SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
PENYUSUNAN SILABUS PADA
KTSP SMK
Bambang Dharmaputra
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Semenjak KTSP diberlakukan tahun 2006, maka hanya SKL dan struktur
kurikulum yang dibakukan oleh Depdiknas. Silabus dan RPP diserahkan ke
sekolah dan guru untuk mengembangkannya berdasarkan panduan BSNP.
Kata kunci: kurikulum SMK, tugas guru, standar kompetensi lulusan, pengkajian
isi silabus, dan pengembangan isi silabus

Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan tersusunnya
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah
dengan mengacu kepada standar isi dan
standar
kompetensi
lulusan
serta
berpedoman pada panduan yang disusun
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
Asumsi yang melandasi pemberian wewe
nang agaknya dilihat dari tuntutan otonomi
daerah dan syarat pendididikan seorang
guru yang harus S1. Oleh sebab itu, seo
rang guru sudah mampu mengembangkan
kurikulum mata pelajarannya dengan
berkonsultasi pimpinan sekolah dan atasan
terkait. Hal ini berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, di mana karakteristik
sentralisasi
kental
dan
mewarnai
kurikulum sekolah. Dari Sabang sampai
Marauke, jika program keahlian sama akan
sama pula isinya, walaupun tuntutan
daerah berbeda. Akibatnya, apa yang
diajarkan di sekolah menjadi tidak sesuai
dengan tuntutan pasar kerja di daerah yang
memang khas berbeda.
Sebelum diberlakukan KTSP, maka SMK
tinggal melaksanakan isi kurikulum yang
sudah dilengkapi dengan GBPP (Garis
Besar Program Pembelajaran) mata diklat /
pelajaran yang sudah baku . Tugas guru

tinggal melaksanakan isi kurikulum yang
seragam di seluruh Indonesia. Secara
teknis, guru tinggal membuat rencana
pelajaran dari GBPP yang diterima
menjadi bahan ajar di kelasnya. Jadi ada
acuan yang sama di seluruh Indonesia,
walaupun pada kenyataannya tuntutan
DUDI (Dunia Usaha dan Industri) mereka
berbeda
Dengan diberlakukan KTSP, maka sekolah
harus
menetapkan
sendiri
Standar
Kompetensi dari masing-masing mata
pelajaran sesuai tuntutan DUDI dan
masyarakatnya.
Guru-guru
harus
bekerjasama dalam MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran) untuk menetapkan
materi apa yang harus diberikan ke murid.
Demikian pula tuntutan apa yang diminta
siswanya sewaktu PSG atau tuntutan
kompetensi unit produksi di sekolah harus
disimak guru produktif.. Berbeda dengan
kurikulum sebelumnya, guru tinggal
menjabarkan saja karena semua telah
terpapar dalam GBPP. Apalagi KTSP
tidak menjelaskan rincian materi ajar
kurikulum produktif, dan menyerahkan
sekolah mengembangkannya. Hal ini tentu
akan memberatkan guru, sehingga banyak
guru yang menengok kurikulum SMK
edisi 2004
Hasil
kajian
Pusat
Kurikulum
Balitbangdiknas (2007) tentang kajian
kebijakan pelaksanaan KTSP SMK
menunjukkan bahwa ada perbedaan
persepsi dalam menjabarkan Permendiknas
No. 22 / 2006 tentang Standar Isi ke dalam
silabus. Dalam aspek Silabus dan RPP
(Rencana Pengembangan Pembelajaran)

Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra)

1
belum tersusun berdasarkan
analisis
kebutuhan sekolah dan keunggulan lokal.
Silabus SMK
Silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu
dan
atau
kelompok
mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber /
bahan/ alat belajar.
Secara teknis, tugas guru mulai tampak di
penyusunan silabus dan RPP. Jika dahulu
silabus atau GBPP sudah baku datang dari
pusat, maka sekarang harus dikembangkan
sekolah sendiri, Guru sebagai ujung
tombak sekolah, tentu akan menjadi
tumpuan pada pengembangan silabus
tersebut. Walaupun di beberapa sekolah
ada kecenderungan silabus hanya disusun
oleh tim inti sekolah, tetapi dalam tingkat
implementasinya di kelas akan ditentukan
oleh guru yang mengajar.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan (2006) menetapkan dua tahap
dalam menyusun silabus, yakni pengkajian
dan penyusunan. Pertama kita dituntut
untuk mengkaji Standar Kompetensi
Lulusan (SKL dan SKKNI) SMK, Standar
Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran,
Standar Kompetensi Lulusan Mata
Pelajaran, Standar Kompetensi, dan
Kompetensi Dasar.

tidak mengikat mereka di kelas. Apalagi di
kelas, yang menentukan isi silabus adalah
guru bukan pimpinan sekolah. Jadi jika
guru tidak sependapat dengan isi silabus
sekolah, maka ia merasa berhak
mengubahnya demi berlangsung proses
belajar mengajar di kelas. Jika pimpinan
sekolah meminta RPP, maka yang disusun
pun hanya untuk memenuhi persyaratan
administrasi dan bukan yang sebenarnya
dilaksanakan di kelas. Hal ini sulit
dikontrol, karena tak mungkin pimpinan
sekolah menguasai rincian isi seluruh
silabus mata pelajaran, apalagi waktu
pimpinan tidak semata untuk itu.
Tugas Guru
Orang tua dan masyarakat menyerahkan
putra/putrinya mereka untuk memperoleh
pendidikan yang menjadi tanggung jawab
sekolah. Di tangan gurulah kepercayaan
itu diamanahkan, dan pimpinan sekolah
hanya mengelola agar amanah tersebut
dapat terwujud dalam kenyataan.
Secara teknis, amanah itu akan dilihat dari
hasil belajar yang diperoleh di sekolah.
Pemerintah menetapkan SKL (Standar
Kompetensi Lulusan) untuk dicapai
kepada para guru, dan SI (Standar Isi)
kepada sekolah untuk mengelola agar SKL
tercapai berupa kurikulum sekolah. Guru
dan sekolah menjadi tumpuan bangsa dan
negara ke depan.

Setelah melakukan pengkajian tersebut,
baru disusun silabus baku tertulis yang
berisi
Standar
Kompetensi
dan
Kompetensi Dasar, Indikator, Materi
Pembelajaran,
Penilaian,
Kegiatan
Pembelajaran, Alokasi Waktu, dan Sumber
Belajar.

Hasil belajar siswa di sekolah dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Beberapa SMK menganggap bahwa tugas
menyusun Silabus adalah tugas sekolah
yang harus dijabarkan oleh guru di kelas
menjadi RPP. Akibatnya, para guru pun
merasa tidak bertanggungjawab akan
isinya karena tidak terlibat dalam proses
penyusunannya. Silabus dianggap sebagai
dokumen administrative sekolah yang

2

HB = X – Y
di mana
HB

= Hasil Belajar Siswa

X

= Apa yang diperoleh siswa

Y

= Apa yang dilupakan siswa

Jadi HB itu akan tinggi jika X tinggi dan Y
rendah, dan inilah tugas guru untuk
mengelola pembelajarannya. Kebanyakan
kita hanya menganggap bahwa X itu
adalah materi apa yang diberikan guru
kepada murid, padahal itu dapat diperoleh

