1. UPAYA PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah : Pengantar pendidikan
Dosen pembimbing : sonedi
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
1. RISKI UMI KULSUM (12.22.13630)
2. ENDAH SARWENDAH (12.22.14043)
3. YAYUK RETNOWATI (12.22.14053)
4. NURLYANI (12.22.14339)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
2012
2. KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“UPAYA PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN” tepat
pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Palangka Raya, Desember 2012
Penulis
3. DAFTAR ISI
Halaman Isi
KATA PENGANTAR………………………………………………....... i
DAFTAR ISI.…………………………………………………................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah.……………………………………………. 1
C. Maksud dan Tujuan Penulisan...……………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tenaga Kependidikan dan Pendidik ……………… 3
B. Peran Tenaga Kependidikan dan Pendidik ................................ 4
C. Strategi Pengembangan Tenaga Kependidikan dan Pendidik di Indonesia... -
D. Upaya Pengembangan Tenaga Kependidikan dan Pendidik.................... -
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………... -
B. Saran …………………………………………………………. -
Daftar Pustaka......................................................................................... -
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan nasional di Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki
komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu
dilaksanakan agar masyarakat dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Beberapa upaya dilaksanakan antara lain penyempurnaan
kurikulum, peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan sarana-
sarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan
dan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan pada dasarnya ditujukan
untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai
individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat. Upaya perbaikan dibidang
pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat
maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa
upaya pun dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa dan tercipatanya manusia
Indonesia seutuhnya.
5. B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pengertian Pendidik dan kependidikan
2. Peranan tenaga pendidik dan kependidikan
3. Strategi pengembangan tenaga kependidikan dan pendidik di indonesia
4. Upaya pengembangan tenaga kependidikan dan pendidik
5. Permasalahan-permasalahan yang di hadapi tenaga kependidikan dan tenaga pendidik
serta pemecahan nya
C. Maksud dan Tujuan Penulisan
Dengan adanya rumusan masalah diatas kami dapat membuat suatu tujuan masalah:
1. Untuk mengetahui pengertian tenaga kependidikan dan pendidik
2. Untuk mengetahui peranan tenaga kependidikan dan pendidik
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan pendidik dan kependidikan
4. Untuk mengetahui upaya pengembangan tenaga kependidikan dan pendidik
5. Untuk mengetahui permaasalahan-permasalahan yang dihadapi tenaga kependidikan dan
pendidikserta pemecahannya.
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN PENDIDIK
Pengertian pendidik dan tenaga kependidikan yang tertuang dalam Undang-Undang RI
Nomor 20 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal 39 ayat (1) dan (20) adalah sebagai
berikut:
1. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada kesatuan kependidikan.
2. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dari pengertian diatas, terlihat bahwa fungsi tenaga pendidik dan kependidikan saling
menunjang satu sama lain. Suatu pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa ditunjang
oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang professional.
Pendidikan merupakan usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk
memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Secara fungsional, pendidikan ditujukan
untukmenyiapkan manusia menghadapi masadepan agar hidup lebih sejahtera, baik secara
individu maupun secara kolektif sebagai masyarakat, bangsa maupun antar bangsa.
B. PERAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN PENDIDIK
Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
pengertian Standar Pendidik dan dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam jabatan.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang
7. harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah/serifikat keahlian yang
relevan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Kompetensi adalah tingkat kemampuan
minimal yang harus dipenuhi seorang pendidik untuk dapa berperan sebagai agen
pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional, dan kompetensi social sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang
membuktikan dengan sertifikat profesi guru sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku (Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional Tahun 2006).
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliknya.
Kompetensi kepribadian mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sedangkan kompetensi
profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
SNP.
Kompetensi social merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik,dan masyarakat disekitar.
Tenaga kependidikan terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan,tenaga laboratorium, tenaga kebersihan, dan tenaga keamanan.
Tenaga pendidik dan kependidikan merupakan faktor penentu keberhasilan pendidikan.
Karena penilaian kesuksesan pendidikan harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Mulai
dari pengaturan jadwal pembelajaranyang teratur, kelengkapan sarana prasarana sekolah yang
memadai dan memenuhi standar, kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah yang harus
terjaga, manajemen sekolah yang tegas dan ketat,dan tentunya proses pembelajarna yang
berkualitas. Semua faktor tersebut adalah peran strategis tenaga pendidik dan kependidikan.
