SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 45
KELOMPOK
6
MEIYIN AYULANDA
M. DZAKI ALBIRUNI
M. DWI EKA PUTRA
M. HAEKAL G.
 ANEUPLOIDI
Individu keturunan yang memiliki
satu kromosom lebih (Trisomi (2n+1))
atau kurang satu kromosom
(Monosomi (2n-1)) dari jumlah
kromosom milik induk parental
POLIPLOIDI
Memiliki kelipatan jumlah kromosom
induk parentalnya atau 3 kali/lebih
dari setiap kromosom haploid induk
AUTOPOLIPLOIDI
ALLOPOLIPLOIDI






PINDAH
SILANG/CROSSING
OVER
PINDAH SILANG
Pindah silang adalah pertukaran antara dua segmen homolog.
Berlangsung pada saat kromosom homolog berpasangan dalam
profase I meisosis, yaitu saat pakiten
Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap
gametogenesis pada kebanyakan mahluk hidup
Pindah silang menghasilkan kromosom
rekombinan yang merupakan hasil dari
penyeberangan fragmen fragmen kromosom
ke kromosom tetangganya
Pada waktu kromosom-kromosom
hendak memisah (yaitu pada anafase I),
kromatid-kromatid yang bersilang itu
melekat dan putus dibagian kiasma,
kemudian tiap potongan itu melekat pada
kromatid sebelahnya secara timbal nalik.
Berhubung dengan itu gen-gen yang
terletak pada bagian yang pindah itu akan
berpindah pula tempatnya ke kromatid
sebelahnya (homolognya).
PINDAH SILANG
PINDAH SILANG
Faktor yang mempengaruhi pindah
silang antara lain:
1.Temperatur yang melebihi atau
kurang dari suhu normal
memungkinkan untuk pindah silang
2.Makin tua individu makin kecil
kemungkinan untuk pindah silang
3.Makin jauh antara jarak gen gen
yang terangkai makin memperbesar
kemungkinan untuk pindah silang
4.Penyinaran terhadap sinar X dapat
memperbesar pindah silang
PINDAH SILANG
Cara menghitung Frekuensi Rekombinan atau Frekuensi
pindah silang
Jumlah keturunan rekombinan X 100%
Seluruh Keturunan
CONTOH SOAL
Dalam suatu eksperimen di peroleh keturunan sebagai berikut,
Fenotip tetua berbadan abu-abu sayap panjang : 965
berbadan hitam sayap pendek : 944
Fenotip Rekombinan berbadan hitam sayap panjang : 206
berbadan abu abu sayap pendek : 185
Berapakan Frekuensi Pindah silang nya?
FR = (206+185):(965+944)+(206+185) X 100% = 17%
Apa yang
dimaksud
dengan Pautan
Seks (Sex
linkage)?
PAUTAN SEKS (SEX LINKAGE)
Pautan seks didefinisikan sebagai ekspresi fenotipik
alel terkait untuk hadir pada kromosom seks dari
individu. Pewarisan alel ini berbeda dengan pewarisan
sifat-sifat pada kromosom autosom. Ciri-ciri kromosom
autosomal yang diwariskan ke kedua jenis kelamin
dengan probabilitas pewarisan yang sama. Ada lebih
banyak gen pada kromosom X dari pada kromosom Y.
Oleh karena itu, ada lebih banyak pautan sifat-X sifat
dari pautan sifat Y.
GEN PAUTAN SEKS
Gen yang hadir pada kromosom seks disebut sebagai gen pautan
seks. Gen pautan seks bisa hadir pada kromosom X atau
kromosom Y. Gen yang hadir pada kromosom X yang dikenal
sebagai gen pautan X dan gen yang hadir pada kromosom Y
dikenal sebagai gen pautan Y. Gen Pautan Y dapat diwariskan
hanya oleh laki-laki saat kebanyakan laki-laki memiliki genotipe
(XY). Kromosom Y tidak hadir dalam wanita. Kromosom x yang
hadir dapat diwariskan oleh keduanya laki-laki dan perempuan.
Untuk sifat yang diberikan ada dua bentuk alel, satu dominan dan
satu resesif. Karakter sifat resesif tertutup oleh sifat dominan.
Sifat-sifat resesif pada kromosom X disajikan
pada laki-laki. Laki-laki hanya berisi satu
kromosom X dan tidak ada alel untuk sifat yang
sama untuk menutupi ekspresi. Pada perempuan
jika kromosom X kedua berisi gen normal untuk
sifat yang sama, fenotip dapat ditutupi.
SIFAT PAUTAN X
Karena kromosom X lebih besar dari kromosom Y sebagian besar gen
akan terkait seks yang hadir pada kromosom X. Kromosom X juga
membawa gen yang menentukan karakteristik wanita dan juga karakter
non-seksual seperti kemampuan untuk melihat warna dan mekanisme
bekuan darah. Dalam sifat-sifat pautan X, alel yang resesif lebih sering
diekspresikan pada laki-laki daripada perempuan karena laki-laki hanya
memiliki satu alel untuk gen pada kromosom X tunggal sedangkan
perempuan memiliki dua alel, karena mereka memiliki dua kromosom
X. Karena perempuan memiliki dua alel untuk gen yang sama, alel