Pevote., Vol.3, No. 4, April 2008 : 1 -10
siswa dari berbagai sumber. Misalnya
lewat perpustakaan, penugasan, praktikum
di sekolah, internet, dan berbagai sumber
yang dikelola guru, Guru harus menjadi
inspirasi muridnya untuk giat mencari ilmu
dari berbagai sumber, bukan mendiktekan
materi ajar yang mungkin sudah
ketinggalan dan tidak menarik lagi.
Di sisi lain guru kalau mungkin menghi
langkan sama sekali Y, yang muncul dari
penolakan murid terhadap proses pembe
lajaran yang diberikan. Y ini mungkin
muncul dari sikap guru maupun cara
mengajar yang salah. Banyak guru yang
mengeluh
bahwa
mereka
sudah
mengajarkan semua materi, tetapi hasil
ujiannya sangat mengecewakan. Hal ini
mungkin Y tinggi, dan guru perlu meneliti
serta memperbaiki agar HB siswa
meningkat. Hubungan X dan Y akan
saling berkaitan, jika X tinggi maka
biasanya Y rendah, atau sebaliknya.
Dalam buku Quantum Learning (2001)
dikatakan bahwa hal pertama yang harus
dilakukan guru adalah menciptakan situasi
agar siswa menerimanya dengan tulus..
Siswa ke sekolah bertujuan mencari ilmu,
sehingga mereka berprinsip AMBAK (Apa
Manfaat Bagi Ku) Hubungan siswa dan
guru cenderung menjadi hubungan
emosional, dan guru dijadikan panutan
dalam segala hal (baik atau buruk). Sedikit
saja ada penolakan murid terhadap
perilaku guru, maka hasil belajar pun akan
menurun.
Akibatnya,
guru
harus
merancang pembelajarannya, sehingga
terjadi interaksi positip antara guru dan
murid. Guru yang ahli materi, belum tentu
diterima muridnya jika terjadi penolakan
dari mereka (entah takut atau lainnya).Jadi
dalam merancang silabus, faktor ini perlu
difikirkan oleh guru
Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 telah
menetapkan SKL untuk SMK. Bahkan
untuk beberapa mata pelajaran sampai
diturunkan ke SKL Mata Pelajaran. Di sini
tidak berbicara rincian isi materi, tetapi

pada pembentukkan karakter lulusan. Apa
yang diharapkan oleh bangsa dan negara
terhadap lulusan SMK harus diupayakan
terbentuk dalam proses pembelajaran yang
dilakukan guru. Jadi sebelum merancang
silabus, maka yang pertama harus dilihat
tuntutan SKL apakah yang disumbangkan
oleh mata pelajarannya.
Ini akan
mempengaruhi guru dalam mengembang
kan metodologi pembelajaran yang cocok
untuk pencapaian SKL tersebut.
Dalam dokumen KTSP ditetapkan SKL
siswa SMK/MAK ada 23 butir, yakni :
1. Berperilaku sesuai dengan ajaran
agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja
2. Mengembangkan diri secara optimal
dengan memanfaatkan kelebihan diri
serta memperbaiki kekurangannya
3. Menunjukkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab atas perilaku,
perbuatan, dan pekerjaannya
4. Berpartisipasi
dalam
aturan-aturan sosial

penegakan

5. Menghargai keberagaman agama,
bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup global
6. Membangun
dan
menerapkan
informasi dan pengetahuan secara
logis, kritis, kreatif, dan inovatif
7. Menunjukkan kemampuan berpikir
logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
pengambilan keputusan
8. Menunjukkan
kemampuan
mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan
sportif untuk mendapatkan hasil yang
terbaik
10. Menunjukkan
menganalisis
dan
masalah kompleks

kemampuan
memecahkan

11. Menunjukkan
kemampuan
menganalisis gejala alam dan sosial

Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra)

3
12. Memanfaatkan lingkungan secara
produktif dan bertanggung jawab
13. Berpartisipasi
dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
bernegara secara demokratis dalam
wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan
seni dan budaya
15. Mengapresiasi karya seni dan budaya
16. Menghasilkan karya kreatif,
individual maupun kelompok

baik

17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri,
kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan
18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara
efektif dan santun
19. Memahami hak dan kewajiban diri dan
orang lain dalam pergaulan di
masyarakat
20. Menghargai
adanya
perbedaan
pendapat dan berempati terhadap orang
lain
21. Menunjukkan keterampilan membaca
dan menulis naskah secara sistematis
dan estetis
22. Menunjukkan keterampilan menyimak,
membaca, menulis, dan berbicara
dalam bahasa Indonesia dan Inggris
23. Menguasai kompetensi program
keahlian dan kewirausahaan baik untuk
memenuhi tuntutan dunia kerja
maupun untuk mengikuti pendidikan
tinggi sesuai dengan kejuruannya
Tuntutan SKL ini tidak dapat begitu saja
diserahkan kepada guru agama, kewarga
negaraan, atau lainnya yang cocok untuk
tuntutan SKL tersebut. Ini adalah pesan
yang dititipkan kepada semua guru untuk
dibentuk kepada setiap warganegara
lulusan SMK/MAK.
Jadi
dalam
menetapkan
Standar
Kompetensi di silabus, maka tuntuan SKL
manakah yang akan dikembangkan pada

4

materi pelajaran yang ingin diberikan
guru. Berkaitan materi ajar yang diberikan
dalam SKL ini baru menyangkut lingkup
kompetensi. Rincian materi yang harus
diberikan tidak disebutkan seperti pada
GBPP kurikulum terdahulu. Sesuai dengan
karakteristik KTSP, maka sekolah lah
yang harus menetapkan rincian materi ajar
melalui kesepakatan para guru dan
tuntutan lainnya.
Secara lugas, materi ajar produktif harus
mengacu pada tuntutan DUDI. Sedangkan
materi ajar adaptif, selain mengacu pada
SKL mata pelajaran, maka harus
menambah wawasan terhadap tuntutan
DUDI agar siswanya berkembang. KTSP
menuntut hal ini ke sekolah, dan akhirnya
ditentukan oleh guru mereka. Materi ajar
tersebut akan muncul di silabus sekolah
yang merupakan pertanggungjawaban guru
dan sekolah kepada stakehoder mereka.
Pengkajian Isi Silabus
Langkah awal seorang guru mengajar
adalah menentukan sasaran yang harus
dicapai setelah satu semester mengajar. Ini
yang disebut sebagai Standar Kompetensi
(SK) dalam silabus. Dalam menyusun SK
produktif, guru harus mengacu pada SKL,
dan materinya dari tuntutan DUDI mereka.
Sedangkan untuk SK adaptif mengacu
pada SKL mata pelajaran terkait dan
tuntutan mata pelajaran produktif agar
siswa dapat berkembang di lapangan kerja.
Penetapan SK ini merupakan hal sentral,
karena dari sini akan dikembangkan KD
(Kompetensi Dasar) dan turunan lainnya.
Ini sebabnya, Dikmenjur menuntut
pengkajian yang mendalam dari guru
untuk menetapkannya. Jadi kompetensi
apa yang akan dikuasai siswa setelah satu
semester akan tercermin di SK silabus. Hal
ini dapat dilakukan guru melalui diskusi
dengan teman sejawat terkait, dan bertanya
kepada siswa yang selesai PSG tentang
materi kompetensi DUDI yang dialami
mereka. Jika ada guru pembimbing PSG,
ini
dapat
dipertajam
lagi
untuk
menghasilkan SK yang baik.

Pevote., Vol.3, No. 4, April 2008 : 1 -10
Setelah guru dapat menetapkan SK ini,
maka kewajibannya untuk mengembang
kan menjadi KD yang akhirnya bermuara
pada SK. Dick dan Carrey (1996) dan
Atwi Suparman (1997) menyebutkannya
sebagai analisis instruksional, Pada
dasarnya,
seorang
guru
diminta
menjabarkan sasaran akhirnya (SK)
menjadi tahap sasaran antara yang harus
dikuasi siswa dalam bentuk KD. Jadi
untuk mencapai SK, maka siswa harus
menguasai dahulu KD yang ditetapkan
dalam silabus. Hubungan KD dengan SK
ini digambarkan dalam bagan belajar yang
dapat berbentuk hierarkikal, prosedural,
pengelompokkan atau kombinasi.

