1. 16/06/2014
1
MODUL B
Kode Etik Pemasaran Produk
Farmasi di Indonesia
Kode etik
Pasal 1 Pelaksanaan Kode Etik
Pasal 2 Informasi dan Klaim/Narasi
Pasal 3 Medical Representative
Pasal 4 Interaksi dengan Profesi Kesehatan
Pasal 5 Hadiah, Alat Medis, Donasi dan Hibah
Pasal 6 Materi Promosi Cetakan atau Iklan
Pasal 7 Materi Promosi Audio Visual dan Elektronik
Pasal 8 Contoh Obat
Pasal 9 Riset Pasar
Pasal 10 Komunikasi dengan Publik dan Media Massa
Pasal 11 Pelanggaran dan Pengaduan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 2
2. 16/06/2014
2
Promosi obat ethical yang etis sangat penting bagi misi
Industri Farmasi dalam membantu :
Pasien dengan :
Menemukan
Mengembangkan
Memasarkan obat baru
Akses obat yang dibutuhkan
Obat diresepkan dan digunakan untuk memberikan manfaat
kesehatan yang maksimum
Profesi kesehatan :
Mendapatkan akses informasi yang diperlukan
Pendahuluan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 3
Pasal 1 Pelaksanaan kode etik
•Seluruh anggota IPMG
•Pihak ketiga yang dilibatkan
anggota untuk mempromosikan
dan/atau memasarkan produk
farmasi mereka
•Mengatur interaksi dengan
profesi kesehatan dan promosi
produk farmas
Ruang
Lingkup
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 4
3. 16/06/2014
3
Pasal 1 Pelaksanaan kode etik
•Produk farmasi : produk farmasi / produk biologi / alat
kesehatan (patent / tidak paten. Merek atau tidak) digunakan
dengan resep obaty / dibawah pengawasan profesi kesehatan
dan digunakan utk diagnosa, pengobatan / pencegahan
penyakit pd manusia / utk mempengaruhi struktur / fungsi dari
tubuh manusia termasuk produk OTC
•Produk OTC : produk farmasi yg dipergunakan bagi
pengobatan sendiri dan dapat diperoleh “over the counter”
tanpa resep dokter
•Promosi : aktifitas yang dilakukan , diorganisir atau disponsori
oleh anggota yang ditujukan pada profesi kesehatan utk
mempromosikan peresepan
obat,rekomendasi,persediaan,pemberian atau penggunaan
produk farmasinya, melalui semua media,termasuk internet
•Profesi kesehatan / HCP : setiap anggota profesi kedokteran,
kedokteran gigi, farmasi / perawat / setiap orang yang dalam
menjalankan kegiatan profesionalnya akan
menentukan,merekomendasikan,membeli,menyediakan, atau
memberikan suatu produk farmasi
Definisi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 5
Pasal 1 Pelaksanaan kode etik
•Institusi : struktur / mekanisme kerjasama / organisasi yang
mengatur sekelompok orang / individu dalam satu kelompok
masyarakat / komunitas tertentu yang dapat merupakan
organisasi berorientasi laba / organisasi nirlaba, milik
pemerintah / swasta : termasuk individu tapi tidak terbatas pd
lembaga kesehatan, RS, Universitas, Bank, Organisasi Pasien
dan LSM
•Institusi Kesehatan : organisasi yg terdiri dari tenaga kesehatan
profesional dan / yg menyediakan layanan kesehatan /
melakukan penelitian layanan kesehatan
•Organisasi pasien : lembaga kesehatan nirlaba yang terutama
mewakili kepentingan dan kebutuhan pasien, keluarga mereka
dan / perawat
•Media sosial : teknologi dan aplikasi online dimana pengguna
dapat berbagi dan / bertukar berita, pandangan, foto dan video
(blog,wiki,komunitas internet,papan pesan, situs yang
menyediakan video dan aplikasi jejaring.
Definisi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 6
4. 16/06/2014
4
Pelaksanaan kode etik
•Survei Apotik : kegiatan yang dilakukan untuk
mengumpulkan informasi terkait kebiasaan
membuat resep tenaga kesehatan profesional
•Donasi : benda yang diberikan untuk tujuan amal
dan / pendidikan dan tidak dalam bentuk uang
tunai atau semacam uang
•Hibah : pemberian bantuan finansial untuk
tujuan amal dan / pendidikan kepada institusi
•Pihak berwenang : BPOM atau Kementerian
Kesehatan
•Anggota : setiap perusahaan yang menjadi
anggota IPMG
Definisi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 7
Kampanye edukasi kepada masyarakat tentang suatu penyakit (tidak boleh
mempromosikan produk tertentu)
Promosi OTC yang tidak ditujukan kepada profesi kesehatan
Daftar harga / syarat perdagangan lain yang berkaitan dengan penyediaan farmasi
Perjanjian dengan profesi kesehatan untuk memberikan konsultasi / jasa lain kepada
anggota
Pelaksanaan uji klinis
Penyebaran informasi non promosi oleh anggota :
Korespondensi yang disertai dengan material bersifat non-promosi
Kebutuhan untuk menjawab pertanyaan spesifik mengenai produk farmasi tertentu ;
informasi umum tentang perusahaan (mis : informasi yang ditujukan kepada investor /
pegawai / calon pegawai), termasuk data financial, deskripsi program riset dan
pengembangan, dan pembicaraan tentang perkembangan peraturan yang mempengaruhi
perusahaan dan produk farmasinya
Pasal 1 Pengecualian Kode Etik
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 8
5. 16/06/2014
5
Hal yang berkaitan dengan aplikasi, interpretasi, dan
pelaksanaan terhadap bagian manapun dari Kode Etik ini,
perlu dipahami bahwa kepatuhan pada undang-undang dan
peraturan yang berlaku harus didahulukan
Aplikasi dan Pelaksanaan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 9
Dipatuhinya Kode Etik ini merupakan syarat untuk
keanggotaan IPMG.
Presiden Direktur dan anggota Dewan Direksi lainnya
bertanggung jawab atas pelaksanaan Kode Etik ini dengan
sebaik-baiknya.
Perusahaan yang memiliki perjanjian lisensi dan keagenan di
Indonesia harus mewajibkan penerima lisensi dan agennya
untuk mematuhi Kode Etik ini
Tanggung Jawab Atas Pelaksanaan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 10
6. 16/06/2014
6
Dasar interaksi : Hubungan anggota dengan profesi kesehatan dimaksudkan
untuk memberi manfaat kepada pasien dan untuk meningkatkan mutu praktek
kedokteran. Interaksi harus difokuskan pada pemberian informasi kepada
profesi kesehatan, pemberian informasi ilmiah dan edukasi, serta mendukung
riset medis dan pendidikan.
Kebebasan profesi kesehatan :
Tidak boleh ada pembayaran atau penghargaan bentuk lain (termasuk dana bantuan,
beasiswa, subsidi, dukungan, kontrak konsultasi, pendidikan atau kebutuhan praktek)
yang diberikan atau ditawarkan pada profesi kesehatan sebagai imbalan penulisan
resep, pemberian rekomendasi, pembelian, penyediaan atau pemberian produk pada
pasien atau adanya janji untuk melanjutkan hal tersebut.
Tidak boleh menawarkan atau memberikan dalam bentuk atau cara tertentu yang akan
mempengaruhi profesi kesehatan dalam penulisan resep (No quid pro quo).
Prinsip Umum
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 11
Penggunaan yang sesuai : Promosi harus mendorong penggunaan
produk farmasi yang benar dengan memberikan informasi secara
objektif dan tanpa melebih-lebihkan khasiatnya
Transparansi dalam promosi :
Promosi tidak boleh disamarkan
Penilaian klinis, post-marketing surveillance dan studi setelah didapat
izin edar tidak boleh digunakan untuk promosi terselubung
Tujuan utama untuk ilmiah atau edukasi
Materi terkait dengan produk farmasi dan penggunaannya, baik yang
bersifat promosi atau tidak, yang disponsori oleh suatu perusahaan,
harus menyebutkan dengan jelas siapa sponsornya
Prinsip Umum
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 12
7. 16/06/2014
7
Interaksi dengan organisasi pasien: Semua program yang
diselenggarakan dengan organisasi pasien harus didasarkan atas
Kesepakatan tertulis, sesuai dengan kode etik, menghormati kemandirian
organisasi pasien, dan sifat keterlibatan jelas sejak awal
Dukungan keuangan dapat diberikan untuk mendukung pertemuan
organisasi pasien yang terutama diselenggarakan untuk tujuan yang bersifat
profesional, pendidikan dan ilmu pengetahuan, atau yang mendukung misi
organisasi pasien. Tempat, lokasi dan minuman yang disediakan oleh
perusahaan anggota harus sesuai dengan artikel 4.4.