resesif tidak akan mempengaruhi dirinya. Dalam kasus laki-laki, tidak
ada alel dominan yang dapat menangkal dengan alel resesif pada
kromosom X tunggal dan kromosom Y-nya tidak memiliki gen yang
sesuai.
DOMINASI PAUTAN X
Dominasi pautan X biasanya disebut
sebagai pewarisan dominan pautan-X.
Dominasi pautan-X adalah modus
pewarisan genetik, di mana gen
dominan dilakukan pada kromosom X.
Cacatan Singkat
~ Pautan seks adalah gen yang terletak pada
genosom atau kromosom seks.
~ Kromosom seks adalah kromosom yang bukan
menentukan sifat, tapi menentukan jenis kelamin.
~ Dalam keadaan normal kromosom seks tidak
mengandung gen / sifat
~ gen yang terdapat pada kromosom seks disebut
pautan seks
~ pautan seks ditemukan oleh Morgan dengan
menggunakan hewan Drosophyla melanogaster (lalat
buah)
Sebagai contoh :
lalat buah betina mata merah (dominan) dikawinkan dengan
lalat buah jantan mata putih (resesif) ——> F1 semua bermata
merah. Tetapi pada F2 semua yang bermata putih adalah
jantan. Hal ini menunjukan bahwa sifat "bermata putih"
merupakan sifat yang terpaut pada kromosom Y.
GEN LETAL
 Gen letal (gen kematian): gen yang dalam keadaan
homozigotik atau homozigot menyebabkan kematian pada
individu.
 Gen letal pada suatu individu menyebabkan perbandingan
fenotip dalam keturunan menyimpang dari hukum Mendel.
 Namun ada batas penyimpangannya dari keadaan normal
dimana suatu makhluk hidup tidak mampu hidup. Kematian
dari makhluk hidup dapat terjadi pada tingkat
perkembangan apapun mulai dari segera setelah
pembuahan, selama proses embrionik, saat kelahiran atau
setelah kelahiran.
 Kematian dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti luka,
penyakit, kekurangan gizi, dan radiasi yang membahayakan
seperti sinar X dan sinar Gamma. Satu diantara demikian
banyak penyebab kematian adalah perubahan gen yang
tidak sesuai. Gen-gen ini dikenal sebagai gen-gen letal.
 Terdapat gen-gen lain yang disebut semiletal atau subletal,
menyebabkan kematian muda setelah lahir atau sewaktu-
waktu dalam masa kehidupannya. Ada juga gen lain yang
tidak menyebabkan kematian namun jelas sekali dapat
menurunkan daya hidup atau ketegaran. Gen-gen ini disebut
sebagai gen-gen nonletal atau detrimental.
 Penyebab Letal:
a. Gen-gen letal
b. Mutasi stuktur kromosom dan genom
c. Mutasi aneuploid
LETAL DOMINAN
 Pada letal dominan, individu akan mati apabila memiliki gen
homozigot dominan. Contoh gen letal terdapat pada gen yang
menyebabkan tikus berambut kuning homozigot dominan (KK)
mati sebelum lahir. Kematian sebelum lahir akan mengubah
perbandingan jumlah fenotip keturunan.
 Jika tikus berambut kuning heterozigot (Kk) dikawinkan dengan
tikus kuning heterozigot pula, maka akan menghasilkan
keturunan lebih sedikit atau 25% lebih kecil dari jumlah
keturunan berambut kuning dengan berambut tidak kuning.
Diagram persilangannya dapat digambarkan sebagai berikut
AYAM CREEPER
 Pada ayam dikenal gen dominan C yang bila homozigotik
akan bersifat letal dan menyebabkan kematian. Alelnya
resesip c mengatur pertumbuhan tulang normal. Ayam
heterozigot Cc dapat hidup, tetapi memperlihatkan cacat
yaitu memiliki kaki pendek. Ayam demikian disebut
ayam redep (Creeper).
 Meskipun ayam ini nampak biasa, tetapi ia sesungguhnya
menderita penyakit keturunan yang disebutachondroplasia.
Ayam homozigot CC tidak pernah dikenal, sebab sudah mati
waktu embryo. Banyak kelainan terdapat padanya, sepeti
kepala rusak, rangka tidak mengalami penulangan, mata
kecil dan rusak.
 Perkawinan antara dua ayam redep meghasilkan
keturunan dengan perbandingan 2 ayam redep:1
ayam normal. Ayam redep Cc itu sebenarnya
berasal dari ayam normal (homozigot cc), tetapi
salah satu gen resesip c mengalami mutasi gen
(perubahan gen) dan berubah menjadi gen dominan
C.
 P betina Cc x jantan Cc
 Redep redep
C c
C CC mati Cc redep
c Cc redep cc normal
 Pada manusia dikenal Brakhifalangi, adalah keadaan bahwa
orang yang berjari pendek dan tumbuh menjadi satu. Cacat
ini disebabkan oleh gen dominan B dan merupakan cacat
keturunan. Penderita Brakhifalangi adalah heterozigot Bb,
sedang orang berjari normal adalah homozigot bb. Gen
dominan gomozigotik (BB) akan memperlihatkan sifat letal.
