SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini di saat ini tidak terlepas dari
teori-teori yang disampaikan oleh para ahli, baik ahli psikologi, filsuf, dan
pemerhati pendidikan. Teori-teori serta aliran-aliran tersebut sangat
membantu guru-guru saat ini dalam menghadapi Anak Usia Dini, metode
apa yang harus dilakukan untuk mengajar anak, dan bagaimana menghadapi
anak serta perilaku-perilakunya.
Makalah ini akan membahas mengenai (1) Tokoh-tokoh beserta
pemikirannya mengenai Pendidikan Anak Usia Dini, serta (2) Membahas
mengenai teori-teori yang dipergunakan dalam mengembangkan program
pada Pendidikan Anak Usia Dini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TOKOH DAN PEMIKIRAN TENTANG PAUD
Terlaksananya Pendidikan Anak Usia Dini (selanjutnya ditulis PAUD)
tidak dapat terlepas dari pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh pencetus PAUD
itu sendiri. Tanpa pemikiran dari mereka, pendidikan anak usia dini mungkin
saja masih tidak diperhatikan. Berikut adalah pemikiran-pemikiran (filosofi)
tentang PAUD.
2.1.1 Ki Hajar Dewantara
Dewantara berpendapat bahwa anak-anak adalah mahluk hidup
yang memiliki kodratnya masing-masing. Kaum pendidik hanya
membantu menuntun kodratnya tersebut. Jika anak memilki kodrat
yang tidak baik, maka tugas pendidik untuk membantunya menjadi
baik. Jika anak sudah memiliki kodrat yang baik, maka ia akan lebih
baik lagi jika dibantu melalui pendidikan. Kodrat dan lingkungan
merupakan konvergensi yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu
sama lain. Untuk rentang usia dalam pendidikan dibagi menjadi 3
masa, yaitu :
a. Masa kanak-kanak/kinder-period usia 1 – 7 tahun.
b. Masa pertumbuhan jiwa dan pikiran usia 7 – 14 tahun.
c. Masa soial-period atau terbentuknya budi pekerti usia 14 – 21
tahun.
Sesuai dengan rentang usia tersebut, maka cara mendidik untuk
masa kanak-kanak adalah dengan memberi contoh dan pembiasaan
(teladan), untuk masa pertumbuhan jiwa dan pikiran dengan cara
pengajaran dan perintah/paksaan/hukuman, dan untuk masa sosial-
2
period dengan cara laku dan pengalaman lahir – bathin. Dewantara
juga peduli dengan anak usia dini, dimana pada tanggal 3 juli
tahun 1922 di Yogjakarta beliau mendirikan ”Taman Siswa”
diperuntukan bagi anak usia dibawah 7 tahun dengan nama
”Taman Anak” yang seterusnya dikenal dengan ”Taman Indria”.
Perkembangan Taman Siswa berikutnya berdiri sekolah rendah
(sekolah dasar) dan sekolah lanjutan pertama. Pembagian sekolah
rendah disesuaikan dengan perkembangan anak menjadi dua bagian
yaitu bagian ”Taman Anak” dari kelas I sampai dengan kelas III untuk
anak berumur 7 sampai 9 tahun dan ”Taman Muda” dari kelas IV
sampai dengan kelas VI untuk anak usia 10 sampai 12 tahun. Taman
Indria bersemboyan ”Tut Wuri Handayani”, artinya bahwa taman ini
memberi kebebasan yang luas selama tidak membahayakan anak.
Sistem yang dipakai adalah sistem Among dengan maksud memberi
kemerdekaan, kesukarelaan, demokrasi, toleransi, ketertiban,
kedamaian, kesesuaian dengan keadaan dan hindari perintah dan
paksaan. Sistem ini mendidik anak menjadi manusia yang merdeka
batinnya, merdeka pikirannya dan merdeka tenaganya serta dapat
mencari pengetahuan sendiri. Filosofi ki Hajar Dewantara yang dianut
adalah asah, asih, dan asuh (welas asih).
3
2.1.2 Martin Luther King (1483 – 1546)
Martin Luther menekankan pada anak agar menggunakan sekolah
sebagai sarana untuk mengajar anak membaca. Ia juga percaya bahwa
keluarga sebagai institusi yang paling penting merupakan peletak
dasar pendidikan bagi anak. Tanpa pendidikan maka anak tidak akan
mendapatkan bekal bagi hidupnya di masa yang akan datang. Karena
itu pendidikan dan sekolah bukan hanya sekedar tempat anak
bersosialisasi saja, tetapi juga memiliki makna sebagai sarana religius
dan penegak moral.
4
2.1.3 John Amos Comenius (1592 – 1670)
Comeinus sangat percaya bahwa pendidikan harus dimulai sejak
dini. Pendidikan yang berlangsung harus mengikuti perkembangan
alam anak (kematangan) dan memberi kesempatan pada anak untuk
menggunakan seluruh inderanya. Pembelajaran semacam itu
merupakan pembelajaran yang paling baik, karena pengalaman-
pengalaman sensorial yang dialami anak usia dini merupakan dasar
semua pembelajaran. Oleh karena itu Comenius meyakini bahwa
penggunaan buku yang ada ilustrasinya akan sangat membantu
mengembangkan kemampuan anak.
5
2.1.4 J H. Pestalozzi (1747 – 1827)
Sangat menekankan pada pendidikan yang memperhatikan
kematangan anak. Pendidikan harus didasarkan pada pengaruh “objek
pembelajaran”, misalnya guru membawa benda sesungguhnya ketika
mengajar. Sangat menekankan pada pengembangan aspek sosial
sehingga anak dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan
mampu menjadi anggota masyarakat yang berguna. Pendidikan sosial
akan berkembang jika pendidikan dimulai dengan pendidikan
keluarga yang baik. Peran utama pendidikan sangat ditekan pada ibu
yang dapat memberikan sendi-sendi dalam pendidikan jasmani, budi
pekerti dan agama.
Pandangan dasar Pestalozzi yang pertama menekankan pada
pengamatan alam. Semua pengetahuan pada dasarnya bersumber dari
pengamatan yang akan menimbulkan pengertian. Namun jika
pengertian tersebut tanpa didasari pengamatan, maka akan menjadi
sesuatu pengertian yang kosong (abstrak).
Pandangan kedua adalah menumbuhkan keaktifan jiwa raga
anak. Melalui keaktifan anak akan mampu mengolah kesan (hasil)
pengamatan menjadi suatu pengetahuan. Keaktifan akan mendorong
anak melakukan interaksi dengan lingkungannya.
Pandangan ketiga adalah pembelajaran pada anak harus
berjalan secara teratur setingkat demi setingkat atau bertahap. Prinsip
ini sangat cocok dengan kodrat anak yang tumbuh dan berkembang
secara bertahap. Pandangan dasar tersebut membawa konsekuensi
bahwa bahan pengembangan yang diberikan pada anak pun harus
disusun secara bertingkat, dimulai dari urutan bahan yang termudah
sampai tersulit, dari bahan pengembangan yang sederhana sampai
yang terkompleks.
6
2.1.5 Jean Jacques Rosseau (1712 – 1778)
Rousseau selalu menekankan pembelajaran yang dilakukan
harus menggunakan pendekatan alam yang disebutnya pendekatan
naturalistik. Pendidikan naturalistik membiarkan anak tumbuh tanpa
intervensi dengan cara tidak membandingkan anak satu sama lain
serta memberikan kebebasan anak untuk mengeksplorasi tanpa
membahayakan diri sendiri dan orang lain. Sebagai seorang naturalist
maka Rousseau meyakini agar orang dewasa tidak memberikan
batasan-batasan pada anak, karena pengaruh batasan tersebut sangat
besar, yaitu menghambat perkembangan anak. Kesiapan anak
merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran.
7
2.1.6 Frederich Wilhelm Frobel (1782 – 1852)
Frobel merupakan salah seorang tokoh pendidikan anak yang
banyak memberikan pengaruh dalam pemikiran baru (modern) dalam
pengembangan anak usia dini, khususnya Taman Kanak-kanak.
Walaupun ia banyak mempelajari visi kependidikan Pestalozzi, namun
Frobel banyak memberikan „critical thinking pada sekolah Pestalozzi‟
terutama dari segi kurangnya keterpaduan model pelaksanaan
pembelajaran. Frobel lahir tahun 1782 di Oberweiszbach (Jerman).
Pola pendidikan yang demokratis yang dikembangkannya banyak
menimbulkan konfrontasi dengan pihak pemerintah sehingga ia
dianggap sebagai pemberontak.
Pada tahun 1840, untuk merealisasikan cita-citanya Frobel
meresmikan sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama
“Kindergarten”. Walaupun banyak tantangan (penutupan lembaga
pendidikan), tidak membuat Frobel patah semangat sehingga ia
berniat untuk mengembangkan cita-citanya tersebut di Amerika.
Namun sebelum cita-cita tersebut ia meninggal tahun 1852.
Pandangan dasar dari Frobel adalah pengembangan otoaktivitas
merupakan prinsip utama. Anak didik harus didorong untuk aktif
sehingga dapat melakukan berbagai kegiatan (pekerjaan) yang
produktif. Prinsip kedua adalah kebebasan atau suasana merdeka.
Otoaktivitas anak akan tumbuh dan berkembang jika pada anak
diberikan kesempatan dalam suasana bebas sehingga anak mampu
