SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
RANGKUMAN MINERAL DAN BATUAN




                        KELOMPOK 2 :




     NAMA                                NIM
  1. Syarifah Auliya Firda             1009035007
  2. Ima Shalihah                      1009035022
  3. Mirzha Rihadini                   1009035023
  4. Andrei Dohari T.                  1009035031
  5. Sumber Arif                       1009035047
  6. Sekar Inggar R.                   1009035048




          JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
                    FAKULTAS TEKNIK
           UNIVERSITAS MULAWARMAN
3.1 Mineral
3.1.1 Definisi dan Klasifikasi Mineral
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah,
terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom di
dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.


Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,
sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Kristal secara umum dapat
didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan
tiga dimensi yang teratur. Studi khusus yang mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan
dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.


Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian
yang padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari bumi ini
disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil lithos
dari bahasa latin yang berarti batu , dan sphere yang berarti selaput.


3.1.2 Sifat Fisik Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan
melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang paling umum dilakukan
adalah dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik mineral antara lain
bentuk kristalnya, berat jenis, bidang boleh, warna, goresan, kilap, dan kekerasan.


1. Bentuk kristal (crystall form) :
Pembentukan kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya hambatan.
Contohnya suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama
suhu tetap dalam keadaan tinggi, ion-ion tetap bergerak bebas dan tidak terikat satu
dengan yang lain. Jika suhu turun, kebebasan bergeraknya berkurang, mulai terikat dan
berkelompok membentuk Natrium Chlorida.


Semakin menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan membentuk
mineral Halit yang padat. Pada umumnya pertumbuhan mineral Kuarsa terbatas, namun
bentuknya yang tidak teratur tetap memperlihatkan susunan ion-ionnya dengan struktur
kristalnya yang khas berupa prisma bersisi enam. Kristal mineral intan berbentuk segi-
delapan atau Oktahedron dan mineral grafit dengan segi enam yang pipih, keduanya
mempunyai susunan kimiawi sama, terdiri dari unsure karbon (C). Perbedaan terjadi
karena susunan atom karbonnya yang berbeda.


Setiap mineral mempunyai sifat bentuk Kristal yang khas perwujudan kenampakan luar,
terjadi sebagai akibat susunan kristal didalamnya. Bentuk-bentuk kristal : Prismatik,
Orthorombik, Kubus, Tetrahedral, Heksagonal, Trigonal dll.


2.   Berat jenis (specific gravity) :
Berat jenis setiap mineral ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan
ikatan unsur-unsur dalam susunan kristalnya.


3.   Bidang belah (fracture) :
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai
arah tertentu yang ditentukan susunan dalam atom-atomnya, yang merupakan bidang
lemah suatu mineral.


4.   Warna (color) :
Meskipun warna bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar mineral, namun
terdapat warna-warna khas untuk mengetahui unsur tertentu di dalamnya. Contohnya
warna gelap mengindikasikan adanya unsur besi, sedangkan warna terang
mengindikasikan kandungan aluminium.


5.   Goresan pada bidang (streak) :
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral
kuarsa dan pyrite yang terlihat jelas dan khas.


6.   Kilap (luster) :
Kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Ada 2 jenis
kilap, yaitu kilap Logam dan Non-logam.
7.   Kekerasan (hardness) :
Kekerasan yaitu sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami
abrasi atau mudah tergores. Kekerasan bersifat relatif, maksudnya jika mineral saling
digoreskan dengan yang lain maka mineral yang tergores relatif lebih lunak dibanding
lawannya.


Skala kekerasan mineral dari yang terlunak (skala 1) hingga terkeras (skala 10) diajukan
oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
                              Kekerasan
                                                  Mineral
                              (Hardness)
                                  1                 Talc
                                  2               Gypsum
                                  3               Calcite
                                  4               Fluorite
                                  5               Apatite
                                  6             Orthoclase
                                  7               Quartz
                                  8                Topaz
                                  9             Corundum
                                 10              Diamond


3.1.2 Penggolongan Mineral
Berdasarkan senyawa kimianya, mineral dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan
Non-silikat. Dari 2000 jenis mineral yang dikenal, hanya beberapa yang terlibat dalam
pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral Pembentuk Batuan
atau Rock Forming Minerals, yang merupakan penyusun utama batuan kerak dan
mantel Bumi.


Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat, Oksida,
Sulfida, Karbonat dan Sulfat:
1. Mineral Silikat
90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Silikat
merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu seperti batuan beku maupun
batuan malihan. Silikat pembentuk batuan dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
                             Tabel 3.2 Kelompok Mineral Silikat




2. Mineral ferromagnesium :
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
a.   Olivine: warnanya yang olive. Berat jenis 3.27- 3.37, tumbuh sebagai mineral yang
     mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
b.   Augitite: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. Berat jenis berkisar antara 3.2 -
     3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus.
c.   Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; Berat jenis 3.2 dan mempunyai bidang
     belah yang berpotongan dengan sudut antara 56° dan 124° yang sangat membantu
     dalam cara mengenalnya.
d.   Biotite: mineral mika berbentuk pipih yang dengan mudah dapat terkelupas. Dalam
     keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam. Berat jenis 2.8 - 3.2.


3.   Mineral non-ferromagnesium
a.   Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat,
     hijau atau merah. Memiliki Berat jenis 2,8 – 3,1.
Tabel 3.3 Kelompok Mineral Non-Silikat




b.   Felspar   : Mineral pembentuk batuan yang paling banyak. Dalam bahasa Jerman
     Feld adalah lapangan, didalam kerak bumi jumlahnya hampir 54%. Terdapat dua
     nama yang diberikan kepada felspar yaitu Plagioklas dan ortoklas. Dari nama
     Plagioklas tersebut dibagi lagi menjadi dua yaitu albit dan anorthit. Dimana arti
     nama Orthoklas mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit
     mengandung Kalsium.
c.   Orthoklas : mempunyai warna yang khas yaitu abu-abu atau merah jambu dengan
     Berat jenis 2,57.
d.   Kuarsa : Dapat disebut dengan silika, terbentuk dari senyawa silikon dengan
     oksigen. Terkadang berwarna smooky, atau berwarna ungu. Nama kuarsa yang
     seperti itu amethyst. Warna yang bermacam-macam terjadi karena terdapat unsur
     yang tidak bersih.
4. Mineral Oksida
Terbentuk dari persenyawaan langsung dari oksigen dan tertentu. Dengan susunan lebih
sederhana lebih sederhana dari silikat kemudian mineral oksida lebih keras dibanding
mineral lainnya kecuali silikat dan lebih berat kecuali sulfida. Adapun mineral-mineral
oksida yang paling umum adalah korondum (Al2O3), es (H2O), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2)




                                            hematit


5. Mineral Sulfida
Terbentuk dari persenyawaan antara unsur sulfida seperti perak, tembaga dan merkuri.
Beberapa mineral ini memiliki nilai yang ekonomis seperti pirit (FeS2), galena (PbS),
dan sphalerit (ZnS).




                                            sphalerit


6. Mineral-Mineral Karbonat dan Sulfat
Persenyawaan dari ion (CO3)2- atau yang disebut dengan karbonat. Misal CaCO yang
biasa disebut kalsit. Mineral ini merupakan penyusun utama dari mineral sedimen.
karbonat


Kesimpulan tentang Mineral
1. Mineral adalah unsur secara alamiah maupun senyawa anorganik dalam keadaan
padat
2. Batuan merupakan agregat yang terbentuk dari kelompok mineral-mineral
3.Persenyawan sangat menentukan dalam pembentukan
4. Struktur kristalin yang khas
5. Dengan sifat fisik tertentu karena susunannya dan struktur yang kristalin


Adapun mineral-mineral yang umum dijumpai dalam batuan beku misal:
1. Olivine : Sekumpulan mineral milikat yang penyusunnya besi (Fe) dan magnesium
(Mg). Berwarna hijau, mengkilap, terbentuk di temperatur yang tinggi. Umumnya di
temukan di batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang mayoritas terdiri dari olivine
disebut Dunite.




                                             olivine


2. Amphibole : Kelompok mineral silikat berbentuk prismatik (seperti jarum), berwarna
hijau tua kehitaman. Penyusunnya besi (Fe), Magnesium (Mg),               Kalsium (Ca),
Alumunium (Al), Silika (Si), Oksigen (O). Banyak ditemui pada batuan metamorf dan
batuan beku.




                                            amphibole


3. Biotite : Berbentuk pipih, kristal berlembar, dan merupakan bidang belahan dari
mineral biotite. Berwarna hitam atau coklat namun muscovite berwarna terang, abu-abu
terang. Mineral mika bersifat lunak dan dapat digores kuku.




                                            Biotite


4. Plagioclase feldspar: Mineral ini mengandung unsur kalsium atau natrium kristal
   feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelap
   plagioklas yang mengandung natrium dikenal dengan mineral albite, sedangkan
   yang mengandung Ca disebut an-orthite.
5. Potassium feldspar (orthoclase): Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium
     feldspar adalah mineral silikat yang mengandung unsur kalium dan bentuk
     kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.




6. Mica: kelompok mineral silikat dengan komposisi yang bervariasi dari potassium
     (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminium (Al), silicon (Si) dan air (H2O).




