SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 62
PENYAKIT 
BULA 
META DWI ARIANTI 
20090310135
Macam penyakit bula 
1. Pemfigus : 
 vulgaris 
 vegetan 
 foliaceus 
 eritematosa 
2. Epidermolisis Bulosa 
 Simplek 
 Distrofik 
 Junctional 
3. Bulous Pemfigoid 
 Toxic Epidermal Necrolysis 
 Steven Johnson Syndrome 
 Chronic Bulous Disease of Childhood 
 Chronic Benign Familial Pemphigus
1. PEMPHIGUS VULGARIS 
 penyakit bula pembentukan bula di atas kulit 
normal dan selaput lendir 
 Etiologi 
belum diketahui, diduga berhubungan dengan 
autoimun 
 DD : 
Dermatitis herpetiformis, Pemfigoid 
bulosa, Sindrom Steven-Johnson
Gejala singkat penyakit : 
 keadaan umum biasanya buruk 
 60% lesi biasanya pada kepala berambut dan 
mukosa mulut 
 Erosi dengan krusta  beberapa bulan timbul 
bula generalisata  bula berdinding kendur 
kulit sekitarnya normal  pecah  krusta 
dapat bertahan lama. 
 Tanda Nikolsky selalu (+) 
 gatal dan nyeri
Predileksi : 
 Generalisata 
 mukosa yang diserang : mata, hidung, laring, 
faring, serviks, vulva, uretra 
UKK : 
 bula berdinding kendur dengan kulit sekitarnya 
normal 
 Krusta 
 Erosi 
 hipo/hiperpigmentasi
Bula berdinding kendur, eritem, krusta, 
erosi dan hiperpigmentasi
Pemeriksaan : 
1. Imunologi : 
 tes imunofluoresensi langsung 
Didapatkan antibodi intraseluler tipe IgG dan C3 
 tes imunoflourosensi tidak langsung 
Didapatkan antibodi pemphigus pada IgG 
2. Tes Nikolsky selalu (+) 
3. Pemeriksaan sel Tzanck selalu (+)  Giemsa 
(sel akantolitik dari lapisan spinosum, agak 
bulat berinti besar dikelilingi halo)
Penatalaksanaan : 
1. Kortikosteroid 
 prednison 60-150 mg/hari 
 deksametason dosis tinggi IM atau IV 
 Setelah ada perbaikan, dosis diturunkan secara 
logaritmik. 
2. Antibiotik spektrum luas 
Untuk melindungi dari terhadap infeksi 
3. Alternatif 
 kombinasi kortikosteroid dengan imunostatik 
 prednison 50-100 mg/hari dengan siklofosfamid 
100-500 mg/hari efek kotikosteroid tidak terlalu 
tinggi, efek samping dapat dicegah. 
Perhatikan keseimbangan cairan tubuh
2. PEMPHIGUS FOLIACEUS 
 Definisi 
Salah satu bentuk pemfigus yang memberi 
gejala klinik berupa vesikel-vesikel 
berdinding tipis yang mudah pecah. 
 Etiologi 
belum jelas, diduga proses autoimun 
 DD 
 Eritroderma 
 Sindroma Stevens-Johnson 
 Pemfigus vulgaris
Predileksi : kulit kepala, wajah, dada, dan daerah 
seboroik; bersifat smetris 
Gejala 
Vesikel atau bula berukuran kecil berdinding tipis 
dan kendur  pecah  erosi dan eksudatif. 
UKK 
 Eritema menyeluruh disertai skuama kasar. 
 Vesikel atau bula lentikuler berdinding kendur 
hanya sedikit 
 Daerah erosif generalisata. 
Khas 
 eritem menyeluruh dengan banyak skuama kasar 
 bula kendur sedikit 
 Penderita mengeluh gatal dan badan berbau 
busuk.
Gambaran histopatologis : 
 Epidermis : 
ditemukan akantolisis dengan bula subkorneal 
 Dermis : 
tampak pelebaran masing-masing pembuluh 
darah disertai sebukan sel-sel radang seperti 
eosinofil, limfosit dan sel plasma 
Pemeriksaan Lab : 
 imunologi IgG 
 Tes Niklosky (+) 
 percobaan Tzanck (+)
Penatalaksanaan : 
1. Kortikostreroid 
 prednison 60-120 mg/hari 
 kortikosteroid lain dengan dosis ekuivalen 
 Setelah mencapai penyembuhan klinis, 
dosis diturunkan secara perlahan 
2. Antibiotik spektrum luas 
 untuk mencegah infeksi sekunder
3. PEMPHIGUS 
