Diese Präsentation wurde erfolgreich gemeldet.
Die SlideShare-Präsentation wird heruntergeladen. ×

Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal

Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Anzeige
Wird geladen in …3
×

Hier ansehen

1 von 45 Anzeige

Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal

Herunterladen, um offline zu lesen

Gagal Berpisah, Pautan Pindah Silang dan Gen Letal | Biologi SMA Kelas XII - Bab 4. Created by Dzaki dkk
Visit blog: dzakialbiruni.webs.com

Gagal Berpisah, Pautan Pindah Silang dan Gen Letal | Biologi SMA Kelas XII - Bab 4. Created by Dzaki dkk
Visit blog: dzakialbiruni.webs.com

Anzeige
Anzeige

Weitere Verwandte Inhalte

Diashows für Sie (20)

Ähnlich wie Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal (20)

Anzeige

Weitere von Muhamad Dzaki Albiruni (20)

Aktuellste (20)

Anzeige

Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal

  1. 1. KELOMPOK 6 MEIYIN AYULANDA M. DZAKI ALBIRUNI M. DWI EKA PUTRA M. HAEKAL G.
  2. 2.  ANEUPLOIDI Individu keturunan yang memiliki satu kromosom lebih (Trisomi (2n+1)) atau kurang satu kromosom (Monosomi (2n-1)) dari jumlah kromosom milik induk parental POLIPLOIDI Memiliki kelipatan jumlah kromosom induk parentalnya atau 3 kali/lebih dari setiap kromosom haploid induk AUTOPOLIPLOIDI ALLOPOLIPLOIDI
  3. 3.  
  4. 4.  
  5. 5.
  6. 6.
  7. 7. PINDAH SILANG/CROSSING OVER
  8. 8. PINDAH SILANG Pindah silang adalah pertukaran antara dua segmen homolog. Berlangsung pada saat kromosom homolog berpasangan dalam profase I meisosis, yaitu saat pakiten Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis pada kebanyakan mahluk hidup
  9. 9. Pindah silang menghasilkan kromosom rekombinan yang merupakan hasil dari penyeberangan fragmen fragmen kromosom ke kromosom tetangganya Pada waktu kromosom-kromosom hendak memisah (yaitu pada anafase I), kromatid-kromatid yang bersilang itu melekat dan putus dibagian kiasma, kemudian tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal nalik. Berhubung dengan itu gen-gen yang terletak pada bagian yang pindah itu akan berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelahnya (homolognya). PINDAH SILANG
  10. 10. PINDAH SILANG Faktor yang mempengaruhi pindah silang antara lain: 1.Temperatur yang melebihi atau kurang dari suhu normal memungkinkan untuk pindah silang 2.Makin tua individu makin kecil kemungkinan untuk pindah silang 3.Makin jauh antara jarak gen gen yang terangkai makin memperbesar kemungkinan untuk pindah silang 4.Penyinaran terhadap sinar X dapat memperbesar pindah silang
  11. 11. PINDAH SILANG Cara menghitung Frekuensi Rekombinan atau Frekuensi pindah silang Jumlah keturunan rekombinan X 100% Seluruh Keturunan
  12. 12. CONTOH SOAL Dalam suatu eksperimen di peroleh keturunan sebagai berikut, Fenotip tetua berbadan abu-abu sayap panjang : 965 berbadan hitam sayap pendek : 944 Fenotip Rekombinan berbadan hitam sayap panjang : 206 berbadan abu abu sayap pendek : 185 Berapakan Frekuensi Pindah silang nya? FR = (206+185):(965+944)+(206+185) X 100% = 17%
  13. 13. Apa yang dimaksud dengan Pautan Seks (Sex linkage)?
  14. 14. PAUTAN SEKS (SEX LINKAGE) Pautan seks didefinisikan sebagai ekspresi fenotipik alel terkait untuk hadir pada kromosom seks dari individu. Pewarisan alel ini berbeda dengan pewarisan sifat-sifat pada kromosom autosom. Ciri-ciri kromosom autosomal yang diwariskan ke kedua jenis kelamin dengan probabilitas pewarisan yang sama. Ada lebih banyak gen pada kromosom X dari pada kromosom Y. Oleh karena itu, ada lebih banyak pautan sifat-X sifat dari pautan sifat Y.
