SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PASAR UANG SYARIAH
MAKALAH
Diajukan Untuk Menyelesaikan Perkuliahan
Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah

Oleh:

MIFTAQURROHMAN, S.H.I
NIM. 2121 1 2020

Dosen Pengampu:

DR. HJ. FATMAH, MM

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2013

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem finansial merupakan hal penting bagi efisiensi alokasi sumber
daya dalam ekonomi modern. Efisiensi diharapkan melaksanakan beberapa
fungsi termasuk fungsi fital memfasilitasi intermediasi finansial secara
efisien melalui pasar finansial dan institusi finansial seperti Bank. 1
Dalam sistem keuangan, pasar uang (money market) dan pasar modal

(capital market) merupakan bagian dari financial market. Secara konseptual
pasar uang adalah suatu kelompok pasar di mana instrument kredit jangka
pendek yang umumnya berkualitas tinggi diperjual-belikan. Jangka waktu
uang biasanya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang. 2
Dalam pandangan Islam, uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan
sebagai komoditas atau barang dagangan. Maka motif permintaan terhadap
uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi ( money demand for

transaction), bukan untuk spekulasi atau trading. Islam tidak mengenal
permintaan uang untuk motif spekulasi ( money demand for speculation).
Dalam pandangan Islam uang adalah flow concept, karenanya harus selalu
berputar dalam perekonomian, sebab semakin cepat uang itu berputar dalam

1

Ismail Nawawi, Ekonomi Moneter Perspektif Islam: Kompilasi Tematik Teori dan
Pengantar Praktik Dalam Bisnis (Surabaya: VIVPRESS, 2011), 134.
2
Ibid.

2
perekonomian, akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan akan
semakin baik perekonomian.3
Dari paparan singkat di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas
tentang Pasar Uang terutama dengan prinsip Syariah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka pokok permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian Pasar Uang Syariah?
2. Apakah perbedaan antara Pasar Uang dan Pasar Modal?
3. Apakah Fungsi, Peserta dan tujuan Pasar Uang Syariah?
4. Bagaimana kebijakan pengembangan Pasar Uang Syariah di
Indonesia?
5. Apa saja Instrumen Pasar Uang Syariah?

3

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani,
2001), 185; Hasan Ahmad, Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami,
Terj. Saifurrahman Barito dan Zulfakar Ali (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), 14.

3
BAB II
PASAR UANG SYARIAH

A. Pengertian Pasar Uang Syariah
Pasar Uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagang
kan dana jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun. 4
Sedangkan Pasar Uang Syariah adalah mekanisme yang memungkinkan
lembaga keuangan syariah untuk menggunakan instrumen pasar dengan
mekanisme yang sesuai dengan prinsip syariah baik untuk mengatasi
persoalan kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas. 5 Kegiatan di
pasar uang ini terjadi karena ada dua pihak; pihak pertama yang kekurangan
dana yang sifatnya jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan dana
dalam waktu jangka pendek juga. Mereka dipertemukan di pertemukan
dalam pasar uang, sehingga unit yang kekurangan memperoleh dana yang
dibutuhkan, sedangkan unit yang kelebihan memperoleh penghasilan atas
uang yang berlebih tersebut.6

4

Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. II (Jakarta: Kencana,
2010), 201.
5
Ibid., 203.
6
Harga dalam pasar uang biasanya dinayatakan dalam suatu prosentase yang mewakili
pendapatan (return) berkaitan dengan penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pelaku
dalam pasar uang umumnya disebut peminjam (borrowers) dan pemberi pinjaman (lenders).
Peminjam adalah individu yang membeli hak penggunaan dana untuk jangka waktu yang
ditentukan sebelumnya. Sedangkan pemberi pinjaman adalah individu yang menjual hak
penggunaan dana untuk jangka waktu tersebut. Harga yang diterima oleh pemberi pinjaman
untuk melepaskan hak penggunaan dana itu disebut tingkat bunga (interest rate). Misalnya, di
dalam pinjaman sebesar Rp. 100,-, apabila pemberi pinjaman menerima Rp. 120,- pada akhir

4
Pengertian pasar uang dalam teori ekonomi bukanlah suatu tempat
secara fisik orang berjualan dan menjajakan barang dagangannya. Pasar
diartikan secara lebih luas dalam pengertian sehari-hari, yaitu pertemuan
antara permintaan dan penawaran. Apabila permintaan dan penawaran
bertemu di pasar maka akan terjadi transaksi. Dalam transaksi ini dicapai
kesepakatan mengenai dua hal, yaitu harga dan volume dari apa yang
ditransaksikan.7
Untuk

memenuhi

kebutuhan

likuiditas

bank-bank

Islam

memerlukan akses ke pasar uang. Jika bank memiliki kelebihan likuiditas ia
dapat menggunakan instrumen pasar uang untuk menginvestasikan dananya,
dan apabila kekurangan likuiditas ia dapat menerbitkan instrumen yang
dapat dijual untuk mendapatkan dana tunai. Namun dalam hal ini, terdapat
perbedaan mendasar anatra Pasar Uang Syariah dan Bank Konvensional:

Pertama, pada mekanisme penerbitan. Pada pasar uang konvensional
instrumen yang diterbitkan adalah instrumen utang yang dijual dengan
diskon dan didasarkan atas perhitungan bunga; sedangkan pasar uang syariah
lebih kompleks dan mendekati mekanisme pasar modal, yaitu transaksi
keuangan di pasar uang syariah dilandasi oleh akad mudharabah,

musyarakah, qardh, wadi’ah, dan al-sharf, tergantung pada kesepakatan
pihak yang terkait dan kebutuhan masing-masing.

tahun, kelebihan sebesar Rp. 20,- yang diterima tersebut dinyatakan dalam persentase, yaitu 20%
tingkat bunga pertahun. Ismail Nawawi, Ekonomi Moneter Perspektif Islam, 136-137.
7
Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, 201-202.

5
Kedua, pada sifat instrumen itu sendiri. Instrumen yang dijual di pasar
konvensional adalah surat berharga yang mewakili uang di mana unit yang
satu memiliki kewajiban kepada unit yang lain. Sedangkan penciptaan
instrumen keuangan syariah harus di dukung oleh aktiva, proyek aktiva atau
transaksi jual beli yang melatarbelakanginya ( underlying transaction ).
Peranti keuangan syariah harus dibentuk melalui sekuritisasi aktiva/proyek
aktiva yang merupakan bukti penyertaan, baik dalam bentuk penyertaan

musyarakah (management share) yang meliputi modal tetap, dengan hak
mengelola, mengawasi dan hak suara dalam pengambilan keputusan. Atau
dalam bentuk penyertaan mudharabah (participation share) yang mewakili
modal kerja, dengan hak atas modal dan keuntungan dari modal tersebut
tanpa adanya hak suara.8

B. Perbedaan antara Pasar uang dan Pasar Modal.
Pasar uang dan pasar modal memiliki persamaan, yaitu sebagai
sarana bagi investor dalam melakukan investasi di samping sebagai sarana

mobilisasi dana bagi pihak yang membutuhkan dana. Namun, pasar uang
memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan pasar modal,
baik dari segi jangka waktu instrumen diperjualbelikan, tempat penjualannya,
serta tujuan para penjual dan pembelinya. Perbedaan tersebut bisa dilihat
pada tabel berikut:9

8
9

Ibid., 203.
Ibid., 205-206. Lihat juga Ismail Nawawi, Ekonomi Moneter Perspektif Islam, 134-135.

6
Aspek

Pasar uang

Pasar Modal

2. Pasar tempat
pelaksanaan
transaksi

3. Struktur
Organisasi
4. Tujuan Para
Penjual (Penerbit
instrumen)
5. Tujuan Para
Pembeli
(investor)



 Bersifat Abstrak (dilakukan secara
OTC, Over The Counter. Para dealer
bekerja di dealing room bank
masing-masing dan bertransksi
melalui berbagai jaringan komunikasi
canggih seperti RMDS, Reuters
Monitor Dealing System, broker
voice mail, telex, faksimile.)
 Tidak terorganisasi (unorganizet
market)

1. Instrumen yang
diperjualbelikan

 Surat-surat berharga jangka pendek
(tidak lebih dari satu tahun)
 Pasar likuiditas primer





Memenuhi
kebutuhan
modal
jangka pendek (exp. modal kerja).



Mencari keuntungan.



Suart-surat berharga
jangka panjang
Dana yang bersifat
permanen atau semi
permanen.
Bursa efek



Terorganisasi
(organizet
market).
Diatur
dan
diawasi oleh otoritas pasar
modal, Bapepam-LK.
 Investasi dan atau ekspansi
perusahaan.
 Mencari keuntungan dan
penguasaan perusahaan.

Pertumbuhan dan perkembangan perdagangan internasional mem
butuhkan pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang. Modal jangka
panjang dibutuhkan untuk membiayai pembangunan pabrik baru, sistem
transportasi dan sebagainya. Pembiayaan jangka pendek dibutuhkan untuk
membiayai ekspor dan impor barang serta kebutuhan modal kerja lain.

C. Fungsi, Peserta dan Tujuan Pasar Uang.
Di antara fungsi Pasar uang yaitu:


Sebagai sarana pengendali moneter oleh penguasa moneter
dalam

melaksanakan

Operasi

Pasar

Terbuka

(OPT).