berkembang sesuai potensinya masing-masing. Melalui suasana bebas
atau merdeka, anak akan memperoleh kesempatan mengembangkan
daya fantasi atau daya khayalnya, terutama daya cipta untuk
membentuk sesuatu dengan kekuatan fantasi anak. Prinsip ketiga yang
dikemukakan Frobel adalah pengamatan dan peragaan. Kegiatan ini
dimaksudkan terutama dalam mengembangkan seluruh indra anak.
Prinsip ini selaras dengan apa yang telah dikemukakan Pestalozzi
terdahulu. Agar pembelajaran tidak verbalistik maka anak harus diberi
8
kesempatan untuk melakukan pengamatan terhadap berbagai kondisi
lingkungan alam di sekitar. Pada lingkungan alam yang jauh atau sulit
untuk diamati maka dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip
peragaan. Pendidik dapat meragakan hal-hal yang tidak mungkin
diamati anak secara langsung, baik berupa lingkungan fisik, sosial
maupun keagamaan.
9
2.1.7 Maria Montessori (1870-1952)
Maria Montessori, seorang dokter wanita Italia pertama.
Montessori lahir di Chiaravalle, sebuah propinsi kecil di Ancona,
Italia, pada tahun 1870. Reputasinya di bidang pendidikan anak
dimulai setelah Montessori lulus dari sekolah kedokteran. Dia bekerja
di sebuah klinik psikiatri Universitas Roma. Pekerjaannya tersebut
menyebabkan dia berinteraksi langsung dengan masalah cacat mental.
Pemikiran Montessori yang berkaitan dengan anak cacat mental
akhirnya ditindaklanjuti dengan pendirian Casai dei Bambini atau
Children’s House di daerah-daerah kumuh Roma tahun 1907.
Lingkungan diatur sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh
anak-anak cacat mental di bawah lima tahun.
Adapun prinsip yang diyakini oleh Maria Montessori yaitu :
a. Menghargai anak. Setiap anak itu unik sehingga pendidik
dalam memberikan pelayanan harus secara individual. Anak
memiliki kemampuan yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu pendidik harus menghargai anak
sebagai individu yang memiliki kemampuan yang luar biasa.
b. Absorbent Mind ( pemikiran yang cepat menyerap).
Informasi yang masuk melalui indera anak dengan cepat
terserap ke dalam otak. Daya serap otak anak dapat
diibaratkan seperti sebuah sponse yang cepat menyerap air.
Untuk itu pendidik hendaknya jangan salah dalam
memberikan konsep-konsep pada anak.
c. Sensitive Periods (masa peka). Masa peka dapat
digambarkan sebagai sebuah pembawaan atau potensi yang
akan berkembang sangat pesat pada waktu-waktu tertentu.
Potensi ini akan mati dan tidak akan muncul lagi apabila
10
tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, tepat pada
waktunya.
d. Lingkungan yang disiapkan.
i. Pendidik hendaknya menyiapkan suatu lingkungan
yang dapat memunculkan keinginan anak untuk
mempelajari banyak hal. Lingkungan yang disiapkan
harus dirancang untuk menfasilitasi kebutuhan dan
minat anak, sehingga pendidik harus meyediakan
sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan
dan minat anak.
ii. Lingkungan ditata dengan berbagai setting sehingga
anak tidak bergantung dengan orang dewasa.
Lingkungan yang disiapkan ini membuat anak bebas
untuk bergerak, bermain dan bekerja.
e. Pendidikan diri sendiri. Dengan lingkungan yang disiapkan
oleh pendidik, memungkinkan anak dapat bereksplorasi,
berekspresi, mencipta tanpa dibantu olah orang dewasa.
Hasil yang diperoleh anak karena karyanya sendiri jauh luar
biasa dan menakjubkan dibanding jika mereka dibantu.
Karya yang dihasilkan beragam dan unik sedangkan yang
dibantu hasil karya anak seragam dan sama. Jadi sebenarnya
anak dapat belajar sendiri jika kita memberi fasilitas sesuai
dengan potensi dan minatnya.
11
2.1.8 John Locke (1632-1704)
John Locke adalah pencetus teori “Tabula Rasa” yang menganggap
bahwa anak sebagai kertas putih atau tablet yang kosong. Anak hidup di
dalam lingkungannya yang sangat berpengaruh dalam proses pembentukan
seorang anak. Melalui pengalamanpengalaman yang dilalui anak bersama
lingkungannya, akan menentukan karakter anak. Dia sangat mempercayai
bahwa untuk mendapatkan pembelajaran dari lingkungannya, maka satu-
satunya cara bagi anak adalah mendapatkan pelatihan-pelatihan sensoris.
12
2.2 TEORI-TEORI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2.2.1 Teori Howard Gardner (1943)
Teori Howard Gardner muncul dalam jaman kita hidup
sekarang ini. Ia mengatakan bahwa pada hakekatnya setiap anak
adalah anak yang cerdas. Kecerdasan bukan hanya dipandang dari
factor IQ saja, tetapi juga ada kecerdasan-kecerdasan lain yang
akan mengantarkan anak pada kesuksesan.
Macam-macam kecerdasan menurut Gardner adalah :
a. Kecerdasan bahasa. Kecerdasan anak dalam mengelola
kata-kata.
b. Kecerdasan logika. Kecerdasan dalam bidang angka dan
alasan logis.
c. Kecerdasan musik. Kecerdasan dalam bidang musik.
d. Kecerdasan gerak (kinestetik). Kecerdasan dalam
mengolah anggota tubuh.
e. Kecerdasan gambar (spasial). Kecerdasan anak dalam
permainan garis, warna, dan ruang.
f. Kecerdasan diri (intrapersonal). Kecerdasan dalam bidang
pengenalan terhadap diri sendiri.
g. Kecerdasan bergaul (interpersonal). Kecerdasan dalam
membina hubungan dengan orang lain.
h. Kecerdasan alami (naturalist). Kecerdasan yang
berhubungan dengan alam.
i. Kecerdasan rohani (spiritual). Kecerdasan mengolah
rohani.
13
Jadi, Gardner memandang bahwa setiap anak memiliki peluang
untuk belajar dengan gaya masing-msing anak.
2.2.2 John Bowlby (1907 – 1990).
John Bowlby terkenal sebagai salah seorang pelopor teori
Ethologi. Dia lahir di London. Dia merupakan seorang guru di
Proggessive Schools for Children, yang memberi perawatan medis
dan latihan psiko-analitik. Teori Bowlby yang tekenal adalah
tentang teori attachment. Dia mengemukakan perkembangan
attachment bayi. Attachment yang dimaksud adalah keteraturan,
kesenangan, keinginan untuk melekat terhadap orang-orang yang
diakrabi. Salah satu attachment bayi adalah menangis ketika
ditinggalkan pengasuhnya dan tersenyum ketika pengasuhnya
datang atau memberi makan. Menurut Bowlby meskipun respon
sosial bayi pada awalnya tanpa diskrimisasi. Anak yang kehilangan
kesempatan untuk memperoleh hubungan sosial dengan orang lain
akan mempengaruhi perkembangan sosial anak.
Bila anak kehilangan kesempatan untuk megembangkan
hubungan anak dengan lingkugan sosial selama periode bayi, maka
mungkin hubungan sosial anak akan menjadi menyimpang seletah
dewasa. Bayi yang kehilangan kontak yang memuaskan dengan
manusia lain mereka akan kesulitan untuk mengembangkan tingah
laku sosial yang sesuai. Ada dua ketekunan pada usia dini yaitu
„separate enciety” dan stager anciety”. anak-anak yang sering
ditinggal, petama anak akan menangis dan menolak semua bentuk
pengasuhan, berkembang melalui periode despair; menjadi quiet,
menarik diri dan pasif.. Pengasuh hendaknya memiliki pola yang
tidak berbeda dengan orangtuanya. Orangtua harus memberikan
14
perhatian, kasih sayang dan perasaan aman pada bayi agar anak
berkembang dengan baik.
15
2.2.3 Jean Piaget (1907 – 1980)
Istilah kognitif mulai banyak dikemukakan ketika teori-teori
Jean Piaget banyak ditulis dan dibicarakan pada kira-kira
permulaan tahun 1960. Pengertian kognisis sebenarnya meliputi
aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui
sesuatu. Piaget sendiri mengemukakan bahwa perkembangan
kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula
pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya.
Dalam psikologi kognitif, bahasa menjadi salah satu objek-
materialnya, karena bahasa merupakan perwujudan fungsi-fungsi
kognitif.
Piaget melihat adanya sistem yang mengatur dari dalam,
sehingga organisme mempunyai sistem pencernaan, peredaran
darah, pernapasan, dan lain-lain. Hal seperti ini juga terjadi dalam
sistem kognisi, sistem yang mengatur di dalam yang kemudian
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Sistem mengatur yang
menetap terdapat sepanjang perkembangan seseorang.
Perkembangan kognitif dengan demikian mempunyai 4 aspek
yaitu :
a. Kematangan. Kematangan ini merupakan pengembangan dari
susunan syaraf. Misalnya kemampuan melihat atau mendengar
