Cara Kerja Penghimpunan Dana (Funding) pada Bank & Fintech Syari'ah _Pelatih...
Sim
1. e-Money
Uang elekronik (e-Money) mulai dikenal masyarakat terutama untuk pembayaran yang
berjumlah kecil, tetapi frekuensi penggunaannya tinggi. Penggunaan uang elekronik sangat
efektif dan efisien untuk pembayaran transportasi kereta api, bis, parkir, tol, fast food, dll.
Saat ini mulai banyak bank atau lembaga keuangan selain bank yang ikut menerbitkan uang
elektronik. Diprediksi ke depan penggunaan uang elekronik semakin meningkat, sesuai dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat. Perkembangan uang elektronik sangat pesat, pertama
kali terbit April tahun 2007 hanya sebanyak 165.193, tetapi dalam kurun waktu 3 tahun
kemudian sudah mencapai hampir 8 juta yang beredar.
Pada 2009, Bank Indonesia mencatat 77% transaksi di Indonesia merupakan transaksi retail
dengan nominal kecil atau senilai Rp 113 triliun. Sebagian besar transaksi tersebut
menggunakan uang tunai yang rata-rata jumlah transaksi tahunannya mencapai 6,2 juta kali
transaksi dengan nilai Rp260 triliun, dengan asumsi peningkatan nilai 10% setiap tahunnya.
Sekarang sebagian transaksi retail sudah dikonversikan ke dalam bentuk elektronis, dimana
informasi telah disimpan dalam chip di kartu plastik atau di server untuk kemudian
ditransmisikan ke sistem informasi terbuka seperti internet. Inilah yang disebut electronic
money (e-money) yang bisa mengurangi peredaran uang tunai di masyarakat. Berkurangnya
penggunaan uang tunai dinilai baik untuk perekonomian. Executive Vice President Visa
kawasan Eropa Steve Perry mengatakan biaya uang tunai itu mahal. Dalam dunia bisnis,
misalnya seperti supermarket, mereka merasa harus mengeluarkan uang tunai dari sistem
mereka sehingga lebih mudah untuk dikendalikan. Sebab lebih banyak uang tunai berarti lebih
banyak biaya, bahkan bisa mencapai dua pertiga biaya total. Bank Sentral Belanda
memperkirakan biaya tahunan mengelola uang tunai mencapai €300 per keluarga. Untuk itu
Bank Indonesia berusaha mendorong perkembangan e-money ini untuk mewujudkan less cash
society.
Pengertian Uang Elekronik (e-Money)
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009 tentang uang elektronik,
mendifinisikan Uang Elekronik adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
a) diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit
b) nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip;
2. c) digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang dan dikelola oleh penerbit uang
elektronik tersebut;
d) nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan
merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai perbankan.
Jenis Uang Elekronik
Uang elektronik ditinjau dari jenisnya ada 2, yaitu:
1. Registered
Registered artinya data identitas pemegang uang elektronik tercatat dan terdaftar pada
penerbit.
Nilai uang yang tersimpan di dalam media chip atau server penerbit paling banyak Rp.
5 juta.
2. Unregistered
Unregistered artinya data identitas pemegang uang elektronik tidak tercatat dan tidak
terdaftar pada penerbit.
Nilai uang yang tersimpan di dalam media chip atau server penerbit paling banyak Rp.
1 juta.
Ketentuan Bank Indonesia bahwa uang elektronik baik yang registered maupun yang
unregistered dibatasi total transaksi paling banyak Rp. 20 juta per bulan.
Uang elektronik ditinjau dari basis teknologi yang digunakan ada 2, yaitu:
1. Uang elektronik berbasis chip (chip based), memiliki karakteristik sebagai berikut:
Nilai uang disimpan di dalam media chip;
Verifikasi transaksi lebih cepat, karena bersifat off-line;
Sangat cocok sebagai alat pembayaran yang bersifat massal dengan nilai transaksi kecil,
tetapi frekuensinya tinggi, seperti pembayaran tiket kereta api, parkir, tol.
2. Uang elektronik berbasis server (server based), memiliki karakteristik sebagai berikut:
Nilai uang disimpan di dalam server penerbit;
Verifikasi transaksi lebih lambat, karena harus on-line kepada penerbit.