ERITEMATOSUS 
(SENEAR USHER 
SYNDROME) 
Definisi 
bentuk pemfigus dengan gejala klinik yang lebih 
jinak, serta tidak mempengaruhi keadaan umum 
Penyebab 
diduga berkaitan dengan proses autoimun 
Predileksi 
 kedua sisi batang hidung dan pipi (mirip gambar 
kupu-kupu) 
 Dada 
 Punggung 
 kulit kepala 
 ekstremitas
Gejala penyakit : 
 Keadaan umum : biasanya baik 
 Lesi mula-mula sedikit 
 Dapat berlangsung berbulan-bulan dan 
mengalami remisi 
 Kelainan kulit berupa bercak eritema berbatas 
tegas dengan skuama tebal 
 Eksudasi dan krusta di wajah menyerupai kupu-kupu, 
sehingga mirip lupus erytematosus, 
erysipelas dan dermatitis seboroika, kelainan 
dapat juga generalisata, 
 Dapat berkembang menjadi pemfigus vulgaris 
atau foliaseus
UKK 
 eritema berbatas tegas 
 skuama tebal 
 Eksudasi 
 krusta yang berwarna kuning coklat 
Gambaran histopatologis : 
1. Epidermis 
 Akantolisis 
 hiperkeratosis folikular 
 bula subkorneal 
2. Dermis 
 papilomatosis 
 pelebaran pembuluh darah di ujung stratum papilare
Pemeriksaan Lab : 
 Imunologi : terdapat IgG 
 Tes Nikolsky (+) 
 Pemeriksaan sel Tzanck (+) 
DD 
 SLE 
 Dermatitis herpetiformis 
 Pemfigoid bulosa 
 erysipelas
Penatalaksanaan : 
1. Kortikosteroid 
 prednisolon 40-60 mg /hari sampai lesi-lesi 
berkurang 
 Setelah penyembuhan klinis, dosis 
diturunkan 
2. Kortikosteroid topikal 
 fluosinolon asetonida 0,25% 
 klobetasol 0,01% (lotasbat, kloderma 
ointment)
4. PEMPHIGUS VEGETANS 
Definisi 
merupakan bentuk jinak dari pemfigus vulgaris 
Penyebab 
diduga autoimun
Predileksi 
 Mulut - perineum 
 Wajah - umbilikus 
 Ketiak - hidung 
 Kelamin - ekstremitas 
 Intertrigo - kulit kepala. 
UKK : 
 bula kendur 
 Erosi 
 Vegetatif 
 proliferatif papilomatosa, sehingga permukaan 
tampak menjadi kasar
DD 
 pemfigus vulgaris 
 dermatitis herpetiformis 
 Pemfigoid bulosa 
Pemeriksaan Lab : 
 Imunologi 
 IgG 
Penatalaksanaan 
sama dengan pemfigus vulgaris
5. BULLOUS PEMPHIGOID 
Definisi 
penyakit kronik yang ditandai dengan 
bula besar berdinding tegang di atas kulit 
yang eritematosa. 
Penyebab 
diduga autoimun 
Predileksi 
ketiak, lengan bagian fleksor, lipat paha 
dan mulut
Gejala penyakit 
• KU = baik 
• sakit ringan, sering disertai rasa gatal 
• kelainan kulit terutama bula 
• dapat bercampur dengan vesikel berdinding 
tegang 
• terkadang hemoragik 
• daerah sekitar merah
UKK 
1. bula numular sampai plakat berisi cairan jernih 
dengan dinding tegang 
2. terkadang hemoragik. 
3. Jika bula pecah terlihat daerah erosif numular 
hingga plakat, bentuk tak teratur
Pemeriksaan Lab : 
 Imunologi 
IgG dan C3 tersusun seperti pita di BMZ 
(besement membran zone) 
 Tes Nikolsky (-) 
 Pemeriksaan sel Tzanck (+) 
DD 
 pemfigus vulgaris 
 Sindrom Stevens-Johnson
Penatalaksanaan : 
 Prednison 40-60 mg/hari, jika sudah terdapat 
perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan 
 Kombinasi kortikosteroid dengan imunosupresan 
dapat mengurangi dosis kortikosteroid 
 DDS atau klorokuin memberi hasil yang baik 
Prognosis 
 kematian jarang bila dibandingkan dengan 
pemfigus vulgaris 
 Dapat terjadi remisi spontan
EPIDERMOLISIS BULOSA 
suatu penyakit kulit herediter, yang 
ditandai dengan timbulnya bula baik 
secara spontan maupun akibat trauma. 
Penyebab 
diturunkan secara genetik
Gejala penyakit 