disebabkan oleh kematangan yang sudah dicapai oleh susunan
syaraf yang bersangkutan.
b. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme
dengan lingkungannya, dengan dunianya.
c. Transmisi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh
dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, misalnya cara
pengasuhan dan pendidikan dari orang lain yang diberikan
kepada anak.
d. Ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam
diri anak, agar ia selalu mampu mempertahankan
keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
16
Tahap-tahap perkembangan oleh Jean Piaget dibagi dalam masa-
masa perkembangan sebagai berikut :
a) Masa Sensori-motor (0-2 tahun)
Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan
aktivitas-aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya
mengenal obyek-obyek. Contoh yang jelas dapat dilihat pada
kemampuan bayi untuk menggerakkan otot-otot di sekitar mulut,
gerakan mengenyot bilamana sedang menyusu. Jelas bahwa refleks
yang diperlihatkan bayi bukan suatu kemampuan yang timbul dari
hasil belajar dalam hubungan dengan lingkungan melainkan
sesuatu kemampuan yang sudah ada ketika bayi dilahirkan. Dengan
berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan-kemampuan
melakukan gerakan motorik dalam bentuk refleks, bayi berada
dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunianya.
b) Masa Pra-operasional (2-7 tahun)
Perkembangan yang jelas terlihat pada masa ini berbeda
dengan masa sebelumnya ialah kemampuan mempergunakan
simbol. Fungsi simbolik, yakni kemampuan untuk mewakilkan
sesuatu yang tidak ada, tidak terlihat dengan sesuatu yang lain atau
sebaliknya sesuatu yang tidak ada. Fungsi simbolik ini bisa nyata
atau abstrak. Dengan berkembangnya kemampuan
mensimbolisasikan ini, anak memperluas ruang lingkup
aktivitasnya yang menyangkut hal-hal yang sudah lewat, atau hal-
hal yang akan datang, dan masa sekarang.
Pada akhir masa pra-operasional, dasar-dasar
pengelompokkan benda atas dasar sifat-sifat khusus dan benda-
benda tersebut sudah bisa dilakukan, tetapi baru dengan satu
dimensi saja. Piaget mengatakan anak-anal pada masa pra-
17
operasional belum bisa memusatkan perhatian pada dua dimensi
yang berbeda secara serempak.
c) Masa Operasional Konkrit / konkrit-operasional (7-11 tahun)
Pada masa ini anak-anak sudah mulai bisa melakukan
bermacam-macam tugas, misalnya menyusun tongkat-tongkat, dan
menjawab pertanyaan mengenai konservasi angka maupun isi
dengan benar.
Egosentrisme pada anak terlihat dari ketidakmampuannya
untuk melihat pikiran dan pengalaman sebagai dua gejala yang
masing-masing berdiri sendiri. Dalam perkembangan kognitif lebih
lanjut anak-anak akan mencapai kemampuan untuk berpikir dalam
dua komponen, yakni pikirannya mengenai realitas dan realitasnya
sendiri.
d) Masa Operasional Formal / formal-operasional (11-dewasa)
Masa ketika seorang anak memperkembangkan kemampuan
kognitif untuk berpikir abstrak dan hipotesis. Pada masa ini anak
bisa memikirkan hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi,
sesuatu yang abstrak dan menduga apa yang terjadi.
Piaget dengan teor-teorinya bermaksud menerangkan
perkembangan kognisi pada anak-anak yang baru dilahirkan dan
seterusnya lebih menghendakinya sebagai sumbangannya terhadap
pengetahuan tentang kemanusiaan daripada sebagai penerapan
teori-teorinya di dalam ruang kelas. Piaget menganggap hal belajar
sebagai suatu proses yang aktif dan harus disesuaikan dengan
tahap-tahap perkembangan anak. Belajar pada anak bukan sesuatu
yang sepenuhnya bergantung pada guru.
18
2.2.4 Lev Vigotsky (1896 – 1934)
Vigotsky adalah seorang ahli perkembangan berkebangsaan
Rusia. Teorinya disebut dengan teori belajar sosial. Vigotsky
mengemukakan bahwa perkembangan manusia melalui interaksi
sosial yang memegang peranan penting dalam perkembangan
kognitif anak. Menurtut Vigotsky anak belajar melalui dua tahapan
yaitu interkasi dengan orang lain, orang tua, saudara, teman sebaya,
guru dan belajar secara individual melalui mengintegrasikan segala
sesuatu yang dipelajari dari orang lain dalam struktur kognitifnya.
Vigotsky mengemukakan tiga perlengkapan manusia yaitu tools of
the minds, zone of proximal development dan scaffolding.
Menurut Vigotsky kerja mental juga akan lebih mudah jika
ada alat pendukungnya yang ia sebut sebagai tools of the minds
yang berfungsi untuk mempermudah anak memahami suatu
fenomena, memecahkan masalah, mengingat, dan untuk berfikir.
Misalnya, kelereng, buah-buahan, lidi, biji-bijian adalah sejenis alat
yang dapat membantu anak memahami konsep bilangan. Melalui
alat ini akan dapat menghubungkan benda dengan bahasa simbolik,
seperti konsep bilangan satu, dua, tiga, empat, lima, dan enam.
Konsep zone of proximal development adalah suatu konsep
tetang hubungan antara belajar dengan perkembangan anak. Istilah
zone/zona menggambarkan bahwa perkembangan merupakan suatu
daerah atau medan.
Perluasan suatu medan perkembangan ditentukan oleh
bantuan orang yang lebih ahli yang disebut scaffolding. Scaffolling
adalah bantuan yang diperoleh anak dari seseorang yang lebih
mampu, lebih mengetahui, dan lebih terampil dalam ZPD untuk
membantu anak agar memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi.
Bentuk bantuan misalnya menyediakan objek, menunjukan
bagian objek, mnggunakan gambar, menunjukan cara
19
menggunakan sesuatu atau memberikan alat bantu pengukuran.
Teori belajar Vigotsky memiliki empat prinsip umum yaitu:
a. Anak mengkonstruksi pengetahuan akan lebih mudah bila
tersedia tools of minds yang lebih kaya dan bervariasi,
b. Belajar terjadi dalam kontek sosial. Oleh karena itu, untuk
membantu mengoptimalkan perkembangan anak, dia harus
dilibatkan sebanyak mungkin dalam interaksi sosial dengan
sebaya, guru, orang tua dan orang dewasa lainnya,
c. Belajar mempengaruhi perkembangan mental
d. Bahasa memegang peranan penting dalam membantu
perkembangan mental anak.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan perkembangan
berpikir anak, pengembangan bahasa atau literasi anak harus pula
dioptimalkan melalui melibatkan anak dalam aktivitas literasi di
rumah, di lembaga PAUD dan di masyarakat.
Vigotsky menyakini bahwa anak memiliki kemampuan
secara aktif membagun pengetahuan melalui interaksi sosial di
lingkungannya. Kontek sosial mempengaruhi perkembangan
berpikir, sikap dan tingkah laku anak. Kontek sosial adalah
meliputi seluruh lingkungan dimana anak tinggal yang secara
langsung atau pun tidak langsung dipengaruhi oleh sistem budaya
yang berlaku dalam masyarakat dimana anak hidup. Vogotsky
mengemukakan tiga konteks sosial yaitu :
a. Interaktif, orang lain atau teman sebaya yang sedang
melakukan interaksi dengan anak.
b. Tingkat struktural yaitu konteks sosial yang memiliki struktur
seperti anggota keluarga, lembaga PAUD, dan masyarakat
sekitar.
20
c. Tingkat struktur sosial yang meliputi keseluruhan berbagai
hasil kreasi anggota masyarakat.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses
perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan
lingkungan yang kodusif dimana anak dapat mengeksplorasi dirinya ,
memberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami
pengalaman belajar yang diperolehnya melalui lingkungan melalui cara
mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-
ulang yang melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Dengan adanya teori-teori dari para ahli mengenai perkembangan
Anak Usia Dini, sangatlah membantu tenaga pengajar, khususnya pada
PAUD untuk memahami bagaimana perkembangan anak, baik dari segi
kognisi, motorik, sosial dan emosional.
22
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Prof. Dr. Singgih D. 1981. Dasar dan Teori Perkembangan Anak.
Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Sujono, Yuliani Nurani.2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
PT Indeks.
file:///C:/Users/toshiba/Downloads/Maria%20Montessori%20%C2%AB
%20KuliahGratis.Net.htm
file:///C:/Users/toshiba/Downloads/teori-teori-tentang-perkembangan.html
23

