan pribadi profesi kesehatan tidak boleh diberikan atau ditawarkan.Contoh benda yang tidak diperbolehkan, termasuk namun tidak terbatas pada  Barang elektronik yang bukan alat medis: perekam video, DVD, pemutar CD, TV, computer, pengering rambut, telepon genggam, dll.  Kupon belanja  Langganan majalah umum.  Peralatan olah raga, keanggotaan olah raga, tiket pertunjukan  Barang keperluan hiburan dan hobi  Produk farmasi anggota untuk digunakan secara pribadi  Kendaraan dan asesorinya  Kartu nama  Buku resep  Barang dengan fungsi ganda: lemari es, komputer tablet, dll.  Lainnya, benda apapun untuk penggunaan pribadi dan/atau tidak bermanfaat bagi pasien Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS, DONASI DAN HIBAH 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 39  Barang suvenir promosi (Gimmick): Gimmick dapat diberikan kepada profesi kesehatan dan staf administratif yang berkaitan, dengan syarat hadiah bernilai minim dan relevan dengan praktek profesi kesehatan (maksimal Rp. 200,000)  Contoh, tapi tidak terbatas pada: pena, buku catatan, agenda, sarung tangan bedah, sikat kuku, baki meja, jam meja, kalendar, dll  Alat medis: Alat medis dapat ditawarkan atau diberikan gratis dengan ketentuan bahwa nilainya tidak mahal dan berguna bagi pelayanan medis dan perawatan pasien  Model anatomi untuk digunakan di ruang pemeriksaan,  CD, DVD, VCD edukasi kedokteran atau sejenisnya  Alat kedokteran tertentu, termasuk tapi tidak terbatas pada stetoskop, tensi meter, otoskop, optalmoskop, laringoskop, paru refleks, cermin kepala, rhinoskop, termometer, glukometer, refraktor lidah, kaca pembesar untuk penggunaan medis, timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan,  Buku teks kedokteran,  Jurnal kedokteran  Persyaratan:  Barang tersebut harus bernilai sedang dan terutama bermanfaat bagi pasien (senilai maksimum Rp. 5,000,000), kecuali buku teks kedokteran dan jurnal kedokteran  Nilai barang yang ditawarkan tidak boleh lebih dari Rp. 5,000,000 per tahun per profesi kesehatan per perusahaan  Barang tidak boleh mencantumkan nama produk, tetapi harus mencantumkan logo atau nama perusahaan Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS, DONASI DAN HIBAH 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 40
  • 21. 16/06/2014 21  Hadiah berkaitan dengan kebudayaan Tidak diperbolehkan memberikan hadiah sebagai bagian dari budaya menghormati (baik dalam bentuk uang tunai, setara dengan uang tunai atau bunga) kepada profesi kesehatan untuk acara-acara berikut:  Lebaran, Natal, Tahun Baru, Tahun Baru Cina (Imlek) acara keagamaan nasional lain,  Pernikahan (dari profesi kesehatan sendiri maupun keluarganya),  Ulang tahun (dari profesi kesehatan sendiri maupun keluarganya),  Pengukuhan (misalnya sebagai profesor) dari departemen kesehatan atau profesi kesehatan  Tidak diperbolehkan memberikan hadiah sebagai bagian dari budaya menghormati (baik dalam bentuk uang tunai, setara dengan uang tunai atau bunga atau iklan) kepada institusi kesehatan, termasuk namun tidak terbatas pada pengukuhan, perjanjian dengan komite baru dari suatu organisasi kesehatan, pembukaan klinik atau rumah sakit baru, perayaan, dll  Pada peristiwa kematian, diperbolehkan memberi karangan bunga tanda duka cita seharga maksimal Rp. 750,000 per perusahaan kepada profesi kesehatan atau keluarganya (suami/istri, anak dan orang tua) per kejadian Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS, DONASI DAN HIBAH 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 41  