8. C. STRATEGI PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
DI INDONESIA
Secara umum ada beberapa langkah strategi yang dapat diimplementasikan dalamupaya
mengembangkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan. Strategi tersebut
diantaranya sebagai berikut :
1. Self Assessment (Evaluasi diri):
Melakukan diri melalui acara rapat dengan melakukan brain storming (curhat
pendapat) yang diikuti oleh kepala sekolah, guru, staf, anggota komite, atau juga
pihak yayasan. Kegiatan evaluasi ini merupakan refleksi/mawas diri untuk
membangkitkan kesadaran/keprihatinan akan pentingnya pendidikan yang bermutu,
sehingga menimbulkan komitmen bersama untuk meningkatkan mutu,sehingga
menimbulkan komitmen bersama untuk meningkatkan mutu (sense of quality).
2. Perumusan Visi, Misi dan Tujuan:
Perumusan visi dan misi serta tujuan merupakan langkah awal yang harus dilakukan
untuk menjelaskan kemana arah pendidikan yang ingin dituju oleh
parapendiri/penyelenggara pendidikan.
3. Perencanaan :
Sekolah harus membuat perencanaan yang teliti (mulai dari seberapa besar lingkup
cakupan kuantitatif dan kualitatif yang akan dikerjakan, waktu pelaksanaannya,
sampai kepada perkiraan biayanya) secara tertulis untuk menetapkan hal yang harus
dilakukan,prosedurnya, serta metode pelaksanaannya untukmencapai tujuan yang
diharapkan.
4. Pelaksanaan :
Proses dimana dilakukan pengorganisasian, pengarahan/pergerakan atau pemimpinan
dan control/pengawasan serta evaluasi. Dan juga proses kegiatan merealisasikan
semua yang direncanakan.
5. Evaluasi :
Evaluasi merupakan kegiatan yang penting untuk mengetahui kemajuan ataupun hasil
yang dicapai oleh sekolah/institusi dalam melaksanakan fungsinya sesuai rencana
yang telah dibuat.
6. Pelaporan :
Pelaporan merupakan pemberian atau penyampaian informasi tertulis dan resmi
kepada pihak yang berkepentingan (stake holders) mengenai aktivitas manajemen
satuan pendidikan dan hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu berdasarkan
rencana dan aturan yang telah ditetapkan sebagai bentuk pertanggung jawaban atas
tugas dan fungsi yang diemban oleh satuan pendidikan tersebut.
9. D. UPAYA PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
Keluar UU No.22 tahun1999 tentang pemerintah daerah dan PP No.25 tahun 2000
tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai Daerah Otonomi, UU
No.25 Tahun 2000 tentang Propenas dan Kepmemdiknas No. 122/U/2001 tentang Rencana
Strategis Pembangunan Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga tahun 2000-2004, serta UU
Sisdiknas Tahun 2003 memberikan landasan hukum yang kuat untuk diterapkannya
peningkatan mutu pendidik tenaga kependidikan sebagai sebuah inovasi pendidikan
untukmencapai mutu pendidiknya dan tenaga kependidikannya. Upaya peningkatan mutu
pendidikan tidak akan memenuhi sasaran yang diharapkan tanpa dimulai dengan peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikannya.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam pengembangan tenaga pendidik
dan kependidikan sebagai berikut :
Peningkatan gaji dan kesejahteraan guru (pendidik).
Langkah pertama ini dinilai sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu
pendidik dan kependidikan. Ada dua alasan penting, pertama, dari lima syarat pekerjaan
dapat disebut sebagai profesi, yang belum terpenuhi adalah gaji dan kompensasi dari
pelaksaan peran sebagai profesi. Kelima syarat pekerjaan sebagai profesi adalah
a. Bahwa pekerjaan itu memiliki fungsi dan signifikansi bagi masyarakat.
b. Bahwa pekerjaan itu memerlukan bidang keahlian tertentu.
c. Bidang keahlian itu dapat dicapai dengan melalui cabang pendidikan tertentu (Body
of knowledge).
d. Bahwa pekerjaan itu memerlukan organisasi profesi dan adanya kode etik tertentu.
e. Bahwa pekerjaan tersebut memerlukan gaji atau kompensasi yang memadai agar
pekerjaan itu dapat dilaksanakan secara professional.