  15. 15. GEN PAUTAN SEKS Gen yang hadir pada kromosom seks disebut sebagai gen pautan seks. Gen pautan seks bisa hadir pada kromosom X atau kromosom Y. Gen yang hadir pada kromosom X yang dikenal sebagai gen pautan X dan gen yang hadir pada kromosom Y dikenal sebagai gen pautan Y. Gen Pautan Y dapat diwariskan hanya oleh laki-laki saat kebanyakan laki-laki memiliki genotipe (XY). Kromosom Y tidak hadir dalam wanita. Kromosom x yang hadir dapat diwariskan oleh keduanya laki-laki dan perempuan. Untuk sifat yang diberikan ada dua bentuk alel, satu dominan dan satu resesif. Karakter sifat resesif tertutup oleh sifat dominan.
  16. 16. Sifat-sifat resesif pada kromosom X disajikan pada laki-laki. Laki-laki hanya berisi satu kromosom X dan tidak ada alel untuk sifat yang sama untuk menutupi ekspresi. Pada perempuan jika kromosom X kedua berisi gen normal untuk sifat yang sama, fenotip dapat ditutupi.
  17. 17. SIFAT PAUTAN X Karena kromosom X lebih besar dari kromosom Y sebagian besar gen akan terkait seks yang hadir pada kromosom X. Kromosom X juga membawa gen yang menentukan karakteristik wanita dan juga karakter non-seksual seperti kemampuan untuk melihat warna dan mekanisme bekuan darah. Dalam sifat-sifat pautan X, alel yang resesif lebih sering diekspresikan pada laki-laki daripada perempuan karena laki-laki hanya memiliki satu alel untuk gen pada kromosom X tunggal sedangkan perempuan memiliki dua alel, karena mereka memiliki dua kromosom X. Karena perempuan memiliki dua alel untuk gen yang sama, alel resesif tidak akan mempengaruhi dirinya. Dalam kasus laki-laki, tidak ada alel dominan yang dapat menangkal dengan alel resesif pada kromosom X tunggal dan kromosom Y-nya tidak memiliki gen yang sesuai.
  18. 18. DOMINASI PAUTAN X Dominasi pautan X biasanya disebut sebagai pewarisan dominan pautan-X. Dominasi pautan-X adalah modus pewarisan genetik, di mana gen dominan dilakukan pada kromosom X.
  19. 19. Cacatan Singkat ~ Pautan seks adalah gen yang terletak pada genosom atau kromosom seks. ~ Kromosom seks adalah kromosom yang bukan menentukan sifat, tapi menentukan jenis kelamin. ~ Dalam keadaan normal kromosom seks tidak mengandung gen / sifat ~ gen yang terdapat pada kromosom seks disebut pautan seks ~ pautan seks ditemukan oleh Morgan dengan menggunakan hewan Drosophyla melanogaster (lalat buah)
  20. 20. Sebagai contoh : lalat buah betina mata merah (dominan) dikawinkan dengan lalat buah jantan mata putih (resesif) ——> F1 semua bermata merah. Tetapi pada F2 semua yang bermata putih adalah jantan. Hal ini menunjukan bahwa sifat "bermata putih" merupakan sifat yang terpaut pada kromosom Y.
  21. 21. GEN LETAL  Gen letal (gen kematian): gen yang dalam keadaan homozigotik atau homozigot menyebabkan kematian pada individu.  Gen letal pada suatu individu menyebabkan perbandingan fenotip dalam keturunan menyimpang dari hukum Mendel.  Namun ada batas penyimpangannya dari keadaan normal dimana suatu makhluk hidup tidak mampu hidup. Kematian dari makhluk hidup dapat terjadi pada tingkat perkembangan apapun mulai dari segera setelah pembuahan, selama proses embrionik, saat kelahiran atau setelah kelahiran.