Donasi dan Hibah  Hanya boleh diberikan kepada institusi nirlaba/pemerintah, dan dilarang keras untuk diberikan secara langsung kepada profesi kesehatan  Harus bermanfaat untuk pasien dan/atau bermanfaat untuk pekerjaan atau edukasi profesi kesehatan dari institusi tersebut  Tidak boleh diberikan berkaitan dengan pembelian atau standardisasi produk, peresepan obat atau penggunaan produk suatu perusahaan di institusi tersebut  Biaya untuk standardisasi produk hanya boleh jika ada surat resmi dari institusi tersebut dan pembayaran biaya standardisasi rumah sakit harus dibayarkan ke rekening rumah sakit atau institusi, bukan rekening profesi kesehatan yang difungsikan sebagai rekening institusi  Dibolehkan hanya untuk:  Keadaan darurat atau bencana atau untuk pasien tidak mampu.  Persyaratan standardisasi, dengan batasan maksimal 10 box per tahun per institusi.  Untuk kepentingan standardisasi, harus ada surat resmi yang asli dari institusi (menggunakan kepala surat, ditandatangani dan distempel). Bila surat ini tidak bisa didapat, anggota harus mengeluarkan surat resmi yang menyatakan bahwa institusi tersebut telah menerima produk sebagai bagian persyaratan proses standardisasi. Surat ini harus ditandatangani oleh petugas berwenang pihak penerima Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS, DONASI DAN HIBAH 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 42
  • 22. 16/06/2014 22 Diperbolehkan memberikan hibah kepada sebuah institusi atas permintaan untuk mendukung penelitian tentang layanan kesehatan atau pendidikan kesehatan atau penelitian yang bersifat ilmiah. Sebagai contoh, namun tidak terbatas pada:  Hibah untuk penyelenggara pendidikan kesehatan pascasarjana yang terakreditasi  Beasiswa dan program sejenis  Pengembangan dan penyebarluasan materi pendidikan atau peralatan kesehatan untuk tujuan pelatihan Hibah tidak boleh diberikan untuk tujuan yang tidak berkaitan dengan pendidikan atau yang bersifat promosi dan dilarang untuk diberikan kepada individu profesi kesehatan atau badan amal atas nama profesi kesehatan Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS, DONASI DAN HIBAH 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 43 Materi Promosi Cetakan atau Iklan Lengkap  Tujuannya untuk memberikan informasi yang memadai kepada profesi kesehatan untuk membuat keputusan yang rasional di dalam penulisan resep atau penggunaan suatu produk, maka informasi yang diberikan harus mencakup hal-hal di bawah ini secara jelas dan ringkas: Nama produk (nama dagang) Nama generik zat aktif atau INN (International Non-proprietary Name) Nama dan alamat perusahaan yang memasarkan produk tersebut Kode tanggal produksi materi cetakan Indikasi yang disetujui untuk penggunaan produk tersebut (minimum 1 indikasi) Dosis atau cara penggunaan/pemberian yang dianjurkan Pernyataan singkat tentang efek samping, peringatan klinis yang penting untuk diketahui, kontraindikasi dan interaksi utama pada dosis yang dianjurkan Pernyataan bahwa informasi lebih lanjut tersedia atas permintaan Pasal 6 MATERI PROMOSI CETAKAN ATAU IKLAN 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 44