Perusahaan tidak diperkenankan mengajukan permohonan untuk menjadi
penyandang dana tunggal organisasi pasien atau program-programnya,
kecuali bila mendapat tawaran dari atau diminta oleh organisasi pasien itu
sendiri, selama perusahaan itu tidak menjadikan dukungannya sebagai syarat
bagi penunjukannya sebagai penyandang dana tunggal.
Prinsip Umum
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 13
•Harus jujur, objektif, akurat dan menyajikan bukti yang berimbang.
•Disajikan dengan standar etika yang tinggi, sesuai dengan informasi produk
yang disetujui terakhir oleh pihak berwenang yang relevan dan disajikan
sedemikian rupa sehingga tidak menyesatkan atau memiliki arti ganda
Kriteria Umum
•Berdasarkan data evaluasi mutakhir dengan ditunjang bukti ilmiah yang
sah, akurat, jelas dan disajikan sedemikian rupa agar tidak menyesatkan
•Data dari uji in-vitro dan uji binatang harus ditandai dengan keterangan
secara jelas, sehingga tidak memberikan kesan yang salah dan
menyesatkan
•Berlaku untuk produk yang sedang dipromosi maupun untuk produk lain
yang dikutip sebagai referensi atau untuk tujuan perbandingan
•Kutipan dari literatur medis ilmiah harus menyebutkan sumber-sumber
valid tersebut
Bukti Ilmiah
•Melayani permintaan informasi dari profesi kesehatan dengan objektifitas
dan itikad baik, memberikan data secara akurat dan relevan.
Permintaan untuk
Informasi
Pasal 2 Informasi dan klaim / narasi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 14
8. 16/06/2014
8
•Seluruh informasi tentang keamanan produk, serta kontra indikasi, peringatan dan
efek samping harus sesuai dengan yang disetujui oleh pihak berwenang
•Kata "aman" dan "tidak ada efek samping" seharusnya dihindarkan dan tidak
digunakan tanpa batasan atau penjelasan.
•Semua perusahaan diwajibkan melaporkan ADR (adverse drug reaction) yang
berkaitan dengan produknya sesuai peraturan yang dikeluarkan oleh pihak
berwenang. Semua perusahaan perlu mempunyai sistem dan prosedur yang benar
untuk mengumpulkan,memonitordan melaporkan ADR untuk memenuhi
persyaratan internasional
Data Keamanan
•tidak boleh secara langsung atau secara tidak langsung menyesatkan
dengan menghilangkan bagian tertentu atau menyimpang dari bukti-bukti
atau pendapat ahli
Klaim yang Salah
atau Menyesatkan
•Klaim superlatif yang tidak memenuhi syarat tidak diperbolehkan
•Klaim perbandingan sepihak yang tidak diperbolehkan
Klaim-klaim Superlatif
yang Tidak Memenuhi
Syarat dan Klaim
Perbandingan yang
Sepihak
Pasal 2 Informasi dan klaim / narasi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 15
Mengutip suatu kesimpulan yang tidak jelas dari suatu bukti atau pengalaman klinis
yang tidak dapat divalidasi. Oleh karena itu, disarankan untuk hanya mengutip hasil
dari suatu studi spesifik yang telah dipublikasikan saja
Menggunakan atau mengutip data dari suatu studi yang tidak relevan terhadap
klaim yang dibuat. Menyajikan data untuk mendukung suatu klaim tanpa referensi
terhadap studi yang dipublikasikan
Klaim berdasarkan data yang sudah tidak absah lagi, misalnya yang telah terbukti
tidak sah atau telah digantikan dengan hasil riset lebih mutakhir
Rekomendasi dosis atau klaim indikasi yang tidak sesuai dengan informasi produk
informasi yang telah disetujui oleh pihak berwenang
Klaim yang Salah atau Menyesatkan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 16
9. 16/06/2014
9
Menggunakan data in-vitro atau data studi binatang tanpa disebutkan dengan jelas atau
disajikan sedemikian rupa sehingga menyesatkan atau memberikan kesan seakan-akan data
yang dipakai adalah data in-vivo atau data studi pada manusia
Penyajian atau lay-out yang yang memberi penafsiran yang salah atau menyesatkan misalnya:
menyajikan data penting dan relevan dengan cetakan huruf sangat kecil; manipulasi ukuran
skala pada grafik dan bagan, distorsi perbandingan dengan produk atau clinical trial atau studi
dari pesaing
Pernyataan-pernyataan negatif tentang suatu produk pesaing tanpa dukungan data ilmiah atau
yang dapat disangkal berdasarkan bukti mutakhir atau yang tidak memiliki relevansi dengan
produk yang sedang dipromosikan
Klaim yang memberi kesan produk efektif untuk suatu indikasi tertentu tetapi mengabaikan
informasi peringatan yang berlaku untuk penggunaan kondisi tersebut
Klaim yang Salah atau Menyesatkan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 17
•yang disajikan secara selektif untuk menonjolkan kelebihan-kelebihan dengan cara
menyesatkan,
•yang disajikan atau dikutip melampaui atau di luar konteks yang sebenarnya,
•yang dikutip atau disajikan sedemikian rupa sehingga mengubah arti atau maksud penulis yang
sebenarnya
Klaim-klaim yang menggunakan kutipan atau bukti
Klaim-klaim non medis atau non ilmiah yang tanpa bukti
Klaim-klaim superlatif yang tak memenuhi syarat atau klaim-klaim yang sepihak
Perbandingan dengan produk pesaing yang tidak berdasarkan bukti yang sah secara ilmiah
atau yang mendistorsikan bukti-bukti yang ada, atau yang tidak objektif dan tidak wajar
Klaim yang Salah atau Menyesatkan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 18
10. 16/06/2014
10
•“Produk X merupakan pengobatan terbaik untuk kondisi Y.”
•“Produk X merupakan pengobatan tercepat untuk kondisi Y.”
•“Produk X merupakan pengobatan terkuat/ termanjur untuk kondisi Y”
•“Produk X merupakan pengobatan yang teraman untuk kondisi Y.”
•Apabila klaim superlatif dipergunakan, klaim tersebut harus dapat di-buktikan dengan bukti
ilmiah yang sah.
Klaim superlatif yang tidak memenuhi syarat tidak diperbolehkan, misalnya
•“Produk X lebih baik/lebih kuat/lebih cepat/lebih aman untuk kondis Y”
•Suatu klaim perbandingan harus mencantumkan pernyataan yang menunjukkan bahwa produk
tersebut lebih baik/lebih kuat/lebih cepat/lebih aman dibandingkan dengan suatu pembanding
yang tertentu.