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan Holistik
LSP3I
 
Contoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganContoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapangan
Aburafika
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
rizka_pratiwi
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaran
rizka_pratiwi
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Warman Tateuteu
 
Power point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikPower point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristik
RINISUGIYARTI
 

Was ist angesagt? (20)

Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan Holistik
 
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
 
Contoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganContoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapangan
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD
 
makalah observasi sekolah
makalah observasi sekolahmakalah observasi sekolah
makalah observasi sekolah
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
 
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaran
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
 
Power point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikPower point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristik
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 
Pendidikan Montessori
Pendidikan MontessoriPendidikan Montessori
Pendidikan Montessori
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 

Andere mochten auch

Pendidikan Menurut John Dewey
Pendidikan Menurut John DeweyPendidikan Menurut John Dewey
Pendidikan Menurut John Dewey
Aurelius Ratu
 
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islamPendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
lizelwati
 
Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan DuniaTokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Hendra Kurniawan
 
Sejarah stpm-sumbangan tokoh-(JEAN- JACQUES ROUSSEAU)
Sejarah stpm-sumbangan tokoh-(JEAN- JACQUES ROUSSEAU)Sejarah stpm-sumbangan tokoh-(JEAN- JACQUES ROUSSEAU)
Sejarah stpm-sumbangan tokoh-(JEAN- JACQUES ROUSSEAU)
Safinah Harun
 
36760501 teori-dan-model-an-awal-kanak-kank
36760501 teori-dan-model-an-awal-kanak-kank36760501 teori-dan-model-an-awal-kanak-kank
36760501 teori-dan-model-an-awal-kanak-kank
Rozaidi Yusof
 
Belajar dengan multiple intelligences howard gardner
Belajar dengan multiple intelligences howard gardnerBelajar dengan multiple intelligences howard gardner
Belajar dengan multiple intelligences howard gardner
sanjayajo
 
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Boyolali
 
Belajar dengan multiple intelligences howard gardner (1)
Belajar dengan multiple intelligences howard gardner (1)Belajar dengan multiple intelligences howard gardner (1)
Belajar dengan multiple intelligences howard gardner (1)
Rahmat Hidayat
 
Teori konstruktivisme kognitif
Teori konstruktivisme kognitifTeori konstruktivisme kognitif
Teori konstruktivisme kognitif
Nur Liz
 
John Dewey
John DeweyJohn Dewey
John Dewey
cartersd
 
Falsafah dan Pendidikan Awal Kanak-kanak
Falsafah dan Pendidikan Awal Kanak-kanakFalsafah dan Pendidikan Awal Kanak-kanak
Falsafah dan Pendidikan Awal Kanak-kanak
Adilah Said
 
Psikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaranPsikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaran
NOR HIDAYAH
 
Topik 1 Konsep Asas Psikologi
Topik 1 Konsep Asas PsikologiTopik 1 Konsep Asas Psikologi
Topik 1 Konsep Asas Psikologi
guest0321ac
 

Andere mochten auch (20)

Pendidikan Menurut John Dewey
Pendidikan Menurut John DeweyPendidikan Menurut John Dewey
Pendidikan Menurut John Dewey
 
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islamPendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
 
Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan DuniaTokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia
 
Sejarah stpm-sumbangan tokoh-(JEAN- JACQUES ROUSSEAU)
Sejarah stpm-sumbangan tokoh-(JEAN- JACQUES ROUSSEAU)Sejarah stpm-sumbangan tokoh-(JEAN- JACQUES ROUSSEAU)
Sejarah stpm-sumbangan tokoh-(JEAN- JACQUES ROUSSEAU)
 
36760501 teori-dan-model-an-awal-kanak-kank
36760501 teori-dan-model-an-awal-kanak-kank36760501 teori-dan-model-an-awal-kanak-kank
36760501 teori-dan-model-an-awal-kanak-kank
 