  • 23. 16/06/2014 23 Promosi /Iklan Ringkas (Reminder)  Hanya memuat pernyataan sederhana tentang indikasi untuk menunjukkan kategori terapi yang relevan dan alasan mengapa produk tersebut direkomendasikan untuk indikasi tersebut, informasi singkat berikut ini harus dicantumkan : Nama produk (nama dagang) Nama generik zat aktif atau INN (International Non-proprietary Name) Nama dan alamat perusahaan yang memasarkan produk tersebut Kode tanggal produksi materi cetakan Barang Suvenir Promosi/’Gimmick’  Harus berkaitan dengan pekerjaannya dan harus bernilai minimal (maksimum Rp. 200,000)  Untuk materi kecil dengan tempat yang terbatas dan tidak memuat pesan promosi atau informasi ilmiah, maka diperbolehkan hanya mencantumkan nama dagang atau nama/logo perusahaan Pasal 6 MATERI PROMOSI CETAKAN ATAU IKLAN 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 45  Referensi/Rujukan  Materi promosi yang memuat informasi dari studi yang telah dipublikasikan, harus mencantumkan referensi yang jelas dan dapat ditelusuri  Penggunaan cetak ulang, abstrak dan kutipan harus sesuai dengan persyaratan hak cipta dari materi tersebut  Kutipan atau opini dari literatur kedokteran atau dari komunikasi pribadi tidak boleh dimodifikasi atau dirancukan sedemikian rupa sehingga menyesatkan atau membingungkan atau mengubah maksud penulis yang sebenarnya  Pengiriman Pos  Materi promosi hendaknya hanya dikirimkan kepada individu yang dinilai berminat secara profesi terhadap informasi yang diberikan  Frekuensi dan banyaknya materi promosi yang dikirim lewat pos kepada profesi kesehatan harus dalam jumlah yang wajar. Permintaan profesi kesehatan agar nama mereka dihapus dari daftar penerima materi promosi harus dipenuhi. Namun, perusahaan tetap harus memiliki daftar penerima yang lengkap untuk memberikan informasi penting lainnya, seperti kontraindikasi, reaksi yang tak diinginkan, perhatian, dsb Pasal 6 MATERI PROMOSI CETAKAN ATAU IKLAN 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 46
  • 24. 16/06/2014 24 Harus sesuai dengan persyaratan untuk materi cetakan yang diuraikan di dalam Pasal 6 Informasi produk boleh dihilangkan asal saja informasi produk lengkap tersedia atas permintaan pihak yang berminat. Khusus mengenai situs web yang berkaitan dengan produk farmasi: Identitas perusahaan farmasi dan pengunjung yang diinginkan harus dinyatakan dengan jelas. Isi harus sesuai dengan pengunjung yang dituju. Penyajian (isi, link, dll.) harus sesuai dan jelas terlihat oleh pengunjung yang dituju. Informasi yang berlaku untuk negara tertentu harus mengikuti peraturan perundang-undangan setempat Pasal 7 MATERI PROMOSI AUDIO VISUAL DAN ELEKTRONIK 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 47 Keputusan Menteri Kesehatan No. 437/MEN.KES/SK/VI/1987 tertanggal 11 Juni 1987, maka pemberian contoh produk farmasi secara cuma-cuma kepada profesi kesehatan dilarang Perusahaan tidak diperbolehkan menyediakan contoh obat kepada profesi kesehatan, kecuali jika mendapat izin pengecualian dari pihak berwenang Pasal 8 CONTOH OBAT 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 48
  • 25. 16/06/2014 25 Tidak boleh menggunakan cara-cara yang dapat mendiskreditkan atau mengurangi kepercayaan publik pada industri farmasi. Persyaratan ini berlaku baik untuk riset yang dilakukan oleh perusahaan yang memasarkan produk atau organisasi lain yang bertindak atas perusahaan tersebut Dilarang menggunakan tata cara yang bertipu daya atau memaksa untuk mempengaruhi responden Responden riset internal tidak boleh dibayar Survei kefarmasian tidak diperbolehkan kecuali bila dilakukan oleh pihak ke tiga dan informasi disampaikan sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh terkumpul menjadi satu Pasal 9 RISET PASAR 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 49 Kecuali jika ditetapkan lain oleh BPOM atau institusi terkait, produk etikal hanya boleh dipromosikan