3. Kurang cocok sebagai alat pembayaan yang bersifat massal, tetapi lebih cocok untuk
micro/retail payment lainnya.
Penerbit Uang Elektronik
Dengan berkembangnya penggunaan uang elektronik untuk berbagai keperluan seperti untuk
membayar tol, berbelanja, gas, parkir, pulsa, transportasi, dan lain-lain. Diprediksi pada tahun-
tahun mendatang akan semakin banyak bank dan lembaga selain bank yang akan menerbitkan
uang elektronik.
Berikut berbagai instrumen dan penerbit uang elektronik
(Berbasis Chip)
Penerbit(Berbasis Server)
1 T-Cash Telkomsel
2 dompetku Indosat
3 Fleksi Cash Telkom
4 Transjakarta Bank DKI
5 Java Jazz Bank BNI
6 Gas, Parking, Food Court, Retailer, Tol BCA
7 Tol Jakarta, Gas, Indomaret Bank Mandiri
8 Tol Surabaya Bank Mega
9 BRIZZI (Retail) BRI
Sumber: Webside penerbit dan berbagai sumber.
4. BAB 9
Keamanan Informasi
Keamanan Informasi
Digunakan untuk mendeskripsikan perlindungan baik peralatan komputer maupun non
komputer, fasilitas, data, dan informasi dari penyalahgunaan pihak-lpihak yang tidak
berwenang.
Tujuan Keamanan Informasi
1. Kerahasiaan, perusahaan berusaha untuk melindungi data dan informasinya dari
pengungkapan kepada orang-orang yang tidak berwenang. Contohnya: piutang dagang,
pembelian, dan utang dagang.
2. Ketersediaan, adalah menyediakan data dan informasi sedia bagi pihak-pihak yang
memiliki wewenang untuk menggunakannya. Contohnya: sistem informasi sumber daya
manusia dan sistem informasi eksekutif
3. Integritas, semua sistem informasi harus memberikan representasi akurat atas sistem fisik
yang di representasikannya.
4. Keamanan informasi, aktifitas untuk menjaga agar sumber daya informasi tetap aman.
Sedangkan, aktifitas untuk menjaga agar perusahaan dan sumber daya informasinya tetap
berfungsi setelah adanya bencana disebut manajemen keberlangsungan bisnis.
Manajemen Keamanan Informasi
Manajemen Informasi terdiri dari 4 tahap:
1. Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber daya informasi perusahaan.
2. Mendefinisikan resiko yang dapat di sebabkan oleh ancaman-ancaman tersebut.
3. Menentukan kebijakan keamanan dan informasi.
4. Mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi resiko-resiko tersebut.
Ancaman (Information Security Threat)
Ancaman keamanan informasi, Adalah orang, organisasi, mekanisme, atau peristiwa yang
memiliki potensi untuk membahayakan sumberdaya informasi perusahaan.
Ancaman Internal dan Eksternal, ancaman internal mencakup bukan hanya karyawan
perusahaan, tetapi juga pekerja temporer, konsultan, kontraktor, dan bahkan mitra bisnis
perusahaan tersebut. Sedangkan, ancaman eksternal adalah ancaman yang di luar perusahaan
5. yang tidak ada hubungannya dengan internal seperti perusahaan lain yang sama produk
dengan perusahaan kita atau bisa juga disebut pesaing dalam usaha.
Jenis Ancaman
Virus, hanyalah salah satu contoh jenis peranti lunak yang menyandanng namaperanti lunak
yang berbahaya (malicios software). Malicios dan malware,terdiri atas program program
lengkap atau segmensegmen kode yang dapat menyerang suatu sistem dan melakukan fungsi-
fungsi yang tidak di harapkan oleh pemilik sistem. Fungsi-fungsi tersebut dapat menghapus
file atau menyebabkan sistem tersebut berhenti.
Risiko
Risiko keamanan informasi di definisikan sebagai potensi output yang tidak di harapkan dari
pelanggaran keamanan informasi oleh ancaman keamanan informasi. Risiko-risiko seperti ini
di bagi menjadi 4 jenis, yaitu:
1. pengungkapan informasi yang tidak terotoritas dan pencurian.