Pendidikan al quran
Pendidikan al quranPendidikan al quran
Pendidikan al quran
 
Ruang lingkup pendidikan islam
Ruang lingkup pendidikan islamRuang lingkup pendidikan islam
Ruang lingkup pendidikan islam
 
Belajar dengan multiple intelligences howard gardner
Belajar dengan multiple intelligences howard gardnerBelajar dengan multiple intelligences howard gardner
Belajar dengan multiple intelligences howard gardner
 
Ruang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaran
Ruang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaranRuang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaran
Ruang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaran
 
Dewey powerpoint
Dewey powerpointDewey powerpoint
Dewey powerpoint
 
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
 
Ruang lingkup pendidikan
Ruang lingkup pendidikanRuang lingkup pendidikan
Ruang lingkup pendidikan
 
Belajar dengan multiple intelligences howard gardner (1)
Belajar dengan multiple intelligences howard gardner (1)Belajar dengan multiple intelligences howard gardner (1)
Belajar dengan multiple intelligences howard gardner (1)
 
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasiPendidikan vokasi
Pendidikan vokasi
 
Teori konstruktivisme kognitif
Teori konstruktivisme kognitifTeori konstruktivisme kognitif
Teori konstruktivisme kognitif
 
John Dewey
John DeweyJohn Dewey
John Dewey
 
Makalah akhlak mahmudah dan madzmumah
Makalah akhlak mahmudah dan madzmumahMakalah akhlak mahmudah dan madzmumah
Makalah akhlak mahmudah dan madzmumah
 
Falsafah dan Pendidikan Awal Kanak-kanak
Falsafah dan Pendidikan Awal Kanak-kanakFalsafah dan Pendidikan Awal Kanak-kanak
Falsafah dan Pendidikan Awal Kanak-kanak
 
Psikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaranPsikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaran
 
Topik 1 Konsep Asas Psikologi
Topik 1 Konsep Asas PsikologiTopik 1 Konsep Asas Psikologi
Topik 1 Konsep Asas Psikologi
 

Ähnlich wie Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini

Intervensi awal kanak kanak
Intervensi awal kanak kanakIntervensi awal kanak kanak
Intervensi awal kanak kanak
Nur Kareena
 
Makalah aliran pendidikan
Makalah aliran pendidikanMakalah aliran pendidikan
Makalah aliran pendidikan
Rilo P
 
Rois teori psikologi
Rois teori psikologiRois teori psikologi
Rois teori psikologi
roiezdiana
 
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pipKONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
Rahma Al-Zaisah
 
Aliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikanAliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikan
Rizal M Suhardi
 
Nadya E. Putri (Pengantar Pedidikan Bab 4)
Nadya E. Putri (Pengantar Pedidikan Bab 4)Nadya E. Putri (Pengantar Pedidikan Bab 4)
Nadya E. Putri (Pengantar Pedidikan Bab 4)
nadyasakura
 

Ähnlich wie Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini (20)

Ilmu Pendidikan - Aliran Pendidikan
Ilmu Pendidikan - Aliran PendidikanIlmu Pendidikan - Aliran Pendidikan
Ilmu Pendidikan - Aliran Pendidikan
 
Intervensi awal kanak kanak
Intervensi awal kanak kanakIntervensi awal kanak kanak
Intervensi awal kanak kanak
 
Teori kognitif Vygotsky
Teori kognitif VygotskyTeori kognitif Vygotsky
Teori kognitif Vygotsky
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 
Aliran aliran-pendidikan
Aliran aliran-pendidikanAliran aliran-pendidikan
Aliran aliran-pendidikan
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 
Makalah aliran pendidikan
Makalah aliran pendidikanMakalah aliran pendidikan
Makalah aliran pendidikan
 
Rois teori psikologi
Rois teori psikologiRois teori psikologi
Rois teori psikologi
 
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pipKONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 
Ppt landasan pendidikan 2
Ppt landasan pendidikan 2Ppt landasan pendidikan 2
Ppt landasan pendidikan 2
 
Makalah naturalisme dan abstraksi
Makalah naturalisme dan abstraksiMakalah naturalisme dan abstraksi
Makalah naturalisme dan abstraksi
 
Teori Pendidikan Dasar_Heppy Kinasih_1831600943.pptx
Teori Pendidikan Dasar_Heppy Kinasih_1831600943.pptxTeori Pendidikan Dasar_Heppy Kinasih_1831600943.pptx
Teori Pendidikan Dasar_Heppy Kinasih_1831600943.pptx
 
Filsafat Islam
Filsafat IslamFilsafat Islam
Filsafat Islam
 
Aliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikanAliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikan
 
Tokoh pendidikan dunia
Tokoh pendidikan duniaTokoh pendidikan dunia
Tokoh pendidikan dunia
 
Teori teori psikologi perkembangan
Teori teori psikologi perkembanganTeori teori psikologi perkembangan
Teori teori psikologi perkembangan
 
Nadya E. Putri (Pengantar Pedidikan Bab 4)
Nadya E. Putri (Pengantar Pedidikan Bab 4)Nadya E. Putri (Pengantar Pedidikan Bab 4)
Nadya E. Putri (Pengantar Pedidikan Bab 4)
 
Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan
Hubungan  antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan  Hubungan  antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan
Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan
 

