Dokumen tersebut membahas tentang sosiologi pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Pesisir Selatan. Mencakup sejarah, geografi, kecamatan, masyarakat, budaya, dan pariwisata di daerah tersebut.
2. Penyusun : Anak Daerah Pesisir Selatan
- MUSLIMIN (1210612136)
- CHANDRA ANANTO (1210611040)
- SRI SURYADINI ( 1210613014)
- MUTYA FAYEDA ( 1210611035)
- M. FAUZI MULIA ( 1210611030)
- ANDI CHANDRA (1210612095)
3.
4.
5. Geografi
Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah utara berbatasan dengan
Kota Padang, sebelah timur dengan Kabupaten Solok dan
Provinsi Jambi, sebelah selatan dengan Provinsi Bengkulu dan
sebelah barat dengan Samudera Indonesia.
Kabupaten Pesisir Selatan terletak di pinggir pantai, dengan
garis pantai sepanjang 218 kilometer Topografinya terdiri dari
dataran, gunung dan perbukitan yang merupakan
perpanjangan gugusan Bukit Barisan. Berdasarkan
penggunaan lahan, 45,29 persen wilayah terdiri dari
hutan, termasuk kawasan Taman Nasional Kerinci
Seblat, Cagar Alam Koto XI Tarusan, dan rawa gambut.
6. Sejarah Pesisir Selatan
Nama Pesisir Selatan berasal dari nama daerah ini pada masa
penjajahan Belanda, afdeling zuid beneden landen (dataran rendah
bagian selatan). Ketika itu pada tahun 1903 wilayah Bandar Sepuluh
Inderapura dan Kerinci menjadi afdeeling yang dipimpin asisten
residen yang berkedudukan di Inderapura sebagai pusat
pemerintahan.
Melalui UU no 12 Tahun 1956 daerah ini menjadi kabupaten Pesisir
Selatan Kerinci. Tahun 1957 dengan lepasnya Kerinci menjadi
kabupaten sendiri di bawah provinsi Jambi, namanya berubah
menjadi Pesisir Selatan saja
7. Sejarah Pesisir Selatan
Jauh dimasa silam, wilayah Pesisir Selatan merupakan daerah
sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat yang terdiri dari rawa-rawa
dataran rendah dan bebukitan yang belum berpenghuni. Kalaupun
ada penghuni jumlahnya sangat sedikit dan besar kemungkinan
mereka adalah orang-orang yang dikenal sebagai Orang Rupit
pelarian dari daerah Sungai Pagu Muara Labuh dan sekitarnya.
Dipercaya sebelum abad 15 dimana pada era ini banyak terjadi
ekspansi dan migrasi dari masyarakat Darek (Luhak Nan Tigo) ke
berbagai daerah yang disebut rantau, diduga kuat wilayah Pesisir
Selatan Tarusan Bayang dan Bandar Sepuluh sudah didiami oleh
masyarakat dari Inderapura karena kerajaan Teluk Air Pura sudah eksis
semenjak abad 8 Masehi, sementara kerajaan Sungai Pagu baru
berdiri pada abad 16 Masehi, begitupula kerajaan Pagaruyung yang
baru berdiri pada abad 14.
8. Kecamatan di pesisir selatan
Koto XI Tarusan awalnya terdiri dari 11 koto.
Bayang awalnya disebut sebagai nagari Bayang Nan Tujuh karena terdiri
dari tujuh koto, kemudian dimekarkan menjadi beberapa nagari sampai
sekarang.
Bayang Utara awalnya disebut Koto Nan Salapan, terdiri dari Pulut-
pulut, Muaro Air, Pancung Taba, Ngalau Gadang, Silimau-limau dan
Taratak Nan Tigo (Teleng, Pisang dan Baru).
IV Jurai terdiri dari Lumpo, Sago, Salido dan Painan tapi sekarang sudah
dimekarkan menjadi beberapa nagari. Disini terletaknya pusat
pemerintahan Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu Painan.
Batang Kapas, merupakan kepala dari Bandar Sepuluh, terdiri dari 5
Nagari Yaitu Nagari IV Koto Hile, Nagari Koto Nan Duo IV Koto
Hilie, Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hile, Nagari IV Koto Mudiak, Nagari
Taluak.
Sutera, merupakan singkatan dari 3 nagari : Surantih, Taratak dan
Ampiang Parak.