•Klaim keunggulan harus didukung oleh bukti ilmiah yang sah dan masih berlaku
Klaim perbandingan sepihak yang tidak diperbolehkan:
Klaim-klaim Superlatif yang Tidak Memenuhi
Syarat dan Klaim Perbandingan yang Sepihak
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 19
Perbandingan antar produk :
Harus jujur berdasarkan fakta-fakta yang didukung dengan bukti-bukti ilmah mutkahir
penyajian tidak boleh ada upaya curang dengan cara distorsi, penekanan-penekanan yang
tidak tepat atau cara lain
Perbandingan dengan gaya kurang sopan atau melecehkan pesaing atau produk mereka,
harus dihindarkan
Perbandingan khasiat dan keamanan antara produk farmasi yang berbeda harus
berdasarkan pada data absah yang sudah dipublikasikan yang mencakup seluruh aspek
khasiat dan keamanan, misalnya data perbandingan langsung atau data non komparasi atau
data berdasarkan satu parameter saja, harus dengan jelas disebutkan dalam referensi
Data yang digunakan untuk menunjang klaim perbandingan harus memenuhi
persyaratan
signifikansi statistik. Apabila data tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka harus
ditandai dengan jelas, dan tidak boleh digunakan untuk generalisasi atau untuk menunjang
klaim-klaim persamaan atau keunggulan dibandingkan produk lain. Indikator statistik yang
signifikan (yaitu nilai "p") harus menyertai data perbandingan
Perbandingan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 20
11. 16/06/2014
11
Suatu perusahaan tidak diperkenankan dengan sengaja
menjiplak materi pemasaran/promosi/iklan dari perusahaan
lain sehingga dapat menyesatkan atau membingungkan
Meniru atau Menjiplak Materi
Promosi dari Perusahaan Lain
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 21
Nama atau foto profesi kesehatan atau institusi tidak boleh
digunakan dalam materi promosi/iklan dengan cara yang
melanggar Kode Etik Kedokteran Indonesia
Nama dan foto mereka boleh digunakan dalam kegiatan
pertemuan ilmiah (bila profesi kesehatan tersebut menyajikan
presentasi), tetapi tidak boleh digunakan dalam brosur
promosi, iklan dalam jurnal dan sejenisnya
Healthcare Professionals in
Promotional Materials
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 22
12. 16/06/2014
12
Selebaran dan iklan dalam jurnal kedokteran harus diberi tanda dengan jelas
sehingga sifat yang sebenarnya tidak terselubungi
Misalnya, iklan di dalam jurnal yang merupakan bagian dari editorial harus
ditandai "IKLAN PROMOSI" atau "ADVERTORIAL" dalam huruf besar dengan
ukuran sesuai huruf terbesar dalam dalam badan naskah iklan tersebut
Semua Uji Klinik, termasuk di dalamnya namun tidak terbatas pada studi pasca
pemasaran (Post-Marketing Surveillance/PMS) atau disebut juga Non
Interventional Study (NIS)
Sesuai dengan pedoman Cara Uji Klinik yang Baik dan Benar (CUKB/GCP)
Mengikuti protokol uji klinis yang disetujui secara medis dan dilakukan untuk
kepentingan regulatori, ilmiah atau pendidikan
Studi pasca pemasaran tidak boleh dilakukan semata-mata sebagai sarana
promosi suatu produk atau untuk mempengaruhi profesi kesehatan dengan
sedikit atau tanpa dasar ilmiah
Promosi/Iklan Terselubung
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 23
Produk tidak boleh dipromosikan sebelum mendapat izin edar dari pihak
berwenang
Karyawan dari departemen non-medis dilarang untuk membicarakan
atau memulai suatu pembahasan tentang indikasi off label
Harus memberitahu departemen medis agar berhubungan dengan
profesi kesehatan
Tidak dimaksudkan untuk membatasi hak-hak para ilmuwan serta
masyarakat umum untuk mendapatkan informasi lengkap atas
kemajuan dalam bidang ilmiah dan kedokteran, dengan ketentuan
bahwa hasil penelitian telah diakui secara internasional
Tidak dimaksudkan untuk membatasi pertukaran informasi ilmiah
sepenuhnya dan sebaik-baiknya mengenai suatu produk, termasuk
penyebaran temuan investigasi penyelidikan di media komunikasi ilmiah
maupun awam serta melalui kongres ilmiah
Komunikasi Pra-registrasi dan
Penggunaan Off-Label
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 24
13. 16/06/2014
13
Tidak dimaksudkan untuk membatasi komunikasi terbuka dengan
pemegang saham dan pihak lainnya yang terkait perihal produk
tersebut, sebagaimana diperlukan menurut undang-undang atau
peraturan
Untuk konferensi ilmiah internasional atau regional dilangsungkan di
Indonesia, hasil-hasil temuan penelitian dari suatu produk yang
belum mendapatkan izin edar di Indonesia dari Badan POM boleh
dikomunikasikan sepanjang dilakukan dengan cara yang tepat dan
bertanggung jawab sesuai dengan Pasal 2 dari Kode Etik ini dengan
melengkapi :
Pernyataan yang menerangkan bahwa produk belum mendapat izin edar
pihak berwenang di Indonesia, atau
Keterangan yang menyebutkan bahwa status registrasi dapat berbeda-
beda secara internasional, dan,
Pernyataan keterangan yang menyebutkan di negara mana saja produk
telah terdaftar dan menjelaskan produk belum tersedia secara lokal
Komunikasi Pra-registrasi dan
Penggunaan Off-Label
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 25
Menetapkan dan mempertahankan prosedur yang sesuai
untuk memastikan ketaatan sepenuhnya terhadap Kode Etik
dan undang-undang yang berlaku serta memeriksa ulang
dan memonitor semua kegiatan dan materi promosi
Seorang karyawan perusahaan dengan pengetahuan cukup
serta kualifikasi ilmiah atau bidang kesehatan yang sesuai,
ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam menyetujui semua
komunikasi promosi. Juga seorang karyawan senior
perusahaan dapat ditunjuk sebagai penanggung jawab
dengan catatan telah mendapatkan nasihat dari ahli di
bidangnya
Prosedur Perusahaan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 26
14. 16/06/2014
14
Perusahaan bertanggung jawab sepenuhnya atas kualitas dan perilaku MR masing-
masing.
MR harus cukup terlatih dan memiliki pengetahuan medis dan teknis yang memadai,
dibuktikan dengan memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh institusi independen yang
diakui
MR harus mampu memberikan keterangan teknis tentang produk perusahaan mereka
secara akurat, jujur, dan dengan cara yang etis kepada anggota dari organisasi profesi
kesehatan
MR dilarang untuk memberi atau menawarkan imbalan kepada anggota profesi
pelayanan kesehatan di luar dari yang diuraikan dalam pasal 5 di bawah.
MR dalam melaksanakan tugas mereka wajib memperlihatkan perilaku yang baik
ketika mengunjungi anggota profesi kesehatan
Ketentuan mengenai MR harus disesuaikan dari waktu ke waktu agar tetap memenuhi
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah terkait
yang mengatur manufaktur dan distributor (PBF) atau perusahaan sejenis lainnya
Pasal 3 MEDICAL REPRESENTATIVE
(MR)
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 27
Pertemuan Ilmiah dan Edukasi
Harus ditujukan untuk menginformasikan kepada profesi kesehatan
mengenai produk dan/atau untuk menyediakan informasi ilmiah atau
edukasi
Partisipasi dalam suatu simposium, kongres atau sejenisnya harus
dinyatakan dengan jelas sewaktu pertemuan dan dalam semua
prosiding cetakan dari pertemuan tersebut
Materi cetakan, audio, visual atau elektronik dari pertemuan harus
mencerminkan dengan akurat hasil presentasi dan diskusi dari acara
tersebut
Bila diakreditasi untuk pendidikan pasca sarjana oleh suatu asosiasi
kedokteran atau organisasi profesi lain, maka tanggung jawab untuk
isi program tetap berada pada organisasi tersebut. Setiap dukungan
dari industri farmasi harus dinyatakan atau diberitahukan secara jelas
Pasal 4 INTERAKSI DENGAN PROFESI
KESEHATAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 28
15. 16/06/2014
15
Perusahaan dilarang menawarkan segala induksi, apresiasi, door
prize, insentif, imbalan uang kepada profesi medis
Acara yang melibatkan perjalanan ke luar negeri
tidak boleh mengorganisir atau mensponsori suatu acara untuk
profesi kesehatan yang diadakan di luar Indonesia, kecuali bila
dinilai wajar dan dibenarkan dari sudut pandang logistik atau
keamanan
Kongres dan simposium ilmiah internasional yang dihadiri peserta
dari banyak negara dibenarkan dan diijinkan apabila 50% dari total
jumlah profesi medis yang diundang berasal dari luar Indonesia
sehingga dari sudut pandang logistik atau keamanan dinilai wajar
untuk menyelenggarakan acara tesebut di luar negeri
Pasal 4 INTERAKSI DENGAN PROFESI
KESEHATAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 29
Kompensasi harus disertai dengan bukti berupa kontrak/perjanjian yang ditandatangani oleh
kedua belah pihak dan secara jelas mencantumkan jenis kegiatan yang akan dilakukan oleh
profesi kesehatan serta kompensasi yang akan diberikan oleh perusahaan kepada profesi
kesehatan
Boleh mensponsori profesi kesehatan untuk menghadiri acara ilmiah dengan catatan sponsor
sesuai dengan persyaratan berikut ini
Sponsor yang diberikan kepada individu profesi kesehatan tidak boleh didasarkan atas
kewajiban untuk mempromosikan, merekomendasikan atau menuliskan resep suatu produk
farmasi
Harus (i) memiliki kaitan dengan keahlian dan pengalaman medis profesi kesehatan tersebut
di bidang kesehatan tertentu yang dicakup acara itu atau (ii) memiliki kemungkinan
kerjasama dengan profesi kesehatan tersebut untuk proyek ilmiah di masa yang akan datang
sebagai konsultan/pembicara
Terbatas pada biaya transportasi ke dan dari tempat acara, makanan, akomodasi dan
registrasi untuk acara ilmiah yang berkaitan dan dibayarkan kepada pihak ketiga (agen
perjalanan atau panitia penyelenggara acara). Dilarang dengan tegas untuk melakukan
pengembalian uang kepada profesi kesehatan atas biaya yang dikeluarkan olehnya untuk
hal-hal yang berkaitan dengan pertemuan tesebut atau biaya logistik (registrasi, makan,
akomodasi, transportasi)
Sponsor untuk Profesi Kesehatan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 30
16. 16/06/2014
16
Perusahaan tidak diperbolehkan melakukan pembayaran untuk hal-hal sebagai
berikut
untuk pendamping, baik suami/istri atau anggota keluarga dari profesi kesehatan yang
diundang sebagai peserta
paket wisata dalam biaya registrasi
Ketentuan terkait pemberian sponsor transportasi bagi profesi kesehatan
Penerbangan kelas utama (first class) tidak diperbolehkan
Transportasi di mana rute dan jadwalnya berbeda dengan rute dan jadwal ke tempat
penyelenggaraan pertemuan ilmiah tersebut tidak diperbolehkan
Tiket harus dipesan melalui agen perjalanan yang ditunjuk perusahaan kecuali dalam hal
terdapat surat resmi dari lembaga kesehatan yang menyatakan bahwa pengaturan
kelompok dilakukan secara langsung oleh lembaga kesehatan tersebut. Perusahaan tidak
diperbolehkan untuk mensponsori tiket perjalanan yang dibeli oleh individu profesi
kesehatan sendiri
Sewa mobil tidak diperbolehkan. Sewa mobil hanya diperbolehkan untuk transportasi dari
bandara ke hotel dan sebaliknya atau dari hotel ke tempat penyelengaraan acara dan
sebaliknya
Sponsor untuk Profesi Kesehatan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 31
Ketentuan terkait pemberian sponsor akomodasi bagi profesi kesehatan
Penyediaan penginapan di hotel bintang 5 di luar Indonesia tidak
diperbolehkan kecuali apabila hal itu diperbolehkan oleh peraturan
negara penyelenggara atau karena merupakan tempat penyelengaraan
acara
Di Indonesia, biaya sewa kamar hotel dengan batas maksimum Rp.