Jika ada dua orang brakhifalangi kawin, maka anak-anaknya
kemungkinan memperlihatkan perbandingan 2
Brakhifalangi: 1 Normal.
 P betina Bb x jantan Bb
 Brakhifalangi Brakhifalangi
BRAKHIFALANGI
B b
B BB Letal Bb Brakhifalangi
b Bb Brakhifalangi bb normal
PIGMEN WARNA PADA TIKUS
 Pada tikus dikenal gen letal dominan Y (Yellow) yang dalam
keadaan heterozigotik menyebabkan kulit tikus berpigmen
kuning. Tikus homozigot YY tidak dikenal, sebab letal. Tikus
homozigot yy normal dan berpigmen kelabu. Perkawinan 2
tikus kuning akan menghasilkan anak dengan perbandingan 2
tikus kuning:1 tikus kelabu (normal). Dari ketiga contoh
dimuka dapat diketahui bahwa gen dominan letal baru akan
nampak pengaruhnya letal apabila homozigotik. Dalam
keadaan heterozigotik gen dominan letal itu tidak
mengakibatkan kematian, namun biasanya menimbulkan
cacat.
 P betina Yy x jantan Yy
 Kuning kuning
Y y
Y YY Letal Yy Kuning
y Yy Kuning yy Kelabu
LETAL RESESIF
 Pada letal resesif, individu akan mati jika mempunyai gen
homozigot resesif, contohnya tumbuhan albino dan ekor
pendek mencit. Tumbuhan albino tidak mempunyai klorofil.
Misalnya, klorofil dikendalikan oleh gen A, maka tumbuhan
berklorofil memiliki gen AA, sedangkan tumbuhan albino
memiliki gen aa. Tumbuhan albino muncul dari persilangan
heterozigot Aa dengan Aa. Untuk lebih memahami, mari
cermati diagram di bawah ini.
 Pada manusia terdapat gen letal, misalnya pada penderita
sicklemia (eritrosit berbentuk bulan sabit) dan talasemia
(eritrosit berbentuk lonjong, ukurannya kecil, dan jumlahnya
lebih banyak).
ZEA MAYS
 Pada jagung (Zea mays) dikenal gen dominan G yang bila
homozigotik menyebabkan tanaman dapat membentuk
klorofil (zat hijau daun) secara normal, sehingga daun
berwarna hijau benar.
 Alelnya resesip g bila homozigotik (gg) akan memperlihatkan
pengaruhnya letal, sebab klorofil tidak akan berbentuk sama
sekali pada daun lembaga, sehingga kecambah akan segera
mati. Tanaman heterozigot Gg akan mempunyai daun hijau
kekuningan, tetapi dapat hidup terus sampai menghasilkan
buah dan biji, jadi tergolong normal.
 Jika 2 tanaman yang daunnya hijau kekuningan dikawinkan
maka keturunannya akan memperlihatkan perbandingan 1
berdaun hijau normal: 2 berdaun hijau kekuningan.
 P betina Gg x jantan Gg
 normal normal
G g
G GG Normal Gg Normal
g Gg Normal gg Letal
ICHYTOSIS CONGENITA
 Pada manusia dikenal gen letal resesip I yang bila
homozigotik akan memperlihatkan pengaruhnya letal, yaitu
timbulnya penyakit Ichytosis congenita. Kulit menjadi kering
dan bertanduk. Pada permukaan tubuh terdapat bendar-
bendar berdarah. Biasanya bayi telah mati dalam
kandungan.
 P betina Ii x jantan Ii
 normal normal
I i
I II Normal Ii Normal
i Ii Normal ii Letal
 Gen letal dominan dalam keadaan heterozigotik akan
memperlihatkan sifat cacat, tetapi gen letal resesip tidak
demikian halnya. Berhubung dengan itu lebih mudah kiranya
untuk mendeteksi hadirnya gen letal dominan pada satu
individu daripada gen letal resesip.
 Gen-gen letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan jalan
mengadakan perkawinan berulang kali pada individu yang
menderita cacat akibat adanya gen letal. Tentu saja hal ini
mudah dapat dilakukan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan
tetapi tidak pada manusia.
 Karena gen letal selalu dalam keadaan homozigot maka jelas
perkawinan hanya bisa terjadi hanya pada individu hetero
dengan individu hetero yang bisa menurunkan keturunan yang
bersifat letal. Dari perkawinan hetero yang memunculkan
keturunan letal itu dipastikan yang letal 25% sisanya individu
yang hidup dengan rincian yang normal sejati 25% dan yang
hetero Carier 50%. Jadi yang hidup 1/3 normal sejati dan 2/3
hetero pembawa letal.
 Jadi letal selalu didapat dari jika induknya heterozigot, jika
keduanya tidak heterozigot tidak bakal terjadi letal.
SUMBER
 http://kliksma.com/2014/12/pengertian-pautan-seks.html
 http://www.cpuik.com/2013/05/gen-letal.html
 Buku Biologi Erlangga Kelas XII Kurikulum 2013 Kelompok
MIA
 http://pujoduryatbetta.blogspot.com/2014/03/gen-letal.html
 http://ratiiiiih.blogspot.com/2014/03/gen-letal-
dominan_9545.html