dan diiklankan kepada profesi kesehatan dan tidak boleh diiklankan kepada khalayak umum Perusahaan dilarang memasang artikel atau iklan dalam media massa untuk mempromosikan suatu obat etikal atau dengan maksud memacu masyarakat umum meminta suatu produk tertentu melalui dokter mereka Perusahaan harus memastikan bahwa pegawai mereka tidak melakukan kegiatan promosi di media sosial untuk alasan apa pun. Termasuk dalam kategori media sosial adalah Facebook, Twitter, You Tube, Linked In, dll Pasal 10 KOMUNIKASI DENGAN PUBLIK DAN MEDIA MASSA 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 50
  • 26. 16/06/2014 26 Setiap anggota IPMG disarankan untuk secara aktif melakukan penilaian terhadap diri perusahaan terkait pelaksanaan Kode Etik IPMG Melakukan pengaduan berkaitan dengan pelangaran Kode Etik IPMG dianjurkan. Prosedur rinci untuk pengaduan serta penanganan pengaduan (termasuk peran dan lingkup yurisdiksi IPMG) Pengaduan pertama dan surat keputusan akhir harus dikirimkan ke IPMG melalui Sub Komite Praktik Pemasaran Pasal 11 PELANGGARAN DAN PENGADUAN 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 51  PROSEDUR UNTUK MENYAMPAIKAN PENGADUAN MENYANGKUT KODE ETIK  Pelaporan Pengaduan harus tertulis atau dengan e-mail dan mencakup : LAMPIRAN I PROSEDUR PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG Rincian pengadu •Identitas pengadu, dengan alamatlengkap (termasuk nomor fax dan e-mail, jika ada) untuk korespondensi. Atas permintaan dari pengadu, identitas dari pengadu harus dirahasiakan terhadap semua pihak di luar Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG Perusahaan tertuduh •Untuk tiap kasus, identitas perusahaan yang diduga melanggar Kode Etik IPMG dan nama produk harus disebutkan Materi rujukan •Untuk tiap kasus, penjelasan tentang iklan/kegiatan yang menjadi subyek pengaduan, materi cetakan atau bukti-bukti lainnya harus disediakan Tanggal, lokasi dan nama kegiatan •Jika diperlukan tanggal, lokasi dan nama kegiatan terjadinya pelanggaran Kode Etik IPMG yang diadukan Ringkasan •Untuk tiap kasus suatu uraian ringkas mengenai pengaduan, jika mungkin, disebutkan pelanggaran terhadap bagian mana dari Kode Etik IPMG (Pasal atau Butir) •Semua korespondensi harus ditujukan pada: Ketua Sub Komite Praktik Marketing IPMG Wisma Pondok Indah 1st floor Suite 102 Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V / TA Jakarta Selatan 12310 Telepon : +62 (21) 769 7531 Fax : +62(21) 769 7532 Email : ipmg@ipmg- online.com 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 52
  • 27. 16/06/2014 27  Penerimaan Pengaduan  Sub Komite Praktik Marketing IPMG akan mengeluarkan surat tanda terima pengaduan secara tertulis kepada pengadu dalam 5 hari kerja setelah menerima pengaduan  Validasi  Sub Komite Praktik Marketing IPMG dalam 10 hari kerja setelah mengirimkan surat tanda terima kepada pengadu akan melakukan validasi pengaduan untuk memastikan bahwa  Masalah benar adanya dan diadukan dengan niat baik  Ada indikasi cukup dan kuat bahwa telah terjadi pelanggaran Kode Etik IPMG yang memungkinkan keluhan itu diproses  Validasi dilakukan dengan memeriksa materi acuan yang diserahkan oleh pihak yang menyampaikan keluhan dan bukti-bukti materi dari perusahaan yang dianggap melakukan pelanggaran. Sub Komite Praktik Pemasaran dapat memperoleh bantuan atau saran profesional dari sebuah panel yang terdiri dari para pakar dari perusahaan anggota IPMG  Berhak meminta kepada perusahaan yang diduga melakukan pelanggaran untuk menyediakan bukti untuk