 bula akan timbul pada tempat yang mengalami 
tekanan mulai sejak lahir hingga dewasa 
 Bula berisi cairan jernih dengan dinding yang 
tegang dan terkadang hemoragik 
 Bula juga dapat timbul di selaput lendir, pada 
kuku menyebabkan distrofi kuku 
 Pada tipe distrofi resesif terdapat retardasi 
mental dan pertumbuhan tubuh yang terhambat. 
.
Patogenesis : 
 Diduga oleh karena pembentukan enzim 
sitolisis dan mutasi protein yang sensitif 
terhadap perubahan panas 
DD 
 pemfigoid bulosa 
 pemfigus foliaceus 
 dermatits herpetiformis
KLASIFIKASI 
1. Epidermolisis tanpa jaringan parut: 
 Epidermolisis bulosa simplek (EBS) 
 Epidermolisis bulosas impleks setempat 
 Epidermolisis bulosa simpleks menyeluruh 
 Epidermolisis bulosa junctional 
2. Epidermolisis dengan pembentukan jaringan 
parut 
 Epidermolisis bulosa distrofik dominan 
(EBDD) 
 Epidermolisis bulosa distrofik resesif (EBDS) 
 Epidermolisis bulosa didapat
Simpleks
Distrofik
Junctional
 Penatalaksanaan : 
1. Umum 
 hindari trauma mekanik 
 jangan memakai pakaian yang kaku atau 
sepatu yang keras 
 mengawasi anak-anak yang merangkak 
agar jangan terkena trauma.
2. Khusus 
Sistemik 
 belum ada obat yang memberikan 
hasil yang memuaskan. Kortikosteroid 
pada beberapa kasus memberi hasil 
yang baik, tetapi masih dalam 
penelitian
STEVEN JOHNSON 
SYNDROME 
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) merupakan 
sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir 
di orifisium, dan mata dengan keadaan 
umum bervariasi dari ringan sampai berat. 
 Sinonim 
Eritema Multiforme Bulosus, Eritema 
Exudativum Multiforme, Ectodermosis 
Erosiva Pluriorificialis
Perjalanan penyakit 
 panas tinggi dan nyeri kontinuErupsi timbul 
mendadak. 
 Gejala bermula di mukosa mulut berupa lesi 
bulosa atau erosi, eritema, disusul mukosa 
mata, kemudian genitalia sehingga timbul : 
stomatitis, konjungtivitis, dan uretritis. 
 Gejala prodormal tidak spesifik, dapat 
berlangsung 2 minggu. Keadaan ini dapat 
sembuh dalam 3-4 minggu tanpa sisa, 
beberapa pasien mengalami kerusakan mata 
permanen
Predileksi : Biasanya generalisata, kecuali pada 
kepala yang berambut. 
UKK : 
1. eritema berbentuk cincin (pinggir eritema, 
tengah relatif hiperpigmentasi)  urtikaria atau 
lesi papular berbentuk target dengan pusat 
ungu, atau lesi sejenis dengan vesikel kecil. 
2. Purpura (petekie), vesikel dan bula, numular 
sampai dengan plakat. 
3. Erosi, eskoriasi, perdarahan dan krusta 
berwarna merah hitam.
DD 
TEN, pemfigus, variola hemoragika 
Pemeriksaan Lab : 
 Pemeriksaan darah untuk menilai 
penyebabnya apakah alergi atau infeksi. 
 Imunofluoresensi banyak membantu 
membedakan Sindrom Stevens-Johnson 
dengan penyakit kulit dengan lepuh 
subepidermal lainnya.
Penatalaksanaan : 
Umum: 
 mengembalikan keseimbangan cairan dan 
elektrolitdengan pemberian cairan 
intravena 
 Jika penderita koma, lakukan tindakan 
darurat terhadap keseimbangan O2 dan 
CO2
2. Khusus: 
Sistemik 
 kortikosteroid dosis tinggi, prednisone 80- 
200 mg (live-saving) secara parenteral/per 
oral, kemudian diturunkan perlahan-lahan 
 Pada kasus berat diberi deksametason IV, 
dosis 4x5 mg selama 3-10 hari 
 Jika KU membaik, penderita dapat 
menelan, maka obat diganti dengan 
prednisone (dosis ekivalen) pada kasus 
ringan diberikan prednisone 4 x 5 mg – 4 x 