Prasyarat yang harus dipenuhi untuk dapat melaksanakan langkah pertama ini dengan
baik, jika standar gajiyang akan diberikan itu cukup tinggi, maka kenaikan gaji dapat
dilakukan dengan standar kompetensi yang tinggi pula. Yang akan diberikan kenaikan gaji
adalah para pendidik dan tenaga kependidikan yang telah mencapai standar kompetensi yang
telah ditetapkan. Oleh karena saat ini terdapat brbagai pangkat golongan pegawai, maka
kenaikan gajinya juga diselaraskan dengan pangkat dan golongan pegawai tersebut. Dengan
demikian, uji kompetensi harus dilakukan dahulu secara jujur dan transparan. Untuk itu,
maka instrument uji kompetensi harus disiapkan secara matang. Jangan ada kecurangan
dalam proses uji kompetensi ini.kah pertama ini akan berjalan dengan lebih mantap jika
sistem pembayaran gajinya telah dilaksanakan melalui Bank.
10. Alih tugas profesi dan rekruitmen guru untuk menggantikan guru dan pendidik
yang dialih tugaskan ke profesi lain.
Upaya kedua ini merupakan konsekuensi dan kesinambungan dari langkah pertama. Para
pendidik yang tidak memenuhi standar kompetensi harus dialihtugaskan kepada profesi lain.
Pengalihtugasan tersebut dilakukan dengan syarat sebagai berikut:
a. Mereka telah diberi kesempatan untukmenikuti diklat dan pembinaan secara intensif,
tetapi tidak menujukkan adanya pembagian yang signifikan,,
b. Guru tersebut memang tidal menunjukkan adanya perubahan kompetensi dan juga
tidal ada indikasi positif untuk meningkatkan kompetensinya. Jika syarat tersebut
telah dilakukan, maka mereka harus rela dan pantas untuk dialih tugaskan dari profesi
guru menjadi tenaga lain yang sesuai, misalnya tenaga administrasi.
Untuk mengganti tenaga pendidik yang telah dialih tugaskan ke profesi lain tersebut
perlu diadakan seleksi (rekruitmen) secara jujur dan trasnparan, sesuai standar kualifikasi
yang telah ditetapkan. Alasan seperti ini karena tereciptanya pekerjaaan-pekerjaan dan
kegiatan-kegiatan baru, dimana sekolah mempunyai rancangan program baru dan
diperlukan guru yang ditugaskan dalam program tersebut sehingga membutuhkan calon
guru baru, dan juga karena adanya guru di sekolah yang berhenti karena pensiun atau
sudah lanjut usia, tidak mungkin untuk melanjutkan kegiatan proses belajar mengajar
disekolah. Untuk itu sekolah perlu melakukan proses rekruitmen guru baru karena
rekruitmen merupakan hal yang sangat penting, dengan melalui proses rekruitmen
sekolah akan mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Rekruitmen guru merupakan satu aktivitas manajemen yang mengupayakan
didapatkannya seorang atau lebih calon pegawai yang betul-betul potensial untuk
menduduki posisi tertentu di sebuah lembaga. Tujuan aktivitas rekrekruitmen dalam
proses penyusunan pegawai jelas terlihat untuk mencapai tujuan-tujuan aktivitas
rekruitmen membutuhkan pemahaman yang tidak hanya pelamar mengidentifikasi dan
memilih tawaran pekerjaan, tetapi bagaimana mengelolanya. Sehingga tujuan aktivitas
rekruitmen dapat berjalan dengan baik. Sedangkan yang menjadi tujuan diselenggaranya
rekruitmen yaitu mengemban keinginan-keinginan tertentu atau memikat para pelamar
kerja, yang harus dipenuhi agar sekolah tersebut dapat maju.
Membangun sistem sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, serta sistem
penjaminan mutu pendidikan.