Kürzlich hochgeladen

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini di saat ini tidak terlepas dari teori-teori yang disampaikan oleh para ahli, baik ahli psikologi, filsuf, dan pemerhati pendidikan. Teori-teori serta aliran-aliran tersebut sangat membantu guru-guru saat ini dalam menghadapi Anak Usia Dini, metode apa yang harus dilakukan untuk mengajar anak, dan bagaimana menghadapi anak serta perilaku-perilakunya. Makalah ini akan membahas mengenai (1) Tokoh-tokoh beserta pemikirannya mengenai Pendidikan Anak Usia Dini, serta (2) Membahas mengenai teori-teori yang dipergunakan dalam mengembangkan program pada Pendidikan Anak Usia Dini. 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 TOKOH DAN PEMIKIRAN TENTANG PAUD Terlaksananya Pendidikan Anak Usia Dini (selanjutnya ditulis PAUD) tidak dapat terlepas dari pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh pencetus PAUD itu sendiri. Tanpa pemikiran dari mereka, pendidikan anak usia dini mungkin saja masih tidak diperhatikan. Berikut adalah pemikiran-pemikiran (filosofi) tentang PAUD. 2.1.1 Ki Hajar Dewantara Dewantara berpendapat bahwa anak-anak adalah mahluk hidup yang memiliki kodratnya masing-masing. Kaum pendidik hanya membantu menuntun kodratnya tersebut. Jika anak memilki kodrat yang tidak baik, maka tugas pendidik untuk membantunya menjadi baik. Jika anak sudah memiliki kodrat yang baik, maka ia akan lebih baik lagi jika dibantu melalui pendidikan. Kodrat dan lingkungan merupakan konvergensi yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk rentang usia dalam pendidikan dibagi menjadi 3 masa, yaitu : a. Masa kanak-kanak/kinder-period usia 1 – 7 tahun. b. Masa pertumbuhan jiwa dan pikiran usia 7 – 14 tahun. c. Masa soial-period atau terbentuknya budi pekerti usia 14 – 21 tahun. Sesuai dengan rentang usia tersebut, maka cara mendidik untuk masa kanak-kanak adalah dengan memberi contoh dan pembiasaan (teladan), untuk masa pertumbuhan jiwa dan pikiran dengan cara pengajaran dan perintah/paksaan/hukuman, dan untuk masa sosial- 2
  • 3. period dengan cara laku dan pengalaman lahir – bathin. Dewantara juga peduli dengan anak usia dini, dimana pada tanggal 3 juli tahun 1922 di Yogjakarta beliau mendirikan ”Taman Siswa” diperuntukan bagi anak usia dibawah 7 tahun dengan nama ”Taman Anak” yang seterusnya dikenal dengan ”Taman Indria”. Perkembangan Taman Siswa berikutnya berdiri sekolah rendah (sekolah dasar) dan sekolah lanjutan pertama. Pembagian sekolah rendah disesuaikan dengan perkembangan anak menjadi dua bagian yaitu bagian ”Taman Anak” dari kelas I sampai dengan kelas III untuk anak berumur 7 sampai 9 tahun dan ”Taman Muda” dari kelas IV sampai dengan kelas VI untuk anak usia 10 sampai 12 tahun. Taman Indria bersemboyan ”Tut Wuri Handayani”, artinya bahwa taman ini memberi kebebasan yang luas selama tidak membahayakan anak. Sistem yang dipakai adalah sistem Among dengan maksud memberi kemerdekaan, kesukarelaan, demokrasi, toleransi, ketertiban, kedamaian, kesesuaian dengan keadaan dan hindari perintah dan paksaan. Sistem ini mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya dan merdeka tenaganya serta dapat mencari pengetahuan sendiri. Filosofi ki Hajar Dewantara yang dianut adalah asah, asih, dan asuh (welas asih). 3
  • 4. 2.1.2 Martin Luther King (1483 – 1546) Martin Luther menekankan pada anak agar menggunakan sekolah sebagai sarana untuk mengajar anak membaca. Ia juga percaya bahwa keluarga sebagai institusi yang paling penting merupakan peletak dasar pendidikan bagi anak. Tanpa pendidikan maka anak tidak akan mendapatkan bekal bagi hidupnya di masa yang akan datang. Karena itu pendidikan dan sekolah bukan hanya sekedar tempat anak bersosialisasi saja, tetapi juga memiliki makna sebagai sarana religius dan penegak moral. 4
  • 5. 2.1.3 John Amos Comenius (1592 – 1670) Comeinus sangat percaya bahwa pendidikan harus dimulai sejak dini. Pendidikan yang berlangsung harus mengikuti perkembangan alam anak (kematangan) dan memberi kesempatan pada anak untuk menggunakan seluruh inderanya. Pembelajaran semacam itu merupakan pembelajaran yang paling baik, karena pengalaman- pengalaman sensorial yang dialami anak usia dini merupakan dasar semua pembelajaran. Oleh karena itu Comenius meyakini bahwa penggunaan buku yang ada ilustrasinya akan sangat membantu mengembangkan kemampuan anak. 5
  • 6. 2.1.4 J H. Pestalozzi (1747 – 1827) Sangat menekankan pada pendidikan yang memperhatikan kematangan anak. Pendidikan harus didasarkan pada pengaruh “objek pembelajaran”, misalnya guru membawa benda sesungguhnya ketika mengajar. Sangat menekankan pada pengembangan aspek sosial sehingga anak dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu menjadi anggota masyarakat yang berguna. Pendidikan sosial akan berkembang jika pendidikan dimulai dengan pendidikan keluarga yang baik. Peran utama pendidikan sangat ditekan pada ibu yang dapat memberikan sendi-sendi dalam pendidikan jasmani, budi pekerti dan agama. Pandangan dasar Pestalozzi yang pertama menekankan pada pengamatan alam. Semua pengetahuan pada dasarnya bersumber dari pengamatan yang akan menimbulkan pengertian. Namun jika pengertian tersebut tanpa didasari pengamatan, maka akan menjadi sesuatu pengertian yang kosong (abstrak). Pandangan kedua adalah menumbuhkan keaktifan jiwa raga anak. Melalui keaktifan anak akan mampu mengolah kesan (hasil) pengamatan menjadi suatu pengetahuan. Keaktifan akan mendorong anak melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pandangan ketiga adalah pembelajaran pada anak harus berjalan secara teratur setingkat demi setingkat atau bertahap. Prinsip ini sangat cocok dengan kodrat anak yang tumbuh dan berkembang secara bertahap. Pandangan dasar tersebut membawa konsekuensi bahwa bahan pengembangan yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari urutan bahan yang termudah sampai tersulit, dari bahan pengembangan yang sederhana sampai yang terkompleks. 6
  • 7. 2.1.5 Jean Jacques Rosseau (1712 – 1778) Rousseau selalu menekankan pembelajaran yang dilakukan harus menggunakan pendekatan alam yang disebutnya pendekatan naturalistik. Pendidikan naturalistik membiarkan anak tumbuh tanpa intervensi dengan cara tidak membandingkan anak satu sama lain serta memberikan kebebasan anak untuk mengeksplorasi tanpa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Sebagai seorang naturalist maka Rousseau meyakini agar orang dewasa tidak memberikan batasan-batasan pada anak, karena pengaruh batasan tersebut sangat besar, yaitu menghambat perkembangan anak. Kesiapan anak merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran. 7
  • 8. 2.1.6 Frederich Wilhelm Frobel (1782 – 1852) Frobel merupakan salah seorang tokoh pendidikan anak yang banyak memberikan pengaruh dalam pemikiran baru (modern) dalam pengembangan anak usia dini, khususnya Taman Kanak-kanak. Walaupun ia banyak mempelajari visi kependidikan Pestalozzi, namun Frobel banyak memberikan „critical thinking pada sekolah Pestalozzi‟ terutama dari segi kurangnya keterpaduan model pelaksanaan pembelajaran. Frobel lahir tahun 1782 di Oberweiszbach (Jerman). Pola pendidikan yang demokratis yang dikembangkannya banyak menimbulkan konfrontasi dengan pihak pemerintah sehingga ia dianggap sebagai pemberontak. Pada tahun 1840, untuk merealisasikan cita-citanya Frobel meresmikan sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama “Kindergarten”. Walaupun banyak tantangan (penutupan lembaga pendidikan), tidak membuat Frobel patah semangat sehingga ia berniat untuk mengembangkan cita-citanya tersebut di Amerika. Namun sebelum cita-cita tersebut ia meninggal tahun 1852. Pandangan dasar dari Frobel adalah pengembangan otoaktivitas merupakan prinsip utama. Anak didik harus didorong untuk aktif sehingga dapat melakukan berbagai kegiatan (pekerjaan) yang produktif. Prinsip kedua adalah kebebasan atau suasana merdeka. Otoaktivitas anak akan tumbuh dan berkembang jika pada anak diberikan kesempatan dalam suasana bebas sehingga anak mampu berkembang sesuai potensinya masing-masing. Melalui suasana bebas atau merdeka, anak akan memperoleh kesempatan mengembangkan daya fantasi atau daya khayalnya, terutama daya cipta untuk membentuk sesuatu dengan kekuatan fantasi anak. Prinsip ketiga yang dikemukakan Frobel adalah pengamatan dan peragaan. Kegiatan ini dimaksudkan terutama dalam mengembangkan seluruh indra anak. Prinsip ini selaras dengan apa yang telah dikemukakan Pestalozzi terdahulu. Agar pembelajaran tidak verbalistik maka anak harus diberi 8