2. penggunaan yang tidak terotorisasi.
3. penghancuran yang tidak terotorisasi dan penolakan pelayanan.
4. modifikasi yang tidak terotorisasi.
Persoalan E-Commerce
E-commerce (perdagangan elektronik) telah memperkenalkan keamanan baru. Masalah ini
bukanlah perlindungan data, informasi, dan peranti lunak, tapi perlindungan dari pemalsuan
kartu kredit. Menurut sebuah survei yang di lakukan oleh gartner group, pemalsuan kartu
kredit 12 kali lebih sering terjadi untuk para peritel.
E-Commerce di bandingkan dengan para pedagang yang berurusan dengan pelanggan mereka
secara langsung. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaanperusahaan kartu kredit yang
utama telah mengimplementasikan program yang di tujukan secara khusus untuk keamanan
kartu kredit e-commerce.
Kartu Kredit “Sekali Pakai”
Pada september 2000, American Express mengumumkan sebuah kartu kredit “sekali
pakai”. Kartu ini bekerja dengan cara: Saat pemegang kartu ingin membeli sesuatu secara
online, ia akan memperoleh angka yang acak dari situs web perusahaan kartu kredit tersebut.
6. Angka inilah, dan bukannya nomor kartu kredit pelanggan tersebut, yang di berikan
kemudian melaporkannya ke perusahaan kartu kredit untuk pembayaran.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko di identifikasi sebagai satu dari dua strategi untuk mencapai keamanan
informasi.
Pendefinisian risiko terdiri atas empat langkah, yaitu:
1. identifikasi aset-aset bisnis yang harus di lindungi dari risiko.
2. menyadari risikonya.
3. menentukan tingkatan dampak pada perusahaan jika risiko benar-benar terjadi.
4. menganalisis kelemahan perusahaan tersebut.
7. BAB 10
Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi
Moral Etika dan Hukum Dalam Sistem Informasi
Moral : Tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar atau salah
Etika : Satu set kepercayaan, standart atau pemikiran yang mengisi suatu individu,
kelompok dan masyarakat.
Hukum: peraturan perilaku yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti pemerintah pada
rakyat atau warga negaranya.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling
mudah diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain pihak etika dan moral tidak
didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat.
Etika dan Jasa Informasi
Etika komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial tekhnologi
komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan tekhnologi tsb secara
etis. Manajer yang paling bertanggungjawab terhadap etika komputer adalah CIO (Chief
Information Officer). Etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu :
1. CIO harus waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat.
2. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan kebijakan – kebijakan yang
memastikan bahwa teknologi tersebut secara tepat.
Kekuatan yg dimiliki CIO dalam menerapkan etika IT (Information Technology) pada
perusahaannya dan jg masyarakat sangat dipengaruhi kesadaran hukum, budaya etika dan
kode etik profesional oleh CIO itu sendiri.
Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa bukan hanya CIO sendiri yang
bertanggungjawab atas etika komputer. Para manajer puncak lain juga bertanggungjawab.
Implikasi Etis Teknologi Informasi
Penggunaan teknologi informasi akan berkaitan erat dengan moral, etika dan hukum. Moral
merupakan tradisi kepercayaan mengenai prilaku yang benar dan salah dan berlaku secara
universal. Sementara itu, etika adalah suatu kepercayaan, standar atau pemikiran yang
mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat tertentu.
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada
sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran
8. bahwa komputer dapat menganggu hak privasi individual. Dalam dunia bisnis salah satu
alasan utama perhatian tsb adalah pembajakan perangkat alat lunak yang menggerogoti
pendapatan penjual perangkat lunak hingga milyaran dolar setahun.
Alasan Pentingnya Etika Komputer
Logical Malleability (Kelenturan Logika)
Transformation Factor (Faktor Transformasi)
Invisiblity Factor (Fator tidak kasat mata)
Hak Sosial Dan Komputer
Hak Atas Komputer
Hak atas akses komputer
Hak atas keahlian computer
Hak atas spesialis computer
Hak atas pengambilan keputusan komputer
Hak atas Property
Hak atas Accuracy
Hak Atas Informasi
Dikenal dengan istilah PAPA (Privacy, Accuracy, Property, Accessibility)
Hak atas Privacy;
Hak atas Accessibility;
Hak akses informasi yang memang dipublikasikan, seperti berita-berita, hasil penelitian, dll.