20 mg/hari, dosis diturunkan secara 
bertahap jika terjadi penyembuhan
TOXIC EPIDERMAL 
NECROLYSIS 
suatu penyakit epidermal akut yang ditandai 
dengan epidermolisis menyeluruh 
Sinonim 
LYELL disease 
Penyebab 
tidak diketahui, diduga ada hubungan dengan 
alergi obat
Gejala penyakit 
 penderita tampak sakit berat disertai 
demam tinggi dengan kesadaran menurun 
 Lesi kulit berupa eritema menyeluruh yang 
diikuti vesikel dan bula dalam jumlah 
banyak 
 Pada wajah timbul erosi dan ekskoriasi.
Predileksi 
Seluruh tubuh (generalisata) 
UKK 
 Eritema 
 vesikel, dan bula generalisata 
 Erosi dan ekskoriasi mukosa 
 Epidermolisis numular sampai plakat, dan 
purpura yang tersebar di seluruh tubuh.
DD 
 sidrom Stevens Johnson, 
 dermatitis kontak toksik, 
 Staphilococcus scalded skin syndrome 
(Ritter Disease) 
Pemeriksaan Lab 
kimia darah untuk melihat keseimbangan 
cairan tubuh 
Prognosis 
 tergantung luas kelainan 
 Jika meliputi > 50%, prognosis buruk.
 Penatalaksanaan 
Umum : 
 keseimbangan cairan dan elektrolit 
 Diet rendah garam tinggi protein. 
Khusus : 
Kortiosteroid 
deksametason 4-6x5 mg/hari selama 3-5 hari kemudian 
diturunkan secara cepat 
Antibiotik 
 gentamisin 2 x 80 mg/hari, eritromisin 20-40 
mg/kgBB/hari selama 7-14 hari 
 Topikal Gentamisin 1% contohnya Rogensin 
Cream, Sagestam Cream, Saltisin Cream, 
Garamicyn Cream 
 KCL 3x500 mg
CHRONIC BULLOUS DISEASE 
OF CHILDHOOD 
CBDC ialah dermatosis autoimun yang biasany 
mengenai anak-anak usia <5 tahun yang 
ditandai dengan adanya bula dan terdapat 
deposit IgA linier yang homogen pada epidermal 
basement membrane 
 Etiologi 
faktor pencetusnya infeksi dan antibiotik 
(penisilin)
UKK 
 Vesikel-bula berdinding tegang diatas kulit yang 
normal/ eritematosa,cenderung bergerombol dan 
generalisata 
 Umumnya tidak didapatkan enteropati 
Gambaran Histopatologi 
 bula subepidermal berisi neutrofil/eosinofil/bisa 
keduanya. 
Pemeriksaan Imunologi 
 Deposit IgA dan C3sepanjang membran basalis 
dari kulit di paralesi
Penatalaksanaan: 
- Sulfapiridin dosis 150 mg/KgBB/hari 
 Kombinasi kortikosteroid dengan 
imunosupresan dapat mengurangi dosis 
kortikosteroid 
 DDS atau klorokuin memberi hasil yang baik
CHRONIC BENINGN 
FAMILIAL PEMPHIGUS 
Adalah penyakit kulit berlepuh yang 
berhubungan dengan autosomal dominan. 
Hampir 2/3 pasien dengan penyakit ini 
mempunyai riwayat keluarga dengan 
penyakit serupa 
Sinonim: 
(HAILEY AND HAILEY DISEASE)
DIAGNOSIS: 
 Sejarah keluarga dengan penyakit serupa (+). 
Umumnya, pasien mungkin tidak memiliki 
gejala sampai usia 30-49 tahun. 
 UKK: vesikel dan plak eritematosa dengan 
krusta di atasnya. 
 Biasanya terjadi di daerah kelamin, serta 
dada, leher, dan daerah ketiak
Penatalaksanaan 
 Kompres (aluminium asetat 1:40 pengenceran) diikuti 
dengan 
 Antibiotik topikal (klindamisin/ Clinium, mediklin, 
Clidacor, opiclam atau eritromisin) 
 Pada pasien dengan refrakter, dapson, kortikosteroid 
sistemik, metotreksat (MTX), retinoid (isotretinoin atau 
acitretin), dan etretinate telah dicoba dan telah 
dilaporkan bermanfaat dalam beberapa laporan.
 Salep topikal tacrolimus telah ditemukan untuk 
membantu dalam pemphigus jinak 
kekeluargaan, dan terapi photodynamic 
dengan-aminolevulinic asam 5 telah digunakan 
untuk kasus-kasus bandel. 
 Dosis rendah injeksi toksin botulinum tipe A