Pelaksanaan OPT oleh BI menggunakan SBI untuk bank
konvensional, atau SBIS untuk bank syariah bagi tujuan

7
kontraksi moneter, dan Surat Berharga Pasar uang (SBPU) atau
SBPU dengan prinsip syariah untuk bank syariah sebagai
instrumen ekspansi moneter. 10


Sebagai sumber informasi bagi perusahaan, pemerintah,
masyarakat, perorangan, sektor luar negeri, dan peserta pasar
uang lainnya mengenai kondisi moneter, preferensi dan
tingkah laku pasar uang, pengaruh kebijakan moneter serta
pengaruh dari interaksi kegiatan ekonomi dalam dan luar
negeri.

Para peserta pasar uang adalah lembaga keuangan, perusahaan besar,
lembaga pemerintah dan individu yang memerlukan dana jangka pendek.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pasar uang yaitu:
 Pihak yang membutuhkan dana, yaitu bank ataupun perusahaan
nonbank yang kebetulan membutuhkan dana yang segera harus
dipenuhi untuk kepentingan tertentu.
 Pihak yang menanamkan dana (investor) atau menjual dana baik
bank maupun perusahaan nonbank dengan tujuan investasi di pasar
uang.
Para pelaku pasar uang terdiri dari bank komersial, perusahaan
pemerintah, dan perusahaan swasta yang bergerak di bidang keuangan
yang terkait erat dengan pemerintah.11

10

Kontraksi Moneter adalah pengurangan likuiditas bank melalui kegiatan OMS.
Sedangkan Ekspansi Moneter adalah penambahan likuiditas bank melalui kegiatan OMS. Lihat
Ibid., 206-207.

8
Sedangkan tujuan Pasar uang yaitu:
Bagi pihak yang membutuhkan dan mencari dana memiliki tujuan antara
lain untuk:
1. Memenuhi kebutuhan jangka pendek, seperti membayar utang
yang segera akan jatuh tempo.
2. Memenuhi kebutuhan likuiditas, disebabkan kekurangan uang kas.
3. Memenuhi kebutuhan modal kerja, yaitu membayar biaya-biaya,
upah karyawan, gaji, pembelian bahan dan kebutuhan modal kerja
lainnya.
4. Sedang mengalami kalah kliring, hal ini terjadi di lembaga kliring
dan harus segera dibayar.
Bagi pihak yang menanamkan dananya (investor) memiliki tujuan antara
lain untuk:
1. Memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu bagi
lembaga keuangan konvensional, sedangkan bagi lembaga
keuangan syariah tergantung dari akad yang digunakan.
2. Bermaksud membantu pihak yang benar-benar mengalami
kesulitan keuangan.
3. Spekulasi, dengan harapan akan memperoleh keuntungan besar
dalam waktu yang relatif singkat dan dalam kondisi ekonomi
tertentu (motif ini tidak diakui oleh Islam). 12

11
12

Ibid., 207-208.
Ibid., 208.

9
D. Kebijakan pengembangan Pasar Uang di Indonesia
Bank Indonesia, sebagai bank sentral di Indonesia telah mengambil
beberapa kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang
sehat, meningkatkan ketersediaan informasi bagi pelaku pasar, serta
meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Instrumen konvensional yang
diterbitkan antara lain penggunaan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Pasar
Uang Antarbank (PUAB), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Pusat
Informasi Pasar Uang (PIPU), penetapan Jakarta Offered Rate (JIBOR),
penyelesaian transaksi secara otomatis tanpa menggunakan kertas, yaitu
pada tahun 1999 diterapkan sistem pembayaran transaksi secara on-line
antarbank dan Bank Indonesia (BI-Line) dan diperkenalkan pula Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement System (System BI-RTGS ).13
Dalam rangka memenuhi tujuan untuk mencapai dan memelihara
kesetabilan nilai rupiah, BI memiliki tugas menetapkan dan melaksanakana
kebijakan moneter. Dalam rangka hal tersebut, BI melakukan pengendalian
moneter berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diamanatkan dalam pasal
10 ayat (2) UU no. 23 tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah
dengan PP Pengganti UU no 2 tahun 2008. Dalam rangka hal tersebut BI
melakukan:

13

Untuk kelompok bank syariah dikeluarkan ketentuan mengenai pasar uang antarbank,
ketetapan GWM rupiah dan valuta asing sebesar 5 % dan 3 % serta instrumen Operasi Pasar
Terbuka yang seluruhnya berlaku bagi bank berdasarkan prinsip syariah. Selanjutnya, guna
meningkatkan penataan surat-surat berharga, SBI, SUN, maka BI memperkenalkan sistem Bank
Indonesia Scriptless Securities Settlement System, BI-SSSS; adalah sarana transaksi dengan BI
termasuk penatausahaannya dan penatausahaan surat berharga secara elektronik dan terhubung
langsung antara peserta, penyelenggara, dan Sistem BI-Real Time Gross Settelment. Ibid., 211212.

10
1. Operasi Moneter Syari’ah (OMS)
Operasi Moneter Syari’ah (OMS) adalah pelaksanaan kebijakan
moneter oleh BI dalam rangka pengendalian moneter melalui
kegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan penyediaan standing

facilities berdasarkan prinsip syariah. 14
2. Operasi Pasar Terbuka (OPT)
Operasi Pasar Terbuka (OPT) adalah kegiatan transaksi pasar uang
berdasarkan prinsip syariah yang dilakukan oleh BI dengan bank
dan pihak lain dalam rangka OMS. OPT dilaksanakan secara
berkala namun dalam hal diperlukan, OPT Syariah dapat
dilakukan sewaktu-waktu antara lain dalam bentuk Fine Tune

Operation (FTO). OPT Syariah dilakukan melalui mekanisme
lelang dan atau nonlelang.15
3. Standing Facilities

Standing facilities Syariah adalah fasilitas yang disediakan oleh
BI kepada bank dalam rangka OMS. Standing facilities Syariah
dilakukan melalui mekanisme nonlelang.16

E. Instrumen Pasar Uang di Indonesia
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam
pasar uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang

14

Ibid., 212.
Ibid., 213.
16
Ibid., 214.
15

11
diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembagalembaga pemerintah. Para investor dapat memilih salah satu dari sekian
banyak surat berharga yang ditawarkan sesuai dengan tujuannya masingmasing. Surat-surat berharga yang ditawarkan di pasar uang disebut dengan
instrumen pasar uang.

Instrumen Pasar Uang Konvensional
Adapun jenis-jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan dalam
pasar uang dengan sistem konvensioanl di Indonesia antara lain: Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Pasar Uang Antarbank (PUAB), Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU), Sertifikat Deposito, Commercial Paper, Repurchase

Agreement, Banker’s Acceptance, Promes dan wesel. Secara umum
instrumen pasar uang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut17:
Jenis Instrumen
1. Promes

2. Wesel

3. Sertifikat Deposito

4. Sertifikat Bank
Indonesia

5. Surat Berharga
Pasar Uang

Karakteristik




















Surat Pengakuan utang
Diterbitkan debitor
Dapat dipindahtangankan
Umumnya dipakai bank dalam PUAB
Surat pengakuan utang
Jangka waktu 1 s.d 90 hari
Surat tagih
Diterbitkan oleh kreditur dan disetujui debitor
Dapat dipindahtangankan
Bukti uang pihak penerbit (bank)
Surat berharga atas unjuk
Bunga dibayar dimuka
Dapat dipindahtangankan
Surat utang (jangka pendek)
Instrumen moneter (kontraksi moneter)
Sarana penanaman dana perbankan
Surat berharga atas nama (jangka pendek)
Diperdagangkan secara diskonto
Bentuk warkat (wesel dan promes)

17

Penerbit
Perusahaan
Bank

Perusahaan
Bank
Bank

Bank Indonesia

Bank Indonesia

Lihat Lihat Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. II (Jakarta:
Kencana, 2010), 216.

12


6. Surat
Perbendaharaan
negara

Dapat dipindahtangankan





Surat utang (jangka pendek)
Diterbitkan oleh pemerintah
Dalam bentuk warkat atau tanpa warkat
(scripless) diterbitkan dalam bentuk yang
diperdagangkan atau dalam bentuk yang tidak
diperdagangkan di pasar sekunder

Pemerintah

Instrumen Pasar Uang Syari’ah
Pelaksanaan Operasi Moneter Syariah yang selanjutnya disebut OMS
adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dalam rangka
pengendalian moneter melalui kegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan
penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah. Adapun jenisjenis instrumen pasar uang yang ditawarkan dalam pasar uang dengan sistem
syariah di Indonesia antara lain:
1. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga
berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata
uang rupiah yang diterbitkan oleh Bnak Indonesia. 18
2. Repurchase Agrement (Repo) SBIS

18

Adapun fitur SBIS yaitu ditujukan sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka
dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip Syariah. SBIS yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia menngunakan akad Ju’alah. Sedangkan mekanisme SBIS
diterbitkan melalui mekanisme lelang. Pihak yang dapat mengikuti lelang SBIS adalah Bank
Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan pialang yang bertindak untuk dan atas
nama BUS dan UUS. Persyaratan mengikuti lelang memenuhi persyaratan Financing to deposit
Ratio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Karakteristik SBIS yaitu: (1) Satuan unit sebesar Rp.
1.000.000,00 (satu juta rupiah). (2) Berjangka waktu paling sedikit 1 (satu) bulan dan paling lama
12 (duabelas bulan). (3) Diterbitkan tanpa warkat (scripless). (4) Dapat diagunkan kepada Bank
Indonesia. (5) Tidak dapat diperdagangkan di Pasar sekunder. Lihat Andri Soemitro, Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah, cet. II (Jakarta: Kencana, 2010), 217.