9. BAB 12
Meningkatkan Proses Pengambilan Keputusan
Sistem Informasi dan Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan pada dunia bisnis biasanya terbatas pada pihak manajemen
numun dengan sistem informasi saat ini yang membuat sistem informasi menjadi tersedia untuk
golongan yang lebih rendah maka karyawan golongan rendan bertanggung jawab atas beberapa
keputusa. Berbagai tingkatan dalam organisasi (strategis, manajmen, operasional) mempunyai
persyaratan pengambilan keputusan yang berbeda pula. Suatu keputusan dapat bersifat
terstruktur, semiterstruktur, tidak struktur. Keputusan terstruktur berkisar antara tingkat
operasional dari organisasi, dan keputusan tidak terstruktur pada tingkat strategis. Pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok, dan oleh berbagai tingkatan
karyawan, seperti manajer operasional, menengah, dan senior. Dalam proses pengambilan
keputusan ada empat tahapan: kecerdasan (intelligence), rancangan (desing), pemilihan
(choice), dan implementasi (implementation). Sistem untuk membantu proses pengambilan
keputusan tidak selalu menghasilkan keputusan yang lebih baik yang meningkatkan kinerja
perusahaan, karena persoalan-persoalan terkait kualitas informasi, saringan manajemen, dan
inersia organisasional.
Sistem untuk Mendukung Keputusan.
Beberapa model yang berbeda tentang apa yang biasanya dilakukan manajer dalam organisasi
menunjukkan bagaimana sistem informasi dapat digunakan untuk mendukung proses-proses
manajerial. Model klasik sebelumnya mengenai aktivitas manajerial mengarah pada fungsi
merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, memutuskan, dan mengendalikan.
Penelitan-Penelitian terbaru yang memerhatikan perilaku aktual dari manajer mendapati bahwa
aktivitas manajer sesungguhnya sangat terpecah-pecah, bervariasi, dan singkat durasinya.
Manajer-manajer berpindah sangat cepat dan intensif dari satu masalah ke masalah lain.
Manajer menghabiskan cukup banyak waktu untuk mengejar sasaran dan agenda pribadinya,
dan manajer-manajer dewasa ini tidak telalu berani mengambil keputusan mengenai kebijakan
yang menyeluruh dan besar.
10. Teknologi infromasi menyediakan perangkat baru bagi manajer untuk melaksanakan peran
lama dan peran baru mereka, memungkinkan mereka untuk mengawasi, merencanakan, dan
meramalkan dengan lebih tepat dan cepat dari sebelumnya dan untuk merespons perubahan
lingkungan bisnis dengan lebih cepat. Sistem informasi telah banyak berguna untuk manajer
dalam memberkan dukungan bagi peran mereka dalam menyebarkan informasi, menjadi
penghubung antara berbagai tingkatan organisasi, dan mengalokasikan sumber-sumber daya.
Namun, beberapa peran manajerial tidak dapat dibantu oleh sistem informasi, dan keberhasilan
sistem informasi dalam mendukung pengambilan keputusan tidak terstruktur tidaklah terlalu
baik.
Sistem informasi manajemen (SIM) memberikan informasi tentang kinerja perusahaan untuk
membantu manajer membantu dan mengendalikan bisnin, biasanya dalam bentuk laporan
terjadwal yang rutin dan tetap berdasarkan pada data yang dirangkum dari sistem proses
transaksi perusahaan. SIM mendukung keputusan terstrutur dan beberapa keputusan
semiterstruktur.