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
Farhan Hady Danuatmaja
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
Novi Vie Opie
 

Was ist angesagt? (20)

Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 
Herpes Zoster
Herpes ZosterHerpes Zoster
Herpes Zoster
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Mioma Uteri
Mioma UteriMioma Uteri
Mioma Uteri
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Psoriasis vulgaris
Psoriasis vulgarisPsoriasis vulgaris
Psoriasis vulgaris
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Fixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitasFixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitas
 

Andere mochten auch (6)

Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitPenyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
 
Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia
Penyakit Kulit Yang Umum Di IndonesiaPenyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia
Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia
 
Makalah trauma kapitis
Makalah  trauma kapitisMakalah  trauma kapitis
Makalah trauma kapitis
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 

Ähnlich wie Penyakit Bula

Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptxPresentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
ariSatya2
 
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgarisAskep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgaris
Stiawan Akbar
 

Ähnlich wie Penyakit Bula (20)

Lp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgarisLp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgaris
 
CC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptxCC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptx
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
 
Eflorecensi
EflorecensiEflorecensi
Eflorecensi
 
kuliah vesicobulous 2020.ppt
kuliah vesicobulous 2020.pptkuliah vesicobulous 2020.ppt
kuliah vesicobulous 2020.ppt
 
Kulit ec Bakteri
Kulit ec BakteriKulit ec Bakteri
Kulit ec Bakteri
 
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptxPresentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
 
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom steven
Sindrom stevenSindrom steven
Sindrom steven
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
 
Pioderma Non Kokus
Pioderma Non KokusPioderma Non Kokus
Pioderma Non Kokus
 
Peny kulit darurat
Peny kulit daruratPeny kulit darurat
Peny kulit darurat
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
 
kulit ss
kulit sskulit ss
kulit ss
 
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunakInfeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunak
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
Atopic dermatitis
Atopic dermatitisAtopic dermatitis
Atopic dermatitis
 
Refreshing
RefreshingRefreshing
Refreshing
 
Askep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgarisAskep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgaris
 