2,000,000 (sebelum pajak dan layanan) per malam/kamar diperbolehkan
hanya untuk simposium/pertemuan yang diadakan oleh perusahaan
(stand-alone)
Penginapan hanya dapat disediakan dalam situasi tertentu di mana
pengaturan perjalanan yang tersedia/dipilih dapat menyebabkan profesi
kesehatan tidak dapat mengikuti agenda pertemuan secara penuh. Jika
penginapan dibutuhkan, lama menginap di hotel yang disponsori adalah
maksimum satu hari sebelum dan satu hari setelah tanggal resmi acara
ilmiah tersebut
Sponsor untuk Profesi Kesehatan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 32
17. 16/06/2014
17
Pendamping dari profesi kesehatan yang disponsori tidak diperbolehkan
untuk diundang ke suatu resepsi makan yang mengikuti atau berhubungan
dengan dan merupakan bagian dari agenda pertemuan ilmiah. Larangan ini
harus secara jelas dicantumkan dalam undangan terkait. Pernyataan baku
yang harus dicantumkan adalah: “Undangan ini hanya berlaku bagi Profesi
Kesehatan. Pendamping tidak diundang”
Anggota IPMG tidak dapat melakukan pembayaran atau ramah tamah
dalam bentuk apapun kepada pihak yang menyertai/pendamping/ profesi
kesehatan
Dilarang memberi uang jasa sebagai kompensasi kepada profesi kesehatan
untuk waktu yang digunakan selama menghadiri suatu pertemuan ilmiah
Dukungan/sponsor yang tidak berkaitan dengan kegiatan ilmiah, seperti,
kunjungan sebelum dan sesudah kongres dan/atau kegiatan olahraga
tambahan lain, tidak diperkenankan
Sponsor untuk Profesi Kesehatan
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 33
Pembayaran yang wajar, termasuk biaya makan, perjalanan dan akomodasi, dapat diberikan
kepada profesi kesehatan yang menyediakan jasa nyata sebagai pembicara, presenter atau
moderator berdasarkan perjanjian tertulis
Besarnya untuk pembicara/moderator dari Indonesia untuk suatu pertemuan tidak boleh
melebihi dari Rp. 6,000,000 netto per presentasi, baik acara tersebut diselenggarakan oleh
perusahaan maupun oleh pihak ketiga. Jumlah dibatasi maksimum Rp. 12,000,000 per hari
per pembicara apabila pembicara tersebut memberikan beberapa presentasi sekaligus
untuk perusahaan yang sama
Untuk pertemuan yang diselenggarakan sendiri oleh perusahaan, pembayaran bagi
pembicara tidak boleh dilakukan di awal. Sebagai pengecualian, pembayaran di awal dapat
dilakukan apabila pertemuan tersebut diselenggarakan oleh pihak ketiga, dimana
honorarium pembicara sudah termasuk dalam biaya keseluruhan yang diminta secara
sekaligus oleh panitia penyelenggara
Bagi profesi kesehatan asal Indonesia yang menjadi pembicara atau presenter atau
moderator pada pertemuan di luar negeri tidak boleh melebihi Rp. 12,000,000 netto per hari
Untuk pembicara asing pada pertemuan lokal harus disesuaikan dengan kebiasaan di negara
asal pembicara tersebut
Pembayaran untuk jasa profesi kesehatan, jasa investigator, sponsorship dan lain-lain tidak
boleh dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk bank cheque atau melalui transfer bank
Speaker Honorarium
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 34
18. 16/06/2014
18
Ramah tamah kepada profesi kesehatan hanya dapat diberikan apabila
Berkaitan dengan pertemuan yang telah diizinkan
Dilakukan dalam kadar yang sekunder dari tujuan utama pertemuan tersebut
Dilakukan sepantasnya dan tidak melebihi kegiatan pertemuan dari segi waktu dan
biaya. Biaya ramah tamah tidak boleh melebihi biaya yang mayoritas penerima
ramah tamah umumnya bersedia menanggung apabila membayar sendiri
Ramah tamah tidak boleh diberikan kepada pihak selain profesi kesehatan kecuali
apabila pihak tersebut merupakan anggota profesi kesehatan atau merupakan staf
administrasi yang dapat digolongkan sebagai delegasi atau peserta pertemuan
tersebut
Tempat yang pantas yang mendukung tujuan ilmiah atau edukatif serta maksud dari
acara atau pertemuan itu
Dilarang untuk menggunakan tempat yang diketahui atau dianggap memiliki citra
hiburan atau dianggap berlebihan
hotel yang tergabung dengan tempat hiburan, lapangan golf, mempunyai pantai pribadi,
tidak diperbolehkan untuk digunakan
Acara/Pertemuan yang
Diselenggarakan oleh Anggota
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 35
Batasan: Minuman dan/atau makanan yang tidak temasuk dalam tujuan acara hanya dapat disediakan
di bawah persyaratan berikut:
Khusus untuk peserta acara; dan
Jika bersifat sederhana sesuai standar lokal
Hiburan: Perusahaan tidak diperkenankan menyediakan atau membiayai acara hiburan atau kegiatan
sosial lain yang bersifat santai
Sebuah konser, karena merupakan suatu acara tersendiri dan bukan suatu hiburan selingan
Pembelian tiket pertunjukan seni/hiburan atau pertandingan olahraga
Paket wisata yang berdiri sendiri, namun tidak dilarang untuk memberikan komentar tentang
tempat-tempat yang menarik dalam perjalanan ke tempat makan
Artis/aktor penghibur papan atas, yang tidak patut atau yang mahal seperti bintang TV atau
penyanyi pop terkenal – sekalipun pertunjukan mereka adalah sekunder dari suatu resepsi makan.
Jamuan makan malam (Gala dinner)
Jamuan makan malam yang berkaitan dengan acara ilmiah, yang diselenggarakan oleh Asosiasi
Medis
Pesiar (cruise)
Tanda mata; seperti makanan atau barang lainnya
Menyediakan makanan (seperti makanan ringan, kotak makan siang) tanpa pembahasan ilmiah
Acara/Pertemuan yang
Diselenggarakan oleh Anggota
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 36
19. 16/06/2014
19
Dalam acara ilmiah diperbolehkan untuk menyediakan acara hiburan yang tidak berlebihan yang bersifat sebagai
pendukung minuman dan/atau makanan
Dalam acara makan malam untuk sebuah pertemuan yang dijadwalkan berlangsung lebih dari satu hari, anggota
diperkenankan menyediakan musik untuk mengiringi acara makan atau sebagai selingan saat penyanyi lokal yang
tidak terkenal mengiringi acara makan malam itu
Pertunjukan tarian rakyat atau penampilan seorang penyanyi lokal sebagai acara hiburan untuk selingan acara
makan atau selama pembukaan/penutupan acara tersebut
Stan Pameran
Stan pameran, konter dan sejenisnya hanya merupakan tujuan tambahan dan tidak boleh mengurangi tujuan
ilmiah acara tersebut. Makanan dan minuman ringan sederhana boleh disediakan
Anggota dilarang untuk menyediakan, mendukung atau mensponsori ruangan untuk kegiatan santai yang
tidak besifat ilmiah
Hadiah quiz atau permainan, seperti gimmick berupa pena, notes, dll, nilainya harus tidak melebihi Rp.