Sistem pendukung keputusan (DSS) menggabungkan data, model, dan perangkat analitis yang
tepat, dan peranti lunak yang mudah digunakan menjadi satu sistim yang kuat yang dapat
mendukung pengabilan keputusan semiterstruktur dan tidak terstruktur. Komponen-komponen
DSS adalah basis data DSS, antarmuka pengguna, dan sistim peranti lunak DSS : yang
digerakkan oleh model dan oleh data. DSS dapat mendukung pengambilan keputusan dalam
penentuan harga, manajemen rantai pasokan, dan CRM, selain juga meomodelkan scenario
bisnis alternative. DSS yang diarahkan pada pelanggan dan juga manajer menjadi semakin
banyak tersedia di Web. Sebuah kategori khusus DSS yang dinamakan sistem informasi
gegrafis (GIS) menggunakan teknologi visualisasi data untuk menganalisa dan menampilkan
data untuk merencanakan dan pengambilan keputusan dengan peta digital.
Menujukkan bagaimana sistem pendukung eksekutif (ESS).
Sistem pendukung manajemen (ESS) membantu manajer senior dalam masalah-masalah tidak
terstruktur yang timbul pada tingkat strategis dalam perusahaan. ESS menyediakan data baik
ari sumber internal maupun eksternal dan menyediakan lingkungan komputasi dan komunikasi
umum yang dapat difokuskan dan diterapkan pada sejumlah masalah yang terus berubah. ESS
membatu eksekutif senior mengawasi kinerja perusahaan, mengenali masalah,
11. mengidentifikasi kesempatan, dan meramalkan tren di masa mendatang. Sistem ini dapat
menyaring perincian tambahan untuk gambaran umum tingkat tinggi, atau menelusuri untuk
menyediakan data transaksi yang terperinci apabila diperlukan oleh manajer senior, ESS
memanfaatkan data perusahaan yang tersedia dari sistem perusahaan.
ESS mambantu manajer senior menganalisis, membandingkan, dan menyoroti tren sehingga
manajer dapat lebih mudah mengawasi kinerja operasional atau mengidentifikasi masalah dan
kesempatan strategis. ESS sangat bermanfaat untuk memindai kondisi lingkungan,
memberikan aspek inteligensi bisnis dengan membantu manajemen mendeteksi ancaman atau
kesempatan strategis dari lingkungan organisasi. ESS dapat meningkatkan jangkauan control
manajemen senior, memungkinkan mereka untuk memantau lebih banyak orang dengan
sumber daya yang lebih sedikit.
Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (GDSS).
GDSS adalah sistem interaktif berbasis komputer yang digunakan untuk memfasilitasi
penyelesaian masalah tidak tersektrutur oleh sekelompok orang-orang yang bekerja sama
dalam kelompok dapat menggunakan sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok
untuk membantu mereka dalam proses pencapaian sebuah keputusan. Sistem pendukung
keputusan kelompok (GDSS) terdiri atas komponen peranti keras, peranti lunak, dan orang.
Komponen perangkat kerasnya termasuk fasilitas ruang konferensi, termasuk pengaturan
tempat duduk. Computer, dan peranti keras eketronik lainnya. Komponen peranti lunaknya
termasuk perangkat untuk mengorganisasikan ide, mengumpulkan informasi, membuat
peringkat dan menentukan prioritas, dan mendokumentasikan hasil rapat. Komponen orang
termasuk para peserta, fasilitator yang terlatih, dan karyawan pendukung peranti keras dan
peranti lunak.
Jika dirancang serta didukung dengan tepat, rapat-rapat dengan GDSS dapat meningkatkan
jumlah ide yang muncul dan meningkatkan kualitas keputusan, sementara hasil yang
diinginkan dapat muncul dengan jumlah rapat yang lebih sedikit dalam lingkungan rapat baik
secara tatap muka maupun terdistribusi (Anson dan Reinicke, 2004), GDSS tampaknya paling
bermanfaat untuk tugas-tugas yang melibatkan pengembangan ide, persoalan-persoalan rumit
dan kelompok berukuran besar (Fjermestad dan Hiltz, 2000-2001, 1998-1999).
12. GDSS mendukung para pengambil keputusan bertemu bersama-sama untuk mencapai
keputusan secara lebih efisien dan terutama bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas
rapat yang dihadiri dari empat atau lima orang. Namun, efektivitas GDSS bergantung pada
komposisi kelompoknya, tugasnya, pilihan perangkat yang dan dukung rapat yang tepat, dan
konteks organisasional dari rapatnya.