memberikan penjelasan tentang keluhan tersebut  Perusahaan yang diduga melakukan pelanggaran harus bekerjasama secara penuh dalam menangani keluhan  Setelah proses validasi berlangsung diketahui bahwa bukti-bukti yang ada tidak membuktikan atau tidak cukup untuk membuktikan bahwa perusahaan yang dimaksud telah melanggar Kode Etik IPMG, maka Sub Komite Praktik Pemasaran akan membuat sebuah surat resmi kepada pihak yang menyampaikan keluhan dan perusahaan yang dianggap melakukan pelanggaran bahwa keluhan itu tidak terbukti, dan oleh karena itu proses akan dihentikan dan kasusnya dianggap selesai LAMPIRAN I PROSEDUR PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 53  Meneruskan Pengaduan  Segera setelah validasi dilakukan, Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG akan mengirimkan pengaduan, beserta bukti-bukti penunjang (seperti salinan iklan yang diduga melanggar Kode Etik IPMG ini), bersama dengan surat pengantar dari IPMG (“Surat”) kepada manajemen senior dari perusahaan terkait  Perusahaan Bukan Anggota  Jika kasus melibatkan satu perusahaan yang bukan anggota IPMG, kasus tidak dapat diproses secara formal kecuali untuk organisasi-organisasi yang dipakai oleh perusahaan- perusahaan aggota IPMG untuk mempromosikan produk mereka  Batas Waktu  Surat kepada perusahaan tersebut mencantumkan batas waktu untuk memberikan tanggapan atas kasus yang sedang diselidiki. Biasanya 30 hari sejak perusahaan tersebut menerima surat. Dalam keadaan tertentu Ketua Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG dapat mengabulkan suatu perpanjangan batas waktu  Tanggapan Perusahaan  Pada kasus dimana perusahaan menyatakan telah melanggar Kode Etik IPMG, tanggapan harus mencantumkan tindakan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan untuk memperbaiki pelanggaran tersebut. Jika pengaduan ditolak, alasan penolakan harus dinyatakan dengan jelas, dan jika diperlukan, harus disertai data pendukung (misalnya bukti ilmiah untuk mendukung klaim/narasi yang dipersoalkan LAMPIRAN I PROSEDUR PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 54
  • 28. 16/06/2014 28  Keputusan  Jika perusahaan membantah tuduhan tersebut, Sub Komite Praktik Marketing IPMG akan menangani kasus ini. Sub Komite Praktik Marketing IPMG biasanya akan memutuskan kasus dalam 30 hari sejak menerima tanggapan dari perusahaan. Jika perlu, Sub Komite Praktik Marketing IPMG dapat meminta tambahan informasi atau argumentasi dari pengadu atau perusahaan yang diadukan, dalam hal ini batas waktu dapat diperpanjang  Naik Banding  Bila perusahaan atau pengadu tidak setuju dengan keputusan dari Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG, dalam 30 hari mereka boleh mengajukan naik banding. Jika ada fakta atau argumentasi baru dikemukakan, pihak lain akan diundang untuk memberikan pendapat dalam 30 hari. Ketua Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG dapat meneruskan pengaduan kepada Komite Eksekutif IPMG. Komite Eksekutif IPMG dapat menunjuk arbitrator netral berdasarkan persetujuan dari pengadu dan/atau yang diadukan. Komite Eksekutif IPMG akan mengusulkan suatu keputusan terakhir berdasarkan rekomendasi arbitrator dan diputuskan oleh Rapat Umum IPMG  Komunikasi Hasil  Bila suatu pengaduan telah diterima dan dinyatakan ada pelanggaran Kode Etik, atau telah diterima oleh perusahaan yang bersangkutan, maka tanpa menyebutkan identitas perusahaan dan produk terkait, informasi mengenai kasus tersebut yang berisi ringkasan fakta-fakta penting akan disampaikan