200,000/peserta, kecuali jika hadiah tersebut berbentuk materi ilmiah/medis seperti buku teks kedokteran,
alat kedokteran atau alat medis lainnya (nilainya tidak melebihi Rp. 5,000,000/peserta), dan maksimum untuk
10 peserta dalam setiap acara
Distribusi contoh produk harus mengacu pada peraturan yang berlaku yang ditetapkan oleh BPOM
Aktifitas-aktifitas lain di stan pameran tidak diperkenankan dilakukan pada saat sesi ilmiah sedang
berlangsung agar tidak menggangu dan mengalihkan perhatian peserta dari tujuan utama pertemuan ilmiah
tersebut
Perusahaan tidak boleh dengan sengaja mengganggu atau berusaha mengacaukan suatu pertemuan ilmiah
yang disponsori secara tunggal oleh suatu perusahaan
Acara/Pertemuan yang
Diselenggarakan oleh Anggota
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 37
Melalui rekening bank pribadi profesi kesehatan hanya diperbolehkan untuk
biaya layanan murni; seperti, biaya sebagai investigator atau pembicara; yang
dibuktikan dengan perjanjian seperti dijelaskan dalam butir
Pembayaran ke institusi harus dilakukan melalui rekening bank institusi yang
bersangkutan
Dilarang melakukan pembayaran melalui rekening bank pribadi profesi
kesehatan yang berfungsi sebagai rekening bank institusi
Kecuali didukung oleh surat penunjukan resmi yang asli yang ditandatangani
oleh dua orang yang berbeda dari komite/departemen selain pemilik rekening
dan dicetak di atas kertas surat resmi komite/departemen tersebut*
Diperbolehkan untuk membayar biaya intitusi kepada suatu institusi atas
pemakaian ruangan institusi tersebut jika dilengkapi dengan dokumen resmi
Biaya institusi tidak boleh melebihi honorarium pembicara yang dibayarkan
pada pertemuan tersebut
Dapat melebihi honorarium pembicara dengan persyaratan berikut:
Didukung dengan tarif resmi dari institusi
Pembayaran ditransfer melalui rekening bank institusi
Pembayaran kepada Profesi
Kesehatan dan Institusi
* Mulai 1 Januari2014, anggotaIPMG sepakat untukmenghentikansemua pembayaran ke rekeningbank pribadi yang berfungsisebagai rekeningbank institusi
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 38
20. 16/06/2014
20
Tidak diperbolehkan menawarkan hadiah/penghargaan, insentif, donasi, keuangan, dan sejenisnya kepada
profesi kesehatan dikaitkan dengan penulisan resep atau anjuran penggunaan obat/produk suatu
perusahaan
Hadiah
Tidak boleh memberikan uang tunai atau yang sejenisnya (seperti voucher) kepada profesi kesehatan
Untuk keperluan pribadi profesi kesehatan tidak boleh diberikan atau ditawarkan.Contoh benda yang
tidak diperbolehkan, termasuk namun tidak terbatas pada
Barang elektronik yang bukan alat medis: perekam video, DVD, pemutar CD, TV, computer,
pengering rambut, telepon genggam, dll.
Kupon belanja
Langganan majalah umum.
Peralatan olah raga, keanggotaan olah raga, tiket pertunjukan
Barang keperluan hiburan dan hobi
Produk farmasi anggota untuk digunakan secara pribadi
Kendaraan dan asesorinya
Kartu nama
Buku resep
Barang dengan fungsi ganda: lemari es, komputer tablet, dll.
Lainnya, benda apapun untuk penggunaan pribadi dan/atau tidak bermanfaat bagi pasien
Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS,
DONASI DAN HIBAH
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 39
Barang suvenir promosi (Gimmick): Gimmick dapat diberikan kepada profesi kesehatan
dan staf administratif yang berkaitan, dengan syarat hadiah bernilai minim dan relevan
dengan praktek profesi kesehatan (maksimal Rp. 200,000)
Contoh, tapi tidak terbatas pada: pena, buku catatan, agenda, sarung tangan bedah, sikat kuku,
baki meja, jam meja, kalendar, dll
Alat medis: Alat medis dapat ditawarkan atau diberikan gratis dengan ketentuan bahwa
nilainya tidak mahal dan berguna bagi pelayanan medis dan perawatan pasien
Model anatomi untuk digunakan di ruang pemeriksaan,
CD, DVD, VCD edukasi kedokteran atau sejenisnya
Alat kedokteran tertentu, termasuk tapi tidak terbatas pada stetoskop, tensi meter, otoskop,
optalmoskop, laringoskop, paru refleks, cermin kepala, rhinoskop, termometer, glukometer,
refraktor lidah, kaca pembesar untuk penggunaan medis, timbangan badan dan alat pengukur
tinggi badan,
Buku teks kedokteran,
Jurnal kedokteran
Persyaratan:
Barang tersebut harus bernilai sedang dan terutama bermanfaat bagi pasien (senilai maksimum Rp.
5,000,000), kecuali buku teks kedokteran dan jurnal kedokteran
Nilai barang yang ditawarkan tidak boleh lebih dari Rp. 5,000,000 per tahun per profesi kesehatan per
perusahaan
Barang tidak boleh mencantumkan nama produk, tetapi harus mencantumkan logo atau nama
perusahaan
Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS,
DONASI DAN HIBAH
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 40
21. 16/06/2014
21
Hadiah berkaitan dengan kebudayaan Tidak diperbolehkan memberikan hadiah sebagai
bagian dari budaya menghormati (baik dalam bentuk uang tunai, setara dengan uang
tunai atau bunga) kepada profesi kesehatan untuk acara-acara berikut:
Lebaran, Natal, Tahun Baru, Tahun Baru Cina (Imlek) acara keagamaan nasional lain,
Pernikahan (dari profesi kesehatan sendiri maupun keluarganya),
Ulang tahun (dari profesi kesehatan sendiri maupun keluarganya),
Pengukuhan (misalnya sebagai profesor) dari departemen kesehatan atau profesi
kesehatan
Tidak diperbolehkan memberikan hadiah sebagai bagian dari budaya menghormati
(baik dalam bentuk uang tunai, setara dengan uang tunai atau bunga atau iklan)
kepada institusi kesehatan, termasuk namun tidak terbatas pada pengukuhan,
perjanjian dengan komite baru dari suatu organisasi kesehatan, pembukaan klinik atau
rumah sakit baru, perayaan, dll
Pada peristiwa kematian, diperbolehkan memberi karangan bunga tanda duka cita
seharga maksimal Rp. 750,000 per perusahaan kepada profesi kesehatan atau keluarganya
(suami/istri, anak dan orang tua) per kejadian
Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS,
DONASI DAN HIBAH
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 41
Donasi dan Hibah
Hanya boleh diberikan kepada institusi nirlaba/pemerintah, dan dilarang keras untuk diberikan
secara langsung kepada profesi kesehatan
Harus bermanfaat untuk pasien dan/atau bermanfaat untuk pekerjaan atau edukasi profesi
kesehatan dari institusi tersebut
Tidak boleh diberikan berkaitan dengan pembelian atau standardisasi produk, peresepan obat
atau penggunaan produk suatu perusahaan di institusi tersebut
Biaya untuk standardisasi produk hanya boleh jika ada surat resmi dari institusi tersebut dan
pembayaran biaya standardisasi rumah sakit harus dibayarkan ke rekening rumah sakit atau
institusi, bukan rekening profesi kesehatan yang difungsikan sebagai rekening institusi
Dibolehkan hanya untuk:
Keadaan darurat atau bencana atau untuk pasien tidak mampu.
Persyaratan standardisasi, dengan batasan maksimal 10 box per tahun per institusi.