Sertifikasi merupakan proses mendapatkan sertifikat profesi. Sertifikasi guru
dilaksanakan melalui pendekatan prajabatan dan dalam jabatan. Sertifikasi prajabatan
merupakan kegiatan sertifikasi bagi calon guru, sedangkan sertifikasi guru dalam jabatan
dilaksanakan bagi guru-guru yang sudah berdinas. Pelaksanaan sertikasi guru dalam
11. jabatan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 tahun 2007. Menurut
Permen ini, sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dalam jabatan. Program ini diikuti oleh guru dalam jabatan yang
telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV). Program ini
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan
tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.
Khusus bagi guru dalam jabatan, sertifikasi dilaksanakan melalui uji kompetensi
untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi dimaksud dilakukan dalam bentuk
penilaian portofolio. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman
profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang
mendeskripsikan kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi
akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman
organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan penghargaan yang relevan dengan
bidang pendidikan.
Sertifikasi guru bertujuan untuk:
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional
2. Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan,
3. Peningkatan profesionalisme guru. Manfaat sertifikasi guru dapat dirinci seperti
berikut ini:
a) Pertama, melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
yang dapat merusak citra profesi guru.
b) Kedua, melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional.
c) Ketiga, menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pembangunan sistem sertifikasi pendidik dan tenaga Kependidikan
serta sistem penjamin mutu pendidikan merupakan langkah yang amat besar, yang akan
memberikan dukungan bagi pelaksanaan langkah pertama, yang juga sangat berat, karena
terkait dengan anggaran belanja negara yang sangat besar. Penataan sistem sertifikasi
12. pendidik dan tenaga kependidikan tidak boleh tidak harus dilakukan untuk menjamin
terpenuhinya berbagai standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan.
Prasyarat yang harus dipenuhi sebagai berikut;
a) Pendidik yang akan diangkat menjadi PNS harus diterapkan standar minimal
kualifikasi pendidikan.
b) Sementara bagi guru yang sudah memiliki pengalaman tidak perlu dituntut untuk
memenuhi standar ijazah . Yang diperlukan bagi mereka adalah pendidikan profesi
dan sistem diklat berjenjang yang harus dihargai setara dengan kualifikasi pendidikan
tertentu.
Jika sistem sertifikasi ini telah mulai berjalan, maka sistem kenaikan pangkat bagi
pendidik dan tenaga kependidikan sudah waktunya disesuaikan. Kenaikan pangkat pendidik
dan tenaga kependidikan bukan semata-mata sebagai proses administrasi semata-mata,
melainkan lebih merupakan proses penting dalam sertifikasi yang berdasarkan kompetensi.
Pelaksanaan sertifikasi guru dilakukan dengan prinsip objektif, transparan, dan
akuntabel. Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang
impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan yaitu
mengacu kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku
kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang pengelolaan pendidikan,
yang sebagai suatu sistem meliputi masukan, proses, dan hasil sertifikasi. Akuntabel
merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan
pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.
Membangun satu standar pembinaan karir (Career Development Path).
Seiring dengan pelaksanaan sertifikasi tersebut, disusunlah satu standar pembinaan karier.
Sistem itu harus dalam bentuk dokumen yang disyahkan dalam bentuk undang-undang atau
setidaknya berupa peraturan pemerintah yang harus dilaksanakan oleh aparat otonomi daerah.
Sebagai contoh, untuk menjadi instruktur, atau menjadi kepala sekolah, atau pengawas,
seorang pendidik harus memiliki standar kompetensi yang diperlukan, dan harus melalui
proses pencapaian yang telah baku. Standar pembinaan karir ini akan dapat dilaksanakan
dengan matap apabila memenuhi prasyarat antara lain jika sistem sertifikasi pendidik dan
tenaga kependidikan telah berjalan dengan lancar. Selain itu, langkah ketiga ini akan berjalan
lancar jika sistem kenaikan pangkat pegawai berdasarkan sertifikasi sudah berjalan.
13. Peningkatan kompetensi yang berkelajutan.
Sebagaimana dijelaskan pada langkah sebelumnya, proses rekruitmen guru baru harus
dilaksanakan secara jujur dan transparan, dan dengan menggunakan standar kualifikasi yang
telah ditetapkan. Standar kualifikasi tersebut tidak dapat ditawar-tawar. Sementara itu, untuk
para pendidik yang sudah berpengalaman perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti
penataran yang dilaksanakan oleh lembaga inservice training yang juga sudah terakreditasi.