SK

KD -1

KD -2

KD -3

Gambar 1. Bagan Belajar Prosedural untuk
Pencapaian 1 SK dari 3 KD
Pengembangan Isi Silabus
Setelah kita dapat menetapkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, maka
guru diminta mengembangkan isi silabus
sebagaimana
dituntut
KTSP.
KD
selanjutnya diuraikan menjadi komponen
indikator, penilaian, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, dan
sumber belajar. Penguraian ini dapat
berbentuk matriks atau daftar, namun
sebaiknya dipililh matriks karena lebih
mudah melihat hubungannya.
Setelah ditetapkan KD1, maka langkah
berikutnya menetapkan langsung indikator
keberhasilan pencapaian KD. KD yang
dirumuskan dalam bahasa operasional ini
mempunyai ciri-ciri ketercapaian yang
dapat dinilai oleh guru. Ciri ketercapaian
ini, disebut indikator dan harus dapat
dinilai derajat penguasaannya. Jadi jika

semua indikator dikuasai siswa, maka
berarti penguasaan KD terpenuhi dan
dapat dinilai tingkat keberhasilannya.
Penilaian adalah komponen berikutnya
yang perlu ditetapkan guru. Hal yang
dinilai adalah ketercapaian indikator KD
nya. Ini dapat diukur dengan tes lisan,
tertulis, praktik, atau pengamatan terukur
dari guru. Untuk itu diperlukan ukuran
minimal yang harus dicapai siswa, dan ini
disebut KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) dan dicantumkan dalam kolom
penilaian. Jadi setiap indikator harus
mempunyai nilai KKM untuk mengukur
berhasil
atau
tidak.
Sedangkan
keberhasilan KD diukur dari rerata KKM
indikator, dan dan SK diukur dari rerata
ketercapaian KD. Dalam rapor siswa,
maka KKM SK wajib dicantumkan untuk
dibandingan dengan penilaian guru
terhadap siswa yang bersangkutan.
KKM ditentukan dari tiga faktor, yakni in
take siswa, sarana dan prasana pendukung
belajar di sekolah, dan derajat kesulitan
materi pelajaran. Setiap faktor diukur tiga
tingkat dan diberi bobot 1, 2, dan tiga. Jadi
secara keseluruhan bobot KKM maksimal
9 dan jika diprosentasikan menjadi 100 %.
Di silabus, KKM ini perlu dicantumkan
baik di indikator, KD, maupun di SK. Pada
penjelasan penyusunan KTSP awal,
diharapkan KKM besarnya 75, namun
sekarang diberikan kebebasan sekolah
menetapkan KKM mereka sendiri. Sekolah
yang baik, akan mempunyai KKM yang
tinggi pada setiap mata pelajarannya dan
ini akan diuji masyarakat kebenarannya.
Ujian Nasional adalah salah satu bentuk
pengujian KKM yang ditetapkan sekolah
di silabus.
Materi pembelajaran adalah komponen
berikutnya setelah kita dapat menetapkan
indikator dan penilaiannya. Judul bahasan
untuk mencapai penguasaan indikator terse
but disebut materi pembelajaran . Dapat
saja kita merinci materi pembelajaran
secara lengkap, tetapi sebaiknya diserah
kan saja pada guru untuk merincinya
dalam RPP. Dengan menetapkan SK, KD,

Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra)

5
dan KKM indikator dalam silabus, berilah
kewenangan pada guru untuk menetapkan
rincian materi dan kegiatan pembela
jarannya dalam RPP.
Kegiatan pembelajaran adalah komponen
berikutnya setelah kita menetapkan materi
pembelajaran. Di sini guru dituntut
mengelola materi pembelajaran menjadi
kegiatan pembelajaran yang diinginkan
sekolah. Sekolah sebaiknya membatasi
pada rambu-rambu kegiatan pembelajaran
yang harus dicapai guru, dan selanjutnya
dikembangkan guru pada RPP mereka.
Alokasi waktu ditetapkan berdasarkan
waktu yang diperlukan untuk penguasaan
indikator melalui kegiatan pembelajaran
yang dinyatakan dalam silabus.Alokasi
waktu pun hendaknya mempertimbangkan
kegiatan praktik di sekolah, pertemuan di
kelas, atau praktik di DUDI. Namun
sebaiknya silabus hanya membatasi waktu
riel tatap muka yang sesuai jadwal
sekolah. Rincian waktu pelaksanaan dalam
berbagai bentuk diserahkan kepada guru
untuk dimasukkan ke dalam RPP mereka.
Sumber belajar mengacu pada bahan
pembelajaran yang digunakan pada
kegiatan pembelajaran di silabus. Agar
sumber belajar menjadi operasional, maka
sebaiknya buku, modul, job sheet, dan
sumber belajar lain yang digunakan
sekolah dituliskan sandi saja dengan
rujukan halamannya. Kapan sumber
belajar ini digunakan, akan nampak di RPP
guru dan tidak lagi berupa sandi.
Permasalahan Silabus di Sekolah
Sekolah umumnya hanya ada satu silbus
untuk satu mata pelajaran tertentu, dan
diacu semua pihak. Di sisi lain, satu mata
pelajaran dapat diajar oleh banyak guru
yang mungkin berbeda dalam menetapkan
SK dan KD nya. Kewajiban sekolah
mengumpul para guru tersebut untuk
membahas SK dan KD mereka untuk
menghasilkan satu silabus yang menjadi
acuan sekolah

6

Begitu pula, jika suatu mata pelajaran
diberikan oleh guru praktik dan teori yang
berbeda, maka silabusnya dapat satu, jika
laporan hasil belajar (rapor) siswa hanya
satu. Jika hasil belajarnya dilaporkan
berbeda dalam rapor siswa, tentunya akan
ada lebih satu silabus di sekolah
Jika kita amati SI KTSP SMK, maka
banyak mata pelajaran produktif yang
hilang dan bermunculan mata pelajaran
adaptif yang tidak ada pada kurikulum
terdahulu. Begitu pula alokasi waktu
adaptif menjadi besar, tetapi untuk
produktif justru berkurang. Misalnya
menggambar teknik sudah tidak ada di
KTSP, padahal sekolah menganggap itu
perlu bagi siswa.kelak. Begitu pula, ilmu
listrik, pengukuran, dan sejenisnya tidak
nampak pada KTSP. Walaupun sekolah
diberi kewenangan menetapkan sendiri,
namun itu pun terbatas alokasi waktu yang
ada di SI KTSP SMK. Oleh sebab itu,
sekolah dapat merembukkan dengan guru
adaptif untuk membuat silabus yang
mendukung materi produktif yang
dianggap perlu. Jadi silabus adaptif di
SMK tidak sama isinya dengan SMA,
karena ia harus mendukung kemampuan
produktif dan pengembangan diri siswa
SMK.
Hal lain yang perlu difikirkan adalah
silabus untuk mata pelajaran pengem
bangan diri.
KTSP
menyatakan
pengembangan diri bukan mata pelajaran
yang harus diasuh oleh guru. Tujuannya
adalah untuk pengembangan kreativitas
dan bimbingan karier siswa kelak. Oleh
sebab itu, prakerin atau PSG di DUDI
sekolah
dapat
dianggap
sebagai
Pengembangan Diri siswa SMK. Waktu
yang tercantum dalam KTSP sebanyak 192
jam atau setara 24 hari kerja @ 8 jam. di
prakerin.
Di
sini
sekolah
dapat
mengembangkan silabus yang tentunya
harus dibicarakan dengan DUDI mereka.
Guru penanggung jawab prakerin yang
membuat silabus Pengembangan Diri, dan
kemudian dikonsultasikan ke DUDI

Pevote., Vol.3, No. 4, April 2008 : 1 -10
Hal yang serupa, jika sekolah bekerjasama
dengan BPPK (Balai Pengembangan
Pendidikan Kejuruan) yang berdiri sendiri
dan lepas dari kendali SMK. Silabus dapat
saja dikembangkan oleh SMK dengan
persetujuan isi dari BPPK. Apakah isi
materi pembelajaran di BPPK disatukan ke
mata pelajaran tertentu, atau berdiri sendiri
sebagai bagian mata pelajaran produktif,
ini ditentukan sepenuhnya oleh sekolah.
Intinya sekolah harus mempunyai silabus
tentang kompetensi yang dilatihkan
kepada siswa mereka, walaupun RPP nya
mungkin tidak ada karena bukan guru
sekolah.yang dapat diminta membuatnya..