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Devia Rahayu
 
Powerpoint Mutasi Biologi SMA
Powerpoint Mutasi Biologi SMAPowerpoint Mutasi Biologi SMA
Powerpoint Mutasi Biologi SMAAlfi Nurfazri
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMRafiBio87
 
Pindah silang
Pindah silangPindah silang
Pindah silangf' yagami
 
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Vina R Ipina
 
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelaminDeterminasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelaminJeneng Omega
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013Dhea Rizky
 
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...Dhea Rizky
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 

Was ist angesagt? (20)

Power poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendelPower poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendel
 
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
 
Sintesis protein
Sintesis proteinSintesis protein
Sintesis protein
 
Bab 3 substansi genetik kelas XII IPA
Bab 3 substansi genetik kelas XII IPABab 3 substansi genetik kelas XII IPA
Bab 3 substansi genetik kelas XII IPA
 
Powerpoint Mutasi Biologi SMA
Powerpoint Mutasi Biologi SMAPowerpoint Mutasi Biologi SMA
Powerpoint Mutasi Biologi SMA
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
 
Pindah silang
Pindah silangPindah silang
Pindah silang
 
pola pola hereditas
 pola pola hereditas pola pola hereditas
pola pola hereditas
 
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
 
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelaminDeterminasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
 
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPABab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013
 
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
 
Kromosom
KromosomKromosom
Kromosom
 
MUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOMMUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOM
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Alel ganda
Alel gandaAlel ganda
Alel ganda
 
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDAALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
 

Ähnlich wie Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal

Hereditas r001.
Hereditas r001.Hereditas r001.
Hereditas r001.ArrijalMaf
 
Genetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptGenetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptssuserbda8a2
 
Mutasi gen & mutasi-kromosom
Mutasi gen & mutasi-kromosomMutasi gen & mutasi-kromosom
Mutasi gen & mutasi-kromosomyulia windarsih
 
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptx
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptxMateri Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptx
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptxFadlySepta
 
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.ppt
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.pptdokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.ppt
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.pptRahmaniUsman
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxNairaParsa
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx1023LeoniRannuMangir
 
Kb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosomKb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosompjj_kemenkes
 
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosomM 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosompjj_kemenkes
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendelahmaddzul
 

Ähnlich wie Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal (20)

Hereditas r001.
Hereditas r001.Hereditas r001.
Hereditas r001.
 
