Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pengelolaan sampah di Kota Palu. Ringkasannya adalah: (1) Sampah merupakan masalah lingkungan yang perlu mendapat perhatian masyarakat di Kota Palu, (2) Diperlukan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara benar sesuai UU No. 18 tahun 2008, (3) Pemerintah perlu memberikan fasilitas penanganan sampah yang memadai.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan Kasus Sampah di Kota Palu
Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, Fenomena Sampah (Kasus Kota
Palu), permasalahannya bukan hal tersebut diatas tetapi disebabkan Kebodohan, tidak
mau tau atau kebobrokan para pejabat pemdanya khususnya Dinas Kebersihan Kota.
Mobil Sampah yang sudah penuh dan malah tumpah-tumpah dijalan dan sangat Bau
harus melapor dahulu ke Boss Sampahnya di Jln Pipit dekat kantor Balai Kota ,
Kodim dan kantor pemerintah lainnya, barulah boleh dibuang ketempatnya (sumber
pelanggan )
Berdasarkan data dinas kebersihan dan pertamanan bahwa jumlah sampah
yang dihasilkan kota palu sebanyak 863 m3 per hari dan yang terangkut hanya sekitar
840 lebih per hari. (dinas kebersiahan dan pertamanan kota palu, 2004). Kelurahan
Layana dengan luas wilayah 12 km2,dengan jumlah penduduk mencapai 2685 jiwa
menghasilkan volume sampah sebanyak 14, 72 m3 per hari. Volume sampah ini
belum tertangani dengan baik, dimana masih terdapat beberapa warga yang
menumpuk Smpah dilahan terbuka dan tidak terangkut, sebab sampah yang terangkut
hanyalah sampah berada disekitar jalan poros, sedangkan sampah yang berasal dari
areal pemukiman yang tidak dapat dilalui oleh mobil angkutan tidak terangkut.
Akibatnya menimbulkan beberapa masalah dampak lingkungan. Masalah tersebut
antara lain seperti penyumbatan saluran drainase yang mengakibatkan banjir dan
genangan air pada beberapa lokasi, tempat berkembang biaknya lalat, nyamuk, dan
kecoa (dinas kebersiahan dan pertamanan provinsi Sulawesi tengah, 2004).
1
2. B. Alasan Pemilihan Kasus
Sebab Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang perlu
mendapat perhatian dari masyarakat. Permasalahan sampah tersebut makin kompleks
dalam kaitannya dengan pengelolaannya. karena kuantitas sampah semakin
meningkat, semakin bervariasi jenis komposisinya, keterbatasan sumber dana bagi
pelayanan umum, dampak perkembangan ekonomi dan juga semakin tingginya
aktivitas-aktivitas sumber potensial adanya sampah.
C. Tujuan
1. Membangun kesadaran masyarakat terhadap penanganan sampah
2. Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik dalam
UU no.18 tahun 2008 dalam pengelolaan sampah
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui informasi mengenai penanganan sampah.
2. Dapat mengetahui hak dan kewajiban dalam UU no.18 tahun 2008
mengenai pengelolaan sampah.
2
3. BAB II
KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PENANGANAN SAMPAH
SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK
1. Pengertian kesadaran
Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada
ciptaan Tuhan yang lain. Refleksi merupakan bentuk dari pengungkapan kesadaran,
dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam
lingkungan.
Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan
bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang dimiliki
oleh manusia yaitu sadar dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan
masa depannya.
Istilah kesadaran berasal dari bahasa Latin yaitu “ concentia” yang artinya “
mengerti dengan “. Dalam bahasa inggris istilah “ concentia “ ini dapat diartikan
sebagai “consciousness” yaitu kesadaran, secara harfiah kata “ kesadaran “ berasal
dari kata “sadar”, yang berarti insyaf; merasa; tahu dan mengerti. Jadi kesadaran
adalah keinsyafan atau merasa mengerti atau memahami segala sesuatu. kesadaran
dalam lingkup kamus besar bahasa indonesia (2002 : 975) diartikan sebagai
keinsyafan atau keadaan mengerti dan merupakan hal yang dirasakan atau dialami
seseorang.
Beberapa tokoh telah berusaha merumuskan definisi Kesadaran, diantaranya
sebagai berikut:
3
4. 1. A.W Widjaya
Apabila sadar dan kesadaran dikaitkan dengan konteks manusia dan
masyarakat. Maka sadar (kesadaran) itu adalah kesadaran kehendak dan
kesadaran dirinya. Kesadaran diartikan sebagai keadaan tahu, mengerti dan
merasa misalnya tentang harga diri, kehendak (karsa) hukum dan lainnya.
