Perkembangan akuntansi di Indonesia dimulai sejak zaman kolonial Belanda, di mana praktik pembukuan sudah dilakukan oleh VOC untuk mencatat transaksi perdagangan rempah-rempah. Selama penjajahan Belanda dan Jepang, sistem pembukuan mengikuti praktik negara penjajah. Setelah kemerdekaan, muncul dualisme sistem akuntansi antara praktik Belanda dan Amerika sebelum akhirnya diharmonisasi pada tahun 1980-an.
2. SEJARAH AKUNTANSI
Sejarah akuntansi penting bagi kebijakan dan
praktik akuntansi.
Dengan mengetahui sejarah memungkinkan kita
untuk dapat lebih baik memahami masa kini
dan meramalkan atau mengendalikan masa
depan.
Belkoui (2007), sejarah akuntansi adalah studi
atas evolusi yang terjadi pada pemikiran, praktik–
praktik dan institusi akuntansi sebagai respon
dari perubahan-perubahan lingkungan dan
kebutuhan sosial.
3. Akuntansi dan Double Entry
Untuk mempelajari sejarah akuntansi kita harus
dapat membedakan 3 hal:
Sejarah lahirnya praktik akuntansi itu dalam
kehidupan manusia
Sistem pencatatan akuntansi itu sendiri
sebagai pencatatan transaksi dengan sistem
pembukuan yang disebut Double entry
accounting system
Sejarah perkembangan ilmu akuntansi itu
sendiri.
4. Praktik Akuntansi
Para ahli sepakat apabila dikatakan praktik pencatatan akuntansi dalam
arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah
dimulai sejak adanya kehidupan sosial ekonomi manusia.
Dibuktikan oleh berbagai penemuan seperti Ernest Stevelinck dalam
artikelnya yang berjudul Accounting in Ancient Times (The
Accounting Historians Journal Volume 12 No.1 (1985)), sebagai berikut:
“Mesir memiliki sejarah akuntansi yang panjang. Ribuan bukti catatan
akuntansi dalam kulit kayu (papyri) yang ditemukan lebih lima belas
abad yang lalu dan menjelaskan bahwa akuntansi itu telah ada lebih
daripada 3000 tahun yang lalu dengan beberapa tingkat kejelasan”.
Pada masa lampau akuntansi hanya digunakan untuk aspek yang sifatnya
terbatas pada operasi keuangan perusahaan milik negara. Akuntansi
yang lengkap untuk perusahaan kemudian baru timbul di dunia usaha
karena adanya dorongan kebutuhan akan sistem pencatatan tertentu dari
kantor dagang Itali, Roma.
5. Sejarah Metode Pencatatan
Double Entry
Dalam berbagai literatur akuntansi konvensional banyak
ditulis akuntansi lahir dari seorang pendeta Itali, yaitu
Lucas Pacioli dengan bukunya Summa de Arithmatica,
Geometrica Proportioni Et Proportionalita yang
diterbitkan pada tahun 1949 di Venice. Pacioli menjelaskan
pencatatan transaksi perdagangan italia dalam bab yang
berjudul De Cumputis et Scripturis dengan double entry
bookkeeping
Double entry accounting system telah disepakati para ahli
mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya
yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence,
Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica,
Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran
ilmu pasti.
Menurut Kiyoshi Inoue (Harahap, 1997) menyebutkan
“Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan
seperti Pacioli) tentang double entry adalah Benedetto
Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku
6. Temuan Double Entry Pre Pacioli
Pencatatan dengan sistem buku berpasangan yang merupakan bangunan
dasar akuntansi modern tidak terlepas dari berkembangnya ilmu aritmatika,
yaitu yang dikembangkan dari persamaan aljabar, aritmatika dan temuan
angka nol (logaritma) pada abad ke-9 M.
Dari sisi budaya, bangsa Arab waktu itu sudah memiliki administrasi yang
cukup maju.Majunya peradaban sosial budaya masyarakat Arab tidak hanya
pada aspek ekonomi atau perdagangan saja tetapi juga pada proses
tranformasi ilmu pengetahuan yang berjalan dengan baik. Tranformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi ini menarik bagi sejumlah kalangan ilmuwan dari
Eropa. Maka jelas sekali selain bangsa Eropa yang belajar ke Timur Tengah,
pedagang – pedagang Muslimpun tak kalah andilnya dalam menyiarkan
(transformasi) ilmu pengetahuan.
Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal
pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya
literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi
pada zaman itu (± 570 Masehi).
Itulah sejarah perkembangan praktik akuntansi dengan teknik tata buku
berpasangan yang banyak diduga oleh ahli akuntansi dewasa ini, sebagai
7. Perkembangan ilmu akuntansi
( Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai
berikut:
Tahun 1775 :Pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik
yangsingle entry maupun double entry.
Tahun 1800 :Masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang
utama digunakan dalam perusahaan.
Tahun 1825 :Mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial
auditing).
Tahun 1850 :Pada tahun ini laporan Laba / Rugi menggantikan posisi
neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
Pada periode ini perkembangan ilmu auditing
semakin cepat dan audit dilakukan atas catatan pembukuan
dan laporan
Tahun 1900 :Di USA mulai diperkenalkan Sertifikasi Profesi yang
dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Kemudian dalam periode ini juga akuntansi sudah
dianggap dapat memberikan laporan tentang pajak. Cost
Accounting mulai dikenal termasuk laporan dan statistik biaya dan
produksi
Tahun 1925 : Banyak perkembangan yang terjadi tahun ini
Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam
perkembangan akuntansi,
9. Zaman Kolonial
Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia
kurang lebih abad ke-16, mereka datang dengan tujuan
untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk
perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan
nama Vereenidge Oost Indische Campagnie (VOC), yang
didirikan pada tahun 1602. Akhir abad ke-18 VOC
mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada
tanggal 31 Desember 1799.
Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli
perdagangan rempah-rempah yang dilakukan secara
paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya,
baik frekuensi maupun nilainya terus bertambah dari waktu
ke waktu. Pada tahun itu bisa dipastikan Maskapai
Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi transaksi
keuangan. Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie
(1980), mengemukakan bahwa menurut Stible dan
Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan
di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang
10. Zaman Penjajahan Belanda
Setelah VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih
Belanda,zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu
itu, catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit,
yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit bergerak
dalam usaha peredaran candu atau morfin (amphioen) yang merupakan
usaha monopoli di Belanda.
Pada zaman ini untuk segmen bisnis menengah kebawah dikuasai oleh
pedagang keturunan. Sejalan dengan itu, ada kebebasan dalam
penyelenggaraan pembukuan sehingga praktik pembukuannya
menggunakan sistem asal etnis yang bersangkutan.
Hadibroto (1992) mengikhtisarkan system pembukuan asal etnis sebagai
berikut:
System pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu: System
Hokkian (Amoy); System Kanton; System Hokka; System Tio Tjoe atau
System Swatow; dan System gaya baru.
System pembukuan India atau system Bombay
System pembukuan Arab atau Hadramaut
11. Zaman Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang 1942-1945, banyak
orang Belanda yang ditangkap dan
dimasukkan kedalam sel-sel oleh tentara Jepang. Hal
ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja pada
jawatan-jawatan negara termasuk Kementrian
Keuangan. Untuk mengatasi hal tersebut, diadakan
latihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan pola
Belanda.
Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa
pendudukan Jepang tidak mengalami perubahan.
Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan
12. Zaman Kemerdekaan
System akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah
system akuntansi Belanda yang lebih dikenal system tata buku.
Setelah pada tahun 1950-an perusahaan milik Belanda
dinasionalisasi dan modal asing pun mulai masuk, terutama dari
Amerika yang juga membawa system akuntansinya sendiri yang
harus diikuti perusahaan miliknya di Indonesia. Pada saat yang
sama, perusahaan yang ada masih tetap menigkuti system
akuntansi Belanda yang sudah mapan. Sejak saat ini muncullah
dualisme system akuntansi di Indonesia.
Pada tahum 1980 atas bantuan pinjaman dari World Bank,
pemerintah Indonesia melakukan upaya harmonisasi system
akuntansi sehingga diupayakan untuk menghapus dualisme tadi