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMABab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
 
hereditas pada manusia.pptx
hereditas pada manusia.pptxhereditas pada manusia.pptx
hereditas pada manusia.pptx
 
Pewarisan rangkai sex
Pewarisan rangkai sex Pewarisan rangkai sex
Pewarisan rangkai sex
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Genetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptGenetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.ppt
 
Mutasi gen & mutasi-kromosom
Mutasi gen & mutasi-kromosomMutasi gen & mutasi-kromosom
Mutasi gen & mutasi-kromosom
 
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptx
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptxMateri Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptx
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptx
 
Dasar genetika
Dasar genetikaDasar genetika
Dasar genetika
 
Bio bab 5 hereditas
Bio bab 5 hereditasBio bab 5 hereditas
Bio bab 5 hereditas
 
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.ppt
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.pptdokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.ppt
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.ppt
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
 
Hereditas
HereditasHereditas
Hereditas
 
Kb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosomKb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosom
 
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosomM 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
 
BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1
 
Kromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptxKromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptx
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendel
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 

Mehr von Muhamad Dzaki Albiruni

Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanMuhamad Dzaki Albiruni
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiMuhamad Dzaki Albiruni
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMAMuhamad Dzaki Albiruni
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Muhamad Dzaki Albiruni
 

Mehr von Muhamad Dzaki Albiruni (20)

Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
 
Business Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - IndomieBusiness Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - Indomie
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
 
Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and Japan
 
Eco Living City
Eco Living CityEco Living City
Eco Living City
 
Population Control Impact Essay
Population Control Impact EssayPopulation Control Impact Essay
Population Control Impact Essay
 
Spending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely EssaySpending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely Essay
 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
 
Wonders of Yogyakarta
Wonders of YogyakartaWonders of Yogyakarta
Wonders of Yogyakarta
 
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan SifatHukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
 
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas XTugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas X
 
Teori Alam Semesta
Teori Alam SemestaTeori Alam Semesta
Teori Alam Semesta
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
 