Lengayang, terdiri dari dua nagari awal : Kambang dan Lakitan. Kambang
merupakan wilayah asal penyebaran dari masyarakat Bandar Sepuluh.
Nenek moyang dari Sungai Pagu turun melalui Kambang kemudian
menyebar ke utara (Sutera dan Batangkapas) dan sebagian menyebar ke
selatan (Ranah Pesisir dan Linggo Sari Baganti).
9. Ranah Pesisir terdiri dari nagari Palangai (Balai Salasa) dan nagari
Punggasan.
Linggo Sari Baganti terdiri dari Sungai Tunu dan Air Haji, merupakan
ekor dari Bandar Sepuluh, berbatasan dengan wilayah Indojati.
Pancung Soal, berpusat di Inderapura
Air Pura, juga di wilayah Inderapura yang merupakan pemekaran
dari Kecamatan Pancung Soal
Basa IV Balai Tapan, merupakan wilayah tengah dari Indojati. Di
Tapan terdapat persimpangan jalan menuju Kerinci, Padang dan
Bengkulu.
Ranah Ampek Hulu Tapan, juga di wilayah Tapan, merupakan
pemekaran dari Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan
Lunang Silaut, tempat berkedudukannya Mande Rubiah. Sebagian
wilayah Lunang adalah daerah transmigrasi.
Silaut, sebagian besar wilayahnya merupakan lahan transmigrasi.
Silaut adalah daerah paling selatan Kabupaten Pesisir Selatan dan
Paling Selatan di Sumatera Barat yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu
10. •Perkawinan
pihak keluarga
wanita mendatangi
pihak keluarga pria.
Lazimnya pihak
keluarga yang datang
membawa buah
tangan berupa kue
atau buah-buahan.
11. Masyarakat Minangkabau
(Pesisir Selatan)
1. Sistem Kekerabatan
masyarakat minangkabau(PesSel)
menganut sistem kekerabatan
MATRILINEAL (garis keturunan ibu)
baik dalam hal
pernikahan, persukuan, warisan, dan
sebagainya.
12. MANJAPUIK PENYAMBUTAN DI RUMAH
ANAK DARO
MARAPULAI
calon pengantin Diiringi bunyi musik tradisional
khas Minang yakni talempong
wanita harus dan gandang tabuk. Para
membawa sirih sesepuh wanita menaburi calon
lengkap dalam cerana pengantin pria dengan beras
yang menandakan kuning. Sebelum memasuki
pintu rumah, kaki calon
kehadiran mereka mempelai pria diperciki air
yang penuh tata sebagai lambang
krama mensucikan, lalu berjalan
menapaki kain putih menuju ke
(beradat), pakaian tempat berlangsungnya akad.
pengantin pria
lengkap,payung
13. •Kematian
Apabila seseorang sedang menghadapi saat
kematian, maka seluruh keluarga dan
kerabatnya berkumpul untuk menemani saat
terakhir. Memandikan jenazah dilakukan oleh
sekelompok orang yang telah ditunjuk.
Keluarga dan kerabat dekat jenazah diminta
datang ke tempat untuk melihat wajahnya
terakhir kalinya sebelum dikuburkan.
14. Sebelum dibawa ke kuburan seorang kerabat
almarhum mengucapkan kata perpisahan dan
permintaan maaf kepada para pelayat yang
datang. Ketika tandu jenazah diangkat, anak-
anak almarhum melintas sebanyak 3 x di bawah
tandu jenazah. Hal ini dilakukan supaya mereka
jangan selalu berhenti dan teringat kepada
almarhum ayah atau ibu mereka.
15. Hubungan Dalam Masyarakat
• Hubungan dalam kemasyarakatan orang pesisir
sangatlah erat, karena masing masing daerah
mereka adalah saudara dia sendiri.walaupun
berbeda daerah setidaknya terdapat suku yang
sama dalam satu wilayah karena ada nya
sistem matrilineal tersebut.
• Masyarakat nya saling tolong-menolong dalam
sebuah kegiatan yang ada di masyarakat
tersebut.