Untuk kepentingan standardisasi, harus ada surat resmi yang asli dari institusi (menggunakan
kepala surat, ditandatangani dan distempel). Bila surat ini tidak bisa didapat, anggota harus
mengeluarkan surat resmi yang menyatakan bahwa institusi tersebut telah menerima produk
sebagai bagian persyaratan proses standardisasi. Surat ini harus ditandatangani oleh petugas
berwenang pihak penerima
Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS,
DONASI DAN HIBAH
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 42
22. 16/06/2014
22
Diperbolehkan memberikan hibah kepada sebuah institusi atas
permintaan untuk mendukung penelitian tentang layanan
kesehatan atau pendidikan kesehatan atau penelitian yang
bersifat ilmiah. Sebagai contoh, namun tidak terbatas pada:
Hibah untuk penyelenggara pendidikan kesehatan pascasarjana yang
terakreditasi
Beasiswa dan program sejenis
Pengembangan dan penyebarluasan materi pendidikan atau peralatan
kesehatan untuk tujuan pelatihan
Hibah tidak boleh diberikan untuk tujuan yang tidak berkaitan
dengan pendidikan atau yang bersifat promosi dan dilarang
untuk diberikan kepada individu profesi kesehatan atau badan
amal atas nama profesi kesehatan
Pasal 5 HADIAH, ALAT MEDIS,
DONASI DAN HIBAH
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 43
Materi Promosi Cetakan atau Iklan Lengkap
Tujuannya untuk memberikan informasi yang memadai kepada profesi
kesehatan untuk membuat keputusan yang rasional di dalam penulisan
resep atau penggunaan suatu produk, maka informasi yang diberikan
harus mencakup hal-hal di bawah ini secara jelas dan ringkas:
Nama produk (nama dagang)
Nama generik zat aktif atau INN (International Non-proprietary Name)
Nama dan alamat perusahaan yang memasarkan produk tersebut
Kode tanggal produksi materi cetakan
Indikasi yang disetujui untuk penggunaan produk tersebut (minimum 1
indikasi)
Dosis atau cara penggunaan/pemberian yang dianjurkan
Pernyataan singkat tentang efek samping, peringatan klinis yang penting
untuk diketahui, kontraindikasi dan interaksi utama pada dosis yang
dianjurkan
Pernyataan bahwa informasi lebih lanjut tersedia atas permintaan
Pasal 6 MATERI PROMOSI CETAKAN
ATAU IKLAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 44
23. 16/06/2014
23
Promosi /Iklan Ringkas (Reminder)
Hanya memuat pernyataan sederhana tentang indikasi untuk
menunjukkan kategori terapi yang relevan dan alasan mengapa produk
tersebut direkomendasikan untuk indikasi tersebut, informasi singkat
berikut ini harus dicantumkan :
Nama produk (nama dagang)
Nama generik zat aktif atau INN (International Non-proprietary Name)
Nama dan alamat perusahaan yang memasarkan produk tersebut
Kode tanggal produksi materi cetakan
Barang Suvenir Promosi/’Gimmick’
Harus berkaitan dengan pekerjaannya dan harus bernilai minimal
(maksimum Rp. 200,000)
Untuk materi kecil dengan tempat yang terbatas dan tidak memuat pesan
promosi atau informasi ilmiah, maka diperbolehkan hanya mencantumkan
nama dagang atau nama/logo perusahaan
Pasal 6 MATERI PROMOSI CETAKAN
ATAU IKLAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 45
Referensi/Rujukan
Materi promosi yang memuat informasi dari studi yang telah dipublikasikan, harus
mencantumkan referensi yang jelas dan dapat ditelusuri
Penggunaan cetak ulang, abstrak dan kutipan harus sesuai dengan persyaratan hak
cipta dari materi tersebut
Kutipan atau opini dari literatur kedokteran atau dari komunikasi pribadi tidak boleh
dimodifikasi atau dirancukan sedemikian rupa sehingga menyesatkan atau
membingungkan atau mengubah maksud penulis yang sebenarnya
Pengiriman Pos
Materi promosi hendaknya hanya dikirimkan kepada individu yang dinilai berminat
secara profesi terhadap informasi yang diberikan
Frekuensi dan banyaknya materi promosi yang dikirim lewat pos kepada profesi
kesehatan harus dalam jumlah yang wajar. Permintaan profesi kesehatan agar nama
mereka dihapus dari daftar penerima materi promosi harus dipenuhi. Namun,
perusahaan tetap harus memiliki daftar penerima yang lengkap untuk memberikan
informasi penting lainnya, seperti kontraindikasi, reaksi yang tak diinginkan, perhatian,
dsb
Pasal 6 MATERI PROMOSI CETAKAN
ATAU IKLAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 46
24. 16/06/2014
24
Harus sesuai dengan persyaratan untuk materi cetakan yang
diuraikan di dalam Pasal 6
Informasi produk boleh dihilangkan asal saja informasi produk
lengkap tersedia atas permintaan pihak yang berminat.
Khusus mengenai situs web yang berkaitan dengan produk
farmasi:
Identitas perusahaan farmasi dan pengunjung yang diinginkan
harus dinyatakan dengan jelas.
Isi harus sesuai dengan pengunjung yang dituju.
Penyajian (isi, link, dll.) harus sesuai dan jelas terlihat oleh
pengunjung yang dituju.
Informasi yang berlaku untuk negara tertentu harus mengikuti
peraturan perundang-undangan setempat
Pasal 7 MATERI PROMOSI AUDIO
VISUAL DAN ELEKTRONIK
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 47
Keputusan Menteri Kesehatan No. 437/MEN.KES/SK/VI/1987
tertanggal 11 Juni 1987, maka pemberian contoh produk
farmasi secara cuma-cuma kepada profesi kesehatan
dilarang
Perusahaan tidak diperbolehkan menyediakan contoh obat
kepada profesi kesehatan, kecuali jika mendapat izin
pengecualian dari pihak berwenang
Pasal 8 CONTOH OBAT
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 48
25. 16/06/2014
25
Tidak boleh menggunakan cara-cara yang dapat
mendiskreditkan atau mengurangi kepercayaan publik pada
industri farmasi. Persyaratan ini berlaku baik untuk riset yang
dilakukan oleh perusahaan yang memasarkan produk atau
organisasi lain yang bertindak atas perusahaan tersebut
Dilarang menggunakan tata cara yang bertipu daya atau
memaksa untuk mempengaruhi responden
Responden riset internal tidak boleh dibayar
Survei kefarmasian tidak diperbolehkan kecuali bila dilakukan
oleh pihak ke tiga dan informasi disampaikan sedemikian rupa
sehingga data yang diperoleh terkumpul menjadi satu
Pasal 9 RISET PASAR
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 49
Kecuali jika ditetapkan lain oleh BPOM atau institusi terkait,
produk etikal hanya boleh dipromosikan dan diiklankan kepada
profesi kesehatan dan tidak boleh diiklankan kepada khalayak
umum
Perusahaan dilarang memasang artikel atau iklan dalam media
massa untuk mempromosikan suatu obat etikal atau dengan
maksud memacu masyarakat umum meminta suatu produk
tertentu melalui dokter mereka
Perusahaan harus memastikan bahwa pegawai mereka tidak
melakukan kegiatan promosi di media sosial untuk alasan apa
pun. Termasuk dalam kategori media sosial adalah Facebook,
Twitter, You Tube, Linked In, dll
Pasal 10 KOMUNIKASI DENGAN
PUBLIK DAN MEDIA MASSA
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 50
26. 16/06/2014
26
Setiap anggota IPMG disarankan untuk secara aktif
melakukan penilaian terhadap diri perusahaan terkait
pelaksanaan Kode Etik IPMG
Melakukan pengaduan berkaitan dengan pelangaran Kode
Etik IPMG dianjurkan. Prosedur rinci untuk pengaduan serta
penanganan pengaduan (termasuk peran dan lingkup
yurisdiksi IPMG)
Pengaduan pertama dan surat keputusan akhir harus
dikirimkan ke IPMG melalui Sub Komite Praktik Pemasaran
Pasal 11 PELANGGARAN DAN
PENGADUAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 51
PROSEDUR UNTUK MENYAMPAIKAN PENGADUAN MENYANGKUT KODE ETIK
Pelaporan Pengaduan harus tertulis atau dengan e-mail dan mencakup :
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
Rincian pengadu
•Identitas pengadu,
dengan alamatlengkap
(termasuk nomor fax
dan e-mail, jika ada)
untuk korespondensi.