Kürzlich hochgeladen

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal

  • 1. KELOMPOK 6 MEIYIN AYULANDA M. DZAKI ALBIRUNI M. DWI EKA PUTRA M. HAEKAL G.
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.  ANEUPLOIDI Individu keturunan yang memiliki satu kromosom lebih (Trisomi (2n+1)) atau kurang satu kromosom (Monosomi (2n-1)) dari jumlah kromosom milik induk parental POLIPLOIDI Memiliki kelipatan jumlah kromosom induk parentalnya atau 3 kali/lebih dari setiap kromosom haploid induk AUTOPOLIPLOIDI ALLOPOLIPLOIDI
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 20. PINDAH SILANG Pindah silang adalah pertukaran antara dua segmen homolog. Berlangsung pada saat kromosom homolog berpasangan dalam profase I meisosis, yaitu saat pakiten Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis pada kebanyakan mahluk hidup
  • 21. Pindah silang menghasilkan kromosom rekombinan yang merupakan hasil dari penyeberangan fragmen fragmen kromosom ke kromosom tetangganya Pada waktu kromosom-kromosom hendak memisah (yaitu pada anafase I), kromatid-kromatid yang bersilang itu melekat dan putus dibagian kiasma, kemudian tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal nalik. Berhubung dengan itu gen-gen yang terletak pada bagian yang pindah itu akan berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelahnya (homolognya). PINDAH SILANG
  • 22. PINDAH SILANG Faktor yang mempengaruhi pindah silang antara lain: 1.Temperatur yang melebihi atau kurang dari suhu normal memungkinkan untuk pindah silang 2.Makin tua individu makin kecil kemungkinan untuk pindah silang 3.Makin jauh antara jarak gen gen yang terangkai makin memperbesar kemungkinan untuk pindah silang 4.Penyinaran terhadap sinar X dapat memperbesar pindah silang
  • 23. PINDAH SILANG Cara menghitung Frekuensi Rekombinan atau Frekuensi pindah silang Jumlah keturunan rekombinan X 100% Seluruh Keturunan
  • 24. CONTOH SOAL Dalam suatu eksperimen di peroleh keturunan sebagai berikut, Fenotip tetua berbadan abu-abu sayap panjang : 965 berbadan hitam sayap pendek : 944 Fenotip Rekombinan berbadan hitam sayap panjang : 206 berbadan abu abu sayap pendek : 185 Berapakan Frekuensi Pindah silang nya? FR = (206+185):(965+944)+(206+185) X 100% = 17%
  • 26. PAUTAN SEKS (SEX LINKAGE) Pautan seks didefinisikan sebagai ekspresi fenotipik alel terkait untuk hadir pada kromosom seks dari individu. Pewarisan alel ini berbeda dengan pewarisan sifat-sifat pada kromosom autosom. Ciri-ciri kromosom autosomal yang diwariskan ke kedua jenis kelamin dengan probabilitas pewarisan yang sama. Ada lebih banyak gen pada kromosom X dari pada kromosom Y. Oleh karena itu, ada lebih banyak pautan sifat-X sifat dari pautan sifat Y.
  • 27. GEN PAUTAN SEKS Gen yang hadir pada kromosom seks disebut sebagai gen pautan seks. Gen pautan seks bisa hadir pada kromosom X atau kromosom Y. Gen yang hadir pada kromosom X yang dikenal sebagai gen pautan X dan gen yang hadir pada kromosom Y dikenal sebagai gen pautan Y. Gen Pautan Y dapat diwariskan hanya oleh laki-laki saat kebanyakan laki-laki memiliki genotipe (XY). Kromosom Y tidak hadir dalam wanita. Kromosom x yang hadir dapat diwariskan oleh keduanya laki-laki dan perempuan. Untuk sifat yang diberikan ada dua bentuk alel, satu dominan dan satu resesif. Karakter sifat resesif tertutup oleh sifat dominan.
  • 28. Sifat-sifat resesif pada kromosom X disajikan pada laki-laki. Laki-laki hanya berisi satu kromosom X dan tidak ada alel untuk sifat yang sama untuk menutupi ekspresi. Pada perempuan jika kromosom X kedua berisi gen normal untuk sifat yang sama, fenotip dapat ditutupi.
  • 29. SIFAT PAUTAN X Karena kromosom X lebih besar dari kromosom Y sebagian besar gen akan terkait seks yang hadir pada kromosom X. Kromosom X juga membawa gen yang menentukan karakteristik wanita dan juga karakter non-seksual seperti kemampuan untuk melihat warna dan mekanisme bekuan darah. Dalam sifat-sifat pautan X, alel yang resesif lebih sering diekspresikan pada laki-laki daripada perempuan karena laki-laki hanya memiliki satu alel untuk gen pada kromosom X tunggal sedangkan perempuan memiliki dua alel, karena mereka memiliki dua kromosom X. Karena perempuan memiliki dua alel untuk gen yang sama, alel resesif tidak akan mempengaruhi dirinya. Dalam kasus laki-laki, tidak ada alel dominan yang dapat menangkal dengan alel resesif pada kromosom X tunggal dan kromosom Y-nya tidak memiliki gen yang sesuai.
