3. SIFAT – SIFAT KOLOID
Efek TyndallKoagulasi
Gerak Brown
Dialisis
ElektroforesisKoloid Pelindung
Adsorpsi
Koloid Liofil & Liofob
4.
5. Efek Tyndall adalah peristiwa
penghamburan cahaya oleh
partikel koloid
Sifat khas ini pertama kali
ditemukan oleh John Tyndall
(1820-1893) seorang
fisikawan Inggris. Oleh
karena itu sifat itu disebut
efek tyndall.
John Tyndall
6. Efek tyndall adalah
efek yang terjadi
jika suatu larutan
terkena sinar. Pada
saat larutan sejati
(gambar kiri)
disinari dengan
cahaya, maka
larutan tersebut
tidak akan
menghamburkan
cahaya, sedangkan
pada sistem koloid
7. Alasan hal itu terjadi karena
partikel-partikel koloid
mempunyai partikel-
partikel yang relatif besar
untuk dapat menghamburkan
sinar tersebut.
Dan sebaliknya, pada larutan
sejati, partikel-
partikelnya relatif kecil
sehingga hamburan yang
terjadi hanya sedikit dan
10. Contoh Efek Tyndall
1) Sorot lampu proyektor di gedung bioskop
akan tampak jelas ketika ada asap rokok
sehingga gambar film yang ada di layar
menjadi tidak jelas.
2) Sorot lampu mobil pada malam hari yang
berdebu, berasap, atau berkabut akan
tampak jelas
11. Contoh Efek Tyndall
3) Berkas sinar matahari yang melalui
celah daun pepohonan pada pagi hari
yang berkabut akan tampak jelas.
12. 4) Terjadi warna biru di langit pada
siang hari. Terjadinya warna merah
dan jingga di langit pada pagi atau
sore hari.
13.
14. Gerak Brown adalah
gerakan partikel-partikel
koloid yang terjadi secara
terus menerus, patah-patah (
Zig-zag) dan dengan arah
yang tidak menentu (gerak
acak/tidak beraturan) dalam
medium pendispersinya
(pelarutnya).
15. Gerak Brown terjadi
akibat adanya
tumbukan yang tidak
seimbang antara
partikel-partikel koloid
dengan molekul-
molekul fase
pendispersinya.
Semakin kecil ukuran
partikel-partikel
16. Gerak Brown ini juga
membuktikan teori
kinetik molekul. Gerak
Brown pada sistem
koloid menyebabkan
partikel-partikel koloid
tersebut merata dalam
medium pendispersinya
dan tidak mungkin
memisah meskipun
17. Contoh:
Apabila susu didiamkan untuk
waktu beberapa lama, tidak
akan didapati endapan. Hal ini
disebabkan karena adanya
gerak terus-menerus secara
acak yang dilakukan oleh
partikel-partikel koloid dalam
susu sehingga antara susu dan
pelarutnya yang dalam hal ini
adalah air. Gerak acak seperti
itulah yang disebut dengan
gerak Brown. Gerak Brown
18.
19. Elektroforesis adalah gerakan
partikel koloid karena pengaruh
medan listrik. Karena partikel
koloid mempunyai muatan maka
dapat bergerak dalam medan
listrik.
Jika ke dalam koloid dimasukkan
arus searah melalui
elektroda, makakoloid bermuatan
positif akan bergerak menuju
elektroda negatif dan sesampai di
elektroda negatif akan terjadi
penetralan muatan
dan koloid akan menggumpal
(koagulasi).
20. Contoh:
Cerobong pabrik yang
dipasangi lempeng
logam yang bermuatan
listrik dengan tujuan
untuk menggumpalkan
debunya.
Pemanfaatan
muatan koloid sebagai
21. KEGUNAAN :
Ø Untuk identifikasi DNA (misalnya untuk
mengidentifikasi para korban / pelaku pada peristiwa
ledakan bom)
Ø Untuk menentukan muatan suatu partikel koloid.
Ø Untuk memproduksi barang industri yang terbuat dari
karet.
Ø Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan
dari cerobong asap pabrik.
22.
23. Adsorpsi adalah proses
penyerapan suatu partikel
zat, baik berupa ion, atom, atau
molekul pada pemukaan zat lain.
Adsorpsi terjadi karena adanya
gaya tarik yang tidak seimbang
pada partikel zat yang berada
pada permukaan adsorben.
24. Adsorpsi mengakibatkan partikel koloid menjadi
muatan sejenis. Oleh karena itu, partikel-pertikel
koloid saling berjauhan sehingga tidak terjadi
penggumpalan. Hal inilah yang membuat koloid
menjadi stabil.
25. Kegunaan
Proses perwarnaan pada industri tekstil dengan
larutan basa atau larutan Al2(SO4)3
Proses pemisahan mineral logam dari bijinya pada
industri logam
Penjernihan air tebu pada proses pembuatan gula
pasir, menggunakan tanah diatome dan arang
tulang
Proses penyembuhan sakit perut karena bakteri
patogen, menggunakan norit atau serbuk karbon
Penjernihan air dengan tawas (Al2(SO4)3) pada
proses pengolahan air minum
Adsorpsi racun-racun berwujud gas dengan
arang halus pada penggunaan masker gas
28. Proses koagulasi pada koloid terjadi karena tidak
stabilnya sistem koloid. Sistem koloid disebut
stabil (koloid stabil) jika sistem koloid bermuatan
negatif dan positif.