7.   Quartz: mineral yang umumnya banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini
     tersusun dari silica dioksida (SiO2) berwarna putih, kilap kaca dan belah (cleavage)
     tidak teratur (uneven) concoidal.
8.   Calcite: tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umunya berwarna putih
     transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dri binatanag laut terbuat
     dari calcite mineral yang berhubungan dengan lime stone batu gamping.




3.2 Batuan
Jenis batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu Batuan Beku,
Batuan Sedimen, dan Batuan Malihan atau Metamorfis. Penelitian yang dilakukan oleh
para ahli menyimpulkan bahwa batuan beku merupakan nenek moyang dari batuan
lainnya melalui gambaran tentang permukaan luar bumi yang terdiri dari batuan beku
yang seiring dengan berjalannya waktu terbentuklah kelompok-kelompok batuan
lainnya. Proses perubahan kelompok batuan menjadi kelompok batuan lain dinamakan
daur batuan.


James Hutton menjelaskan bahwa dalam daur batuan tersebut terjadi oleh pendinginan
dan pembekuan magma yang berupaka lelehan silikat yang dapat terjadi di bawah atau
di atas permukaan bumi melalui erupsi gunung berapi. Saat batuan beku tersingkap di
permukaan, maka akan bereaksi dengan atmosfir dan hidrosfir sehingga terjadi proses
pelapukan.
Batuan akan mengalami proses penghancuran dan kemudian akan terpindahkan atau
tergerak oleh berbagai macam proses alam seperti aliran alir, hembusan angin,
gelombang pantai, maupun gletser. Media pengangkut tersebut dikenal sebagai alat
pengikis, yang dapat membawa fragmen atau bahan yang larut ke tempat-tempat
tertentu berupa sedimen dan berupaya untuk meratakan permukaan bumi. Kemudian
terjadi perubahan dari batuan lepas menjadi batuan yang keras melalui pembebanan dan
perekatan oleh senyawa mineral dalam larutan menjadi batuan sedimen. Batuan-batuan
tersebut akan menyesuaikan dengan lingkungan yang baru sehingga terbentuklah batuan
malihan atau metamorfis.




                                     Daur Batuan (Siklus Batuan)


Panah-panah dalam gambar menunjukkan bahwa jalannya siklus dapat terganggu
dengan adanya jalan-jalan pintas yang dapat ditempuh, seperti dari batuan beku menjadi
batuan metamorfis, atau batuan metamorfis menjadi batuan sedimen tanpa melalui
pembentukan magma dan batuan beku. Batuan sedimen dapat kembali menjadi sedimen
akibat tersingkap ke permukaan dan mengalami proses pelapukan.
KESIMPULAN :


1.   Mineral adalah zat non-organik padat yang terbentuk secara alamiah, terdiri atas
     unsur atau senyawa unsur-unsur yang mempunyai susunan kimia tertentu dan
     struktur internal kristal beraturan
2.   Mineral pembentuk batuan yaitu Mineral Silikat, Oksida, Sulfida, Karbonat dan
     Sulfat.
3.   Batuan adalah bagian dari kerak bumi yang dapat terdiri atas agregat kohesif salah
     satu atau lebih mineral, atau bahan-bahan mineral. Dapat diartikan bahwa batuan
     terdiri atas banyak butiran mineral kristal dan silika ,yang semua mineral tidak
     harus sama kemudian yang bersatu sebagai massa padat.
4.   Siklus batuan adalah sebagai berikut Magma yang membeku membentuk Batuan
     Beku. Batuan beku yang berada di permukaan bumi akan mengalami Proses
     Sedimentasi > Pelapukan, Erosi, Transportasi, Pengendapan, Kompaksi, Sementasi
     dan akhirnya akan terbentuk Batuan Sedimen. Sedangkan Batuan Metamorf
     dihasilkan oleh Batuan Beku yang berada di dalam bumi lalu terkena tekanan dan
     suhu yang tinggi sehingga merubah komposisi mineral di dalamnya membentuk
     Batuan Metamorf. Selain itu, Batuan Metamorf juga dapat dihasilkan oleh Batuan
     Sedimen yang dibawa ke dalam bumi oleh proses dinamika bumi, misalnya proses
     Subsduksi Lempeng. Di dalam bumi Batuan Sedimen akan terkenal tekanan dan
     suhu yang tinggi menjadi Batuan Metamorf. Jika pengaruh tekanan dan suhu sangat
     tinggi sehingga melewati titik leleh batuan, maka batuan itu akan meleleh menjadi
     magma.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturLaporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturAswan M
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikInri Pata'dungan
 
Makalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIMakalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIYogiShidiq
 
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusher
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusherTugas pengolahan bahan galian double roll crusher
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusherSylvester Saragih
 
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusAling Syahril
 
264025563 bab-ii-peta-kesampaian-daerah-dan-peta-litologi
264025563 bab-ii-peta-kesampaian-daerah-dan-peta-litologi264025563 bab-ii-peta-kesampaian-daerah-dan-peta-litologi
264025563 bab-ii-peta-kesampaian-daerah-dan-peta-litologiSaichu Rozin
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanahHusna Kadir
 
Ppt batuan metamorf
Ppt batuan metamorfPpt batuan metamorf
Ppt batuan metamorfjangtot4349
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuadbel Edwar
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillSastra Diharlan
 
studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017Bahrul Hidayah
 
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Nanda Reda
 
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushinglaporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushingFathur Rozaq
 

Was ist angesagt? (20)

Bgi ppt presentation
Bgi ppt presentationBgi ppt presentation
Bgi ppt presentation
 
Laporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturLaporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi struktur
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
 
Makalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIMakalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGI
 
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusher
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusherTugas pengolahan bahan galian double roll crusher
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusher
 
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
batu Sekis
batu Sekisbatu Sekis
batu Sekis
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
 
264025563 bab-ii-peta-kesampaian-daerah-dan-peta-litologi
264025563 bab-ii-peta-kesampaian-daerah-dan-peta-litologi264025563 bab-ii-peta-kesampaian-daerah-dan-peta-litologi
264025563 bab-ii-peta-kesampaian-daerah-dan-peta-litologi
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanah
 
Ppt batuan metamorf
Ppt batuan metamorfPpt batuan metamorf
Ppt batuan metamorf
 
Istilah-istilah Pertambangan
Istilah-istilah  PertambanganIstilah-istilah  Pertambangan
Istilah-istilah Pertambangan
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan beku
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and Fill
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017
 
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
 
Mikropal
MikropalMikropal
Mikropal
 
Endapan Placer
Endapan PlacerEndapan Placer
Endapan Placer
 
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushinglaporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushing
 

Andere mochten auch

1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdfPT Antam Tbk
 
Materi singkat kristalografi dan mineralogi
Materi singkat kristalografi dan mineralogiMateri singkat kristalografi dan mineralogi
Materi singkat kristalografi dan mineralogiFridolin bin stefanus
 
Lezione 3 del corso Web Design from Ground to Top
Lezione 3 del corso Web Design from Ground to TopLezione 3 del corso Web Design from Ground to Top
Lezione 3 del corso Web Design from Ground to TopSkillsAndMore
 
Ocv nola may2012_final-pdf
Ocv nola may2012_final-pdfOcv nola may2012_final-pdf
Ocv nola may2012_final-pdfCharles Figley
 
Dynamic covered call writing June 2013 - Eden Rahim
Dynamic covered call writing June 2013 - Eden RahimDynamic covered call writing June 2013 - Eden Rahim
Dynamic covered call writing June 2013 - Eden Rahimsorenk
 
भुकम्प प्रभावित संरचना पुननिर्माण ऐन २०७२
भुकम्प प्रभावित संरचना पुननिर्माण ऐन २०७२भुकम्प प्रभावित संरचना पुननिर्माण ऐन २०७२
भुकम्प प्रभावित संरचना पुननिर्माण ऐन २०७२Bhim Upadhyaya
 
Telford SUGUK - March 2012 - Part 2
Telford SUGUK - March 2012 - Part 2Telford SUGUK - March 2012 - Part 2
Telford SUGUK - March 2012 - Part 221apps
 
Water Resources Strategy Nepal 2002 by WECs
Water Resources Strategy Nepal 2002 by WECsWater Resources Strategy Nepal 2002 by WECs
Water Resources Strategy Nepal 2002 by WECsBhim Upadhyaya
 
SharePoint User Group East Anglia - Jan 2012 - Using Innovation Games® to Und...
SharePoint User Group East Anglia - Jan 2012 - Using Innovation Games® to Und...SharePoint User Group East Anglia - Jan 2012 - Using Innovation Games® to Und...
SharePoint User Group East Anglia - Jan 2012 - Using Innovation Games® to Und...21apps
 
Tulane talkmay2013 final_pdf
Tulane talkmay2013 final_pdfTulane talkmay2013 final_pdf
Tulane talkmay2013 final_pdfCharles Figley
 
Presentasi Testing & Implementasi Sistem 2012
Presentasi Testing & Implementasi Sistem 2012Presentasi Testing & Implementasi Sistem 2012
Presentasi Testing & Implementasi Sistem 2012Dion Webiaswara
 