segera kepada semua anggota IPMG LAMPIRAN I PROSEDUR PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 55  Status Laporan  Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG akan mengeluarkan suatu Laporan tahunan tentang Praktik Pemasaran IPMG, yang akan merangkum aktifitasnya. Laporan akan didistribusikan kepada semua anggota IPMG  HUKUMAN  dikelompokkan ke dalam pelanggaran ringan dan berat  Pelanggaran yang berdampak kepada anggota lain dikelompokkan sebagai pelanggaran ringan. Sebagai contoh, namun tidak terbatas pada:  Bunga untuk tenaga kesehatan profesional selain untuk keperluan pemakaman,  Hadiah sebagai bentuk penghormatan,  Upaya mengacaukan acara ilmiah yang disponsori perusahaan lain,  Pernyataan menyesatkan dalam materi promosi,  Door prize, dll  Pelanggaran yang berdampak kepada anggota lain dan/atau pasien dan/atau reputasi IPMG dan/atau dengan maksud melakukan penyuapan dikelompokkan sebagai pelanggaran berat. Sebagai contoh, namun tidak terbatas pada:  Pernyataan menyesatkan dalam materi promosi,  Promosi off-label,  Mensponsori pasangan profesi kesehatan,  Menyediakan fasilitas berlebihan kepada profesi kesehatan,  Membayar tunai untuk peresepan. LAMPIRAN I PROSEDUR PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 56
  • 29. 16/06/2014 29  Pelanggaran Pertama  akan mengirimkan surat peringatan kepada General Manager (GM) perusahaan terkait setelah pengambilan keputusan akhir dengan tembusan kepada Sekretariat IPMG  Pelanggaran berat perusahaan harus membayar denda sebesar USD 2,000  Pelanggaran Kedua  mengundang GM tersebut untuk bertemu dengan Komite Eksekutif IPMG guna menjelaskan perilaku perusahaannya.  Jika pelanggaran terbukti dan termasuk kategori pelanggaran ringan, Komite Eksekutif IPMG akan mengirimkan surat peringatan kepada General Manager (GM) perusahaan terkait.  Jika pelanggaran terbukti dan termasuk dalam kategori pelanggaran berat, Komite Eksekutif IPMG akan mengirimkan surat resmi kepada Manajemen Senior di Kantor Pusat Global dari perusahaan yang melanggar  USD 2,000 untuk pelanggaran ringan dan USD 5,000 untuk pelanggaran berat  Pelanggaran Lebih Lanjut  Sama dengan pelanggaran kedua  USD 5,000 untuk pelanggaran ringan dan USD 20,000 untuk pelanggaran berat LAMPIRAN I PROSEDUR PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 57 KESIMPULAN 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 58
  • 30. 16/06/2014 30  Harga dan Syarat Perdagangan  Q: Apakah Kode Etik ini melarang anggota memberikan diskon kepada pelanggan atau syarat perdagangan yang menarik lainnya dalam penyediaan produk farmasi?  A: Tidak. Kode Etik ini tidak membatasi atau mengatur syarat perdagangan untuk penyediaan produk farmasi. IPMG mendorong kompetisi antar perusahaan  Q: Apakah Kode Etik ini berlaku untuk promosi dan pemasaran produk farmasi kepada pelanggan pedagang yang juga profesi kesehatan yang berpraktek, contohnya seorang apoteker yang menjalankan usaha apotiknya sendiri?  A: Kode Etik ini berlaku untuk promosi dan pemasaran produk farmasi kepada pelanggan tersebut. Namun Kode Etik ini tidak membatasi atau mengatur syarat perdagangan untuk penyediaan produk farmasi kepada pelanggan. Pada setiap kali mengadakan perjanjian perdagangan dengan pelanggan tersebut, perusahaan harus menghormati peran pelanggan tersebut sebagai profesi kesehatan dan jika diperlukan harus mematuhi persyaratan yang ada dalam Kode Etik ini  Q: Apakah Kode Etik ini berlaku untuk promosi dan pemasaran produk farmasi kepada pelanggan pedagang yang bukan profesi kesehatan? Bagaimana kalau pelanggan tersebut memiliki kualifikasi sebagai profesi kesehatan tetapi tidak praktek?  