Atas permintaan dari
pengadu, identitas dari
pengadu harus
dirahasiakan terhadap
semua pihak di luar Sub
Komite Praktik
Pemasaran IPMG
Perusahaan
tertuduh
•Untuk tiap kasus,
identitas perusahaan
yang diduga melanggar
Kode Etik IPMG dan
nama produk harus
disebutkan
Materi rujukan
•Untuk tiap kasus,
penjelasan tentang
iklan/kegiatan yang
menjadi subyek
pengaduan, materi
cetakan atau bukti-bukti
lainnya harus disediakan
Tanggal, lokasi dan nama
kegiatan
•Jika diperlukan tanggal,
lokasi dan nama kegiatan
terjadinya pelanggaran
Kode Etik IPMG yang
diadukan
Ringkasan
•Untuk tiap kasus suatu
uraian ringkas mengenai
pengaduan, jika mungkin,
disebutkan pelanggaran
terhadap bagian mana
dari Kode Etik IPMG
(Pasal atau Butir)
•Semua korespondensi
harus ditujukan pada:
Ketua Sub Komite Praktik
Marketing IPMG Wisma
Pondok Indah 1st floor
Suite 102 Jl. Sultan
Iskandar Muda Kav. V / TA
Jakarta Selatan 12310
Telepon : +62 (21) 769
7531 Fax : +62(21) 769
7532 Email : ipmg@ipmg-
online.com
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 52
27. 16/06/2014
27
Penerimaan Pengaduan
Sub Komite Praktik Marketing IPMG akan mengeluarkan surat tanda terima pengaduan secara
tertulis kepada pengadu dalam 5 hari kerja setelah menerima pengaduan
Validasi
Sub Komite Praktik Marketing IPMG dalam 10 hari kerja setelah mengirimkan surat tanda terima
kepada pengadu akan melakukan validasi pengaduan untuk memastikan bahwa
Masalah benar adanya dan diadukan dengan niat baik
Ada indikasi cukup dan kuat bahwa telah terjadi pelanggaran Kode Etik IPMG yang memungkinkan
keluhan itu diproses
Validasi dilakukan dengan memeriksa materi acuan yang diserahkan oleh pihak yang
menyampaikan keluhan dan bukti-bukti materi dari perusahaan yang dianggap melakukan
pelanggaran. Sub Komite Praktik Pemasaran dapat memperoleh bantuan atau saran profesional
dari sebuah panel yang terdiri dari para pakar dari perusahaan anggota IPMG
Berhak meminta kepada perusahaan yang diduga melakukan pelanggaran untuk menyediakan
bukti untuk memberikan penjelasan tentang keluhan tersebut
Perusahaan yang diduga melakukan pelanggaran harus bekerjasama secara penuh dalam
menangani keluhan
Setelah proses validasi berlangsung diketahui bahwa bukti-bukti yang ada tidak membuktikan atau
tidak cukup untuk membuktikan bahwa perusahaan yang dimaksud telah melanggar Kode Etik
IPMG, maka Sub Komite Praktik Pemasaran akan membuat sebuah surat resmi kepada pihak yang
menyampaikan keluhan dan perusahaan yang dianggap melakukan pelanggaran bahwa keluhan
itu tidak terbukti, dan oleh karena itu proses akan dihentikan dan kasusnya dianggap selesai
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 53
Meneruskan Pengaduan
Segera setelah validasi dilakukan, Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG akan mengirimkan
pengaduan, beserta bukti-bukti penunjang (seperti salinan iklan yang diduga melanggar
Kode Etik IPMG ini), bersama dengan surat pengantar dari IPMG (“Surat”) kepada
manajemen senior dari perusahaan terkait
Perusahaan Bukan Anggota
Jika kasus melibatkan satu perusahaan yang bukan anggota IPMG, kasus tidak dapat
diproses secara formal kecuali untuk organisasi-organisasi yang dipakai oleh perusahaan-
perusahaan aggota IPMG untuk mempromosikan produk mereka
Batas Waktu
Surat kepada perusahaan tersebut mencantumkan batas waktu untuk memberikan
tanggapan atas kasus yang sedang diselidiki. Biasanya 30 hari sejak perusahaan tersebut
menerima surat. Dalam keadaan tertentu Ketua Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG dapat
mengabulkan suatu perpanjangan batas waktu
Tanggapan Perusahaan
Pada kasus dimana perusahaan menyatakan telah melanggar Kode Etik IPMG, tanggapan
harus mencantumkan tindakan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan untuk
memperbaiki pelanggaran tersebut. Jika pengaduan ditolak, alasan penolakan harus
dinyatakan dengan jelas, dan jika diperlukan, harus disertai data pendukung (misalnya bukti
ilmiah untuk mendukung klaim/narasi yang dipersoalkan
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 54
28. 16/06/2014
28
Keputusan
Jika perusahaan membantah tuduhan tersebut, Sub Komite Praktik Marketing IPMG akan
menangani kasus ini. Sub Komite Praktik Marketing IPMG biasanya akan memutuskan kasus dalam
30 hari sejak menerima tanggapan dari perusahaan. Jika perlu, Sub Komite Praktik Marketing IPMG
dapat meminta tambahan informasi atau argumentasi dari pengadu atau perusahaan yang
diadukan, dalam hal ini batas waktu dapat diperpanjang
Naik Banding
Bila perusahaan atau pengadu tidak setuju dengan keputusan dari Sub Komite Praktik Pemasaran
IPMG, dalam 30 hari mereka boleh mengajukan naik banding. Jika ada fakta atau argumentasi baru
dikemukakan, pihak lain akan diundang untuk memberikan pendapat dalam 30 hari. Ketua Sub
Komite Praktik Pemasaran IPMG dapat meneruskan pengaduan kepada Komite Eksekutif IPMG.
Komite Eksekutif IPMG dapat menunjuk arbitrator netral berdasarkan persetujuan dari pengadu
dan/atau yang diadukan. Komite Eksekutif IPMG akan mengusulkan suatu keputusan terakhir
berdasarkan rekomendasi arbitrator dan diputuskan oleh Rapat Umum IPMG
Komunikasi Hasil
Bila suatu pengaduan telah diterima dan dinyatakan ada pelanggaran Kode Etik, atau telah
diterima oleh perusahaan yang bersangkutan, maka tanpa menyebutkan identitas
perusahaan dan produk terkait, informasi mengenai kasus tersebut yang berisi ringkasan
fakta-fakta penting akan disampaikan segera kepada semua anggota IPMG
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 55
Status Laporan
Sub Komite Praktik Pemasaran IPMG akan mengeluarkan suatu Laporan tahunan tentang Praktik
Pemasaran IPMG, yang akan merangkum aktifitasnya. Laporan akan didistribusikan kepada semua anggota
IPMG
HUKUMAN
dikelompokkan ke dalam pelanggaran ringan dan berat
Pelanggaran yang berdampak kepada anggota lain dikelompokkan sebagai pelanggaran ringan.
Sebagai contoh, namun tidak terbatas pada:
Bunga untuk tenaga kesehatan profesional selain untuk keperluan pemakaman,
Hadiah sebagai bentuk penghormatan,
Upaya mengacaukan acara ilmiah yang disponsori perusahaan lain,
Pernyataan menyesatkan dalam materi promosi,
Door prize, dll
Pelanggaran yang berdampak kepada anggota lain dan/atau pasien dan/atau reputasi IPMG dan/atau
dengan maksud melakukan penyuapan dikelompokkan sebagai pelanggaran berat. Sebagai contoh,
namun tidak terbatas pada:
Pernyataan menyesatkan dalam materi promosi,
Promosi off-label,
Mensponsori pasangan profesi kesehatan,
Menyediakan fasilitas berlebihan kepada profesi kesehatan,
Membayar tunai untuk peresepan.
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 56
29. 16/06/2014
29
Pelanggaran Pertama
akan mengirimkan surat peringatan kepada General Manager (GM)
perusahaan terkait setelah pengambilan keputusan akhir dengan tembusan
kepada Sekretariat IPMG
Pelanggaran berat perusahaan harus membayar denda sebesar USD 2,000
Pelanggaran Kedua
mengundang GM tersebut untuk bertemu dengan Komite Eksekutif IPMG guna
menjelaskan perilaku perusahaannya.
Jika pelanggaran terbukti dan termasuk kategori pelanggaran ringan, Komite Eksekutif
IPMG akan mengirimkan surat peringatan kepada General Manager (GM) perusahaan
terkait.
Jika pelanggaran terbukti dan termasuk dalam kategori pelanggaran berat, Komite
Eksekutif IPMG akan mengirimkan surat resmi kepada Manajemen Senior di Kantor Pusat
Global dari perusahaan yang melanggar
USD 2,000 untuk pelanggaran ringan dan USD 5,000 untuk pelanggaran berat
Pelanggaran Lebih Lanjut
Sama dengan pelanggaran kedua
USD 5,000 untuk pelanggaran ringan dan USD 20,000 untuk pelanggaran berat
LAMPIRAN I PROSEDUR
PELAKSANAAN KODE ETIK IPMG
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 57
KESIMPULAN
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 58
30. 16/06/2014
30
Harga dan Syarat Perdagangan
Q: Apakah Kode Etik ini melarang anggota memberikan diskon kepada pelanggan atau syarat perdagangan yang
menarik lainnya dalam penyediaan produk farmasi?
A: Tidak. Kode Etik ini tidak membatasi atau mengatur syarat perdagangan untuk penyediaan produk farmasi.
IPMG mendorong kompetisi antar perusahaan
Q: Apakah Kode Etik ini berlaku untuk promosi dan pemasaran produk farmasi kepada pelanggan pedagang yang
juga profesi kesehatan yang berpraktek, contohnya seorang apoteker yang menjalankan usaha apotiknya sendiri?