  • 9. kesempatan untuk melakukan pengamatan terhadap berbagai kondisi lingkungan alam di sekitar. Pada lingkungan alam yang jauh atau sulit untuk diamati maka dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip peragaan. Pendidik dapat meragakan hal-hal yang tidak mungkin diamati anak secara langsung, baik berupa lingkungan fisik, sosial maupun keagamaan. 9
  • 10. 2.1.7 Maria Montessori (1870-1952) Maria Montessori, seorang dokter wanita Italia pertama. Montessori lahir di Chiaravalle, sebuah propinsi kecil di Ancona, Italia, pada tahun 1870. Reputasinya di bidang pendidikan anak dimulai setelah Montessori lulus dari sekolah kedokteran. Dia bekerja di sebuah klinik psikiatri Universitas Roma. Pekerjaannya tersebut menyebabkan dia berinteraksi langsung dengan masalah cacat mental. Pemikiran Montessori yang berkaitan dengan anak cacat mental akhirnya ditindaklanjuti dengan pendirian Casai dei Bambini atau Children’s House di daerah-daerah kumuh Roma tahun 1907. Lingkungan diatur sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh anak-anak cacat mental di bawah lima tahun. Adapun prinsip yang diyakini oleh Maria Montessori yaitu : a. Menghargai anak. Setiap anak itu unik sehingga pendidik dalam memberikan pelayanan harus secara individual. Anak memiliki kemampuan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu pendidik harus menghargai anak sebagai individu yang memiliki kemampuan yang luar biasa. b. Absorbent Mind ( pemikiran yang cepat menyerap). Informasi yang masuk melalui indera anak dengan cepat terserap ke dalam otak. Daya serap otak anak dapat diibaratkan seperti sebuah sponse yang cepat menyerap air. Untuk itu pendidik hendaknya jangan salah dalam memberikan konsep-konsep pada anak. c. Sensitive Periods (masa peka). Masa peka dapat digambarkan sebagai sebuah pembawaan atau potensi yang akan berkembang sangat pesat pada waktu-waktu tertentu. Potensi ini akan mati dan tidak akan muncul lagi apabila 10
  • 11. tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, tepat pada waktunya. d. Lingkungan yang disiapkan. i. Pendidik hendaknya menyiapkan suatu lingkungan yang dapat memunculkan keinginan anak untuk mempelajari banyak hal. Lingkungan yang disiapkan harus dirancang untuk menfasilitasi kebutuhan dan minat anak, sehingga pendidik harus meyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. ii. Lingkungan ditata dengan berbagai setting sehingga anak tidak bergantung dengan orang dewasa. Lingkungan yang disiapkan ini membuat anak bebas untuk bergerak, bermain dan bekerja. e. Pendidikan diri sendiri. Dengan lingkungan yang disiapkan oleh pendidik, memungkinkan anak dapat bereksplorasi, berekspresi, mencipta tanpa dibantu olah orang dewasa. Hasil yang diperoleh anak karena karyanya sendiri jauh luar biasa dan menakjubkan dibanding jika mereka dibantu. Karya yang dihasilkan beragam dan unik sedangkan yang dibantu hasil karya anak seragam dan sama. Jadi sebenarnya anak dapat belajar sendiri jika kita memberi fasilitas sesuai dengan potensi dan minatnya. 11
  • 12. 2.1.8 John Locke (1632-1704) John Locke adalah pencetus teori “Tabula Rasa” yang menganggap bahwa anak sebagai kertas putih atau tablet yang kosong. Anak hidup di dalam lingkungannya yang sangat berpengaruh dalam proses pembentukan seorang anak. Melalui pengalamanpengalaman yang dilalui anak bersama lingkungannya, akan menentukan karakter anak. Dia sangat mempercayai bahwa untuk mendapatkan pembelajaran dari lingkungannya, maka satu- satunya cara bagi anak adalah mendapatkan pelatihan-pelatihan sensoris. 12
  • 13. 2.2 TEORI-TEORI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2.2.1 Teori Howard Gardner (1943) Teori Howard Gardner muncul dalam jaman kita hidup sekarang ini. Ia mengatakan bahwa pada hakekatnya setiap anak adalah anak yang cerdas. Kecerdasan bukan hanya dipandang dari factor IQ saja, tetapi juga ada kecerdasan-kecerdasan lain yang akan mengantarkan anak pada kesuksesan. Macam-macam kecerdasan menurut Gardner adalah : a. Kecerdasan bahasa. Kecerdasan anak dalam mengelola kata-kata. b. Kecerdasan logika. Kecerdasan dalam bidang angka dan alasan logis. c. Kecerdasan musik. Kecerdasan dalam bidang musik. d. Kecerdasan gerak (kinestetik). Kecerdasan dalam mengolah anggota tubuh. e. Kecerdasan gambar (spasial). Kecerdasan anak dalam permainan garis, warna, dan ruang. f. Kecerdasan diri (intrapersonal). Kecerdasan dalam bidang pengenalan terhadap diri sendiri. g. Kecerdasan bergaul (interpersonal). Kecerdasan dalam membina hubungan dengan orang lain. h. Kecerdasan alami (naturalist). Kecerdasan yang berhubungan dengan alam. i. Kecerdasan rohani (spiritual). Kecerdasan mengolah rohani. 13
  • 14. Jadi, Gardner memandang bahwa setiap anak memiliki peluang untuk belajar dengan gaya masing-msing anak. 2.2.2 John Bowlby (1907 – 1990). John Bowlby terkenal sebagai salah seorang pelopor teori Ethologi. Dia lahir di London. Dia merupakan seorang guru di Proggessive Schools for Children, yang memberi perawatan medis dan latihan psiko-analitik. Teori Bowlby yang tekenal adalah tentang teori attachment. Dia mengemukakan perkembangan attachment bayi. Attachment yang dimaksud adalah keteraturan, kesenangan, keinginan untuk melekat terhadap orang-orang yang diakrabi. Salah satu attachment bayi adalah menangis ketika ditinggalkan pengasuhnya dan tersenyum ketika pengasuhnya datang atau memberi makan. Menurut Bowlby meskipun respon sosial bayi pada awalnya tanpa diskrimisasi. Anak yang kehilangan kesempatan untuk memperoleh hubungan sosial dengan orang lain akan mempengaruhi perkembangan sosial anak. Bila anak kehilangan kesempatan untuk megembangkan hubungan anak dengan lingkugan sosial selama periode bayi, maka mungkin hubungan sosial anak akan menjadi menyimpang seletah dewasa. Bayi yang kehilangan kontak yang memuaskan dengan manusia lain mereka akan kesulitan untuk mengembangkan tingah laku sosial yang sesuai. Ada dua ketekunan pada usia dini yaitu „separate enciety” dan stager anciety”. anak-anak yang sering ditinggal, petama anak akan menangis dan menolak semua bentuk pengasuhan, berkembang melalui periode despair; menjadi quiet, menarik diri dan pasif.. Pengasuh hendaknya memiliki pola yang tidak berbeda dengan orangtuanya. Orangtua harus memberikan 14
  • 15. perhatian, kasih sayang dan perasaan aman pada bayi agar anak berkembang dengan baik. 15
  • 16. 2.2.3 Jean Piaget (1907 – 1980) Istilah kognitif mulai banyak dikemukakan ketika teori-teori Jean Piaget banyak ditulis dan dibicarakan pada kira-kira permulaan tahun 1960. Pengertian kognisis sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget sendiri mengemukakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya. Dalam psikologi kognitif, bahasa menjadi salah satu objek- materialnya, karena bahasa merupakan perwujudan fungsi-fungsi kognitif. Piaget melihat adanya sistem yang mengatur dari dalam, sehingga organisme mempunyai sistem pencernaan, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain. Hal seperti ini juga terjadi dalam sistem kognisi, sistem yang mengatur di dalam yang kemudian dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Sistem mengatur yang menetap terdapat sepanjang perkembangan seseorang. Perkembangan kognitif dengan demikian mempunyai 4 aspek yaitu : a. Kematangan. Kematangan ini merupakan pengembangan dari susunan syaraf. Misalnya kemampuan melihat atau mendengar disebabkan oleh kematangan yang sudah dicapai oleh susunan syaraf yang bersangkutan. b. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya, dengan dunianya. c. Transmisi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, misalnya cara pengasuhan dan pendidikan dari orang lain yang diberikan kepada anak. d. Ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam diri anak, agar ia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya. 16