Peningkatan
dan
Pengembangan
Aktivitas Instruksional. Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Depdikbud.
Tatag Yuli Eko Siswono. 2008.
Mencermati
Kurikulum
Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) di
Sekolah. Universitas Negeri Surabaya:
Jurusan Matematika FMIPA

Rujukan Pustaka
Depdiknas, 2008..Penetapan Kriteria
Ketuntasan Minimal. Sosialisai KTSP,
Materi 19
Depdiknas, Dirjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Direktorat
Pembinaan
Sekolah
Menengah
Kejuruan. 2006; Bahan Bimbingan
Teknis Penyusunan KTSP dan
Silabus.
Dick, W., & Carey, L., 1996. The
Systematic Design of Instruction.
Illinois:
Scott,
Foresman
and
Company
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi: Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) : SKL
Mata Pelajaran untuk SMK/MAK
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 24
Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Standar dan SKL
Puskur Balitbangdiknas. 2007. Naskah
Akademik.
Kajian
Kebijakan
Kurikulum SMK
Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruk
sional. Pusat Antar Universitas untuk

Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra)

7
Menetapkan Standar Kompetensi Matematika Kelas X Semester 1
SK
Mampu mengolah data matematika dengan komputer yang dirakit siswa

KD

1

Merakit komputer
desktop sekolah

KD

2

Menginstal program
metamatika ke komputer

KD

3

Pengolahan Data
Metamatika Komputer

Asumsi KKM
1. SMK Negeri 150 adalah SMK RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), sehingga in
take siswanya baik sekali dan dinilai 3
2. SMK Negeri 150 adalah SMK RSBI, sehingga sarana dan prasana belajar baik sekali dan
dinilai 3
3. Materi Pembelajaran tergantung materinya, jika sulit dibobot 1, sedang dibobot 2, dan
mudah dibobot 3
KKM = (3 + 3 + 1)/9 = 77 (materi sulit)
KKM = (3 + 3 + 2)/9 = 88 (materi sedang)
KKM = (3 + 3 +3)/9 = 100 (materi mudah)
8

Pevote., Vol.3, No. 4, April 2008 : 1 -10
SILABUS
Nama Sekolah : SMK Negeri 150 Jakarta
Bidang Studi Keahlian: Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahllian:: Teknik Elektronika
Kompetensi Keahlian : (1) Teknik Audio Video, (2) Teknik Elektronika Industri
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X / 1
Standar Kompetensi : Mampu mengolah data matematika dengan komputer yang dirakit siswa (KKM = 80)
Alokasi Waktu : 22 x ( 4 x 45) menit (88 jam pelajaran) Dalam KTSP Matematika seluruh 516 jam. Jadi per semester = 516/6 = 86 jam

Kompetensi
Dasar
1.

Indikator

Merakit
•
komputer
desktop
sekolah (KKM
= 80)
•

•

Penilaian

Mengenal
komponen
komputer desk
top sekolah

Test tertulis
dengan KKM
88

Mengidentifi
kasi komponen
di pasar
komputer

Merakit
komputer
desktop sekolah

Materi
Pembelajaran
Komponen
komputer

Kegiatan
Pembelajaran
•

•

Tes tertulis dan
tes praktik dng
KKM 77

Indentifikasi
komponen
komputer

•

•

Tes praktik
dengan
KKM 77

Merakit komputer

Alokasi
Waktu

Menganalis
komponen
komputer

2x
( 4 x 45)
menit

Membongkar
desktop sekolah

•

2x
( 4 x 45)
menit

2.

OS 1:

1.

Modul
1 : 21-30

2.
3.

2x
( 4 x 45)
menit

JS 1:
Internet
tentang tema
komponen
komputer

1.

Modul
1 : 31-40

2.

JS 1: 21

JS (Job Sheet)

Menginstal

Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra)

1 : 1-20

1:20

Merakit
desktop sekolah

•

Modul

OS (Operation Sheet)

Berdiskusi
komponen di
pasar komputer

•

1.

1:20

Membaca
data komponen
dari pasar
Mengidenfika
si komponen
komputer

Sumber Belajar

Software Original
9
Kompetensi
Dasar

Indikator

2.

Pen •
golahan data
metamatika
komputer

Sumber Belajar

Pener
apan konsep
aproksimasi
kesalahan

•

Alokasi
Waktu

Pener
apan konsep
operasi bilangan
riel

•

Materi
Pembelajaran

Me
nginstal
program
metamatika ke
komputer

3.

Penilaian

soft ware dasar
Kegiatan
Pembelajaran

Pener
apan sistem
persamaan linier,
pertidaksamaan
linier, dan
persamaan
kuadrat
Penyusun Silabus

Guru Metamatika KK Teknik Audio-Video
Prabowo Subianto S.Pd.

10

Pevote., Vol.3, No. 4, April 2008 : 1 -10

Guru Metamatika KK Teknik Elektronika Industri
Wiranto S.Pd
Ketua KK Teknik Audio Video
Megawati S.Pd.

Disyahkan: Jakarta, 15 Juli 2006
Ketua KK Teknik Elektronika Industri
Yusuf Kala S.Pd

Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra)

Kepala Sekolah SMPN 150
Soesilo Bambang Yudiono S Pd, M.Pd

11

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Paparan mendikbud-kurikulum-2013-1
Paparan mendikbud-kurikulum-2013-1Paparan mendikbud-kurikulum-2013-1
Paparan mendikbud-kurikulum-2013-1Wiwin Supry
 
Analisis kurikulum matematika sd (ktsp & kurikulum
Analisis kurikulum matematika sd (ktsp & kurikulumAnalisis kurikulum matematika sd (ktsp & kurikulum
Analisis kurikulum matematika sd (ktsp & kurikulumhena merna melina
 
1. guru dasar pemikiran model kompetensi
1. guru dasar pemikiran model kompetensi1. guru dasar pemikiran model kompetensi
1. guru dasar pemikiran model kompetensiSugan Wae
 
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depan
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depanKemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depan
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depanDarmai Sutri
 
Pensijilan guru
Pensijilan guruPensijilan guru
Pensijilan guruRoyal Fu
 
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspPerbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspIdang Hendrawan
 
Strategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
Strategi Peningkatan Profesionalisme BerkelanjutanStrategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
Strategi Peningkatan Profesionalisme BerkelanjutanFitri Yusmaniah
 
Bagian c-perbandingan kurikulum 2013
Bagian c-perbandingan kurikulum 2013Bagian c-perbandingan kurikulum 2013
Bagian c-perbandingan kurikulum 2013Sri Budi Sukiyanto
 
Pensijilan Guru
Pensijilan Guru Pensijilan Guru
Pensijilan Guru huda hamdan
 
1. kurikulum 2013
1. kurikulum 20131. kurikulum 2013
1. kurikulum 2013razanputra
 
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspPerbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspChi'onk Pemimpin
 
Akar filosofis pendidikan
Akar filosofis pendidikanAkar filosofis pendidikan
Akar filosofis pendidikanSugan Wae
 
Melindungi masa instruksional
Melindungi masa instruksionalMelindungi masa instruksional
Melindungi masa instruksionalnorlizajais
 
kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi
 kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi
kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensiSugan Wae
 

Was ist angesagt? (18)

Paparan mendikbud-kurikulum-2013-1
Paparan mendikbud-kurikulum-2013-1Paparan mendikbud-kurikulum-2013-1
Paparan mendikbud-kurikulum-2013-1
 
Panduan edu3103
Panduan edu3103Panduan edu3103
Panduan edu3103
 
Analisis kurikulum matematika sd (ktsp & kurikulum
Analisis kurikulum matematika sd (ktsp & kurikulumAnalisis kurikulum matematika sd (ktsp & kurikulum
Analisis kurikulum matematika sd (ktsp & kurikulum
 
1. guru dasar pemikiran model kompetensi
1. guru dasar pemikiran model kompetensi1. guru dasar pemikiran model kompetensi
1. guru dasar pemikiran model kompetensi
 
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depan
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depanKemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depan
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depan
 
Pensijilan guru
Pensijilan guruPensijilan guru
Pensijilan guru
 
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspPerbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
 
Strategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
Strategi Peningkatan Profesionalisme BerkelanjutanStrategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
Strategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
 
Bagian c-perbandingan kurikulum 2013
Bagian c-perbandingan kurikulum 2013Bagian c-perbandingan kurikulum 2013
Bagian c-perbandingan kurikulum 2013
 
Pensijilan Guru
Pensijilan Guru Pensijilan Guru
Pensijilan Guru
 
1. kurikulum 2013
1. kurikulum 20131. kurikulum 2013
1. kurikulum 2013
 
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspPerbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
 
Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013
 
KBK 2004
KBK 2004KBK 2004
KBK 2004
 
Guru dan sekolah present.pptx
Guru dan sekolah  present.pptxGuru dan sekolah  present.pptx
Guru dan sekolah present.pptx
 