Cyclus Full Product Line
Cyclus Full Product LineCyclus Full Product Line
Cyclus Full Product Linemiguelmiami
 
Unified FlexPod Management and Automation
Unified FlexPod Management and AutomationUnified FlexPod Management and Automation
Unified FlexPod Management and Automationsubtitle
 

Andere mochten auch (20)

1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
 
Materi singkat kristalografi dan mineralogi
Materi singkat kristalografi dan mineralogiMateri singkat kristalografi dan mineralogi
Materi singkat kristalografi dan mineralogi
 
Bab 5- gambar-teknik
Bab 5- gambar-teknikBab 5- gambar-teknik
Bab 5- gambar-teknik
 
Lezione 3 del corso Web Design from Ground to Top
Lezione 3 del corso Web Design from Ground to TopLezione 3 del corso Web Design from Ground to Top
Lezione 3 del corso Web Design from Ground to Top
 
Clothing items
Clothing itemsClothing items
Clothing items
 
Ocv nola may2012_final-pdf
Ocv nola may2012_final-pdfOcv nola may2012_final-pdf
Ocv nola may2012_final-pdf
 
Twitter Foundations
Twitter FoundationsTwitter Foundations
Twitter Foundations
 
Dynamic covered call writing June 2013 - Eden Rahim
Dynamic covered call writing June 2013 - Eden RahimDynamic covered call writing June 2013 - Eden Rahim
Dynamic covered call writing June 2013 - Eden Rahim
 
भुकम्प प्रभावित संरचना पुननिर्माण ऐन २०७२
भुकम्प प्रभावित संरचना पुननिर्माण ऐन २०७२भुकम्प प्रभावित संरचना पुननिर्माण ऐन २०७२
भुकम्प प्रभावित संरचना पुननिर्माण ऐन २०७२
 
Telford SUGUK - March 2012 - Part 2
Telford SUGUK - March 2012 - Part 2Telford SUGUK - March 2012 - Part 2
Telford SUGUK - March 2012 - Part 2
 
Water Resources Strategy Nepal 2002 by WECs
Water Resources Strategy Nepal 2002 by WECsWater Resources Strategy Nepal 2002 by WECs
Water Resources Strategy Nepal 2002 by WECs
 
Unit4, Lesson4
Unit4, Lesson4Unit4, Lesson4
Unit4, Lesson4
 
SharePoint User Group East Anglia - Jan 2012 - Using Innovation Games® to Und...
SharePoint User Group East Anglia - Jan 2012 - Using Innovation Games® to Und...SharePoint User Group East Anglia - Jan 2012 - Using Innovation Games® to Und...
SharePoint User Group East Anglia - Jan 2012 - Using Innovation Games® to Und...
 
Small cells
Small cellsSmall cells
Small cells
 
45 lessons-in-life
45 lessons-in-life45 lessons-in-life
45 lessons-in-life
 
Tulane talkmay2013 final_pdf
Tulane talkmay2013 final_pdfTulane talkmay2013 final_pdf
Tulane talkmay2013 final_pdf
 
Age assessment
Age assessmentAge assessment
Age assessment
 
Presentasi Testing & Implementasi Sistem 2012
Presentasi Testing & Implementasi Sistem 2012Presentasi Testing & Implementasi Sistem 2012
Presentasi Testing & Implementasi Sistem 2012
 
Cyclus Full Product Line
Cyclus Full Product LineCyclus Full Product Line
Cyclus Full Product Line
 
Unified FlexPod Management and Automation
Unified FlexPod Management and AutomationUnified FlexPod Management and Automation
Unified FlexPod Management and Automation
 

Ähnlich wie RANGKUMAN MINERAL DAN BATUAN

mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanALAM SEKITAR
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdfSiti Masula Uul
 
TUGAS KRISMIN MAKALA.docx
TUGAS KRISMIN MAKALA.docxTUGAS KRISMIN MAKALA.docx
TUGAS KRISMIN MAKALA.docxEfrad14
 
TUGAS KRISMIN MAKALA.docx
TUGAS KRISMIN MAKALA.docxTUGAS KRISMIN MAKALA.docx
TUGAS KRISMIN MAKALA.docxEfrad14
 
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuanBab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuanFrithart Evan
 
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptxTeori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptxLiusfernando2
 
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinyaAlviyanda Whoost
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamDionza Surya
 
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartLaporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartarieshi
 
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4ShafiraAryani
 
mekanika mekanika
mekanika mekanikamekanika mekanika
mekanika mekanikaMartin M
 

Ähnlich wie RANGKUMAN MINERAL DAN BATUAN (20)

Ilmu logam
Ilmu logamIlmu logam
Ilmu logam
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
 