13
Repo SBIS adalah transaksi pemberian pinjaman oleh Bank
Indonesia kepada BUS atau UUS dengan agunan SBIS
(collateralized borrowing ).19
3. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) adalah surat berharga
negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti
atas sebagian penyertaan terhadap aset SBSN dalam mata uang
rupiah.20

19

Karakteristik Repo SBIS yaitu: (1) Hanya dapat diajukan kepada Bank Indonesia. (2)
menggunakan aqad qard yang diikuti rahn. (3) Berjangka waktu 1 (satu) hari kerja. (4) diberikan
paling banyak sebesar nilai SBIS yang diagunkan. (5) dibuka mulai pukul 17.00 WIB.
Persyaratan Repo SBIS yaitu: (1) BUS atau UUS harus memiliki agunan berupa SBIS
dengan sisa jangka waktu paling singkat 2 (dua) hari kerja pada saat repo SBIS jatuh waktu. (2)
BUS atau UUS tidak sedang dalam masa pengenaan sanksi larangan mengajukan repo SBIS.
Sedangkan mekanisme repo SBIS, BUS atau UUS mengajukan permohonan repo SBIS melalui
BI-SSSS sesuai window time yang ditetapkan. BUS atau UUS yang telah menandatangani
perjanjian pengagunan SBIS dalam rangka repo SBIS dapat mengajukan repo ke BI. Terhadap
repo SBIS dikenakan Biaya. Ibid., 219-220.
20
Mekanisme penatausahaan SBSN terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: (1) Settelment SBSN
di pasar perdana. (2) Pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN. (3) Settelment SBSN di
pasar sekunder.
Tatacara Settelment SBSN di pasar perdana yaitu: (1) BI melakukan Settelment SBSN
berdasarkan penetapan hasil penjualan oleh menteri. (2) Settelment SBSN dilakukan paling lambat
2 (dua) hari kerja setelah tanggal penetapan hasil penjualan SBSN (T+2). (3) perhitungan harga
Settelment per unit SBSN yang diterbitkan dengan cara Bookbuilding dilakukan berdasarkan
metode penetapan harga yang tercantum dalam memorandum informasi yang diterbitkan oleh
Menteri cq. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang. (4) Jangka waktu SBSN dinyatakan dalam
jumlah hari sebenarnya (actual per actual) dan dihitung sejak 1 (satu) hari setelah tanggal
Settelment sampai dengan tanggal jatuh waktu. (5) Agen penjual bertanggung jawab terhadap
Settelment seluruh pemesanan pembelian masing-masing pihak yang pemesanan pembeliannya
telah memperoleh penjatahan. (6) Berdasarkan penetapan hasil penjualan SBSN oleh Menteri,
pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Settelment agen penjual menginput hasil penjatahan
(allotment) SBSN per investor melalui BI-SSSS antara lain nominal SBSN, bank pembayar dan
Subregistry. (7) Agen penjual bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penetapan (setting) broker
bidding limit oleh bank dan atau Subregistry dan Settelment limit oleh bank pembayar di BI-SSSS.
(8) Agen penjual bertanggungjawab terhadap kebenaran dan kelengkapan data hasil penjatahan
(allotment) SBSN perinvestor yang diinput melalui BI-SSSS. (9) BI melakukan Settelment hasil
penjualan SBSN pada tanggal Settelment. (10) Dalam hal saldo rekening giro rupiah milik Bank
dan atau bank pembayar di BI tidak mencukupi untuk melunasi seluruh atau sebagian
kewajibannya sampai dengan cut-off warning sistem BI-RTGS, maka seluruh hasil penjatahan
SBSN yang settelment-nya dilakukan melalui Bank dan atau bank pembayar dinyatakan gagal.
(11) BI memberitahukan secara tertulis kegagalan Settelment transaksi kepada Menteri cq.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang.

14
4. Repurchase Agrement (Repo) SBSN
(Repo) SBSN adalah transaksi penjualan SBSN oleh Bank kepada
Bank Indonesia dengan janji pembelian kembali sesuai dengan
harga dan jangka waktu yang disepakati dalam rangka standing

facilities Syariah.21
5. Instrumen Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS)
Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) adalah kegiatan transaksi
keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah
baik dalam rupiah maupun valuta asing. Instrumen PUAS adalah
instrumen keuangan berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan

Tatacara pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN dilakukan sebagai berikut:
(1) BI melakukan pembayaran imbalan dan atau Nilai Nominal SBSN berdasarkan posisi
kepemilikan SBSN yang tercatat di BI-SSS pada 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal jatuh waktu
pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN (T-2). (2) pembayaran imbalan dan atau nilai
nominal SBSN dilakukan pada tanggal jatuh waktu dengan mendebet rekening giro rupiah milik
pemerintah di BI Dan mengkredit rekening giro rupiah milik bank dan atau bank pembayar di BI
sebesar imblan dan atau nilai nominal SBSN. (3) Pengkreditan rekening giro rupiah milik bank di
BI dilakukan dengan memperhatikan pemisahan kepesertaan antara bank yang melaksanakan
kegiatanusaha secara konvensional dengan kegiatan unit usaha syariah pada bank tersebut
sebagaimana dimaksud dalam ketentuanBI_RTGS. (4) pada hari yang sama dengan hari
pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN oleh BI, Subregistry wajib meneruskan
pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN kepada investor yang tercatat di Subregistry.
Tatacara Settelment SBSN di pasar sekunder dilakukan sesuai ketentuan BI yang
mengatur mengenai BI-SSSS yang berlaku. Ibid., 221.
21
Repo SBSN memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) menggunakan akad al-bai’ yang
disertai dengan al-wa’d (janji) oleh Bank kepada BI dalam dokumen terpisah untuk membeli
kembali SBSN dalam jangka waktu dan harga yang disepakati. (b) berjangka waktu paling lama 14
(empatbelas) hari kalender. (c) terhadap penggunaan Repo SBSN dikenakan biaya repo SBSN
dengan rate sebesar BI-Rate + margin 50 (limapuluh).
Fitur dan Mekanisme: (a) Pihak yang dapat mengajukan repo SBSN kepada BI adalah
bank (BUS atau UUS) untuk kepentingan diri sendiri. (b) Persyaratan SBSN yang dapat direpokan
yaitu: (1) merupakan jenis dan seri yang ditetapkan oleh BI dapat direpokan. (2) tercatat dalam
rekening perdagangan di BI-SSSS. (3) memiliki sisa jangka waktu paling singkat 10 (sepuluh) hari
kerja yang dihitung 1 (satu) hari setelah hari repo SBSN jatuh tempo. (c) Window time pengajuan
Repo SBSN yaitu Repo SBSN dapat diajukan pada pukul16.00 WIB sampai dengan pukul 17.00
WIB pada setiap hari kerja dalam hal pengajuan dilakukan melalui BI-SSSS; atau pukul 12.00
WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB pada setiap hari kerja dalam hal pengajuan dilakukan
melalui surat. (d) Settelment Repo SBSN dilakukan dengan mekanisme penyelesaian transaksi
pertransaksi (gross to gross) dan delivery versus payment. Ibid., 225-226.

15
oleh Bank Syariah atau UUS yang digunakan sebagai sarana
transaksi di PUAS. 22
Pada dasarnya, PUAS dimaksudkan sebagai sarana investasi
antarbank syariah sehingga bank syariah tidak diperkenankan
menanamkan dana pada bank konvensional untuk menghindari
pemanfaatan dana yang akan menghasilkan bunga. Peserta PUAS
adalah bank syariah dan bank konvensional. Bank syariah dapat
dapat melakukan penanaman dana dan atau pengelolaan dana
sedangkan

bank

konvensional

hanya

dapat

menanamkan

dananya.23

22

Ibid., 227.
Fitur dan Mekanisme PUAS: (a) Bank Syariah atau UUS yang akan menerbitkan
Instrumen PUAS wajib mengajukan surat permohonan persetujuan penertiban Instrumen PUAS
kepada BI u.p. Direktorat Perbankan Syariah (DPbS) dengan tembusan kepada Direktorat
Pengelolaan Moneter (DPM). (b) Pengajuan permohonan harus disertai dokumen: (1) Fotokopi
fatwa DSN tentang Instrumen PUAS yang akan diterbitkan. (2) Opini syariah Dewan Pengawas
Syariah dari Bank Syariah atau UUS terhadap Instrumen PUAS yang akan diterbitkan. (3)
Penjelasan tentang Instrumen PUAs yang akan diterbitkan paling kurang menjelaskan
karakteristik, skema transaksi, proses akuntansi, pihak yang berwenang, infrastruktur yang
diperlukan, dan analisis resiko instrumen PUAS tersebut. (4) Draft atau pokok-pokok ketentuan
dalam akad atau kontrak keuangan. (5) Informasi dan atau dokumen lainnya yang dinilai relevan
dan berguna unruk menilai manfaat serta resiko instrumen PUAS tersebut. (c) Untuk Bank
Syariah, surat permohonan ditandatangani oleh direksi. Untuk UUS surat permohonan
ditandatangani oleh direksi kantor pusat bank konvensional, atau oleh kepala UUS. (d) Bank
Syari’ah atau UUS harus melakukan presentasi kepada BI dalam rangka mendapatkan izin atas
Instrumen PUAS yang diterbitkan. (e) BI akan menertibkan surat persetujuan atau penolakan
terhadap surat permohonan. (f) Instrumen PUAS yang telah mendapatkan persetujuan dari BI
belum dapat diterbitkan oleh BI atau UUS sampai diberlakukannya Surat Edaran BI yang
mengatur tentang Instrumen PUAS tersebut. (g) Dengan diberlakukannya Surat Edaran BI yang
mengatur mengenai Instrumen PUAS maka Bank Syari’ah atau UUS yang mengajukan
permohonan dan Bank Syariah atau UUS lainnya dapat langsung menerbitkan dan menggunakan
Instrumen PUAS dimaksud tanpa perlu mengajukan izin penerbitan Instrumen PUAS yang baru
sepanjang Instrumen PUAS yang diterbitkan tidak berbeda dengan Instrumen PUAS yang
dimaksud dalam Surat Edaran BI. (h) Bank Syariah, UUS atau Bank Konvensioanal dapat
membeli Instrumen PUAS yang diterbitkan oleh Bank Syariah atau UUS. (i) Bank Syariah atau
UUS yang menertibkan Instrumen PUAS harus memberikan informasi terkait dengan instrumen
PUAS dimaksud kepada Bank Syariah, UUS atau Bank Konvensional yang akan membeli
Instrumen PUAS tersebut. (j) Bank Syariah, UUS atau Bank Konvensioanal yang melakukan
transaksi PUAS wajib melaporkan transaksi PUAS kepada BI melalui sistem Laporan Harian bank
23