Akar filosofis pendidikan
Akar filosofis pendidikanAkar filosofis pendidikan
Akar filosofis pendidikan
 
Melindungi masa instruksional
Melindungi masa instruksionalMelindungi masa instruksional
Melindungi masa instruksional
 
kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi
 kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi
kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi
 

Andere mochten auch

Silabus menerapkan dasar dasar teknik digital
Silabus menerapkan dasar dasar teknik digitalSilabus menerapkan dasar dasar teknik digital
Silabus menerapkan dasar dasar teknik digitalFauzan Mahanani
 
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 2
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 2Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 2
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 2riyanto riyanto
 
silabus elektronika industri
silabus elektronika industrisilabus elektronika industri
silabus elektronika industriRandi Setiawan
 
Modul dasar teknik digital 1
Modul dasar teknik digital 1Modul dasar teknik digital 1
Modul dasar teknik digital 1Alexander Nugroho
 
Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (k3)
Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (k3)Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (k3)
Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (k3)Fauzan Mahanani
 
Silabus menerapkan dasar dasar elektronika
Silabus menerapkan dasar dasar elektronikaSilabus menerapkan dasar dasar elektronika
Silabus menerapkan dasar dasar elektronikaFauzan Mahanani
 
534 teknik elektronika industri smk
534 teknik elektronika industri smk534 teknik elektronika industri smk
534 teknik elektronika industri smkWinarto Winartoap
 
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematikaMedia dan alat peraga dalam pembelajaran matematika
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematikaAlbinus Tejo S
 
Silabus matematika smp kelas viii kurikulum 2013
Silabus matematika smp kelas viii kurikulum 2013Silabus matematika smp kelas viii kurikulum 2013
Silabus matematika smp kelas viii kurikulum 2013Budhi Emha
 
Silabus matematika kelas7 kurikulum 2013
Silabus matematika kelas7 kurikulum 2013Silabus matematika kelas7 kurikulum 2013
Silabus matematika kelas7 kurikulum 2013Noviyanto Husada
 
Contoh rpp matematika kelas 8
Contoh rpp matematika kelas 8Contoh rpp matematika kelas 8
Contoh rpp matematika kelas 8bendum
 
Perangkat Pembelajaran (RPP & SILABUS) Kurikulum 2013
Perangkat Pembelajaran (RPP & SILABUS) Kurikulum 2013Perangkat Pembelajaran (RPP & SILABUS) Kurikulum 2013
Perangkat Pembelajaran (RPP & SILABUS) Kurikulum 2013Tyar Ardiansyah
 

Andere mochten auch (13)

Silabus menerapkan dasar dasar teknik digital
Silabus menerapkan dasar dasar teknik digitalSilabus menerapkan dasar dasar teknik digital
Silabus menerapkan dasar dasar teknik digital
 
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 2
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 2Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 2
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 2
 
silabus elektronika industri
silabus elektronika industrisilabus elektronika industri
silabus elektronika industri
 
Modul dasar teknik digital 1
Modul dasar teknik digital 1Modul dasar teknik digital 1
Modul dasar teknik digital 1
 
Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (k3)
Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (k3)Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (k3)
Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (k3)
 
Silabus menerapkan dasar dasar elektronika
Silabus menerapkan dasar dasar elektronikaSilabus menerapkan dasar dasar elektronika
Silabus menerapkan dasar dasar elektronika
 
534 teknik elektronika industri smk
534 teknik elektronika industri smk534 teknik elektronika industri smk
534 teknik elektronika industri smk
 
rpp elka industri
rpp elka industrirpp elka industri
rpp elka industri
 
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematikaMedia dan alat peraga dalam pembelajaran matematika
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika
 
Silabus matematika smp kelas viii kurikulum 2013
Silabus matematika smp kelas viii kurikulum 2013Silabus matematika smp kelas viii kurikulum 2013
Silabus matematika smp kelas viii kurikulum 2013
 
Silabus matematika kelas7 kurikulum 2013
Silabus matematika kelas7 kurikulum 2013Silabus matematika kelas7 kurikulum 2013
Silabus matematika kelas7 kurikulum 2013
 
Contoh rpp matematika kelas 8
Contoh rpp matematika kelas 8Contoh rpp matematika kelas 8
Contoh rpp matematika kelas 8
 
Perangkat Pembelajaran (RPP & SILABUS) Kurikulum 2013
Perangkat Pembelajaran (RPP & SILABUS) Kurikulum 2013Perangkat Pembelajaran (RPP & SILABUS) Kurikulum 2013
Perangkat Pembelajaran (RPP & SILABUS) Kurikulum 2013
 

Ähnlich wie 1 silabus

RTL Diklat Calon Kepala Sekolah.pptx
RTL Diklat Calon Kepala Sekolah.pptxRTL Diklat Calon Kepala Sekolah.pptx
RTL Diklat Calon Kepala Sekolah.pptxjauharieffendy1
 
Menyingkapi ktsp
Menyingkapi ktspMenyingkapi ktsp
Menyingkapi ktsparif08
 
5. pengelolaan kurikulum
5. pengelolaan kurikulum5. pengelolaan kurikulum
5. pengelolaan kurikulumAndi Johar
 
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwanPanduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwanasep mulyana
 
Kelebihan dan kelemahan antara ktsp
Kelebihan dan kelemahan antara ktspKelebihan dan kelemahan antara ktsp
Kelebihan dan kelemahan antara ktspYusuf Sihite
 
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docxJurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docxHendraSetiyawan6
 
11. KURIKULUM MERDEKA.pptx
11. KURIKULUM MERDEKA.pptx11. KURIKULUM MERDEKA.pptx
11. KURIKULUM MERDEKA.pptxANTARIKSA6
 
Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013Kaharuddin Adam
 
INP082220220711.ppt
INP082220220711.pptINP082220220711.ppt
INP082220220711.pptBulqiaMasud1
 
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021TerataiGantung
 
File pengimbasan guru belajar seri akm
File pengimbasan guru belajar seri akmFile pengimbasan guru belajar seri akm
File pengimbasan guru belajar seri akmTerataiGantung
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiWira Sudewa
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiaswitopalopo
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiSri Thayank
 

Ähnlich wie 1 silabus (20)

RTL Diklat Calon Kepala Sekolah.pptx
RTL Diklat Calon Kepala Sekolah.pptxRTL Diklat Calon Kepala Sekolah.pptx
RTL Diklat Calon Kepala Sekolah.pptx
 
Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1
 
Menyingkapi ktsp
Menyingkapi ktspMenyingkapi ktsp
Menyingkapi ktsp
 
5. pengelolaan kurikulum
5. pengelolaan kurikulum5. pengelolaan kurikulum
5. pengelolaan kurikulum
 
Pedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upiPedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upi
 
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwanPanduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
 
Kelebihan dan kelemahan antara ktsp
Kelebihan dan kelemahan antara ktspKelebihan dan kelemahan antara ktsp
Kelebihan dan kelemahan antara ktsp
 
Buku kurikulum 2013
Buku kurikulum 2013Buku kurikulum 2013
Buku kurikulum 2013
 
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docxJurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
 
11. KURIKULUM MERDEKA.pptx
11. KURIKULUM MERDEKA.pptx11. KURIKULUM MERDEKA.pptx
11. KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
Jurnal hanto
Jurnal hantoJurnal hanto
Jurnal hanto
 
Jurnal hanto
Jurnal hantoJurnal hanto
Jurnal hanto
 
Jurnal hanto
Jurnal hantoJurnal hanto
Jurnal hanto
 
Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013
 
INP082220220711.ppt
INP082220220711.pptINP082220220711.ppt
INP082220220711.ppt
 
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
 
File pengimbasan guru belajar seri akm
File pengimbasan guru belajar seri akmFile pengimbasan guru belajar seri akm
File pengimbasan guru belajar seri akm
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 