Kürzlich hochgeladen

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 

Penyakit Bula

  • 1. PENYAKIT BULA META DWI ARIANTI 20090310135
  • 2. Macam penyakit bula 1. Pemfigus :  vulgaris  vegetan  foliaceus  eritematosa 2. Epidermolisis Bulosa  Simplek  Distrofik  Junctional 3. Bulous Pemfigoid  Toxic Epidermal Necrolysis  Steven Johnson Syndrome  Chronic Bulous Disease of Childhood  Chronic Benign Familial Pemphigus
  • 3. 1. PEMPHIGUS VULGARIS  penyakit bula pembentukan bula di atas kulit normal dan selaput lendir  Etiologi belum diketahui, diduga berhubungan dengan autoimun  DD : Dermatitis herpetiformis, Pemfigoid bulosa, Sindrom Steven-Johnson
  • 4.
  • 5. Gejala singkat penyakit :  keadaan umum biasanya buruk  60% lesi biasanya pada kepala berambut dan mukosa mulut  Erosi dengan krusta  beberapa bulan timbul bula generalisata  bula berdinding kendur kulit sekitarnya normal  pecah  krusta dapat bertahan lama.  Tanda Nikolsky selalu (+)  gatal dan nyeri
  • 6. Predileksi :  Generalisata  mukosa yang diserang : mata, hidung, laring, faring, serviks, vulva, uretra UKK :  bula berdinding kendur dengan kulit sekitarnya normal  Krusta  Erosi  hipo/hiperpigmentasi
  • 7. Bula berdinding kendur, eritem, krusta, erosi dan hiperpigmentasi
  • 8. Pemeriksaan : 1. Imunologi :  tes imunofluoresensi langsung Didapatkan antibodi intraseluler tipe IgG dan C3  tes imunoflourosensi tidak langsung Didapatkan antibodi pemphigus pada IgG 2. Tes Nikolsky selalu (+) 3. Pemeriksaan sel Tzanck selalu (+)  Giemsa (sel akantolitik dari lapisan spinosum, agak bulat berinti besar dikelilingi halo)
  • 9. Penatalaksanaan : 1. Kortikosteroid  prednison 60-150 mg/hari  deksametason dosis tinggi IM atau IV  Setelah ada perbaikan, dosis diturunkan secara logaritmik. 2. Antibiotik spektrum luas Untuk melindungi dari terhadap infeksi 3. Alternatif  kombinasi kortikosteroid dengan imunostatik  prednison 50-100 mg/hari dengan siklofosfamid 100-500 mg/hari efek kotikosteroid tidak terlalu tinggi, efek samping dapat dicegah. Perhatikan keseimbangan cairan tubuh
  • 10. 2. PEMPHIGUS FOLIACEUS  Definisi Salah satu bentuk pemfigus yang memberi gejala klinik berupa vesikel-vesikel berdinding tipis yang mudah pecah.  Etiologi belum jelas, diduga proses autoimun  DD  Eritroderma  Sindroma Stevens-Johnson  Pemfigus vulgaris
  • 11. Predileksi : kulit kepala, wajah, dada, dan daerah seboroik; bersifat smetris Gejala Vesikel atau bula berukuran kecil berdinding tipis dan kendur  pecah  erosi dan eksudatif. UKK  Eritema menyeluruh disertai skuama kasar.  Vesikel atau bula lentikuler berdinding kendur hanya sedikit  Daerah erosif generalisata. Khas  eritem menyeluruh dengan banyak skuama kasar  bula kendur sedikit  Penderita mengeluh gatal dan badan berbau busuk.
  • 12.
  • 13. Gambaran histopatologis :  Epidermis : ditemukan akantolisis dengan bula subkorneal  Dermis : tampak pelebaran masing-masing pembuluh darah disertai sebukan sel-sel radang seperti eosinofil, limfosit dan sel plasma Pemeriksaan Lab :  imunologi IgG  Tes Niklosky (+)  percobaan Tzanck (+)
  • 14. Penatalaksanaan : 1. Kortikostreroid  prednison 60-120 mg/hari  kortikosteroid lain dengan dosis ekuivalen  Setelah mencapai penyembuhan klinis, dosis diturunkan secara perlahan 2. Antibiotik spektrum luas  untuk mencegah infeksi sekunder
  • 15. 3. PEMPHIGUS ERITEMATOSUS (SENEAR USHER SYNDROME) Definisi bentuk pemfigus dengan gejala klinik yang lebih jinak, serta tidak mempengaruhi keadaan umum Penyebab diduga berkaitan dengan proses autoimun Predileksi  kedua sisi batang hidung dan pipi (mirip gambar kupu-kupu)  Dada  Punggung  kulit kepala  ekstremitas
  • 16. Gejala penyakit :  Keadaan umum : biasanya baik  Lesi mula-mula sedikit  Dapat berlangsung berbulan-bulan dan mengalami remisi  Kelainan kulit berupa bercak eritema berbatas tegas dengan skuama tebal  Eksudasi dan krusta di wajah menyerupai kupu-kupu, sehingga mirip lupus erytematosus, erysipelas dan dermatitis seboroika, kelainan dapat juga generalisata,  Dapat berkembang menjadi pemfigus vulgaris atau foliaseus
  • 17. UKK  eritema berbatas tegas  skuama tebal  Eksudasi  krusta yang berwarna kuning coklat Gambaran histopatologis : 1. Epidermis  Akantolisis  hiperkeratosis folikular  bula subkorneal 2. Dermis  papilomatosis  pelebaran pembuluh darah di ujung stratum papilare