  22. 22.  Kematian dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti luka, penyakit, kekurangan gizi, dan radiasi yang membahayakan seperti sinar X dan sinar Gamma. Satu diantara demikian banyak penyebab kematian adalah perubahan gen yang tidak sesuai. Gen-gen ini dikenal sebagai gen-gen letal.  Terdapat gen-gen lain yang disebut semiletal atau subletal, menyebabkan kematian muda setelah lahir atau sewaktu- waktu dalam masa kehidupannya. Ada juga gen lain yang tidak menyebabkan kematian namun jelas sekali dapat menurunkan daya hidup atau ketegaran. Gen-gen ini disebut sebagai gen-gen nonletal atau detrimental.  Penyebab Letal: a. Gen-gen letal b. Mutasi stuktur kromosom dan genom c. Mutasi aneuploid
  23. 23. LETAL DOMINAN  Pada letal dominan, individu akan mati apabila memiliki gen homozigot dominan. Contoh gen letal terdapat pada gen yang menyebabkan tikus berambut kuning homozigot dominan (KK) mati sebelum lahir. Kematian sebelum lahir akan mengubah perbandingan jumlah fenotip keturunan.  Jika tikus berambut kuning heterozigot (Kk) dikawinkan dengan tikus kuning heterozigot pula, maka akan menghasilkan keturunan lebih sedikit atau 25% lebih kecil dari jumlah keturunan berambut kuning dengan berambut tidak kuning. Diagram persilangannya dapat digambarkan sebagai berikut
  24. 24. AYAM CREEPER  Pada ayam dikenal gen dominan C yang bila homozigotik akan bersifat letal dan menyebabkan kematian. Alelnya resesip c mengatur pertumbuhan tulang normal. Ayam heterozigot Cc dapat hidup, tetapi memperlihatkan cacat yaitu memiliki kaki pendek. Ayam demikian disebut ayam redep (Creeper).  Meskipun ayam ini nampak biasa, tetapi ia sesungguhnya menderita penyakit keturunan yang disebutachondroplasia. Ayam homozigot CC tidak pernah dikenal, sebab sudah mati waktu embryo. Banyak kelainan terdapat padanya, sepeti kepala rusak, rangka tidak mengalami penulangan, mata kecil dan rusak.
  25. 25.  Perkawinan antara dua ayam redep meghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 ayam redep:1 ayam normal. Ayam redep Cc itu sebenarnya berasal dari ayam normal (homozigot cc), tetapi salah satu gen resesip c mengalami mutasi gen (perubahan gen) dan berubah menjadi gen dominan C.  P betina Cc x jantan Cc  Redep redep C c C CC mati Cc redep c Cc redep cc normal
  26. 26.  Pada manusia dikenal Brakhifalangi, adalah keadaan bahwa orang yang berjari pendek dan tumbuh menjadi satu. Cacat ini disebabkan oleh gen dominan B dan merupakan cacat keturunan. Penderita Brakhifalangi adalah heterozigot Bb, sedang orang berjari normal adalah homozigot bb. Gen dominan gomozigotik (BB) akan memperlihatkan sifat letal. Jika ada dua orang brakhifalangi kawin, maka anak-anaknya kemungkinan memperlihatkan perbandingan 2 Brakhifalangi: 1 Normal.  P betina Bb x jantan Bb  Brakhifalangi Brakhifalangi BRAKHIFALANGI B b B BB Letal Bb Brakhifalangi b Bb Brakhifalangi bb normal
  27. 27. PIGMEN WARNA PADA TIKUS  Pada tikus dikenal gen letal dominan Y (Yellow) yang dalam keadaan heterozigotik menyebabkan kulit tikus berpigmen kuning. Tikus homozigot YY tidak dikenal, sebab letal. Tikus homozigot yy normal dan berpigmen kelabu. Perkawinan 2 tikus kuning akan menghasilkan anak dengan perbandingan 2 tikus kuning:1 tikus kelabu (normal). Dari ketiga contoh dimuka dapat diketahui bahwa gen dominan letal baru akan nampak pengaruhnya letal apabila homozigotik. Dalam keadaan heterozigotik gen dominan letal itu tidak mengakibatkan kematian, namun biasanya menimbulkan cacat.  P betina Yy x jantan Yy  Kuning kuning Y y Y YY Letal Yy Kuning y Yy Kuning yy Kelabu