A: Tidak. Kode Etik ini hanya mengatur interaksi dengan profesi kesehatan yang menjalankan praktek. Promosi dan pemasaran ke pelanggan pedagang (baik sebagai profesi kesehatan atau tidak) tentu saja telah diatur oleh undang-undang dan peraturan lain, seperti yang membatasi atau melarang iklan atau promosi yang tidak akurat, menyesatkan dan menipu atau membatasi atau melarang menyuap pejabat atau pegawai pemerintahan  Q: Apakah Kode Etik ini mencakup daftar harga atau dokumen lain yang berkaitan dengan perjanjian perdagangan?  A: Tidak  Q: Apakah suatu pernyataan harga yang salah/perbandingan harga yang menyesatkan dapat diproses di bawah Kode Etik ini?  A: Ya, jika suatu perusahaan memberikan informasi harga yang tidak benar dalam materi atau aktifitas promosinya TANYA & JAWAB 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 59  Perjanjian Konsultasi  Q: Jika tidak ada pedoman resmi atau peraturan perundang-undangan bagi industri, bagaimana cara perusahaan berinteraksi dengan profesi kesehatan yang memberikan jasa konsultasi secara resmi?  A: Sudah selayaknya bagi konsultan yang memberikan jasa konsultasi mendapat imbalan yang pantas dan mendapat biaya pengganti untuk biaya perjalanan, penginapan, dan makanan yang dikeluarkan sewaktu memberikan jasa tersebut. Kompensasi dan biaya pengganti yang dalam konteks berbeda mungkin dianggap tidak pantas, dalam hal perjanjian konsultasi murni, kompensasi dan biaya tersebut dapat saja diberikan. Biaya konsultasi atau perjanjian konsultasi yang fiktif tidak boleh digunakan untuk alasan memberikan uang kepada profesi kesehatan. Faktor berikut mendukung keberadaan dari suatu perjanjian konsultasi yang benar (tidak semua faktor mungkin relevan dengan perjanjian tertentu):  Surat konfirmasi tertulis yang menjelaskan jenis jasa yang akan diberikan dan dasar untuk pembayaran jasa tersebut  Adanya kebutuhan untuk jasa tersebut dengan jelas telah diidentifikasi terlebih dahulu sebelum meminta jasa dan membuat perjanjian dengan konsultan yang bersangkutan  Kriteria untuk pemilihan konsultan harus sesuai dengan tujuan yang telah diidentifikasi dan orang yang bertanggung jawab untuk seleksi konsultan memiliki keahlian yang diperlukan untuk mengevaluasi apakah profesi kesehatan tertentu memenuhi kriteria tersebut  Jumlah profesi kesehatan yang dikontrak tidak boleh lebih besar dibanding dengan jumlah yang sepatutnya diperlukan untuk mencapai tujuan  Perusahaan yang yang bersangkutan harus menyimpan dengan baik arsipnya dan menggunakan jasa konsultasi yang sesuai  Penggunaan profesi kesehatan untuk jasa tersebut tidak boleh dikaitkan dengan penulisan resep produk tertentu. TANYA & JAWAB 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 60
  • 31. 16/06/2014 31  Promosi Terselubung  Q: Apakah perusahaan boleh menerbitkan materi promosi yang tampak seperti editorial independen?  A: Tidak. Jika suatu perusahaan membiayai, mempengaruhi atau mengatur penerbitan materi promosi di dalam jurnal, materi promosi tersebut tidak boleh menyerupai editorial independen.  Q: Apakah larangan promosi sebelum obat mendapat izin edar menghalangi penggunaan obat untuk terapi khusus?  A: Kode Etik ini tidak menghalangi penggunaan tersebut di atas, namun harus sesuai dengan semua ketentuan undang-undang, peraturan dan kode etik yang berlaku. Harus hati-hati untuk memastikan bahwa komunikasi untuk penggunaan tersebut bukan merupakan iklan untuk suatu obat yang belum mendapat ijin edarnya  Medical Representative  Q: Apakah semua MR harus bersertifikat?  