1 silabus

  • 1. PENYUSUNAN SILABUS PADA KTSP SMK Bambang Dharmaputra Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Semenjak KTSP diberlakukan tahun 2006, maka hanya SKL dan struktur kurikulum yang dibakukan oleh Depdiknas. Silabus dan RPP diserahkan ke sekolah dan guru untuk mengembangkannya berdasarkan panduan BSNP. Kata kunci: kurikulum SMK, tugas guru, standar kompetensi lulusan, pengkajian isi silabus, dan pengembangan isi silabus Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Asumsi yang melandasi pemberian wewe nang agaknya dilihat dari tuntutan otonomi daerah dan syarat pendididikan seorang guru yang harus S1. Oleh sebab itu, seo rang guru sudah mampu mengembangkan kurikulum mata pelajarannya dengan berkonsultasi pimpinan sekolah dan atasan terkait. Hal ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya, di mana karakteristik sentralisasi kental dan mewarnai kurikulum sekolah. Dari Sabang sampai Marauke, jika program keahlian sama akan sama pula isinya, walaupun tuntutan daerah berbeda. Akibatnya, apa yang diajarkan di sekolah menjadi tidak sesuai dengan tuntutan pasar kerja di daerah yang memang khas berbeda. Sebelum diberlakukan KTSP, maka SMK tinggal melaksanakan isi kurikulum yang sudah dilengkapi dengan GBPP (Garis Besar Program Pembelajaran) mata diklat / pelajaran yang sudah baku . Tugas guru tinggal melaksanakan isi kurikulum yang seragam di seluruh Indonesia. Secara teknis, guru tinggal membuat rencana pelajaran dari GBPP yang diterima menjadi bahan ajar di kelasnya. Jadi ada acuan yang sama di seluruh Indonesia, walaupun pada kenyataannya tuntutan DUDI (Dunia Usaha dan Industri) mereka berbeda Dengan diberlakukan KTSP, maka sekolah harus menetapkan sendiri Standar Kompetensi dari masing-masing mata pelajaran sesuai tuntutan DUDI dan masyarakatnya. Guru-guru harus bekerjasama dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk menetapkan materi apa yang harus diberikan ke murid. Demikian pula tuntutan apa yang diminta siswanya sewaktu PSG atau tuntutan kompetensi unit produksi di sekolah harus disimak guru produktif.. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, guru tinggal menjabarkan saja karena semua telah terpapar dalam GBPP. Apalagi KTSP tidak menjelaskan rincian materi ajar kurikulum produktif, dan menyerahkan sekolah mengembangkannya. Hal ini tentu akan memberatkan guru, sehingga banyak guru yang menengok kurikulum SMK edisi 2004 Hasil kajian Pusat Kurikulum Balitbangdiknas (2007) tentang kajian kebijakan pelaksanaan KTSP SMK menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi dalam menjabarkan Permendiknas No. 22 / 2006 tentang Standar Isi ke dalam silabus. Dalam aspek Silabus dan RPP (Rencana Pengembangan Pembelajaran) Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra) 1
  • 2. belum tersusun berdasarkan analisis kebutuhan sekolah dan keunggulan lokal. Silabus SMK Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber / bahan/ alat belajar. Secara teknis, tugas guru mulai tampak di penyusunan silabus dan RPP. Jika dahulu silabus atau GBPP sudah baku datang dari pusat, maka sekarang harus dikembangkan sekolah sendiri, Guru sebagai ujung tombak sekolah, tentu akan menjadi tumpuan pada pengembangan silabus tersebut. Walaupun di beberapa sekolah ada kecenderungan silabus hanya disusun oleh tim inti sekolah, tetapi dalam tingkat implementasinya di kelas akan ditentukan oleh guru yang mengajar. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2006) menetapkan dua tahap dalam menyusun silabus, yakni pengkajian dan penyusunan. Pertama kita dituntut untuk mengkaji Standar Kompetensi Lulusan (SKL dan SKKNI) SMK, Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran, Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar. tidak mengikat mereka di kelas. Apalagi di kelas, yang menentukan isi silabus adalah guru bukan pimpinan sekolah. Jadi jika guru tidak sependapat dengan isi silabus sekolah, maka ia merasa berhak mengubahnya demi berlangsung proses belajar mengajar di kelas. Jika pimpinan sekolah meminta RPP, maka yang disusun pun hanya untuk memenuhi persyaratan administrasi dan bukan yang sebenarnya dilaksanakan di kelas. Hal ini sulit dikontrol, karena tak mungkin pimpinan sekolah menguasai rincian isi seluruh silabus mata pelajaran, apalagi waktu pimpinan tidak semata untuk itu. Tugas Guru Orang tua dan masyarakat menyerahkan putra/putrinya mereka untuk memperoleh pendidikan yang menjadi tanggung jawab sekolah. Di tangan gurulah kepercayaan itu diamanahkan, dan pimpinan sekolah hanya mengelola agar amanah tersebut dapat terwujud dalam kenyataan. Secara teknis, amanah itu akan dilihat dari hasil belajar yang diperoleh di sekolah. Pemerintah menetapkan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) untuk dicapai kepada para guru, dan SI (Standar Isi) kepada sekolah untuk mengelola agar SKL tercapai berupa kurikulum sekolah. Guru dan sekolah menjadi tumpuan bangsa dan negara ke depan. Setelah melakukan pengkajian tersebut, baru disusun silabus baku tertulis yang berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Indikator, Materi Pembelajaran, Penilaian, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar. Hasil belajar siswa di sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut: Beberapa SMK menganggap bahwa tugas menyusun Silabus adalah tugas sekolah yang harus dijabarkan oleh guru di kelas menjadi RPP. Akibatnya, para guru pun merasa tidak bertanggungjawab akan isinya karena tidak terlibat dalam proses penyusunannya. Silabus dianggap sebagai dokumen administrative sekolah yang 2 HB = X – Y di mana HB = Hasil Belajar Siswa X = Apa yang diperoleh siswa Y = Apa yang dilupakan siswa Jadi HB itu akan tinggi jika X tinggi dan Y rendah, dan inilah tugas guru untuk mengelola pembelajarannya. Kebanyakan kita hanya menganggap bahwa X itu adalah materi apa yang diberikan guru kepada murid, padahal itu dapat diperoleh Pevote., Vol.3, No. 4, April 2008 : 1 -10
  • 3. siswa dari berbagai sumber. Misalnya lewat perpustakaan, penugasan, praktikum di sekolah, internet, dan berbagai sumber yang dikelola guru, Guru harus menjadi inspirasi muridnya untuk giat mencari ilmu dari berbagai sumber, bukan mendiktekan materi ajar yang mungkin sudah ketinggalan dan tidak menarik lagi. Di sisi lain guru kalau mungkin menghi langkan sama sekali Y, yang muncul dari penolakan murid terhadap proses pembe lajaran yang diberikan. Y ini mungkin muncul dari sikap guru maupun cara mengajar yang salah. Banyak guru yang mengeluh bahwa mereka sudah mengajarkan semua materi, tetapi hasil ujiannya sangat mengecewakan. Hal ini mungkin Y tinggi, dan guru perlu meneliti serta memperbaiki agar HB siswa meningkat. Hubungan X dan Y akan saling berkaitan, jika X tinggi maka biasanya Y rendah, atau sebaliknya. Dalam buku Quantum Learning (2001) dikatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan guru adalah menciptakan situasi agar siswa menerimanya dengan tulus.. Siswa ke sekolah bertujuan mencari ilmu, sehingga mereka berprinsip AMBAK (Apa Manfaat Bagi Ku) Hubungan siswa dan guru cenderung menjadi hubungan emosional, dan guru dijadikan panutan dalam segala hal (baik atau buruk). Sedikit saja ada penolakan murid terhadap perilaku guru, maka hasil belajar pun akan menurun. Akibatnya, guru harus merancang pembelajarannya, sehingga terjadi interaksi positip antara guru dan murid. Guru yang ahli materi, belum tentu diterima muridnya jika terjadi penolakan dari mereka (entah takut atau lainnya).Jadi dalam merancang silabus, faktor ini perlu difikirkan oleh guru Standar Kompetensi Lulusan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 telah menetapkan SKL untuk SMK. Bahkan untuk beberapa mata pelajaran sampai diturunkan ke SKL Mata Pelajaran. Di sini tidak berbicara rincian isi materi, tetapi pada pembentukkan karakter lulusan. Apa yang diharapkan oleh bangsa dan negara terhadap lulusan SMK harus diupayakan terbentuk dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru. Jadi sebelum merancang silabus, maka yang pertama harus dilihat tuntutan SKL apakah yang disumbangkan oleh mata pelajarannya. Ini akan mempengaruhi guru dalam mengembang kan metodologi pembelajaran yang cocok untuk pencapaian SKL tersebut. Dalam dokumen KTSP ditetapkan SKL siswa SMK/MAK ada 23 butir, yakni : 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja 2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya 3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya 4. Berpartisipasi dalam aturan-aturan sosial penegakan 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global 6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri 9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik 10. Menunjukkan menganalisis dan masalah kompleks kemampuan memecahkan 11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra) 3