  28. 28. LETAL RESESIF  Pada letal resesif, individu akan mati jika mempunyai gen homozigot resesif, contohnya tumbuhan albino dan ekor pendek mencit. Tumbuhan albino tidak mempunyai klorofil. Misalnya, klorofil dikendalikan oleh gen A, maka tumbuhan berklorofil memiliki gen AA, sedangkan tumbuhan albino memiliki gen aa. Tumbuhan albino muncul dari persilangan heterozigot Aa dengan Aa. Untuk lebih memahami, mari cermati diagram di bawah ini.  Pada manusia terdapat gen letal, misalnya pada penderita sicklemia (eritrosit berbentuk bulan sabit) dan talasemia (eritrosit berbentuk lonjong, ukurannya kecil, dan jumlahnya lebih banyak).
  29. 29. ZEA MAYS  Pada jagung (Zea mays) dikenal gen dominan G yang bila homozigotik menyebabkan tanaman dapat membentuk klorofil (zat hijau daun) secara normal, sehingga daun berwarna hijau benar.  Alelnya resesip g bila homozigotik (gg) akan memperlihatkan pengaruhnya letal, sebab klorofil tidak akan berbentuk sama sekali pada daun lembaga, sehingga kecambah akan segera mati. Tanaman heterozigot Gg akan mempunyai daun hijau kekuningan, tetapi dapat hidup terus sampai menghasilkan buah dan biji, jadi tergolong normal.
  30. 30.  Jika 2 tanaman yang daunnya hijau kekuningan dikawinkan maka keturunannya akan memperlihatkan perbandingan 1 berdaun hijau normal: 2 berdaun hijau kekuningan.  P betina Gg x jantan Gg  normal normal G g G GG Normal Gg Normal g Gg Normal gg Letal
  31. 31. ICHYTOSIS CONGENITA  Pada manusia dikenal gen letal resesip I yang bila homozigotik akan memperlihatkan pengaruhnya letal, yaitu timbulnya penyakit Ichytosis congenita. Kulit menjadi kering dan bertanduk. Pada permukaan tubuh terdapat bendar- bendar berdarah. Biasanya bayi telah mati dalam kandungan.  P betina Ii x jantan Ii  normal normal I i I II Normal Ii Normal i Ii Normal ii Letal
  32. 32.  Gen letal dominan dalam keadaan heterozigotik akan memperlihatkan sifat cacat, tetapi gen letal resesip tidak demikian halnya. Berhubung dengan itu lebih mudah kiranya untuk mendeteksi hadirnya gen letal dominan pada satu individu daripada gen letal resesip.  Gen-gen letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan jalan mengadakan perkawinan berulang kali pada individu yang menderita cacat akibat adanya gen letal. Tentu saja hal ini mudah dapat dilakukan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan tetapi tidak pada manusia.  Karena gen letal selalu dalam keadaan homozigot maka jelas perkawinan hanya bisa terjadi hanya pada individu hetero dengan individu hetero yang bisa menurunkan keturunan yang bersifat letal. Dari perkawinan hetero yang memunculkan keturunan letal itu dipastikan yang letal 25% sisanya individu yang hidup dengan rincian yang normal sejati 25% dan yang hetero Carier 50%. Jadi yang hidup 1/3 normal sejati dan 2/3 hetero pembawa letal.  Jadi letal selalu didapat dari jika induknya heterozigot, jika keduanya tidak heterozigot tidak bakal terjadi letal.
  33. 33. SUMBER  http://kliksma.com/2014/12/pengertian-pautan-seks.html  http://www.cpuik.com/2013/05/gen-letal.html  Buku Biologi Erlangga Kelas XII Kurikulum 2013 Kelompok MIA  http://pujoduryatbetta.blogspot.com/2014/03/gen-letal.html  http://ratiiiiih.blogspot.com/2014/03/gen-letal- dominan_9545.html

×