  • 30. DOMINASI PAUTAN X Dominasi pautan X biasanya disebut sebagai pewarisan dominan pautan-X. Dominasi pautan-X adalah modus pewarisan genetik, di mana gen dominan dilakukan pada kromosom X.
  • 31. Cacatan Singkat ~ Pautan seks adalah gen yang terletak pada genosom atau kromosom seks. ~ Kromosom seks adalah kromosom yang bukan menentukan sifat, tapi menentukan jenis kelamin. ~ Dalam keadaan normal kromosom seks tidak mengandung gen / sifat ~ gen yang terdapat pada kromosom seks disebut pautan seks ~ pautan seks ditemukan oleh Morgan dengan menggunakan hewan Drosophyla melanogaster (lalat buah)
  • 32. Sebagai contoh : lalat buah betina mata merah (dominan) dikawinkan dengan lalat buah jantan mata putih (resesif) ——> F1 semua bermata merah. Tetapi pada F2 semua yang bermata putih adalah jantan. Hal ini menunjukan bahwa sifat "bermata putih" merupakan sifat yang terpaut pada kromosom Y.
  • 33. GEN LETAL  Gen letal (gen kematian): gen yang dalam keadaan homozigotik atau homozigot menyebabkan kematian pada individu.  Gen letal pada suatu individu menyebabkan perbandingan fenotip dalam keturunan menyimpang dari hukum Mendel.  Namun ada batas penyimpangannya dari keadaan normal dimana suatu makhluk hidup tidak mampu hidup. Kematian dari makhluk hidup dapat terjadi pada tingkat perkembangan apapun mulai dari segera setelah pembuahan, selama proses embrionik, saat kelahiran atau setelah kelahiran.
  • 34.  Kematian dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti luka, penyakit, kekurangan gizi, dan radiasi yang membahayakan seperti sinar X dan sinar Gamma. Satu diantara demikian banyak penyebab kematian adalah perubahan gen yang tidak sesuai. Gen-gen ini dikenal sebagai gen-gen letal.  Terdapat gen-gen lain yang disebut semiletal atau subletal, menyebabkan kematian muda setelah lahir atau sewaktu- waktu dalam masa kehidupannya. Ada juga gen lain yang tidak menyebabkan kematian namun jelas sekali dapat menurunkan daya hidup atau ketegaran. Gen-gen ini disebut sebagai gen-gen nonletal atau detrimental.  Penyebab Letal: a. Gen-gen letal b. Mutasi stuktur kromosom dan genom c. Mutasi aneuploid
  • 35. LETAL DOMINAN  Pada letal dominan, individu akan mati apabila memiliki gen homozigot dominan. Contoh gen letal terdapat pada gen yang menyebabkan tikus berambut kuning homozigot dominan (KK) mati sebelum lahir. Kematian sebelum lahir akan mengubah perbandingan jumlah fenotip keturunan.  Jika tikus berambut kuning heterozigot (Kk) dikawinkan dengan tikus kuning heterozigot pula, maka akan menghasilkan keturunan lebih sedikit atau 25% lebih kecil dari jumlah keturunan berambut kuning dengan berambut tidak kuning. Diagram persilangannya dapat digambarkan sebagai berikut
  • 36. AYAM CREEPER  Pada ayam dikenal gen dominan C yang bila homozigotik akan bersifat letal dan menyebabkan kematian. Alelnya resesip c mengatur pertumbuhan tulang normal. Ayam heterozigot Cc dapat hidup, tetapi memperlihatkan cacat yaitu memiliki kaki pendek. Ayam demikian disebut ayam redep (Creeper).  Meskipun ayam ini nampak biasa, tetapi ia sesungguhnya menderita penyakit keturunan yang disebutachondroplasia. Ayam homozigot CC tidak pernah dikenal, sebab sudah mati waktu embryo. Banyak kelainan terdapat padanya, sepeti kepala rusak, rangka tidak mengalami penulangan, mata kecil dan rusak.
  • 37.  Perkawinan antara dua ayam redep meghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 ayam redep:1 ayam normal. Ayam redep Cc itu sebenarnya berasal dari ayam normal (homozigot cc), tetapi salah satu gen resesip c mengalami mutasi gen (perubahan gen) dan berubah menjadi gen dominan C.  P betina Cc x jantan Cc  Redep redep C c C CC mati Cc redep c Cc redep cc normal
