Implementasi pendekatan Value Clarification Technique (VCT) dalam pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai positif pada siswa melalui proses pembelajaran yang membebaskan siswa untuk memilih nilai, menghargai nilai yang dipilih, dan menerapkannya dalam tindakan. Pendekatan ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan, berkomunikasi, dan bertanggung jawab atas pilihan nilai
2. LATAR BELAKANG
• Era globalisasi yang di tandai dengan kemajuan dunia ilmu
informasi dan teknologi, memberikan banyak perubahan dan
tekanan dalam segala bidang.
• Dunia pendidikan yang secara filosofis di pandang sebagai alat
atau wadah untuk mencerdaskan dan membentuk watak
manusia agar lebih baik (humanisasi), sekarang sudah mulai
bergeser atau disorientasi.
• Realita masih banyak peserta didik tingkat setara SMA/SMK
sering muncul dalam media masa dalam aksi tawuran,
pengrusakan fasilitas sekolah, penyalahgunaan obat-obatan
terlarang, seks bebas, kriminalitas, dan lain sebagainya.
3. LATAR BELAKANG
• Dalam UU Sisidiknas dikatakan bahwa Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
• Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan
pendidikan karakter di sekolah salah satunya adalah dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran yang berbasis nilai,
misalnya dengan pendekatan Value Clarification Technique
(VCT) atau dikenal dengan istilah pendekatan teknik klarifikasi
nilai
4. PENGERTIAN KARAKTER
• Karakter adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai
berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi,
adat istiadat, dan estetika.
• karakter adalah kepribadian yang dianggap sebagai ciri,
karakteristik, gaya atau sifat khas dari diri seseorang, yang
bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan, misalnya pengaruh keluarga pada masa kecil,
faktor bawaan seseorang sejak lahir dan lain sebagainya.
5. KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER
• Pendidikan karakter merupakan upaya yang terencana untuk
menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku
sebagai insan kamil.
• Zubaedi (2011) menjelaskan bahwa pendidikan karakter
diartikan sebagai the delibarate us of all dimensions of school
life to foster optimal character development (usaha kita secara
sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah untuk
membantu pengembangan karakter dengan optimal).
6. TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER
Secara rinci tujuan pendidikan karakter diantaranya
adalah sebagai berikut :
• Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai
manusia dan Warga Negara yang memiliki nilai-nilai pancasila
• Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang
terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan pancasila
• Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
• Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia
yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan
• Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatan.
10. PENDEKATAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT)/ TEKNIK
KLARIFIKASI NILAI
• Value Clarification Technique, merupakan sebuah cara
bagaimana menanamkan dan menggali/
mengungkapkan nilai-nilai tertentu dari diri peserta
didik. Karena itu, pada prosesnya VCT berfungsi untuk:
a) mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa
tentang suatu nilai; b) membina kesadaran siswa
tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik yang positif
maupun yang negatif untuk kemudian dibina kearah
peningkatan atau pembetulannya; c) menanamkan
suatu nilai kepada siswa melalui cara yang rasional dan
diterima siswa sebagai milik pribadinya
11. PROSES PELAKSANAAN VCT
Ada tiga proses klarifikasi nilai menurut pendekatan VCT.
Setiap tahapan dijelaskan sebagai berikut:
• 1. Kebebasan Memilih, Pada tingkat ini terdapat 3 tahap,
yaitu: (a) Memilih secara bebas, artinya kesempatan untuk
menentukan pilihan yang menurutnya baik. Nilai yang
dipaksakan tidak akan menjadi miliknya secara penuh; (b)
Memilih dari beberapa alternatif. Artinya, untuk
menentukan pilihan dari beberapa alternatif pilihan secara
bebas; (c) Memilih setelah dilakukan analisis pertimbangan
konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat pilihannya.
12. PROSES PELAKSANAAN VCT
• 2. Menghargai, Terdiri atas 2 tahap pembelajaran,
yaitu; (a) Adanya perasaan senang dan bangga
dengan nilai yang menjadi pilihannya, sehingga
nilai tersebut akan menjadi bagian dari dirinya;
(b) Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian
integral dalam dirinya di depan umum. Artinya,
bila kita menggagap nilai itu suatu pilihan, maka
kita akan berani dengan penuh kesadaran untuk
menunjukkannya di depan orang lain.
13. PROSES PELAKSANAAN VCT
• 3. Berbuat, Pada tahap ini, terdiri atas 2 tahap,
yaitu; (a) Kemauan dan kemampuan untuk
mencoba melaksanakannya (b) Mengulangi
perilaku sesuai dengan nilai pilihannya.
Artinya, nilai yang menjadi pilihan itu harus
tercermin dalam kehidupannya sehari-hari.
14. MANFAAT VCT
Dengan teknik klarifikasi nilai kita dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk:
• Memilih, memutuskan, mengkomunikasikan, mengungkapkan
gagasan, keyakinan, nilai-nilai dan perasaaanya
• Berempati (memahami perasaan orang lain, melihat dari sudut
pandang orang lain.
• Memecahkan masalah
• Menyatakan sikap, setuju, tidak setuju, menolak atau menerima
pendapat orang lain.
• Mengambil keputusan
• Mempunyai pendirian tertentu, menginternalisasikan dan
bertingkah laku sesuai dengan nilai yang telah dipilih dan diyakini.
Jadi inti dari VCT adalah melatih peserta didik untuk berproses
melakukan penilaian terhadap nilai-nilai kehidupan.
15. Penerapan VCT Akan Efektif Bila Pendidik:
• Bersikap menerima dan tidak mengadili
• Membiarkan adanya kebhinekaan pandangan, dialog dilakukan secara
terbuka, bebas dan individual
• Menghargai kesediaan peserta didik untuk ikut berpartisipasi atau tidak,
hindari unsur pemaksaan untuk berpendapat atau bersikap
• Menghargai jawaban/respons peserta didik, tidak memaksa peserta didik
untuk memberi respons tertentu apabila memang peserta didik tidak
menghendakinya.
• Mendorong peserta didik untuk menjawab, mengutarakan pilihan dan
mengambil sikap secara jujur.
• Mahir mendengarkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat mengklarifikasi nilai hidup.
• Mahir mengajukan/membangkitkan pertanyaan-pertanyaan yang
menyangkut kehidupan pribadi dan sosial.
•
16. KESIMPULAN
Pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik, mewujudkan, dan menebar kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Tujuannya adalah agar terjadi
perubahan kualitas siswa ditinjau dari aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.
Pendidikan karakter memiliki komponen-komponen untuk melatih ketiga
aspek tersebut yaitu olah hati, olah pikir, olah hati, olah raga, dan olah rasa
atau karsa.
model pembelajaran VCT, akan mudah mengungkap sikap, nilai
dan moral siswa terhadap suatu kasus yang disajikan oleh guru.
Tentu saja harus dibekali dengan kemampuan guru dalam
menguasai keterampilan dan teknik dasar mengajar dengan baik.
Sikap demokratis, ramah, hangat dan nuansa kekeluargaan yang
akrab diperlukan, sehingga siswa berani berpendapat dan
berbeda pendapat dengan guru maupun dengan siswa lain.