16
6. Surat Berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan.
Yang dimaksud Surat Berharga lain yang berkualitas tinggi dan
mudah dicairkan adalah surat berharga dalam mata uang rupiah
yang diterbitkan oleh badan hukum lain yang mempunyai
peringkat tinggi berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat
yang diakui BI sebagaimana diatur dalam ketentuan BI mengenai
lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui BI, dan sewaktuwaktu dengan mudah dapat dijual ke pasar untuk dijadikan uang
tunai.24

Uum (LHBU) yang merupakan laporan yang disusun dan disampaikan oleh bank pelapor secra
harian kepada BI. Ibid., 227-229.
24
Ibid., 229.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan tentang Pasar Uang Syariah di atas ,
maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pasar Uang Syariah adalah mekanisme yang memungkinkan lembaga
keuangan

syariah

untuk

menggunakan

instrumen

pasar

dengan

mekanisme yang sesuai dengan prinsip syariah baik untuk mengatasi
persoalan kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas.
2. Perbedaan antara Pasar uang dan pasar modal diantaranya terletak pada
lima aspek, yaitu pada Instrumen yang diperjualbelikan, Pasar tempat
pelaksanaan transaksi, Struktur Organisasi, Tujuan Para Penjual (Penerbit
instrumen) dan Tujuan Para Pembeli (investor).
3. Di antara fungsi Pasar uang yaitu sebagai sarana pengendali moneter oleh
penguasa moneter dalam melaksanakan Operasi Pasar Terbuka (OPT);
dan Sebagai sumber informasi bagi para peserta pasar uang.
Para peserta pasar uang adalah lembaga keuangan, perusahaan besar,
lembaga pemerintah dan individu yang memerlukan dana jangka pendek.
Sedangkan tujuan bagi pihak yang membutuhkan yaitu memenuhi
kebutuhan jangka pendek, likuiditas, modal kerja, dan ketika terjadi kalah
kliring. Bagi pihak yang menanamkan dananya (investor) memiliki tujuan

18
yaitu untuk memperoleh penghasilan, membantu pihak yang benar-benar
mengalami kesulitan keuangan, dan spekulasi.
4. Kebijakan BI dalam rangka pengembangan Pasar Uang Syariah yaitu
dengan melakukan Operasi Moneter Syari’ah (OMS) dalam rangka
pengendalian moneter melalui kegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan
penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah.
5. Diantara jenis-jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan dalam pasar
uang dengan sistem syariah di Indonesia yaitu Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS), Repurchase Agrement (Repo) SBIS, Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN), Repurchase Agrement (Repo) SBSN, Instrumen
Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS), dan Surat Berharga lain yang
berkualitas tinggi dan mudah dicairkan.
B. Saran
Pengetahuan tentang Pasar Uang dengan prinsip Syariah sangat
dibutuhkan oleh para akademisi syariah, oleh karena itu kajian tentang hal
tersebut perlu ditindaklanjuti. Dan penulis sadar betul bahwa apa yang
ada dalam makalah ini jauh dari sempurna, maka kritik dan saran selalu
kami harapkan dari para pembaca. Terima kasih.

19
DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Ismail. Ekonomi Moneter Perspektif Islam: Kompilasi Tematik Teori
dan Pengantar Praktik Dalam Bisnis. Surabaya: VIVPRESS, 2011.
Soemitro, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Cet. II. Jakarta:
Kencana, 2010.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani, 2001.
Ahmad, Hasan. Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan
Islami, Terj. Saifurrahman Barito dan Zulfakar Ali. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005.
Fatwa DSN-MUI NO: 37/DSN-MUI/X/2002 tentang Pasar Uang Antarbank
Berdasarkan Prinsip Syari’ah.

20

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PPT Materi Indeks harga
PPT Materi Indeks hargaPPT Materi Indeks harga
PPT Materi Indeks hargaWahyufitri1999
 
Makalah lembaga keuangan syariah
Makalah lembaga keuangan syariahMakalah lembaga keuangan syariah
Makalah lembaga keuangan syariahhershalany
 
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)Marselina Marselina
 
2. konsep manajemen keuangan syariah.pptx
2. konsep manajemen keuangan  syariah.pptx2. konsep manajemen keuangan  syariah.pptx
2. konsep manajemen keuangan syariah.pptxMuh Reza
 
Akad akad dalam bank syariah bab3
Akad akad dalam bank syariah bab3Akad akad dalam bank syariah bab3
Akad akad dalam bank syariah bab3dwi_rahmamosa
 
Teori permintaan islami
Teori permintaan islamiTeori permintaan islami
Teori permintaan islamiRian Ramdani
 
06 Manajemen Likuiditas Bank Syariah.pptx
06 Manajemen Likuiditas Bank Syariah.pptx06 Manajemen Likuiditas Bank Syariah.pptx
06 Manajemen Likuiditas Bank Syariah.pptxmimin27
 
Pasar Modal Syari’Ah
Pasar Modal Syari’AhPasar Modal Syari’Ah
Pasar Modal Syari’Ahguest43545f9
 
PRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHPRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHheckaathaya
 
keseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LMkeseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LMmas karebet
 
Sejarah ekonomi islam masa kontemporer
Sejarah ekonomi islam masa kontemporerSejarah ekonomi islam masa kontemporer
Sejarah ekonomi islam masa kontemporerAn Nisbah
 
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi IslamDistorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islamade orreo
 

Was ist angesagt? (20)

PPT Materi Indeks harga
PPT Materi Indeks hargaPPT Materi Indeks harga
PPT Materi Indeks harga
 
Makalah lembaga keuangan syariah
Makalah lembaga keuangan syariahMakalah lembaga keuangan syariah
Makalah lembaga keuangan syariah
 
Manajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariahManajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariah
 
Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Lembaga Keuangan Mikro  SyariahLembaga Keuangan Mikro  Syariah
Lembaga Keuangan Mikro Syariah
 
Pasar dalam islam
Pasar dalam islamPasar dalam islam
Pasar dalam islam
 
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)
 
2. konsep manajemen keuangan syariah.pptx
2. konsep manajemen keuangan  syariah.pptx2. konsep manajemen keuangan  syariah.pptx
2. konsep manajemen keuangan syariah.pptx
 
Kebijakan Moneter
Kebijakan MoneterKebijakan Moneter
Kebijakan Moneter
 
Produk Produk Perbankan Syariah
Produk Produk Perbankan SyariahProduk Produk Perbankan Syariah
Produk Produk Perbankan Syariah
 
Akad akad dalam bank syariah bab3
Akad akad dalam bank syariah bab3Akad akad dalam bank syariah bab3
Akad akad dalam bank syariah bab3
 
Lembaga keuangan
Lembaga keuanganLembaga keuangan
Lembaga keuangan
 
Teori permintaan islami
Teori permintaan islamiTeori permintaan islami
Teori permintaan islami
 
06 Manajemen Likuiditas Bank Syariah.pptx
06 Manajemen Likuiditas Bank Syariah.pptx06 Manajemen Likuiditas Bank Syariah.pptx
06 Manajemen Likuiditas Bank Syariah.pptx
 
Pasar Modal Syari’Ah
Pasar Modal Syari’AhPasar Modal Syari’Ah
Pasar Modal Syari’Ah
 
PRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHPRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAH
 
keseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LMkeseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LM
 
Pasar modal
Pasar modal Pasar modal
Pasar modal
 
Sejarah ekonomi islam masa kontemporer
Sejarah ekonomi islam masa kontemporerSejarah ekonomi islam masa kontemporer
Sejarah ekonomi islam masa kontemporer
 
murabahah
murabahahmurabahah
murabahah
 
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi IslamDistorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
 

Andere mochten auch

Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsyPasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsyMiftaqurrohman el-Qudsy
 
Korelasi dan regresi ppt
Korelasi dan regresi pptKorelasi dan regresi ppt
Korelasi dan regresi pptMana Khansa
 
Repo & reverse repo
Repo & reverse repoRepo & reverse repo
Repo & reverse repovijjibathina
 
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi IslamMakalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi IslamMuhammad Idris
 
REPOS REPURCHASE AGREEMENT
REPOS REPURCHASE AGREEMENTREPOS REPURCHASE AGREEMENT
REPOS REPURCHASE AGREEMENTStar Fish
 
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...Uofa_Unsada
 
Repo rate and reverse repo rate
Repo rate and reverse repo rateRepo rate and reverse repo rate
Repo rate and reverse repo rateAhana Mohan
 
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN DAN EKONOMI MAKRO TERHADAP RISIKO INVE...
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN DAN EKONOMI MAKRO TERHADAP RISIKO INVE...PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN DAN EKONOMI MAKRO TERHADAP RISIKO INVE...
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN DAN EKONOMI MAKRO TERHADAP RISIKO INVE...aeena
 

Andere mochten auch (12)

Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsyPasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsy
 
Korelasi dan regresi ppt
Korelasi dan regresi pptKorelasi dan regresi ppt
Korelasi dan regresi ppt
 
Repo & reverse repo
Repo & reverse repoRepo & reverse repo
Repo & reverse repo
 
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi IslamMakalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam
 
Pasar Uang dan Pasar Modal
Pasar Uang dan Pasar ModalPasar Uang dan Pasar Modal
Pasar Uang dan Pasar Modal
 
REPOS REPURCHASE AGREEMENT
REPOS REPURCHASE AGREEMENTREPOS REPURCHASE AGREEMENT
REPOS REPURCHASE AGREEMENT
 
Pasar uang dan valas
Pasar uang dan valasPasar uang dan valas
Pasar uang dan valas
 
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
 
EKMA4111: Modul 9
EKMA4111: Modul 9EKMA4111: Modul 9
EKMA4111: Modul 9
 
EKMA 4111: Modul 2
EKMA 4111: Modul 2EKMA 4111: Modul 2
EKMA 4111: Modul 2
 
Repo rate and reverse repo rate
Repo rate and reverse repo rateRepo rate and reverse repo rate
Repo rate and reverse repo rate
 
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN DAN EKONOMI MAKRO TERHADAP RISIKO INVE...
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN DAN EKONOMI MAKRO TERHADAP RISIKO INVE...PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN DAN EKONOMI MAKRO TERHADAP RISIKO INVE...
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN DAN EKONOMI MAKRO TERHADAP RISIKO INVE...
 

Ähnlich wie Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing.pptx
Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing.pptxPasar Uang dan Pasar Valuta Asing.pptx
Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing.pptxRiskamaharani5
 
Penelaahan atas Ketentuan OJK Tentang Penerbitan Sukuk
Penelaahan atas Ketentuan OJK Tentang Penerbitan SukukPenelaahan atas Ketentuan OJK Tentang Penerbitan Sukuk
Penelaahan atas Ketentuan OJK Tentang Penerbitan SukukMelzatia
 
Pasar Modal Syariah.docx
Pasar Modal Syariah.docxPasar Modal Syariah.docx
Pasar Modal Syariah.docxZukét Printing
 
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan a...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan a...Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan a...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan a...megiirianti083
 
Konsep pasar modal_syariah
Konsep pasar modal_syariahKonsep pasar modal_syariah
Konsep pasar modal_syariahnanna00966
 
Mengenal Pasar Modal Syariah.pptx
Mengenal Pasar Modal Syariah.pptxMengenal Pasar Modal Syariah.pptx
Mengenal Pasar Modal Syariah.pptxallifkd6
 
44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)Aminullah Assagaf
 
44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)AminullahAssagaf3
 
Pasar Uang Dan Pasar Sekunder
Pasar Uang Dan Pasar SekunderPasar Uang Dan Pasar Sekunder
Pasar Uang Dan Pasar SekunderAri Munandar
 
Pasar Modal Syariah.docx
Pasar Modal Syariah.docxPasar Modal Syariah.docx
Pasar Modal Syariah.docxZukét Printing
 
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016Mengenal Pasar Modal Syariah 2016
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016Puguh Nugroho
 
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariahManajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariahSyauqi Syaugi
 

Ähnlich wie Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy (20)

Perbankan islam miftaqurrohman el qudsy
Perbankan islam miftaqurrohman el qudsyPerbankan islam miftaqurrohman el qudsy
Perbankan islam miftaqurrohman el qudsy
 
Pasar Uang Syariah.pdf
Pasar Uang Syariah.pdfPasar Uang Syariah.pdf
Pasar Uang Syariah.pdf
 
Pasar Uang Syariah.docx
Pasar Uang Syariah.docxPasar Uang Syariah.docx
Pasar Uang Syariah.docx
 
Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing.pptx
Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing.pptxPasar Uang dan Pasar Valuta Asing.pptx
Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing.pptx
 
Pasar uang (money market)
Pasar uang (money market)Pasar uang (money market)
Pasar uang (money market)
 
Penelaahan atas Ketentuan OJK Tentang Penerbitan Sukuk
Penelaahan atas Ketentuan OJK Tentang Penerbitan SukukPenelaahan atas Ketentuan OJK Tentang Penerbitan Sukuk
Penelaahan atas Ketentuan OJK Tentang Penerbitan Sukuk
 
Pasar Modal Syariah.docx
Pasar Modal Syariah.docxPasar Modal Syariah.docx
Pasar Modal Syariah.docx
 
Pasar Modal Syariah.pdf
Pasar Modal Syariah.pdfPasar Modal Syariah.pdf
Pasar Modal Syariah.pdf
 
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan a...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan a...Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan a...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan a...
 
Konsep pasar modal_syariah
Konsep pasar modal_syariahKonsep pasar modal_syariah
Konsep pasar modal_syariah
 
Mengenal Pasar Modal Syariah.pptx
Mengenal Pasar Modal Syariah.pptxMengenal Pasar Modal Syariah.pptx
Mengenal Pasar Modal Syariah.pptx
 
44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)
 
44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)
 
Pasar Uang Dan Pasar Sekunder
Pasar Uang Dan Pasar SekunderPasar Uang Dan Pasar Sekunder
Pasar Uang Dan Pasar Sekunder
 
Pasar Modal Syariah.pdf
Pasar Modal Syariah.pdfPasar Modal Syariah.pdf
Pasar Modal Syariah.pdf
 
Pasar Modal Syariah.docx
Pasar Modal Syariah.docxPasar Modal Syariah.docx
Pasar Modal Syariah.docx
 
Pasar tk 2
Pasar tk 2Pasar tk 2
Pasar tk 2
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016Mengenal Pasar Modal Syariah 2016
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016
 
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariahManajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
 

Mehr von Miftaqurrohman el-Qudsy

Mehr von Miftaqurrohman el-Qudsy (12)

Babad tempurejo 1
Babad tempurejo  1Babad tempurejo  1
Babad tempurejo 1
 
Istihsan dalam madhhab Hanafi
Istihsan dalam madhhab HanafiIstihsan dalam madhhab Hanafi
Istihsan dalam madhhab Hanafi
 
Istihsan dalam madhhab Hanafi
Istihsan dalam madhhab HanafiIstihsan dalam madhhab Hanafi
Istihsan dalam madhhab Hanafi
 
Wanita miftaqurrohman el qudsy
Wanita miftaqurrohman el qudsyWanita miftaqurrohman el qudsy
Wanita miftaqurrohman el qudsy
 
Revisi biografi syaikh syarofuddin
Revisi biografi syaikh syarofuddinRevisi biografi syaikh syarofuddin
Revisi biografi syaikh syarofuddin
 
Materi buku jurumiyah 2013 biru
Materi buku jurumiyah 2013 biruMateri buku jurumiyah 2013 biru
Materi buku jurumiyah 2013 biru
 
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsyFleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
 
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
 
Biografi shorof edit
Biografi shorof editBiografi shorof edit
Biografi shorof edit
 
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsyBedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
 
Abstraksi fix
Abstraksi fixAbstraksi fix
Abstraksi fix
 
Biografi syekh syarofuddin yahya al-amrithy
Biografi syekh syarofuddin yahya al-amrithyBiografi syekh syarofuddin yahya al-amrithy
Biografi syekh syarofuddin yahya al-amrithy
 

Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy

  • 1. PASAR UANG SYARIAH MAKALAH Diajukan Untuk Menyelesaikan Perkuliahan Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah Oleh: MIFTAQURROHMAN, S.H.I NIM. 2121 1 2020 Dosen Pengampu: DR. HJ. FATMAH, MM PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO 2013 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem finansial merupakan hal penting bagi efisiensi alokasi sumber daya dalam ekonomi modern. Efisiensi diharapkan melaksanakan beberapa fungsi termasuk fungsi fital memfasilitasi intermediasi finansial secara efisien melalui pasar finansial dan institusi finansial seperti Bank. 1 Dalam sistem keuangan, pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market) merupakan bagian dari financial market. Secara konseptual pasar uang adalah suatu kelompok pasar di mana instrument kredit jangka pendek yang umumnya berkualitas tinggi diperjual-belikan. Jangka waktu uang biasanya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang. 2 Dalam pandangan Islam, uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas atau barang dagangan. Maka motif permintaan terhadap uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi ( money demand for transaction), bukan untuk spekulasi atau trading. Islam tidak mengenal permintaan uang untuk motif spekulasi ( money demand for speculation). Dalam pandangan Islam uang adalah flow concept, karenanya harus selalu berputar dalam perekonomian, sebab semakin cepat uang itu berputar dalam 1 Ismail Nawawi, Ekonomi Moneter Perspektif Islam: Kompilasi Tematik Teori dan Pengantar Praktik Dalam Bisnis (Surabaya: VIVPRESS, 2011), 134. 2 Ibid. 2
  • 3. perekonomian, akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan akan semakin baik perekonomian.3 Dari paparan singkat di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas tentang Pasar Uang terutama dengan prinsip Syariah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka pokok permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pengertian Pasar Uang Syariah? 2. Apakah perbedaan antara Pasar Uang dan Pasar Modal? 3. Apakah Fungsi, Peserta dan tujuan Pasar Uang Syariah? 4. Bagaimana kebijakan pengembangan Pasar Uang Syariah di Indonesia? 5. Apa saja Instrumen Pasar Uang Syariah? 3 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), 185; Hasan Ahmad, Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami, Terj. Saifurrahman Barito dan Zulfakar Ali (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), 14. 3
  • 4. BAB II PASAR UANG SYARIAH A. Pengertian Pasar Uang Syariah Pasar Uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagang kan dana jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun. 4 Sedangkan Pasar Uang Syariah adalah mekanisme yang memungkinkan lembaga keuangan syariah untuk menggunakan instrumen pasar dengan mekanisme yang sesuai dengan prinsip syariah baik untuk mengatasi persoalan kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas. 5 Kegiatan di pasar uang ini terjadi karena ada dua pihak; pihak pertama yang kekurangan dana yang sifatnya jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan dana dalam waktu jangka pendek juga. Mereka dipertemukan di pertemukan dalam pasar uang, sehingga unit yang kekurangan memperoleh dana yang dibutuhkan, sedangkan unit yang kelebihan memperoleh penghasilan atas uang yang berlebih tersebut.6 4 Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. II (Jakarta: Kencana, 2010), 201. 5 Ibid., 203. 6 Harga dalam pasar uang biasanya dinayatakan dalam suatu prosentase yang mewakili pendapatan (return) berkaitan dengan penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pelaku dalam pasar uang umumnya disebut peminjam (borrowers) dan pemberi pinjaman (lenders). Peminjam adalah individu yang membeli hak penggunaan dana untuk jangka waktu yang ditentukan sebelumnya. Sedangkan pemberi pinjaman adalah individu yang menjual hak penggunaan dana untuk jangka waktu tersebut. Harga yang diterima oleh pemberi pinjaman untuk melepaskan hak penggunaan dana itu disebut tingkat bunga (interest rate). Misalnya, di dalam pinjaman sebesar Rp. 100,-, apabila pemberi pinjaman menerima Rp. 120,- pada akhir 4
  • 5. Pengertian pasar uang dalam teori ekonomi bukanlah suatu tempat secara fisik orang berjualan dan menjajakan barang dagangannya. Pasar diartikan secara lebih luas dalam pengertian sehari-hari, yaitu pertemuan antara permintaan dan penawaran. Apabila permintaan dan penawaran bertemu di pasar maka akan terjadi transaksi. Dalam transaksi ini dicapai kesepakatan mengenai dua hal, yaitu harga dan volume dari apa yang ditransaksikan.7 Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank-bank Islam memerlukan akses ke pasar uang. Jika bank memiliki kelebihan likuiditas ia dapat menggunakan instrumen pasar uang untuk menginvestasikan dananya, dan apabila kekurangan likuiditas ia dapat menerbitkan instrumen yang dapat dijual untuk mendapatkan dana tunai. Namun dalam hal ini, terdapat perbedaan mendasar anatra Pasar Uang Syariah dan Bank Konvensional: Pertama, pada mekanisme penerbitan. Pada pasar uang konvensional instrumen yang diterbitkan adalah instrumen utang yang dijual dengan diskon dan didasarkan atas perhitungan bunga; sedangkan pasar uang syariah lebih kompleks dan mendekati mekanisme pasar modal, yaitu transaksi keuangan di pasar uang syariah dilandasi oleh akad mudharabah, musyarakah, qardh, wadi’ah, dan al-sharf, tergantung pada kesepakatan pihak yang terkait dan kebutuhan masing-masing. tahun, kelebihan sebesar Rp. 20,- yang diterima tersebut dinyatakan dalam persentase, yaitu 20% tingkat bunga pertahun. Ismail Nawawi, Ekonomi Moneter Perspektif Islam, 136-137. 7 Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, 201-202. 5
  • 6. Kedua, pada sifat instrumen itu sendiri. Instrumen yang dijual di pasar konvensional adalah surat berharga yang mewakili uang di mana unit yang satu memiliki kewajiban kepada unit yang lain. Sedangkan penciptaan instrumen keuangan syariah harus di dukung oleh aktiva, proyek aktiva atau transaksi jual beli yang melatarbelakanginya ( underlying transaction ). Peranti keuangan syariah harus dibentuk melalui sekuritisasi aktiva/proyek aktiva yang merupakan bukti penyertaan, baik dalam bentuk penyertaan musyarakah (management share) yang meliputi modal tetap, dengan hak mengelola, mengawasi dan hak suara dalam pengambilan keputusan. Atau dalam bentuk penyertaan mudharabah (participation share) yang mewakili modal kerja, dengan hak atas modal dan keuntungan dari modal tersebut tanpa adanya hak suara.8 B. Perbedaan antara Pasar uang dan Pasar Modal. Pasar uang dan pasar modal memiliki persamaan, yaitu sebagai sarana bagi investor dalam melakukan investasi di samping sebagai sarana mobilisasi dana bagi pihak yang membutuhkan dana. Namun, pasar uang memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan pasar modal, baik dari segi jangka waktu instrumen diperjualbelikan, tempat penjualannya, serta tujuan para penjual dan pembelinya. Perbedaan tersebut bisa dilihat pada tabel berikut:9 8 9 Ibid., 203. Ibid., 205-206. Lihat juga Ismail Nawawi, Ekonomi Moneter Perspektif Islam, 134-135. 6
  • 7. Aspek Pasar uang Pasar Modal 2. Pasar tempat pelaksanaan transaksi 3. Struktur Organisasi 4. Tujuan Para Penjual (Penerbit instrumen) 5. Tujuan Para Pembeli (investor)   Bersifat Abstrak (dilakukan secara OTC, Over The Counter. Para dealer bekerja di dealing room bank masing-masing dan bertransksi melalui berbagai jaringan komunikasi canggih seperti RMDS, Reuters Monitor Dealing System, broker voice mail, telex, faksimile.)  Tidak terorganisasi (unorganizet market) 1. Instrumen yang diperjualbelikan  Surat-surat berharga jangka pendek (tidak lebih dari satu tahun)  Pasar likuiditas primer   Memenuhi kebutuhan modal jangka pendek (exp. modal kerja).  Mencari keuntungan.  Suart-surat berharga jangka panjang Dana yang bersifat permanen atau semi permanen. Bursa efek  Terorganisasi (organizet market). Diatur dan diawasi oleh otoritas pasar modal, Bapepam-LK.  Investasi dan atau ekspansi perusahaan.  Mencari keuntungan dan penguasaan perusahaan. Pertumbuhan dan perkembangan perdagangan internasional mem butuhkan pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang. Modal jangka panjang dibutuhkan untuk membiayai pembangunan pabrik baru, sistem transportasi dan sebagainya. Pembiayaan jangka pendek dibutuhkan untuk membiayai ekspor dan impor barang serta kebutuhan modal kerja lain. C. Fungsi, Peserta dan Tujuan Pasar Uang. Di antara fungsi Pasar uang yaitu:  Sebagai sarana pengendali moneter oleh penguasa moneter dalam melaksanakan Operasi Pasar Terbuka (OPT). Pelaksanaan OPT oleh BI menggunakan SBI untuk bank konvensional, atau SBIS untuk bank syariah bagi tujuan 7
  • 8. kontraksi moneter, dan Surat Berharga Pasar uang (SBPU) atau SBPU dengan prinsip syariah untuk bank syariah sebagai instrumen ekspansi moneter. 10  Sebagai sumber informasi bagi perusahaan, pemerintah, masyarakat, perorangan, sektor luar negeri, dan peserta pasar uang lainnya mengenai kondisi moneter, preferensi dan tingkah laku pasar uang, pengaruh kebijakan moneter serta pengaruh dari interaksi kegiatan ekonomi dalam dan luar negeri. Para peserta pasar uang adalah lembaga keuangan, perusahaan besar, lembaga pemerintah dan individu yang memerlukan dana jangka pendek. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pasar uang yaitu:  Pihak yang membutuhkan dana, yaitu bank ataupun perusahaan nonbank yang kebetulan membutuhkan dana yang segera harus dipenuhi untuk kepentingan tertentu.  Pihak yang menanamkan dana (investor) atau menjual dana baik bank maupun perusahaan nonbank dengan tujuan investasi di pasar uang. Para pelaku pasar uang terdiri dari bank komersial, perusahaan pemerintah, dan perusahaan swasta yang bergerak di bidang keuangan yang terkait erat dengan pemerintah.11 10 Kontraksi Moneter adalah pengurangan likuiditas bank melalui kegiatan OMS. Sedangkan Ekspansi Moneter adalah penambahan likuiditas bank melalui kegiatan OMS. Lihat Ibid., 206-207. 8