  • 4. 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab 13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya 15. Mengapresiasi karya seni dan budaya 16. Menghasilkan karya kreatif, individual maupun kelompok baik 17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan 18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun 19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis 22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris 23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya Tuntutan SKL ini tidak dapat begitu saja diserahkan kepada guru agama, kewarga negaraan, atau lainnya yang cocok untuk tuntutan SKL tersebut. Ini adalah pesan yang dititipkan kepada semua guru untuk dibentuk kepada setiap warganegara lulusan SMK/MAK. Jadi dalam menetapkan Standar Kompetensi di silabus, maka tuntuan SKL manakah yang akan dikembangkan pada 4 materi pelajaran yang ingin diberikan guru. Berkaitan materi ajar yang diberikan dalam SKL ini baru menyangkut lingkup kompetensi. Rincian materi yang harus diberikan tidak disebutkan seperti pada GBPP kurikulum terdahulu. Sesuai dengan karakteristik KTSP, maka sekolah lah yang harus menetapkan rincian materi ajar melalui kesepakatan para guru dan tuntutan lainnya. Secara lugas, materi ajar produktif harus mengacu pada tuntutan DUDI. Sedangkan materi ajar adaptif, selain mengacu pada SKL mata pelajaran, maka harus menambah wawasan terhadap tuntutan DUDI agar siswanya berkembang. KTSP menuntut hal ini ke sekolah, dan akhirnya ditentukan oleh guru mereka. Materi ajar tersebut akan muncul di silabus sekolah yang merupakan pertanggungjawaban guru dan sekolah kepada stakehoder mereka. Pengkajian Isi Silabus Langkah awal seorang guru mengajar adalah menentukan sasaran yang harus dicapai setelah satu semester mengajar. Ini yang disebut sebagai Standar Kompetensi (SK) dalam silabus. Dalam menyusun SK produktif, guru harus mengacu pada SKL, dan materinya dari tuntutan DUDI mereka. Sedangkan untuk SK adaptif mengacu pada SKL mata pelajaran terkait dan tuntutan mata pelajaran produktif agar siswa dapat berkembang di lapangan kerja. Penetapan SK ini merupakan hal sentral, karena dari sini akan dikembangkan KD (Kompetensi Dasar) dan turunan lainnya. Ini sebabnya, Dikmenjur menuntut pengkajian yang mendalam dari guru untuk menetapkannya. Jadi kompetensi apa yang akan dikuasai siswa setelah satu semester akan tercermin di SK silabus. Hal ini dapat dilakukan guru melalui diskusi dengan teman sejawat terkait, dan bertanya kepada siswa yang selesai PSG tentang materi kompetensi DUDI yang dialami mereka. Jika ada guru pembimbing PSG, ini dapat dipertajam lagi untuk menghasilkan SK yang baik. Pevote., Vol.3, No. 4, April 2008 : 1 -10
  • 5. Setelah guru dapat menetapkan SK ini, maka kewajibannya untuk mengembang kan menjadi KD yang akhirnya bermuara pada SK. Dick dan Carrey (1996) dan Atwi Suparman (1997) menyebutkannya sebagai analisis instruksional, Pada dasarnya, seorang guru diminta menjabarkan sasaran akhirnya (SK) menjadi tahap sasaran antara yang harus dikuasi siswa dalam bentuk KD. Jadi untuk mencapai SK, maka siswa harus menguasai dahulu KD yang ditetapkan dalam silabus. Hubungan KD dengan SK ini digambarkan dalam bagan belajar yang dapat berbentuk hierarkikal, prosedural, pengelompokkan atau kombinasi. SK KD -1 KD -2 KD -3 Gambar 1. Bagan Belajar Prosedural untuk Pencapaian 1 SK dari 3 KD Pengembangan Isi Silabus Setelah kita dapat menetapkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, maka guru diminta mengembangkan isi silabus sebagaimana dituntut KTSP. KD selanjutnya diuraikan menjadi komponen indikator, penilaian, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, dan sumber belajar. Penguraian ini dapat berbentuk matriks atau daftar, namun sebaiknya dipililh matriks karena lebih mudah melihat hubungannya. Setelah ditetapkan KD1, maka langkah berikutnya menetapkan langsung indikator keberhasilan pencapaian KD. KD yang dirumuskan dalam bahasa operasional ini mempunyai ciri-ciri ketercapaian yang dapat dinilai oleh guru. Ciri ketercapaian ini, disebut indikator dan harus dapat dinilai derajat penguasaannya. Jadi jika semua indikator dikuasai siswa, maka berarti penguasaan KD terpenuhi dan dapat dinilai tingkat keberhasilannya. Penilaian adalah komponen berikutnya yang perlu ditetapkan guru. Hal yang dinilai adalah ketercapaian indikator KD nya. Ini dapat diukur dengan tes lisan, tertulis, praktik, atau pengamatan terukur dari guru. Untuk itu diperlukan ukuran minimal yang harus dicapai siswa, dan ini disebut KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan dicantumkan dalam kolom penilaian. Jadi setiap indikator harus mempunyai nilai KKM untuk mengukur berhasil atau tidak. Sedangkan keberhasilan KD diukur dari rerata KKM indikator, dan dan SK diukur dari rerata ketercapaian KD. Dalam rapor siswa, maka KKM SK wajib dicantumkan untuk dibandingan dengan penilaian guru terhadap siswa yang bersangkutan. KKM ditentukan dari tiga faktor, yakni in take siswa, sarana dan prasana pendukung belajar di sekolah, dan derajat kesulitan materi pelajaran. Setiap faktor diukur tiga tingkat dan diberi bobot 1, 2, dan tiga. Jadi secara keseluruhan bobot KKM maksimal 9 dan jika diprosentasikan menjadi 100 %. Di silabus, KKM ini perlu dicantumkan baik di indikator, KD, maupun di SK. Pada penjelasan penyusunan KTSP awal, diharapkan KKM besarnya 75, namun sekarang diberikan kebebasan sekolah menetapkan KKM mereka sendiri. Sekolah yang baik, akan mempunyai KKM yang tinggi pada setiap mata pelajarannya dan ini akan diuji masyarakat kebenarannya. Ujian Nasional adalah salah satu bentuk pengujian KKM yang ditetapkan sekolah di silabus. Materi pembelajaran adalah komponen berikutnya setelah kita dapat menetapkan indikator dan penilaiannya. Judul bahasan untuk mencapai penguasaan indikator terse but disebut materi pembelajaran . Dapat saja kita merinci materi pembelajaran secara lengkap, tetapi sebaiknya diserah kan saja pada guru untuk merincinya dalam RPP. Dengan menetapkan SK, KD, Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra) 5