  • 17. Tahap-tahap perkembangan oleh Jean Piaget dibagi dalam masa- masa perkembangan sebagai berikut : a) Masa Sensori-motor (0-2 tahun) Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas-aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya mengenal obyek-obyek. Contoh yang jelas dapat dilihat pada kemampuan bayi untuk menggerakkan otot-otot di sekitar mulut, gerakan mengenyot bilamana sedang menyusu. Jelas bahwa refleks yang diperlihatkan bayi bukan suatu kemampuan yang timbul dari hasil belajar dalam hubungan dengan lingkungan melainkan sesuatu kemampuan yang sudah ada ketika bayi dilahirkan. Dengan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan-kemampuan melakukan gerakan motorik dalam bentuk refleks, bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunianya. b) Masa Pra-operasional (2-7 tahun) Perkembangan yang jelas terlihat pada masa ini berbeda dengan masa sebelumnya ialah kemampuan mempergunakan simbol. Fungsi simbolik, yakni kemampuan untuk mewakilkan sesuatu yang tidak ada, tidak terlihat dengan sesuatu yang lain atau sebaliknya sesuatu yang tidak ada. Fungsi simbolik ini bisa nyata atau abstrak. Dengan berkembangnya kemampuan mensimbolisasikan ini, anak memperluas ruang lingkup aktivitasnya yang menyangkut hal-hal yang sudah lewat, atau hal- hal yang akan datang, dan masa sekarang. Pada akhir masa pra-operasional, dasar-dasar pengelompokkan benda atas dasar sifat-sifat khusus dan benda- benda tersebut sudah bisa dilakukan, tetapi baru dengan satu dimensi saja. Piaget mengatakan anak-anal pada masa pra- 17
  • 18. operasional belum bisa memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara serempak. c) Masa Operasional Konkrit / konkrit-operasional (7-11 tahun) Pada masa ini anak-anak sudah mulai bisa melakukan bermacam-macam tugas, misalnya menyusun tongkat-tongkat, dan menjawab pertanyaan mengenai konservasi angka maupun isi dengan benar. Egosentrisme pada anak terlihat dari ketidakmampuannya untuk melihat pikiran dan pengalaman sebagai dua gejala yang masing-masing berdiri sendiri. Dalam perkembangan kognitif lebih lanjut anak-anak akan mencapai kemampuan untuk berpikir dalam dua komponen, yakni pikirannya mengenai realitas dan realitasnya sendiri. d) Masa Operasional Formal / formal-operasional (11-dewasa) Masa ketika seorang anak memperkembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan hipotesis. Pada masa ini anak bisa memikirkan hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak dan menduga apa yang terjadi. Piaget dengan teor-teorinya bermaksud menerangkan perkembangan kognisi pada anak-anak yang baru dilahirkan dan seterusnya lebih menghendakinya sebagai sumbangannya terhadap pengetahuan tentang kemanusiaan daripada sebagai penerapan teori-teorinya di dalam ruang kelas. Piaget menganggap hal belajar sebagai suatu proses yang aktif dan harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak. Belajar pada anak bukan sesuatu yang sepenuhnya bergantung pada guru. 18
  • 19. 2.2.4 Lev Vigotsky (1896 – 1934) Vigotsky adalah seorang ahli perkembangan berkebangsaan Rusia. Teorinya disebut dengan teori belajar sosial. Vigotsky mengemukakan bahwa perkembangan manusia melalui interaksi sosial yang memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif anak. Menurtut Vigotsky anak belajar melalui dua tahapan yaitu interkasi dengan orang lain, orang tua, saudara, teman sebaya, guru dan belajar secara individual melalui mengintegrasikan segala sesuatu yang dipelajari dari orang lain dalam struktur kognitifnya. Vigotsky mengemukakan tiga perlengkapan manusia yaitu tools of the minds, zone of proximal development dan scaffolding. Menurut Vigotsky kerja mental juga akan lebih mudah jika ada alat pendukungnya yang ia sebut sebagai tools of the minds yang berfungsi untuk mempermudah anak memahami suatu fenomena, memecahkan masalah, mengingat, dan untuk berfikir. Misalnya, kelereng, buah-buahan, lidi, biji-bijian adalah sejenis alat yang dapat membantu anak memahami konsep bilangan. Melalui alat ini akan dapat menghubungkan benda dengan bahasa simbolik, seperti konsep bilangan satu, dua, tiga, empat, lima, dan enam. Konsep zone of proximal development adalah suatu konsep tetang hubungan antara belajar dengan perkembangan anak. Istilah zone/zona menggambarkan bahwa perkembangan merupakan suatu daerah atau medan. Perluasan suatu medan perkembangan ditentukan oleh bantuan orang yang lebih ahli yang disebut scaffolding. Scaffolling adalah bantuan yang diperoleh anak dari seseorang yang lebih mampu, lebih mengetahui, dan lebih terampil dalam ZPD untuk membantu anak agar memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi. Bentuk bantuan misalnya menyediakan objek, menunjukan bagian objek, mnggunakan gambar, menunjukan cara 19
  • 20. menggunakan sesuatu atau memberikan alat bantu pengukuran. Teori belajar Vigotsky memiliki empat prinsip umum yaitu: a. Anak mengkonstruksi pengetahuan akan lebih mudah bila tersedia tools of minds yang lebih kaya dan bervariasi, b. Belajar terjadi dalam kontek sosial. Oleh karena itu, untuk membantu mengoptimalkan perkembangan anak, dia harus dilibatkan sebanyak mungkin dalam interaksi sosial dengan sebaya, guru, orang tua dan orang dewasa lainnya, c. Belajar mempengaruhi perkembangan mental d. Bahasa memegang peranan penting dalam membantu perkembangan mental anak. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan perkembangan berpikir anak, pengembangan bahasa atau literasi anak harus pula dioptimalkan melalui melibatkan anak dalam aktivitas literasi di rumah, di lembaga PAUD dan di masyarakat. Vigotsky menyakini bahwa anak memiliki kemampuan secara aktif membagun pengetahuan melalui interaksi sosial di lingkungannya. Kontek sosial mempengaruhi perkembangan berpikir, sikap dan tingkah laku anak. Kontek sosial adalah meliputi seluruh lingkungan dimana anak tinggal yang secara langsung atau pun tidak langsung dipengaruhi oleh sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat dimana anak hidup. Vogotsky mengemukakan tiga konteks sosial yaitu : a. Interaktif, orang lain atau teman sebaya yang sedang melakukan interaksi dengan anak. b. Tingkat struktural yaitu konteks sosial yang memiliki struktur seperti anggota keluarga, lembaga PAUD, dan masyarakat sekitar. 20
  • 21. c. Tingkat struktur sosial yang meliputi keseluruhan berbagai hasil kreasi anggota masyarakat. 21
  • 22. BAB III PENUTUP 3.1 SIMPULAN Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan lingkungan yang kodusif dimana anak dapat mengeksplorasi dirinya , memberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya melalui lingkungan melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang- ulang yang melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Dengan adanya teori-teori dari para ahli mengenai perkembangan Anak Usia Dini, sangatlah membantu tenaga pengajar, khususnya pada PAUD untuk memahami bagaimana perkembangan anak, baik dari segi kognisi, motorik, sosial dan emosional. 22
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Gunarsa, Prof. Dr. Singgih D. 1981. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia. Sujono, Yuliani Nurani.2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks. file:///C:/Users/toshiba/Downloads/Maria%20Montessori%20%C2%AB %20KuliahGratis.Net.htm file:///C:/Users/toshiba/Downloads/teori-teori-tentang-perkembangan.html 23