  • 18. Pemeriksaan Lab :  Imunologi : terdapat IgG  Tes Nikolsky (+)  Pemeriksaan sel Tzanck (+) DD  SLE  Dermatitis herpetiformis  Pemfigoid bulosa  erysipelas
  • 19. Penatalaksanaan : 1. Kortikosteroid  prednisolon 40-60 mg /hari sampai lesi-lesi berkurang  Setelah penyembuhan klinis, dosis diturunkan 2. Kortikosteroid topikal  fluosinolon asetonida 0,25%  klobetasol 0,01% (lotasbat, kloderma ointment)
  • 20.
  • 21. 4. PEMPHIGUS VEGETANS Definisi merupakan bentuk jinak dari pemfigus vulgaris Penyebab diduga autoimun
  • 22. Predileksi  Mulut - perineum  Wajah - umbilikus  Ketiak - hidung  Kelamin - ekstremitas  Intertrigo - kulit kepala. UKK :  bula kendur  Erosi  Vegetatif  proliferatif papilomatosa, sehingga permukaan tampak menjadi kasar
  • 23. DD  pemfigus vulgaris  dermatitis herpetiformis  Pemfigoid bulosa Pemeriksaan Lab :  Imunologi  IgG Penatalaksanaan sama dengan pemfigus vulgaris
  • 24.
  • 25. 5. BULLOUS PEMPHIGOID Definisi penyakit kronik yang ditandai dengan bula besar berdinding tegang di atas kulit yang eritematosa. Penyebab diduga autoimun Predileksi ketiak, lengan bagian fleksor, lipat paha dan mulut
  • 26. Gejala penyakit • KU = baik • sakit ringan, sering disertai rasa gatal • kelainan kulit terutama bula • dapat bercampur dengan vesikel berdinding tegang • terkadang hemoragik • daerah sekitar merah
  • 27. UKK 1. bula numular sampai plakat berisi cairan jernih dengan dinding tegang 2. terkadang hemoragik. 3. Jika bula pecah terlihat daerah erosif numular hingga plakat, bentuk tak teratur
  • 28. Pemeriksaan Lab :  Imunologi IgG dan C3 tersusun seperti pita di BMZ (besement membran zone)  Tes Nikolsky (-)  Pemeriksaan sel Tzanck (+) DD  pemfigus vulgaris  Sindrom Stevens-Johnson
  • 29. Penatalaksanaan :  Prednison 40-60 mg/hari, jika sudah terdapat perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan  Kombinasi kortikosteroid dengan imunosupresan dapat mengurangi dosis kortikosteroid  DDS atau klorokuin memberi hasil yang baik Prognosis  kematian jarang bila dibandingkan dengan pemfigus vulgaris  Dapat terjadi remisi spontan
  • 30.
  • 31. EPIDERMOLISIS BULOSA suatu penyakit kulit herediter, yang ditandai dengan timbulnya bula baik secara spontan maupun akibat trauma. Penyebab diturunkan secara genetik
  • 32. Gejala penyakit  bula akan timbul pada tempat yang mengalami tekanan mulai sejak lahir hingga dewasa  Bula berisi cairan jernih dengan dinding yang tegang dan terkadang hemoragik  Bula juga dapat timbul di selaput lendir, pada kuku menyebabkan distrofi kuku  Pada tipe distrofi resesif terdapat retardasi mental dan pertumbuhan tubuh yang terhambat. .
  • 33. Patogenesis :  Diduga oleh karena pembentukan enzim sitolisis dan mutasi protein yang sensitif terhadap perubahan panas DD  pemfigoid bulosa  pemfigus foliaceus  dermatits herpetiformis
  • 34. KLASIFIKASI 1. Epidermolisis tanpa jaringan parut:  Epidermolisis bulosa simplek (EBS)  Epidermolisis bulosas impleks setempat  Epidermolisis bulosa simpleks menyeluruh  Epidermolisis bulosa junctional 2. Epidermolisis dengan pembentukan jaringan parut  Epidermolisis bulosa distrofik dominan (EBDD)  Epidermolisis bulosa distrofik resesif (EBDS)  Epidermolisis bulosa didapat
  • 38.  Penatalaksanaan : 1. Umum  hindari trauma mekanik  jangan memakai pakaian yang kaku atau sepatu yang keras  mengawasi anak-anak yang merangkak agar jangan terkena trauma.
  • 39. 2. Khusus Sistemik  belum ada obat yang memberikan hasil yang memuaskan. Kortikosteroid pada beberapa kasus memberi hasil yang baik, tetapi masih dalam penelitian
  • 40. STEVEN JOHNSON SYNDROME Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat.  Sinonim Eritema Multiforme Bulosus, Eritema Exudativum Multiforme, Ectodermosis Erosiva Pluriorificialis
  • 41. Perjalanan penyakit  panas tinggi dan nyeri kontinuErupsi timbul mendadak.  Gejala bermula di mukosa mulut berupa lesi bulosa atau erosi, eritema, disusul mukosa mata, kemudian genitalia sehingga timbul : stomatitis, konjungtivitis, dan uretritis.  Gejala prodormal tidak spesifik, dapat berlangsung 2 minggu. Keadaan ini dapat sembuh dalam 3-4 minggu tanpa sisa, beberapa pasien mengalami kerusakan mata permanen
  • 42. Predileksi : Biasanya generalisata, kecuali pada kepala yang berambut. UKK : 1. eritema berbentuk cincin (pinggir eritema, tengah relatif hiperpigmentasi)  urtikaria atau lesi papular berbentuk target dengan pusat ungu, atau lesi sejenis dengan vesikel kecil. 2. Purpura (petekie), vesikel dan bula, numular sampai dengan plakat. 3. Erosi, eskoriasi, perdarahan dan krusta berwarna merah hitam.