Presentasi mineral (2)
Presentasi mineral (2)Presentasi mineral (2)
Presentasi mineral (2)
 
TUGAS KRISMIN MAKALA.docx
TUGAS KRISMIN MAKALA.docxTUGAS KRISMIN MAKALA.docx
TUGAS KRISMIN MAKALA.docx
 
TUGAS KRISMIN MAKALA.docx
TUGAS KRISMIN MAKALA.docxTUGAS KRISMIN MAKALA.docx
TUGAS KRISMIN MAKALA.docx
 
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuanBab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
 
laporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik minerallaporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik mineral
 
tugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisiktugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisik
 
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptxTeori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
 
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
 
Presentasi no 2 7_mineral pembentuk batuan
Presentasi no 2 7_mineral pembentuk batuanPresentasi no 2 7_mineral pembentuk batuan
Presentasi no 2 7_mineral pembentuk batuan
 
Komposisi mineral
Komposisi mineralKomposisi mineral
Komposisi mineral
 
Presentasi Kristal Mineral - Sifat Fisik Mineral - Johan Edwart
Presentasi Kristal Mineral - Sifat Fisik Mineral - Johan EdwartPresentasi Kristal Mineral - Sifat Fisik Mineral - Johan Edwart
Presentasi Kristal Mineral - Sifat Fisik Mineral - Johan Edwart
 
Sumberdaya logam
Sumberdaya  logamSumberdaya  logam
Sumberdaya logam
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam
 
Mineral
MineralMineral
Mineral
 
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartLaporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
 
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4
 
mekanika mekanika
mekanika mekanikamekanika mekanika
mekanika mekanika
 

Kürzlich hochgeladen

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Kürzlich hochgeladen (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