Selain itu, mereka juga disyaratkan untuk mengikuti pendidikan profesi yang dapat
dilaksanakan oleh lembaga tenaga kependidikan (LPTK) yang juga harus terakreditasi.
Upaya peningkatan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan harus
dilaksanakan secara terencana dan terprogram dengan sistem yang jelas. Proses pembelajaran
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam proses tersebut tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan
antara siswa yang belajar dan guru yang menjadi fasilitator. Agar proses pembelajaran dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka guru mempunyai tugas dan peranan yang
penting dalam mengantarkan peserta didiknya mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena
itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan
tanggungjawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadikan guru profesional,
baik secara akademis maupun non akademis.
Di antara kriteria-kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki meliputi:
1. Kompetensi kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan intelektual.
2. Kompetensi afektif, yaitu kompetensi atau kemampuan bidang sikap, menghargai pekerjaan
dan sikap dalam menghargai hal-hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya.
3. Kompetensi psikomotorik, yaitu kemampuan guru dalam berbagai keterampilan atau
berperilaku.
Kegiatan Pembinaan guru dilakukan dalam kerangka pembinaan profesi dan karier,
seperti pembinaan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Pembinaan karier sebagaimana
dimaksud pada meliputi penugasan dan promosi. Seperti disebutkan di atas, aktivitas
pengembangan profesi guru bersifat terus-menerus, tiada henti, dan tidak ada titik puncak
kemampuan profesional yang benar-benar final. Di sinilah esensi bahwa guru harus menjalani
proses pengembangan profesional berkelanjutan (PPB) atau continuing professional
development (CPD).
14. PPB atau CPD bermakna sebagai semua inisiatif individu dan kegiatan
pengembangan profesional yang tersedia untuk mendukung pengembangan kompetensi guru,
kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Dalam konteks interaksi kepengawasan sekolah atau
kepengawasan pembelajaran, sentral utama pembinaan adalah guru. PPB atau CPD adalah:
1. Semua program dan kebijakan pengembangan profesional yang tersedia untuk mendukung
pengembangan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.
2. Aktivitas reflektif yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan seseorang. CPD menunjang kebutuhan seseorang dan
memperbaiki praktek-praktek profesionalnya.
3. Cara setiap anggota asosiasi profesi memelihara, memperbaiki, dan memperluas pengetahuan
dan keterampilan mereka dan mengembangkan kualitas diri yang diperlukan dalam
kehidupan profesional mereka.
Dengan demikian PPB atau CPD memuat tiga istilah utama. Yaitu continuing,
professional, dan development. Disebut continuing (berkelanjutan) karena belajar tidak
pernah berhenti tanpa memperhatikan usia maupan senioritas. Disebut professional
(profesional) karena CPD difokuskan pada kompetensi-kompetensi profesional dalam sebuah
peran profesional. Disebut development (pengembangan) karena tujuannya adalah untuk
memperbaiki kinerja seseorang dan untuk memperkuat kemajuan karir seseorang yang jauh
lebih luas dari sekedar pendidikan dan pelatihan formal biasa.
15. BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Fungsi tenaga pendidik dan kependidikan saling menunjang satu sama lain. Suatu
pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa ditunjang oleh tenaga pendidik dan
kependidikan yang professional.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal
yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah/serifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Kompetensi adalah
tingkat kemampuan minimal yang harus dipenuhi seorang pendidik untuk dapa berperan
sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi professional, dan kompetensi social sesuai Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
Adapun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam pengembangan tenaga
pendidik dan kependidikan sebagai berikut :
1. Peningkatan gaji dan kesejahteraan guru (pendidik).
2. Alih tugas profesi dan rekruitmen guru untuk menggantikan guru dan pendidik
yang dialih tugaskan ke profesi lain.
3. Membangun sistem sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, serta sistem
penjamin mutu.
4. Membangun satu standar karir (Career Development Path).
5. Peningkatan kompetensi yang berkelanjutan.
b. Saran
Pemerintah diharapkan konsisten dengan program peningkatan mutu pendidikan
dalam upaya pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya
untuk masalah perekrutan , juga adanya evaluasi dan monitoring ke lapangan yang
harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, serta mengoptimalisasi
sistem diklat di lembaga inservice training dan pendidikan profesi di LPTK