  • 43. DD TEN, pemfigus, variola hemoragika Pemeriksaan Lab :  Pemeriksaan darah untuk menilai penyebabnya apakah alergi atau infeksi.  Imunofluoresensi banyak membantu membedakan Sindrom Stevens-Johnson dengan penyakit kulit dengan lepuh subepidermal lainnya.
  • 44.
  • 45. Penatalaksanaan : Umum:  mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolitdengan pemberian cairan intravena  Jika penderita koma, lakukan tindakan darurat terhadap keseimbangan O2 dan CO2
  • 46. 2. Khusus: Sistemik  kortikosteroid dosis tinggi, prednisone 80- 200 mg (live-saving) secara parenteral/per oral, kemudian diturunkan perlahan-lahan  Pada kasus berat diberi deksametason IV, dosis 4x5 mg selama 3-10 hari  Jika KU membaik, penderita dapat menelan, maka obat diganti dengan prednisone (dosis ekivalen) pada kasus ringan diberikan prednisone 4 x 5 mg – 4 x 20 mg/hari, dosis diturunkan secara bertahap jika terjadi penyembuhan
  • 47.
  • 48. TOXIC EPIDERMAL NECROLYSIS suatu penyakit epidermal akut yang ditandai dengan epidermolisis menyeluruh Sinonim LYELL disease Penyebab tidak diketahui, diduga ada hubungan dengan alergi obat
  • 49. Gejala penyakit  penderita tampak sakit berat disertai demam tinggi dengan kesadaran menurun  Lesi kulit berupa eritema menyeluruh yang diikuti vesikel dan bula dalam jumlah banyak  Pada wajah timbul erosi dan ekskoriasi.
  • 50. Predileksi Seluruh tubuh (generalisata) UKK  Eritema  vesikel, dan bula generalisata  Erosi dan ekskoriasi mukosa  Epidermolisis numular sampai plakat, dan purpura yang tersebar di seluruh tubuh.
  • 51. DD  sidrom Stevens Johnson,  dermatitis kontak toksik,  Staphilococcus scalded skin syndrome (Ritter Disease) Pemeriksaan Lab kimia darah untuk melihat keseimbangan cairan tubuh Prognosis  tergantung luas kelainan  Jika meliputi > 50%, prognosis buruk.
  • 52.  Penatalaksanaan Umum :  keseimbangan cairan dan elektrolit  Diet rendah garam tinggi protein. Khusus : Kortiosteroid deksametason 4-6x5 mg/hari selama 3-5 hari kemudian diturunkan secara cepat Antibiotik  gentamisin 2 x 80 mg/hari, eritromisin 20-40 mg/kgBB/hari selama 7-14 hari  Topikal Gentamisin 1% contohnya Rogensin Cream, Sagestam Cream, Saltisin Cream, Garamicyn Cream  KCL 3x500 mg
  • 53.
  • 54. CHRONIC BULLOUS DISEASE OF CHILDHOOD CBDC ialah dermatosis autoimun yang biasany mengenai anak-anak usia <5 tahun yang ditandai dengan adanya bula dan terdapat deposit IgA linier yang homogen pada epidermal basement membrane  Etiologi faktor pencetusnya infeksi dan antibiotik (penisilin)
  • 55. UKK  Vesikel-bula berdinding tegang diatas kulit yang normal/ eritematosa,cenderung bergerombol dan generalisata  Umumnya tidak didapatkan enteropati Gambaran Histopatologi  bula subepidermal berisi neutrofil/eosinofil/bisa keduanya. Pemeriksaan Imunologi  Deposit IgA dan C3sepanjang membran basalis dari kulit di paralesi
  • 56. Penatalaksanaan: - Sulfapiridin dosis 150 mg/KgBB/hari  Kombinasi kortikosteroid dengan imunosupresan dapat mengurangi dosis kortikosteroid  DDS atau klorokuin memberi hasil yang baik
  • 57.
  • 58. CHRONIC BENINGN FAMILIAL PEMPHIGUS Adalah penyakit kulit berlepuh yang berhubungan dengan autosomal dominan. Hampir 2/3 pasien dengan penyakit ini mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit serupa Sinonim: (HAILEY AND HAILEY DISEASE)
  • 59. DIAGNOSIS:  Sejarah keluarga dengan penyakit serupa (+). Umumnya, pasien mungkin tidak memiliki gejala sampai usia 30-49 tahun.  UKK: vesikel dan plak eritematosa dengan krusta di atasnya.  Biasanya terjadi di daerah kelamin, serta dada, leher, dan daerah ketiak
  • 60.
  • 61. Penatalaksanaan  Kompres (aluminium asetat 1:40 pengenceran) diikuti dengan  Antibiotik topikal (klindamisin/ Clinium, mediklin, Clidacor, opiclam atau eritromisin)  Pada pasien dengan refrakter, dapson, kortikosteroid sistemik, metotreksat (MTX), retinoid (isotretinoin atau acitretin), dan etretinate telah dicoba dan telah dilaporkan bermanfaat dalam beberapa laporan.
  • 62.  Salep topikal tacrolimus telah ditemukan untuk membantu dalam pemphigus jinak kekeluargaan, dan terapi photodynamic dengan-aminolevulinic asam 5 telah digunakan untuk kasus-kasus bandel.  Dosis rendah injeksi toksin botulinum tipe A