RANGKUMAN MINERAL DAN BATUAN

  • 1. RANGKUMAN MINERAL DAN BATUAN KELOMPOK 2 : NAMA NIM 1. Syarifah Auliya Firda 1009035007 2. Ima Shalihah 1009035022 3. Mirzha Rihadini 1009035023 4. Andrei Dohari T. 1009035031 5. Sumber Arif 1009035047 6. Sekar Inggar R. 1009035048 JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN
  • 2. 3.1 Mineral 3.1.1 Definisi dan Klasifikasi Mineral Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi khusus yang mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi. Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil lithos dari bahasa latin yang berarti batu , dan sphere yang berarti selaput. 3.1.2 Sifat Fisik Mineral Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang paling umum dilakukan adalah dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik mineral antara lain bentuk kristalnya, berat jenis, bidang boleh, warna, goresan, kilap, dan kekerasan. 1. Bentuk kristal (crystall form) : Pembentukan kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya hambatan. Contohnya suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhu tetap dalam keadaan tinggi, ion-ion tetap bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan yang lain. Jika suhu turun, kebebasan bergeraknya berkurang, mulai terikat dan berkelompok membentuk Natrium Chlorida. Semakin menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan membentuk mineral Halit yang padat. Pada umumnya pertumbuhan mineral Kuarsa terbatas, namun
  • 3. bentuknya yang tidak teratur tetap memperlihatkan susunan ion-ionnya dengan struktur kristalnya yang khas berupa prisma bersisi enam. Kristal mineral intan berbentuk segi- delapan atau Oktahedron dan mineral grafit dengan segi enam yang pipih, keduanya mempunyai susunan kimiawi sama, terdiri dari unsure karbon (C). Perbedaan terjadi karena susunan atom karbonnya yang berbeda. Setiap mineral mempunyai sifat bentuk Kristal yang khas perwujudan kenampakan luar, terjadi sebagai akibat susunan kristal didalamnya. Bentuk-bentuk kristal : Prismatik, Orthorombik, Kubus, Tetrahedral, Heksagonal, Trigonal dll. 2. Berat jenis (specific gravity) : Berat jenis setiap mineral ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan ikatan unsur-unsur dalam susunan kristalnya. 3. Bidang belah (fracture) : Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu yang ditentukan susunan dalam atom-atomnya, yang merupakan bidang lemah suatu mineral. 4. Warna (color) : Meskipun warna bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar mineral, namun terdapat warna-warna khas untuk mengetahui unsur tertentu di dalamnya. Contohnya warna gelap mengindikasikan adanya unsur besi, sedangkan warna terang mengindikasikan kandungan aluminium. 5. Goresan pada bidang (streak) : Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrite yang terlihat jelas dan khas. 6. Kilap (luster) : Kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Ada 2 jenis kilap, yaitu kilap Logam dan Non-logam.
  • 4. 7. Kekerasan (hardness) : Kekerasan yaitu sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi atau mudah tergores. Kekerasan bersifat relatif, maksudnya jika mineral saling digoreskan dengan yang lain maka mineral yang tergores relatif lebih lunak dibanding lawannya. Skala kekerasan mineral dari yang terlunak (skala 1) hingga terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs. Kekerasan Mineral (Hardness) 1 Talc 2 Gypsum 3 Calcite 4 Fluorite 5 Apatite 6 Orthoclase 7 Quartz 8 Topaz 9 Corundum 10 Diamond 3.1.2 Penggolongan Mineral Berdasarkan senyawa kimianya, mineral dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan Non-silikat. Dari 2000 jenis mineral yang dikenal, hanya beberapa yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral Pembentuk Batuan atau Rock Forming Minerals, yang merupakan penyusun utama batuan kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat, Oksida, Sulfida, Karbonat dan Sulfat: 1. Mineral Silikat
  • 5. 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu seperti batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. Tabel 3.2 Kelompok Mineral Silikat 2. Mineral ferromagnesium : Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar. a. Olivine: warnanya yang olive. Berat jenis 3.27- 3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna. b. Augitite: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. Berat jenis berkisar antara 3.2 - 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. c. Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; Berat jenis 3.2 dan mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut antara 56° dan 124° yang sangat membantu dalam cara mengenalnya. d. Biotite: mineral mika berbentuk pipih yang dengan mudah dapat terkelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam. Berat jenis 2.8 - 3.2. 3. Mineral non-ferromagnesium a. Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat, hijau atau merah. Memiliki Berat jenis 2,8 – 3,1.
  • 6. Tabel 3.3 Kelompok Mineral Non-Silikat b. Felspar : Mineral pembentuk batuan yang paling banyak. Dalam bahasa Jerman Feld adalah lapangan, didalam kerak bumi jumlahnya hampir 54%. Terdapat dua nama yang diberikan kepada felspar yaitu Plagioklas dan ortoklas. Dari nama Plagioklas tersebut dibagi lagi menjadi dua yaitu albit dan anorthit. Dimana arti nama Orthoklas mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium. c. Orthoklas : mempunyai warna yang khas yaitu abu-abu atau merah jambu dengan Berat jenis 2,57. d. Kuarsa : Dapat disebut dengan silika, terbentuk dari senyawa silikon dengan oksigen. Terkadang berwarna smooky, atau berwarna ungu. Nama kuarsa yang seperti itu amethyst. Warna yang bermacam-macam terjadi karena terdapat unsur yang tidak bersih.