  • 9. Sedangkan tujuan Pasar uang yaitu: Bagi pihak yang membutuhkan dan mencari dana memiliki tujuan antara lain untuk: 1. Memenuhi kebutuhan jangka pendek, seperti membayar utang yang segera akan jatuh tempo. 2. Memenuhi kebutuhan likuiditas, disebabkan kekurangan uang kas. 3. Memenuhi kebutuhan modal kerja, yaitu membayar biaya-biaya, upah karyawan, gaji, pembelian bahan dan kebutuhan modal kerja lainnya. 4. Sedang mengalami kalah kliring, hal ini terjadi di lembaga kliring dan harus segera dibayar. Bagi pihak yang menanamkan dananya (investor) memiliki tujuan antara lain untuk: 1. Memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu bagi lembaga keuangan konvensional, sedangkan bagi lembaga keuangan syariah tergantung dari akad yang digunakan. 2. Bermaksud membantu pihak yang benar-benar mengalami kesulitan keuangan. 3. Spekulasi, dengan harapan akan memperoleh keuntungan besar dalam waktu yang relatif singkat dan dalam kondisi ekonomi tertentu (motif ini tidak diakui oleh Islam). 12 11 12 Ibid., 207-208. Ibid., 208. 9
  • 10. D. Kebijakan pengembangan Pasar Uang di Indonesia Bank Indonesia, sebagai bank sentral di Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang sehat, meningkatkan ketersediaan informasi bagi pelaku pasar, serta meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Instrumen konvensional yang diterbitkan antara lain penggunaan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Pasar Uang Antarbank (PUAB), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU), penetapan Jakarta Offered Rate (JIBOR), penyelesaian transaksi secara otomatis tanpa menggunakan kertas, yaitu pada tahun 1999 diterapkan sistem pembayaran transaksi secara on-line antarbank dan Bank Indonesia (BI-Line) dan diperkenalkan pula Bank Indonesia Real Time Gross Settlement System (System BI-RTGS ).13 Dalam rangka memenuhi tujuan untuk mencapai dan memelihara kesetabilan nilai rupiah, BI memiliki tugas menetapkan dan melaksanakana kebijakan moneter. Dalam rangka hal tersebut, BI melakukan pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diamanatkan dalam pasal 10 ayat (2) UU no. 23 tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah dengan PP Pengganti UU no 2 tahun 2008. Dalam rangka hal tersebut BI melakukan: 13 Untuk kelompok bank syariah dikeluarkan ketentuan mengenai pasar uang antarbank, ketetapan GWM rupiah dan valuta asing sebesar 5 % dan 3 % serta instrumen Operasi Pasar Terbuka yang seluruhnya berlaku bagi bank berdasarkan prinsip syariah. Selanjutnya, guna meningkatkan penataan surat-surat berharga, SBI, SUN, maka BI memperkenalkan sistem Bank Indonesia Scriptless Securities Settlement System, BI-SSSS; adalah sarana transaksi dengan BI termasuk penatausahaannya dan penatausahaan surat berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara peserta, penyelenggara, dan Sistem BI-Real Time Gross Settelment. Ibid., 211212. 10
  • 11. 1. Operasi Moneter Syari’ah (OMS) Operasi Moneter Syari’ah (OMS) adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh BI dalam rangka pengendalian moneter melalui kegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah. 14 2. Operasi Pasar Terbuka (OPT) Operasi Pasar Terbuka (OPT) adalah kegiatan transaksi pasar uang berdasarkan prinsip syariah yang dilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka OMS. OPT dilaksanakan secara berkala namun dalam hal diperlukan, OPT Syariah dapat dilakukan sewaktu-waktu antara lain dalam bentuk Fine Tune Operation (FTO). OPT Syariah dilakukan melalui mekanisme lelang dan atau nonlelang.15 3. Standing Facilities Standing facilities Syariah adalah fasilitas yang disediakan oleh BI kepada bank dalam rangka OMS. Standing facilities Syariah dilakukan melalui mekanisme nonlelang.16 E. Instrumen Pasar Uang di Indonesia Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang 14 Ibid., 212. Ibid., 213. 16 Ibid., 214. 15 11
  • 12. diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembagalembaga pemerintah. Para investor dapat memilih salah satu dari sekian banyak surat berharga yang ditawarkan sesuai dengan tujuannya masingmasing. Surat-surat berharga yang ditawarkan di pasar uang disebut dengan instrumen pasar uang. Instrumen Pasar Uang Konvensional Adapun jenis-jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan dalam pasar uang dengan sistem konvensioanl di Indonesia antara lain: Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Pasar Uang Antarbank (PUAB), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Deposito, Commercial Paper, Repurchase Agreement, Banker’s Acceptance, Promes dan wesel. Secara umum instrumen pasar uang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut17: Jenis Instrumen 1. Promes 2. Wesel 3. Sertifikat Deposito 4. Sertifikat Bank Indonesia 5. Surat Berharga Pasar Uang Karakteristik                    Surat Pengakuan utang Diterbitkan debitor Dapat dipindahtangankan Umumnya dipakai bank dalam PUAB Surat pengakuan utang Jangka waktu 1 s.d 90 hari Surat tagih Diterbitkan oleh kreditur dan disetujui debitor Dapat dipindahtangankan Bukti uang pihak penerbit (bank) Surat berharga atas unjuk Bunga dibayar dimuka Dapat dipindahtangankan Surat utang (jangka pendek) Instrumen moneter (kontraksi moneter) Sarana penanaman dana perbankan Surat berharga atas nama (jangka pendek) Diperdagangkan secara diskonto Bentuk warkat (wesel dan promes) 17 Penerbit Perusahaan Bank Perusahaan Bank Bank Bank Indonesia Bank Indonesia Lihat Lihat Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. II (Jakarta: Kencana, 2010), 216. 12
  • 13.  6. Surat Perbendaharaan negara Dapat dipindahtangankan    Surat utang (jangka pendek) Diterbitkan oleh pemerintah Dalam bentuk warkat atau tanpa warkat (scripless) diterbitkan dalam bentuk yang diperdagangkan atau dalam bentuk yang tidak diperdagangkan di pasar sekunder Pemerintah Instrumen Pasar Uang Syari’ah Pelaksanaan Operasi Moneter Syariah yang selanjutnya disebut OMS adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dalam rangka pengendalian moneter melalui kegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah. Adapun jenisjenis instrumen pasar uang yang ditawarkan dalam pasar uang dengan sistem syariah di Indonesia antara lain: 1. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bnak Indonesia. 18 2. Repurchase Agrement (Repo) SBIS 18 Adapun fitur SBIS yaitu ditujukan sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip Syariah. SBIS yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menngunakan akad Ju’alah. Sedangkan mekanisme SBIS diterbitkan melalui mekanisme lelang. Pihak yang dapat mengikuti lelang SBIS adalah Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS dan UUS. Persyaratan mengikuti lelang memenuhi persyaratan Financing to deposit Ratio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Karakteristik SBIS yaitu: (1) Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah). (2) Berjangka waktu paling sedikit 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (duabelas bulan). (3) Diterbitkan tanpa warkat (scripless). (4) Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia. (5) Tidak dapat diperdagangkan di Pasar sekunder. Lihat Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. II (Jakarta: Kencana, 2010), 217. 13
  • 14. Repo SBIS adalah transaksi pemberian pinjaman oleh Bank Indonesia kepada BUS atau UUS dengan agunan SBIS (collateralized borrowing ).19 3. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas sebagian penyertaan terhadap aset SBSN dalam mata uang rupiah.20 19 Karakteristik Repo SBIS yaitu: (1) Hanya dapat diajukan kepada Bank Indonesia. (2) menggunakan aqad qard yang diikuti rahn. (3) Berjangka waktu 1 (satu) hari kerja. (4) diberikan paling banyak sebesar nilai SBIS yang diagunkan. (5) dibuka mulai pukul 17.00 WIB. Persyaratan Repo SBIS yaitu: (1) BUS atau UUS harus memiliki agunan berupa SBIS dengan sisa jangka waktu paling singkat 2 (dua) hari kerja pada saat repo SBIS jatuh waktu. (2) BUS atau UUS tidak sedang dalam masa pengenaan sanksi larangan mengajukan repo SBIS. Sedangkan mekanisme repo SBIS, BUS atau UUS mengajukan permohonan repo SBIS melalui BI-SSSS sesuai window time yang ditetapkan. BUS atau UUS yang telah menandatangani perjanjian pengagunan SBIS dalam rangka repo SBIS dapat mengajukan repo ke BI. Terhadap repo SBIS dikenakan Biaya. Ibid., 219-220. 20 Mekanisme penatausahaan SBSN terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: (1) Settelment SBSN di pasar perdana. (2) Pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN. (3) Settelment SBSN di pasar sekunder. Tatacara Settelment SBSN di pasar perdana yaitu: (1) BI melakukan Settelment SBSN berdasarkan penetapan hasil penjualan oleh menteri. (2) Settelment SBSN dilakukan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah tanggal penetapan hasil penjualan SBSN (T+2). (3) perhitungan harga Settelment per unit SBSN yang diterbitkan dengan cara Bookbuilding dilakukan berdasarkan metode penetapan harga yang tercantum dalam memorandum informasi yang diterbitkan oleh Menteri cq. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang. (4) Jangka waktu SBSN dinyatakan dalam jumlah hari sebenarnya (actual per actual) dan dihitung sejak 1 (satu) hari setelah tanggal Settelment sampai dengan tanggal jatuh waktu. (5) Agen penjual bertanggung jawab terhadap Settelment seluruh pemesanan pembelian masing-masing pihak yang pemesanan pembeliannya telah memperoleh penjatahan. (6) Berdasarkan penetapan hasil penjualan SBSN oleh Menteri, pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Settelment agen penjual menginput hasil penjatahan (allotment) SBSN per investor melalui BI-SSSS antara lain nominal SBSN, bank pembayar dan Subregistry. (7) Agen penjual bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penetapan (setting) broker bidding limit oleh bank dan atau Subregistry dan Settelment limit oleh bank pembayar di BI-SSSS. (8) Agen penjual bertanggungjawab terhadap kebenaran dan kelengkapan data hasil penjatahan (allotment) SBSN perinvestor yang diinput melalui BI-SSSS. (9) BI melakukan Settelment hasil penjualan SBSN pada tanggal Settelment. (10) Dalam hal saldo rekening giro rupiah milik Bank dan atau bank pembayar di BI tidak mencukupi untuk melunasi seluruh atau sebagian kewajibannya sampai dengan cut-off warning sistem BI-RTGS, maka seluruh hasil penjatahan SBSN yang settelment-nya dilakukan melalui Bank dan atau bank pembayar dinyatakan gagal. (11) BI memberitahukan secara tertulis kegagalan Settelment transaksi kepada Menteri cq. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang. 14