  • 38.  Pada manusia dikenal Brakhifalangi, adalah keadaan bahwa orang yang berjari pendek dan tumbuh menjadi satu. Cacat ini disebabkan oleh gen dominan B dan merupakan cacat keturunan. Penderita Brakhifalangi adalah heterozigot Bb, sedang orang berjari normal adalah homozigot bb. Gen dominan gomozigotik (BB) akan memperlihatkan sifat letal. Jika ada dua orang brakhifalangi kawin, maka anak-anaknya kemungkinan memperlihatkan perbandingan 2 Brakhifalangi: 1 Normal.  P betina Bb x jantan Bb  Brakhifalangi Brakhifalangi BRAKHIFALANGI B b B BB Letal Bb Brakhifalangi b Bb Brakhifalangi bb normal
  • 39. PIGMEN WARNA PADA TIKUS  Pada tikus dikenal gen letal dominan Y (Yellow) yang dalam keadaan heterozigotik menyebabkan kulit tikus berpigmen kuning. Tikus homozigot YY tidak dikenal, sebab letal. Tikus homozigot yy normal dan berpigmen kelabu. Perkawinan 2 tikus kuning akan menghasilkan anak dengan perbandingan 2 tikus kuning:1 tikus kelabu (normal). Dari ketiga contoh dimuka dapat diketahui bahwa gen dominan letal baru akan nampak pengaruhnya letal apabila homozigotik. Dalam keadaan heterozigotik gen dominan letal itu tidak mengakibatkan kematian, namun biasanya menimbulkan cacat.  P betina Yy x jantan Yy  Kuning kuning Y y Y YY Letal Yy Kuning y Yy Kuning yy Kelabu
  • 40. LETAL RESESIF  Pada letal resesif, individu akan mati jika mempunyai gen homozigot resesif, contohnya tumbuhan albino dan ekor pendek mencit. Tumbuhan albino tidak mempunyai klorofil. Misalnya, klorofil dikendalikan oleh gen A, maka tumbuhan berklorofil memiliki gen AA, sedangkan tumbuhan albino memiliki gen aa. Tumbuhan albino muncul dari persilangan heterozigot Aa dengan Aa. Untuk lebih memahami, mari cermati diagram di bawah ini.  Pada manusia terdapat gen letal, misalnya pada penderita sicklemia (eritrosit berbentuk bulan sabit) dan talasemia (eritrosit berbentuk lonjong, ukurannya kecil, dan jumlahnya lebih banyak).
  • 41. ZEA MAYS  Pada jagung (Zea mays) dikenal gen dominan G yang bila homozigotik menyebabkan tanaman dapat membentuk klorofil (zat hijau daun) secara normal, sehingga daun berwarna hijau benar.  Alelnya resesip g bila homozigotik (gg) akan memperlihatkan pengaruhnya letal, sebab klorofil tidak akan berbentuk sama sekali pada daun lembaga, sehingga kecambah akan segera mati. Tanaman heterozigot Gg akan mempunyai daun hijau kekuningan, tetapi dapat hidup terus sampai menghasilkan buah dan biji, jadi tergolong normal.
  • 42.  Jika 2 tanaman yang daunnya hijau kekuningan dikawinkan maka keturunannya akan memperlihatkan perbandingan 1 berdaun hijau normal: 2 berdaun hijau kekuningan.  P betina Gg x jantan Gg  normal normal G g G GG Normal Gg Normal g Gg Normal gg Letal
  • 43. ICHYTOSIS CONGENITA  Pada manusia dikenal gen letal resesip I yang bila homozigotik akan memperlihatkan pengaruhnya letal, yaitu timbulnya penyakit Ichytosis congenita. Kulit menjadi kering dan bertanduk. Pada permukaan tubuh terdapat bendar- bendar berdarah. Biasanya bayi telah mati dalam kandungan.  P betina Ii x jantan Ii  normal normal I i I II Normal Ii Normal i Ii Normal ii Letal
  • 44.  Gen letal dominan dalam keadaan heterozigotik akan memperlihatkan sifat cacat, tetapi gen letal resesip tidak demikian halnya. Berhubung dengan itu lebih mudah kiranya untuk mendeteksi hadirnya gen letal dominan pada satu individu daripada gen letal resesip.  Gen-gen letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan jalan mengadakan perkawinan berulang kali pada individu yang menderita cacat akibat adanya gen letal. Tentu saja hal ini mudah dapat dilakukan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan tetapi tidak pada manusia.  Karena gen letal selalu dalam keadaan homozigot maka jelas perkawinan hanya bisa terjadi hanya pada individu hetero dengan individu hetero yang bisa menurunkan keturunan yang bersifat letal. Dari perkawinan hetero yang memunculkan keturunan letal itu dipastikan yang letal 25% sisanya individu yang hidup dengan rincian yang normal sejati 25% dan yang hetero Carier 50%. Jadi yang hidup 1/3 normal sejati dan 2/3 hetero pembawa letal.  Jadi letal selalu didapat dari jika induknya heterozigot, jika keduanya tidak heterozigot tidak bakal terjadi letal.
  • 45. SUMBER  http://kliksma.com/2014/12/pengertian-pautan-seks.html  http://www.cpuik.com/2013/05/gen-letal.html  Buku Biologi Erlangga Kelas XII Kurikulum 2013 Kelompok MIA  http://pujoduryatbetta.blogspot.com/2014/03/gen-letal.html  http://ratiiiiih.blogspot.com/2014/03/gen-letal- dominan_9545.html