  • 6. dan KKM indikator dalam silabus, berilah kewenangan pada guru untuk menetapkan rincian materi dan kegiatan pembela jarannya dalam RPP. Kegiatan pembelajaran adalah komponen berikutnya setelah kita menetapkan materi pembelajaran. Di sini guru dituntut mengelola materi pembelajaran menjadi kegiatan pembelajaran yang diinginkan sekolah. Sekolah sebaiknya membatasi pada rambu-rambu kegiatan pembelajaran yang harus dicapai guru, dan selanjutnya dikembangkan guru pada RPP mereka. Alokasi waktu ditetapkan berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penguasaan indikator melalui kegiatan pembelajaran yang dinyatakan dalam silabus.Alokasi waktu pun hendaknya mempertimbangkan kegiatan praktik di sekolah, pertemuan di kelas, atau praktik di DUDI. Namun sebaiknya silabus hanya membatasi waktu riel tatap muka yang sesuai jadwal sekolah. Rincian waktu pelaksanaan dalam berbagai bentuk diserahkan kepada guru untuk dimasukkan ke dalam RPP mereka. Sumber belajar mengacu pada bahan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan pembelajaran di silabus. Agar sumber belajar menjadi operasional, maka sebaiknya buku, modul, job sheet, dan sumber belajar lain yang digunakan sekolah dituliskan sandi saja dengan rujukan halamannya. Kapan sumber belajar ini digunakan, akan nampak di RPP guru dan tidak lagi berupa sandi. Permasalahan Silabus di Sekolah Sekolah umumnya hanya ada satu silbus untuk satu mata pelajaran tertentu, dan diacu semua pihak. Di sisi lain, satu mata pelajaran dapat diajar oleh banyak guru yang mungkin berbeda dalam menetapkan SK dan KD nya. Kewajiban sekolah mengumpul para guru tersebut untuk membahas SK dan KD mereka untuk menghasilkan satu silabus yang menjadi acuan sekolah 6 Begitu pula, jika suatu mata pelajaran diberikan oleh guru praktik dan teori yang berbeda, maka silabusnya dapat satu, jika laporan hasil belajar (rapor) siswa hanya satu. Jika hasil belajarnya dilaporkan berbeda dalam rapor siswa, tentunya akan ada lebih satu silabus di sekolah Jika kita amati SI KTSP SMK, maka banyak mata pelajaran produktif yang hilang dan bermunculan mata pelajaran adaptif yang tidak ada pada kurikulum terdahulu. Begitu pula alokasi waktu adaptif menjadi besar, tetapi untuk produktif justru berkurang. Misalnya menggambar teknik sudah tidak ada di KTSP, padahal sekolah menganggap itu perlu bagi siswa.kelak. Begitu pula, ilmu listrik, pengukuran, dan sejenisnya tidak nampak pada KTSP. Walaupun sekolah diberi kewenangan menetapkan sendiri, namun itu pun terbatas alokasi waktu yang ada di SI KTSP SMK. Oleh sebab itu, sekolah dapat merembukkan dengan guru adaptif untuk membuat silabus yang mendukung materi produktif yang dianggap perlu. Jadi silabus adaptif di SMK tidak sama isinya dengan SMA, karena ia harus mendukung kemampuan produktif dan pengembangan diri siswa SMK. Hal lain yang perlu difikirkan adalah silabus untuk mata pelajaran pengem bangan diri. KTSP menyatakan pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Tujuannya adalah untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier siswa kelak. Oleh sebab itu, prakerin atau PSG di DUDI sekolah dapat dianggap sebagai Pengembangan Diri siswa SMK. Waktu yang tercantum dalam KTSP sebanyak 192 jam atau setara 24 hari kerja @ 8 jam. di prakerin. Di sini sekolah dapat mengembangkan silabus yang tentunya harus dibicarakan dengan DUDI mereka. Guru penanggung jawab prakerin yang membuat silabus Pengembangan Diri, dan kemudian dikonsultasikan ke DUDI Pevote., Vol.3, No. 4, April 2008 : 1 -10
  • 7. Hal yang serupa, jika sekolah bekerjasama dengan BPPK (Balai Pengembangan Pendidikan Kejuruan) yang berdiri sendiri dan lepas dari kendali SMK. Silabus dapat saja dikembangkan oleh SMK dengan persetujuan isi dari BPPK. Apakah isi materi pembelajaran di BPPK disatukan ke mata pelajaran tertentu, atau berdiri sendiri sebagai bagian mata pelajaran produktif, ini ditentukan sepenuhnya oleh sekolah. Intinya sekolah harus mempunyai silabus tentang kompetensi yang dilatihkan kepada siswa mereka, walaupun RPP nya mungkin tidak ada karena bukan guru sekolah.yang dapat diminta membuatnya.. Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud. Tatag Yuli Eko Siswono. 2008. Mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah. Universitas Negeri Surabaya: Jurusan Matematika FMIPA Rujukan Pustaka Depdiknas, 2008..Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal. Sosialisai KTSP, Materi 19 Depdiknas, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2006; Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan KTSP dan Silabus. Dick, W., & Carey, L., 1996. The Systematic Design of Instruction. Illinois: Scott, Foresman and Company Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi: Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) : SKL Mata Pelajaran untuk SMK/MAK Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar dan SKL Puskur Balitbangdiknas. 2007. Naskah Akademik. Kajian Kebijakan Kurikulum SMK Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruk sional. Pusat Antar Universitas untuk Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra) 7
  • 8. Menetapkan Standar Kompetensi Matematika Kelas X Semester 1 SK Mampu mengolah data matematika dengan komputer yang dirakit siswa KD 1 Merakit komputer desktop sekolah KD 2 Menginstal program metamatika ke komputer KD 3 Pengolahan Data Metamatika Komputer Asumsi KKM 1. SMK Negeri 150 adalah SMK RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), sehingga in take siswanya baik sekali dan dinilai 3 2. SMK Negeri 150 adalah SMK RSBI, sehingga sarana dan prasana belajar baik sekali dan dinilai 3 3. Materi Pembelajaran tergantung materinya, jika sulit dibobot 1, sedang dibobot 2, dan mudah dibobot 3 KKM = (3 + 3 + 1)/9 = 77 (materi sulit) KKM = (3 + 3 + 2)/9 = 88 (materi sedang) KKM = (3 + 3 +3)/9 = 100 (materi mudah) 8 Pevote., Vol.3, No. 4, April 2008 : 1 -10
  • 9. SILABUS Nama Sekolah : SMK Negeri 150 Jakarta Bidang Studi Keahlian: Teknologi dan Rekayasa Program Studi Keahllian:: Teknik Elektronika Kompetensi Keahlian : (1) Teknik Audio Video, (2) Teknik Elektronika Industri Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / 1 Standar Kompetensi : Mampu mengolah data matematika dengan komputer yang dirakit siswa (KKM = 80) Alokasi Waktu : 22 x ( 4 x 45) menit (88 jam pelajaran) Dalam KTSP Matematika seluruh 516 jam. Jadi per semester = 516/6 = 86 jam Kompetensi Dasar 1. Indikator Merakit • komputer desktop sekolah (KKM = 80) • • Penilaian Mengenal komponen komputer desk top sekolah Test tertulis dengan KKM 88 Mengidentifi kasi komponen di pasar komputer Merakit komputer desktop sekolah Materi Pembelajaran Komponen komputer Kegiatan Pembelajaran • • Tes tertulis dan tes praktik dng KKM 77 Indentifikasi komponen komputer • • Tes praktik dengan KKM 77 Merakit komputer Alokasi Waktu Menganalis komponen komputer 2x ( 4 x 45) menit Membongkar desktop sekolah • 2x ( 4 x 45) menit 2. OS 1: 1. Modul 1 : 21-30 2. 3. 2x ( 4 x 45) menit JS 1: Internet tentang tema komponen komputer 1. Modul 1 : 31-40 2. JS 1: 21 JS (Job Sheet) Menginstal Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra) 1 : 1-20 1:20 Merakit desktop sekolah • Modul OS (Operation Sheet) Berdiskusi komponen di pasar komputer • 1. 1:20 Membaca data komponen dari pasar Mengidenfika si komponen komputer Sumber Belajar Software Original 9
  • 10. Kompetensi Dasar Indikator 2. Pen • golahan data metamatika komputer Sumber Belajar Pener apan konsep aproksimasi kesalahan • Alokasi Waktu Pener apan konsep operasi bilangan riel • Materi Pembelajaran Me nginstal program metamatika ke komputer 3. Penilaian soft ware dasar Kegiatan Pembelajaran Pener apan sistem persamaan linier, pertidaksamaan linier, dan persamaan kuadrat Penyusun Silabus Guru Metamatika KK Teknik Audio-Video Prabowo Subianto S.Pd. 10 Pevote., Vol.3, No. 4, April 2008 : 1 -10 Guru Metamatika KK Teknik Elektronika Industri Wiranto S.Pd
  • 11. Ketua KK Teknik Audio Video Megawati S.Pd. Disyahkan: Jakarta, 15 Juli 2006 Ketua KK Teknik Elektronika Industri Yusuf Kala S.Pd Penyusunan Silabus pada KTSP SMK (Bambang Dharmaputra) Kepala Sekolah SMPN 150 Soesilo Bambang Yudiono S Pd, M.Pd 11