2. Prof. Dr. K Bertens
Kesadaran dimaksudkan sebagai kesanggupan manusia untuk mengenal
dirinya sendiri dank arena itu berefleksi tentang dirinya (2001 : 52)
2. Pengertian sampah
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari
suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai
nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif karena dalam
penanganannya baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang
cukup besar.
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat
dalam pembikinan manufktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan
(Kementerian Lingkungan Hidup, 2005).
a. Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Kementrian Lingkungan
Hidup, 2007).
b. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penanganan sampah yang
mencakup pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis
dan sifatnya), pengumpulan (memindahkan sampah dari sumber sampah ke
TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu), pengangkutan (kegiatan
memindahkan sampah dari sumber, TPS atau tempat pengolahan sampah
terpadu, pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk, komposisi, karateristik
dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau
dikembalikan alam dan pemprosesan aktif kegiatan pengolahan sampah atau
4
5. residu hasil pengolahan sebelumnya agar dapat dikembalikan ke media
lingkungan.
c. Penanganan sampah menurut (Notoatmodjo, 2003).
1. Landfill artinya Ditanam yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di
tanah (jugangan) kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
2. Inceneration artinya Dibakar yaitu memusnahkan sampah dengan jalan
membakar di dalam tungku pembakaran.,
3. Composting, artinya Dijadikan pupuk yaitu pengelolaan sampah menjadi pupuk
(kompos), khususnya untuk sampah organik seperti: daun-daunan, sisa makanan
dan sampah lain yang dapat membusuk
d. Jenis-jenis sampah
secara garis besar dapat dibagi 3 antara lain:
1. Sampah Anorganik/kering,contohnya: logam, besi, kaleng plastic, karet,
botol, dll. Yang tidak dapat mengalami pembusukkan secara alami
2. Sampah Organik/basah, contohnnya: sampah dapur, sampah restoran, sisa
sayuran, rempah-rempah, sisa buah dll. Yang dapat mengalami
pembusukkan secara alami
3. Sampah Berbahaya, contoh: baterai, botol, racun nyamuk, jarum suntik
bekas, dll.
3. Menurut Undang-Undang no. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
Pasal 1 ayat (1)
(Definisi)
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat.
Penanganan Sampah
Pasal 22
(1) Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b meliputi:
5
6. a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis,
jumlah, dan/atau sifat sampah;
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah
terpadu;
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu
menuju ke tempat pemrosesan akhir;
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah;
dan/atau
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil
pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Hak dan Kewajiban
Pasal 11
(Hak)
(1) Setiap orang berhak:
a. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan
lingkungan dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau pihak lain yang diberi
tanggung jawab untuk itu;
b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan, dan
pengawasan di bidang pengelolaan sampah;
c. memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu mengenai
penyelenggaraan pengelolaan sampah;
d. mendapatkan pelindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari kegiatan
tempat pemrosesan akhir sampah; dan
6
7. e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara baik
dan berwawasan lingkungan.
Pasal 12
(Kewajiban)
(1) Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan
lingkungan.
4. Analisis dan pembahasan terhadap kasus permasalahan sampah
Sampah merupakan hasil kegiatan manusia yang tidak terpakai lagi, yang
terkumpul dan kemudian menjadi sebuah timbunan sampah yang dapat merugikan
masyarakat apabila tidak ditangani dengan benar, namun dari segi ekonomi dapat
memberikan keuntungan bagi masyarakat apabila ditangani oleh masyarakat dengan
benar dengan cara mengelolah sampah dengan system pengelolaan sampah.
Pengelolaan sampah merupakan hal yang terpenting bagi masyarakat untuk
menangani penanganan sampah dalam hal mengurangi volume sampah yang semakin
hari makin bertambah, untuk itu diperlukan kesadaran masyarakat yang dimulai dari
hal yang kecil misalnya menjaga kebersihan sampah rumah tangga.
7
8. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sampah merupakan
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan
sampah merupakan kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Penanganan sampah merupakan rangkaian
kegiatan penaganan sampah yang mencakup pemilahan (pengelompokan dan
pemisahan sampah menurut jenis dan sifatnya), pengumpulan (memindahkan sampah
dari sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu). Untuk itu
diperlukan kesadaran masyarakat dalam mengelolah sampah dengan benar.
B. Saran
1. Sebagai warga Negara yang baik perlu melaksanakan hak dan kewajiban
2. Dapat memahami pengelolaan sampah dengan benar.
3. Pemerintah dapat memberikan fasilitas yang memadai mengenai
penanganan sampah.
8