  • 7. 4. Mineral Oksida Terbentuk dari persenyawaan langsung dari oksigen dan tertentu. Dengan susunan lebih sederhana lebih sederhana dari silikat kemudian mineral oksida lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat dan lebih berat kecuali sulfida. Adapun mineral-mineral oksida yang paling umum adalah korondum (Al2O3), es (H2O), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2) hematit 5. Mineral Sulfida Terbentuk dari persenyawaan antara unsur sulfida seperti perak, tembaga dan merkuri. Beberapa mineral ini memiliki nilai yang ekonomis seperti pirit (FeS2), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS). sphalerit 6. Mineral-Mineral Karbonat dan Sulfat Persenyawaan dari ion (CO3)2- atau yang disebut dengan karbonat. Misal CaCO yang biasa disebut kalsit. Mineral ini merupakan penyusun utama dari mineral sedimen.
  • 8. karbonat Kesimpulan tentang Mineral 1. Mineral adalah unsur secara alamiah maupun senyawa anorganik dalam keadaan padat 2. Batuan merupakan agregat yang terbentuk dari kelompok mineral-mineral 3.Persenyawan sangat menentukan dalam pembentukan 4. Struktur kristalin yang khas 5. Dengan sifat fisik tertentu karena susunannya dan struktur yang kristalin Adapun mineral-mineral yang umum dijumpai dalam batuan beku misal: 1. Olivine : Sekumpulan mineral milikat yang penyusunnya besi (Fe) dan magnesium (Mg). Berwarna hijau, mengkilap, terbentuk di temperatur yang tinggi. Umumnya di temukan di batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang mayoritas terdiri dari olivine disebut Dunite. olivine 2. Amphibole : Kelompok mineral silikat berbentuk prismatik (seperti jarum), berwarna hijau tua kehitaman. Penyusunnya besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca),
  • 9. Alumunium (Al), Silika (Si), Oksigen (O). Banyak ditemui pada batuan metamorf dan batuan beku. amphibole 3. Biotite : Berbentuk pipih, kristal berlembar, dan merupakan bidang belahan dari mineral biotite. Berwarna hitam atau coklat namun muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika bersifat lunak dan dapat digores kuku. Biotite 4. Plagioclase feldspar: Mineral ini mengandung unsur kalsium atau natrium kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelap plagioklas yang mengandung natrium dikenal dengan mineral albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut an-orthite.
  • 10. 5. Potassium feldspar (orthoclase): Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium feldspar adalah mineral silikat yang mengandung unsur kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih. 6. Mica: kelompok mineral silikat dengan komposisi yang bervariasi dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminium (Al), silicon (Si) dan air (H2O). 7. Quartz: mineral yang umumnya banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini tersusun dari silica dioksida (SiO2) berwarna putih, kilap kaca dan belah (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
  • 11. 8. Calcite: tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umunya berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dri binatanag laut terbuat dari calcite mineral yang berhubungan dengan lime stone batu gamping. 3.2 Batuan Jenis batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Malihan atau Metamorfis. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli menyimpulkan bahwa batuan beku merupakan nenek moyang dari batuan lainnya melalui gambaran tentang permukaan luar bumi yang terdiri dari batuan beku yang seiring dengan berjalannya waktu terbentuklah kelompok-kelompok batuan lainnya. Proses perubahan kelompok batuan menjadi kelompok batuan lain dinamakan daur batuan. James Hutton menjelaskan bahwa dalam daur batuan tersebut terjadi oleh pendinginan dan pembekuan magma yang berupaka lelehan silikat yang dapat terjadi di bawah atau di atas permukaan bumi melalui erupsi gunung berapi. Saat batuan beku tersingkap di permukaan, maka akan bereaksi dengan atmosfir dan hidrosfir sehingga terjadi proses pelapukan.
  • 12. Batuan akan mengalami proses penghancuran dan kemudian akan terpindahkan atau tergerak oleh berbagai macam proses alam seperti aliran alir, hembusan angin, gelombang pantai, maupun gletser. Media pengangkut tersebut dikenal sebagai alat pengikis, yang dapat membawa fragmen atau bahan yang larut ke tempat-tempat tertentu berupa sedimen dan berupaya untuk meratakan permukaan bumi. Kemudian terjadi perubahan dari batuan lepas menjadi batuan yang keras melalui pembebanan dan perekatan oleh senyawa mineral dalam larutan menjadi batuan sedimen. Batuan-batuan tersebut akan menyesuaikan dengan lingkungan yang baru sehingga terbentuklah batuan malihan atau metamorfis. Daur Batuan (Siklus Batuan) Panah-panah dalam gambar menunjukkan bahwa jalannya siklus dapat terganggu dengan adanya jalan-jalan pintas yang dapat ditempuh, seperti dari batuan beku menjadi batuan metamorfis, atau batuan metamorfis menjadi batuan sedimen tanpa melalui pembentukan magma dan batuan beku. Batuan sedimen dapat kembali menjadi sedimen akibat tersingkap ke permukaan dan mengalami proses pelapukan.
  • 13. KESIMPULAN : 1. Mineral adalah zat non-organik padat yang terbentuk secara alamiah, terdiri atas unsur atau senyawa unsur-unsur yang mempunyai susunan kimia tertentu dan struktur internal kristal beraturan 2. Mineral pembentuk batuan yaitu Mineral Silikat, Oksida, Sulfida, Karbonat dan Sulfat. 3. Batuan adalah bagian dari kerak bumi yang dapat terdiri atas agregat kohesif salah satu atau lebih mineral, atau bahan-bahan mineral. Dapat diartikan bahwa batuan terdiri atas banyak butiran mineral kristal dan silika ,yang semua mineral tidak harus sama kemudian yang bersatu sebagai massa padat. 4. Siklus batuan adalah sebagai berikut Magma yang membeku membentuk Batuan Beku. Batuan beku yang berada di permukaan bumi akan mengalami Proses Sedimentasi > Pelapukan, Erosi, Transportasi, Pengendapan, Kompaksi, Sementasi dan akhirnya akan terbentuk Batuan Sedimen. Sedangkan Batuan Metamorf dihasilkan oleh Batuan Beku yang berada di dalam bumi lalu terkena tekanan dan suhu yang tinggi sehingga merubah komposisi mineral di dalamnya membentuk Batuan Metamorf. Selain itu, Batuan Metamorf juga dapat dihasilkan oleh Batuan Sedimen yang dibawa ke dalam bumi oleh proses dinamika bumi, misalnya proses Subsduksi Lempeng. Di dalam bumi Batuan Sedimen akan terkenal tekanan dan suhu yang tinggi menjadi Batuan Metamorf. Jika pengaruh tekanan dan suhu sangat tinggi sehingga melewati titik leleh batuan, maka batuan itu akan meleleh menjadi magma.