16. NILAI - NILAI
• a. Peduli sosial dan lingkungan
• b. Nilai kebangsaan
• c. Nasionalis
• d. Menghargai keberagaman
• e. Nilai Ekonomi :memiliki wisata bahari yang
sangat mempesona
17. Norma-Norma
• KATO NAN AMPEK : Raso,Pareso,Malu,Sopan
"raso jo Pareso, habis malu jo sopan“
• BUDI PEKERTI YANG BAIK
• MEMPUNYAI RASA MALU DIDALAM DIRI
• Wanita Minang Harus Berbusana Sesuai
Norma Adat Dan Agama
18. Kebudayaan
• Sebagian besar masyarakat memiliki sumber
mata pencaharian dari bertani, berladang dan
sebagai nelayan. Budaya masyarakat pada
kecamatan ini tidak jauh berbeda dengan budaya
masyarakat di wilayah Minang lainnya.
• Sebagian besar penduduk Pesisir Selatan
bergantung pada sektor pertanian tanaman
pangan, perikanan dan perdangan. Sementara
sumber daya potensial lainnya adalah
pertambangan, perkebunan dan pariwisata.
19. Dalam acara pernikahan masyarakat pesisir
selatan dalam mempersiapkan resepsi atau
baralek selalu dikerjakan bersama dan disana
dapat terlihat kekerabatan dan keakraban
masyarakatnya, jadi jika ada yang dinamakan
baralek salah seorang masyarakat itu
merupakan acara bersama dan mendapat
kesibukan semua yang ada di daerah sekitar
orang yang mengadakan acara pernikahan
tersebut.
20. Jika ada permasalahan dalam masyarakat maka
dalam penyelesaiannya selalu diadakan mufakat
melalui musyawarah, masyarakat Pesisir Selatan
selalu melakukan musyawarah ketika ada
permasalahan dalam suatu daerah, tata cara
musyawarah yang dilakukan hampir sama
dengan tata cara musyawarah pada umumnya.
21. MAKANAN KHAS
Randang Lokan
Sate lokan
Putu kambang
dll
22. Pariwisata
Pariwisata diPesisir selatan sangat banyak
sekali, kami pun yang anak daerah pesisir
selatan mungkin ada yang belum kami kunjungi
karena luas wilayah yang sangat panjang. Ada
sedikit yang bisa kami perlihatkan...
“”Pasisia salatan nagari sajuta pesona””
34. SENI TRADISIONAL
• Seni tradisional masyarakat Pesisir Selatan
antara lain : Randai, Tari Pasembahan,,Tari
Payung,, Tari Piriang, Tari Rantak Pasisie, Silek
(silat), Rabab Pasisie yang banyak
mengandung nilai-nilai seni yang tinggi.
39. Hasil kreasi anak nagari
• Kabupaten Pesisir Selatan menerima
penghargaan award of excellence for
handicrafts 2010 south-east asia programme
dari UNESCO dalam bidang kerajinan tangan
sulaman Bayangan melalui kelompok Kaligrafi
Gaya Sulaman Anak (Kagasa) Nagari Barung-
barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan
dari Menteri Perdagangan, Marie Pangestu di
Jakarta
40. Hasil kreasi anak nagari
• Dari 112 negara yang mengikuti, sebanyak 13
negara mendapat penghargaan dari UNESCO
termasuk salah satunya Pessel yang mewakili
Indonesia
• Dari 13 negara yang menerima
penghargaan, Pessel merupakan satu dari tiga
negara yang menerima predikat penghargaan
Award of Excellence for Handicrafts 2010
South-Sast Asia Programme dari UNESCO
42. Hasil kreasi anak nagari
• Sulaman bayangan asal Pesisir Selatan (Pessel) sudah
banyak dikenal. Bahkan untuk motif tertentu, banyak
pula dijual ke negara tetangga Malaysia.
• Bagi warga Kenagarian Barung Barung
Balantai, Kecamatan Koto XI Tarusan usaha sulaman
bayangan sudah menjadi mata pencaharian
utama, terutama bagi kaum perempuan setempat.
Sulaman Bayangan ini mulai diperkenalkan Nurma
Bachtiar warga setempat sekitar tahun 70-an. Ia istri
seorang saudagar hasil bumi di Barung Barung
Belantai, pada tahun 1975.
46. Kesimpulan
PESISIR SELATAN negeri yang kaya
keberagaman,memiliki berbagai keindahan akan
pariwisatanya, dan masyarakat yang madani dan
sejahtera merupakan impian bagi masyarakat
pesisir selatan.
Pesan dari kami
“ kenali negerimu, cintai negerimu dan
berbaktilah pada negerimu “