A: Ya. Hal ini berlaku untuk seluruh MR yang telah bekerja pada perusahaan yang sama untuk jangka waktu minimum 2 tahun. Sehubungan dengan terjadinya pergantian karyawan, jumlah MR yang belum bersertifikat sebesar 10% dari total MR masih dianggap wajar. Namun bila seorang MR tidak juga mempunyai sertifikat dalam jangka waktu 2 tahun, perusahaan terkait dianjurkan untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki keadaan ini termasuk pemutusan hubungan kerja dengan karyawan tersebut TANYA & JAWAB 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 61 Rasio Waktu Kegiatan Ilmiah Q: Perbandingan antara waktu yang dipergunakan untuk pertemuan ilmiah atau pendidikan dan waktu untuk kegiatan ramah tamah adalah minimal 2/3 dari jumlah total waktu kegiatan. Apa maksudnya? A: Total waktu kegiatan ilmiah adalah 2/3 dari jumlah total kegiatan. Contohnya; tidak diperbolehkan untuk menyelenggarakan atau berpartisipasi di suatu simposium atau pertemuan dimana kegiatan/presentasi ilmiah hanya 1 jam dan diikuti dengan kegiatan non-ilmiah untuk sisa waktu yang tersedia TANYA & JAWAB 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 62
  • 32. 16/06/2014 32  Hotel  Q: Hotel seperti apa yang dapat dijadikan contoh hotel yang sesuai dan tidak sesuai untuk acara-acarailmiah yang yang disponsori oleh perusahan anggota?  A: Hotel yang merupakan bagian dari taman hiburan, acara hiburan yang berlebihan atau pantai pribadi yang dapat menciptakan persepsi negatif terhadap pemangku kepentingan industri farmasi. Beberapa contoh, namun tidak terbatas pada:  Trans Hotel, Bandung  Mercure Hotel, Ancol, Jakarta  Hard Rock Hotel, Bali  Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali  Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua, Bali  Hotel baru yang tidak termasuk dalam kategori ini tapi memenuhi kriteria di atas dianggap tidak sesuai berdasarkan bagian ini  Hotel yang menyediakan fasilitas yang berkaitan dengan suatu pertemuan, terletak di lokasi yang nyaman untuk dicapai oleh sebagian besar peserta, memiliki akses yang mudah ke bandara atau terletak di tengah kota, dapat dikatergorikan sebagai tempat yang layak untuk mengadakan acara ilmiah. Beberapa contoh, namun tidak terbatas pada:  Mulia Hotel, Jakarta  Ritz Carlton Hotel, Jakarta  Shangri-La Hotel, Jakarta  Pullman Hotel, Bali  Westin Hotel, Bali  Harvest Land Mercure,Bali  Novotel Nusa Dua, Bali TANYA & JAWAB 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 63 Cetak Ulang  Q: Apakah cetak ulang termasuk materi promosi dalam Kode Etik ini?  A: Tidak. Cetak Ulang artikel ilmiah dan kedokteran, bila digunakan sebagai materi yang berdiri sendiri, tidak dibuat oleh perusahaan farmasi, sehingga tidak dianggap sebagai materi promosi. Namun, bila disajikan bersamaan dengan materi lain yang berasal dari perusahaan farmasi, maka reprint yang ditujukan kepada profesi kesehatan tersebut termasuk materi promosi. Bila materi promosi mengacu pada, meliputi, atau disajikan bersama dengan artikel atau studi kedokteran, maka harus mencantumkan referensi. Setiap cetak ulang dari artwork (termasuk grafik, ilustrasi, foto atau tabel) yang diambil dari artikel atau studi dan dimasukkan atau disajikan dengan materi promosi harus menyebutkan dengan jelas sumber dari artwork dan direproduksi secara tepat TANYA & JAWAB 6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 64