  • 15. 4. Repurchase Agrement (Repo) SBSN (Repo) SBSN adalah transaksi penjualan SBSN oleh Bank kepada Bank Indonesia dengan janji pembelian kembali sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati dalam rangka standing facilities Syariah.21 5. Instrumen Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) adalah kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing. Instrumen PUAS adalah instrumen keuangan berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan Tatacara pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN dilakukan sebagai berikut: (1) BI melakukan pembayaran imbalan dan atau Nilai Nominal SBSN berdasarkan posisi kepemilikan SBSN yang tercatat di BI-SSS pada 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal jatuh waktu pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN (T-2). (2) pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN dilakukan pada tanggal jatuh waktu dengan mendebet rekening giro rupiah milik pemerintah di BI Dan mengkredit rekening giro rupiah milik bank dan atau bank pembayar di BI sebesar imblan dan atau nilai nominal SBSN. (3) Pengkreditan rekening giro rupiah milik bank di BI dilakukan dengan memperhatikan pemisahan kepesertaan antara bank yang melaksanakan kegiatanusaha secara konvensional dengan kegiatan unit usaha syariah pada bank tersebut sebagaimana dimaksud dalam ketentuanBI_RTGS. (4) pada hari yang sama dengan hari pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN oleh BI, Subregistry wajib meneruskan pembayaran imbalan dan atau nilai nominal SBSN kepada investor yang tercatat di Subregistry. Tatacara Settelment SBSN di pasar sekunder dilakukan sesuai ketentuan BI yang mengatur mengenai BI-SSSS yang berlaku. Ibid., 221. 21 Repo SBSN memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) menggunakan akad al-bai’ yang disertai dengan al-wa’d (janji) oleh Bank kepada BI dalam dokumen terpisah untuk membeli kembali SBSN dalam jangka waktu dan harga yang disepakati. (b) berjangka waktu paling lama 14 (empatbelas) hari kalender. (c) terhadap penggunaan Repo SBSN dikenakan biaya repo SBSN dengan rate sebesar BI-Rate + margin 50 (limapuluh). Fitur dan Mekanisme: (a) Pihak yang dapat mengajukan repo SBSN kepada BI adalah bank (BUS atau UUS) untuk kepentingan diri sendiri. (b) Persyaratan SBSN yang dapat direpokan yaitu: (1) merupakan jenis dan seri yang ditetapkan oleh BI dapat direpokan. (2) tercatat dalam rekening perdagangan di BI-SSSS. (3) memiliki sisa jangka waktu paling singkat 10 (sepuluh) hari kerja yang dihitung 1 (satu) hari setelah hari repo SBSN jatuh tempo. (c) Window time pengajuan Repo SBSN yaitu Repo SBSN dapat diajukan pada pukul16.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB pada setiap hari kerja dalam hal pengajuan dilakukan melalui BI-SSSS; atau pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB pada setiap hari kerja dalam hal pengajuan dilakukan melalui surat. (d) Settelment Repo SBSN dilakukan dengan mekanisme penyelesaian transaksi pertransaksi (gross to gross) dan delivery versus payment. Ibid., 225-226. 15
  • 16. oleh Bank Syariah atau UUS yang digunakan sebagai sarana transaksi di PUAS. 22 Pada dasarnya, PUAS dimaksudkan sebagai sarana investasi antarbank syariah sehingga bank syariah tidak diperkenankan menanamkan dana pada bank konvensional untuk menghindari pemanfaatan dana yang akan menghasilkan bunga. Peserta PUAS adalah bank syariah dan bank konvensional. Bank syariah dapat dapat melakukan penanaman dana dan atau pengelolaan dana sedangkan bank konvensional hanya dapat menanamkan dananya.23 22 Ibid., 227. Fitur dan Mekanisme PUAS: (a) Bank Syariah atau UUS yang akan menerbitkan Instrumen PUAS wajib mengajukan surat permohonan persetujuan penertiban Instrumen PUAS kepada BI u.p. Direktorat Perbankan Syariah (DPbS) dengan tembusan kepada Direktorat Pengelolaan Moneter (DPM). (b) Pengajuan permohonan harus disertai dokumen: (1) Fotokopi fatwa DSN tentang Instrumen PUAS yang akan diterbitkan. (2) Opini syariah Dewan Pengawas Syariah dari Bank Syariah atau UUS terhadap Instrumen PUAS yang akan diterbitkan. (3) Penjelasan tentang Instrumen PUAs yang akan diterbitkan paling kurang menjelaskan karakteristik, skema transaksi, proses akuntansi, pihak yang berwenang, infrastruktur yang diperlukan, dan analisis resiko instrumen PUAS tersebut. (4) Draft atau pokok-pokok ketentuan dalam akad atau kontrak keuangan. (5) Informasi dan atau dokumen lainnya yang dinilai relevan dan berguna unruk menilai manfaat serta resiko instrumen PUAS tersebut. (c) Untuk Bank Syariah, surat permohonan ditandatangani oleh direksi. Untuk UUS surat permohonan ditandatangani oleh direksi kantor pusat bank konvensional, atau oleh kepala UUS. (d) Bank Syari’ah atau UUS harus melakukan presentasi kepada BI dalam rangka mendapatkan izin atas Instrumen PUAS yang diterbitkan. (e) BI akan menertibkan surat persetujuan atau penolakan terhadap surat permohonan. (f) Instrumen PUAS yang telah mendapatkan persetujuan dari BI belum dapat diterbitkan oleh BI atau UUS sampai diberlakukannya Surat Edaran BI yang mengatur tentang Instrumen PUAS tersebut. (g) Dengan diberlakukannya Surat Edaran BI yang mengatur mengenai Instrumen PUAS maka Bank Syari’ah atau UUS yang mengajukan permohonan dan Bank Syariah atau UUS lainnya dapat langsung menerbitkan dan menggunakan Instrumen PUAS dimaksud tanpa perlu mengajukan izin penerbitan Instrumen PUAS yang baru sepanjang Instrumen PUAS yang diterbitkan tidak berbeda dengan Instrumen PUAS yang dimaksud dalam Surat Edaran BI. (h) Bank Syariah, UUS atau Bank Konvensioanal dapat membeli Instrumen PUAS yang diterbitkan oleh Bank Syariah atau UUS. (i) Bank Syariah atau UUS yang menertibkan Instrumen PUAS harus memberikan informasi terkait dengan instrumen PUAS dimaksud kepada Bank Syariah, UUS atau Bank Konvensional yang akan membeli Instrumen PUAS tersebut. (j) Bank Syariah, UUS atau Bank Konvensioanal yang melakukan transaksi PUAS wajib melaporkan transaksi PUAS kepada BI melalui sistem Laporan Harian bank 23 16
  • 17. 6. Surat Berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan. Yang dimaksud Surat Berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh badan hukum lain yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat yang diakui BI sebagaimana diatur dalam ketentuan BI mengenai lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui BI, dan sewaktuwaktu dengan mudah dapat dijual ke pasar untuk dijadikan uang tunai.24 Uum (LHBU) yang merupakan laporan yang disusun dan disampaikan oleh bank pelapor secra harian kepada BI. Ibid., 227-229. 24 Ibid., 229. 17
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan tentang Pasar Uang Syariah di atas , maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Pasar Uang Syariah adalah mekanisme yang memungkinkan lembaga keuangan syariah untuk menggunakan instrumen pasar dengan mekanisme yang sesuai dengan prinsip syariah baik untuk mengatasi persoalan kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas. 2. Perbedaan antara Pasar uang dan pasar modal diantaranya terletak pada lima aspek, yaitu pada Instrumen yang diperjualbelikan, Pasar tempat pelaksanaan transaksi, Struktur Organisasi, Tujuan Para Penjual (Penerbit instrumen) dan Tujuan Para Pembeli (investor). 3. Di antara fungsi Pasar uang yaitu sebagai sarana pengendali moneter oleh penguasa moneter dalam melaksanakan Operasi Pasar Terbuka (OPT); dan Sebagai sumber informasi bagi para peserta pasar uang. Para peserta pasar uang adalah lembaga keuangan, perusahaan besar, lembaga pemerintah dan individu yang memerlukan dana jangka pendek. Sedangkan tujuan bagi pihak yang membutuhkan yaitu memenuhi kebutuhan jangka pendek, likuiditas, modal kerja, dan ketika terjadi kalah kliring. Bagi pihak yang menanamkan dananya (investor) memiliki tujuan 18
  • 19. yaitu untuk memperoleh penghasilan, membantu pihak yang benar-benar mengalami kesulitan keuangan, dan spekulasi. 4. Kebijakan BI dalam rangka pengembangan Pasar Uang Syariah yaitu dengan melakukan Operasi Moneter Syari’ah (OMS) dalam rangka pengendalian moneter melalui kegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah. 5. Diantara jenis-jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan dalam pasar uang dengan sistem syariah di Indonesia yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Repurchase Agrement (Repo) SBIS, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Repurchase Agrement (Repo) SBSN, Instrumen Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS), dan Surat Berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan. B. Saran Pengetahuan tentang Pasar Uang dengan prinsip Syariah sangat dibutuhkan oleh para akademisi syariah, oleh karena itu kajian tentang hal tersebut perlu ditindaklanjuti. Dan penulis sadar betul bahwa apa yang ada dalam makalah ini jauh dari sempurna, maka kritik dan saran selalu kami harapkan dari para pembaca. Terima kasih. 19
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Nawawi, Ismail. Ekonomi Moneter Perspektif Islam: Kompilasi Tematik Teori dan Pengantar Praktik Dalam Bisnis. Surabaya: VIVPRESS, 2011. Soemitro, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Cet. II. Jakarta: Kencana, 2010. Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani, 2001. Ahmad, Hasan. Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami, Terj. Saifurrahman Barito dan Zulfakar Ali. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Fatwa DSN-MUI NO: 37/DSN-MUI/X/2002 tentang Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syari’ah. 20