Hilangnya kestabilan koloid dikarenakan adanya
penetralan muatan partikel koloid, yang
menyebabkan penggabungan partikel-pertikel
koloid sehingga ukuran partikelnya menjadi lebih
besar (suspensi).
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi
tidak lagi membentuk koloid, melainkan suspensi.
29. Contoh pemanfaatkan dan
kegunaan koagulasi dalam
kehidupan sehari-hari:
1. Koagulasi koloid lateks
dengan cara menambahkan
asam asetat kedalam lateks
2. Pembentukan delta
dimuara sungai.
Pembentukan delta terjadi
karena koloid tanah liat
terkoagulasi ketika bercampur
dengan zat elektrolit dalam air
laut.
32. 1. Penambahan zat elektrolit
Penambahan zat elektrolit kedalam koloid
bermuatan tergantung pada jenis muatan sistem
koloid tersebut.
Jika koloid bermuatan positif, maka zat elektrolit
yang ditambahkan haruslah mempunyai muatan
negatif yang lebih besar. Begitu pula sebaliknya,
Contoh:
Penambahan zat elektrolit positif kedalam sistem koloid negatif.
Contoh koloid As2S3 lebih effisien jika dinetralisir oleh BaCl2
daripada NaCl.
33. Contoh koagulasi koloid dengan
penambahan zat elektrolit:
• Penambahan zat elektrolit negatif kedalam
sistem koloid positif. Contoh koloid Fe(OH)3
yang bersifat basa lebih effisien jika di
gumpalkan oleh H2SO4 daripada HCl. Karena
H2SO4 mempunyai sifat asam yang kuat di
bandingkan HCl.
• Penambahan zat elektrolit positif kedalam
sistem koloid negatif. Contoh koloid As2S3
lebih effisien jika dinetralisir oleh BaCl2
daripada NaCl.
• susu akan menggumpal jika ditambahkan jeruk
nipis,
• partikel karet dalam lateks akan menggumpal
jika ditambahkan asam laktat,
• emulsi sari kedelai pada proses pembuatan
tahu akan menggumpal jika ditambahkan batu
tahu (CaSO4. 2H2O) atau asam cuka.
34. 2. Mencampurkan 2 sistem
koloid yang berbeda muatan
Bila dua sistem koloid berbeda muatan
dicampurkan, maka kedua sistem koloid tersebut
akan saling menetralisir sehingga menjadi tidak
stabil yang menyebabkan terjadinya koagulasi.
Contohnya adalah campuran koloid As2S3 dengan koloid
Fe(OH)3.
misalnya koloid Fe(OH)3 dengan As2S3 pembentukan delta
pada pertemuan dua sungai.
35. 3. Pemanasan
Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan
antara partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah
banyak.
Menyebabkan lepasnya elekrolit yang teradsorpsi pada permukaan
koloid. Partikel- partikel koloid bersifat stabil karena memiliki
muatan listrik yang sejenis.
Apabila muatan listrik tersebut hilang, maka partikel-partikel
koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan.
37. Secara fisis, penggumpalan koloid biasanya
terjadi akibat perubahan suhu. Dalam hal ini,
suatu koloid dapat menggumpal ketika
dipanaskan atau didinginkan
Koagulasi secara fisik-mekanis dapat dilakukan
dengan cara menaikan dan menurunkan suhu
sistem koloid yang disertai dengan
pengandukan.
Contohnya, pembuatan lem kanji.
38.
39. Dialisis adalah suatu teknik pemurnian koloid
yang didasarkan pada perbedaan ukuran
partikel-partikel koloid (ion-ion pengganggu)
yang terdapat dalam sistem koloid.
Ion-ion pengganggu berasal dari larutan
elektrolit yang ditambahkan ke dalam koloid
untuk mempertahankan kestabilan koloid.
42. Koloid pelindung merupakan koloid
yang ditambahkan ke dalam sistem
koloid agar menjadi stabil.
Misalnya:
Penambahan gelatin pada
pembuatan es krim dengan
maksud agar es krim tidak cepat
memisah sehingga tetap
kenyal, serta penambahan gum
arab pada pembuatan
semir, cat, dan tinta dapat bertahan
lama karena menggunakan koloid
pelindung.
43.
44. Koloid liofil adalah koloid
yang fase terdispersinya suka
menarik medium
pendispersinya, yang
disebabkan gaya tarik antara
partikel-partikel terdispersi
dengan medium
pendispersinya kuat.
Koloid liofob adalah sistem
koloid yang fase terdispersinya
tidak suka menarik medium
pendispersinya.
Bila medium pendispersinya air
maka koloid liofil
45. Perbandingan sifat sol liofil dan
liofob
No Sifat Sol liofil Sol liofob
1 Daya adsorbsi
terhadap
medium
Kuat, mudah
mengadsorbsi
Tidak
mengadsorbsi
mediumnya
2 Efek Tyndall Kurang jelas Sangat jelas
3 Viskositas
(kekentalan)
Lebih besar
daripada
mediumnya
Hampir sama
dengan
mediumnya.
4 Koagulasi Sukar Mudah
terkoagulasi
(kurang stabil)
5 Lain-lain Bersifat
reversibel
Ireversibel (jika
sudah
menggumpal
46. Lumpur (Al2O3.SiO2) merupakan koloid yang
bermuatan negatif.
Larutan yang paling efektif untuk
mengkoagulasikan lumpur adalah...
a.K2SO4
b. Na3PO4
c. MgCL2
d. Al2(SO4)3
e. FeCl3