A: Kode Etik ini berlaku untuk promosi dan pemasaran produk farmasi kepada pelanggan tersebut. Namun Kode
Etik ini tidak membatasi atau mengatur syarat perdagangan untuk penyediaan produk farmasi kepada pelanggan.
Pada setiap kali mengadakan perjanjian perdagangan dengan pelanggan tersebut, perusahaan harus
menghormati peran pelanggan tersebut sebagai profesi kesehatan dan jika diperlukan harus mematuhi
persyaratan yang ada dalam Kode Etik ini
Q: Apakah Kode Etik ini berlaku untuk promosi dan pemasaran produk farmasi kepada pelanggan pedagang yang
bukan profesi kesehatan? Bagaimana kalau pelanggan tersebut memiliki kualifikasi sebagai profesi kesehatan
tetapi tidak praktek?
A: Tidak. Kode Etik ini hanya mengatur interaksi dengan profesi kesehatan yang menjalankan praktek. Promosi
dan pemasaran ke pelanggan pedagang (baik sebagai profesi kesehatan atau tidak) tentu saja telah diatur oleh
undang-undang dan peraturan lain, seperti yang membatasi atau melarang iklan atau promosi yang tidak akurat,
menyesatkan dan menipu atau membatasi atau melarang menyuap pejabat atau pegawai pemerintahan
Q: Apakah Kode Etik ini mencakup daftar harga atau dokumen lain yang berkaitan dengan perjanjian
perdagangan?
A: Tidak
Q: Apakah suatu pernyataan harga yang salah/perbandingan harga yang menyesatkan dapat diproses di bawah
Kode Etik ini?
A: Ya, jika suatu perusahaan memberikan informasi harga yang tidak benar dalam materi atau aktifitas promosinya
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 59
Perjanjian Konsultasi
Q: Jika tidak ada pedoman resmi atau peraturan perundang-undangan bagi industri, bagaimana cara
perusahaan berinteraksi dengan profesi kesehatan yang memberikan jasa konsultasi secara resmi?
A: Sudah selayaknya bagi konsultan yang memberikan jasa konsultasi mendapat imbalan yang pantas dan
mendapat biaya pengganti untuk biaya perjalanan, penginapan, dan makanan yang dikeluarkan sewaktu
memberikan jasa tersebut. Kompensasi dan biaya pengganti yang dalam konteks berbeda mungkin
dianggap tidak pantas, dalam hal perjanjian konsultasi murni, kompensasi dan biaya tersebut dapat saja
diberikan. Biaya konsultasi atau perjanjian konsultasi yang fiktif tidak boleh digunakan untuk alasan
memberikan uang kepada profesi kesehatan. Faktor berikut mendukung keberadaan dari suatu perjanjian
konsultasi yang benar (tidak semua faktor mungkin relevan dengan perjanjian tertentu):
Surat konfirmasi tertulis yang menjelaskan jenis jasa yang akan diberikan dan dasar untuk pembayaran jasa tersebut
Adanya kebutuhan untuk jasa tersebut dengan jelas telah diidentifikasi terlebih dahulu sebelum meminta jasa dan
membuat perjanjian dengan konsultan yang bersangkutan
Kriteria untuk pemilihan konsultan harus sesuai dengan tujuan yang telah diidentifikasi dan orang yang bertanggung
jawab untuk seleksi konsultan memiliki keahlian yang diperlukan untuk mengevaluasi apakah profesi kesehatan
tertentu memenuhi kriteria tersebut
Jumlah profesi kesehatan yang dikontrak tidak boleh lebih besar dibanding dengan jumlah yang sepatutnya diperlukan
untuk mencapai tujuan
Perusahaan yang yang bersangkutan harus menyimpan dengan baik arsipnya dan menggunakan jasa konsultasi yang
sesuai
Penggunaan profesi kesehatan untuk jasa tersebut tidak boleh dikaitkan dengan penulisan resep produk tertentu.
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 60
31. 16/06/2014
31
Promosi Terselubung
Q: Apakah perusahaan boleh menerbitkan materi promosi yang tampak seperti editorial
independen?
A: Tidak. Jika suatu perusahaan membiayai, mempengaruhi atau mengatur penerbitan materi
promosi di dalam jurnal, materi promosi tersebut tidak boleh menyerupai editorial independen.
Q: Apakah larangan promosi sebelum obat mendapat izin edar menghalangi penggunaan obat
untuk terapi khusus?
A: Kode Etik ini tidak menghalangi penggunaan tersebut di atas, namun harus sesuai dengan
semua ketentuan undang-undang, peraturan dan kode etik yang berlaku. Harus hati-hati untuk
memastikan bahwa komunikasi untuk penggunaan tersebut bukan merupakan iklan untuk
suatu obat yang belum mendapat ijin edarnya
Medical Representative
Q: Apakah semua MR harus bersertifikat?
A: Ya. Hal ini berlaku untuk seluruh MR yang telah bekerja pada perusahaan yang sama untuk
jangka waktu minimum 2 tahun. Sehubungan dengan terjadinya pergantian karyawan, jumlah
MR yang belum bersertifikat sebesar 10% dari total MR masih dianggap wajar. Namun bila
seorang MR tidak juga mempunyai sertifikat dalam jangka waktu 2 tahun, perusahaan terkait
dianjurkan untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki keadaan ini
termasuk pemutusan hubungan kerja dengan karyawan tersebut
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 61
Rasio Waktu Kegiatan Ilmiah
Q: Perbandingan antara waktu yang dipergunakan untuk
pertemuan ilmiah atau pendidikan dan waktu untuk kegiatan
ramah tamah adalah minimal 2/3 dari jumlah total waktu kegiatan.
Apa maksudnya?
A: Total waktu kegiatan ilmiah adalah 2/3 dari jumlah total kegiatan.
Contohnya; tidak diperbolehkan untuk menyelenggarakan atau
berpartisipasi di suatu simposium atau pertemuan dimana
kegiatan/presentasi ilmiah hanya 1 jam dan diikuti dengan kegiatan
non-ilmiah untuk sisa waktu yang tersedia
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 62
32. 16/06/2014
32
Hotel
Q: Hotel seperti apa yang dapat dijadikan contoh hotel yang sesuai dan tidak sesuai untuk acara-acarailmiah yang yang
disponsori oleh perusahan anggota?
A: Hotel yang merupakan bagian dari taman hiburan, acara hiburan yang berlebihan atau pantai pribadi yang dapat
menciptakan persepsi negatif terhadap pemangku kepentingan industri farmasi. Beberapa contoh, namun tidak terbatas
pada:
Trans Hotel, Bandung
Mercure Hotel, Ancol, Jakarta
Hard Rock Hotel, Bali
Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali
Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua, Bali
Hotel baru yang tidak termasuk dalam kategori ini tapi memenuhi kriteria di atas dianggap tidak sesuai berdasarkan bagian
ini
Hotel yang menyediakan fasilitas yang berkaitan dengan suatu pertemuan, terletak di lokasi yang nyaman untuk dicapai
oleh sebagian besar peserta, memiliki akses yang mudah ke bandara atau terletak di tengah kota, dapat dikatergorikan
sebagai tempat yang layak untuk mengadakan acara ilmiah. Beberapa contoh, namun tidak terbatas pada:
Mulia Hotel, Jakarta
Ritz Carlton Hotel, Jakarta
Shangri-La Hotel, Jakarta
Pullman Hotel, Bali
Westin Hotel, Bali
Harvest Land Mercure,Bali
Novotel Nusa Dua, Bali
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 63
Cetak Ulang
Q: Apakah cetak ulang termasuk materi promosi dalam Kode Etik ini?
A: Tidak. Cetak Ulang artikel ilmiah dan kedokteran, bila digunakan
sebagai materi yang berdiri sendiri, tidak dibuat oleh perusahaan
farmasi, sehingga tidak dianggap sebagai materi promosi. Namun,
bila disajikan bersamaan dengan materi lain yang berasal dari
perusahaan farmasi, maka reprint yang ditujukan kepada profesi
kesehatan tersebut termasuk materi promosi. Bila materi promosi
mengacu pada, meliputi, atau disajikan bersama dengan artikel atau
studi kedokteran, maka harus mencantumkan referensi. Setiap cetak
ulang dari artwork (termasuk grafik, ilustrasi, foto atau tabel) yang
diambil dari artikel atau studi dan dimasukkan atau disajikan dengan
materi promosi harus menyebutkan dengan jelas sumber dari
artwork dan direproduksi secara tepat
TANYA & JAWAB
6/15/2014Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi di Indonesia by Kurniawan 64